Anda di halaman 1dari 201

USULAN TEKNIS

PEKERJAAN:
Perencanaan Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri

TAHUN ANGGARAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Keberhasilan pembangunan asrama tidak semata-mata ditentukan oleh hasil kerja keras dari
sektor asrama, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta konstribusi positif dari
berbagai sektor pembangunan lainnya.

Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 28 Bagian H, ayat
(1) telah menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan asrama, kemudian
dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan asrama dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Asrama merupakan tempat tinggal sementara yang memberikan pelayanan umum dan spesialis
kepada masyarakat. Dalam upaya peningkatan sarana dan prasarana sekolah, maka tahapan
pembangunan harus selalu dilaksanakan. Pada pengembangan sarana dan prasaran tetap
mengacu kepada Master Plan yang telah ada, supaya pengembangan pembangunan sekolah
lebih terarah, sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sesuai dengan kemampuan keuangan
dan terutama sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Pembangunan Fasilitas Sarana
Prasarana akan direncanakan secara terpadu dan menyeluruh dalam jangka waktu untuk
sekurang-kurangnya 10 tahun ke depan.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Pada Pekerjaan Konsultansi Perencanaan Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri Tahun
Anggaran 2019 ini, Kerangka Acuan Kerja merupakan petunjuk bagi Konsultan Perencana yang
memuat masukan, azaz, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi, dan diperhatikan
serta diinterpretasikan ke dalam Pelaksanaan tugas Perencanaan. Pembangunan ASRAMA Putra
dan Putri MAN 2. Tujuan yang ingin dicapai adalah terwujudnya produk Perencanaan yang sesuai
untuk menghasilkan Bangunan Gedung yang berdaya guna dalam mendukung fasilitas ASRAMA
. sedangkan adanya Penyedia Jasa Konsultansi Pekerjaan Perencanaan Konsultan Perencana ini
mempunyai maksud dan tujuan, yaitu:

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 2


 Merumuskan masalah, potensi dan kendala dalam merencanakan Pekerjaan ini , dalam
waktu yang singkat dan efisien.
 Menyusun rencana Pekerjaan ini yang menampilkan arsitektural yang menyatu dengan
lingkungan sekitar.
 Memberikan gambaran yang menyeluruh tentang masalah, kondisi, kendala dalam
merencanakan Pekerjaan Konsultansi Perencanaan Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri
Tahun Anggaran 2019 ini.
 Tersedianya suatu rancangan dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai rencana
fasilitas/ bangunan yang akan disiapkan serta dapat digunakan sebagai pedoman
perencanaan yang lebih rinci.
 Memberikan arahan arsitektural dalam perencanaan teknis/ rancangan bangunan Pekerjaan
Konsultansi Perencanaan Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri Tahun Anggaran 2019 ini.

1.3. LOKASI PEKERJAAN


Lokasi Pekerjaan Konsultansi Perencanaan Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri
dilaksanakan di Jl. HR. Soebrantas Kota Pekanbaru - Provinsi Riau
1.4. SUMBER DANA
Pekerjaan Konsultansi Perencanaan Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri dibiayai melalui
Dana SBSN Tahun Anggaran 2019.

1.5. MASA PELAKSANAAN PEKERJAAN


Masa Perencanaan Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri ini adalah 45 (Empat Puluh Lima)
hari kalender.

BAB II

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 3


PENGALAMAN PERUSAHAAN

2.1. UMUM
Kami Konsultan Perencana, CV. LINE ARCHTECTURE CONSULTAN berkeinginan untuk berperan
serta dalam proses persiapan Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Pekerjaan
Konsultansi Perencanaan Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri . Maka kami akan ikut serta
dalam proses pelelangan pekerjaan Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Perencanaan
Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri . Dan salah satu persyaratan ikut pelelangan tersebut
adalah membuat Usulan Teknis.

Usulan Teknis ini kami susun sesuai dengan apa yang telah ditentukan dalam Kerangka Acuan
Kerja (Term of Refference) tetapi terbatas pada hal tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja
tersebut. Usulan Teknis ini dibuat atas Undangan Pengadaan Jasa Konsultan.

Untuk memberikan suatu gambaran yang lebih jelas terhadap pandangan proyek tersebut maka
Usulan Teknis ini juga merinci pelayanan jasa konsultan yang dibutuhkan berupa penanganan
perusahaan dalam menangani suatu pekerjaan, metodologi, rencana kerja, organisasi dan
personil yang dibutuhkan.

2.2. LATAR BELAKANG KONSULTAN


2.2.1. PROFIL KONSULTAN PERENCANA
CV. LINE ARCHTECTURE CONSULTAN memiliki kemampuan dalam pelaksanaan
konstruksi dan perencanaan khusunya dalam bidang Arsitektural. CV. LINE
ARCHTECTURE CONSULTAN juga memiliki beberapa tenaga ahli yang sudah
berpengalaman luas dalam Bidang Arsitektur.

Sejak berdiri CV. LINE ARCHTECTURE CONSULTAN telah banyak memiliki pengalaman
baik dalam bidang perencanaan, pengawasan serta studi kelayakan yang berhubungan
dengan konstruksi dan perencanaan.

Kami, CV. LINE ARCHTECTURE CONSULTAN sebagai Jasa Pelayanan Konsultan yang
ikut serta dalam “Konsultansi Perencanaan Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri ”
merasa perlu untuk menyampaikan Usulan Teknis yang dibuat berdasarkan Kerangka
Acuan Kerja (term of Refference)
Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 4
Usulan ini dibuat untuk memberikan gambaran terhadap kegiatan tersebut sehingga
Pengguna Jasa dapat memberikan penilaian sesuai dengan standarisasi yang diharapkan
untuk kegiatan selanjutnya.

2.2.2. DATA UMUM PERUSAHAAN

Nama Perusahaan : CV. LINE ARCHTECTURE CONSULTAN


Status Perusahaan : Pusat
E-mail : rizki.kurniawan48@yahoo.co.id
Akte Pendirian
Nama Notaris : SUHAIMAH SIMANJUNTAK, SH
Nomor dan Tanggal : Nomor : 17 Tanggal 17 Februari 2010

Akte Perubahan
Nama Notaris : SUHAIMAH SIMANJUNTAK, SH
: Februari 2019

NPWP : 03.047.959.6-211.000
DEWAN PENGURUS/DIREKSI PERUSAHAAN
Komanditer : ARDILES, ST,IAI
Direktur : RIZKI KURNIAWAN, ST

2.3. BIDANG KEGIATAN


A. PERENCANAAN ARSITEKTUR
1. Jasa Nasihat dan Pra Desain Arsitektural (AR 101)
2. Jasa Desain Arsitektural (AR 102)
3. Jasa Penilai Perawatan dan Kelayakan Bangunan Gedung (AR 103)
4. Jasa Arsitektur Lainnya (AR 105)

B. PERENCANAAN REKAYASA
1. Jasa Desain Rekayasa untuk Konstruksi Pondasi serta Struktur Bangunan (RE 102)
2. Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik Sipil Air (RE 103)
3. Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik Sipil Transportasi (RE 104)
4. Jasa Desain Rekayasa Lainnya (RE 108)

C. PENGAWASAN REKAYASA
1. Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung (RE 201)
2. Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Transportasi (RE 202)
3. Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Air (RE 203)

D. PERENCANAAN PENATAAN RUANG


1. Jasa Perencanaan dan Perancangan Perkotaan (PR 101)
2. Jasa Perencanaan Wilayah (PR 102)

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 5


3. Jasa Perencanaan dan Perancangan Lingkungan Bangunan dan Lansekap (PR 103)
4. Jasa Pengembangan Pemanfaatan Ruang (PR 104)

E. KONSULTANSI LAINNYA
1. Jasa Konsultansi Lingkungan (KL 401)
2. Jasa Manajemen Proyek Terkait Konstruksi Bangunan (KL 403)

2.4. PENGALAMAN PERUSAHAAN


Sejak berdiri CV. LINE ARCHTECTURE CONSULTAN telah mempunyai pengalaman yang banyak
dan mempunyai tenaga ahli yang mampu mengerjakan Pekerjaan Konsultansi Perencanaan
Pembangunan Bangunan Gedung.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 6


BAB III
PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN
TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

3.1. UMUM
Secara garis besar, Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang diberikan sudah cukup memberikan
informasi dan data-data mengenai pekerjaan pada proyek ini sehingga Konsultan dapat
menyusun proposal/usulan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja, maka secara umum kami dapat
memahami dengan lengkap maksud dan tujuan serta ruang lingkup pekerjaan yang merupakan
tanggung jawab konsultan dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan maupun dalam
menyiapkan usulan sebagaimana dimaksud dalam KAK.

Mengingat pentingnya peran dari konsultan, maka sudah sepatutnya pihak konsultan siap
dengan pandangan dan pemahaman lingkungan tugas, tanggung jawab perangkat dan mampu
menginterprestasikan pekerjaan yang akan ditangani sehingga mengahasilkan produksi yang
optimal.

Setelah membaca dan memahami seluruh isi dokumen Pengadaan Jasa Konsultan, Pekerjaan
Konsultansi Perencanaan Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri Tahun Anggaran 2019, yang
telah diberikan berikut Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, maka dapat disimpulkan bahwa isi
dari penjelasan yang diberikan, merupakan gambaran apa yang harus dilaksanakan baik dalam
persiapan, mobilisasi, pelaksanaan pekerjaan maupun akhir pekerjaan baik itu menangani
lingkup tugas, tanggung jawab maupun perangkat konsultan, yang harus disediakan guna
melaksanakan pekerjaan perencanaan.

Dokumen berikut addendum tersebut di atas cukup jelas dan lengkap untuk dipakai sebagai
pegangan/acuan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Meskipun demikian kemungkinan dalam pelaksanaan fisik pekerjaan nanti perlu penyesuaian
dengan permasalahan / kondisi yang ada dilapangan, misalnya adalah pekerjaan tambah dan
kurang karena dalam Dokumen dan Addendum belum termasuk hal tersebut diatas.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 7


Dokumen dan Addendumnya yang telah diberikan cukup mudah dimengerti dan jelas dalam
rangka konsultan menyiapkan, membuat Usulan Dokumen Administrasi, Usulan Dokumen
Teknis dan Usulan Dokumen Biaya.

3.1.1. USULAN TEKNIS


Materi yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja ditambah rapat penjelasan
pekerjaan berikut Berita Acara Penjelasan yang diterbitkan telah dapat memberi
gambaran umum dengan jelas terhadap lingkup pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab personil konsultan dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan maupun dalam
memberikan pelaporan-pelaporan sebagaimana diminta oleh proyek. Isi dari Kerangka
Acuan Kerja dapat dijadikan titik tolak dalam penyusunan rencana kerja, penyiapan
personil, metodologi dan manajemen yang akan diterapkan dalam melaksanakan
pekerjaan perencanaan.

3.1.2. DOKUMEN ADMINISTRASI


Materi dokumen administrasi yang dipersiapkan pada Kerangka Acuan Kerja adalah
sesuai peraturan yang berlaku berikut petunjuk teknisnya dan sesuai dengan surat
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum tentang standar dokumen lelang, pengadaan
barang dan jasa di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum, sehingga persyaratan
tersebut cukup jelas untuk dipahami dan dimengerti.

3.1.3. USULAN BIAYA


Bentuk usulan biaya dalam KAK beserta contoh formatnya walaupun dengan sistem
pembiayaan Lump Sump sudah dapat dimengerti meskipun belum lengkap item-
itemnya.

3.2. LINGKUP KEGIATAN


3.2.1. LINGKUP KEGIATAN
Sebagaimana dijelaskan di atas mengenai maksud dan tujuan pekerjaan maka lingkup
tugas yang akan dilakukan meliputi secara pokok sebagai berikut:
A. Kegiatan inventarisasi data dan survey lapangan, terdiri dari:
1. Survey primer topografi
2. Survey primer penyelidikan tanah
3. Inventarisasi data (Kapasitas gedung)

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 8


B. Analisa Data
Analisa data juga menghasilkan progam fasilitas Rancangan Teknik Terinci (Detail
Enginering Design/ DED) yang mencakup perancangan fasitiras-fasilitas sarana dan
prasarana serta pentahapan pelaksa pekerjaan konstruksi berdasarkan studi
rencana induk master plan, meliputi:
1. Analisa kebutuhan dan kapasitas bangunan gedung (Ruang, penataan lahan,
eksterior, struktur bangunan, serta penataan lansekap pada lasilitas
perparkiran)
2. Analisa kebutuhan dan kapasitas prasarana sisi darat (jalan akses,
transportasi antar fasilitas, perparkiran dan drainase)
3. Analisa kebutuhan bangunan ASRAMA dan administrasi, fasilitas mekanikal
elektrikal.
C. Perancangan
Pekerjaan perencanaan yang terkoordinasi satu sama lain, mencakup perancangan
bangunan gedung, jalan, drainase, pergudangan dan taman, serta pentahapan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi berdasarakan studi rencana Induk master plan,
meliputi:
1. Pekerjaan arsitektural
2. Pekerjaan sipil struktur gedung
3. Pekerjaan mekanikal
4. Pekerjaan elektrikal
5. Pekerjaan lansekap
6. Pekerjaan sipil infrastruktur
7. Rincian volume pekerjaan, rencana anggaran biaya dan spesifikasi tiap-tiap
item pekerjaan.
D. Penyiapan dokumen tender
Meliputi penyiapan seluruh dokumen tender, termasuk gambar-gambar kerja
yang telah disahkan.

3.2.2. LINGKUP TUGAS


Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan Perencana adalah berpedoman
pada ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 22 Tahun 2018 yang dapat

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 9


meliputi tugas-tugas perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan, dan perencanaan
fisik bangunan gedung negara yang terdiri dari:

1) Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan


(termasuk penyelidikan tanah sederhana), membuat interpretasi secara garis besar
terhadap KAK, dan konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai
peraturan daerah/ perijinan bangunan.

2) Penyusunan Prarencana seperti rencana tapak, pra-rencana bangunan termasuk


program dan konsep ruang, perkiraan biaya, dan mengurus perijinan sampai
mendapatkan keterangan rencana kota, keterangan persyaratan bangunan dan
lingkungan, dan IMB pendahuluan dari Pemerintah Daerah Setempat.

3) Penyusunan Pengembangan Rencana, antara lain membuat:

a. Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi atau studi maket
yang mudah dimengerti oleh pemberi tugas.
b. Perhitungan struktur harus ditandatangani oleh Tenaga Ahli yang mempunyai
Ijin Sertifikat.

c. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.

d. Rencana utilitas, dan Tata Hijau/landscape beserta uraian konsep dan


perhitungannya.

e. Perkiraan biaya.
5). Penyusunan Rencana Detail antara lain membuat:
a. Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai
dengan gambar rencana yang telah disetujui.
Semua gambar arsitektur, struktur, dan utilitas harus ditanda tangani oleh
Penanggung Jawab Perusahaan dan Tenaga Ahli yang mempunyai Ijin
Sertifikat.

b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

c. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan


konstruksi (E.E.).

d. Laporan akhir perencanan.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 10


6). Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu Kepala Satuan Kerja di dalam
menyusun dokumen pelelangan dan membantu panitia pelelangan menyusun
program dan pelaksanaan pelelangan.

7). Membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk


menyusun berita acara penjelasan pekerjaan, evaluasi penawaran, menyusun
kembali dokumen pelelangan, dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila
terjadi lelang ulang.

8). Mengadakan pengawasan berkala setama pelaksanaan konstruksi fisik dan


melaksanakan satuan kerjaseperti :
a. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada
perubahan.

b. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama


masa pelaksanaan konstruksi.

c. Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang


penggunaan bahan.

d. Membuat laporan akhir pengawasan berkala.


9). Menyusun buku petunjuk penggunaan peralatan bangunan dan perawatannya
termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-
elektrikal bangunan.

3.2.3. LINGKUP STUDI PERATURAN


1. Undang-Undang Tentang Jasa Konstruksi dan Perubahannya.
2. Undang - undang Republik Indonesia Tentang Bangunan Gedung.
3. Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
5. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 Bangunan Gedung.
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.70 Tahun2012 tentang perubahan Kedua
atas peraturan Presiden No 54 tahun 2010.
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.04 Perubahan Keempat atas Peraturan
Presiden No 54 tahun 2010

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri


11
9. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 441/KPTS/1998
Tentang Persyaratan Teknis Aksebilitas Pada Bangunan Umum dan Lingkungan.
10. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 468/KPTS/1998
Tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
11. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 10/KPTS/2000
Tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan.
12. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 11/KPTS /
2000 Tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di
Perkotaan.
13. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 332 / KPTS / M /
2002 Tentang pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
14. Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 152 Tahun 2004 Tentang
Pedoman Pengelolaan Barang Daerah.
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29 Tahun 2006 tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis
Fasilitas Dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22 Tahun 2018 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
18. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26 Tahun 2008 tentang Persyaratan
Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
19. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Jenis
Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
20. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002 Pedoman
Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup.
3.3. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan ini sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, terhitung sejak
dikeluarkannya SPMK oleh Pengguna Anggaran. Selama jangka waktu tersebut Konsultan harus
menyelesaikan dan menyerahkan semua hasil pekerjaan sebagaimana diuraikan dalam Kerangka
Acuan Tugas (Term of Reference).

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 12


BAB IV
APRESIASI DAN INOVASI

Berdasarkan pertimbangan dari jenis pekerjaan ini nantinya akan mengeluarkan Pembuatan Desain
Rancangan Teknik Terinci Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri MAN 2, maka konsultan mengusulkan
beberapa hal, yaitu:

1. Menerapkan penggunaan Software Berbasis BIM yang saat ini sudah marak dikembangkan
dilingkungan perencanaan di Indonesia. Hal ini diterapkan sebagai respons terhadap perkembangan
teknologi. Inovasi untuk mengembangkan terus dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi
kesalahan dalam perencanaan hingga pelaksanaan.
2. Kebijakan penyusunan tata ruang dan sirkulasi dari perencanaan pembangunan agar tetap mengacu
pada kepentingan masyarakat dan tetap memasyarakat. Sehingga dihasilkan sebuah tatanan ruang
yang memudahkan pengguna maupun tamu dan tidak menyesatkan.
3. Dalam penyusunannya agar memperhatikan pelayanan umum yang telah disusun yang orientasinya
adalah untuk kebutuhan pelayanan parsial dengan pertimbangan perencanaan yang komprehensive,
meskipun pelayanan tersebut harus tetap dikaji untuk dilakukan penyesuaian-penyesuaian sesuai
dengan scenario pengembangan yang direncanakan serta tetap memperhatikan asas legalitas
terhadap perijinan yang telah dikeluarkan.
4. Memperhatikan kebijaksanaan dan perencanaan sektoral yang terdapat atau yang direncanakan di
wilayah perencanaan.
5. Melengkapi dengan tampilan-tampilan perspektive atau bentuk tiga dimensi lainnya untuk
memperjelas kondisi lapangan dan rencana pengembangan yang dilakukan

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 13


BAB V
PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Untuk mencapai tujuan sesuai sasaran yang ditentukan di dalam kerangka Acuan Kerja maka sebelum
dibuat metode terperinci perlu ditentukan lebih dahulu prinsip-prinsip dasar dan penyederhanaan
pelaksanaan. Harus lebih dahulu dipastikan tujuan dan prinsip yang benar sehingga keputusan yang akan
diambil dapat mencapai sasaran. Tanpa hal ini maka program yang dilaksanakan kemungkinan akan
gagal dan tidak efisien selama pelaksanaannya sehingga tujuan akhir tidak tercapai.

Sangat diperlukan membuat identifikasi dan mengerti ruang lingkup, pekerjaan yang akan dilaksanakan
nantinya sebelum memutuskan metode pelaksanaan yang diperlukan.

Untuk mencapai tujuan sesuai sasaran yang ditentukan di dalam Kerangka Acuan Kerja maka sebelum
dibuat metode terperinci perlu ditentukan lebih dahulu prinsip-prinsip dasar dan penyederhanaan
pelaksanaan. Harus lebih dahulu dipastikan tujuan dan prinsip yang benar sehingga keputusan yang akan
diambil dapat mencapai sasaran. Tanpa hal ini maka program yang dilaksanakan kemungkinan akan
gagal dan tidak efisien selama pelaksanaannya sehingga tujuan akhir tidak tercapai.

Sangat diperlukan membuat identifikasi dan mengerti ruang lingkup, pekerjaan yang akan dilaksanakan
nantinya sebelum memutuskan metode pelaksanaan yang diperlukan.

5.1. METODOLOGI PELAKSANAAN


Berdasar dari lingkup pekerjaan yang telah disampaikan melalui Kerangka Acuan Kerja agar
didapat hasil yang sesua dengan tujuan utama pekerjaan, maka dalam penyusunan desain ini akan
dilakukan metode:
1. Studi Observasi
Studi ini berupa pengumpulan data untuk diolah dalam perancangan ini. Pada proses
pekerjaan perencanaan ini data yang dibutuhkan antara lain, diagram rancangan kebutuhan
ruang, satuan keperluan ruang sehingga didapatkan luas bangunan yang dibutuhkan, dan
penggunaan ruang.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 14


2. Studi Literatur
Adalah kajian penulis atas referensi-referensi yang ada baik berupa buku maupun karya-
karya ilmiah yang berhubungan dengan pekerjaan perenceanaan ini. Beberapa referensi yang
dibutuhkan untuk perancangan ini antara luasan kebutuhan yang dibutuhkan setiap orang
yang dibutuhkan untuk melakukan aktifitasnya disesuaikan dengan tingkat pekerjaannya.
Studi literature juga dilakukan melalui internet untuk mencari literature mengenai contoh
bangunan ASRAMA yang baik dan mampu diterapkan di Indonesia dan tentu saja
menyesuaikan dengan kondisi Indonesia.
3. Analisa data dan Perancangan
Pengolahan data dan analisa data yang kemudian digunakan sebagai masukan dalam
penghitungan secara manual dan dengan program simulasi bangunan seperti Autodesk
Ecotect Analysis maupun Design Builder untuk menganalisi kesesuaian suhu dengan
kebutuhan serta perancangan instalasi dengan program AutoCad.
4. Studi Bimbingan
Konsultan dalam proses perencanaan pembangunan ini bersama pemberi tugas yang
merupakan pengguna gedung ASRAMA merupakan sumber data dan masukan sebagai
penyesuaian desain dengan keinginan pengguna bangunan.

Diagram Alir Metodologi Perencanaan


Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri MAN 2

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 15


5.2. PENDEKATAN PERENCANAAN

5.2.1. Pendekatan Arsitektur Berserta Utilitas


5.2.1.1 Survey Pendahuluan Dan Pengumpulan Data

Konsultan akan mengumpulkan selengkap mungkin data-data yang diperlukan untuk


penentuan langkah-langkah perancanaan teknis, data-data yang diperlukan adalah sebagai
berikut:
1. Pengumpulan data-data awal perencanaan dan data-data terdahulu
terhadap perencanaan disekitar rencana bangunan;
2. Survey;
3. Pengambilan sample tanah, pengujian tanah di lapangan dan
laboratorium; yaitu sondir dan Boring pada rencana lokasi bangunan dan
dilaksanakan pengujian indek properties di laboratorium.
Dari survai pendahuluan ini diharapkan mendapatkan gambaran awal
kondisi lokasi perencanaan sebagai data awal guna penyusunan preliminary
design, yang selanjutnya dijadikan bahan diskusi dengan penggunaan jasa
untuk menselaraskan konsep perencanaan dengan keinginan pengguna.
Memadukan teknologi membangun dengan estetika/keindahan mulai dari skala
makro sampai pada skala mikro berupa detail konstruksi dan furnitur, merupakan wujud fisik
sebagai wadah kegiatan manusia lebih dari sekedar usaha pemenuhan persyaratan
fungsional semata dalam sebuah program bangunan. Gubahan dan organisasi unsur bentuk
dan ruang akan menentukan bagaimana arsitektur dapat meninggikan suatu karya,
memperoleh tanggapan dan mengungkapkan suatu makna.

5.2.1.2 Tahap Prarencana (Preliminary Design)

Pada tahap ini dilakukan proses analisa/pengenalan terhadap


permasalahannya, merumuskan lingkup permasalahannya, pengumpulan data
yang relevan untuk diasimilasikan. Data awal ini yang akan menjadi acuan
dalam penyusunan program ruang, konsep perancangan, dan desain awal.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 16


Gambar Acuan Dalam Menyusun Konsep

Keluaran pada tahap ini adalah konsep perancangan Site Plan, Denah, Tampak,
Potongan dan Perspektif. Dalam tahap ini dapat diperoleh penjelasan yang lebih rinci
mengenai disainnya.Konsep dasar rancang bangun adalah suatu hasil kolaborasi dari
berbagai disiplin ilmu yang dirangkum dalam bentuk rancangan. Gagasan dasar muncul
kreatifitas arsitek, baik dalam bentuk institusi maupun dalam bentuk pemograman.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 17


Gambar. Gagasan Dalam Perencanaan

Rancangan selanjutnya diekspresikan dalam satu atau beberapa


alternative lay-out bangunan, dimana bentuknya dihasilkan dari pertimbangan
rumusan konsep - konsep system bangunan (arsitektural, struktural, mekanikal,
dan elektrikal) dan lingkungan sekitar yang tentunya disesuaikan dengan
peruntukan bangunan.

Gambar Peruntukan Bangunan

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 18


Gambar Bangunan Green Building

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 19


Gambar. Bagan alir integrasi perancangan bangunan.

Selain dari pertimbangan fungsi, arsitektural, struktural, mekanikal elektrikal dan


lingkungan, konstrain biaya juga merupakan hal yang harus dipertimbangkan, karena desain
yang memenuhi kriteria seperti pada Gambar Diatas tidak akan terbangun jika dana yang
tersedia, untuk itulah pada saat perencanaan awal disusun lah prakiraan biaya awal, dimana
biasanya disebut cost plan dimana perhitungan hanya di estimasi dari luas bangunan yang akan
dibangun dan grade spesifikasi yang akan dibangun.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 20


Gambar Penghematan Biaya Pada Pembangunan

5.2.1.3 Tahap Pengembangan Desain (Design Development)

Tahap pengembangan disain merupakan lanjutan tahap prarencana,


dalam tahap ini disain-disain yang sudah ada dalam tahap sebelumnya
dimatangkankan lagi sehingga diperoleh satu disain final, seperti: gambar-
gambar rencana tapak, gambar-gambar pra rencana bangunan, perkiraan
biaya pembangunan, rencana Struktur, Arsitektur, mekanikal, dan sebagainya,
laporan perencanaan, hasil konsultasi rencana dengan pihak Tim Teknis, Instansi
terkait/Pemda, beserta garis besar rencana dan syarat-syarat (RKS)
Berdasrkan hasil analisis dari berbagai macam kebutuhan fungsi,
memenuhi kriteria desain maupun persyaratan dan peraturan yang berlaku
yang telah dijabarkan dalam sub bab sebelumnya, baik dari sisi arsitektur,
struktural, mekanikal elektrikal, dan lingkungan , mulailah disusun perencanaan
detail.
Tentunya untuk mendapatkan produk desain yang terintegrasi perlu koordinasi dan
diskusi rutin yang di ikuti berbagai disiplin ilmu guna mengakomodir masukan dan
evaluasi dari masing -masing disiplin tersebut. Namun tentunya tetap kebutuhan penguna
merupakan prioritas yang harus terpenuhi disamping pertimbangan aspek lingkungan.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 21


Gambar Aspek Lingkungan
Kemudian secara bertahap dilakukan pendetailan gambar-gambar,
baik arsitektur, struktur maupun mekanikal elektrikal, yang tentunya dalam
gambar yang dihasilkan telah mempertimbangkan kebutuhan bidang lainya.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 22


Gambar. Kebutuhan Bidang Bangunan

Selain pertimbangan yang sudah disebutkan diatas batasan biaya juga perlu
diperhatikan dan didiskusikan dengan penguna jasa, sehingga produk desain yang dihasilkan
benar-benar dapat terbangun sesuai dengan keinginan penguna anggaran, memenuhi kriteria
perencanaan , fleksibel secara ekonomi dan mudah dalam pelaksanaanya.
Dalam perancangan Arsitektur bangunan yang melibatkan aplikasi teknologi
tinggi dan sistem bangunan secara terpadu, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan
untuk menghasilkan bangunan yang sesuai dengan fungsinya namun tetap ramah dan peduli
akan lingkungan.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 23


Gambar. Skema Desain Green Building
Pendekatan pertama dilakukan dengan membuat konsep umum dalam perancangan
Gedung.
Pendekatan kedua adalah dengan memperhatikan hal-hal berikut.Dimana
bentuk bentuk simetri dapat berupa lingkaran, segi empat, segitiga atau lainya seperti
ditunjukan dalam gambar berikut :

Gambar. Bentuk umum bangunan publik: “simetris”

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 24


Citra bangunan yang modern: Mengunakan beberapa unsur bahan
bangunan moderen, yaitu kaca, dan alumunium, dengan finishing bernuansa
alam.

Gambar. Unsur Bahan Yang Dipakai

Finishing bernuansa alam dimunculkan dengan warna - warna yang


alami seperti: coklat, hijau pupus, kuning kecoklatan dan beberapa ornament tradisional
dimunculkan dalam warna merah, kuning, coklat dan hitam.
Memperhatikan bentuk bentuk lokal yang dimunculkan pada bentuk atap
bangunan yang diadaptasi dari bentuk atap tradisional.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 25


Gambar Adaptasi Bangunan

Pendekatan selanjutya dilakukan berdasarkan kepedulian atas bahaya


menipisnya lapisan ozon yang diakibatkan oleh efek rumah kaca. Terlihat
hubungan yang erat dengan iklim setempat denga tipologi bangunan dan
oleh karenanya bentuk lansekap juga mempengaruhi bentuk bangunan. Pada
pendekatan strategi ini orientasi bukaan bangunan, dimensi dan tata letak
serta pemilihan bahan bangunan yang sesuai menjadi titik tolak perancangan.
Sehingga menghasilkan bangunan yang banyak memanfaatkan potensi alam.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 26


Terutama sinar matahari dan angin. Bangunan yang terbentuk dapat berupa bangunan tropis
atau bangunan bioklimatik.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 27


Gambar. Contoh Bentuk Bangunan Gedung

Pendekatan lainya dilakukan karna manusia sadar untuk melakukan penghematan


atas pengunaan sumber daya alam yang ada dibumi. Ini khususnya ditujukan pada
pengunaan tenaga listrik yang dihasilkan dari pembakaran minyak dan batu barayang
merupakan penyebab utama menipisnya lapisan ozon. Strategi rancangan ini erat
dengan strategi sebelumya. Rancangan dengan pertimbangan iklim, sekaligus menjaga
potensi lingkungan setempat agar tidak tercemar atau rusak dengan keberadaan
bangunan. Rancangan ini juga terintegrasi dengan sistem pengendalian lingkungan
dimana bangunan tersebut didirikan.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 28


Gambar. Pendekatan Mengatasi Masalah Pemanasan Global

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 29


Selanjutnya ada juga pendekatan yang tidak sepenuhnya memperhatikan
lingkungan sekitar, tetapi lebih upaya menyediakan ruang sekaligus menyembunyikan
jaringan utilitas bangunan, seperti saluran ventilasi , jaringan listrik, pemipaan, pengkondissian
udara dan sirkulasi vertikal. Pada strategi ini terlihat pembagian ruangan - ruangan pelayanan
dan ruang - ruang yang dilayani. Sehingga kebutuhan ruangan yang digunakan untuk sistem
mekanikal dan elektrikal dapat dialokasikan dengan baik. Dengan demikian bangunan
merupakan sistem kayanan dimana jaringan utilitas merupakan bagian yang perlu
diperatikan dalam rancangan.

Gambar. Utilitas Bangunan

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 30


Dalam sistem perancangan bangunan, ketiga sistem tersebut merupakan
dasar bagi tercapainya integritas sistem bangunan yang ditunjukan demi tercapainya
kebutuhan fungsi bangunan tanpa mengabaikan kekuatan struktur dan kenyamanan dalam
bangunan.

Gambar. Kebutuhan Fungsi Bangunan

Luas lantai untuk kegiatan penghuni/ penguna bangunan (luas netto)


harus memperhatikan luas lantai yang dibutuhkan untuk sirkulasi
(horizontal/vertikal), penempatan perlengkapan bangunan baik berupa
peralatan mekanikal maupun elektrikal dan luas lantai yang ditempati oleh
struktur bangunan, baim berupa kolom maupun dinding geser/inti bangunan.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 31


Gambar Penempatan Perlengkapan Ruangan

Dalam ketentuan ijin mendirikan bangunan, setiap bangunan harus memenuhi


persyaratan peruntukan tata guna lahan, Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lahan
Bangunan (KLB) , Koefisien Dasar Hijau (KDH), Koefisien Tapak Basement (KTB), maksimum
ketinggian lantai, Garis sepadan bangunan (GSB), Garis sepadan jalan (GSJ), dan Jarak bebas
antar bangunan.

KDB = Ll dasar KLB =Ltotal


Ldp Ldp
Dimana :
Ldp = Luas daerah perencanaan, Luas tanah dibelakang GSJ Ltotal = Luas
total lantai bangunan
Karakteristik tata bangunan
Tata bangunan akan berpengaruh pada fleksibilitas ruang, tingkat
pemanfaatan lahan, pola sirkulasi, pencahayaan, hubungan utilitas, massa dan
kekakuan struktur. Untuk itu dalam penyususnan konsep awal tata bangunan
harus benar - benar diperhatikan. Tabel b.1 dapat dijadikan acuan dalam
pertimbangan tata letak bangunan. Dan pada table berikut digambarkan
ilustrasi fleksibilitas penguna.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 32


Gambar Karakteristik Sirkulasi Pada Bangunan

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 33


Bangunan harus direncanakan mampu menahan beban gempa
sebesar:

CIW
V=
R
Dimana :
C = Koefisien gempa dasar
I = Faktor Keutamaan
R = Faktor reduksi gempa
Wt = Kombinasi beban mati dan
beban hidup

Gambar Alternatif Fleksibilitas Ruangan

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 34


5.2.1.4 Tahap Desain Interior

Disain interior merupakan proses membentuk pengalaman ruang. Suasana


nyaman, formal, sakral, santai, akrab dsb dapat dibentuk dengan memberikan perlakuan
khusus pada elemen pembentuk ruang yaitu dinding, lantai dan langit-langit. Suasana yang
kita inginkan dapat terwujud dengan pemilihan material yang sesuai pada elemen
pembentuk ruang, penataan perabot dan ornamen yang tepat.

Gambar. Suasana Pemilihan Material

Disain interior merupakan proses kerja kreatif yang memberikan analisa kebutuhan
ruang, merumuskan konsep perancangan, proses perancangan, menyajikannya dalam
bentuk gambar yang komunikatif dan membuat dokumen kerja/konstruksi . Sehingga
desain tersebut dapat terwujud sesuai dengan keinginan Anda.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 35


Gambar. Konsep Orientasi Penghawaan

5.2.1.5 KONSEP INTEGRASI PERANCANGAN BANGUNAN

Konsep dasar rancang bangun adalah suatu hasil kolaborasi dari berbagai
disiplin ilmu yang dirangkum dalam bentuk rancangan. Gagasan dasar muncul dari
kreatifitas arsitek, baik dalam bentuk intuisi maupun dalam bentuk pemograman. Rancangan
yang dihasilkan selanjutnya diekspresikan dalam satu atau beberapa alternatif lay out
bangunan, dimana bentuknya dihasilkan dari pertimbangan rumusan konsep-konsep
sistem bangunan (arsitektural, struktural, mekanikal dan elektrikal) dan lingkungan sekitar yang
tentunya disesuaikan dengan peruntukan bangunan.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 36


Gambar Bagan Alir Integrasi Perancangan Bangunan

Gambar. Penggunaan Ruang

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 37


5.2.1.6 KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

Perencanaan bangunan erat hubungannya dengan fungsi bangunan.


Dengan mengetahui fungsi bangunan dapat diketahui besaran-besaran ruang
yang dibutuhkan. Masing-masing fungsi ruang memerlukan persyaratan tertentu
yang dikaitkan dengan aktifitas yang terjadi. Untuk tujuan efisiensi maka
adanya aktifitas yang berbeda perlu dibuat pengelompokan fungsi/kegiatan
yang mempunyai sifat yang sama atau mendekati, sehingga dalam
perencanaan ruang perlu memperhatikan pengelompokan ruang atau zoning.

Gambar Aktifitas Pada Bangunan


Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 38
Besaran ruang satuan ditentukan berdasarkan standar kebutuhan ruang fasilitas public.
Perencanaan bangunan perlu memperhatikan beberapa ketentuan
umum yang meliputi kepadatan bangunan, bentuk dan ukuran dasar satuan,
persyaratan teknis ruang, tata letak bangunan dan jarak antar bangunan dan
ketinggian baru.

Gambar Hubungan Tapak Bangunan Dengan Lingkungan

Konsep disain yang diusulkan mencoba mengkombinasikan antara aspek lokal


dan modern sehingga akan tampil modern namun tetap mengakomodir simbol-simbol
lokal dan tidak mengesampingkan pula fungsi dan standar peraturan yang berlaku, aspek
workability dan serviceability dan tentunya harus tetap fleksible secara ekonomi. Hal tersebut
secara lebih jelas diberikan pada bagan dalam gambar dibawah.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 39


Gambar Bagan Konsep Desain Arsitektur

Gambar. Contoh Perspektif Hasil Desain Bangunan

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 40


5.2.1.7 KEPADATAN BANGUNAN

Kepadatan bangunan dalam lingkungan harus memperhitungkan agar supaya dapat


mencapai optimasi daya guna dan hasil guna tanah sesuai dengan fungsinya. Dalam
mengatur kepadatan bangunan diperlukan perbandingan yang tepat meliputi luas
lahan peruntukan, kepadatan bangunan setiap hektar, Koefisien Dasar Bangunan (KDB),
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) serta jumlah lantai tingkat.

Gambar. Kepadatan Bangunan Hal ini ditujukan untuk :

1. Memenuhi kebutuhan layanan asrama yang layak dalam lingkungan yang sehat.
2. Mengkaitkan usaha pembangunan yang fungsional bagi kepentingan publik.
3. Mewujudkan pemikiran yang serasi dan seimbang sesuai dengan pola tata ruang kota dan
tata daerah.
4. Mengoptimalkan sumber daya tanah dan lahan.
5. Kapadatan bangunan harus memperhitungkan agar supaya dapat
mencapai optimasi daya guna dan hasil guna tanah sesuai dengan fungsinya dengan
memperhatikan keserasian, keselamatan dan asrama lingkungan, serta pencahayaan,
aliran dan pertukaran udara serta pencegahan terhadap bahaya kebakaran. Ditentukan
bahwa:
a) Luas lahan yang tertutup bangunan maksimum sama dengan 40%
sedangkan 60% dari luas lahan digunakan untuk halaman atau ruang
terbuka.

b) Luas tanah untuk bangunan terhadap luas tanah bersama seluas-


luasnya adalah 50%.
c) Luas tanah untuk fasilitas ruang terbuka sekurang-kurangnya 20%.
d) Luas tanah untuk fasilitas lingkungan terhadap tanah bersama seluas-
luasnya 30%.
e) Fasilitas lingkungan yang ditempatkan pada lantai bangunan maksimal
30% dari jumlah luas lantai.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 41


5.2.1.8 PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN

Semua ruang yang dipergunakan untuk kegiatan sehari-hari harus mempunyai


hubungan langsung maupun tidak langsung dengan udara luar dan pencahayaan dalam
jumlah yang cukup.

Gambar Penghawaan Bangunan

Apabila hubungan langsung maupun tidak langsung dengan udara luar


dan pencahayaan langsung maupun tidak langsung dengan pencahayaan
alami tidak dapat dipenuhi maka harus diusahakan adanya pertukaran udara
dan cahaya buatan yang dapat bekerja terus menerus selama ruangan
tersebut digunakan.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 42


Gambar Penghawaan & Pencahayaan Alam

5.2.1.9 TATA LETAK BANGUNAN

Tata letak bangunan harus memenuhi faktor-faktor keamanan, keselamatan


dan kenyamanan penghuni serta lingkungannya yaitu dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Jarak terhadap bahaya kebakaran dihitung berdasarkan jarak jilatan api
terjauh diluar bangunan ditambah lebar ruang untuk pergerakan mobil dan
perlengkapan pemadam kebakaran.
2. Jarak pencahayaan harus dihitung terhadap arah lintas matahari,
ketinggian bangunan itu sendiri dan bangunan sekelilingnya guna menjamin
terjadinya sistem pencahayaan alami yang cukup bagi setiap ruang dan bangunan
lainnya.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 43


Gambar. Pengaruh Cahaya Matahari Pada Bangunan

3. Jarak pertukaran udara harus dihitung terhadap pengaruh arah dan


kecepatan angin pada ketinggian ruang dan luas bidang yang terbentuk
sehingga dapat menjamin terwujudnya sistem penghawaan alami yang cukup bagi
setiap ruang dari satuan rusuna dan bangunan lainnya.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 44


Gambar. Mengatasi Pertukaran Udara

5.2.1.10 JARAK ANTAR BANGUNAN DAN KETINGGIAN BANGUNAN

Jarak antar bangunan ditentukan berdasarkan persyaratan terhadap bahaya


kebakaran, pencahayaan alami, pertukaran udara, privacy dan ketinggian bangunan.

Gambar. Ketinggian bangunan

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 45


5.2.1.11 KENYAMANAN BANGUNAN

Kenyamanan thermal dalam suatu hunian ditentukan oleh kriteria kenyamanan


thermal dalam batasan-batasan sebagai berikut :
1. Temperatur efektif 23-270C,
2. Kecepatan angin maksimal 1,5 m/detik,
3. Kelembaban udara relatif 50-60%.
Di dalam perencanaan kondisi kenyamanan optimal dapat dicapai dengan
mengatur ketiga besaran tersebut di atas dengan atau tanpa bermacam peralatan atau
kondisi perlakuan.

Gambar. Kenyamanan Aktifitas Dalam Bangunan

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 46


Kenyamanan audial meliputi kebisingan lingkungan akibat kebisingan yang ditimbulkan
oleh lingkungan sekitar dan perambatan bising dari unit hunian bersebelahan /
berhubungan langsung, serta kebisingan dalam unit hunian yaitu bising yang ditimbulkan
oleh penggunaan peralatan sehari-hari, alat audio-visual dan kegiatan sehari-hari.
Kenyamanan visual (kecahayaan) harus direncanakan dengan memperhatikan
hal-hal seperti mengurangi dampak kesilauan, menggunakan penerangan alami secara
maksimal, menggunakan penerangan buatan secara efisien dan tepat guna melalui
pemilihan jenis lampu dan besaran efikasi serta pemilihan warna dinding dan peralatan interior
yang baik.

Gambar. Visualisasi Interior Kawasan Bangunan

Iklim berpengaruh terhadap kenyamanan hunian. Pada bangunan tinggi angin


mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap struktur bangunan juga terhadap
kenyamanan bangunan. Semakin tinggi bangunan, semakin tinggi semakin besar juga
daerah bidang bangunan yang kena angin dan kecepatan angin yang cukup tinggi. Rasa
nyaman suatu ruangan bangunan ditentukan oleh cukup dan tidaknya sirkulasi udara dalama
ruangan, sehingga pergantian udara tetap terjaga pada kondisi nyaman.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 47


5.2.1.12 USULAN PROGRAM KEBUTUHAN RUANGAN

Program kebutuhan ruangan seperti diberikan pada subbab-subbab berikut ini;


1. Umum, guna mendukung program pembangunan dan kinerja pendidikan
yang baik dan efisien, pemerintah mendukung adanya sistim transfer
teknologi dalam proses pembangunannya. Hasil studi adianto (2006)
mengenai pola pendidikan menunjukkan beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam proses perencanaan dan perancangan gedung
pendidikan.
2. Modul Ruang Gerak, kami menyimpulkan bahwa modul ruang gerak
pennguna perlu titingkatkan efisiensi dan efektifitasnya. Melalui berbagai analisis
kompratif antara modul gerak yang telah diatur dalam peraturan Pemerintah dengan
Analisis Ruang Gerak, kami menyimpulkan berikut ini adalah modul ruang aktivitas
pengguna sebagai berikut;
a) Hasil penelitian adianto (2006) juga menunjukkan bahwa rasio ruang
1:8,00 M² yang telah ditetapkan hanya mungkin dicapai pada modul
ruang kerja saja, bukan ruang keseluruhan. Hal ini dikarenakan
besarnya jumlah dan luas ruang penunjang seperti lobby penerima,
ruang M/E, ruang tamu, ruang rapat, kamar mandi dan utilitas yang
sama sekali tidak dapat ditetapkan berdasarkan jumlah personil.
b) Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata ratio ruang analisis
Konsultan lebih kecil dari pada kondisi eksisting dan ruang gerak berdasarkan
Peraturan Pemerintah. Adapun rasio ruang gerak personil hasil analisis Konsultan
adalah 1 : 8,40 M² dengan rasio ruang keseluruhan adalah 1 : 14,17 M².
3. Standar Ruang dan Persyaratan Teknis Lainnya Dari Berbagai Sumber
Literatur Bangunan.
Menurut kamu besar Bahasa Indonesia menjelaskan kata ASRAMA
sebagai balai [gedung, rumah, ruang] tempat aktivitas. Menurut Mullin (1990),
dalam Planning Space, ASRAMA (ASRAMA dalam bahasa Inggris) merupakan
sebuah tempat yang mempresentasikan kegiatan, tugas, kewenangan atas sebuah fungsi
tertentu. Lebih lanjut ia menambahkan bahwa kata ASRAMA (office dalam bahasa Inggris)
berasal dari kata Jerman Kuno, ein amt, yang artinya sebuah ruang yang berisi tata
masyarakat.
Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 48
Artinya, ASRAMA merupakan sebuah lembaga jejaring kekuasaan, dari pucuk
pimpinan sampai garda depan pengabdi masyarakat. Oleh karena itu, konsep ASRAMA
tidak terpaku pada sebuah wujud arsitektural tertentu, tetapi lebih menekankan pada
jejaring kekuasaan dari pimpinan sampai tingkatan terbawah.
Konsep ASRAMA itu sendiri bukan mengenai manusia maupun benda secara fisik,
namun lebih pada pengaturan serta pergerakan manusia dan benda-benda di dalamnya
pada jarak-jarak tertentu yang berkaitan dengan peraturan dan kontrol, dari definisi diatas
dapat diartikan bahwa ASRAMA adalah suatu lingkungan fisik buatan berupa bangunan
yang didalamnnya terdapat satu atau beberapa ruangan dengan berbagai peraturan
dan kontrol, tempat sekelompok manusia dengan hirarki yang teratur melakukan kegiatan
bisnis atau pelayanan jasa tertentu.
Organisasi adalah suatu struktur sosial / sistim yang terdiri dari dua orang
atau lebih yang saling tergantung dan bekerja sama dalam suatu koordinasi
untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi dalam sebuah ASRAMA
menunjukkan tugas dan tanggung jawab, jalur komunikasi, serta kekuasaan
atau wewenang yang dimiliki setiap individu / kelompok. Jenis organisasi inilah
yang kelak menentukan rencana dan desain gedung tersebut. Menurut de
Chiara (1986) dalam bukunya Time Savers Standart: Building Types, terdapat
kategori organisasi ASRAMA yaitu;
a) Kelompok Manajemen, Kelompok Keuangan, Kelompok Penjualan,
Kelompok ASRAMA Pelayanan, Kelompok Jasa Teknis dan Kelompok
Produksi.
b) Kelompok Manajemen memiliki ciri khas, dimana para pimpinan
manajemen memiliki ruang terpusat dan berdekatan. Lokasi mereka
tidak terganggu oleh gangguan suara dari ruang pekerja dengan ruang pimpinan
yang berukuran lebih besar dari ruang para staf.

c) Kelompok Keuangan memiliki cirri khas perletakan perabot kerja yang


berbaris sesuai dengan alur pekerjaan. Hal ini memudahkan para staf
untuk melakukan pekerjaan melalui perpindahan dokumen yang
teratur. Sementara itu, bagian pengadaan barang yang memiliki
hubungan kerja dengan pihak rekanan berada didekat ruang
penerimaan tamu sehingga memudahkan sirkulasi pekerjaan tampa

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 49


mengganggu pekerjaan pada bagian lain. Demikian pula pada
bagian kepegawaian, karena seringkali mengadakan wawancara
dengan calon karyawan sehingga kegiatan tersebut tidak
mengganggu pada kegiatan lainnya.
d) Kelompok Penjualan memiliki cirri khas alokasi ruang katalog dan arsip
yang besar sehingga memudahkan para staf untuk memperoleh data
mengenai pelanggan. Ruang kerja staf tidak perlu besar, karena
mereka memiliki mobilitas yang tinggi diluar ASRAMA dalam mencari
konsumen.
e) Kelompok ASRAMA Pelayanan merupakan kelompok yang
menyediakan jasa kepada kelompok lainnya seperti pusat data,
perpustakaan, ASRAMA pos, dan lain sebagainya. Ciri khas kelompok ini
adalah besarnya ruang penerimaan tamu, ruang pelayanan tamu,
dan ruang arsip, karena ketiga ruang inilah yang menentukan kinerja
kelompok ini.
f) Kelompok Jasa Teknis seperti konstruksi, desain, penggambaran
biasanya berada dilokasi yang dekat dengan kegiatan utama
berlangsung. Sementara Kelompok Produksi berada dipabrik utama,
guna memeperlancar dan memudahkan alur pekerjaan dan
pemeriksaan, ruang diatur berbaris linier sesuai alur produksi.
Menurut Coffey (1999) dalam bukunya, Behavior in Organization, umumnya
dapat diamati ada tiga bentuk struktur dasar dalam organisasi ASRAMA , yaitu:
a) Bentuk Hirarki Penuh [pure hierarchical]
Terdapat hirarki yang jelas dengan kekuasaan tertinggi ada pada orang yang paling atas
sesuai garis vertical. Kamunikasi maupun aliran informasi biasanya hanya dari atas
kebawah mengikuti hirarki kekuasaan, hubungan atasan dan bawahan bersifat
formal hubungan individu, kelompok bersifat independent.
b) Bentuk non hirarki [non hierarchical / participative groups]
Bentuk ini terdiri dari kelompok-kelompok kerja yang masing-masing
memiliki seorang pemimpin dan hamper tidak terdapat hirarki antara
anggotanya. Komunikasi terjalin dengan baik antara setiap anggota
kelompok.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 50


c) Bentuk Kompleks [complex / mixed structure]
Bentuk ini merupakan gabungan dari kedua bentuk sebelumnya, masih
terlihat adanya hirarki aanggotanya, namun didalamnya terdapat
kelompok yang memerlukan koordinasi kerja satu sama lainnya.
Jika kami hubungkan panduan dari Timer Saver Standarts : Building
Typesoleh de Chiara dan pendapat Coffey diatas dengan pola kerja
Pemerintah berdasarkan kategori di atas, maka ASRAMA Tergolong
kategori kelompok manajemen dan kelompok pelayanan umum dengan
tipe mixed-structure. Dengan demikian, perlu kiranya proses
perencanaan dan perancanangan mempertimbangkan ciri
khas/karakter dua kelompok tersebut. Pola kerja ini akan menentukan
pengaturan ruang kerja dan perabot yang ideal.
Salah satu elemen yang penting dalam desain pengaturan ruang kerja adalah scenery,
yaitu benda-benda pengisi ruang berupa perabot, partisi dan sebagainya. Pengaturan
elemen tersebut akan menghasilkan bentuk-bentuk ruang ASRAMA yang berbeda, antara
lain:
a) Bentuk Selular dan Ruang Kelompok
Bentuk ini merupakan ruang yang bersifat tertutup, dimana antara satu
ruangan dengan ruang lain dibatasi oleh pembatas permanen atau
paritisi dengan ketinggian tertentu. Bentuk selular lebih bersifat individual
karena kapasitasnya yang kecil, sedangkan bentuk ruang kelompok
dapat berisi satu kelompok kecil yang berisi 5 sampai 15 orang.
b) Bentuk Open Plan
Sifatnya terbuka tidak memerlukan pembatas berupa dinding atau partisi,
pengaturan perabot sangat kaku karena biasanya disesuaikan dengan grid bangunan.
c) Bentuk Landscape
Merupakan ruan terbuka dimana pengaturan ruangnya lebih mengutamakan
hubungan interpersonal maupun kelompok, dengan menggunakan partisi,
tanaman, serta perabot untuk manandai jalur sirkulasi sekaligus menciptakan teritori
bagi individu maupun kelompok dan konsep lebih mempertimbangkan hubungan timbal
balik dari seluruh element, seperti kebutuhan komunikasi lancar, fleksibilitas optimal
dalam mengatur dan menata ulang tempat kerja bagi individu dan kelompok, serta
Perencanaan Pembangunan
menciptakan Asrama
kondisi Putra dan
lingkungan Putri
yang lebih baik. 51
Menurut konsultan masalah yang muncul pada struktur organisasi jajaran lini adalah
struktur organisasi jajaran lini memiliki perangkat operasional dan bahkan pada dinas-dinas
tertentu perangkat operasional yang lebih berperan menjalankan fungsi struktur jajaran lini
tersebut.
Oleh karena itu perlu disusun suatu sistim agar penyusunan pola
organisasi untuk jajaran lini dapat tetap dibuat secara tipikal tetapi tidak
mengabaikan kekhususan dari masing-masing anggota jajaran. Menurut
Lembaga Administrasi Negara penyempurnaan ketatalaksanaan pemerintah
terutama dalam bidang administrasi umum ditujukan untuk lebih memperlancar
pelaksanaan pembangunan. Inti utama pendayagunaan administarsi umum
adalah peningkatan efisiensi kegiatan usaha pemerintah pada umumnya.
Untuk jajaran lini pola-pola struktur organisasi tidak hanya menunjukkan
dari tipe pekerjaan administrasi saja tetapi juga operasional dan pelayanan
masyarakat.Perangkat operasional serta pelayanan masyarakat ini tentunya
menentukan modul standar ruang usulan konsultan bagi masing-masing personil
dalam jajaran lini.

Berdasarkan studi pustaka dan studi banding di atas, konsultan


berpendapat bahwa sistim open-plan lebih baik dari pada sistim lainnya karena
sesuai dengan modul ruang kerja yang kecil serta pengawasan dan alur kerja
yang cepat, efisien dan efektif. Dengan demikian, konsultan mengusulkan
penggunaan sistim ini dalam pola ruang pendidikan Pemerintah Provinsi
Sumatera Barat.
4. Ketentuan-ketentuan Mengenai Luas Ruang Berdasarkan Anthropometric
Luas suatu ruang fungsional (sub-bagian, yang merupakan unit terkecil pada suatu
instansi) dipengaruhi oleh:
a) Jenis kegiatannya secara umum konsultan mengelompokkan jenis
kegiatan menjadi dua. Kegiatan uang bersifat admministratif dan yang bersifat teknis.
Perbedaan yang mendasar pada kedua jenis kegiatan ini adalah kebutuhan perabot.
Pada jenis kegiatan teknis secara prinsip akan dibutuhkan perabot berhubungan

Perencanaandengan kegiatan-kegiatan
Pembangunan Asrama Putraperencanaan
dan Putri dan perancangan. 52
b) Standar ruang untiuk kegiatan tersebut, adalah standar ruang yang
menjadi acuan konsultan pada standar data arsitek, palnning office space and time server
standarts, disimpulkan bahwa ruang perASRAMA an terbagi atas kelompok ruang ditambah
service. Ruang-ruang tersebut adalah ruang kerja sebagai ruang setiap personil Pemerintah
Sumatera Barat untuk melakukan tugasnya. Ruang kerja dapat bermacam-macam ukurannya sesuai
dengan jabatan personil dan kebutuhannya. Dalam menentukan ukurannya, Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintah,
berikut adalah penjelasan beberapa ruangan:
c) Ruang arsip, sebagai ruang yang diperuntukkan menyimpan berkas-
berkas pekerjaan yang sudah dikerjakan namun masih dibutuhkan sebagai data
pekerjaan berikutnya. Dalam menentukan ukuran ruang arsip yang dibutuhkan,
konsultan mengacu pada standar internasional seperti Time Saver Standarts.

d) Ruang alat khusus, seperti alat fotokopi dan fax atau alat elektronik
lainnya yang menunjang pekerjaan utama instansi, konsultan
berpendapat bahwa ruang alat khusus setiap instansi tidak sama karena
tergantung pada bidang pekerjaan masing-masing instansi.
e) Gudang, sebagai ruang yang diperuntukkan untuk menyimpan alat-alat
ASRAMA yang sudah tidak terpakai atau persediaan alat-alat ASRAMA . f) Ruang
khusus, seseuai dengan peruntukkan fungsi.
g) Servis, sebagai ruang penunjang personil dalam bekerja seperti kamar
mandi, pantry atau ruang lain yang sejenis.
Tiap-tiap kelompok ruang tersebut terbagi atas ruang-ruang tertentu, tidak semua
ruang-ruang tertentu tersebut dimiliki oleh sebuah ASRAMA Pemerintah Sumatera
Barat, sehingga Konsultan melakukan penyesuaian untuk mendapatkan luas minimum
untuk ASRAMA .
h) Jumlah orang yang berada pada ruangan tersebut. Banyakknya orang
(staf) pada tiap sub-bagian akan sangat bergantung kepada instansi
yang bersangkutan. Dalam analisis ini konsultan menghitung jumlah
orang minimal berdasarkan rata-rata orang pada tiap kelompok instansi.
Dengan diketahuinya luas ruangan fungsional dan jumlah ruang
fungsional tersebut, maka akan diketahui luas keseluruhan bangunan
ASRAMA .
Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 53
Pada ASRAMA publik seperti pemerintahan, hubungan antara pemakai
pada posisi duduk dan meja tulis merupakan hal yang penting. Kualitas antara
hubungan pemakai dan lingkungan kerja akan menentukan kenyamanan dan
asrama pegawai ASRAMA pada umumnya, serta efisiensi produksi dalam
ruang ASRAMA tersebut. Zona kebutuhan kerja haruslah cukup besar untuk
mengakomodasi kertas-kertas kerja, peralatan dan aksesori-aksesori lainnya.
Jarak ini haruslah tidak boleh kurang dari 30 inci atau 76,20 cm, yang
dibutuhkan untuk pengadaan ruang zona jarak bersih kursi. Sementara zona
tempat duduk tamu, dengan rentang lebar dari 30 sampai 42 inci atau 76,20
sampai 106,70 cm mengharsukan perancang mangakomodasi dimensi-dimensi
pemakai bertubuh lebih besar atas jarak pinggul-lutut dan jarak pinggul-ibu jari
kaki.

Gambar Pos Kerja Dasar Dengan Tempat Duduk Tamu


Tambatan
Jarak bukaann laci yang digunakan berbeda-beda tergantung tipe unit
penyimpanan arsip yang dipakai. Rentang dimensi keseluruhan sebesar 48 dan
56.inci atau 121,90 dan 142,20 cn diperlukan untuk mengakomodasi zona sirkulasi dan
bentangan laci dalam keadaan terbuka. Namun harus diperhatikan, jika dibutuhkan
pencapaian yang konstan atau terus menerus ke lemari penyimpanan arsip tersebut, maka
Perencanaan Pembangunan
zona sirkulasi Asrama Putra
akan terganggu dan Putri
sehingga harus dipertimbangkan tata letak yang lain. 54
Pengarsipan/jarak bersih pencapaian.
\

Gambar Pengarsipan

Dalam banyak ASRAMA , penyimpanan arsip seringkali ditempatkan


membatasi tepi zona sirkulasi. Kombinasi zona kerja/sirkulasi seperti ini
membutuhkan jarak bersih yang besar. Dua penyimpanan arsip yang
diletakkan jauh berseberangan akan membentuk sirkulasi yang terganggu.
Namun, jika rak penyimpanan arsip yang diletakkan jauh berseberangan akan
membentuk sirkulasi yang tak terganggu. Namun , jika rak penyimpanan arsip
diletakkan beberapa kaki jaraknya dari jalan sirkulasi tersebut dan pencapaian
ke laci dilakukan dari arah samping, masih memungkinkan disediakannya
sirkulasi untuk 2 (dua) orang.
Lebar bebas koridor minimal untuk 2 (dua) orang berjalan paralel (sekitar 1,20 m) dan
maksimal cukup untuk keadaan darurat (sekitar 1,50 m). Hal ini menyatakan bahwa ukuran
koridor/selasar sebagai akses horizontal antar ruang dipertimbangkan berdasarkan fungsi
koridor, fungsi ruang, dan jumlah pengguna, minimal 1,2 m. Sementara tinggi dinding masif
batas koridor minimal 1,10m dengan tinggi ralling 0,85 m.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 55


Sambungan Bangunan
Bagian paling atas dari bangunan, kita kenal dengan sebutan “ atap “
Atap untuk bangunan dengan ketinggian minimal 4 lantai blok dengan bentuk
dasar empat persegi panjang. Selayaknya fungsional dan mudah dalam
perawatan. Selain itu, atap bangunan gedung harus dibuat dari konstruksi dan
bahan yang ringan untuk mengurangi intensitas kerusakan akibat gempa.
Berdasarkan kajian Value Engineering, penutup atap dapat diefisiensi
dengan mengganti jenis material genteng atau mengganti jenis material kuda-
kuda.
Komponen atap dengan jenis unit berbidang lebar seperti spandeck, seng dengan
konstruksi yang tahan dan anti rayap. Seperti besi atau baja ringan dengansudut
kemiringan yang cukup landai lebih cocok untuk bangunan gedung dewasa ini.
Terdapat dua jenis penutup atas dimana masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangannya. Pemakaian penutup atas dengan atap
genteng lebih memungkinkan pengembangan arsitektur, namun mempunyai
kelemahan dalam pemeliharaannya. Namun demikian dengan suatu teknik
perencanaan hal ini masih bisa diatasi.
Sedangkan pemakaian penutup atas
dak biaya yang dikeluarkan akan lebih mahal ,namun dapat dipergunakan
untuk keperluan sebagai shelter tentunya dengan analisis struktur yang tepat
sesuai dengan fungsinya. Penutup atas dengan dak beton harus dibantu
dengan proteksi kedap air/waterproofing.
Bidang atap ini sebaiknya duduk dan dikelilingi oleh plat beton datar
untuk memudahkan instalasi pemasangan dan kemudahan perawatan atap.
Tangga ini sebaiknya menerus sampai level atap. Ini merupakan fasilitas untuk
pencapaian ke atap untuk memeriksa / merawat penutup atap dan instalasi
MEP di atap.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 56


Canopy
Canopy merupakan salah satu komponen bangunan. Fungsi canopy
sebagai area penerima masuk pertama secara struktur, canopy merupakan tonjolan dari
bidang fasade depan bangunan. Bentuk yang paling sederhana
dan fungsional adalah berupa plat datar yang menonjol lebih panjang dari
garis teras entrance (sekitar 3,00 m). Dapat juga lebih panjang lagi hingga
menutupi area drop-off kendaraan (sekitar ²,000-9,00 m). Posisi canopy secara
visual masih dapat terlihat dan dilihat dengan jelas dari arah luar atau
datangnya tamu.
Akses atau ciri dari bangunan akan lebih terlihat jelas jika diletakkan pada canopy.
Untuk tampilan Arsitektur lokal atau yang dikenal sebagai wujud kearifan lokal, baik dan strategis
jiak diletakkan pada kenopy. Hal ini lebih baik jika diletakkan pada jenis canopy yang lebih
panjang (sekitar 6,00-9,00 m) dan tidak melekat langsung pada bidang fasade bangunan.

Ketentuan Ruang Yang Harus Diperhatikan


Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/2000 tentang ruang luar
dikemukakan sebagai berikut:
Lapis Perkerasan (hard standing) dan jalur akses masuk (access way).
Di setiap bagian dari bangunan hunian dimana ketinggian lantai hunian
tertinggi diukur dari rata-rata tanah tidak melebihi 10 m, maka tidak
dipersyaratkan adanya lapis perkerasan kecuali diperlukan area operasional
dengan lebar 4 m sepanjang sisa bangunan tempat bukaan akses diletakkan, asalkan
ruang operasional tersebut dapat dicapai pada jarak 45 m dari jalur masuk mobil
pemadam kebakaran.
Dalam tiap bagian dari bangunan (selain bangunan kelas 1,2, dan 3)
perkerasan harus ditempatkan sedemikian rupa agar dapat langsung
mencapai bukaan akses pemadam kebakaran pada bangunan.
Perkerasan tersebut harus dapat mengakomodasi jalan masuk dan
manuver mobil pemadam, snorkel, mobil pompa, dan mobil tangga dan
plaffon hidrilik serta mempunyai spesifikasi sebagai berikut: Lebar minimum
lapisan perkerasan panjang minimal 15m.
Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 57
Bagian-bagian lain jalur masuk
yang digunakan untuk lewat mobil pemadam kebakaran lebarnya tidak
boleh kurang dari 4m.

Gambar Ilustrasi mobil pemadam kebakaran

Dalam tiap bagian dari bangunan (selain banguna kelas 1,2 dan 3)
perkerasan harus ditempatkan sedemikian rupa agar dapat langsung
mencapai bukaan akses pemadam kebakaran pada bangunan.
Perkerasan tersebut harus dapat mengakomodasi jalan masuk dan
manuvere mobil pemadam, snorkel, mobil pompa, dan mobil tangga dan
plaffon hidrolik serta mempunyai spesifikasi sebagai berikut: Lebar minimum
lapis perkerasan b.m dan panjang minimum 15m. Bagian-bagian lain dari
jalur masuk yang digunakan untuk lewat mobil pemadam kebakaran
lebarnya tidak boleh kurang dari 4 m. Lapis Perkerasan harus ditempatkan
sedemikian agar tepi terdekat tidak boleh kurang dari 2 m atau lebih dari
10 m dari pusat posisi akses pemadam kebakaran diukur secara horizontal.
Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 58
5.2.1.13 KONSEP MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING

1. SISTIM PEMADAM KEBAKARAN


Bangunan dilindungi dari bahaya kebakaran dengan :
a) Sistem peringatan dini terjadinya kebakaran (fire alarm)
b) Sistem Hydrant

Gambar. Konsep MEP Bangunan

Mengacu kepada peraturan standart proteksi kebakaran VFPA 20


(Nasional Fire Protection Association No. 20)
Dilengkapai dengan Box dan selang indoor /outdoor

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 59


Dilengkapai dengan Siamese Connection, alat penyambung Hydrant
yang menghubungkan mobil petugas PMK dengan instalasi dalam
gedung
Cadangan air untuk memadamkan kebakaran selama 30 menit.

Gambar Perkerasan untuk ke luar masuknya mobil pemadam kebakaran

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 60


Gambar Posisi Jack Mobil Pemadam Kebakaran.

Gambar dibawah. Contoh Fasilitas belokan untuk mobil pemadam kebakaran.


Radius terluar dari belokan pada jalur masuk tidak boleh kurang dari 10,5 m
dan harus memenuhi persyaratan seperti terlihat pada gambar.

Gambar Radius terluar untuk belokaan yang dapat dilalui.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 61


Tinggi ruang bebas di atas lapis perkerasan atau jalur masuk mobil pemadam
minimum 4,5 m untuk dapat dilalui peralatan pemadam tersebut.
Jalan umum boleh digunakan sebagai lapisan perkerasan (hard-standing)
asalkan lokasi jalan tersebut sesuai dengan persyaratan jarak dari bukaan akses pemadam
kebakaran (access openings).
Lapis perkerasan harus selalu dalam keadaan bebas rintangan dari
bagian lain bangunan gedung, pepohonan, tanaman atau lain tidak boleh
menghambat jalur antara perkerasan dengan bukaan akses pemadam
kebakaran.
Pada pembangunan bangunan gedung bukan hunian seperti pabrik dan gudang,
harus disediakan jalur akses dan ruang lapis perkerasan yang berdekatan dengan
bangunan gedung untuk peralatan pemadam kebakaran. Jalur akses tersebut harus
mempunyai lebar minimal 6 m dan posisinya minimal 2 m dari bangunan gedung dan dibuat
minimal pada 2 sisi bangunan gedung. Ketentuan jalur masuk harus diperhitungkan
berdasarkan volume kubikasi bangunan gedung sebagai berikut :

Tabel 2-1. Volume bangunan gedung untuk penentuan jalur akses

Volume

1 > Minimal 1/6 keliling bangunan gedung


2 >28.000 Minimal ¼ keliling bangunan gedung.
3 > 56.800 Minimal ½ keliling bangunan gedung.
4 > 85.200 Minimal ¾ keliling bangunan gedung
5 > 113.600 Harus sekeliling bangunan gedung

Penandaan jalur.
Pada ke-4 sudut area lapis perkerasan untuk mobil pemadam harus diberi tanda.
Penandaan sudut-sudut pada permukaan lapis perkerasan harus dari warna yang
kontras dengan warna permukaan tanah atau lapisan penutup permukaan tanah.
Area jalur masuk pada kedua sisinya harus ditandai dengan bahan yang kontras
dan bersifat reflektif sehingga jalur masuk dan lapis perkerasan dapat terlihat pada malam hari.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 62


Penandaan tersebut diberi jarak antara tidak melebihi 3 m satu sama lain dan harus
diberikan pada kedua sisi jalur. Tulisan

“JALUR PEMADAM KEBAKARAN - JANGAN DIHALANGI”

harus dibuat dengan tinggi huruf tidak kurang dari 50 mm. Hidran

Halaman.
Rencana dan spesifikasi sistem hidran halaman harus disampaikan ke instansi
pemadam kebakaran untuk dikaji dan diberi persetujuan sebelum dilakukan konstruksinya.
Tiap bagian dari jalur untuk akses mobil pemadam di lahan
bangunan gedung harus dalam jarak bebas hambatan 50 m dari hidran kota.
Bila hidran kota tidak tersedia, maka harus disediakan hidran halaman (lihat
gambar (2-46).
Dalam situasi di mana diperlukan lebih dari satu hidran halaman, maka hidran-
hidran tersebut harus diletakkan sepanjang jalur akses mobil pemadam sedemikian hingga
tiap bagian dari jalur tersebut berada dealam jarak radius 50 m dari hidran.
Pasokan air untuk hidran halaman harus sekurang-kurangnya 38
liter/detik pada tekanan 3,5 bar, serta mampu mengalirkan air minimmal selama 30 menit.

Gambar Posisi akses bebas mobil pemadam terhadap hidran kota.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 63


Gambar Letak hidran halaman terhadap jalur akses mobil pemadam.
Pasokan Air.
Suatu pasokan air yang disetujui dan mampu memasok aliran air yang diperlukan
untuk roteksi kebakaran harus disediakan guna menjangkau seluruh lingkungan dimana
fasilitas, bangunan gedung atau bagian bangunan gedung di konstruksi atau akan disahkan
secara formal.
Apabila tidak ada sistem distribusi air yang handal, maka diperbolehkan
untuk memasang atau menyediakan reservoir, tangki bertekanan, tangki elevasi,
atau berlangganan air dari pemadam kebakaran atau sistem lainnya yang disetujui.
Jumlah dan jenis hidran halaman dan sambungannya ke sumber air lainnya yang
disetujui harus mampu memasok air untuk pemadaman kebakaran dan harus disediakan
di lokasi-lokasi yang disetujui.
Hidran halaman dan sambungannya ke pasokan air lainnya yang disetujui harus
dapat dijangkau oleh pemadam kebakaran.
Sistem pasokan air individu, harus diuji dan dipelihara sesuai ketentuan baku atau
standar yang berlaku.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 64


Apabila dipersyaratkan oleh OBS, hidran halaman yang rawan terkena
kerusakan akibat kendaraan, harus dilindungi, kecuali apabila terletak dalam lokasi jalan
umum.

AKSES PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN KE BANGUNAN GEDUNG.

Akses Petugas Pemadam Kebakaran ke Bangunan Gedung.


Akses petugas pemadam kebakaran dibuat melalui dinding luar
untuk operasi pemadaman dan penyelamatan. Bukaan tersebut harus siap
dibuka dari dalam dan luar atau terbuat dari bahan yang mudah dipecahkan,
dan senantiasa bebas hambatan selama bangunan gedung dihuni atau
dioperasikan.
Akses Petugas Pemadam Kebakaran harus diberi tanda segitiga warna merah atau
kuning dengan ukuran tiap sisi minimum 150 mm dan diletakkan pada sisi luar dinding
dan diberi tulisan

"AKSES PEMADAM KEBAKARAN - JANGAN DIHALANGI”

dengan ukuran tinggi minimal 50 mm. Ketentuan ini tidak dipersyaratkan untuk bangunan
gedung hunian rumah tinggal satu atau dua keluarga.

Gambar Tanda Bukaan (gambar dan tulisan berwarna merah) ditempel disisi sebelah
dalam.

Gambar Ukuran Bukaan

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 65


Desain dan Konstruksi Saf.
Setiap jalur tangga untuk pemadaman kebakaran dan saf kebakaran
harus dapat didekati dari akomodasi melewati lobi pemadaman kebakaran.

Catatan :
Outlet pipa tegak dan atau riser harus diletakkan di lobi pemadaman
kebakaran kecuali di level akses atau lantai dasar.
Lif kebakaran diperlukan bila bangunan gedung memiliki lantai 20 m atau lebih di
atas atau 10 m atau lebih di bawah level akses.
Gambar ini hanya menggambarkan komponen dasar untuk suatu saf pemadam
kebakaran.
Semua saf untuk petugas pemadam kebakaran, harus dilengkapi
dengan sumber air utama untuk pemadaman yang memiliki sambungan outlet
dan katup-katup di tiap lobi pemadaman kebakaran kecuali pada level akses.
Saf untuk pemadaman kebakaran harus dirancang, dikonstruksi dan dipasang sesuai
ketentuan yang berlaku.

Gambar. Komponen-komponen Saf Pemadam Kebakaran.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 66


SARANA PENYELAMATAN
AKSES EKSIT KORIDOR.
Koridor yang digunakan sebagai akses eksit dan melayani suatu
daerah yang memiliki suatu beban hunian lebih dari 30 harus dipisahkan dari
bagian lain bangunan gedung dengan dinding yang mempunyai tingkat
ketahanan api 1 jam dan sesuai ketentuan tentang “penghalang kebakaran”, 1)

kecuali cara lain yang diizinkan sebagai berikut:

(1) Persyaratan ini tidak diterapkan untuk bangunan gedung yang sudah ada,
asalkan klasifikasi huniannya tidak berubah.

(2) Persyaratan ini tidak diterapkan pada seluruh klasifikasi hunian


bangunan gedung bila bangunan gedung tersebut sudah mempunyai
persyaratan sendiri.

Gambar Akses Koridor


EKSIT.
Apabila persyaratan teknis ini mempersyaratkan eksit untuk dipisahkan
dari bagian lain bangunan gedung, konstruksi pemisahnya harus memenuhi

ketentuan yang berlaku tentang “konstruksi dan kompartemenisasi” 1) dan


berikut :

(1) Pemisah harus mempunyai tingkat ketahanan api sekurang-kurangnya 1 jam


apabila eksit menghubungkan tiga lantai atau kurang.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 67

II-2 - 62
(2) Pemisah harus mempunyai tingkat ketahanan api 2 jam, apabila eksit
menghubungkan empat lantai atau lebih, kecuali ada satu dari kondisi
berikut:

(a) Dalam bangunan gedung yang sudah ada dan bukan bertingkat
tinggi, tangga eksit terlindung yang sudah ada harus mempunyai tingkat
ketahanan api sekurang-kurangnya 1 jam.

Gambar Pintu yang diizinkan dari lantai bawah ke dalam eksit terlindung.

Gambar Konstruksi pemisah yang disyaratkan untuk tangga eksit .

Dalam bangunan gedung yang sudah ada dan diproteksi


keseluruhannya dengan sitem springkler otomatik tersupervisi dan disetujui

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 68


sesuai butir diatas, tangga eksit terlindung yang sudah ada harus mempunyai TKA
sekurang kurangnya 1 jam.
Untuk pelabuhan, garasi dan bengkel perbaikan diizinkan tangga eksit
terlindung mempunyai TKA 1 jam sebagai alternatif.
Pemisah dengan TKA 2 jam harus dibangun dengan pasangan konstruksi
yang tidak mudah terbakar atau bahan yang mudah terbakarnya terbatas dan
harus ditunjang dengan konstruksi yang mempunyai tingkat ketahanan api
sekurang-kurangnya 2 jam. Dalam konstruksi tipe III, IV dan V, kayu yang diolah
agar terbakarnya lambat terlindung dalam bahan tidak mudah terbakar atau
bahan mudah terbakarnya terbatas diizinkan.
Bukaan dalam pemisah harus dilindungi oleh pasangan konstruksi pintu
kebakaran yang dipasang dengan penutup pintu.
Bukaan pada eksit terlindung harus terbatas untuk pintu dari tempat yang
biasa dihuni dan koridor dan pintu untuk jalan ke luar dari tempat terlindung,
kecuali satu dari kondisi berikut ada :
Bukaan pada jalur terusan eksit dalam bangunan gedung mal seperti
dijelaskan pada persyaratan untuk bangunan gedung mal, diizinkan.

Gambar Lantai antara yang tidak dihuni dengan bukaan ke


tangga eksit terlindung
Dalam bangunan gedung konstruksi tipe I dan tipe II, pintu yang
sudah ada yang mempunyai tingkat proteksi kebakaran untuk lantai antara,
diizinkan, asalkan ruang tersebut memenuhi kriteria berikut ini :

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 69


1). Ruangan semata-mata digunakan untuk pipa distribusi, saluran udara, dan
konduit listrik.

2). Isi ruangan bukan untuk gudang.

3). Ruang dipisahkan dari eksit terlindung sesuai ketentuan tentang

“penghalang kebakaran” 1).


Bukaan yang sudah ada untuk ruang peralatan mekanikal diproteksi
dengan pintu yang sudah ada dan mempunyai TKA yang disetujui, diizinkan,
asalkan kriteria berikut terpenuhi :

1). Ruangan hanya digunakan untuk peralatan mekanikal yang tidak


menggunakan pembakaran bahan bakar.

2). Isi ruangan bukan untuk penyimpanan bahan mudah terbakar.

3). Bangunan gedung diproteksi keseluruhannya dengan sistem springkler


otomatis tersupervisi dan disetujui.

(6) Penetrasi (tembusan) ke dalam, dan bukaan yang melalui pasangan


konstruksi eksit terlindung harus dibatasi hanya untuk sebagai berikut :

(a) Pintu yang dizinkan.

(b) Konduit listrik yang melayani jalur tangga.

(c) Pintu eksit yang disyaratkan.


Suatu ruangan eksit terlindung harus menyediakan suatu jalur lintasan
menerus terproteksi menuju ke eksit pelepasan.

Gambar Susunan tangga terlindung yang tidak bisa diterima untuk yang
melayani eksit yang disyaratkan.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 70


Suatu ruangan eksit terlindung bila dirancang sebagai daerah tempat
berlindung, tidak boleh digunakan untuk setiap penggunaan yang berpotensi
mengganggu kegunaannya sebagai sebuah eksit.

2. PERANCANGAN JARINGAN LISTRIK, TELEPHONE, TATA SUARA DAN KOMPUTER

Jaringan Kabel Listrik


Listrik dihantarkan oleh kabel yang berfungsi sebagai konduktor. Kabel
yang digunakan beragam jenisnya dan ukurannya, biasanya disesuaikan
dengan penggunaan dan tingkat tegangan yang perlu dihantarkan.

Gambar Kode Warna Kabel

Selanjutnya, kabel diberi warna untuk membedakan bagi


penggunaannya dalam instalasi jaringan listrik

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 71


Gambar Jenis-jenis Kabel
Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 72
Daya listrik umumnya dipasok dari pembangkit tenaga listrik melalui
jaringan kabel tegangan tinggi (TT, diatas 20.000 Volt), yang kemudian
diturunkan menjadi tegangan menengah (TM, antara 1.000-20.000 Volt) dan
tegangan rendah JR dibawah 1.000 Volt oleh transformator yang ditempatkan
pada gardu-gardu listrik.

Gambar Pasokan Listrik ke Bangunan


Daya listrik dipasok kedalam bangunan yang disalurkan melalui kabel
bawah tanah untuk bangunan tinggi atau kabel udara dari tiang listrik untuk
bangunan rendah/menengah.

Gambar Pasokan Listrik dengan Kabel Bawah Tanah

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 73


Gambar Pasokan Listrik dengan Kabel Udara
Distribusi dalam bangunan juga dapat dilakukan pada pelat lantai atau
diletakkan pada ruang diplafon dan pelat lantai .

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 74


Gambar Pasokan Listrik Diatas Plafon
Untuk bangunan yang tidak menggunakan plafon, jaringan kabel listrik
biasanya ditempatkan pada rak kabel.
Untuk kabel yang ditanam didalam dinding, kabel dimasukkan kedalam
saluran kabel yang pada umumnya terdiri dari empat jenis, yaitu:
a) Saluran yang terbuat dari bahan logam, alluminium, logam fleksibel dan
bukan logam untuk saluran yang terbuat dari bahan logam.
b) Pipa galvanis (hotdip galvanized)
c) Pipa berlapis enamel (enameled)
d) Pipa berlapis seng (sheranized) dan pipa berlapis plastic (plastic-
covered).
Keempat jenis saluran ini digunakan untuk daerah yang tingkat
kemungkinan terjadinya korosif sangat tinggi.Sedang untuk pipa yang bukan
logam, digolongkan atas pipa plastic PVC (Polyvinyl Chloride), pipa HDPE
(highdensity polyethylene) dan pipa asbes semen.
Pada arul listrik satu fase, daya listrik dapat dihitung dengan:
P=E.I.cosø watt
Dimana,

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 75


E = Tegangan Listrik Fase Netral (Volt)
I = Kuat Arus Listrik (Ampere)
Cos = Faktor Kerja
Ø = 0.8 s/d 0.9

Jaringan Kabel Listrik


Penggunaan jumlah telephone dalam suatu bangunan pada umumnya
tidak diketahui secara tepat oleh karenannya perlu dirancang serta terpadu
dengan perancangan jaringa utilitas lainnya. Meskipun pada tahap
perencanaan sudah diketahui rencana jumlah pengguna, namun tidak
menutup kemungkinan adanya penambahan jumlah dan perubahan jaringan
layanan telephone. Maka jumlah perencanaan jumlah saluran telephone harus
didasarkan pada prakiraan persatuan luas lantai yang akan mempengaruhi
alokasi kebutuhan ruangan untuk keperluan:
a) Layanan penerimaan telephone, beserta panel utama.
b) Saluran vertical (riser), pipa saluran dan panel distribusi.
c) Lemari untuk perlengkapan telekomunikasi.
d) Lokasi tempat penambahan sambungan.
e) Ruang perletakan untuk perlengkapan khusus telekomunikasi.
f) Sistim distribusi.
Untuk dapat berfungsinya sistim telekomunikasi diperlukan saluran
telephone dari TELKOM, yang mempunyai fasilitas hubungan keluar.Sistim dalam
bangunan dimulai dari saluran Telkom kefasilitas PABX ( Private Automatic
Branch Exchange), selanjutnya dihubungkan ke kotak induk (MDF).Melalui kabel
distribusi (DC-distribution cable) jaringan telephone disebarkan ke kotak terminal
(JB-Junction Box) yang ada ditiap lantai.Dari kotak ini jaringan telephone
diteruskan kemasing-masing pesawat telephone.
Untuk mengestimasi kebutuhan telephone, dapat digunakan rumus:
Pembicaraan Rata − rata . (t)
𝑡𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 = Erl.
3600

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 76


Dengan menggunakan table Erlang, maka dapat diperoleh jumlah
sambungan telephone yang diperlukan, dan dengan demikian dapat pula
ditentukan kapasitas dan jenis PABX yang akan digunakan.
Jaringan Kabel Komputer/Data/Multimedia
Adanya server computer memungkinkan disajikan pelayanan yang
beragam dalam suatu bangunan, antara lain untuk keperluan ruang kerja
(woek station) dengan penggunaan computer personal (PC-Personal
Computer), untuk pelayanan jaringan lokal (LAN-Local Area Network) dengan
beberpap terminal dan printer, untuk telecopier dan facsimile, untuk
dihubungkan dengan pesawat telephone ataupun untuk pengendalian
lingkungan dan keselamatan . Selanjutnya dengan bantuan
modem, V-sat atau antenna microwave, sistim computer / data / multimedia
pada bangunan dihubungkan dengan jaringan eksternal melalui provider atau
fasilitas satelit.

Gambar. Konfigurasi Layanan Jaringan Komputer

Sistem Listrik
Terdiri dari 2 sumber : ( PLN & Genset ). Sumber utama PLN, genset
sebagai cadangan, secara otomatis membackup jika PLN mengalami

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 77


gangguan (daya genset sesuai dengan perhitungan (PERENCANAAN)KWH
meter ditempatkan pada satu ruang/lokasi di tiap-tiap lantai, breaker (MBC)
sebagai pengamanan ditempatkan di masing-masing unit hunian.
Sistem Plumbing
STP & Sumur Resapan berasal dari :
Air kotor dan air bekas ditampung kedalam sewerange Treatment
Plan
Air hujan dialirkan kedalam sumur resapan.

Gambar Gambaran Septictank

Ground Water Tank & Tangki Air Atas terdiri dari :


Sumber Air Bersih dari PDAM dan Deep Well
Volume harus disesuaikan dengan kebutuhan air
Tangki di atas dari bahan fiber, dialirkan dengan sistem gravitasi ke
bawah.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 78


Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 79
Gambar Skema Air Hujan

Bangunan gedung pada umumnya merupakan bangunan yang


dipergunakan oleh manusia untuk melakukan kegiatannya, agar supaya
bangunan gedung yang dibangun dapat dipakai, dihuni, dan dinikmati oleh
pengguna, perlu dilengkapi dengan prasarana lain, yang disebut prasarana
bangunan atau utilitas bangunan.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 80


Utilitas Bangunan merupakan kelengkapan dari suatu bangunan
gedung, agar bangunan gedung tersebut dapat berfungsi secara optimal.
Disamping itu penghuninya akan merasa nyaman, aman, dan sehat.
Ruang lingkup dari Utilitas Bangunan diantaranya adalah :

Sistem plambing air minum Sistem PLAMBING air kotor Sistem


plambing air hujan.
Sistem pembuangan sampah.
Sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
Sistem instalasi listrik.

Sistem pengkondisian udara Sistem transportasi vertikal Sistem


telekomunikasi.
Sistem penangkal petir.
Salah satu bagian dari utilitas bangunan adalah Plambing. Termasuk
dalam ruang lingkup plambing diantaranya adalah : sistem penyediaan air
minum, sistem pembuangan air kotor, dan sistem pembuangan air hujan
didalam bangunan gedung.
Plambing dapat didefinisikan sebagai berikut : Sistem Plambing suatu
bangunan gedung adalah : perpipaan sistem penyediaan air minum,
perpipaan sistem pembuangan air kotor, dan perpipaan sistem pembuangan
air hujan.
Karena plambing merupakan bagian dari utilitas bangunan, maka tujuan
penempatan plambing dalam suatu bangunan gedung juga, agar penghuni
bangunan gedung tersebut merasa aman, nyaman, dan sehat.
1. SISTIM PLUMBING AIR MINUM (BERSIH)
Air adalah unsur penting yang sangat berperan dalam semua
kehidupan, termasuk kehidupan manusia. Tidak saja karena sekitar (65-80) %
dari tubuh manusia, terdiri dari cairan, tetapi juga karena di dalam air itu
terdapatberbagai mineral dan unsur kimia, seperti Ca, Fe, F, J, dan lain-lain
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan untuk menjaga asrama manusia.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 81


Selain dari pada itu air juga merupakan tempat hidup binatang-
binatang air, mulai dari ikan sampai mikroorganisme. Mikroorganisme-
mikroorganisme yang hidup di dalam air sangat bermacam-macam, ada yang
pathogen (membahayakan bagi asrama manusia) dan ada yang tidak
pathogen. Oleh karena itu, air disamping sebagai kebutuhan hidup juga
sebagai media/sarana penularan penyakit. Sejumlah penyakit menular,
terutama penyakit- penyakit perut yang tergolong dalam “ Water borne
deseases” , seperti typus, cholera, dan gastrolenteritis ( common diarhea ),
adalah penyakit-penyakit yang dapat berkembang dan ditularkan melalui air.
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : “Bila sumur tidak hygienis dan
letaknya dekat sekali dengan kakus, dimana pada kakus itu ada faeses
(kotoran manusia) yang mengandung kuman-kuman cholera, maka kuman-
kuman cholera tadi akan ikut dengan air yang merembes masuk kedalam
sumur. Bila air sumur yang telah terkontaminasi oleh kuman-kuman cholera
digunakan oleh manusia tanpa pengolahan terlebih dahulu, maka kuman-
kuman cholera itu akan masuk kedalam perut manusia dan akan berkembang
biak, maka manusianya akan sakit”.
Disamping air sebagai media penularan penyakit perut, air pun
merupakan pelarut yang sangat baik. Oleh karena itu di dalam air banyak
dijumpai zat-zat kimia atau mineral-mineral. Zat kimia dan mineral-mineral itu
kadar di dalam air tergantung dari daerah yang di laluinya.
Agar supaya air itu bisa digunakan oleh manusia secara aman (tidak
mengganggu/membahayakan asrama), maka organisme-organisme, bahan-
bahan kimia dan mineral-mineral tadi keberadaannya harus pada batas-
batas tertentu, dengan kata lain air tersebut harus memenuhi syaratsyarat
tertentu. Syarat ini dinamakan syarat kualitas air minum.
Air minum bisa didefinisikan sebagai berikut : “Air minum adalah air yang
telah memenuhi syarat kualitas air minum (syarat fisik, kimiawi dan
bakteriologi)”, yang dikeluarkan oleh Departemen Asrama Republik
Indonesia.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 82


Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2005,
tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, pasal 1 ayat 2. Air
Minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat asrama dan dapat
langsung diminum.
Syarat-syarat kualitas air minum adalah :
Syarat fisik: jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan
sejuk(temperatur dibawah suhu kamar).
Syarat kimiawi : air mengandung zat-zat kimia atau mineral-
mineral dalam kadar tertentu.
Syarat bakteriologi : air tidak boleh mengandung bakteri-bakteri
pathogen.
Didalam bangunan gedung air minum digunakan untuk berbagai
keperluan yang menunjang kegiatan penghuninya, diantaranya adalah :
keperluan untuk memasak, mandi, minum, mencuci, penggelontor kakus,
menyiram tanaman, kolam renang, dan lain sebagainya.
Sistim Penyediaan Air Minum
Jenis penyediaan air minum didalam bangunan gedung ada 2 (dua),
yaitu : Penyediaan air minum dingin, dan Penyediaan air minum panas.
Sistem penyediaan air minum dalam suatu bangunan gedung ada 3
(tiga) sistem, yaitu :
a) Sistem sambungan langsung
b) Sistem tangki tekan
c) Sistem tangki atap
a) Sistem sambungan langsung
Sistem sambungan langsung adalah sistem dimana pipa distribusi
kebangunan gedung disambung langsung dengan pipa cabang dari sistem
penyediaan air minum secara kolektif/sistem perpipaan (dalam hal ini pipa
cabang distribusi PDAM).

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 83


Karena terbatasnya tekanan air di pipa distribusi PDAM, maka sistem
ini hanya bisa untuk bangunan kecil atau bangunan rumah sampai dengan 2
(dua) lantai.
Pada umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah, air
yang berasal dari pipa cabang sistem penyediaan air minum secara kolektif
(dalam hal ini pipa cabang distribusi PDAM).
b) Sistem tangki tekan
Biasanya sistem ini digunakan bila air yang akan masuk kedalam
bangunan, pengalirannya menggunakan pompa. Prinsip kerja sistem ini dapat
dijelaskan sebagai berikut : Air dari sumur atau yang telah ditampung dalam
tangki bawah dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup, sehingga
air yang ada didalam tangki tertutup tersebut dalam keadaan terkompresi. Air
dari tangki tertutup tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi bangunan.

Gambar Sistim Sambungan Langsung


Pompa bekerja secara otomatis yang diatur oleh suatu detektor
tekanan, yang menutup/membuka saklar motor listrik penggerak pompa.
Pompa berhenti bekerja kalau tekanan dalam tangki telah mencapai suatu
batas maksimum yang ditetapkan, dan bekerja kembali setelah tekanan dalam
tangki mencapai suatu batas minimum yang ditetapkan. Daerah fluktuasi

tekanan biasanya ditetapkan antara 1,00 kg/cm2 sampai 1,50 kg/cm2 . Pada
umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah, air yang berasal

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 84


dari reservoir bawah (yang sumbernya bisa dari PDAM atau dari sumur atau dari
PDAM dan sumur) atau langsung dari sumur (air tanah). Untuk lebih jelasnya sistem
ini dapat dilihat pada Gambar diatas.
c) Sistem tangki atap
Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai hal tidak dapat
diterapkan, maka dapat diterapkan sistem tangki atap.
Dalam sistem ini, air ditampung terlebih dahulu pada tangki bawah, lalu
dipompakan ke tangki atas. Tangki atas dapat berupa tangki yang disimpan
diatas atap atau dibangunan yang tertinggi, dan bisa juga berupa menara air.
Pada umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah, air yang
berasal dari reservoir bawah (yang sumbernya bisa dari PDAM atau dari sumur
atau dari PDAM dan sumur) atau langsung dari sumur (air tanah). Untuk lebih
jelasnya sistem ini dapat dilihat pada Gambar dibawah.

Gambar Sistim Tangki Dengan Sumber Air Dari PDAM

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 85


Gambar Sistim Dengan Tangki Atap

Gambar Sistim Dengan Menara Air


Agar supaya sistem penyediaan air minum di dalam bangunan
gedung (plambing air minum) dapat berfungsi secara optimal, maka perlu
memenuhi beberapa persyaratan diantaranya adalah :
a) Syarat kualitas
b) Syarat kuantitas
c) Syarat tekanan

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 86


a) Syarat kualitas :
Air minum yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam
sistem plambing air minum, harus memenuhi syarat kualitan air minum, yaitu
syarat fisik, syarat kimiawi, dan syarat bakteriologi, yang sesuai dengan
peraturan pemerintah, dalam hal ini Departmen Asrama.
b) Syarat kuantitas :
Air minum yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam
sistem plambing air minum, harus memenuhi syarat kuantitas air minum, yaitu
kapasitas air minum harus mencukupi berbagai kebutuhan air minum bangunan
gedung tersebut. Untuk menghitung besarnya kebutuhan air minum dalam
bangunan gedung didasarkan pada pendekatan sebagai berikut :
Jumlah penghuni gedung, baik yang permanen maupun yang tidak
permanen.
Unit beban alat plambing
Luas lantai bangunan
Perhitungan kebutuhan air berdasarkan luas lantai banguan hanya
digunakan untuk menentukan kebutuhan air pada waktu pra rancangan,
tidak untuk bangunan gedung yang sudah selesai rancangannya.
Perhitungan berdasarkan jumlah penghuni, dipakai untuk bangunan gedung
rumah tinggal.
Contoh perhitungan :
a) Menentukan banyaknya kebutuhan air minum untuk rumah tinggal
sederhana dengan jumlah penghuni sebanyak 5 jiwa.
- Asumsikan kebutuhan air sebesar 100 l/jiwa/hari.
- Kebutuhan air sebesar : 5 jiwa X 100 l/jiwa/hari = 500 l/hari.
b) Menentukan banyaknya kebutuhan air minum untuk rumah tinggal
mewah dengan jumlah penghuni sebanyak 8 jiwa.
- Asumsikan kebutuhan air sebesar 250 l/jiwa/hari.
- Kebutuhan air sebesar : 8 jiwa X 250 l/jiwa/hari = 2.000 l/hari.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 87


Perhitungan berdasarkan Unit Beban Alat Plambing, dipakai untuk
bangunan gedung berlantai banyak. Contoh perhitungan berdasarkan Unit Beban
Alat Plambing (UBAP).
Menentukan banyaknya kebutuhan air minum untuk bangunan hotel
dengan jumlah lantai sebanyak 8 lantai.
Asumsikan dalam hotel tersebut terdapat peralatan plambing sebagai berikut :
- Kakus dengan tangki gelontor sebanyak 50 unit
- Peturasan sebanyak 10 unit
- Bak cuci tangan sebanya 50 unit
- Bak mandi sebanyak 50 unit
- Dus sebanyak 10 unit
Untuk menghitung besarnya kebutuhan air didapat jumlah Unit Beban Alat
Plambing (UBAP) sebagai berikut :
- Kakus dengan tangki gelontor 50 unit X 5 = 250 UBAP
- Peturasan sebanyak 10 unit X 10 = 100 UBAP
- Bak cuci tangan sebanyak 50 unit X 2 = 100 UBAP
- Bak mandi sebanyak 50 unit X 4 = 200 UBAP
- Dus sebanyak 10 unit X 4 = 40 UBAP
Jumlah total unit beban alat plambing 690 UBAP
Didapat besarnya kebutuhan air minum, sebesar 680 l/menit.
TABEL BEBAN KEBUTUHAN ALAT PLAMBING

No Alat Plambing Hunian Unit Beban Alat


Jenis Katup Plambing (NUAP)
1 Kakus Umum Katup Gelontor 10
2 Kakus Umum Tangki Gelontor 5
3 Peturasan Umum Katup Gelontor 25 mm (1 inci) 10
4 Peturasan Umum Katup Gelontor 20 mm (1/2 inci) 5
5 Peturasan Umum Tangki Gelontor 3
6 Bak cuci Umum Kran 2
7 Bak mandi Umum Kran 4
8 Dus Umum Katup Pencampur 4
9 Bak cuci ASRAM Kran 3
A,

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 88


10 Bak cuci Hotel, Kran 4
11 Kakus Pribadi Katup Gelontor 6
12 Kakus Pribadi Tangki Gelontor 3
13 Bak cuci Pribadi Kran 1
14 Bak Mandi Pribadi Kran 2
15 Pancuran Pribadi Katup Pencampur 2
16 Kelompok Pribadi Katup Gelontor untuk Kakus 8
17 Dus Terpisah Pribadi Katup Campuran 2
18 Kelompok Pribadi Tangki Gelontor untuk Kakus 6
19 Bak cuci Pribadi Kran 3
20 Bak cuci Pribadi Kran 3
21 Alat Plambing Pribadi Kran 3

Beban alat plambing yang tidak tercantum dalam Tabel 2-2 harus
diperkirakan dengan membandingkan alat plambing tersebut dengan alat
plambing yang memakai air dalam debit yang sama. Beban yang tercantum
dalam Tabel 2-2 adalah untuk seluruh kebutuhan.
Alat plambing yang dilengkapi dengan air panas dan air dingin
mempunyai beban masing-masing sebesar ¾ dari beban yang tercantum
dalam Tabel diatas.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 89


Gambar Grafik Hubungan Air Minum Dengan Alat Unit Plumbing

c) Syarat tekanan
Tekanan air yang kurang mencukupi akan menimbulkan kesulitan
dalam pemakaian air. Tekanan yang berlebihan dapat menimbulkan rasa sakit
terkena pancaran air serta mempercepat kerusakan peralatan plambing, dan
menambah kemungkinan timbulnya pukulan air. Besarnya tekanan air yang
baik berkisar dalam suatu daerah yang agak lebar dan bergantung pada
persyaratan pemakaian atau alat yang harus dilayani Tekana air yang berada

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 90


pada sistem plambing (pada pipa) tekanannya harus sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, diantaranya yaitu :

- Untuk Perumahan dan hotel antara 2,5 kg/cm 2 atau 25 meter kolom

air (mka) sampai 3,5 kg/cm2 atau 35 meter kolom air (mka).

- Untuk PerASRAMA an 4,0 kg/cm2 atau 40 meter


kolom air (mka)

sampai 5,0 kg/cm2 atau 50 meter kolom air (mka)


Tekanan tersebut tergantung dari peraturan setempat.
Tekanan yang dibutuhkan alat plambing dapat dibaca pada Tabel di bawah ini.
TABEL TEKANAN YANG DIBUTUHKAN ALAT PLAMBING
No Nama alat Plambing Tekanan yang Tekanan

1 Katup gelontor kloset 1)


0,70
2 Katup gelontor peturasan 0,40
3 Keran yang menutup sendiri, 0,70
4 Pancuran mandi, dengan pancaran 0,70
5 Pancuran mandi (biasa) 0,35
6 Keran biasa 0,30
7 Pemanas air langsung, dengan 0,25 - 0,70 4) 1.00

Catatan :
- 1&2 Tekanan Minimum yang dibutuhkan katup gelontor untuk kloset dan

urinal yang dimuat dalam Tabel 2 ini adalah tekanan statik pada waktu air

mengalir, dan tekanan maksimalnya adalah 4 kg/cm 2.


- Untuk 3 Untuk keran dengan katup yang menutup secara otomatis, kalau
tekanan airnya kurang dari yang minimum dibutuhkan maka katup tidak
akan dapat menutup dengan rapat, sehingga air masih akan menetes
dari keran.
- Bagian 4 Untuk pemanas air langsung dengan bahan bakar gas,
tekanan minimum yang dibutuhkan biasanya dinyatakan/dicantumkan
pada alat pemanas tersebut

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 91


Untuk bangunan yang berlantai banyak, misalnya 64 tingkat, maka
tekanan air dilantai bawah (untuk sistem pengaliran air dengan menggunakan
tangki atap) akan sangat besar, yaitu sebasar 64 X 3,50 m = 224 meter
kolom air (mka). Oleh karena itu, agar tekana air tidak melampoi batas yang
ditentukan, maka bangunan tersebut harus dibagi menjadi beberapa bagian
atau zona, dimana setiap zona tekanan airnya tidak melampoi tekanan yang
terlah ditentukan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.

Gambar Pembagian Zona Tekanan

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 92


Gambar NOMOGRAM UNTUK MENENTUKAN KEHILANGAN
TEKANAN DALAM PERALATAN PIPA DARI HAZEN DAN WILLIAMS

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 93


Gambar NOMOGRAM MENENTUKAN KEHILANGAN TEKANAN
DALAM PIPA KECIL DARI HAZEN DAN WILLIAMS (UNTUK C = 100)

Peralatan (assesories) pipa harus terbuat dari bahan yang sama


dengan bahan pipa yang akan dipasang.
Peralatan pipa diantaranya terdiri dari : soket, knie, tee, reduser, croos,
valve, dan Dop.
Soket : berfungsi untuk menyambung 2 (dua) pipa lurus.
Knie : berfungsi untuk menyambung 2 (dua) pipa berubah arah
Tee : berfungsi untuk menyambung 3 (tiga) pipa yang bertemu
Reduser : berfungsi untuk menyambung 2 (dua) pipa dengan garis tengah
berbeda.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 94


Croos : berfungsi untuk menyambung 4 (empat) pipa lurus
Valve : berfungsi untuk mengatur atau menutup aliran air
Dop : berfungsi untuk menutup ujung pipa
Macam-macam peralatan pipa dapat dilihat pada Gambar 2-73. Dan
cara penempatan katup (valve) di dalam sistem plambing air minum dapat
dilihat.
Pada umumnya garis tengan pipa air minum bergaris tengan kecil, oleh
karena itu pipa air minum dapat dipasang dengan cara menanam pipa
dalam dinding bangunan.

Gambar Macam-Macam Bentuk Peralatan Plumbing

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 95


d) Tangki air
Tangki air biasa disebut juga reservoir, berfungsi sebagai tempat
menyimpan air minum sementara. Tangki air bisa diletakan dibawah atau
diatas tanah (ground reservoir), pada atap bangunan atau bangunan yang
tertinggi, dan pada menara air. Sebaiknya tangki bawah untuk bangunan
gedung tidak diletakan didalam tanah (ditanam), tetapi diletakan diatas
tanah dengan ketinggian sekitar 45 cm sampai 60 cm diatas tanah, agar tidak
mudah terkotori, dan mudah untuk pemeliharaan. Untuk lebih jelasnya
perletakan tangki diatas tanah dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.

Gambar Perletakan Tangki Diatas Tanah

Tangki-tangki yang digunakan untuk menyimpan air minum harus


dibersihkan secara teratur, agar kualitas air minum tetap terjaga. Disamping itu
sinar matahari tidak boleh masuk atau menembus kedalam tangki, agar lumut
(ganggang) tidak tumbuh. Disyaratkan juga agar tangki air tidak merupakan
bagian struktural dari bangunan, serta lokasinya tidak berdekatan dengan

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 96


tempat pembuangan air kotor atau kotoran lainnya. Serta lokasi tangki juga
tidak boleh di tempat yang sering didatangi orang, kecuali petugas yang akan
melakukan perawatan dan pembersihan.

Gambar Contoh Penempatan Tangki Air Yang Benar

2. SISTEM PLAMBING AIR KOTOR

UMUM
Sebelum melanjutkan pada materi sistem pembuangan air kotor
dalam bangunan gedung, ada beberapa istilah yang perlu diketahui,
diantaranya adalah :
Limbah : adalah bahan buangan (bahan yang sudah tidak terpakai). Limbah
terdiri dari limbah padat dan limbah cair.
Limbah padat : adalah bahan buangan yang berbentuk padat, biasanya
disebut sampah.
Limbah cair : adalah bahan buangan yang berbentuk cair. Termasuk dalam
limbah cair diantaranya adalah : air kotoran, air bekas, dan air hujan.
Air kotoran : adalah air buangan yang mengandung kotoran manusia.
Air bekas : adalah air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya,
seperti bak mandi (termasuk bath tub), bak cuci tangan, bak cuci dapur, dan
lain-lainnya yang tidak mengandung kotoran manusia.
Air kotor : adalah air buangan yang terdiri dari air kotoran dan air bekas. Air
hujan : adalah air yang jatuh dari atas (langit).

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 97


Riol (riool) : adalah pipa yang digunakan untuk menyalurkan air limbah. Sistem
yang digunakan di indonesia adalah sistem terpisah, oleh karena itu riol ( riool)
hanya digunakan untuk mengalirkan air kotor.
Riol Gedung : adalah bagian dari sistem pembuangan air kotor yang
membentang dari ujung saluran pembuangan gedung dan menyalurkan
buangannya ke saluran pembuangan kota, pribadi, atau tempat pembuangan
lainnya yang dibenarkan.
Riol (riool) kota : adalah jaringan saluran pembuangan air kotor di kota, yang
menghubungkan saluran riol gedung dengan unit pengolahan air kotor kota.
Karena di Indonesia sistem pengaliran air kotor dengan sistem pengaliran air
hujan terpisah.
Oleh karena itu fungsi dari riol kota hanya untuk mengalirkan air kotor,
lebih spesifik lagi air kotor rumah tangga atau limbah cair rumah tangga.
Air kotor dari bangunan gedung disebut juga air limbah domestik atau air
limbah rumah tangga.
Seperti telah dijelaskan diatas, air kotor adalah air bekas atau air
buangan yang berasal dari kegiatan sehari-hari rumah tangga, yaitu
semua jenis air buangan rumah tangga yang berasal dari : mandi, dapur,
mencuci, kakus, dan lain sebagainya. Jadi air kotor juga mengandung
kotoran manusia (excreta, faeces).
Faeses mengandung zat organik, anorganik, bakteri (baik yang
pathogen, maupun yang tidak pathogen, seperti bakteri coli) dan
kadangkadang juga cacing atau telur cacing. Disamping itu, proses
pembusukan faeses, terutama didalam air terus berlangsung, sehingga
akan menimbulkan bau yang kurang baik. Oleh karena itu faeses, perlu
dikelola dengan baik dan benar, agar tidak menimbulkan bau yang kurang baik,
dan penyebaran penyakit. Karena air kotor mengandung faeses, maka air kotor
pun perlu dikelola secara baik dan benar.
Sistem pembuangan air kotor pada bangunan gedung ada 2 (dua) cara
yaitu :
Sistem individu (on site)

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 98


Sistem terpusat (of site)
Sistem individu atau disebut juga “on site system” adalah sistem pembuangan air
kotor rumah tangga dari tiap-tiap rumah tangga/bangunan gedung atau
beberapa rumah/bangunan gedung.
Sistem terpusat atau disebut juga “off site system” adalah sistem
pembuangan air kotor dari tiap-tiap rumah/bangunan gedung,
dialirkan/dibuang bersama-sama dengan menggunakan sistem perpipaan
(disebut sistem rioolering) ke unit pengolahan air kotor untuk suatu kawasan
atau kota.
SISTEM PEMBUANGAN AIR KOTOR
Bagian-bagian yang penting dalam sistem plambing air kotor
diantaranya adalah sebagai berikut :
Perpipaan (sistem perpipaan)
Perangkap
Pipa ven
Lubang pembersih
Bak penampung dan pompa
1. Perpipan (Sistem perpipaan)
Sistem pembuangan air kotor dalam bangunan gedung dapat
dijelaskan sebagai berikut :
“Air kotor yang dibuang malalui alat-alat saniter, dialirkan melalui pipa
pembuangan air kotor ke tempat pengolahan air kotor (septic tank atau
unit pengolahan air kotor melalui riool kota)”.
Pada umumnya air kotor mengalir secara gravitasi, penggunaan pompa
hanya untuk memompa air kotor dari bak penampung air kotor yang
berlokasi di bagian bawah bangunan (basement) ke unit pengolahan air
kotor.
Sarana pengaliran air kotor pada umumnya berupa perpipaan.
Bahan pipa yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Tidak mudah bocor

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 99


Tahan terhadap asam
Tahan terhadap cuaca, untuk pipa yang diletakan di luar bangunan
gedung.
Garis tengah pipa air kotor pada umumnya lebih besar dari garis tengah
pipa air minum, untuk garis tengah air kotor yang terkacil adalah 2 inci, bila
tidak mengangkut faeses. Untuk pipa yang bersal dari 1(satu) kloset (wc),
diameter pipa terkecil adalah 3 inci. Oleh karena itu pemasangan pipa air
kotor tidak dapat ditanam didalam dinding, tetapi harus diluar dinding,
agar tidak terlihat perlu ditutup oleh penutup yang serasi dengan kondisi
dinding yang bersangkutan. Bisa juga pipa mendatar diletakan pada lokasi
antara lantai atas dengan plafon. Dan pipa tegak diletakan pada shaf.
Perlengkapan (assessoris) pipa air kotor diantaranya adalah sebagai
berikut : Soket, belokan (elbow), reducer, tee, dop, Cleanout (CO) atau lubang
pembersih.
Fungsi dari perlengkapan tersebut adalah sebagai berikut :
Soket , berfungsi untuk menyambung 2(dua) pipa yang lurus.
Belokan (elbow), berfungsi untuk menyambung 2(dua) pipa yang berubah arah
(belok). Dalam sistem pembuangan air kotor, karena yang terangkut dalam
pengaliran air adalah benda kasar (faeses), maka belokan tidak boleh terlalu
tajam, oleh karena itu untuk belokan dipergunakan elbow, bukan knie seperti
air minum.
Reducer. Pada sistem pengaliran air kotor sebenarnya tidak dikenal reducer,
tetapi pembesaran pipa, dimana fungsinya untuk menyambung pipa kecil
dengan pipa yang lebih besar. Reducer yang dipergunakan juga dari type long
radius reducer.
Tee, berfungsi untuk menyambung 3 (tiga) buah pipa menjadi satu. Dalam
sistem pembuangan air kotor, karena yang terangkut dalam pengaliran air
adalah benda kasar (faeses), maka pertemuan pipa tidak boleh terlalu tajam,
oleh karena itu untuk sambungan ini dipergunakan “Tee Y”, bukan tee seperti
air minum.
Dop, berfungsi untuk menutup ujung pipa.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 100


Lubang pembersih ( cleanout), berfungsi untuk pemeliharaan pipa
Untuk menentukan ukuran pipa air kotor baik pipa cabang mendatar,
pipa tegak, saluran pembuangan gedung, dan pipa ven tergantung dari
banyaknya dan jenisnya alat- alat saniter yang ada didalam bangunan
gedung tersebut, Contoh perhitungan:
Diasumsikan bangunan gedung 3 (tiga) lantai dengan alat-alat plambing air
kotor yang ada adalah sebagai berikut :
- No 1. Peturasan dengan tangki gelontor
- No 2. Bak mandi dengan perangkap 50 mm
- No 3. Kakus dengan katup gelontor
- No 4. Bidet dengan perangkap 40 mm
- No 5. Kakus dengan tangki gelontor
- No 6. Lubang pengering lantai
- No 7. Kakus dengan katup gelontor
- No 8. Bak cuci tangan dengan lubang pengeluaran air kotor sebesar 40
mm
- No 9. Kakus dengan tangki gelontor
- No 10. Dus pada ruang dus
Yang akan dihitung adalah dimensi pipa, baik pipa cabang mendatar, pipa
tegak, maupun pipa pembuangan gedung.
Untuk menentukan dimensi pipa dapat digunakan (Beban maksimum
yang diizinkan untuk perpipaan drainasi saniter, dinyatakan dalam unit alat
plambing).Dan untuk menentukan besarnya nilai unit alat plambing (NUAP),
dapat dipergunakan (Nilai unit alat plambing untuk drainasi saniter)
2. Perangkap
Tujuan utama dari sistem pembuangan air kotor dalam bangunan
gedung adalah mengalirkan air kotor dari dalam bangunan gedung keluar, ke
dalam unit pengolahan air kotor (septic tank) atau riol kota, tanpa
menimbulkan pencemaran kepada lingkungannya maupun dalam bangunan
gedung itu sendiri. Pipa pembuangan air kotor didalam bangunan
gedung tidak terus menerus mengalirkan air kotor, jadi tidak selamanya

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 101


pipa tersebut terisi dengan air, hal ini akan menyebabkan masuknya gas
yang berbau atau beracun dari septic tank atau dari riol, disamping gas juga ada
kemungkinan serangga bisa masuk.
Untuk mencegah hal tersebut diatas, maka pada sistem pembuangna
air kotor didalam bangunan gedung perlu dipasang suatu alat yang
disebut “perangkap”atau “trap”, biasanya berbentuk leher angsa atau “U”,
yang akan menahan bagian terakhir dari air penggelontor, sehingga
merupakan suatu “penyekat” atau penutup air yang mencegah masuknya gas.
Fungsi perangkap adalah, untuk mencegah bau busuk (gas) dari septictank
atau riol masuk ke dalam ruangan dimana alat-alat plambing air kotor (alat-alat
saniter) berada.
Agar perangkap dapat berfungsi dengan baik, maka perangkap
tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan diantaranya adalah sebagi
berikut :
- Kedalaman air penutup. Kedalaman air penutup ini biasanya berkisar
antara 50 mm sampai 100 mm.
- Konstruksinya harus sedemikian rupa agar dapat selalu bersih dan tidak
menyebabkan kotoran tertahan atau mengendap. Aliran air buangan
harus menimbulkan efek “membersihkan diri”, jadi perangkap tersebut dan
permukaan dalamnya harus cukup licin agar kotoran tidak tersangkut
atau menempel pada permukaannya.
- Konstruksi perangkap harus sedemikian rupa sehingga fungsi air sebagai
“penutup” tetap dapat dipenuhi.
- Konstruksi perangkap harus cukup sederhana agar mudah
membersihkannya karena endapan kotoran lama kelamaan tetap akan
terjadi.
3. Bak penampung dan pompa
Air kotor yang letaknya lebih rendah dari pada riol gedung atau riol kota
dimasukan terlebih dahulu ke dalam penampungan (bak penampung) dan
kemudian dialirlan ke luar dengan pompa atau alat lainnya.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 102


Bak penampung ini harus dibuat dengan konstruksi kedap air, tidak
membocorkan gas dan bau, serta harus dilengkapi dengan pipa ven. Bak
penampung ini tidak boleh dibuat sehingga salah satu dindingnya merupakan
dinding pemisah dengan bak penampung air minum.
4. SEPTIC-TANK DAN RESAPAN
Septic-tank atau tangki septic disebut juga tangki pembusuk, karena
pada tangki ini timbul proses pembusukan faeses oleh bakteri pembusuk
dengan bantuan oxygen menjadi lumpur dan gas (H2S dan NH4).
Disebagian besar negara-negara diluar negri, seperti di Amerika,
Inggris, dan lain- lain, septic-tank berfungsi untuk menampung semua air kotor
dari rumah tangga kecuali air hujan (dari kamar mandi, kakus, dapur, bak cuci
tangan, dan alat-alat pembuangan rumah tangga lainnya). Penyaluran semua
air kotor rumah tangga kedalam septic-tank juga dianjurkan oleh W.H.O.
Air sabun tidak akan mengganggu bekerjanya septic-tank dalam hal
pengendapan maupun pembusukan, demikian juga halnya dengan detergents
synthetic (syndet) tidak semuanya mengganggu, yang mengganggu
hanya persenyawaan-persenyawaan ammonium kwarterne ( quaternary
ammonium compounds), yang terkenal mempunyai daya bactericide.
Akan tetapi persenyawaan-persenyawaan ammonium kwarterner pun ternyata
hanya menghentikan sebagian saja dari proses pembusukan, oleh karena itu
proses pembusukan masih dapat berlangsung dengan baik, karena didalam
septic-tank, persenyawaan tersebut telah diencerkan lagi dengan air kotor
rumah tangga lainnya yang tidak mengandung detergent.
Dari pengalaman dilapangan, ternyata bahwa pemakaian air yang
sedikit sekali menyebabkan terdapatnya zat-zat padat yang banyak sekali
pada air kotor dan ini akan menyebabkan tersumbatnya pipa saluran air kotor,
dengan mengalirkannya semua air kotor rumahtanga kedalam septic-tank
bahaya tersebut akan sangat diperkecil, juga dapat diharapkan, bahwa
dengan lebih banyaknya lagi kotor yang dapat melarut kedalam air, sehingga
jumlah lumpur yang harus ditampung didalam septic-tank akan dapat
diperkecil. Oleh karena itu, sebaiknya semua air kotor yang berada dalam

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 103


rumah tangga, baik dari kamar mandi dan kakus, maupun dari dapur, bak cuci tangan,
dan lainnya seluruhnya dibuang atau dialirkan ke septic-tank.
Septik-tank terbuat dari bahan yang rapat air, kuat, dan tahan terhadap
asam, pada umumnya terbuat dari konstruksi beton atau pasangan batu bata.
Agar fungsi septic-tank dan bidang resapan atau sumur resapan bisa
optimal, maka septic-tank harus diletakan pada lokasi dimana ketinggian
muka air tanah lebih besar dari 2.00 meter.
Dasar-dasar perencanaan septic-tank adalah sebagai berikut :
- Waktu tinggal (detention time) air kotor didalam septic-tank ditetapkan
selama 24 jam (satu hari penuh).
- Pemakaian air setiap orang setiap hari sebesar 100 liter. (pada seminar
on sewage disposal W.H.O di kandy-ceylon telah ditetapkan, bahwa
agar septic-tank dapat bekerja dengan baik, diperlukan suatu
persediaan air sedikit-dikitnya 20 imperial gallons atau 91 liter untuk setiap
orang seharinya).
- Volume septic-tank yang paling kecil ditetapkan untuk pemakaian oleh
10 orang sesuai dengan anjuran W.H.O.
- Untuk ruang penyimpanan Lumpur disediakan 30 liter untuk setiap
pemakai setiap tahunnya. (menurut W.H.O besar ruang lumpur
sekurang-kurangnya 1 cb ft atau sebesar 28,8 liter per capita per tahun).
- Frekwensi pembuangan lumpur menurut W.H.O antara 1 tahun sampai
4 tahun.
- Untuk ruang gas dan busa disediakan tempat yang tinginya sekurang-
kurangnya 30 cm diatas permukaan air (menurut W.H.O, seminar di
Ceylon ruang antara permukaan air di septic-tank dan tutupnya harus
antara 6 inch sampai 1 ft atau antar 15 cm sampai 30 cm).
- Kedalaman air pada septic-tank sekurang-kurangnya 1,00 meter.
- Panjang septic-tank sekurang-kurangnya 1,25 meter. Untuk septic-tank
yang berbentuk bulat, diameter (garis tengah) septic-tank
sekurangkurangnya 1,25 meter.
- Lebar septic-tank sekurang-kurangnya 0,80 meter.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 104


- Untuk septic-tank yang besar, perbandingan antara panjang :
lebar sebesar 2 : 1 sampai 3 : 1
- Beda tinggi antara pipa inlet dan permukaan air di dalam septic-tank
sebesar 7 cm
- Septic-tank harus dilengkapi dengan : pipa ven, dan lubang pemeriksa
yang berfungsi juga sebagai lubang penyedot lumpur tinja.

Contoh perhitungan untuk menentukan volume septic-tank.


Rumah tangga yang dihuni oleh 5 (lima) orang, dan lumpur dibuang
(disedot) setiap 2 (dua) tahun.
Oleh karena menurut peraturan volume septic-tank harus menampung
minimal untuk jumlah penghuni 10 orang, maka untuk perhitungan
selanjutnya jumlah orang yang dihitung sebanyak 10 orang.
Cara perhitungan :
Volume septic-tank adalah : volume air ditambah volume lumpur
ditambah ruang busa.

Volume air : 10 orang X 100 l/orang/hari = 1.000 liter = 1 m3


Panjang : 1,25 m
Lebar :0,80m
Tinggi air : 1,00 m
Volume lumpur : 10 orang X 30 l/orang/tahun X 2 tahun = 600 liter
Panjang : 1,25 m
Lebar : 0,80 m
Tinggi lumpur : 0,60 m, Ruang busa diambil 0,30 m diatas permukaan air
Tinggi septic-tank adalah : tinggi air + tinggi lumpur + ruang busa. Tinggi septic
tank adalah : ( 1,00 + 0,60 + 0,30 ) m = 1,90 m
Dimensi septic-tank adalah sebagai berikut :

Panjang : 1,25 m
Lebar : 1,00 m
Tinggi : 1,90 m

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 105


Air yang keluar dari septic-tank kandungan BOD nya masih cukup tinggi,
dan ada kemungkinan masih mengandung bakteri-bakteri pathogen atau telur
cacing, dan masih berbau. Oleh karena itu bila air yang keluar dari septic-tank
dibuang keperairan terbuka (badan air terbuka) maka akan menyebabkan
pencemaran terhadap perairan terbuka tersebut. Melihat hal-hal seperti
tersebut diatas, maka air yang keluar dari septic-tank (efluen) tidak boleh
dibuang langsung ke badan-badan air, tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Untuk mencegah pencemaran badan air terbuka , maka air yang
keluar dari septic- tank perlu diolah terlebih dahulu sampai memenuhi
persyaratan kualitas air kotor yang diizinkan oleh peraturan setempat sebelum
dibuang ke perairan terbuka. Pengolahan ini sangat sulit untuk dilakukan,
karena kapasitas air yang keluar dari septic-tank sangat sedikit dan tidak
terus menerus.
Oleh karena itu cara yang paling mudah untuk mengolah air yang keluar dari
septic- tank, yaitu dengan cara, air yang keluar dari septick-tank diresapkan
kedalam tanah dengan cara meresapkan melalui sumur resapan atau bidang
resapan.
Agar supaya baik sumur resapan, bidang resapan, maupun septic-tank
tidak mengganggu lingkungan sekitarnya maka lokasi dari sumur resapan,
bidang resapan, dan septic-tank ada persyaratan jarak tertentu. Persyaratan
jarak minimum dari septic-tank, dan peresapan untuk kondisi tanah biasa
dapat dibaca pada Tabel 2-5.

TABEL 2-5. PERSYARATAN JARAK MINIMUM DARI SEPTIC TANK DAN RESAPAN UNTUK
KONDISI TANAH NORMAL
N0 U RA I A N SEPTIC-TANK (meter) RESAPAN (meter)
1 Bangunan 1,50 3,00

2 Batas-batas pemilikan 1,50 1,50

3 Sumur 10,00 *) 10,00

4 Aliran air 7,50 30,00

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 106


5 Pemotongan/Peninggian 7,50 30,00

6 Pipa air minum 3,00 3,00

7 Jalan setapak 1,50 1,50

8 Pohon besar 3,00 3,00

Sumber data : Cotteral dan Norris (1969)


*) Sampai dengan 30,00 meter untuk pasir dan kerikil, dan lebih besar lagi untuk
batu karang yang tersusun atau tidak tersususn.
Panjang bidang resapan minimal 10,00 meter, dan maksimal 15,00
meter. Bila dari hasil penelitian diperlukan panjang bidang resapan lebih dari
15,00 mater, maka bidang resapan harus dibuat beberapa dengan panjang
masing-masing maksimal 15,00 meter, dan jarak antara bidang resapan dari as
ke as sebesar 2,50 meter. Kemiringan bidang resapan sebesar 0,20 %.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 107


5.2.1.14 KONSEP LINGKUNGAN

1. Prasarana, sarana dan Utilitas


Yang perlu diperhatikan pada Prasarana, Sarana dan Utilitas adalah
berdasarkan SNI 03-1733-2004.Jalan lingkungan dilengkapi dengan Penerangan
Jalan Umum serta saluran tepi jalan:
a) Tempat parkir dan/ atau penyimpanan barang
b) Jaringan distribusi air bersih, gas, dan listrik termasuk tangki-tangki air,
pompa air, tangki gas, dan gaedu-gardu listrik;
c) Saluran pembuangan air ke sistem jaringan pembuangan air kota; d)
Saluran pembuangan air limbah dan/atau tangki septik;
e) Tempat pembuangan sampah
f) Hidrant atau kran-kran air untuk pencegahan dan pengamanan
terhadap bahaya kebakaran;
g) Jaringan telephone dan alat komunikasi lain sesuai dengan tingkat
keperluannya;
h) Sarana sosial, Ibadah, Pendidikan bila telah tersedia dalam jarak tempuh
500-1000 meter tidak harus dibangun.
2. Pengelolaan Persampahan
Konsep Pengelolaan Persammpahan diarahkan sebagai berikut :
a) Menyingkirkan sampah dan habitat manusia dengan cepat
b) Mengurangi berat dan volume sampah dengan cepat
c) Membuat sampah menjadi tidak berbahaya terhadap lingkungan
d) Memamfaatkan sampah menjadi sumber daya yang bermanfaat
e) Mengurangi dampak pencemaran udara, tanah dan air akibat sampah
tersebut.
3. Pengelolaan Air Limbah
Pemilihan teknologi pembuangan air limbah merupakan rekomendasi
awal bagi penanganan air limbah. Teknologo pembuangan air limbah dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu sistem setempat dan sistem terpusat. Sistem
setempay adalah sistem pembuangan di sekitar sumber limbah, untuk
kemudian diolah ditempat tersebut melalui sistem penguraian an-aerobik

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 108


dalam suatu bangunan yang disebut septic tank atau melalui sistem pengurai
yang memanfaatkan bakteri yang disebut dengan Biotech. Sedangkan sistem
terpusat adalah pembuangan air limbah melalui saluran yang berfungsi
menampung dan mengalirkan air limbah tersebut ke satu tempat pengolahan
yang jauh jaraknya dari sumber penghasil limbah.
4. Pengembangan Jaringan Drainase Luar
Dalam sistim drainase konvensional, saluran air hujan yang jatuh pada
suatu kawasan harus secepatnya dibaung kesungai. Drainase konvensional
dibuat dengan cara membuat saluran-saluran lurus terpendek menuju sungai.
Saluran air hujan diupayakan sesegera mungkin mengalir ke sungai tersebut.
Konsep pengembangan jaringan drainase pada menggunakan konsep
drainase ramah lingkungan atau biasa disebut : Ekodrainase. Konsep ini
didefinisikan sebagai upaya mengelola air. Kelebihannya dengan cara
sebesarbesarnya diserapkan ke dalam tanah secara alamiah atau
mengalirkan ke sungai dengan tanpa melampaui kapasitas sungai/danau
bautan.
Ada 4 (empat) metode drainase ramah lingkungan, yaitu :
a) Kolom konservasi (resapan)
b) Sumur resapan
c) Riversaide polder
d) Pengembangan perlindungan air tanah (ground water protection water
area)
5. Pengembangan Air Bersih/ Air Minum
Air bersih diperlukan untuk berbagai kegiatan dan kepentingan. Jika
ditinjau dari beberapa kegiatan diatas, amak sistem penyediaan air bersih
dalam bangunan gedung ASRAMA merupakan salah satu instruktur yang penting
keberadaannya, sehingga konsep desainnya memerlukan kajian lebih lanjut.
Konsep pengembangan air bersih didasarkan atas luasan tapak peruntukan,
jumlah orang yang berkegiatan di dalam ASRAMA . Saat ini alternatif sumber air
bersih diasumsi dari jaringan PDAM setempat. Jika memungkinkan, berasal dari
sumur air dalam (deep well).

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 109


5.2.1.15 SISTIM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KONDISI DARURAT

1. Sistim Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran Pasif


Sistim pencegahan secara pasif bertumpu pada rancangan bangunan
yang memungkinkan orang keluar dari bangunan dengan selamat pada saat
kebakaran atau kondisi darurat lainnya. Hal itu dapat dilakukan dengan:
a) Konstruksi Tahan Api.
b) Pintu Keluar Darurat
c) Koridor dan Jalan Keluar, koridor dan jalur jalan keluar harus dilengkapi
dengan tanda yang menunjukkan arah dan lokasi pintu keluar dan harus
ditempatkan pada setiap lokasi dimana pintu keluar terdekat tidak
dapat langsung terlihat (Gambar 2-19).
d) Kompartemen, gagasan dasarnya adalah menahan dan membatasi
penyalaran api agar dapat melindungi penghuni atau pengguna
bangunan dan barang-barang dalam bangunan untuk tidak secara
langsung bersentuhan dengan sumber api. Pada bangunan tinggi,
dimana mengevakuasi seluruh orang dalam gedung dengan cepat
adalah suatu hal yang mustahil, kopartemen dapat menyediakan
penampungan sementara bagi penghuni atau penggunan bangunan
untuk menunggu sampai api dipadamkan atau jalur menuju pintu keluar
sudah aman.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 110


Gambar Lokasi Tanda Exit

Gambar Kompartemen
e) Evakuasi Darurat, pada saat terjadinya kebakaran atau kondisi darurat,
tangga kedap api/asap merupakan tempat yang paling aman dan
harus bebas dari gas panas dan beracun. Ruang tangga yang
bertekanan (pressurized stair well) diaktifkan secara otomatis saat.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 111


Pengissian ruang tangga dengan udara segar bertekanan positif
mencegah menjalarnya adsap kedalam ruang tangga.
f) Pengendalian Asap, beberapa media yang dapat mengendalikan asap
dari fungsi dan luas bangunan, diantaranya:
Jendela, pintu, dinding / partisi dan lain-lain yang dapat dibuka
sebanding dengan 10% luas lantai.
Saluran ventilasi udara.
Ventilasi diatap gedung.
Sistim penyedotan asap.

Gambar Sistim Pengendalian Asap


2. Sistim Pencagahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran Aktif
Sistim pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran aktif
dapat menggunakan:
a) Alat penginderaan / peringatan dini (Detektor)
b) Hidran dan selang kebakaran
c) Sprinkler
d) Pasokan air
3. Sistim Tanda bahaya (Alarm System)
Secara umum sistim tanda bahaya dibagi atas dua kelompok, yaitu
tanda bahaya untuk keadaan darurat yang terkait pada keamanan bangunan

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 112


(seperti kebakaran), dan yang terkait pada keamanan penghuni / pengguna
bangunan dan harta benda yang ada dalam bangunan yang ditujukan untuk
manangkal kejahatan (seperti perampokan, pencurian, aksi terror dan bentuk
kejahatan lainnya).
Sebagai alat pemberi tanda jika terjadi kebakaran, banugnan dilengkapi
dengan sistim tanda bahaya (alarm system) yang panel induknya berada
dalam ruang pengandali kebakaran, sedang sub panelnya dapat dipasang
disetiap lantai berdekatan dengan kotak hidran. Pengoperasian tanda bahaya
dapat dilakukan secara manual dengan memecahkan kaca tombol sakelar
tanda kebakaran atau bekerja secara otomatis, dimana tanda bahaya
kebakaran dihubungkan dengan sistim detector (detector asap atau panas)
atau sistim sprinkler.

Gambar Diagram Sistim Tanda Bahaya Kebakaran


Ketika detector berfungsi, hal itu akan terlihat pada monitor yang ada
pada panel utama pengendalian kebakaran, dan tanda bahaya dapat
dibunyikan secara manual atau secara otomatis dimana pada saat detector
berfungsi terjadi arus pendek yang akan menyebabkan tanda bahaya tertentu
berbunyi.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 113


Perbedaan sistim tanda bahaya pada pencegahan kebakaran dan
pencegahan bahaya kejahatan terletak pada peralatan detektornya. Pada
tanda bahaya sistim keamanan (securyti system) digunakan berbagai jenis
detector/sensor, yaitu sensor ultrasonic, sensor gelombang mikro (microwave),
sensor infra merah (infra red) atau sensor suara (sound discriminating).
Sederhananya, sensor dapat berupa sakelar yang ditempatkan pada
lokasi tertentu dan dapat difungsikan secara manual untuk membuat tanda
bahaya berfungsi.
Pada benda-benda yang diam, panjang pantulan gelombangnya tetap
sama, tetapi jika ada objek yang bergerak maka terjadi perubahan panjang
pantulan gelombang, dan hal ini akan mengaktifkan tanda bahaya. Prinsip ini
digunakan pada sensor ultrasonic dan sensor gelombang mikro. Sensor
ultrasonic dapat dikacaukan jika terjadi turbelensi udara akibat sistim tata udara
atau adanya bunyi.

4. Sistim Penagkal Petir


Petir merupakan kejadian alam dimana terjadi loncatan muatan listrik ke
bumi yang tidak dapat dikendalikan dan mengakibatkan kerusakan. Untuk
menghindari atau meminimalkan kerugian akibat petir diperlukan sistim
perlindungan yang tepat, sehingga kerugian yang disebabkan oleh petir, baik
berupa kebakaran, kehancuran ataupun kerusakan jaringan listrik dan
peralatan elektronik dapat dihindari atau dibatasi menunjukkan beberapa sistim
penangkal petir yang biasa digunakan.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 114


Gambar Penangkar Petir Sistim Prevectron

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri


115
Gambar Penangkal Petir Sistim Tomas

Tabel Sistim Penangkal Peti

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 116


5.2.1.16 PERENCANAAN SISTEM TATA UDARA

Pada bangunan, ventilasi dan orientasi matahari adalah dua faktor


utama yang terkait dengan kepedulian kita terhadap lingkungan, karena
secara langsung hal ini berhubungan dengan tingkat kenyamanan, asrama,
da kenikmatan penghuni atau pengguna bangunan. Ventilasi dibuat demi
pertukaran udara cukup baik, penghawaan dan pengkondisian udara dalam
bangunan tidak begitu diperlukan. Orientasi matahari yang berhubungan
dengan cahaya yang dapat dimanfaatkan dalam ruang, agar tidak diperlukan
pencahaayaan buatan. Namun perlu pula dipertimbangkan agar radiasi
panas dapat dikurangi, sehingga duhu udara tidak meningkat, yang berakibat
diperlukannya pengkondisiaan udara atau ventilasimekanik.
Kedua faktor tersebut, ventilasi dan orientasi matahari, akan terkait pada
rancang bangunan. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pengguna
energi untuk penghawaan/pengkondisiaan udara dan pencahayaan buatan
dapat dibuat seefisien mungkin.
Dewasa ini perancangan dan penyelenggaraan bangunan yang
dilakukan dengan pendekatan teknologi modern dimaksud untuk menghasilkan
tingkat kenyamaan dan kenikmatan yang tinggi bagi pengguna atau penghuni
bangunan. Namun demikian tanpa disadari, bangunan modern juga
mendatangkan permasalahan yang terkait dengan penurunan mutu
lingkungan.
Metode dan pembuatan bahan bangunan yang digunakan saat ini
banyak yang dapat berdampak pada asrama manusia dan pencemaran
lingkungan, mengngat bahwa sebagian besar bahan bangunan yang
digunakan merupakan bahan buatan pabrik yang diolah dan dibuat dengan
menggunakan campuran bahan kimia atau menggunakan sumber daya alam
secara tidak teratur dan tidak tercerna.
Bangunan modern yang dirancang agar dapat melindungi manusia dari
gangguan luar (cuaca, binatang dan kejahatan manusia), merupakan suatu
wadah fisik yang terlindungi dari cuaca dengan atap yang tidak bocor, jendela

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 117


yang tertutup agar tidak terkontaminasi denga udara yang sudah tercemar,
dan dilengkapi dengan penghawaan dan pencahaayaan bautan serta
diperindah dengan penutup lantai, dinding, dan plafon yang terbuat dari
bahan-bahan sintetik. Tanpa disadari, bangunan modern seperti ini memberi
peluang menurunnya mutu udara didalam bangunan, akibat pertukaran udara
yang kurang baik.
Mutu Udara di dalam bangunan bertambah buruk dengan
digunakannya obat pembasmi serangga (nyamuk, Kecoa, dan serangga
lainnya), tanaman hias didalam ruangan, asap rokok dan debu, serta gas
baracun lainnya yang berasal dari dapur dan garasi. Penurunan mutu udara di
dalam ruangan menyebabkan meningkatnya jumlah anak yang terkena asma dan
alergi. Hal ini disebabkan sebagian besar aktivitas manusia dilakuakn didalam
ruangan (manusia menggunakan sekitar 90% waktunya di dalam ruangan, baik
dirumah maupun ditempat kerja/ASRAMA ).
Penyebab menurunnya mutu udara didalam bangunan yang dapat
dikatagorikan sebagai penyebab polusi udara dalam ruangan adalah
:Campuran Bahan Organik yang mudah menguap, ini terdiri atas bahan
alamiah dan sintetik yang mengandung karbon hidrogen pada tingkat
molekuler, baik berupa benda padat, cair maupun gas.
Campuran ini mungkin menguap pada temperatur kamar, seperti gas
methan, gas hidrokarbon, kapur barus, parafin, formadehida, aseton, karbit, lilin,
minuman keras, deterjen, cat dan seratsintetik. Campuran ini banyak ditemukan
dalam bentuk kayu lapis, papan partikel (particle board), perekat, cat,
fuberglass, cairan pembersih, karpet dan plastik.
1. Pestisida
Secara teknis, ada pestisida yang dapat dikatagorikan sebagai bahan
campuran organik yang mudah menguap, tetapi penggunaanya dapat
membawa dampak yang lebih luas pada asrama manusia dan lingkungan.
Meskipun bahan-bahan beracun juga banyak digunakan untuk
perbaiakn tanah, sebelum dilakuakn proses ppelaksanaan pembangunan,
perlindungan terhadap kayu, cat dan karpet.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 118


Beberapa hal yang sering kali dapat mendatangkan masalah bagi
pengguna banggunan, yang menyebabkan diperlukannya pestisida, di
antaranya adalah :
a) Bekas pohon yang ditebang dan kemudian menjadi sarang rayap
b) Kayu yang ditumbuhi jamur atau sarang serangga (lebah, rayap danb
semut)
c) Bukaan yang tidak tertutup secara baik atau tidak diberikan kawat kasa.
d) Dinding atau atap yang mengalami kebocoran atau meresdapnya air.
2. Bahan yang Mudah Terbakar/ Meletus
Bahan-bahan seperti gas, minyak, orang, kayu dan tembakau yang
terbakar didalam ruangan akan menghasilkan asap atau gas (emisi). Emisi yang
dapat mendatangkan bahaya, diantaranya adalah emisi dari :
a) Nitrogen Dioksida
b) Nitrouen Oksida
c) Sulfur Oksida
d) Hidrogen Sianida
e) Karbon Mono-oksida
f) Karbon Dioksida
g) Formaldehida
h) Hidrokarbon
Bahan-bahan ini dapat ditemukan jika dilakukan hal-hal tertentu, di
antaranya :
a) Penerangan dengan menggunakan bahan bakar minyak/gas
b) Alat masak yang diletakkan dalam ruangan yang kurang ventilasinya
c) Garasi yang tidak terisolasi secara baik dengan ruang tinggal
d) Tungkun Pembakaran yang terbuka
e) Asap Rokok
f) Bahan Alamiah yang Polutan
Gas Radon terkumpul dalam jumlah yang cukup tinggi di dalam
bangunan dapat menyebabkan dampak buruk akibat kandungan radioaktif
yang terkandung didalamnya.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 119


Logam tertentu, seperti alumanium, temabag, dan tambal yang
terakumulasi dalam jaringan tubuh manusia dapat menyebabkan panyakit hati,
kerusakan otak dan gagal ginjal. Oleh sebab itu, air yang ingin dikonsumsikan,
terutama yang berasal dari sumur, perlu diuji mutu. Airnya, apakah layak untuk
digunakan bagi keperluan sehari-hari. Air yang digunakan dapat pula tercemar oleh
bakteri clan residu pestisida.
Palutan yang berasal dari unsur biologis, diantaranya yang berasal dari
tepung sari bunga, debu rumah tangga, serangga/kutu dan jamur, dapat di
kurangi denagna melakukan penyaringan (filtralisasi) udara dan air.
3. Medan Eletromagnet
Medan Eletromagnet mungkin merupaka palutan yang paling
kontrovesial.Penelitian dalam dua dekade terakhir menunjukan bahwa meda
elektromagnet dapat menyebabkan timbulnya penyakit kanker tertentu atau
meningkatkan jumlah bayi yang lahir cacat.
Medan Elektromagnet dapat timbul akibat pemasanagn jaringan kabel
listrik yang tidak sempurna, peralatan yang menggunakan motor, lintasan kabel
teganggan tinggi, atau tidak tersedianya sistem pembumian (grounding
system) pada panel listrik.
4. Kelembaban Udara
Sebagian besar gangguan asrama , baik yang berdampak pada kondisi
fisik maupun psikis, umumnya diakibatkan oleh redahnya mutu udara. Di dalam
bangunan, akibat adanya pencemaran. Disamping itu, kelembaban udara
juga dapat membawa pengaruh pada mutu udara yang dikaitkan denga
kemungkinan adanya bakteri, virus, jamur, serangga, dan gangguan asrama
lainnya, sebagaimana terlihat dalam

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 120


Gambar Tingkat Kelembaban Relatif dalam Ruang

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri


121
5.2.1.17 PERANCANGAN SISTEM PEMIPAAN, SANITASI Dan PENGOLAHAN LIMBAH

Instalasi pipa pada bangunan digunakan untuk mengalirkan air bersih


(panas dan dingin), air es untuk keperluan tata udara, airuntuk keperluan
pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran, pembuangan air
kotor, air buangan, air hujan dan air limbah. Disamping itu ada pula jarinagn
pipa untuk ventilasi dan saluran gas, dan saluran oksigen jika diperlukan.
Jenis pipa yang digunakan juga beragam jenisnya : air bersih dialirkan
dengan pipa (steel pipe atau black pipe), pipa galvanis, pipa PVC atau pipa
tembaga. Pipa yang digunakan untuk pencegahan dan penanggulangan
bahaya kebakaran (hidran dan sprinkler) dituntut untuk mampu menahan
tekanan tertentu.
Jaringan pipa diatur menurut arah vertikal (riser, down feed atau stand
pipe) yang disembunyikan dalam saluran didalam tembok (shaft) sebagaimana
terlihat pada gambar 2-83 sedangkan pada arah horisontal, biasanya
ditempatkan diatas klangit-langit tau lantai instalasi (lantai mekanik dan elektrik)
Untuk membedakan antara pipa satu dengan pipa lainnya maka pipa
diberi warna dan diberi arah alirannya.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 122


Gambar Warna Pipa Dalam Shaft

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri


123
1. Jaringan Pipa Air Bersih
Untuk memasok kebutuhan air bersih pada nagunan lebih dari satu
alntai, biasanya digunakan pompa agar air dapat disalurkan ke tempat yang
letakknya jauh dari permukaan tanah dan jika bangunannya sangat tinggi,
maka jaringan pemipaan dbagi atas beberapa zona.
Pada umumnya terdapat diua sistem pasokan air bersih yaitu sistem ke atas
(up feed) , baik dengan atau tanpa tangki penampung air, dan pasokan ke
bawah (down feed)
Pada sistem pasokan ke atas air bersih dialirkan dengan tekanan pompa
sedangkan pada pasokan kebawah pompa digunakan untuk mengisi tangki air di
atas atap. Dengan menggunakan sakelar penampang, pompa akan berhenti
bekerja, jika air dalam tangki sudah penuh dan selanjutnya air dialirkan dengan
memamfaatkan gaya grafitasi.
Selanjutnya air panas biasa dihasilkan oleh peralatan pemanas air, dari
yang kapasitasnya kecil sampai denagn yang kapasitasnyan bsar. Pemanas ini
menggunakan pembakaran gas, tenaga listrik ataupun tenaga matahari.
Pada bangunan yang membutuhkan pasokan air dengan mutu terjamin
(bebas dari polutan) atau penggunaan air yang di daur ulang seperti halnya
untuk keperluan akuarium ataupun kolam, maka pasokan air perlu di saring
melalui alat penyaring bertekanan (pressure filter). Selanjutnay pasokan air
tersebut ditambahkan larutan kimia untuk mematikan kuman-kuman yang
disesuaikan dengan kebutuhan.
2. Jaringan Pipa Air Kotor dan Ventilasi
Penggunaan diagram isometrik akan memudahkan dalam melakukan
perincian guna mengetahui jenis, jumlah dan ukuran pipa serta alat
penyambungnya.
Untuk menghindari masuknya udara baunya tak sedap, maka pada
saluran pembuanagan dipasang perangkap udara, berupa genangan air yang
tertahan akibat adanya sekat perangkap (menggunakan konsep pipa bejana
berhubungan). Perangkap udara dapat berbentuk pipa tabung, bak kontrol

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 124


atau leher angsa. Perangkap udara ini dapat mencegah masuknya binatang kecil
(kecoak,tikus,dll) ke dalam ruangan melalui pipa.
Selanjutnya untuk air buangan atau air kotor yang mengandung lemak (air
buangan dari dapur), perlu digunakan perangkap minyak (grease trap). Dan
untuk memdahkan perbaikan atau pembersihan saluran pipa. Jika terjadi
penyumbatan oleh benda-benda atau kotoran, pada saluran pembuangan
disediakan lubang kontrol pembersihan (clean out), yang dapat ditempatkan
pada lantai atau berupa sumbat pada ujung pipa.
3. Peralatan Pengolahan Limbah
Pada bangunan rumah tinggal, air buangan.air kotor dibuang melalui
septik tank dan selanjutnya dialirkan kembali kedalam tanah melalui rembesan.
Namun, pada bangunan publik, penggunaan septik tank dirasa kurang
memadai, oleh karenanya umumnya digunakan sistem pengolahan air limbah
(SPT-Sewage Treatment Plant).
Pada dasarnya sistem pengolah limbah terdiri dari dua proses utama,
yaitu proses mekanik, berupa penyaringan, pemisahan dan pengendapan,
serta proses biologi/kimia, berupa proses aktivitas bakteri yang memamfaatkan
dari udara (acrob) dan proses netralisasi cairan dengan asam atau
memasukkan bahan kimia untuk oksidasi, seperti aerasi dengan menggunakan
molekul, proses pengolahan endapan aktif (activate sludge process), dan
pemusnahan kuman (desinfection) denagn menggunakan kaporit (chlorine.
Secara skematik, proses pengolahan limbah dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 125


Gambar Skema Tipikal Pengolahan Limbah

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 126


4. Integrasi Pemipaan
Gambar dibawah ini menunjukan integrasi pemipaan yang digunakan
untuk air dingin, air es, air hangat, air panas, pipa pembuanagn dan pemasok
bahan bakar.

Gambar Integrasi Pemipaan

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 127


5.2.1.18 PERSYARATAN TEKNIS AKSESIBILITAS

A. UKURAN DASAR RUANG

1. Esensi
Ukuran dasar ruang tiga dimensi (panjang, lebar, tinggi) yang mengacu
kepada ukuran tubuh manusia dewasa, peralatan yang digunakan, dan ruang
yang dibutuhkan untuk mewadahi pergerakannya.

3. Persyaratan
a. Ukuran dasar ruang diterapkan dengan mempertimbangkan fungsi
bangunan, bangunan dengan fungsi yang memungkinkan digunakan oleh
orang banyak secara sekaligus, seperti balai pertemuan, bioskop, dsb.
harus menggunakan ukuran dasar maksimum.
b. Ukuran dasar minimum dan maksimum yang digunakan dalam pedoman
ini dapat ditambah atau dikurangi sepanjang asas-asas aksesibilitas dapat
tercapai.
c. Ukuran Dan Detail Penerapan Standar.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 128


Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri
129
Gambar Dimensi Kursi Roda

Gambar Dimensi Kursi Roda

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 130


Gambar Ukuran Putar Kursi Roda

Gambar Papasan Kursi Roda

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri


131
Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 132
B. JALUR PEDESTRIAN
1. Esensi
Jalur yang digunakan untuk berjalan kaki atau berkursi roda bagi
penyandang cacat, yang dirancang berdasarkan kebutuhan orang untuk
bergerak aman, nyaman dan tak terhalang.
2. Persyaratan
a. Permukaan

Permukaan jalan harus stabil, kuat, tahan cuaca, bertekstur halus


tetapi tidak licin. Hindari sambungan atau gundukan pada
permukaan, kalaupun terpaksa ada, tingginya harus tidak lebih dari
1,25 cm. Apabia menggunakan karpet, maka ujungnya harus kencang dan
mempunyai trim yang permanen.

b. Kemiringan

Kemiringan maksimum 7° dan pada setiap jarak 9 m disarankan


terdapat pemberhentian untuk istirahat.

c. Area istirahat

Terutama digunakan untuk membantu pengguna jalan penyandang


cacat.

d. Pencahayaan Berkisar antara 50-150 lux tergantung pada intensitas


pemakaian, tingkat bahaya dan kebutuhan keamanan.
e. Perawatan Dibutuhkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
kecelakaan.
f. Drainase
Dibuat tegak lurus dengan arah jalur dengan kedalaman maksimal 1,5
cm, mudah dibersihkan dan perletakan lubang dijauhkan dari tepi
ramp.
g. Ukuran

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 133


Lebar minimum jelur pedestrian adalah 120 cm untuk jalur searah dan
160 cm untuk dua arah. Jalur pedestrian harus bebas dari pohon, tiang
rambu-rambu dan benda-benda pelengkap jalan yang menghalang.
h. Tepi pengaman
Penting bagi penghentian roda kendaraan dan tongkat tuna netra ke
arah area yang berbahaya. Tepi pengaman dibuat setinggi minimum
10 cm dan lebar 15 cm sepanjang jalur pedestrian.

C. AREA PARKIR
1. Esensi
Area parkir adalah tempat parkir kendaraan yang dikendarai oleh
penyandang cacat, sehingga diperlukan tempat yang lebih luas untuk naik
turun kursi roda, daripada tempat parkir yang biasa. Sedangkan daerah untuk
menaik-turunkan penumpang (Passenger Loading Zones) adalah tempat bagi
semua penumpang, termasuk penyandang cacat, untuk naik atau turun dari
kendaraan.

2. Persyaratan
Fasilitas parkir kendaraan:
- Tempat parkir penyandang cacat terletak pada rute terdekat
menuju bangunan/ fasilitas yang dituju, dengan jarak maksimum 60
meter.
- Jika tempat parkir tidak berhubungan langsung dengan bangunan,
misalnya pada parkir taman dan tempat terbuka lainnya, maka
tempat parkir harus diletakkan sedekat mungkin dengan pintu
gerbang masuk dan jalur pedestrian.
- Area parkir harus cukup mempunyei ruang bebas di sekitarnya
sehingga pengguna berkursi roda dapat dengan mudah masuk dan
keluar dari kendaraannya.
- Area parkir khusus penyandang cacat ditandai dengan simbol tanda
parkir penyandang cacat yang berlaku.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 134


- Pada lot parkir penyandang cacat disediakan ramp trotoir di
kedua sisi kendaraan.
- Ruang parkir mempunyai lebar 370 cm untuk parkir tunggal atau
620 cm untuk parkir ganda dan sudah dihubungkan dengan ramp
dan jalan menuju fasilitas-fasilitas lainnya.
- Daerah menaik-turunkan penumpang:
- Kedalaman minimal dari daerah naik turun penumpang dari jalan
atau jalur lalu-lintas sibuk adalah 360 cm dan dengan panjang
minimal 600 cm.
- Dilengkapi dengan fasilitas ramp, jalur pedestrian dan rambu
penyandang cacat.
- Kemiringan maksimal 5° dengan permukaan yang rata di semua
bagian.
- Diberi rambu penyandang cacat yang biasa digunakan
untuk mempermudah dan membedakan dengan fasilitas serupa bagi
umum.
- Tabel jumlah tempat parkir yang aksesibel yang harus disediakan
pada setiap pelataran parkir umum.

Tabel Kebutuhan tempat parkir.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 135


D. RAMP
1. Esensi
Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan
kemiringan tertentu, sebagai alternatif bagi orang yang tidak dapat
menggunakan tangga.

2. Persyaratan-persyaratan
a. Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak boleh
melebihi 7°, perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk awalan
atau akhiran ramp (curb ramps/landing) Sedangkan kemiringan suatu
ramp yang ada di luar bangunan maksimum 6°.
b. Panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan 7°) tidak boleh
lebih dari 900 cm. Panjang ramp dengan kemiringan yang lebih
rendah dapat lebih panjang.
c. Lebar minimum dari ramp adalah 95 cm tanpa tepi pengaman, dan
120 cm dengan tepi pengaman. Untuk ramp yang juga digunakan
sekaligus untuk pejalan kaki dan pelayanan angkutan barang harus
dipertimbangkan secara seksama lebarnya, sedemikian sehingga bisa
dipakai untuk kedua fungsi tersebut, atau dilakukan pemisahan ramp
dengan fungsi sendiri-sendiri.
d. Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari suatu ramp harus
bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya untuk
memutar kursi roda dengan ukuran minimum 160 cm.
e. Permukaan datar awalan atau akhiran suatu ramp harus memiliki
tekstur sehingga tidak licin baik diwaktu hujan.
f. Lebar tepi pengaman ramp (low curb) 10 cm, dirancang untok
menghalangi roda kursi roda agal tidak terperosok atau keluar dari jalur
ramp. Apabila berbatasan langsung dengan lalu-lintas jalan umum atau
persimpangan harus dibuat sedemikian rupa agar tidak mengganggu
jalan umum.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 136


g. Ramp harus diterangi dengan pencahayean yang cukup sehingga
membantu penggunaan ramp saat malam hari. Pencahayaan
disediakan pada bagian- bagian ramp yang memiliki ketinggian
terhadap muka tanah sekitarnya dan bagian- bagian yang
membahayakan.
h. Ramp harus dilengkapi dengan pegangan rambatan (handrail) yang
dijamin kekuatannya dengan ketinggian yang sesuai.

Gambar Kelandaian Ramp

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri


137
Gambar Pintu Samping Pada Ramp

Gambar Pintu Antara Pada Ramp

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 138


E. TANGGA
1. Esensl
Fasilitas bagi pergerakan vertikal yang dirancang dengan
mempertimbangkan ukuran dan kemiringan pijakan dan tanjakan dengan
lebar yang memadai.
2. Persyaratan
a. Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam.
Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 60°
b. Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat
membahayakan pengguna tangga.
c. Harus dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail) minimum pada
salah satu sisi tangga.
d. Pegangan rambat harus mudah dipegang dengan ketinggian 65 80 cm
dari lantai, bebas dari elemen konstruksi yang mengganggu, dan
bagian ujungnya harus bulat atau dibelokkan dengan baik ke arah
lantai, dinding atau tiang.
e. Pegangan rambat harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-
ujungnya (puncak dan bagian bawah) dengan 30 cm.
f. Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus dirancang sehingga
tidak ada air hujan yang menggenang pada lantainya.
3. Ukuran dan Detail Penerapan Standar

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri


139
Gambar Desain Profil Tangga Yang Diijinkan

Gambar Profil Handrail

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 140


F. LIFT
1. Esensi
Lift adalah alat mekanis elektris untuk membantu pergerakan vertikal di dalam
bangunan, baik yang digunakan khusus bagi penyandang cacat maupun
yang merangkap sebagai lift barang.
2. Persyaratan-persyaratan
a. Untuk bangunan lebih dari 5 lantai paling tidak satu buah lift yang
aksesibel harus terdapat pada jalur aksesibel den memenuhi standar
teknis yang berlaku.
b. Toleransi perbedasn muka lantai bangunan dengan muka lantai ruang lift
maksimurn 1,25 mm.
c. Koridor/lobby lift
- Ruang perantara yang digunakan untuk menunggu kedatangan
lift, sekaligus mewadahi penumpang yang baru keluar dari lift, harus
disediakan. Lebar ruangan ini minimal 185 cm, den tergantung pada
konfigurasi ruang yang ada.
- Perletakan tombol dan layar tampilan yang mudah dilihat den
dijangkau.
- Panel luar yang berisikan tombol lift harus dipasang di tengah-
tengah ruang lobby atau hall lift dengan ketinggian 90-110 cm dari
muka lantai bangunan.
- Panel dalam dari tombol lift dipasang dengan ketinggian 90-120 cm
dari muka lantai ruang lift.
- Semua tombol pada panel harus dilengkapi dengan panel huruf
Braille, yang dipasang dengan tanpa mengganggu panel biasa.
- Selain terdapat indikator suara, layar/tampilan yang secara visual
menunjukkan posisi lift harus dipasang di atas panel kontrol dan di atas
pintu lift, baik di dalam maupun di luar lift (hall/koridor).
d. Ruang Lift
- Ukuran ruang lift harus dapat memuat pengguna kursi roda,
mulai dari masuk melewati pintu lift, gerakan memutar, menjangkau

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 141


panel tombol dan keluar melewati pintu lift. Ukuran bersih minimal
ruang lift adalah 140cm x 140cm.
- Ruang lift harus dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail)
menerus pada ketiga sisinya.
e. Pintu lift
- Waktu minimum bagi pintu lift untuk tetap terbuka karena
menjawab panggilan adalah 3 detik.
- Mekanisme pembukaan dan penutupan pintu harus sedemikian
rupa sehingga memberikan waktu yang cukup bagi penyandang
cacat terutama untuk masuk dan keluar dengan mudah. Untuk itu lift
harus dilengkapi dengan sensor photo-electric yang dipasang pada
ketinggian yang sesuai.
3. Ukuran dan Detail Penerapan Standar

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 142


Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri
143
Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 144
Gambar Perspektif Lift

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri


145
G. KAMAR KECIL
1. Esensi
Fasilitas sanitasi yang aksesibel untuk semua orang (tanpa terkecuali
penyandang cacat, orang tua dan ibu-ibu hamil) pada bangunan atau fasilitas
umum lainnya.
2. Persyaratan
a. Toilet atau kamar kecil umum yang aksesibel harus dilengkapi
dengan tampilan rambu "penyandang cacat" pada bagian luarnya.
b. Toilet atau kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak yang cukup
untuk masuk dan keluar pengguna kursi roda.
c. Ketinggian tempat duduk kloset harus sesuai dengan ketinggian
pengguna kursi roda. (45-50 cm)
d. Toilet atau kamar kecil umum harus dilengkapi dengan pegangan
rambat (handrail) yang memiliki posisi dan ketinggian disesuaikan
dengan pengguna kursi roda dan penyandang cacat yang lain.
Pegangan disarankan memiliki bentuk siku-siku mengarah ke atas untuk
membantu pergerakan pengguna kursi roda.
e. Letak kertas tissu, air, kran air atau pancuran (shower)
dan perlengkapan-perlengkapan seperti tempat sabun dan pengering
tangan harus dipasang sedemikian hingga mudah digunakan oleh orang
yang memiliki keterbatasanketerbatasan fisik dan bisa dijangkau
pengguna kursi roda.
f. Kran pengungkit sebaiknya dipasang pada wastafel.
g. Bahan dan penyelesaian lantai harus tidak licin.
h. Pintu harus mudah dibuka untuk memudahkan pengguna kursi roda
untuk membuka dan menutup.
i. Kunci-kunci toilet atau grendel dipilih sedemikian sehingga bisa dibuka
dari luar jika terjadi kondisi darurat.
j. Pada tempat-tempat yang mudah dicapai, seperti pada daerah pintu
masuk, dianjurkan untuk menyediakan tombol pencahayaan darurat
(emergency light button) bila sewaktu-waktu terjadi listrik padam.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 146


4. Ukuran dan Detail Penerapan Standa

Gambar Kran Wudhu’ Bagi Penyandang Cacat

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 147


H. Pancuran
1. Esensi
Merupakan fasilitas mandi dengan pancuran (shower) yang bisa digunakan oleh
semua orang, khususnya bagi pengguna kursi roda
2. Persyaratan
a. Bilik pancuran (shower cubicles) harus memiliki tempat duduk yang lebar
dan tinggi disesuaikan dengan cara-cara memindahkan badan
pengguna kursi roda.
b. Bilik pancuran harus memiliki pegangan rambat (handrail) pada posisi
yang memudahkan pengguna kursi roda bertumpu.
c. Bilik pancuran dilengkapi dengan tombol alarm atau alat pemberi
tanda lain yang bisa dijangkau pada waktu keadaan darurat.
d. Kunci bilik pancuran dirancang dengan menggunakan tipe yang~bisa
dibuka dari luar pada kondisi darurat (emergency).
e. Pintu bilik pancuran sebaiknya menggunakan pintu geser atau tipe
bukaan keluar.
f. Pegangan rambat dan setiap permukaan atau dinding yang
berdekatan dengannya harus bebas dari elemen-elemen

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 148


Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 149
I. TELEPON
1. Esensi
Peralatan komunikasi yang disediakan untuk semua orang yang
sedang mengunjungi suatu bangunan atau fasilitas umum.
2. Persyaratan
a. Telepon umum disarankan yang menggunakan tombol tekan, harus
terletak pada lantai yang aksesibel bagi semua orang termasuk
penyandang cacat, orang tua dan ibu-ibu hamil.
b. Ruang gerak yang cukup harus disediakan di depan telpon umum
sehingga memudahkan penyandang cacat untuk mendekati dan
menggunakan telpon.
c. Ketinggian telpon dipertimbangkan terhadap keterjangkauan gagang
telpon (120-125 cm).
d. Bagi pengguna yang memiliki pendengaran kurang, perlu disediakan
alat kontrol volume suara yang terlihat dan mudah terjangkau.
e. Bagi tuna rungu sebaiknya disediakan "telpon text", khususnya untuk
di ASRAMA pos, bangunan komersial, dan fasilitas publilc lainnya.
f. Bagi tuna netra sebaiknya disediakan petunjuk telpon dalam huruf Braille
dan dilengkapi juga dengan isyarat bersuara (talking sign) yang
terpasang di dekat telpon umum.
g. Panjang kabel gagang telpon harus memungkinkan pengguna kursi roda
untuk menggunakan telpon dengan posisi yang nyaman. (+ 45cm).
h. Bilik telepon dapat dilengkapi dengan kursi yang disesuaikan dengan
gerak pengguna.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 150


J. PERLENGKAPAN DAN PERALATAN KONTROL
1. Esensi
Merupakan perlengkapan dan peralatan pada bangunan yang bisa
mempermudah semua orang (tanpa terkecuali penyandang cacat, orang tua,
dan ibu-ibu hamil) untuk melakukan kontrol peralatan tertentu, seperti sistem
alarm, tombol/stop kontak, dan pencahayaan.
2. Persyaratan-persyaratan
a. Sistem alarm/ peringatan
- Harus tersedia peralatan peringatan yang terdiri dari sistem
peringatan suara ( vocal alarms), sistem peringatan bergetar
(vibrating alarms) dan berbagai petunjuk serta penandaan untuk
melarikan diri pada situasi darurat .
- Stop kontak harus dipasang dekat tempat tidur untuk
mempermudah pengoperasian sistem alarm, termasuk peralatan
bergetar ( vibrating devices) di bawah bantal.
- Semua pengontrol peralatan listrik harus dapat dioperasikan dengan
satu tangan dan tidak memerlukan pegangan yang sangat kencang
atau sampai dengan memutar lengan.

b. Tombol dan stop kontak


Tombol dan stop kontak dipasang pada tempat yang posisi dan
tingginya sesuai dan mudah dijangkau oleh penyandang cacat.
3. Ukuran dan Detail Penerapan Standar

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri


151
K. PERABOT
1. Esensi
Perletakan barang-barang perabot bangunan dan furniture harus
menyisakan ruang gerak dan sirkulasi yang cukup bagi penyandang cacat.
2. Persyaratan
a. Sebagian dari perabot yang tersedia dalam bangunan umum harus
dapat digunakan oleh penyandang cacat, termasuk dalam keadaan
darurat.
b. Dalam suatu bangunan yang digunakan oleh masyarakat banyak,
seperti bangunan pertemuan, konperensi pertunjukan dan kegiatan yang
sejenis maka jumlah tempat duduk aksesibel yang harus disediakan
adalah:

Tabel Kapasitas Tempat Duduk

3. Ukuran dan Detail Penerapan Standar

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 152


L. RAMBU
1. Esensi
Fasilitas dan elemen bangunan yang digunakan untuk memberikan
informasi, arah, penanda atau petunjuk bagi penyandang cacat.
2. Persyaratan
a. Penggunaan rambu terutama dibutahkan pada:
- Arah dan tujuan jalur pedestrian
- KM/WC umum, telpon umum
- Parkir khusus penyandang cacat iv. Nama fasilitas dan tempat.
b. Persyaratan Rambu yang digunakan:
- Rambu huruf timbul atau huruf Braille yang dapat dibaca oleh tuna
netra dan penyandang cacat lain.
- Rambu yang berupa gambar dan simbol yang mudah dan
cepat ditafsirkan artinya.
- Rambu yang berupa tanda dan simbol internasional.
- Rambu yang menerapkan metode khusus (misal; pembedaan
perkerasan tanah, warna kontras, dll).
- Karakter dan latar belakang rarnbu harus dibuat dari bahan yang
tidak silau. Karakter dan simbul harus kontras dengan latar
belakangnya, apakah karakter terang di atas Kelap, atau sebaliknya.
- Proporsi huruf atau karakter pada rambu harus mempunyai rasio lebar
dan tinggi antara 3: 5 dan 1:1, serta ketebalan huruf antara 1: 5 danl:10.
- Tinggi karakter huruf dan angka pada rambu harus diukur sesuai
dengan jarak pandang dari tempat rambu itu dibaca .
c. Lokasi penempatan rambu:
- Penempatan yang sesuai dan tepat serta bebas pandang tanpa
penghalang.
- Satu kesatuan sistem dengan lingkungannya.
- Cukup mendapat pencahayaan, termasuk penambahan lampu pada
kondisi gelap.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 153


- Tidak mengganggu arus (pejalan kaki dll) dan sirkulasi (buka/tutup
pintu, dll).

d. Ukuran dan Detail Penerapan Standar

Gambar Simbol Netra Gambar Simbol TelephoneTuna

Untuk Penyandang Cacat

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 154


Gambar Proporsi Telephone
Untuk Penyandang Cacat Gambar Simbol Ramp

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri


155
Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 156
Untuk tipe-tipe bangunan dengan penggunaan tertentu, diwajibkan pula
untuk memenuhi persyaratan teknis tambahan dari ketentuan-ketentuan seperti
telah disebutkan terdahulu, yaitu: Tabel Tipe Bangunan

TIPE BANGUNAN KETENTUAN MINIMUM


ASRAMA Bank, ASRAMA pos dan ASRAMA Paling sedikit menyediakan satu buah meja
jasa
atau ASRAMA pelayanan yang aksesibel
pelayanan masyarakat yang sejenis

Toko dan bangunan bangunan Seluruh area perdagangan harus aksesible


perdagangan jasa sejenis
Hotel, penginapan dan bangunan sejenis Paling sedikit 1(satu) kamar tamu dari setiap
200 kamar tamu yang ada dan kelipatan
darinya harus aksesibel

Bangunan pertunjukan, bioskop, stadion dan Paling sedikit 2(dua) buah area untuk kursi roda
bangunan sejenis dimana susunan tempat duduk untuk setiap 400 tempat duduk yang ada dan
permanen tersedia kelipatannya yang sebanding harus tersedia

Bangunan keagamaan Seluruh area untuk persembahyangan harus


aksesibel

Bangunan ASRAMA dan sejenisnya Paling sedikit 1(satu) buah kamar, yang sebaiknya
terletak pada lantai dasar, harus aksesibel

Restoran dan tempat makan diluar Paling sedikit 1(satu) meja untuk setiap 10 meja
ruangan makan yang ada dan kelipatannya, harus aksesibel

Bangunan parkir dan tempat parkir umum lainnya Lot parkir yang aksesibel dapat dihitung sebagai
berikut:
Lot parkir yang ada Lot parkir
Aksesibel
50 lot pertama 1 buah
50 lot berukitnya 1 buah
Setiap 200 lot 1 buah
Parkir yang ada
Bangunan - bangunan lain dimana masyarakat Tempat duduk untuk pengunjung penyandang
umum berkumpul dalam jumlah besar seperti cacat atau orang yang tidak sanggup berdiri
pusat perdagangan swalayan, departemen dalam waktu lama atau area untuk kursi roda
store, dan bangunan pertemuan harus tersedia secara memadai

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 157


Untuk persyaratan teknis aksesibilitas bangunan-bangunan khusus
lainnya yang belum tercakup secara rinci dalam ketentuan ini maka
penetapannya secara obyektif oleh instansi yang berwenang dapat
dilakukan secara kasus demi kasus.

5.2.2. PERENCANAAN STRUKTUR

Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang
berada diatas muka tanah, sedangkan struktur bawah adalah seluruh bagian
struktur gedung yang berada dibawah muka tanah, yang terdiri dari struktur
besmen kalaudan struktur fondasinya. Seluruh struktur bawah harus
diperhitungkan memikul pengaruh Gempa Rencana.
Apabila tidak dilakukan analisis interaksi tanah-struktur, struktur atas dan
struktur bawah dari suatu struktur gedung dapat dianalisis terhadap pengaruh
Gempa Rencana secara terpisah, dimana struktur atas dianggap terjepit lateral
pada taraf lantai dasar. Selanjutnya struktur bawah dapat dianggap sebagai
struktur tersendiri yang berada di dalam tanah yang dibebani oleh kombinasi
beban-beban gempa yang berasal dari gaya inersia sendiri dan beban gempa
yang berasal dari tanah sekelilingnya.
Pada gedung tanpa basemant, taraf penjepitan leteral struktur atas
dapat dianggap terjadi pada bidang telapak pondasi langsung. Bidang
telapak fondasi rakit dan bidang atas kepala (pur) fondasi tiang.
Dalam perencanaan struktur atas dan struktur bawah suatu gedung
terhadap pengaruh Gempa Rencana, struktur bawah tidak boleh gagal lebih
dahulu dari struktur atas. Untuk itu, terhadap Pengaruh Gempa Rencana
unsurunsur struktur bawah harus tetap berperilaku elastik penuh, tak
bergantung pada tingkat daktilitas yang dimiliki struktur atasnya.
Dalam suatu bangunan gedung dibutuhkan suatu komponen konstruksi
yang dapat menyalurkan beban (beban mati, beban hidup, gempa,angin dan
lainnya) dari struktur bangunan atas ke tanah yang disebut pondasi. Dalam
perencanaan pondasi Faktor terpenting yang perlu diperhitungkan yaitu
karakterstik tanah.
Pondasi Dangkal berdasarkan daya dukung ujung > 250 kg/cm2 (tanpa
memperhitungkan daya dukung selimut).Pondasi Menengah berdasarkan daya
dukung ujung 150 - 250 kg/cm2 (dengan analisa penurunan struktur bangunan
Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 158
atas)Pondasi dalam berdasarkan atas daya dukung ujung dan daya dukung
selimut.
Tabel Jenis Pondasi

No Jenis Lantai Waktu Biaya Mutu Keterangan


Pondasi Bangunan Pelaksanaan Beton
1 Pondasi ≤3 lantai Relatif cepat Relatif < K 245 Pondasi Plat
Dangkal Murah setempat,
Pondasi Lajur,
Pondasi Batu
Kali
2 Pondasi 3- Relatif lebih Relatif K 245 - Pondasi rakit,
Menengah b. lantai lama mahal K 300 Pondasi
Sarang Laba-
laba,pondasi
cakar ayam
3 Pondasi <b. lantai Lama Mahal >K 300 Pondasi Tiang
Dalam Pancang,
Pondasi Tiang
Bor, Pondasi
Franky

Organisasi ruang harus mempertimbangkan faktor teknis yang baik.


(konstruksi kokoh dan tahan gempa maupun pengaturan unit, interior, sirkulasi
baik vertikal atau horizontal). Bentuk bangunan tipe L atau U kurang tepat
didaerah yang sering gempa. Pada daerah yang sering gempa lebih baik tipe
kotak (box) atau kotak persegi panjang (single block) atau twin blok.Penataan
cahaya dan udara perlu diperhatikan agar penghuni sehat dan biaya
operasional tidak tinggi.
Sebagaimana telah disampaikan pada KAK ini harus memenuhi
syarat ketahanan gempa. Untuk itu, kami mengacu

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 159


pada Standar Perencanaan ketahanan Gempa untuk struktur Bangunan
Gedung SNI - 172b - 2002.
Dalam perencanaan struktur gedung terhadap pengaruh Gempa
Rencana, semua unsur struktur gedung, baik bagian dari subsistem struktur
gedung maupun bagian dari sistem struktur gedung seperti rangka (portal),
dinding geser, kolom,balok, lantai tanpa balok (lantai cendawan) dan
kombinasinya, harus diperhitungkan memikul pengaruh Gempa Rencana.
Pengabaian pemikulan pengaruh Gempa Rencana oleh salah satu atau
lebih kolom atau subsistem struktur gedung hanya diperkenankan, bila partipasi
pemikulan pengaruh gempanya adalah kurang dari 10%. Dalam hal ini, unsur
atau subsistem tersebut selain terhadap beban gravitasi, juga harus
direncanakan terhadap simpangan sistem struktur gedung akibat pengaruh
Gempa Rencana pada struktur gedung yang berperilaku elastik penuh, yaitu
terhadapsimpangan sebesar R/1,b.kali simpangan akibat beban gempa
nominal pada struktur gedung tersebut, di mana R adalah faktor reduksi gempa
dari struktur gedung itu dan 1,b. Adalah faktor reduksi gempa untuk struktur
elastik penuh (R = f1).
Lantai tingkat, atap beton dan sistem lantai dengan ikatan suatu struktur
gedung dapat dianggap sangat kaku dalam bidangnya dan karenanya dapat
dianggap bekerja sebagai diafragma terhadap beban gempa horisontal.
Lantai tingkat, atap beton dan sistem lantai dengan ikatan suatu struktur
gedung yang tidak kaku dalam bidangnya, karena mengandung lubang-
lubang atau bukaan yang luasnnya lebih dari 50% luas seluruh lantai tingkat,
akan mengalami deformasi dalam bidangnya akibat beban gempa horizontal,
yang harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap pembagian beban gempa
horisontal tersebut kepada seluruh sistem struktur tingkat yang ada.
Dalam perencanaan struktur gedung terhadap pengaruh Gempa
Rencana, pengaruh peretakan beton pada unsur-unsur struktur dari beton
bertulang, beton pratekan dan baja komposit harus diperhitungkan terhadap
kekakuannya. Untuk itu, momen inersia penampang unsur struktur dapat

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 160


ditentukan sebesar momen inersia penampang untuk dikalikan dengan suatu
persentase efektifitas penampang sebagai berikut :
Untuk kolom dan balok rangka beton bertulang terbuka: 45%
Untuk dinding geser beton bertulang kantilever: 60%
Untuk dinding geser beton bertulang berangkai
Komponen dinding yang mengalami tarikan aksial:50%
Komponen dinding yang mengalami tekanan aksial:80%
Komponen balok perangkain dengan tulungan diagonal : 40%
Komponen balok perangkai dengan tulangan memanjang : 20%
Pengaruh gempa pada unsur sekunder, unsur arsitektur dan instalasi
mesin dan listrik.
Unsur sekunder, unsur arsitektur dan instalasi mesin dan listrik harus
diamankan terhadap pengaruh Gempa Rencana, karena unsur-unsur tersebut
dapat menimbulkan bahaya pada manusia jika mengalami kegagalan,
sedangkan instalasi mesin dan listrik harus tetap dapat berfungsi selama dan
setalah gempa berlangsung.Adapun Persyaratan Struktur Bangunan, seperti:
Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat
mendukungbeban yang timbul akibat perilaku alam dan manusia.
Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaanatau luka
yang disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.
Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakanbenda
yang disebabkan oleh perilaku struktur.
Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisikyang
disebabkan oleh kegagalan struktur.
Persyaratan Tahan Gempa
Struktur bangunan gedung ini akan direncanakan mampu dan
aman menahan getaran gempa. Penentuan beban gempa yangakan bekerja
pada struktur nanti selain mengacu kepadaperaturan yang berlaku juga harus
memperhatikan perkembanganhasil penelitian terbaru mengenai zona wilayah
gempa yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti yang berkompeten di
bidangnya.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 161


Dari beberapa kejadiangempa, dampak terhadap struktur bangunan
menunjukkan bahwa besarnya skala kekuatan gempa, durasi dan kedekatan
dengan lokasi pusat gempa (episentrum) harus menjadi perhatianutama, apalagi
jarak dengan titik-titik duga pusat gempa relatif sangat dekat. Untuk itu hal-hal
yang belum tercantum di dalam peraturan yang berlaku, harus menjadi perhatian
dalam perencanaan ini. Selanjutnya merujuk kepada kerusakan akibat gempa di
atas, maka akan dilakukan perencanaan dengan Persyaratan Aman Beban
Gempa.
Disamping itu konsultan perencana akan memperhitungan kekuatan
gedung perASRAMA an ini aman terhadap beban-beban yang datang akibat
kekakuan struktur secara keseluruhan.
Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran
- Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian
rupa, sehingga mampu memberi peringatan dini pada penghuni saat
awal terjadinya kebakaran.
- Menjamin terwujudnya bangunan Gedung yang dibangun sedemikian
rupa sehingga mampu secara struktural stabil selama kebakaran,
sehingga : Cukup waktu bagi pengguna melakukan evakuasi secara
aman, cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki
lokasi untuk memadamkan api, dapat menghindari kerusakan pada
properti lainnya.
Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar :
- Menjamin terwujudnya bangunan Gedung yang mempunyai akses
yang layak, aman dan nyaman ke dalam bangunan dan fasilitas serta
layanan didalamnya.
- Menjamin terwujudnya upaya melindungi pengguna bangunan dari
kesakitan atau luka saat evakuasi pada keadaan darurat.
- Menjamin tersedianya aksessibilitas bagi penyandang cacat,
khususnya untuk bangunan fasilitas umum dan sosial.
Persyaratan Transportasi dalam Gedung
- Menjamin tersedianya sarana transportasi yang layak, aman dan
nyaman di dalam bangunan gedung.
- Menjamin tersedianya aksesibilitas bagi penyandang cacat,
khususnya untuk bangunan fasilitas umum dan sosial.
Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 162
Persyaratan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah Keluar, dan Sistem
Peringatan Bahaya (Alarm).
- Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informatif didalam
bangunan gedung apabila terjadi keadaan darurat.
- Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah danaman,
apabila terjadi keadaan darurat.
Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi
- Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan sesuai
dengan fungsinya terutama pada saatpemadaman listrik.
- Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan pengguna
bangunan dari bahaya petir.
Persyaratan Sanitasi dalam Bangunan
- Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya.
- Menjamin terwujudnya kebersihan, asrama dan memberikan
kenyamanan bagi penghuni bangunan dan lingkungan.
- Menjamin tidak ada genangan air di lapangan pada saat musim
hujan.
- Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi
secara baik.
Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara
- Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baikalami
maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di
dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
- Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata
udara secara baik.
- Dalam hal penggunaan sistem penghawaan buatan (AC), akan
diusahakan agar beban pendinginan ruangan tidak terlalu
besarsehingga dapat menghemat energi.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 163


Persyaratan Pencahayaan
- Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukupbaik
alami maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan
di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
- Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan
pencahayaan secara baik.
Persyaratan Kebisingan dan Getaran
- Menjamin terwujudnya kenyamanan dari gangguan suara
dangetaran yang tidak diinginkan.
- Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatanyang
menimbulkan dampak negatif suara dan getaran perlu melakukan
upaya pengendalian pencemaran dan atau mencegah perusakan
lingkungan.
Secara garis besar konstruksi bangunan gedung dan model struktur
dapat dibagi sebagai berikut :
Type Konstruksi
Konstruksi Baja
Konstruksi Beton Prategang
Konstruksi Komposit
Konstruksi Kayu
Dll

Type Struktur
Struktur elemen Frame
Struktur elemen Truss
Struktur elemen Shell
Struktur elemen Gabungan

5.2.2.1 DASAR PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG


Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan bangunan selama masa
layanannya, struktur bangunan direncanakan dengan berpedoman kepada
kaidah dan peraturan yang berlaku di Indoensia, seperti,
Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971 N.I. -2.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 164


Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung,
SKBI - 1.3.53.1987.

Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung


SK.SNI T-15-1991-03.
Tata Cara Perencanaan Tahan Gempa Untuk Bangunan Gedung
SK.SNI 03-1726-2002.

1. FAKTOR BEBAN

Agar komponen struktur memenuhi syarat kekuatan dan layak pakai


terhadap bermacam-macam kombinasi beban, maka ditentukan faktor beban
sebagai berikut :

a) Untuk pembebanan akibat beban hidup dan beban mati

U = 1.2D + 1.6L

b) Jika ketahanan struktur terhadap beban angin harus diperhitungkan


dalam perencanaan maka :

U = 0.45(1.2D + 1.6L + 1.6W)

c) Untuk mendapatkan kondisi yang paling berbahaya dimana harus


memperhitungkan kemungkinan beban hidup maksimum maupun nol
maka :

U = 0.9D + 1.3W

Dengan catatan nilai U yang diperoleh tidak boleh kurang


dari

U = 1.2D + 1.6L

d) Jika ketahanan struktur terhadap beban gempa harus diperhitungkan


dalam perencanaan maka :

U = 1.05(D + LR ± E) atau U = 0.9(D ± E)

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 165


2. FAKTOR REDUKSI KEKUATAN

Untuk ф ditentukan dalam SK-SNI-T-15-1991-03 pasal 3.2.3 sebagai berikut


:

a) Untuk gaya dalam lentur tanpa gaya aksial

ф = 0.80
b) Untuk gaya aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur
ф = 0.80
c) Untuk gaya aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur
ф = 0.65
d) Untuk geser dan torsi
ф = 0.60
e) Kolom bertulangan simetris yang dibebani gaya aksial rendah nilai ф
boleh ditingkatkan dari 0.65 menjadi 0.80

3. PERENCANAAN BALOK

Menurut SK-SNI-T-15-1991-03 Tabel 3.2.5 (a), untuk dimensi balok yang


terletak diatas dua tumpuan maka :

a. Tebal balok (h) : h ≤ L 16

Rumus diatas berlaku untuk fy = 400 MPa sedangkan untuk fy selain 400
MPa nilainya harus dikalikan dengan :

fy
+
400

b. Lebar balok

0.5 h ≤ b ≤ 2/3h
c. Untuk balok yang berada ditengah konstruksi

Berdasarkan SK-SNI T-15-1991-03 pasal 3.6.2 butir 4 :

be = bw + b1 + b2

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 166


Untuk hw ≤4 hf, maka : b1 = b2 = hw

Untuk hw > 4 hf, maka : b1 = b2 = 4 hf

d. Untuk balok yang berada di tepi konstruksi

Berdasarkan SK-SNI T-15-1991-03 pasal 3.6.2 butir 4 :

be = bw + b1

Untuk hw ≤ 4 hf, maka : b1 = hw

Untuk hw > 4 hf, maka : b1 = 4 hf

Lentur Balok

Standar SK-SNI-T-15-1991-03 pasal 3.3.2.7 menetapkan bentuk persegi


panjang untuk distribusi tegangan beton tekan ekivalen. Intensitas tegangan
beton tekan rata-rata ditentukan sebesar 0.85 fc’ dan dianggap bekerja pada
daerah tekan dari penampang balok sebesar b dan sedalam a, dengan rumus
:

a = β1.c

dimana : c merupakan arak serat tekan terluar ke garis netral dan β1


merupakan konstanta yang merupakan fungsi dari kelas kuat beton

Standar SK-SNI-T-15-1991-03 menetapkan nilai β1 sebagai berikut :

β1= 0.85 untuk 0 ≤ fc’ ≤ 30 MPa

β1= 0.85 - 0.008(fc’ - 30) untuk 0 ≤ fc’ ≤ 55 MPa β1=

0.65 untuk fc’ > 55 MPa

Untuk menghindari keruntuhan mendadak maka SK-SNI-T-15-1991-03 03

pasal 3.3.3 menetapkan batasan rasio tulangan maksimum pada balok

dengan tulangan tunggal yaitu :

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 167


Tetapi rasio tulangan tersebut tidak boleh lebih kecil dari :

Agar kondisi tulangan tekan leleh terpenuhi, maka harus memenuhi rumus
berikut:

Dalam perencanaan penulangan lentur balok beton bertulang, asumsi-


asumsi yang digunakan adalah :

- Bidang penampang tetap rata sebelum dan sesudah deformasi lentur


terjadi

- Diagram tegangan dan regangan baja diketahui.

- Diagram tegangan dan regangan beton diketahui.

- Tegangan tarik beton diabaikan

- Regangan tekan maksimum beton diambil sebesar 0.003.

Dari asumsi-asumsi di atas, hubungan tegangan dan regangan pada


penampang balok beton bertulang dapat dimodelkan seperti berikut,

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 168


Gambar Diagram Tegangan dan Regangan Penampang Beton Bertulang

C adalah resultan gaya tekan dalam yang terletak di atas garis netral yang
besarnya dihitung dengan rumus berikut :

C = 0,85 fc’.a.b.

Sedangkan T adalah resultan gaya tarik dalam yang terletak di bawah garis
netral dan harganya :

T = As. Fy.

z merupakan jarak antara C dan T. Arah garis kerja C dan T sejajar dan sama
besar tetapi berlawanan arah dan dipisahkan dengan jarak z sehingga
membentuk kopel momen tahanan dalam, dimana nilai maksimumnya disebut
kuat lentur atau momen tahanan penampang komponen struktur lentur.

Apabila penampang balok tersebut dibebani momen lebih besar dan


terus ditambah, maka regangannya semakin besar sehingga kemampuan
regangan beton terlampaui dan akan terjadi keruntuhan pada beton. Pada
keruntuhan ini ada tiga macam pola keruntuhan yang tergantung pada nilai
tegangan baja tulangan ( fs ) yaitu :

1. Keruntuhan tarik ( tension failure )

Keruntuhan tarik terjadi jika persentase baja tulangannya relatif kecil


yang disebut dengan balok bertulang kurang (underreinforced beam).

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 169


Pada kondisi ini tulangan lebih dahulu mencapai regangan lelehnya
sebelum tegangan tekan beton mencapai maksimum

2. Keruntuhan seimbang ( balance failure )

Keruntuhan imbang terjadi bila beton maupun baja tulangan mencapai


regangan atau tegangan maksimumnya secara bersamaan.

3. Keruntuhan tekan ( compression failure )

Keruntuhan tekan terjadi apabila penampang dengan persentase baja


tulangannya cukup besar (overreinforced beam) sehingga tegangan di
serat beton lebih dulu mencapai kapasitas maksimum sebelum tegangan
pada baja tulangan meleleh. Keruntuhan tekan ini terjadi secara tiba -
tiba dan sebelumnya tidak ada tanda - tanda berupa defleksi yang
besar.

Dalam perencanaan beton bertulangan tunggal diusahakan keruntuhan


yang terjadi adalah keruntuhan tarik (under reinforced) karena tanda-
tanda keruntuhan akan terlihat dengan lendutan yang besar akibat baja
yang meleleh.

Dalam prakteknya balok dengan tulangan tunggal jarang sekali


digunakan, karena jika hanya dengan satu macam tulangan di daerah
tarik saja tanpa adanya tambahan tulangan di daerah tekan akan
menyulitkan dalam pengaitan sengkang. Sesuai dengan mekanisme
diatas, dalam perencanaan penampang balok digunakan tulangan
rangkap.

Adapun alasan pemasangan tulangan rangkap khususnya tulangan


tekan adalah :

1. Untuk kasus tinggi balok yang rendah, bisa jadi m a x (p a d a ka su s


tulangan tunggal) tidak cukup. Untuk itu perlu tulangan tekan
yang dapat mempertinggi kapasitas momen.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 170


2. Untuk memperbesar daktilitas beton bertulang khususnya akibat
momen. Dengan adanya tulangan tekan menyebabkan tinggi
garis netral menjadi pendek dan kurvatur menjadi besar.

3. Meningkatkan kekakuan penampang sehingga mengurangi


defleksi pada balok. Dengan adanya tulangan tekan, jelas akan
memperbesar inersia penampang balok dan selanjutnya
mengurangi lendutan (defleksi) yang terjadi.

4. Untuk mempertimbangkan kemungkinan terjadinya kombinasi


beban yang menyebabkan momen berubah tanda. Perubahan
momen yang terjadi karena ada gaya luar yang bekerja pada
struktur, misalnya beban horizontal akibat gempa yang dapat
menyebabkan momen-momen internal berubah tanda.

Gambar berikut memperlihatkan sebuah penampang persegi dengan


tulangan tekan As’ ditempatkan sejarak d’ dari serat atas dan tulangan tarik As
pada jarak d dari serat atas. Dalam hal ini diasumsikan bahwa kedua tulangan
yaitu As’ dan As leleh yaitu mencapai fy pada saat runtuh.

Gambar Diagram Tegangan dan Regangan Tulangan Rangkap

Momen tahanan nominal total (Mn) dapat dianggap sebagai penjumlahan dari
dua bagian.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 171


Bagian pertama, Mn1 adalah kopel yang terdiri dari gaya pada tulangan tekan dan
gaya pada tulangan tarik yang luas tulangannya sama yaitu As’.

Mn1 = As’ fy (d - d’) (Gambar d)

Bagian kedua, Mn2 adalah bagian yang bertulangan tunggal, termasuk juga
blok segi empat ekivalen (beton tekan) dengan luas tulangan tariknya adalah
(As-As’).

Mn2 = (As - As’) fy (d - a/2) (Gambar e.)

Tinggi blok tegangan a, adalah :

(As- As') fy
a=
0,85.b.fc'

Dengan ρ= As/bd dan ρ’= As’/bd , maka persamaan di atas dapat dituliskan
sebagai berikut :

( − ρ') fy d
a=ρ

0,85 fc'

Maka momen tahanan nominal total menjadi :

Mn = Mn1 + Mn2

= As’fy (d - d’) + (As - As’) fy (d - a/2)

Persamaan ini hanya berlaku apabila tulangan tekan As’ leleh. Bila belum leleh
harus dicari tegangan aktual fs’ pada tulangan tekan As’ tersebut.

Geser Balok

Keruntuhan geser pada perencanaan balok harus dihindarkan karena


keruntuhan ini bersifat getas dan sangat berbahaya. Oleh karena itu pada
daerah sendi plastis sumbangan kekuatan beton terhadap geser diabaikan,
sehingga geser pada daerah ini harus dapat dipikul oleh tulangan geser
seluruhnya (SK-SNI-T-15-1991 pasal 3.14.7.2.1)

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 172


Besarnya gaya geser yang terjadi, menurut SK-SNI-T-15-1991 pasal.3.14.7.
harus dihitung dalam kondisi sendi plastis terjadi pada kedua ujung balok
(konservatif), dengan rumus :

Mov,ki +Mov,ka
Vu,b = , +1,05Vg
ln

Tetapi dalam segala hal, besarnya gaya geser maksimum balok tidak perlu
lebih besar dari :

,
Vu,b =1,05.(VD,b + Vl,b + V E,b)
k

dengan :

Mov = momen kapasitas balok akibat luas tulangan terpasang

= ф x momen nominal balok akibat luas tulangan terpasang

di mana ф = 1,25 untuk fy < 400 Mpa

ф = 1,4 untuk fy ≥ 400 Mpa

Vg = gaya geser akibat beban gravitasi

VD,b = gaya geser balok akibat beban mati

VL,b = gaya geser balok akibat beban hidup

VE,b = gaya geser balok akibat beban gempa

k = faktor jenis struktur,diambil = 1

Berdasarkan SK-SNI-T-15-1991 pasal.3.4.1.2.1. maka penampang dengan


jarak kurang dari d dari muka kolom / tumpuan boleh direncanakan terhadap
gaya geser Vu yang besarnya didapat dari titik sejarak d. Maka gaya geser Vu
untuk perencanaan geser pada daerah sendi plastis ini diambil dari gaya geser
dititik sejauh d dari muka kolom.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 173


Untuk tulangan geser pada daerah sendi plastis digunakan sengkang
tertutup yang dipasang pada sepanjang dua kali tinggi balok (2h) diukur dari
muka komponen struktur pendukung ke arah tengah bentang pada kedua
ujung dari komponen struktur tersebut.

Pada lokasi yang berpotensi yang terjadi sendi plastis, spasi maksimum dari
sengkang yang disyaratkan oleh SK-SNI-T-15-1991 pasal 3.14.3.3.2. tidak boleh
melebihi dari hal sebagai berikut :

1. d/4

2. 8 kali diameter tulangan longitudinal terkecil

3. 24 kali diameter batang sengkang

4. 200 mm

5. Untuk menghindari tekuk (buckling) disyaratkan :

1600 f A
yl st
Asl. ytf

dimana :

Ast = luas dari tulangan transversal, mm2

Asl = luas tulangan longitudinal, mm2

fyl = kuat leleh tulangan longitudinal,Mpa

fyt = kuat leleh tulangan transversal (sengkang), MPa

Pada daerah diluar sendi plastis, digunakan sengkang dengan spasi


maksimum tidak boleh melebihi hal sebagai berikut (SK-SNI-T-15-1991 Pasal
3.4.5.4.).

1. d/2

2. 600 mm

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 174


Rumus persamaan untuk mencari gaya geser Vu,b diatas hanya benar jika
sendi plastis terjadi di muka kolom, dalam hal sendi plastis tidak terjadi di muka
kolom maka persamaan diatas menjadi :

M ov,k + M
n,ka
Vu,b = , i +1,05Vgatau
ln

M n,ki + M
ov,ka
Vu,b = , +1,05Vg
ln

Perumusan penulangan geser menurut SK-SNI-T-15-1991 pasal 3.4.1 s/d 3.4.5,


adalah :

1. Vu ≤Ø Vn

Dimana Vu adalah gaya geser terfaktor pada penampang yang ditinjau dan Vn
adalah Kuat geser nominal yang dihitung dari :

Vn = Vc+ Vs

Vc = kuat geser nominal yang disediakan beton

Vs = kuat geser nominal yang disediakan oleh tulangan Ø

= faktor reduksi kekuatan = 0,6

2. Kuat geser nominal yang disediakan beton dihitung dengan


rumus:

fc'
Vc = bd
6

Untuk perencanaan sendi plastis Vc = 0

3. Kuat geser nominal dari tulangan geser dalam jarak s

A .fy.d
V = v , tetapi untuk perencanaan sendi plastis Vs tidak boleh lebih dari
s s

2
3 fc'.b.d

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 175


Dari rumus diatas diperoleh tulangan geser yang diperlukan sejarak s

V S
s
A v = fy.d

4. Syarat spasi untuk tulangan geser :

1
Jika Vs < fc'.b.d ; spasi tulangan geser tidak boleh melebihi d/2 atau 600 mm.
3

JikaVs > fc'.b.d; spasi tulangan geser tidak boleh melebihi d/4 atau 300 mm.
3
5. Tulangan longitudinal yang mengalami tekan harus dilindungi oleh
sengkang dengan diameter minimum 10 mm. Pada Proyek ini
dipakai diameter 10 mm.

4. PERENCANAAN PLAT

Pemeriksaan Tebal Pelat

Berdasarkan SK-SNI-T-15-1991-03 pasal 3.2.5 butir 3 sub butir 3, syarat tebal


pelat penahan lenturan 2 arah adalah sebagai berikut :

'/
hf ≥ ln(0,8+fy 1500)
36+5β[ λ − 0,121+1/β)]
m

ln(0,8+fy /1500)
hf ≥
36+9β

ln(0,8+fy/1500)
hf ≤
36

dan jika : λm < 2 , maka hf ≥ 120 mm

λm ≥ 2, maka hf ≥ 90 mm

dengan :

Ln = panjang bentang bersih (mm), untuk sistem pelat dan balok

Ln adalah jarak dari sisi ke sisi balok

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 176


Ln = panjang bentang terpanjang - lebar balok

Ln = L - bw

Β = rasio antara bentang bersih sisi terpanjang dengan


bentang bersih sisi terpendek

λ1 +λ 2 + +λ n
λm =
n

Ibp
λ =
Ip

dengan : λ = kekakuan pelat

Ibp = Inersia balok pelat

Ip = Inersia pelat

Rasio Tulangan

Rasio luas tulangan susut minimum terhadap luas bruto penampang


beton ditetapkan SK-SNI-T-15-1991-03 pasal 3.16.12 seperti yang dicantumkan
dalam Tabel 2-20. Tipe Pelat berikut:

Tipe Pelat Rasio Tulangan (ρ)


Pelat yang menggunakan batang tulangan
0,0020
deform mutu 300
Pelat yang menggunakan batang tulangan
deform atau jaring kawat las (polos atau 0,0018

deform) mutu 400


Pelat yang menggunakan batang tulangan
dan tegangan leleh melebihi 400 Mpa yang 0,0018 400/fy

diukur pada regangan leleh sebesar 0,35 %

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 177


Tetapi dalam segala hal rasio tersebut tidak boleh kurang dari 0,0014.
Tulang susut dan temperatur harus dipasang dengan jarak tidak lebih dari lima kali
tebal pelat ataupun 500 mm.

Untuk sistem pelat dua arah, penempatan tulangannya sesuai dengan


sifat beban dan kondisi tumpuannya, serta harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :

1. Luas tulangan pada masing-masing arah harus dihitung


berdasarkan nilai momen pada penampang kritis, tetapi luas
tulangan minimum untuk menahan susut dan temperatur harus
tetap dipenuhi.

2. Jarak antara tulangan pada penampang kritis tidak boleh lebih


besar dari tebal pelat, kecuali untuk konstruksi pelat berusuk.

3. Tulangan momen positif yang tegak lurus terhadap suatu tepi


yang tidak menerus, dari bentang tepi harus dilanjutkan sampai ke tepi
pelat dan harus tertanam ke dalam balok sprandel, kolom atau
dinding paling sedikit 150 mm.

4. Tulangan momen negatif yang tegak lurus terhadap suatu tepi


yang tidak menerus harus dibengkokkan, diberi kait atau jangkar ke
dalam balok sprandel, kolom atau dinding agar kemampuan
menahan momen dipenuhi.

Geser Pelat

Kuat geser perlu V menurut SK-SNI-T-15-1991-03 pasal 3.15.2 butir 1 bahwa


faktor beban untuk perencanaan berdasarkan beban kerja :

V = 1,0 DL + 1,0 LL

Besarnya gaya geser pada pelat adalah :

Vu = ½.q.L - q.x

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 178


Untuk pelat satu arah, menurut SK-SNI-T-15-1991-03 pasal 3.4.1 butir 1

Vu ≤ ф Vn

Dimana ф merupakan faktor reduksi kekuatan geser menurut SK-SNI-T-15-


1991-03 pasal 3.2.3 butir 2 sub butir 3 diambil sebesar 0.6. Vn merupakan gaya
geser normal = Vc + Vs

Kuat geser (Vc) yang disumbangkan beton untuk komponen struktur


yang dibebani oleh geser dan lentur menurut SK-SNI-T-15-1991-03 pasal 3.4.3.1
1
adalah:Vc = fc'.bo.d
6

5. PERENCANAAN KOLOM

Momen Rencana Kolom

Pada perhitungan perencanaan kolom untuk struktur dengan tingkat


daktilitas penuh ini, rumus-rumus yang dipakai mengacu pada SK-SNI-T-15-1991-
03 pasal 3.14.4. yaitu :

1. Kuat lentur (momen) kolom ditentukan dengan rumus : (SK-SNI-T-


15-1991 pasal.3.14.4.2.2.)

∑M u,k =0,7.ωd ∑M kap.b

Atau

∑M u,k =0.7.ωd kα (M kap.b−ki +M kap.b.ka )

2. Tetapi dalam segala hal tidak perlu diambil lebih besar dari pada :

,
∑M u,k = 1,05. M
D.k
+M L.k +
k
M

dimana ∑M u,k
merupakan jumlah momen rencana kolom pada pusat join.

∑M kap,k
merupakan jumlah momen kapasitas balok pada pusat join yang

berhubungan dengan kapasitas lentur aktual dari balok Ø0.Mn,b. Mn,b

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 179


merupakan kuat lentur nominal balok dihitung terhadap luas tulangan yang
terpasang. Ω merupakan koefisien pembesar dinamis yang memperhitungkan
pengaruh dari terjadinya sendi plastis pada struktur secara keseluruhan yang
besarnya adalah 1.3; kecuali untuk kolom lantai pertama dan yang paling atas
yang memungkinkan terjadinya sendi plastis pada kolom, maka w d = 1. MD,k
merupakan momen kolom akibat beban mati. M L,k merupakan momen
kolom akibat beban hidup. ME,k merupakan momen kolom akibat beban
gempa. Α merupakan faktor ditribusi momen kolom portal yang ditinjau sesuai
dengan kekakuan relatif kolom atas dan kolom bawah dan k merupakan faktor jenis
struktur, diambil = 1.

Gaya Aksial Rencana Kolom

Besarnya gaya aksial yang bekerja pada kolom selain berasal dari gaya
aksial gravitasi akibat beban mati dan beban hidup, juga berasal dari momen
kapasitas balok yang berada pada ujung-ujung kolom.

Perumusan gaya aksial yang bekerja pada kolom mengacu pada rumus SK-
SNI-T-15-1991 Pasal. 3.14.4.3. yaitu :

∑M
0,7.R. kap,b
Nu,b = +1,05.N g,k
l
b

tetapi dalam segala hal tidak perlu lebih besar dari :

4
N u,k =1,05 N g,k + N g,k
k

Nu,k = gaya aksial rencana kolom pada pusat joion

Rv = faktor reduksi yang ditentukan sebesar :

Rv = 1,0 untuk 1<n ≤ 4

Rv = 1,1 - 0,025 . n untuk 4<n 20

Rv = 1,0 untuk n > 4

dengan n adalah jumlah lantai tingkat diatas kolom yang ditinjau.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 180


Ng,k = Gaya aksial akibat beban gravitasi terfaktor pada pusat join Lb

= bentang balok, diukur dari pusat join

Gaya Geser Rencana Kolom

Besarnya gaya geser kolom ditentukan berdasarkan terjadinya sendi


plastis pada ujung balok yang bertemu pada kolom tersebut, yang dihitung
berdasarkan rumus pada SK-SNI-T-15-1991 pasal.3.14.7.1.2. yaitu :

M u,k−atas +M u,k−bawah
V =
u,k hn

tetapi dalam segala hal tidak perlu melebihi :

4
V =1,05. V +V + V

u,k D,k L,k E,k


k

Mu,k-ka = momen kolom pada ujung atas kolom pada bidang muka
balok

Mu,k-kb = momen kolom pada ujung bawah kolom pada bidang


muka

balok

hn = tinggi bersih kolom yang ditinjau

VD,k = gaya geser kolom akibat beban mati

VL,k = gaya geser kolom akibat beban hidup

VE,k = gaya geser kolom akibat beban gempa

K = faktor jenis struktur = 1

Dengan dijinkannya terjadi sendi plastis pada kolom dasar, maka besarnya
gaya geser dihitung adalah berdasarkan momen kapasitas yang ada pada
ujung kolom dasar tersebut :

M u,ka + Φ M u,kb
Vu,k−ltdasar =
hn

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 181


Untuk perhitungan jarak sengkang/tulangan geser (S), dipakai rumus
pada SK-SNI-T-15-1991 pasal.3.4.5.6.2. yaitu :

A v fy.d A v fy.d
V = ⇒S =
s

S V s

Untuk daerah sendi plastis Vs=Vo/f , sedangkan untuk daerah diluar sendi
plastis dipakai Vo=Vu/f-Vc, dengan Vc adalah gaya geser yang disumbangkan
oleh beton sesuai rumus SK-SNI-T-15-1991 pasal.3.4.3.1.2. yaitu :

Nu fc'
Vc = 1+ ( Nu dalam MPa)

14.Ag 6
Nu merupakan gaya aksial minimum yang terjadi pada kolom.

Mengacu pada SK-SNI-T-15-1991 pasal.3.14.4.4.2, tulangan geser pada


kolom yang tidak berpotensi terjadi sendi plastis, harus dipasang pada seluruh
tinggi kolom dengan jarak maksimum tidak melebihi :

a. ¼ dimensi komponen struktur terkecil :

b. 8 kali diameter tulangan longitudinal

c. 100 mm

Pada kolom berpotensi terjadi sendi pastis, Vc tidak diperhitungkan dan


tulangan geser diperhitungkan terjadi sepanjang lo dari muka join yang ditinjau
dengan panjang lo tidak boleh kurang dari :

a. h (tinggi penampang kolom), untuk Nu,k< 0,3.Ag.fc’

b. 1.5 h untuk Nu,k > 0,3. Ag.fc’

c. 1/6 bentang bersih komponen struktur

d. 450 mm

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 182


6. PERENCANAAN JOINT BALOK-KOLOM

Dalam SK-SNI-T-15-1991-03 kriteria untuk perencanaan joint balok kolom


pada beton bertulang adalah sebagai berikut:

1. Kekuatan joint tidak boleh lebih kecil dari kekuatan komponen


struktur yang dihubungkannya.

2. Karena kesulitan dalam perbaikannya dan penurunan


kemampuan memancarkan energi pada mekanisme keruntuhan
joint maka seharusnya joint tetap dalam keadaan elastis.

3. Kekuatan kolom tidak boleh diperlemah oleh karena perilaku joint


yang berdekatan dengannya.

4. Deformasi joint tidak boleh memperbesar simpangan antar tingkat.

5. Pengaturan penulangan joint tidak boleh mengakibatkan


kerumitan dalam perencanaan.

5.2.2.2 KOMPUTER SEBAGAI ALAT BANTU DALAM DESAIN ARSITEKTUR DAN


REKAYASA STRUKTUR

Kemajuan teknologi komputer dengan information technology memberi


warna yang dominan terhadap kondisi dan perkembangan ilmu Arsitektur dan
Analisis Struktur secara keseluruhan. Kemajuan di bidang teknik komputer
pribadi tidak saja mencakup kemampuan menghitung super cepat, tetapi
sekaligus didukung oleh kemampuan graphic yang sangat meningkatkan
kemampuan dan kualitas peranti lunak untuk presentasi dan komunikasi jarak
jauh. Lompatan teknologi tadi seolah mampu membuka tabir dan hambatan
yang sebelumnya dirasakan oleh praktisi Arsitektur dan teknik Sipil dalam
mengolah data, melakukan analisis, eksperimen dan berkomunikasi untuk
mendiskusikan dan mencari solusi yang tepat atas masalah-masalah yang
dihadapi.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 183


5.2.2.3 ANALISIS STRUKTUR DAN PERENCANAAN

Analisis struktur dan perencanaan struktur Bangunan Gedung dilakukan


dengan bantuan program komputer berbasiskan Metode Elemen Hingga,.
Analisis struktur dan perencanaan komponen struktur dilakukan secara
terintegrasi. Untuk maksud tersebut telah dibuat model struktur mewakili struktur
yang sesungguhnya. Selanjutnya model ini akan dianalisis dan direncanakan
untuk selanjutnya diterapkan pada struktur bangunan yang sesungguhnya.
Dengan bantuan program komputer ini akan dapat diinvestigasi perilaku
struktur bangunan akibat berbagai beban yang diberikan. Dengan demikian
akan diperoleh suatu bentuk dan pola struktur yang betul-betul handal untuk
daerah tertentu.

5.2.2.4 PEMODELAN DAN DATA TEKNIS STRUKTUR

Analisis dan perencanaan struktur dilakukan dengan asumsi-asumsi


berikut. Asumsi-asumsi tersebut digunakan untuk mempermudah pemodelan
struktur.

1. Komponen balok dan kolom bertemu pada garis sumbu


utamanya masing-masing.

2. Pelat lantai dapat diasumsikan sebagai diafragma lantai kaku tak


terhingga pada bidangnya.

3. Efek rigid end zone pada komponen struktur balok diabaikan. 4.

Besar dan arah beban statik konstan.

5. Untuk balok dan kolom digunakan Hermitian Frame Element.

6. Material bersifat Isotropik dan linear elastik.

7. Deformasi kecil sehingga dapa dilakukan analisis linear.

8. Struktur stabil geometrik.

9. Metode perakitan menggunakan metode kekakuan langsung.

10. Kondensasi dilakukan pada 3 DOF/lantai untuk beban lateral.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 184


Analisis dan perencanaan struktur dilakukan dengan pemodelan 3-
dimensi seperti diperlihatkan dalam Spesifikasi teknis struktur ditentukan adalah
sebagai berikut,

Dimensi struktur : Sesuai dengan data perencanaan


Mutu beton : Sesuai dengan data perencanaan
Mutu baja : U-32 (ulir) dan U-24 (polos)
Fungsi bangunan : Gedung ASRAMA
Ketahanan terhadap : Sesuai dengan data perencanaan
gempa
Perencanaan beton : SNI T-15-1991-03
bertulang

Penentuan wilayah gempa mengacu kepada SNI 03-1726-2002 seperti


diperlihatkan dalam Gambar dibawah ini.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 185


BAB VI
RENCANA KERJA

Program pelaksanaan pekerjaan ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:


1. Terciptanya sistem koordinasi yang baik antara Konsultan dengan Pemberi Tugas;
2. Terciptanya koordinasi yang baik antara unit-unit kerja yang terlibat dalam penanganan pekerjaan
ini;
3. Terjaminnya fungsi kontrol/pengawasan yang diperlukan;
4. Terjaminnya kelancaran pelaksanaan setiap unit kerja;
5. Terjaminnya kualitas hasil pekerjaan.
Apabila faktor-faktor tersebut diatas dapat dipenuhi, maka berarti juga kelancaran jalannya pekerjaan
dapat secara keseluruhan terjamin.

Rencana pelaksanaan pekerjaan memuat penetapan masing-masing item pekerjaan sesuai dengan
lingkup pekerjaan yang tertera di dalam Kerangka Acuan Kerja. Rencana kerja yang dimaksud dibuat agar
tahapan-tahapan pekerjaan dapat dilaksanakan tanpa ada yang terlewatkan sehingga sasaran pekerjaan
ini dapat dicapai dengan waktu yang juga telah direncanakan.
Tahap pelaksanaan pekerjaan dibedakan menjadi 5 (lima) tahap sebagai berikut:

6.1. TAHAP PEKERJAAN PERSIAPAN


Program kerja ini mencakup tahap persiapan awal, seluruh proses perencanaan dan perancangan
serta kewajiban yang harus dilaksanakan konsultan pada tahap pelaksanaan konstruksinya/secara
keseluruhan program kerja konsultan mencakup:

6.1.1. Mobilisasi
Dalam tahap mobilisasi ini akan dilakukan persiapan-persiapan yang menyangkut
pengerahan tenaga ahli dan tenaga pelaksanaan, baik yang bersifat teknis maupun
administratif dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai dengan beban kerja, pengadaan
perlengkapan ASRAMA , bahan dan alat-alat tulis, dan pengadaan alat transportasi.
6.1.2. Penyusunan Program Kerja
Sebagai langkah awal dari pelaksanaan pekerjaan ini. Konsultan akan menyusun
program kerja dan pedoman penugasan / pengelolaan tugas, penyediaan sumber daya

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 186


dan lain-lain yang harus dilaksanakan oleh semua pihak yang terlibat. Usulan ini harus
mendapat persetujuan dari pengelola proyek.

6.1.3. Persiapan Survei


Tahap ini merupakan langkah persiapan pelaksanaan survei lapangan maupun
institusional yang mencakup:
a. Mempelajari denah bangunan eksisting beserta kondisi di lapangan
b. Pengadaan peralatan survai lapangan dan laboratorium.
c. Mempelajari karakteristik dan spesifikasi masing-masing kegiatan dan fungsi
bangunan.

6.1.4. Pengamatan Karakteristik arsitektur


Pengamatan dan pengkajian arsitektur dan budaya serta perilaku merupakan hal yang
esensial sebagai dasar bagi pengembangan gagasan/idea perancangan suatu bangunan.

6.1.5. Studi Literatur


Studi literatur semua aspek yang berkaitan dengan perancangan bangunan. Studi yang
dilakukan akan meliputi program ruang, kegiatan, persyaratan environment, serta
persyaratan-persyaratan teknis lainnya.
Hasil studi akan disesuaikan dengan kondisi dilapangan.

6.1.6. Diskusi dengan pemberi tugas dan pemakai


Diskusi dengan calon pemakai (users) dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang
lebih terinci akan spesifikasi dan karakteristik program, peralatan kegiatan serta
kebutuhan-kebutuhan khusus lainnya untuk masa sekarang maupun masa akan datang.

6.1.7. Survei Pengumpulan Data


Data dari Pemberi Tugas Beragam data, baik primer maupun sekunder, yang banyak
berkaitan dengan kegiatan administrasi kepemerintahan yang akan menempati
bangunan ini serta memenuhi kebutuhan pengembangan di masa mendatang, serta
aspirasi staf akan di kumpulkan melalui diskusi/wawancara dan observasi lapangan.
Secara rinci kebutuhan data dari pemberi tugas yang akan dikumpulkan meliputi:
a. Organisasi operasional ASRAMA dan rencana pengembangannya,
b. Pengukuran dan perekaman kondisi bangunan yang ada.
c. Identifikasi bagian-bagian bangunan yang penting dan harus dipertahankan.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 187


d. Kebutuhan ruang dan rencana pengembangannya.
e. Persyaratan teknis ruang.
f. Aspirasi staff dan pimpinan.
g. Leveling setiap lantai.
h. Sistem drainasi kota dan lingkungan.
i. Kondisi tapak dan lingkungan (bangunan sekitar dsb).
j. Jaringan Air bersih.
k. Drainage dan Sewage systems.
l. Elevasi dasar saluran-saluran.
m. Sistem daya dan jaringannya.
n. Sistem jaringan telepon.

6.2. TAHAP PENYUSUNAN PRA PERANCANGAN


Tahap Pra Perancanganmerupakan tahapan penting dimana semua konsep-konsep dasar
dirumuskan. Semua staff senior dari berbagai disiplin yang dibutuhkan akan dilibatkan dalam
diskusi intensif untuk menyusun landasan perencanaan dan perancangan. Proses perencanaan
dan perancangan yang dilakukan lebih bersifat sintesis dengan menggabungkan berbagai
alternatif dan kombinasi alternatif yang semuanya akan dituangkan dalam laporan dengan bentuk
diagramatis yang sederhana.
Berbagai pekerjaan yang akan dilakukan pada tahap Pra perancangan mencakup:

6.2.1. Penyusunan Konsep Perancangan


Konsep perancangan yang akan menjadi arahan bagi semua pertimbangan perencanaan
dan perancangan tahap berikutnya, akan dirumuskan oleh Arsitek Utama dibantu oleh
semua staf ahli dari masing-masing divisi.
Konsep perancangan merupakan uraian diskriptif yang mencakup bidang arsitektur,
sistem mekanikal, sistem elektrikal, sistem utilitas, sistem struktur, equipment, interior,
exterior dan pengembangan lahan.

6.2.2. Pra Rancangan Arsitektur


Berisi gagasan awal rancangan arsitektural dan lansekap yang merupakan hasil
transformasi dari konsep perancangan arsitektur serta site developmentnya.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 188


6.2.3. Pra-Rancangan Struktur, Mekanikal, Elektrikal dan Utilitas.
Equipment operasional, Interior dan Exterior/Pengembangan lahan. Berisi uraian dan
diagram skematis sistem-sistem struktur, mekanikal, elektrikal, utilitas, equipment
operasional, Interior dan Exterior/Pengembangan lahan yang diterapkan sesuai dengan
fungsi dan karakteristik bangunan. Selain itu juga akan dijelaskan fungsi dan cara
penerapannya masing-masing sistem dalam sistem bangunan secara keseluruhan.

6.2.4. Pengembangan Sistem dan Rancangan


Pengembangan sistem dan rancangan mencakup gambar-gambar hasil pengembangan
rancangan arsitektural, lansekap struktur, mekanikal, elektrikal, utilitas, equipment
operasional, Interior dan Exterior/Pengembangan lahan.
Sebagai satu sistem bangunan yang utuh. Oleh karena penentuan dan penempatan
setiap sistem harus memperhitungkan sistem-sistem lainnya, sesuai dengan kriteria-
kriteria yang ada dalam konsep perancangannya. Sistem yang dipilih juga harus
memperhitungkan kemudahan pelaksanaannya.

6.2.5. Cost Limit


Cost limit akan disusun pada tahap pra-rancangan maupun tahap pengembangan
rancangan sebagai alat kontrol agar hasil rancangan sesuai dengan kelas atau kualitas
bangunan yang diinginkan.

6.3. TAHAP PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESAIN


Dalam tahapan ini semua hasil pra-rancangan yang telah dikomunikasikan dan disetujui oleh pihak
pemberi tugas akan diolah lebih lanjut menjadi dokumen tender yang akan di jadikan dasar bagi
pelaksanaan konstruksi. Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahap ini mencakup:

6.3.1. Perhitungan dan Pembuatan Detail Rancangan


Dalam tahap ini akan didahului dengan perhitungan-perhitungan pada masing-masing
sistem beserta dasar-dasarnya sesuai dengan peraturan dan persyaratan yang berlaku.
6.3.2. Perhitungan Struktur
Berisi perhitungan-perhitungan struktur yang diterapkan dalam rancangan sesuai
dengan peraturan dan persyaratan yang berlaku perhitungan struktur akan merupakan
bagian dari dokumen lelang.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 189


6.3.3. Penyusunan Spesifikasi Teknis (RKS)
Spesifikasi teknis berisi penjelasan terinci tentang jenis, ukuran dan karakteristik teknis
setiap material (bahan) yang akan digunakan, mencakup bidang pekerjaan, untuk
memudahkan kemungkinan pelaksanaan konstruksi oleh beberapa sub kontraktor.

6.3.4. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)


RAB berisi penjelasan terinci tentang harga setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan di
lapangan beserta item dan volume pekerjaannya. Setiap material (bahan) yang akan
digunakan, mencakup bidang pekerjaan, untuk memudahkan kemungkinan pelaksanaan
konstruksi oleh beberapa sub kontraktor.

6.4. KELUARAN

Hasil yang diharapkan dari Pekerjaan Konsultansi Perencanaan Pembangunan ASRAMA Putra dan
Putri adalah:
a. Laporan Pekerjaan Perencanaan yang dibagi menjadi 3 tahap yaitu Laporan Pendahuluan,
Laporan Antara dan Laporan Akhir
b. Dokumen Lelang yang dibagi menjadi 3 bagian yaitu Dokumen Gambar DED, Rencana Kerja dan
Syarat, dan Rencana Anggaran Biaya.
c. Dokumen Volume Pekerjaan (BoQ)
d. Laporan Ringkasan Akhir Perencanaan

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 190


BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 191


BAB VIII
TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWAB

8.1. UMUM
Bentuk organisasi kerja ini bertitik tolak dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu diselesaikannya
Pekerjaan Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Perencanaan Pembangunan Asrama Putra
dan Putri.
Untuk menangani tugas pelaksanaan pekerjaan, Konsultan mengusulkan Daftar Tenaga seperti
tercantum pada tabel halaman berikut dimana personil tersebut masing-masing sudah
berpengalaman di dalam bidangnya sehingga kami yakin akan dapat menyelesaikan tugas dan
pekerjaan ini dengan hasil yang memuaskan.

Dengan struktur dan tata kerja tersebut maka diharapkan pekerjaan akan dapat diselesaikan
dengan sempurna dan tepat pada waktunya sesuai Kerangka Acuan Kerja.

8.2. UMUM
Bentuk organisasi kerja ini bertitik tolak dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu diselesaikannya
Pekerjaan Penyusunan Perencanaan Pembangunan Asrama Putra MAN 1 Pekanbaru.

Untuk menangani tugas pelaksanaan pekerjaan, Konsultan mengusulkan Daftar Tenaga seperti
tercantum pada tabel halaman berikut dimana personil tersebut masing-masing sudah
berpengalaman di dalam bidangnya sehingga kami yakin akan dapat menyelesaikan tugas dan
pekerjaan ini dengan hasil yang memuaskan.

Dengan struktur dan tata kerja tersebut maka diharapkan pekerjaan akan dapat diselesaikan
dengan sempurna dan tepat pada waktunya sesuai Kerangka Acuan Kerja.

8.3. URAIAN TUGAS


Tugas- tugas para tenaga ahli dapat dilihat sebagai berikut:
a. Team Leader
Merupakan Ketua Tim dengan minimal pendidikan S1 Teknik arsitektur, lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta yang telah terakreditasi atau yang telah
lulus ujian Negara dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan perencanaan bangunan
gedung selama 8 tahun. Ketua Tim ini dilengkapi dengan SKA (Sertifikat Keahlian) sebagai
Ahli Madya Arsitektur dan telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-
PU-an dari LPJK. Tugas dan tanggung jawab nya antara lain:
 Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan Penyusunan
Perencanaan Pembangunan Asrama Putra MAN 1 Pekanbaru.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 192


 Mempersiapkan petunjuk teknis dari setiap pekerjaan baik pengambilan data,
pengolahan data sampai dengan penyajian akhir dari seluruh pekerjaan
 Mengkoordinasikan personil yang terlibat dalam pengumpulan data lapangan
emeriksa hasil pengumpulan data lapangan dan menganalisanya.
 Bertanggungjawab terhadap semua hasil perhitungan dan gambar-gambar serta
konstruksi sesuai dengan desainnya.

b. Tenaga Ahli Struktur


Ahli Struktur, harus sarjana S1 Teknik Sipil 1 (satu) orang dan harus mempunyai
pengalaman minimal 5 (lima) tahun dilengkapi dengan SKA (Sertifikat Keahlian) sebagai
Ahli Teknik Bangunan Gedung Muda dan telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tugas dan tanggung jawab nya antara lain:

 Membantu Ketua Tim dalam penyusunan tahapan pelaksanaan pekerjaan


 Menghitung kekuatan struktur gedung sehingga gedung dapat mendukung beban
yang timbul akibat perilaku alam.
 Melakukan penegecekan perancang bangunan yang direncanakan oleh konsultan
perencana.
Membuat laporan akhir mengenai perhitungan struktur.

c. Tenaga Ahli Mekanikal/Elektrikal


Tenaga Ahli Mekanikal memiliki pendidikan S1 Teknik Mesin/Elektro, lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta yang telah terakreditasi atau yang telah
lulus ujian Negara dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan perencanaan bangunan
gedung Asrama selama 5 tahun. dilengkapi dengan SKA (Sertifikat Keahlian) sebagai Ahli
Mekanikal/Elektrikal Muda dan telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang
ke-PU-an dari LPJK. Tugas dan tanggung jawab nya antara lain :
• Sebagai Tenaga Ahli Untuk Bagian Pekerjaan Mekanikal Elektrikal Bangunan Gedung
• Melaksanakan pekerjaan identifikasi dan evaluasi data pekerjaan konstruksi
mekanikal Elektrikal terhadap bangunan
• Membuat analisa perhitungan kebutuhan untuk pekerjaan konstruksi pekerjaan
meknikal Elektrikal pada bangunan
• Menetukan besaran dan kapasitas pemakaaian pekerjaan konstruksi pekerjaan
mekanikal Elektrikal pada bangunan
• Membuat disain dan perencanaan gambar pekerjaan konstruksi mekanikal Elektrikal
pada bangunan
• Membantu Team Leader menyusun laporan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan
perencanaankonstruksi mekanikal mulai kondisi pengahawaan bangunan,system
plumbing dan pompamekanik,proteksi kebakaran dan transportasi dalam gedung
yang terdiri dari hasil data,analisa, perhitungan dan rekomendasi
Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 193
• Berkoordinasi dan memberikan laporan kepada Team leader terhadap hasil data
,analisa dan rekomendasi terhadap perhitungan untuk kondisi pelaksanaan
pekerjaan konstruksi mekanikal Elektrikal bangunan
• Bertanggung jawab terhadap hasil perhitungan, gambar perencanaan peletakan dan
spesifikasi serta kapasitas untuk semua pelaksanaan pekerjaan konstruksi mekanikal
Elektrikal bangunan.

d. Tenaga Ahli Estimasi Biaya


Tenaga Ahli ini memiliki pendidikan S1 Teknik Sipil, lulusan Universitas/Perguruan Tinggi
Negeri atau Swasta yang telah terakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara dan
berpengalaman melaksanakan pekerjaan perencanaan bangunan gedung selama 5 tahun.
dilengkapi dengan SKA (Sertifikat Keahlian) sebagai Ahli Bangunan Gedung Muda dan
telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tugas dan
tanggung jawab nya antara lain :
• Sebagai Tenaga Ahli Untuk Bagian Pekerjaan perhitungan volume dan anggaran
biaya
• Membuat analisa perhitungan kebutuhan untuk pekerjaan konstruksi pekerjaan
secara keseluruhan
• Membantu Team Leader menyusun laporan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan
perencanaan konstruksi yang terdiri dari hasil data,analisa, perhitungan dan
rekomendasi
• Berkoordinasi dan memberikan laporan kepada Team leader terhadap hasil data
,analisa dan rekomendasi terhadap perhitungan untuk kondisi pelaksanaan
pekerjaan konstruksi secara keseluruhan.
• Bertanggung jawab terhadap hasil perhitungan Rencana Anggaran Biaya bangunan.

TENAGA PENDUKUNG
1) Drafter
 Berkoordinasi dengan asisten tenaga ahli dan tenaga ahli untuk pembuatan dan
pelaksanaan gambar teknis kegiatan
 Membuat gambar yang diserahkan oleh asisten tenaga ahli/tenaga ahli
danmengkonsultasikan kembali gambar yang telah dibuat untuk disetujui oleh
koordinator drafter.

2) Surveyor
 Melakukan pengukuran di lapangan
 Membuat perhitungan terhadap hasil pengukuran di lapangan berupa hasil
perhitungan pengukuran dan elevasi lahan
Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 194
 Membantu ahli geoteknik dalam mendesain elevasi site dan titik letak bangunan pada
site
 Membuat gambar hasil pengukuran dan elevasi lahan untuk pembangunan gedung.

3) Administrasi
 Berkoordinasi dengan team leader, tenaga ahli untuk laporan administrasi Asrama
dan kegiatan
 Membuat laporan dan dokumen kelengkapan untuk administrasi kegiatan

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 195


BAB IX
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 196


BAB X
ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

CV. LINE ARCHTECTURE PA/KPA/PPK


CONSULTAN

PPTK & Team Teknis

TEAM LEADER

AHLI AHLI AHLI


BANGUNAN ELETRIKAL INTERIOR
GEDUNG

ASS.AHLI ASS. AHLI


ASS. AHLI
BANGUNAN ARSITEKTUR
ELETRIKAL
GEDUNG

SURVEYOR DRAFTER /
CAD OPERATOR

ADMINISTRASI
KEUANGAN

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 197


BAB XI
LAPORAN

Sesuai dengan yang dinyatakan dalam Kerangka Acuan Tugas, bahwa Konsultan diwajibkan untuk
menyiapkan laporan-laporan yang direncanakan akan dilaksanakan sebagai berikut:

A. LAPORAN PENDAHULUAN
Laporan Pendahuluan memuat :
1. Data Lapangan : Pengukuran geometri tapak eksisting, Penyelidikan tanah (soil investigation)
2. Beberapa alternatif perencanaan bangunan (keseluruhan)
3. Konsep atau Prarencana Arsitektur dan Sipil- Struktur Bangunan Gedung :
a. Skematik Desain (Denah, Tampak, potongan) skala sesuai dengan kebutuhan
b. Spesifikasi Umum (Sistem dan Material) Bangunan.
c. Pemilihan jenis struktur secara umum.
d. Estimasi Biaya Arsitektural dan Sipil - Struktur.
e. Prarencana Elektrikal - Mekanikal – Plumbing Bangunan
Laporan Pendahuluan harus diserahkan selambat-lambatnya 20 (dua puluh) hari kerja/bulan
sejak SPMK. Sebanyak 3 (lima) buku laporan.

B. LAPORAN ANTARA
Laporan Antara memuat :
1. Membuat rencana tapak.
2. Membuat pra-rencana bangunan (denah, tampak dan potongan).
3. Membuat pra-rencana landscape dan interior.
4. Melakukan presentasi pembahasan pada saat penyerahan hasil laporan.
Laporan Antara harus diserahkan selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan setelah mendapat persetujuan dari tim asistensi
perencanaan.

C. LAPORAN AKHIR
Laporan Akhir memuat:
a. Buku laporan akhir perencanaan
b. Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 198
c. Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)/spesifikasi teknis
d. Rencana Anggaran Biaya / Engineer Estimate
e. Gambar perspektif normal seperti:
1. Membuat gambar-gambar detail perencanaan, mencakup gambar arsitektur, struktural,
mekanikal, elektrikal dan landscape sesuai dengan gambar rencana yang telah disetujui.
2. Menyusun uraian detail rencana arsitektur, struktur, dan utilitas lengkap dengan uraian
konsep dan perhitungannya.
f. Membuat Animasi
g. Membuat Bill Of Quantity

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 199


BAB XII
PERALATAN PENUNJANG

Setelah mempelajari dan memahami KAK, dalam Pekerjaan Konsultansi Perencanaan Pembangunan
Asrama Putra dan Putri dilaksanakan di MAN 2 dibutuhkan peralatan yang akan digunakan sebagai
berikut :

Dengan perlengkapan di atas kami yakin pekerjaan Pembuatan Desain Rancangan Teknik

Terinci Pekerjaan Konsultansi Perencanaan Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri dilaksanakan di
MAN 2 Model akan dapat dilaksanakan dan diselesaikan tepat waktu waktu dan memenuhi
persyaratan sesuai dengan Kerangka Acuan Tugas.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 200


BAB XIII
PENUTUP

Dengan adanya Pembuatan Desain Rancangan Teknik Terinci Pekerjaan Konsultansi Perencanaan
Pembangunan ASRAMA Putra dan Putri dilaksanakan di MAN 2 Model Pekanbaru, maka realisasi dari
pekerjaan ini diharapkan dapat memudahkan pengguna jasa untuk melakukan pelaksanaan Gedung
Asrama Putra dan Putri.

Diharapkan nantinya hasil yang telah dicapai dari pekerjaan ini dapat diimplementasikan pada masa
mendatang guna menunjang ketersediaan sarana dan prasarana bagi siswa dan siswi guna
mengoptimalkan pelayanan penyediaan sarana kepada siswa dan siswi. Oleh karena itu pihak
konsultan berusaha untuk konsisten dalam melaksanakan tugas yang akan dilimpahkan secara
profesional dan tepat waktu.

Perencanaan Pembangunan Asrama Putra dan Putri 201

Anda mungkin juga menyukai