PENDAHULUAN
1
- Spesifikasi darat mesin dan tipe pekerjaan yang dilakukan,
- beban mesin yang akan digunakan oleh motor, dan
- sistem pengaturannya atau kontrolnya.
Sistem pengaturan akan disesuaikan dengan tujuan penggunaan
termasuk pemeliharaan dan pemakaian motor tersebut serta kapasitas
dari motor itu sendiri.Oleh karena itu, pada praktek bengkel semester
III ini, dititik beratkan pada Instalasi penerangan dan tenaga sesuai
dengan tuntutan pekerjaan yang semakin meningkat dalam hal mutu
dan kualitas, keterampilan dan proses kerja yang efisien.
1.2 Tujuan
2
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam
pemilihan komponen yang tepat untuk suatu rancangan listrik.
Mampu memperbaiki/mereparasi rangkaian bilamana terjadi
kesalahan (trouble) atau kerusakan pada suatu rangkaian atau
instalasi.
Mampu membuat suatu perencanaan instalasi penerangan dan
tenaga listrik pada suatu industri.
Mahasiswa mampu mengaplikasikan apa yang didapatkan pada
saat praktek dalam kehidupan bermasyarakat.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Gambar 2.1.1 Simbol Panel Distribusi
5
2.3 MCB ( Miniatur Circuit Breaker )
Prinsip kerja dari MCB ini adalah jika arus atau tegangan yang
melewati bimetal yaitu campuran dua logam yang berbeda koefisien
muainya terlalu besar, maka MCB pada bimetal tersebut akan menjadi
panas yang selanjutnya akan melengkung memutuskan rangkaian.
Jika temperature dimana bimetal itu belum turun, maka rangkaian
akan tetap terputus atau terbuka, walaupun MCB dinaikkan.
6
2.4 Fuse / Sekering
2.5 Kabel
7
2.5.1 Kabel NYA
Berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi
luar/kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning,
biru dan hitam. Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan
karena harganya yang relatif murah. Lapisan isolasinya hanya 1
lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe
kabel udara) dan mudah digigit tikus.
8
2.5.3 Kabel NYM
Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna
putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM
memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya
lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA). Kabel
ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah,
namun tidak boleh ditanam.
2.6 Lampu
9
Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan
tersedia untuk tegangan (voltase) kerja yang bervariasi dari mulai
1,25 volt hingga 300 volt. Energi listrik yang diperlukan lampu
pijar untuk menghasilkan cahaya yang terang lebih besar
dibandingkan dengan sumber cahaya buatan lainnya seperti
lampu pendar dan dioda cahaya, maka secara bertahap pada
beberapa negara peredaran lampu pijar mulai dibatasi.
2.6.2 Lampu TL
10
Gambar 2.6.2 Simbol dan Bentuk Fisik Lampu TL
2.7 Saklar
11
Gambar 2.7.1.2 Bentuk Fisik Saklar tekan
Saklar tukar atau saklar dua arah adalah saklar yang dapat
mengontrol beban dari dua tempat secara terpisah. Sistem
pengaturannya adalah dua arah dimana pengoperasiannya dapat
dilakukan secara terpisah.
12
2.7.3 Saklar Tunggal
13
2.9 Impuls
2.10 Kontaktor
Kontaktor adalah merupakan suatu alat elektronik yang berfungsi
sebagai penyambung dan pemutus rangkaian, pergerakan kotak
14
kontaknya terjadi karena adanya gaya elektromagnetik. Kompenen-
komponen dari sebuah kontaktor antara lain :
1. Kumparan magnet
2. Kontak Utama
15
2,4,6 : hubungan untuk beban atau rangkaian utama
16
memutuskan hubungan rangkaian. TOR bekerja secara otomatis
apabila terjadi Overload.
17
Gambar 2.11 Simbol dan bentuk fisik Thermal Overload Relay
18
2.13 Limit Switch
Limit switch atau yang biasa disebut dengan saklar pembatas.
Memiliki actuator pada sisi samping, apabila pada sisi tersebut tertekan
maka secara otomatis akan membuat kontak – kontak pada limit switch
tersebut akan berubah. NO akan menutup sedangkan NC akan
membuka. Limit switch sering dihubungkan dengan perangkat lain
seperti dengan motor.
2.14 Motor
19
motor arus searah disebut motor konduksi. Pada motor arus bolak
balik (AC), rotor ( bagian yang berputar) tidak menerima daya listrik
secara konduksi, melainkan secara induksi seperti pada sekunder
transformator dua belitan yang menerima daya listrik secara induksi
dari primer, dan motor arus bolak balik demikian disebut motor induksi.
20
yang berada pada wire duct sebaiknya diberi cadangan untuk
mengantisipasi kondisi tertentu.
21
Pemberian tegangan pada motor langsung melalui hubungan
operator melalui kontak mekanik. Tidak ada hubungan control
otomatis untuk starter jenis ini. Mechanical / Manual Operated DOL
melewatkan jalur utama yang masuk ke motor melalui switch.
Kerugiannya pemasang switch harus sedekat mungkin dengan
motor sehingga faktor kerugian tegangan bisa dihindari. DOL
Starter jenis ini hanya digunakan untuk motor – motor yang
berkapasitas kecil.
2. Electromagnetic Operated
Pemberian tegangan pada motor melalui sebuah kontak
elektromagnetik. Posisi saklar bisa jauh dari motor yang dikontrol.
Starter jenis ini bisa dihubungkan dengan rangkaian otomatis untuk
pengontrolan / safety motor.
3. Solid State Relay Operated
Pemberian tegangan pada motor melalui sebuah rangkaian /
komponen elektronik. SSR digunakan untuk menghindari percikan
bunga api yang biasanya terjadi pada kontak listrik secara mekanik
maupun elektromagnetik. Starter jenis ini hanya digunakan untuk
motor – motor yang berkapasitas kecil.
22
2.17 Fitting
Fitting Lampu atau yang biasa disebut juga dengan dudukan lampu,
merupakan komponen yang sering dijumpai dalam dunia kelistrikan
terlebih lagi dalam hal penerangan. Fitting lampu merupan terminal yang
mehubungkan lampu dengan tegangan sehingga mambuat lampu
bekerja ( menyala ). Fitting memiliki ragam bentuk dan jenis , semua
bergantung dengan kebutuhan. Penggunaan fitting lampu juga telah
diatur dalam PUIL 2000.
23
berkapasitas relatif kecil yaitu dibawah 4 KW. Pada pengasutan
langsung, stator motor dihubungkan langsung pada catu daya listrik.
OL OL
24
2.18.2 Pengasutan Auto Reverse
Pengasutan ini menghasilkan dua arah putaran motor, yaitu
searah jarum jam ‘clockwise‘ atau biasa disingkat CW dan
berlawanan arah jarum jam ‘counter-clockwise‘ atau biasa disingkat
CCW. Kontrol auto reverse sering ditemukan pada aplikasi yang
membutuhkan dua arah putaran motor seperti conveyor. Cara
mengubah putaran motor auto reverse yaitu dengan menukar
hubungan salah satu phasa R, S dan T nya.
25
2.18.3 Pengasutan Bintang – Segitiga ( Y - ∆ )
Pada motor induksi apabila tegangan normal diberikan ke stator
maka arus yang besar ditarik oleh belitan primernya. Saat motor
induksi saat dihidupkan secara langsung akan menarik arus 5 sampai
6 kali dari arus beban penuh dan hanya menghasilkan torsi 1,5
sampai 2,5 kali torsi beban penuh. Arus mula yang besar ini dapat
mengakibatkan jatuh tegangan pada saluran sehingga akan
mengganggu peralatan lain yang dihubungkan pada saluran yang
sama. Untuk mengurangi besarnya arus pengasutan pada motor
salah salu metode yang digunakan adalah dengan cara pengasutan
bintang segitiga.
Secara umum, pengasutan motor induksi dapat dilakukan baik
dengan cara menghubungkan rotor secara langsung ke rangkaian
pencatu atau dengan menggunakan tegangan yang telah dikurangi
ke motor selama periode pangasutan.
Sistem pengasutan bintang segitiga adalah metode pengasutan
dengan pengurangan tegangan. Sebuah motor induksi dengan
hubungan bintang - segitiga memiliki enam buah terminal sehingga
dapat diswitch, baik untuk hubungan bintang atau segitiga. Motor
dihubungkan bintang (Y) pada saat pertama kali di-start, dan ketika
motor telah mendekati kecepatan normal, hubungan diubah menjdi
hubungan segitiga (Δ).
Saat terhubung bintang, tegangan masing-masing fasa
dikurangi sebesar 1/√3 (57,7 % tegangan saluran) karena itu torsi
yang timbul menjadi 1/3 dibanding pada saat motor terhubung delta.
Arus saluran dikurangi sebesar 1/3. Pada pengasutan ini, selama
periode start lilitan motor akan berada dalam hubungan bintang dan
setelah selang waktu tertentu akan berpindah ke hubungan lilitan
26
delta. Dengan cara ini kenaikan arus start dapat dibatasi hingga 1/3
kali saja dibandingkan bila motor langsung terhubung delta.
27
BAB III
ANALISA
28
lampu dapat kita operasikan (dinyalakan atau dipadamkan) dari
dua tempat yakni saklar push button (C1 dan C2).
b. Starting Motor Δ / Y
Pada bagian ini meliputi dua buah saklar push button yang
terdiri dari 1 buah saklar NC (S0) dan 1 buah saklar NO (S1) serta
29
dilengkapi dengan lampu indicator, selain itu pada rangkaian ini
juga terdiri dari 3 buah kontaktor dan salah satu kontaktor dikopel
dengan timer off delay.
Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah ketika saklar (S1)
ditekan maka kontaktor (K1) akan bekerja dan lampu indicator
akan menyala seraya motor akan berputar dengan starting bintang
“Y” 120 Volt kemudian selang beberapa waktu kontaktor (K2) akan
bekerja sesuai settingan waktu yang telah diatur pada Timer off
delay kemudian pada saat kontaktor (K2) bekerja maka kontaktor
(K3) juga akan bekerja karena mendapat supply dari (K2) pada
saat itu pula motor berputar dengan hubung Delta “Δ” 380 Volt dan
untuk menghentikan putaran motor kita tinggal menekan saklar
(S0).
Pada rangkaian ini starting motor dimulai dengan “Y”
kemudian Delta “Δ” dimana jumlah tegangan pada tiap kumparan
120 Volt pada hubungan “Y” ini dimaksudkan agar starting awal
motor tidak berat.
c. Dol Luar
Pada rangkaian ini terdiri dari sebuah saklar satu kutub 3
fasa yang berfungsi melayani sebuah motor induksi 3 fasa pada
bengkel yang terpasang diluar panel.
d. Dol Dalam
Pada rangkaian ini terdiri dari 2 buah push button yaitu S7
NC dan S8 NO disertai dengan 2 buah lampu indikator (H8 dan
H9) yang terhubung dengan kontaktor yang dikopel dengan TOR
dari panel distribusi untuk melayani cooker.
30
Prinsip kerja rangkaian ini adalah ketika saklar S8 ditekan
motor dapat dioperasikan dari cooker dan lampu indikator H8
menyala. Apabila terjadi gangguan pada rangkaian maka lampu
indikator H9 menyala dan lampu H8 padam.
3.2 Langkah Kerja
Adapun langkah-langkah yang dilakukan selama praktikum adalah
sebagai berikut:
31
kotak kontak, serta fitting beserta lampunya sesuai dengan tata
letaknya pada jobsheet instalasi penerangan yang direncanakan.
3.2.8 Setelah semua komponen terpasang dengan baik, selanjutnya
mengoperasikan bagian instalasi penerangan untuk mengecek
apakah sudah dapat dioperasikan dengan baik atau belum.
3.2.9 Setelah bagian instalasi penerangan selesai, selanjutnya
mengerjakan bagian instalasi tenaga.
3.2.10 Membuka semua komponen-komponen yang terpasang untuk
mengecek kelengkapannya.
3.2.11 Memasang komponen pada lokasi kerja yang masih kurang
seperti TOR, kontaktor dan anak kontak pada kontaktor.
3.2.12 Menyambung atau mengkopel semua kabel-kabel instalasi pada
komponen-komponen listrik sesuai dengan diagram kontrol dan
diagram daya pada job instalasi tenaga yang telah
direncanakan.
3.2.13 Memasang atau menyambung kabel pada push button, lampu
indicator dan cooker.
3.2.14 Mengecek ulang semua rangkaian instalasi tenaga yang telah
dikerjakan dengan menggunakan multitester.
3.2.15 Setelah rangkaian benar, kemudian mengoperasikan dengan
memberi tegangan dan memasang motor.
3.2.16 Setelah instalasi penerangan dan instalasi tenaga selesai
dengan benar, selanjutnya akan diberikan trouble shooting oleh
dosen pembimbing tanpa sepengetahuan praktikan yang
bersangkutan.
3.2.17 Setelah trouble shooting dilakukan, maka praktikan yang
bersangkutan diberi kesempatan kembali untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang terjadi pada rangkaian instalasi agar
32
rangkaian instalasi dapat dioperasikan kembali dengan normal
seperti semula.
3.2.18 Setelah praktikan selesai memperbaiki rangkaiannya dan yakin
akan kebenaran rangkaiannya, maka praktikan kemudian
diinstruksikan untuk melakukan pembongkaran sebelum
mengakhiri kegiatan praktek bengkel.
3.2.19 Setelah pembongkaran selesai, praktikan mengembalikan
semua peralatan yang telah digunakan kepada tekhnisi.
3.3 Alat dan Bahan yang digunakan
Beberapa peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktek
bengkel semester III yaitu:
Tabel 1 Alat
NO NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH SATUAN
8 Gergaji 1 Buah
9 Palu 1 Buah
33
10 Tester 1 Buah
2. Busbar 2 Buah
3. Profil C 2 Buah
1 Ø Zenith :
6. MCB 1 Buah
230/400 V
Telemecanique 3
8. Kontaktor Ø 1 Buah
220 V/10 A
34
Saklar Tekan (push
11. Schnider 2 Buah
button)
1 Ø Broco
13. Kotak Kontak 2 Buah
220 V/6 A
A B C D E
Kabel Eterna
19. 20 Meter
2
1,5 mm
35
1 Panel Kontrol Merlin Gerin 1 Buah
3 Ø Multi9 :
4 MCB 6 Buah
415 V
A B C D E
8 Profil C - 3 Buah
36
namun group A dan group C saling berhubungan, ini dikarenakan
karena kabel netral dalam instalasi penerangan tersebut
bertegangan.
3. Kemudian pada instalasi tenaga motor tidak dapat berfungsi karena
rangkaian instalasi tenaga tidak dapat berfungsi sebgaimana
mestinya sebab tidak adanya netral dari panel distribusi.
37
BAB IV
KESIMPULAN
38
MCB merupakan suatu alat pengaman yang digunakan untuk
memutuskan rangkaian yang mengalami gangguan hubung singkat
atau arus lebih.
Pemakaian TOR adalah untuk mengamankan motor dari beban
lebih antara lain :
Terlalu besarnya beban mekanik dari motor
Arus starting yang terlalu besar atau motor berhenti secara
mendadak
Terjadi hubung singkat
Terbukanya salah satu fasa dari motor tiga fasa
Terminal adalah tempat penyambungan kabel dari satu komponen
ke komponen lainnya.
Timer OFF delay digunakan memutuskan instalasi secara otomatis
berdasarkan jangka waktu tertentu.
Sekering atau patron lebur adalah salah satu pengaman alat-alat
listrik sederhana bertujuan mengamankan terhadap hubung singkat
antara fasa dan netral.
39
LAMPIRAN
40
DAFTAR PUSTAKA
Harten, Van P, Ir. E. Setiawan. 1986. Instalasi listrik arus kuat I dan II,
Bina cipta, Bandung
41
42