DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .............................................................................................................3
PERMASALAHAN ..............................................................................................................3
Maksud...........................................................................................................................4
Tujuan ............................................................................................................................4
Lingkup Substansi..........................................................................................................6
DATA ADMINISTRASI......................................................................................................8
REKOMENDASI................................................................................................................38
PENDAHULUAN
PERMASALAHAN
Dengan adanya pembangunan Bangunan Industri PT. SMELTINGyang memiliki
beberapa kompleksitas baik secara arsitektural, struktur dan mekanikal perlu diantisipasi
dengan peraturan dan pembinaan pembangunan gedung yang seimbang antara peraturan
bersifat administrative dan teknis sejalan dengan kebijakan operasional pembangunan
daerah, sehingga proses pembangunan dan pemanfaatan bangunan gedung yang andal,
serasi dan selaras dengan lingkungannya serta berkepastian hukum.
1) Sering ditemuinya penurunan layak fungsi bangunan akibat kurangnya biaya
perawatan, perubahan fungsi, serta kelalaian pemeliharaan dan perawatan rutin
Bangunan Gedung.
2) Masih terbatasnya kapasitas Pemerintahan Kabupaten/Kota dalam memberikan
arahan terwujudnya bangunan gedung yang fungsional, berjati diri, produktif, dapat
menjamin keselamatan masyarkat, keandalan bangunan dan kelestarian lingkungan,
baik melalui mekanisme perizinan, maupun pengawasan, sehingga diperlukan
adanya kegiatan Pemeriksaan Keandalan Bangunan Gedung.
Maksud
Maksud kegiatan Pemeriksaan Keandalan Bangunan P T . S M E L T I N G adalah
melakukan pemeriksaan teknis keandalan bangunan gedung.
Tujuan
Tujuan kegiatan pemeriksaan keandalan bangunan gedung adalah :
Terlaksananya pemeriksaan keandalan bangunan gedung dengan cara
pengamatan visual, ditinjau dari persyaratan administrasi dan persyaratan teknis.
Terciptanya bangunan gedung yang andal sesuai yang dimanfaatkan dalam UU
No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan sesuai dengan peraturan
pelaksanaannya PP No.36 Tahun 2005 di daerah
RUANG LINGKUP
Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan dari kegiatan pemeriksaan keandalan Bangunan Gedung adalah
sebagai berikut :
a) Mempelajari Data Gambar Perencanaan dan Gambar As Built Drawing serta
Kesesuaiannya dengan Dokumen Gambar IMB.
b) Melakukan Tinjauan dan Pemeriksaan dilapangan dengan menggunakan Model
Teknis Pemeriksaan Keandalan Bangunan Gedung, dan melakukan penyesuaian
terhadap aspek teknis seperti yang diamanatkan dalam Permen PU
No.29/PRT/M/2006.
c) Pembuatan formulir isian atau Check List Pemeriksaan Bangunan sesuai yang
disarankan dalam Permen PU No.25 Tahun 2007, yang meliputi :
A. Check List Dokumen Rencana Teknis
1) Data Umum Bangunan
2) Data Rencana Arsitektur
3) Data Rencana Struktur
4) Utilitas (MEP)
B. Check List Keandalan Bangunan Gedung
1) Persyaratan Keselamatan
2) Persyaratan Kesehatan
3) Persyaratan Kenyamanan
4) Persyaratan Kemudahan.
C. Check List Pemeriksaan Visual di Lapangan
1) Pemeriksaan terhadap Pemenuhan Persyaratan Keselamatan
2) Pemeriksaan terhadap Pemenuhan Persyaratan Kesehatan
3) Pemeriksaan terhadap Pemenuhan Persyaratan Kenyamanan
4) Pemeriksaan terhadap Pemenuhan Persyaratan Kemudahan
Lingkup Substansi
Pemeriksaan keandalan bagunan gedung dilakukan dengan cara pengamatan
kondisi fisik bangunan terhadap komponen Struktur, Mekanikal, Elektrikal, Utilitas,
Kebakaran, Aksesibilitas dan Lingkungan.
Setiap komponen pemeriksaan wajib disiapkan gambar rencana atau as built drawings
untuk kebutuhan pemeriksaan di lapangan. Bila gambar yang dimaksud tidak tersedia,
Konsultan wajib membuat gambar sesuai dengan kebutuhan.
a) Arsitektur
Evaluasi terhadap Penataan Bangunan apakah sudah sesuai dengan SKRK, Penataan
Ruangan tiap-tiap lantai apakah sudah sesuai dengan IMB, sirkulasi serta fasilitaas
untuk disabilitas, serta dimensi dan persyaratan ruang apakah sudah sesuai dengan
standart yang ada.
b) Struktur
Evaluasi dilakukan terhadap sistem struktur, pondasi, kolom, balok, dinding, core,
shear wall, plafond, dan atap.
c) Utilitas
Evaluasi dilakukan terhadap sistem transportasi vertical (lift), sistem transportasi
vertical eslakator, sistem instalasi plumbing (air bersih, air kotor, limbah, dan air hujan,
drainase ke lingkungan), sistem instalasi listrik, sistem instalasi komunikasi dan tata
suara, sistem pembuangan sampah, dan sistem Building Automation System (BAS).
d) Kebakaran
Evaluasi dilakukan pada sistem proteksi pasif dan aktif yang terdapat pada obyek
bangunan gedung, termasuk pemeriksaan terhadap peralatan pemadam kebakaran,
material insulator kebakaran.
Kondisi fisik yang dicatat dalam form ceklist untuk masing-masing komponen digunakan
untuk proses pengolahan dan penentuan nilai keandalan dari segi arsitektur, struktur,
utilitas, kebakaran dan aksesbilitas.
Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan adalah Bangunan Industri PT. SMELTING, yang beralamat
di Desa. Roomo, Kec. Manyar, Gresik-Jawa Timur
SISTEMATIKA LAPORAN
Sistematika penyusunan laporan untuk pekerjaan ini adalah sebagaimana berikut ini :
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi tentang Latar Belakang Penyusunan Laporan Pemeriksaan Keandalan
Fisik Bangunan Gedung, Permasalahan, Maksud, Tujuan Ruang Lingkup
Kegiatan, dan Sistematika Penyusunan.
BAB 2 DATA DAN KONDISI OBYEK BANGUNAN
Berisi tentang Data Administrasi serta Data Teknis Bangunan
BAB 3-5 KAJIAN TEKNIS
Berisi tentang Kajian Teknis Objek Bangunan dari sisi Arsitektural, Struktur
bangunan dan MEP bangunan serta Metode pengkajiannya.
BAB 6 KESIMPULAN
Berisi rangkuman tentang hasil kajian teknis dari bidang Arsitektural,
Struktural, dan MEP terhadap Objek Bangunan.
BAB 7 PENUTUP
Berisi rangkuman kata penutup.
DATA ADMINISTRASI
1 Nama Bangunan : Bangunan Industri PT. SMELTING
2 Peruntukan Secara Umum : Bangunan Industri Pembuatan Logam Dasar Bukan Besi
3 Lokasi Bangunan : Desa. Roomo, Kec. Manyar, Gresik-Jawa Timur
TAHUN
JENIS REKOMENDASI/ IJIN PENERBIT REKOMENDASI NO. REKOMENDASI/ IJIN TAHUN TERBIT
BERAKHIR
INS. PENANGKAL PETIR
Penangkal Petir Dinas Tenaga Kerja, Kab. D.018/115.JT/IPP/IX/1999 30 September 1999
Gresik
LIFT
Elevator Dinas Tenaga Kerja, Kab. 0492/I.Pm-Lf/13-C/98 02 September 1998 Uji Berkala
Gresik
Elevator 0567/I.Pm-Lf/13-C/2001 27 Februari 2001 Uji Berkala
INS. LISTRIK
SLO Listrik PT. Andalan Mutu Energi C71.P.06.428.3525.0000.20 23 Maret 2020 23 Maret 2030
SLO Listrik PT. Konsuil Perdana Indonesia 9000.201.8.3525.JQ65.20 06 Maret 2020 06 Maret 2035
Jatim
Motor Diesel Dinas Tenaga Kerja, Kab. 566/67/437.58/2011 06 Juli 2011 Uji Berkala
Gresik
Motor Diesel Dinas Tenaga Kerja, Kab. 176/MD./403.58/XI/2002 Uji Berkala
Gresik
Pengesahan Penggunaan Instalasi Listrik di Departemen Tenaga Kerja D.028/0140-JT/LIST/IX/1999 30 September 1999 Uji Berkala
Tempat Kerja Jatim
PESAWAT ANGKUT
Pesawat Angkut Dinas Tenaga Kerja dan 566/....../PAA/108.5-GSK/VI/2020 Juni 2020 Uji Berkala
Transmigrasi Jatim
PROTEKSI KEBAKARAN
Instalasi Hydrant (In Door Hydrant) Dinas Tenaga Kerja, Kab. 566/14/437.58/2009 24 Agustus 2009 Uji Berkala
Gresik
Instalasi Hydrant (Out Door Hydrant) Dinas Tenaga Kerja, Kab. 566/15/437.58/2009 24 Agustus 2009 Uji Berkala
Gresik
Instalasi Alarm Heat Detector Dinas Tenaga Kerja, Kab. 566/17/437.58/2009 28 September 2009 Uji Berkala
Gresik
Instalasi Smoke Detector Dinas Tenaga Kerja, Kab. 566/18/437.58/2009 28 September 2009 Uji Berkala
Gresik
Mobil Skylift Dinas Tenaga Kerja, Kab. 566/48/437.58/2016 28 Desember 2016 Uji Berkala
Gresik
BEJANA
Ijin Bejana Tekan Dinas Tenaga Kerja dan 566/199/BT/108.5-GSK/II/2020 28 Februari 2020 Uji Berkala
Transmigrasi Jatim
Ijin Katel Uap Dinas Tenaga Kerja, Kab. 566/68/437.58/2016 29 Desember 2016 Uji Berkala
Gresik
Ijin Bejana Tetap Departemen Tenaga Kerja D.543/0570-JT/BT-U/VIII/1998 25 Agustus 1998 Uji Berkala
Jatim
Nomor Induk Berusaha (NIB) Pemerintah Republik 8120004920251 05 September 2018
Indonesia
IJIN USAHA INDUSTRI
Ijin Usaha Industri Perluasan Pemkab Gresik 2/3525/T/INDUSTRI/2005 29 Agustus 2005
Ijin Usaha Perluasan Badan Koordinasi Penanaman 20/1/IU/II/PMA/INDUSTRI/2012 27 Januari 2012
Modal (BKPM)
Ijin Usaha Industri Badan Koordinasi Penanaman 469/T/INDUSTRI/2020 18 Juli 2020
Modal (BKPM)
Ijin Lingkungan Pemerintah Republik 13 November 2018
Indonesia
Ijin Lokasi Pemerintah Republik 13 November 2018
Indonesia
Izin Pemanfaatan Ruang (IPR) Dinas Penanaman Modal dan 509.4.1/34/437.74/2019 29 Januari 2019
PTSP
Izin Pengelolaan Limbah B3 Dinas Penanaman Modal dan 503.62/30/437.74/2021 08 Juni 2020
PTSP
Izin Pembuangan Limbah ke Laut Kementrian Lingkungan Hidup SK. 22 Februari 2018 22 Februari 2023
dan Kehutanan 100/Menlhk/Setjen/PKL.1/2/2018
Izin Pemanfaatan Tenaga Nuklir Badan Pengawas Tenaga 028540.017.22.1331120 13 November 2020 16 November
Nuklir 2023
Identifikasi Bangunan
Aktivitas PT. SMELTING terdiri dari produksi dan penyimpanan hingga
pengangkutan. Untuk mendukung aktivitas tersebut maka dibutuhkan sejumlah
fasilitas yang kompleks diantaranya :
a) Unit Produksi berupa bangunan Plant
b) Unit Penyimpanan berupa Gudang tertutup dan terbuka
c) Unit Penunjang, berupa administrtion office, pos pengamanan, area parkir,
laboratorium, canteen, dll
d) Unit Utility, berupa gardu listrik, unit pengolahan limbah, dll
AREA “A”
AREA A
A1 Wisma Smelting dan Workshop
A2 Parkir Motor
A3 Centra Pujasera
A4 Sampling Building
AREA “B”
AREA “C”
AREA C
C1 New Liquid Oxygen Plant
C2 Oil Storage
C3 Bangunan Trafo
C4 PLN Connection
AREA “D”
AREA D
D1 Workshop
D2 Warehouse
D3 Bangunan Pom Bensin
D4 Bangunan WBS 832 Fuel Operator
D5 Bangunan Parkir Truck Crane
D6 Fire and Plant Water Stroge Tank
D7 Substantion Extension 030 Building
AREA “E”
AREA “F”
AREA “G”
AREA G
G1 Gypsum Building
G2 WWTP
G3 Acid Plant
G4 Acid DCS&MCC Room Building
G5 Mechanical Workshop AP/WWTP
G6 Main Gas Blower Building
G7 Casox SO2 Analyzer Room
G8 Toilet Umum
AREA “H”
AREA “I”
AREA I
I1 Reuse Material Building
I2 Water Storage Tank
I3 Parkir Alat Berat
AREA “J”
AREA J
J1 Weighing & Sampling Building
J2 Slag Storage Area
J3 Storm Water Pond
J4 Mooring Dolphin dan Cat Walk
14 B10 Canopy Parkir 1 lantai 136,00 m² 136,00 m² Permanen-Tidak Sederhana Parkir Mobil
Mobil Tamu
16 B12 Change House 1 lantai 1.039,50 m² 1.039,50 m² Permanen-Tidak Sederhana Unit KM, R. Ganti
Penunjang
17 B13 Laboratory 1 lantai 1.721,28 m² 1.721,28 m² Permanen-Tidak Sederhana Unit KM,
Penunjang
18 B14 Calibration Room 1 lantai 43,31 m² 43,31 m² Permanen-Tidak Sederhana Unit -
Building Penunjang
19 B15 Pos Security Masjid 1 lantai 39,28 m² 39,28 m² Permanen-Tidak Sederhana Unit KM
Penunjang
20 C1 New Liquid Oxygen 1 lantai 204,00 m² 204,00 m² Permanen-Tidak Sederhana Unit
Plant Penunjang
21 C2 Oil Storage 1 lantai 148,00 m² 148,00 m² Permanen-Tidak Sederhana Unit Gudang
30.D E1.8 Oil Storage Smelter 1 lantai 29,28 m² 29,28 m² Permanen-Tidak Sederhana Unit
Penunjang
31 E1.9 Belt Fabrication 1 lantai 150,89 m² 150,89 m² Permanen-Tidak Sederhana Unit
Smelter Penunjang
32 E2 Mechanical 2 lantai 178,35 m² 234,00 m² Permanen-Tidak Sederhana Unit
Workshop Smelter Penunjang
33 E3 Bangunan Clarifier 1 lantai 54,00 m² 54,00 m² Permanen-Tidak Sederhana Unit
Penunjang
34 E4 SWRO 1 lantai 142,31 m² 142,31 m² Permanen-Tidak Sederhana Unit
Penunjang
35 E5 General Chemical 1 lantai 20,00 m² 20,00 m² Permanen-Tidak Sederhana Unit
Storage Penunjang
36 E6 Compressor Room 1 lantai 670,00 m² 670,00 m² Permanen-Tidak Sederhana Unit
Penunjang
37 E7 Pneumatic Air 1 lantai 67,79 m² 67,79 m² Permanen-Tidak Sederhana Unit
Compressor Penunjang
Building
38 E8 New Sludge Dryer 3 lantai 163,05 m² 489,14 m² Permanen-Tidak Sederhana Unit
Penunjang
39 E9 New B2 Area 1 lantai 1.444,74 m² 1.444,74 m² Permanen-Tidak Sederhana Unit
Penunjang
40 E10 Anoda Storage - - - Permanen-Tidak Sederhana Unit Gudang
69 H8.1 Flux storage 1 lantai 4.323,24 m² 4.323,24 m² Permanen-Tidak Sederhana Unit Gudang
Building
H8.2 Hopper Blending 1 lantai 51,46 m² 51,46 m² Permanen-Tidak Sederhana Unit
Penunjang
H8.3 Gudang Belt 1 lantai 105,00 m² 105,00 m² Permanen-Tidak Sederhana Unit Gudang
73 I2 Water Storage Tank 1 lantai 961,62 m² 961,62 m² Permanen-Tidak Sederhana Unit Utility -
AREA “B”
Penyusunan struktur Tim Kerja Evaluasi beranggotakan staf teknik yang berkompeten
terhadap bidang dan aspek bangunan yang akan melakukan kajian serta analisa yang
meliputi bidang struktur, arsitektur serta instalasi dan kelengkapan bangunan dan juga
menginventaris data administrasi teknis dan gambar perencanaan yang diperlukan.
TEAM PENYUSUN
Team Penyusun dari Laporan Kajian Teknis Bangunan Bangunan Industri PT.
SMELTING, adalah sebagai berikut :
TENAGA AHLI ARSITEKTUR : AVAN RISNA WAHONO, ST
AHLI MADYA
TENAGA AHLIS TRUKTUR : WIBISONO, ST
AHLI MADYA
TENAGA AHLI MEP : BURHAM, ST
AHLI MADYA
Bangunan Industri PT. SMELTING sebagai salah satu pabrik peleburan tembaga terbesar
di Jawa Timur harus didukung dengan standarisasi yang tinggi . Oleh sebab itu, perlu
dipastikan bahwa bangunan sesuai dengan standar kenyamanan , kelayakan dan
keamanan yang berlaku. Untuk itu pengkajian khusus pada bagian-bagian tersebut dilakukan
melalui evaluasi dan kajian teknis. Kajian tersebut mengacu kepada standar peraturan dan
regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan melakukan pengamatan kondisi riil
dilapangan
Adapun peraturan-peraturan dasar yang dipergunakan sebagai acuan dan standard evaluasi
antara lain :
Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat yang berlaku
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No,29/PRTIM/2006 Tentang Pedoman Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung.
Peraturan Bangunan Nasional 1978
Peraturan Daerah yang berlaku
SNI 03-1735-2000 Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan dan Akses Lingkungan Untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung.
Peraturan Menteri Pemerjaan Umum No,29/PRTIM/2006 Tentang Pedoman Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No,29/PRTIM/2006 Tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung.
Keputusan Menter Pekerjaan Umum No.441/K.PTS/1998 Tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung
Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman No.58/K.PTS/DM/2002 Tentang
Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung
Keputusan Menteri Kesahatan Republik Indonesia No.1405/Menkes/SK.IXI/2002 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
SNI 03-1735-2000 Tentang Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan dan Akses
Lingkungan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung.
SNI 03-1736-2000 Tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Proteksi Pasif Untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
SNI 03-1746-2000 Tentang Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sarana Jalan Ke
Luar Untuk Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
RSNI 03-2396-2000 Tentang Tata Cara Perancangn Sistem Pencahayaan Alami Pada
Bangunan Gedung.
SNI 03-6197-2000 Tentang Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan
SNI 03-6575-2001 Tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan Pada
Bangunan Gedung
SNI 03-6575-2001 Tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian
Udara Pada Bangunan Gedung.
SNI 03-6390-2000 Tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara Pada Bangunan Gedung
SNI 03-6573-2001 Tentang Tata Cara Perancangan Sistem Transportasi Vertikal Dalam
Gedung (Lift)
SNI 03-7012-2004 Tentang Sistem Manajemen Asap Dalam Mal, Atrium,dan Ruangan
Bervolume Besar
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.24/PRTIM/2008 Tentang Pedoman Pemeliharaan
dan Perawatan Gedung
Identifikasi Bangunan
Aktivitas PT. SMELTING terdiri dari produksi dan penyimpanan hingga pengangkutan.
Untuk mendukung aktivitas tersebut maka dibutuhkan sejumlah fasilitas diantaranya seperti
yang tertulis pada tabel berikut :
AREA “B”
Rekomendasi :
Penambahan sign tanda arah evakuasi
Menyediakan tempat parkir difable 2% dari kapasitas parkir yang ada.
Menyediakan ramp dan KM khusus difable
REKOMENDASI
1) Menambahkan Ramp pada bangunan Wisma Smelting dan area-area umum (masjid,
area parkir) disesuaikan dengan standart ramp sebagai akses bagi para disabilitas
dengan kemiringan 7°
2) Menyediakan toilet untuk disabilitas di area-area umum terutama bagian office, masjid
dan gedung parkir dengan ukuran dan bukaan pintu sesuai dengan standart yang telah
ditentukan.
3) Perlu penyediaan parkir difable dengan rasio 2% dari total kapasitas parkir yang ada
8) Merubah arah bukaan pintu yang dipakai untuk evakuasi membuka keluar.
9) Jalur/ koridor yang dipakai untuk jalur evakuasi terbebas dari barang/perabot yang
sekiranya dapat mengganggu proses evakuasi
10) Memperbaiki tanda batas jalur sirkulasi manuasia, kendaraan dan alat berat yang telah
memudar
11) Mengurus dan memperbaharui ijin IMB sesuai kondisi terbangun.
4.1. UMUM
Sistem struktur secara umum menggunakan system rangka pemikul momen
dimana beban gravitasi ( beban hidup, beban mati ) dipikul oleh balok-balok
struktur dan kolom, termasuk beban horizontal (beban angina, beban gempa)
juga dipikul oleh balok-balok strtruktur dan kolom selanjutnya ditransfer ke
system pondasi yang membagi secara merata (balance) melalui pilecap dan
balok-balok (sloof/tiebeam) ke tiang pondasi.
Secara umum produk beton yang digunakan adalah beton redy mix dengan
standar mutu kuat tekan serta slump maupun mix design sesuai dengan
perencanaan dan jenis elemen konstruksi.
Pembebanan :
Beban tetap vertical (beban mati/hidup)
Beban gempa
Beban angin
Adapun peraturan-peraturan dasar yang dipergunakan sebagai acuan dan standard
evaluasi antara lain :
Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat yang berlaku
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No,29/PRTIM/2006 Tentang Pedoman
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
Peraturan Bangunan Nasional 1978
Peraturan Daerah yang berlaku
SNI 03-1735-2000 Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan dan Akses Lingkungan
Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung.
Peraturan Menteri Pemerjaan Umum No,29/PRTIM/2006 Tentang Pedoman
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No,29/PRTIM/2006 Tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung.
Keputusan Menter Pekerjaan Umum No.441/K.PTS/1998 Tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung
Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman No.58/K.PTS/DM/2002
Tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan
Gedung
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1405/Menkes/SK.IXI/2002
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
SNI 03-1735-2000 Tentang Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan dan Akses
Lingkungan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung.
SNI 03-1736-2000 Tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Proteksi Pasif Untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
SNI 03-1746-2000 Tentang Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sarana Jalan
Ke Luar Untuk Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan
Gedung.
RSNI 03-2396-2000 Tentang Tata Cara Perancangn Sistem Pencahayaan Alami
Pada Bangunan Gedung.
SNI 03-6197-2000 Tentang Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan
SNI 03-6575-2001 Tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan
Pada Bangunan Gedung
SNI 03-6575-2001 Tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung.
SNI 03-6390-2000 Tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara Pada Bangunan
Gedung
SNI 03-6573-2001 Tentang Tata Cara Perancangan Sistem Transportasi Vertikal
Dalam Gedung (Lift)
SNI 03-7012-2004 Tentang Sistem Manajemen Asap Dalam Mal, Atrium,dan
Ruangan Bervolume Besar
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.24/PRTIM/2008 Tentang Pedoman
Pemeliharaan dan Perawatan Gedung
4.2. ASPEK TINJAUAN KAJIAN TEKNIS BANGUNAN
4.2.1. Bangunan Gedung Parkir
A. Lower Struktur ( Struktur Bangunan Bagian Bawah )
Pondasi tiang pancang Ø 300 mm dengan kedalaman 18 m
Pile Cap konstruksi beton bertulang
P2-800x1500x600 mm
P3-1380x1500x600 mm
P4-1500x1500x600
Dengan dimensi yang cukup untuk menyalurkan beban dari kolom ke tiang
pancang serta untuk memikul geser friksi dan pons yang ditimbulkan akibat
reaksi grouping tiang pancang
Sloof/tie Beam menggunakan konstruksi beton bertulang dengan dimensi S1
300x650, S2 300x600, S3 300x500, S4 300x650,yang digunakan untuk
menghubungkan antara satu kolom dengan kolom lainnya, sehingga menjadi
satu kesatuan yang rigid. Dimensi sloof/tie beam direncanakan berdasarkan
beban tumpu kolom berat dinding dan timbunan di atasnya serta
kemungkinan defleksi atau overbending moment akibat pergeseran ataupun
settlemen pondasi.
Gambar Detail
B. Upper Structure ( Struktur Bangunan Bagian Atas )
Kolom
Menggunakan Konstruksi kolom beton dan nbaja dengan dimensi :
Kolom beton :
K1-500x500 mm
K2-500x500 mm
K3-500x500 mm
K4-400x400 mm
K5-150x150 mm
K6-250x250 mm
Gambar kolom
Dokumentasi Foto
Kesimpulan
1. Secara visual, komponen struktural mulai dari pondasi, kolom balok, plat
lantai sampai penutup atap tidak terlihat kerusakan.
2. Kemiringan / kelurusan bangunan secara vertikal dan horizontal sangat
kecil dan tidak mempengaruhi kinerja bangunan.
3. Bangunan yang sudah berumur puluhan tahun sanggup menahan gempa
yang telah terjadi sebelumnya, tidak ada kerusakan, penurunan, kemiringan
pada bangunan
Rekomendasi
Ada beberapa bangunan yang perlu perawatan secara berkala. Terutama
pada bangunan yang menggunakan material baja yang sudah lama untuk
dilakukan pengecatan ulang pada permukaan baja untuk menghindari
korosi yang bias melemahkan material baja
LAPORAN KAJIAN TEKNIS UNTUK SERTIFIKAT LAIK FUNGSI (SLF)
• SNI 03-1745-2000 : Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak dan
silang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada gedung.
• SNI 03-3989-2001 : Tata cara perencanaan dan pemasangan system Sprinkler
otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
• SNI 03-6570-2001 : Instalasi pompa yang dipasang tetap untuk proteksi kebakaran.
• Standard Industri Indonesia.
• Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
• Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 10 Tahun 2006 no
10, 17, 2012, Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran.
• SNI 03-3985-200 : Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak dan
slang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
• Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000.
• Data teknis dari produk di bidang peralatan Fire Alarm System yang dibuat oleh
pabrik-pabrik dari berbagai negara.
sistem yang dihasilkan tersebut akan ditransfer kesetiap Panel Utama Tegangan Rendah
(MDP) yang terletak pada ruang Panel.
Dari setiap MDP tersebut, maka penyaluran daya listrik ke seluruh bangunan
gedung akan diteruskan ke masing-masing titik beban listrik pada tegangan sistem
melalui panel-panel distribusi di setiap bangunan pabrik.
Pembagian Panel pada lantai-lantai dengan ketinggian yang berbeda,
dimaksudkan untuk mengurangi jatuh tegangan (Drop Voltage) yang akan terjadi
terhadap beban-beban panel listrik perlantainya.
Sumber daya listrik cadangan dari Diesel Generator Set juga akan ditransfer
kesetiap Panel Utama Tegangan Rendah (MDP) yang ter-interlock secara mekanis dan
elektris.
Sistem distribusi daya listrik keseluruh titika beban akhir pada bangunan gedung
menggunakan tipe Radial pada tegangan sistem, dengan pembagian beban listrik
berdasarkan atas kebutuhan. Tegangan Sistem 380/220 V, 50 Hz. Sistem Penyalur petir,
dengan kebutuhan radius proteksi disesuaikan area bangunan.
1. Pemasangan APAR
Klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran di Pabrik PT. SMELTING
, Klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sedang III, dengan ketentuan setiap
alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat
dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian
tanda pemasangan. Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus
sesuai dengan jenis dan penggolongan kebakaran. Luas area yang disyaratkan
APAR adalah 139 m2, dengan jarak antar APAR 15 m.
2. Instalasi Hidran
Klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran di Pabrik SMELTING ,
Klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sedang III. Berdasarkan peraturan
untuk bangunan kelas D, minimum sebuah Hidran kebakaran untuk setiap
luas area 800 m².
Instalasi Plumbing
Sebelum Setelah
diolah diolah
BOD 300 mg/l 20 mg/l
COD 600 mg/l 50 mg/l
SS 300 mg/l 30 mg/l
Instalasi Listrik
Sumber Daya Listrik
Failure) yang mengindifikasi bahwa suplay daya listrik normal dari PLN
mengalami pemutusan atau mengalami gangguan.
a) Penerangan
Tingkat penerangan diambil seperti terlihat pada tabel berikut ini : Jenis-
jenis lampu yang dipakai adalah :
• Wisma Smelting dan Workshop : TL 20W, Downlight, Highbay
• Parkir Motor : TL 20W
• Centra Pujasera : TL 20W
• Sampling Building :-
• Masjid : TL 20W
• Tempat Wudlu : TL 20W
• Gedung Parkir : TL 20W, PJU
• Pos Security Gedung Parkir : TL 20W
• Pos Security : TL 2x20W
• Main Gate Roof Building : TL 20W
• Kantor Bea Cukai : TL 20W, Downlight
• Administration Office : TL 2x20W
• Walk Way : TL 20W
• Canopy Parkir Mobil :-
• Canteen : TL 2x20W
• Change House : TL 20W
• Laboratory : TL 2x20W, Downlight
• Calibration Room Building :
b) Sistem Proteksi
Sistem proteksi yang akan digunakan untuk mengurangi/ menghilangkan
bahaya dari suatu gangguan yang terjadi pada peralatan dan sistem distribusi
daya listrik, untuk menjamin adanya keamanan dan keselamatan terhadap
manusia maupun untuk peralatan-peralatan itu sendiri meliputi :
• Proteksi arus hubung singkat (Short Circuit Protection)
• Proteksi beban lebih ( Over Load Protection)
• Proteksi gangguan tegangan (Over/Under Voltage Protection)
• Proteksi gangguan arus tanah ( Earth Fault Protection)
• Proteksi gangguan naik/turun frekuensi (Over/Under Frequency
Protection)
• Proteksi gangguan ketidakseimbangan fasa (Positif/Negatif Sequence)
• Proteksi daya balik (Power Reverse Protection )
• Proteksi Transformator (Relay Protection)
c) Grounding
Grounding sistem listrik akan digunakan sistem PEN Grounding system
dilengkapi untuk :
• Penerangan dan Kotak Kontak
• Motor- motor listrik
• Transformator
Instalasi Telepon
a. Sistem instalasi telepon yang dijelaskan disini adalah dimulai dari Terminal
Box PT.TELKOM sampai ke pesawat-pesawat cabang. Pada bangunan ini hanya
ada 1 buah kotak hubung induk (MDF) dan dari MDF ini kabel telepon disalurkan
ke pesawat-pesawat telepon cabang melalui JB (Junction Box Kotak hubung
cabang yang berada pada tiap-tiap lantai).
b. Saluran telepon masuk dari Terminal Box Perumtel ditampung lebih dahulu pada
MDF baru disalurkan kepesawat-pesawat telepon cabang melalui JB (Junction Box)
ke setiap lantai.
c. Instalasi telepon menggunakan kabel ITC (Indoor Telephone Cable) yang
dimasukkan dalam pipa PVC.
d. Agar mutu suara pembicaraan baik, diusahakan tahanan tanah dari unit-unit
sentral telepon cukup rendah, sedangkan isolasi kabel instalasi terhadap tanah
cukup tinggi (0,5 Ohm).
e. Untuk keamanan sistem instalasi, maka pentanahan (Grounding) sistem terpisah
jauh dari pentanahan listrik dan penangkal petir.
a) Uraian Sistem
Pengkondisian udara di dalam gedung ini meliputi usaha-usaha sebagai berikut :
• Menjaga dan mengatur temperature udara didalam ruangan pada suatu harga
yang relative konstan sesuai dengan standard kenyamanan yang belaku bagi
penghuni atapun kebutuhan bagi peralatan.
• Menjaga dan mengatur kelembaban relative udara didalam ruangan pada batas-
batas yang masih memenuhi sesuai dengan standar kenyamanan yang berlaku bagi
penghuni atapun kebutuhan bagi peralatan.
• Membuat aliran udara didalam ruangan, dalam jumlah, kecepatan, tingkat
kebersihan serta distribusi dan memenuhi tingkat kenyamanaan dan kebutuhan.
• Menambahkan udara luar yang segar dan bersih dalam jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan.
• Menjaga dan mengusahakan agar kebisingan maupun getaran-getaran yang
ditimbulkan oleh instalasi tata udara dan ventilasi mekanis, berada pada tingkat
kebisingan yang rendah sesuai dengan noise lavel yangditentukan bagi ruang- ruang
tersebut.
Untuk memeriksa kebutuhan AC sesuai dengan volume ruangan sbb :
(LxWxHxlxE)/60 =kebutuhan BTU
L = Panjang Ruang (dalam feet)
W = Lebar Ruang (dalam feet)
H = Tinggi Ruang (dalam feet)
I = Nilai 10 jika ruang berinsulasi (berada di lantai bawah, atau berhimpit dengan
ruang lain). Nilai 18 jika ruang tidak berinsulasi (di lantai atas).
b) Sistem ventilasi mekanis yang dirancang untuk bangunan ini antara lain adalah
berupa :
• Mengadakan pertukaran udara secara mekanis / natural di ruang– ruang seperti
ruang bangunan pabrik, toilet / WC, dapur, dengan tujuan menambah oxygen dan
membuang bau yang tidak sedap, menambahkan O2 serta menurunkan akumulasi
panas ( temperatur ) di ruang M & E.
• Memberikan tekanan lebih pada tangga kebakaran saat terjadi kebakaran. Dengan
maksud agar asap tidak masuk kedalam tangga saat terjadi evakuasi.
• Melakukan pengendalian terhadap asap pada saat tejadi kebakaran pada lantai yang
bersangkutan maupun lantai lainya.
Penyalur Petir
• Penyalur petir dari jenis non radioaktif dengan radius tertentu sesuai kebutuhan
area proteksi dan dilengkapi dengan Lightning Counter dan Obstruction Light.
• Ketentuan ukuran resistansi atau tahanan tanah harus menunjukan < 5 Ohm maka
atau bila menunjukan > 5 Ohm maka di lakukan pembuatan atau penambahan titik
grounding lagi di sebelahnya dan di pararelkan dengan grounding pertama agar
resistansi/tahanan tanahnya menurun sesuai dengan standarnya < 5 Ohm.
• Kabel penyalur (Down Conductor) dari titik grounding sampai keatas bangunan,
dengan mempertimbangkan jalur kabel yang terdekat dan menghindari banyak
belokan/tekukkan 90 derajat sehingga kebutuhan material dan kualitas instalasi
dapat efektif dan efisien. Kabel penyalur petir yang biasa di gunakan antara lain BC
(Bare Copper), NYY atau Coaxial. Untuk tempat–tempat tertentu sebaiknya di beri
pipa pelindung (Conduite) dengan maksud kerapihan dan keamanan.
• Memastikan head terminal petir tentunya harus terhubung dengan kabel penyalur
tersebut sampai ke grounding system.
2. Sumber Cadangan
Genset digunakan sebagai energi listrik cadangan apabila sumber energi listrik utama
dari PLN mengalami gangguan. Operasional Genset dioperasikan secara otomatis,
dimana Genset akan menyala apabila sumber listrik utama tiba-tiba mengalami
pemadaman. pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dengan kapasitas 13,7 Hp.
Bangunan PT. Smelting menggunakan 2 tipe hidran yaitu outdoor hidran yang
terpasang di halaman luar bangunan dan indoor hidran yang terpasang di area dalam bangunan.
Terdapat 31 titik hidran outdoor untuk seluruh kawasan PT Smelting. Kebutuhan air jalur pipa
fire hidran utama di supply oleh pompa fire fighting yang terletak di fire and plant water
storage. Untuk pompa pemadam kebakaran terdiri dari tiga buah pompa yaitu Jockey pump,
Electrical pump dan Diesel pump. Kapasitas Ground tank Pemadam Kebakaran direncanakan
untuk pemadaman selama 60 menit.
Instalasi Penerangan
Jenis fire alarm : break glass push button, indicator lamp dan
bell alarm
HASIL EVALUASI
a. Sistem Kelistrikan
Sistem kelistrikan telah memenuhi syarat dan standar serta dilengkapi izin pemanfaatan
tenaga listrik dengan no. C71.P.06.428.3525.0000.20 dan izin pemanfaatan tenaga listrik
tegangan rendah dengan no. 9000.201.8.3525.JQ65.20 tanggal 10 Desember 2015 oleh
Kementrian ESDM.
b. Sistem Proteksi Kebakaran
Perangkat Pencegah kebakaran Hidran, APAR dan fire alarm telah memenuhi syarat
dilihat dari penempatan alat, sisi kuantas dan fungsinya serta dilengkapi ijin Pengesahan
Pemakaian Instalasi Proteksi Kebakaran (Instalasi In Door Hydran, Instalasi Out Door
Hydrant, Instalasi Alarm Heat Detector, Instalasi Alarm Smoke Detector, dan Mobil Skylift)
oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan nomor :
5.6.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil evaluasi dari hasil pengamatan, pengukuran, pencatatan data yang diperoleh
di lapangan dan bertitik tolak dari dokumen yang ada (IMB), peraturan yang berlaku, As Build
Drawing, serta wawancara dengan pengelola PT. SMELTING , dapat disampaikan hasil
evaluasi MEP sebagai berikut:
• Sistem Kelistrikan Memenuhi Kriteria
• Sistem Proteksi Kebakaran Memenuhi Kriteria
• Sistem Plumbing Memenuhi Kriteria
• Sistem Penyalur Petir Memenuhi Kriteria
• Sistem Tata Suara Memenuhi Kriteria
• Sistem Telephone & Data Memenuhi Kriteria
• Sistem CCTV Camera Memenuhi Kriteria
• Sistem Tata Udara Memenuhi Kriteria
• Sistem Pesawat Uap Memenuhi Kriteria
• Sistem Pesawat Angkut Memenuhi Kriteria
5.6.2. REKOMENDASI
kuman penyakit, virus,bakteri dan penyakit kulit yang tidak terlihat secara kasat
mata, organik tersebut tentunya tidak akan selamanya hidup didalam pipa, mereka
akan ikut mengalir bersamaan air yang kita pakai untuk menggosok gigi, mandi,
mencuci sayuran, buah-buahan dan memasak, sehingga tidaklah aneh jika kita
sering sakit perut, diare, gatal-gatal akibat unsur organik tersebut masuk dan
tertelan oleh kita.
2. Flushing dengan soda api atau dengan Hydro dinamic system juga perlu
dilakukan pada perpipaan air kotor untuk mengatasi masalah sumbatan pada
perpipaan air kotor.
3. Perawatan Pompa – Pompa
a) Pembersihan
b) Pemberian Grease ( gemuk )
c) Penggantian bearing motor dan pompa
j) Check Temperatur
k) Check Voltage accu
l) Check air radiator
m) Check solar (Tank solar yang berada di unit harus selalu terisi)
Cubicle
a) Fuse
b) Conection
Perawatan Panel Listrik
a) Pembersihan
b) Check Connection ( Ampere & Tegangan)
c) MCB (Tegangan, Voltage 220 V / 380 V, Ampere)
d) Check kabel ( Connection & Fisik kabel)
Perawatan Instalasi Listrik
a) Penge-checkan Connection
b) Pembersihan Cover lampu
d) Heat detector
e) Smoke detector
12. Rekomendasi untuk peralatan Intalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) / PABRIK
KANTOR ( Waste Water Treatmant Plan)
a) Seluruh IPAL yang terhubung dalam dan antar gedung gedung dalam area
Pabrik PT. SMELTING , telah sesuai Fungsi dan penempatannya
b) Pembersihan
c) Penggantian oli pompa
d) Pemberian Grece ( gemuk )
e) Penggantian Bearing Motor dan pompa
f) Pemberian Chemical
• HCL
• Soda api
• Kaporite
• Asam sulfat
Berdasarkan hasil Kajian dan Analisis terhadap data yang diperoleh serta hasil pengamatan
/visualisasi di lapangan sebagaimana diuraikan pada BAB 3 Kajian Teknis Bidang
Arsitektur, BAB 4 Kajian Teknis Bidang Mekanikal Elektrikal, BAB 5 Kajian Teknis
Bidang Struktur beserta kesimpulan dan Rekomendasi masing-masing bidang, maka
Rekomendasi dan kesimpulan Akhir dari Laporan Kajian Teknis untuk Sertifikat Layak
Fungsi ( SLF ) dari Bangunan Industri PT. SMELTING yang dapat disampaikan adalah
sebagai berikut :
1. Bidang Arsitektur Fisik Bangunan adalah “ Laik Fungsi “ dengan syarat :
a) Menambahkan Ramp pada bangunan Wisma Smelting dan area-area umum
(masjid, area parkir) disesuaikan dengan standart ramp sebagai akses bagi para
disabilitas dengan kemiringan 7°
b) Menyediakan toilet untuk disabilitas di area-area umum terutama bagian
office, masjid dan gedung parkir dengan ukuran dan bukaan pintu sesuai
dengan standart yang telah ditentukan.
c) Perlu penyediaan parkir difable dengan rasio 2% dari total kapasitas parkir
yang ada
d) Menyediakan R. Laktasi (Ibu Menyusui) disediakan khusus
e) Penambahan tanda evakuasi pada interior bangunan
f) Titik kumpul harus terbebas dari barang dan kendaraan.
g) Menambah tangga darurat pada bagian belakang Bangunan Wisma Smelting
h) Merubah arah bukaan pintu yang dipakai untuk evakuasi membuka keluar.
i) Jalur/ koridor yang dipakai untuk jalur evakuasi terbebas dari barang/perabot
yang sekiranya dapat mengganggu proses evakuasi
j) Memperbaiki tanda batas jalur sirkulasi manuasia, kendaraan dan alat berat
yang telah memudar
k) Mengurus dan memperbaharui ijin IMB sesuai kondisi terbangun.
503.648/2401/403.15/1996 503.03/55/437.74/2016
503.608/319/403.15/1999 503.03/170/437.74/2016
503.647/1453/403.15/1999 503.03/367/437.74/2016
503.647/63/HK/403.15/2001 503.03/389/437.74/2016
110 TAHUN 2003 503.5.1/93/437.74/2017
221 TAHUN 2003 503.5.1/317/437.74/2017
23 TAHUN 2004 503.5.1/268/437.74/2019
503.03/31/403.74/2009 503.5.1/172/437.74/2020
503.03/408/437.74/2009 503.5.1/691/437.74/2020
503.03/452/437.74/2014 503.5.1/692/437.74/2020
Dengan demikian apabila seluruh aspek yang menjadi Rekomendasi dan Kesimpulan
akhir sebagaimana tersebut diatas dipenuhi oleh PT. SMELTING. maka Sertifikat Laik
Fungsi ( SLF ) oleh tim pengkaji teknis direkomendasikan dapat diterbitkan.