Anda di halaman 1dari 33

KAJIAN TEKNIS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyelenggaraan bangunan gedung di Indonesia telah memiliki dasar hukum dan


peraturan yang relatif telah lengkap. Pada tingkat nasional, telah ditetapkan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, dimana tolak ukur keandalan bangunan
dilihat dari beberapa aspek. Diantaranya adalah keselamatan,kesehatan, kenyamanan, dan
kemudahan.
Kemudian dipertegas lagi dalam PP No.16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang - Undang No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung disebutkan bahwa
penyelenggaraan bangunan gedung harus dilaksanakan sesuai dengan standar teknis yang
berlaku yang tertuang dalam BAB III Pasal 14 , dimana bangunan gedung harus memenuhi
ketentuan tata bangunan dan ketentuan keandalan bangunan gedung. Sesuai dengan gambar
bagan di bawah ini :

Gambar 1.1 Bagan standar teknis dan Keandalan Bangunan Gedung

Secara normatif, telah diatur bahwa pemilik/pengguna bangunan gedung wajib memiliki
SLF sebelum dapat memanfaatkan bangunan gedung. Secara umum, SLF diterbitkan oleh
pemerintah daerah atas permohonan pemilik/pengguna bangunan gedung, setelah dilakukan
pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung. Pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung
merupakan proses pengkajian teknis bangunan gedung untuk mengetahui kelaikan fungsi yang
meliputi pemenuhan persyaratan teknis bangunan gedung.

1
KAJIAN TEKNIS

Memperhatikan hal tersebut di atas serta yang disyaratkan dalam UU No.28 Tahun 2002
dan PP No. 16 Tahun 2021, maka perlu dilakukan Pengkajian Teknis untuk mengetahui tingkat
keandalan bangunan gedung sebagai dasar pertimbangan dalam menerbitkan sertifikat layak
fungsi bangunan gedung oleh Pemerintah Daerah.
1.2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran

1.2.1 Maksud

Maksud kegiatan pemeriksaan keandalan bangunan gedung adalah untuk melakukan


pemeriksaan awal terhadap persyaratan administrasi maupun pemeriksaan teknis keandalan
bangunan gedung, guna untuk memberikan rekomendasi penerbitan dan pemberlakuan Sertifikat
Laik Fungsi (SLF) bangunan gedung.

1.2.2 Tujuan

Tujuan kegiatan pemeriksaan keandalan bangunan gedung adalah:

 Terlaksananya pemeriksaan keandalan bangunan gedung dengan cara


pengamatan visual, ditinjau dari persyaratan standar teknis yang berlaku.
 Terciptanya bangunan gedung yang andal sesuai yang diamanatkan dalam
UU No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan sesuai dengan
peraturan pelaksanaannya PP No. 16 Tahun 2021 serta Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 03 Tahun 2020 tentang
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung melalui pelanyanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.
1.2.3 Sasaran

Obyek bangunan yang diperiksa pada kegiatan Pemeriksaan SLF adalah bangunan
perthasop milik DRS. JOKO SUPRIYANTO U/AN CV. TOTO JATI yang beralamat di
Tunggul Rt12., Kel/Desa Tunggul, Kec. Gondang, Kab. Sragen.

1.3. Ruang Lingkup Pekerjaan

1.3.1 Lingkup Wilayah Kegiatan

Pemeriksaan SLF dilakukan pada satu masa bangunan perthasop dengan PBG Nomor :
SK-PBG-331406-26012022-001, bangunan tersebut milik DRS. JOKO SUPRIYANTO U/AN
CV. TOTO JATI yang beralamat di Tunggul Rt12, Kel/Desa Tunggul, Kec. Gondang, Kab.
Sragen.
1.3.2 Lingkup Substansi

Pemeriksaan keandalan bangunan gedung dilakukan dengan cara pengamatan visual


kondisi fisik bangunan terhadap komponenArsitektur, Struktur, dan Utilitas.

2
KAJIAN TEKNIS

1.4. Dasar Hukum

Sertifikat Laik Fungsi Bangunan gedung mempunyai dasar hukum Sebagai berikut
sebagai berikut:
 undang-undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
 Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan undang-
undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 27 tahun 2018
tentang sertifikat laik fungsi bangunan gedung
 PERMEN PU No.29/PRT/M/2006 tentang pedoman persyaratan Teknis Bangunan
Gedung
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 3 tahun 2020
tentang sertifikat laik fungsi bangunan gedung melalui pelayanan perizinan
berusaha terintegrasi secara elektronik.
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : Per-04/MEN/1980
tentang syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
 Perda Kabupaten Sragen No. 2 Tahun 2015, Tentang Bangunan Gedung.
 Perda Kabupaten Sragen No. 1 Tahun 2020, Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Sragen Tahun 2011-2031.

1.5 SISTEMATIKA LAPORAN


Untuk memudahkan pemahaman terhadap materi laporan pengkajian teknis, maka
penyusunan Laporan sebagaimana berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang Latar Belakang Penyusunan Laporan Pemeriksaan Keandalan Fisik
Bangunan Gedung, Maksud, Tujuan Ruang Lingkup Kegiatan, dan Sistematika Penyusunan.

BAB II Tinjauan Aspek Dokumen Administrasi


Untuk mendukung berdirinya suatu bangunan perlu adanya dokumen administrasi agar jelas
dan sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan oleh dinas setempat.

BAB III Tinjauan Aspek Arsitektur Bangunan


Bab ini berisi tentang kesesuaian tentang memuat Arsitektur bangunan.

BAB IV Tinjauan Aspek Struktur Bangunan


Bab ini berisi tentang kesesuaian tentang memuat Struktur bangunan.

BAB V Tinjauan Aspek Utilitas


Bab ini berisi tentang kesesuaian Utilitas yaitu Mekanikal Elektrikal, Plumbing.

3
KAJIAN TEKNIS

BAB VI Kesimpulan dan Rekomendasi


Bab ini berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi Tata bangunan, Keselamatan, Kesehatan.

BAB VII Hasil Rekomendasi


Bab ini berisi tentang hasil perbaikan ari rekomendasi – rekomendasi yang ada.

4
KAJIAN TEKNIS

BAB II
TINJAUAN ASPEK DOKUMEN ADMINISTRASI
2.1 Persetujuan Bangunan Gedung (PBG)

Berdasarkan data yang ada dan pengamatan dilapangan, bangunan sudah memiliki Persetujuan
Bangunan Gedung (PBG) dengan Nomor : SK-PBG-331406-26012022-001 .

Gambar 2.1 Persetujuan Bangunan Gedung

5
KAJIAN TEKNIS

2.2 Bukti Kepemilikan Tanah

Berdasarkan data dan pengamatan lapangan, Bangunan berdiri di atas lahan dengan sertifikat
tanah dengan status hak milik dengan No. 3258. Dengan luas lahan ± 399 m2. Bukti dokumen
terlampir.

Gambar 2.2 Bukti Hak Atas Tanah

6
KAJIAN TEKNIS

2.3 Akta Pendirian Perusahaan

Bukti Dokumen lengkap akta pendirian perusahaan terlampir

Gambar 2.3 Bukti Akta Pendirian

7
KAJIAN TEKNIS

2.4 Ijin Yang Dimiliki UKL-UPL

Gambar 2.4 Dokumen UKL-UPL

8
KAJIAN TEKNIS

BAB III
TINJAUAN ASPEK ARSITEKTUR BANGUNAN

3.1 Gambaran Umum Bangunan Gedung

Bangunan perthasop terletak di Tunggul Rt12. Tunggul, Kel/Desa Tunggul, Kec. Gondang,
Kab. Sragen. Secara geografis terletak pada -7.447157S, 111.120699E. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada gambar di bawah ini, untuk lokasi di tandai dengan kotak warna merah.

Gambar 3.1 Situasi Bangunan Pertashop

Berdasarkan PBG Nomor : SK-PBG-331406-26012022-001, bangunan Pertashop berdiri di


atas lahan atas tanah HM No.3258 milik DRS. JOKO SUPRIYANTO dengan luas ±399 m2.
3.2 Pemeriksaan Persyaratan Peruntukan Bangunan Gedung

a. Fungsi Bangunan Gedung


Pengamatan Visual Pemeriksaan Kesesuaian Kondisi Keterangan
Faktual Dengan Rencana Teknis Dan
Gambar Terbangun

Hasil: Dari hasil √ Sesuai □ Tidak Sesuai


pengamatan, fungsi
bangunan gedung adalah
usaha (Usaha Pertashop)

9
KAJIAN TEKNIS

b. Pemanfaatan Penggunaan Lahan


Sampel Ruang Pengamatan Visual Pemeriksaan Kesesuaian Kondisi Keterangan
Dalam Faktual Dengan Rencana Teknis
Dan Gambar Terbangun

Hasil: berdasarkan √Sesuai □ Tidak Sesuai - pada pemanfaatan penggunaan lahan


pengamatan visual di terdapat dua massa jenis bangunan
lapangan -yang pertama adalah pada garis strip
merah adalah tempat tangki pertashop
dengan luasan 3x3 m = 9 m2.
-yang kedua pada garis strip biru adalah
masa bangunan yang digunakan untuk
kantor, kamar mandi dan ruang genset
dengan luasan 3x5m = 15 m2
- berdasarkan PBG Nomer : SK-PBG-
331406-26012022-001 Luasan yang di
setujui adalah 10 m2, jadi berdasarakan
data dilapangan bangunan yang sudah
disetujui adalah bangunan tangki pertasop
yaitu yang bergaris warna merah
sedangkan untuk massa bangunan yang
bergaris warna biru belum memiliki PBG

3.3 Pemeriksaan Persyaratan Intensitas Bangunan Gedung

3.3.1. Luas Lantai Dasar Bangunan

Berdasarkan KKPR nomer 591/1140/29/2021, sesuai dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun


2020 tentang Cipta Kerja, atas permohonan pelaku usaha menyatakan bahwa Koefisien Dasar
Bangunan (KDB) sebesar 60%. Luas kawasan seluas 399 m2, sehingga Luas Dasar Bangunan
maximal seluas 239.4 m2.

10
KAJIAN TEKNIS

Pengukuran Kondisi Faktual Pemeriksaan Kesesuaian Kondisi Keterangan


Faktual Dengan Rencana Teknis Dan
Gambar Terbangun

Hasil: ± 9 m2 + 15 m2 = 24 m2 √ Sesuai □ Tidak Sesuai Secara aturan KDB masih


memenuhi syarat karena Luas Dasar
Bangunan maximal adalah 239.4 m2

3.3.2. Luas Daerah Hijau Dalam Persil

Berdasarkan KKPR nomer 591/1140/29/2021, sesuai dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun


2020 tentang Cipta Kerja, atas permohonan pelaku usaha menyatakan bahwa Koefisien Daerah
Hijau (KDH) di daerah tersebut minimal sebesar 20%. Luas kawasan seluas 399 m2, sehingga
Luas Daerah Hijau seluas 79.8 m2.
Pengukuran Kondisi Faktual Pemeriksaan Kesesuaian Kondisi Keterangan
Faktual Dengan Rencana Teknis Dan
Gambar Terbangun

Hasil: ± 201 m2 √ Sesuai □ Tidak Sesuai - Secara aturan KDH memenuhi


syarat dimana luas minimal 79.8 m2

3.3.3. Jarak Sempadan Bangunan Gedung Terhadap Jalan

Berdasarkan KKPR nomer 591/1140/29/2021, sesuai dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun


2020 tentang Cipta Kerja, atas permohonan pelaku usaha menyatakan Garis Sepadan Bangunan

11
KAJIAN TEKNIS

(GSB) minimum adalah 10.75 meter.


Komponen Pengukuran Pemeriksaan Kesesuaian Kondisi Keterangan
Faktual Dengan Rencana Teknis
Dan Gambar Terbangun

Jarak Sempadan Jalan Hasil: 12 m √ Sesuai □ Tidak Sesuai Sesuai dengan KKPR Nomer
591/1140/29/2021

3.4 Pemeriksaan Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung


3.4.1. Bentuk dan Penutup Atap Bangunan

Gambar 3.2. Penutup Atap

Pada pemeriksaan bangunan menunjukan bahwa untuk bangunan tangki pertashop tidak
memiliki atap, karena secara design diperuntukan untuk out door. Tetapi terdapat kanopi yang
difungsikan untuk kenyemanan pelanggan saat pengisian BBM dengan atap metal atau galvalum
dengan gelombang spandek sedangkan untuk kantor menggunakan genteng tanah.
Keadaan penutup atap berdasarkan pengamatan visual di lapangan adalah sebagai berikut :
(sesuai PERMEN PU no. 16 tahun 2010 tentang pedoman teknis pemeriksaan berkala bangunan
gedung)

12
KAJIAN TEKNIS

Jenis Kerusakan Tidak ada Ringan Sedang Ber


Korosif √ O O O
Tidak Rapat √ O O O
Finising √ O O O
Lepas/bergeser √ O O O
Berlumut √ O O O
Bocor √ O O O
Melengkung √ O O O

Berdasarkan pengamatan kerusakan secara visual di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kondisi atap secara umum dalam keadaan baik.

3.4.2. Dinding

Dinding bangunan pada kantor menggunakan pasangan bata dengan finis plester dan acian.
Kemudian pada bagian interior dan exterior dinding di lapisi dengan cat. Untuk pengamatan
secara visual kita ambil beberapa sampel sesuai dengan kebutuhan, dengan kondisi pemeriksaan
berdasarkan PERMEN PU no. 16 tahun 2010 tentang pedoman teknis pemeriksaan berkala
bangunan gedung.

Jenis kerusakan Tidak ada Ringan Sedang Berat


Melengkung √ O O O
Retak √ O O O
Retak rambut √ O O O
Basah √ O O O
Bocor/rembes √ O O O
Bata lepas √ O O O
Lembab √ O O O
Turun √ O O O
Permukaan terkikis √ O O O

13
KAJIAN TEKNIS

Dari hasil pengamatan secara visual, maka secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut ini :
Sampel ke- Pengamatan Visual Pemeriksaan Penggunaan Keterangan
… terhadap Kerusakan Kesesuaian Kondisi peralatan non-
Faktual Dengan destruktif
Rencana Teknis Dan
Gambar Terbangun
√ Tidak Rusak √ Sesuai □ Tidak - -Finising dinding menggunakan
Dinding □ Rusak Ringan Sesuai cat.
□ Rusak Sedang -pengamatan secara visual
□ Rusak Berat dinding terlihat sangat
terawat,bersih,tidak melendut.

3.4.3. Penutup Lantai

Berikut adalah Pengamatan visual padai lantai, berdasarkan PERMEN PU no. 16 tahun 2010
tentang pedoman teknis pemeriksaan berkala bangunan gedung

Jenis bahan √ keramik/granit O tanah liat O lainnya:

Jenis Kerusakan Tidak ada ringan sedang berat


Retak √ O O O

Retak rambut √ O O O

Alur (nat) √ O O O

Ubin lepas √ O O O

Ubin hilang √ O O O

Rusak √ O O O

Permukaan Kasar √ O O O

Dari hasil pengamatan secara visual, maka secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut ini :

14
KAJIAN TEKNIS

Sampel Pengamatan Visual Pemeriksaan Penggunaan peralatan Keterangan


ke-… terhadap Kerusakan Kesesuaian Kondisi non- destruktif
Faktual Dengan
Rencana Teknis Dan
Gambar Terbangun
Lantai √ Tidak Rusak √ Sesuai □ Tidak Sesuai - -Berdasarkan pengamatan
Ruangan □ Rusak Ringan dillapngan penutup lantai
kantor □ Rusak Sedang menggunakan keramik dengan
□ Rusak Berat ukuran 40x40 cm.
-dari pengamatan di atas maka
dapat disimpulkan secara umum
penutup lantai masih dalam
keadaan baik.

Lantai √ Tidak Rusak √ Sesuai □ Tidak Sesuai -perkerasan menggunakan cor


perkerasan □ Rusak Ringan betn
area □ Rusak Sedang -berdasarkan visual dilapangan
pertashop □ Rusak Berat beton dalam keadaan baik, tidak
ada yang bergelombang dan
tidak berlubang.

15
KAJIAN TEKNIS

3.4.4. Pintu dan Jendela

Berikut ini pengamatan secara visual pintu dan jendela yang digunakan.
Sampel ke-… Pengamatan Visual Pemeriksaan Analisa Keterangan
terhadap Kerusakan Kesesuaian Kondisi
Faktual Dengan
Rencana Teknis Dan
Gambar Terbangun
Pintu Kantor √ Tidak Rusak √ Sesuai □ Tidak -pintu terbuat dari -pintu berfungsi dengan baik,
□ Rusak Ringan Sesuai bahan kayu kaca tidak dimakan rayap, finisng
□ Rusak Sedang dengan bukaan pintu± dengan cat minyak.
□ Rusak Berat 80 cm

Jendela √ Tidak Rusak √ Sesuai □Tidak Sesuai -Jendela terbuat dari -jendela berfungsi dengan bai,
□ Rusak Ringan bahan katu. Dengan tidak keropos, dan finising cat
□ Rusak Sedang kaca minyak
□ Rusak Berat -jendela tidak dapat di bukak,
karena secara design dibkin full
kaca

16
KAJIAN TEKNIS

3.4.5. Penutup langit- langit (Plafond)

Berikut adalah Pengamatan visual pada plafond, berdasarkan PERMEN PU no. 16 tahun 2010
tentang pedoman teknis pemeriksaan berkala bangunan gedung

Jenis Kerusakan Tidak ada ringan sedang berat


Penglupasan √ O O O

Retak √ O O O

Rapuh √ O O O
Lepas √ O O O

Bergelombang O √ O O

Dari hasil pengamatan secara visual, maka secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut ini :

Sampel ke- Pengamatan Visual terhadap Pemeriksaan Kesesuaian Analisa


Kerusakan Kondisi Faktual Dengan
Rencana Teknis Dan Gambar
Terbangun

Plafond Kanopi □ Tidak Rusak √ Sesuai □ Tidak Sesuai -Plafond berbahan PVC, mudah
√ Rusak Ringan dibersihkan, dan tahan terhadap
□ Rusak Sedang air, sehingga cocok untuk
□ Rusak Berat digunakan pada kanopi.
-ada bagian plafond yang terlihat
melendut, sehingga perlu adanya
perbaikan, dengan memperkuat
rangka plafond.

Plafond kantor √ Tidak Rusak √ Sesuai □ Tidak Sesuai - -Plafond berbahan Gypsum,
□ Rusak Ringan dengan finisng cat dan mudah
□ Rusak Sedang dibersihkan.
□ Rusak Berat -visual dilapngan plafond tidak
bergelombang, tidak lepas dan
tidak berjamur.

17
KAJIAN TEKNIS

3.4.6. Tanda dan rambu peringatan

Pertashop harus dilengkapi dengan rambu-rambu dan tanda-tanda peringatan sekurangnya


sebagai berikut :
1. Petunjuk tata cara pembongkaran BBM
2. Tanda dilarang merokok/menyalakan api
3. Tanda harus mematikan mesin kendaraan saat pengisian BBM
4. Tanda dilarang menggunakan hanphone/telepon genggam
5. Tanda dilarang menggunakan kamera di area pertashop
6. Rambu peringatan sedang dalam proses pembongkaran BBM.
7. Rambu-rambu petunjuk arah lalu lintas pertasop.

Berikut ini adalah hasil pengamatan visual tanda dan rambu peringantan
Sampel Pengamatan Pengukuran Keterangan / Analisa
ke-… Visual terhadap
Kerusakan
1 √ Tidak Rusak - -Tanda dan rambu peringatan secara visual dilapangan sudah ada dan
□ Rusak Ringan lengkap. Hanya perlu ada penambahan petunjuk arah dari jalur masuk
□ Rusak Sedang sampai jalur keluar pada jalur pengisian BBM
□ Rusak Berat

18
KAJIAN TEKNIS

Sampel Pengamatan Pengukuran Keterangan / Analisa


ke-… Visual terhadap
Kerusakan

19
KAJIAN TEKNIS

BAB IV
TINJAUAN ASPEK STRUKTUR BANGUNAN

4.1 S t r u k t u r B a w a h d a n Pondasi

Untuk melakukan pengamatan secara visual tidak mungkin dilakukan, karena struktur pondasi
berada di bawah tanah, yang tidak memungkinan untuk membongkar bangunan. Sehingga
dalam pemeriksaan keandalan bangunan gedung lebih banyak menggunakan asumsi yang
dilihat dari kondisi struktur bangunan dan kondisi tanah sekitar bangunan. Serta data
perencanaan atau DED pembangunan.
Dari hasil pengamatan secara visual, maka secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut ini :
Sampel Pengamatan Pengukuran Pemeriksaan Penggunaan Keterangan / Analisa
ke-… Visual terhadap Kesesuaian Kondisi Peralatan
Kerusakan Faktual dengan Non-
Rencana Teknis dan Destruktif
Gambar Terbangun
Pondasi √ Tidak Rusak Dimensi: □ Sesuai Tidak -Analisa berdasarkan
pada tank □ Rusak Ringan Pondasi □ Tidak Sesuai, data perencanaan/PBG
pertashop □ Rusak Sedang kedalaman 50 -berdasarkan Gambar
□ Rusak Berat cm dengan tidak bias diamati secara PBG pondasi
lebar 40 cm visual menggunakan batu kali
dengan kedalaman 50cm
dan lebar 40 cm.
-secara visual tank
pertashop menumpu
pada PAD dengan
ukuran 3mx3mx0.15m
-secara visual pondasi
terlihat baik karena tidak
ada tanda2 retakan pada
area PAD.

20
KAJIAN TEKNIS

4.2 K o l o m

Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada diatas muka
tanah (SNI 2002). Struktur atas ini terdiri atas kolom, balok, plat lantai. Berikut adalah
Pengamatan visual keadaan kolom, berdasarkan PERMEN PU no. 16 tahun 2010 tentang
pedoman teknis pemeriksaan berkala bangunan gedung :

Jenis Kerusakan Tidak ada ringan sedang berat


Kolom bengkok √ O O O

Kolom terpuntir √ O O O

Kolom bergeser/miring √ O O O

Kolom patah/putus √ O O O

Retak √ O O O

Kulit beton terkelupas √ O O O

Korosif √ O O O

Dari hasil pengamatan secara visual, maka secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut ini :
Sampel Pengamatan Pengukuran Pemeriksaan Penggunaan Keterangan / Analisa
ke-… Visual terhadap Kesesuaian Kondisi Peralatan Non-
Kerusakan Faktual dengan Destruktif
Rencana Teknis dan
Gambar Terbangun
Kolom □ Tidak Rusak Dimensi:- √ Sesuai -Kolomhollow, rangka
Kanopi √ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai, kolom tidak terlihat karena
□ Rusak Sedang ditutup dengan GRC agar
□ Rusak Berat kelihatan bagus, dan
melindungi rangka hollow
dari karat.
-ada bagian CRC yang
terkelupas dan perlu
adanya perbaikan pada
bagian yang terkelupas.
-pada kantor kolom tidak
terlihat, asumsi kolom
berukuran 15x15 cm
karena rata dengan
tembok.

21
KAJIAN TEKNIS

4.3 B a l o k

Struktur balok ialah struktur yang menyangga langsung dari pembebanan sebelum disalurkan
ke struktur kolom. Tidak semua balok dapat diamati secara visual, karena kondisi gedung
sudah terpasang plafond. Oleh karena itu pengamatan visual dilakukan terhadap balok yang
tampak. Berikut adalah Pengamatan visual keadaan balok, berdasarkan PERMEN PU no. 16
tahun 2010 tentang pedoman teknis pemeriksaan berkala bangunan gedung :
Jenis Kerusakan Tidak ada ringan sedang berat
Balok Retak √ O O O

Kulit beton terkelupas √ O O O

Korosif √ O O O

Balok Melendut √ O O O

Dari hasil pengamatan secara visual, maka secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut ini :
Sampel Pengamatan Pengukuran Pemeriksaan Penggunaan Keterangan / Analisa
ke-… Visual terhadap Kesesuaian Kondisi Peralatan Non-
Kerusakan Faktual dengan Destruktif
Rencana Teknis dan
Gambar Terbangun
1 √ Tidak Rusak Dimensi: √ Sesuai -dimensi balok secara
□ Rusak Ringan Balok □ Tidak Sesuai, asumsi adalah 15x15
□ Rusak Sedang Ukuran cm.secara visual rata
□ Rusak Berat 15x15 cm dengan tembok
- berdasarkan visual
dilapangan balok masih
dalam keadaan bagus,
tidak melendut, tidak ada
retakan, maupun kulit
beton terkelupas.

22
KAJIAN TEKNIS

4.4 R a n g k a A t a p

Atap adalah bagian paling atas dari suatu bangunan, yang melindungi gedung dan penghuninya
secara fisik maupun metafisik. Dari hasil pengamatan secara visual, maka secara umum dapat
disimpulkan sebagai berikut ini :
Sampel Pengamatan Pengukuran Pemeriksaan Penggunaan Keterangan / Analisa
ke-… Visual terhadap Kesesuaian Kondisi Peralatan Non-
Kerusakan Faktual dengan Destruktif
Rencana Teknis dan
Gambar Terbangun
1 √ Tidak Rusak Dimensi: √ Sesuai -tidak - berdasarkan visual
□ Rusak Ringan -kanopi baja □ Tidak Sesuai, rangka atap masih dalam
□ Rusak Sedang ringan keadaan bagus, tidak
□ Rusak Berat ukuran -sesuai tebal bahan di korosif maupun rapuh,
C75x75 pasaran tidak ada yang melendut,
dengan tebal juga tidak terdapat bekas
0.75mm adanya kebocoran.
Reng tebal
0.45 mm
-kantor
rangka atap
kayu dengan
penutup
genteng

23
KAJIAN TEKNIS

BAB V
TINJAUAN ASPEK MEKANIKAL ELEKTRIKAL dan PLUMBING

5.1. Aspek Mekanikal

5.1.1 Sistem Proteksi Kebakaran


Penyediaan alat proteksi kebakaran sebagai upaya tanggap darurat jika terjadi kebakaran pada
area pertashop. Dan untuk mengantisipasi terjadinya bahaya kebakaran. Berdasarkan
pemeriksaan secara visual, system proteksi kebakaran aktif yang digunakan adalah Alat
Pemadam Api Ringan (APAR). Berikut adalah hasil pengamatan di lapangan :

Sampel Pengamatan Visual Pemeriksaan Kesesuaian Analisa


ke-… terhadap Ketersediaan Kondisi Faktual Dengan
Rencana Teknis Dan
Gambar Terbangun
1 □ Tidak Tersedia √ Sesuai Hasil:
√ Tersedia □ Tidak Sesuai -Jumlah APAR sudah memenuhi
persyaratan.
-Terdapat 1 buah APAR 6 kg -Sebaiknya APAR dieriksa 2 kali dalam
jenis Dry Chemical Powder setahun sesuai dengan Permenakertrans
-APAR diletakkan di dalam RI No.4/MEN/1980.
box pertashop, sehingga -Pemasangan APAR sudah
mudah untuk dijangkau sesuai Permenakertrans RI
-Berdasarkan tanggal No.4/MEN/1980 tepung kering (dry
pemeriksaan APAR chemical) dapat ditempatkan lebih rendah
diisi/servis pada tgl 18 dengan syarat, jarak antara dasar alat
November 2021dan diisi pemadam api ringan tidak kurang 15 cm
kembali pada tgl 18 Nov dan permukaan lantai, dan diletakkan pada
2022, maka dapat area yang mudah terjangkau dan terlihat
disimpulkan APAR belum
kadaluarsa.

24
KAJIAN TEKNIS

5.1.2 Sistem Penghawaan


Berdasarkan PP No. 16 tahun 2021 menyatakan bahwa untuk memenuhi persyaratan system
penghawaan, setiap bangunan gedung harus mempunyai ventilasi alami, ventilasi mekanik
atau buatan sesuai dengan fungsinya. Dari pengamatan visiual di lapangan sistem ventialsi
alami dan juga sistem ventilasi meknik atau buatan. Pada sistem ventilasi alami digunakan
Roster beton. Sedangkan untuk sistem ventilasi mekanik menggunakan kipas angin Berikut ini
hasil pengamatan visual dalam sistem penghawaan.

Sampel Pengamatan Pemeriksaan Kesesuaian Analisa


ke-… Visual terhadap Kondisi Faktual Dengan
Kerusakan Rencana Teknis Dan Gambar
Terbangun
Alami √ Tidak Rusak √ Sesuai -secara visual ventilasi alami hanya
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai terdapat pada kantor dan WC.
□ Rusak Sedang -kondisi ventilasi secara umum masih
□ Rusak Berat baik dan berfungsi sebagai mana
mestinya.

Sampel Pengamatan Pemeriksaan Kesesuaian Analisa


ke-… Visual terhadap Kondisi Faktual Dengan
Kerusakan Rencana Teknis Dan Gambar
Terbangun
Mekanik √ Tidak Rusak √ Sesuai - terdapat 1 buah kipas angin dengan
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai ukuran 14”
□ Rusak Sedang - secara visual dengan kondisi ruang
□ Rusak Berat yang tidak besar dan pintu juga dapat
di buka maka penghawaan sudah
memenuhi.

25
KAJIAN TEKNIS

5.2. Aspek Elektrikal

5.2.1. Sistem Instalasi Listrik

Sumber daya listrik bangunan bersumber dari PLN dengan daya yang tersambung sebesar 3500
VA.

Gambar 5.1 Panel atau Meteran Listrik


Berikut adalah Pengamatan visual keadaan panel listrik, berdasarkan PERMEN PU no. 16
tahun 2010 tentang pedoman teknis pemeriksaan berkala bangunan gedung
Tegangan (Volt) : 3500 VA
Jenis kerusakan
Tidak ada Ringan Sedang Berat
Tanda gosong/terbakar √ O O O
Korosif √ O O O
Akumulasi kotoran/debu O √ O O
Ada air √ O O O
Macet √ O O O
Koneksi lepas/kendor √ O O O
Riwayat pemeliharaan √ O O O
Pembumian buruk √ O O O
Ada titik panas (hot spot) √ O O O
Kondisi pada umumnya
O buruk O sedang
√ baik O prima

Dari data pengamatan visual di atas maka dapat disimpulkan bahwa meteran listrik dalam
keadaan baik.

5.2.2. Sistem Pencahayaan


Secara visual terdapat dua sistem pencahayaan yang digunakan, yaitu pencahayaan secara
alami dan pencahayaan secara buatan.

26
KAJIAN TEKNIS

5.2.2.1 Sistem Pencahayaan Alami


Pencahayaan secara alami merupakan suatu sumber cahaya yang diperlukan bagi kegiatan
tertentu yang berada di dalam ruangan atau bangunan gedung yang berasal dari cahaya
matahari. Secara visual pencahayaan alami sangat baik, cahaya matahari masuk melalui
jendela maupun pintu dan jendela yang terbuat dari kaca.

Gambar 5.2 Visual pencahayaan pada kantor


5.2.2.2 Sistem Pencahayaan Buatan
Bedarsarkan pemeriksaan visual di lapangan, pertashop beroperasi sampai malam, sehingga
pencahayaan buatan sangatlah penting. Secara visual terdapat 4 buah lampu tembak yang
diletakkan pada jalur masuk, jalur keluar, pojok dekat tank perthasop dan pada pengisian
BBM. Dari pengamatan visual secara umum kondisi pencahayaan buatan dalam kondisi baik
dan dapat memenuhi kebutuhan pencahayaan dimalam hari.

Gambar 5.3 Visual Pencahayaan Buatan berbagai ruangan

27
KAJIAN TEKNIS

5.2.3. Genset
Pada kegiatan pertashop wajib menyediakan genset untuk keadaan darurat.

Gambar 5.4 Visual Genset

Untuk pemenuhan kebutuhan suplyer listrik pengganti PLN, genset tersebut sudah mampu
mengkafer apabila terjadi padam listrik PLN dengan panel sinkron atau ATS dan AMF sekalu
pengaturan out going arus dari genset ke panel distribusi yang digunakan.
Berikut adalah pengamatan visual keadaan getset, berdasarkan PERMEN PU no. 16 tahun 2010
tentang pedoman teknis pemeriksaan berkala bangunan gedung.
Jenis kerusakan
Tidak ada Ringan Sedang Berat
Kipas udara rusak √ O O O
Minyak mesin kotor √ O O O
kapsitas kurang √ O O O
Bocor √ O O O
Perlu perawatan/servis √ O O O
Bising & getaran O √ O O
Terlalu panas √ O O O
Transfer switrch macet √ O O O
Frekuensi tidak stabil √ O O O
Ada air dalam BBM √ O O O
Baterei lemah √ O O O

Berdasarkan pengamatan visual dilapangan, genset dalam keadaan baik dan bias difungsikan.

28
KAJIAN TEKNIS

5.3. Aspek Plambing

5.3.1 Sistem Penyediaan Air Bersih


Berdasarkan Permen PU No.29 tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung menyatakan bahwa sistem air bersih pada suatu bangunan gedung harus direncanakan
dan dipasang dengan mempertimbangkan sumber air bersih, sistem distribusi dan
penampungannya. Sumber air bersih dapat diperoleh dari sumber air berlangganan dan/atau
sumber air lainnya yang memenuhi persyaratan kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

Sumber air bersih diperoleh dari PDAM. Yang kemudian di distribusikan menggunakan pipa
pvc.

Gambar 5.5 Visual Sumber Air Bersih

Dari pengamatan visual dilapangan pipa air bersih tertanam pada dinding maupun tanah,
sehingga tidak dapat diamati secara visual. Akan tetapi itu tidak mengganggu dalam proses
pendistribusian air bersih. Di mana air masih dapat mengalir sampai tempat yang diperlukan.

5.3.2. Sistem Pengelolaan Air Kotor


UU No. 28 Tahun 2002 menyatakan bahwa suatu bangunan gedung dipersyaratkan memenuhi
syarat kesehatan bangunan gedung yang salah satunya adalah persyaratan sanitasi. Sistem
sanitasi yang dimaksud merupakan kebutuhan sanitasi yang harus disediakan di dalam dan di
luar bangunan gedung untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor, serta
penyaluran air hujan.
Sistem pembuangan air kotor adalah suatu sistem instalasi yang menyalurkan dan mengolah
air kotor yang berasal dari tempat- tempat air dari bangunan gedung. Sistem pembuangan air
kotor merupakan hal yang sangat penting dalam suatau bangunan gedung, di mana sistem ini
harus direncanakan dengan baik.
Sistem pengelolaan air kotor/limbah terdiri dari :

29
KAJIAN TEKNIS

1. Peralatan sanitair
 Kloset/Bindet/Urinior
 Wastafel
2. Lubang/ Saluran pengurasan lantai
3. Saluran air kotor/ Limbah ke pengelolaan air kotor
4. Instalasi pengelolaan air kotor
5. Saluran ke tangki septik
6. Tangki septik

Gambar 5.6 Kondisi eksisting peralatan sanitarian

Berikut ini adalah hasil pemeriksaan visual dilapangan peralatan sanitarian (berdasarkan
PERMEN PU no. 16 tahun 2010 tentang pedoman teknispemeriksaan berkala bangunan
gedung):

1. Closed
- Jumlah WC terpasang : 1 buah

- Jenis kerusakan
Tidak ada Ringan Sedang Berat
Retak dan cacat √ O O O
Penggelontor rusak √ O O O
Seal bocor √ O O O
Dudukan rusak √ O O O
Berbercak O √ O O
- Kondisi pada umumnya
O buruk O sedang
√ baik O prima

Berdasarkan hasil pemeriksaan visual di atas maka dapat disimpulkan bahwa peralatan
sanitarian dalam kondisi baik serta dapat beroperasi dengan normal.

30
KAJIAN TEKNIS

5.3.3. Sistem Penampungan, Peresapan Dan/Atau Pembuangan Air Hujan


Sistem air hujan yang terdapat di pertashop, ditangkap oleh atap bangunan kemudian dialirkan
secara bebas . Selanjutnya air hujan di salurkan langsung masuk ke parit atau saluran drainase
jalan.

Gambar 5.7 Sistem air hujan


Berdasarkan Permenkes No. 24 tahun 2016, bahwa untuk daerah tertentu, air hujan harus
diresapkan ke dalam tanah pekarangan dan/atau dialirkan ke sumur resapan sebelum dialirkan
ke jaringan drainase lingkungan/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Secara perencanaan sudah ada gambar perencanaan terkait dengan sumur resapan, tetapi
pengamatan dilapangan belum ada sumur resapan yang dibuat. Oleh karena itu kami
merekomendasikan untuk dibuat sumur resapan agar dapat memenuhi peraturan undang-
undang yang ada.

31
KAJIAN TEKNIS

Gambar 5.13 Gambar Sumur Resapan

32
KAJIAN TEKNIS

BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

NO ITEM PARAMETER HASIL REKOMENDASI


PEKERJAAN PENGAMATAN/KESIMPULAN
SUB SITEM
ARSITEKTUR
1 Penutup -PERMEN PU no. 16 tahun -Plafond berbahan PVC, -Perbaikan
langit- langit 2010 tentang pedoman mudah dibersihkan, dan rangka plafond
(Plafond) teknis pemeriksaan berkala tahan terhadap air, sehingga agar plafon tidak
bangunan gedung cocok untuk digunakan pada melendut
kanopi.
-ada bagian plafond yang
terlihat melendut, sehingga
perlu adanya perbaikan,
dengan memperkuat rangka
plafond.
2 Tanda dan Tanda dan rambu penambahan
rambu peringatan secara visual petunjuk arah
peringatan dilapangan sudah ada dan dari jalur masuk
lengkap sampai jalur
keluar pada jalur
pengisian BBM
SUB ITEM
STRUKTUR
3 Kolom -Kolomhollow, rangka kolom perlu adanya
tidak terlihat karena ditutup perbaikan pada
dengan GRC agar kelihatan bagian yang
bagus, dan melindungi terkelupas
rangka hollow dari karat.
-ada bagian CRC yang
terkelupas dan.
-pada kantor kolom tidak
terlihat, asumsi kolom
berukuran 15x15 cm karena
rata dengan tembok.
SUB ITEM MEP
4 Sistem Permenkes No. 24 tahun - Secara perencanaan sudah - dibuat sumur
Penampungan, 2016 ada gambar perencanaan resapan agar
peresapan Air terkait dengan sumur dapat memenuhi
Hujan resapan peraturan
undang-undang
yang ada

33

Anda mungkin juga menyukai