1. DATA UMUM
Instalasi listrik adalah suatu bagian penting yang terdapat dalam sebuah
bangunan gedung , yang berfungsi sebagai penunjang kenyamanan penghuninya .
Di Indonesia dalam dunia teknik listrik aturan yang ada antar lain
PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik). Dalam suatu perancangan, produk yang
dihasilkan adalah gambar dan analisa .Ada beberapa jenis gambar yang harus dikerjakan
dalam tahap perancangan suatu proyek pemasangan instalasi listrik penerangan dan
tenaga yang baku menurut PUIL 2011.
Rancangan dalam merancang atau menggambar instalasi listrik penerangan dan
tenaga, juga dilengkapi dengan analisa data perhitungan teknis mengenai susut tegangan,
beban terpasang dan kebutuhan beban maksimum, arus hubung singkat dan daya hubung
singkat.
Disamping itu masih juga dilengkapi juga dengan daftar kebutuhan bahan instalasi, dan
uraian teknis sebagai pelengkap yang meliputi penjelasan tentang cara pemasangan
peralatan/bahan, cara pengujian serta rencana waktu pelaksanaan, rencana anggaran
biaya dan lama waktu pengerjaan .Bangunan gedung baik untuk rumah tinggal, kantor,
sekolahan yang dilengkapi sarana pendukung listrik dalam membangun agar dapat
berfungsi dan dihuni dengan baik, nyaman serta memenuhi keselamatan memerlukan
perencanaan gambar instalasi listrik yang cermat dengan mengacu pada aturan-aturan
yang ditetapkan .
2. KRITERIA PERANCANGAN
Menyiapkan suatu perancangan sistem instalasi listrik yang memenuhi standar /
kode dan kriteria perancangan antara lain :
Suplai daya listrik dan penyediaan sarana instalasi untuk melayani beban-
beban listrik keseluruhan sehingga memenuhi kebutuhan begitu pula
untuk operasionalnya.
Penyediaan sarana sumber daya listrik utama PLN dan sumber daya listrik
cadangan / darurat dengan pengadaan sistem Diesel Generator Set.
Sistem penerangan dibuat sesuai kebutuhan dan standar secara optimal
dengan mempertimbangkan faktor-faktor bangunan, organisasi penggunaan
dengan faktor alamiah
Penyediaan sarana instalasi listrik yang memenuhi kualitas performance
listrik dan pengamanan / proteksi baik untuk peralatan dan operasinya,
bangunan dan maupun pengamanan terhadap manusia.
LAPORAN PERENCANA MEP GRDUNG SERBAGUNA SEMPER JAKARTA UTARA , 2019
4. DASAR PERENCANAAN
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2011 & Amandemen
Standar dan peraturan-peraturan/ ketentuan-ketentuan yang berlaku pada
PLN/ SPLN.
Peraturan Daerah No.8, Tahun 2008
Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 7 tahun 2010
Petunjuk Pengajuan Rencana Instalasi dan Perlengkapan dalam Bangunan
Tim Penasihat Instalasi dan Perlengkapan dalam Bangunan (TPIB) DKI Jakarta.
Standar Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi Energi Pada
BangunanGedung
Oleh Departemen Pekerjaan Umum SK SNIT – 14 – 1993 – 03
Petunjuk dan pengarahan yang merupakan kebutuhan dan kerangka acuan
dari
Pemberi Tugas, Term Of Reference (T.O.R.)
Standard International Electrotechnical Commission (IEC).
Tata Cara Perencanaan Proteksi Bangunan terhadap Sambaran Petir BSN. No. 8
–
2011.
Blitzschutz Und Allgemaine Blitzschuts Bestimmungen.
Standar-standar negara lain seperti : BS, ASTM, ISO dan sebagainya sejauh
tidak bertentangan dengan aturan dan standard diatas.
5. BEMBAHASAN
: Minimum - 10 %
Pengaturan Tegangan : Maksimun + 5 % Sistem
: Fasa tiga, tiga kawat.
b. Sistem Distribusi Tegangan Rendah :
Tegangan Nominal : 220 / 380 V Variasi
Tegangan : Maksimum + 5 %
: Minimum - 4 %
Pengaturan Tegangan : Maksimun + 5 % Sistem
: Fasa tiga, empat kawat.
A. Kabel NYA
Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi
luar/kabel udara. kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam.
Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya yan relatif
murah. Lapisan isolasinya hanya satu lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air
(kabel NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus.
Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel baiknya dipasang di dalam
pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi
sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak langsung
tersentuh oleh manusia.
B. Kabel NYM
Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis sehingga tingkat
keamanannya lebih baik dari kabel NYA. Terdapat bahan lapisan isolasi PVC.
Warnanya putih atau abu-abu. Berinti 2, 3, dan 4.
Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya berwarna putih atau
abu-abu) ada yang berinti dua, tiga atau empat. Kabel NYM memiliki lapisan
isolasi dua lapis sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari pada kabel NYA
namun harganya lebih mahal dari pada kabel NYA. Kabel ini bisa di pergunakan
di lingkungan yang kering ataupun basah namun tidak boleh di tanam.
C. Kabel NYAF
Kabel NYAF merupakan jenis kabel feksibel dengan penghantar tembaga
serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan
fleksibelitas tinggi.
LAPORAN PERENCANA MEP GRDUNG SERBAGUNA SEMPER JAKARTA UTARA , 2019
D. Kabel NYY
Harga lebih mahal dari NYM dan memiliki isolasi yang terbuat dari
bahan yang tidak disukai tikus. Kabel NYY memiliki isolasi PVC yang biasanya
berwarna hitam, ada yang berinti dua, tiga atau empat. Kabel NYY dipergunakan
untuk instalasi tertanam (kabel tanah) dan memiliki lapisan isolasi yang lebih
kuat dari kabel NYM dan harganya pun lebih mahal daripada kabel NYM. Kebal
NYY memiliki isolasi yang bahannya tidak disukai tikus.
E. Kabel NYFGbY
Kabel NYFGbY digunakan untuk instalasi bawah tanah, di dalam ruangan
di dalam saluran - saluran dan pada tempat - tempat terbuka dimana ganguan
mekanis sangat dibutuhkan, atau untuk tekanan rentangan yang tinggi selama
dipasang dan dioperasikan.
F. Kabel ACSR
Kabel ACSR ( Aluminium Conduct Steel Reinforced ). Kabel ACSR
merupakan kawat penghantar yang terdiri dari almunium berinti kawat baja.
Kabel ini digunakan untuk saluran - saluran transmisi tegangan tinggi, diamana
antara jarak menara atau tiang berjauhan mencapai ratusan meter maka
dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi, untuk itu digunakan kawat kabel ACSR.
G. Kabel AAAC
Kabel AAAC ( All Aluminium Alloy Conductor ). Kabel ini terbuat dari
aluminium-magnesium-silicon campur logam, keterhantaran elektris tinggi yang
berisi magnesium silicide untuk memberi sifat yang lebih baik. kabel ini biasanya
dibuat daro paduan aluminium 6201. AAAC mempunyai suatu sifat anti karat
dan kekuatan yang lebih baik, sehingga daya hantarnya lebih baik.
I
KHA = ------------------
Fk
dimana :
KHA = Kemampuan Hantar Arus yang dipilih (Amper)
I = Arus yang dialirkan oleh kabel yang bersangkutan
Fk = Faktor koreksi
Faktor koreksi ditentukan berdasarkan pada PUIL th 2011, yakni :
Tabel 7.3 – 15a Koreksi terhadap temperatur lingkungan.
Tabel 7.3 – 19 Koreksi terhadap pemasangan berhimpit.
Dengan memperhitungkan faktor-faktor diatas, KHA kabel dapat ditentukan
dan hasil perhitungan KHA diatas, maka equivalensi ukuran kabel dapat di
tentukan juga.
6. PERHITUNGAN
P
I = -------------------------
√3 xV x cosφ
dimana :
I = Arus beban (A)
VP = Tegangan phasa (line to line) (volt)
V = Tegangan jala-jala (line to line) (volt) P
= Daya beban (watt)
C x VnT
Ik” = ----------------------------
√3 x Zk
k k2 k2 Z = R + X
dimana :
Δ V = Susut tegangan (Volt)
I = Arus beban listrik (Amper) R
= Tahanan penghantar (Ohm) X =
Reaktansi penghantar (Ohm) L =
Panjang kabel (meter)
Cos φ = Ketetapan dari PLN (0,85) Sin
φ = Ketetapan dari PLN (0,52) VT =
Tegangan terima (Volt)
V = Tegangan jala-jala (Volt)
Δ V = ------------------- X 100
V
Bila ternyata pada suatu titik (terutama titik terjauh) susut tegangan terlalu
besar, sehingga tegangan pada beban tidak memenuhi persyaratan, maka
ukuran kabel dipilih kembali sehingga susut tegangan berada pada batas yang
diijinkan.
Rumus :
Qc= P ( tanφ1 φ2)
dimana :
P = Daya aktif (kW)
φ1 = Besar sudut dari power factor keadaan awal
φ2 = Besar sudut dari power factor yang diinginkan
Qc = Besarnya kapasitor
8. SPESIFIKASI TEKNIS
Dengan berdasarkan pada tegangan rated, pembebanan pada keadan normal, arus
hubung singkat dan akibatnya, serta mengacu kepada nilai-nilai pengenal
(rated value) dari standard rating yang umum, maka dibawah ini disebutkan
spesifikasi teknis umum yang minimal untuk beberapa komponen instalasi listrik
sebagai berikut:
PENANGKAL PETIR
1. Data umum
Finial sambaran petir yang terbuat dari logam (biasanya terbuat dari
logam tembaga) merupakan titik sambar petir yang kemudian mengalirkan arus
petir ke tanah dan mencegah terjadinya sambaran petir di tempat lain di daerah
yang dilindunginya. Finial akan menerima pembebanan panas yang tinggi
sehingga dalam pemilihan jenis logam, ketebalan dan bentuknya ditentukan oleh
pertimbangan besarnya muatan arus petir (Q).
Yang dapat digunakan sebagai finial penangkal petir adalah logam yang
khusus dipasang di bagian teratas bangunan atau menara, dengan bentuk berupa
batang tegak atau penghantar mendatar. Daerah lindung atau sudut lindung suatu
finial penangkal petir ditentukan oleh “jarak sambar” suatu sambaran petir yang
LAPORAN PERENCANA MEP GRDUNG SERBAGUNA SEMPER JAKARTA UTARA , 2019
panjangnya ditentukan oleh tingginya arus petir. Teori yang mendasari penentuan
daerah lindung tersebut adalah teori “Elektro-geometri”
Teori Elektro-geometri adalah teori yang mengkaitkan hubungan antara
sifat listrik sambaran petir dengan geometri sistem penangkal petir. Teori ini
semula dikembangkan untuk pembuatan elektro-geometri pada saluran transmisi
tagangan tinggi. Berdasarkan teori elektro-geometri pada saluran transmisi ini
dikembangkan suatu model elektrogeometri pada sistem penangkal petir
bangunan, dimana finialnya berupa batang tegak (finial Franklin) dan suatu
penghantar mendatar sangkar faraday.
Susunan finial penangkal petir dapat berupa finial batang tegak; susunan
finial mendatar dan finial-finial lain dengan memanfaatkan benda logam yang
terpasang di atas bangunan seperti atap logam, menara logam dan lain-lain.
Tingkat perlindungan yang diinginkan menentukan susunan dan jumlah finial,
dimensi dan jenis bahan finial serta konstruksinya dan semua ini secara besaran
arus petir ditentukan oleh tingginya arus puncak petir (I) dan muatan arus petir
(Q).
Arus sambaran petir yang mengenai finial atau tangki harus secara cepat
dialirkan ke tanah dengan pengadaan sistem penyaluran arus petir melalui jalan
terpendek dengan tanpa menimbulkan percikan busur listrik. Dimensi atau luas
penampang, jumlah dan route penghantar ditentukan oleh kuadrat arus impuls
sesuai dengan tingkat perlindungan yang ditentukan serta tingginya arus puncak
petir. Demikian pula pengaliran arus petir harus dihindarkan terjadinya beda
potensial yang tinggi yang dapat menimbulkan loncatan listrik sebagai gambaran
dari bahaya yang dapat timbul dalam hal ini sebagai berikut :
Jika terjadi sambaran pada ujung paling atas dari antena, sedangkan
antena tersebut terisolasi dari rangka tower/menara, maka akan terjadi
pembangkitan tegangan yang sangat berbahaya terhadap peralatan tersebut.
Misalkan panjang antena sekitar 5 m, sambaran arus petir misalkan sebesar 40 kA
(8/50 ms), dan besar induktansi antena sekitar 1 mH/meter, dapat dihitung
besarnya tegangan yang dibangkitkan oleh sambaran petir di atas tangki (UWS),
dari :
L = 5 mH
dI/dt = 40 kA / 8ms = 5 kA / ms
diperoleh :
UWS = L dI/dt = 25 kV.
LAPORAN PERENCANA MEP GRDUNG SERBAGUNA SEMPER JAKARTA UTARA , 2019
Humus basah 30
Berbatu-batu 3000
yang terendah, karena dengan demikian potensial yang terjadi tidak tinggi dan
beda potensialnya juga rendah.
Penyamaan potensial listrik adalah suatu usaha yang sangat penting untuk
mengurangi bahaya kebakaran atau ledakan dalam lokasi yang diproteksi.
Penyamaan potensial listrik ini dapat dilakukan antara lain dengan konduktor
bonding pada struktur yang terbuat dari logam, instalasi dari bahan logam,
bagian-bagian konduktif yang lain dan instalasi elektrik dan telekomunikasi
dalam lokasi yang diproteksi. Suatu sistem penangkal petir adalah integrasi dari
penangkal eksternal dengan penangkal petir internal. Suatu sistem penangkal
petir internal terdiri dari sistem pentanahan internal (internal grounding) yang
menggabungkan PEB (Potential Equalizing Bar) yang merupakan referensi
pentanahan dan sistem arrester tegangan dan arrester arus.
Suatu Suatu saluran baik saluran daya listrik, telekomunikasi, dan lain-
lain yang melalui perubahan zoning proteksi petir harus dilengkapi dengan
peralatan arrester proteksi tegangan lebih.
a) Pada panel utama distribusi listrik : arrester arus dengan kombinasi arrester
tegangan yang dihubungkan dengan suatu induktansi dipasang untuk bahaya petir
tingkat 10/350 ms atau cukup dengan arrester tegangan untuk bahaya petir tingkat
8/20 ms. Untuk peletakkan arrester di depan genset atau panel induk utama perlu
dilengkapi dengan NH-Fuse. Pulse Counter dapat dipasang antara arrester dengan
pentanahan untuk menentukan ada tidaknya sambaran petir yang mengenai
instalasi;
c) Pada jaringan informasi dipakai arrester arus petir fine arrester dengan
konektor yang sesuai;
d) Pada HTP yang terhubung ke sistem kabel broad band dipakai arrester yang
sesuai;
e) Pada kabel antene coaxial dipasang arreter coaxial tipe N, U, atau BNC.
Pada Facsimile : untuk catu daya dipasang arrester stop kontak FAX-
Protector.
1. Latar Belakang
Sistem pengkondisian udara pada suatu ruangan merupakan salah satu fasilitas yang
sering digunakan untuk mendukung fungsi ruangan itu sendiri, sebagai pelindung dari
kondisi lingkungan seperti panas, angin, debu, dan kondisi lain yang tidak dikehendaki.
Kebanyakan unit pengkondisian udara digunakan untuk kenyamanan, yaitu untuk
menciptakan kondisi yang nyaman bagi orang yang berada didalamnya
Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang terdiri dari musim hujan dan musim panas,
pada saat musim panas suhu ruangan tinggi sehingga penghuni tidak nyaman. Untuk
menciptakan kondisi yang nyaman maka perlu dipasang pendingin ruangan (AC). Perencana
merencanakan perhitungan beban pendinginan pada ruangan gedung sekolah, unit AC yang
digunakan adalah jenis AC Split sesuai dengan KAK dengan daya 1,5 PK. Untuk dapat
menghasilkan udara dengan kondisi yang diinginkan, maka peralatan yang dipasang harus
mempunyai kapasitas yang sesuai dengan beban pendinginan yang dimiliki ruangan tersebut.
Untuk itu diperlukan survey dan perhitungan untuk menentukan beban pendinginan. Proses
perencanaan perhitungan beban pendinginan dimulai dengan merencanakan suhu udara
didalam ruang Gedung sekolah.
2. Dasar Teori
Berdasarkan jenisnya ada 4 jenis AC 1) AC Split yang sering dipergunakan pada rumah
tangga yatiu AC Split, AC Window, AC Sentral dan Standing AC.
a) AC Split
Pada AC jenis Split komponen AC dibagi menjadi dua unit yaitu unit indoor
yang terdiri dari filter udara, evaporator dan evaporator blower, ekspansion valve dan
controll unit, serta unit outdoor yang terdiri dari kompresor, kondenser, kondenser
blower dan refrigeran filter. Selanjutnya antara unit indoor dengan unit outdoor
dihubungkan dengan 2 buah saluran refrigeran, satu buah untuk menghubungkan
evaporator dengan kompresor dan satu buah untuk menghubungkan refrigeran filter
dengan ekspansion valve serta kabel power untuk memasok arus listrik untuk kompresor
dan kondenser blower. AC Split cocok untuk ruangan yang membutuhkan ketenangan,
seperti ruang tidur, ruang kerja atau perpustakaan.
Kelebihan Ac Split :
Bisa dipasang pada ruangan yang tidak berhubungan dengan udara luar.
Suara didalam ruangan tidak berisik.
Kekurangan AC Split :
Pemasangan pertama maupun pembongkaran apabila akan dipindahkan
membutuhkan tenaga yang terlatih.
Pemeliharaan/perawatan membutuhkan peralatan khusus dan tenaga yang terlatih.
Harganya lebih mahal.
b) AC Window
Pada AC jenis Window, semua komponen AC seperti filter udara, evaporator,
blower, kompresor, kondenser, refrigeran filter, ekspansion valve dan controll unit
terpasang pada satu base plate, kemudian base plate beserta semua komponen AC
tersebut dimasukkan kedalam kotak plat sehingga menjadi satu unit yang kompak. AC
LAPORAN PERENCANA MEP GRDUNG SERBAGUNA SEMPER JAKARTA UTARA , 2019
Window Biasanya dipilih karena pertimbangan keterbatasan ruangan, seperti pada rumah
susun. Dan oleh karena bentuknya yang biasanya besar, jenis AC ini relatif lebih aman
dari pencurian.
Kelebihan AC Window :
Pemasangannya pertama maupun pembongkaran kembali apabila akan dipindahkan
mudah dilaksanakan.
Pemeliharaan/perawatan mudah dilaksanakan.
Harga murah.
Kekurangan AC Window :
Karena semua komponen AC terpasang pada base plate yang posisinya dekat dengan
ruangan yang didinginkan, maka cederung menimbulkan suara berisik (terutama
akibat suara dari kompresor).
Tidak semua ruangan dapat dipasang AC window, karena AC window
harusdipasang dengan cara bagian kondenser menghadap ketempat terbuka supaya
udara panas dapat dibuang kealam bebas.
c) AC Sentral
Pada AC jenis ini udara dari ruangan didinginkan pada cooling plant diluar
ruangan tersebut, kemudian udara yang telah dingin dialirkan kembali kedalam ruangan
tersebut. Biasanya cocok untuk dipasang di sebuah gedung bertingkat (berlantai banyak),
seperti di hotel atau mall.
Kelebihan AC Sentral :
Suara didalam ruangan tidak berisik sama sekali.
Estetika ruangan terjaga, karena tidak ada unit indoor.
Kekurangan AC Sentral :
Perencanaan, instalasi, operasi dan pemeliharaan membutuhkan tenaga yang betul-
betul terlatih.
Apabila terjadi kerusakan pada waktu beroperasi, maka dampaknya dirasakan pada
seluruh ruangan.
Pengaturan temperatur udara hanya dapat dilakukan pada sentral cooling plant.
Biaya investasi awal serta biaya operasi dan pemeliharaan tinggi.
d) Standing AC
Jenis AC ini cocok dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan situasional dan mobil
karena fungsinya yang mudah dipindahkan, seperti seminar, acara pengajian di dalam
ruangan, dsb
LAPORAN PERENCANA MEP GRDUNG SERBAGUNA SEMPER JAKARTA UTARA , 2019
Pekerjaan sistem tata suara atau sound system diantaranya meliputi pemasangan
peralatan sentral sound system yang terdiri dari unit sinyal suara (program source) dan
penguat sinyal suara (audio amplifier), yang ditempatkan pada rak peralatan sentral
sistem tata suara.
o Peralatan utama sistem tata suara diantaranya memenuhi back ground musik dan
pengumuman darurat / paging. Diantara peralatan utama dari sistem tata suara,
adalah:
Micropone paging
Power Amplifier
Ceiling speaker
Chyme microphone
Radio Tunner AM / FM
Caset dect
CD Player
Volume Control
Monitor unit
Terminal box merupakan kotak penghubung antara peralatan utama dengan speaker.
Kabel instalasi dari ceiling dan horn speaker di hubungkan melalui kabel instalasi
melalui terminal box, dan dari terminal box ke peralatan utama.
S S S S S
1/1 1/2 1/3 1/4 1/5
NYMHY
3 X 1,5 mm (0)
S S S S
1/1 1/2 1/3 1/4
SPEAKER
SELECTOR
UNIT
6 - CH
2 - MAINSWITCH
ANTENA
R AM/FM RADIO
PU
HANDSET MICROPONE
SOUND SYSTEM
CD FOR EVACUATION
COAX CABLE
( INTERCOMM, CABLE ) COMPACT DISC PLAYER
PAGING SYSTEM MICROPHONE
SPARE
SPARE
PSU
NYAF
4 qmm max 5 ohm
pentanahan perangkat
LONG TYPE
RACK AMPLIFIER
1. FIRE ALARM
Sistem fire protection atau disebut juga dengan sistem fire alarm (sistem pengindra api)
adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk
kemudian memberiperingatan (warning) dalam sistem evakuasi dan ditindaklanjuti secara
otomatis maupun manual dengan deengan sistem instalasi pemadam kebakaran (sistem Fire
fighting).
Peralatan utama dari sistem protection ini adalah MCFA (Main Control Fire Alarm) atau
disebut juga dengan Fire Alarm Control Panel (FACP). MACP berfungsi meneriman sinyala
masuk (input signal) dari detector dan komponen pendeteksi lainnya(Fixed Heat detector dan
smoke detector).
Dalam prakteknya, ada 3 sistem pendetectian dari fire protection ini, yaitu:
a. Non addresable System
b. Semi addresable System
c. Full Adresable System
a. Non addresable System
Sistem ini disebut juga dengan sistem konvensional. Pada sistem inji MCFA menerima sinyal
masukan langsung dari detector (biasanya jumlahnya sangat terbatas) tanpa pengalamatan dan
langsung memerintahkan komponen outpu (keluaran) untuk merespon input (masukan)
tersebut. Sistem ini pada umumnya digunakan pada bangunan / area supervisi berskala kecil,
seperti perumahan, pertokoan, perkantoran, dan lain-lain.
Pada sistem ini dilakukan pengelompokan pada detector dan alat penerima masukan (input)
berdasarkan area pengawasan (supervisory area). Masing-masing zona dikendalikan (baik input
maupun output) oleh zona kontroler yang mempunyai alamat/ adress yang spesifik. Pada saat
detector atau alat penerima masukan lainnya memberikan sinyal, maka MCFA akan
meresponnya (I/O) berdasar zona kontroler yang mengumpulkannya.
Dalam kontruksinya tiap zona dapat terdiri dari:
· Satu lantai dalam bangunan / gedung
· Beberapa ruangan yang berdekatan pada satu lantai di sebuah gedung
· Beberapa ruangan yang mempunyai karakteristik tadi di sebuah gedung
LAPORAN PERENCANA MEP GRDUNG SERBAGUNA SEMPER JAKARTA UTARA , 2019
Pada display MCFA akan terbaca alamat zona yang terjadi gejala kebakaran, sehingga dengan
demikian tindakan yang harus diambil dapat dilokalisir hanya pada zona tersebut.
Merupakan pengembangan dari sistem semi adresibble. Pada system ini semua detector
dan alat pemberi masukan (deteksi) mempunyai alamat yang spesifik, sehingga proses
pemadaman dan evakuasi dapat dilakukan langsung pada titik yang diperkirakan mengalami
kebakaran.
3. Peralatan Utama
a. Pendeteksi
Pendeteksi atau alat penerima input (masukan) yang bekerja secara otomatis (automatic
Input Device), yaitu:
Heat Detektor(Pengindra panas).. Berdasar cara kerjanya, heat detektor dibagi menjadi 2
jenis, yaitu:
* Fixed Temperatur heat detector, yang bekerja mendeteksi suhu udara di sekitar casing-
nya (ambiencetemperatur) dengan membandingkannya terhadap suhu setting defaultnya,
misla 57 ‘ C , 75 ‘ C dan sebagainya
* DFE (Detektor Fix elektronik) heat detector yang bekerja mendeteksi kecepatan
peningkatan suhu di sekitar casing-nya. Bila kecepatan peningkatan
suhu berjalan lebih lambat dari nilai settingnya, maka detector ini tidak akaN memberikan
respon. Smoke Detector (pengindra asap)
MCFA merupakan peralatan utama dari sistem protection. (Main Control Fire Alarm)
atau disebut juga dengan Fire Alarm Control Panel (FACP), berfungsi meneriman
sinyal masuk (input signal) dari detector dan komponen pendeteksi lainnya(Fixed Heat
detector dan smoke detector)
masukan langsung dari detector (biasanya jumlahnya sangat terbatas) tanpa pengalamatan dan
langsung memerintahkan komponen outpu (keluaran) untuk merespon input (masukan)
tersebut. Sistem ini pada umumnya digunakan pada bangunan / area supervisi berskala kecil,
seperti perumahan, pertokoan, perkantoran, dan lain-lain.
KE MCFA
MCFA
KODE KETERANGAN
Sistem plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan
gedung, oleh karena itu perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan dan
sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri, dalam rangka
penyediaan air bersih baik dari kualitas dan kuantitas serta kontinuitas maupun
penyaluran air bekas pakai atau air kotor dari peralatan saniter ke tempat yang ditentukan
agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam gedung atau lingkungan sekitarnya.
Plumbing adalah seni teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air bersih
ketempat yang dikehendaki, baik dalam hal kualitas, kuantitas, dan kontinuitasyag
memenyhi syarat dan membuang air bekas (kotor) dari tempat tertentu tanpa mencemari
bagian penting lainnya untuk mencapai kondisi dan kenyamanan yang diinginkan.
Maksud dan tujuan dari penulisan konsep dan dasar perancangan instalasi
Plumbing Gedung ini untuk memberikan gambaran secara garis besar mengenai kriteria
dan dasar pemilihan sistem dan peralatan-peralatan yang akan dipasang pada proyek ini.
3. LINGKUP PEKERJAAN
4. KRITERIA PERENCANAAN
o Sumber air utama akan diperoleh dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
o Sisa tekanan air (residual pressure) pada alat plambing sebesar 1 kg/cm2
(sumber: Sistem Plambing tahun 2000, SNI 03-6481-2000 hal. 50).
o Tekanan statis air direncanakan berkisar 2.5 kg/cm2 sampai 3.5 kg/cm2
(sumber: Perancangan & Pemeliharaan Sistem Plambing tahun 2005, hal.
58).
o Ukuran pipa air bersih ditentukan berdasarkan beban alat plambing dalam
fixtures unit (FU) sebagai berikut :
Shaft : SS
o Material
- dia. 15 mm sampai 40 mm menggunakan brass / bronze
- Sambungan
Pipa
.
(sumber : dari bangunan sejenis).
2 BOD 208.8
COD
Pengolahan air limbah dilakukan di STP Biotech System
3 Oil / Grease 703.7
dengan kualitas output sebagai berikut :
4 10.2
No Uraian Kadar air limbah Kadar air limbah
(PPM) (PPM)
BOD 20 50
2 COD 50 80
3 SS 30 50
4 Oil / grease 5 10
- Sumur resapan :
a. Sumber air utama untuk sanitasi akan diperoleh melalui PDAM dan Sumur
Dalam (Deep Well)
b. Air dari PDAM dan Sumur dalam, kemudian didistribusikan ke setiap kamar
mandi gedung dan Publik Toilet melalui Roof Tank yang dipasang dilantai atap
gedung, dengan menggunakan pompa booster, sebagai back up jika pompa
LAPORAN PERENCANA MEP GRDUNG SERBAGUNA SEMPER JAKARTA UTARA , 2019
a. Pembuangan air limbah dari alat sanitasi akan disalurkan dan diolah di Septik
Tank system Biotech, adalah menggunakan system bio filtrasi yang mampu
menyaring air kotoran dari tinja menjadi lebih aman untuk lingkungan dan
tidak berbau.
b. Over flow dari Septik tank akan di alirkan ke IPAL (eksisting), dengan
pompa benam (submersible) atau langsung.
LAPORAN PERENCANA MEP GRDUNG SERBAGUNA SEMPER JAKARTA UTARA , 2019
Air hujan dari atap gedung dan tempat-tempat lain akan dialirkan ke saluran
drainage gedung, selanjutnya dialirkan ke selokan kota setelah melalui resapan
air hujan
LAPORAN PERENCANA MEP GRDUNG SERBAGUNA SEMPER JAKARTA UTARA , 2019
6. LAMPIRAN
LAMPIRAN PERHITUNGAN