Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pelajaran ilmu kelistrikan terdapat hubungan timbal balik


antara teori dan praktek. Hubungan timbal balik ini merupakan kaitan
yang sangat erat, dimana pengetahuan yang kita dapatkan dalam teori
haruslah kita praktekkan. Karena dengan praktek akan membantu kita
untuk mengetahui dan mengerti serta mampu melaksanakan
pekerjaan dilapangan/industri dengan baik dan benar.
Umumnya kegiatan praktek ini dilakukan didalam bengkel dan
laboratorium. Untuk melaksanakan kegiatan ini dibutuhkan tenaga
yang efesien, agar menghasilkan pula hasil yang baik.
Untuk mencapai efesiensi kerja didalam bengkel perlu
mempersiapkan terlebih dahulu tenaga dan pengalaman kerja pada
waktu melaksanakan praktek.
Listrik merupakan bentuk energi yang paling efektif bagi manusia
modern. Oleh karena itu, penggunaan energi listrik secara efisien akan
selalu memberikan manfaat yang sangat tinggi. Teknologi misalnya
menawarkan penyelesaian untuk berbagai macam masalah yang
dihadapi manusia, yang sangat ditunjang oleh energi listrik.
Pemanfaatan energi listrik juga bervariasi, seperti untuk industri,
hiburan, rumah tangga, dan lain-lain. Untuk industri sendiri,
pemanfaatannya lebih banyak misalnya untuk motor-motor listrik yang
digunakan untuk menggerakkan mesin-mesin modern.

Banyak faktor yang harus disediakan dalam memilih peralatan


kontrol motor untuk menjamin fungsi pengaturan yang sesuai dengan
beban mesin yang digunakan. Faktor-faktor tersebut antara lain :

1
- Spesifikasi darat mesin dan tipe pekerjaan yang dilakukan,
- beban mesin yang akan digunakan oleh motor, dan
- sistem pengaturannya atau kontrolnya.
Sistem pengaturan akan disesuaikan dengan tujuan penggunaan
termasuk pemeliharaan dan pemakaian motor tersebut serta kapasitas
dari motor itu sendiri.Oleh karena itu, pada praktek bengkel semester
III ini, dititik beratkan pada Instalasi penerangan dan tenaga sesuai
dengan tuntutan pekerjaan yang semakin meningkat dalam hal mutu
dan kualitas, keterampilan dan proses kerja yang efisien.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


 Dapat menerapkan aturan dan standar kelistrikan dalam pekerjaan
sesuai dengan PUIL yang berlaku.
 Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan
sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan
jurusan dan bidangnya khususnya bidang kelistrikan.
 Menumbuhkan sikap profesionalisme.
 Meningkatkan kemampuan dalam memasang instalasi.

1.2.2 Tujuan Khusus


 Membaca, mengerti dan memahami sekaligus mengaplikasikan
teori yang didapatkan dalam proses perkuliahan.
 Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam menggunakan
alat dan bahan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.

2
 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam
pemilihan komponen yang tepat untuk suatu rancangan listrik.
 Mampu memperbaiki/mereparasi rangkaian bilamana terjadi
kesalahan (trouble) atau kerusakan pada suatu rangkaian atau
instalasi.
 Mampu membuat suatu perencanaan instalasi penerangan dan
tenaga listrik pada suatu industri.
 Mahasiswa mampu mengaplikasikan apa yang didapatkan pada
saat praktek dalam kehidupan bermasyarakat.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Panel Hubung Bagi


Panel hubung bagi adalah panel distribusi sekunder yang berisi
peralatan-peralatan listrik sekaligus peralatan kontrol lainnya, misalnya
MCB, fuse, relay, saklar impuls, dan lain-lain. Sesuai dengan namanya
panel ini merupakan pusat pengaturan dari sistem dikontrol.

Panel dengan berbagai ukuran dan untuk memudahkan


membuat jalur-jalur penempatan kabel sesuai dengan kontruksinya,
panel dapat diinstalasi pada berbagai tempat.

Panel mempunyai fungsi sebagai tempat pendistribusian daya


listrik ke rangkaian instalasi.
Panel dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :
a. Panel Daya
Digunakan pada motor-motor listrik atau alat-alat yang
menggunakan daya-daya besar.
b. Panel Penerangan
Digunakan pada lampu penerangan.
Sedangkan komponen-komponen yang terdapat dalam panel
adalah sebagai berikut :
- Pengaman, yaitu MCB dan Fuse,
- alat kontrol, yaitu kontraktor,
- terminal, sebagai tempat penyambungan ke beban.

4
Gambar 2.1.1 Simbol Panel Distribusi

Gambar 2 Bentuk Fisik PHB


2.2 Line Up Terminal
Terminal adalah tempat penyambungan kabel dari satu peralatan
ke peralatan-peralatan lainnya. Terminal line up dimaksudkan untuk
mempermudah pemasangan pengawatan instalasi listrik untuk kontrol
serta mempermudah mencari gangguan yang terjadi dalam suatu
rangkaian.

Terminal line up terbuat dari bahan plastic yang konstruksinya terdiri


dari dua buah tempat penyambungan.

Gambar 2.2 Terminal Blocks dan Strips

5
2.3 MCB ( Miniatur Circuit Breaker )

MCB merupakan suatu alat perangkat sistem proteksi yang


digunakan untuk memutuskan rangkaian yang mengalami gangguan
hubung singkat atau arus lebih. MCB bekerja secara otomatis untuk
memutuskan rangkaian apabila ada gangguan tersebut.

Prinsip kerja dari MCB ini adalah jika arus atau tegangan yang
melewati bimetal yaitu campuran dua logam yang berbeda koefisien
muainya terlalu besar, maka MCB pada bimetal tersebut akan menjadi
panas yang selanjutnya akan melengkung memutuskan rangkaian.
Jika temperature dimana bimetal itu belum turun, maka rangkaian
akan tetap terputus atau terbuka, walaupun MCB dinaikkan.

Untuk memasang MCB pada suatu rangkaian atau peralatan arus


lebih, yang pertama harus diperhitungkan adalah bahwa apabila ada
gangguan maka MCB harus yang lebih dahulu berfungsi.

Gambar 2.3 Simbol MCB dan Bentuk Fisik MCB

6
2.4 Fuse / Sekering

Sekering merupakan salah satu jenis pengaman terhadap arus


bocor pada rangkaian listrik. Jika terjadi korslet pada rangkaian maka
sekering akan memutuskan arus secara keseluruhan pada rangkaian,
namun sekering harus diganti kembali sebelum rangkaian diaktifkan
kembali karena sekering hanya terdiri dari sebuah kawat perak yang
ukurannya sudah ditentukan dengan kemampuannya, jadi sekali putus
harus diganti.

Gambar 2.4.1 Simbol Fuse

Gambar 2.4.2 Bentuk Fisik Fuse

2.5 Kabel

Adapun jenis-jenis kabel yang digunakan pada praktek bengkel


semester 3 ini antara lain:

7
2.5.1 Kabel NYA
Berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi
luar/kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning,
biru dan hitam. Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan
karena harganya yang relatif murah. Lapisan isolasinya hanya 1
lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe
kabel udara) dan mudah digigit tikus.

Gambar 2.5.1 Kabel NYA

2.5.2 Kabel NYAF

Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan


penghantar tembaga serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk
instalasi panel-panel yang memerlukan fleksibelitas yang tinggi.

Gambar 2.5.2 Kabel NYAF

8
2.5.3 Kabel NYM
Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna
putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM
memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya
lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA). Kabel
ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah,
namun tidak boleh ditanam.

Gambar 2.5.3 Kabel NYM

2.6 Lampu

Jenis-jenis lampu yang digunakan pada praktek bengkel


semester III ini adalah sebagai berikut:

2.6.1 Lampu Pijar

Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan


melalui penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian
memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi
filamen panas tersebut menghalangi udara untuk berhubungan
dengannya sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat
teroksidasi.

9
Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan
tersedia untuk tegangan (voltase) kerja yang bervariasi dari mulai
1,25 volt hingga 300 volt. Energi listrik yang diperlukan lampu
pijar untuk menghasilkan cahaya yang terang lebih besar
dibandingkan dengan sumber cahaya buatan lainnya seperti
lampu pendar dan dioda cahaya, maka secara bertahap pada
beberapa negara peredaran lampu pijar mulai dibatasi.

Gambar 2.6.1 Simbol dan Bentuk Fisik Lampu Pijar

2.6.2 Lampu TL

Lampu TL (Tubular lamp) yaitu jenis lampu pelepasan gas


berbentuk tabung, berisi uap raksa bertekanan rendah. Radiasi
ultraviolet yang ditimbulkan oleh ion gas raksa oleh lapisan fosfor
dalam tabung akan dipancarkan berupa cahaya tampak (gejala
fluorensensi). Elektroda yang dipasang pada ujung-ujung tabung
berupa kawat lilitan pijar dan akan menyala bila dialiri listrik.

10
Gambar 2.6.2 Simbol dan Bentuk Fisik Lampu TL

2.7 Saklar

Dalam praktek bengkel semester VI digunakan beberapa jenis


saklar antara lain :

2.7.1 Saklar Tekan / push button

Saklar tekan atau push button umumnya digunakan pada


rangkaian kontrol kontak sebagai pengunci secara elektrik. Saklar
ini beroperasi ketika ditekan saja, jika dilepas maka akan kembali
menjadi seperti semula. Jadi saklar ini memberikan daya yang
sifatnya sementara, apabila dikombinasi dengan saklar impuls
maka pada saat saklar dilepas hubungannnya dengan beban
tetap ada karena saklar tersebut terkunci oleh impuls.

Gambar 2.7.1.1 Simbol dan Pengawatan Saklar tekan

11
Gambar 2.7.1.2 Bentuk Fisik Saklar tekan

2.7.2 Saklar Tukar

Saklar tukar atau saklar dua arah adalah saklar yang dapat
mengontrol beban dari dua tempat secara terpisah. Sistem
pengaturannya adalah dua arah dimana pengoperasiannya dapat
dilakukan secara terpisah.

Gambar 2.7.2.1 Simbol dan Pengawatan Saklar tukar

Gambar 2.7.2.1 Bentuk Fisik Saklar tukar

12
2.7.3 Saklar Tunggal

Sesuai dengan namanya sakelar ini berfungsi tunggal


artinya hanya dapat menyalakan dan memadamkan sebuah
lampu. Pada sakelar tunggal hanya terdapat dua titik hubung
yang dapat menghubungkan penghantar phasa dan beban.

Gambar 2.7.3 Simbol dan Pengawatan Saklar tukar

2.8 Kotak Kontak

Kotak kontak merupakan alat untuk menghubungkan sumber


tegangan dengan alat-alat yang memakai sumber listrik. Pada praktek
bengkel semester 3 ini, ada 2 jenis kotak kontak yang digunakan yaitu
kotak kontak 1 phasa dan kotak kontak 3 phasa.

Gambar 2.8 Simbol Pengawatan dan bentuk fisik Kotak Kontak

13
2.9 Impuls

Saklar impuls adalah suatu saklar yang bekerja berdasarkan


prinsip kerja magnet, dimana posisi saklarnya akan berubah setiap
impuls. Lamanya mengoperasikan dari kontak tekan tidak
mempengaruhi sistem kerjanya. Saklar ini mempunyai dua posisi
kontak, “off” pada impuls kedua dan kontak “on” pada posisi pertama.
Dalam mengendalikan (on dan off) suatu lampu menggunakan
push button sebagai control Bantu, dipakai suatu saklar impuls yang
bekerja oleh adanya impuls (sinyal) yang diberikan dari push button.

Gambar 2.9.1 Simbol Saklar Impuls

Gambar 2.9.2 Bentuk Fisik Saklar Impuls

2.10 Kontaktor
Kontaktor adalah merupakan suatu alat elektronik yang berfungsi
sebagai penyambung dan pemutus rangkaian, pergerakan kotak

14
kontaknya terjadi karena adanya gaya elektromagnetik. Kompenen-
komponen dari sebuah kontaktor antara lain :
1. Kumparan magnet

2. Kontak Utama

3. Kotak kontak bantu NO (Normaly Open)

4. Kotak kontak bantu NC (Normaly Close)

Pada kontaktor apabila tegangan yang melewatinya terlalu besar


maka kumparan akan panas yang akan mengakibatkan berkurangnya
umur dari kontaktor tersebut. Demikian pula sebaliknya jika tegangan
yang melewatinya terlalu rendah maka tegangan pada kotak
kontaknya akan berkurang sehingga dapat menimbulkan bunga api.
Toleransi tegangan pada sebuah kontaktor adalah 58/1000 V.

Pada penggunaannya kontaktor sering kita kombinasikan dengan


saklar tekan (push botton) yang dimaksudkan sebagai saklar
pengoperasoan dari kontaktor. Pada kontaktor terdapat 2 jenis kontak
yaitu :

1. Kontak Utama, umumnya terdiri dair 3 buah kontak yang kerjanya


secara Normaly Open (NO).

2. Kotak Kontak Bantu untuk beban rangkaian kontrol, biasanya


terdiri dari banyak kontak yang kerjanya secara Normaly Open
(NO) dan Normaly Close (NC).

Menurut IEC, penandaan konektor-konektor dari kontaktor adalah


sebagai berikut

1,3,5 : hubungan untuk suply atau kontak utama

15
2,4,6 : hubungan untuk beban atau rangkaian utama

13,14 : Kotak kontak bantu yang prinsip kerjanya secara normaly


open (NO)

21,22 : Kotak kontak bantu yang prisnisp kerjanya secara normaly


close (NC)

a,b : kumparan magnet (koil)

Gambar 2.10.1 Simbol dan Pengawatan Kontaktor

Gambar 2.10.2 Bentuk Fisik Kontaktor

2.11 TOR ( Thermal Overload Relay )

Alat pengaman ini dipasang sebelum peralatan , hal ini


dimaksudkan apabila terjadi gangguan arus beban lebih, dengan cepat

16
memutuskan hubungan rangkaian. TOR bekerja secara otomatis
apabila terjadi Overload.

Pemakaian TOR adalah untuk mengamankan motor dari beban


lebih antara lain:

1. Terlalu besarnya beban mekanik dari motor,


2. arus starting yang terlalu besar atau motor berhenti secara
mendadak,
3. terjadi hubung singkat, dan
4. terbukanya salah satu fasa dari motor tiga fasa.
Arus yang besar yang timbul pada belitan motor akan
menyebabkan kerusakan dan terbakarnya belitan motor. Untuk
menghindari hal ini dapat dipasang pelindung berupa TOR. Alat ini
terdiri dari tiga buah kontak utama dan kontak bantu yang terdiri dari
NO dan NC. Prinsip kerja TOR ini berdasarkan adanya panas yang
ditimbulkan oleh arus beban lebih yang mempengaruhi logam bimetal
yang mempunyai kepekaan terhadap suhu atau panas. Jika arus
bekerja melebihi batas Arus yang ditentukan pada alat ini, maka hal ini
akan mengakibatkan panas pada bimetalnya, sehingga melengkung
dan melepaskan kontak utamanya, dengan demikian sumber listriknya
akan terputus.

Peralatan ini akan berfungsi kembali atau menghubung pada


beban pada posisi dimana kontak-kontaknya kembali ke posisi
sebelum terjadi gangguan.

17
Gambar 2.11 Simbol dan bentuk fisik Thermal Overload Relay

2.12 Timer On Delay


Timer On Delay merupakan relay. Fungsi dari peralatan ini adalah
sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang dikendalikan. Penggunaan
On Delay pada instalasi tenaga adalah untuk mengatur waktu kerja
kontaktor ( dari Y ke Δ ) pada sistem bintang – segitiga dalam delay
waktu tertentu. Jadi ketika relay diberi arus atau tegangan kerja maka On
Delay tidak akan langusng bekerja dan timer mulai menghitung. Ketika
sampai pada batas waktunya, maka on delay langsung bekerja dengan
mengubah posisi kontak – kontaknya dimana kontak NO akan tertutup
sedangkan NC akan terbuka.

Gambar 2.12 Timer On Delay dan Simbol pengawatan

18
2.13 Limit Switch
Limit switch atau yang biasa disebut dengan saklar pembatas.
Memiliki actuator pada sisi samping, apabila pada sisi tersebut tertekan
maka secara otomatis akan membuat kontak – kontak pada limit switch
tersebut akan berubah. NO akan menutup sedangkan NC akan
membuka. Limit switch sering dihubungkan dengan perangkat lain
seperti dengan motor.

Gambar 2.13 Limit Switch Beserta Simbol

2.14 Motor

Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang


mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini
digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower,
menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor listrik
digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri.
Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab
diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban
listrik total di industri.

Pada motor arus searah (DC), daya listrik disuplai secara


langsung (konduksi) ke jangkar ( bagian yang berputar), sehingga

19
motor arus searah disebut motor konduksi. Pada motor arus bolak
balik (AC), rotor ( bagian yang berputar) tidak menerima daya listrik
secara konduksi, melainkan secara induksi seperti pada sekunder
transformator dua belitan yang menerima daya listrik secara induksi
dari primer, dan motor arus bolak balik demikian disebut motor induksi.

Gambar 2.14.1 Simbol Motor

Gambar 2.14.2 Bentuk Fisik Motor

2.15 Wire Duct


Wire duct merupakan alat yang berfungsi sebagai jalur bagi kabel dalam
sebuah panel selain itu hadirnya wire duct memberi kesan rapi serta
kemudahan pada proses instalasi serta jika terjadi perbaikan. Kabel

20
yang berada pada wire duct sebaiknya diberi cadangan untuk
mengantisipasi kondisi tertentu.

Gambar 2.15 wire Duct

2.16 DOL ( Direct On Line )


Direct On Line Starter adalah metode starting motor dengan
memberikan tegangan penuh dari jala – jala secara langsung. Starter
jenis ini biasanya digunakan untuk motor – motor listrik yang berukuran
kecil. DOL Starter digunakan apabila penurunan tegangan saat motor
dihidupkan tidak menjadi masalah atau tegangan jatuh tidak melewati
batas toleransi yang diizinkan mengingat arus starting motor jenis ini
bias 4 -7 kali lebih besar dari arus nominalnya. Sebagai contoh jika
motor dalam kondisi running arusnya sekitar 4 Ampere, maka ketika
starting bias mencapai 16 sampai dengan 28 Ampere. DOL starter
umunya digunkan untuk starting motor dengan kapasitas dibawah 10
kW.
Ada beberapa jenis DOL Starter :
1. Mechanical / Manual Operated

21
Pemberian tegangan pada motor langsung melalui hubungan
operator melalui kontak mekanik. Tidak ada hubungan control
otomatis untuk starter jenis ini. Mechanical / Manual Operated DOL
melewatkan jalur utama yang masuk ke motor melalui switch.
Kerugiannya pemasang switch harus sedekat mungkin dengan
motor sehingga faktor kerugian tegangan bisa dihindari. DOL
Starter jenis ini hanya digunakan untuk motor – motor yang
berkapasitas kecil.
2. Electromagnetic Operated
Pemberian tegangan pada motor melalui sebuah kontak
elektromagnetik. Posisi saklar bisa jauh dari motor yang dikontrol.
Starter jenis ini bisa dihubungkan dengan rangkaian otomatis untuk
pengontrolan / safety motor.
3. Solid State Relay Operated
Pemberian tegangan pada motor melalui sebuah rangkaian /
komponen elektronik. SSR digunakan untuk menghindari percikan
bunga api yang biasanya terjadi pada kontak listrik secara mekanik
maupun elektromagnetik. Starter jenis ini hanya digunakan untuk
motor – motor yang berkapasitas kecil.

Pada praktek yang dilakukan DOL Starter jenis Mechanical / Manual


Operated serta Electromagnetic Operated.

Gambar 2.16 Direct On Line

22
2.17 Fitting
Fitting Lampu atau yang biasa disebut juga dengan dudukan lampu,
merupakan komponen yang sering dijumpai dalam dunia kelistrikan
terlebih lagi dalam hal penerangan. Fitting lampu merupan terminal yang
mehubungkan lampu dengan tegangan sehingga mambuat lampu
bekerja ( menyala ). Fitting memiliki ragam bentuk dan jenis , semua
bergantung dengan kebutuhan. Penggunaan fitting lampu juga telah
diatur dalam PUIL 2000.

Gambar 2.17 Fitting

2.18 Pengasutan Motor Induksi 3 Phasa


2.18.1 DOL (Direct On Line)
Pengasutan motor induksi tiga fasa yang paling sederhana
dilakukan adalah dengan pengasutan secara langsung. Cara ini dapat
dilakukan dengan menggunakan saklar manual tiga fasa dan
menggunakan magnetik kontaktor. Kelemahan pada cara ini adalah
arus pada saat start yang tinggi yaitu dapat mencapai 4-6 kali arus
nominal motor. Oleh karena itu motor induksi tiga fasa yang diijinkan
dapat di-start secara pengasutan langsung hanyalah jenis motor yang

23
berkapasitas relatif kecil yaitu dibawah 4 KW. Pada pengasutan
langsung, stator motor dihubungkan langsung pada catu daya listrik.

OL OL

Diagram Daya Diagram Kontrol

Gambar 2.18.1 Diagram Daya dan Kontrol Pengasutan DOL

24
2.18.2 Pengasutan Auto Reverse
Pengasutan ini menghasilkan dua arah putaran motor, yaitu
searah jarum jam ‘clockwise‘ atau biasa disingkat CW dan
berlawanan arah jarum jam ‘counter-clockwise‘ atau biasa disingkat
CCW. Kontrol auto reverse sering ditemukan pada aplikasi yang
membutuhkan dua arah putaran motor seperti conveyor. Cara
mengubah putaran motor auto reverse yaitu dengan menukar
hubungan salah satu phasa R, S dan T nya.

Gambar 2.18.2 Diagram Daya dan Kontrol Pengasutan Auto Reverse

25
2.18.3 Pengasutan Bintang – Segitiga ( Y - ∆ )
Pada motor induksi apabila tegangan normal diberikan ke stator
maka arus yang besar ditarik oleh belitan primernya. Saat motor
induksi saat dihidupkan secara langsung akan menarik arus 5 sampai
6 kali dari arus beban penuh dan hanya menghasilkan torsi 1,5
sampai 2,5 kali torsi beban penuh. Arus mula yang besar ini dapat
mengakibatkan jatuh tegangan pada saluran sehingga akan
mengganggu peralatan lain yang dihubungkan pada saluran yang
sama. Untuk mengurangi besarnya arus pengasutan pada motor
salah salu metode yang digunakan adalah dengan cara pengasutan
bintang segitiga.
Secara umum, pengasutan motor induksi dapat dilakukan baik
dengan cara menghubungkan rotor secara langsung ke rangkaian
pencatu atau dengan menggunakan tegangan yang telah dikurangi
ke motor selama periode pangasutan.
Sistem pengasutan bintang segitiga adalah metode pengasutan
dengan pengurangan tegangan. Sebuah motor induksi dengan
hubungan bintang - segitiga memiliki enam buah terminal sehingga
dapat diswitch, baik untuk hubungan bintang atau segitiga. Motor
dihubungkan bintang (Y) pada saat pertama kali di-start, dan ketika
motor telah mendekati kecepatan normal, hubungan diubah menjdi
hubungan segitiga (Δ).
Saat terhubung bintang, tegangan masing-masing fasa
dikurangi sebesar 1/√3 (57,7 % tegangan saluran) karena itu torsi
yang timbul menjadi 1/3 dibanding pada saat motor terhubung delta.
Arus saluran dikurangi sebesar 1/3. Pada pengasutan ini, selama
periode start lilitan motor akan berada dalam hubungan bintang dan
setelah selang waktu tertentu akan berpindah ke hubungan lilitan

26
delta. Dengan cara ini kenaikan arus start dapat dibatasi hingga 1/3
kali saja dibandingkan bila motor langsung terhubung delta.

Gambar 2.18.3 Diagram Daya dan Kontrol Pengasutan Y-∆

27
BAB III

ANALISA

3.1 Analisa Rangkaian


3.1.1 Analisa Rangkaian Instalasi Penerangan
a. Group I
Group ini terdiri dari tiga buah sekering (F2) 3 phasa sebagai
pengaman yang berfungsi melayani sebuah kotak kontak 3 fasa
untuk cooker.
b. Group II
Group ini terdiri dari sebuah MCB 1 phasa sebagai pengaman yang
berfungsi melayani penerangan pada dapur gedung wc. Dalam
group ini terdapat 2 buah saklar tukar yang dapat dioperasikan dari
2 tempat. Ketika saklar (A1) ditekan lampu menyala dan ketika
saklar (A2) ditekan maka lampu akan padam begitu juga
sebaliknya. Jadi lampu dapat di operasikan dari 2 tempat yakni
dapat dinyalakan atau dipadamkan dari saklar (A1) dan saklar (A2).
c. Group III
Group ini terdiri dari sebuah MCB 3 phasa sebagai pengaman yang
dihubungkan dengan sebuah push button (B) yang melayani
sebuah kotak kontak 1 phasa serta dua buah saklar push button
(C1 & C2) yang dioperasikan dari dua tempat yang berfungsi untuk
melayani penerangan pada bengkel melalui saklar impuls
kemudian ke kontaktor yang dipasang pada panel penerangan
yang melayani dua lampu pijar dan tiga buah lampu TL, dimana

28
lampu dapat kita operasikan (dinyalakan atau dipadamkan) dari
dua tempat yakni saklar push button (C1 dan C2).

3.1.2 Analisa Instalasi Tenaga


a. Membalik Putaran Motor 3 fasa (Interlock/ Autoreverse)
Pada bagian ini terdiri dari 3 buah push button yang terdiri
dari 1 buah saklar NC (S0), 2 buah saklar NO (S1 dan S2) yang
berfungsi mengoperasikan 2 buah kotaktor (K1 yang dikopel
dengan TOR dan K2) dan 2 buah Liming Switch (LS1 dan LS2)
yang masing-masing dipasang seri dengan anak kontak NC
kontaktor K1 dan K2 yang melayani masing-masing kontaktor.
Prinsip kerja liming switch sama dengan saklar NC (S0) yaitu untuk
menghentikan putaran motor.
Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah ketika saklar (S1)
ditekan maka kontaktor (K1) akan bekerja dan motor berputar ke
kiri, untuk menghentikan putaran motor terlebih dahulu harus kita
tekan saklar (S0) atau menekan Liming switch (LS1). Kemudian
untuk memutar motor kearah yang berlawanan (kanan), maka kita
menekan saklar (S2) dan untuk menghentikan putaran motor harus
kita tekan saklar (S0) kembali atau menekan Liming switch (LS2).
Pada rangkaian ini putaran motor tidak bisa langsung
dioperasikan dari putaran arah kiri ke kanan atau sebaliknya tetapi
terlebih dahulu motor harus berhenti sebelum membalik putaran.
Ini dimaksudkan agar dapat menghindari kerusakan motor akibat
pembalikan putaran secara langsung (mendadak).

b. Starting Motor Δ / Y
Pada bagian ini meliputi dua buah saklar push button yang
terdiri dari 1 buah saklar NC (S0) dan 1 buah saklar NO (S1) serta

29
dilengkapi dengan lampu indicator, selain itu pada rangkaian ini
juga terdiri dari 3 buah kontaktor dan salah satu kontaktor dikopel
dengan timer off delay.
Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah ketika saklar (S1)
ditekan maka kontaktor (K1) akan bekerja dan lampu indicator
akan menyala seraya motor akan berputar dengan starting bintang
“Y” 120 Volt kemudian selang beberapa waktu kontaktor (K2) akan
bekerja sesuai settingan waktu yang telah diatur pada Timer off
delay kemudian pada saat kontaktor (K2) bekerja maka kontaktor
(K3) juga akan bekerja karena mendapat supply dari (K2) pada
saat itu pula motor berputar dengan hubung Delta “Δ” 380 Volt dan
untuk menghentikan putaran motor kita tinggal menekan saklar
(S0).
Pada rangkaian ini starting motor dimulai dengan “Y”
kemudian Delta “Δ” dimana jumlah tegangan pada tiap kumparan
120 Volt pada hubungan “Y” ini dimaksudkan agar starting awal
motor tidak berat.

c. Dol Luar
Pada rangkaian ini terdiri dari sebuah saklar satu kutub 3
fasa yang berfungsi melayani sebuah motor induksi 3 fasa pada
bengkel yang terpasang diluar panel.

d. Dol Dalam
Pada rangkaian ini terdiri dari 2 buah push button yaitu S7
NC dan S8 NO disertai dengan 2 buah lampu indikator (H8 dan
H9) yang terhubung dengan kontaktor yang dikopel dengan TOR
dari panel distribusi untuk melayani cooker.

30
Prinsip kerja rangkaian ini adalah ketika saklar S8 ditekan
motor dapat dioperasikan dari cooker dan lampu indikator H8
menyala. Apabila terjadi gangguan pada rangkaian maka lampu
indikator H9 menyala dan lampu H8 padam.
3.2 Langkah Kerja
Adapun langkah-langkah yang dilakukan selama praktikum adalah
sebagai berikut:

3.2.1 Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan selama


praktek.
3.2.2 Menyiapkan jobsheet sebagai panduan selama praktek.
3.2.3 Memeriksa semua komponen pada panel distribusi, kemudian
melengkapi komponen yang tidak ada.
3.2.4 Menyambung atau mengkopel semua input MCB 3 phasa
dengan MCB yang terhubung dengan sumber utama, kemudian
output MCB dihubungkan dengan terminal penyambungan yang
tersedia dalam panel distribusi yang nantinya akan melayani
seluruh komponen pada instalasi penerangan dan instalasi
tenaga.
3.2.5 Memeriksa komponen pada panel penerangan, Kemudian
melengkapi komponen yang akan digunakan apabila tidak
lengkap.
3.2.6 Memasang kabel instalasi pada pipa yang terpasang pada
tembok untuk instalasi penerangan. Jumlah kabel yang dipasang
harus sesuai dengan kebutuhan dan cara penarikan kabel hanya
satu kali secara bersamaan dalam satu pipa.
3.2.7 Memasang komponen-komponen pada lokasi kerja seperti:
terminal atau kotak penyambungan, saklar tukar, push button,

31
kotak kontak, serta fitting beserta lampunya sesuai dengan tata
letaknya pada jobsheet instalasi penerangan yang direncanakan.
3.2.8 Setelah semua komponen terpasang dengan baik, selanjutnya
mengoperasikan bagian instalasi penerangan untuk mengecek
apakah sudah dapat dioperasikan dengan baik atau belum.
3.2.9 Setelah bagian instalasi penerangan selesai, selanjutnya
mengerjakan bagian instalasi tenaga.
3.2.10 Membuka semua komponen-komponen yang terpasang untuk
mengecek kelengkapannya.
3.2.11 Memasang komponen pada lokasi kerja yang masih kurang
seperti TOR, kontaktor dan anak kontak pada kontaktor.
3.2.12 Menyambung atau mengkopel semua kabel-kabel instalasi pada
komponen-komponen listrik sesuai dengan diagram kontrol dan
diagram daya pada job instalasi tenaga yang telah
direncanakan.
3.2.13 Memasang atau menyambung kabel pada push button, lampu
indicator dan cooker.
3.2.14 Mengecek ulang semua rangkaian instalasi tenaga yang telah
dikerjakan dengan menggunakan multitester.
3.2.15 Setelah rangkaian benar, kemudian mengoperasikan dengan
memberi tegangan dan memasang motor.
3.2.16 Setelah instalasi penerangan dan instalasi tenaga selesai
dengan benar, selanjutnya akan diberikan trouble shooting oleh
dosen pembimbing tanpa sepengetahuan praktikan yang
bersangkutan.
3.2.17 Setelah trouble shooting dilakukan, maka praktikan yang
bersangkutan diberi kesempatan kembali untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang terjadi pada rangkaian instalasi agar

32
rangkaian instalasi dapat dioperasikan kembali dengan normal
seperti semula.
3.2.18 Setelah praktikan selesai memperbaiki rangkaiannya dan yakin
akan kebenaran rangkaiannya, maka praktikan kemudian
diinstruksikan untuk melakukan pembongkaran sebelum
mengakhiri kegiatan praktek bengkel.
3.2.19 Setelah pembongkaran selesai, praktikan mengembalikan
semua peralatan yang telah digunakan kepada tekhnisi.
3.3 Alat dan Bahan yang digunakan
Beberapa peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktek
bengkel semester III yaitu:

Tabel 1 Alat
NO NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH SATUAN

1 Tang Kombinasi Prohex 1 Buah

2 Tang Potong Prohex 1 Buah

3 Tang Lancip Prohex 1 Buah

4 Tang Kupas Sellery 1 Buah

5 Obeng Terminal Masutoyo 2 Buah

6 Obeng Bunga Stanley 2 Buah

7 Obeng Plat Sellery 2 Buah

8 Gergaji 1 Buah

9 Palu 1 Buah

33
10 Tester 1 Buah

11 Bor tembok 1 Unit

12 Sepatu Safety Krisbow 1 Pasang

Tabel 2 Bahan Instalasi Penerangan

NO. NAMA BAHAN SPESIFIKASI JUMLAH SATUAN

1. Panel Penerangan Merlin Gerin 1 Set

2. Busbar 2 Buah

3. Profil C 2 Buah

4. Fuse 10 A / 500 V 3 Buah

5. MCB 3 Ø Multi9 : 415 V 1 Buah

1 Ø Zenith :
6. MCB 1 Buah
230/400 V

7. Saklar Impuls Telerupteur 1 Buah

Telemecanique 3

8. Kontaktor Ø 1 Buah

220 V/10 A

9. Sklar tunggal Broco 1 Buah

10. Saklar Tukar Broco 2 Buah

34
Saklar Tekan (push
11. Schnider 2 Buah
button)

12. Kotak Kontak 3 Ø Broco 1 Buah

1 Ø Broco
13. Kotak Kontak 2 Buah
220 V/6 A

A B C D E

13. Fitting Lampu Impor 3 Buah

14. Armatur Lampu TL 3 Buah

15. Lampu Pijar 5 watt 3 Buah

16. Lampu TL 20 watt 3 Buah

17. Ballast 20 watt 3 Buah

18. Starter Philips 3 Buah

Kabel Eterna
19. 20 Meter
2
1,5 mm

Tabel 3 Bahan Instalasi Tenaga

NO NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH SATUAN

35
1 Panel Kontrol Merlin Gerin 1 Buah

2 Terminal Line Up Impor 31 Buah

3 Wiring Channel Impor 2 Meter

3 Ø Multi9 :
4 MCB 6 Buah
415 V

A B C D E

5 Kontaktor Telemechanic 6 Buah

6 ON Relay Telemechanic 1 Buah

7 Tor Telemechanic 3 Buah

8 Profil C - 3 Buah

3.4 Analisa Trouble Shooting


Adapun trouble shooting yang diberikan para pembimbing kepada
kelompok kami yaitu :
1. Kabel netral dari sumber PLN tidak terhubung dengan panel
distribusi, itu dikarenakan karena inti kawat penghantarnya di potong
sehingga hanya isolasi dari kabel netral tersebut yang dijepit di
terminal line up utama.
2. Dengan tidak tersambungnya kabel netral ini membuat semua
rangkaian pada instalasi penerangan dan tenaga tidak dapat
berfungsi sempurna. Pada instalasi penerangan lampu menyala,

36
namun group A dan group C saling berhubungan, ini dikarenakan
karena kabel netral dalam instalasi penerangan tersebut
bertegangan.
3. Kemudian pada instalasi tenaga motor tidak dapat berfungsi karena
rangkaian instalasi tenaga tidak dapat berfungsi sebgaimana
mestinya sebab tidak adanya netral dari panel distribusi.

3.5 Gambar Jobsheet


01 Diagram lokasi instalasi penerangan
02 Diagram listrik instalasi penerangan
03 Diagram control instalasi penerangan
04 Pelaksanaan tempat kerja nomor 3
05 Diagram listrik instalasi tenaga
06 Diagram kontrol instalasi tenaga I
07 Diagram kontrol instalasi tenaga II
08 Diagram lokasi instalasi tenaga
09 Panel penerangan
10 Panel tenaga

37
BAB IV

KESIMPULAN

Setelah melakukan praktek instalasi tenaga dan penerangan,


maka praktikan dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

 Panel hubung bagi adalah panel distribusi sekunder yang berisi


peralatan-peralatan listrik sekaligus peralatan kontrol lainnya,
seperti MCB, fuse, relay, timer, saklar impuls dan lain-lain.
 Kontaktor merupakan suatu alat elektronik yang bekerja
berdasarkan gaya elektromagnetik yang berfungsi sebagai
penyambung dan pemutus rangkaian.
 Impuls adalah suatu jenis saklar yang bekerja berdasarkan magnet,
dimana posisi saklarnya akan berubah pada setting impuls.
 Cahaya lampu pijar dibangkitkan dalam suatu kawat listrik dalam hal
ini energi listrik diubah menjadi energi panas dan energi cahaya.
 Saklar tukar atau saklar dua arah adalah saklar yang dapat
mengontrol beban dari dua tempat secara terpisah.

38
 MCB merupakan suatu alat pengaman yang digunakan untuk
memutuskan rangkaian yang mengalami gangguan hubung singkat
atau arus lebih.
 Pemakaian TOR adalah untuk mengamankan motor dari beban
lebih antara lain :
 Terlalu besarnya beban mekanik dari motor
 Arus starting yang terlalu besar atau motor berhenti secara
mendadak
 Terjadi hubung singkat
 Terbukanya salah satu fasa dari motor tiga fasa
 Terminal adalah tempat penyambungan kabel dari satu komponen
ke komponen lainnya.
 Timer OFF delay digunakan memutuskan instalasi secara otomatis
berdasarkan jangka waktu tertentu.
 Sekering atau patron lebur adalah salah satu pengaman alat-alat
listrik sederhana bertujuan mengamankan terhadap hubung singkat
antara fasa dan netral.

39
LAMPIRAN

40
DAFTAR PUSTAKA

 Depdikbud,LIPI.2000, Peraturan Umum Instalasi Listrik. Edisi Revisi

Bagian Percetakan, Jakarta.

 Harten, Van P, Ir. E. Setiawan. 1986. Instalasi listrik arus kuat I dan II,
Bina cipta, Bandung

 Harten, Van P, Ir. E. 1985. Instalasi Listrik Arus Kuat 1,2,3

 Jobsheet praktikum Bengkel Listrik Semester III.

 PEDC Bandung, 1987. Rancangan listrik I, PEDC, Bandung

 Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2003. Latihan bengkel listrik


semester III, Departemen Pendidikan Nasional, Makassar

41
42

Anda mungkin juga menyukai