BAB I
PENDAHULUAN
Secara normatif, telah diatur bahwa pemilik/pengguna bangunan gedung wajib memiliki
SLF sebelum dapat memanfaatkan bangunan gedung. Secara umum, SLF diterbitkan oleh
pemerintah daerah atas permohonan pemilik/pengguna bangunan gedung, setelah dilakukan
pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung. Pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung
merupakan proses pengkajian teknis bangunan gedung untuk mengetahui kelaikan fungsi yang
meliputi pemenuhan persyaratan teknis bangunan gedung.
1
KAJIAN TEKNIS
Memperhatikan hal tersebut di atas serta yang disyaratkan dalam UU No.28 Tahun 2002
dan PP No. 16 Tahun 2021, maka perlu dilakukan Pengkajian Teknis untuk mengetahui tingkat
keandalan bangunan gedung sebagai dasar pertimbangan dalam menerbitkan sertifikat layak
fungsi bangunan gedung oleh Pemerintah Daerah.
1.2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran
1.2.1 Maksud
1.2.2 Tujuan
Obyek bangunan yang diperiksa pada kegiatan Pemeriksaan SLF adalah bangunan
perthasop milik DRS. JOKO SUPRIYANTO U/AN CV. TOTO JATI yang beralamat di
Tunggul Rt12., Kel/Desa Tunggul, Kec. Gondang, Kab. Sragen.
Pemeriksaan SLF dilakukan pada satu masa bangunan perthasop dengan PBG Nomor :
SK-PBG-331406-26012022-001, bangunan tersebut milik DRS. JOKO SUPRIYANTO U/AN
CV. TOTO JATI yang beralamat di Tunggul Rt12, Kel/Desa Tunggul, Kec. Gondang, Kab.
Sragen.
1.3.2 Lingkup Substansi
2
KAJIAN TEKNIS
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan gedung mempunyai dasar hukum Sebagai berikut
sebagai berikut:
undang-undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan undang-
undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 27 tahun 2018
tentang sertifikat laik fungsi bangunan gedung
PERMEN PU No.29/PRT/M/2006 tentang pedoman persyaratan Teknis Bangunan
Gedung
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 3 tahun 2020
tentang sertifikat laik fungsi bangunan gedung melalui pelayanan perizinan
berusaha terintegrasi secara elektronik.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : Per-04/MEN/1980
tentang syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
Perda Kabupaten Sragen No. 2 Tahun 2015, Tentang Bangunan Gedung.
Perda Kabupaten Sragen No. 1 Tahun 2020, Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Sragen Tahun 2011-2031.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang Latar Belakang Penyusunan Laporan Pemeriksaan Keandalan Fisik
Bangunan Gedung, Maksud, Tujuan Ruang Lingkup Kegiatan, dan Sistematika Penyusunan.
3
KAJIAN TEKNIS
4
KAJIAN TEKNIS
BAB II
TINJAUAN ASPEK DOKUMEN ADMINISTRASI
2.1 Persetujuan Bangunan Gedung (PBG)
Berdasarkan data yang ada dan pengamatan dilapangan, bangunan sudah memiliki Persetujuan
Bangunan Gedung (PBG) dengan Nomor : SK-PBG-331406-26012022-001 .
5
KAJIAN TEKNIS
Berdasarkan data dan pengamatan lapangan, Bangunan berdiri di atas lahan dengan sertifikat
tanah dengan status hak milik dengan No. 3258. Dengan luas lahan ± 399 m2. Bukti dokumen
terlampir.
6
KAJIAN TEKNIS
7
KAJIAN TEKNIS
8
KAJIAN TEKNIS
BAB III
TINJAUAN ASPEK ARSITEKTUR BANGUNAN
Bangunan perthasop terletak di Tunggul Rt12. Tunggul, Kel/Desa Tunggul, Kec. Gondang,
Kab. Sragen. Secara geografis terletak pada -7.447157S, 111.120699E. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada gambar di bawah ini, untuk lokasi di tandai dengan kotak warna merah.
9
KAJIAN TEKNIS
10
KAJIAN TEKNIS
11
KAJIAN TEKNIS
Jarak Sempadan Jalan Hasil: 12 m √ Sesuai □ Tidak Sesuai Sesuai dengan KKPR Nomer
591/1140/29/2021
Pada pemeriksaan bangunan menunjukan bahwa untuk bangunan tangki pertashop tidak
memiliki atap, karena secara design diperuntukan untuk out door. Tetapi terdapat kanopi yang
difungsikan untuk kenyemanan pelanggan saat pengisian BBM dengan atap metal atau galvalum
dengan gelombang spandek sedangkan untuk kantor menggunakan genteng tanah.
Keadaan penutup atap berdasarkan pengamatan visual di lapangan adalah sebagai berikut :
(sesuai PERMEN PU no. 16 tahun 2010 tentang pedoman teknis pemeriksaan berkala bangunan
gedung)
12
KAJIAN TEKNIS
Berdasarkan pengamatan kerusakan secara visual di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kondisi atap secara umum dalam keadaan baik.
3.4.2. Dinding
Dinding bangunan pada kantor menggunakan pasangan bata dengan finis plester dan acian.
Kemudian pada bagian interior dan exterior dinding di lapisi dengan cat. Untuk pengamatan
secara visual kita ambil beberapa sampel sesuai dengan kebutuhan, dengan kondisi pemeriksaan
berdasarkan PERMEN PU no. 16 tahun 2010 tentang pedoman teknis pemeriksaan berkala
bangunan gedung.
13
KAJIAN TEKNIS
Dari hasil pengamatan secara visual, maka secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut ini :
Sampel ke- Pengamatan Visual Pemeriksaan Penggunaan Keterangan
… terhadap Kerusakan Kesesuaian Kondisi peralatan non-
Faktual Dengan destruktif
Rencana Teknis Dan
Gambar Terbangun
√ Tidak Rusak √ Sesuai □ Tidak - -Finising dinding menggunakan
Dinding □ Rusak Ringan Sesuai cat.
□ Rusak Sedang -pengamatan secara visual
□ Rusak Berat dinding terlihat sangat
terawat,bersih,tidak melendut.
Berikut adalah Pengamatan visual padai lantai, berdasarkan PERMEN PU no. 16 tahun 2010
tentang pedoman teknis pemeriksaan berkala bangunan gedung
Retak rambut √ O O O
Alur (nat) √ O O O
Ubin lepas √ O O O
Ubin hilang √ O O O
Rusak √ O O O
Permukaan Kasar √ O O O
Dari hasil pengamatan secara visual, maka secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut ini :
14
KAJIAN TEKNIS
15
KAJIAN TEKNIS
Berikut ini pengamatan secara visual pintu dan jendela yang digunakan.
Sampel ke-… Pengamatan Visual Pemeriksaan Analisa Keterangan
terhadap Kerusakan Kesesuaian Kondisi
Faktual Dengan
Rencana Teknis Dan
Gambar Terbangun
Pintu Kantor √ Tidak Rusak √ Sesuai □ Tidak -pintu terbuat dari -pintu berfungsi dengan baik,
□ Rusak Ringan Sesuai bahan kayu kaca tidak dimakan rayap, finisng
□ Rusak Sedang dengan bukaan pintu± dengan cat minyak.
□ Rusak Berat 80 cm
Jendela √ Tidak Rusak √ Sesuai □Tidak Sesuai -Jendela terbuat dari -jendela berfungsi dengan bai,
□ Rusak Ringan bahan katu. Dengan tidak keropos, dan finising cat
□ Rusak Sedang kaca minyak
□ Rusak Berat -jendela tidak dapat di bukak,
karena secara design dibkin full
kaca
16
KAJIAN TEKNIS
Berikut adalah Pengamatan visual pada plafond, berdasarkan PERMEN PU no. 16 tahun 2010
tentang pedoman teknis pemeriksaan berkala bangunan gedung
Retak √ O O O
Rapuh √ O O O
Lepas √ O O O
Bergelombang O √ O O
Dari hasil pengamatan secara visual, maka secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut ini :
Plafond Kanopi □ Tidak Rusak √ Sesuai □ Tidak Sesuai -Plafond berbahan PVC, mudah
√ Rusak Ringan dibersihkan, dan tahan terhadap
□ Rusak Sedang air, sehingga cocok untuk
□ Rusak Berat digunakan pada kanopi.
-ada bagian plafond yang terlihat
melendut, sehingga perlu adanya
perbaikan, dengan memperkuat
rangka plafond.
Plafond kantor √ Tidak Rusak √ Sesuai □ Tidak Sesuai - -Plafond berbahan Gypsum,
□ Rusak Ringan dengan finisng cat dan mudah
□ Rusak Sedang dibersihkan.
□ Rusak Berat -visual dilapngan plafond tidak
bergelombang, tidak lepas dan
tidak berjamur.
17
KAJIAN TEKNIS
Berikut ini adalah hasil pengamatan visual tanda dan rambu peringantan
Sampel Pengamatan Pengukuran Keterangan / Analisa
ke-… Visual terhadap
Kerusakan
1 √ Tidak Rusak - -Tanda dan rambu peringatan secara visual dilapangan sudah ada dan
□ Rusak Ringan lengkap. Hanya perlu ada penambahan petunjuk arah dari jalur masuk
□ Rusak Sedang sampai jalur keluar pada jalur pengisian BBM
□ Rusak Berat
18
KAJIAN TEKNIS
19
KAJIAN TEKNIS
BAB IV
TINJAUAN ASPEK STRUKTUR BANGUNAN
4.1 S t r u k t u r B a w a h d a n Pondasi
Untuk melakukan pengamatan secara visual tidak mungkin dilakukan, karena struktur pondasi
berada di bawah tanah, yang tidak memungkinan untuk membongkar bangunan. Sehingga
dalam pemeriksaan keandalan bangunan gedung lebih banyak menggunakan asumsi yang
dilihat dari kondisi struktur bangunan dan kondisi tanah sekitar bangunan. Serta data
perencanaan atau DED pembangunan.
Dari hasil pengamatan secara visual, maka secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut ini :
Sampel Pengamatan Pengukuran Pemeriksaan Penggunaan Keterangan / Analisa
ke-… Visual terhadap Kesesuaian Kondisi Peralatan
Kerusakan Faktual dengan Non-
Rencana Teknis dan Destruktif
Gambar Terbangun
Pondasi √ Tidak Rusak Dimensi: □ Sesuai Tidak -Analisa berdasarkan
pada tank □ Rusak Ringan Pondasi □ Tidak Sesuai, data perencanaan/PBG
pertashop □ Rusak Sedang kedalaman 50 -berdasarkan Gambar
□ Rusak Berat cm dengan tidak bias diamati secara PBG pondasi
lebar 40 cm visual menggunakan batu kali
dengan kedalaman 50cm
dan lebar 40 cm.
-secara visual tank
pertashop menumpu
pada PAD dengan
ukuran 3mx3mx0.15m
-secara visual pondasi
terlihat baik karena tidak
ada tanda2 retakan pada
area PAD.
20
KAJIAN TEKNIS
4.2 K o l o m
Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada diatas muka
tanah (SNI 2002). Struktur atas ini terdiri atas kolom, balok, plat lantai. Berikut adalah
Pengamatan visual keadaan kolom, berdasarkan PERMEN PU no. 16 tahun 2010 tentang
pedoman teknis pemeriksaan berkala bangunan gedung :
Kolom terpuntir √ O O O
Kolom bergeser/miring √ O O O
Kolom patah/putus √ O O O
Retak √ O O O
Korosif √ O O O
Dari hasil pengamatan secara visual, maka secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut ini :
Sampel Pengamatan Pengukuran Pemeriksaan Penggunaan Keterangan / Analisa
ke-… Visual terhadap Kesesuaian Kondisi Peralatan Non-
Kerusakan Faktual dengan Destruktif
Rencana Teknis dan
Gambar Terbangun
Kolom □ Tidak Rusak Dimensi:- √ Sesuai -Kolomhollow, rangka
Kanopi √ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai, kolom tidak terlihat karena
□ Rusak Sedang ditutup dengan GRC agar
□ Rusak Berat kelihatan bagus, dan
melindungi rangka hollow
dari karat.
-ada bagian CRC yang
terkelupas dan perlu
adanya perbaikan pada
bagian yang terkelupas.
-pada kantor kolom tidak
terlihat, asumsi kolom
berukuran 15x15 cm
karena rata dengan
tembok.
21
KAJIAN TEKNIS
4.3 B a l o k
Struktur balok ialah struktur yang menyangga langsung dari pembebanan sebelum disalurkan
ke struktur kolom. Tidak semua balok dapat diamati secara visual, karena kondisi gedung
sudah terpasang plafond. Oleh karena itu pengamatan visual dilakukan terhadap balok yang
tampak. Berikut adalah Pengamatan visual keadaan balok, berdasarkan PERMEN PU no. 16
tahun 2010 tentang pedoman teknis pemeriksaan berkala bangunan gedung :
Jenis Kerusakan Tidak ada ringan sedang berat
Balok Retak √ O O O
Korosif √ O O O
Balok Melendut √ O O O
Dari hasil pengamatan secara visual, maka secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut ini :
Sampel Pengamatan Pengukuran Pemeriksaan Penggunaan Keterangan / Analisa
ke-… Visual terhadap Kesesuaian Kondisi Peralatan Non-
Kerusakan Faktual dengan Destruktif
Rencana Teknis dan
Gambar Terbangun
1 √ Tidak Rusak Dimensi: √ Sesuai -dimensi balok secara
□ Rusak Ringan Balok □ Tidak Sesuai, asumsi adalah 15x15
□ Rusak Sedang Ukuran cm.secara visual rata
□ Rusak Berat 15x15 cm dengan tembok
- berdasarkan visual
dilapangan balok masih
dalam keadaan bagus,
tidak melendut, tidak ada
retakan, maupun kulit
beton terkelupas.
22
KAJIAN TEKNIS
4.4 R a n g k a A t a p
Atap adalah bagian paling atas dari suatu bangunan, yang melindungi gedung dan penghuninya
secara fisik maupun metafisik. Dari hasil pengamatan secara visual, maka secara umum dapat
disimpulkan sebagai berikut ini :
Sampel Pengamatan Pengukuran Pemeriksaan Penggunaan Keterangan / Analisa
ke-… Visual terhadap Kesesuaian Kondisi Peralatan Non-
Kerusakan Faktual dengan Destruktif
Rencana Teknis dan
Gambar Terbangun
1 √ Tidak Rusak Dimensi: √ Sesuai -tidak - berdasarkan visual
□ Rusak Ringan -kanopi baja □ Tidak Sesuai, rangka atap masih dalam
□ Rusak Sedang ringan keadaan bagus, tidak
□ Rusak Berat ukuran -sesuai tebal bahan di korosif maupun rapuh,
C75x75 pasaran tidak ada yang melendut,
dengan tebal juga tidak terdapat bekas
0.75mm adanya kebocoran.
Reng tebal
0.45 mm
-kantor
rangka atap
kayu dengan
penutup
genteng
23
KAJIAN TEKNIS
BAB V
TINJAUAN ASPEK MEKANIKAL ELEKTRIKAL dan PLUMBING
24
KAJIAN TEKNIS
25
KAJIAN TEKNIS
Sumber daya listrik bangunan bersumber dari PLN dengan daya yang tersambung sebesar 3500
VA.
Dari data pengamatan visual di atas maka dapat disimpulkan bahwa meteran listrik dalam
keadaan baik.
26
KAJIAN TEKNIS
27
KAJIAN TEKNIS
5.2.3. Genset
Pada kegiatan pertashop wajib menyediakan genset untuk keadaan darurat.
Untuk pemenuhan kebutuhan suplyer listrik pengganti PLN, genset tersebut sudah mampu
mengkafer apabila terjadi padam listrik PLN dengan panel sinkron atau ATS dan AMF sekalu
pengaturan out going arus dari genset ke panel distribusi yang digunakan.
Berikut adalah pengamatan visual keadaan getset, berdasarkan PERMEN PU no. 16 tahun 2010
tentang pedoman teknis pemeriksaan berkala bangunan gedung.
Jenis kerusakan
Tidak ada Ringan Sedang Berat
Kipas udara rusak √ O O O
Minyak mesin kotor √ O O O
kapsitas kurang √ O O O
Bocor √ O O O
Perlu perawatan/servis √ O O O
Bising & getaran O √ O O
Terlalu panas √ O O O
Transfer switrch macet √ O O O
Frekuensi tidak stabil √ O O O
Ada air dalam BBM √ O O O
Baterei lemah √ O O O
Berdasarkan pengamatan visual dilapangan, genset dalam keadaan baik dan bias difungsikan.
28
KAJIAN TEKNIS
Sumber air bersih diperoleh dari PDAM. Yang kemudian di distribusikan menggunakan pipa
pvc.
Dari pengamatan visual dilapangan pipa air bersih tertanam pada dinding maupun tanah,
sehingga tidak dapat diamati secara visual. Akan tetapi itu tidak mengganggu dalam proses
pendistribusian air bersih. Di mana air masih dapat mengalir sampai tempat yang diperlukan.
29
KAJIAN TEKNIS
1. Peralatan sanitair
Kloset/Bindet/Urinior
Wastafel
2. Lubang/ Saluran pengurasan lantai
3. Saluran air kotor/ Limbah ke pengelolaan air kotor
4. Instalasi pengelolaan air kotor
5. Saluran ke tangki septik
6. Tangki septik
Berikut ini adalah hasil pemeriksaan visual dilapangan peralatan sanitarian (berdasarkan
PERMEN PU no. 16 tahun 2010 tentang pedoman teknispemeriksaan berkala bangunan
gedung):
1. Closed
- Jumlah WC terpasang : 1 buah
- Jenis kerusakan
Tidak ada Ringan Sedang Berat
Retak dan cacat √ O O O
Penggelontor rusak √ O O O
Seal bocor √ O O O
Dudukan rusak √ O O O
Berbercak O √ O O
- Kondisi pada umumnya
O buruk O sedang
√ baik O prima
Berdasarkan hasil pemeriksaan visual di atas maka dapat disimpulkan bahwa peralatan
sanitarian dalam kondisi baik serta dapat beroperasi dengan normal.
30
KAJIAN TEKNIS
31
KAJIAN TEKNIS
32
KAJIAN TEKNIS
BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
33