Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

KAJIAN PEMERIKSAAN KELAIKAN FUNGSI


BANGUNAN GEDUNG PERTASHOP

A. KAJIAN ADMINISTRATIF

Nama Pemohon : CV. BINTANG CIBINGBIN

Lokasi : Dusun Wage RT.002 RW. 005 Desa Cibingbin

Kec. Cibingbin Kab. Kuningan

Luas Lahan : 400 m2

Luas Bangunan Gedung : 10.1 m2

Tinggi Bangunan : 3m

A.1 Bukti Kepemilikan Tanah

a) Surat bukti atas tanah 

b) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 

c) Izin Lokasi 

d) Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 

e) Nomor Induk Berusaha (NIB) 

f) Surat kesanggupan melaksanakan rekomendasi 

g) SPPL (Izin Lingkungan) 

A.2 Data Konsultan

1. SBU AR 03 Perusahaan 

2. SKA dan CV Tenaga Ahli 

1
B. KAJIAN TEKNIS

B.1. Kajian Pemeriksaan Tata Bangunan dan Lingkungan

Secara teoritis tata bangunan dan lingkungan adalah produk dari

penyelenggaraan bangunan gedung beserta lingkungannya.

Tata bangunan dapat menciptakan dan mendefinisikan berbagai

kualitas ruang yang akomodatif terhadap keragaman kegiatan

yang ada.

1. Garis Sempadan Bangunan (GSB)

Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah sempadan yang

membatasi jarak terdekat bangunan terhadap tepi jalan;

dihitung dari batas terluar saluran air kotor (riol) sampai batas

terluar muka bangunan. Pada bangunan PERTASHOP ini

diperoleh sebesar 3 m terhitung dari as jalan dengan lebar total 6

m.

3m

Gambar 4. 1 Garis Sempatan Bangunan

2
2. Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di lokasi PERTASHOP

bertujuan untuk menjaga ketersediaan lahan sebagai Kawasan

resapan air, menciptakan aspek planologis perkotaan melalui

keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkunan binaan

yang berguna untuk kepentingan masyarakat, meningkatkan

keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman

lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan

bersih.

Gambar 4. 2 Ruang Terbuka Hijau

3. Kesesuaian Fungsi Bangunan Gedung

Bangunan gedung yang terletak di Dusun Wage RT.002 RW. 005

Desa Cibingbin Kec. Cibingbin Kab. Kuningan merupakan

sebuah PERTASHOP .

3
Gambar 4. 3 Peta Lokasi Pertashop Jagara CV. BINTANG CIBINGBIN

4. Simpulan Kajian Pemeriksaan Tata Bangunan dan Lingkungan

Berdasarkan penjabaran mengenai bangunan PERTASHOP ini

pada aspek kajian pemeriksaaan tata bangunan dan

lingkungan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Tabel 4. 1 Simpulan kajian pemeriksaan tata bangunan dan lingkungan

NO Aspek Paramater Pemeriksaan


Kesesuaian

Garis Sesuai
1 Kesesuaian Tata Sempadan
Letak Bangunan dan Bangunan
Lingkungan Ruang Terbuka Sesuai
Hijau
Pengamatan Sesuai
Fungsi
Bangunan

B.2. Kajian Keandalan Bangunan

1. Persyaratan Keselamatan

a. Kajian Struktur Bangunan

 Nama Bangunan : PERTASHOP

4
 Lokasi : Dusun Wage RT. 002 RW.005

Desa Cibingbin Kec. Cibingbin

Kab. Kuningan,

 Jumlah Lantai : 1 Lantai

 Tipe Pondasi : Pondasi setempat (footplate)

Keselamatan gedung adalah kondisi yang menjamin

terwujudnya kondisi aman dan tercegahnya kondisi yang

dapat menimbulkan bahaya bencana terhadap gedung dan

seluruh isi penggunanya beserta perlengkapan dan

lingkungannya, aspek keselamatan bangunan Gedung rumah

PERTASHOP dipenuhi sebagai berikut:

1. Pondasi

Tabel 4. 2 Hasil pengujian hammer test beton pada kolom

Lokasi Visual Pemeriksaan Keterangan


pengamatan pengamatan Kesesuaian
terhadap Kondisi Faktual
kerusakan dengan
Rencana Teknis
dan Gambar
Terbangun
v Tidak Rusak Pondasi yang di
ginakan yaitu
Pondasi V Sesuai
menggunakan
□ Rusak Ringan pondasi setempat
(footplate),
□ Rusak
Sedang

□ Rusak Berat

5
Gambar 4. 4 Pondasi

2. Sloof

Tabel 4. 3 Sloof

Visual Pemeriksaan
Lokasi pengamatan Kesesuaian
pengamatan terhadap Kondisi Faktual Keterangan
kerusakan dengan
Rencana Teknis
dan Gambar
Terbangun
v Tidak Rusak Sloof yang di
gunakan dalam
Sloof V Sesuai bangunan gedung
□ Rusak Ringan rumah ini,
menggunakan
beton brtulang
□ Rusak dengan ukuran 15
Sedang cm x 20 cm

□ Rusak Berat

Gambar 4. 5 Pasangan sloof beton bertulang

6
3. Kolom

Tabel 4. 4 sloof

Visual Pemeriksaan
Lokasi pengamatan Kesesuaian
pengamatan terhadap Kondisi Faktual Keterangan
kerusakan dengan
Rencana
Teknis dan
Gambar
Terbangun
Kolom v Tidak Rusak v Sesuai Kolom yang di
gunakan pada
bangunan
□ Rusak gedung rumah ini,
Ringan menggunakan
kolom beton
bertulang
□ Rusak dengan ukuran
Sedang 10cm x 15 cm.

□ Rusak Berat

Gambar 4. 6 Pasangan kolom beton bertulang

4. Balok

Visual Pemeriksaan
Lokasi pengamatan Kesesuaian
pengamatan terhadap Kondisi Faktual Keterangan
kerusakan dengan
Rencana Teknis
dan Gambar
Terbangun
Balok v Tidak Rusak v Sesuai Kolom yang di
gunakan pada
bangunan gedung

7
□ Rusak Ringan rumah ini,
menggunakan
balok beton
□ Rusak bertulang dengan
Sedang ukuran 10cm x
22,5 cm.

□ Rusak Berat

Gambar 4. 7 Pasangan balok beton bertulang

5. Rangka atap

Tabel 4. 5 Rangka atap

Lokasi Visual Pemeriksaan


pengamatan pengamatan Kesesuaian
terhadap Kondisi Faktual Keterangan
kerusakan dengan
Rencana Teknis
dan Gambar
Terbangun
Balok v Tidak Rusak Rangka atap yang di
gunakan yaitu,
v Sesuai
menggunakan
□ Rusak Ringan rangka baja ringan
dengan spek 0,75
mm dan dalam
□ Rusak Sedang kondisi baik tidak di
temukan kerusakan
sama sekali.
□ Rusak Berat

8
Gambar 4. 8 Rangka atap baja ringan

6. Lantai

Tabel 4. 6 Lantai

Lokasi Visual Pemeriksaan Keterangan


pengamatan pengamatan Kesesuaian
terhadap Kondisi Faktual
kerusakan dengan
Rencana Teknis
dan Gambar
Terbangun
Lantai v Tidak Rusak Penutup lantai yang
di gunakan yaitu,
v Sesuai menggunakan
□ Rusak Ringan keramik polos ukuran
40cmx40cm
Dan dalam keadaan
□ Rusak Sedang baik dan tidak di
temukan kerusakan.

□ Rusak Berat

Gambar 4. 9 Penutup lantai rabat beton

9
7. Dinding

Tabel 4. 7 Dinding

Lokasi Visual Pemeriksaan Keterangan


pengamatan pengamatan Kesesuaian
terhadap Kondisi Faktual
kerusakan dengan
Rencana Teknis
dan Gambar
Terbangun
v Tidak Rusak PERTASHOP
menggunakan
Dinding v Sesuai dinding bata
□ Rusak Ringan merah dan bata
ringan, dengan
plesteran dan
□ Rusak acian semen.
Sedang

□ Rusak Berat

Gambar 4. 10 DInding

a. Hasil Evolusi Visual Struktur

Dari hasil pengamatan visual, semua elemen struktur dalam

keadaan baik, tidak ada perubahan dari segi pergeseran atau

retak pada struktur kolom dan balok. Sehingga semua elemen

struktur dalam kondisi laik fungsi.

10
b. Hasil Uji hammer test

Pengujian dengan Hammer Test dilakukan untuk mengetahui


kekuatan beton eksisting. Pengujian mutu kuat tekan beton
pada kondisi eksisting ini dilakukan karena adanya fluktuasi kuat
tekan beton. Fluktuasi kuat tekan beton ini salah satunya dapat
disebabkan oleh sifat beton bergradasi, dimana agregat kasar
mengumpul di suatu tempat tertentu dan di bagian lain hanya
diisi oleh mortar.

Dari hasil pengujian lapangan dengan Hammer Test selanjutnya


diolah untuk mendapatkan mutu kuat tekan beton rata-rata
yang kemudian disajikan dalam tabel hasil perhitungan Hammer
Test sehingga dari hasil tersebut kemudian akan diberikan
kesimpulan dan rekomendasi.

Tabel 4. 7 Hasil Pengujian Hammer Test Beton pada sloof

Elemen Sudut
Hasil Pembacaan Pada Hammer Total
Struktur Arah uji

Sloof 0 19 20 18 17 19 18 17 19 20 18 185
Pantulan {R}, Rata-rata {RM} 18,5
Standar Deviasi 1,16

Tabel 4. 8 Hasil Pengujian Hammer Test Beton pada kolom

Elemen Sudut
Hasil Pembacaan Pada Hammer Total
Struktur Arah uji

Kolom 0 17 20 18 18 19 18 17 19 20 17 183
Pantulan {R}, Rata-rata {RM} 18,3
Standar Deviasi 1,16

Tabel 4. 9 Hasil Pengujian Hammer Test Beton pada balok

Elemen Sudut
Hasil Pembacaan Pada Hammer Total
Struktur Arah uji

Balok 0 18 20 18 19 19 18 17 19 20 18 186
Pantulan {R}, Rata-rata {RM} 18,6
Standar Deviasi 1,16

11
Dimana nilai K adalah tetapan statistik yang tergantung pada
banyaknya titik uji. Untuk jumlah titik di uji sebanyak 10 titik, maka
nilai K = 1,812 ( Tabel Percentage point of Distribution).
RM : Pantulan rata-rata = 18,5 + 18,3 + 18,6 = 18,4
3

Standar Deviasi :

= 1,16
Dengan demikian diperoleh kuat tekan beton :

R = RM - K x S

= 18,4 - 1,812 x 1,16

= 19,24 Mpa

= 191,2 Kg/cm2

Catatan :

Rata-rata fc’h = 18,3 MPa

Minimum fc’h = 17 MPa

Maksimum fc’h = 20 MPa

Rekomendasi = 20,75 MPa

Mutu Beton fc’ = 19,2 MPa

PERTASHOP PERTASHOP menggunakan kolom dan balok beton

bertulang. Secara keseluruhan struktur kolom dan balok dalam

kondisi yang baik.

c. Proteksi Bahaya Kebakaran

Standar perencanaan dan pemasangan sarana penyelamatan

bahaya kebakaran terhadap bangunan gedung mengacu pada

aturan SNI 03-1746-2000. Standar ini mencakup aspek konstruksi ,

12
proteksi dan penggunaan untuk meminimalkan bahaya

kebakaran terhadap jiwa termasuk asap, gas dan kepanikan.

Sistem kebakaran yang dimiliki bangunan gedung PERTASHOP

PERTASHOP adalah :

1. Sistem Proteksi Pasif

Lokasi Bangunan Gedung PERTASHOP memiliki lebar jalan 6 m

dan sudah memiliki standar lebar jalan untuk dilalui mobil

pemadam kebakaran.

6m

Gambar 4. 11 Foto Lebar jalan utama

Lokasi Pertashop Jagara CV. BINTANG CIBINGBIN belum

ditempelkan stiker tanda arah jalur evakuasi.

13
Gambar 4. 12 Foto kawasan yang belum memiliki signage jalur evakuasi

2. Sistem Proteksi Aktif

Alat Pemadam Kebakaran dalam ruang sangat penting

dan sangat diperlukan untuk menjaga keamanan ruang

dari resiko kebakaran yang dapat menyebabkan kerugian

material.

Bangunan gedung PERTASHOP telah memiliki standar

proteksi kebakaran minimal yaitu alat pemadam kebakaran

berupa tabung APAR.

Gambar 4. 13 Foto Tabung APAR

14
d. Kajian Pendistribusian Listrik

Pasokan listrik bangunan gedung PERTASHOP berasal dari PLN

dengan kapasitas terpasang 900 watt. Berikut jalur aliran seperti

skema :

Gambar 4. 14 Gambar skema jalur listrik PLN di lokasi

Gambar 4. 15 Foto Dokumentasi listrik PLN di lokasi

Pasokan listrik PLN di bangunan gedung PERTASHOP dengan

kapasitas terpasang 900 watt akan cukup untuk memenuhi

kebutuhan rumah tangga penghuninya.

15
e. Simpulan Kajian Persyaratan Keselamatan

Tabel 4. 10 Simpulan Kajian pemeriksaaan Persyaratan Keselamatan

Pemeriksaan
NO ASPEK PARAMETER
Kesesuaian

1 Persyaratan Kajian Struktur Kolom Sesuai


Keselamatan Bangunan Dinding Sesuai
Lantai Sesuai
Rangka Atap Sesuai
Sistem Akses Jalan
Sesuai
Kajian Proteksi Proteksi Pemadam
Bahaya Pasif Tanda Arah Jalur
Belum Sesuai
Kebakaran Evakuasi
Sistem
Proteksi Belum Sesuai
Aktif APAR
Camera CCTV Sesuai
Sumber
Sesuai
Kajian Listrik
Penanggulangan Panel Listrik Sesuai
Instalasi
Sesuai
Listrik Listrik
Kajian Sistem Pembumian
Penanggulangan Sistem Kepala Penangkal Petir
Petir Hantaran Penangkal Petir

2. Persyaratan Kesehatan

a. Sistem Penghawaan

Setiap bangunan gedung harus memiliki ventilasi alami

dan/atau mekanik/buatan sesuai dengan fungsinya. Ventilasi

alami harus memenuhi ketentuan bukaan permanen, kisi-kisi

pada pintu dan jendela, sarana lain yang dapat dibuka dan

atau dapat berasal dari ruangan yang bersebelahan untuk

memberikan sirkulasi udara yang sehat. Ventilasi

mekanik/buatan harus disediakan jika ventilasi alami tidak

dapat memenuhi syarat. Penerapan sistem ventilasi

mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan energi

16
dalam bangunan gedung. Sistem ventilasi udara yang

digunakan pada PERTASHOP secara optimal memanfaatkan

ventilasi alami dengan mengandalkan bukaan berupa kisi-kisi

pada pintu dan jendela.

b. Sistem Pencahayaan

Setiap bangunan gedung harus mempunyai pencahayaan

alami dan atau pencahayaan buatan termasuk pencahayaan

darurat sesuai fungsinya. Pencahayaan buatan harus

direncanakan berdasarkan tingkat iluminasi yang

dipersyaratkan sesuai fungsi ruang dalam bangunan gedung

dengan mempertimbangkan efisiensi, penghematan energi

yang digunakan, dan penempatannya tidak menimbulkan

efek silau atau pantulan. Pencahayaan buatan yang

digunakan untuk pencahayaan darurat harus dipasang pada

bangunan gedung dengan fungsi tertentu serta dapat bekerja

secara otomatis dan mempunyai tingkat pencahayaan yang

cukup untuk evakuasi yang aman. Pada bangunan gedung

PERTASHOP ini, sistem pencahayaan yang diterapkan adalah

sistem pencahayaan alami dan buatan. Sistem pencahayaan

alami didapatkan secara maksimal melalui bukaan jendela

dan pintu depan kantor. Sedangkan untuk pencahayaan

buatan menggunakan lampu.

c. Sistem Sanitasi

1. Penyediaan air bersih

17
Gambar 4. 16 Penyedian air bersih

Penyediaan air bersih pada bangunan gedung PERTASHOP

menggunakan pipa wavin PVC ø1/2'' untuk instalasi air

bersihnya. Secara keseluruhan pipa ini dalam kondisi baik.

Adapun untuk sumber air bersih berasal dari sumur galian

menggunakan pompa air dengan pompa merk shimizu PC

26 7BIT . Secara umum, pompa sumur ini berada dalam

kondisi yang baik.

2. Pengelolaan air kotor

Gambar 4. 17 Pengelolaan air kotor

Pengelolaan air kotor bangunan gedung PERTASHOP

menggunakan pipa wavin PVC ø3'' untuk air kotor, dan pipa

18
wavin PVC ø4'' untuk air kotor dari toilet dan secara

keseluruhan pipa tersebut dalam kondisi baik.

3. Pengelolaan Drainase

Sesuai dengan prinsip sebagai jalur pembuangan maka

pada waktu hujan, air yang mengalir di permukaan

diusahakan secepatnya dibuang agar tidak menimbulkan

genangan-genangan yang dapat mengganggu aktivitas.

Gambar 4. 18 Foto Dokumentasi sistem drainase tertutup di lokasi

Pengelolaan drainase setempat bangunan gedung

PERTASHOP sudah diatur dan dibuat dengan sistem drainase

tertutup. Selain berisi aliran air hujan, limbah rumah tangga

juga menjadi ‘tanggung jawab’ sistem drainase tertutup ini.

Drainase dibuat tertutup dengan landasan, apabila

dibiarkan terbuka akan meninggalkan bau yang

menyengat. Oleh karena itu, sistem drainase tertutup cocok

diaplikasikan di PERTASHOP .

d. Simpulan Kajian Persyaratan Kesehatan

19
Tabel 4. 11 Simpulan Kajian pemeriksaaan Persyaratan Kesehatan

Pemeriksaan
NO ASPEK PARAMETER
Kesesuaian
1 Persyaratan Sistem Penghawaan Sesuai
Kesehatan Sistem Pencahayaan Sesuai
Penyediaan Air Bersih Sesuai
Sistem
Pengelolaan Air Kotor Sesuai
Sanitasi
Pengelolaan Drainase Sesuai

3. Persyaratan Kenyamanan dan Kemudahan

a. Kenyamanan ruang gerak

Persyaratan kenyamanan dan kemudahan gedung meliputi

kenyamanan dan kemudahan ruang gerak dan hubungan

antar ruang, kenyamanan suhu dalam ruang, kenyamanan

padangan (visual), serta kenyamanan terhadap tingkat

getaran dan kebisingan. Setelah melakukan pengecekan

lapangan (on site) maka kenyamanan dan kemudahan

bangunan gedung PERTASHOP dapat di jelaskan sebagai

berikut :

 Standar bukaan pintu sudah memadai, Tingkat Kebisingan :

32 db, Suhu dalam kantor : 27oC, Tingkat kelembaban : 92%

 Okupansi atau kapasitas dan daya tampung suatu

bangunan berkaitan erat dengan kenyamanan serta aspek

keselamatan penghuni di dalamnya. Dalam hal ini untuk

bangunan gedung PERTASHOP ini nilai okupansi batasan

kapasitas bangunannya maksimal 10 orang.

20
b. Simpulan Kajian Persyaratan Kenyamanan dan Kemudahan

Tabel 4. 12 Simpulan Kajian pemeriksaaan Persyaratan Kenyamanan dan


Kemudahan

Pemeriksaan
NO ASPEK PARAMETER
Kesesuaian

Ruang
1
Persyaratan Gerak Ekskalator
Kenyamanan Vertikal Lift
Ruang
Gerak Koridor
Horizontal Bukaan Pintu Sesuai

C. HASIL UJI TES DI LAPANGAN

Untuk pengujian di lapangan di lakukan dengan

menggunakan beberapa alat tes untuk mengukur kelayakan

bangunan Pertashop CV. BINTANG CIBINGBIN adalah sebagai

berikut :

1. Pengujian Dengan Hammer Test

Gambar 4.20 Pengujian Mutu Beton

Pengujian menggunakan Hammer Test bertujuan untuk

mengatahui mutu beton yang digunakan pada struktur

bangunan Gedung Pertashop. Hasil dari pengukuran mutu

beton yang digunakan 27,20 Mpa di atas standar dengan

21
mutu beton untuk bangunan 1 lantai yaitu 14,5 Mpa (K-175)

dan dalam kondisi baik.

2. Pengujian Dengan Clamp Meter

Gambar 4.21 Pengujian Untuk Arus Listrik

Pengujian dengan menggunakan Clamp Meter bertujuan

untuk mengecek arus listrik, dan kapasitas KWh listrik yang di

gunakan, untuk gedung Pertashop menggunakan Listrik

dengan kapasitas 2.200 Kwh dan untuk instalasi listriknya dalam

kondisi baik.

3. Pengujian Dengan Sound Meter

Gambar 4.22 Pengujian Untuk Tingkat Kebisingan

Hasil Pengujian dengan Sound Meter di dapat tingkat

kebisingan 67,7 dbA. Untuk maksimal menurut Kemen

22
Lingkungan Hidup No.48 Tahun 1996 yaitu baku tingkat

kebisingan 70 dbA.

4. Pengujian Dengan Lux Meter

Gambar 4.23 Pengujian Untuk Intensitas Cahaya

Pengujian dengan menggunakan Lux Meter bertujuan untuk

mengukur tingkat intensitas cahaya, hasil pengukuran di

lapangan untuk intensitas cahaya di dapat 270 Lux, untuk

tingkat pencahayaan yang direkomendasikan 200-500 Lux.

5. Pengujian Dengan PH Meter

Gambar 4.24 Pengujian Untuk PH Air Bersih

23
Pengujian dengan menggunakan PH Meter bertujuan untuk

mengetahui kandungan PH daam air bersih, hasil pengujian di

dapat 7,6 PH air. Dengan standar PH air bersih yaitu 6 sampai 9

PH yang terkandung dalam air bersih.

D. TEMUAN KETIDAKSESUAIAN

1. Nama Perusahaan : CV. BINTANG CIBINGBIN

2. Lokasi Kajian Teknis : Dusun Wage RT. 002 RW.005

Desa Cibingbin Kec. Cibingbin

Kab. Kuningan

3. Pemilik Bangunan Gedung : MAYA MAEMUNAH

4. Luas Lahan : 400 m2

5. Luas Bangunan Gedung : 10.1 m2

6. Tinggi Bangunan : 3 m

NO LOKASI KETERANGAN REKOMENDASI Dokumentasi

1 PERTASHOP Area lantai Disarankan


CV. mengalami untuk
BINTANG Keretakan dilakukan
CIBINGBIN
dan perbaikan
terbelah yang
menyeluruh

2 PERTASHOP Terdapat Disarankan


CV. dinding agar
BINTANG yang retak dilakukan
CIBINGBIN
perbaikan

24
3
PERTASHOP Belum Disarankan
CV. terpasang agar segera
BINTANG CCTV untuk di pasang
CIBINGBIN
keamanan CCTV

E. PENILAIAN AKHIR DAN REKOMENDASI

D.1. Penilaian Akhir

1. Persyaratan administrasi : Sesuai

2. Persyaratan teknis

a. Peruntukan : Sesuai

b. Tata bangunan : Standar

c. Kelaikan fungsi bangunan gedung : Laik

D.2. Rekomendasi

Berdasarkan analisis terhadap Daftar Simak Pemeriksaan Kelaikan

Fungsi Bangunan Gedung (terlampir) dengan ini kami memberikan

penilaian LAYAK untuk dapat Sertifikat Layak Fungsi.

Rekomdasi ini berlaku sepanjang tidak ada perubahan yang dilakukan

oleh pemilik / pengguna yang megubah sistem dan / atau spesifikasi

teknis, atau gangguan penyebab lainnya yang dibuktikan kemudian.

Selanjutnya pemilik/ pengguna bangunan gedung dapat mengurus

permohonan penerbitan Sertifikat Laik Fungsi bangunan gedung.

25

Anda mungkin juga menyukai