REPUBLIK )NDONESIA
- 1741 -
meliputi:
a. identitas Pemilik;
Gedungterbangun;dan
Gedung
Dalam hal dokumen PBG tidak ada, maka dapat diganti dengan
meliputi:
perletakannya;
2 . Daftar Simak . . .
SK No 076462 A
P R E S I D EN
REPUBLIK INDONESIA
- 1742 -
bersertifikat
a. Identitas Pemilik
1 Miring/ Deformasi
2 Terdapatkerusakan
a. rusak ringan
b . rusak sedang
c. rusak berat
3 Bangunan dimanfaatkan
2) Pemanfaatan Setiap . . .
SK No 076463 A
PRES I D EN
REPUBUK INDONESIA
- 1743 -
Terbangun
Terbangun
Terbangun
b) Luas Dasar . . .
SK No 076464 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1744 -
Terbangun
Terbangun
2
Hasil: .... m o Sesuai o Tidak Sesuai, yaitu . . .
Terbangun
Terbangun
f) Ketinggian. . .
SK No 076465 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1745 -
Terbangun
Terbangun
Tegangan Tinggi
Sungai, Pantai, Danau, Rel Kereta Api dan/atau Jalur Tegangan Tinggi
Jarak Sempadan Rel Kereta Api Hasil: . . . . m2 o Sesuai o Tidak Sesuai, yaitu . . .
Tegangan Tinggi
i) J arak Bangunan . . .
SK No 076466 A
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1746 -
Kiri
Kanan
Batas Belakang
k) Dokumen PBG
dalam PBG
dalam PBG
dalam PBG
1) Dokumen . . .
SK No 076467 A
P R E S I D EN
R E l? U B L I K INDONESIA
- 1747 -
m) As-built drawing
Ketersediaan
gambar
No As-built drawing
Ya Tidak
2) Pemeriksaan . . .
SK No 076468 A
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
- 1748 -
(a) Kolom
kerusakan Faktual
sempit (retak)
permukaan beton
(scalling/ spalling)
beton
struktur baja
beton
baja
b) Balok . . .
SK No 076470 A
P R E S I D EN
R E l? U B L I K INDONESIA
- 1749 -
{b) Balok
kerusakan Faktual
sempit (retak)
permukaan beton
( scalling/ spalling)
beton
struktur baja
be ton
baja
c) Pelat . . .
SK No 0 7 6 4 7 1 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1750 -
kerusakan Faktual
sempit (retak)
permukaan be ton
( scalling/ spalling)
beton
struktur baja
beton
kerusakan Faktual
baja
2)Tidak ada
2) Kerapuhan kayu akibat
struktur kayu
e) Dinding Inti . . .
SK No 076472 A
PRES ID EN
REPUBLIK INOONESIA
- 1751 -
kerusakan Faktual
sempit (retak)
permukaan be ton
( scalling/ spalling)
beton
struktur baja
beton
f) Basemen . . .
SK No 076473 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1752 -
[f] Basemen
kerusakan Faktual
sempit (retak)
permukaan be ton
( scalling/ spalling)
1
4) korosi pad a baja tulangan
beton
struktur baja
beton
g) Komponen . . .
SK No 076474 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1753 -
kerusakan Faktual
sempit (retak)
permukaan be ton
(scalling/ spalling)
beton
struktur baja
baja
struktur kayu
3) Pemeriksaan . . .
SK No 076475 A
PRESlOEN
REPUBLIK /NOONESIA
- 1754 -
Garn bar
built drawings)
1 I Ketentuan umum akses pada 1) Tersedia sumber air yang dapat berupa: 1) Sesuai 1) Sesuai I Hasil:
5) Jarak antar . . .
SK No 0 1 4 1 0 3 C
PRESIOEN
REPUBLlK INOONESIA
- 1755 -
Gambar
built drawings)
1 Ketentuan umum akses petugas 1) Tersedia sambungan siamese yang dipasang di lokasi dimana akses ke 1) Sesuai 1) Sesuai Hasil: . . . . . . . . . . .
pemadam kebakaran ke atau di dalam bangunan gedung atau lingkungan bangunan gedung
2) Tidak Sesuai 2)Tidak Sesuai
lingkungan menjadi sulit karena alasan keamanan
4) Perlu adanya . . .
SK No 0 1 4 1 0 4 C
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1756 -
Garn bar
built drawings)
1 0 meter.
mobil pemadam, snorkel, mobil pompa dan mobil tangga dan platform
tidak boleh kurang dari 2 meter atau lebih dari 1 0 meter dari pusat
c) Lapis perkerasan . . .
SK No 0 1 4 1 0 5 C
PRESIDE'N
REPUBLtK !NOONESJA
- 1757 -
Garn bar
built drawings)
c. Lapis perkerasan harus dibuat dari metal, paving blok, atau lapisan
f. Radius terluar dari belokan pada jalur masuk tidak boleh kurang
dari 1 0 , 5 m
g. Tinggi ruang bebas di atas lapis perkerasan atau jalur masuk mobil
terse but
8) Pada ke-4 . . .
SK No 0 1 4 1 0 6 C
PRES I OEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1758 -
Gambar
built drawings)
satu sama lain dan harus diberikan pada kedua sisi jalur.
dari 50 mm.
9) Tiap bagian . . .
SK No 0 1 4 1 0 7 C
F' R E S I O E N
REPUBLIK lNOONESIA
- 1759 -
Gambar
built drawings)
hidran kota.
10) Bila hidran kota tidak tersedia, maka harus disediakan hidran
halaman
hidran
SK No 0 1 4 1 0 8 C
PRE'SIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1760 -
Gambar
terbangun (as-
No Pemeriksaan Standar Teknis Kondisi Nyata Keterangan
built drawings)
Ketentuan umum akses 1) Akses petugas pemadam kebakaran dibuat melalui dinding luar untuk o Sesuai o Sesuai Hasil: . . . . . . . . . . .
1
operasi pemadaman dan penyelamatan.
petugas pemadam kebakaran ke o Tidak Sesuai o Tidak Sesuai
2) Akses petugas pemadam kebakaran harus siap dibuka dari dalam dan
Bangunan Gedung
luar atau terbuat dari bahan yang mudah dipecahkan, serta bebas
merah atau kuning dengan ukuran tiap sisi minimum 150 mm dan
diletakkan pada sisi luar dinding dan diberi tulisan "AKSES PEMADAM
cm lebar dan 100 cm tinggi, dengan tinggi ambang bawah tidak lebih
5) Bangunan gedung yang bukan tempat parkir sisi terbuka dengan luas
tingkat . . .
SK No 0 1 4 1 0 9 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1761 -
tingkat bangunan gedung seluas 600 m2 atau lebih, yang bagian atas
bangunan gedung.
kebakaran.
1 ) Bangunan . . .
SK No 0 1 4 1 1 0 C
PRESIDEN
R E F' U B L I K .fNDONESIA
- 1762 -
Garn bar
built drawings)
1) Bangunan gedung dengan dua atau lebih lantai besmen yang luasnya 1 ) Sesuai 1 ) Sesuai Hasil: .
2 Kelengkapan akses petugas
lebih dari 900 m2 hams dilengkapi dengan saf tangga kebakaran yang
pemadam kebakaran ke 2)Tidak Sesuai 2)Tidak Sesuai
tidak perlu memasang lif pemadam kebakaran
Bangunan Gedung
2) Bangunan gedung yang lantainya terletak lebih dari 20 m di atas
kebakaran
SK No 0 1 4 1 1 1 C
F R E S I D E: N
REPUBLIK INDONESIA
- 1763 -
Garn bar
b. aliran air yang diperlukan untuk pasokan air 2)Tidak Sesuai 2)Tidak Sesuai
a. reservoir,
b. tangki bertekanan,
yang disetujui
b) Sarana Penyelamatan . . .
SK No 0 1 4 1 1 2 C
PRESIDEN
REPUBLIK I N D O N E S I A
- 1764 -
b) Sarana Penyelamatan
1) Akses Eksit
Gambar
built drawings)
l. Ukuran, ketentuan, dan lokasi 1) Akses eksit harus terproteksi dari bahaya kebakaran. 1) Sesuai 1) Sesuai Hasil: ...........
2. Ukuran, ketentuan, dan lokasi 1) Akses eksit lebih dari 2 arah menuju ke 1 eksit, masing-masing
akses eksit akses eksit harus memiliki lebar yang cukup untuk jumlah
2)Lebar akses . . .
SK No 0 1 4 1 1 3 C
FI R E S I D E N
REPUBLIK INOONESJA
- 1765 -
Gambar
built drawings)
2) Lebar akses eksit diukur dari titik tersempit dalam hal akses
atap.
dan sejenisnya.
Kelengkapan akses . . .
SK No 0 1 4 1 1 4 C
P J: � E . S I O E N
R E: P U B L I K INOONESIA
- 1766 -
Gambar
built drawings)
3. Kelengkapan akses eksit 1) Pin tu akses eksit harus secara jelas mudah dikenali. 1) Sesuai 1 ) Sesuai
2) Akses eksit di luar ruangan harus dilengkapi dengan kantilever, 2) Tidak Sesuai 2) Tidak Sesuai
(2) Eksit . . .
SK No 0 1 4 1 1 5 C
FRESIDEN
REPUBLJK INDONESIA
- 1767 -
2) Eksit
Garn bar
(as-
built drawings)
1 'Ukuran, ketentuan, dan lokasi 1) Bangunan Gedung dengan ketinggian sedang dan tinggi [I] Sesuai 1) Sesuai IHasil: .
eksit serta Bangunan Gedung Umum di atas 1 lantai harus Pl Tidak Sesuai 12) Tidak Sesuai
lainnya.
kapasitas pengguna.
5) Lebar . . .
SK No 0 1 4 4 1 8 C
PRES IDEN
REPUSLIK tNDONESIA
- 1768 -
Gambar
(as-
built drawings)
SK No 047059 C luasnya . . .
PRES IDEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1769 -
Garn bar
(as-
built drawings)
kebakaran.
darurat lainnya.
untuk . . .
SK No 047060 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1770 -
Garn bar
(as-
built drawings)
lainnya.
Pengguna . . .
SK No 047061 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1771 -
Garn bar
(as-
built drawings}
lainnya.
2 IKelengkapan eksit 1) Pintu eksit harus diberi penanda yang mudah terlihat agar 11) S�suai _ 1) Sesuai jHasil: .
lainnya.
SK No 047062 C
pencahayaan . . .
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1772 -
Gambar
(as-
built drawings}
eksit terdekat.
3 IKelengkapan eksit 1) Penanda eksit bertuliskan "EKSIT" atau penanda sejenis I 1) Sesuai 1 ) Sesuai IHasil: .
2) Tidak Sesuai
ditempatkan pada akses eksit untuk mengarahkan pada I 2) Tidak Sesuai
eksit terdekat.
2) Jika . . .
SK No 047063 C
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1773 -
Garn bar
(as-
built drawings)
basement'.
mengakibatkan
3) Keandalan . . .
SK No 047064 C
PRES IDEN
REPUBLJK lNDONESIA
- 1774 -
Garn bar
terbangun (as
No Pemeriksaan Standar Teknis Kondisi Nyata Keterangan
built drawings)
1 IKetentuan umum keandalan 1) Sarana jalan ke luar harus bebas dari segala hambatan atau 1) Sesuai 1) Sesuai IHasil: .
sarana jalan keluar rintangan untuk penggunaan sepenuhnya pada saat 2) Tidak Sesuai 2) Tidak Sesuai
jalan ke luar
langsung.
5) Setiap . · ·
SK No 047065 C
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1775 -
Garn bar
terbangun (as
No Pemeriksaan Standar Teknis Kondisi Nyata Keterangan
built drawings)
4) Pintu . . .
SK No 047066 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONES!A
- 1776 -
4) Pintu
Garn bar
built drawings)
Ketentuan umum pintu tahan api 1) Setiap pintu pada sarana jalan keluar harus dari jenis engsel sisi 1) Sesuai 1) Sesuai Hasil: ...........
1
3) Pintu tahan api yang disyaratkan dari jenis engsel sisi atau jenis
b) Apabila . . .
SK No 047067 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1777 -
Gambar
built drawings)
{>) Tenaga yang diperlukan untuk rnembuka penuh pintu yang mana
saja secara manual di dalam suatu sarana jalan ke luar harus tidak
kunci,
5) Ruang · · ·
SK No 047068 C
PRES IDEN
REPUSLIK INDONESIA
- 1778 -
.
Garn bar
built drawings}
1 Ketentuan umum ruang 1} Semua tangga di dalam bangunan gedung, yang melayani l}Sesuai l}Sesuai Hasil: ...........
terlindung dan proteksi tangga sebuah eksit atau komponen eksit, harus tertutup 2} Tidak Sesuai 2)Tidak Sesuai
arah . . .
SK N o 047069 C
PRES I DEN
REPUSLIK INDONESIA
- 1779 -
Gambar
built drawings)
tertutup
Gambar
1 Ketentuan umum jalur terusan 1) Suatu jalan terusan eksit harus dipisahkan dari bagian lain 1) Sesuai 1) Sesuai Hasil: ...........
dari . . .
SK N o 047070 C
PRES IDEN
REPUSLIK tNDONESIA
- 1780 -
Garn bar
7) Kapasitas . . .
SK No 047071 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1781 -
Garn bar
1 l,Ketentuan umum kapasitas 1} Kapasitas total sarana jalan ke luar untuk setiap lantai, I l}Sesuai I l}Sesuai IHasil: .
sarana jalan keluar balkon, tempat duduk dengan deretan bertingkat, atau I 2}Tidak Sesuai 2)Tidak Sesuai
huniannya.
kapasitas . . .
SK No 047072 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1782 -
keluar
sebuah balkon
bawahnya
Tahun 2008
8) Jarak . . .
SK No 047073 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESfA
- 1783 -
Garn bar
1 Ketentuan umum jarak 1) Jarak tempuh ke eksit harus diukur pada lantai atau 1) Sesuai 1) Sesuai Hasil: ...........
tempuh eksit permukaan jalan lainnya, sebagai berikut: 2) Tidak Sesuai 2) Tidak Sesuai
9) Jumlah . . .
SK No 047074 C
P R. E S _ I D E N
REPUBLIK INDONESIA
- 1784 -
Gambar
Ketentuan umum 1) Jumlah minimum sarana jalan ke luar dari setiap balkon, 1) Sesuai 1) Sesuai Hasil: . . . . . . . . . . .
1
jumlah sarana jalan mezanin, lantai atau bagian dari padanya harus dua, 2) Tidak Sesuai 2) Tidak Sesuai
bangunan gedung.
suatu mezanin
gedung.
1 0 ) Susunan . . .
SK No 047075 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1785 -
10) Susunan Sarana Jalan Keluar
Tabel IV.52 Sampel ke:.....
Gambar
No Pemeriksaarr Standar terbangun (as- Kondisi Nyata Keterangan
Teknis built draruingsl
1 Ketentuan urnum susunafl l) Apabila eksit tidak mudah dicapai dengan cepat dari 1) Sesuai f) Sesuai Hasil:
sar€rna jalan keluar daerah lantai terbuka, jalan terusan yang aman dart
menerus, gang, atau koridor yang menuju langsung ke
2) Tidak Sesuai A Tidak Sesuai
setiap eksit harus dijaga dan disusun menyediakan akses
untuk setiap hunian ke sedikitnya dua eksit dengan
pemisahan jalan lintasan.
2l Koridor harus menyediakan a.kses eksit tanpa lewat
melaui setiap ruangan yang menghalangi, selain koridor,
lobi dan ternpat lain yang diiainkan membuka ke koridor
3) Koridor yang tidak disyaratkan mempunyai tingkat
ketal.anan api harus diizinkan ke h:ar ke dalam daerah
lantai terbuka
4) Apabila...
SK No 047076C
PRES !DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1786 -
Garn bar
daerah . . .
SK No 047077 C
PRES !DEN
REPU8LIK INDONESIA
- 1787 -
Gambar
luar
1 1 ) Eksit . . .
SK No 047078 C
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1788 -
Gambar
1) Eksit pelepasan harus berada di permukaan tanah atau 1) Sesuai 1} Sesuai [Hasil: .
1 IUkuran, ketentuan, dan lokasi langsung ke ruang terbuka yang aman di luar Bangunan 2) Tidak Sesuai �} Tidak Sesuai
dengan ketentuan:
langsung . . .
SK No 047079 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1789 -
Gambar
Gedung;
m;
penyelamatan; dan
dari tangga . . .
SK No 047080 C
PRES IDEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1790 -
Garn bar
2 jKelengkapan eksit pelepasan 1) Pada bangunan hunian yang tidak dilengkapi dengan sistem 1 1 ) Sesuai 1) Sesuai IHasil: .
sprinkler otomatis, paling sedikit 50% dari jumlah total tangga p) Tidak Sesuai b) Tidak Sesuai
kegiatan komersial;
terlihat . . .
SK No 047081 C
PRES IDEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1791 -
Garn bar
dan
4) Jarak paling jauh antara titik pelepasan tangga eksit dan ruang
melebihi 1 0 m.
1 2 ) Iluminasi . . .
SK No 047082 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1792 -
Gambar
terbangun (as
No Pemeriksaan Standar Kondisi Nyata Keterangan
built drawings)
Teknis
1 IKetentuan umum iluminasi sarana 1) Pencahayaan buatan harus digunakan pada tangga, serambi, 1 1 ) Sesuai 1) Sesuai Hasil: .
· alan keluar koridor, ram, eskalator dan terusan yang menuju ke suatu eksit 2) Tidak Sesuai 12) Tidak Sesuai
luar
3) Lantai dan permukaan jalan lain di dalam sebuah eksit dan di dalam
bagian dari akses eksit dan eksit pelepasan harus diterangi sebagai
b e ri ku t :
sekurang-kurangnya
SK No 047083 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1793 -
Garn bar
terbangun ( as
No Pemeriksaan Standar Kondisi Nyata Keterangan
built drawings)
Teknis
harus paling sedikit 2 lux selama periode kinerja atau proyeksi yang
1 3 ) Pencahayaan . . .
SK N o 047084 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1794 -
Garn bar
terbangun ( as-
No Pemeriksaan Standar Kondisi Nyata Keterangan
built drawings}
Teknis
I �etentuan urnum pencahayaan I) Fasilitas pencahayaan darurat untuk sarana jalan ke luar harus 1) Sesuai 1) Sesuai Hasil: ...........
6) saf tangga dan ruang antara dari ruang terlindung kedap asap,
generator . . .
SK N o 047085 C
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1795 -
Garn bar
terbangun ( as-
No Pemeriksaan Standar Kondisi Nyata Keterangan
built drawings)
Teknis
14) Penandaan . . .
SK No 047086 C
PRES IDEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1796 -
Garn bar
1 Ketentuan umum penandaan 1) Eksit, selain dari pintu eksit utama di bagian luar bangunan 1 ) Sesuai 1) Sesuai Hasil: ...........
sarana jalan keluar gedung yang jelas dan nyata di identifikasikan sebagai eksit, harus
sebagai berikut :
yang berlaku
c) Sarana . . .
SK No 047087 C
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1797 -
Garn bar
1 Palang pengaman, kisi-kisi, jeruji, atau alat serupa harus dipasang 1) Sesuai 1) Sesuai Hasil: . . . . . . . . . . .
Ketentuan umum
operasi normal
d) Rencana . . .
SK No 047088 C
PRES !DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1798 -
d) Rencana Evakuasi
Gambar
terbangun (as
No Pemeriksaan Standar Kondisi Nyata Keterangan
built drawings)
Teknis
1 I Ketentuan rencana evakuasi 1) Gambar dan tulisan harus dapat terbaca dengan jelas. 1) Sesuai 1) Sesuai Hasil: .
2) Harus menunjukkan tata letak lantai terhadap orientasi bangunan yang 2) Tidak Sesuai �) Tidak Sesuai
kebakaran meliputi:
a) lift kebakaran;
b) slang kebakaran;
d) pipa . . ·
SK No 047089 C
PRES IDEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1799 -
Garn bar
terbangun (as-
No Pemeriksaan Standar Kondisi Nyata Keterangan
built drawings)
Teknis
Garn bar
1 Ukuran, ketentuan, dan lokasi eksit 1) Sistem peringatan bahaya pada Bangunan Gedung berupa sistem alarm 1) Sesuai 1 ) Sesuai Hasil: ...........
pelepasan bencana (kebakaran, gempa, tsunami) dan/ atau sistem peringatan 2) Tidak Sesuai 2) Tidak Sesuai
gelap . . .
SK No 047090 C
PRES IDEN
REPUSLIK INDONESIA
- 1800 -
Garn bar
gelap dan waktu berpendar paling sedikit 2 jam dapat menyala tanpa
3985: 2000 atau edisi terbaru tentang "Tata Cara Perencanaan dan
4) Sarana jalan keluar dipasang sesuai SNI 1746: 2000 tentang "Tata
5) Jalur evakuasi pada saat terjadi tsunami _dipasang sesuai SNI 7766:
SK No 047091 C
antara . . .
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1801 -
Gambar
antara lain:
suatu ruangan.
panas tersebut.
i. Sensor . . .
SK No 047092 C
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1802 -
Garn bar
kebakaran
f) Area . . .
SK No 047093 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1803 -
Garn bar
1 I Uk:uran, ketentuan, dan lokasi 1) Harus memiliki konstruksi dinding yang mempunyai Tingkat 1 1 ) Sesuai 1) Sesuai Hasil: .
di atas . . .
SK No 047094 C
P R. E S I D E N
REPUBLIK INDONESIA
- 1804 -
Garn bar
dinding
REPUBLIK INDONESIA
- 1805 -
Garn bar
persyaratan;
rintangan;
permukaan . . .
SK No 047096 C
PRESIDEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1806 -
Gambar
berupa kombinasi
persyaratan.
g) Titik . . .
SK No 047097 C
PRES !DEN
REPUSLIK INDONESIA
- 1807 -
g) Titik Berkumpul
Garn bar
1 1) Jarak minimum titik berkumpul dari Bangunan Gedung II) Sesuai 1) Sesuai Hasil: .
Ukuran, ketentuan, dan lokasi
adalah 20 m untuk melindungi Pengguna Bangunan Gedung
titik berkumpul . 12) Tidak Sesuai 12) Tidak Sesuai
dan Pengunjung Bangunan Gedung dari keruntuhan atau
bahaya lainnya.
medis.
5) Ketentuan . . .
SK No 047098 C
PRES IDEN
REPUSLIK INDONESIA
- 1808 -
Gambar
h) Lift
SK NG 047099 C
PRES IDEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1809 -
h) Lift Kebakaran
Garn bar
terbangun ( as
No Pemeriksaan Standar Kondisi Nyata Keterangan
built drawings)
Teknis
1 Ukuran, ketentuan, dan lokasi 1) Paling sediki� harus disediakan 1 buah lift kebakaran atau lift darurat 11) Sesuai 1) Sesuai Hasil:
tanah atau level akses masuk Bangunan Gedung, harus memiliki saf
2) Ketentuan . . .
SK No 0 4 7 1 0 0 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1810 -
Garn bar
terbangun ( as-
No Pemeriksaan Standar Kondisi Nyata Keterangan
built drawings)
Teknis
Keluar.
i) Sistem . . .
SK No 0 4 7 1 0 1 C
PRES IDEN
REPUSLIK INDONESIA
- 1811 -
TabeN
l . 6 3 Sampel ke: .
Gambar
terbangun ( as-
No Pemeriksaan Standar Kondisi Nyata Keterangan
Teknis
built drawings)
1 Jenis, ukuran, dan arah 1) Tidak ada lubang atau keretakan pada pintu atau bingkai 1) Sesuai 1) Sesuai Hasil: ...........
dengan jumlah pengguna dan 2) Bukaan pintu mengarah ke arah jalur jalan ke luar
pengunjung serta luas 3) Pintu dapat menutup sendiri atau menutup secara otomatis
Bangunan Gedung)
4) Pintu mengunci secara mandiri dalam keadaan tertutup
Konstruksi (jenis dan kondisi 1) Jenis pegangan pin tu tahan api menggunakan "panic bar' 1) Sesuai 1 ) Sesuai Hasil: ...........
2
material, menyesuaikan 2) Jenis engsel pintu yang digunakan dari jenis engsel sisi
12) Tidak Sesuai r.2) Tidak Sesuai
dengan fungsi dan luas atau pin tu ayun untuk pin tu pada sarana jalan keluar
Bangunan Gedung)
2) Partisi . . .
SK No 0 4 7 1 0 2 C
PRES I DEN
REPUSLIK INDONESIA
- 1812 -
Garn bar
Jenis, ukuran, dan ketentuan 1) Pintu sebagai partisi penghalang asap harus tidak memiliki 1 1 ) Sesuai 1 ) Sesuai Hasil: .
1
umum partisi penghalang asap kisi- kisi udara (louvers)
. . . 12) Tidak Sesuai 12) Tidak Sesuai
2) Bukaan pada pemindah udara pada partisi penghalang
3) Penghalang . . .
SK No 047103 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1813 -
3) Penghalang Asap
Garn bar
Ketentuan. umum penghalang 1) Tidak ada celah pada daun pintu, rongga-rongga udara 1) Sesuai 1 ) Sesuai Hasil: ...........
1
asap atau kisi-kisi pintu pada pintu penghalang asap
2) Tidak Sesuai 2) Tidak Sesuai
2) Pintu pada perighalang asap harus dari jenis yang bisa
4) Atrium . . .
SK No 0 4 7 1 0 4 C
PRES IDEN
REPUSLIK INDONESIA
- 1814 -
4) Atrium
Garn bar
j) Sistem . . .
SK No 0 4 7 1 0 5 C
PRES I DEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1815 -
Gambar
1 Kelengkapan komponen sistem 1) Kelengkapan komponen sistem pipa tegak yang meliputi : 1) Sesuai 1 ) Sesuai Hasil: ...........
4) Gantungan
5) Katup
a. Lemari tertutup
b. Slang
c. Rak slang
d. Nozel
e. Label
7) Sambungan . . .
SK No 0 4 7 1 0 6 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1816 -
Garn bar
7) Sambungan slang
9) Tanda arah
Garn bar
secara otomatis
2) Tidak Sesuai 12) Tidak Sesuai
3) Pompa . . .
SK No 047107 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1817 -
Gambar
terbangun ( as-
No Pemeriksaan Standar Kondisi Nyata Keterangan
1 Jenis, ukuran, dan 1) Penempatan pompa di dalam ruang dilindungi oleh 1) Sesuai 1 ) Sesuai Hasil: ...........
penempatan pompa pemadam konstruksi tahan api dengan TKA 2 jam 12) Tidak Sesuai �) Tidak Sesuai
didekatnya minimal 1 5 m
minimal 1 5 m
pompa
Kelengkapan . . .
SK No 0 4 7 1 0 8 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1818 -
Gambar
terbangun (as-
No Pemeriksaan Standar Kondisi Nyata Keterangan
2 Kelengkapan pompa pemadam 1) Ruang pompa dilengkapi dengan lubang pengering lantai 1) Sesuai 1) Sesuai Hasil: ...........
4) Penyediaan Air
Garn bar
1) Volume air pada tangki kebakaran bertekanan untuk 1) Sesuai 1 ) Sesuai Hasil: ...........
1 Ketersediaan air
5) Alat . . .
SK No 0 4 7 1 0 9 C
PRES IDEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1819 -
Gambar
1 Ukuran, dan penempatan 1) Lemari tempat APAR harus tidak dikunci 1 ) Sesuai 1 ) Sesuai Hasil: ...........
2 Kelengkapan APAR Label, kartu tanda pengenal, stensil, atau indikator yang 1) Sesuai 1) Sesuai Hasil: ...........
ditempelkan pad a APAR memberikan informasi sebagai 2) Tidak Sesuai 12) Tidak Sesuai
berikut:
Sheet = MSDS)
konsentrasinya . . .
SK No 0 4 7 1 1 0 C
PRES I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 1820 -
Gambar
persen volume.
(Material Safety
nomor telepon.
6) Sistem . . .
SK No 0 4 7 1 1 1 C
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1821 -
Garn bar
1 Penempatan sistem deteksi 1) Detektor harus diproteksi terhadap kemungkinan rusak 1) Sesuai 1) Sesuai Hasil: ...........
7) Sistem . . .
SK No 0 4 7 1 1 2 C
PRES !DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1822 -
Garnbar
1 Ketentuan umum sistem alarm 1) Mempunyai bunyi serta irama yang khas hingga mudah 1 ) Sesuai 1) Sesuai Hasil: . . . . . . . . . . .
kebakaran dikenal sebagai alarm kebakaran 12) Tidak Sesuai 12) Tidak Sesuai
1000 Hz
8) Sistem . . .
SK No 0 4 7 1 1 3 C
. P R E S I D E N
REPUBLIK I N D O N E: S I A
- 1823 -
Garn bar
1 Ukuran dan ketentuan umum 1) Cerobong udara untuk tata udara dan ventilasi mekanik 1 ) Sesuai 1 ) Sesuai Hasil: ...........
dengan kuat.
harus:
i. perrnukaannya . . .
SK No 0 0 0 1 0 5 C
PRES !DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1824 -
Garn bar
api
tidak diperbolehkan.
dibuat . . .
SK No 0 4 7 1 1 5 C
PRES I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 1825 -
Garn bar
dipresurisasi
4) Pada . . .
SK No 0 4 7 1 1 6 C
PRES !DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1826 -
Garn bar
k) Sistem . . .
SK No 0 4 7 1 1 7 C
PRESIDEN
REP.UBLIK I N D O N E S I A
- 1827 -
Garn bar
1 I Ketentuan umum Unit 1) Pemilik/pengguna Bangunan Gedung melaksanakan I l l Sesuai I l l Sesuai Hasil: .
kebakaran.
kebakaran.
gedung . . .
SK No 0 0 0 1 0 6 C
PRES !DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1828 -
Gambar
mengimplementasikan secara
yang . . .
SK No 0 4 7 1 1 9 C
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1829 -
Garn bar
2 I Kelengkapan Unit Manajemen 1) Bangunan gedung harus diproteksi terhadap kemungkinan 1 1 ) Sesuai 1 1 ) Sesuai Hasil: .
Kebakaran terjadinya bahaya kebakaran dengan sistem proteksi �) Tidak Sesuai 2) Tidak Sesuai
kebakaran.
dan . . .
SK No 0 4 7 1 2 0 C
PRES IDEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1830 -
Garn bar
2) Organisasi. . .
SK No 0 4 7 1 2 1 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1831 -
Garn bar
1 Ketentuan umum Organisasi 1) Organisasi penanggulangan kebakaran dapat berupa Tim 1) Sesuai 1) Sesuai Hasil: ...........
Proteksi Kebakaran/Tanggap Penanggulangan Kebakaran (TPK) yang akan 2) Tidak Sesuai 2) Tidak Sesuai
a) penanggungjawab/FSM,
b) personil komunikasi,
c) pemadam kebakaran,
d) penyelamat/paramedis,
e) ahli teknik,
f) pemegang. . .
SK No 0 4 7 1 2 2 C
PRES I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 1832 -
Garn bar
g) keamanan (security).
mempertimbangkan:
tapak, dan
3) Tata Laksana . . .
SK No 047123 C
PRES I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 1833 -
Garn bar
1 IKetentuan umum Tata Laksana 1) Tata Laksana Operasional mencakup: 1) Sesuai 1 ) Sesuai !Hasil: .
Operasional o kegiatan pembentukan tim perencanaan, 12) Tidak Sesuai b) Tidak Sesuai
bahaya kebakaran,
Komunikasi. . . .
SK No 0 4 7 1 2 4 C
PRES IDEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1834 -
Garn bar
0 Komunikasi;
0 Keselamatan jiwa;
0 Proteksi property;
0 Latihan (drill).
4) Sumber . . .
SK No 0 4 7 1 2 5 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1835 -
Garn bar
1 Ketentuan umum Sumber Daya 1 ) Melibatkan SOM dengan keahlian di bidang: 1) Sesuai 1 ) Sesuai Hasil: ...........
o manajemen.
o kompetensi keahlian,
Bangunan.
3) Pelatihan . . .
SK No 0 4 7 1 2 6 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1836 -
Garn bar
SK No 0 4 7 1 2 7 C
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1837 -
Udara
Gambar Terbangun
D Rusak
Ring an Yaitu: . . . .
D Rusak
Sedang
D Rusak
Berat
D Rusak
D Rusak
Sedang
D Rusak
Berat
D Rusak
D Rusak
Sedang
D Rusak
Berat
b) Sistem . . .
SK No 076476 A
PRESIDEN
REPUB�IK lNDONESIA
- 1838 -
Konduktor Penyalur
Gambar Terbangun
D Rusak
D Rusak
Sedang
D Rusak
Berat
D Rusak
Ring an Yaitu: . . . .
D Rusak
Sedang
D Rusak
Berat
D Rusak
D Rusak
Sedang
D Rusak
Berat
{c) Sistem . . .
SK No 078495 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1839 -
Gambar Terbangun
D Rusak
D Rusak
Sedang
D Rusak
Berat
D Rusak
Ringan Yaitu: . . . .
D Rusak
Sedang
D Rusak
Berat
D Rusak
D Rusak
Sedang
D Rusak
Berat
( 4) Pemeriksaan . . .
SK No 078496 A
PRESIPEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1840 -
a) Sumber Listrik
Gambar Terbangun
D Rusak
D Rusak
Sedang
D Rusak
Berat
D Rusak
D Rusak
Sedang
D Rusak
Berat
D Rusak
D Rusak
Sedang
D Rusak
Be rat
b) Panel . . .
SK No 075054 A
P R E S I PEN
REPUEH.JK INDONESIA
- 1841 -
b) Panel Listrik
Gambar Terbangun
0 Rusak
D Rusak
Sedang
0 Rusak
Berat
0 Rusak
D Rusak
Sedang
0 Rusak
Berat
D Rusak
0 Rusak
Sedang
0 Rusak
Berat
c) Instalasi . . .
SK No 075055 A
PRES I PEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1842 -
c) Instalasi Listrik
Gambar Terbangun
D Rusak
Ring an Yaitu: . . . .
D Rusak
Se dang
D Rusak
Berat
D Rusak
Ring an Yaitu: . . . .
D Rusak
Se dang
D Rusak
Berat
D Rusak
D Rusak
Sedang
D Rusak
Berat
d) Sistem . . .
SK No 075056 A
PRES I OEN
R E P. U B L I K JNDONESIA
- 1843 -
d) Sistem Pembumian
Gambar Terbangun
D Rusak
Ring an Yaitu: . . . .
D Rusak
Sedang
D Rusak
Berat
D Rusak
D Rusak
Sedang
D Rusak
Berat
D Rusak
D Rusak
Sedang
D Rusak
Berat
g. Informasi . . .
SK No 075075 A
PRESIDEN
R E l? U B L I K lNDONESIA
- 1844 -
Tabel IV.87
No Pemeliharaan Periodik
Komponen Bangunan
Tidak
Ge dung Ru tin Berkala
Terjadwal
1 Lift 6 bulan
2 Lampu Tidak
terjadwal
Tabel IV.88
No Perawatan Periodik
Komponen Bangunan
Tidak
Ge dung Ru tin Berkala
Terjadwal
terjadwal
keramik terjadwal
3 . Surat . . .
SK No 075076 A
PRES I P E N
R E P LI B L I K lNDONESIA
- 1845 -
Laik Fungsi
BANGUNAN GEDUNG
Nama
Nomor Identitas
Alamat
Telepon
Gedung:
1. Nama bangunan
2. Alamat bangunan
3. Fungsi bangunan
4. Klasifikasi kompleksitas
5. Ketinggian bangunan
8. Jumlah basemen
1 0 . L u a s t an a h
Berdasarkan . . .
SK No 075077 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1846 -
(ttd)
(namajelas)
VI . KETENTUAN . . .
SK No 0 7 5 0 7 8 A
PRES I OEN
REPUSLIK INDONESIA
- 1847 -
hijau.
a. Kesesuaian Tapak
yang meliputi:
basemen; dan
lahan).
c) wilayah . . .
SK No 076049 A
PRES I O E N
R E P. U B !,. J K JNDONESIA
- 1848 -
gedung, atau
bangunan gedung.
yang dimiliki.
Metode . . .
SK No 0 7 6 3 3 0 A
PRESIOEN
R E P U B l. l K INDONESIA
- 1849 -
diterima.
kondisi:
dan/atau
Kinerja . . .
SK No 0 7 6 3 3 1 A
P R E S I D EN
REPUBLIK INDONESIA
- 1850 -
yang terintegrasi.
pernbangunan.
udara . . .
SK No 0 7 6 3 3 2 A
PRES I OEN
REPUBLIK JNDONESIA
- 1851 -
a. Pengelolaan Tapak
1) Orientasi Bangunan
yang meliputi:
bangunan gedung.
2) Pengolahan Tapak
bangunan;
SK No 0 7 6 3 3 3 A
PRESIOEN
R E P LJ B L,. I K JNDONESIA
- 1852 -
tapak.
tapak bangunan.
c) RTH . . .
SK No 076334 A
PRESIOEN
R E P LI B L. I K INDONESIA
- 1853 -
4).
kondisi pengguna.
tapak . . .
SK No 0 7 6 3 3 5 A
PRES I OEN
R E P U B L. I K JNDONESIA
- 1854 -
hijau. b) Bilamana . . .
SK No 076336 A
PRESIPEN
R E P. U B L I K lNDONESIA
- 1855 -
bawahnya.
b. Efisiensi . . .
SK No 0 7 6 3 3 7 A
PRES I PEN
REPUBLIK lNDONESlA
- 1856 -
berlebihan.
1) Selubung Bangunan
terse but.
secara bertahap.
e) Ketentuan . . .
SK No 0 7 6 3 3 8 A
P R E S I PEN
REPUaUK JNDONESIA
- 1857 -
2) Sistem Ventilasi
ventilasi alami.
tidak memungkinkan.
a) Sistem . . .
SK No 0 7 6 3 3 9 A
PRES I OEN
R E F? LI B L I K INDONESIA
- 1858 -
· . . 3) penggunaan . . .
Bangunan Gedung atau edisi terbaru.
4) Si stem Pencahayaan
pencahayaan . . .
SK No 076340 A
PRESIOEN
REF'UBJ.JK JNDONESIA
- 1859 -
gedung.
dipersyaratkan;
pekerjaan;
(3) penggunaan . . .
SK No 0 7 6 3 4 1 A
PRES I PEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1860 -
edisi terbaru.
6) Sistem Kelistrikan
a) Perencanaan . . .
SK No 076342 A
PRES I DEN
REPUBllK INOONESIA
- 1861 -
listrik; dan .
utilitas.
pedoman . . .
SK No 078497 A
PRES I OEN
R E f? U B L I K lNDONESIA
- 1862 -
( sepuluh persen).
1) Sumber Air
berikut:
air primer;
setempat; dan
d) Ketentuan . . .
SK No 076344 A
PRES I OEN
REPUBUK lNDONESIA
- 1863 -
2) Pemakaian Air
air lainnya.
b) Peralatan . . .
SK No 076345 A
PRES I OEN
REPUBLJK lNDONESIA
- 1864 -
berikut:
teknis.
meliputi:
1) Pelarangan merokok
b) Larangan . . .
SK No 076346 A
PRESIPEN
REPUBUK JNDONESIA
- 1865 -
m ( sepuluh meter).
(CO)
3
yang ditetapkan 9 . 0 0 0 mg/m atau 5 . 0 0 0 bagian dalam
sejuta.
b) Setiap . . .
SK No 076347 A
PRES I O E N
REPUBLIK lNDONESIA
- 1866 -
3
ditetapkan 29 mg/ m a tau 26 bagian dalam sejuta.
teknis.
terhadap . . .
SK No 076348 A
P R E S I OEN
R E P. U B L I K JNDONESIA
- 1867 -
bangunan.
menyebabkan kanker.
Ketentuan . . .
SK No 076349 A
PRESIOEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1868 -
logam.
keahlian di bidangnya.
meliputi:
ramah lingkungan.
b) Material Cat
bagi kesehatan.
berbahaya.
d) Material . . .
SK No 076350 A
PRES I P E N
R E P U B !... I K JNDONESIA
- 1869 -
d) Material logam
labeling)
dan
Hal ini . . .
SK No 0 7 6 3 5 1 A
PRES I OEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1870 -
sedikit.
ataupun . . .
SK No 0 7 6 3 1 2 A
PRES I OEN
R E F..' U B !,... I K J N D O N E: S I A
- 1871 -
e) Material Cat
f. Pengelolaan Sampah
lingkungan . . .
SK No 0 7 6 3 1 3 A
PRES I PEN
R E P U B L I K. lNDONESIA
- 1872 -
digunakan.
Sistem . . .
SK No076314A
PRES I O E N
R E P U B !- I K INDONESIA
- 1873 -
terdiri atas:
lingkungan.
peraturan perundang-undangan.
Fasilitas . . .
SK No 0 7 6 3 1 5 A
PRES IOEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1874 -
2) Daur Ulang Air yang Berasal dari Air Limbah ( Grey Water)
undangan.
ketentuan perundang-undangan.
tower).
Ketentuan . . .
SK No 0 7 6 3 1 6 A
PRES I OEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1875 -
terdiri atas:
k o n ti n u ; d a n
dipergunakan.
kualitas . . .
SK No 0 7 6 3 1 7 A
PRES I D E N
REPUBLIK JNDONESIA
- 1876 -
BGH.
secara berkala;
fungsi;
bersertifikat; dan
b) menyiapkan . . .
SK No 0 7 6 3 1 8 A
PRESIOEN
REPUBLIK J N O O N !;: S I A
- 1877 -
yang disetujui;
pelaksanaan . . .
SK No076319A
PRES I OEN
REPUBJ.JK lNDONESIA
- 1878 -
dan
( 1 ) Pelaksanaan . . .
SK No 076320 A
PRES I O E N
R E P U 13 L I K l N D O N t;:: S I A
- 1879 -
ditetapkan;
konstruksi;
lokasi proyek;
uji emisi;
(SMKK)
mempengaruhi . . .
SK No 0 7 6 3 2 1 A
PRESIOEN
REPUBLIK JNDONESIA
- 1880 -
produktivitas kerja;
di perbaharui.
se bagai berikut:
Penggunaan . . .
SK No 076322 A
PRESIOEN
R E P. U B L I K lNDONES(A
- 1881 -
bahan konstruksi;
lingkungan;
dengan tepat;
pada proyek.
3) Konservasi Energi
Konservasi . . .
SK No 076323 A
PRESIPEN
REPUBLIK JNDONESIA
- 1882 -
digunakan;
perencanaan.
nisbah . . .
SK No 076324 A
PRESIPEN
R E P IJ B U K lNDONESIA
- 1883 -
Pemanfaatan
meliputi:
a) pengelolaan tapak;
gedung hijau.
c. Penyusunan . . .
SK No 076325 A
PRES I PEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1884 -
untuk Penghuni/Pengguna
meliputi:
1) komitmen pengguna;
4) implementasi;
se bagainya).
hunian.
a. Prosedur . . .
SK No 076326 A
PRES I PEN
R E P U B L,. I K I N D O N !;: S I A
- 1885 -
a. Prosedur Pembongkaran
sedimentasi; dan
material . . .
SK No 076327 A
PRESIPEN
REPUBUK INDONESIA
- 1886 -
dipergunakan kemba.li;
bangunan gedung.
B . PENYELENGGARAAN . . .
SK No 076328 A
P R E S U) E N
REPUBLIK INDONESIA
- 1887 -
a. Prinsip Adaptasi
bangunan.
payback).
b. Penerapan Adaptasi
Penerapan . . .
SK No 0 7 6 1 4 6 A
PRESIDEN
R E l? U B !,. I K INDONESIA
- 1888 -
pertimbangan:
pertimbangan:
bangunan, seperti:
teknis pencahayaan.
b) tidak . . .
SK No 0 7 6 1 4 7 A
PRES I O E N
R E P. U B L I K lNDONESIA
- 1889 -
bangunan.
pembongkaran.
a. Tahap Pemrograman
gedung hijau.
4) penentuan . . .
SK No 0 7 6 1 4 8 A
P R E S I PEN
R E P U B I_ I K INDONESIA
- 1890 -
dan pembongkaran.
gedung . . .
SK No 0 7 6 1 4 9 A
PRES I O E N
R E P I.J B L I K INDONESIA
- 1891 -
lingkungan.
berikut:
low cost).
( e-procurement).
perubahan iklim.
14) penyusunan . . .
SK No 0 7 6 1 5 0 A
P R E S I D EN
REPUBLIK INDONESIA
- 1892 -
Gedung Hijau.
sebagai berikut:
yang efektif.
4) Penetapan . . .
SK No 078498 A
PRES I DEN
REPUBLIK JNDONESIA
- 1893 -
yang disepakati.
memuat:
a) rencana arsitektur;
b) rencana struktur;
f) spesifikasi teknis;
lainnya.
8) pengkajian . . .
SK No 076036 A
PRESIOEN
REPUBLIK J N D O N l;: S I A
- 1894 -
kebutuhan.
Alur . . .
SK No 076037 A
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA.
- 1895 -
kesepakatan bersama.
di bidangnya.
7) pelaporan . . .
SK No 0 7 6 0 3 8 A
PRES I DEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1896 -
gedung hijau.
d. Tahap Pemanfaatan
berikut:
bid�ngnya.
perundang . . .
SK No 076039 A
PRES I OEN
REPUBLIK JNDONESIA
- 1897 -
menggunakan listrik.
10) audit . . .
SK No 076040 A
P R E S I D EN
R E P U B l. l K INOONESIA
- 1898 -
problem).
perpanjangan).
pemeriksaan . . .
SK No 076041 A
PRES I OEN
REPUBLIK INDONE.S!A
- 1899 -
yang ditetapkan.
e. Tahap Pembongkaran
di bidangnya.
dimusnahkan.
dalam . . .
SK No 076042 A
PRES I OEN
REPUBLIK INOONESIA
- 1900 -
dimusnahkan.
disiklus ulang.
1 2 ) hasil . . .
SK No 076043 A
PRES I O E N
REPUBLIK lNDONESIA
- 1901 -
pembongkaran.
C . PENYELENGGARAAN . . .
SK No 076044 A
PRES I O E N
REPUBLIK INDONESIA
- 1902 -
C. PENYELENGGARAAN H2M
hijau.
sebagai berikut:
diinginkan.
e. penyusunan . . .
SK No 076045 A
PRESIOEN
R E P U B L.. I K INDONESIA
- 1903 -
sebagai berikut:
konstruksi.
permasalahan konstruksi.
c. melakukan . . .
SK No 076046 A
PRESIOEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1904 -
konservasi energi dan air dan sumber daya lainnya pada pasca
3. Tahap Pemanfaatan
hunian hijau.
bangunan gedung.
4. Tahap Pembongkaran
bangunan . . .
SK No 076047 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1905 -
mendatang.
secara lengkap.
VI. KETENTUAN . . .
SK No 076048 A
PRESIPEN
REF?UBLIK tNDONESIA
- 1906 -
SK No 075053 A
PRESIPEN
REPLIB!,.JK lNDONESIA
- 1907 -
rumah deret sederhana harus menyediakan sarana
evakuasi yang dibutuhkan terutama pada saat bencana
atau situasi darurat lainnya untuk evakuasi pengguna
bangunan gedung dan pengunjung bangunan gedung ke
luar bangunan gedung dan/ atau akses petugas evakuasi.
2) Sarana evakuasi merupakan suatu jalan lintasan yang
menerus dan tidak terhambat dari titik manapun dalam
bangunan gedung menuju ke jalan, halaman, lapangan,
atau ruang terbuka lainnya yang memberikan akses aman
ke jalan umum.
3) Sarana evakuasi dapat mencakup jalur perjalanan vertikal
atau horizontal, ruang, pintu, lorong, koridor, balkon, ram,
tangga, lobi, eskalator, lapangan dan halaman.
4) Sarana evakuasi terdiri atas 3 (tiga) bagian utama
meliputi: akses eksit (exit access), eksit (exit), eksit
pelepasan (exit discharge).
5) Sarana evakuasi perlu dilengkapi dengan sarana
pendukunglainnya seperti:
a) rencana evakuasi;
b) sistem peringatan bahaya;
c) pencahayaan eksit dan tanda arah;
d) area tempat berlindung (refugee area);
e) titik berkumpul; dan
f) lift kebakaran.
6) Standar teknis, gambar, dan ukuran sarana evakuasi
harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan dan standar.
d. Bahan bangunan untuk bangunan gedung negara harus
memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditentukan,
diupayakan menggunakan bahan bangunan setempat atau
produksi ...
SK No 075052 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1908 -
produksi dalam negeri, termasuk bahan bangunan sebagai
bagian dari komponen bangunan sistem fabrikasi. Spesifikasi
teknis bahan bangunan gedung negara meliputi ketentuan-
ketentuan:
1) Bahan penutup lantai
a) bahan penutup lantai diantaranya dapat menggunakan
bahan teraso, keramik, papan kayu, vinyl, marmer,
homogenius tile dan karpet yang disesuaikan dengan
fungsi ruang dan klasifikasi bangunannya.
b) Adukan atau perekat yang digunakan harus memenuhi
standar teknis dan sesuai dengan jenis bahan penutup
lantai yang digunakan.
2) Bahan dinding
Bahan dinding terdiri atas bahan untuk dinding pasangan
atau partisi, dengan ketentuan sebagai berikut:
a) bahan dinding pasangan: merah, bata beton, beton
ringan, bata tela, batako.
b) bahan dinding partisi: papan kayu, kayu lapis, kaca,
calsium board, particle board, panel GRC dan gipsum
board dengan rangka kayu kelas kuat II atau rangka
lainnya, yang dicat tembok atau bahan finishing
lainnya, sesuai dengan fungsi ruang dan klasifikasi
bangunannya.
c) adukan/perekat yang digunakan harus memenuhi
standar teknis dan sesuai jenis bahan dinding yang
digunakan.
d) untuk bangunan sekolah tingkat dasar, sekolah
tingkat lanjutan atau menengah, rumah negara, dan
bangunan gedung lainnya yang telah ada komponen
pracetaknya . . .
SK No 078499 A
PRESIOEN
REPLIBLIK INDONESlA
- 1909 -
pracetaknya, bahan dinding dapat menggunakan
bahan pracetak yang telah ada.
3) Bahan langit-langit
Bahan langit-langit terdiri atas rangka langit-langit dan
penutup langit-langit:
a) bahan kerangka langit-langit digunakan bahan yang
memenuhi standar teknis dengan kayu dengan kelas
kuat II ukuran minimum:
(1) 4/6 cm (empat per enam sentimeter) untuk balok
pembagi dan balok penggantung;
(2) 6/ 12 cm (enam per duabelas centimeter) untuk
balok rangka utama;
(3) 5/ 10 cm (lima per sepuluh centimeter) untuk
balok tepi; dan
(4) Besi hollow atau metal furring 40 mm (empat
puluh milimeter) x 40 mm (empat puluh
milimeter) dan 40 mm (empat puluh milimeter) x
20 mm (dua puluh milimeter) lengkap dengan
besi penggantung diameter 8 mm (delapan
milimeter) dan pengikatnya.
untuk bahan penutup akustik atau gipsum digunakan
kerangka aluminium yang bentuk dan ukurannya
disesuaikan dengan kebutuhan.
b) bahan penutup langit-langit: kayu lapis, aluminium,
akustik, gipsum, atau sejenis yang disesuaikan dengan
fungsi dan klasifikasi bangunannya.
c) lapisan finishing yang digunakan harus memenuhi
standar teknis dan sesuai dengan jenis bahan penutup
yang digunakan.
4) Bahan penutup atap
a) bahan ...
SK No 075050 A
PRESIDEN
REl?UBLIK INDONESIA
- 1910 -
a) bahan penutup atap bangunan gedung negara harus
memenuhi ketentuan yang diatur dalam SNI yang berlaku
tentang bahan penutup atap, baik berupa atap beton,
genteng, metal, fibrecement, calsium board, sirap, seng,
aluminium, maupun papan serat semen atau papan serat
semen gelombang. Untuk penutup atap dari bahan beton
harus diberikan lapisan kedap air (water proofing).
Penggunaan bahan penutup atap disesuaikan dengan
fungsi dan klasifi.kasi bangunan serta kondisi daerahnya.
b) bahan kerangka penutup atap digunakan bahan yang
memenuhi SNI. Untuk penutup atap genteng digunakan
rangka kayu kelas kuat II dengan ukuran:
(1) 2/3 cm (dua per tiga sentimeter) untuk reng atau 3/4
cm (tiga per empat sentimeter) untuk reng genteng
beton; dan
(2) 4/6 cm (empat per enam sentimeter) atau 5/7 cm
(lima per tujuh sentimeter) untuk kaso, dengan jarak
antar kaso disesuaikan ukuran penampang kaso.
5) Bahan kerangka penutup atap non kayu:
a) gording baja profil C, dengan ukuran minimal 125 mm
(seratus dua puluh lima milimeter) x 50 mm (lima
puluh milimeter) x 20 mm (dua puluh milimeter) x 3,2
mm (tiga koma dua milimeter).
b) kuda-kuda baja profil WF, dengan ukuran minimal
250 mm (dua ratus lima puluh milimeter) x150 mm
(seratus lima puluh milimeter) x 8 mm (delapan
milimeter) x 7 mm (tujuh milimeter).
c) baja ringan (light steeij.
d) beton plat tebal m1n1mum 12 cm (dua belas
sentimeter).
6) Bahan ...
SK No 078500 A
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
- 1911 -
6) Bahan kosen dan daun pintu/jendela
Bahan kosen dan daun pintu/jendela mengikuti ketentuan
sebagai berikut:
a) digunakan kayu kelas kuat/ kelas awet II dengan
ukuran jadi minimum 5,5 cm (lima koma lima
centimeter) x 11 cm (sebelas sentimeter) dan dicat
kayu atau dipelitur sesuai SNI pengecatan kayu untuk
rumah dan gedung.
b) rangka daun pintu untuk pintu yang dilapis kayu
lapis atau teakwood digunakan kayu kelas kuat II
dengan ukuran minimum 3,5 cm (tiga koma lima
centimeter) x 10 cm (sepuluh sentimeter), khusus
untuk ambang bawah minimum 3,5 cm (tiga koma
lima sentimeter) x 20 cm (dua puluh sentimeter).
Daun pintu dilapis dengan kayu lapis yang dicat atau
dipelitur.
c) daun pintu panil kayu digunakan kayu kelas kuat
atau kelas awet II, dicat kayu atau dipelitur.
d) daun jendela kayu, digunakan kayu kelas kuat atau
kelas awet II, dengan ukuran rangka minimum 3,5 cm
(tiga koma lima sentimeter) x 8 cm (delapan
sentimeter), dicat kayu atau dipelitur.
e) rangka pintu atau jendela yang menggunakan bahan
aluminium ukuran rangkanya disesuaikan dengan
fungsi ruang dan klasifikasi bangunannya.
f) penggunaan kaca untuk daun pintu maupun jendela
disesuaikan dengan fungsi ruang dan klasifikasi
bangunannya.
g) kusen baja profil E, dengan ukuran minimal 150 mm
(seratus lima puluh milimeter) x 50 mm (lima puluh
milimeter) . . .
SK No 087249 A
PRES I DEN
REPLIBLIK lNDONESIA
- 1912 -
milimeter) x 20 mm (dua puluh milimeter) x 3,2 mm
(tiga koma dua milimeter) dan pintu baja BJLS 100
diisi bahan peredam suara untuk pintu kebakaran.
2. KETENTUAN STRUKTUR BANGUNAN
Struktur bangunan gedung negara harus direncanakan dan
dilaksanakan agar kuat, kokoh, dan stabil dalam memikul
beban/kombinasi beban dan memenuhi ketentuan keselamatan
(safety}, serta memenuhi ketentuan kelayanan (serviceability).
Perencanaan dan pelaksanaan struktur mengikuti peraturan
perundang-undangan dan standar untuk konstruksi bangunan
gedung, yang dibuktikan dengan analisis struktur sesuai ketentuan.
Spesifikasi teknis struktur bangunan gedung negara secara umum
meliputi ketentuan-ketentuan:
a. Bahan struktur
Bahan struktur bangunan baik untuk struktur beton bertulang,
struktur kayu maupun struktur baja harus mengikuti standar
teknis bahan bangunan yang berlaku dan dihitung kekuatan
strukturnya berdasarkan standar teknis yang sesuai dengan
bahan atau struktur konstruksi yang bersangkutan.
Ketentuan penggunaan bahan bangunan untuk bangunan
gedung negara tersebut di atas, dimungkinkan disesuaikan
dengan kemajuan teknologi bahan bangunan, khususnya
disesuaikan dengan kemampuan sumber daya setempat dengan
tetap mempertimbangkan kekuatan dan ketahanan sesuai
dengan peruntukan yang telah ditetapkan. Ketentuan lebih
rinci agar mengikuti ketentuan yang diatur dalam standar
teknis sesuai bahan bangunan yang digunakan untuk struktur.
b. Struktur fondasi
1) struktur fondasi harus diperhitungkan mampu menjamin
kinerja bangunan sesuai fungsinya dan dapat menjamin
kestabilan . . .
SK No 075047 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1913 -
kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban hidup,
dan gaya-gaya luar seperti tekanan angin dan gempa
termasuk stabilitas lereng apabila didirikan di lokasi yang
berlereng.
Untuk daerah yang jenis tanahnya berpasir atau lereng
dengan kemiringan diatas 15° (lima belas derajat) jenis
fondasinya disesuaikan dengan bentuk massa bangunan
gedung untuk menghindari terjadinya likuifaksi
(liquifaction) pada saat terjadi gempa.
2) fondasi bangunan gedung negara disesuaikan dengan
kondisi tanah atau lahan, beban yang dipikul, dan
klasifikasi bangunannya. Untuk bangunan yang dibangun
di atas tanah atau lahan yang kondisinya memerlukan
penyelesaian fondasi secara khusus, maka kekurangan
biayanya dapat diajukan secara khusus di luar biaya
standar sebagai biaya pekerjaan fondasi nonstandar.
3) untuk fondasi bangunan bertingkat lebih dari 3 (tiga)
lantai atau pada lokasi dengan kondisi khusus maka
perhitungan fondasi harus didukung dengan penyelidikan
kondisi tanah atau lahan secara teliti.
c. Struktur lantai
Bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Struktur lantai kayu
a) dalam hal digunakan lantai papan setebal 2 cm (dua
centimeter), maka jarak antara balok-balok anak tidak
boleh lebih dari 60 cm (enam puluh sentimeter),
ukuran balok minimum 6/ 12 cm (enam per dua belas
sentimeter).
b) balok-balok lantai yang masuk ke dalam pasangan
dinding ...
SK No 075046 A
PRESIDEN
REPUl3'-.IK INDONESIA
- 1914 -
dinding harus dilapis bahan pengawet terlebih dahulu.
c) bahan dan tegangan bahan serta lendutan maksimum
yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan SNI
konstruksi kayu.
2) Struktur lantai beton
a) lantai beton yang diletakkan langsung di atas tanah,
harus diberi lapisan pasir di bawahnya dengan tebal
sekurang-kurangnya 5 cm (lima sentimeter), dan lantai
kerja dari beton tumbuk setebal 5 cm (lima sentimeter).
b) bagi pelat-pelat lantai beton bertulang yang
mempunyai ketebalan lebih dari 10 cm (sepuluh
sentimeter) dan pada daerah balok (satu per empat
bentang pelat) harus digunakan tulangan rangkap,
kecuali ditentukan lain berdasarkan hasil perhitungan
struktur.
c) bahan-bahan dan tegangan serta lendutan maksimum
yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan SNI
konstruksi beton.
3) Struktur lantai baja
a) tebal pelat baja harus diperhitungkan, sehingga bila
ada lendutan masih dalam batas kenyamanan.
b) sambungan-sambungannya harus rapat dan bagian
yang tertutup harus dilapis dengan bahan pelapis
untuk mencegah timbulnya korosi.
c) bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus
sesuai dengan ketentuan SNI konstruksi baja.
d. Struktur Kolom
1) Struktur kolom kayu
a) Dimensi kolom bebas diambil minimum 20 cm (dua
puluh sentimeter) x 20 cm (dua puluh sentimeter).
b) Mutu ...
SK No 075045 A
PRESIOEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1915 -
b) Mutu bahan dan kekuatan bahan yang digunakan
harus sesuai dengan ketentuan SNI konstruksi kayu.
2) Struktur kolom praktis dan balok pasangan bata:
a) besi tulangan kolom praktis pasangan minimum 4
(empat) buah diameter 8 mm (delapan milimeter)
dengan jarak sengkang maksimum 20 cm (dua puluh
sentimeter) atau sesuai SNI konstruksi beton.
b) adukan pasangan bata yang digunakan sekurang-
kurangnya harus mempunyai kekuatan yang sama
dengan perbandingan semen dan pasir 1 :3 (satu
banding tiga).
c) mutu bahan dan kekuatan bahan yang digunakan
harus sesuai dengan ketentuan standar teknis.
3) Struktur kolom beton bertulang:
a) kolom beton bertulang yang dicor di tempat harus
mempunyai tebal minimum 15 cm (lima belas
sentimeter) diberi tulangan minimum 4 (empat) buah
diameter 12 mm (dua belas milimeter) dengan jarak
sengkang maksimum 15 cm (lima belas sentimeter)
b) selimut beton bertulang minimum setebal 2,5 cm (dua
koma lima sentimeter).
c) mutu bahan dan kekuatan bahan yang digunakan
harus sesuai dengan ketentuan SNI beton bertulang.
4) Struktur kolom baja:
a) kolom baja harus mempunyai kelangsingan (1)
maksimum 150 (seratus lima puluh).
b) kolom baja yang dibuat dari profil tunggal maupun
tersusun harus mempunyai minimum 2 (dua) sumbu
simetris.
c) sambungan antara kolom baja pada bangunan
bertingkat . . .
SK No 075044 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1916 -
bertingkat tidak boleh dilakukan pada tempat
pertemuan antara balok dengan kolom, dan hams
mempunyai kekuatan minimum sama dengan kolom.
d) sambungan kolom baja yang menggunakan las harus
menggunakan las listrik, sedangkan yang
menggunakan baut hams menggunakan baut mutu
tinggi.
e) penggunaan profil baja canai dingin, hams
berdasarkan perhitungan yang memenuhi ketentuan
kekuatan, kekakuan, dan stabilitas yang cukup.
f) mutu bahan dan kekuatan bahan yang digunakan
hams sesuai dengan ketentuan standar teknis.
5) Stmktur Dinding Geser
a) dinding geser hams direncanakan untuk secara
bersama-sama dengan stmktur secara keselumhan
agar mampu memikul beban yang diperhitungkan
terhadap pengamh aksi sebagai akibat dari beban yang
mungkin bekerja selama umur layanan stmktur, baik
beban muatan tetap maupun muatan beban sementara
yang timbul akibat gempa dan angin.
b) dinding geser mempunyai ketebalan yang sesuai
dengan ketentuan SNI stmktur bangunan gempa dan
SNI beton bertulang.
e. Stmktur Atap
1) Umum
a) konstmksi atap hams didasarkan atas perhitungan
yang dilakukan secara keilmuan atau keahlian teknis
yang sesuai.
b) kemiringan atap hams disesuaikan dengan bahan
penutup atap yang akan digunakan, sehingga tidak
akan ...
SK No 075043 A
PRESIOEN
REPUBLIK lNOONESIA
- 1917 -
akan mengakibatkan kebocoran.
c) bidang atap harus merupakan bidang yang rata,
kecuali desain bidang atap dengan bentuk khusus.
2) Struktur rangka atap kayu
a) ukuran kayu yang digunakan harus sesuai dengan
ukuran umum yang tersedia di pasaran.
b) rangka atap kayu harus dilapis bahan anti rayap.
c) mutu bahan dan kekuatan bahan yang digunakan
harus sesuai dengan ketentuan SNI konstruksi kayu.
3) Struktur rangka atap beton bertulang
SK No 075042 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1918 -
f. Struktur beton pracetak
1) Komponen beton pracetak untuk struktur bangunan
gedung negara dapat berupa komponen pelat, balok, kolom
dan/ a tau panel dinding.
2) Perencanaan komponen struktur beton pracetak dan
sambungannya harus mempertimbangkan semua kondisi
pembebanan dan kekangan deformasi mulai dari saat
pabrikasi awal, hingga selesainya pelaksanaan struktur,
termasuk pembongkaran cetakan, penyimpanan,
pengangkutan, dan pemasangan.
3) Gaya antar komponen struktur dapat disalurkan
menggunakan sambungan grouting, kunci geser,
sambungan mekanis, sambungan baja tulangan, pelapisan
dengan beton bertulang cor setempat, atau kombinasi.
4) Sistem struktur beton pracetak boleh digunakan bila dapat
ditunjukan dengan pengujian dan analisis bahwa sistem
yang diusulkan akan mempunyai kekuatan dan ketahanan
yang minimal sama dengan yang dimiliki oleh struktur
beton monolit yang setara.
5) Komponen dan sistem lantai beton pracetak
a) sistem lantai pracetak harus direncanakan agar
mampu menghubungkan komponen struktur hingga
terbentuk sistem penahan beban lateral (kondisi
diafragma kaku). Sambungan antara diafragma dan
komponen struktur yang ditopang lateral harus
mempunyai kekuatan tarik nominal minimal 45 KN/m
(empat puluh lima kilonewton per meter).
b) komponen pelat lantai yang direncanakan komposit
dengan beton cor setempat harus memiliki tebal
minimum 50 mm (lima puluh milimeter).
c) komponen ...
SK No 075041 A
PRESIOEN
REPUl:JLIK INDONESIA
- 1919 -
c) komponen pelat lantai yang direncanakan tidak
komposit dengan beton cor setempat harus memiliki
tebal minimum 65 mm (enam puluh lima milimeter).
6) Komponen kolom pracetak hams memiliki kuat tarik
nominal tidak kurang dari 1,5 (satu koma lima) luas
penampang kotor (Ag dalam KN).
7) Komponen panel dinding pracetak hams mempunyai
minimum dua tulangan pengikat per panel dengan
memiliki kuat tarik nominal tidak kurang dari 45 KN
(empat puluh lima kilonewton) per tulangan pengikat.
8) Mutu bahan dan kekuatan bahan yang digunakan hams
sesuai dengan ketentuan standar teknis.
g. Basemen
1) Pada galian basemen hams dilakukan perhitungan terinci
mengenai keamanan galian.
2) Untuk dapat melakukan perhitungan keamanan galian,
hams dilakukan tes tanah yang dapat mendukung
perhitungan tersebut sesuai ketentuan peraturan
pemndang-undangan dan standar
3) Angka keamanan untuk stabilitas galian hams memenuhi
ketentuan sesuai ketentuan peraturan pemndang-
undangan dan standar. Faktor keamanan yang
diperhitungkan adalah dalam aspek sistem galian, sistem
penahan beban lateral, heave dan blow in.
4) Analisis pemompaan air tanah (dewatering) harus
memperhatikan keamanan lingkungan dan
memperhitungkan umtan pelaksanaan pekerjaan. Analisis
dewatering perlu dilakukan berdasarkan parameter desain
dari suatu uji pemompaan (pumping test).
5) Bagian basemen yang ditempati oleh peralatan utilitas
bangunan ...
SK No 075040 A
PRESIPEN
REPLIBl,,.IK lNDONESIA
- 1920 -
bangunan yang rentan terhadap air harus diberi
perlindungan khusus jika bangunan gedung negara
terletak di daerah banjir.
3. KETENTUAN UTILITAS DAN PRASARANA DAN SARANA BANGUNAN
Utilitas yang berada di dalam dan di luar bangunan gedung negara
harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dan
standar. Spesifikasi teknis utilitas bangunan gedung negara meliputi
ketentuan- ketentuan:
a. Air minum
1) Setiap pembangunan baru bangunan gedung negara harus
dilengkapi dengan prasarana air minum yang
memenuhi standar kualitas, cukup jumlahnya dan
disediakan dari saluran air berlangganan kota (PDAM),
atau sumur, jumlah kebutuhan minimum 100 (seratus)
liter/ orang/hari.
2) Setiap bangunan gedung negara, selain rumah negara
(yang bukan dalam bentuk rumah susun), harus
menyediakan air minum untuk keperluan pemadaman
kebakaran dengan mengikuti ketentuan peraturan
perundang-undangan dan standar teknis, reservoir
minimum menyediakan air untuk kebutuhan 45 (empat
puluh lima) menit operasi pemadaman api sesuai dengan
kebutuhan dan perhitungan.
3) Bahan pipa yang digunakan dan pemasangannya harus
mengikuti standar teknis yang ditetapkan.
b. Pengelolaan air limbah domestik
1) Pengelolaan limbah non kakus (grey water)
a) air limbah non kakus (grey water) merupakan semua
air kotor yang berasal dari dapur, kamar mandi,
tempat wudhu dan tempat cuci.
b) Bangunan ...
SK No 075039 A
PRESIOEN
REE'UBLIK lNDONl='.SlA
- 1921 -
b) Bangunan Gedung Negara hams menyediakan sistem
daur ulang air (water recycling system) untuk air
limbah non kakus (grey water) sebelum dimanfaatkan
kembali.
c) air limbah non kakus (grey water) yang telah di daur
ulang dapat dimanfaatkan kembali · menjadi air
sekunder seperti penggelontoran (flushing),
penyiraman tanaman, irigasi lahan, dan penambahan
air dingin (makeup water cooling tower).
d) sisa air limbah non kakus (grey water) yang tidak
dimanfaatkan kembali dan dibuang ke saluran
pembuangan kota hams memenuhi standar baku
mutu sesuai ketentuan peraturan pemndang-
undangan terkait baku mutu air limbah domestik.
e) pembuangan sisa air limbah non kakus (grey water)
ke saluran pembuangan kota hams melalui pipa
tertutup dan/ atau terbuka sesuai ketentuan
peraturan pemndang-undangan dan standar teknis.
f) dalam hal Bangunan Gedung Negara tidak terletak di
daerah pelayanan sistem jaringan air limbah kota,
maka sisa air limbah non kakus (grey water) yang
sudah diolah dan memenuhi baku mutu air limbah
domestik diresapkan di dalam persil Bangunan
Gedung Negara tersebut.
2) Pengelolaan limbah kakus (black water)
a) air limbah kakus (black water) mempakan semua air
kotoryang berasal dari buangan biologis seperti kakus.
b) Bangunan Gedung Negara hams menyediakan fasilitas
pengelolaan air limbah kakus (black water) sehingga
memenuhi standar baku mutu sesuai ketentuan
peraturan ...
SK No 075038 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1922 -
peraturan perundang-undangan terkait baku mutu air
limbah domestik sebelum dibuang ke saluran
pembuangan kota.
c) dalam hal Bangunan Gedung Negara tidak terletak di
daerah pelayanan sistem jaringan air limbah kota,
maka air limbah kakus (black water) yang sudah diolah
dan memenuhi baku mutu air limbah domestik
diresapkan di dalam persil Bangunan Gedung Negara
terse but.
Pengelolaan air limbah domestik mengacu pada ketentuan
peraturan perundang-undangan dan SNI pengelolaan air
limbah domestik.
c. Pengelolaan sampah
1) Setiap Bangunan Gedung Negara harus menerapkan
prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan sistem
penanganan sampah.
2) Bangunan Gedung Negara harus menyediakan tempat
sampah dan/ atau fasilitas pemilahan sampah dengan
pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan
jenis dan/ atau sifat sampah.
3) Bangunan Gedung Negara harus menyediakan fasilitas
pengolahan sampah organik secara mandiri.
4) Bangunan Gedung Negara harus menyediakan
penampungan sampah sementara yang kapasitasnya
disesuaikan dengan volume sampah yang dikeluarkan
setiap harinya, dengan asumsi produk sampah minimum
3, 0 (tiga koma nol) liter/ orang/ hari.
5) Tempat penampungan sampah sementara harus dibuat
dari bahan kedap air, mempunyai tutup, dan dapat
dijangkau secara mudah oleh petugas pembuangan
sampah ...
SK No 075037 A
PRESIOEN
REPUBl..lK INDON~SIA
- 1923 -
sampah dari Dinas Kebersihan setempat.
6) Gedung negara dengan fungsi tertentu (seperti: rumah
sakit, gedung percetakan uang negara) harus dilengkapi
incenerator sampah sendiri.
7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan sampah
mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan clan
tata cara pengelolaan sampah.
d. Saluran air hujan
1) Pada dasarnya air hujan harus dikelola pada bangunan
gedung dan persilnya, untuk mempertahankan kondisi
hidrologi alami, dengan cara memaksimalkan pemanfaatan
air hujan, infiltrasi air hujan, dan menyimpan sementara
air hujan untuk menurunkan debit banjir.
2) Air hujan dapat dialirkan ke sumur resapan melalui proses
peresapan atau cara lain dengan persetujuan instansi
teknis yang terkait.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan air hujan
pada Bangunan Gedung Negara dan persilnya mengikuti
ketentuan peraturan perundang-undangan dan standar
teknis.
e. Sistem proteksi kebakaran
Setiap Bangunan Gedung Negara harus dilengkapi dengan
sistem proteksi kebakaran, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-uridangan dan standar teknis.
f. Instalasi listrik
1) Pemasangan instalasi listrik harus aman dan atas dasar
hasil perhitungan yang sesuai dengan Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL) dan standar teknis.
2) Bangunan Gedung Negara yang dipergunakan untuk
kepentingan umum, bangunan khusus, dan gedung kantor
tingkat ...
SK No 075036 A
PRESIDEl'I
REPUBLIK INDONESIA
- 1924 -
tingkat Kementerian atau Lembaga, harus memiliki
pembangkit listrik darurat sebagai cadangan, yang
catudayanya dapat memenuhi kesinambungan pelayanan,
berupa genset darurat dengan minimum 40% (empat
puluh persen) daya terpasang.
3) Penggunaan pembangkit tenaga listrik darurat harus
memenuhi ketentuan keamanan terhadap gangguan
getaran dan suara, serta tidak boleh menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan.
g. Pencahayaan
1) Setiap bangunan gedung negara harus mempunyai
pencahayaan alami dan pencahayaan buatan yang cukup
sesuai dengan fungsi ruang dalam bangunan tersebut,
sehingga kesehatan dan kenyamanan pengguna bangunan
dapat terjamin.
SK No 075035 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1925 -
4) Pemilihan jenis alat pengkondisian udara harus sesuai
dengan fungsi bangunan, dan perletakan instalasinya
tidak mengganggu wujud bangunan.
5) Standar teknis sistem ventilasi dan pengkondisian udara
yang lebih rinci harus memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan dan SNI Tata cara perancangan
sistem ventilasi dan pengkondisian udara pada bangunan
gedung.
i. Fasilitas komunikasi dan informasi
1) Fasilitas komunikasi dan informasi merupakan sarana
untuk memfasilitasi kontak/hubungan dan penyampaian
informasi melalui media audio dan visual.
2) Perancangan dan penyediaan Fasilitas komunikasi dan
informasi harus memperhatikan:
a) fungsi bangunan gedung.
b) penempatan pada lokasi yang mudah dilihat atau
dikenali oleh pengguna bangunan gedung dan
pengunjung bangunan gedung.
c) aksesibilitas Pengguna bangunan gedung dan
pengunjung bangunan gedung.
3) Ketentuan lebih rinci harus memenuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan dan standar teknis.
j. Sistem proteksi petir (sistem proteksi petir pada bangunan
gedung, puil)
1) Penentuan jenis dan jumlah sarana sistem penangkal atau
proteksi petir untuk bangunan gedung negara harus
berdasarkan perhitungan yang mengacu pada lokasi
bangunan, fungsi dan kewajaran kebutuhan.
2) Ketentuan lebih rinci mengenai sistem penangkal atau
proteksi petir harus memenuhi ketentuan peraturan
perundang ...
SK No 075034 A
PRESIOEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1926 -
perundang-undangan dan standar teknis.
k. Instalasi gas
1) Instalasi gas yang dimaksud meliputi:
a) instalasi gas pembakaran seperti gas kota dan gas
elpiji; dan
b) instalasi gas medis, seperti gas oksigen (02), gas dinitro
oksida (N20), gas karbon dioksida (CO2) dan udara
tekan me dis.
2) Ketentuan lebih rinci mengenai instalasi gas harus
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dan
standar teknis.
1. Ke bisingan dan getaran
1) Bangunan gedung negara harus memperhitungkan batas
tingkat kebisingan dan atau getaran sesuai dengan
fungsinya, dengan mempertimbangkan kenyamanan dan
kesehatan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan dan standar.
2) Untuk bangunan gedung negara yang karena fungsinya
menentukan baku tingkat kebisingan dan/ atau getaran
tertentu, agar mengacu pada hasil analisis mengenai
dampak lingkungan yang telah dilakukan atau ditetapkan
oleh ahli.
m. Aksesibilitas dan fasilitas bagi penyandang disabilitas.
1) Bangunan gedung negara yang berfungsi untuk pelayanan
umum harus dilengkapi dengan fasilitas yang memberikan
kemudahan bagi penyandang disabilitas dan yang
berkebutuhan khusus antara lain lansia, ibu hamil dan
menyusui, seperti rambu dan marka, parkir, ram, tangga,
lift, kamar mandi dan peturasan, wastafel, jalur pemandu~
telepon, dan ruang ibu dan anak.
2) Ketentuan ...
SK No 075033 A
PRESIOEN
REPLJBLIK INDONESIA
- 1927 -
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai aksesibilitas bagi
penyandang disabilitas dan yang berkebutuhan khusus
mengikuti ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan dan standar teknis.
Penerapan standar teknis bangunan gedung negara sesuai klasifikasinya
tertuang dalam Tabel VI.1, sedangkan standar teknis khusus untuk
rumah negara tertuang dalam Tab el VI. 3.
SPESIFIKASI . . .
SK No 075032 A
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1928 -
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG NEGARA
SK No 047024 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1929 -
pengaman / kanstin (low curb).
2. Bahan Bangunan
- Bahan Penutup keramik, vinil, tegel marmer lokal, marmer lokal, Untuk daerah gempa,
Lantai PC, homogeneous tile keramik, vinil, kayu, keramik, vinil, kayu, harus direncanakan
(HT) homogeneous tile (HT), homogeneous tile (HT), sebagai struktur
granit granit, floor hardener. bangunan aman
gempa sesuai dengan
- Bahan Dinding Luar bata, batako diplester bata, batakop, bata bata, batako, bata
SNI gempa.
dan dicat, kaca ringan diplester ringan diplester
dicat/ dilapis keramik, dicat/ dilapis keramik,
kaca; panil beton kaca, panil beton
ringan ringan, beton
bertulang
- Bahan Dinding bata, batako diplester bata, batako, bata bata, batako, bata
Dalam dan dicat, kaca, partisi ringan diplester ringan diplester
kayu lapis, papan dicat/ dilapis keramik, dicat/ dilapis keramik,
gipsum, papan GRC kaca, papan gipsum, kaca, papan gipsum,
papan GRC papan GRC
Bahan ...
SK No 047023 C
PRES IDEN
REPUBLlK INDONESIA
- 1930 -
- Bahan Penutup kayu-lapis dicat, gipsum, kayu-lapis gipsum, kayu-lapis
Plafon gipsum dicat, dicat,
papan GRC papan GRC
- Bahan Penutup Atap genteng, seng, sirap, genteng keramik, genteng keramik,
metal, aluminium genteng beton, metal, genteng beton, metal,
aluminium, aluminium,
bitumen bitumen
- Bahan Kosen kayu/bambu kayu/bambu kayu/bambu
laminating laminating laminating
dicat/ aluminium dicat/ dipelitur / dimela dicat/ dipelitur / dimela
mik, aluminium mik, aluminium
anodized/ coating, anodized/ coating,
beton beton
- Bahan Daun Kaea, panel kayu, Kaea, panel kayu, Kaea, panel kayu,
Pintu/ Jendela kayu lapis, bambu kayu lapis, engineering kayu lapis,
laminating, PVC wood, bambu engineering wood,
laminating, bambu laminating,
aluminium, PVC metal, aluminium,
PVC
3. Sarana Evakuasi
Tangga ...
SK No 047022 C
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1931 -
- Tangga lebar minimal= 1, 20 m, dan bukan tangga putar jarak antar tangga
Penyelamatan maksimum 30 m (bila
(khusus untuk menggunakan
bangunan sprinkler jarak bisa
1,5 kali)
bertingkat)
- Tanda Penunjuk jelas, dasar putih huruf hijau
Arah
- Pintu lebar minimal 0,90 m
- Koridor / Selasar lebar minimal 0,92 m (1 orang pengguna kursi roda) / lebar minimal
1,84 m (2 orang pengguna kursi roda)
B. KETENTUAN STRUKTUR BANGUNAN
1. Fondasi batu kali, kayu, batu kali, kayu, beton- batu kali, kayu, beton- Untuk daerah gempa,
rollag bata, beton- bertulang fc' 20, 75 Mpa bertulang fc' 24,9 Mpa harus direncanakan
bertulang fc' 16, 6 atau lebih atau lebih sebagai struktur
Mpa bangunan aman
2. Struktur Lan tai beton bertulang fc' beton bertulang fc' beton bertulang fc' 24, 9 gempa sesuai dengan
(khusus untuk 16,6 Mpa, baja anti 20,75 Mpa atau lebih, Mpa atau lebih, baja SNI gempa.
bangunan gedung karat, kayu klas baja anti karat, kayu anti karat, kayu klas
bertingkat . . .
SK No 047021 C
PRES IDEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1932 -
bertingkat) kuat/awet II klas kuat/awet II kuat/awet II
3. Kolom beton bertulang fc' beton bertulang fc' beton bertulang fc' 24,9
16,6 Mpa, baja anti 20,75 Mpa atau lebih, Mpa atau lebih, baja
karat, kayu klas baja anti karat, kayu anti karat, kayu klas
kuat/awet II klas kuat/awet II kuat/awet II
4. Balok beton bertulang fc' beton bertulang fc' beton bertulang fc' 24, 9
16,6 Mpa, baja anti 20,75 Mpa atau lebih, Mpa atau lebih, baja
karat, kayu klas baja anti karat, kayu anti karat, kayu klas
kuat/awet II klas kuat/awet II kuat/ a wet II
5. Rangka Atap kayu klas kayu klas kuat/ awet II, kayu klas kuat/ awet II,
kuat/ awet II, baja baja anti karat baja anti karat
ringan, baja anti
karat
C. KETENTUAN UTILITAS, DAN PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN
1. Air Bersih PAM, sumur pantek
2. Saluran air hujan talang, saluran lingkungan
3. Pembuangan Air Kotor bak penampung
4. Pembuangan ...
SK No 047020 C
PRESIDEN
REPUBLIK 1.NDONESIA
- 1933 -
4. Pembuangan Kotoran bak penampung
5. Bak Septik/ septictank & septictank, biopro dan septictank, biopro, septictank, biopro,
resapan sejenisnya atau atau
jenis lain berdasarkan jenis lain berdasarkan
kebutuhan kebutuhan
6. Sarana Pengamanan Sistem yang terdiri atas peralatan, kelengkapan dan sarana, baik Sesuai ketentuan
terhadap Bahaya yang terpasang maupun terbangun pada bangunan yang digunakan peraturan
Ke bakaran*) baik untuk tujuan sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif maupun perundang-undangan
cara-cara pengelolaan dalam rangka melindungi bangunan dan dan standar tentang
sistem proteksi
lingkungannya terhadap bahaya kebakaran ,
kebakaran pada
bangunan gedung
dan lingkungan
7. Sumber daya listrik*) PLN, Generator (Penggunaan daya listrik harus memperhatikan
prinsip hemat energi), serta mengikuti ketentuan dalam SNI PUIL.
8. Penerangan 100-400 lux/m2 , dihitung berdasarkan kebutuhan dan fungsi penerangan alam dan
bangunan/fungsi ruang serta ketentuan peraturan perundang- buatan
undangan dan standar
9. Tata Udara 6-10% bukaan atau dengan tata udara buatan (AC*) dihitung sesuai SNI
SK No 047019 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONES!A
- 1934 -
10. Sarana Transportasi tangga untuk bangunan gedung diatas 4 lantai, dihitung sesuai
Vertikal dan dapat rnenggunakan lift, eskalator, kebutuhan dan
Horizontal*) travellator/ rollovator sesuai SNI fungsi bangunan
11. Telepon*) sesuai kebutuhan
12. Proteksi Petir proteksi petir sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan standar tentang Sistern Proteksi Petir
*) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per meter persegi, dan dianggarkan tersendiri sebagai biaya non
standar.
**) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per meter persegi bangunan gedung negara, dan dianggarkan
tersendiri sesuai dengan harga satuan tertinggi per meter bangunan pagar gedung negara.
Tabel ...
SK No 047018 C
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1935 -
Tabel VI.2. Ketentuan Tata Bangunan dan Lingkungan
8. Wujud Arsitektur sesuai fungsi & kaidah arsitektur (bentuk, tekstur, warna, bahan, Lingkungan untuk
teknologi ...
SK No 047017 C
PRES I DEN
REPUBLIK I.NDONESIA
- 1936 -
teknologi, langgam/ gaya, kearifan lokal) lokasi yang
bersangkutan.
9. Pagar Halaman **) Menggunakan bahan dinding batu bata/batako (1/2 batu), baja/besi Tinggi pagar 1,5 m
dilapis anti karat, kayu diawetkan, papan fiber semen (Glassfibre untuk pagar depan
Reinforced Concrete/GRC), dan bahan lainnya yang disesuaikan dan 2 m untuk pagar
dengan rancangan wujud arsitektur bangunan. samping dan pagar
belakang
10. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Lingkungan *)
- parkir kendaraan minimal 1 parkir kendaraan untuk 100 m 2 luas bangunan gedung Dihitung
atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. berdasarkan
- aksesibilitas tersedia sarana aksesibilitas bagi penyandang disabilitas Sesuai kebutuhan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan dan standar teknis. fungsi bangunan
- drainase tersedia drainase sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan serta keten tuan
dan standar teknis. peraturan
perundang-
undangan dan
standar teknis.
- pembuangan tersedia tempat pembuangan sampah sementara.
sampah
pembuangan ...
SK No 047016 C
PRES !DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1937 -
- pembuangan tersedia sarana pengolahan limbah, khususnya untuk limbah
limbah berbahaya.
- penerangan tersedia penerangan halaman
halaman
Tabel ...
SK No 047015 C
PRES !DEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1938 -
Tabel Vl.3. Rumah Negara
Sarana Evakuasi
1. Tangga lebar min.=1, 20m
Penyelamatan
(khusus untuk
an bertin kat
2. Tanda Penunjuk tidak dipersyaratkan
Arah
3. Pintu lebar min.=0,90 m
4. Koridor / selasar lebar min.=1,80 m
A. KETENTUAN STRUKTUR BANGUNAN
1. Fondasi Rollag bata, batu belah, batu kali, kayu klas kuat/ awet II, beton bertulang Untuk daerah gem pa,
fc' 16,6 Mpa harus direncanakan
1----1------------+---------------------------------------1
2. Struktur Lantai Beton bertulang fc' 16,6 Mpa, baja anti karat, kayu klas kuat/awet II, sebagai struktur
(khusus untuk keramik beton, beton ringan bangunan aman gempa
bangunan ...
SK No 047014 C
PRESIDEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1939 -
bangunan gedung sesuai dengan SNI
bertingkat) gempa
3. Kolom beton bertulang fc' 16,6 Mpa, baja anti karat, kayu klas kuat/awet II
4. Balok beton bertulang fc' 16,6 Mpa, baja anti karat, kayu klas kuat/awet II
5. RangkaAtap kayu klas kuat/ awet II, baja anti karat, baja ringan
6. Kemiringan Atap genteng minimal 30°, sirap minimal 22.5°, seng/aluminium/metal
minimal 15°
B. KETENTUAN UTILITAS DAN PRASARANA DAN SARANA
1. Air Bersih PAM, sumur pantek PAM, sumur pantek PAM, sumur pantek
2. Saluran air hujan talang, saluran talang, saluran talang, saluran
lingkungan lingkungan lingkungan
3. Pembuangan Air bak penampung bak penampung bak penampung
Kotor
4. Pembuangan bak penampung bak penampung bak penampung
Kotoran
5. Bak Septik Tank & 6m3 5 m3 2-4 m3
6. Sarana ...
SK No 047013 C
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1940 -
6. Sarana Mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan dan standar
Pengamanan tentang sistem proteksi kebakaran
Bahaya
Ke bakaran*)
7. Sumber daya PLN, 2200-4400 VA PLN, 1300-2200 VA PLN, 450 -1300 VA
listrik*}
8. Penerangan (alam 100- 200 lux/m2
&
9. Tata Udara 6-10% bukaan atau 6-10% bukaan
dengan tata udara
buatan (AC)*)
10. Telepon*) sesuai kebutuhan tidak disyaratkan
11. Penangkal petir proteksi petir lokal tidak disyaratkan
*) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per meter persegi, dan harus dianggarkan tersendiri sebagai biaya
non standar.
- Untuk Rumah Negara tipe C, D, dan E, pelaksanaan pembangunannya disamping seperti ketentuan pada tabel tersebut diatas,
dibangun berdasarkan "Dokumen Pelelangan Desain Prototipe Daerah Setempat" yang dikeluarkan oleh kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang Bangunan Gedung.
Untuk ...
SK No 047012 C
PRES I DEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1941 -
- Untuk bangunan rumah negara yang dibangun dalam bangunan gedung bertingkat banyak (rumah susun), maka ketentuan-
standar teknisnya mengikuti standar teknis untuk bangunan gedung negara.
- Apabila bahan-bahan tersebut sulit diperoleh atau harganya tidak sesuai, dapat diganti dengan bahan lain yang sederajat tanpa
mengurangi ketentuan fungsi dan mutu.
Tabel ...
SK No 047011 C
PRES I DEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1942 -
Tabel VI.4. Ketentuan Tata Bangunan dan Lingkungan
9. Pagar ...
SK No 047010 C
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1943 -
9. Pagar Halaman Menggunakan bahan dinding batu bata/ batako (1/2 batu), besi, baja, Biayanya mengikuti
kayu, dan bahan lainnya yang disesuaikan dengan rancangan wujud standar harga satuan
arsitektur bangunan rumah negara. per meter pagar
10. Tandon Air
Bersih.
minimal 1000 liter
I
minimal 750 liter
l minimal 500 liter
B. STANDAR ...
SK No 047009 C
PRESIPEN
REl.?LIBt.JK lNOONESIA
- 1944 -
B. STANDAR LUAS DAN KEBUTUHAN ATAU JENIS RUANG
1. Ruang Menteri atau Ketua Lembaga atau Gubernur
a. Ruang Kerja
b.
c
d
Ruang
Ruang
Toitet
= 28 m 2
Tamu = 40 m 2
]stirahat= 20 m 2
=6 m2
I~. ~.;,., LJ \ ~ 1m Ruang Simpan
I
e.
£
Ruang
Ruang
s impan = 14 m 2
rapat = 40 m 2
4 ~ Rl-s~ir~hat J
c:=J'
R. Ker',a i\
"" "" Ruang Rapat ·
J
): Rua.ng Tamu
8 J:, ~
'
·r
Ruang tunggu =oOm2
- - - - - -~, ·' }'
6m ' / /
10 m
Ruang ...
SK No 075031 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1945 -
',
n
Ruang sekretaris =15 m2
"'"D
D
ll!!,
3m
',
#
k ~
l'
5m
De - - go ~
□ = ~o9 9n
4m =o=
y-y
'Om
.. l.
6'
I..
6'
6m
2. Ruang ...
SK No 075030 A
PRESIDEN
REeUBLIK lNDONESIA
- 1946 -
2. Ruang Wakil Menteri atau Wakil Ketua Lembaga atau wakil Gubernur
atau anggota dewan atau Eselon IA
4m o, m
[( RuangTamu
tltltl~tl
8
Ruang Tunggu =18 m 2
4m
I.,
r
2 ,5 m
4m
Ruang ...
SK No 075029 A
PRESIPEN
REPLIBLIK lNDON~SIA
- 1947 -
Ruang Staf =15 m 2
3m
3. Ruang ...
SK No 075028 A
PRESIOEN
REPUBLIK INOONESIA
- 1948 -
3. Ruang Eselon 1B
a. Ruang Kerja = 16 m 2 5m
b. Ruang Ta.mu = 14 m 2 - ..-----------,.,.....------=-..i ~
,c. Ruang
d. 'l'oiJet
[stirahat 5 m
= 3 m2
2
onr.J.1n 1,5m
(l f bll'""=
• 'i, . ,., 1=;1'11'...,.,.,
"" l
e. Ruang simpan = 5 m2 [CJ ~"---"'"-II~
5m
[8 2 5 m
□m
8m 2m
Rua::ng tunggu =9 m2
□ m
3m
3m
Rua::ng sekretarts =7 m .2
3,5m
4. Ruang ...
SK No 087250 A
PRESIDEN
REeUBUK INDONESIA
- 1949 -
4. Ruang Eselon IIA
3,5 m Ruang1Tamu
,5m
8
m □
Ruangtunggu =12 m 2
3m [8]
[8 1 Ct:
4m
,ml~/
3,.5 m
,l
RuangStaf = 4 ,4 m 2
2i~ / /
2,2m
5. Ruang ...
SK No 075026 A
PRESIPEN
REPU8!-IK JNDONESIA
- 1950 -
5. Ruang Eselon IIB
d T,oUet = 3 m :2
Im
e. Ruang simpan = 3 m2 2m
f: Ruang rapat =10 m 2
2,5 m
RLangTamu 6,5m
8
m □
Ruang tunggu = fi m2
3m
Ruang sekretarts = 7 m 2
2ml~
/
3 5 m
/
RuangStaf = 4,4· m 2
2,2m
6. Ruang ...
SK No 075025 A
PRESIDEN
REPUBL.JK INDONESIA
- 1951 -
6. Ruang Eselon IIIA
a Ruang Kerja = 12 m 2
h Ruang Tamu = 6 m 2 Im
Ruang Simpan
C. Ruang simpan = 3 m 2
4 ,5 m
i...
If-
4m
Ruang sekretarts = 3 m 2
"
IIU•.5m
.r
2m
7. Ruang ...
SK No 075024 A
PRESIOEN
REPLIBLIK lNDONE.SIA
- 1952 -
7. Ruang Eselon 111B
a. Ruang Kerja = 12 m 2
b . Ruang Tamu = 6 m 2 lm
c. Ruang simpan= 3 m 2
R. Kt=rja
4 ,5 m
4m
8. Ruang ...
SK No 075023 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1953 -
8. Ruang Eselon IV
Ru.ang KerJa = 8 m2
Ruang simpan= 2 m 2 3m
3,5m
Ruang Staf = 4 ,4 m 2
2 ,2m
9. Ruang ...
SK No 075022 A
PRESIOEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1954 -
9. Ruang Rapat
Ruang Rapat
Utama
Kemen terian
Luas 140 m 2
Kapasitas = 100
10m
orang
)" .I
14m
Ruang ...
SK No 075021 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1955 -
7m
y
10 m
Luas 40 m2
Kapasitas = 30 orang
5m
J
-Y
8m
SK No 075020 A
PRESIOEN
REPLJBLIK INDONESIA
- 1956 -
10. Ruang Diklat
SK No 087251 A
PRESIOEN
REPUBLIK INOONESIA
- 1957 -
11. Gedung Parkir
Satuan ...
SK No 075018 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1958 -
Sepeda. motor = 0, 75 x 2 0
Satuan rnang parkir (SRP)
Mobil = 2 3 m. x 5 m
r--5------<
of-------5 -
,, t-----------1
~ 5 ----(
tI
.L-- 6 __J.
udut45° 1arah = 48 m
Tinggi ...
SK No 075017 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1959 -
t
tI
r 4,s r
45°
Kemiringan . . .
SK No 075016 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1960 -
Kemiringan tanjakan (ramp) • Ramp sirkulasi (non-parkir)
dengan sirkulasi pejalan kaki,
kemiringan maksimum 10%.
• Ramp sirkulasi (non-parkir)
tanpa sirkulasi pejalan kaki,
kemiringan maksimum 15%.
• Ramp parkir, kemiringan
maksimum 7%.
Lebar ramp sirkulasi Ramp sirkulasi satu arah lebar 3,5 meter
'
R=97-115m
SK No 075015 A
PRES !DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1961 -
12. Ketentuan Jenis dan Jumlah Ruang Bangunan Rumah Negara
TIPE
NO URAIAN KETERANGAN
KHUSUS A/ 250 M2 B / 120 M2 C / 70 M2 D / 50 M2 EI 36 M2
1. RuangTamu 1 1 1 1 1 1 Di dalam hasil
2. Ruang Kerja 1 1 1 - - - rancangan
dimungkinkan adanya
3. RuangDuduk 1 1 1 - - - penggabungan beberapa
4. Ruang Makan 1 1 1 1 1 1 fungsi dalam satu ruang,
misalnya fungsi ruang
5. RuangTidur 4 4 3 3 2 2 duduk dan ruang
6. Kamar Mandi/WC 2 2 1 1 1 1 makan.
7. Dapur 1 1 1 1 1 1
8. Gudang 1 1 1 1 - -
9. Garasi 2 1 1 - - -
SK No 047008 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1962 -
C. PERSENTASE ...
SK No 047007 C
PRESIDEN
REl?UB!-IK JNDONESIA
- 1963 -
C. PERSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG
NEGARA
1. Komponen Biaya Pembangunan bangunan gedung negara meliputi
komponen biaya pelaksanaan konstruksi, biaya perencanaan teknis,
biaya pengawasan teknis berupa biaya pengawasan konstruksi atau
biaya manajemen konstruksi, dan biaya pengelolaan kegiatan,
dengan pengaturan sebagai berikut:
a. Biaya pelaksanaan konstruksi:
1) Biaya pelaksanaan konstruksi merupakan biaya paling
banyak yang digunakan untuk membiayai pelaksanaan
konstruksi fisik Bangunan Gedung Negara.
2) Biaya pelaksanaan konstruksi dibebankan pada biaya
untuk komponen konstruksi fisik kegiatan yang
bersangkutan.
3) Biaya pelaksanaan konstruksi terdiri atas biaya standar
dan biaya non standar.
4) Biaya standar digunakan untuk pelaksanaan konstruksi
fisik standar pekerjaan meliputi:
a) arsitektur;
b) struktur;
c) utilitas yang meliputi pekerjaan plumbing, dan
jaringan instalasi penerangan; dan
d) perampungan (finishing).
5) Biaya standar termasuk overhead penyedia jasa
pelaksanaan konstruksi, asuransi, keselamatan kerja,
inflasi, dan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
6) Biaya nonstandar digunakan untuk pelaksanaan
konstruksi fisik nonstandar, perizinan selain PBG, dan
penyambungan utilitas.
b. Biaya ...
SK No 075014 A
PRESIOEN
R.EPUBL,.IK lNDONESIA
- 1964 -
b. Biaya Perencanaan Teknis:
1) Biaya perencanaan teknis dibebankan pada biaya untuk
komponen kegiatan perencanaan konstruksi yang
bersangkutan.
2) Besarnya nilai biaya perencanaan teknis maksimum
dihitung berdasarkan persentase biaya perencanaan teknis
konstruksi terhadap nilai biaya pelaksanaan konstruksi.
c. Biaya Pengawasan konstruksi:
1) Biaya pengawasan konstruksi dibebankan pada biaya
untuk komponen kegiatan pengawasan konstruksi.
2) Besarnya nilai biaya pengawasan konstruksi maksimum
dihitung berdasarkan persentase biaya pengawasan
konstruksi terhadap nilai biaya pelaksanaan konstruksi.
d. Biaya Manajemen Konstruksi:
1) Biaya manajemen konstruksi dibebankan pada biaya
untuk komponen kegiatan manajemen konstruksi yang
bersangkutan.
2) Besarnya nilai biaya manajemen konstruksi maksimum
dihitung berdasarkan persentase biaya manajemen
konstruksi terhadap biaya pelaksanaan konstruksi.
e. Biaya Pengelolaan Kegiatan:
1) Biaya pengelolaan kegiatan dibebankan pada biaya untuk
komponen pengelolaan kegiatan konstruksi.
2) Besarnya nilai biaya pengelolaan kegiatan maksimum
dihitung berdasarkan persentase biaya pengelolaan
kegiatan terhadap nilai biaya pelaksanaan konstruksi
3) Perincian penggunaan biaya pengelolaan kegiatan adalah
sebagai berikut:
a) biaya operasional unsur pengguna anggaran
dimanfaatkan untuk keperluan honorarium st;=if rlap
panitia ...
SK No 075013 A
PRESIOEN
REPLIBLIK INDONESIA
- 1965 -
panitia lelang, perjalanan dinas, rapat-rapat, proses
pelelangan, bahan dan alat yang berkaitan dengan
pengelolaan kegiatan sesuai dengan penahapannya,
serta persiapan dan pengiriman kelengkapan
administrasi atau dokumen pendaftaran bangunan
gedung negara.
b) realisasi pembiayaan pengelolaan kegiatan dapat
dilakukan secara bertahap sesuai kemajuan pekerjaan
(persiapan konstruksi, perencanaan konstruksi, dan
pelaksanaan konstruksi).
c) besarnya honorarium pengelolaan kegiatan mengikuti
ketentuan yang berlaku.
2. Untuk pekerjaan yang berada di wilayah yang sukar dijangkau
transportasi (remote area}, kebutuhan biaya untuk transportasi ke
lokasi tersebut, dapat diajukan sebagai biaya non standar. Diluar
persentase biaya perencanaan teknis, biaya pengawasan teknis dan
biaya pengelolaan kegiatan.
Kebutuhan biaya transportasi sebagaimana dimaksud, penyusunan
kebutuhan anggarannya agar dikonsultasikan dengan instansi
teknis setempat.
3. Kelebihan biaya berupa penghematan yang didapat dari biaya
perencanaan teknis, biaya manajemen konstruksi atau pengawasan
konstruksi dapat digunakan langsung untuk peningkatan mutu
atau penambahan kegiatan konstruksi fisik, dengan melakukan
revisi dokumen pembiayaan.
Tabel ...
SK No 075012 A
PRES !DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1966 -
Tabel VI.1 7. Persentase Komponen Biaya Pembangunan Bangunan Gedung Negara Klasifikasi Sederhana
I\
BIAYA KONSTRUKSI FISIK
0 250 500 1.000 2.500 5.000 10.000 25.000 50.000 100.000 250.000
(Juta Rp)
Sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd > 500.000
KOMPONEN KEGIATAN
1
\ 250
2
500
3
1.000
4
2.500
5
5.000
6
10.000
7
25.000
8
50.000
9
100.000
10
250.000
11
500.000
12 13
18,11 15,03 12,39 10,10 8,00 6,30 4,80 3,70 2,80 2,08
1. PERENCANAAN KONSTRUKSI 18,11 sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd 1,80
(dalam %)
15,03 12,39 10,10 8,00 6,30 4,80 3,70 2,80 2,08 1,80
12,40 9,80 7,72 6,30 5,10 4,00 3,10 2,40 1,90 1,50
PENGAWASAN KONSTRUKSI
2. 12,40 sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd 1,36
(dalam %)
9,80 7,72 6,30 5,10 4,00 3,10 2,40 1,90 1,50 1,36
14,60 10,47 7,07 4,40 2,97 1,98 1,25 0,83 0,56 0,37
PENGELOLA KEGIATAN
3. 14,60 sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd 0,26
(dalam %)
10,47 7,07 4,40 2,97 1,98 1,25 0,83 0,56 0,37 0,26
Tabel ...
SK No 047006 C
PRES I DEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1967 -
Tabel VI.18. Persentase Komponen Biaya Pembangunan Bangunan Gedung Negara Klasifikasi Tidak Sederhana
BIAYA KONSTRUKSI FISIK
0 250 500 1.000 2.500 5.000 10.000 25.000 50.000 100.000 250:000
(Juta Rp)
sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd > 500.000
KOMPONEN KEGIATAN
1
\ 250
2
500
3
1.000
4
2.500
5
5.000
6
10.000
7
25.000
8
50.000
9
100.000
10
250.000
11
500.000
12 13
19,80 16,40 13,50 11,10 9,10 7,30 5,80 4,60 3,64 2,80
PERENCANAAN KONSTRUKSI
1. 19,80 sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd 2,32
(dalam %)
16,40 13,50 11,10 9,10 7,30 5,80 4,60 3,64 3,8 2,32
18,35 15,19 12,50 10,28 8,43 6,76 5,37 4,26 3,37 2,59
MANAJEMEN KONSTRUKSI
2. 18,35 sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd 2,15
(dalam %)
15,19 12,50 10,28 8,43 6,76 5,37 4,26 3,37 2,59 2,15
14,20 11,75 9,67 7,95 6,52 5,23 4,15 3,29 2,60 2,00
PENGAWASAN KONSTRUKSI
3. 14,20 sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd 1,66
(dalam %)
11,75 9,67 7,95 6,52 5,23 4,15 3,29 2,60 2,00 1,66
16,00 11,25 8,21 5,92 4,43 2,90 1,92 1,26 0,72 0,42
PENGELOLA KEGIATAN
4. 16,00 sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd 0,28
(dalam %)
11,25 8,21 5,92 4,43 2,90 1,92 1,26 0,72 0,42 0,28
Tabel ...
SK No 047005 C
PRES !DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1968 -
Tabel VI.19. Persentase Komponen Biaya Pembangunan Bangunan Gedung Negara Klasifikasi Khusus
BIAYA KONSTRUKSI FISIK
0 250 500 1.000 2.500 5.000 10.000 25.000 50.000 100.000 250.000
(Juta Rp)
sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd > 500.000
KOMPONEN KEGIATAN
1
\ 250
2
500
3
1.000
4
2.500
5
5.000
6
10.000
7
25.000
8
50.000
9
100.000
10
250.000
11
500.000
12 13
22,00 18,20 15,16 12,50 10,24 8,20 6,50 5,10 4,00 3,15
PERENCANAAN KONSTRUKSI
1. 22,00 sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd 2,75
(dalam %)
18,20 15,16 12,50 10,24. 8,20 6,50 5,10 4,00 3,15 2,75
19,80 16,50 13,60 11,20 9,10 7,20 5,60 4,30 3,30 2,60
MANAJEMEN KONSTRUKSI
2. 19,80 sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd 2,30
(dalam %)
16,50 13,60 11,20 9,10 7,20 5,60 4,30 3,30 2,60 2,30
16,00 11,25 8,21 5,92 4,43 2,90 1,92 1,26 0,72 0,42
PENGELOLA KEGIATAN
3. 16,00 sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd 0,28
(dalam %)
11,25 8,21 5,92 4,43 2,90 1,92 1,26 0,72 0,42 0,28
D. KEGIATAN ...
SK No 047004 C
PRESIOEN
REE'UBLIK lNDONESIA
- 1969 -
D. KEGIATAN DAN TUGAS PENYEDIA JASA KONSTRUKSI
1. PENYEDIA JASA PERENCANAAN KONSTRUKSI
a. Organisasi penyedia jasa perencanaan konstruksi disesuaikan
dengan lingkup dan kompleksitas pekerjaan, seperti:
1) penanggungjawab kegiatan;
2) tenaga ahli arsitektur;
3) tenaga ahli struktur;
4) tenaga ahli utilitas (mekanikal dan elektrikal);
5) tenaga ahli estimasi biaya;
6) tenaga ahli tata ruang luar; dan
7) tenaga ahli lainnya.
b. Penyedia jasa perencanaan konstruksi berfungsi melaksanakan
pengadaan dokumen perencanaan, dokumen lelang, dokumen
untuk pelaksanaan konstruksi, memberikan penjelasan
pekerjaan pada waktu pelelangan, dan memberikan penjelasan
serta saran penyelesaian terhadap persoalan perencanaan yang
timbul selama tahap konstruksi.
c. Penyedia jasa perencanaan konstruksi mulai bertugas sejak
ditetapkan berdasarkan SPMK mulai dari tahap perencanaan
sampai dengan serah terima pertama pekerjaan oleh penyedia
jasa pelaksanaan konstruksi.
d. Penyedia jasa perencanaan konstruksi dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada Kepala
Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.
e. Dalam hal di daerah tempat pelaksanaan kegiatan tidak
terdapat perusahaan yang memenuhi ketentuan dan bersedia
melakukan tugas konsultansi perencanaan, maka dapat
ditunjuk perusahaan yang memenuhi ketentuan dan bersedia
dari daerah lain sesuai ketentuan. Apabila tidak terdapat
penyedia jasa perencanaan konstruksi seperti tersebut di atas,
maka ...
SK No 075011 A
PRESIOEN
REPLIBLIK lNDONESlA
- 1970 -
maka fungsi tersebut dilakukan oleh instansi teknis setempat
yang bertanggung jawab terhadap pembinaan bangunan
gedung, dengan biaya maksimal sebesar 60% (enam puluh
persen) dari biaya perencanaan konstruksi yang dilaksanakan
dalam rangka swakelola.
f. Pengadaan penyedia jasa perencanaan konstruksi harus
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait
pengadaan barang dan jasa pemerintah serta petunjuk teknis
pelaksanaannya. Penyedia jasa perencanaan konstruksi dapat
dilakukan melalui sayembara.
g. Untuk pekerjaan pembangunan dengan luas bangunan diatas
12.000 m 2 (dua belas ribu meter persegi) atau diatas 8
(delapan) lantai, penyedia jasa perencanaan konstruksi
diwajibkan pada tahap pra rancangan menyelenggarakan
lokakarya rekayasa nilai (value engineering) selama 40 (empat
puluh) jam, untuk mengembangkan konsepsi perancangan,
dengan melibatkan partisipasi pengelola kegiatan, penyedia jasa
manajemen konstruksi, dan pemberi jasa keahlian rekayasa
nilai (value engineering).
h. Biaya penyelenggaraan lokakarya, termasuk biaya kerja sama
dengan pemberi jasa keahlian rekayasa nilai (value engineering)
merupakan bagian dari biaya penyedia jasa perencanaan
konstruksi.
i. Penyedia jasa perencanaan konstruksi tidak dapat merangkap
sebagai penyedia jasa manajemen konstruksi untuk pekerjaan
yang sama.
J. Biaya penyedia jasa perencanaan konstruksi dibebankan pada
komponan biaya perencanaan teknis kegiatan.
k. Kegiatan Perencanaan Teknis
Pekerjaan perencanaan teknis meliputi perencanaan lingkungan
atau ...
SK No 075010 A
PRESIPEN
REl?UB!,.JK lNDONESIA
- 1971 -
atau site atau tapak bangunan dan perencanaan fisik Bangunan
Gedung Negara. Kegiatan perencanaan teknis terdiri atas:
1) Persiapan dan penyusunan konsepsi perancangan meliputi:
a) mengumpulkan data dan informasi lapangan
(termasuk penyelidikan tanah).
b) membuat interpretasi secara garis besar terhadap
Kerangka Acuan Kerj a (KAK).
c) konsultasi dengan pemerintah daerah setempat
mengenai peraturan daerah atau persetujuan
bangunan.
d) membuat program perencanaan dan perancangan
yang merupakan batasan sasaran atau tujuan
pembangunan dan ketentuan atau ketentuan
pembangunan hasil analisis data dan informasi dari
pengguna jasa maupun pihak lain.
Program perencanaan perancangan berupa laporan
yang mencakup:
(1) program rencana kerja, menjelaskan rencana
penanganan pekerjaan perencanaan
perancangan.
(2) program ruang, menjelaskan susunan
kebutuhan, besaran dan jenis ruang serta
analisa hubungan fungsi ruang.
(3) program Bangunan Gedung Hijau (BGH).
e) membuat gagasan dan interpretasi terhadap program
perencanaan dan perancangan sebagai landasan
perencanaan dan perancangan diwujudkan dalam
uraian tertulis, diagram-diagram dan/atau gambar.
f) membuat sketsa gagasan merupakan gambar sketsa
dalam skala yang memadai yang menggambarkan
gagasan ...
SK No 075009 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1972 -
gagasan perencanaan dan perancangan yang jelas
tentang pola pembagian ruang dan bentuk bangunan.
2) Persetujuan Konsepsi perancangan dari Pengguna Jasa
untuk dijadikan dasar perencanaan perancangan tahap
selanjutnya.
3) Penyusunan pra rancangan meliputi:
a) membuat gambar rencana massa bangunan gedung
yang menunjukan posisi massa bangunan di dalam
tapak dan terhadap lingkungan sekitar berikut kontur
tanah berdasarkan Rencana Tata Kota dan program
Bangunan Gedung Hijau (BGH).
b) membuat gambar Rencana Tapak yang menunjukan
hubungan denah antar bangunan dan Tata Ruang
Luar atau Penghijauan di dalam kawasan tapak.
c) membuat gambar denah yang menggambarkan
susunan tata ruang dan hubungan antar ruang dalam
bangunan pada setiap lantai dan menerangkan peil
atau ketinggian lantai.
d) membuat gambar tampak bangunan yang
menunjukan pandangan ke empat sisi atau arah
bangunan.
e) membuat gambar potongan bangunan secara
melintang dan memanjang untuk menunjukan secara
garis besar penampang dan sistem struktur dan
utilitas bangunan.
f) membuat gambar visualisasi tiga dimensi dalam
bentuk gambar dan/atau animasi komputer.
g) Membuat gambar tersebut di atas dalam skala 1:500
(satu banding lima ratus), 1:200 (satu banding dua
ratus), 1:100 (satu banding seratus) dan atau yang
memadai ...
SK No 075008 A
PRESIPEN
REF?UBLIK INDONESIA
- 1973 -
memadai beserta ukuran untuk kejelasan informasi
yang ingin dicapai.
h) Menghitung nilai fungsional bangunan gedung dan
menampilkannya dalam bentuk diagram.
i) Membuat laporan teknis dalam bentuk uraian dan
gambar tentang perkiraan luas lantai, informasi
penggunaan bahan atau material, pemilihan sistem
struktur bangunan, pemilihan sistem utilitas
bangunan, pemilihan konsep tata lingkungan serta
perkiraan biaya dan waktu konstruksi.
j) Mengurus persetujuan sampai mendapatkan
keterangan rencana kota atau kabupaten, keterangan
ketentuan bangunan dan lingkungan, dan penyiapan
kelengkapan permohonan Persetujuan Bangunan
Gedung (PBG) sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan pemerintah daerah setempat.
4) Penyelenggaraan paket kegiatan lokakarya rekayasa nilai
(value engineering) pada tahap pra rancangan untuk
pengembangan konsep perencanaan teknis bagi kegiatan
pembangunan Bangunan Gedung Negara yang diwajibkan.
5) Persetujuan pra rancangan dari Pengguna Jasa untuk
dij adikan dasar perencanaan perancangan tahap
selanjutnya.
6) Penyusunan pengembangan rancangan:
a) membuat pengembangan arsitektur bangunan gedung
berupa gambar rencana arsitektur yang menunjukan
hubungan antara lantai bangunan dan tata ruang luar
terhadap garis sempadan bangunan, jalan dan
ketentuan rencana tata kota lainnya.
b) membuat denah yang menunjukan lantai-lantai
dalam ...
SK No 075007 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1974 -
dalam bangunan, susunan tata ruang dalam,
koordinat bangunan, peil lantai, dan ukuran-ukuran
elemen bangunan serta jenis bahan yang digunakan.
c) membuat tampak bangunan, yang menujukan
pandangan ke empat arah bangunan dan bahan
bangunan yang digunakan secara jelas beserta uraian
konsep dan visualisasi desain dua dimensi dan desain
tiga dimensi bila diperlukan.
d) membuat pengembangan sistem struktur, berupa
gambar potongan bangunan, secara melintang dan
memanjang yang menjelaskan sistem struktur,
ukuran dan peil elemen bangunan (fondasi, lantai,
dinding, langit-langit dan atap) secara menyeluruh
beserta uraian konsep dan perhitungannya.
e) membuat pengembangan sistem mekanikal elektrikal,
berupa gambar detail mekanikal elektrikal termasuk
IT, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
f) membuat gambar tersebut di atas dalam skala 1:500
(satu banding lima ratus), 1:200 (satu banding dua
ratus), 1: 100 (satu banding seratus), 1 :50 (satu
banding lima puluh) dan/atau yang memadai beserta
ukuran untuk kejelasan informasi yang ingin dicapai.
g) membuat garis besar spesifikasi teknis (Outline
Specifications);
h) menyusun perkiraan biaya konstruksi.
7) Penyusunan rencana detail berupa uraian lebih terinci
seperti membuat gambar-gambar detail pelaksanaan dan
pemasangan serta penyelesaian bahan atau material dan
elemen atau unsur bangunan, rencana kerja dan standar
rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran
biaya ...
SK No 075006 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1975 -
biaya pekerjaan konstruksi, dan menyusun laporan
perencanaan.
8) Persetujuan rancangan detail dari pengguna jasa untuk
digunakan sebagai dokumen teknis pada dokumen lelang
konstruksi fisik.
9) Penyusunan rencana teknis meliputi laporan konsepsi
perancangan, dokumen pra rancangan, dokumen
pengembangan rancangan, dan dokumen rancangan detail.
10) Membantu kepala satuan kerja atau pejabat pembuat
komitmen di dalam menyusun dokumen pelelangan, dan
membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau
kelompok kerja unit layanan pengadaan barang dan jasa
atau pejabat pengadaan dalam menyusun program dan
pelaksanaan pelelangan.
11) Membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau
kelompok kerja unit layanan pengadaan barang dan jasa
atau pejabat pengadaan pada waktu penjelasan pekerjaan,
termasuk menyusun Berita Acara Penjelasan Pekerjaan,
membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau
kelompok kerja unit layanan pengadaan barang dan jasa
atau pejabat pengadaan dalam melaksanakan evaluasi
penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan, dan
melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang
ulang.
12) Melakukan pengawasan berkala, seperti memeriksa
kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan rencana secara
berkala, melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi
teknis pelaksanaan bila ada perubahan, memberikan
penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul
selama masa konstruksi, memberikan rekomendasi tentang
pernggunaan ...
SK No 087252 A
PRESIOEN
REf.lUBLIK INDONESIA
- 1976 -
penggunaan bahan, dan membuat laporan akhir
pengawasan berkala.
13) Penyusunan laporan akhir pekerjaan perencanaan yang
terdiri atas perubahan perencanaan pada masa
pelaksanaan konstruksi, petunjuk penggunaan,
pemeliharaan, dan perawatan bangunan gedung, termasuk
petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan
mekanikal elektrikal bangunan.
14) Penyusunan rencana teknis untuk kegiatan pembangunan:
a) bangunan bertingkat diatas 4 (empat) lantai.
b) bangunan dengan luas total di atas 5.000 m 2 (lima ribu
meter persegi).
c) bangunan khusus.
d) yang melibatkan lebih dari satu penyedia jasa
perencanaan maupun pelaksana konstruksi.
e) yang dilaksanakan lebih dari satu tahun anggaran
(multiyears project).
f) harus melibatkan penyedia jasa managemen
konstruksi sejak awal penyusunan rencana teknis.
15) Penggunaan Building Information Modelling (BIM) wajib
diterapkan pada Bangunan Gedung Negara tidak sederhana
dengan kriteria luas diatas 2000 m 2 (dua ribu meter persegi)
dan diatas 2 (dua) lantai. Keluaran dari perancangan
merupakan hasil desain menggunakan BIM untuk:
a) gambar arsitektur.
b) gambar struktur.
c) gambar utilitas (mekanikal dan elektrikal)
d) gambarlansekap.
e) rincian volume pelaksanaan pekerjaan.
f) rencana anggaran biaya.
16) Penyusunan ...
SK No 075004 A
PRESIDEN
REfJUBLIK INDONESIA
- 1977 -
16) Penyusunan rencana teknis untuk kegiatan pembangunan:
a) bangunan bertingkat diatas 4 (empat) lantai.
b) bangunan dengan luas total di atas 5.000 m 2 (lima ribu
meter persegi).
c) bangunan khusus.
d) yang melibatkan lebih dari satu penyedia jasa
perencanaan maupun pelaksana konstruksi.
e) yang dilaksanakan lebih dari satu tahun anggaran
(multiyears project).
f) harus melibatkan penyedia jasa management
konstruksi sejak awal penyusunan rencana teknis.
17) Penggunaan Building Information Modelling (BIM) wajib
diterapkan pada Bangunan Gedung Negara tidak sederhana
dengan kriteria luas diatas 2000 m 2 (dua ribu meter persegi)
dan diatas 2 (dua) lantai. Keluaran dari perancangan
merupakan hasil desain menggunakan BIM untuk:
a) gambar arsitektur.
b) gambar struktur.
c) gambar utilitas (mekanikal dan elektrikal)
d) gambar lansekap.
e) rincian volume pelaksanaan pekerjaan.
f) rencana anggaran biaya.
2. PENYEDIA ...
SK No 075003 A
PRESIOEN
REP.UBLIK INDONESIA
- 1978 -
2. PENYEDIA JASA PELAKSANAAN KONSTRUKSI
a. Organisasi penyedia jasa pelaksanaan konstruksi disesuaikan
dengan lingkup dan kompleksitas pekerjaan, seperti:
1) penanggung jawab kegiatan.
2) penanggung jawab di lapangan.
3) tenaga ahli arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal.
4) tenaga ahli estimasi biaya.
5) tenaga ahli K3.
6) tenaga ahli lainnya.
7) pelaksana lapangan.
b. Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi adalah perusahaan yang
memenuhi ketentuan yang ditetapkan untuk melakukan tugas
pelaksanaan konstruksi fisik pembangunan gedung.
c. Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi berfungsi membantu
pengelola kegiatan untuk melakukan tugas pelaksanaan
konstruksi fisik.
d. Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi mulai bertugas sejak
waktu yang ditetapkan berdasarkan SPMK sampai dengan
serah terima akhir pekerjaan pelaksanaan.
e. Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada Kepala
Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.
f. Pengadaan Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi harus
berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan terkait pengadaan barang dan
jasa pemerintah serta petunjuk teknis pelaksanaannya.
g. Biaya Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi dibebankan pada
komponen biaya pelaksanaan konstruksi yang ditetapkan.
h. Kegiatan . . .
SK No 075002 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1979 -
h. Kegiatan konstruksi fisik terdiri atas:
1) Melakukan pemeriksaan dan penilaian dokumen untuk
pelaksanaan konstruksi fisik, baik dari segi kelengkapan
maupun segi kebenarannya.
2) Menyusun program kerja yang meliputi jadwal waktu
pelaksanaan, jadwal pengadaan bahan, jadwal
penggunaan tenaga kerja, dan jadwal penggunaan
peralatan berat.
3) Melaksanakan persiapan di lapangan sesuai dengan
pedoman pelaksanaan.
4) Menyusun gambar pelaksanaan (shop drawing) untuk
pekerjaan-pekerjaan yang memerlukannya.
5) Melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik di lapangan
sesuai dengan dokumen pelaksanaan.
6) Melaksanakan pelaporan pelaksanaan konstruksi fisik,
melalui rapat-rapat lapangan, laporan harian, laporan
mingguan, laporan bulanan, laporan kemajuan pekerjaan,
laporan persoalan yang timbul atau dihadapi, dan surat-
menyurat.
7) Membuat gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan (as-built drawings) yang selesai sebelum serah
terima pertama, setelah disetujui oleh penyedia jasa
manajemen konstruksi atau penyedia jasa pengawasan
konstruksi dan diketahui oleh penyedia jasa perencanaan
konstruksi.
8) Melaksanakan perbaikan kerusakan-kerusakan yang
terjadi di masa pemeliharaan konstruksi.
9) Dalam hal satuan kerja mewajibkan menggunakan metode
Value Engineering (VE), maka penyedia jasa pelaksanaan
konstruksi dapat menyusun Value Engineering Change
Proposal ...
SK No 075001 A
PRESIPEN
REP.UB!-IK lNDONESIA
- 1980 -
Proposal (VECP) dalam rangka pemberian alternatif
penawaran yang disertakan pada surat penawaran.
10) Dalam penyusunan VECP, penyedia jasa pelaksanaan
konstruksi secara inhouse, bagi yang memiliki tenaga ahli
VE, atau bekerja sama dengan pemberi jasa keahlian VE,
harus menggunakan metodologi yang sesuai dengan
standar pelaksanaan studi VE yang lazim berlaku.
11) Dalam hal terjadi penghematan karena penggunaan VECP
dalam rangka pemberian alternatif penawaran tersebut,
pengaturan biaya hasil penghematan (H) adalah sebagai
berikut:
a) 60% (enam puluh persen) dari H digunakan untuk
meningkatkan mutu dan/atau menambah kegiatan
pekerjaan konstruksi fisik atau disetor ke Kas Negara.
b) 25% (dua puluh lima persen) dari H untuk tambahan
biaya jasa pelaksanaan konstruksi dan pelaksana VE.
c) 10% (sepuluh persen) dari H untuk tambahan biaya
jasa penyedia jasa perencanaan konstruksi.
d) 5% (lima persen) dari H untuk tambahan jasa
penyedia jasa manajemen konstruksi untuk kegiatan
yang menggunakan jasa penyedia jasa Manajemen
Konstruksi, sedangkan untuk kegiatan yang
menggunakan penyedia jasa Pengawasan Konstruksi,
biaya penghematan ini ditambahkan untuk
meningkatkan mutu dan atau menambah kegiatan
pekerjaan konstruksi fisik, atau disetor ke Kas
Negara.
3. PENYEDIA ...
SK No 075073 A
PRESIDEN
REPUB!-IK INDONESIA
- 1981 -
3. PENYEDIA JASA PENGAWASAN KONSTRUKSI
a. Organisasi penyedia jasa pengawasan konstruksi disesuaikan
dengan lingkup dan kompleksitas pekerjaan, seperti:
1) penanggungjawab kegiatan.
2) penanggungjawablapangan.
3) pengawas pekerjaan arsitektur.
4) pengawas pekerjaan struktur.
5) pengawas pekerjaan mekanikal elektrikal.
6) tenaga ahli lainnya.
b. Penyedia jasa pengawasan konstruksi adalah perusahaan yang
memenuhi ketentuan yang ditetapkan untuk melaksanakan
tugas-tugas konsultansi dalam bidang jasa pengawasan
konstruksi.
c. Penyedia jasa pengawasan konstruksi berfungsi melaksanakan
pengawasan pada tahap pelaksanaan konstruksi.
d. Penyedia jasa pengawasan konstruksi mulai bertugas sejak
ditetapkan berdasarkan SPMK sampai dengan paling lambat 2
(dua) minggu setelah serah terima akhir pekerjaan oleh
penyedia jasa pelaksanaan konstruksi.
e. Penyedia jasa pengawasan konstruksi dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada Kepala
Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.
f. Dalam hal di daerah tempat pelaksanaan kegiatan tidak
terdapat perusahaan yang memenuhi ketentuan dan bersedia
melakukan tugas penyedia jasa pengawasan konstruksi, maka
dapat ditunjuk perusahaan yang memenuhi ketentuan dan
bersedia dari daerah lain sesuai ketentuan. Apabila tidak
terdapat penyedia jasa pengawasan konstruksi seperti tersebut
di atas, maka fungsi tersebut dilakukan oleh instansi teknis
setempat yang bertanggung jawab terhadap pembinaan
bangunan ...
SK No 075072 A
PRESIOEN
REPUBJ_.IK INDONESIA
- 1982 -
bangunan gedung, dengan biaya maksimal sebesar 60% (enam
puluh persen) x biaya pengawasan konstruksi yang
dilaksanakan dalam rangka swakelola.
g. Penyedia jasa pengawasan konstruksi digunakan untuk seluruh
jenis kegiatan pembangunan bangunan gedung negara, kecuali
untuk kegiatan yang harus menggunakan jasa penyedia jasa
manajemen konstruksi.
h. Pengadaan penyedia jasa pengawasan konstruksi harus
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait
pengadaan barang dan jasa pemerintah serta petunjuk teknis
pelaksanaannya.
i. Biaya penyedia jasa pengawasan konstruksi dibebankan pada
komponen biaya pengawasan teknis yang bersangkutan.
j. Kegiatan Pengawasan Konstruksi terdiri atas:
1) memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan
konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan
pekerjaan di lapangan.
2) mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode
pelaksanaan, serta mengawasi ketepatan waktu, dan biaya
pekerjaan konstruksi.
3) mengawasi pelaksanaan konstruksi dari segi kualitas,
kuantitas, dan laju pencapaian volume atau realisasi fisik.
4) mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk
memecahkan persoalan yang terjadi selama pelaksanaan
konstruksi.
5) menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala,
membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan
pengawasan, dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan,
laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan
konstruksi yang dibuat oleh penyedia jasa pelaksanaan
konstruksi . . .
SK No 075071 A
PRESIPEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1983 -
konstruksi.
6) meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop
drawing) yang diajukan oleh penyedia jasa pelaksanaan
konstruksi.
7) meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan
di lapangan (As-Built Drawing) sebelum serah terima
pertama.
8) menyusun daftar cacat atau kerusakan sebelum serah
terima pertama, mengawasi perbaikannya pada masa
pemeliharaan, dan menyusun laporan akhir pekerjaan
pengawasan.
9) menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan,
berita acara pemeliharaan pekerjaan, dan serah terima
pertama dan akhir pelaksanaan konstruksi sebagai
kelengkapan untuk pembayaran angsuran pekerjaan
konstruksi.
10) bersama-sama penyedia jasa perencanaan konstruksi
menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan
bangunan gedung.
11) membantu pengelola kegiatan dalam menyusun Dokumen
Pendaftaran.
12) melakukan pemeriksaan dan menyatakan kelaikan fungsi
bangunan gedung terbangun sesuai dengan PBG.
13) membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan
kelengkapan dokumen Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari
Pemerintah Kabupaten/Kota setempat atau Pemerintah
Provinsi DK! Jakarta.
4. PENYEDIA ...
SK No 075070 A
PRESIPEN
REPUBLIK lNOOt,,.lE:SIA
- 1984 -
4. PENYEDIA JASA MANAJEMEN KONSTRUKSI.
a. Organisasi dan Tata Laksana
Organisasi penyedia jasa manajemen konstruksi, disesuaikan
dengan lingkup dan kompleksitas pekerjaan, seperti:
1) penanggung jawab kegiatan.
2) penanggungjawablapangan.
3) tenaga ahli penyusun dan pengendali program.
4) tenaga ahli estimasi biaya.
5) tenaga ahli arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal.
6) pengawas lapangan.
b. Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi
Penyedia jasa manajemen konstruksi adalah perusahaan yang
memenuhi ketentuan yang ditetapkan untuk pelaksanaan tugas
konsultansi dalam bidang manajemen konstruksi.
1) Penyedia jasa manajemen konstruksi bertugas sejak
ditetapkan berdasarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
mulai dari tahap perencanaan teknis sampai serah terima
akhir pekerjaan konstruksi fisik, dan berfungsi
melaksanakan pengendalian pada tahap perencanaan
teknis dan tahap pelaksanaan konstruksi, baik di tingkat
program maupun di tingkat operasional.
2) Penyedia jasa manajemen konstruksi dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada
Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.
3) Dalam hal di daerah tempat pelaksanaan kegiatan tidak
terdapat perusahaan yang memenuhi ketentuan dan
bersedia melakukan tugas konsultansi manajemen
konstruksi, maka dapat ditunjuk perusahaan yang
memenuhi ketentuan dan bersedia dari daerah lain.
Apabila tidak terdapat penyedia jasa manajemen
konstruksi . . .
SK No 075069 A
PRESIDEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1985 -
konstruksi seperti tersebut di atas, maka fungsi tersebut
dilakukan oleh unsur Instansi Teknis setempat.
4) Penyedia jasa manajemen konstruksi digunakan untuk
pekerjaan:
a) bangunan bertingkat diatas 4 (em pat) lantai; dan/ atau
b) bangunan dengan luas total di atas 5.000 m 2 (lima
ribu meter persegi); dan/ atau
c) bangunan khusus; dan/ atau
d) yang melibatkan lebih dari satu penyedia jasa
perencanaan maupun pelaksana konstruksi;
dan/atau
e) yang dilaksanakan lebih dari satu tahun anggaran
(multiyears project) .
5) Pengadaan penyedia jasa manajemen konstruksi harus
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
terkait pengadaan barang dan jasa pemerintah serta
petunjuk teknis pelaksanaannya.
6) Penyedia jasa manajemen konstruksi tidak dapat
merangkap sebagai penyedia jasa perencanaan konstruksi
untuk pekerjaan yang bersangkutan.
7) Biaya Penyedia jasa manajemen konstruksi dibebankan
pada komponen biaya manajemen konstruksi kegiatan
yang bersangkutan.
c. Kegiatan Manajemen Konstruksi
Kegiatan Manajemen Konstruksi meliputi pengendalian waktu,
biaya, pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan
tertib administrasi dalam pembangunan bangunan gedung
negara, mulai dari tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan konstruksi sampai dengan masa pemeliharaan.
Kegiatan ...
SK No 075068 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1986 -
Kegiatan Manajemen Konstruksi terdiri atas:
1) Tahap Persiapan:
a) membantu pengelola kegiatan melaksanakan
pengadaan penyedia jasa perencanaan konstruksi,
termasuk menyusun Kerangka Acuan Kerja (KAK),
memberi saran waktu dan strategi pengadaan, serta
ban tuan evaluasi proses pengadaan.
b) membantu Pengelola Kegiatan dalam mempersiapkan
dan menyusun program pelaksanaan seleksi penyedia
jasa perencanaan konstruksi.
c) membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa
atau kelompok kerja unit layanan pengadaan barang
dan jasa atau pejabat pengadaan dalam
penyebarluasan pengumuman seleksi penyedia jasa
perencanaan konstruksi, baik melalui papan
pengumuman, media cetak, maupun media
elektronik.
d) membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa
atau kelompok kerja unit layanan pengadaan barang
dan jasa atau pejabat pengadaan melakukan
prakualifikasi calon peserta seleksi penyedia jasa
perencanaan konstruksi.
e) membantu memberikan penjelasan pekerjaan pada
waktu rapat penjelasan pekerjaan.
f) membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa
atau kelompok kerja unit layanan pengadaan barang
dan jasa atau pejabat pengadaan dalam menyusun
Harga Perhitungan Sendiri (HPS) atau Owner's
Estimate (OE) pekerjaan perencanaan.
g) membantu melakukan pembukaan dan evaluasi
terhadap ...
SK No 075067 A
PRESIOEN
REPUBUK lNDONESIA
- 1987 -
terhadap usulan teknis dan biaya dari penawaran
yang masuk.
h) membantu menyiapkan draf surat perjanjian kerja
perencanaan konstruksi.
i) membantu pengelola kegiatan menyiapkan surat
perjanjian kerja perencanaan konstruksi.
2) Tahap Perencanaan:
a) mengevaluasi program pelaksanaan kegiatan
perencanaan yang dibuat oleh penyedia jasa
perencanaan konstruksi, yang meliputi program
penyediaan dan penggunaan sumber daya, strategi
dan penahapan penyusunan dokumen lelang.
b) memberikan konsultansi kegiatan perencanaan, yang
meliputi penelitian dan pemeriksaan hasil
perencanaan dari sudut efisiensi sumber daya dan
biaya, serta kemungkinan keterlaksanaan konstruksi.
c) mengendalikan program perencanaan, melalui
kegiatan evaluasi program terhadap hasil
perencanaan, perubahan-perubahan lingkungan,
penyimpangan teknis dan administrasi atas persoalan
yang timbul, serta pengusulan koreksi program.
d) melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang
terlibat pada tahap perencanaan.
e) menyusun laporan bulanan kegiatan konsultansi
manajemen konstruksi tahap perencanaan,
merumuskan evaluasi status dan koreksi teknis bila
terjadi penyimpangan.
f) meneliti kelengkapan dokumen perencanaan.
g) membuat laporan reviu desain pada setiap tahapan
penyusunan rencana teknis sebagai acuan
persetujuan . . .
SK No 075066 A
PRESIPEN
REPUBJ. JK lNDONESIA
- 1988 -
persetujuan pengguna jasa.
h) meneliti dokumen pelelangan, menyusun program
pelaksanaan pelelangan bersama penyedia jasa
perencanaan konstruksi, dan ikut memberikan
penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan, serta
membantu kegiatan unit layanan pengadaan barang
dan jasa atau kelompok kerja unit layanan pengadaan
barang danjasa atau pejabat pengadaan.
i) menyusun laporan dan berita acara dalam rangka
kemajuan pekerjaan dan pembayaran angsuran
pekerjaan perencanaan.
j) mengadakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi
perencanaan, menyusun laporan hasil rapat
koordinasi, dan membuat laporan kemajuan
pekerjaan manajemen konstruksi.
3) Tahap Pelelangan:
a) membantu pengelola kegiatan dalam mempersiapkan
dan menyusun program pelaksanaan pelelangan
pekerjaan konstruksi fisik.
b) membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa
atau kelompok kerja unit layanan pengadaan barang
dan jasa atau pejabat pengadaan dalam
penyebarluasan pengumuman pelelangan, baik
melalui papan pengumuman, media cetak, maupun
media elektronik.
c) membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa
atau kelompok kerja unit layanan pengadaan barang
dan jasa atau pejabat pengadaan melakukan
prakualifikasi calon peserta pelelangan (apabila
pelelangan dilakukan melalui prakualifikasi).
d) membantu ...
SK No 075065 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1989 -
d) membantu memberikan penjelasan pekerjaan pada
waktu rapat penjelasan pekerjaan.
e) membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa
atau kelompok kerja unit layanan pengadaan barang
dan jasa atau pejabat pengadaan dalam menyusun
Harga Perhitungan Sendiri (HPS) atau Owner's
Estimate (OE) pekerjaan konstruksi fisik.
f) membantu melakukan pembukaan dan evaluasi
terhadap penawaran yang masuk.
g) membantu menyiapkan draf surat perjanjian
pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik.
h) menyusun laporan kegiatan pelelangan.
4) Tahap Pelaksanaan:
a) mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan fisik
yang disusun oleh penyedia jasa pelaksanaan
konstruksi, yang meliputi program- program
pencapaian sasaran fisik, penyediaan dan
penggunaan sumber daya berupa: tenaga kerja,
peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan,
informasi, dana, program Quality Assurance atau
Quality Control, dan program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3).
b) mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik,
yang meliputi program pengendalian sumber daya,
pengendalian biaya, pengendalian waktu,
pengendalian sasaran fisik (kualitas dan kuantitas)
hasil konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan,
pengendalian tertib administrasi, pengendalian
kesehatan dan keselamatan kerja.
c) melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan
teknis ...
SK No 075064 A
PRESIPEN
REPLIBLIK lNDONESIA
- 1990 -
teknis dan manajerial yang timbul, usulan koreksi
program dan tindakan turun tangan, serta melakukan
koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.
d) melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan konstruksi fisik.
e) melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas:
(1) memeriksa dan mempelajari dokumen untuk
pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan
dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
(2) mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan
metode pelaksanaan, serta mengawasi ketepatan
waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
(3) mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi
dari segi kualitas, kuantitas, dan laju pencapaian
volume atau realisasi fisik.
(4) mengumpulkan data dan informasi di lapangan
untuk memecahkan persoalan yang terjadi
selama pekerjaan konstruksi.
(5) menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara
berkala, membuat laporan mingguan dan
bulanan pekerjaan manajemen konstruksi,
dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan,
laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan
konstruksi fisik yang dibuat oleh penyedia jasa
pelaksanaan konstruksi.
(6) menyusun laporan dan berita acara dalam
rangka kemajuan pekerjaan dan pembayaran
angsuran pekerjaan pelaksanaan konstruksi.
(7) meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan
(shop drawing} yang diajukan oleh penyedia jasa
pelaksanaan . . .
SK No 075063 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1991 -
pelaksanaan konstruksi.
(8) meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan
pelaksanaan di lapangan (As Built Drawing)
sebelum serah terima I.
(9) menyusun daftar cacat atau kerusakan sebelum
serah terima I, dan mengawasi perbaikannya
pada masa pemeliharaan.
(10) bersama-sama dengan penyedia jasa
perencanaan konstruksi menyusun petunjuk
pemeliharaan dan penggunaan bangunan
gedung.
(11) menyusun berita acara persetujuan kemajuan
pekerjaan, serah terima pertama, berita acara
pemeliharaan pekerjaan dan serah terima kedua
pekerjaan konstruksi, sebagai kelengkapan
untuk pembayaran angsuran pekerjaan
konstruksi.
(12) melakukan pemeriksaan dan menyatakan
kelaikan fungsi bangunan gedung terbangun
sesuai dengan PBG.
(13) membantu pengelola kegiatan dalam menyusun
Dokumen Pendaftaran.
(14) membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan
kelengkapan dokumen Sertifikat Laik Fungsi
(SLF) dari Pemerintah Kabupaten/Kota setempat
atau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Jakarta ...
f) menyusun laporan akhir pekerjaan manajemen
konstruksi.
E. PRESENTASE ...
SK No 075062 A
PRESIOEN
REP.UBLIK INDONESIA
- 1992 -
E. PERSENTASE KOMPONEN PEKERJAAN STANDAR
1. Persentase komponen pekerjaan standar digunakan sebagai:
a. pedoman penyusunan dokumen pendanaan;
b. pembangunan yang lebih dari satu tahun anggaran; dan
c. peningkatan mutu.
2. Persentase komponen pekerjaan standar untuk Bangunan Gedung
Kantor meliputi:
a. pekerjaan fondasi sebesar 5% (lima persen) sampai dengan 10%
(sepuluh persen);
b. pekerjaan struktur sebesar 25% (dua puluh lima persen) sampai
dengan 35% (tiga puluh lima persen);
c. pekerjaan lantai sebesar 5% (lima persen) sampai dengan 10%
(sepuluh persen);
d. pekerjaan dinding sebesar 7% (tujuh persen) sampai dengan
10% (sepuluh persen);
e. pekerjaan plafon sebesar 6% (enam persen) sampai dengan 8%
(delapan persen);
f. pekerjaan atap sebesar 8% (delapan persen) sampai dengan 10%
(sepuluh persen);
g. pekerjaan utilitas sebesar 5% (lima persen) sampai dengan 8%
(delapan persen); dan
h. pekerjaan perampungan (finishing) sebesar 10% (sepuluh persen)
sampai dengan 15% (lima belas persen).
3. Persentase komponen pekerjaan standar untuk Rumah Negara
meliputi:
a. pekerjaan fondasi sebesar 3% (tiga persen) sampai dengan 7%
(tujuh persen);
b. pekerjaan struktur sebesar 20% (dua puluh persen) sampai
dengan 25% (dua puluh lima persen);
c. pekerjaan ...
SK No 075061 A
PRESIOEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 1993 -
c. pekerjaan lantai sebesar 10% (sepuluh persen) sampai dengan
15% (lima belas persen);
d. pekerjaan dinding sebesar 10% (sepuluh persen) sampai dengan
15% (lima belas persen);
e. pekerjaan plafon sebesar 8% (delapan persen) sampai dengan
10% (sepuluh persen);
f. pekerjaan atap sebesar 10% (sepuluh persen) sampai dengan
15% (lima belas persen);
g. pekerjaan utilitas sebesar 8% (delapan persen) sampai dengan
10% (sepuluh persen); dan
h. pekerjaan perampungan (finishing) sebesar 15% (lima belas
persen) sampai dengan 20% (dua puluh persen).
4. Persentase komponen pekerjaan standar untuk Bangunan Gedung
Negara lainnya meliputi:
a. pekerjaan fondasi sebesar 5% (lima persen) sampai dengan 10%
(sepuluh persen);
b. pekerjaan struktur sebesar 25% (dua puluh lima persen) sampai
dengan 35% (tiga puluh lima persen);
c. pekerjaan lantai sebesar 5% (lima persen) sampai dengan 10%
(sepuluh persen);
d. pekerjaan dinding sebesar 7% (tujuh persen ) sampai dengan
10% (sepuluh persen);
e. pekerjaan plafon sebesar 6% (enam persen) sampai dengan 8%
(delapan persen);
f. pekerjaan atap sebesar 8% (delapan persen) sampai dengan 10%
(sepuluh persen);
g. pekerjaan utilitas sebesar 5% (lima persen) sampai dengan 8%
(delapan persen); dan
h. pekerjaan perampungan (finishing) sebesar 10% (sepuluh persen)
sampai dengan 15% (lima belas persen).
F. FAKTOR ...
SK No 075060 A
PRESIOEN
REf>LIBUK ~NDONESIA
- 1994 -
F. FAKTOR PENGALI FUNGSI BANGUNAN
Dalam hal Bangunan Gedung Negara memerlukan bangunan atau ruang
dengan fungsi yang meliputi fungsi bangunan atau ruang sidang, ICU
(Intensive Care Unit}, ICCU (Intensive Coronary Care Unit), Instalasi Gawat
Darurat (IGD), CMU (Central Medical Unit}, dan NICU (Neonate Intensive
Care Unit), ruang operasi, radiologi, rawat inap, laboratorium, kebidanan
dan kandungan, Unit Gawat Darurat (UGD), power house, rawat jalan,
dapur dan penatu (laundry), bengkel, selasar luar beratap atau teras,
Standar Harga Satuan Tertinggi dihitung dari perkalian Standar Harga
Satuan Tertinggi per meter persegi Bangunan Gedung Negara klasifikasi
tidak sederhana dengan koefisien atau faktor pengali fungsi bangunan
atau ruang.
Koefisien atau faktor pengali fungsi bangunan atau ruang tersebut
meliputi:
a. fungsi bangunan a tau ruang sidang, harga satuan per m 2 (per meter
persegi) paling tinggi yaitu 1,5 (satu koma lima meter);
b. fungsi bangunan atau ruang ICU (Intensive Care Unit), ICCU (Intensive
Coronary Care Unit), Instalasi Gawat Darurat (IGD), CMU (Central
Medical Unit}, dan NICU (Neonate Intensive Care Unit), harga satuan
per m 2 (per meter persegi) tertinggi yaitu 1,5 (satu koma lima);
c. fungsi bangunan atau ruang operasi, harga satuan per m 2 (per meter
persegi) tertinggi yaitu 2 (dua);
d. fungsi bangunan atau ruang radiologi, harga satuan per m 2 (per
meter persegi) tertinggi yaitu 1,25 (satu koma dua puluh lima);
e. fungsi bangunan atau ruang rawat inap, harga satuan per m 2 (per
meter persegi) tertinggi yaitu 1, 1 (satu koma satu);
f. fungsi bangunan atau ruang laboratorium, harga satuan per m 2 (per
meter persegi) tertinggi yaitu 1,1 (satu koma satu);
g. fungsi ...
SK No 075059 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1995 -
g. fungsi bangunan atau ruang kebidanan dan kandungan, harga
satuan per m 2 (per meter persegi) tertinggi yaitu 1,2 (satu koma dua ·
puluh);
h. fungsi bangunan atau ruang Unit Gawat Darn.rat (UGD), harga
satuan per m 2 (per meter persegi) tertinggi yaitu 1,1 (satu koma satu);
i. fungsi bangunan atau ruang power house, harga satuan per m 2 (per
meter persegi) tertinggi yaitu 1,25 (satu koma dua puluh lima);
j. fungsi bangunan atau ruang rawat jalan, harga satuan per m 2 (per
meter persegi) tertinggi yaitu 1,1 (satu koma satu);
k. fungsi bangunan a tau ruang dapur dan penatu (laundry), harga
satuan per m 2 (per meter persegi) tertinggi yaitu 1, 1 (satu koma satu);
1. fungsi bangunan atau ruang bengkel, harga satuan per m 2 (per meter
persegi) tertinggi yaitu 1 (satu);
m. fungsi bangunan atau ruang selasar luar beratap atau teras, harga
satuan per m 2 (per meter persegi) tertinggi yaitu 0,5 (nol koma lima).
G. FAKTOR ...
SK No 075058 A
PRESIOEN
REPLIBLIK iNDONESIA
- 1996 -
G. FAKTOR PENGALI JUMLAH LANTAI
Tabel VI.20. Faktor Pengali Jumlah Lantai
SK No 075057 A
PRESIDEN
~EPUBLIK INDONESIA
- 1997 -
1. Arsitektur Bangunan Gedung yang Bangunan Gedung dengan Semua jenis bangunan
dipergunakan untuk fungsi hunian dan bangunan gedung baik dengan fungsi
bangunan gedung dengan gedung tertentu sampai bangunan hunian maupun
fungsi hunian dan bangunan dengan 8 (delapan) lapis bangunan gedung dengan
gedung untuk kepentingan dan/ atau luas lantai paling fungsi bukan hunian
umum ...
SK No 014404 C
FIRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1998 -
umum sampai dengan 4 banyak 20.000 m 2 (dua puluh (bangunan gedung tertentu)
(em pat) lapis dan/ atau luas meter persegi). yang lebih dari 8 (delapan)
lantai maksimum 5.000 m 2 lapis dan/atau luas lantai
(lima ribu meter persegi). lebih dari 20.000 m 2 (dua
puluh ribu meter persegi).
2. Geoteknik Bangunan Gedung dengan Bangunan Gedung dengan Semuajenis bangunan
fungsi hunian yang sesuai fungsi hunian dan bangunan gedung baik bangunan
dengan standar,dan gedung tertentu sampai dengan fungsi hunian
bangunan gedung untuk dengan 8 lapis, dengan maupun bangunan gedung
kepentingan umum sampai ketentuan: tertentu yang lebih dari 8
dengan 4 (empat) lapis a. Fondasi dalam dengan (delapan) lapis, yang
dengan ketentuan: kedalaman tiang kegiatannya berkaitan
a. Fondasi dangkal; maksimal 24 m (dua dengan pembangunan dalam
b. Fondasi dalam dengan puluh empat meter) semua jenis kondisi tanah.
kedalaman tiang dengan / tan pa fondasi
maksimal ...
SK No 014405 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1999 -
maksimal 12 m (dua rakit (raft);
belas meter); b. Dinding penahan tanah
c. Dinding penahan tanah dengan ketinggian
dengan ketinggian maksimal 8 m (delapan
maksimal 4 m (empat meter).
meter); dan c. Galian terbuka dengan
d. Galian terbuka dengan Penurunan muka air
kedalaman maksimal 3 m tanah / dewatering
(tiga meter). minimal 4 m (empat
meter) dari muka air
tanah (MAT).
3. Struktur /Teknik Bangunan Gedung dengan Bangunan gedung dengan Semuajenis bangunan
Bangunan fungsi hunian yang sesuai fungsi hunian dan bangunan gedung baik bangunan
Gedung dengan standar, dan gedung tertentu sampai dengan fungsi hunian
bangunan gedung untuk dengan 8 (delapan) lapis, maupun bangunan gedung
kepentingan ...
SK No 014407 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2000 -
kepentingan umum sampai dengan ketentuan: tertentu yang lebih dari 8
dengan 4 (empat) lapis, a. Struktur beton (delapan) lapis.
dengan ketentuan: konvensional dengan
a. Struktur beton sistem bentangan maksimal 12
konvensional bentangan m (dua belas meter); dan
maksimal 8 m (delapan b. Struktur baja dengan
meter); dan ben tangan maksimal 18
b. Struktur baja dengan m (delapan belas meter).
bentangan maksimal 12
m (dua belas meter).
4. Arus Kuat/Catu Bangunan Gedung fungsi Bangunan Gedung dengan Semua jenis bangunan
Daya hunian yang sesuai dengan fungsi hunian dan bangunan gedung baik bangunan
standar, dan bangunan gedung tertentu, dengan dengan fungsi hunian
gedung kepentingan umum persyaratan listrik tegangan maupun bangunan gedung
dengan ...
SK No 014408 C
PRES IDEN
REPUBLlK !NOONESIA
- 2001 -
dengan persyaratan listrik rendah maksimal catu daya dengan daya dan tegangan
tegangan rendah maksimal terpasang 2.000 KVA (dua listrik tidak terbatas.
catu daya terpasang di ribu kilo Volt Ampere).
bawah 100 KVA (seratus
kilo Volt Ampere).
5. Arus Lemah/Tata Bangunan Gedung dengan Bangunan Gedung dengan Semua J enis bangunan
Suara/Komunikasi/ fungsi hunian yang sesuai fungsi hunian dan bangunan gedung baik bangunan
Sinyal dengan standar,dan gedung tertentu dengan gedung dengan fungsi hunian
bangunan gedung maksimal 1.000 (seribu) titik maupun bangunan gedung
kepentingan umum dengan sam bungan telepon/ data, tertentu dengan penggunaan
maksimal 100 (seratus) titik sam bungan peringatan dini sistem elektronik yang tidak
sam bungan telepon/ data, dan/atau titik speaker. terbatas, termasuk
sambungan peringatan dini otomatisasi sistem bangunan
dan/atau titik speaker. (building automation system)
dan/ atau aplikasi bangunan
cerdas ...
SK No 014410 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2002 -
cerdas (smart building).
6. Perpipaan/Plambing Bangunan Gedung dengan Bangunan Gedung dengan Semua jenis bangunan
fungsi hunian yang sesuai fungsi hunian dan bangunan gedung baik bangunan
dengan standar, dan gedung tertentu sampru gedung dengan fungsi hunian
bangunan gedung dengan 15 (lima belas) lapis maupun bangunan gedung
kepentingan umum sampai dan/atau luas maksimal tertentu yang lebih dari 15
dengan 4 lapis dan/atau luas 20.000 m 2 (dua puluh ribu (lima belas) lapis.
maksimal 5.000 m 2 (lima ribu meter persegi).
meter persegi).
7. Proteksi Ke bakaran Bangunan Gedung fungsi Gedung tertentu sampai Semuajenis bangunan
hunian yang sesuai dengan dengan 8 (delapan) lapis, luas gedung baik' bangunan
standar, dan bangunan lantai maksimum 20.000 m 2 gedung dengan fungsi hunian
gedung kepentingan umum (dua puluh ribu meter maupun bangunan gedung
sampai dengan 4 (empat) persegi) dan/ atau risiko tertentu yang lebih dari 8
lapis ...
SK No 014412 C
PRESIDEN
REPUBI..IK INOONESIA
- 2003 -
lapis, luas lantai maksimum ke bakaran sedang. (delapan) lapis, luas lantai
5.000 m 2 (lima ribu meter lebih dari 20.000 m 2 (dua
persegi) dan/ atau risiko puluh ribu meter persegi)
kebakaran rendah . dan/atau risiko kebakaran
tinggi.
8. Transportasi Vertikal Bangunan Gedung fungsi Bangunan Gedung dengan Semua J enis bangunan
hunian yang sesuai dengan fungsi hunian dan bangunan gedung baik bangunan
standar, dan bangunan gedung tertentu sampai gedung dengan fungsi hunian
gedung kepentingan umum dengan 15 (lima belas) lapis maupun bangunan gedung
sampai dengan 7 (tujuh) lapis atau satu zona layanan lif tertentu yang lebih dari 15
atau satu zona layanan lif (single zone) dengan/tanpa (lima belas) lapis atau lebih
(single zone) dan/atau tangga podium maksimum 7 lapis. dari satu zona layanan lif
berjalan (eskalator) dengan (multi zone).
okupasi dalam gedung
maksimal 5.000 (lima ribu)
orang ...
SK No 014413 C
PRESIDEN
REPUBLIK 'INDONESIA
- 2004 -
orang.
9. Tata Udara Bangunan Gedung fungsi Bangunan Gedung dengan Semua jenis bangunan
hunian yang sesuai dengan fungsi hunian dan bangunan gedung baik bangunan
standar,dan bangunan gedung tertentu sampai gedung dengan fungsi hunian
gedung kepentingan umum dengan sistem tata udara maupun bangunan gedung
dengan sistem tata udara maksimal 1. 000 TR (1 TR = tertentu yang lebih dari,
maksimal 50 TR ( 1 TR = 12.000 BTU, 1 TR= 1.5 PK). dengan sistem tata udara
12.000 BTU, 1 TR= 1.5 PK) tanpa batas.
10. Limbah Bangunan Gedung fungsi Bangunan Gedung dengan Semua jenis bangunan
hunian yang sesuai dengan fungsi hunian dan bangunan gedung baik bangunan
standar, dan bangunan gedung tertentu dengan gedung dengan fungsi hunian
gedung tertentu sampai menggunakan instalasi maupun bangunan gedung
dengan menggunakan bio pengolahan air lim bah (IPAL) tertentu dengan instalasi
septik sederhana (septik tank) yang mengandung limbah pengolahan semua jenis
yang ...
SK No 014414 C
PRESIOEN
REFIUBLIK lNOONESIA
- 2005 -
yang mengandung limbah domestik. limbah.
domestik.
11. Drainase /Lansekap Bangunan Gedung fungsi Bangunan Gedung dengan Semua jenis bangunan
hunian yang sesuai dengan fungsi hunian dan bangunan gedung baik bangunan
standar,dan bangunan gedung tertentu dengan luas gedung dengan fungsi hunian
gedung kepentingan umum ruang terbuka maksimal maupun bangunan gedung
sam pai dengan luas ruang 20.000 m 2 (dua puluh ribu tertentu dengan luas ruang
terbuka maksimal 5.000 m 2 meter persegi) dan/ atau terbuka lebih dari 20.000 m2
(lima ribu meter persegi). menggunakan taman di atap (dua puluh ribu meter
bangunan gedung (roof persegi).
garden).
2. Conteh ...
SK No 014415 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2006 -
2. Contoh Format Keputusan Kepala Dinas Teknis Tentang Penugasan
Anggota TPA
LOGO
PEMDA
Mengingat ...
SK No 076050 A
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
- 2007 -
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
... , Tambahan Lembaran Negara Republik)
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang B~ngunan
Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4247);
Memperhatikan: 1 ..... .
2 ...... (surat/SK terkait)
MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA DINAS
TENTANG PENUGASAN TIM PROFESI AHLI PADA
BANGUN AN GED UNG ...... .
c. Anggota ...
SK No 087253 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2008 -
c. Anggota Tim Profesi Ahli dari unsur asosiasi profesi,
perguruan tinggi, masyarakat ahli termasuk masyarakat
adat, dan Pejabat Fungsional bertugas memberikan
masukan teknis professional sesuai dengan bidang
keahlian masing-masing.
KETIGA Masa penugasan Tim Profesi Ahli dan keanggotaan
ditetapkan sejak tanggal diterbitkannya keputusan ini dan
dinyatakan berakhir pada saat diterbitkannya PBG;
KEEMPAT Anggota TPA dapat diberhentikan sebelum berakhirnya
masa tugas apabila ada bukti yang menyatakan yang
bersangkutan telah memenuhi syarat untuk gugurnya
keanggotaan;
KELIMA Kepada Tim Profesi Ahli diberikan honorarium yang
ditentukan pembayarannya berdasarkan kasus per kasus
yang besarnya ditetapkan sebagaimana tertera pada
Lampiran Keputusan ini;
KEENAM Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat ditetapkannya
Keputusan ini dibebankan pada Dokumen Anggaran Satuan
Kerja APBD Kabupaten/Kota ......... ;
DITETAPKAN DI:
PADA TANGGAL:
KEPALA DINAS
CIPTA KARYA, TATA RUANG, DAN PERTAHANAN,
·····································
Keputusan ini disampaikan kepada:
1. Bupati/Walikota Kabupaten/Kota ...... .
2. Sekretaris Daerah Kabupaten / Kota ..... .
3. Para Anggota Tim Profesi Ahli.
3. Contoh ...
SK No 076234 A
PRESIOEN
REPUBLIK •NOONESIA
- 2009 -
3. Contoh Format Berita Acara Konsultasi Dengan TPA
LOGO
PEMDA
2 ............................................................... .
3 ................................................................ .
4 ................................................................ .
5 ................................................................ .
2 ....................................... .
3. ·······································
4 ....................................... .
5 ....................................... .
................................................
Ketua
4. Contoh ...
SK No 076287 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2010 -
4. Contoh Berita Acara Rapat Pleno Proses Pertimbangan Teknis TPA
LOGO
PEMDA
3 ................................................................ .
4 ................................................................ .
Memutuskan untuk:
J merekomendasikan penerbitan PPBG
J memperbaiki/menyempurnakan dokumen rencana teknis:
a .................................................... .
b .................................................... .
C ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
d ................................................... .
b .................................................... .
C ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
d ................................................... .
Demikian ...
SK No 076352 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2011 -
Demikian hasil Rapat Pleno TPA yang dihadiri oleh seluruh unsur:
1. ....................................... ketua rapat pleno merangkap anggota
2 ........................................ sekretaris rapat pleno merangkap anggota
3 ........................................ anggota
4 ........................................ anggota
5 ........................................ anggota
················································
Ketua Rapat Pleno
B. PENGKAJI ...
SK No 076427 A
PRESIPEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 2012 -
B. PENGKAJI TEKNIS
Contoh Format Surat Pernyataan Kelaikan Fungsi Bangunan Gedung
1. Lingkup Tugas Penyedia Jasa Pengkaji Teknis
2. Surat ...
SK No 076360 A
PRESIPEN
REF?UB!-IK INDONESIA
- 2013 -
2. Surat Pernyataan Kelaikan Fungsi Bangunan Gedung oleh Penyedia
Jasa Badan U saha
KOP SURAT
Pada hari ini, tanggal ... bulan ... tahun ... , yang bertanda tangan di bawah ini
Penyedia jasa pengkaji teknis
Nama perusahaan
Alamat
Telepon
Email
Nomor Kontrak (Kontrak terlampir): ............................................... .
Penanggung jawab Teknis
SK No 076361 A
PRESIPEN
REPUBl-lK INPONESIA
- 2014 -
8) Jumlah basemen
9) Luas lantai basemen
10) Luas tanah
dengan ini menyatakan bahwa:
(tempat), (tanggal)
Penanggung jawab Pengkaji Teknis
(materai Rp 10.000)
··························
(namajelas)
3. Surat ...
SK No 076362 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2015 -
3. Surat Pernyataan Kelaikan Fungsi Bangunan Gedung Oleh Penyedia
J asa Orang Perseorangan
Nomor
Tanggal
Lampiran
Pada hari ini, tanggal ... bulan ... tahun ... , yang bertanda tangan di bawah ini
Pelaksana pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung:
a) Nama
b) Nomor sertifikat keahlian
c) Nomor kontrak atau surat perjanjian
Telah melaksanakan pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung pada:
1) Nama bangunan
2) Alamat bangunan
3) Fungsibangunan
4) Klasifikasi kompleksitas
5) Ketinggian bangunan
6) Jumlah lantai Bangunan
7) Luaslantai bangunan
8) Jumlah basemen
9) Luas lantai basemen
10) Luastanah
dengan ini menyatakan bahwa:
teermuat ...
SK No 087254 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2016 -
termuat dalam Laporan Pemeriksaan Kelaikan Fungsi Bangunan Gedung
terlampir.
(tempat), (tanggal)
Pengkaji Teknis
(materai Rp 10.000)
··························
(nama jelas)
C. TIM ...
SK No 076429 A
PRESIPEN
REPUBLIK INDONE'.SIA
- 2017 -
C. TIM PENILAI TEKNIS (TPT)
1. Lingkup Togas Tim Penilai Teknis
Tabel VIl.3. Lingkup Togas Tim Penilai Teknis
2. Contoh ...
SK No 076430 A
PRESIOEN
REP-UBLIK INDONESIA
- 2018'-
2. Contoh Surat Penugasan TPf
LOGO
PEMDA
SK No 076431 A
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
- 2019 -
Penilai Teknis Kabupaten/Kota ............... Tahun ...... ;
d. bahwa untuk maksud tersebut dalam huruf a, b, dan c,
perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PUPR TENTANG
PENUGASAN TIM PENILAI TEKNIS
DITETAPKAN ...
SK No 076432 A
PRESIOEN
REPUBLIK INOONESIA
- 2020 -
DITETAPKAN DI:
PADA TANGGAL:
KEPALA DINAS
Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan,
.....................................
Lampiran ...
SK No 076433 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2021 -
Lampiran : Keputusan Kepala Dinas ................ .
Nomor .. .....................•............
Tanggal
Tentang : Penetapan Nama-nama Anggota Tim Penilai Teknis
Gedung Kabupaten/Kota ........................ tahun ............... .
a b C d
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.
Ditetapkan di ............................. .
Pada tanggal ............................ .
······································
D. PENILIK ...
SK No 076434 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2022 -
D. PENILIK
SK No 076436 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2023 -
SIMBG hasil kesaksian pengujian
(commissioning test);
1. mengeluarkan surat pernyataan kelaikan
fungsi dalam hal Bangunan Gedung berupa
rumah tinggal.
Tahap a. melakukan pemeriksaan secara visual
Pemanfaatan kesesuaian Pemanfaatan Bangunan Gedung.
b. melakukan identifikasi Bangunan Gedung
yang membahayakan pengguna dan
lingkungan;
c. membuat laporan hasil inspeksi dan
menggunggahnya ke dalam SIMBG; dan
d. melaporkan kepada Kepala Dinas Teknis
dalam hal ditemukan ketidaksesuaian
Pemanfaatan Bangunan Gedung yang
membahayakan pengguna dan lingkungan;
Tahap a. memeriksa kesesuaian antara pelaksanaah
Pembongkaran Pembongkaran dengan RTB;
b. membuat laporan hasil inspeksi dan
mengunggahnya ke dalam SIMBG; dan
c. melaporkan kepada Kepala dinas teknis
dalam hal ditemukan ketidaksesuaian antara
pelaksanaan Pembongkaran dengan RTB.
2. Contoh ...
SK No 076437 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2024 -
2. Contoh Surat Penugasan Penilik Pada Masa Konstruksi
LOGO
PEMDA
SK No 076439 A
PRESIDEN
REPUBLIK !NDONESIA
- 2025 -
perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: KEPUTUSAN KEPALA DINAS
TENTANG PENUGASAN PENILIK BANGUNAN
SK No 076441 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2026 -
DITETAPKAN DI:
PADA TANGGAL :
KEPALA DINAS
.....................................
Lampiran ...
SK No 076443 A
PRESIOE'.N
REl?UBUK !NDONESIA
- 2027 -
Lampiran : Keputusan Kepala Dinas ............. ... .
Nomor .. ................................. .
Tanggal .. ................................. .
Tentang : Penetapan Nama-nama Anggota Penilik Bangunan
Gedung Kabupaten/Kota ........................ tahun ............... .
a b C d e
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.
Ditetapkan di ............................. .
Pada tanggal ............................ .
......................................
3. Contoh ...
SK No 076444 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2028 -
3. Contoh Daftar Simak Inspeksi Penilik Bangunan Pada Masa Konstruksi
KONDISI
NO PEKERJAAN KOMPONEN
INSPEKSI PERNYATAAN KONFIRMASI PENILIK KETERANGAN
PENGAWAS/MK SESUAI TIDAK SESUAI
1. PERSIAPAN/ pengukuran tapak
MOBILISASI tes beban
SMKK
penyerahan lahan
2. GEOTEKNIK/ hasil tes tanah
FONDASI tata letak & elevasi
mutu bahan
3. STRUKTUR analisa struktur
ATAS tata letak & elevasi
kualitas
4. MEKANIKAL Plambing dan pompa
mekanik
Transportasi . . .
SK No 000107 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2029 -
Transportasi dalam
gedung
tata udara/ventilasi
proteksi kebakaran
5. ELEKTRIKAL catu <lava
oroteksi oetir
pembumian
penerangan
tata suara
komunikasi/ data
sinval/ alarm
CCTV
sistem pengamanan
otomatisasi
smart buildina
6. ARSITEKTURAL lantai
dinding
langit-langit
penutup atap
dekorasi
rambu ...
SK No 000108 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONES!A
- 2030 -
rambu/penuniuk arah
7. RUANG LUAR tanaman
perkerasan
peralatan taman
ialur kendaraan darurat
seotik tank/IPAL
sumur retensi/ detensi
8. LAIN-LAIN pembersihan
serah terima pekerjaan
manual O & M
gambar terbane:u.n
kelengkapan dokumen
4. Daftar ...
SK No 014280 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2031 -
4. Daftar Simak Kesesuaian Rencana Teknis Dan Hasil Pelaksanaan
Konstruksi
6. Tali ...
SK No 087255 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2032 -
6. Tali, Rantai-Rantai □ Sesuai □ Tidak
dan Perlengkapan Sesuai
lainnya.
7. IPermesinan □ Sesuai □
Tidak
Sesuai
8. Peralatan Pemindahan □ Sesuai □ Tidak
r.fanah Sesuai
9. Pekerjaan-Pekerjaan □ Sesuai □ Tidak
Bawah Tanah Sesuai
10. Penggalian-Penggalian □ Sesuai □ Tidak
Sesuai
11. Pemancangan Tiang □ Sesuai □ Tidak
Pancang Sesuai
12. Pekerjaan Beton □ Sesuai □ Tidak
Sesuai
13. Operasi lain dalam □ Sesuai □ Tidak
pembangunan gedung Sesuai
14. Pembongkaran □ Sesuai □ Tidak
(demolition) Sesuai
6. Contoh ...
SK No 076446 A
PRESfOEN
REPUBLIK lNOONESIA
- 2033 -
6. Contoh Daftar Simak Inspeksi Penilik Bangunan Pada Masa Pemanfaatan
SK No 014096 C
PRESfDEN
REPUBLIK INOONES!A
- 2034 -
7. Contoh Daftar Simak Inspeksi Penilik Bangunan Pada Masa Pembongkaran
SK No 014097 C
Direktur Bina
Penataan Bangunan
- 2036 -
a. Tata cara pengelolaan teknis yang menjadi kewenangan pusat
dilaksanakan di daerah dengan asas dekonsentrasi
sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Kompetensi Pengelola Teknis dikelompokkan berdasarkan:
1) Klasifikasi, yaitu:
a) Arsitektur;
b) Sipil;
c) Mekanikal atau mesin;
d) Elektrikal atau elektro;
e) Teknik Lingkungan;
f) Planologi; atau
g) Manajemen.
2) Kualifikasi, yaitu:
a) Kualifikasi A yaitu Pengelola Teknis dengan
pendidikan S2 bidang teknik pengalaman sebagai
Pengelola Teknis paling kurang 6 (enam) tahun atau
S 1 bidang teknik pengalaman sebagai Pengelola
Teknis paling kurang 15 (lima belas) tahun.
b) Kualifikasi B yaitu Pengelola Teknis dengan
pendidikan S2 bidang teknik pengalaman sebagai
Pengelola Teknis paling kurang 3 (tiga) tahun a tau S 1
bidang teknik pengalaman sebagai Pengelola Teknis
paling kurang 8 (delapan) tahun atau D3 bidang
teknik dengan pengalaman sebagai Pengelola Teknis
paling kurang 10 (sepuluh) tahun.
c) Kualifikasi C yaitu Pengelola Teknis dengan
pendidikan S 1 bidang teknik pengalaman sebagai
Pengelola Teknis paling kurang 4 (empat) tahun atau
D3 dengan pengalaman sebagai Pengelola Teknis
paling ...
SK No 076448 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2037 -
paling kurang 5 (lima) tahun.
d) Kualifikasi D yaitu Pengelola Teknis dengan
pendidikan S 1 bidang teknik pengalaman sebagai
Pengelola Teknis kurang dari 4 (empat) tahun atau D3
bidang teknik pengalaman sebagai Pengelola Teknis
kurang dari 5 (lima) tahun.
c. Korelasi antara kualifikasi pengelola teknis dan lingkup
kegiatan sebagaimana tercantum pada Tabel VII.5.
d. Pengelola Teknis bertugas untuk masa waktu 1 (satu) tahun
anggaran sejak ditugaskan baik untuk kegiatan tahun tunggal
maupun tahunjamak.
e. Syarat menjadi pengelola teknis:
1) ASN dengan pangkat minimal III/b atau setara;
2) Bersertifikat Pengelola Teknis Bangunan Gedung Negara
atau Pejabat Fungsional Tata Bangunan dan Perumahan
Ahli Pertama yang bersertifikat Pengelola Teknis Bangunan
Gedung Negara; dan
3) Mendapat penugasan sebagai Pengelola Teknis oleh
Direktur Bina Penataan Bangunan atau Kepala OPD atau
Instansi Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam
pembinaan gedung negara (di wilayah provinsi selain
Provinsi DKI Jakarta).
f. Syarat menjadi tenaga pembantu pengelola teknis:
1) Tenaga teknis yang ditugaskan oleh Ketua Tim Pelaksana
untuk membantu kegiatan Pengelola Teknis atau Tenaga
Ahli;
2) Tenaga Pembantu Pengelola Teknis adalah Pejabat
Fungsional Tata Bangunan dan Perumahan Ahli Pertama,
ASN Golongan III/ a atau setara, dan bersertifikat Pengelola
Teknis kualifikasi D.
g. Untuk ...
SK No 076449 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2038 -
g. Untuk daerah dengan sumber daya manusia terbatas dapat
melakukan penyesuaian setelah berkonsultasi dengan Direktur
Bina Penataan Bangunan atau Kepala OPD atau Instansi
Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan
gedung Negara (di wilayah provinsi selain Provinsi OKI Jakarta).
h. Pengelola teknis bertanggung jawab kepada:
1) Di Pusat
a) Secara struktural bertanggung jawab kepada Direktur
Bina Penataan Bangunan Direktorat J enderal Cipta
Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
b) Secara operasional atau fungsional bertanggung jawab
kepada Pimpinan Instansi atau Kepala Satuan Kerja
Kementerian/Lembaga.
2) Di Daerah
a) Secara struktural bertanggung jawab kepada Kepala
OPD /Instansi Teknis Provinsi yang bertanggung jawab
dalam pembinaan gedung Negara.
b) Secara operasional a tau fungsional tenaga Pengelola
Teknis bertanggung jawab kepada kepala OPD yang
menyelenggarakan pembangunan bangunan gedung
Negara.
1. Tanggung jawab Pengelola Teknis sebatas pada teknis
administratif.
J. Organisasi pengelola teknis di Pusat sebagaimana tercantum
pada Gambar VII.2.
k. Tata cara pemberian bantuan tenaga pengelola teknis
dilakukan sesuai dengan prosedur operasi standar pemberian
bantuan teknis sebagaimana tercantum pada Tabel VII.6.
1. Kinerja Pengelola Teknis dinilai oleh Kepala Satuan Kerja
Kementerian ...
SK No 076450 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2039 -
Kementerian/Lembaga atau Kepala OPD yang
menyelenggarakan pembangunan bangunan gedung Negara,
secara bertahap melalui pengisian form kinerja Pengelola
Teknis dan disampaikan kepada Direktorat Bina Penataan
Bangunan atau Kepala OPD atau Instansi Teknis Provinsi yang
bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara selaku
pemberi penugasan, penilaian kinerja Pengelola Teknis bersifat
rahasia.
m. Form penilaian kinerja Pengelola Teknis pada tahap persiapan,
perencanaan konstruksi, dan pelaksanaan konstruksi
sebagaimana tercantum pada Form VIL 1, VII.2, dan VII.3.
n. Pengelola teknis dapat mengundurkan diri dari penugasan
apabila:
1) Tidak dapat melaksanakan tu gas karena alasan yang
dapat diterima oleh Direktur Bina Penataan Bangunan
atau Kepala OPD atau Instansi Teknis Provinsi yang
bertanggung jawab dalam pembinaan gedung Negara (di
wilayah provinsi selain Provinsi DKI Jakarta.
2) Terdapat perbedaan pendapat dengan para pihak karena
adanya penyimpangan terhadap peraturan perundang-
undangan.
o. Bilamana pengelola teknis mendapat persoalan dalam
melaksanakan tugasnya, dapat melakukan:
1) Penyelesaian lapangan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2) Melaporkan kepada Koordinator Pengelola Teknis bila tidak
selesai ditingkat lapangan untuk mendapat solusi.
HAK ...
SK No 076451 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2040 -
2. HAK DAN KEWAJIBAN
a. Pengelola teknis dalarn melaksanakan tugasnya memiliki hak
sebagai berikut:
1) Honorarium;
2) Perj alanan dinas;
3) Transport lokal;
4) Biaya rapat;
5) Biaya pembelian/penyewaan bahan dan alat yang berkaitan
dengan kegiatan;
6) Peningkatan pengembangan kompetensi; dan
7) Asuransi.
b. Pengelola teknis dalarn melaksanakan tugasnya memiliki
kewajiban sebagai berikut:
1) Menjunjung tinggi kode etik dan tata tertib Pengelola
Teknis;
2) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan penugasan; dan
3) Menyarnpaikan laporan monitoring selarna pelaksanaan
pekerjaan dan pasca konstruksi.
3. SANKS!
a. Pengelola teknis dalarn melaksanakan tugasnya mendapatkan
sanksi bilarnana:
1) Melanggar kode etik dan tata tertib Pengelola Teknis;
2) Melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan;
3) Menyalahgunakan tugas dan fungsinya sebagai Pengelola
Teknis;
4) Tidak hadir dalarn acara yang bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi Pengelola Teknis; atau
5) Menolak ditugasi sebagai Pengelola Teknis tanpa alasan
yangjelas.
b. Apabila ...
SK No 076452 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2041 -
b. Apabila pengelola teknis dalam melaksanakan tugasnya
mendapatkan sanksi, dapat berupa:
1) Surat peringatan;
2) Pembekuan sementara sebagai Pengelola Teknis dengan
tidak diberi penugasan; atau
3) Pemberhentian sebagai Pengelola Teknis bukan atas
permintaan sendiri.
4. PENYELESAIAN PENGADUAN
Proses penyelesaian pengaduan meliputi:
a. Pengaduan dapat dilakukan oleh K/L atau OPD, penyedia jasa,
masyarakat, dan/ atau Pengelola Teknis;
b. Pengaduan ditujukan kepada Direktur Bina Penataan Bangunan
atau Kepala OPD atau Instansi Teknis Provinsi yang
bertanggungjawab dalam pembinaan gedung negara;
c. Pengaduan diselesaikan melalui proses mediasi berdasarkan
konfirmasi pihak-pihak terkait, pengumpulan data di lapangan,
klarifikasi, dan investigasi lapangan;
d. Penyelesaian pengaduan dilaporkan kepada K/L atau OPD dan
Direktur Bina Penataan Bangunan atau Kepala OPD atau
Instansi Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam
pembinaan gedung negara dengan tembusan kepada tim
pengarah; dan
e. Pemberlakuan sanksi bagi Pengelola Teknis.
5. PERMASALAHAN HUKUM
Apabila pengelola teknis dalam melaksanakan tugasnya mengalami
masalah hukum, dapat melaporkan pada atasan sesuai ketentuan
yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat tentang Pedoman Bantuan Hukum di
Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
untuk ...
SK No 076453 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2042 -
untuk mendapatkan bantuan hukum dari Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.
6. PELAPORAN
Proses pelaporan pengelola teknis:
a. Pengelola Teknis membuat laporan monitoring (FO) setiap
bulannya dan dilaporkan kepada Koordinator Pengelola Teknis;
b. Format laporan monitoring (FO) sebagaimana tercantum pada
Form VII.4;
c. Koordinator Pengelola Teknis membuat rekapitulasi laporan (Fl
dan F2) dan laporan tahunan; dan
d. Format rekapitulasi laporan (Fl dan F2) sebagaimana tercantum
pada Form VII.5, dan VII.6.
Tabel ...
SK No 076454 A
PRESfDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2043 -
Tabel VII.5. Korelasi Antara Kualifikasi Pengelola Teknis Dan Lingkup Kegiatan
KATEGORI KEGIATAN
JUMLAH TENAGA
NO NILA! KEGIATAN 1 2 3 4
(orang)
a b C a b C a b C a b C
Tinggi Bangunan 5 -
10 Lantai, ME sesuai
5 b. Kompleksitas Sedang + + + + persyaratan
Bangunan Tinggi
Sedang
6 Alokasi ...
SK No 014098 C
PRESIDEN
REP,UBLIK INDONESIA
- 2044 -
ABB
Gambar ...
SK No 014099 C
FRESfDEN
REPUBLIK fNOONESIA
- 2045 -
PEMBINA
MENTER! PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
PENGARAH
DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA
KETUATIM
DIREKTUR BINA PENATAAN BANGUNAN/
KEPALA OPD YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM
PEMBINAAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
KETUATIM
DIREKTUR BINA PENATAAN BANGUNAN/
KEPALA OPD YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM
PEMBINAAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
,--.-----.i•[ SEKRETARIAT
---+l•l__
~
T_E_N_A_G_A_P_E_M_BANTU
PENGELOLA TEKNIS
___
.
~j. . ---'
Gambar VII.2. Struktur Organisasi Pengelola Teknis di Pusat
Tabel ...
SK No 014100 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2046 -
Tabel VII.6. Tata Cara Pemberian Bantuan Tenaga Pengelola Teknis
ii 1111
NO
PELAKSANA
111~ ;
!IQ~
If:
1-ni:~f
~jm
;~5
~ C, fol
jm
~!
1~
KEGIATAN
f:} .... QQi
~~ t 1111 8!~
:ii:
~
1
tenaga pengelola teknis
"
~
Memberikan disposisi untuk disiapkan data
2 kegiatan pembangunan BGN clan nominasi
Pengelola Teknis
"
Menyiapkan data kegiatan pembangunan
3 BGN, nominasi pengelola teknis dan draft
surat penugasan pengelola teknis
/
[>
<~
Menetapkan surat penugasan pengelola
4 teknis clan mendisposisikan untuk
penyampaian kepada YBS
....
--
5
teknis kepada YBS
......
~ ------
kegiatan pembangunan BGN clan
menyampaikan kepada YBS
-
Menerima tembusan surat keputusan
8 pembentukan organisasi pengelola kegiatan
pembangunan BGN
~ ------ N
9 Melaksanakan ...
SK No 076456 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2047 -
'
9
Melaksanakan tugas pengelola teknis dan
menyampaikan laporan bulanan
/
l)
✓
Melakukan monitoring atas kegiatan
10
pengelola teknis
I
11
Menyampaikan laporan monitoring atas
kegiatan pengelola teknis cb
Form ...
SK No 076457 A
PRESIDEN
REPLJBLIK INDONESIA
- 2048 -
Form VII. 1. Penilaian Kinerja Pengelola Teknis Tahap Persiapan Konstruksi
Surat No. Kp. 01.08.-0l/....................
Tanggal ........... RAH ASIA I
EVALUASI KINERJA TIM TENAGA PENGELOLA TEKNIS
Pekerjaan/Kegiatan ........................................................................................................................
Satker/PPK ........................................................................................................................
Pengelola Teknis Kegiatan ........................................................................................................................
PELAKSANAAN
~ Q.
;z ~
0
::E
0
z
URAIAN KEGJATAN
i Ii ~i
ai
::E:
s:l ::E:ai I=! ::E:ai
URAIAN KEGIATAN CJ
z
~
CJ~
!~
Sl~ ~
I=!
I TAHAP PERSIAPAN KONSl'RUKSI
□ □ □
Program kerja PT
Penylapan program kerja PT dan masukan PT
1 tentang pedoman penyusunan SPK/Kontrak,
laporan serta berita acara pembayaran angsuran □ □ □ Usulan SK panltia / Organlsasi keglatan
□ □ □
Pedoman dan standar teknis
Usulan tertulls sistem dan prosedur
n n n
Masukan PT kepada Satker/PPK tentang slstem dan
2
prosedur pembangunan bangunan gedung negara □ □ □ pembangunan bangunan gedung
negara
□ □ □
Masukan PT kepada Satker/PPK tentang
Perhitungan alokasi biaya maksimal
□ □ □ □ □ □
3 perhitungan alokasi biaya maksimal komponen
komponen keglatan dan rinciannya
kegiatan
□ □ □
Bantuan PT kepada Satker/PPK untuk program Usulan program & jadwal pelaksanaan
4
pengadaan dokumen perencanaan/MK □ □ □ pekerjaan perencanaan/MK
Bantuan PT kepada Satker/PPK untuk pembuatan Usulan Kerangka Acuan Kerja {KAK)
5
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
□ □ □ pekerjaan perencanaan/MK □ □ □
Bantuan PT kepada Satker/PPK {untuk penjelasan
Penjelasan teknis di lapangan
□ □ □
6 pekerjaan: umum, teknis, dan administrasi
□ □ □
□ □ □
pekerjaan perencanaan/MK) Usulan berita acara dan risalah
penjelasan pekerjaan perencanaan/MK
Usulan Harga Perhitungan Sendiri
Masukan PT kepada Satker/PPK dalam pembuatan
7
HPS perencanaan/MK □ □ □ {HPS) yang memenuhi syarat & dapat
dlpertanggungjawabkan □ □ □
Masukan PT kepada Satker/PPK dalam keglatan Usulan berita acara proses pengadaan
8
operaslonal pengadaan penyedia jasa □ □ □ penyedia jasa □ □ □
Usulan proses penyelesaian
administrasi {anallsis kebutuhan biaya
pembangunan, pendapat teknis satu
Masukan PT kepada Satker/PPK untuk kelancaran kesatuan tanggung jawab/kegiatan,
9
proses admlnistrasi tahap persiapan □ □ □ persetujuan pembangunan diatas 8
lant:ai dan pendapat teknls
□ □ □
pembangunan lebih dari satu tahun
anggaran)
{ ..................................... )
NIP. ...........................
Ealuasi tambahan : Catatan : Di isi Koordinator PT, Tanggal .....................................
...............................................................................................................
··················•·················•············•············•···············•··•.............................
Form ...
SK No 076458 A
PRESIOEN
REPUBUK INDONESIA
- 2049 -
Form VII.2. Penilaian Kinerja Pengelola Teknis Tahap Perencanaan Konstruksi
□ □ □
pelelangan dan evaluasi kinerja konsult:an
Evaluasl kinerja konsult:an
Laporan tertulis bulanan monitoring
Penyampaikan informasi & laporan monitoring
10
Keglat:an □ □ □ PT dan pelaksanaan program kinerja
PT □ □ □
Penilaian Kinerja Pengelola Teknis : Ber/ tanda {v) di ko/om yang sesuai
Dibuat pada tanggal : ....................................
Kepala Satuan Kerja / PPK
( .....................................)
NIP. OOoooo•oooooooooooooooouoo
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••u••••••••••••••ao••••••••••••••u•••••••••••••••••••••••••••••••••••
Form ...
SK No 076459 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2050 -
Form VII.3. Penilaian Kinerja Pengelola Teknis Tahap Pelaksanaan Konstruksi
~
l!)~ ~
Is:;:
0
z
URAIAN KEGIATAN i~
i:E:
1t i:E: 1t
_i
:E:
URAIAN KEGIATAN zUJ
....
jl!)
~~
"'
c§
i=
m TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Penyiapan program kerja PT pada tahap
1
pelaksanaan □ □ □ Program kerja PT pada tahap pelaksanaan
□ □ □
Pedoman dan standar tata cara
Masukan PT kepada panitia pengadaan tentang
2
peraturan, pedoman, dan standar yang berlaku □ □ □ pengadaan penyedia jasa pelaksana
konstruksi □ □ □
Sebagai anggota panitia, aktif dalam proses Usulan berita acara pada proses
3 pengadaan sampai penetapan penyedia jasa
pelaksana konstruksi Olka sebagai anggota pokja) □ □ □ pengadaan penyedla jasa pelaksana
konstruksi dan kelengkapan lalnnya □ □ □
Masukan PT kepada Satker/PPK pedoman
Usulan kontrak/spk kontraktor
□ □ □
4 penyusunan SPK/kontrak, penetapan kemajuan
pekerjaan, dan berita acara pembayaran angsuran □ □ □ Usulan penetapan pekerjaan
□ □ □
Usulan berita acara pembayaran angsuran
□ □ □
Masukan kepada Satker/PPK dalam pemeriksaan
Usulan tertulis perbalkan surat perjanjian
5 kelengkapan dokumen & substansi surat
perjanjian pekerjaan konstruksi □ □ □ pekerjaan konstruksi - □ □ □
Masukan PT kepada kontraktor tentang program
Usulan program pelaksanaan & laporan
6 pelaksanaan Oadwal & metoda pelaksanaan
tenaga bahan alat & pelaporan)- □ □ □ pelaksanaan Oadwal, metoda, laporan) □ □ □
Kehadiran dan keaktifan PT dalam rapat-rapat Kehadiran dan usulan tertulis pemecahan
7 lapangan dan pemantauan pekerjaan
pelaksanaan konstruksi fislk □ □ □ masalah konstruksi dan kinerja pelaporan
konsultan □ □ □
Masukan PT kepada Satker/PPK dalam
Pendapat tentang perubahan pekerjaan
□ □ □
8
pemeriksaan perubahan pekerjaan, pembayaran
D D D
Koreksi berita acara pembayaran n n n
serah terima, SLF, dan pendaftaran bangunan Informasi tertulls proses SLF
gedung
n n n
kelengkapan dokumen pendaftaran
gedung □ □ □
Usulan penllaian prestasi kerja
Masukan PT kepada Satker/PPK dalam menilai
9 prestasi kemajuan pekerjaan pelaksanaan dan
perhitungan eskalasVpenyesualan harga (bila ada) □ □ □ Usulan perhitungan eskalasi (bila ada)
□ □ □
Membuat penilaian kinerja kontraktor/konsultan
□ □ □ □ □ □
10 Evaluasi kinerja kontraktor/konsultan
pengawas /MK
laporan tertulis bulanan monitoring PT,
Penyampaikan informasi & laporan monitoring
11
Kegiatan □ □ □ pelaksanaan program kerja PT, dan
Laporan akhir Pengelola Teknis □ □ □
Penilaian Kinerja Pengelola Teknis : Seri tanda {v) di kolom yang sesuai
Dibuat pada tanggal : •.•••••••••••••••••••••••.•.••••••••
Kepala Satuan Kerja / PPK
( ············•···········•·...........)
NIP• ...........................
Ealuasi tambahan : catatan : Di isi Koordlnator PT, Tanggal .••.•.....••••....•.•.•......•.•.....
...............................................................................................................
...............................................................................................................
Form ...
SK No 076460 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2051 -
Form VII.4. Laporan Monitoring (F-0)
UNTUK LAPORAN BULAN 1 I 21 3 415161718191101111~1
2. DITJEN/SETINGKAT
3. NAMA KEGIATAN
b. KABUPATEN/KOTA
c. PROPINSI
GEDUNG RUMAHDINAS
BANGUNAN LAIN-LAIN
KELAS A BIC TYPE I A BICID
7. NAMA PEKERJAAN/KEGIATAN
JUMIAH JUMLAH
JU'4AHlANTAI LUAS (M2) LUAS (M2) JUMtAHUNIT LUAS (M2) PANJANG(MJ
LANTAI lANTAI
11 DATATEKNIS
~.l!.a,g
Nip/Gol. :
i; ,a!
3. Nama : 5.la,, I-n.&
C
Nip/Gol. : .g ~
Form ...
SK No 076461 A
PRESIDEN
REFUBLIK INDONESIA
- 2052 -
Form VII.5. Format Rekapitulasi Laporan (F-1)
■ DIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN MONITORING KEGIATAN DILAPORKAN OLEH : DIKETAHUI OLEH:
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROPINSI KOORDINATOR TENAGA TEKNIS KETUATIM FORM F1
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BULAN LEM:IARKE :
TAHUN ANGGARAN JMLLEMBAR :
DATAUMUM DATAPROYEK DATA KEUANGAN
KEMENTERIAN/ LEMBAGA NAMA PROYEK DAN NAMA
LOKASI
PETUGAS PENGELOLA TEKNIS
-
TANGGAL REHABILITASI
PAGAR AC, LIFT
PEMBANGUNAN BARU
GEDUNG RUMAHDINAS
DIP RUPIAH MURNI
DAN
NO. PEMIMPIN PROYEK SURAT DAN JENIS
ALAMAT PROYEK /BAGIAN PROYEK
PEKERJAAN
NAMA NIP GOL. .,
PENUGASA SEJENISNYA JALAN
DLL
DLL BANGUNAN KLS JML.
LT.
M2 TYPE
JML.
LT. M'
BLN
(Dalam RuPiah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Form ...
SK No 014101 C
FRESfiDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2053 -
Form VII.6. Format Rekapitulasi Laporan (F-2)
DIREKTORAT BINAPENATAAN BANGUNAN MONITORING PROYEK
■
DILAPORKAN OLEH : DIKETAHUI OLEH :
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROPINSI : KOORDINATOR TENAGA TEKNIS KETUA TIM FORM F2
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BULAN LEMBARKE :
THN ANGGARAN : JUMLAH LEMBAR :
DATA PELAKSANAAN REALISASI FISIK
KEMENTERIAN/ LEMBAGA KONSULTAN KONSULTAN KONTRAKTOR
I~ ;
PERENCANA PENGAWAS/MK PELAKSANA ffi 15
~ "'
Ill
NO NILAI KONTRAK NILAI KONTRAK NILAI KONTRAK
~
!! Ill Ill
STATUS HAMBATAN CATATAN
Iii
~Ill ~
2 I!!i
Iii
ALAMAT PROYEK WAKTU KONTRAK WAKTU KONTRAK WAKTU KONTRAK
p
N
:l
!lj m I 12
!l: m
:I:
l!
;;:
:l
=l
:,
!2 ~0
18 19 20 21 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
PERSIAPAN
PERENCANAAN □ CEPAT
PENGAWASAN □ NORMAL
Mulal : Mulai : Mulal : KONST. FISIK □ LAMBAT
Selesal : Selesal : Selesal : PEMELIHARAAN
PERSlAPAN
PERENCANAAN □ CEPAT
PENGAWASAN □ NORMAL
Mulal : Mulal : Mulai : KONST. FISIK □ LAMBAT
Selesai : Selesai : Selesai : PEMELIHARAAN
PERSIAPAN
PERENCANAAN □ CEPAT
PENGAWASAN □ NORMAL
Mulai : Mulal : Mulai : KONST. FISIK □ LAMBAT
Selesal: Selesal : Selesai : PEMELIHARAAN
SK No 014102 C
PRESIOEN
REPUBLIK lNOONESIA
- 2054 -
VIII. PROSES PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG MELALUI SIMBG
A. PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
1. Penyelenggaraan Bangunan Gedung Secara Umum
I
Tahap ap Pelaksanaan dan Pengawas
Tahap Penerbitan PBG
konsultasi Konstruksi
- -- -*3) - - - - ------+..*5)
I
Sesuai
Proses
Re bus,
Penerbitan
PBG
Proses Pelaksanaan
dan Pengawasan
Kons ruksi ---8
LL. . .
I
I
I
'-C____M_ak_s_im_a_1_2_H_a_ri_K_e_rj_a_ _ _y
I
SK No 014419 C
PRESIOEN
REPUBLIK INOONESIA
- 2055 -
Penjelasan:
(*1) : Pemohon (tidak ada durasi waktu) melengkapi dokumen Standar Teknis .
Keterangan:
□□
(*2) : 1. Sekretariat (Dinas Teknis) (1 hari kerja) melakukan pemeriksaan
kelengkapan dokumen. Dalam hal dokumen tidak sesuai, maka akan
dikembalikan kepada pemohon.
2. TPT & TPA (Dinas Teknis} (3-25 hari kerja} melakukan pemeriksaan Pemohon Dinas Dinas
kebenaran dokumen rencana arsitektur, struktur, mekanikal elektrikal, dan Teknis Perizinan
perpipaan . Dalam hal apabila dokumen tidak sesuai , maka akan
dikembalikan kepada pemohon.
3. Sekretariat (Dinas Teknis) (1 hari kerja) melakukan perhitungan teknis
untuk retribusi.
4. Kepala Dinas Teknis (Dinas Teknis) (1 hari kerja}melakukan pengesahan
"Surat Pemenuhan Standar Teknis".
(*3) : 1. Kepala Dinas (Dinas Teknis) melakukan penetapan retribusi.
Operator (Dinas Perizinan} melakukan penagihan retribusi kepada
pemohon .
2. Pemohon melakukan pembayaran retribusi. durasi waktu pada tahap
Penerbitan PBG maksimal 2 hari kerja tidak termasuk waktu pembayaran
oleh pemohon
(*4) : Kepala Dinas (Dinas Teknis) melakukan pengesahan PBG.
(*5 ): Proses ini dijelaskan pada Bagan Proses Pelaksanaan dan Pengawasan
Konstruksi serta Pemanfaatan
2. Penyelenggaraan . . .
SK No 014420 C
PRESIOEN
REPUBLIK INOONESIA
- 2056 -
2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung Fungsi Hunian Dengan Kompleksitas Sederhana
- - -"3)
~ maksimal 1 hari kerj~ simJI13hari kerja~ iliimal 1 hari ke~~ ~ = = = = = = = = = = = = = = = : = .L<..ngikuti Pelilianaan Konstrukso_i-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-~-">¢=:maksimal3harik
PEl.EHlll<APoll DIITA PEI.AKSNIAAH DAN - A H KONSTRUKSI PRA PBIANFAATAH
Gambar VIIl.2. Bagan Alir Penyelenggaraan Bangunan Gedung Fungsi Hunian dengan Kompleksitas Sederhana
Catatan ...
SK No 014421 C
P~ESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2057 -
Catatan:
(*) Seluruh waktu inspeksi yang dilakukan Dinas Teknis Keterangan:
■
berdasarkan Notifikasi dari Pemohon
(*1) Dokumen teknis dilengkapi oleh pemohon dengan mengikuti Ketentuan
Pemohon Olnas Teknls OPMPTSP
dokumen Bangunan gedung fungsi hunian dengan kompleksitas sederhana
(*2) Pemeriksaan Kesesuaian dokumen rencana arsitektur, struktur, mekanikal
elektrikal.
(*3) PBG dibekukan selama 5 tahun sampai dengan ada klarifikasi mulai konstruksi
dari pemilik bangunan gedung. Dalam hal tidak ada klarifikasi dalam 5 tahun,
PBG dibatalkan.
(*4) Pemilik menyampaikan informasi melalui SIMBG apabila pelaksanaan pekerjaan sudah selesai. Dalam hal terdapat
ketidaksesuaian antara gambar rencana teknis (DED) dengan gambar rencana kerja (shop drawing) akibat penyesuaian kondisi
lapangan, pemilik harus membuat catatan justifikasi teknis kepada Pemda.
Justifikasi teknis penyesuaian desain terhadap kondisi lapangan tidak boleh melanggar:
a. ketentuan tata bangunan khususnya fungsi bangunan, sempadan, KDB, KLB, KTB, KDH, dan ketinggian bangunan.
b. ketentuan keandalan bangunan gedung khususnya kemampuan struktur menahan beban muatan, proteksi kebakaran, dan
akses evakuasi.
Ketentuan ...
SK No 014422 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2058 -
Ketentuan Dokumen Penyelenggaraan Bangunan Gedung Bangunan Gedung
Fungsi Hunian dengan Kompleksitas Sederhana
Tabel VIII. l. Ketentuan dalam bentuk Upload Dokumen
No Ketentuan Dokumen Keterangan
Data Umum
1. Informasi KTP /KITAS*
2. Informasi KRK*
3. Surat Perjanjian pemanfaatan tanah Dalam hal pemilik
an tara pemilik tan ah dan Pemilik tanah bukan pemilik
Bangunan Gedung bangunan gedung
4. Data Dalam hal tidak ada
• Penyedia J asa Perencana penyedia jasa
Konstruksi badan usaha atau perencana
perseorangan konstruksi/ arsitek.
• Arsitek berlisensi pemilik dapat
menggunakan desain
prototipe/ desain rumah
tinggal tahan gem pa
Data Teknis: Tanah
5.Gambar Batas tanah yang dikuasai Bila ada Bangunan
termasuk gambar bangunan gedung Gedung pada
yang sudah ada (eksisting) pada area/ persil yang akan
area/ persil yang akan dibarnrun dibangun
6. Gambar dan Informasi tentang hasil
penyelidikan Tanah untuk bangunan
sederhana
Data Teknis: Arsitektur
7. Gambar Situasi, Rencana Tapak,
Denah, Potongan, Tampak dan detail
Bangunan Gedung
8. Spesifikasi teknis, meliputi
spesifikasi umum dan spesifikasi
khusus (Jenis, tipe, dan karakteristik
material/bahan yang digunakan
secara lebih detail dan menyeluruh
untuk komponen arsitektural)
Data Telmis: Struld:ur
9. Perhitungan Teknis sederhana dan 1. dalam hal bangunan
Gambar Rencana Fondasi, Basemen gedung lebih dari 1
Kolom, Balok, pelat lantai dan lantai maka
Rangka Atap, Penutup dan dilengkapi gambar
komponen ...
SK No 076363 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2059 -
komponen gedung lainnya rencana tangga dan
gambar rencana plat
lantai.
~- Gambar dinding
geser (bila ada)
3. Gambar basemen
(bila ada)
10. Gambar Detail Struktur
11. Spesifikasi Teknis meliputi Spesifikasi yang
spesifikasi umum dan spesifikasi dimaksud antara lain:
khusus (Jenis, tipe, dan karakteristik • Material retrofit,
material/bahan yang digunakan • material struktur
secara lebih detail dan menyeluruh penahan gempa,
untuk komponen struktural) • pracetak prategang
• sambungan mekanis
Data Telmis: Mekanikal, Elektrikal, clan Plambing
12. Perhitungan teknis Sederhana dan
Gambar jaringan listrik yang terdiri
dari gambar sumber, jaringan, dan
pencahayaan
SK No 076410 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2060 -
Tabel VIII.2. Ketentuan dalam bentuk Data/Check List
Pada Sistem
No Ketentuan Dokumen Keterangan
1. Pernyataan mematuhi KRK Bentuk Check
List Pada Sistem
2. Pernyataan menggunakan Ben tuk Check
Pelaksana Konstruksi List Pada Sistem
3. Penyelenggaraan . . .
SK No 076364 A
PRESIDEN
REPUBLIK fNDONESIA
- 2061 -
3. Penyelenggaraan Bangunan Gedung Bangunan Gedung Fungsi Hunian Dengan Kompleksitas Tidak Sederhana
Tdak
Mffl-
1 As. BulO Dr.N1ng AIWI
2.S,.,.,:~P91JMla.&au
b!p,oldiil~Ba'l!Jnln
3.SlnlPffl~PenalepildaPemrSil
Se~ri.:11.
Lengkap
. '
3 - 13 han
'
Kepad3 Dmas
Gambar VIIl.3. Bagan Alir Penyelenggaraan Bangunan Fungsi Hunian dengan Kompleksitas Tidak Sederhana
Keterangan . . .
SK No 014459 C
PRESIOEN
REPUBLIK. INDONESIA
- 2062 -
Keterangan:
Catatan:
(*): Seluruh waktu inspeksi yang dilakukan Dinas Teknis berdasarkan Notifikasi
dari Pemohon
(*1) Dokumen teknis dilengkapi oleh pemohon dengan mengikuti Ketentuan
dokumen Bangunan gedung fungsi hunian dengan kompleksitas tidak
sederhana
(*2) Pemeriksaan Kesesuaian dokumen rencana arsitektur, struktur, mekanikal
elektrikal.
(*3) PBG dibekukan selama 5 tahun sampai dengan ada klarifikasi mulai
konstruksi dari pemilik bangunan gedung. Dalam hal tidak ada klarifikasi
dalam 5 tahun, PBG dibatalkan.
(*4) Pemilik menyampaikan informasi melalui SIMBG apabila pelaksanaan
pekerjaan sudah selesai. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian antara gambar
rencana teknis (DED) dengan gambar rencana kerja (shop drawing) akibat
penyesuaian kondisi lapangan, pemilik harus membuat catatan justifikasi
teknis kepada Pemda.
Justifikasi teknis penyesuaian desain terhadap kondisi lapangan tidak boleh
melanggar:
c. ketentuan tata bangunan khususnya fungsi bangunan, sempadan, KDB,
KLB, KTB, KDH, dan ketinggian bangunan.
d. ketentuan keandalan bangunan gedung khususnya kemampuan struktur
menahan beban muatan, proteksi kebakaran, dan akses evakuasi.
Ketentuan ...
SK No 076365 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2063 -
Ketentuan Dokumen Penyelenggaraan Bangunan Gedung Fungsi Hunian dengan
Kompleksitas Tidak Sederhana
Tabel VIIl.3. Ketentuan dalam bentuk Upload Dokumen
No Ketentuan Dokumen Keterangan
Data Umum
1. Informasi KTP /KITAS*
2. Informasi KRK*
3. Surat Perjanjian pemanfaatan tanah antara Dalam hal pemilik
pemilik tanah dan Pemilik Bangunan tanah bukan pemilik
Gedung bangunan gedung
4. Surat Izin Peruntukan Penggunaan Tanah Bila disyaratkan
(SIPPT)
5. Dokumen lingkungan sesuai peraturan
perundangan (AMDAL, UKL/UPL, SPPL)*
6. Data
• Penyedia J asa Perencana Konstruksi
badan usaha atau perseorangan
• Arsitek berlisensi
7. Dokumen Rencana Pengelolaan Tapak, Bila bangunan gedung
Efisiensi Penggunaan Energi, Efisiensi disyaratkan BGH
Penggunaan Air, Kualitas Udara dalam
Ruang, Penggunaan Material Ramah
Lingkungan, Pengelolaan Sampah,
Pengelolaan Air Limbah
SK No 076366 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2064 -
11. Spesifikasi teknis, meliputi spesifikasi
umum dan spesifikasi khusus (Jenis, tipe,
dan karakteristik material/bahan yang
digunakan secara le bih detail dan
menyeluruh untuk komponen arsitektural)
SK No 076367 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2065 -
19. Perhitungan Teknis dan Gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem Komunikasi Internal &
External, sistem data (IT)
20. Perhitungan teknis dan gambar rencana bila disyaratkan
detail sis tern tata suara/ tata suara evakuasi
21. Perhitungan teknis dan gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem kontrol otomatisasi (Building
automation system)
22. Perhitungan teknis dan gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem keamanan (security system)
dan kontrol akses (access controij
23. Perhitungan Teknis dan Gambar Rencana Termasuk rencana
detail Sistem Sanitasi Plambing yang terdiri sistem pengelolaan
pengelolaan Air Bersih, Air Limbah, Air limbah B3 (bila
Hujan, Drainase, dan Persampahan. disyaratkan).
24. Perhitungan Teknis dan Gambar Rencana bila disyaratkan
detail Sis tern Proteksi Ke bakaran (fire alarm,
hidran, sprinkler, smoke extractor,
presurrized fan dan APAR) yang disesuaikan
dengan tingkat risiko kebakaran.
25. Perhitungan Teknis dan Gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem tata udara gedung.
26. Perhitungan teknis dan gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem gondola
27. Spesifikasi Teknis (Jenis, tipe, dan
karakteristik material/bahan yang
digunakan secara le bih detail dan
menyeluruh untuk komponen mekanikal,
elektrikal, dan plambing)
4. Pernyataan ...
SK No 076368 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2066 -
4. Pernyataan bahwa tanah tidak dalam Bentuk Check List Pada
status sengketa Sistem
5. Pernyataan kebenaran atas dokumen yang Bentuk Check List Pada
disampaikan Sistem
4. Penyelenggaraan . . .
SK No 076369 A
PRESIOEN
REPUBLIK INOONESIA
- 2067 -
4. Penyelenggaraan Bangunan Gedung Dengan Desain Prototipe
- - --«3)
_.2.suat•---
.
1 A.5&.mDr.Nlllw;IRnal
' '
¢:===maksim>I Ihari ke<j~ maksinul 2hari ke<ja , m>ksim>I 1 kerj : ======================================."L1engikt.r.i PeJaksanaan Konstruksi::====================================~~maksimal 3 kerj •===>
hari
h>ri
Gambar VIII.4. Bagan Alir Penyelenggaraan Bangunan Gedung dengan Desain Prototipe
Keterangan . . .
SK No 014460 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2068 -
Keterangan:
Catatan:
(*): Seluruh waktu inspeksi yang dilakukan Dinas Teknis berdasarkan Notifikasi
dari Pemohon
(*1) Dokumen teknis dilengkapi oleh pemohon dengan mengikuti Ketentuan
dokumen Bangunan gedung dengan desain prototipe
(*2) Pemeriksaan Kesesuaian dokumen struktur bawah dalam hal desain prototipe
tidak menyediakan informasi tersebut.
(*3) PBG dibekukan selama 5 tahun sampai dengan ada klarifikasi mulai
konstruksi dari pemilik bangunan gedung. Dalam hal tidak ada klarifikasi
dalam 5 tahun, PBG dibatalkan.
(*4) Pemilik menyampaikan informasi melalui SIMBG apabila pelaksanaan
pekerjaan sudah selesai. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian antara gambar
rencana teknis (DED) dengan gambar rencana kerja (shop drawing) akibat
penyesuaian kondisi lapangan, pemilik harus membuat catatan justifikasi
teknis kepada Pemda.
Justifikasi teknis penyesuaian desain terhadap kondisi lapangan tidak boleh
melanggar:
a. ketentuan tata bangunan khususnya fungsi bangunan, sempadan, KDB,
KLB, KTB, KDH, dan ketinggian bangunan.
b. ketentuan keandalan bangunan gedung khususnya kemampuan struktur
menahan beban muatan, proteksi kebakaran, dan akses evakuasi.
Ketentuan ...
SK No 0763 70 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2069 -
Ketentuan Dokumen Penyelenggaraan Bangunan Gedung dengan Desain
Prototipe
5. Penyelenggaraan ...
SK No 076371 A
PRESIDEN
FlEPUBLIK INDONESIA
- 2070 -
5. Penyelenggaraan Bangunan Gedung Dengan Penyesuaian Desain Prototipe
r---------------
- - - -...1"2}
Penyesua.an Mmg,,,ggar,
Pene{apan 1 At. Buld Dr.-1ng flfQ!
gamb.lf
RetribuSd dan SI.Wat 2.SlnlPerrryaTaa,Pe'l~Ja5.i
& Perhitung.a.n
Pemenuhan
teknis tepasaPena.8~
~:+li-
SundarTekrvs
Banguan Gedung l. Slnl P-enyiWf'I Perra l:es:i,aaa Pen'G: Kepada Din.as
Kepa!aDmas
TPT
1 hari
Pertinungan ('4)
Tekn;s R~.nbusi
Sek<etanat lnspeksi Ttdak Sesuai
ClenganPBG
:~
•.
"
'
: Di~-~;
'"" ~
. • ' 1
------ ---------
\ han
Peniik
ketj.sY;=================Mengituti
/L.__ma.ksinul 1 hari kerja
~ PEl.ENGl<AA',N DATA
~ -----r ====
maksimal 2 hari kerja ~maksi.nul 1 hari
Vf'J
Pelaksaruan KonsuuksiC::.::.::_::_::_::_::_::_::_::_::_::_::_::_::_::_::_::_::_::_::_::_::_::_::_::_::_::_::_::_::_::_::_::X,:==
Gambar VIIl.5. Bagan Alir Penyelenggaraan Bangunan Gedung dengan Penyesuaian Desain Prototipe
: m,1<s;ma1 3 hari k e r j ~.
PRA PEMANFAATAH
Keterangan . . .
SK No 014461 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 207r -
Catatan:
(*): Seluruh waktu inspeksi yang dilakukan Dinas Teknis berdasarkan Notif,rkasi
dari Pemohon
(*1) Dokumen teknis dilengkapi oleh pemohon dengan mengikuti Ketentuan
dokumen Bangunan gedung dengan penyesuaian desain prototipe
Adapun batasan pengembangan desain prototype meliputi:
1. Desain prototipe yang tersedia dapat dikembangkan sampai dengan luasan
total maksimum 100 m2
2. Desain prototipe 1 lantai tidak diperkenankan untuk penambahan lantai
(*2) penyesuaian pengembangan desain prototipe dilakukan bersama TPT atau
arsitek berlisensi berdasarkan keinginan pemohon. Penyesuaian tersebut
berpedoman pada ketentuan pokok tahan gempa atau standar teknis.
(.3) PBG dibekukan selama 5 tahun sampai dengan ada klarifikasi mulai
konstruksi dari pemilik bangunan gedung. Dalam hal tidak ada klarifikasi
dalam 5 tahun, PBG dibatalkan.
(*4) Pemilik menyampaikan informasi melalui SIMBG apabila pelaksanaan
pekerjaan sudah selesai. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian antara gambar
rencana teknis (DED) dengan gambar rencana kerja (shop drawing) akibat
penyesuaian kondisi lapangan, pemilik harus membuat catatan justifikasi
teknis kepada Pemda.
Justifikasi teknis penyesuaian desain terhadap kondisi lapangan tidak boleh
melanggar:
a. ketentuan tata bangunan khususnya fungsi bangunan, sempadan, KDB,
KLB, KTB, KDH, dan ketinggian bangunan.
b. ketentuan keandalan bangunan gedung khususnya kemampuan struktur
menahan beban muatan, proteksi kebakaran, dan akses evakuasi.
Ketentuan .
SK No 076372 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2072 -
Ketentuan Dokumen Penyelenggaraan Bangunan Gedung dengan Penyesuaian
Desain Prototipe
2. Pernyataan . . .
SK No 076373 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2073 -
2. Pernyataan bahwa tanah tidak dalam Bentuk Check List Pada
status sengketa Sistem
3. Pernyataan memenuhi ketentuan pokok Bentuk Check List Pada
tahan gempa Sistem
4. Penyataan kebenaran atas dokumen yang Bentuk Check List Pada
disam paikan Sistem
5. Pernyataan memenuhi ketentuan pokok Bentuk Check List Pada
tahan gempa Sistem
6. Penyelenggaraan ...
SK No 076374 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2074 -
6. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dengan Desain mengikuti Ketentuan Pokok Tahan Gempa
.•
T""' Ada
lnXffllasitbri
Pemohon
KJ..3fn l,;asr
~..,,,.,
---
("4 ) Ma'l~gall
Pemohon 1AE>BlmDr.ulng flllill
Tidak Sesuai •- ' ' . .
mengga!Tnlf DengY1 PBG : . _: ~ Tidal 0 1perbaii1 2 Si.ralPempiaa'IPenyedla.Ja&a
den"'
~nan Gedlalg 3 Si.ralPefffa::aarl~tep,adil.Pardil
secararrundiri
sesuai dengan
keternuanpokot
ta,,n-
I hao
D
ipert>ai•+ ("4 )
3Mri
ksim
al ksim
al3harikerji,:•=======~v><:;m
ak.simal1 ke!ja <:===================IMengikuti Pelaksanaan Konstruktj·C=================~~ksim
al3harik~
e;,::...,::11 +
1 hari kerj h.ari
Gambar VIIl.6. Bagan Alir Penyelenggaraan Bangunan Gedung dengan Desain mengikuti Ketentuan Pokok Tahan Gempa
Keterangan
SK No 014462 C
PRESIDEN
REPLIBLIK INDONESIA
- 2075 -
Keterangan:
Catatan:
(*): Seluruh waktu inspeksi yang dilakukan Dinas Teknis berdasarkan Notifikasi
dari Pemohon
(* 1) Dokumen teknis yang dilengkapi oleh pemohon menyesuaikan dengan
ketentuan pokok tahan gempa sebagaimana diatur dalam standar teknis
(*2) Pemeriksaan Kesesuaian dokumen rencana elektrikal (titik lampu dan stop
kontak)
(*3) PBG dibekukan selama 5 tahun sampai dengan ada klarifikasi mulai
konstruksi dari pemilik bangunan gedung. Dalam hal tidak ada klarifikasi
dalam 5 tahun, PBG dibatalkan.
(*4) Pemilik menyampaikan informasi melalui SIMBG apabila pelaksanaan
pekerjaan sudah selesai. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian antara gambar
rencana teknis (DED) dengan gambar rencana kerja (shop drawing) akibat
penyesuaian kondisi lapangan, pemilik harus membuat catatan justifikasi
teknis kepada Pemda.
Justifikasi teknis penyesuaian desain terhadap kondisi lapangan tidak boleh
melanggar:
a. ketentuan tata bangunan khususnya fungsi bangunan, sempadan, KDB,
KLB, KTB, KDH, dan ketinggian bangunan.
b. ketentuan keandalan bangunan gedung khususnya kemampuan struktur
menahan beban muatan, proteksi kebakaran, dan akses evakuasi.
Ketentuan ...
SK No 076375 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2076 -
Ketentuan Dokumen Penyelenggaraan Bangunan Gedung dengan Desain mengikuti
Ketentuan Pokok Tahan Gempa
Tabel.VIIl.8. Ketentuan dalam bentuk Upload Dokumen
No Ketentuan Dokumen Keterangan
Data Umum
1. Informasi KTP /KITAS*
2. Informasi KRK*
3. Surat Perjanjian pemanfaatan tanah antara Dalam hal pemilik tanah
pemilik tanah dan Pemilik Bangunan bukan pemilik bangunan
Gedung gedung
4. Surat Izin Peruntukan Penggunaan Tanah Bila disyaratkan
(SIPPT)
5. Dokumen lingkungan sesuai peraturan
perundangan (AMDAL, UKL/UPL, SPPL)*
Data TeJmis: Tanah
6. Gambar Batas tanah yang dikuasai Bila ada Bangunan
termasuk gambar bangunan gedung yang Gedung pada area/ persil
sudah ada (eksisting) pada area/ persil yang yang akan dibangun
akan dibangun
7. Garn bar dan/ atau Uraian Kontur Tanah
dan Informasi tentang hasil penyelidikan
Tanah.
Data Telmis
8. Denah berdasarkan ketentuan pokok tahan
gempa
9. Perletakan titik lampu dan stop kontak
10. Ketentuan pokok tahan gempa (cara Disampaikan oleh dinas
membangun) kepada pemohon
Tabel.VIII.9. Ketentuan dalam bentuk Data/Check List Pada Sistem
No Ketentuan Dokumen Keterangan
1. Pernyataan mematuhi KRK Bentuk Check List Pada
Sistem
2. Pernyataan bahwa tanah tidak dalam Bentuk Check List Pada
status sengketa Sistem
3. Pernyataan memenuhi ketentuan pokok Bentuk Check List Pada
tahan gempa Sistem
4. Penyataan kebenaran atas dokumen yang Bentuk Check List Pada
disampaikan Sistem
7. Penyelenggaraan . . .
SK No 076376 A
PRESIDEN
R.EPUBLIK INDONESIA
- 2077 -
7. Penyelenggaraan Bangunan Gedung Kepentingan Umum
Mliai
Ttdatlengkap
"1 )
Pemenuhan
Standar Teknrs
Kep.3/a Olnas
-
1 Al.81.mDr.NingAnill
2. Sl&PffllptYl~a.Jaliiil
~Pena:B~lliln
J.. swat ~Pe'lal!pimPemSi
'"""
Pertvrung3n
Tekms Re-.nbusi
Sekre<anat
SK No 014463 C
PRESIOEN
REPUBLIK INOONESIA
- 2078 -
Keterangan:
Catatan:
(*): Seluruh waktu inspeksi yang dilakukan Dinas Teknis berdasarkan Notifikasi dari Pemohon
(*1): Dokumen teknis dilengkapi oleh pemohon dengan mengikuti Ketentuan dokumen Bangunan gedung kepentingan umum
(*2): Pemeriksaan Kesesuaian dokumen rencana arsitektur, struktur, mekanikal elektrikal.
(*3): PBG dibekukan selama 5 tahun sampai dengan ada klarifikasi mulai konstruksi dari pemilik bangunan gedung. Dalam hal tidak ada
klarifikasi dalam 5 tahun, PBG dibatalkan.
(*4): Pemilik menyampaikan informasi melalui SIMBG apabila pelaksanaan pekerjaan sudah selesai. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian
antara gambar rencana teknis (OED) dengan gambar rencana kerja (shop drawing) akibat penyesuaian kondisi lapangan, pemilik harus
membuat catatan justifikasi teknis kepada Pemda.
Justifikasi teknis penyesuaian desain terhadap kondisi lapangan tidak boleh melanggar:
a. ketentuan tata bangunan khususnya fungsi bangunan, sempadan, KDB, KLB, KTB, KOH, dan ketinggian bangunan.
b. ketentuan keandalan bangunan gedung khususnya kemampuan struktur menahan beban muatan, proteksi kebakaran, dan akses
evakuasi.
Ketentuan ...
SK No 014464 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2079 -
Ketentuan Dokumen Penyelenggaraan Bangunan Gedung Kepentingan
Umum dengan Prosedur Normal
SK No 076377 A
PRESIDEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 2080 -
14. Spesifikasi teknis, meliputi spesifikasi
umum dan spesifikasi khusus (Jenis, tipe,
dan karakteristik material/bahan yang
digunakan secara lebih detail dan
menyeluruh untuk komponen arsitektural)
15. Rekomendasi peil banjir Bila dibutuhkan
Untuk memastikan
konektivitas yang
baik antara
drainase Bangunan
Gedung terhadap
drainase
lingkungan/
perkotaan.
Data Telmis: Struktur
16. Perhitungan Teknis dan Gambar Rencana 1. Dalam hal
Fondasi, Basemen Kolom, Balok, pelat bangunan gedung
lantai dan Rangka Atap, Penutup dan lebih dari 1 lantai
komponen gedung lainnya maka dilengkapi
gambar rencana
tangga dan
gam bar rencana
plat lantai.
2. Gambar dinding
geser (bila ada)
Gambar basemen
(bila ada)
17. Gambar Detail Struktur
SK No 076378 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2081 -
21. Garn bar rencana teknis sistem jaringan Khusus untuk
listrik yang terdiri dari gambar sumber, energi baru
jaringan, dan pencahayaan umum (general terbarukan, bila
lighting), pencahayaan khusus (special disyaratkan
lighting) dan energi terbarukan (renewable
enerau)
22. Perhitungan Teknis dan Gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem Penangkal/ Proteksi Petir.
23. Perhitungan Teknis dan Gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem Komunikasi Internal &
External, sistem data (IT)
24. Perhitungan teknis dan gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem tata suara/ tata suara
evakuasi
25. Perhitungan teknis dan gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem kontrol otomatisasi (Building
automation s_ljstem)
26. Perhitungan teknis dan gambar rencana bila disyaratkan
detail sis tern keamanan (security system)
dan kon trol akses (access contron
27. Perhitungan Teknis dan Gambar Rencana Khusus untuk
detail Sistem Sanitasi Plambing Yang sistem pengelolaan
Terdiri Pengelolaan Air Bersih, Air Limbah, B3, bila
Air Hujan, Drainase, Persampahan, dan disyaratkan.
sistem pengelolaan limbah B3
28. Perhitungan Teknis dan Gambar Rencana bila disyaratkan
detail Sistem Proteksi Kebakaran (hidran,
sprinkler, smoke extractor, dan presurrized
fan) yang disesuaikan dengan tingkat risiko
kebakaran.
29. Perhitungan Teknis dan Gambar Rencana Khusus untuk fire
detail Si stem Proteksi Ke bakaran (fire alarm, bila
alarm, dan APAR) yang disesuaikan dengan disyaratkan
tingkat risiko kebakaran.
30. Perhitungan Teknis dan Gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem Penghawaan/Ventilasi alami
dan buatan. tata udara gedung.
31. Perhitungan teknis dan gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem gondola
32. Perhitungan teknis dan gambar rencana bila disyaratkan
detail gas medis dan gas bakar
33. Perhitungan teknis dan gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem informasi manajemen antara
lain rumah sakit; dan lainnva
34. Perhitungan ...
SK No 0763 79 A
PRESIDEN
REPLIBLIK INDONESIA
- 2082 -
34. Perhitungan teknis dan gambar rencana bila disyaratkan
detail pneumatic tube
35. Spesifikasi Teknis (Jenis, tipe, dan
karakteristik material/ bah an yang
digunakan secara lebih detail dan
menyeluruh untuk komponen mekanikal,
elektrikal, dan plambing)
36. Perhitungan dan rencana pengelolaan Bangunan Gedung
tapak; dengan kategori
37. Perhitungan dan rencana teknis se bagai beriku t
pencapaian efisiensi energi; wajib
menyampaikan
38. Perhitungan dan rencana teknis
dokumen tambahan
pencapaian efisiensi air;
BGH yang
39. Perhitungan dan rencana teknis
melibatkan Tenaga
pengelolaan sampah;
Ahli BGH
40. Perhitungan dan rencana teknis • Bangunan
pengelolaan air limbah; gedung kelas 4
41. Perhitungan dan rencana reduksi emisi dan 5 di atas
karbon; dan empat lantai
dengan luas min
42. Perhitungan teknis sumber daya lainnya
50.000 m2
dan perkiraan siklus hidup BGH.
• Bangunan
43. Dokumen Evaluasi Kinerja BG H tahap ged ung kelas 6, 7
perencanaan dan 8 di atas
44. Data tenaga ahli bangunan Gedung hijau empat lantai
dan/ atau data tenaga ahli yang memiliki dengan luas
sertifikat kerja konstruksi di bidang lantai min 5.000
bangunan Gedung yang memiliki sertifikat m2
pelatihan bangunan Gedung hijau • Bangunan
gedung kelas 9a
dengan luas di
atas 20.000 m2
• Bangunan
gedung dan BGN
kelas 9b dengan
luas di atas
10.000 m2
Yang dimaksud
dengan sertifikat
pelatihan bangunan
Gedung hijau
adalah bukti telah
mengikuti ...
SK No 076380 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2083 -
8. Penyelenggaraan . . .
SK No 076381 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2084 -
- -- D
KC>f',,ISUI..TAS I
o.na .. y a , n g ~ . . . . . -
,.._._._nd.alan-,h.al
dibu<uhk.ans-n.c.a_..
Gambar VIIl.8. Bagan Alir Penyelenggaraan Bangunan Gedung Kepentingan Umum dengan Pertelaan
Keterangan . . .
SK No 014465 C
PRESIDEN
REFUBLIK INCONESIA
- 2085 -
Keterangan:
Catatan:
(*) : Seluruh waktu inspeksi yang dilakukan Dinas Teknis berdasarkan Notifikasi dari Pemohon
(*1): Pemilik menyampaikan informasi melalui SIMBG apabila pelaksanaan pekerjaan sudah selesai. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian
antara gambar rencana teknis (DED) dengan gambar rencana kerja (shop drawing) akibat penyesuaian kondisi lapangan, pemilik harus
membuat catatan justifikasi teknis kepada Pemda.
Justifikasi teknis penyesuaian desain terhadap kondisi lapangan tidak boleh melanggar:
a. ketentuan tata bangunan khususnya fungsi bangunan, sempadan, KDB, KLB, KTB, KDH, dan ketinggian bangunan .
b. ketentuan keandalan bangunan gedung khususnya kemampuan struktur menahan beban muatan, proteksi kebakaran, dan akses
evakuasi.
(*2): Dokumen teknis dilengkapi oleh pemohon dengan mengikuti Ketentuan dokumen Bangunan gedung kepentingan umum dengan
mengikuti ketentuan keandalan bangunan gedung khususnya kemampuan struktur menahan beban muatan, proteksi kebakaran, dan
akses evakuasi.
Ketentuan ...
SK No 014466 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2086 -
Ketentuan Dokumen Penyelenggaraan Bangunan Gedung Kepentingan Umum
dengan Prosedur Normal dan Pertelaan
7. Data
• Penyedia Jasa Perencana Konstruksi
badan usaha atau perseorangan
• Arsitek berlisensi
8. Surat kerukunan umat beragama (SKUB) Dalam hal
un tuk fungsi keagamaan dan surat Bangunan Gedung
keterangan dari Kantor Wilayah adalah fungsi
Kementerian Agama keagamaan
9. Dokumen Pertelaan Dalam hal
bangunan gedung
terdiri dari Satuan
Unit Bangunan
Gedung (SUBG)
dan/ a tau Satuan
Unit Rumah Susun
(Sarusun) yang
dapat dimiliki lebih
dari 1 (satu) orang
atau Badan
Hukum.**
Data ...
SK No 076382 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2087 -
Data Telmis: Tanah
10. Gambar Batas tanah yang dikuasai Bila ada Bangunan
termasuk gambar bangunan gedung yang Gedung pada
sudah ada (eksisting) pada area/persil area/ persil yang
yang akan dibangun akan dibangun
11. Gambar dan Informasi tentang hasil
penyelidikan Tanah.
Data ...
SK No 076383 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2088 -
SK No 076384 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2089 -
detail sis tern keamanan (security system)
dan kontrol akses (access contron
28 Perhitungan Teknis dan Gambar Rencana Khusus untuk
detail Sistem Sanitasi Plambing Yang sistem pengelolaan
Terdiri Pengelolaan Air Bersih, Air Limbah, B3, bila disyaratkan.
Air Hujan, Drainase, Persampahan, dan
sistem pengelolaan limbah B3
29 Perhitungan Teknis dan Gambar Rencana bila disyaratkan
detail Sistem Proteksi Kebakaran (hidran,
sprinkler, smoke extractor, dan presurrized
fan) yang disesuaikan dengan tingkat risiko
kebakaran.
30 Perhitungan Teknis dan Gambar Rencana Khusus untuk fire
detail Si stern Proteksi Ke bakaran (fire alarm, bila
alarm, dan APAR) yang disesuaikan dengan disyaratkan
tingkat risiko kebakaran.
31 Perhitungan Teknis dan Gambar rencana bila disyaratkan
detail tata udara gedung.
32 Perhitungan teknis dan gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem gondola
33 Perhitungan teknis dan gambar rencana bila disyaratkan
detail gas medis dan gas bakar
34 Perhitungan teknis dan gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem informasi manajemen antara
lain rumah sakit; dan lainnya
35 Perhitungan teknis dan gambar rencana bila disyaratkan
detail pneumatic tube
36 Spesifikasi Teknis (Jenis, tipe, dan
karakteristik material/ bahan yang
digunakan secara le bih detail dan
menyeluruh untuk komponen mekanikal,
elektrikal, dan plambing)
37 Perhitungan dan rencana pengelolaan Bangunan Gedung
tapak; dengan kategori
38 Perhitungan dan rencana teknis se bagai beriku t
pencapaian efisiensi energi; wajib
menyampaikan
39 Perhitungan dan rencana teknis
dokumen tambahan
pencapaian efisiensi air;
BGH yang
40 Perhitungan dan rencana teknis
melibatkan Tenaga
pengelolaan sampah;
Ahli BGH
41 Perhitungan dan rencana teknis • Bangunan gedung
pengelolaan air limbah; kelas 4 dan 5 di
42. Perhitungan ...
SK No 076385 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2090 -
42. Perhitungan dan rencana reduksi emisi atas empat lantai
karbon; dan dengan luas min
43. Perhitungan teknis sumber daya lainnya 50.000 m2
dan perkiraan siklus hidup BGH. • Bangunan gedung
kelas 6, 7 dan 8 di
44. Dokumen Evaluasi Kinerja BGH tahap atas empat lantai
perencanaan dengan luas lantai
45. Data tenaga ahli bangunan Gedung hijau min 5.000 m2
dan/ atau data tenaga ahli yang memiliki • Bangunan gedung
sertifikat kerja konstruksi di bidang kelas 9a dengan
bangunan Gedung yang memiliki sertifikat luas di atas
pelatihan bangunan Gedung hijau 20.000 m2
• Bangunan gedung
dan BGN kelas 9b
dengan luas di
atas 10.000 m2
Yang dimaksud
dengan sertifikat
pelatihan bangunan
Gedung hijau adalah
bukti telah
mengikuti dan lulus
pelatihan
* Untuk bangunan gedung untuk kepentingan berusaha, informasi
terkait diperoleh secara otomatis dari integrasi sistem pemerintahan.
** Minimal Berisi:
- gambar yang menunjukkan bagian bersama;
- gambar yang menunjukkan benda bersama;
- gambar yang menunjukkan sarusun fungsi hunian
dan/ atau sarusun fungsi campuran; dan
- perhitungan NPP bagi Rumah Susun.
4. Pernyataan ...
SK No 076386 A
PRESIDEN
REPIJBLIK INDONESIA
- 2091 -
4. Pernyataan bahwa tanah tidak dalam Bentuk Check List
status sengketa Pada Sistem
5. Penyataan Kebenaran atas dokumen yang Bentuk Check List
disampaikan Pada Sistem
9. Penyelenggaraan . . .
SK No 076411 A
PRESIDEN
REF'UBLIK INDONESIA
- 2092 -
9. Penyelenggaraan Bangunan Gedung Kepentingan Umum Bertahap
(♦
"'-'~ - - - --
!
I
;.: '.
Onu!gmbn
l
1 Ttd.lk Memenuhi
' 2)
P ene \.lp,11'\
Pemenksaa n Retnbus, dan S l.ll"at
Ke-5..S uai a n ~ _P,ffilfflUh an
t_:: nd¥TJ:-kms
,a, Kepala Dinas
, h.n
3 • 22han 7 - 14 hari
--······--------········r·····
Sekretariat
lh.ui
----------,----,,-------------,--....,....------,-:._-;
TAHAP 1 TAHAP 2
~ 1hari k~
maksimal mak5imal23hari kerj,;l=========>-<;maksm311 kerj,;IX- -=-=-=-=-=
-=
-=
-----
=- PetaksanaanKotlstnJksi======><====maksimal l!i hari kerj,3===~ )~•:U,oIT!iiilip;;,<~======-utiPebksanaanKonsmak.si=====~~
hari -.iengikuti
Gambar VIIl.9. Bagan Alir Penyelenggaraan Bangunan Gedung Kepentingan Umum Bertahap (Tahap 1 dan Tahap 2)
Gambar ...
SK No 014467 C
PRESIDEN
IQEPUBLIK INDONESIA
- 2093 -
'
---- --- ------- -- p-
Tid.akAda
IITforrrasiOari
Adl ln~
Oari Pemohon
'4)
'
'
' Memenuh1
I Oin.lng kink.an ' T"""'Se•-~ T~ ~~aio
-
lnspeksi Deng.Jr, PBG : ,
Penl ' '
Peogesahan Dokumen
P.ne-laan dalam Bentuk
Akia Pemiwhan
Kadis
TAHAP 3
(~=========m
aksimal22harikerja========:::::::
KONSULTASI PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PRA PEMANFAATAN
Gambar VIII.9.1. Bagan Alir Penyelenggaraan Bangunan Gedung Kepentingan Umum Bertahap (Tahap 3)
Keterangan . . .
SK No 014468 C
PRESIDEN
REFUBLIK INDONESIA
Keterangan:
- 2094 -
■
Pemohon Dlnas Teknls DPMPTSP Dlnas yang mengurlsl
Pertelaan dalam hal
dibutuhkan pertelaan
Catatan:
Dalam hal perhitungan hari, proses keseluruhan membutuhkan minimal 31 dan maksimal 79 hari. Namun mulai hari ke 9 (minimal)
hingga hari ke 22 (maksimal) sudah bisa memulai konstruksi.
(*): Seluruh waktu inspeksi yang dilakukan Dinas Teknis berdasarkan Notifikasi dari Pemohon
(* 1) Dokumen teknis yang dilengkapi oleh pemohon menyesuaikan dengan ketentuan dokumen untuk Bangunan gedung Bertahap
(*2) Pemeriksaan Kesesuaian dokumen rencana arsitektur, struktur, mekanikal elektrikal.
(*3) Surat Pernyataan komitmen kesepakatan bersama antara TPA dan Pemilik yang menyatakan bahwa komponen-komponen arsitektur,
struktur, dan MEP tidak akan berubah. Pada masing-masing tahapannya, meliputi:
1. Intensitas Bangunan dan jarak bebas;
2. Bentuk masa bangunan;
3. Jumlah lantai dan lapis bangunan, dalam hal intensitas dan mean of egress;
4. Fungsi bangunan;
5. Sistem dan konfigurasi fondasi sesuai dengan Beban Muatan bangunan;
6. Transportasi vertikal dan shaft;
7. Sarana ...
SK No 014469 C
FRESIDEN
REPUBLIK tNDONESIA
- 2095 -
7. Sarana penyelamatan diri/ evakuasi (mean of egress); dan
8. Rancangan desain proteksi kebakaran.
dan ditahapkan berdasarkan ketentuan dokumen untuk Bangunan gedung Bertahap.
(*4) Pemilik menyampaikan informasi melalui SIMBG apabila pelaksanaan pekerjaan sudah selesai. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian antara
gambar rencana teknis (OED) dengan gambar rencana kerja (shop drawing) akibat penyesuaian kondisi lapangan, pemilik harus membuat
catatan justifikasi teknis kepada Pemda.
Justifikasi teknis penyesuaian desain terhadap kondisi lapangan tidak boleh melanggar:
a. ketentuan tata bangunan khususnya fungsi bangunan, sempadan, KDB, KLB, KTB, KOH, dan ketinggian bangunan; dan
b. ketentuan keandalan bangunan gedung khususnya kemampuan struktur menahan beban muatan, proteksi kebakaran, dan akses
evakuasi.
Ketentuan ...
SK No 014470 C
PRESIOEN
~EF'UBLIK INOONESIA
- 2096 -
Ketentuan Dokumen Penyelenggaraan Bangunan Gedung Kepentingan Umum Bertahap
Tabel VIIl.14. Ketentuan dalam bentuk Upload Dokumen
2. Informasi KRK* V
3. Surat Perjanjian pemanfaatan tanah antara pemilik tanah dan Pemilik Dalam hal pemilik tanah V
Bangunan Gedung bukan pemilik bangunan
gedung
7. Data ...
SK No 014471 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2097 -
7. Data V
• Penyedia Jasa Perencana Konstruksi badan usaha atau
perseorangan
• Arsitek berlisensi
8. Surat kerukunan umat beragama (SKUB) untuk fungsi keagamaan dan Dalam hal Bangunan V
surat keterangan dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Ged ung adalah fungsi
keagamaan
9. Surat pernyataan komitmen antara TPA dan Pemilik sesuai tiap tahap Surat pernyataan V
dengan menyatakan bahwa komponen-komponen arsitektur, struktur komitmen memuat:
dan MEP tidak akan berubah. a. Intensitas Bangunan
dan jarak be bas;
b. Bentuk masa
bangunan;
c. J umlah lan tai dan
lapis bangunan, dalam
hal intensitas dan
mean of egress;
d. Fungsibangunan;
e. Sistem dan konfigurasi
fondasi sesuai dengan
Be ban Muatan
bangunan ...
SK No 014472 C
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2098 -
bangunan;
f. transportasi vertikal
dan shaft;
g. Sarana penye lamatan
diri/ evakuasi (mean of
egress); dan
h. rancangan desain
proteksi kebakaran;
10. Dokumen Pertelaan Dalam hal bangunan V
gedung terdiri dari
Satuan Unit Bangunan
Gedung (SUBG)
dan/ atau Satuan Unit
Rumah Susun (Sarusun)
yang dapat dimiliki lebih
dari 1 (satu) orang atau
Badan Hukum.**
Data Teknis: Tanah
11. Gambar Batas tanah yang dikuasai termasuk gambar bangunan gedung V
yang sudah ada (eksistine:l pada area/ persil yang akan dibangun
12. Gambar ...
SK No 014473 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2099 -
12. Gambar dan Informasi tentang hasil penyelidikan Tanah untuk V
bangunan sederhana
Data Telmis: Arsitektur
13. Konsep Rancangan Arsitektur V
SK No 014474 C
PRESIOEN
REPUBLIK INOONESJA
- 2100 -
22. Spesifikasi teknis umum V
SK No 014475 C
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
-2101-
30. Gambar rencana teknis tied beam lantai. V
2. Gambar dinding geser
31. Gambar rencana teknis Basemen V
(bila ada)
32. Gambar Detail standar fondasi, pile cap, tied beam, basemen 3. Gambar basemen (bila V
ada)
33. Perhitungan teknis struktur atas V
41. Gambar Detail standar kolom, balok, pelat, dinding geser, rangka atap, V
peralatan mekanis khusus
42. Spesifikasi ...
SK No 014476 C
F'RESIDEN
REF'UBLIK INDONESIA
- 2102 -
42. Spesifikasi Teknis umum V
47. Gambar rencana teknis dan rencana detail Instalasi MEP bawah tanah V
(underground services)
48. Gambar rencana teknis sistem Transportasi dalam gedung (Vertikal bila disyaratkan V
dan/ atau Horizontal)
49. Gambar rencana teknis tingkat kebisingan dan getaran yang berdampak bila disyaratkan V
pada lingkungan sekitar
SK No 014477 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2103 -
50. Gambar rencana teknis sistem jaringan listrik yang terdiri dari gambar Khusus untuk energi V
sumber, jaringan, dan pencahayaan umum (general lighting), terbarukan (renewable
pencahayaan khusus (special lighting) dan energi terbarukan (renewable energy), bila disyaratkan
energy)
51. Gambar rencana teknis sistem Proteksi Petir. bila disyaratkan V
52. Gambar rencana teknis sistem Komunikasi Internal & External, sistem bila disyaratkan V
data (IT)
53. gambar rencana teknis sistem tata suara/ tata suara evakuasi bila disyaratkan V
54. gambar rencana teknis sistem kontrol otomatisasi (Building automation bila disyaratkan V
system)
55. gambar rencana teknis sistem keamanan (security system) dan kontrol bila disyaratkan V
akses (access controij
56. Rencana teknis Sistem Sanitasi Plambing Yang Terdiri Pengelolaan Air Khusus untuk sistem V
Bersih, Air Limbah, Air Hujan, Drainase, Persampahan, dan sistem pengelolaan B3, bila
pengelolaan limbah 83 disyaratkan.
SK No 014478 C
FIRESIDEN
REFIUBLIK INDONESIA
- 2104 -
57. Gambar Rencana teknis Sistem Proteksi Kebakaran (hidran, sprinkler, bila disyaratkan V
smoke extractor, dan presurrized fan) yang disesuaikan dengan tingkat
risiko kebakaran.
58. Gambar Rencana teknis Sistem Proteksi Kebakaran (fire alarm, dan Khusus untuk fire alarm, V
APAR) yang disesuaikan dengan tingkat risiko kebakaran. bila disyaratkan
59. Gambar rencana teknis sistem tata udara gedung. bila disyaratkan V
61. gam bar rencana teknis gas medis dan gas bakar bila disyaratkan V
62. gambar rencana teknis sistem informasi manajemen antara lain rumah bila disyaratkan V
sakit; dan lainnya
63. gambar rencana teknis pneumatic tube bila disyaratkan V
64. Gambar detail standar seluruh MEP yang dipakai dalam bangunan V
gedung
SK No 014479 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2105 -
65. Spesifikasi Teknis (Jenis, tipe, dan karakteristik material/bahan yang V
digunakan secara lebih detail dan menyeluruh untuk komponen
mekanikal, elektrikal, dan plambing)
• Bangunan gedung
71. Perhitungan dan rencana reduksi emisi karbon; dan kelas 6, 7 dan 8 di atas V
empat lantai dengan
luas lantai min 5.000
72. Perhitungan teknis sumber daya lainnya dan perkiraan siklus hidup V
m2
BGH.
SK No 014480 C
PRESIDEN
REF'UBLIK INDONESIA
- 2106 -
73. Dokumen Evaluasi Kinerja BGH tahap perencanaan • Bangunan gedung V
kelas 9a dengan luas
di atas 20.000 m2
74. Data tenaga ahli bangunan Gedung hijau dan/ atau data tenaga ahli V
yang memiliki sertifikat kerja konstruksi di bidang bangunan Gedung • Bangunan gedung dan
BGN kelas 9b dengan
yang memiliki sertifikat pelatihan bangunan Gedung hijau
luas di atas 10.000 m2
2. Pernyataan ...
SK No 014481 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2107 -
2. Pernyataan menggunakan Pelaksana Konstruksi Bentuk Check List Pada V
Sistem
3. Pernyataan menggunakan Pengawas/ Manajemen Konstruksi Bentuk Check List Pada V
bersertifikat Sistem
4. Pernyataan bahwa tanah tidak dalam status sengketa Bentuk Check List Pada V
Sistem
5. Penyataan Kebenaran atas dokumen yang disampaikan Bentuk Check List Pada V
Sistem
10. Penyelenggaraan . . .
SK No 014482 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2108 -
10. Penyelenggaraan Bangunan Gedung Fungsi Khusus
PBG d1bekukan selaJTI..3 5
ipen,aik.
l ,
Mu la i/ tahun, k..11.,;i,u sud..ih leb1h
Pendaftara n dan 5 tahun. PBG babl
demi hukum
Kad ,s
tidak *1
... ........
sesua i " - • . . t idak
*2 dengan : d ipe r ba i k i
P BG
~
Se k r etanat
1 h a ri d iperl>ai k l
I
tidak
sesua1 tidak
de n 9an d i perbai ki
P BG
Ment eri
2 han
3 ha r i
dlpecbaik-;♦
t idak • - • * 1
--
sesu ai • - - • . ti dak
de n gan ; d iperbai k i
PBG
Ke t erangan :
K O N S ULTAS I
!§§lih!Riiihi PELAKSANAAN D AN PEN GAWAS AN K O N STR UKS I
SK No 014483 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2109 -
Catatan:
(*): Seluruh waktu inspeksi yang dilakukan Menteri PUPR berdasarkan Notifikasi dari Pemohon.
(*1) Pemilik menyampaikan informasi melalui SIMBG apabila pelaksanaan pekerjaan sudah selesai. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian
antara gambar rencana teknis (DED) dengan gambar rencana kerja (shop drawing) akibat penyesuaian kondisi lapangan, pemilik harus
membuat catatan justifikasi teknis kepada Pemda.
Justifikasi teknis penyesuaian desain terhadap kondisi lapangan tidak boleh melanggar:
a. ketentuan tata bangunan khususnya fungsi bangunan, sempadan, KDB, KLB, KTB, KDH, dan ketinggian bangunan.
b. ketentuan keandalan bangunan gedung khususnya kemampuan struktur menahan beban muatan, proteksi kebakaran, dan akses
evakuasi.
Conditional dalam inspeksi bangunan:
1. Untuk bangunan gedung yang memerlukan pemeriksaan arsitektur dan MEP sesuai rekomendasi TPA, maka penilik dapat melakukan
inspeksi pada masing-masing pekerjaan struktur atas, arsitektur, dan MEP
2. Pada daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) dan/ atau sulit terjangkau secara fisik, kegiatan penilikan bangunan dapat
dilakukan secara daring secara langsung (live) disertai dengan pernyataan kebenaran pelaksanaan sesuai PBG dari pemilik
3. dalam hal bangunan dalam proses konstruksi atau proses pemanfaatan dan mengalami mangkrak, maka pemerintah daerah berhak
menindaklanjuti PBG dan/ atau SLF nya (hal ini akan masuk ke batang tubuh)
4. Penilik untuk BGFK dapat diambil dari penilik pusat, penilik daerah yang ditunjuk pemerintah pusat, atau penilik khusus dari
kementerian/lembaga terkait
5. TPA pusat dapat melibatkan TPA daerah apabila dirasa diperlukan
(*2) Dokumen teknis yang dilengkapi oleh pemohon menyesuaikan dengan ketentuan dokumen untuk Bangunan Gedung Fungsi Khusus.
Gambar ...
SK No 014484 C
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2110 -
Bangunan Gedung i - - - - - ~
Keterangan
Pemetintah
Pusat
□
KIL Terka1t
Ketentuan ...
SK No 000111 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2111-
Ketentuan Dokumen Penyelenggaraan Bangunan Gedung Fungsi Khusus
SK No 076412 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2112 -
dan shaft
7. Sarana penyelamatan
diri / evakuasi (mean
of egress)
8. rancangan desain
proteksi kebakaran.
Data Telmis: Tanah
10. Gambar Batas tanah yang dikuasai
termasuk gambar bangunan gedung
yang sudah ada (eksisting) pada
area/persil yang akan dibangun
Data ...
SK No 076413 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2113 -
Data Teknis: Struktur
24. Konsep Rancangan Arsitektur
25. Gambar Pra Rancangan Situasi,
Rencana Tapak, Denah, Potongan,
Tampak dan detail Bangunan Gedung
26. Gambar rancangan tapak
27. Gambar rancangan denah
28. Gambar rancangan tampak
29. Gambar rancangan potongan
30. Gambar rancangan detail bangunan
31. Gambar Rencana Tata Ruang Dalam
32. Gambar Rencana Tata Ruang Luar
33. Spesifikasi teknis umum
34. spesifikasi teknis khusus (Jenis, tipe,
dan karakteristik material/bahan
yang digunakan secara lebih detail
dan menyeluruh untuk komponen
arsitektural)
35. Rekomendasi peil banjir Bila dibutuhkan
Untuk memastikan
konektivitas yang baik
an tara drainase
Bangunan Gedung
terhadap drainase
lingkungan/ perkotaan.
36. Konsep Rancangan Arsitektur
37. Gambar Pra Rancangan Situasi,
Rencana Tapak, Denah, Potongan,
Tampak dan detail Bangunan Gedung
38. Gambar rancangan tapak
39. Gambar rancangan denah
40. Gambar rancangan tampak
41. Gambar rancangan potongan
42. Gambar rancangan detail bangunan
Data Teknis: Mekanikal, Elektrikal, dan Plambing
43. Konsep perancangan MEP
44. Laporan perhitungan analisis MEP
bawah tanah (under_qround seroices)
45. Laporan perhitungan analisis MEP di
luar ...
SK No 076414 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
-2114-
luar bawah tanah
46. Gambar rencana teknis dan rencana
detail Instalasi MEP bawah tanah
(underqround services)
47. Gambar rencana teknis sistem bila disyaratkan
Transportasi dalam gedung (Vertikal
dan/ a tau Horizontal)
48. Gambar rencana teknis tingkat bila disyaratkan
ke bisingan dan getaran yang
berdampak pada lingkungan sekitar
49. Gambar rencana teknis sistem Khusus untuk energi
jaringan listrik yang terdiri dari terbarukan (renewable
gambar sumber, jaringan, dan energy), bila disyaratkan
pencahayaan umum (general lighting),
pencahayaan khusus (special lighting)
dan energi terbarukan (renewable
energy)
50. Gambar rencana teknis sistem bila disyaratkan
Proteksi Petir.
51. Gambar rencana teknis sistem bila disyaratkan
Komunikasi Internal & External,
sistem data (IT)
52. gambar rencana teknis sistem tata bila disyaratkan
suara/ tata suara evakuasi
53. gambar rencana teknis sistem kontrol bila disyara tkan
otomatisasi (Building automation
sJ,Jstem)
54. gambar rencana teknis sistem bila disyaratkan
keamanan (security system) dan
kontrol akses (access controij
55. Rencana teknis Sistem Sanitasi Khusus untuk sistem
Plambing Yang Terdiri Pengelolaan pengelolaan B3, bila
Air Bersih, Air Limbah, Air Hujan, disyaratkan.
Drainase, Persampahan, dan sistem
pengelolaan limbah B3
56. Gambar Rencana teknis Sistem bila disyaratkan
Proteksi Kebakaran (hidran,
sprinkler, smoke extractor, dan
presurrized fan) yang disesuaikan
dengan tingkat risiko kebakaran.
57. Gambar Rencana teknis Sistem Khusus untuk fire alarm,
Proteksi Ke bakaran (fire alarm, dan bila disyaratkan
APAR) yang disesuaikan dengan
tingkat risiko kebakaran.
58. Gambar ...
SK No 076415 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2115-
58. Gambar rencana teknis sistem tata bila disyaratkan
udara gedung.
59. gambar rencana teknis sistem bila disyaratkan
gondola
60. gambar rencana teknis gas medis dan bila disyaratkan
gas bakar
61. gambar rencana teknis sistem bila disyaratkan
informasi manajemen antara lain
rumah sakit; dan lainnya
62. gambar rencana teknis pneumatic bila disyaratkan
tube
63. Gambar detail standar seluruh MEP
yang dipakai dalam bangunan
gedung
64. Spesifikasi Teknis (Jenis, tipe, dan
karakteristik material/bahan yang
digunakan secara le bih detail dan
menyeluruh untuk komponen
mekanikal, elektrikal, dan plambing)
65. Perhitungan dan rencana pengelolaan Bangunan Gedung
tapak; dengan kategori sebagai
berikut wajib
menyampaikan dokumen
tambahan BGH yang
melibatkan Tenaga Ahli
BGH
• Bangunan gedung
kelas 4 dan 5 di atas
empat lantai dengan
luas min 50.000 m2
• Bangunan gedung
kelas 6, 7 dan 8 di atas
empat lantai dengan
luas lantai min 5.000
m2
• Bangunan gedung
kelas 9a dengan luas
di atas 20.000 m2
• Bangunan gedung dan
BGN kelas 9b dengan
luas di atas 10.000 m2
SK No 076416 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2116 -
bangunan Gedung hijau
adalah bukti telah
mengikuti dan lulus
pelatihan
66. Perhitungan dan rencana teknis
pencapaian efisiensi energi;
67. Perhitungan dan rencana teknis
pencapaian efisiensi air;
68. Perhitungan dan rencana teknis
pengelolaan sampah;
69. Perhitungan dan rencana teknis
pengelolaan air limbah;
70. Perhitungan dan rencana reduksi
emisi karbon; dan
71. Perhitungan teknis sumber daya
lainnya dan perkiraan siklus hidup
BGH.
72. Dokumen Evaluasi Kinerja BGH
tahap perencanaan
73. Data tenaga ahli bangunan Gedung
hijau dan/atau data tenaga ahli yang
memiliki sertifikat kerja konstruksi di
bidang bangunan Gedung yang
memiliki sertifikat pelatihan
bangunan Gedung hijau
74. Kriteria perencanaan teknis BGFK Kriteria perencanaan
teknis ditetapkan oleh
masing-masing pembina
BGFK
75. Dokumen terkait dengan standar
perencanaan dan perancangan fungsi
khusus
76. Dokumen terkait dengan standar
keamanan fungsi khusus
* Untuk bangunan gedung untuk kepentingan berusaha, informasi
terkait diperoleh secara otomatis dari integrasi sistem pemerintahan
3. Pernyataan ...
SK No 087256 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
-2117-
3. Pernyataan menggunakan Pengawas/ Ben tuk Check List Pada
Manajemen Konstruksi bersertifikat Sistem
4. Pernyataan bahwa tanah tidak dalam Bentuk Check List Pada
status sengketa Sistem
5. Penyataan Kebenaran atas dokumen Bentuk Check List Pada
yang disampaikan Sistem
11. Penyelenggaraan . . .
SK No 076418 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESlA
- 2118 -
11. Penyelenggaraan Bangunan Gedung Fungsi Khusus Bertahap
- - - - - - - - - - - - - - - - - - -•kd:,pem.n;.~
· --
'""'
diperbaiki
I
tidal,;
dari
jWAP,~,
i- """
2+p1..~•-:·-. -:-==:-;-~
_T ,.~ j j _J
'
-
lt◄~yam.-un
' "
Memendli--------1.! .:,_22 hari
! .• 1,,1,en~en
TPAF'u!.J!
7 - l 4 hari
1 h.lri
TAHAP 1 TAHAP 2
JDtQPikw wak]upemghon > f mabimal28hari kerj.a 1 2hankerja .c<:===lllfll9iiiiioiii.!5Ylliiii:i•wo,ij.-;iiJPSIJl009Q,iiiiiiii====:::> ! <~-=
maka===1=1sru=,=,.,,=.,=.-=.....
=lb•~· - ~ - ,~,..,--ken.3
-· ~ ) meng"kuti wat;tu pemohoo
KONSLLTASI
H ·+hid
1 PEI..AKSANAAN DAN PENGAWASAN KONSTRl.KSI KONSULTASI PB.AKSANAAN llAN PENGAWASAN KONSTRU<SJ
Gambar VIIl.12. Bagan Alir Penyelenggaraan Bangunan Gedung Fungsi Khusus Bertahap (Tahap 1 dan 2)
TAHAP ...
SK No 014486 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2119-
tidak
diperbaik.i◄tidak - p erbaik.i
d ip@fbaill:i
a_ • • C
ada infonna si
•
Jkap
T PAPusat
7 - 21 h.31ri
C
Meme-.nuhi
Tidak
t.1e menuhi • M enteri me-.ny.ampaikan
TAHAP 3
<::---=--=--=--=--=--=--=--=--=--=--=--::::;,ma
;;;;,-k.,,s-;!!.m ,; h-a,un-·_,,ke,iiri-a._-_ -_ -_ -_ -_ -_ -_ -_ -_ -_ -~ >-
!.-!.a.,_1-25,rCLC ~~-2~h-ari~ke<j ,a,;· k-
- .-, -~---_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_.,14,}t,;,,,,::.e!afJ□-
·.a,_=.=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-> ( 3 hari kerja
KONSLILTASI :nj=jnl@jg
' '
PE1.AKSANAAN DAN PENGAWASAN KONSTRLl<SI PRAPEMANFAA.TAN
Gambar VIIl.12.1. Bagan Alir Penyelenggaraan Bangunan Gedung Fungsi Khusus Bertahap (Tahap 3)
Catatan ...
SK No 000109 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2120 -
Catatan:
Dalam hal perhitungan hari, proses keseluruhan membutuhkan minimal 31 dan maksimal 79 hari. Namun mulai hari ke 9 (minimal) hingga
hari ke 22 (maksimal) sudah bisa memulai konstruksi.
(*): Seluruh waktu inspeksi yang dilakukan Menteri PUPR berdasarkan Notifikasi dari Pemohon.
(* 1): Pemilik menyampaikan informasi melalui SIMBG apabila pelaksanaan pekerjaan sudah selesai. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian
antara gambar rencana teknis (DED) dengan gambar rencana kerja (shop drawing) akibat penyesuaian kondisi lapangan, pemilik harus
membuat catatan justifikasi teknis kepada Pemda.
Justifikasi teknis penyesuaian desain terhadap kondisi lapangan tidak boleh melanggar:
a. ketentuan tata bangunan khususnya fungsi bangunan, sempadan, KDB, KLB, KTB, KDH, dan ketinggian bangunan.
b. ketentuan keandalan bangunan gedung khususnya kemampuan struktur menahan beban muatan, proteksi kebakaran, dan akses
evakuasi.
Conditional dalam inspeksi bangunan:
1. Untuk bangunan gedung yang memerlukan pemeriksaan arsitektur dan MEP sesuai rekomendasi TPA, maka penilik dapat
melakukan inspeksi pada masing-masing pekerjaan struktur atas, arsitektur, dan MEP;
2. Pada daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) dan/ a tau sulit terjangkau secara fisik, kegiatan penilikan bangunan dapat
dilakukan secara daring secara langsung (live) disertai dengan pernyataan kebenaran pelaksanaan sesuai PBG dari pemilik;
3. dalam hal bangunan dalam proses konstruksi atau proses pemanfaatan dan mengalami mangkrak, maka pemerintah daerah berhak
menindaklanjuti PBG dan/ atau SLF nya (hal ini akan masuk ke batang tubuh);
4. Penilik ...
SK No 014488 C
PRESIOEN
REPUBLIK INOONESIA
- 2121 -
4. Penilik untuk BGFK dapat diambil dari penilik pusat, penilik daerah yang ditunjuk pemerintah pusat, atau penilik khusus dari
kementerian/lembaga terkait; dan
5. TPA pusat dapat melibatkan TPA daerah apabila dirasa diperlukan.
(*2): Dokumen teknis yang dilengkapi oleh pemohon menyesuaikan dengan ketentuan dokumen untuk Bangunan Gedung Fungsi Khusus.
Bertahap.
Ketentuan ...
SK No 014489 C
FIRES I DEN
~EF'UBLIK INDONESIA
- 2122 -
Ketentuan Dokumen Penyelenggaraan Bangunan Gedung Fungsi Khusus Bertahap
Tabel VIII.18. Ketentuan dalam bentuk Upload Dokumen
Tahap Tahap Tahap
No Ketentuan Daku.men Keterangan
I II III
Data Umum
1. Informasi KTP /KITAS* V
2. Informasi KRK* V
3. Surat Perjanjian pemanfaatan tanah antara pemilik tanah dan Pemilik Dalam hal pemilik tanah V
Bangunan Gedung bukan pemilik bangunan
gedung
10. Data V
SK No 014490 C
PRESIDEN
~EPUBLIK INDONESlA
- 2123 -
11. Surat kerukunan umat beragama (SKUB) untuk fungsi keagamaan dan surat Dalam hal Bangunan V
keterangan dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Gedung adalah fungsi
keagamaan
12. Surat pernyataan komitmen antara TPA dan Pemilik sesuai tiap tahap dengan Surat pernyataan V
menyatakan bahwa komponen-komponen arsitektur, struktur dan MEP tidak komitmen memuat:
akan berubah. 1. lntensitas Bangunan
dan jarak be bas
2. Bentuk masa
bangunan
3. J umlah lan tai dan
lapis bangunan, dalam
hal intensitas dan
mean of egress
4. Fungsibangunan
5. Sistem dan konfigurasi
fondasi sesuai dengan
Behan Muatan
bangunan
6. transportasi vertikal
dan shaft
7. Sarana ...
SK No 014491 C
PRESIDEN
IQEPUBLIK INDONESIA
- 2124 -
7. Sarana penyelamatan
diri/ evakuasi (mean of
egress)
8. rancangan desain
proteksi kebakaran.
18. Gambar Pra Rancangan Situasi, Rencana Tapak, Denah, Potongan, Tampak dan V
detail Bangunan Gedung
SK No 014492 C
PRESIOEN
REPUBLIK INOONESIA
- 2125 -
21. Gambar rancangan tampak V
27. spesifikasi teknis khusus (Jenis, tipe, dan karakteristik material/bahan yang
digunakan secara lebih detail dan menyeluruh untuk komponen arsitektural)
SK No 014493 C
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
- 2126 -
lingkungan/ perkotaan.
Gambar Detail standar fondasi, pile cap, tied beam, basemen 3. Gambar basemen (bila V
ada)
Perhitungan teknis struktur atas V
Gambar ...
SK No 014494 C
F'RESIDEN
REF'UBLIK JNDONESJA
- 2127 -
Gambar rencana teknis Dinding geser V
30. Gambar Detail standar kolom, balok, pelat, dinding geser, rangka atap, V
peralatan mekanis khusus
31. Spesifikasi Teknis umum V
32. Spesifikasi teknis khusus (Jenis, tipe, dan karakteristik material/bahan yang V
digunakan secara lebih detail dan menyeluruh untuk komponen struktural)
SK No 014495 C
PRESIOEN
REFIUBLIK INOONESIA
- 2128 -
35. Laporan perhitungan analisis MEP diluar bawah tanah V
36. Gambar rencana teknis dan rencana detail Instalasi MEP bawah tanah V
(underground services)
37. Gambar rencana teknis sistem Transportasi dalam gedung (Vertikal dan/atau bila disyaratkan V
Horizontal)
38. Gambar rencana teknis tingkat kebisingan dan getaran yang berdampak pada bila disyaratkan V
lingkungan sekitar
39. Gambar rencana teknis sistem jaringan listrik yang terdiri dari gambar sumber, V
Khusus untuk energi
jaringan, dan pencahayaan umum (general lighting), pencahayaan khusus
terbarukan (renewable
(special lighting) dan energi terbarukan (renewable energy)
enerqu), bila disyaratkan
40. Gambar rencana teknis sistem Proteksi Petir. bila disyaratkan V
41. Gambar rencana teknis sistem Komunikasi Internal & External, sistem data (IT) bila disyaratkan V
SK No 014496 C
PRESIDEN
REPUBLIK INCONESIA
- 2129 -
42. Garn bar rencana teknis sistem tata suara/ tata suara evakuasi bila disyaratkan V
43. Gambar rencana teknis sistem kontrol otomatisasi (Building automation system) bila disyaratkan V
44. Gambar rencana teknis sistem keamanan (security system) dan kontrol akses bila disyaratkan V
(access controij
45. Rencana teknis Sistem Sanitasi Plambing Yang Terdiri Pengelolaan Air Bersih, Khusus untuk sistem V
Air Limbah, Air Hujan, Drainase, Persampahan, dan sistem pengelolaan limbah pengelolaan B3, bila
83 disyaratkan.
46. Gambar Rencana teknis Sistem Proteksi Kebakaran (hidran, sprinkler, smoke bila disyaratkan V
extractor, dan presurrized fan) yang disesuaikan dengan tingkat risiko
kebakaran.
47. Gambar Rencana teknis Sistem Proteksi Kebakaran (fire alarm, dan APAR) yang Khusus untuk fire alarm, V
disesuaikan dengan tingkat risiko kebakaran. bila disyaratkan
48. Gambar rencana teknis sistem tata udara gedung. bila disyaratkan V
SK No 014497 C
F'RES IOEN
REF'UBLIK INCONESIA
- 2130 -
49. Gambar rencana teknis sistem gondola bila disyaratkan V
50. Gambar rencana teknis gas medis dan gas bakar bila disyaratkan V
51. Gambar rencana teknis sistem informasi manajemen antara lain rumah sakit; bila disyaratkan V
dan lainnya
53. Gambar detail standar seluruh MEP yang dipakai dalam bangunan gedung V
SK No 014498 C
F'RESIOEN
REF'UBLIK INOONESIA
- 2131 -
58. Perhitungan dan rencana teknis pengelolaan sampah; BGH V
• Bangunan umum
59. Perhitungan dan rencana teknis pengelolaan air limbah; kelas 4 dan 5 di atas V
empat lantai dengan
60. Perhitungan dan rencana reduksi emisi karbon; dan luas min 50.000 m2 V
61. Perhitungan teknis sumber daya lainnya dan perkiraan siklus hidup BGH. • BGN kelas 6, 7 dan 8 V
di atas empat lantai
62. Dokumen Evaluasi Kinerja BGH tahap perencanaan dengan luas lantai V
min 5.000 m2
63. Data tenaga ahli bangunan Gedung hijau dan/atau data tenaga ahli yang • Bangunan umum dan V
memiliki sertifikat kerja konstruksi di bidang bangunan Gedung yang memiliki BGN kelas 9a dengan
sertifikat pelatihan bangunan Gedung hijau luas di atas 20.000
m2
SK No 014499 C
PRESIOEN
REPUBLIK INOONESIA
- 2132 -
bangunan Gedung hijau
adalah bukti telah
mengikuti dan lulus
pelatihan
Data Teknis: Fun2si Khusus
64. Kriteria perencanaan teknis BGFK Kriteria perencanaan V
teknis ditetapkan oleh
masing-masing pembina
BGFK
65. Dokumen terkait dengan standar perencanaan dan perancangan fungsi khusus V V
* Untuk bangunan gedung untuk kepentingan berusaha, informasi terkait diperoleh secara otomatis dari
integrasi sistem pemerintahan
2. Pernyataan ...
SK No 014500 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2133 -
2. Pernyataan menggunakan Pelaksana Konstruksi Bentuk Check List Pada V
Sistem
3. Pernyataan menggunakan Pengawas/ Manajemen Konstruksi bersertifikat Ben tuk Check List Pada V
Sistem
4. Pernyataan bahwa tanah tidak dalam status sengketa Bentuk Check List Pada V
Sistem
5. Penyataan Kebenaran atas dokumen yang disampaikan Bentuk Check List Pada V
Sistem
12. Penyelenggaraan . . .
SK No 014423 C
F'RESIOEN
REF'UBLIK INOONESIA
- 2134 -
12. Penyelenggaraan Bangunan Gedung Kolektif
Men!J,lllglj;Jh
1 M Bl.a Drawtng flnal
2. SUotPem}'itairl~Ja&a
t~aPerr11tlBitfY;IIJli111
j o;- · ('4)
I
p
Ke-s;.-s.
o;pe,ro·= .
TldatSe:suai : · •· .
( '4 )
- lid3 l ~l -
Dengan PBG • .. ~ ;
3 -~ - . .
/L__maksim
al 1 hari kerj makSfflal27 hari kerja~ m
aksim
al 1hari kerja:X:===================JMengikuti Pelaksanaan Konstruksi====================:><==:makslnal3 kerja~ hari
SK No 014424 C
F'RESIOEN
REPUBLIK INOONESIA
- 2135 -
Keterangan:
Catatan:
(*): Seluruh waktu inspeksi yang dilakukan Dinas Teknis berdasarkan Notifikasi dari Pemohon.
(*1): Dokumen teknis dilengkapi oleh pemohon dengan mengikuti Ketentuan dokumen Bangunan Gedung Kolektif.
(*2): Pemeriksaan Kesesuaian dokumen rencana arsitektur, struktur, mekanikal elektrikal.
(*3): PBG dibekukan selama 5 tahun sampai dengan ada klarifikasi mulai konstruksi dari pemilik bangunan gedung. Dalam hal tidak ada
klarifikasi dalam 5 tahun, PBG dibatalkan.
(*4): Pemilik menyampaikan informasi melalui SIMBG apabila pelaksanaan pekerjaan sudah selesai. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian
antara gambar rencana teknis (DED) dengan gambar rencana kerja (shop drawing) akibat penyesuaian kondisi lapangan, pemilik harus
membuat catatan justifikasi teknis kepada Pemda.
Justifikasi teknis penyesuaian desain terhadap kondisi lapangan tidak boleh melanggar:
a. ketentuan tata bangunan khususnya fungsi bangunan, sempadan, KDB, KLB, KTB, KDH, dan ketinggian bangunan.
b. ketentuan keandalan bangunan gedung khususnya kemampuan struktur menahan beban muatan, proteksi kebakaran, dan akses
evakuasi.
Ketentuan ...
SK No 014425 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2136 -
Ketentuan Dokumen Penyelenggaraan Bangunan Gedung Kolektif
SK No 076424 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2137 -
12. Gambar Situasi, Rencana Tapak, Denah,
Potongan, Tampak dan detail Bangunan
Gedung
SK No 076425 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2138 -
19. Perhitungan teknis dan Gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem Transportasi (Vertikal
dan/ atau Horizontal)
20. Perhitungan tingkat kebisingan dan bila disyaratkan
getaran yang berdampak pada lingkungan
sekitar termasuk gambar detail
21. Garn bar rencana teknis sistem jaringan Khusus untuk energi
listrik yang terdiri dari gambar sumber, terbarukan
jaringan, dan pencahayaan umum (renewable energy),
(general lighting), pencahayaan khusus bila disyaratkan
(special lighting) dan energi terbarukan
(renewable energy)
22. Perhitungan Teknis dan Gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem Penangkal/Proteksi Petir.
SK No 076387 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2139 -
30. Perhitungan Teknis dan Gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem Penghawaan/Ventilasi alami
dan buatan. tata udara gedung.
Tabel VIIl.21. Ketentuan dalam bentuk Data/ Check List Pada Sis tern
No Ketentuan Dokumen Keterangan
1. Pernyataan mematuhi KRK Bentuk Check List
Pada Sistem
2. Pernyataan menggunakan Pelaksana Bentuk Check List
Konstruksi Pada Sistem
3. Pernyataan menggunakan Pengawas / Bentuk Check List
Manajemen Konstruksi bersertifikat Pada Sistem
4. Pernyataan bahwa tanah tidak dalam Bentuk Check List
status sengketa Pada Sistem
5. Pernyataan memenuhi ketentuan pokok Bentuk Check List
tahan gempa Pada Sistem
6. Pernyataan Kebenaran atas dokumen Bentuk Check List
yang disampaikan Pada Sistem
13. Penyelenggaraan . . .
SK No 076388 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2140 -
13. Penyelenggaraan Prasarana Bangunan Gedung
- -~
"•:"""""""""'""
..
• - • '
,_
-- -:
:
I
,- - - ~ Klanfikasi i---- ♦
lnspeks,
Tidak Sesuai
Dengan PBG
-- '
: : •
(' 4)
Tidak Diperba1
' ~----~
Oim ..mgmta n '
1
➔-
Tdak Memenuh·
Tidakl ap
(' 1) .......,.,,,.
1 Ar.BIAllOrawrlgfllal
2. SUr.31 Pemy.ataarl fJlen)'e<la Ja&a
kepadaP15111ll~
l.surat PeriyabalPemllk~Pemda
-♦-•)
-• .
1dak SesuaJ ~• ' Ttdak ~
gan PBG • : ,
3 - 26 hari
)
,dakS~ :- ' - TdakDipe,ba;
gan PBG • : ,
PB..ENGKAPAN DATA
Keterangan . . .
SK No 014426 C
PRESIDEN
REPUBLJK INOONESIA
-2141-
Keterangan:
Catatan:
(*): Seluruh waktu inspeksi yang dilakukan Dinas Teknis berdasarkan Notifikasi dari Pemohon.
(*1): Dokumen teknis dilengkapi oleh pemohon dengan mengikuti Ketentuan dokumen Prasarana Bangunan Gedung.
(*2): Pemeriksaan Kesesuaian dokumen rencana prasarana
(*3): PBG dibekukan selama 5 tahun sampai dengan ada klarifikasi mulai konstruksi dari pemilik bangunan gedung. Dalam hal tidak ada
klarifikasi dalam 5 tahun, PBG dibatalkan.
(*4): Pemilik menyampaikan informasi melalui SIMBG apabila pelaksanaan pekerjaan sudah selesai. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian
antara gambar rencana teknis (OED) dengan gambar rencana kerja (shop drawing) akibat penyesuaian kondisi lapangan, pemilik harus
membuat catatan justifikasi teknis kepada Pemda.
Justifikasi teknis penyesuaian desain terhadap kondisi lapangan tidak boleh melanggar:
a. ketentuan tata bangunan khususnya fungsi bangunan, sempadan, KDB, KLB, KTB, KOH, dan ketinggian bangunan.
b. ketentuan keandalan bangunan gedung khususnya kemampuan struktur menahan beban muatan, proteksi kebakaran, dan akses
evakuasi.
Ketentuan ...
SK No 014427 C
F'RESIOEN
REF'UBLIK INOONESIA
-2142-
Ketentuan Dokumen Penyelenggaraan Prasarana Bangunan Gedung
7. Gambar Batas tanah yang dikuasai termasuk gambar bangunan gedung Bila ada Bangunan Gedung pada area/ persil
yang sudah ada (eksisting) pada area/persil yang akan dibangun yang akan dibangun
8. Gambar ...
SK No 014428 C
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2143 -
8. I Gambar dan Informasi tentang hasil penyelidikan Tanah. I
Data Telmis Prasarana
91 Gambar dan perhitungan teknis untuk prasarana
I
* Untuk bangunan gedung untuk kepentingan berusaha, informasi terkait diperoleh secara otomatis dari integrasi sistem
pemerin tahan
5. Pernyataan memenuhi ketentuan pokok tahan gempa Bentuk Check List Pada Sistem
6. Pernyataan Kebenaran atas dokumen yang disampaikan Bentuk Check List Pada Sistem
14. Penyelenggaraan . . .
SK No 014429 C
PRESIDEN
REF'UBLIK INDONESIA
- 2144 -
14. Penyelenggaraan Bangunan Gedung Fungsi Campuran
,.__,,
1 A£.Bt.ajDrall'lngAnal
2. suat Pemyataa, Penyedla Ja6il
l;epada Pefr'IO: Ba/'ljt.iari
3. suat Penyatlan P\elrWR lepada Pemt!a
1 hari
Diperna ·+
Tdak Sesuai
Dengan PB
n~-• D·- ~· ·
......., lt"""........,J
r---D
•-=.
3 - 26 hari
('4 )
Keterangan . . .
SK No 014430 C
PRESICEN
REPUBLIK INOONESIA
- 2145 -
Keterangan:
Catatan:
(*): Seluruh waktu inspeksi yang dilakukan Dinas Teknis berdasarkan Notifikasi dari Pemohon.
(*1): Dokumen teknis dilengkapi oleh pemohon dengan mengikuti Ketentuan dokumen Bangunan Gedung Fungsi Campuran.
(*2): Pemeriksaan Kesesuaian dokumen rencana prasarana.
(*3): PBG dibekukan selama 5 tahun sampai dengan ada klarifikasi mulai konstruksi dari pemilik bangunan gedung. Dalam hal tidak ada
klarifikasi dalam 5 tahun, PBG dibatalkan.
(*4): Pemilik menyampaikan informasi melalui SIMBG apabila pelaksanaan pekerjaan sudah selesai. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian
antara gambar rencana teknis (DED) dengan gambar rencana kerja (shop drawing) akibat penyesuaian kondisi lapangan, pemilik harus
membuat catatan justifikasi teknis kepada Pemda.
Justifikasi teknis penyesuaian desain terhadap kondisi lapangan tidak boleh melanggar:
a. ketentuan tata bangunan khususnya fungsi bangunan, sempadan, KDB, KLB, KTB, KDH, dan ketinggian bangunan.
b. ketentuan keandalan bangunan gedung khususnya kemampuan struktur menahan beban muatan, proteksi kebakaran, dan akses
evakuasi.
Ketentuan ...
SK No 014431 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2146 -
Ketentuan Dokumen Penyelenggaraan Bangunan Gedung Dengan Fungsi
Campuran
SK No 076389 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2147-
yang akan dibangun akan dibangun
1 1. Gambar dan Informasi tentang hasil
penyelidikan Tanah.
Data Telmis: Arsitektur
12. Konsep Rancangan Arsitektur
13. Gambar Situasi, Rencana Tapak, Denah,
Potongan, Tampak dan detail Bangunan
Gedung
14. Gambar Rencana Tata Ruang Dalam dan
Tata Ruang Luar
15. Spesifikasi teknis, meliputi spesifikasi
umum dan spesifikasi khusus (Jenis, tipe,
dan karakteristik material/bahan yang
digunakan secara le bih detail dan
menyeluruh untuk komponen arsitektural)
Data Telmis: Struktur
16. Perhitungan Teknis dan Gambar Rencana 1. dalam hal
Fondasi, Basemen Kolom, Balok, pelat bangunan gedung
lantai dan Rangka Atap, Penutup dan le bih dari 1 Ian tai
komponen gedung lainnya maka dilengkapi
gambar rencana
tangga dan
gambar rencana
plat lantai.
2. Gambar dinding
geser (bila ada)
3. Gambar basemen
(bila ada)
17. Gambar Detail Struktur
18. Spesifikasi Teknis meliputi spesifikasi
umum dan spesifikasi khusus (Jenis, tipe,
dan karakteristik material/bahan yang
digunakan secara le bih detail dan
menyeluruh untuk komponen struktural)
Data Telmis: Mekanikal, Elektrikal, clan Plambing
19. Perhitungan teknis dan Gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem Transportasi (Vertikal
dan/ a tau Horizontal)
20. Perhitungan tingkat kebisingan dan bila disyaratkan
getaran yang berdampak pada lingkungan
sekitar termasuk gambar detail
21. Perhitungan ...
SK No 076390 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2148 -
21. Perhitungan teknis dan Gambar rencana Khusus untuk energi
detail jaringan listrik yang terdiri dari baru terbarukan, bila
gambar sumber, jaringan, dan disyaratkan
pencahavaan dan energi baru terbarukan
22. Perhitungan Teknis dan Gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem Penangkal/Proteksi Petir.
23. Perhitungan Teknis dan Gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem Komunikasi Internal &
External, sistem data (IT)
24. Perhitungan teknis dan gambar rencana bila disyaratkan
detail sis tern tata suara/ tata suara
evakuasi
25. Perhitungan teknis dan gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem kontrol otomatisasi (Building
automation system)
26. Perhitungan teknis dan gambar rencana bila disyaratkan
detail sis tern keamanan (security system)
dan kontrol akses (access controij
27. Perhitungan Teknis dan Gambar Rencana Khusus untuk sistem
detail Sistem Sanitasi Plambing Yang pengelolaan B3, bila
Terdiri Pengelolaan Air Bersih, Air Limbah, disyaratkan.
Air Hujan, Drainase, Persampahan, dan
sistem pengelolaan limbah B3
28. Perhitungan Teknis dan Gambar Rencana bila disyaratkan
detail Sistem Proteksi Kebakaran (hidran,
sprinkler, smoke extractor, dan presurrized
fan) yang disesuaikan dengan tingkat
risiko kebakaran.
29. Perhitungan Teknis dan Gambar Rencana Khusus untuk fire
detail Sis tern Proteksi Ke bakaran (fire alarm, bila
alarm, dan APAR) yang disesuaikan dengan disyaratkan
tingkat risiko kebakaran.
30. Perhitungan Teknis dan Gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem Penghawaan/Ventilasi alami
dan buatan. tata udara gedung.
31. Perhitungan teknis dan gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem gondola
32. Perhitungan teknis dan gambar rencana bila disyaratkan
detail gas medis dan gas bakar
33. Perhitungan teknis dan gambar rencana bila disyaratkan
detail sistem informasi manajemen antara
lain rumah sakit; dan lainnya
34. Perhitungan ...
SK No 076391 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2149 -
34. Perhitungan teknis dan gambar rencana bila disyaratkan
detail pneumatic tube
35. Spesifikasi Teknis (Jenis, tipe, dan
karakteristik material/bahan yang
digunakan secara le bih detail dan
menyeluruh untuk komponen mekanikal,
elektrikal, dan plambing)
36. Perhitungan dan rencana pengelolaan Bangunan Gedung
tapak; dengan kategori
sebagai berikut wajib
37. Perhitungan dan rencana teknis menyampaikan
pencapaian efisiensi energi; dokumen tambahan
38. Perhitungan dan rencana teknis BGH yang
pencapaian efisiensi air; melibatkan Tenaga
Ahli BGH
39. Perhitungan dan rencana teknis • Bangunan gedung
pengelolaan sampah; kelas 4 dan 5 di
40. Perhitungan dan rencana teknis atas empat lantai
pengelolaan air limbah; dengan luas min
41. Perhitungan dan rencana reduksi emisi 50.000 m2
karbon; dan • Bangunan gedung
kelas 6, 7 dan 8 di
42. Perhitungan teknis sumber daya lainnya
atas empat lantai
dan perkiraan siklus hidup BGH.
dengan luas lantai
43. Dokumen Evaluasi Kinerja BGH tahap min 5.000 m2
perencanaan • Bangunan gedung
kelas 9a dengan
44. Data tenaga ahli bangunan Gedung hijau
luas di atas 20.000
dan/atau data tenaga ahli yang memiliki
m2
sertifikat kerja konstruksi di bidang
• Bangunan gedung
bangunan Gedung yang memiliki sertifikat
dan BGN kelas 9b
pelatihan bangunan Gedung hijau
dengan luas di atas
10.000 m2
Yang dimaksud
dengan sertifikat
pelatihan bangunan
Gedung Hijau adalah
bukti telah mengikuti
dan lulus pelatihan
* Untuk bangunan gedung untuk kepentingan berusaha, informasi
terkait diperoleh secara otomatis dari integrasi sistem pemerintahan
**Minimal ...
SK No 076392 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2150 -
** Minimal Berisi:
- gambar yang menunjukkan bagian bersama
- gambar yang menunjukkan benda bersama
- gambar yang menunjukkan sarusun fungsi hunian dan/ atau sarusun
fungsi cam puran
- perhitungan NPP bagi Rumah Susun
SK No 076393 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2151 -
15. Penyelenggaraan Bangunan Gedung Eksisting (Teknis)
Perhitungan Teknis
Bila Bangunan Retribusi
Gedung Be lum
Memiliki PBG Kepala Dinas
Surat
Pemenuhan
Stan dar Teknis
Se uai
Kepala Dinas
Penyampaian
Bangunan
Pemeriksaan Hasil Berupa
Tidak ►
Ke sesuaian Laik Rekomendasi
Perbaikan
TPNTPT Sekretariat
Penyampaian
Hasil Berupa
Tidak Sesuai,- --
Rekomend asi
Perbaikan
Sekretariat
Kepada Dinas
Catatan:
(*1) Tahapan ini dilakukan apabila belum ada PBG sebelumnya
(*2) PBG diterbitkan apabila Bangunan Gedung belum memiliki PBG
sebelumnya
Gambar ...
SK No 076394 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2152 -
Surat
Pemenuhan
Standar Tekrns
Penyampa ian
Bangunan
Hasil Berupa
Tidak
Laik Rekomendasi
Perba ikan
TPAITPT Sekreta riat
Pemeriksaan
Ke lengkapan Tidak Sesuai
Kepada Dinas
SK No 076395 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2153 -
La1k Fungs1
5. Surat ...
SK No 076396 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2154 -
5. Surat Izin Peruntukan Penggunaan Tanah Bila disyaratkan
(SIPPT)
6. Dokumen lingkungan sesuai peraturan Bila dibutuhkan
perundangan (AMDAL, UKL/UPL)*
7. Data Penyedia Jasa Perencana Konstruksi Bila ada
diseFtai data arsitek berlisensi dan data
tenaga ahli bersertifikat
8. Surat kerukunan umat beragama (SKUB) Dalam hal
untuk fungsi keagamaan dan surat Bangunan Gedung
keterangan dari Kantor Wilayah adalah fungsi
Kernen terian Agama keagamaan
9. Sertifikat Laik Fungsi Dalam hal sudah
memiliki
10. PBG disertai dengan bukti bayar retribusi Apabila sudah
memiliki PBG
Sebelumnya
Data Telmis: Arsitektur
11. Gambar Situasi, Rencana Tapak, Denah,
Potongan, Tampak dan detail Bangunan
Gedung
SK No 076480 A
PRESIDEN
REPLJBLIK INDONESIA
- 2155 -
basemen (bila
ada)
14. Gambar Detail Struktur
SK No 076481 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2156 -
21. Data Tenaga Ahli Pengkaji Teknis
bersertifika t
* Untuk bangunan gedung untuk kepentingan berusaha, informasi
terkait diperoleh secara otomatis dari integrasi sistem pemerintahan
SK No 076482 A
PRESIDEN
REPLJBLIK INDONESIA
-2157-
16. Penyelenggaraan Bangunan Gedung Eksisting (Administratif)
Proses Penerbitan
PBG, SLF, SBKBG
Bangunan Gedung
Eksisting
.+
Belum memiliki
PBG dan SLF
Memiliki
PBG dan SLF
Kepada Dinas
Permohonan
Penerbitan
SBKBG
Bangunan Gedung
Eksistng ' · --~
Tidak sesua>--
Pennohonan
~ - -. _ Pencetakan
Dokumen
Hilang
Permohonan
Pencetakan
Peralihan ---~■
Hak
SBKBG
Ketentuan ...
SK No 076483 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2158 -
Ketentuan Dokumen Penyelenggaraan Bangunan Gedung Eksisting (administratif)
Data Umum
1. Informasi KTP / KITAS*
2. Data Bangunan
3. Data pemilik
Tabel VIIl.31. Ketentuan dalam bentuk Data/ Check List Pada Sistem
SK No 076484 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2159 -
2. Pernyataan bahwa tanah tidak dalam Bentuk Check List Pada
status sengketa Sistem
3. Penyataan Kebenaran atas dokumen Bentuk Check List Pada
yang disampaikan Sistem
17. Penyelenggaraan . . .
SK No 076485 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2160 -
17. Penyelenggaraan Bangunan Gedung Eksisting (Bangunan Gedung
Fungsi Khusus)
Pern,:ungan Pere:apar
le n,s untuk Aetrous,
•e:rbus
Se elana
BMlQunan
Tldak
Sekretanal La
TPA!TPT
V
l
Tl<lal Sesu P8G <II erb an apablL
sangu an Gedu119 ·u
mem PBG sebe umn
penyampa1an has1I
penyampruan has11
pemen saan
- - - - - - ~ - - - - tpemenksaan berup berupa
penyesua1an
rekomendas1
dokumen
rba1kan
('--_ _ _ _ _2_7_H_ar_1_
Ke_,l')'-
a _ _ _ ___, <~___3_ Ha_n_K_el')~a_ _~>
VEAIRKASl KESESUAIAN DAN KEBENARAN PENEIEITAN SlF, PBG & SBKBG
3. Surat . . .
SK No 076421 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2161-
3. Surat Izin Peruntukan Penggunaan Tanah Bila disyaratkan
(SIPPT)
4. Dokumen lingkungan sesuai peraturan Bila dibutuhkan
perundangan (AMDAL, UKL/UPL)*
5. Sertifikat Laik Fungsi Dalam hal
sudah memiliki
6. PBG disertai dengan bukti bayar retribusi Apabila sudah
memiliki PBG
Sebelumnya
Data Telmis: Arsitektur
7. Konsep Rancangan Arsitektur
8. Gambar Situasi, Rencana Tapak, Denah,
Potongan, Tampak dan detail Bangunan
Gedung
SK No 076422 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2162 -
12. Perhitungan Teknis dan Gambar Rencana 1. dalam hal
Fondasi, Basemen, Kolom, Balok, pelat bangunan
lantai dan Rangka Atap, Penutup, dan gedung lebih
komponen gedung lainnya dari 1 Ian tai
maka
dilengkapi
gambar
rencana
tangga dan
gambar
rencana plat
lantai.
2. Gambar
dinding geser
(bila ada)
3. Gambar
basemen (bila
ada)
13. Gambar Detail Struktur
14. Spesifikasi Teknis meliputi spesifikasi
umum dan spesifikasi khusus (Jenis, tipe,
dan karakteristik material/bahan yang
digunakan secara le bih detail dan
menveluruh untuk komponen struktural)
Data Telmis: Geclung Elraisting
15. Laporan Pemeriksaan Kelaikan Fungsi dilaksanakan
Bangunan Gedung secara visual
dan dengan
metode
pemeriksaan
non-destruktif
terhadap
seluruh
komponen
bangunan
gedung. Dalam
hal terdapat
indikasi penting,
pemeriksaan
dapat
dilanjutkan
dengan metode
destruktif
16. Laporan ...
SK No 076423 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2163 -
16. Laporan Pemeriksaan Berkala Bangunan Hanya untuk
Gedung bangunan
gedung
kepen tingan
umum
17. gambar bangunan gedung terbangun (as untuk
built drawing) komponen
bangunan yang
tampak. Un tuk
komponen
bangunan yang
tidak tampak
diwakili dengan
pemeriksaan
non destruktif.
18. Perhitungan Teknis dan Dokumen apabila masih
Rencana Teknis saat pembangunan tersedia
gedung
19. Gambar Detail Struktur terbangun apabila masih
tersedia
20. Data Tenaga Ahli Pengkaji Teknis
bersertifika t
Data Telmis: Fungsi Khusus
21. Dokumen terkait dengan standar
perencanaan dan perancangan fungsi
khusus
22. Dokumen terkait dengan standar
keamanan fungsi khusus
* Untuk bangunan gedung untuk kepentingan berusaha, informasi
terkait diperoleh secara otomatis dari integrasi sistem
pemerintahan
SK No 076397 A
PRESIOEN
REPUBLIK INOONESIA
- 2164 -
18. Penyelenggaraan Bangunan Gedung Eksisting (Bangunan Gedung Cagar Budaya)
rd
- -~•'f'....,R'"'"" --·:
..
• - • ·'
- : I
Oir,uagkinkaq.!dak Memenmi :
P~me-nksaa n
K ese-su a ia n
'2)
'
''
Pemyataan Konstruksl
Oapa,OdaoJU!kan
(' 4)
r - - -0 ,p«ba
lnspeks.1
♦
TldakSesuai
Dengan PBG
:
-
'
• •
('4)
~..,;
Tidal: .....,.......,.1:1
. _,
1 M Bta:IDr.a~Anal
2--su.il:Pemy.taa,Pl'flJl'dlilJa&a
l eparjaPe!T11 0i Ban:J1.11 a11
Pen1l1 k J. suat Penyataan Peml Oi kepalb Panda
1 hari
o;......,.-♦('4)
TdakSesuai •- '· ' . .
Sek.retariat Dengan PBG :·_ ! ~ Tda}; D1pe,ba:k1
l.engkap
~rraksimal 1 h.vi kerj nukYNI26 hari kerja ~maksim.Jil1hari k.erj ~ ~==================================~L!engikU".i PeJaksana.3fl K
onstruksi===================================:::::>r(;==rmk.Sfflal3 ketj.J ===> hari
F'ELENGKAPAN DA.TA
'
t<ONSIA.TASI
1FHfi:li M: PElAKSANAAN DAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PRA PEIIANFAATAN
Gambar VIII.21. Bagan Alir Penyelenggaraan Bangunan Gedung Eksisting (Bangunan Gedung Cagar Budaya)
Keterangan . . .
SK No 014432 C
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2165 -
Keterangan:
Catatan:
(*): Seluruh waktu inspeksi yang dilakukan Dinas Teknis berdasarkan Notifikasi dari Pemohon.
(* 1): Dokumen teknis dilengkapi oleh pemohon dengan mengikuti Ketentuan dokumen Bangunan gedung eksisting untuk BGCB
(*2): Pemeriksaan Kesesuaian dokumen rencana arsitektur, struktur, mekanikal elektrikal.
(*3): PBG dibekukan selama 5 tahun sampai dengan ada klarifikasi mulai konstruksi dari pemilik bangunan gedung. Dalam hal tidak ada
klarifikasi dalam 5 tahun, PBG dibatalkan.
(*4): Pemilik menyampaikan informasi melalui SIMBG apabila pelaksanaan pekerjaan sudah selesai. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian
antara gambar rencana teknis (OED) dengan gambar rencana kerja (shop drawing) akibat penyesuaian kondisi lapangan, pemilik harus
membuat catatan justifikasi teknis kepada Pemda.
Justifikasi teknis penyesuaian desain terhadap kondisi lapangan tidak boleh melanggar:
a. ketentuan tata bangunan khususnya fungsi bangunan, sempadan, KDB, KLB, KTB, KOH, dan ketinggian bangunan.
b. ketentuan keandalan bangunan gedung khususnya kemampuan struktur menahan beban muatan, proteksi kebakaran, dan akses
evakuasi.
Ketentuan ...
SK No 014433 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2166 -
Ketentuan Dokumen Penyelenggaraan Bangunan Gedung Eksisting (Bangunan
Gedung Cagar Budaya)
SK No 076398 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2167 -
Data Teknis: Struktur
11. Perhitungan Teknis dan Gambar Sesuai Ketentuan
Rencana Fondasi, Basemen, Kolom, pelestarian BGCB dan
Balok, pelat lantai dan Rangka Atap, keandalannya
Penutup dan komponen gedung
lainnya 1. dalam hal bangunan
gedung lebih dari 1
lantai maka
dilengkapi gambar
rencana tangga dan
gambar rencana plat
lantai.
2. Gambar dinding
geser (bila ada)
3. Gambar basemen
(bila ada)
12. Gambar Detail Struktur
13. Spesifikasi Teknis meliputi Sesuai Keten tuan
spesifikasi umum dan spesifikasi pelestarian BGCB dan
khusus (Jenis, tipe, dan keandalannya
karakteristik material/bahan yang
digunakan secara le bih detail dan
menyeluruh untuk komponen
struktural)
14. Laporan Pemeriksaan Kelaikan Dilaksanakan secara
Fungsi Bangunan Gedung visual dan dengan
metode pemeriksaan
non-destruktif terhadap
seluruh komponen
bangunan gedung.
Pemeriksaan dapat
dilanjutkan dengan
metode destruktif bila
disyaratkan oleh TPA
sesuai keten tuan
15. Laporan Pemeriksaan Berkala Hanya untuk bangunan
Bangunan Gedung gedung kepentingan
umum
16. Gambar bangunan gedung • untuk komponen
terbangun (as built drawing) bangunan yang
terlihat.
• Untuk komponen
bangunan yang
tidak terlihat
diwakili ...
SK No 076399 A
PRESIDEN
REPLJBLIK INDONESIA
- 2168 -
diwakili dengan
pemeriksaan non
destruktif.
17. Perhitungan Teknis dan Dokumen • Hanya untuk
Rencana Teknis saat pembangunan bangunan gedung
gedung kepentingan umum
• apabila tidak ada,
dapat difasilitasi
pemerintah sesuai
penetapannya
18. Gambar Detail Struktur terbangun • Hanya untuk
bangunan gedung
kepentingan umum
• apabila tidak ada,
dapat difasilitasi
pemerin tah sesuai
penetapannya
19. Data Tenaga Ahli Pengkaji Teknis
bersertifikat
* Untuk bangunan Gedung untuk kepentingan berusaha, informasi
terkait diperoleh secara otomatis dari integrasi sistem
pemerintahan
19. Penyelenggaraan . . .
SK No 076400 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESfA
- 2169 -
19. Penyelenggaraan Mengubah, Memperluas, Mengurangi, Dan/ Atau Merawat Bangunan Gedung
-♦
-· ~ ---
Tid.JtSMwi . ·
Y
Dengan P8G Tdak Oiperbaik:J
-
1
➔--
Dim.J~dat Memenuhi
Penetapan 1 1U.~dl:nlmgR\all
RembuSI dan Sura: Z.Sl&Pemy.t.anPen)'ell..laY
Pemenuhan
r-----•·
upadaPl!!ffllft~
Sund.lr T~rus l.51.D P ! l ' l ~ P e m l D ~ ~
Ke~ aOinu
1 h.:.ri Pemyauan Konstruksi
Oapat □a,nJ,tt,n
('4) ('4)
Tld.Jl SeSWI : - •
lnspeks.1 Den;ar,PBG - : • TKbkD~
Long 3 - 25ha n
□-oa-
PemyataanKcmtruksi
f f l 9l --.( 1nspeks1
r----Oiperbait.
Tld.u:Sesuai
O@ngan P8G
. _,
: :
1·•>
•
- Tldako.pe.b.JikJ
:< m
aksimal2eharikeja~maksim.1 1harikerjaX==============MengikutiPNksanaanKonstruksi==============X=-l3h~k~4 :,
/ L _maksimal 1 hari keja~
------ ,Nr·l=r:Hfi i
~ - . -v'
Gambar VIII.22. Bagan Alir Penyelenggaraan Mengubah, Memperluas, Mengurangi, Dan/ Atau Merawat Bangunan Gedung yang
memerlukan PBG
Keterangan . . .
SK No 014434 C
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
- 2170 -
Keterangan:
SK No 014435 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2171-
Ke·s.llmgan-
PemOOCll □
OlnilG Is
SK No 076401 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2172 -
Data Telmis: Arsitektur
9. Konsep perubahan bangun
gedung dari sisi Arsitektur
10. Gambar perubahan Situasi,
Rencana Tapak, Denah,
Potongan, Tampak dan detail
Bangunan Gedung
11. Gambar perubahan Rencana
Tata Ruang Dalam dan Tata
Ruang Luar
12. perubahan Spesifikasi teknis, kecuali untuk bangunan gedung
meliputi spesifikasi umum dan sederhana
spesifikasi khusus (Jenis, tipe,
dan karakteristik
material/bahan yang
digunakan secara le bih detail
dan menyeluruh untuk
komponen arsitektural)
13. Rekomendasi peil banjir Bila dibutuhkan
Untuk memastikan konektivitas
yang baik an tara drainase
Bangunan Gedung terhadap
drainase lingkungan/perkotaan.
14. Perubahan arsitektur kecuali untuk bangunan gedung
bangunan gedung eksisting sederhana
oleh perencana konstruksi
berdasarkan kajian struktur
'
Data Telmis: Struktur
15. Perhitungan Teknis dan 1. dalam hal bangunan gedung
Gambar perubahan Rencana le bih dari 1 lan tai maka
Fondasi, Basemen, Kolom, dilengkapi gambar rencana
Balok, pelat lantai dan Rangka tangga dan gambar rencana plat
Atap, Penutup dan komponen lantai.
gedung lainnya 2. Gambar dinding geser (bila
ada)
3. Gambar basemen (bila ada)
1 7. Peru bahan . . .
SK No 076402 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2173 -
17. Perubahan Spesifikasi Teknis meliputi Dimintakan apabila
spesifikasi umum dan spesifikasi khusus terdapat perubahan
(Jenis, tipe, dan karakteristik Struktur Bangunan
material/bahan yang digunakan secara
lebih detail dan menyeluruh untuk
komponen struktural)
18. perubahan struktur bangunan gedung Dimintakan apabila
eksisting oleh perencana konstruksi terdapat perubahan
berdasarkan kajian struktur Struktur Bangunan
SK No 076403 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2174-
25. Perubahan Perhitungan teknis dan gambar bila disyaratkan
rencana detail sistem kontrol otomatisasi
(Building automation system) Dimintakan apabila
terdapat perubahan
MEP Bangunan
26. Perubahan Perhitungan teknis dan gambar bila disyaratkan
rencana detail sistem keamanan (security
system) dan kontrol akses (access controij Dimintakan apabila
terdapat perubahan
MEP Bangunan
27. Perubahan Perhitungan Teknis dan Khusus untuk
Gambar Rencana detail Sistem Sanitasi sistem pengelolaan
Plam bing Yang Terdiri Pengelolaan Air B3, bila disyaratkan.
Bersih, Air Limbah, Air Hujan, Drainase,
Persampahan, dan sistem pengelolaan Dimintakan apabila
limbah B3 terdapat perubahan
MEP Bangunan
28. Perubahan Perhitungan Teknis dan bila disyaratkan
Gambar Rencana detail Sistem Proteksi
Kebakaran (hidran, sprinkler, smoke Dimintakan apabila
extractor, dan presurrized fan) yang terdapat perubahan
disesuaikan dengan tingkat resiko MEP Bangunan
kebakaran.
Dimintakan apabila
terdapat perubahan
MEP Bangunan
32. Perubahan ...
SK No 076404 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2175 -
32. Perubahan Perhitungan teknis dan gambar bila disyaratkan
rencana detail gas medis dan gas bakar
Dimintakan apabila
terdapat perubahan
MEP Bangunan
33. Perubahan Perhitungan teknis dan gambar bila disyaratkan
rencana detail sistem informasi
manajemen antara lain rumah sakit; dan Dimintakan apabila
lainnya terdapat perubahan
MEP Bangunan
34. Perubahan Perhitungan teknis dan gambar bila disyaratkan
rencana detail pneumatic tube
Dimintakan apabila
terdapat perubahan
MEP Bangunan
35. Spesifikasi Teknis (Jenis, tipe, dan
karakteristik material/bahan yang
digunakan secara le bih detail dan
menyeluruh untuk komponen mekanikal,
elektrikal, dan plambing)
3. Pernyataan ...
SK No 076405 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2176 -
3. Pernyataan menggunakan Pengawas/ Bentuk Check List
Manajemen Konstruksi bersertifikat Pada Sistem
4. Pernyataan bahwa tanah tidak dalam status Bentuk Check List
sengketa Pada Sistem
5. Pernyataan memenuhi ketentuan pokok tahan Bentuk Check List
gempa Pada Sistem
6. Pernyataan Kebenaran atas dokumen yang Bentuk Check List
disam paikan Pada Sistem
SK No 076406 A
PRESIDEN
REPLIBLIK INDONESIA
- 2177 -
20. Penyelenggaraan Pembongkaran Bangunan Gedung
lidakdiperbaiki
Pembatalan tidakada
Perse!Ujuan
Pembongkaran
Tldak
Memenuhi
Surat
Pembayaran
Persetu1uan
Relribusi
Pembong karan
<================;;2s~h~ao8;k~e~
·a================><:::=======l2:;';hacia};;ke"'rjaS::======::::::>
Keterangan-
■ □
PemOhon DinasTeknis ■
DPMPTSP
Calatatn-
c•): Seluruh waktuinspekSiyano
dilakukan DinasTeknis
berdasarkan Notifikasidari
Pemohon
SK No 076407 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2178 -
a. identifikasi struktur bangunan yang akan dibongkar
termasuk dampaknya terhadap lingkungan
b. penetapan metode pembongkaran
c. prosedur pelaksanaan pembongkaran yang
mempertimbangkan pemenuhan (SMKK)
d. ·adwal ker·a elaksanaan embon karan
2. Data Penyedia Jasa dan Tenaga Ahli Pembongkaran Bangunan
Gedun
7. Dokumen Pendanaan
2 1. Penyelenggaraan . . .
SK No 076408 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2179 -
21. Penyelenggaraan Pendataan Bangunan Gedung
~
Clokl.anenlBfllal
□ Is
wid <ll
SIMBG
a1of
B. SURAT ...
SK No 076409 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2180 -
B. SURAT PERNYATAAN PEMENUHAN STANDAR TEKNIS BANGUNAN
GEDUNG
Format Surat Pernyataan Pemenuhan Standar Teknis Bangunan Gedung
Kepada Yth.
Pemohon Persetujuan Bangunan Gedung (PBG)
di-
tempat
Dengan hormat,
Berdasarkan hasil pemeriksaan kesesuaian dokumen rencana teknis yang Saudara sampaikan dengan
nomor permohonan .............................. pada tanggal ................ , dan dengan memperhatikan berita acara
konsultansi oleh TPA/TPT, bersama ini kami nyatakan bahwa dokumen rencana teknis Saudara telah/tidak
memenuhi standar teknis dengan data sebagai berikut:
a. Nama Pemilik
b. Alamat
c. Fungsi Bangunan Gedung
d. Jenis Bangunan Gedung
e. Nama Bangunan Gedung
f. Luas Bangunan Gedung
g. Jumlah Lantai/tinggi
bangunan
h. Atas nama/pemilik tanah
Dengan demikian permohonan PBG Saudara dapat dilakukan dan dapat diterbitkan segera.
Demikian surat pemyataan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan
terima kasih.
DITETAPKAN DI
PADA TANGGAL
ATAS NAMA GUBERNUR/BUPATI/WALI
KOTA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...
KEPALA DINAS .............. .
(Instansi teknis pembina penyelenggaraan bangunan
gedung)
NIP ......................................................... .
C. RETRIBUSI ...
SK No 076025 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2181 -
C. RETRIBUSI PBG
a. Perhitungan Retribusi Bangunan Gedung
Retribusi dikenakan kepada pemohon PBG oleh Pemerintah Daerah
atas layanan pemeriksaan pemenuhan standar teknis, penerbitan
PBG, inspeksi bangunan gedung, penerbitan SLF dan SBKBG, serta
pencetakan plakat SLF.
Keterangan . . .
SK No 087257 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2182 -
Keterangan:
a. SHST yang dipakai dalam perhitungan retribusi merupakan
SHST untuk Bangunan Gedung negara sederhana. SHST ini
digunakan untuk perhitungan retribusi seluruh Bangunan
Gedung (milik pemerintah dan bukan milik pemerintah).
b. Bagi Pemerintah Daerah yang telah menetapkan HSBGN, dapat
langsung menggunakan nilai tersebut sebagai SHST.
c. SHST dihitung menggunakan aplikasi Perhitungan Standar
Barga Satuan Tertinggi yang disediakan oleh Kernen terian
PUPR dan dapat diunduh di SIMBG.pu.go.id.
Tabel ...
SK No 076027 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2183 -
Tabel VIII.33. Indeks Terintegrasi (It)
Indeks Bobot lndeks
Fungsi Fungsi Klasifikasi Parameter Parameter Parameter
(If} (bp) (Ip)
Usaha 0,7 Kompleksitas 0,3 a. Sederhana 1
b. Tidak 2
Sederhana
Usaha 0,5 Permanensi 0,2 a. Non Permanen 1
(UMKM- b. Permanen 2
Prototipe)
Tabel ...
SK No 076028 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2184 -
Tabel VIll.34. Indeks BG Terbangun (Ibg)
Tabel ...
SK No 076029 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2185 -
Tabel VIII.35. Koefisien Jumlah Lantai
SK No 076030 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2186 -
Keterangan:
• Untuk basemen disebut Koefisien jumlah lapis;
• Untuk lantai disebut Koefisien jumlah lantai;
• Koefisien jumlah lantai/ la pis digunakan sesuai dengan jumlah
lantai atau lapis basemen pada bangunan gedung.
• Diatas 3 lapis basemen, koefisien ditambahkan 0, 1 setiap
lapisnya.
• Diatas 60 lantai, koefisien ditambahkan 0,003 setiap lantainya.
Koefisien Ketinggian BG =
(L (LLi X KL))+ L (LBi X KB))
(L LLi + LLBI)
b. Contoh ...
SK No 076031 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2187 -
b. Contoh Penetapan Indeks Penghitungan Besarnya Retribusi
Bangunan Gedung
1. Fungsi Hunian
2. Fungsi Keagamaan
3. Fungsi U saha
c. Contoh ...
SK No 076032 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2188 -
c. Contoh Perhitungan Retribusi dengan Studi Kasus
1. Studi kasus rumah tinggal baru tipe 36 di Kota Denpasar
Data Bangunan
Fungsi : Hunian
Luas Bangunan (Llt) : 36 m 2
Ketinggian : 1 lantai
Lokasi : Kota Denpasar
Kepemilikan : pribadi
SHST BG Sederhana : Rp.5.170.000,-
Indeks Lokalitas : nilai paling tinggi 0,5%.
2. Studi ...
SK No 076033 A
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2189 -
2. Studi kasus gedung restoran baru di Kota Denpasar
Data Bangunan
Fungsi : Usaha
Luas Bangunan (Llt) : 738 m 2
Ketinggian : 3 lantai
Lokasi : Kota Denpasar
Kepemilikan : pribadi
SHST BG Sederhana : Rp.5.170.000,-
Indeks Lokalitas : nilai paling tinggi 0,5%.
d. Perhitungan ...
SK No 076034 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2190 -
d. Perhitungan Retribusi Prasarana BG
Tabel ...
SK No 076035 A
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
-2191-
Tabel VIII.36. Indeks prasarana Bangunan Gedung
RUSAK BERAT /PEKERJAAN RUSAK SEDANG/PEKERJAAN
PEMBANGUNAN
KONSTRUKSI SEBESAR 65% KONSTRUKSI SEBESAR 45%
NO JENIS PRASARANA BANGUNAN SATUAN BARU
DARI BANGUNAN GEDUNG DARI BANGUNAN GEDUNG
lndeks lndeks lndeks
1 2 3 4 5 6 7
1. Konstruksi Pagar ml 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
pembatas/penahan/ Tanggul/ retaining wall ml 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
pengaman Turap batas ml 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
kaveling/ persil
2. Konstruksi penanda masuk Gapura m2 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
lokasi Gerbang m2 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
3. Konstruksi perkerasan Jalan m2 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
Lapangan upacara m2 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
Lapangan olahraga m2 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
terbuka
4. Konstruksi perkerasan aspal, m2 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
beton
5. Konstruksi ...
SK No 014386 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2192 -
5. Konstruksi perkerasan m2 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
grassblock
10. Konstruksi kolam/ Kolam renang m2 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
reservoir bawah tanah Kolam pengolahan air m2 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
reservoir di bawah
tanah
11. Konstruksi septic tank, sumur m2 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
resapan ...
SK No 014387 C
PRESIDEN
REF'UBLIK INOONESIA
- 2193 -
resapan
12. Konstruksi menara Menara reservoir Per 5 m 2 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
Cerobong Per 5 m 2 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
13. Konstruksi menara air Per 5 m 2 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
14. Konstruksi monumen Tugu Unit 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
Patung Unit 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
Di dalam persil Unit 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
Di luar persil Unit 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
15. Konstruksi instalasi/ gardu lnstalasi listrik Unit (luas 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
listrik maksimum 10 m 2 ),
'
apabila unit lebih
dari 10 m 2
dikenakan biaya
tambahan per m 2
lnstalasi Unit (luas 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
telepon / komunikasi maksimum 10 m 2 ),
apabila unit lebih
dari ...
SK No 014388 C
PRESIOEN
REF'UBLIK INOONESIA
- 2194 -
dari 10m2
dikenakan biaya
tambahan per m 2
Instalasi pengolahan Unit (luas 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
maksimum 10 m 2 ),
apabila unit lebih
dari 10 m 2
dikenakan biaya
tambahan per m 2
Konstruksi reklame / pa pan Billboard papan iklan Unit dan 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
nama penambahannya
16. Papan nama (berdiri Unit dan 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
sendiri atau berupa penambahannya
tembok pagar)
17. Fondasi mesin (diluar Unit mesin 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
bangunan)
18. Konstruksi menara televisi Unit (tinggi 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
maksimal ...
SK No 014389 C
F'RESIOEN
~EF'UBLIK !NOONESIA
- 2195 -
maksimal 100 m,
selebihnya dihitung
kelipatannya)
19. Konstruksi antena radio 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
1) Standing tower dengan
konstruksi 3-4 kaki:
Ketinggian 25-50 m 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
Ketinggian 51-7 5 m 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
Ketinggian 76-100 m 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
Ketinggian 101-125 m 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
Ketinggian 126-150 m 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
Ketinggian diatas 150 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
m
Ketinggian . . .
SK No 014390 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2196 -
Ketinggian 76-100 m 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
Ketinggian diatas 100 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
m
20. Konstruksi antena (tower
telekomunikasi) Menara bersama
a) Ketinggian kurang unit 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
dari 25 m
b) Ketinggian 25-50 m unit 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
c) Ketinggian diatas unit 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
50m
Menara mandiri
a) Ketinggian kurang unit 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
dari 25 m
b) Ketinggian 25-50 m unit 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
c) Ketinggian diatas unit 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
50 m
21. Tangki tanam bahan bakar unit 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
22. Pekerjaan drainase (dalam
persil) 1) Saluran ml 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
2). Kolam.
SK No 014391 C
PRESIOEN
REF'UBLIK INOONESIA
- 2197 -
2) Kolam tampung m2 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
23. Konstruksi penyimpanan/ m3 1,00 0,65 x50% 0,45 x50%
silo
Keterangan:
1. RB = Rusak Berat
2. RS = Rusak Sedang
3. Jenis konstruksi bangunan lainnya yang termasuk prasarana bangunan gedung ditetapkan oleh pemerintah daerah.
e. Retribusi ...
SK No 014392 C
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2198 -
e. Retribusi layanan lainnya
Tabel VIIl.37. Retribusi Layanan Lainnya
Jenis Layanan Satuan Barga per satuan
Pencetakan PBG ulang Unit
(karena hilang)
Pencetakan SLF ulang Unit
(karena hilang)
Pemeriksaan RTB Unit
f. contoh ...
SK No 076128 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2199 -
f. Contoh Surat Rincian Retribusi
No Registrasi :
Indeks
Parameter
Total
Indeks Terintegrasi
Perhitungan
Retribusi
Nilai Retribusi : Rp . XXX Terbilang (.... ... . Rupiah)
Bangunan
B. RINCIAN PRASARANA BANGUNAN GEDUNG
J enis Prasarana Keterbangunan Satuan Harga satuan Harga
1. Prasarana 1
2 . Prasarana 2
3. Prasarana 3
Nilai Total Retribusi : Rp. XXX Terbilang (... ..... Rupiah)
Prasarana
C. RETRIBUSI ...
SK No 076129 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2200 -
C. RETRIBUSI LAINNYA
Pelayanan Retribusi Unit Harga
1. Pencetakan SLF
2. Balik nama SBKBG
3. Pemeriksaan RTB
Nilai Total : Rp. xxx Terbilang (........ Rupiah)
pelayanan retribusi
D,RETRIBUSITOTAL
RetribusiBangunan Rpxxx
Nama
g. Contoh ...
SK No 076130 A
PRESIDEN
REP.UBLIK INDONESIA
- 2201 -
g. Contoh Surat Bukti Penerimaan Pembayaran
Nomor Tagihan
Diterima di Nomor:
pada Tanggal
D. DOKUMEN ...
SK No 076131 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2202 -
D. DOKUMEN PBG
MEMUTUSKAN ...
SK No 087258 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2203 -
MEMUTUSKAN
Menetapkan 1. Persetujuan Bangunan Gedung kepada:
Nama Pemohon
Atas nama pemilik
Bangunan gedung
Alamat
Untuk : Mendirikan bangunan gedung baru
/Rehabilitasi/ renovasi/ pelestarian (pemugaran) bangunan
gedung, sebagaimana dijelaskan dalam gambar situasi
Lampiran b dan rencana teknis, meliputi gambar
arsitektur, gambar konstruksi bangunan gedung, dan
gambar utilitas (mekanikal dan elektrikal), pembekuan
dan pencabutan PBG Lampiran c, dan penghitungan
besamya retribusi PBG dalam Lampiran d Keputusan ini:
2. Besamya retribusi yang harus dibayar oleh pemohon sebagaimana
Dimaksud dalam Lampiran d Keputusan ini sebesar:
a. Retribusi pembinaan penyelenggaraan Rp .......... .
Bangunan gedung
b. Retribusi administrasi PBG. *) Rp .......... .
c. Retribusi penyediaan formular Rp ........... +
Jumlah .......................................... . Rp.
(Terbilang ..................................................................................... )
*) untuk perubahan PBG atas permintaan pemilik.
3. Lampiran Keputusan ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
Keputusan ini;
4. Hal-ha! yang belum diatur dalam Keputusan ini akan ditetapkan kemudian;
5. Salinan Keputusan ini diberikan kepada yang berkepentingan; dan
6. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal diterbitkan.
DITETAPKAN DI
PADA TANGGAL
ATAS NAMA GUBERNUR/BUPATI/WALI
KOTA PROVINSI/KABUPATEN /KOTA ...
KE PALA DIN AS .............. .
NIP ......................................................... .
2. Format ...
SK No 087259 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2204 -
2. Format Lampiran Dokumen PBG
GAMBAR SITUASI
Catatan Lampiran ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
Gubernur/Bupati/Walikota Nomor ......... Tanggal .................... tentang Persetujuan
Bangunan Gedung
3. Format ...
SK No 087260 A
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
- 2205 -
3. Format Plang PBG
JUMLAH ...
SK No 014393 C
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
- 2206 -
0
JUMLAH LANTAI
SEPADAN
BANGUNAN
ARSITEK
PENYEDIA JASA
KONSTRUKSI NO. LISENSI/SBU
KONTRAKTOR
SIUJK/SBU
PENGAWAS/MK
SIUJK/SBU
E. Dokumen ...
SK No 014394 C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2207 -
E. DOKUMEN SLF
1. Format Dokumen SLF
Nomor PBG
Sebagai
LAIK FUNGSI
Dalam Batas Okupansi
..... Orang
sesuai dengan lampiran sertifikat ini
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan.
Sertifikat Laik Fungsi ini berlaku selama .... tahun sejak diterbitkan.
DITETAPKAN DI ...................... ..
PADA TANGGAL ...................... ..
ATAS NAMA BUPATI/WALIKOTA
KABUPATEN/KOTA .................... .
KE PALA DIN AS ............................ .
(ttd/cap)
(nama jelasl
NIP ........... .
2. Lampiran ...
SK No 076223 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2208 -
2. Lampiran Dokumen SLF
CATATAN : Lam piran 1 ini meru pakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung Nomor: ......... tanggal ........ .
Lampiran ...
SK No 076224 A
PRESIDEN
REPLIBLIK INDONESIA
- 2209 -
3. Contoh ...
SK No 076225 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2210 -
3. Con toh Plakat SLF
7.5cm
7.5cm
KIE'TeRANGI\N:
Baftan dapat ll!imlpa plasUIIC , s.tiur, plH Ulic, :ii"be1111as,~ lkayu, at.au, IOgam 1a1uminlur.n, 1ecng , d11III
• ~ o Pemda diQ:Jat d lcalB lant;JB!UDII atau dl:tempal den1111111 &llc:ker ool~r.am.
SK No 076226 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2211 -
F. FORMAT AKTA PEMISAHAN BANGUNAN GEDUNG
AKTA PEMISAHAN
SATUAN UNIT BANGUNAN GEDUNG
(Nama Perusahaan)
(Tahun)
AKTA ...
SK No 076227 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2212 -
AKTA PEMISAHAN
SATUAN UNIT BANGUNAN GEDUNG
(NAMA BANGUNAN GEDUNG)
Berdasarkan ...
SK No 076228 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2213 -
Berdasarkan Pasal .... Peraturan Pemerintah No. .... Tahun ... Tentang .... ,
dengan Akta ini berkehendak untuk:
MEMISAHKAN BANGUNAN GEDUNG
(NAMA BANGUNAN GEDUNG)
ATAS
SATUAN UNIT BANGUNAN GEDUNG
1 (satu) buah bangunan gedung bertingkat terdiri dari __ (jumlah lantai) lantai
degan keterangan sebagai berikut:
PERTELAAN
1. HAK BERSAMA
a. Bagian Bersama yang antara lain berupa:
1. Selasar/koridor dan lobby;
2. Ruang diantara plafon dan plat lantai di atasnya;
3. Ruang Tunggu;
4. Shaft;
5. Gudang/ Storage;
6. Tempat Parkir;
7. Pembuangan Sampah;
8. Lift Penumpang;
9. Lift ...
SK No 076229 A
PRESIDEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 2214 -
9. Lift Barang;
10. Lobby Lift;
11. Ruang Mesin Lift;
12. Ruang Tangga Darurat;
13. Tangga darurat diluar area satuan unit BG;
14. Ruang Panel;
15. Ruang Pompa;
16. Tangki Air Dasar;
17. Tangki Air Atas;
18. Generator Set/ Genset;
19. Gardu PLN;
20. Fondasi;
21. Balok dan Plat Lantai dari beton bertulang;
22. Plafon diluar area satuan unit BG:
23. Kolom dari beton bertulang;
24. Din ding struktur dari beton bertulang;
25. Dinding-dinding yang menjadi batas satuan unit bangunan gedung
dengan bagian bersama;
26. Dinding/ tembok luar bangunan;
27. Atap;
28. Kolam renang;
29. Lounge;
30. Gym;
31. Mail Box;
32. Toilet Pria;
33. Toilet Wanita;
34. Lantai Atap;
35. Penangkal Petir;
36. Lampu Penerangan
- Lampu-Lampu DL;
- Holder Lamp;
- Crown Lamp.
37. Instalasi Pemadam Kebakaran
- Pipa dan peralatan (pompa dll) sistem pemadam kebakaran;
- Hydrant Box;
- Fire Extinguisher,
- Sprinkler Head;
SK No 076230 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2215 -
39. Ruang control;
40. Ruang Telkom;
41. Intalasi elektrikal, komunikasi dan keamanan;
- Saklar dan stop kontak;
- Panel listrik;
- Trafo;
- Access card;
- CCTV;
- Metera listrik;
- Terminal box;
Hydrant ...
SK No 076231 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2216 -
- Hydrant;
- Unit pengolahan limbah;
- Ruang panel;
- Ground water tank;
- Ruang pompa;
- Greas Trap;
2. NILAI ...
SK No 076207 A
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
- 2217 -
2. NILAI PERBANDINGAN PROPORSIONAL (NPP)
CATATAN ...
SK No 076208 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2218 -
CATATAN LAIN-LAIN
Batas-batas Satuan Unit Bangunan Gedung serta letak Bagian Bersama, Benda
Bersama dan Tanah Bersama dari Bangunan Gedung (Nama Bangu.nan Gedung)
yang ditetapkan melalui Uraian Pertelaan dan Gambar Pertelaan yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dengan Akta Pemisahan ini.
Nama
Jabatan
DISAHKAN
Nomor
Tanggal
(NAMA PEJABAT)
G. FORMAT ...
SK No 076209 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2219 -
G. FORMAT DOKUMEN SBKBG
Gambar ...
SK No 076210 A
PRESIDEN
REPLJBLIK INDONESIA
- 2220 -
Gambar ...
SK No 076211 A
PRESIDEN
REPLIBUK INDONESIA
- 2221 -
PENDAFTARAN-PERTAMA
Halaman:
a) KEPEI\IILIKAN AT AS BANGUNAN g) PERSETIJJUA.i-., BAN GUN AN GEDUNG
GEDUNG
Kodt Nomor/Blok/Nama Dtsa/Ktlurahan Tanggal: ... ... . .................
Nomor .............................
Jakarta ..................................
Kepala Dinas Bangunan
Provinsi /Kabupaten/Kota
................................... J)CATATAN
ttd
NIP
····································
f) PE!\IBUKUAN k) Untuk ktiw1·luan ptutrbltan su1-at saltnan
srsual drugan asltnya
Jakarta ..................................
Kepala Dinas Bangunan Jakarta ..................................
Provinsi /Kabupaten/Kota Kepala Dinas Bangunan
Provinsi /Kabupaten/Kota
...................................
ttd
.................................... ····································
NIP NIP
Gambar ...
SK No 076212 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2222 -
PENDAFTARAN PERALIHAN HAK, PEMBEBANAN DAN PENCATATAN LAINNYA
Halaman:
Nama yang bemak Tanda tangan
Sebab pembahan Tanggal pendaftfiuan dan Kepala Dinas
Pemegang bilk lam-lainnya dan Cap Kantor
£":,>,1, \/'1 I
{f!c '.
v~
~fo j, /
..c:,:--r_,...,-:?✓,, -=::---<---.:~~;-- ~:,
--'i>-:':~i{~
c,it~,._r_;',=-11•
''
; '
Gambar ...
SK No 076213 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2223 -
DAITAR ISIAN
GAMBAR DENAH
Nomor:
Dan Satuan Bangunan Gedung yang mernpakan bagian dari Bangunan Gedung yang
d1bangw1 drnta b1da.11g tanah sewa:
Hak
.£'1M
Saluan B , '. _~.!'!aj 11g pada
Bm1g1111a11 ·,g):_ • ---~~-'!If! man
Gedimg). ~lt~-;,
,·~-- -:--- (...,__
e~f,'
-✓~ _---,i--__ ,_
1nm
pe1telaan ~~~ _, -1-'-·3'3-'--'-:::-...::
:~: :tangg
berpedoman p
'~~Jf+: --~~ ■l'fl!ioif~
~ii1--
__. 0
--:-- mor .... Tahun ......
tentang Ban
Luas/T1pe 1
Hal-hallam -~-----------·
.................. / ............ .
••••••••.••....•.••• ~-c..L.L--'---C •••••.•••••••••••
Jakarta ...................................... .
Kepala Dlnas .................. ..
NIP
Gambar ...
SK No 076214 A
PRESIDEN
REPUBLlK INDONESIA
- 2224 -
Penjelasan:
_ _ _ _ _ _ Batas luar/keliling
Gambar ...
SK No 076215 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2225 -
DENAHSATUANBANGUNANLANTAI
SKALA 1: ...................................... .
Penjelasan :
Gambar ...
SK No 076216 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2226 -
Gambar ...
SK No 076217 A
PRESIDEN
REPUBLIK lNDONESIA
- 2227 -
SALINAN PERJANJIAN
-PENYEWA
HAK : ................................................. (Pas ...................)
Jakarta .....................•.................
Kepala Dlnas ....................
NIP
Gambar ...
SK No 076218 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2228 -
PERTELAAN
No.
Berclasarkan Keputusan Gubernur / Wahkota / Bupah Nomor .................................... .
Tahun . . . . . .. . .. . . . . ... Tentang Pengesahan Pertelaan Pembangunan Bangunan Gedung
....................................... yang terletak di ....................................................... .
Hastl Pe1h1tungan NPP
Gambar ...
SK No076219A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2229 -
Baglan Bersama
Gambar ...
SK No 076220 A
PRESIDEN
REPLJBLIK INDONESIA
- 2230 -
Raglan Bersama
Gambar ...
SK No 076221 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2231 -