PEKERJAAN:
Perencanaan Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri
TAHUN ANGGARAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 28 Bagian H, ayat
(1) telah menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan asrama, kemudian
dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan asrama dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Asrama merupakan tempat tinggal sementara yang memberikan pelayanan umum dan spesialis
kepada masyarakat. Dalam upaya peningkatan sarana dan prasarana sekolah, maka tahapan
pembangunan harus selalu dilaksanakan. Pada pengembangan sarana dan prasaran tetap
mengacu kepada Master Plan yang telah ada, supaya pengembangan pembangunan sekolah
lebih terarah, sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sesuai dengan kemampuan keuangan
dan terutama sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Pembangunan Fasilitas Sarana
Prasarana akan direncanakan secara terpadu dan menyeluruh dalam jangka waktu untuk
sekurang-kurangnya 10 tahun ke depan.
BAB II
2.1. UMUM
Kami Konsultan Perencana, CV. LINE ARCHTECTURE CONSULTAN berkeinginan untuk berperan
serta dalam proses persiapan Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Pekerjaan
Konsultansi Perencanaan Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri . Maka kami akan ikut serta
dalam proses pelelangan pekerjaan Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Perencanaan
Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri . Dan salah satu persyaratan ikut pelelangan tersebut
adalah membuat Usulan Teknis.
Usulan Teknis ini kami susun sesuai dengan apa yang telah ditentukan dalam Kerangka Acuan
Kerja (Term of Refference) tetapi terbatas pada hal tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja
tersebut. Usulan Teknis ini dibuat atas Undangan Pengadaan Jasa Konsultan.
Untuk memberikan suatu gambaran yang lebih jelas terhadap pandangan proyek tersebut maka
Usulan Teknis ini juga merinci pelayanan jasa konsultan yang dibutuhkan berupa penanganan
perusahaan dalam menangani suatu pekerjaan, metodologi, rencana kerja, organisasi dan
personil yang dibutuhkan.
Sejak berdiri CV. LINE ARCHTECTURE CONSULTAN telah banyak memiliki pengalaman
baik dalam bidang perencanaan, pengawasan serta studi kelayakan yang berhubungan
dengan konstruksi dan perencanaan.
Kami, CV. LINE ARCHTECTURE CONSULTAN sebagai Jasa Pelayanan Konsultan yang
ikut serta dalam “Konsultansi Perencanaan Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri ”
merasa perlu untuk menyampaikan Usulan Teknis yang dibuat berdasarkan Kerangka
Acuan Kerja (term of Refference)
Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 4
Usulan ini dibuat untuk memberikan gambaran terhadap kegiatan tersebut sehingga
Pengguna Jasa dapat memberikan penilaian sesuai dengan standarisasi yang diharapkan
untuk kegiatan selanjutnya.
Akte Perubahan
Nama Notaris : SUHAIMAH SIMANJUNTAK, SH
: Februari 2019
NPWP : 03.047.959.6-211.000
DEWAN PENGURUS/DIREKSI PERUSAHAAN
Komanditer : ARDILES, ST,IAI
Direktur : RIZKI KURNIAWAN, ST
B. PERENCANAAN REKAYASA
1. Jasa Desain Rekayasa untuk Konstruksi Pondasi serta Struktur Bangunan (RE 102)
2. Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik Sipil Air (RE 103)
3. Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik Sipil Transportasi (RE 104)
4. Jasa Desain Rekayasa Lainnya (RE 108)
C. PENGAWASAN REKAYASA
1. Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung (RE 201)
2. Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Transportasi (RE 202)
3. Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Air (RE 203)
E. KONSULTANSI LAINNYA
1. Jasa Konsultansi Lingkungan (KL 401)
2. Jasa Manajemen Proyek Terkait Konstruksi Bangunan (KL 403)
3.1. UMUM
Secara garis besar, Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang diberikan sudah cukup memberikan
informasi dan data-data mengenai pekerjaan pada proyek ini sehingga Konsultan dapat
menyusun proposal/usulan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja, maka secara umum kami dapat
memahami dengan lengkap maksud dan tujuan serta ruang lingkup pekerjaan yang merupakan
tanggung jawab konsultan dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan maupun dalam
menyiapkan usulan sebagaimana dimaksud dalam KAK.
Mengingat pentingnya peran dari konsultan, maka sudah sepatutnya pihak konsultan siap
dengan pandangan dan pemahaman lingkungan tugas, tanggung jawab perangkat dan mampu
menginterprestasikan pekerjaan yang akan ditangani sehingga mengahasilkan produksi yang
optimal.
Setelah membaca dan memahami seluruh isi dokumen Pengadaan Jasa Konsultan, Pekerjaan
Konsultansi Perencanaan Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri Tahun Anggaran 2019, yang
telah diberikan berikut Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, maka dapat disimpulkan bahwa isi
dari penjelasan yang diberikan, merupakan gambaran apa yang harus dilaksanakan baik dalam
persiapan, mobilisasi, pelaksanaan pekerjaan maupun akhir pekerjaan baik itu menangani
lingkup tugas, tanggung jawab maupun perangkat konsultan, yang harus disediakan guna
melaksanakan pekerjaan perencanaan.
Dokumen berikut addendum tersebut di atas cukup jelas dan lengkap untuk dipakai sebagai
pegangan/acuan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Meskipun demikian kemungkinan dalam pelaksanaan fisik pekerjaan nanti perlu penyesuaian
dengan permasalahan / kondisi yang ada dilapangan, misalnya adalah pekerjaan tambah dan
kurang karena dalam Dokumen dan Addendum belum termasuk hal tersebut diatas.
a. Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi atau studi maket
yang mudah dimengerti oleh pemberi tugas.
b. Perhitungan struktur harus ditandatangani oleh Tenaga Ahli yang mempunyai
Ijin Sertifikat.
e. Perkiraan biaya.
5). Penyusunan Rencana Detail antara lain membuat:
a. Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai
dengan gambar rencana yang telah disetujui.
Semua gambar arsitektur, struktur, dan utilitas harus ditanda tangani oleh
Penanggung Jawab Perusahaan dan Tenaga Ahli yang mempunyai Ijin
Sertifikat.
Berdasarkan pertimbangan dari jenis pekerjaan ini nantinya akan mengeluarkan Pembuatan Desain
Rancangan Teknik Terinci Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri MAN 2, maka konsultan mengusulkan
beberapa hal, yaitu:
1. Menerapkan penggunaan Software Berbasis BIM yang saat ini sudah marak dikembangkan
dilingkungan perencanaan di Indonesia. Hal ini diterapkan sebagai respons terhadap perkembangan
teknologi. Inovasi untuk mengembangkan terus dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi
kesalahan dalam perencanaan hingga pelaksanaan.
2. Kebijakan penyusunan tata ruang dan sirkulasi dari perencanaan pembangunan agar tetap mengacu
pada kepentingan masyarakat dan tetap memasyarakat. Sehingga dihasilkan sebuah tatanan ruang
yang memudahkan pengguna maupun tamu dan tidak menyesatkan.
3. Dalam penyusunannya agar memperhatikan pelayanan umum yang telah disusun yang orientasinya
adalah untuk kebutuhan pelayanan parsial dengan pertimbangan perencanaan yang komprehensive,
meskipun pelayanan tersebut harus tetap dikaji untuk dilakukan penyesuaian-penyesuaian sesuai
dengan scenario pengembangan yang direncanakan serta tetap memperhatikan asas legalitas
terhadap perijinan yang telah dikeluarkan.
4. Memperhatikan kebijaksanaan dan perencanaan sektoral yang terdapat atau yang direncanakan di
wilayah perencanaan.
5. Melengkapi dengan tampilan-tampilan perspektive atau bentuk tiga dimensi lainnya untuk
memperjelas kondisi lapangan dan rencana pengembangan yang dilakukan
Untuk mencapai tujuan sesuai sasaran yang ditentukan di dalam kerangka Acuan Kerja maka sebelum
dibuat metode terperinci perlu ditentukan lebih dahulu prinsip-prinsip dasar dan penyederhanaan
pelaksanaan. Harus lebih dahulu dipastikan tujuan dan prinsip yang benar sehingga keputusan yang akan
diambil dapat mencapai sasaran. Tanpa hal ini maka program yang dilaksanakan kemungkinan akan
gagal dan tidak efisien selama pelaksanaannya sehingga tujuan akhir tidak tercapai.
Sangat diperlukan membuat identifikasi dan mengerti ruang lingkup, pekerjaan yang akan dilaksanakan
nantinya sebelum memutuskan metode pelaksanaan yang diperlukan.
Untuk mencapai tujuan sesuai sasaran yang ditentukan di dalam Kerangka Acuan Kerja maka sebelum
dibuat metode terperinci perlu ditentukan lebih dahulu prinsip-prinsip dasar dan penyederhanaan
pelaksanaan. Harus lebih dahulu dipastikan tujuan dan prinsip yang benar sehingga keputusan yang akan
diambil dapat mencapai sasaran. Tanpa hal ini maka program yang dilaksanakan kemungkinan akan
gagal dan tidak efisien selama pelaksanaannya sehingga tujuan akhir tidak tercapai.
Sangat diperlukan membuat identifikasi dan mengerti ruang lingkup, pekerjaan yang akan dilaksanakan
nantinya sebelum memutuskan metode pelaksanaan yang diperlukan.
Keluaran pada tahap ini adalah konsep perancangan Site Plan, Denah, Tampak,
Potongan dan Perspektif. Dalam tahap ini dapat diperoleh penjelasan yang lebih rinci
mengenai disainnya.Konsep dasar rancang bangun adalah suatu hasil kolaborasi dari
berbagai disiplin ilmu yang dirangkum dalam bentuk rancangan. Gagasan dasar muncul
kreatifitas arsitek, baik dalam bentuk institusi maupun dalam bentuk pemograman.
Selain pertimbangan yang sudah disebutkan diatas batasan biaya juga perlu
diperhatikan dan didiskusikan dengan penguna jasa, sehingga produk desain yang dihasilkan
benar-benar dapat terbangun sesuai dengan keinginan penguna anggaran, memenuhi kriteria
perencanaan , fleksibel secara ekonomi dan mudah dalam pelaksanaanya.
Dalam perancangan Arsitektur bangunan yang melibatkan aplikasi teknologi
tinggi dan sistem bangunan secara terpadu, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan
untuk menghasilkan bangunan yang sesuai dengan fungsinya namun tetap ramah dan peduli
akan lingkungan.
CIW
V=
R
Dimana :
C = Koefisien gempa dasar
I = Faktor Keutamaan
R = Faktor reduksi gempa
Wt = Kombinasi beban mati dan
beban hidup
Disain interior merupakan proses kerja kreatif yang memberikan analisa kebutuhan
ruang, merumuskan konsep perancangan, proses perancangan, menyajikannya dalam
bentuk gambar yang komunikatif dan membuat dokumen kerja/konstruksi . Sehingga
desain tersebut dapat terwujud sesuai dengan keinginan Anda.
Konsep dasar rancang bangun adalah suatu hasil kolaborasi dari berbagai
disiplin ilmu yang dirangkum dalam bentuk rancangan. Gagasan dasar muncul dari
kreatifitas arsitek, baik dalam bentuk intuisi maupun dalam bentuk pemograman. Rancangan
yang dihasilkan selanjutnya diekspresikan dalam satu atau beberapa alternatif lay out
bangunan, dimana bentuknya dihasilkan dari pertimbangan rumusan konsep-konsep
sistem bangunan (arsitektural, struktural, mekanikal dan elektrikal) dan lingkungan sekitar yang
tentunya disesuaikan dengan peruntukan bangunan.
1. Memenuhi kebutuhan layanan asrama yang layak dalam lingkungan yang sehat.
2. Mengkaitkan usaha pembangunan yang fungsional bagi kepentingan publik.
3. Mewujudkan pemikiran yang serasi dan seimbang sesuai dengan pola tata ruang kota dan
tata daerah.
4. Mengoptimalkan sumber daya tanah dan lahan.
5. Kapadatan bangunan harus memperhitungkan agar supaya dapat
mencapai optimasi daya guna dan hasil guna tanah sesuai dengan fungsinya dengan
memperhatikan keserasian, keselamatan dan asrama lingkungan, serta pencahayaan,
aliran dan pertukaran udara serta pencegahan terhadap bahaya kebakaran. Ditentukan
bahwa:
a) Luas lahan yang tertutup bangunan maksimum sama dengan 40%
sedangkan 60% dari luas lahan digunakan untuk halaman atau ruang
terbuka.
Perencanaandengan kegiatan-kegiatan
Pembangunan Asrama Putraperencanaan
dan Putri dan perancangan. 52
b) Standar ruang untiuk kegiatan tersebut, adalah standar ruang yang
menjadi acuan konsultan pada standar data arsitek, palnning office space and time server
standarts, disimpulkan bahwa ruang perASRAMA an terbagi atas kelompok ruang ditambah
service. Ruang-ruang tersebut adalah ruang kerja sebagai ruang setiap personil Pemerintah
Sumatera Barat untuk melakukan tugasnya. Ruang kerja dapat bermacam-macam ukurannya sesuai
dengan jabatan personil dan kebutuhannya. Dalam menentukan ukurannya, Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintah,
berikut adalah penjelasan beberapa ruangan:
c) Ruang arsip, sebagai ruang yang diperuntukkan menyimpan berkas-
berkas pekerjaan yang sudah dikerjakan namun masih dibutuhkan sebagai data
pekerjaan berikutnya. Dalam menentukan ukuran ruang arsip yang dibutuhkan,
konsultan mengacu pada standar internasional seperti Time Saver Standarts.
d) Ruang alat khusus, seperti alat fotokopi dan fax atau alat elektronik
lainnya yang menunjang pekerjaan utama instansi, konsultan
berpendapat bahwa ruang alat khusus setiap instansi tidak sama karena
tergantung pada bidang pekerjaan masing-masing instansi.
e) Gudang, sebagai ruang yang diperuntukkan untuk menyimpan alat-alat
ASRAMA yang sudah tidak terpakai atau persediaan alat-alat ASRAMA . f) Ruang
khusus, seseuai dengan peruntukkan fungsi.
g) Servis, sebagai ruang penunjang personil dalam bekerja seperti kamar
mandi, pantry atau ruang lain yang sejenis.
Tiap-tiap kelompok ruang tersebut terbagi atas ruang-ruang tertentu, tidak semua
ruang-ruang tertentu tersebut dimiliki oleh sebuah ASRAMA Pemerintah Sumatera
Barat, sehingga Konsultan melakukan penyesuaian untuk mendapatkan luas minimum
untuk ASRAMA .
h) Jumlah orang yang berada pada ruangan tersebut. Banyakknya orang
(staf) pada tiap sub-bagian akan sangat bergantung kepada instansi
yang bersangkutan. Dalam analisis ini konsultan menghitung jumlah
orang minimal berdasarkan rata-rata orang pada tiap kelompok instansi.
Dengan diketahuinya luas ruangan fungsional dan jumlah ruang
fungsional tersebut, maka akan diketahui luas keseluruhan bangunan
ASRAMA .
Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 53
Pada ASRAMA publik seperti pemerintahan, hubungan antara pemakai
pada posisi duduk dan meja tulis merupakan hal yang penting. Kualitas antara
hubungan pemakai dan lingkungan kerja akan menentukan kenyamanan dan
asrama pegawai ASRAMA pada umumnya, serta efisiensi produksi dalam
ruang ASRAMA tersebut. Zona kebutuhan kerja haruslah cukup besar untuk
mengakomodasi kertas-kertas kerja, peralatan dan aksesori-aksesori lainnya.
Jarak ini haruslah tidak boleh kurang dari 30 inci atau 76,20 cm, yang
dibutuhkan untuk pengadaan ruang zona jarak bersih kursi. Sementara zona
tempat duduk tamu, dengan rentang lebar dari 30 sampai 42 inci atau 76,20
sampai 106,70 cm mengharsukan perancang mangakomodasi dimensi-dimensi
pemakai bertubuh lebih besar atas jarak pinggul-lutut dan jarak pinggul-ibu jari
kaki.
Gambar Pengarsipan
Dalam tiap bagian dari bangunan (selain banguna kelas 1,2 dan 3)
perkerasan harus ditempatkan sedemikian rupa agar dapat langsung
mencapai bukaan akses pemadam kebakaran pada bangunan.
Perkerasan tersebut harus dapat mengakomodasi jalan masuk dan
manuvere mobil pemadam, snorkel, mobil pompa, dan mobil tangga dan
plaffon hidrolik serta mempunyai spesifikasi sebagai berikut: Lebar minimum
lapis perkerasan b.m dan panjang minimum 15m. Bagian-bagian lain dari
jalur masuk yang digunakan untuk lewat mobil pemadam kebakaran
lebarnya tidak boleh kurang dari 4 m. Lapis Perkerasan harus ditempatkan
sedemikian agar tepi terdekat tidak boleh kurang dari 2 m atau lebih dari
10 m dari pusat posisi akses pemadam kebakaran diukur secara horizontal.
Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 58
5.2.1.13 KONSEP MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING
Volume
Penandaan jalur.
Pada ke-4 sudut area lapis perkerasan untuk mobil pemadam harus diberi tanda.
Penandaan sudut-sudut pada permukaan lapis perkerasan harus dari warna yang
kontras dengan warna permukaan tanah atau lapisan penutup permukaan tanah.
Area jalur masuk pada kedua sisinya harus ditandai dengan bahan yang kontras
dan bersifat reflektif sehingga jalur masuk dan lapis perkerasan dapat terlihat pada malam hari.
harus dibuat dengan tinggi huruf tidak kurang dari 50 mm. Hidran
Halaman.
Rencana dan spesifikasi sistem hidran halaman harus disampaikan ke instansi
pemadam kebakaran untuk dikaji dan diberi persetujuan sebelum dilakukan konstruksinya.
Tiap bagian dari jalur untuk akses mobil pemadam di lahan
bangunan gedung harus dalam jarak bebas hambatan 50 m dari hidran kota.
Bila hidran kota tidak tersedia, maka harus disediakan hidran halaman (lihat
gambar (2-46).
Dalam situasi di mana diperlukan lebih dari satu hidran halaman, maka hidran-
hidran tersebut harus diletakkan sepanjang jalur akses mobil pemadam sedemikian hingga
tiap bagian dari jalur tersebut berada dealam jarak radius 50 m dari hidran.
Pasokan air untuk hidran halaman harus sekurang-kurangnya 38
liter/detik pada tekanan 3,5 bar, serta mampu mengalirkan air minimmal selama 30 menit.
dengan ukuran tinggi minimal 50 mm. Ketentuan ini tidak dipersyaratkan untuk bangunan
gedung hunian rumah tinggal satu atau dua keluarga.
Gambar Tanda Bukaan (gambar dan tulisan berwarna merah) ditempel disisi sebelah
dalam.
Catatan :
Outlet pipa tegak dan atau riser harus diletakkan di lobi pemadaman
kebakaran kecuali di level akses atau lantai dasar.
Lif kebakaran diperlukan bila bangunan gedung memiliki lantai 20 m atau lebih di
atas atau 10 m atau lebih di bawah level akses.
Gambar ini hanya menggambarkan komponen dasar untuk suatu saf pemadam
kebakaran.
Semua saf untuk petugas pemadam kebakaran, harus dilengkapi
dengan sumber air utama untuk pemadaman yang memiliki sambungan outlet
dan katup-katup di tiap lobi pemadaman kebakaran kecuali pada level akses.
Saf untuk pemadaman kebakaran harus dirancang, dikonstruksi dan dipasang sesuai
ketentuan yang berlaku.
(1) Persyaratan ini tidak diterapkan untuk bangunan gedung yang sudah ada,
asalkan klasifikasi huniannya tidak berubah.
II-2 - 62
(2) Pemisah harus mempunyai tingkat ketahanan api 2 jam, apabila eksit
menghubungkan empat lantai atau lebih, kecuali ada satu dari kondisi
berikut:
(a) Dalam bangunan gedung yang sudah ada dan bukan bertingkat
tinggi, tangga eksit terlindung yang sudah ada harus mempunyai tingkat
ketahanan api sekurang-kurangnya 1 jam.
Gambar Pintu yang diizinkan dari lantai bawah ke dalam eksit terlindung.
Gambar Susunan tangga terlindung yang tidak bisa diterima untuk yang
melayani eksit yang disyaratkan.
Sistem Listrik
Terdiri dari 2 sumber : ( PLN & Genset ). Sumber utama PLN, genset
sebagai cadangan, secara otomatis membackup jika PLN mengalami
tekanan biasanya ditetapkan antara 1,00 kg/cm2 sampai 1,50 kg/cm2 . Pada
umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah, air yang berasal
Beban alat plambing yang tidak tercantum dalam Tabel 2-2 harus
diperkirakan dengan membandingkan alat plambing tersebut dengan alat
plambing yang memakai air dalam debit yang sama. Beban yang tercantum
dalam Tabel 2-2 adalah untuk seluruh kebutuhan.
Alat plambing yang dilengkapi dengan air panas dan air dingin
mempunyai beban masing-masing sebesar ¾ dari beban yang tercantum
dalam Tabel diatas.
c) Syarat tekanan
Tekanan air yang kurang mencukupi akan menimbulkan kesulitan
dalam pemakaian air. Tekanan yang berlebihan dapat menimbulkan rasa sakit
terkena pancaran air serta mempercepat kerusakan peralatan plambing, dan
menambah kemungkinan timbulnya pukulan air. Besarnya tekanan air yang
baik berkisar dalam suatu daerah yang agak lebar dan bergantung pada
persyaratan pemakaian atau alat yang harus dilayani Tekana air yang berada
- Untuk Perumahan dan hotel antara 2,5 kg/cm 2 atau 25 meter kolom
air (mka) sampai 3,5 kg/cm2 atau 35 meter kolom air (mka).
Catatan :
- 1&2 Tekanan Minimum yang dibutuhkan katup gelontor untuk kloset dan
urinal yang dimuat dalam Tabel 2 ini adalah tekanan statik pada waktu air
UMUM
Sebelum melanjutkan pada materi sistem pembuangan air kotor
dalam bangunan gedung, ada beberapa istilah yang perlu diketahui,
diantaranya adalah :
Limbah : adalah bahan buangan (bahan yang sudah tidak terpakai). Limbah
terdiri dari limbah padat dan limbah cair.
Limbah padat : adalah bahan buangan yang berbentuk padat, biasanya
disebut sampah.
Limbah cair : adalah bahan buangan yang berbentuk cair. Termasuk dalam
limbah cair diantaranya adalah : air kotoran, air bekas, dan air hujan.
Air kotoran : adalah air buangan yang mengandung kotoran manusia.
Air bekas : adalah air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya,
seperti bak mandi (termasuk bath tub), bak cuci tangan, bak cuci dapur, dan
lain-lainnya yang tidak mengandung kotoran manusia.
Air kotor : adalah air buangan yang terdiri dari air kotoran dan air bekas. Air
hujan : adalah air yang jatuh dari atas (langit).
Panjang : 1,25 m
Lebar : 1,00 m
Tinggi : 1,90 m
TABEL 2-5. PERSYARATAN JARAK MINIMUM DARI SEPTIC TANK DAN RESAPAN UNTUK
KONDISI TANAH NORMAL
N0 U RA I A N SEPTIC-TANK (meter) RESAPAN (meter)
1 Bangunan 1,50 3,00
Gambar Kompartemen
e) Evakuasi Darurat, pada saat terjadinya kebakaran atau kondisi darurat,
tangga kedap api/asap merupakan tempat yang paling aman dan
harus bebas dari gas panas dan beracun. Ruang tangga yang
bertekanan (pressurized stair well) diaktifkan secara otomatis saat.
1. Esensi
Ukuran dasar ruang tiga dimensi (panjang, lebar, tinggi) yang mengacu
kepada ukuran tubuh manusia dewasa, peralatan yang digunakan, dan ruang
yang dibutuhkan untuk mewadahi pergerakannya.
3. Persyaratan
a. Ukuran dasar ruang diterapkan dengan mempertimbangkan fungsi
bangunan, bangunan dengan fungsi yang memungkinkan digunakan oleh
orang banyak secara sekaligus, seperti balai pertemuan, bioskop, dsb.
harus menggunakan ukuran dasar maksimum.
b. Ukuran dasar minimum dan maksimum yang digunakan dalam pedoman
ini dapat ditambah atau dikurangi sepanjang asas-asas aksesibilitas dapat
tercapai.
c. Ukuran Dan Detail Penerapan Standar.
b. Kemiringan
c. Area istirahat
C. AREA PARKIR
1. Esensi
Area parkir adalah tempat parkir kendaraan yang dikendarai oleh
penyandang cacat, sehingga diperlukan tempat yang lebih luas untuk naik
turun kursi roda, daripada tempat parkir yang biasa. Sedangkan daerah untuk
menaik-turunkan penumpang (Passenger Loading Zones) adalah tempat bagi
semua penumpang, termasuk penyandang cacat, untuk naik atau turun dari
kendaraan.
2. Persyaratan
Fasilitas parkir kendaraan:
- Tempat parkir penyandang cacat terletak pada rute terdekat
menuju bangunan/ fasilitas yang dituju, dengan jarak maksimum 60
meter.
- Jika tempat parkir tidak berhubungan langsung dengan bangunan,
misalnya pada parkir taman dan tempat terbuka lainnya, maka
tempat parkir harus diletakkan sedekat mungkin dengan pintu
gerbang masuk dan jalur pedestrian.
- Area parkir harus cukup mempunyei ruang bebas di sekitarnya
sehingga pengguna berkursi roda dapat dengan mudah masuk dan
keluar dari kendaraannya.
- Area parkir khusus penyandang cacat ditandai dengan simbol tanda
parkir penyandang cacat yang berlaku.
2. Persyaratan-persyaratan
a. Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak boleh
melebihi 7°, perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk awalan
atau akhiran ramp (curb ramps/landing) Sedangkan kemiringan suatu
ramp yang ada di luar bangunan maksimum 6°.
b. Panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan 7°) tidak boleh
lebih dari 900 cm. Panjang ramp dengan kemiringan yang lebih
rendah dapat lebih panjang.
c. Lebar minimum dari ramp adalah 95 cm tanpa tepi pengaman, dan
120 cm dengan tepi pengaman. Untuk ramp yang juga digunakan
sekaligus untuk pejalan kaki dan pelayanan angkutan barang harus
dipertimbangkan secara seksama lebarnya, sedemikian sehingga bisa
dipakai untuk kedua fungsi tersebut, atau dilakukan pemisahan ramp
dengan fungsi sendiri-sendiri.
d. Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari suatu ramp harus
bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya untuk
memutar kursi roda dengan ukuran minimum 160 cm.
e. Permukaan datar awalan atau akhiran suatu ramp harus memiliki
tekstur sehingga tidak licin baik diwaktu hujan.
f. Lebar tepi pengaman ramp (low curb) 10 cm, dirancang untok
menghalangi roda kursi roda agal tidak terperosok atau keluar dari jalur
ramp. Apabila berbatasan langsung dengan lalu-lintas jalan umum atau
persimpangan harus dibuat sedemikian rupa agar tidak mengganggu
jalan umum.
Bangunan pertunjukan, bioskop, stadion dan Paling sedikit 2(dua) buah area untuk kursi roda
bangunan sejenis dimana susunan tempat duduk untuk setiap 400 tempat duduk yang ada dan
permanen tersedia kelipatannya yang sebanding harus tersedia
Bangunan ASRAMA dan sejenisnya Paling sedikit 1(satu) buah kamar, yang sebaiknya
terletak pada lantai dasar, harus aksesibel
Restoran dan tempat makan diluar Paling sedikit 1(satu) meja untuk setiap 10 meja
ruangan makan yang ada dan kelipatannya, harus aksesibel
Bangunan parkir dan tempat parkir umum lainnya Lot parkir yang aksesibel dapat dihitung sebagai
berikut:
Lot parkir yang ada Lot parkir
Aksesibel
50 lot pertama 1 buah
50 lot berukitnya 1 buah
Setiap 200 lot 1 buah
Parkir yang ada
Bangunan - bangunan lain dimana masyarakat Tempat duduk untuk pengunjung penyandang
umum berkumpul dalam jumlah besar seperti cacat atau orang yang tidak sanggup berdiri
pusat perdagangan swalayan, departemen dalam waktu lama atau area untuk kursi roda
store, dan bangunan pertemuan harus tersedia secara memadai
Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang
berada diatas muka tanah, sedangkan struktur bawah adalah seluruh bagian
struktur gedung yang berada dibawah muka tanah, yang terdiri dari struktur
besmen kalaudan struktur fondasinya. Seluruh struktur bawah harus
diperhitungkan memikul pengaruh Gempa Rencana.
Apabila tidak dilakukan analisis interaksi tanah-struktur, struktur atas dan
struktur bawah dari suatu struktur gedung dapat dianalisis terhadap pengaruh
Gempa Rencana secara terpisah, dimana struktur atas dianggap terjepit lateral
pada taraf lantai dasar. Selanjutnya struktur bawah dapat dianggap sebagai
struktur tersendiri yang berada di dalam tanah yang dibebani oleh kombinasi
beban-beban gempa yang berasal dari gaya inersia sendiri dan beban gempa
yang berasal dari tanah sekelilingnya.
Pada gedung tanpa basemant, taraf penjepitan leteral struktur atas
dapat dianggap terjadi pada bidang telapak pondasi langsung. Bidang
telapak fondasi rakit dan bidang atas kepala (pur) fondasi tiang.
Dalam perencanaan struktur atas dan struktur bawah suatu gedung
terhadap pengaruh Gempa Rencana, struktur bawah tidak boleh gagal lebih
dahulu dari struktur atas. Untuk itu, terhadap Pengaruh Gempa Rencana
unsurunsur struktur bawah harus tetap berperilaku elastik penuh, tak
bergantung pada tingkat daktilitas yang dimiliki struktur atasnya.
Dalam suatu bangunan gedung dibutuhkan suatu komponen konstruksi
yang dapat menyalurkan beban (beban mati, beban hidup, gempa,angin dan
lainnya) dari struktur bangunan atas ke tanah yang disebut pondasi. Dalam
perencanaan pondasi Faktor terpenting yang perlu diperhitungkan yaitu
karakterstik tanah.
Pondasi Dangkal berdasarkan daya dukung ujung > 250 kg/cm2 (tanpa
memperhitungkan daya dukung selimut).Pondasi Menengah berdasarkan daya
dukung ujung 150 - 250 kg/cm2 (dengan analisa penurunan struktur bangunan
Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 158
atas)Pondasi dalam berdasarkan atas daya dukung ujung dan daya dukung
selimut.
Tabel Jenis Pondasi
Type Struktur
Struktur elemen Frame
Struktur elemen Truss
Struktur elemen Shell
Struktur elemen Gabungan
1. FAKTOR BEBAN
U = 1.2D + 1.6L
U = 0.9D + 1.3W
U = 1.2D + 1.6L
ф = 0.80
b) Untuk gaya aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur
ф = 0.80
c) Untuk gaya aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur
ф = 0.65
d) Untuk geser dan torsi
ф = 0.60
e) Kolom bertulangan simetris yang dibebani gaya aksial rendah nilai ф
boleh ditingkatkan dari 0.65 menjadi 0.80
3. PERENCANAAN BALOK
Rumus diatas berlaku untuk fy = 400 MPa sedangkan untuk fy selain 400
MPa nilainya harus dikalikan dengan :
fy
+
400
b. Lebar balok
0.5 h ≤ b ≤ 2/3h
c. Untuk balok yang berada ditengah konstruksi
be = bw + b1 + b2
be = bw + b1
Lentur Balok
a = β1.c
Agar kondisi tulangan tekan leleh terpenuhi, maka harus memenuhi rumus
berikut:
C adalah resultan gaya tekan dalam yang terletak di atas garis netral yang
besarnya dihitung dengan rumus berikut :
C = 0,85 fc’.a.b.
Sedangkan T adalah resultan gaya tarik dalam yang terletak di bawah garis
netral dan harganya :
T = As. Fy.
z merupakan jarak antara C dan T. Arah garis kerja C dan T sejajar dan sama
besar tetapi berlawanan arah dan dipisahkan dengan jarak z sehingga
membentuk kopel momen tahanan dalam, dimana nilai maksimumnya disebut
kuat lentur atau momen tahanan penampang komponen struktur lentur.
Momen tahanan nominal total (Mn) dapat dianggap sebagai penjumlahan dari
dua bagian.
Bagian kedua, Mn2 adalah bagian yang bertulangan tunggal, termasuk juga
blok segi empat ekivalen (beton tekan) dengan luas tulangan tariknya adalah
(As-As’).
(As- As') fy
a=
0,85.b.fc'
Dengan ρ= As/bd dan ρ’= As’/bd , maka persamaan di atas dapat dituliskan
sebagai berikut :
( − ρ') fy d
a=ρ
0,85 fc'
Mn = Mn1 + Mn2
Persamaan ini hanya berlaku apabila tulangan tekan As’ leleh. Bila belum leleh
harus dicari tegangan aktual fs’ pada tulangan tekan As’ tersebut.
Geser Balok
Mov,ki +Mov,ka
Vu,b = , +1,05Vg
ln
Tetapi dalam segala hal, besarnya gaya geser maksimum balok tidak perlu
lebih besar dari :
,
Vu,b =1,05.(VD,b + Vl,b + V E,b)
k
dengan :
Pada lokasi yang berpotensi yang terjadi sendi plastis, spasi maksimum dari
sengkang yang disyaratkan oleh SK-SNI-T-15-1991 pasal 3.14.3.3.2. tidak boleh
melebihi dari hal sebagai berikut :
1. d/4
4. 200 mm
1600 f A
yl st
Asl. ytf
dimana :
1. d/2
2. 600 mm
M ov,k + M
n,ka
Vu,b = , i +1,05Vgatau
ln
M n,ki + M
ov,ka
Vu,b = , +1,05Vg
ln
1. Vu ≤Ø Vn
Dimana Vu adalah gaya geser terfaktor pada penampang yang ditinjau dan Vn
adalah Kuat geser nominal yang dihitung dari :
Vn = Vc+ Vs
fc'
Vc = bd
6
A .fy.d
V = v , tetapi untuk perencanaan sendi plastis Vs tidak boleh lebih dari
s s
2
3 fc'.b.d
V S
s
A v = fy.d
1
Jika Vs < fc'.b.d ; spasi tulangan geser tidak boleh melebihi d/2 atau 600 mm.
3
JikaVs > fc'.b.d; spasi tulangan geser tidak boleh melebihi d/4 atau 300 mm.
3
5. Tulangan longitudinal yang mengalami tekan harus dilindungi oleh
sengkang dengan diameter minimum 10 mm. Pada Proyek ini
dipakai diameter 10 mm.
4. PERENCANAAN PLAT
'/
hf ≥ ln(0,8+fy 1500)
36+5β[ λ − 0,121+1/β)]
m
ln(0,8+fy /1500)
hf ≥
36+9β
ln(0,8+fy/1500)
hf ≤
36
λm ≥ 2, maka hf ≥ 90 mm
dengan :
Ln = L - bw
λ1 +λ 2 + +λ n
λm =
n
Ibp
λ =
Ip
Ip = Inersia pelat
Rasio Tulangan
Geser Pelat
V = 1,0 DL + 1,0 LL
Vu = ½.q.L - q.x
Vu ≤ ф Vn
5. PERENCANAAN KOLOM
Atau
2. Tetapi dalam segala hal tidak perlu diambil lebih besar dari pada :
,
∑M u,k = 1,05. M
D.k
+M L.k +
k
M
dimana ∑M u,k
merupakan jumlah momen rencana kolom pada pusat join.
∑M kap,k
merupakan jumlah momen kapasitas balok pada pusat join yang
Besarnya gaya aksial yang bekerja pada kolom selain berasal dari gaya
aksial gravitasi akibat beban mati dan beban hidup, juga berasal dari momen
kapasitas balok yang berada pada ujung-ujung kolom.
Perumusan gaya aksial yang bekerja pada kolom mengacu pada rumus SK-
SNI-T-15-1991 Pasal. 3.14.4.3. yaitu :
∑M
0,7.R. kap,b
Nu,b = +1,05.N g,k
l
b
4
N u,k =1,05 N g,k + N g,k
k
M u,k−atas +M u,k−bawah
V =
u,k hn
4
V =1,05. V +V + V
Mu,k-ka = momen kolom pada ujung atas kolom pada bidang muka
balok
balok
Dengan dijinkannya terjadi sendi plastis pada kolom dasar, maka besarnya
gaya geser dihitung adalah berdasarkan momen kapasitas yang ada pada
ujung kolom dasar tersebut :
M u,ka + Φ M u,kb
Vu,k−ltdasar =
hn
A v fy.d A v fy.d
V = ⇒S =
s
S V s
Untuk daerah sendi plastis Vs=Vo/f , sedangkan untuk daerah diluar sendi
plastis dipakai Vo=Vu/f-Vc, dengan Vc adalah gaya geser yang disumbangkan
oleh beton sesuai rumus SK-SNI-T-15-1991 pasal.3.4.3.1.2. yaitu :
Nu fc'
Vc = 1+ ( Nu dalam MPa)
14.Ag 6
Nu merupakan gaya aksial minimum yang terjadi pada kolom.
c. 100 mm
d. 450 mm
Rencana pelaksanaan pekerjaan memuat penetapan masing-masing item pekerjaan sesuai dengan
lingkup pekerjaan yang tertera di dalam Kerangka Acuan Kerja. Rencana kerja yang dimaksud dibuat agar
tahapan-tahapan pekerjaan dapat dilaksanakan tanpa ada yang terlewatkan sehingga sasaran pekerjaan
ini dapat dicapai dengan waktu yang juga telah direncanakan.
Tahap pelaksanaan pekerjaan dibedakan menjadi 5 (lima) tahap sebagai berikut:
6.1.1. Mobilisasi
Dalam tahap mobilisasi ini akan dilakukan persiapan-persiapan yang menyangkut
pengerahan tenaga ahli dan tenaga pelaksanaan, baik yang bersifat teknis maupun
administratif dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai dengan beban kerja, pengadaan
perlengkapan ASRAMA , bahan dan alat-alat tulis, dan pengadaan alat transportasi.
6.1.2. Penyusunan Program Kerja
Sebagai langkah awal dari pelaksanaan pekerjaan ini. Konsultan akan menyusun
program kerja dan pedoman penugasan / pengelolaan tugas, penyediaan sumber daya
6.4. KELUARAN
Hasil yang diharapkan dari Pekerjaan Konsultansi Perencanaan Pembangunan ASRAMA Putra dan
Putri adalah:
a. Laporan Pekerjaan Perencanaan yang dibagi menjadi 3 tahap yaitu Laporan Pendahuluan,
Laporan Antara dan Laporan Akhir
b. Dokumen Lelang yang dibagi menjadi 3 bagian yaitu Dokumen Gambar DED, Rencana Kerja dan
Syarat, dan Rencana Anggaran Biaya.
c. Dokumen Volume Pekerjaan (BoQ)
d. Laporan Ringkasan Akhir Perencanaan
8.1. UMUM
Bentuk organisasi kerja ini bertitik tolak dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu diselesaikannya
Pekerjaan Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Perencanaan Pembangunan Asrama Putra
dan Putri.
Untuk menangani tugas pelaksanaan pekerjaan, Konsultan mengusulkan Daftar Tenaga seperti
tercantum pada tabel halaman berikut dimana personil tersebut masing-masing sudah
berpengalaman di dalam bidangnya sehingga kami yakin akan dapat menyelesaikan tugas dan
pekerjaan ini dengan hasil yang memuaskan.
Dengan struktur dan tata kerja tersebut maka diharapkan pekerjaan akan dapat diselesaikan
dengan sempurna dan tepat pada waktunya sesuai Kerangka Acuan Kerja.
8.2. UMUM
Bentuk organisasi kerja ini bertitik tolak dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu diselesaikannya
Pekerjaan Penyusunan Perencanaan Pembangunan Asrama Putra MAN 1 Pekanbaru.
Untuk menangani tugas pelaksanaan pekerjaan, Konsultan mengusulkan Daftar Tenaga seperti
tercantum pada tabel halaman berikut dimana personil tersebut masing-masing sudah
berpengalaman di dalam bidangnya sehingga kami yakin akan dapat menyelesaikan tugas dan
pekerjaan ini dengan hasil yang memuaskan.
Dengan struktur dan tata kerja tersebut maka diharapkan pekerjaan akan dapat diselesaikan
dengan sempurna dan tepat pada waktunya sesuai Kerangka Acuan Kerja.
TENAGA PENDUKUNG
1) Drafter
Berkoordinasi dengan asisten tenaga ahli dan tenaga ahli untuk pembuatan dan
pelaksanaan gambar teknis kegiatan
Membuat gambar yang diserahkan oleh asisten tenaga ahli/tenaga ahli
danmengkonsultasikan kembali gambar yang telah dibuat untuk disetujui oleh
koordinator drafter.
2) Surveyor
Melakukan pengukuran di lapangan
Membuat perhitungan terhadap hasil pengukuran di lapangan berupa hasil
perhitungan pengukuran dan elevasi lahan
Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 194
Membantu ahli geoteknik dalam mendesain elevasi site dan titik letak bangunan pada
site
Membuat gambar hasil pengukuran dan elevasi lahan untuk pembangunan gedung.
3) Administrasi
Berkoordinasi dengan team leader, tenaga ahli untuk laporan administrasi Asrama
dan kegiatan
Membuat laporan dan dokumen kelengkapan untuk administrasi kegiatan
TEAM LEADER
SURVEYOR DRAFTER /
CAD OPERATOR
ADMINISTRASI
KEUANGAN
Sesuai dengan yang dinyatakan dalam Kerangka Acuan Tugas, bahwa Konsultan diwajibkan untuk
menyiapkan laporan-laporan yang direncanakan akan dilaksanakan sebagai berikut:
A. LAPORAN PENDAHULUAN
Laporan Pendahuluan memuat :
1. Data Lapangan : Pengukuran geometri tapak eksisting, Penyelidikan tanah (soil investigation)
2. Beberapa alternatif perencanaan bangunan (keseluruhan)
3. Konsep atau Prarencana Arsitektur dan Sipil- Struktur Bangunan Gedung :
a. Skematik Desain (Denah, Tampak, potongan) skala sesuai dengan kebutuhan
b. Spesifikasi Umum (Sistem dan Material) Bangunan.
c. Pemilihan jenis struktur secara umum.
d. Estimasi Biaya Arsitektural dan Sipil - Struktur.
e. Prarencana Elektrikal - Mekanikal – Plumbing Bangunan
Laporan Pendahuluan harus diserahkan selambat-lambatnya 20 (dua puluh) hari kerja/bulan
sejak SPMK. Sebanyak 3 (lima) buku laporan.
B. LAPORAN ANTARA
Laporan Antara memuat :
1. Membuat rencana tapak.
2. Membuat pra-rencana bangunan (denah, tampak dan potongan).
3. Membuat pra-rencana landscape dan interior.
4. Melakukan presentasi pembahasan pada saat penyerahan hasil laporan.
Laporan Antara harus diserahkan selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan setelah mendapat persetujuan dari tim asistensi
perencanaan.
C. LAPORAN AKHIR
Laporan Akhir memuat:
a. Buku laporan akhir perencanaan
b. Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 198
c. Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)/spesifikasi teknis
d. Rencana Anggaran Biaya / Engineer Estimate
e. Gambar perspektif normal seperti:
1. Membuat gambar-gambar detail perencanaan, mencakup gambar arsitektur, struktural,
mekanikal, elektrikal dan landscape sesuai dengan gambar rencana yang telah disetujui.
2. Menyusun uraian detail rencana arsitektur, struktur, dan utilitas lengkap dengan uraian
konsep dan perhitungannya.
f. Membuat Animasi
g. Membuat Bill Of Quantity
Setelah mempelajari dan memahami KAK, dalam Pekerjaan Konsultansi Perencanaan Pembangunan
Asrama Putra dan Putri dilaksanakan di MAN 2 dibutuhkan peralatan yang akan digunakan sebagai
berikut :
Dengan perlengkapan di atas kami yakin pekerjaan Pembuatan Desain Rancangan Teknik
Terinci Pekerjaan Konsultansi Perencanaan Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri dilaksanakan di
MAN 2 Model akan dapat dilaksanakan dan diselesaikan tepat waktu waktu dan memenuhi
persyaratan sesuai dengan Kerangka Acuan Tugas.
Dengan adanya Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Pekerjaan Konsultansi Perencanaan
Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri dilaksanakan di MAN 2 Model Pekanbaru, maka realisasi dari
pekerjaan ini diharapkan dapat memudahkan pengguna jasa untuk melakukan pelaksanaan Gedung
Asrama Putra dan Putri.
Diharapkan nantinya hasil yang telah dicapai dari pekerjaan ini dapat diimplementasikan pada masa
mendatang guna menunjang ketersediaan sarana dan prasarana bagi siswa dan siswi guna
mengoptimalkan pelayanan penyediaan sarana kepada siswa dan siswi. Oleh karena itu pihak
konsultan berusaha untuk konsisten dalam melaksanakan tugas yang akan dilimpahkan secara
profesional dan tepat waktu.