Anda di halaman 1dari 100

Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

V.1. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN


DAN PROGRAM KERJA
Sebelum melaksanakan pekerjaan penugasan jasa/konsultan di bidang perencanaan maka
konsultan perlu membuat lebih dahulu pola kerja yang diterapkan dalam melaksanakan
pekerjaan tersebut. Pola kerja akan mencakup pendekatan permasalahan, metodologi
pelaksanaan pekerjaan serta rencana pekerjaan serta rencana jadwal pelaksanaan kerja
konsultan dalam melaksanakan seluruh pekerjaan dan sebagai dasar melakukan evaluasi
yang diperlukan.

Atas dasar pola kerja tersebut dibuat strategi kerja sesuai dengan pemahaman akan
Kerangka Acuan Kerja serta penjelasan yang diberikan pada saat rapat penjelasan pekerjaan
dari Pemberi Tugas. Secara ringkas strategi kerja konsultan yang meliputi tinjauan aspeknya
dan tahapan kegiatan serta keterkaitan disusun dalam bentuk diagram alir pada gambar V.1
berikut ini :

Kerangka Acuan

Rapat
Penjelasan

Pendekatan
Pekerjaan
Data Awal Yang
Mendukung

Metodelogi

Rencana Kerja
Gambar V.1.
Diagram Alir Strategi Kerja Konsultan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

V.1.1. PENDEKATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Berdasarkan pemahaman konsultan mengenai isi dan uraian dari Kerangka Acuan
Kerja serta penjelasan yang diberikan pemberi tugas, serta pengalaman profesional
konsultan, disusun pendekatan yang akan diterapkan didalam penanganan pekerjaan
ini. Pendekatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pendekatan Teknis

Meliputi kebijakan dasar pengembangan rencana pembangunan dalam jangka


menengah dan jangka panjang untuk menyerasikan dan mengoptimalkan sarana
pendukung dengan menetapkan fungsi – fungsinya secara jelas kepada
masyarakat.

Dalam melaksanakan kegiatan ini, terdapat 3 (tiga) aspek pendekatan


perencanaan yang dilakukan konsultan dalam Pengadaan Jasa Konsultan Jasa
Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama
Gedong Tataan, adapun ketiga pendekatan tersebut adalah :

A. Pendekatan Dasar, sesuai dengan lingkup kegiatan pelaksanaan pekerjaan


yang akan dilakukan, secara garis besar diperlukan adanya beberapa
pendekatan-pendekatan dasar dalam Pengadaan Jasa Konsultan Jasa
Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama
Gedong Tataan, yaitu antara lain :
 Sustainable Development; yaitu perencanaan tapak yang berwawasan
lingkungan, dan berkelanjutan;
 Implementatif; yaitu menghasilkan rumusan pedoman teknis dalam
perencanaan yang dapat dilaksanakan pada saat pembangunan;
 Akomodatif; yaitu perencanaan yang dapat mengakomodasikan
kebutuhan dan kenyamanan calon pengguna sesuai fungsinya;
 Aspiratif; yaitu perencanaan yang dapat menyerap aspirasi pemilik dan
pemakai dalam proses dan produk desain;
 Terprogram; yaitu perencanaan dengan program yang jelas, dan sesuai
dengan kebutuhan desain maupun rencana pengembangannya.

B. Pendekatan Azas, ada beberapa azas yang perlu dipertimbangkan dalam


Pengadaan Jasa Konsultan Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan yang bisa dijadikan


pertimbangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, yaitu :
 Azas Fungsi Utama, Pengadaan Jasa Konsultan Jasa Konsultansi
Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong
Tataan Pemanfaatan ruang Belajar didasarkan sebagai fungsi utama.
 Azas Fungsi dan Hiraki Kegiatan, Pemanfaatan ruang dilakukan
berdasarkan fungsi dan kegiatan yang bersifat hirakis untuk penciptaan
keseimbangan sistem sirkulasi;
 Azas Manfaat, pemanfaatan ruang harus bisa memberikan manfaat yang
sebesar -besarnya bagi pengguna;
 Azas Keseimbangan dan Keserasian Fungsi Ruang, keseimbangan dan
keserasian struktur dan pola pemanfaatan ruang, keseimbangan dan
Keserasian Fungsi dan Intensitas pemanfaatan ruang;
 Azas Kelestarian, menciptakan hubungan yang serasi antara manusia dan
lingkungan yang tercermin dari pola intensitas pemanfaaatan ruang;
 Azas Berkelanjutan, pemanfaatan ruang harus menjamin kenyamanan;
 Azas Keterbukaan, setiap pihak yang berkepentingan dapat memperoleh
keterangan mengenai produk perencanaan serta proses yang ditempuh
dalam kegiatan desain.

2. Pendekatan Non Teknis

Yaitu pendekatan struktural yang mengacu pada hubungan kerja dan acuan-acuan
kerja dari masing-masing komponen struktur sebagai pengarahan kerja didalam
mencapai hasil yang diinginkan, serta pertanggung jawaban di dalam pelaksanaan
pekerjaan dan produk-produk yang diusulkan.

3. Pendekatan Pembangunan

Meliputi kebijakan dasar perencanaan dengan mempertimbangkan aspek hukum,


lingkungan, dan masyarakat tanpa mengabaikan kemampuan penanganan agar
rencana dapat di laksanakan sesuai dengan prioritas dan aspek pemerataan
pembangunan.

1) Arsitektural
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Tujuan dari kegiatan ini adalah menyusun konsep dasar yang mendasarkan
pada data dan temuan di lapangan, masukan kebutuhan ruang baik luasan
maupun spesifikasinya dari pihak user dikaitkan dengan persyaratan-
persyaratan teknis menyangkut masalah kekuatan, keamanan, keindahan
dan keserasian dengan lingkungan. Dengan dasar-dasar tersebut di atas
diharapkan semua aspirasi dari pihak user bisa tertampung semua baik dari
segi fungsi bangunan dan filosofinya, sehingga pada tahap pelaksanaan
gambar kerja nantinya filosofi dan kekhasan bangunan yang akan dapat
dikembangkan lebih lanjut ke dalam bahasa teknis pelaksanaan
Konsep dasar perencanaan, meliputi :
a. Institutional Roles :
 Kebutuhan fasilitas dan peralatan;
 Program pengembangan fungsi;
 Program ruang
b. Existing conditions (kondisi eksisting) :
 Rencana tapak;
 Parkir dan transportasi;
 Rencana pengembangan tapak;
 Potensi bangunan;
 Utilitas
c. Regulations (peraturan terkait) :
 Rencana detail tata ruang kota;
 Pokok-pokok pedoman arsitektur untuk fasilitas gedung pemerintah;
 Persyaratan untuk gedung negara
d. Financial Feasibility :
 Pendanaan;
 Rencana pentahapan dan pembiayaan
Pendekatan arsitektural meliputi :
a. Konsep penataan tapak dan massa bangunan
Penataan massa bangunan meliputi orientasi massa bangunan,
perletakan massa bangunan dan Kepadatan-Ketinggian Bangunan.

b. Aksesibiltas, entrance dan sirkulasi


Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

 Aksebilitas, adalah kemudahan dimana saat ini sudah ada jalan


dengan koneksitas yang tinggi dan kondisi jalan yang baik, serta
angkutan umum.
 Entrance, merupakan pitu masuk (gate) ke lokasi, dimana
dimungkinkan adanya pintu masuk utama (main entrance), Pintu
samping (side entrance) dengan fungsi sebai akses masuk, keluar,
darurat dan servis
 Sirkulasi, adalah pergerakan didalam tapak, dimana diperlukan
pembatasan dan pengendalian dimana kendaraan boleh
masuk/parkir
c. Zoning (pendaerahan/pengelompokan kegiatan)
 Zone public meliputi : hall, ruang tunggu, toilet umum, dsb;
 Zone Semi public, meliputi : ruang pelayanan, ruang informasi, dsb;
 Zone privat, meliputi : kepala, penyidikan, pantry, dsb;
 Zone service, meliputi : ruang genset
d. Orientasi bangunan
Orientasi bangunan pada kawasan diarahkan pada mengacu pada
peraturan yang berlaku dan orientasi utara-selatan (berdasarkan
pertimbangan arah sinar matahari dan arah hembusan angin)
e. Penataan massa bangunan
Massa bangunan ditata mengitari bangunan yang ada di sekitar
bangunan utama sebagai Landmark. Fasilitas-fasilitas bangunan ditata
dalam susunan letak massa bangunan yang saling berhubungan dan
dapat dengan mudah mencapai seluruh lokasi, untuk mendapatkan tata
massa yang harmonis maka perlu direncanakan dengan memperhatikan
jarak antar bangunan serta ketinggian bangunan yang ada.
f. Kepadatan dan ketinggian bangunan
Kepadatan bangunan kawasan termasuk dalam kepadatan rendah
dengan Koefisien Dasar Bangunan berada pada angka dibawah 50%,
dari total lahan (KDB ≤ 50%). Ketinggian bangunan utama
direncanakan dengan ketinggian 6 lantai dan fasilitas pelengkap seperti
gardu induk dan pos jaga direncanakan dengan ketinggian 1 lantai
g. Konsep perencanaan bangunan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Perencanaan bangunan meliputi konsep program ruang, tampilan


bangunan, sistem sirkulasi, penanda dan parkir dan lansekap.
1) Program dan Kebutuhan Ruang
Menyangkut jenis ruang, letak lantai, luas, peralatan, furniture yang
ada pada masing-masing ruang dalam hal ini terbagi sebagai
berikut :
 Bangunan utama;
 Fasilitas penunjang utama;
 Perlengkapan/peralatan utama
2) Tampilan Bangunan
Penampilan bangunan diarahkan memiliki nuansa bersih, kokoh, kuat,
monumental dan agung, serta terintegrasi dengan bangunan yang
sudah ada di sekitarnya, unsur-unsur tampilan bangunan meliputi :
 Bentuk dan Raut/façade, kesan utama yang ditampilkan
pada bentuk bangunan adalah khas Arsitektur modern
dengan aksen Arsitektur tradisional yang cukup kuat, disertai
permainan bidang, unsur–unsur horizontalism dan verticalism
untuk memberikan kesan dinamis.
 Bahan Bangunan, pemilihan bahan bangunan didasarkan :
a. Kuat dan aman;
b. Pemeliharaan mudah dan murah (Low Price
Maintenance);
c. Sesuai dengan kriteria estetika/keindahan bangunan
kantor
 Tekstur, diusahakan untuk memilih tekstur yang mudah
dibersihkan
a. Untuk ruang dalam (interior) dipergunakan tekstrur
dengan grain yang seminimal mungkin atau halus
b. Untuk tekstur luar bangunan (eksterior) diperkenankan
untuk memberi grain yang agak kasar atau dengan pola
tertentu
 Warna, untuk facade dan ornamen-ornamen yang berkesan
dekoratif direncanakan dengan warna-warna yang cerah khas
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

bangunan perkantoran, tetapi masih memperlihatkan unsur


keagungan bangunan
 Harmoni, disusun dengan komposisi “selaras dan seimbang”,
sehingga tidakberkesan rumit dan kontras yang berlebihan.
Komposisi penampilanbangunan dirancang dengan konsep
keseimbangan asimetris denganpenekanan pada tampilan
pintu masuk utama.
 Skala Bangunan. Dengan skala yang cukup monumental,
bangunan kantor yaitu facade, sehingga berkesan dominan
terhadap lingkungan dan bangunan sekitarnya, sedang
bangunan pendukung memperkuat penekanan tersebut
dengan skala yang lebih kecil, sehingga dapat dijadikan
sebagai Landmark kawasan/penanda kawasan, yang sekaligus
memberi kemudahan pada pengguna untuk mengetahui lokasi
(wayfinding) bangunan gedung.
h. Sistem sirkulasi dalam bangunan dan penanda
Sirkulasi dan penanda merupakan unsur untuk mengatur dan
memudahkan pergerakan baik bagi pengunjung, karyawan, staf, staf
service, dsb, perencanaan sirkulasi dan penanda adalah sebagi berikut :
 Sistem Sirkulasi dalam Bangunan
Sistem sirkulasi yang dipakai pada bangunan menggunakan sistem
koridor
 Sistem Penanda
Selain nama gedung pada kawasan komplek, untuk mempermudah
pencarian dan memberikan orientasi terutama bagi pengguna dan
pengunjung maka perlu diberikan :
a. Pintu gerbang, sebagai penanda memasuki kawasan /
bangunan;
b. Petunjuk arah dan tempat;
c. Peta Lokasi yang diletakkan pada bagian/tempat strategis;
d. Penanda nama, blok, fasilitas, ruang
 Parkir
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Sedangkan untuk sistem perparkiran akan dipisahkan berdasarkan


kriteria pengguna kendaraan yaitu :
1) Parkir pengunjung;
2) Parkir kendaraan dinas/pemadam kebakaran;
3) Parkir karyawan, staf;
4) Loading area (servis);
5) Parkir untuk kendaraan roda dua
Parkir dapat diselenggarakan di halaman, gedung tidak
diperbolehkan di badan jalan

2) Struktural
Pembangunan dirancang dengan menggunakan analisa struktur bangunan
serta kualitas bahan sesuai standar pemerintah.
a. Prinsip Dasar Perencanaan Struktur Bangunan Gedung
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam perencanaan struktur
adalah sebagai berikut :
 Fungsional bangunan
Fungsional bangunan tidak saling berbenturan dengan fungsional
sistem struktur bangunan, tetapi diarahkan saling mendukung
 Kekuatan dan kinerja bangunan
Kekuatan bangunan berkaitan erat dengan pilihan sistem dan
modul struktur. Berdasarkan kekuatan lalu dianalisis apakah juga
memenuhi syarat kinerja yang lebih luas (lendutan, retakan,
keawetan, getaran, dsb).
 Keamanan bangunan
Keamanan struktur bangunan memperhatikan faktor angka
keamanan terhadap pilihan sistem struktur
 Teknologi bangunan
Teknologi yang diterapkan berkaitan dengan metode konstruksi
struktur, pilihan teknologi yang akan digunakan harus merupakan
pilihan teknologi yang sudah terujidan mempunyai pengaruh besar
terhadap tiga prinsip sebelumnya.
b. Peraturan Perencanaan Struktur Bangunan Gedung
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Peraturan - peraturan tentang perencanaan dan pelaksanaan struktur


bangunan yang berlaku di Indonesia harus digunakandalam perhitungan
struktur pekerjaan perencanaan ini antara lain:
 SNI tentang Pembebanan dan Gempa;
 SNI tentang Beton Bertulang;
 SNI tentang Baja Profil;
 SNI tantang Bahan Bangunan dan Peraturan-peraturan lain yang
berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan SNI yang belum
tercantum diatas dan berlaku secara umum di Indonesia
c. Tampilan struktur bangunan
 Pematangan lahan sesuai standar;
 Pondasi dengan analisa berdasar survey dan data tanah;
 Struktur penyangga dan lantai dengan konstruksi beton bertulang;
 Penutup bangunan/atap dengan rangka serta penutup yang aman
dan mudah perawatan;
 Struktural penunjang mengacu pada konstruksi utama

3) Mekanikal – Elektrikal
a. Jaringan drainase
1. Standar-standar yang digunakan:
a) Standar Industri Indonesia (SII);
b) American Waste Water Society (AWWS);
c) British Standard (BS).
2. Dasar-dasar perencanaan:
Jaringan drainase ini berupa saluran-saluran pembuangan air hujan
dimana dimensi saluran dihitung berdasarkan metoda rasional
sebagai berikut :

Dimana : Q = Debit air hujan, m3/detik


C = Koefisien aliran
I = Curah hujan maksimum tahunan, mm/m2/jam
A = Luas area, km2
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Koefisien aliran (run off coefficient) untuk berbagai area adalah


sebagai berikut :
1) Padang rumput/taman 0,05 – 0,10
2) Pedesaan 0,10 – 0,25
3) Permukiman 0,25 – 0,50
4) Daerah sedang 0,50 – 0,70
5) Daerah padat 0,70 – 0,90
6) Jalan aspal 0,25 – 0,60
7) Atap 0,70 – 0,95

3. Perhitungan dimensi saluran


Dimensi saluran dihitung berdasarkan hubungan :

Dimana : A = Luas basah saluran, m2


V = Kecepatan aliran, m/det
R = Jari-jari hidrolis, m
S = Kemiringan saluran, %
n = Koefisien manning
b = Lebar saluran, m
h = Tinggi saluran, m

Pengaliran air hujan (drainase), direncanakan dengan


memanfaatkan jaringansekunder dan saluran keliling bangunan,
saluran tepi lahan (pengumpul) serta bak kontrol dan selanjutnya
dialirkan ke saluran sekunder/tersier tersebut. Sebelum dialirkan ke
saluran-saluran, sebaiknya dibuatkan sumur-sumur resapan
sehingga air hujan dapat meresap terlebih dahulu ke dalam tanah,
baru limpasannya disalurkan ke saluran

b. Jaringan air bersih


1. Standar-standar yang digunakan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

1) Standar Plumbing Indonesia (SPI)


2) Standar Industri Indonesia (SII)
3) American Water Association (AWA)
4) American Society for Testing Material (ASTM)
5) British Standard (BS)
6) Japan Industrial Standard (JIS)
2. Dasar-dasar perencanaan
Jaringan air bersih ini berupa jaringan pipa-pipa, dimana biasa
digunakan Galvanized Iron Pipe (GIP) atau Polivynil Chloride Pipe
(PVC) untuk menyalurkan air bersih dari sumbernya ke tempat-
tempat yang membutuhkan. Kebutuhan air bersih ini bervariasi, dan
untuk kebutuhan per orang perhari dari berbagai jenis
hunian/bangunan adalah sebagai berikut:
rumah tinggal : 200 liter/orang/hari
Sekolah : 75 liter/orang/hari
Industri : 150 liter/orang/hari
Instansi/kantor : 100 liter/orang/hari
Rumah sakit : 300 liter/orang/hari
Hotel : 1500 liter/orang/hari

3. Dimensi pipa dihitung berdasarkan hubungan sebagai berikut :

Dimana : Q = Debit aliran, m3/detik


A = Luas basah saluran, m2
V = Kecepatan aliran, m/det

4. Hambatan akibat gesekan sepanjang pipa dihitung :

Dimana : hf = Kerugian gesekan, m


f = Faktor gesekan pipa L
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

L = Panjang pipa, m
D = Diameter pipa, m
g = Gravitasi, 9,81 m/detik

5. Hambatan akibat katub dan fitting dihitung sebagai berikut :

Dimana : K = Koefisien hambatan kutub / fitting

6. Jika sistem pemompaan digunakan, daya pompa dihitung berikut :

Dimana : P = Daya pompa, watt


m = Berat jenis air, 9810 N/m3
Q = Debit aliran, m3/detik
H = Head total, m

c. Jaringan air kotor / air bekas / limbah


1. Standar–standar yang digunakan
1) Standar Plumbing Indonesia (SPI);
2) Standar Industri Indonesia (SII);
3) American Waste Water Association (AWWA);
4) American Society for Testing Material (ASTM);
5) British Standard (BS);
6) Japan Industrial Standard (JIS);
7) Peraturan/ perundang-undangan Lingkungan Hidup

2. Dasar-dasar perencanaan
Desain Air Kotor : Air limpasan septictank yang berasal dari
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

buangan WC/Kamar Mandi


Desain Air Bekas : Air buangan dari wastafel, tempat wudhu atau
tempat lain selain kamar mandi

Limbah cair adalah seluruh limbah cair (air buangan sisa aktivasi dan
tinja) yang berasal dari kegiatan dalam gedung dan seluruh fasilitas
penunjangnya.

d. Sistem Pengkondisian Udara dan Ventilasi Mekanik


 Standar-standar yang digunakan
1. ASTM (American Society for Testing and Material);
2. ASME (American Society of Mechanical Engineers) untuk
material;
3. ARI (Air Conditioning and Refrigerating Institute) untuk
peralatan AC;
4. SMACNA (Sheet Metal and Air Conditioning Contractors
National Association, Inc.) untuk pekerjaan saluran udara;
5. ASHRAE (American Society of Heating; Refregerating and Air
Conditioning Engineers)
 Dasar-dasar perencanaan
Peralatan AC dan ventilasi termasuk jaringan instalasinya yang
besarperanannya dalam pelayanan kesehatan secara umum terdiri
dari :
1) AC dengan penyaringan udara efisiensi tinggi (Hepa Filter);
2) AC dengan Split System/Multi split;
3) Ventilasi mekanis (exhaust fan) untuk ruangan, dapur, gudang
obat dsb;
4) Ventilasi mekanis untuk toilet (exhaust fan)
Adapun syarat-syarat perencanaan yang harus dipenuhi adalah :
1) AC ruangan disesuaikan dengan penggunaan ruangan,
bervariasi diantara 180C – 240C;
2) Kuantitas ventilasi udara sebesar 15 –30 cfm per orang;
3) Kelembaban relatif (RH) antara 50 – 55%
Sistem dan peralatan AC tersebut antara lain adalah :
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

1) AC Central (Indirect Cooling) menggunakan media air es/chilled


water yang diproduksi dalam chiller dengan menggunakan
refrigerant sebagai zat pendingin.
2) Chiller (terdiri dari compressor, Evaporator, Condensor,
Ex[pansion Valve)
3) Air Handling Unit dan Fan Coil Unit terdiri dari Blower, Motor dan
Filter)
4) Pemipaan air dingin, ducting yang sudah diisolasi dan udara
dihembuskan melalui difuser atau linear grill
5) AC Individual (Indirect Cooling), Sistem ini bekerja secara
individual dimana udara didinginkan secara langsung oleh
refrigerant dengan menggunakan mesin-mesin paket :
 AC Split/Multi split;
 AC Window;
 AC Compact
Sistem Ventilasi Udara Mekanis, Area yang tidak dikoordinasikan
dengan AC dilengkapi dengan ventilasi mekanis yang memasukkan
dan mengeluarkan udara, diantaranya untuk :
1) Dapur, gudang, toilet;
2) Koridor;
3) Ruang Mekanikal dan Elektrikal;
4) Ruang Genset
Peralatan yang dipakai dalam sistem ini adalah inlet fan dan exhaust
fan pada area yang mementingkan kebersihan diperlukan tekanan
udara yang positif, sedangkan pada daerah kotor dimana terdapat
bakteri yang dapat berkembang biak atau mencemari diperlukan
tekanan udara yang negatif. Mengingat besarnya biaya operasi dan
pemeliharaan dari penggunaan AC, tidak semua ruang dapat
dilengkapi dengan sarana ini

e. Penanggulangan Bahaya Kebakaran


Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

a) Standar-standar yang digunakan


 Standar Plumbing Indonesia (SPI);
 Standar Industri Indonesia (SII);
 National Fire Protection Association (NFPA);
 British Standard (BS);
 Japan Industrial Standard (JIS)
b) Dasar-dasar perencanaan
Dalam melaksanakan perencanaan dan pembangunan gedung,
dituntut untuk melaksanakan persyaratan-persyaratan termasuk
persyaratan perlindungan Kebakaran (Fire Risk Protection), yaitu
suatu persyaratan yang dimaksudkan untuk melindungi bangunan
dan penghuninya dari bahaya kebakaran, yang meliputi :
1) Sistem Tanda Bahaya kebakaran (Fire Alarm)
Tanda Bahaya Kebakaran (Fire Alarm/ Fire Detection dan Alarm
system), merupakan sarana yang berfungsi sebagai sarana
untuk memberitahu, menginformasikan dan memperingatkan
terjadinya bahaya kebakaran, serta menunjukkan loksai titik
kebakaran. Sarana ini termasuk sarana proteksi pasif yang
terdiri dari fire alarm control panel dan detektor kebakaran
sesuai dengan sensitifas indikasi kebakaran, terdiri dari :
 Break glass (dengan cara memecahkan kaca alarm);
 Smoke detector (sensitifitas deteksi terhadap asap);
 Heat detector (sensitifitas deteksi terhadap panas);
 Flame detector (sensitifitas deteksi terhadap titik api);
 Gas detector (sensitifitas deteksi terhadap gas)
2) Sistem penanggulangan Kebakaran (Fire Protection System)
Penaggulangan Kebakaran (Fire Protection System),
merupakan proteksi aktif dimana dilakukan kegiatan/usaha
penanggulangan bahaya kebakaran yang terdiri; terdiri dari
Sarana pemadam kebakaran di dalam gedung dan di luar
gedung.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Sarana pemadam kebakaran di dalam gedung terdiri dari:


 Sprinkler, merupakan jaringan pipa pemadam kebakaran
dengan akan menyemprotkan air bila bola indikator pecah

(pada suhu 57 0 C);


 APAR/Alat Pemadam Api Ringan (Fire Extinguiser),
berbentuk tabung berisi gas untuk memadamkan pemadam
kebakaran berupa: Halotron, Dry Chemical Powder, dioxide,
perssurized water, wetchemical – foam dsb;
 Hydrant (Fire Hydrant Box), yang terdiri fire hose dan break
glass
 Pompa Hydrant, yang terdiri dari pompa Jockey, Pompa
utama dan Pompa diesel untuk operasional (tekananan)
pada sistem pemadam kebakaran (hydrant);
 Hydrant Reservoir, tandon air untuk keperluan pemadaman
kebakaran, Volume reservoar air pemadam kebakaran
dihitung berdasarkan standar yang berlaku
 Automatic Fire Fighting
Sarana pemadam kebakaran di luar gedung terdiri dari :
 Hydrant Pilar dan Hydrant Box, harus ditempatkan di lokasi-
lokasi yang mudah dicapai. Jarak antara dua hydrant pillar
tidak melebihi 60 meter.
 Seamese Connection, merupakan jaringan pipa yang
terhubung dengan reservoir, sehingga dapat dimanfaatkan
oleh pasukan pemadam kebakaran, letaknya dilokasi
strategis, mudah terlihat dan berdekatan dengan jalan
3) Sistem Penyelamatan Kebakaran (Fire Evacuation)
Penyelamatan Korban Kebakaran (Fire Evacuation), Adalah
suatu langkahutama dalam penanggulangan kebakaran, begitu
pentingnya permasalahan ini sehingga perlu dibuatkan
perencanaan khusus/skenario untukpenyelamatan bila terjadi
peristiwa kebakaran. Sarana Evakuasi Kebakaran terdiri dari :
 Tangga Penyelamat untuk Kebakaran (Fire Escape
Stair), kedap asap dan memiliki suplai udara bersih;
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

 Koridor Penyelamat (Fire Escape Corridor), diproteksi


dengan sprinkler untuk mencapai tangga kebakaran atau
keluar gedung;
 Pintu Kebakaran (Fire Door), tahap tehadap api/panas,
kedap asap;
 Bukaan penyelamat (Safety Opening);
 Penerangan Darurat (Emergency Lighting), dapat menyala
bila listrik padam;
 Petunjuk/tanda penyelamatan (Fire Safety Signage);
 Panduan melalui speaker untuk penyelamatan (Voice
Alarm);
 Komunikasi darurat (Emergency Communication),
menggunakan wireless, gelombang radio;
 Sistem Pengendalian Asap (Smoke Control System),
menyerap asap keluar bangunan semaksimal mungkin;
 Landasan Helikopter (Heli Pad), sarana evakuasi untuk
pendaratan helikopter di dak atap gedung;
 Masker (Mask), untuk perlindingan terhadap asap,
dimana pada banyak kasus kebakaran, sebagian korban
jiwa kehabisan nafas, menghirup asap.
4) Sistem Manajemen Pengamanan Kebakaran (Fire Risk
Managment)
Manajemen Pengamanan Kebakaran (Fire Safety Management),
adalah suatu sistem pengelolaan untuk mengamankan penghuni,
pemakai bangunan maupun harta benda didalam diluar
bangunan (lingkungan) dari ancaman bahaya kebakaran, yang
dilaksanakan dengan bantuan dari Dinas Pemadam Kebakaran,
langkah pengamanan tersebut meliputi hal berikut :
a) Tindakan Preventif, bersifat rutinitas dengan melaksanakan
langkah - langkah pencegahan dan persiapan menghadapi
peristiwa kebakaran, meliputi :
 Pemeriksaan dan Uji Coba (Testing and Commisioning);
 Pemeliharaan Peralatan (Maintenance);
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

 Pelatihan Personil (Fire Training);


 Penilaian (Fire Risk Management);
 Pembagian Wlayah Manajemen kebakaran (Fire Zone
Management);
 Asuransi untuk Kebakaran (Fire Risk Insurance)
b) Tindakan Aktif, bersifat usaha/langkah penanggulangan
bahaya kebakaran, melipui Prosedur Tetap (PROTAP) dan
SOP dengan memperhatikan siapa - dimana dan bilamana
- bagaimana (SIADI dan BIBA)
f. Sistem Kelistrikan
a) Standar-standar yang digunakan
1. PUIL 1987 - Indonesia Standard
2. JIS - Japanese Standard
3. VDE/DIN - German Standard
4. NEMA - U S A Standard
5. B S - British Standard
6. NFC - French Standard
7. NCFA - National Code Fire Alarm Standard
8. NEC - National Electric Codes
9. NFPA - National Fire Protection Association
b) Dasar-dasar perencanaan
Kriteria penting yang harus dipenuhi dalam perencanaan sistem
kelistrikan diantaranya adalah kualitas dan kontinuitas dalam
penyediaan daya listriknya. Selain itu sistem kelistrikan tersebut
harus memenuhi berbagai persyaratan dan kriteria sebagai berikut :
1) Kendala sistem, tata cara pengoperasian pelayanan kesehatan
menghendaki keandalan yang tinggi dalam penyediaan daya
listrik aman dari kegagalan dan sesedikit mungkin gangguan
terhadap sistem secara keseluruhan;
2) Kemudahan dalam Operasional dan Pemeliharaan Sistem
kelistrikan harus direncanakan sesederhana mungkin untuk
memudahkan dalam operasi dan pemeliharaan.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

3) Pengaturan Tegangan, Mengingat banyaknya peralatan medis


dengan batas toleransi tegangan tertentu, maka tegangan
sumber listrik harus dapat dipertahankan pada berbagai macam
beban;
4) Pemeliharaan, Sistem distribusi kelistrikan harus direncanakan
dengan berbagai kemudahan bagi pemeriksaan dan perbaikan
jika terjadi gangguan atau kerusakan;
5) Fleksibilitas, Sistem kelistrikan harus direncanakan dengan
cukup fleksibel, yang berarti tanggap terhadap kemungkinan
terjadinya penambahan dan perluasan bangunan serta
peralatan. Harus diperhatikan perubahan tegangan listrik, rating
peralatan, penambahan ruang peralatan baru bahkan
kemungkinan penambahan beban kelistrikan;
6) Biaya Investasi dan Operacional, Sistem kelistrikan harus
direncanakan dengan menekan serendah mungkin biaya
investasi dan biaya pengoperasiannya
c) Sumber daya dan beban listrik
Klasifikasi beban listrik, perencanaan sistem kelistrikan harus diawali
dengan memperhatikan besaran dan sifat-sifat beban yang dilayani,
termasuk kemungkinan pertumbuhan beban akibat perluasan
bangunan serta jenis peralatan yang ada.
1. Beban Penerangan

Standar VA/M2 untuk penerangan tergantung pada tingkat


iluminasi dan efisiensi dari perangkat pelengkapnya.
Berdasarkan pada IEEE No. 241, standar tersebut berkisar

antara 10 VA/m2 sampai dengan 120 VA/m2. Harga ini terlalu


tinggi dan berdasarkan perkiraan rata-rata penerangan di

Indonesia, diambil standar antar 10 VA/m2 sampai 50 VA/m2,

atau rata- rata 25 VA/m2 untuk seluruh bangunan.


2. Beban Peralatan
Yang termasuk beban peralatan diantaranya adalah :
a) Stop kontak;
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

b) Air conditioning (ac) dan ventilasi;


c) Pompa-pompa;
d) Lemari pendingin;
e) Peralatan dapur;
f) Lift atau eskalator (kemungkinan apabila ke depan
diperlukan);
g) peralatan komunikasi.
Beban ini berkisar antara 30 VA/m3 sampai dengan 130 VA/m2,
dan beban keseluruhan berkisar antara 30% sampai dengan 50%
dari seluruh luas bangunan yang ada.
3. Beban Lain-lain
Beban lain-lain tersebut khususnya adalah beban listrik dari
peralatan mediskhusus yang harganya berkisar antara 20 VA/m2
sampai dengan 40 VA/m2.
Kategori Pembebanan, Beban listrik untuk setiap bangunan
dibedakan atas tiga katagori sebagai berikut :
a) Prioritas Utama (kategori A);
Beban yang harus disuplai secara kontinu tanpa boleh
terputus sama sekali, baik oleh sumber listrik PLN maupun
sumber cadangannya;
b) Prioritas Sedang (katagori B); beban yang dilayani secara
kontinu oleh sumber listrik PLN dengan sumber cadangan
Diesel- Generator;
c) Beban Umum (katagori C); beban yang hanya dilayani oleh
sumber listrik PLN saja
4. Jaringan Distribusi dan Sumber Daya Cadangan
Faktor penting yang mempengaruhi perencanaan sistem
kelistrikan dan pengaturan jaringan adalah : karakteristik beban,
kualitas pelayanan, ukuran dan konfigurasi bangunan serta
pertimbangan biaya.
Sedangkan sumber daya listrik cadangan adalah sebagai berikut :
a) Diesel-Generator, Sebagai sumber tenaga cadangan
(khususnya untuk melayani Instalasi Gawat Darurat dan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Instalasi Bedah), digunakan diesel generator dengan


perkiraan kapasitas antara 30% sampai dengan 40% dari
total beban puncak;
b) Uninterruptible Power Suplly (UPS) UPS sangat penting
untuk mensuplai daya listrik cadangan peralatan-peralatan
medis penting yang melayani kelangsungan hidup pasien
serta peralatan lain seperti telepon, alarm kebakaran, PABX
serta peralatan komunikasi dan komputer.
g. Sistem Telekomunikasi
a) Standar-standar yang digunakan
 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987);
 Peraturan/Perundang – undangan Telekomunikasi Indonesia
 Undang-undang Penyiaran Indonesia;
 Standar Industri Indonesia (SII);
 USA Standard
 British Standard (BS)
 Japan Industrial Standard (JIS)
b) Dasar-dasar perencanaan
Sistem telekomunikasi yang akan direncanakan terdiri dari Sistem
Telepon (dan PABX), Berikut ini adalah perencanaan masing-
masing sistem yang dapat dikembangkan sebagai berikut :
1. Sistem Telepon dan PABX, Pengadaan kapasitas line Telkom
dengan jumlah yang memadai dan PABX di setiap gedung;
2. Sistim antena pemancar
h. Sistem CCTV dan Security (Keamanan)
a) Standar-standar yang digunakan
 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987)
 Peraturan/Perundang – undangan Telekomunikasi Indonesia
 Standar Industri Indonesia (SII);
 USA Standard
 British Standard (BS)
 Japan Industrial Standard (JIS)
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

b) Dasar-dasar perencanaan
Sistem telekomunikasi yang akan direncanakan terdiri dari Sistem
CCTV (Closed Circuit Television), Security Alarm, yang ditempatkan
di berbagai tempat strategis untuk pemantauan. Berikut ini adalah
perencanaan masing- masing sistem yang dapat dikembangkan
sebagai berikut :
1) Sistem CCTV dan Monitoring untuk pengendalian dan
pengawasan keamanan gedung dan lingkungan;
2) Sistem Security Alarm, dengan sistem heat detection, yang
terintegrasi dengan sistem CCTV
i. Sistem MATV
a) Standar-standar yang digunakan
 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987)
 Peraturan/Perundang – undangan Telekomunikasi Indonesia
 Standar Industri Indonesia (SII);
 USA Standard
 British Standard (BS)
 Japan Industrial Standard (JIS)
b) Dasar-dasar perencanaan
Sistem MATV (Master Antene Television) melengkapi kebutuhan
kawasan di berbagai tempat yang memerlukan. Berikut adalah
perencanaan masing- masing system yang dapat dikembangkan :
 Sistem MATV;
 Antena Parabola dan receiver serta booster;
 Terminal outlet dan TV monitor multi system sesuai dengan
kebutuhan
j. Sistem Komputer dan Data Link
Sistem komputer berupa “Local Area Network” diperlukan guna
menunjang seluruh kegiatan informasi dan data Kegiatan di kawasan
Gedung. Sistem ini berupa jaringan komputer personal (PC) sebagai
user dengan satu server sebagai bank data diharapkan dapat
meningkatkan unjuk kerja secara keseluruhan.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

k. Sistem Pertanahan (Grounding System)


Berbagai area di dalam bangunan memerlukan sistem pentanahan yang
baik, guna menghindarkan karyawan, pengunjung dan aparat dari bahaya
sengatan listrik (electrical hazard) serta peralatan dari kerusakan dari
bahaya induksi listrik. Untuk itu, persyaratan yang harus diperhatikan
adalah sebagai berikut :
 Tiap ruangan dan seluruh peralatan elektrikal harus mempunyai
system pentanahan yang baik;
 Tidak lebih dari dua stop kontak dalam satu sirkuit cabang;
 Transformer, saklar, circuit breaker harus ditempatkan di lokasi
aman
l. Sistem Proteksi Petir
Mengingat kerusakan akibat sambaran petir yang cukup berbahaya,
maka muncullah usaha-usaha untuk mengatasi sambaran petir. Ada 4
kriteria yang harus di perhatikan dalam sistim penangkal petir untuk
dapat mengikuti standar dunia yang telah teruji :
 Jaringan "Air Termination";
 Penghantar/down conductors;
 Jaringan pembumian;
 Bonding - untuk mengindari "side flashing" korosi adalah hal
yang sering terjadi pada sistim penagkal petir
m. Sistem Tata Suara
Penataan suara sangat penting dalam kegiatan di sekolah ini,
penyusunan system tata suara direncanakan menggunakan sound
sistem set yang terdiri dari sound system set dan speaker (ceilling
mounted dan coulem speaker) serta speakeruntuk back ground musik
dan public addres.
n. Sistem Otomatisasi Gedung dan Manajemen Energi
Bangunan Gedung ini, direkomendasikan untuk menerapkan sistem
“gedung pintar” (smart building) atau lebih dikenal dengan Building
Automation System. Sistem ini pada dasarnya adalah suatu manajemen
operasional dan pemeliharaan sistem-sistem elektrikal dan mekanikal di
seluruh bangunan secara terintegrasi, sehingga didapatkan kemudahan-
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

kemudahan serta peningkatan efektivitas dan efisiensi penggunaan energi


baik energi listrik maupun energi bahan bakar lain bagi seluruh peralatan.
BAS merupakan perangkat sentral yang dapat memonitor dan
mengendalikan operasi Air Conditioning, sistem penerangan, sistem
keamanan serta sistem- sistem lain di seluruh bangunan sehingga dengan
demikian secara cepat dapat diketahui penggunaan peralatan dalam
suatu saat dan gangguan-gangguan yang terjadi, sehingga dengan cepat
pula dapat dicari upaya untuk mengatasinya.

4) Kebutuhan Ruang dan Persayarat Ruang


Persyaratan tata bangunan dan lingkungan bangunan gedung negara
meliputi ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam pembangunan
bangunan gedung negara dari segi tata bangunan dan lingkungannya,
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW), Rencana detail Tata Ruang Kota (RDTK) dan Rencana teknik
Ruang Kota (RTRK), yang meliputi:
a. Peruntukan Lokasi : Bangunan Gedung sesuai dengan fungsinya yaitu
sebagai Fasilitas Gedung.
b. Jarak antara bangunan dengan bangunan : Sepanjang tidak bertentangan
dengan Peraturan Daerah setempat tentang Bangunan Gedung, maka
jarak blok/masa bangunan harus mempertimbangkan hal-hal seperti :
 Peruntukan Lokasi : Bangunan Gedung sesuai dengan fungsinya
yaitu sebagai Fasilitas Gedung
 Jarak antara bangunan dengan bangunan : Sepanjang tidak
bertentangan dengan Peraturan Daerah setempat tentang Bangunan
Gedung, maka jarak blok/masa bangunan harus mempertimbangkan
hal-hal seperti :
 Keselamatan terhadap bahaya kebakaran;
 Kesehatan, termasuk sirkulasi udara dan pencahayaan;
 Kenyamanan;
 Keselarasan dan keseimbangan dengan lingkungan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

c. Ketinggian bangunan : Ketinggian bangunan gedung negara, sepanjang


tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah setempat tentang ketinggian
maksimum bangunan pada lokasi.
d. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : Ketentuan besarnya Koefisien Dasar
Bangunan (KDB) mengikuti ketentuan yang diatur dalam Peraturan
Daerah setempat tentang Bangunan Gedung untuk lokasi yang
bersangkutan, formula umum KDB adalah sebagai berikut :

e. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) : Ketentuan besarnya Koefisien Lantai


Bangunan (KLB) mengikuti ketentuan yang diatur dalam Peraturan
Daerah setempat tentang Bangunan Gedung untuk lokasi yang
bersangkutan, dengan formula umum sebagai berikut:

f. Koefisien Daerah Hijau (KDH) : Perbandingan antara luas seluruh daerah


hijau dengan luas persil bangunan gedung negara, sepanjang tidak
bertentangan dengan Peraturan Daerah setempat tentang bangunan,
harus diperhitungakan dengan mempertimbangkan:
 Daerah resapan air;
 Ruang terbuka hijau
Untuk bangunan gedung yang mempunyai KDB kurang dari 40%, harus
mempunyai KDH minimum sebesar 15%.
g. Garis Sempadan Bangunan : Ketentuan besarnya garis sempadan, baik
garis sempadan pagar maupun garis sempadan bangunan harus
mengikuti ketentuanyang diatur dalam Peraturan Daerah setempat
tentang Bangunan Gedung untuk lokasi yang bersangkutan, dengan
rumus :
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

h. Parkir
Dipergunakan untuk mengetahui daya tampung parkir kendaraan pada
suatu ruang tertentu, jalan, parkir khusus, dengan rumus :

i. Aksebilitas/Pencapain : aksebilitas adalah tingkat kemudahan pencapaian


suatu lokasi, aksebilitas dapat digunakana untuk menganalisa tingkat
keterpusatan suatu lokasi suatu fasilitas pelayanan, menurut model ini
aksebilitas suatu lokasi dipengaruhi oleh 4 (empat) variable, yaitu kondisi
jalan, fungsi jaringan jalan, ketersediaan angkutan umum dan jarak,
disajikan dengan rumus :

Dimana :
A = Tingkat aksesibilitas
K = Kondisi perkerasan jalan
F = Fungsi jaringan jalan
D = Jarak
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

j. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Lingkungan Bangunan : Bangunan


gedung negara harus dilengkapi dengan prasarana dan sarana bangunan
yang memadai, dengan biaya pembangunannya diperhitungkan sebagai
pekerjaan non-standar. Prasarana dan sarana bangunan yang harus ada
pada bangunan gedung negara, seperti :
 Sarana parkir kendaraan;
 Sarana untuk penyandang cacat;
 Sarana penyediaan air bersih;
 Sarana drainase, limbah dan sampah;
 Sarana ruang terbuka hijau;
 Sarana hidrant kebakaran halaman;
 Sarana penerangan halaman;
 Sarana jalan masuk dan keluar
k. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Asuransi
 Latar belakang
Dalam dunia persaingan terbuka pada era globalisasi ini,
masyarakat dan internasional menerapkan standar acuan
terhadap berbagai hal terhadap industri seperti kualitas,
manajemen kualitas, manajemen lingkungan, serta keselamatan
dan kesehatan kerja. Apabila saat ini industri pengekspor telah
dituntut untuk menerapkan Manajemen Kualitas (ISO-9000, QS-
9000) serta Manajemen Lingkungan (ISO-14000) maka bukan
tidak mungkin tuntutan terhadap penerapan Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan kerja juga menjadi tuntutan pasar
internasional.
Untuk menjawab tantangan tersebut Pemerintah yang diwakili oleh
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah menetapkan
sebuah peraturan perundangan mengenai Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang tertuang dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.05/MEN/1996.
Secara normatif sebagaimana terdapat pada PER.05/MEN/1996
pasal 1, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,


pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan
bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Saat
ini seringkali terjadi kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kelalaian
dari para pekerja, tidak adanya sistem manajemen K3 di
perusahaan, tidak pedulinya manajemen terhadap keselamatan dan
semua itu hanya dipandang sebelah oleh perusahaan tersebut.
Dampak dari kecelakaan kerja tersebut akan sangat merugikan dari
perusahaan tersebut, dimana nama baik atau citra perusahaan akan
jatuh dan tidak dipercaya oleh masyarakat atau pengakuan secara
nasional maupun internasional.
Untuk itu saat ini dipersyaratkan bagi perusahaan kontraktor dengan
kualifikasi besar diharuskan menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) atau OHSAS 18001
(Occupational Health and Safety Assessment Series), namun
seringkali dalam pelaksanaannya kurang konsisten terutama dalam
hal perencanaan pekerjaan, dimana perencanaannya di lakukan
oleh konsultan perencana, namun belum memasukkan unsur-unsur
K3 dalam Desain Engineering Detail (DED).
Untuk itu perlu adanya perubahan paradigma dimana unsur safety
(K3) perlu dimasukkan dalam perencanaan, agar dapat mengurangi
tingkat kecelakaan dari hasil pekerjaan.
 Dasar hukum
1) Undang-undang Nomor : 01 tahun 1970 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
2) Permenaker Nomor :
3) PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
4) Permenaker Nomor : PER.01/MEN/1980 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

5) SK Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan


Umum Nomor 174/MEN/1986 dan 104/KPTS/1986 tentang
Keselamtan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan
Konstruksi, dan atau peraturan penggantinya
Ketentuan asuransi selama pelaksanaan pembangunan bangunan
gedung negara mengikuti ketentuan yang berlaku.
1) Tujuan
Tujuan dari penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah :
 Mencegah terjadinya kecelakaan kerja;
 Menghilangkan (eliminasi) resiko kerja;
 Mengurangi adanya bahaya kerja;
 Menciptakan tempat kerja yang “Safe” (aman)
 Meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja

5) Keamanan
Faktor keamanan adalah hal penting yang harus diperhatikan dalam
pembangunan gedung. Faktor keamanan terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Kemanan Struktur Bangunan
Perencanaan dan pelaksanaan struktur bangunan harus memenuhi standar
teknis dan ketentuan yang berlaku di Indonesia, yaitu :
 Keputusan Menteri PU 45/PRT/M/2007, tentang Pedoman teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
 Tata Cara Konsultansi Pengawasan Ketahanan Gempa untuk
Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002);
 Tata Cara Konsultansi Pengawasan Pembebanan untuk Rumah dan
Gedung, SNI 1727-2002;
 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. (SNI
03-28472002);
 Tata Cara Konsultansi Pengawasan Dinding Struktur Pasangan Blok
Beton Berongga;
 Bertulang untuk Bangunan Rumah dan Gedung, SNI- 3430;
 Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung, SNI-1728;
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

 Tata Cara Konsultansi Pengawasan Beton dan Struktur Dinding


Bertulang untuk Rumah dan Gedung, SNI- 1734;
 Tata Cara Konsultansi Pengawasan Struktur Baja untuk Bangunan
Gedung (SNI 03-1729-2002);
 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal, SNI-2834
 Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton, SNI- 3976;
 Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton Ringan dengan
Agregat Ringan, SNI-3449;
 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1987 yang diterbitkan
oleh Dewan Normalisasi Indonesia;
 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1961 yang ditetapkan oleh
Dewan Normalisasi Indonesia;
 Undang-undang nomor 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja;
 SNI tentang Pembebanan dan Gempa;
 SNI tentang Beton Bertulang;
 SNI tentang Baja Profil;
 Dan Peraturan-Peraturan lainnya yang terkait tentang bangunan
Gedung
b. Keamanan Lokasi (Site)
Lokasi lingkungan dari fasilitas juga menjadi pertimbangan dalam
perencanaan awal. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan di antaranya :
 Visibilitas
Artinya pemilihan lokasi sebaiknya bertetangga dan memiliki angka
kriminalitas rendah dan diusahakan dekat dengan layanan emergensi
seperti polisi, pemadam kebakaran, fasilitas medis, dll.
 Transportasi
Lokasi relatif mudah dicapai dengan kendaraan umum maupun
kendaraan pribadi.
 Bencana Alam
Lokasi harus memiliki angka yang rendah terhadap kemungkinan
terjadinyabencana alam, misalnya banjir, gempa bumi, dll.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

6) Perhitungan Besaran Ruang


Pendekatan kebutuhan luas ruang ini dimaksudkan untuk mendapatkan besaran
luas tiap ruang baik melalui standard ruang yang telah ada maupun melalui studi
banding dan studi lapangan. Adapun acuan yang dipakai untuk menentukan
standar ruang dari masing-masing kegiatan melalui literatur dan studi lapangan,
yaitu :
a. Architect’s Data, Jilid 1, Ernst Neufert, John Wiley an Sons, New York,
1996. (EN1);
b. Architect’s Data, Jilid 2, Ernst Neufert, John Wiley an Sons, New York,
2001. (EN2);
c. AJ Metric Handbook Third Edition, Fourth Impression. Jan A.Sliwa, the
Architectural Press, London, 1969. (JA);
d. Planning Academic And Research Library Buildings, Keyes D. Metcalf,
McGraw Hill Book Company, 1965. (KD);
e. Analisa Studi Ruang, 2013 (AS);

7) Tapak dan Tata Letak


Kriteria pemilihan tapak, digunakan kriteria pemilihan tapak menurut De
Chiara (1973) dan De Chiara (1978), yaitu : visibilitas yang baik, topografi
tapak yang datar sama rata dengan ketinggian jalan, dimensi tapak yang
mampu menampung program ruang dan memprediksi pengembangan,
orientasi tapak bagi fasade gedung yang nantinya berada di dalamnya,
struktur tanah yang baik dan seragam, kebisingan yang minim, pencemaran
bau yang minim, sesuai dengan PBS (peraturan bangunan setempat),
memiliki integrasi dengan gedung lain yang baik, kesesuaian dengan
program pengembangan, aksesibilitas (pejalan kaki dan kendaraan) yang
baik dan view yang baik.
Berikut ini adalah penentuan bobot untuk masing-masing kriteria
pemilihan tapak, dimana besar bobot adalah sama yaitu angka 10.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

No Kriteria Bobot
1 Visibilitas 10
2 Topografi 10
3 Luas lahan (Dimensi tapak) 10
4 Orientasi tapak 10
5 Struktur tanah 10
6 Kebisingan 10
7 Pencemaran bau 10
8 Kesesuaian PBS 10
9 Integrasi dengan gedung lain 10
10 Sesuai program pengembangan 10
11 Aksesibilitas pejalan kaki 10
12 Aksesibilitas kendaraan 10
13 View dari dan ke tapak 10

8) Bentuk Massa Bangunan


Penempatan massa bangunan arsitektur berorientasi terhadap arah sinar
matahari dan iklim setempat. Bangunan khususnya lantai dasar harus
memperlihatkan sebagai bangunan yang ramah kepada publik dengan
memperlihatkan kejelasan arah jalan masuk, keterbukaan (mengundang
untuk masuk), serta elemen-elemen dari material yang mempermudah untuk
berorientasi menuju di dalam bangunan. Bentuk denah maupun bangunan
gedung sedapat mungkin simetris dan sederhana, guna mengantisipasi
kerusakan yang diakibatkna oleh gempa. Dalam hal denah bangunan
berbentuk T, L atau U, maka harus dilakukan pemisahan struktur atau
delatasi untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat gempa atau
penurunan tanah.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

9) Peraturan Bangunan Setempat


Dasar Hukum yang melandasi Pedoman Umum adalah :
 Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
 Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
 Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman
 Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan
 Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
 SK Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 332/KPTS/M/2002
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
 Peraturan menteri Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.29/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
 SK Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

 SK Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 11/KPTS/2000 tentang,


Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
 SK Direktorat Jenderal Perumahan clan Permukiman Nomor
58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat
Kebakaran pada Bangunan Gedung. 11. SNI 03-1728-1987, Tata Cara
Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung 12. SNI 03-1726-1989, Tata
Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung
 SNI 02-2406-1991, Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
 SNI 19-2454-1991, Tata Cara Pengolahan Teknik Sampah Perkotaan
 SNI 03-3242-1994, Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman
 SNI 03-453-1987, Tata Cara Instalasi Petir Untuk Bangunan
 SNI 03-1727-1989, Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah
dan Gedung
 SNI 03-1728-1989, Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan
Gedung
 SNI 03-1734-1989, Tata Cara Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur
Dinding Bertulang untuk Rumah dan Gedung
 SNI 03-1736-1989, Tata Cara Perencanaan Struktur Bangunan
Pencegah Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung
 SNI 03-1745-1989, Tata Cara Pemasangan Sistem Hidran Untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung
 SNI 03-2847-1992, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan dan Gedung
 SNI 03-1735-1993, Tata Cara Perencanaan Bangunan dan Lingkungan
Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan
Gedung
 SNI 03-1733-2004 SNI 03-3985-1995, Tata Cara Perencanaan
Pemasangan Sistem Deteksi Alarm Untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung
 SNI 03-1746 - 2000 tentang Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan
Sarana Jalan Keluar untuk Penyelamatan terhadap Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Gedung
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

 SNI 03-3989 - 2000 tentang Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan


Sistem Sprinkler Otomatik untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung
 SNI 03-1735 - 2000 tentang Tata Cara Akses Bangunan dan Akses
Lingkungan untuk Pencegahan Bahaya kebakaran pada Bangunan
Gedung
 SNI 03-1736 - 2000 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Proteksi
Pasif untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung
 SNI 03-1745 - 2000 tentang Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan
Sistem Pipa Tegak dan Selang untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Rumah dan Gedung
 SNI 03-3985 - 2000 tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan, dan
Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung
 SNI 03-6570 - 2001 tentang Pompa yang Dipasang Tetap untuk Proteksi
Kebakaran
 SNI 03-6571 - 2001 tentang Sistem Pengendalian Asap Kebakaran pada
Bangunan Gedung
 SNI 03-6572 - 2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem
Ventilasi dan Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung
 SNI 03-6575 - 2001 tentang Pencahayaan Alami pada Bangunan
Gedung
 SNI 03-6574 - 2001 tentang Tata Cara Penerangan Darurat, Tanda Arah,
dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan Gedung
 SNI 03-2396 - 2001 tentang Pencahayaan Buatan pada Bangunan
Gedung
 SNI 03-1726 - 2002 tentang Standar Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Struktur Bangunan Gedung
 SNI 03-1729 - 2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja pada
Bangunan Gedung
 SNI 03-1728 - 2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Beton pada
Bangunan Gedung
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

 SNI 03–6759 – 2002 tentang Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi


Energi pada Bangunan Rumah dan Gedung
 Peraturan daerah setempat lainnya.

10) Sistem Struktur Bangunan


Persyaratan struktur bangunan meliputi persyaratan struktur, pembebanan,
struktur atas, struktur bawah dan keandalan bangunan gedung.
a. Struktur bangunan
 Setiap bangunan, strukturnya harus direncanakan dan dilaksanakan
agarkuat, kokoh, dan stabil dalam memikul beban/kombinasi
beban dan memenuhi persyaratan keselamatan (safety), serta
memenuhi persayaratan kelayakan (serviceability) selama umur
layanan yang direncanakan dengan mempertimbangkan fungsi
bangunan gedung, lokasi, keawetan dan kemungkinan pelaksanaan
konstruksinya.
 Kemampuan memikul beban diperhitungkan terhadap pengaruh-
pengaruh aksi sebagai akibat dari beban- beban yang mungkin
bekerja selama umur layanan struktur, baik beban muatan tetap
maupun beban muatan sementara yang timbul akibat gempa, angin,
pengaruh korosi, jamur, dan serangga perusak.
 Dalam perencanaan struktur bangunan gedung terhadap pengaruh
gempa, semua unsur struktur bangunan gedung, baik bagian dari
sub struktur maupun struktur gedung, harus diperhitungkan memikul
pengaruh gempa rencana sesuai dengan zona gempanya.
 Struktur bangunan gedung harus direncanakan secara detail
sehingga pada kondisi pembebanan maksimum yang direncanakan,
apabila terjadi keruntuhan kondisi strukturnya masih dapat
memungkinkan pengguna bangunan gedung menyelamatkan diri.
 Perencanaan dan pelaksanaan perawatan struktur bangunan gedung
seperti halnya penambahan struktur dan/atau penggantian struktur,
harus mempertimbangkan persyaratan keselamatan struktur sesuai
dengan pedoman dan standar teknis yang berlaku.
b. Pembebanan Pada Bangunan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

 Analisis struktur harus dilakukan untuk memeriksa respon struktur


terhadap beban-beban yang mungkin bekerja selama umur
kelayanan struktur, termasuk beban tetap, beban sementara (angin,
gempa) dan beban khusus.
 Penentuan mengenai jenis, intensitas dan cara bekerjanya beban
harus mengikuti :
1) SNI 03-1726-2002 Tata cara perencanaan ketahanan gempa
untuk rumah dan gedung, atau edisi terbaru; dan
2) SNI 03-1727-1989 Tata cara perencanaan pembebanan untuk
rumah dan gedung, atau edisi terbaru.
Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung,
atau yang belum mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau
pedoman teknis.
c. Struktur atas bangunan
 Konstruksi Beton
Perencanaan konstruksi beton harus mengikuti :
1) SNI 03-1734-1989 Tata cara perencanaan beton dan struktur
dinding bertulang untuk rumah dan gedung, atau edisi terbaru;
2) SNI 03-2847-1992 Tata cara penghitungan struktur beton untuk
bangunan gedung, atau edisi terbaru;
3) SNI 03-3430-1994 Tata cara perencanaan dinding struktur
pasangan blok beton berongga bertulang untuk bangunan rumah
dan gedung, atau edisi terbaru;
4) SNI 03-3976-1995 atau edisi terbaru; Tata cara pengadukan
pengecoran beton.
5) SNI 03-2834-2000 Tata cara pembuatan rencana campuran beton
normal, atau edisi terbaru; dan
6) SNI 03-3449-2002 Tata cara rencana pembuatan campuran beton
ringan dengan agregat ringan, atau edisi terbaru.
Tata cara pelaksanaan struktur beton untuk bangunan gedung
mencakup hal-hal yang berkaitan dengan ketentuan dan persyaratan
yang meliputi struktur, bahan, keawetan, kualitas, pencampuran,
pengecoran, pencetakan, sampai pada tahap pelindungan dan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

pelaksanaan. Hal-hal yang berkaitan dengan persyaratan bahan


secara lengkap tercantum dalam SNI 03-3449-2002 meliputi proses
pengujian, pemilihan bahan (semen, agregat, air, baja tulangan, dan
bahan tambahan), sampai pada tahap penyimpanan. Adapun prinsip
dasar yang harus diperhatikan dalam membangun gedung dengan
ketinggian maksimal 2 lantai adalah pemilihan dan penggunaan bahan
1) Air
Air berfungsi sebagai pencampur bahan-bahan beton. Air yang
telah bercampur dengan semen akan mengalami persenyawaan
yang berfungsi sebagai perekat antar senyawa. Berikut
persyaratan yang harus diperhatikan dalam pemilihan
penggunaan air pada campuran beton menurut SNI 03-3449-
2002:
a. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan
bebas dari bahan-bahan merusak yang mengandung oli,
asam, alkali, garam, bahan organik, atau bahan-bahan
lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.
b. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang
atau pada beton yang di dalamnya tertanam logam
aluminium, termasuk air bebas yang terkandung dalam
agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah
yang membahayakan.
c. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada
beton, kecuali ketentuan berikut terpenuhi:
d. Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada
campuran beton yang menggunakan air dari sumber yang
sam
Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji morta
yang dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum
harus mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan
90% dari kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang dapat
diminum. Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan
pada adukan serupa, terkecuali pada air pencampur, yang dibuat
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

dan diuji sesuai dengan “Metode uji kuat tekan untuk mortar
semen hidrolis (Menggunakan spesimen kubus dengan ukuran
sisi 50 mm)” (ASTM C109).
2) Baja
a. Persyaratan baja tulangan yang akan digunakan adalah
sebagai berikut: Baja tulangan harus bebas dari lipatan,
retakan, karat, sisik, serpihan, dan lapisan-lapisan yang
dapat mengurangi daya lekat.
b. Untuk tulangan utama (tarik/tekan lentur) harus
digunakan baja tulangan doform (BJTD), dengan jarak
antara dua sirip melintang tidak boleh lebih dari 70%
diameter nominalnya, dan tinggi siripnya tidak boleh kurang
dari 5% diameter nominalnya. o Tulangan dengan Ø ≤
12mm dipakai BJTP 24 (polos), dan untuk tulangan dengan
Ø > 16mm memakai BJTD (deform) bentuk ulir
c. Kualitas dan diameter nominal baja tulangan yang digunakan
harus dibuktikan dengan sertifikat pengujian laboratorium,
yang prinsinya nilai kuat-leleh dan berat per meter panjang
bahan tulangan yang dimaksud.
d. Diameter nominal baja tulangan (baik deform/BJTD) yang
digunakan harus ditentukan dari sertifikat pengujian tersebut
yang ditentukan dengan rumus :

Dimana :
d = diameter nominal (mm)
B = berat baja tulangan (N/mm)
G = berat baja tulangan (Kg/mm)
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Toleransi berat batang contoh yang diijinkan di dalam pasal


ini sebagai berikut :

Ø Tulangan baja tulangan Toleransi berat yang diijinkan


Ø ˂ 10 mm ±7%
10 mm ˂ Ø ˂ 16 mm ±6%
16 mm ˂ Ø ˂ 28 mm ±5%
Ø > 28 mm ±4%

3) Pekerjaan kolom
Proses pekerjaan kolom melalui beberapa tahap, dimulai dari
penyetelan tulangan sampai pada tahap pengecoran dan
finishing. Pada tahap penyetelan tulangan, tulangan yang akan
dipasang disesuaikan dengan jenis tulangan berdasarkan RKS
dan gambar kerja yang ada, baik itu jenis dimensi dan jumlah
tulangannya. Hal yang diperhatikan dalam proses penulangan
kolom antara lain:

Gambar Detail Penulangan Kolom

a. Pembuatan begel diperhitungkan selimut beton (beton


decking) 2,5 cm. Pemasangan begel harus siku dengan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

tulangan pokok, diikat bendrat dengan kuat. Jarak tulangan


begel yang diikat dengan tulangan kolom, 10 cm pada bagian
tumpuan sepanjang ¼L dan sisanya jarak begel 15 cm.
b. Penempatan kait begel selang-seling, tidak boleh satu
sisi/segaris.
c. Tulangan pokok jumlah, posisi, dan diameternya sesuai
dengan gambar. Kedudukan tulangan harus vertikal,
sambunganya tidak boleh satu tempat (diselang-seling).
Tulangan pokok satu dengan lainnya harus berjarak minimal
sama dengan diameternya. Pada ujung tulangan harus diberi
kait 90˚. Setiap pemasangan besi kolom harus diakhiri dengan
pemasangan beton tahu sebelum di bekisting. Tulangan harus
terselimuti beton secara simetris dengan tebal 3 cm.
4) Pekerjaan balok
Pekerjaan balok dilakukan apabila pekerjaan penulangan kolom
sudah selesai dilakukan, yaitu dimulai dari tahap penyetelan
tulangan sampai pada tahap pengecoran dan perawatan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan
penulangan balok sebagai berikut :
a. Pada pembuatan begel; memperhitungkan selimut beton
decking 2,5cm. Pemasangan begel siku-siku terhadap
tulangan pokok/vertikaldiikat dengan bendrat pada tulangan
pokok. Jarak tulangan begelyang dekat tumpuan 10 cm
sejauh ¼ L, yang ditengah berjarak 15 cm. Penempatan
kawat begel selang seling tidak boleh satu sisi.
b. Tulangan pokok; diameter, jumlah, dan posisi sesuai dengan
gambar.Sambungan tidak boleh satu tempat, kedudukannya
harus lurus horisontal. Jarak tulangan pokok baris kesatu
denga kedua dibuatsebesar diameternya. Antar tulangan
tidak boleh bersinggungan, harus diberi jarak
minimum=diameter tulangannya. Pada ujungnyaharus diberi
kait 45˚-90˚. Setiap pemasangan tulangan segera diberitahu
beton (decking).
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

5) Pekerjaan plat lantai


Pekerjaan pelat lantai melalui beberapa tahapan yaitu :
a. Pengurugan pasir;
b. Urugan berupa berupa pasir dan batu dengan ketebalan 10
cm;
c. Pembuatan lantai kerja;
d. Bahan pembuatan lantai kerja berupa semen, pasir, dan
kerikil dengan perbandingan 1:3:5. Pembuatan lantai kerja
dilakukan selama 3 hari;
e. Pekerjaan waterproofing;
f. Pemasangan kawat mesh;
g. Screed;
h. Pemasangan bekisting;
i. Penulangan
Penulangan lantai ada 2 cara, yaitu secara manual dan dengan
menggunakan BRC M8 berukuran 510cm x 210m. Sebelum
dipasang BRC terlebih dahulu dibersihkan dari karat. Pada
pemasangannya BRC bertumpu pada beton decking setebal 7cm.
Beton decking tebuat dari campuran semen dan pasir dengan
perbandingan 1:3, berfungsi untuk mengatur ketebalan
pengecoran. Antara BRC satu dengan lainnya diikat dengan
bindraat dan saling overlap 1 kotak. Penulangan pada pelat lantai
dilakukan dengan dua arah, karena 10/4=25 berdasarkan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

persyaratan ly/lxdiperhatikan dalam pekerjaan penulangan pelat


lantai adalah sebagai berikut :
a. Diameter tulangan polos 10mm, jarak antar tulangan 20cm
as ke as.Selimut beton decking 1,5cm dipasang 5 buah tiap

b. Jarak sisi luar atas tulangan tumpuan dengan telasaran
papan triplek sebesar 10,5 cm (jarak tulangan atas dan
bawah 9 cm)
c. Setiap persilangan tulangan pokok diikat dengan tulangan
balok dengan kawat bendrat
d. Tulangan pelat tidak boleh diikat dengan tulangan balok
e. Pada daerah tumpuan diberi kursi/kuda-kuda setiap jarak
50 cm
f. Sebelum pengecoran semua sparing pipa listrik (lampu, AC,
stop kontak, akses untuk LCD), stek penggantung plafon,
air bersih, air kotor, harus sudah terpasang semua
g. Pemasangan shear connector
h. Pengecoran

Gambar Detail Penulangan Pelat Lantai

6) Konstruksi Baja
Prinsip dasar penggunaan konstruksi baja membutuhkan
perhitungan yang spesifik dan akurat tergantung bentang dan
luasan bangunan. Oleh karena itu, tidak ada standar baku
ukuran yang dapat menjadi sebuah patokan untuk bangunan.
Perencanaan konstruksi baja harus mengikuti :
1. SNI 03-1729-2002 Tata cara perencanaan bangunan baja
untuk gedung, atau edisi terbaru;
2. Tata Cara dan/atau pedoman lain yang masih terkait dalam
perencanaan konstruksi baja;
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

3. Tata Cara Pembuatan atau Perakitan Konstruksi Baja; dan


4. Tata Cara Pemeliharaan Konstruksi Baja selama
Pelaksanaan Konstruksi.
Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum
tertampung, ataubelum mempunyai SNI, digunakan standar baku
dan/atau pedoman teknis.
Berikut ini gambar contoh simulasi sederhana potongan portal
dan detail sambungan baja untuk bangunan dengan ketinggian
maksimal 2 lantai

Gambar Potongan Portal Konstruksi Profil Baja

Gambar Detail Sambungan Profil Baja


Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

7) Konstruksi kayu
Perencanaan konstruksi kayu harus mengikuti :
a. SNI 03-2407-1994 Tata cara pengecatan kayu untuk rumah
dan gedung, atau edisi terbaru;
b. Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu untuk Bangunan
Gedung; dan
c. Tata Cara Pembuatan dan Perakitan Konstruksi Kayu; Dalam
hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung,
atau yang belum mempunyai SNI, digunakan standar baku
dan/atau pedoman
d. Struktur Bawah Bangunan
a) Pondasi Langsung
Kedalaman pondasi langsung harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga dasarnya terletak di atas lapisan tanah yang mantap
dengan daya dukung tanah yang cukup kuat dan selama
berfungsinya bangunan tidak mengalami penurunan yang
melampaui batas
b) Perhitungan daya dukung dan penurunan pondasi dilakukan sesuai
teori mekanika tanah yang baku dan lazim dalam praktek,
berdasarkan parameter tanah yang ditemukan dari penyelidikan
tanah dengan memperhatikan nilai tipikal dan korelasi tipikal dengan
parameter tanah yang lain
c) Pelaksanaan pondasi langsung tidak boleh menyimpang dari
rencana dan spesifikasi teknik yang berlaku atau ditentukan oleh
perencana ahli yang memiiki sertifikasi sesuai
d) Pondasi langsung dapat dibuat dari pasangan batu atau konstruksi
beton bertulang
e. Pondasi Dalam
a) Pondasi dalam pada umumnya digunakan dalam hal lapisan tanah
dengan daya dukung yang cukup terletak jauh di bawah permukaan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

tanah, sehingga penggunaan pondasi langsung dapat menyebabkan


penurunan yang berlebihan atau ketidakstabilan konstruksi.
b) Perhitungan daya dukung dan penurunan pondasi dilakukan sesuai
teori mekanika tanah yang baku dan lazim dalam praktek,
berdasarkan parameter tanah yang ditemukan dari penyelidikan
tanah dengan memperhatikan nilai tipikal dan korelasi tipikal dengan
parameter tanah yang lain.
c) Umumnya daya dukung rencana pondasi dalam harus diverifikasi
dengan percobaan pembebanan, kecuali jika jumlah pondasi dalam
direncanakan dengan faktor keamanan yang jauh lebih besar dari
faktor keamanan yang lazim.
d) Percobaan pembebanan pada pondasi dalam harus dilakukan
dengan berdasarkan tata cara yang lazim dan hasilnya harus
dievaluasi oleh perencana ahli yang memiliki sertifikasi sesuai.
e) Jumlah percobaan pembebanan pada pondasi dalam adalah 1%
dari jumlah titik pondasi yang akan dilaksanakan dengan penentuan
titik secara random, kecuali ditentukan lain oleh perencana ahli serta
disetujui oleh Dinas Bangunan.
f) Pelaksanaan konstruksi bangunan gedung harus memperhatikan
gangguan yang mungkin ditimbulkan terhadap lingkungan pada
masa pelaksanaan konstruksi
g) Dalam hal lokasi pemasangan tiang pancang terletak di daerah tepi
laut yang dapat mengakibatkan korosif harus memperhatikan
pengamanan baja terhadap korosi.
h) Dalam hal perencanaan atau metode pelaksanaan menggunakan
pondasi yang belum diatur dalam SNI dan/atau mempunyai paten
dengan metode konstruksi yang belum dikenal, harus mempunyai
sertifikat yang dikeluarkan instansi yang berwenang.
i) Apabila perhitungan struktur menggunakan perangkat lunak harus
menggunakan perangkat lunak yang diakui oleh asosiasi terkait.
Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung, atau
yang belum mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau pedoman
teknis.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

f. Keandalan Struktur
a) Keselamatan Struktur
1) Untuk menentukan tingkat keandalan struktur bangunan, harus
dilakukan pemeriksaan keandalan bangunan secara berkala
sesuai dengan ketentuan dalam pedoman/petunjuk teknis tata
cara pemeriksaan keandalan bangunan gedung
2) Perbaikan atau perkuatan struktur bangunan harus segera
dilakukan sesuai rekomendasi hasil pemeriksaan keandalan
bangunan gedung, sehingga bangunan gedung selalu
memenuhi persyaratan keselamatan struktur
3) Pemeriksaan keandalan bangunan gedung dilaksanakan secara
berkala sesuai klasifikasi bangunan dan harus dilakukan atau
didampingi oleh ahli yang memiliki sertifikasi sesuai
b) Persyaratan Bahan
1) Bahan struktur yang digunakan harus sudah memenuhi semua
persyaratan keamanan, termasuk keselamatan terhadap
lingkungan dan pengguna bangunan, serta sesuai standar teknis
(SNI) yang terkait
2) Bahan yang dibuat atau dicampurkan di lapangan, harus diproses
sesuai dengan standar tata cara yang baku untuk keperluan yang
dimaksud
3) Bahan bangunan prefabrikasi harus dirancang sehingga memiliki
sistem hubungan yang baik dan mampu mengembangkan
kekuatan bahan- bahan yang dihubungkan, serta mampu
bertahan terhadap gaya angkat pada saat
pemasangan/pelaksanaan
4) Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum
tertampung, atau yang belum mempunyai SNI, digunakan standar
baku dan/atau pedoman teknis
c) Pendekatan Sistem Utilitas Bangunan
Persyaratan utilitas bangunan gedung meliputi persyaratan sistem
penghawaan, pencahayaan, komunikasi dalam bangunan,
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

kemampuan bangunan terhadap bahaya petir dan bahaya kelistrikan


dan sanitasi.

g. Sistem Penghawaan
Persyaratan teknis sistem ventilasi, kebutuhan ventilasi, harus mengikuti :
 SNI 03-6390-2000 Konservasi energi sistem tata udara pada
bangunan gedung;
 SNI 03-6572-2001 Tata cara perancangan sistem ventilasi dan
pengkondisian udara pada bangunan gedung, atau edisi terbaru;
 Standar tentang tata cara perencanaan, pemasangan dan
pemeliharaan sistem ventilasi;
 Standar tentang tata cara perencanaan, pemasangan dan
pemeliharaan sistem ventilasi mekanis. Dalam hal masih ada
persyaratan lainnya yang belum tertampung, atau yang belum
mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau pedoman
teknis.

Tabel. Kebutuhan Laju Udara Ventilasi Berdasarkan SNI 03-6572-2001


Kerapatan Kebutuhan Udara luar
Fungsi penghunian per Satuan
100 m2 Luas lantai Merokok Tidak Merokok
Ruang Kerja 7 orang 0,30 0,15 m3 /
Ruang Pertemuan 60 orang 1,05 0,21 min
WC Umum 100 orang 2,25 3,25 orang

h. Sistem Pencahayaan
Persyaratan pencahayaan harus mengikuti :
 SNI 03-6197-2000 Konservasi energi sistem pencahayaan buatan
pada bangunan gedung, atau edisi terbaru;
 SNI 03-2396-2001 Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami
pada bangunan gedung, atau edisi terbaru;
 SNI 03-6575-2001 Tata cara perancangan sistem pencahayaan
buatan pada bangunan gedung, atau edisi terbaru. Dalam hal masih
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

ada persyaratan lainnya yang belum tertampung, atau yang belum


mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau pedoman teknis

Tabel. Daya Maksimum Pencahayaan

Jenis Bangunan / Ruangan Data Pencahayaan


Maksimum Watt / m2
Kantor 15,0
Ruang Kelas 15,0
Auditorium 25,0
Gudang 5,0
Pintu masuk dengan kanopi gedung kantor 15,0
Taman 1,0
Jalan untuk kendaraan dan pejalan kaki 1,5
Tempat Parkir 2,0

Sumber : SNI 03-6759-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Teknis


Konservasi Energi pada Bangunan Rumah dan Gedung

i. Sistem Komunikasi Dalam Bangunan


Persyaratan komunikasi dalam bangunan gedung dimaksudkan sebagai
penyediaan sistem komunikasi baik untuk keperluan internal bangunan
maupun untuk hubungan ke luar, pada saat terjadi kebakaran dan/atau
kondisi darurat lainnya. Termasuk antara lain: sistem telepon, sistem
tata suara, sistem voice evacuation, dan lain-lain.
Penggunaan instalasi tata suara pada waktu keadaan darurat
dimungkinkan asal memenuhi pedoman dan standar teknis yang
berlaku.
 Perencanaan Komunikasi dalam Gedung
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

1) Sistem instalasi komunikasi telepon dan sistem tata komunikasi


gedung dan lain-lainnya, penempatan harus mudah diamati,
dioperasikan, dipelihara, tidak membahayakan, mengganggu
dan merugikan lingkungan dan bagian bangunan serta sistem
instalasi lainnya, serta direncanakan dan dilaksanakan
berdasarkan standar, normalisasi teknik dan peraturan yang
berlaku.
2) Peralatan dan instalasi sistem komunikasi harus tidak
memberi dampak, dan harus diamankan terhadap gangguan
seperti interferensi gelombang elektro magnetik dan lain-lain.
3) Secara berkala dilakukan pengukuran/pengujian terhadap EMC
(Electro Magnetic Campatibility). Apabila hasil pengukuran
terhadap EMC melampaui ambang batas yang ditentukan,
maka langkah penanggulangan dan pengamanan harus
dilakukan.
 Instalasi telepon
1) Saluran masuk sistem telepon harus memenuhi persyaratan: (i)
Tempat pemberhentian ujung kabel harus terang, tidak ada
gena- ngan air, aman dan mudah dikerjakan. (ii) Ukuran lubang
orang (manhole) yang melayani saluran masuk ke dalam
gedung untuk instalasi telepon minimal berukuran 1,50 m x 0,80
m dan harus diamankan agar tidak menjadi jalan air masuk ke
bangunan gedung pada saat hujan dll. (iii) Diupayakan dekat
dengan kabel catu dari kantor telepon dan dekat dengan jalan
besar.
2) Penempatan kabel telepon yang sejajar dengan kabel listrik,
minimal berjarak 0,10 m atau sesuai ketentuan yang berlaku.
3) Ruang PABX/TRO sistem telepon harus memenuhi persyaratan:
(i) Ruang yang bersih, terang, kedap debu, sirkulasi udaranya
cukup dan tidak boleh kena sinar matahari langsung, serta
memenuhi persyaratan untuk tempat peralatan; (ii) Tidak boleh
digunakan cat dinding yang mudah mengelupas; (iii) Tersedia
ruangan untuk petugas sentral dan operator telepon.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

4) Ruang batery sistem telepon harus bersih, terang, mempunyai


dinding dan lantai tahan asam, sirkulasi udara cukup dan udara
buangnya harus dibuang ke udara terbuka dan tidak ke ruang
publik, serta tidak boleh kena sinar matahari langsung.
j. Sistem Kemampuan Bangunan Terhadap Bahaya Petir dan Bahaya
Kelistrikan
 Persyaratan Instalasi proteksi Petir
Persyaratan proteksi petir harus memperhatikan :
1) Perencanaan sistem proteksi petir
2) Instalasi Proteksi Petir
3) Pemeriksaan dan Pemeliharaan Persyaratan siste proteksi petir
harus memenuhi SNI 03-7015-2004 Sistem proteksi petir pada
bangunan gedung
Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung,
atau yang belum mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau
pedoman teknis
 Persyaratan Sistem Kelistrikan
Persyaratan sistem kelistrikan harus memperhatikan :
1) Perencanaan instalasi listrik;
2) Jaringan distribusi listrik;
3) Beban listrik;
4) Sumber daya listrik;
5) Transformator distribusi;
6) Pemeriksaan dan pengujian;
7) Pemiliharaan
Persyaratan sistem kelistrikan harus mengikuti :
1) SNI 04-0227-1994 Tegangan standar, atau edisi terbaru
2) SNI 04-0225-2000 Persyaratan umum instalasi listrik (PUIL
2000), atau edisi terbaru
3) SNI 04-7018-2004 Sistem pasokan daya listrik darurat dan
siaga, atau edisi terbaru
4) SNI 04-7019-2004 Sistem pasokan daya listrik darurat
menggunakan energi tersimpan, atau edisi terbaru
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung,


atau yang belum mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau
pedoman teknis.

k. Sistem Sanitasi
 Persyaratan Plumbing dalam Bangunan
Persyaratan plambing dalam bangunan gedung harus mengikuti :
1) Kualitas air minum mengikuti Peraturan Pemerintah Nomor 16
Tahun 2005 tentang Pengembangan sistem Air Minum dan
Permenkes 907/2002, sedangkan instalasi perpipaannya
mengikuti Pedoman Plambing
2) SNI 03-6481-2000 Sistem Plambing 2000, atau edisi terbaru
3) Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum
tertampung, atau yang belum mempunyai SNI, digunakan standar
baku dan/atau pedoman teknis
Sistem Pengolahan dan Pembuangan air limbah / kotor
Persyaratan teknis air limbah harus mengikuti :
1) SNI 03-6481-2000 Sistem plambing 2000, atau edisi terbaru
2) SNI 03-2398-2002 Tata cara perencanaan tangki septik dengan
sistem resapan, atau edisi terbaru
3) SNI 03-6379-2000 Spesifikasi dan pemasangan perangkap bau,
atau edisi terbaru
4) Tata cara perencanaan, pemasangan dan pemeliharaan sistem
pembuangan air limbah dan air kotor pada bangunan gedung
mengikuti standar baku serta ketentuan teknis yang berlaku
Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung,
atau yang belum mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau
pedoman teknis
 Persyaratan penyaluran air hujan
Persyaratan penyaluran air hujan harus mengikuti :
1) SNI 03-4681-2000 Sistem plambing 2000, atau edisi terbaru
2) SNI 03-2453-2002 Tata cara perencanaan sumur resapan air
hujan untuk lahan pekarangan, atau edisi terbaru
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

3) SNI 03-2459-2002 Spesifikasi sumur resapan air hujan untuk


lahan pekarangan, atau edisi terbaru
4) Standar tentang tata cara perencanaan, pemasangan, dan
pemeliharaan sistem penyaluran air hujan pada bangunan
gedung
Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum
tertampung, atau yang belum mempunyai SNI, digunakan
standar baku dan/atau pedoman teknis.
 Persyaratan fasilitasi sanitasi dalam Bangunan (Saluran
Pembuangan Air Kotor, Tempat Sampah, Penampungan
Sampah, dan/atauPengolahan Sampah)
1) Sistem pembuangan sampah padat direncanakan dan
dipasang dengan mempertimbangkan fasilitas
penampungan dan jenisnya
2) Pertimbangan fasilitas penampungan diwujudkan dalam
bentuk penyediaan tempat penampungan kotoran dan
sampah yang diperhitungkan berdasarkan fungsi bangunan,
jumlah penghuni, dan volume kotoran dan sampah
3) Potensi reduksi sampah padat dapat dilakukan dengan
mendaur ulang, memanfaatkan kembali beberapa jenis
sampah seperti botol bekas, kertas, kertas koran, kardus,
aluminium, kaleng, wadah plastik dan sebagainya
4) Dengan demikian harus disediakan tempat sampah untuk
mendaur ulang.
5) Pertimbangan jenis sampah padat diwujudkan dalam bentuk
penempatan pewadahan dan/atau pengolahannya yang
tidak mengganggu kesehatan penghuni, masyarakat dan
lingkungannya
6) Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum
tertampung, atau yang belum mempunyai SNI, digunakan
standar baku dan/atau pedoman teknis

4. Pendekatan Pembiayaan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Yakni aspek yang berhubungan dengan penggunaan biaya pembangunan.


Perencanaan pembangunan mengacu pada anggaran yang telah disediakan
dengan harapan seluruh komponen bangunan dapat mewujudkan keberadaanya,
sesuai yang telah ditentukan dalam KAK/TOR dan perubahannya dengan nilai
ekonomi yang menguntungkan.

Sebagaimana lazimnya bangunan pendidikan, biaya pembangunan fisik


cenderung terbatas, meskipun tidak harus diartikan sebagai sederhana dan tidak
optimal. Untuk menyiasati keterbatasan ini, pendekatan manajemen alokasi
penggunaan dana perlu dipertimbangkan. Salah satu cara yang dapat ditempuh
adalah untuk ruang dan bangunan yang kurang memerlukan tampilan-tampilan
secara spesifik diusahakan sangat efisien dan cukup memenuhi standar minimal
dan sangat fungsional (fisik). Sebagai contoh bangunan/ruangan, mekanikal-
elektrikal, serta bangunan-bangunan service lainnya. Dengan cara ini secara
keseluruhan akan diperoleh kelebihan- kelebihan yang dapat dioptimalkan untuk
ruangan/bangunan yang memerlukan penyelesaian-penyelesaian khusus.
Ketinggian bangunan, ketinggian tiap lantai diarahkan sampai tingkat memenuhi
standar saja sehingga efisiensi bahan bangunan akan diperoleh.

5. Pendekatan Persyaratan Bangunan

Adapun beberapa kriteria, ketentuan, dan standar teknis yang akan menjadi acuan
sekaligus pendekatan bagi penerima tugas untuk mendesain, antara lain :

1. Persyaratan Tata Bangunan:

a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas


 Menjamin bangunan gedung didirikan pada lokasi yang sesuai
dengan peruntukannya berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata
bangunan yang ditetapkan pada kawasan yang bersangkutan.
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai KDB
dan KLB yang sesuai dengan ketentuan tata ruang dan tata
bangunan yang ditetapkan pada kawasan yang bersangkutan.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai GSB


dan jarak bebas bangunan yang dapat menjamin keselamatan dan
kesehatan bagi penghuni dan lingkungannya.

b. Persyaratan Arsitektur

 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan


karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya
daerah sehingga seimbang serasi dan selaras dengan lingkungannya
(fisik, sosial dan budaya).
 Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
c. Persyaratan dampak lingkungan
Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
d. Persyaratan Teknis dan Desain Plambing

 Persyaratan Teknis dan Desain Plambing untuk Air Minum


 Persyaratan Teknis dan Desain Plambing untuk Air Kotor
 Persyaratan Teknis dan Desain Plambing untuk Kebakaran

2. Persyaratan Keandalan Bangunan

a. Persyaratan Keselamatan :
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban
yang timbul akibat perilaku alam dan manusia, termasuk gempa, angin
dan petir.
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mampu memproteksi
secara pasif dan aktif terhadap bahaya kebakaran, seperti :
- cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
- cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki
lokasi untuk memadamkan api.
- dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.

b. Persyaratan Kesehatan :

 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai sirkulasi


udara yang mencukupi dan sehat bagi pemakai.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

 Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup dan


sehat, baik alami maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya
kegiatan dalam bangunan gedung.
 Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya.
 Menjamin terwujudnya kebersihan kesehatan dan memberikan
kenyamanan bagi pemakai bangunan dan lingkungan.
 Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi
dengan baik.

c. Persyaratan Kemudahan/ Aksesibilitas :

 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai


aksesibilitas horisontal dan vertikal yang efisien, nyaman, dan
memadai yang dapat menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam
gedung tersebut.
 Menjamin tersedianya akses evakuasi bagi pemakai gedung/ kantor
yang dalam keadaan darurat dapat menyelematkan diri apabila terjadi
bencana kebakaran, gempa, atau bencana lainnya.
 Menjamin tersedianya aksesibilitas bagi penyandang cacat, apabila
dalam gedung tersebut pemakai atau masyarakat yang dilayani
penyandang cacat dan lanjut usia
 Menjamin tersedianya prasarana dan sarana bangunan gedung
yang dapat menunjang terselenggaranya fungsi Kantor, termasuk
pertandaan di dalam dan di luar bangunan.

d. Persyaratan Kenyamanan:

 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai ruang


gerak dan hubungan antar ruang yang efektif, efisien, nyaman, dan
memadai yang dapat menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam
bangunan tersebut.
 Menjamin tersedianya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

 Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami


maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
 Menjamin terwujudnya suasana kerja yang nyaman dari gangguan
suara dan getaran yang tidak diinginkan.

Kriteria Khusus :

Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifikasi


berkaitan dengan bangunan gedung yang direncanakan, yang meliputi:

1. Bangunan Gedung yang direncanakan merupakan bagian dari kesatuan lingkungan


yang ada di sekitarnya (fisik, alam dan sosial budaya) dalam rangka implementasi
penataan bangunan dan lingkungan;
2. Bangunan Gedung yang direncanakan diharapkan mencerminkan identitas setempat
pada wujud arsitektur bangunan tersebut;
3. Bangunan Gedung yang direncanakan harus memenuhi standar perencanaan multi-
storey building untuk perkantoran, antara lain meliputi : luasan ruang (tipe
ruang/unit), volume ruang/unit, panjang bangunan maksimal yang disyaratkan,
perencanaan ruang-ruang publik (bersama), dll.
4. Bangunan Gedung hendaknya fungsional dan efisien dalam pemanfaatan, pengelolaan
dan pemeliharaannya.
5. Dapat meningkatkan citra Bangunan Gedung , layak huni, indah, produktif dan berjati
diri.
6. Rancangan bangunan dapat berupa bangunan tunggal ataupun bangunan dengan
massa banyak (lebih dari satu), lengkap dengan fasilitas pendukungnya.
7. Tipe Bangunan Bangunan Gedung dapat bervariasi sesuai usulan Perencana, yang
diharapkan dapat dikelompokkan sesuai kegiatan kerja atau jasa pelayanan dan zoning
tingkat keramaian/ kebisingan jumlah masyrakat yang harus dilayani.

Ketentuan-ketentuan lainnya

Selain kriteria diatas, berlaku pula beberapa ketentuan-ketentuan seperti, Standar, Pedoman
dan peraturan yang berlaku, antara lain :

Kajian terhadap Studi/ Desain yang terkait


Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Selain kriteria di atas, terdapat pula beberapa desain yang terkait yang telah ada
sebelumnya, antara lain misalnya kantor–kantor pemerintah yang telah terbangun
sebelumnya.

Dalam penyusunan pekerjaan, konsultan melakukan pendekatan dan metode berdasarkan


pola pikir kegiatan dengan mengacu kepada kebijakan dan mikro).dan peraturan yang
terkait (makro)

V.1.2. METODOLOGI PEKERJAAN

Adapun tahap-tahap kegiatan Penyusunan Panduan untuk perencanaan, perancangan,


penaksiran, pelaksanaan pembangunan serta pengelolaan bangunan gedung pendidikan
meliputi :
1. PERSIAPAN
Koordinasi dan konsultasi internal/ eksternal

Dalam tahap persiapan, konsultan menyusun program kerja kegiatan secara keseluruhan,
dengan melakukan konsolidasi dan koordinasi baik dalam internal tim tenaga ahli maupun
dengan instansi terkait seperti Pemerintah Daerah setempat untuk mendapatkan
pengarahan awal sebagai bahan langkah kerja di dalam menangani pekerjaan ini.

Konsultan juga akan memaparkan dan memberikan interpetasi terhadap tugas yang
diberikan dan menentukan Sasaran atau Target Proyek Bangunan Gedung Pengadilan
Agama ini.

Pendataan Awal

Pada tahapan ini, konsultan akan menetapkan metode survey dan perangkat yang akan
digunakan, yaitu berupa pengumpulan data primer maupun sekunder termasuk informasi
yang dapat menunjang perancangan dengan melakukan survey lapangan dan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

menentukan delineasi batas-batas. Selain metode, konsultan juga menyusun instrumen


analisis untuk melakukan kajian terhadap data-data yang telah terkumpul.

Konsultan juga melakukan persiapan terhadap kegiatan lain seperti administrasi proyek,
penyiapan personil serta persiapan rencana kerja dalam sebuah kerangka jadwal kerja,
sehingga setelah persiapan matang dapat dilakukan kegiatan studi lapangan dan literatur.

Adapun rincian kegiatan persiapan akan meliputi :

 Interpretasi secara garis besar terhadap Kerangka Acuan Kerja


 Koordinasi dengan pihak terkait
 Konsolidasi Tim dan Review
 Menyusun Jadwal (program kerja perencanaan)
 Mengumpulkan data awal (penelitian, peraturan, dan lain-lain) dan
informasi lapangan (termasuk penyelidikan tanah sederhana)
 Penyusunan Metodologi
 Penetapan lokasi kunjungan lapangan dan dokumentasi elektronik
 konsep perencanaan
 sketsa gagasan
 dan konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai
peraturan daerah/ perizinan bangunan.

2. STUDI LITERATUR

Kegiatan studi literatur sangatlah diperlukan untuk mendapatkan sumber data atau bahan
didalam melakukan evaluasi terhadap produk Penyusunan Perencanaan konsep model-
model bangunan gedung studi literatur/ studi terkait meliputi :

 Studi tentang norma-norma, standar-standar, prosedur, peraturan dan lain- lain


 Studi dari text book, dan teori-teorinya
 Studi-studi yang berkaitan dengan bangunan gedung pemerintah.
 Contoh-contoh dan studi banding dari berbagai bangunan gedung
pemerintah di beberapa lokasi
Studi literatur yang dapat menjadi acuan untuk aspek teknis-substansial maupun
kebijakan dan peraturan yang terkait dengan perencanaan, perancangan, persyaratan
teknis, pelaksanaan pembangunan, dan pengawasan pembangunan diantaranya adalah
sebagai berikut:
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

 Persyaratan Teknis Bangunan Gedung (Kep. Men. PU No. 441/KPTS/1998)


 Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Gedung Umum dan
Lingkungan (KepMen PU No. 468/KPTS/1998)
 Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada
 Bangunan Gedung dan Lingkungan (KepMeneg PU No. 1 0/KPTS/2000)
 Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
(KepMeneg PU No. 11 IKPTS/2000)
 KepMen Kimpraswil No. 332/KPTSIM/2002 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara dan yang lainya.

Pada tahap ini konsultan akan menggabungkan hasil-hasil studi literatur.


Kemudian dari hasil studi tersebut di atas, konsultan melakukan
pengelompokan data berdasarkan aspek-aspek:

 Fungsional
 Struktural
 Arsitektural
 Utilitas, ME dan Sanitasi

3. SURVEY LOKASI

Melakukan survey dan kunjungan lapangan yang disertai oleh Pemberi Anggaran /
Penggunaan Anggaran / Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau dalam hal ini Mahkamah
Agung Republik Indonesia Satuan Kerja Pengadilan Agama Gedong Tataan untuk
melakukan pengukuran dan penelitian tentang lokasi dan daya dukung tanah dengan
tujuan untuk melihat lebih detail dan mendokumentasikan secara elektronik lokasi
Bangunan yang akan dibangun. Kunjungan ini tak terlepas dari kontrol Pemerintah
Daerah, Pemberi Anggaran / Penggunaan Anggaran / Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
agar dalam pembuatan rencana tapak bangunan, perkiraan biaya dan pengurusan
perizinan, dan lain-lain tidak mengalami perbedaan data.

4. ANALISIS SINTESIS

Pada tahap ini konsultan melakukan analisis terhadap hasil kompilasi data dan
merumuskannya dalam beberapa kategori sebagai berikut :
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

a. Tata Lingkungan Bangunan Gedung yang merupakan Identifikasi Masalah Perkotaan,


mencakup bidang arsitektur kawasan dan bangunan, estetika, fungsional, ekonomis
dan sosial kemasyarakatan
b. Penentuan Kriteria berdasarkan Kerangka Acuan Kerja Proyek

5. FORMULASI KONSEP PERANCANGAN

Formulasi Konsep Perancangan yang didapatkan dari hasil analisis dan temuan berupa:
a. Pemahaman umum;
melingkupi kepadatan lahan, peraturan-peraturan daerah yang berlaku, norma-norma
sosial yang ada, standar-standar dan time frame.
b. Tata Lingkungan;

melingkupi aspek-aspek perencanaan kawasan, yaitu :

Bentuk Arsitektur

Konsep Arsitektur dan Program Ruang merupakan bagian penting dalam kegiatan
perancangan arsitektur, suatu konsep mengandung kelayakan karena konsep
menunjang maksud, tujuan dan sasaran suatu proyek dan memperhatikan
karakteristik-karakteristik dan keterbatasan-keterbatasan yang khas dan ada dalam
suatu kegiatan/ proyek.
Peranan konsep dalam konteks arsitektur, yaitu suatu konsep mengemukakan suatu
cara khusus, bahwa syarat-syarat suatu rencana, konteks dan keyakinan-keyakinan
dapat digabungkan bersama. Jadi konsep merupakan bagian penting dari
perancangan arsitektur.
Konsep yang utama yaitu bentuk mengikuti fungsi tanpa mengabaikan kaidah-kaidah
bentuk arsitektur setempat yang ada.
Dengan pertimbangan kemudahan dalam perancangan maka tatanan masa dengan
memakai sistem modul dan konsep ‘HIBUALAMO’ yaitu bentuk dasar segi Delapan.

Penataan Horisontal (site plan)

Dari penjelasan Model penataan masa maka dengan mudah dapat ditentukan suatu
tatanan lengkap pada suatu tapak degan tetap memperhatikan zonasi dari program
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

ruang, orientasi orientasi terhadap matahari, lingkungan sekitar tapak, rencana


pentahapan.

Selain dari hal –hal diatas juga perlu diperhatikan jarak antara dua masa bangunan,
selain mengikuti peraturan daerah setempat maka jarak paling dekat adalah 3 meter
antara dua bidang massif, sedangkan untuk bidang berjendela paling dekat 9 meter
dengan pertimbangan kondisi pencahayaan dan udara .

Kemungkinan Pentahapan dan Penambahan

Kemungkinan pentahapan bangunan baik secara horizontal maupun vertical dengan


memakai suatu model pada bentukan masa dan sistem yang dapat menyatukan satu
masa dengan masa lainnya. Perlu diperhatikan sistem penyatuan dua masa seperti
sistem siar dilatasi .

a. Konsep Bangunan

Zona dan Program Ruang

Pada Pembahasan sebelumnya penerima tugas telah menguraikan bahwa zonasi


ruang pada tapak tergantung dari aksesibilitas pada tapak, dan program kegiatan.

Zona secara umum ditetapkan sebagai berikut :

 Zona untuk Daerah Publik,


 Zona untuk Daerah Privat,
 Zona untuk Daerah Servis,

 Zona Halaman Terbuka sebagai space pengikat atau pusat orientasi dan
sarana penunjang, parkir dan lain-lain.

b. Struktur Bangunan

Telah ditetapkan struktur pada bangunan adalah beton bertulang dan baja .
Penggunaan struktur Beton Bertulang untuk bangunan 2 (dua) lantai harus
memperhatikan hal-hal berikut ini:

 Minimal mempunyai kekuatan K 250 .


Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

 Untuk struktur seperti kolom, dimensi dan penempatannya harus


diperhatikan yaitu diusahakan rata dalam sehingga ruang sisal bisa clean
 Balok balok terutama pada ruang tangga harus diperhatikan jangan
terjadi penebalan yang dapat mengakibatkan penumpukan debu.
 Pelat lantai dapat menggunakan sistem pelat balok anak biasa.
 Pembagian grid kolom diusahakan mengacu kepada sistem modul yang
sudah ditetapkan sehingga memudahkan dalam pembagian bukaan
bukaan Jendela dan memudahkan pengembangan layout ruang dalam
perencanaannya.
 Penggunaan baja merupakan alternatif pada pekerjaan atap untuk
efisiensi dan waktu pelaksanaan yang lebih cepat.

c. Bahan Bangunan

Bahan bangunan yang digunakan sesuai dengan standar buku biru yang berlaku
tetapi khusus pada bangunan gedung perlu diperhatikan hal - hal sebagai berikut:

 Bahan penutup lantai yang umum dipakai adalah keramik, tetapi


keramik mempunyai kelemahan yaitu bila sistem pemasangannya tidak
baik maka ada kecenderungan melendut dan pecah.
 Pada tangga yaitu pada injakan perlu adanya karet atau keramik anti
slip untuk keamanan pemakai gedung dan penyandang cacat.
 Bahan daun pintu lebih baik digunakan panil kayu .
 Penggunaan plin dirasa perlu demi menjaga kebersihan pada dinding
bagian bawah.
 Plafon menggunakan bahan yang mudah dalam perawatan

d. Utilitas Bangunan
Secara umum utilitas yang perlu diperhatikan adalah :

 Terpenuhinya kebutuhan air bersih di KM/ WC.


 ‘Water Tank’ diletakkan pada zona servis dan tertutup, daya tampung
tangki harus dperhitungkan untuk cadangan hydrant pemadam kebakaran.
 Saluran saluran talang harus ditempatkan pada lokasi yang baik
dan tidak terekspos dan tidak mudah untuk dijangkau.

e. Mekanikal - Elektrikal
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Merupakan suatu konsep yang menggunakan sumber energi listrik dari


Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk penerangan/ pencahayaan bangunan
beserta kelengkapannya.
Sebagai sumber energi berbagai instalasi dalam bangunan maka penempatan
sumber energi listrik sangat ditentukan jenis instalasi dalam bangunan yang
digunakan dan dengan demikian penempatan instalasi dalam bangunan
tersentralisir/ integrasi dengan penempatan sumber energi agar pemanfaatan
energi dapat terkoordinasi dengan rapi dan efisien.
Syarat-syarat instalasi listrik :
a) Tegangan tinggi dipasang terpisah dengan tegangan rendah.
b) Dihindarkan dari tempat-tempat yang lembab dan basah.
c) Dipasang terbenam dalam bidang dan lantai (aman, pekerjaan mudah,
pengontrolan sukar).
d) Dipasang diluar dinding dan lantai (tingkat keamanan rendah, pekerjaan
mudah, pengontrolan mudah).
e) Variasi instalasi. Ditentukan oleh produk yang diinginkan dan syarat-syarat
kabel yang dianjurkan.

f. Bentuk Arsitektur

Bentuk dari Bangunan Gedung dengan menerapkan model penataan masa


maka secara keseluruhan bentuk akan mengikuti kebutuhan akan ruang pada
tapak.

g. Sketsa Gagasan
Dalam mengolah Formulasi Konsep Perancangan, konsultan harus
memperhatikan atau melibatkan masukan/pendapat stakeholder dengan
memperhatikan asas-asas sebagai berikut :

a. Bentuk dasar bangunan mengakomodasi konsep ‘HIBUALAMO’ bentuk


segi delapan.
b. Bangunan gedunghendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak
berlebihan.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

c. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan kepada kemewahan material,


tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan
fungsi sosial bangunan.
d. Dengan batasan tidak mengganggu produktifitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umumya, hendaknya biaya diusahakan
serendah mungkin.
e. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat
dilaksanakan dalain waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
f. Bangunan gedung Pemerintah hendaknya mendukung peningkatkan kualitas
lingkungan di sekitarnya.
g. Disamping fungsional, dalam keterbatasan luas ruang dalam, tata ruang dalam
hendaknya mempertimbangkan tata perletakan bukaan, dan tata letak perabot
yang efisien.

6. PRA RENCANA

Tahap Penyusunan Pra Rencana, berisi tentang pengejewantahan konsep perancangan


ke bentuk rencana tapak, rencana fungsi bangunan, rencana arsitektur, rencana struktur,
rencana utilitas.
Konsep Dasar Perancangan
Merupakan prinsip-prinsip dasar dalam perancangan, terdiri dari :
1) Adaptibiltas
Membuat suatu bentuk rancangan bangunan yang dapat menampung segala jenis
perilaku dalam bangunan. Bangunan dapat mengakomodasi interaksi sosial karena
keragaman perilaku pengguna.

2) Aksesibilitas
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Bangunan dengan kemudahan bergerak baik diluar maupun di dalam lingkungan.


Perancangan yang digunakan adalah dengan penerapan pola sirkulasi yang jelas
dan terbuka dan dapat dijangkau dari segala arah

3) Kenyamanan
Bangunan yang dirancang memiliki kenyamanan dari segi bangunan dan segi
manusia. Rancangan harus dapat mewadahi perilaku yang bermacam– macam.
Ruang harus dapat digunakan dari semua golongan perilaku.

4) Privasi
Ruang dalam bangunan dapat menimbulkan privasi sehingga pemakai tidak merasa
terganggu oleh aktifitas lain dalam bangunan yang sama. Dalam hal ini ruang untuk
pemakai yang membutuhkan tingkat konsentrasi tinggi.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

5) Sosialitas
Bangunan dapat mewadahi kemampuan seseorang dalam melakukan hubungan
dengan lingkungannya. Memberikan ruang yang berkesan akrab sehingga dalam
melakukan hubungan sosial dapat berjalan dengan baik.

6) Terlindung
Kecenderungan dari pemakai bangunan ingin merasa aman dan terlindung dari
lingkungan tanpa merasa terkekang. Arahan bangunan adalah dengan memberikan
elemen pembatas bangunan dengan lingkungan sekitar

7) Mengawasi
Kemampuan perletakkan bangunan untuk mengawasi dan aktifitas lainnya dalam
suatu lingkungan, yaitu dengan meletakkan bangunan ditempat– tempat yang mudah
baik secara visual maupuan aksesbilitas.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Konsep Tapak/Tatanan Ruang Luar


1) Zoning
Zoning tapak memperhatikan keadaan lingkungan sekitar, kesesuaian dengan
kegiatan dan kemudahan sirkulasi. Zoning tapak terbagi atas zona pengelola, zona
pelatihan, dan zona hunian.
Zona pelatihan perletakkan di bagian akhir/belakang karena berhubungan dengan
kebisingan, sedangkan zona penerima dan parkir kendaraan berada paling awal
karena bersifat publik dan zona bersama menjadi penghubung zona yang lain.

2) Sirkulasi
Sirkulasi terdiri dari kendaraan bermotor dan pejalan kaki yaitu berupa pedestrian.
Sebaiknya menggunakan pencapain secara langsung (linier) dimana suatu
pendekatan yang mengarah langsung ke suatu tempat melalui sebuah jalan lurus
yang segari dengan sumbu bangunan, hal ini akan memudahkan dalam pencapaian
ke bangunan, sehingga tidak membingungkan pegunjung.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

3) Orientasi Bangunan
Dalam memberikan citra permulaan yang baik bagi pengunjung, orientasi bangunan
utama berorientasi ke arah utara. Hal ini mempertimbangkan :
 Tata letak bangunan yang ingin ditonjolkan terhadap kawasan
 Arah datang sinar matahari, dikaitkan dengan efisiensi energi dan
pemanfaatan efek bayangan pada bangunan
 Best view yang baik, berpengaruh terhadap pembentukan orientasi
bangunan yang berkesan mengundang. Hal ini disesuaikan dengan jalan
utama

4) Tata Ruang Hijau


Rancangan harus dapat mewadahi beragam aktifitas, memberikan rangsangan
indrawi yang reaktif, memiliki kesesuaian antara fungsi dan suasana.
Konsep tata hijau pada rancangan tata luar ditekankan pada penggunaan jenis
tanaman berdasarkan fungsi :
 Jenis pohon digunakan sebagai penahan angin dan sinar matahari;
 Jenis perdu digunakan sebagai pengarah sirkulasi ruang luar, peneduh pada
ruang terbuka dan area parkir;
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

 Jenis semak digunakan penahan polusi udara dan kebisingan


5) Parkir Kendaraan
Penataan parkir kendaraan cenderung menggunakan pola yang disesuaikan
dengan kondisi site dan efektifitas.

Konsep Arsitektur Bangunan


Konsep dasar perancangan yang dipakai dalam perancangan gedung fasilitas umum
berasal dari tema sustainable arsitektur yang diantaranya ekonomi, ekologi dan sosial.
Penerapan konsep sustainable arsitektur berupa pemanfaatan secara maksimal kondisi
site kawasan. Konsep Arsitektur yang dipakai pada perancangan ini adalah “Greeen
Building”. Terdapat 6 (enam) aspek yang menjadi pedoman dalam evaluasi penilaian
Green Building
Building Council Indonesia) yang terdiri dari :
1) Tepat Guna Lahan (Approtiate Site Development/ASD);
2) Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency & Conservation/EEC);
3) Konservasi Air (Water Conservation/WAC);
4) Sumber dan Siklus Material (Material Resource and Cycle/MRC);
5) Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang (Indoor Air Health and Comfort/IHC);
6) Manajemen Lingkungan Bangunan (Building and Environment Management/BEM)

Konsep dasar perancangan yang dipakai dalam perancangan gedung fasilitas umum
meliputi :
1) Tata massa bangunan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Bentuk dan wujud yang diterapkan melalui bentuk dan wujud geometri dan simetris
yang merupakan jawaban dari ekspresi independency dan unity karena hal ini sesuai
dengan fasilitas gedung atau markas kepolisian.

2) Bentuk dan tampilan bangunan


Bentuk keseluruhan bangunan harus mudah dipahami sebagai suatu komposisi yang
berkesinambungan, mempunyai kejelasan dan orientasi. Bangunan harus sesuai
dengan fungsi karakter, serta keselarasan antara lingkungan sekitar. Aspek
perancangan bangunan tropis diambil sesuai dengan keadaan lingkungan guna
membantu menimbulkan kekhasan suasana.

3) Warna
Pada zona umum dan pengelola menggunakan warna pastel sesuai prinsip
responsibility karena akan memberikan kesan tenang dan netral. Sedangkan untuk
ruang penerima dan hunian menggunakan warna–warna hangat sesuai prinsip
solidarity sehingga menghadirkan kesan akrab dan hangat.
4) Tekstur dan bahan
Menggunakan teksture dan bahan yang halus sesuai dengan prinsip unity dan
memperhatikan kesesuaian dengan prinsip responsibility karena karakteristik
permukaan akan mempengaruhi transmisi panas ke dalam bangunan.
5) Ukuran skala dan proporsi
Pada zona hunian termasuk didalamnya kamar dan ruang santai digunakan skala
akrab sesuai dengan prinsip solidarity sehingga dapat menciptakan suasana
keakraban. Skala wajar digunakan pada ruang pengelola dan umum. Skala
menengah pada ruang hall (plaza) sebagai ekspresi independency karena
memberikan kesan terbuka dan leluasa. Pada ruang hall menggunakan bukaan yang
lebar dan rendah untuk menciptakan kesan bebas
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

6) Pencahayaan
 Pencahayaan alami
a) Menggunakan teritisan yang cukup panjang dan mengatur posisi ketinggian
jendela terhadap lantai;
b) Menggunakna jendela semaksimal mungkin agar cahaya dan terang langit
dapat masuk ke ruangan;
c) Menggunakan open space (taman atau lahan terbuka di tengah bangunan)
untuk memasukkan sinar matahari ke dalam bangunan yang memiliki area yang
tidak terkena penetrasi cahaya.
 Pencahayaan buatan
Sistem pencahayaan buatan diisolasikan sebagai cahaya lampu dengan
sistemdownlight dengan warna yang netral sehingga dapat memberikan
pencerahanyang seimbang.
7) Konsep ruang
Konsep ruang harus berkesan mendidik tetapi sederhana, keteraturan dan
kedisiplinan dalam ruang.
8) Sirkulasi

 Makro
Sirkulasi antara massa bangunan menggunakan sirkulasi terpusat sesuai
dengan prinsip solidarity, karena hal ini akan mengakomodasi penghuni ke
dalam sebuah massa bangunan yang memiliki kepentingan bersama.

 Mikro
Sirkulasi antar ruang menggunakan pencapaian langsung atau linier sesuai
dengan prinsip equality karena akan mempermudah dalam pencapaian dan
mempersingkat jarak tempuh.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Konsep Struktur Bangunan


Struktur harus dapat mempermudah perletakkan fungsi atau ruang, mencerminkan
kesederhanaan dan fungsional yang maksimal tetapi tetap memperhatikan estetika.
Bahan utama yang digunakan adalah beton bertulang dengan finishing yang
menunjukkan nilai estetika seperti penggunaan kayu, penggunaan atap sirap sebagai
cerminan nuansa tropis. Sttruktur beton bertulang pada konstruksi bagian bawah dan
perpaduan beton bertulang dan rangka baja pada bagian konstruksi atas.
Konsep perencanaan struktur pekerjaan Jasa Konsultansi Perencana Kegiatan
Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Agama Pringsewu untuk memaparkan sejelas
mungkin konsep dan hasil analisa struktur gedung. Konsep Perancangan Struktur ini
berdasarkan atas :
1) Hasil perancangan Arsitektur, Mekanikal/Elektrikal, serta disiplin ilmu lain yang
terkait dengan perancangan struktur;
2) Data laporan penyelidikan tanah di lokasi bangunan akan didirikan, berupa sifat-
sifat fisik tanah, sifat-sifat teknis tanah serta data Muka Air Tanah;
3) Kondisi lingkungan sekitar bangunan;
4) Ketersediaan bahan bangunan pembentuk elemen struktur;
5) Standard perencanaan struktur yang berlaku dan Peraturan Pemerintah Daerah
setempat yang berkaitan dengan perencanaan struktur

Konsep perancangan aklimatisasi ruang pada bangunan meliputi penggunaan struktur


bangunan dan bahan bangunan. Sistem struktur bangunan akan mempengaruhi terbentuknya
bangunan, sehingga akan mempengaruhi penampilan bangunan tersebut. Ada beberapa
persyaratan pokok struktur, antara lain :
1) Fungsional, agar sesuai dengan fungsinya yang didasarkan atas tuntutan besaran
ruang, fleksibilitas terhadap penyusunan unit-unit hunian, pola sirkulasi, sistem utilitas
dan lain-lain;
2) Estetika struktur dapat merupakan bagian integral dengan ekspresi arsitektur yang
serasi dan logis;
3) Keseimbangan, agar massa bangunan tidak bergerak;
4) Kestabilan, agar bangunan tidak goyah akibat gaya luar dan punya daya tahan
terhadap gangguan alam, misalnya gempa, angin dan kebakaran;
5) Kekuatan, berhubungan dengan kesatuan seluruh struktur yang menerima beban
6) Ekonomis, baik dalam pelaksanaan maupun pemeliharaan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Pemilihan bahan material yang digunakan dalam perancangan sesuai dengan unsur
sustainable arsitektur.
1) Sub structure
Struktur bawah bangunan atau pondasi. Karakter struktur tanah dan jenis tanah
sangat menentukan jenis pondasi. Sub structure pada bangunan bertingkat
menggunakan pondasi tiang pancang, sedangkan bangunan tidak bertingkat
menggunakan pondasi footplate dan pondasi lajur batu kali
2) Upper structure
Upper Structure adalah struktur kolom dan balok yang berada diatas pondasi
digunakan pada gedung ini adalah struktur rangka kaku (rigid frame structure).
Struktur ini baik untuk bangunan tinggi karena kekakuannya yang terbentuk dari
permukaan grid kolom dengan balok.
Bahan untuk struktur ini selain dari beton bertulang dapat juga berdiri atas
campuran beton dengan baja (komposit) atau cukup baja saja.
3) Plat dan balok
Bahan untuk struktur ini selain dari beton bertulang dapat juga berdiri atas campuran
beton dengan baja (komposit) atau cukup baja saja.
4) Dinding
Dinding menggunakan pasangan bata ringan, finishing dinding menggunakan
bahan ACP (Alumunium Composite Panel).
5) Plafond
Pada bahan plafond menggunakan bahan gypsum, dengan rangka hollow, langit-
langit harus kuat, berwarna terang dan mudah dibersihkan, langit- langit tingginya
minimal 2,60 meter dari lantai.
6) Lantai
Finishing lantai pada bangunan dengan menggunakan pelapis lantai granite tile dan
pada luar bangunan dengan menggunakan paving, batu sikat dan batu tempel.
7) Atap
Bentuk Joglo mempunyai sistem struktur penahan beban lateral yang berbeda
dengan rumah tradisional Jawa lainnya. Perbedaan itu terletak pada struktur
penahan gaya lateral melalui pembebanan pusat bangunan yang berupa soko guru
dan tumpang sari (Frick, 1998), dengan tujuan agar bangunan menjadi berat dan
stabil bila terkena gaya lateral. Kestabilan kuda-kuda soko guru dijamin dengan
angka keamanan yang cukup tinggi (Ronald, 1988). Jumsai (1988) menyatakan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

bahwa rumah- rumah tradisional di Siam dan Pasifik Barat cenderung berkonstruksi
dan berbahan ringan (lightweight constructionorganic). Pada bentuk Joglo
sebaliknya, terkesan berkonstruksi berat walaupun berbahan ringan (kayu)

Konsep Utilitas
1) Sistem instalasi listrik
Penyediaan listrik bangunan, menggunakan sumber dari PLN. Sebagai back up
cadangan bila terjadi pemadaman listrik menggunakan genset.

2) Sistem pencegahan kebakaran


Sistem pencegahan kebakaran menggunakan 2 jenis :
 Pencegahan Aktif
a) Sprinkler
b) Detector
c) Pemadam Portable
d) Fire Hydrant

Penempatan fire alarm alat pemadam kimia portable, yang mudah


Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Dijangkau

Penempatan fire hydrant dan house rell di sekitar bangunan

 Pencegahan pasif
a) Lebar koridor min 1.8 m, pintu darurat min 90 cm
b) Jarak tangga kebakaran max 30 m
c) Perancangan tangga atau jalan keluar darurat yang mudah ditemukan oleh
pengguna

3) Sistem Keamanan Bangunan


Sistem keamanan bangunan menggunakan intelligent Building System, yang
pengaplikasiannya menggunakan CCTV (Closed Circuit Television) yang dapat diamati
dari ruang pengawas dan dilengkapi alarm jika ada yang merusak system.
Bagi visitor juga disediakan access card yang digesekkan saat akan masuk area
kantor. Pengamanan manual disediakan di pintu masuk parkir kendaraan, lobby drop
off, lobby basement, oleh staff security.
4) Sistem penghawaan
 Penghawaan alami
Penghawaan alami menggunakan bukaan melalui jendela untuk mengalirkan
udara alami. Penghawaan alami diterapkan pada seluruh ruang yang
berhubungan langsung dengan ruang luar serta ruang– ruang servis dan utilitas.
 Penghawaan buatan
Penghawaan buatan menggunakan AC type central dan split. AC central
diterapkan pada ruang ruang tertentu berskala besar untuk kegiatan bersama
sedangkan AC split digunakan pada ruang – ruang berskala kecil.
5) Sistem Komunikasi
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Sistem komunikasi terdiri dari :


 Tata suara (sound system)
Berfungsi sebagai pemberi kondisi pendengaran yang memuaskan dan menunjang
kelancaran kegiatan dalam bangunan, terdiri dari microphone, amplifier, speaker.
Penempatannya terutama zona pelatihan.
 Komunikasi eksternal
Komunikasi yang menghubungkan bangunan dengan lingkungan luar bangunan.
Media yang digunakan adalah telepon, faksimil dan internet. Sistem jaringan
yang digunakan adalah komunikasi dua arah (duplex) seperti telepon dan void,
serta komunikasi semi dua arah (half duplex) seperti FAX, Chat Room.
6) Sistem penangkal petir
Penangkal petir menggunakan sistem faraday dan diletakkan pada seluruh bagian luar
bangunan di setiap ujung-ujung tertinggi massanya.
7) Sistem Plumbing
 Sistem air bersih
Kebutuhan air bersih berasal dari sumber primer PDAM dan ditambahkan
penyediaan air sumur dalam (deep well).

 Sistem air kotor


Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Air kotor yang berupa kotoran padat dari kloset ditampung dalam septcitank
kemudian air dialirkan ke sumur resapan, sedangkan air kotor cair dari urinoir
dan kamar mandi diarahkan ke peresapan. Air kotor dari dapur juga langsung
diarahkan ke sumur peresapan, dengan terlebih dahulu di treatment dalam bak
lemak untuk memisahkan lemak dan air kotor. Sistem pembuangan air kotor
dibagi berdasarkan zoning masing - masing dengan sistem terpisah.
Air hujan dialirkan melalui got yang terletak disekitar bangunan dan penyediaan
daerah resapan. Hal ini ditunjang dengan bentuk atap bangunan yang
mengambil bentuk joglo sehingga air hujan dapat mengalir dengan baik.

Pembuangan air hujan dialirkan langsung ke saluran kota

8) Sistem Pembuangan Sampah


Sampah dari tiap ruangan dikumpulkan dengan dipisahkan sampah kering, sampah
basah organik, sampah basah non organik kemudian diangkut ke TPA, untuk
sampah basah organik dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman.
Sedangkan sampah kering dapat didaur ulang. Pada bangunan yang bertingkat
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

menggunakan penyalur pembuangan berupa shaff yang menghubungkan tiap lantai


bangunan.

7. PENGEMBANGAN RENCANA

Meliputi pembuatan Gambar Denah Gedung, Ruang Kerja, Ruang Sidang, Tampak,
Potongan, Detail struktur, arsitektur, mekanikal dan elektrikal serta Menyusun prakiraan
biaya yang di perlukan dalam pembangunan konstruksi gedung, yang meliputi :
 Site Plan rencana dan Layout plan;
 Gambar Denah, Tampak, Potongan, Gambar-gambar Rencana dalam skala 1:100 dan
Gambar-gambar Detail dengan skala 1:20, 1:10, 1:5;
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);
 Rincian Volume Pelaksanaan Pekerjaan (BOQ), Rencana Anggaran Biaya (RAB)/EE
pekerjaan konstruksi.

8. PENGEMBANGAN DESAIN

Pada tahapan ini, setelah melakukan beberapa pembahasan desain, koordinasi teknis
dan non teknis serta konsolidasi dengan pihak pemberi tugas, berdasarkan masukan-
masukan dan opini forum maka konsultan akan melakukan pengembangan pada desain
yang tujuannya adalah penyempurnaan terhadap rancangan , agar secara kebutuhan dan
kelayakan tepat serta diharapkan akan berimplikasi pada kesesuaian antara rancangan
dengan kebutuhan fungsi serta karakteristik lokal.

9. PELELANGAN KONSTRUKSI FISIK

Membantu panitia pada waktu acara penjelasan pekerjaan, termasuk menyusun berita
acara penjelasan pekerjaan, evaluasi penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan
dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.
Bagan Alir Proses Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor
Pengadilan Agama Gedong Tataan dapat dilihat pada bagan alir dibawah ini.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

V.1.3. PROGRAM PEKERJAAN

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


Semakin besar proyek konstruksi, tentunya akan menimbulkan permasalahan yang semakin
kompleks pula, termasuk di dalamnya permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Pengelolaan proyek yang baik, akan memperhatikan masalah K3 ini, sehingga akan
meminimalisir setiap potensi timbulnya kecelakaan kerja yang melibatkan tenaga kerja.
Keselamatan dan kesehatan tenaga kerja proyek konstruksi menjadi prioritas yang harus selalu
diperhatikan.
Suatu sistim kerja terpadu, disiplin kerja, fasilitas dan adanya komitmen dan tanggung jawab
yang jelas sangat diperlukan untuk mengatasi dan mengurangi resiko kecelakaan kerja dan
permasalahan yang terjadi. Manajemen yang efektif dan efisien perlu untuk memberikan
prioritas utama terhadap resiko-resiko penting sebelum memulai proyek konstruksi. Selain itu,
penting untuk menentukan alokasi resiko kecelakaan kerja yang tepat agar dapat mengurangi
kerugian biaya, waktu dan kualitas akibat resiko tersebut.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Efek kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek konstruksi dapat menyebabkan rusaknya
peralatan yang digunakan, rusaknya lingkungan sekitar proyek, serta hilangnya nyawa
pekerja (fatality). Efek-efek tersebut akan mempengaruhi schedule penyelesaian proyek
(project delay) dan pembengkakan biaya konstruksi secara keseluruhan.

1. Rencana Pengorganisasian Personil


Pengorganisasian personil dikelompokkan sesuai dengan lingkup fungsi yang akan dijalankan
selama pelaksanaan Penyusunan Dokumen Perancangan. Berdasarkan lingkup fungsi dan
tugas serta alokasi personil yang akan ditugaskan.
Secara garis besar mempunyai tugas dan fungsi untuk menangani permasalahan engineering
dari setiap aspek bangunan gedung yang direncanakan, baik struktur, arsitektur, mekanikal,
elektrikal maupun landscape. Setiap personil dalam kelompok fungsi ini akan meninjau
(review), mengontrol, memonitoring dan mengevaluasi serta merencanakan ulang secara minor
bila perlu, setiap perencanaan aspek bangunan gedung sesuai bidang masing – masing.

2. Tahap Pengumpulan Data / Dokumen dan Peninjauan Lapangan


Pada tahap ini konsultan mempersiapkan diri dengan mempelajari perencanaan-perencanaan
terdahulu yang telah ada yang memiliki relevansi dan dapat dijadikan acuan dalam
pengawasan (supervisi) ini. Konsultan juga akan mempelajari kembali Kerangka Acuan Kerja
(KAK) untuk memahami dan mendalami pokok-pokok pikiran yang ada didalamnya serta
melakukan orientasi untuk objek-objek yang disebutkan dalam perencanaan tersebut atau yang
disebutkan KAK. Dengan demikian konsultan dapat mengetahui lebih dahulu permasalahan
dan sasaran yang ingin dicapai. Kemudian konsultan akan memobilisasi personil serta
melakukan pengarahan pada personil serta melakukan survey/peninjauan lapangan untuk
orientasi lapangan.

Program Kerja Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan


Agama Gedong Tataan ini disusun secara sistematis dan dilaksanakan tahap demi tahap
sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Secara umum tahapan yang disusun dibagi dalam
3 (tiga) tahap :

1. Tahap Pengumpulan Data / Dokumen dan Peninjauan Lapangan

Pada tahap ini konsultan mempersiapkan diri dengan mempelajari perencanaan-


perencanaan terdahulu yang telah ada yang memiliki relevansi dan dapat dijadikan acuan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

dalam pengawasan (supervisi) ini. Konsultan juga akan mempelajari kembali Kerangka
Acuan Kerja (KAK) untuk memahami dan mendalami pokok-pokok pikiran yang ada
didalamnya serta melakukan orientasi untuk objek-objek yang disebutkan dalam
perencanaan tersebut atau yang disebutkan KAK. Dengan demikian konsultan dapat
mengetahui lebih dahulu permasalahan dan sasaran yang ingin dicapai. Kemudian
konsultan akan memobilisasi personil serta melakukan pengarahan pada personil serta
melakukan survey/peninjauan lapangan untuk orientasi lapangan.

2. Tahap Perencanaan
Dalam melaksanakan pekerjaan Perencanaan Teknis ini sebagai perencana akan
melaksanakan tahapan-tahapan :
 Setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kami segera
melaksanakan koordinasi dengan pejabat yang diberi wewenang di instansi
terkait memperoleh segala informasi, instruksi dan petugas pendamping untuk
menyusun langkah-langkah apa saja sebagai persiapan untuk melaksanakan
perencanaan pekerjaan tersebut.
 Mengikuti petunjuk dari pimpinan kegiatan perencanaan agar mengikuti rapat
perencanaan yang dilaksanakan oleh pimpinan kegiatan perencanaan.
 Melaksanakan tugas membuat perencanaan teknis yang diawali dengan survey
dan investigasi untuk mendapatkan segala informasi teknis yang berkaitan
dengan kondisi sebenarnya di lokasi proyek yang ditinjau, membuat daftar
prioritas pekerjaan (desain bangunan) dengan akan dilaksanakan dengan
mempertimbangkan aspek-aspek teknis dan non teknis sesuai dengan kondisi
di lapangan
 Membuat rencana desain awal (predesain) yang dikonsultasikan kepada
pejabat yang berkompeten di Mahkamah Agung Republik Indonesia Satuan
Kerja Pengadilan Agama Gedong Tataan sehingga diperoleh desain yang tepat,
dilanjutkan dengan penyusunan gambar-gambar detail, membuat perhitungan-
perhitungan volume sesuai dengan gambar rencana, membuat Rencana
Anggaran Biaya (RAB) yang didasarkan pada harga satuan upah dan material
yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi / Kabupaten dan disetujui oleh PPK.
 Melaksanakan Penyusunan Dokumen Lelang yang terdiri dari Instruksi peserta
lelang, syarat umum kontrak, spesifikasi, gambar rencana dan adendum.
 Membuat laporan – laporan.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

3. Tahap Laporan

Merupakan rincian dari sistem perencanaan yang menjadi solusi tepat bagi peningkatan
mutu dan kinerja dari pelaksana fisik pekerjaan dan juga agar dapat mengetahui sampai
dimana progres kerja dari pelaksana fisik pembangunan serta berapa bahan/material yang
telah dipakai.

Didalam Tahap Hasil Pelaporan data yang di dapat sebagai berikut:


a. Laporan Pendahuluan terdiri dari :

 Survey pekerjaan di lapangan yang telah selesai dikerjakan ataupun sebagaian


selesai menurut jadwal yang telah ditetapkan sehingga dapat terlihat prestasi yang
telah diselesaikan

 Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh;

 Jadwal kegiatan penyedia jasa dan Metodologi Pekerjaan;

 Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya;

 Gambar Pra-Rencana dan Gambar Perspektif Gagasan

 Profil Lokasi Pekerjaan dan perencanaan Laporan pendahuluan Laporan ini akan
digunakan sebagai dasar pembayaran prestasi pekerjaan.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak SPMK

diterbitkan sebanyak 4 (empat) buku laporan

b. Laporan Akhir

 Keseluruhan Laporan mulai dari pendahuluan dengan Akhir Pekerjaan.

 Laporan akhir ini harus merangkum tanggapan dan perubahan yang disepakati dan
meliputi : Kesimpulan dan Saran (Executive Summary) dan Kesimpulan dan saran
ini harus didahului dengan surat penyerahan laporan yang menyatakan pokok-
pokok kesimpulan dan saran.

 Bagian pokok yang memuat uraian dan hasil pelaksanaan jasa;

 Gambar dan spesifikasi sebagaimana yang diperlukan (misalnya gambar


pendahuluan,denah umum, gambar lelang, gambar terbangun;
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

 Analisa menyeluruh yang lebih rinci dan luas pada masing-masing bidang dapat
disajikan sebagai tambahan. Tambahan ini harus dibatasi pada hal- hal yang perlu
untuk mendukung kebenaran laporan utama. Analisa lainnya dan berikut kertas
kerja harus disajikan dalam jilid terpisah;

 Laporan ini juga harus mencakup fakta dan dokumentasi yang menggambarkan
pendekatan dan metodologi yang terpilih oleh konsultan dalam memberikan jasa;

 Laporan akhir memuat hasil pengawasan berkala Laporan harus diserahkan


selambat-lambatnya pada saat PHO pekerjaan konstruksi telah selesai
dilaksanakan sebanyak 4 (empat) buku laporan dan media penyimpanan data
berupa flash disk.

V.1.4. ORGANISASI DAN PERSONIL

V.1.4.1 Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan


Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan ini dengan baik, efektif dan
efisien, diperlukan organisasi pelaksana pekerjaan yang kuat, kompak dan teratur.
Sebelum menyusun organisasi pelaksanaan pekerjaan, konsultan telah mempelajari
dengan seksama persyaratan yang telah ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja.
Dengan demikian semua aktivitas dan alur pekerjaan dapat terkoordinir secara baik
dan lancar.

Pekerjaan yang kuat, kompak dan teratur. Sebelum menyusun organisasi


pelaksanaan pekerjaan, konsultan telah mempelajari dengan seksama persyaratan
yang telah ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja. Dengan demikian semua
aktivitas dan alur pekerjaan dapat terkoordinir secara baik dan lancar.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

organisasi tersebut terangkum semua komponen penunjang kelancaran pekerjaan,


mulai dari Team Leader, dukungan tenaga teknis, dan para pembantu tingkat
terendah.

Struktur organisasi Konsultan dibuat sedemikian sehingga alur perintah dan alur
koordinasi kerja antar komponen dapat mengalir dengan lancar, tidak saling
menghambat dan menghalangi satu sama lain.

Susunan Organisasi Konsultan pada pekerjaan ini, dapat dilihat pada Bagan Struktur
Organisasi (terlampir).

Struktur Organisasi
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

STRUKTUR ORGANISASI
CV. SEMAR MESEM gm b h

DIREKTUR
SURYATI, A.Md

TEAM LEADER
M. GUNTUR SAPUTRA, S.T

TENAGA AHLI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG TENAGA AHLI MEKANIKAL TENAGA AHLI K3 KONSTRUKSI TENAGA AHLI TEKNIK TENAGA LISTRIK TENAGA AHLI ESTIMASI BIAYA
AHMAD TABRANI, S.T EDI PURWANTO, S.T ADI PURNOMO, S.T BAINAH AMROH, S.T RUDI YANTO, S.T

AHLI SURVEYOR ASISTEN TENAGA AHLI ARSITEK ASISTEN TENAGA AHLI M/E CAD OPERATOR
AGUS FIRMANSYAH, S.T WAHID BUDI PRASTYO, S.ARS HIJRAH SAPUTRA, S.T HERI SETIAWAN, S.T

ADMINISTRATOR KOMPUTER OPERATOR


MIFTA NURJANAH, S.T SAGUH PANJI NUGROHO, S.KOM

PESURUH/GUARD
MUHAMAD ARDIANSYAH

V.1.4.2 TUGAS DAN KEBUTUHAN TENAGA AHLI

Secara garis besar tugas dan wewenang setiap personil yang dilibatkan dalam
pelaksanaan pekerjaan Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung
Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan ini antara lain :

Uraian tugas tenaga ahli yang diperlukan adalah sebagai berikut :


I. TENAGA AHLI
1. Team Leader
Pemimpin Tim / Team Leader Konsultan adalah harus lulusan Perguruan Tinggi
(Minimal S1 Bersertifikat Ahli Madya Arsitektur/Gedung - Madya) Jurusan Teknik
Arsitektur/Sipil yang berpengalaman dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan
dengan pekerjaan / kegiatan ini dan memiliki jiwa kepemimpinan (leadership)
dan manajerial, sehingga Pemimpin Tim mampu mengkoordinasikan segala
potensi dan sumber daya yang ada secara optimal untuk mencapai tujuan dan
sasaran kegiatan dengan efektif dan efisien. Team Leader/Pemimpin Tim
diutamakan yang pernah memiliki pengalaman menjadi Team Leader pada
pekerjaan sejenis (sama Sub Bidang) dengan pekerjaan yang akan dilelang /
dilaksanakan minimal 5 (lima) tahun.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Tugas dan tanggung jawab :


a. Melakukan konsultasi dan asistensi dengan Direksi serta mempersiapkan /
menyediakan kelengkapan Administrasi, personil, bahan dan peralatan
yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan.
b. Mengkoordinasikan semua kegiatan dan personil yang terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan ini sehingga dapat menghasilkan keluaran (out put)
seperti yang disyaratkan dalam kontrak.
c. Mengkompilasi, meneliti dan mengkoreksi seluruh hasil kerja yang
dilaksanakan oleh tenaga ahli dan personil lain pada seluruh tahapan dan
proses pelaksanaan pekerjaan.
d. Memberikan bimbingan, petunjuk dan perintah pelaksanaan pekerjaan baik
di lapangan maupun di kantor.
e. Bertanggung jawab atas keselamatan dan kesejahteraan seluruh anggota
tim dan personil lainnya yang terkait dengan kegiatan pelaksanaan
pekerjaan ini.
f. Bertanggung jawab atas seluruh Hasil Pelaksanaan Pekerjaan mulai dari
data-data lapangan, hasil perhitungan dan analisa serta gambar-gambar
dan dokumen-dokumen lainnya.

2. Ahli Teknik Bangunan Gedung


Seorang sarjana strata-1 atau yang lebih tinggi di bidang Teknik Sipil dan
berpengalaman di bidangnya selama minimal 3 (tiga) tahun dan dilengkapi
dengan Sertifikasi Keahlian di bidangnya (SKA Ahli Teknik Bangunan Gedung -
Madya) yang diterbitkan oleh lembaga yang telah diakui oleh pemerintah.
Adapun tugas tenaga ahli bidang Sipil adalah merencanakan dan melaksanakan
semua kegiatan pekerjaan yang mencakup perencanaan struktur serta
memberikan masukan kepada tenaga ahli lainnya yang terkait dalam pekerjaan
ini.

3. Ahli Mekanikal
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Seorang sarjana strata-1 atau yang lebih tinggi di bidang Teknik Mesin dan
berpengalaman di bidangnya selama minimal 3 (tiga) tahun dan dilengkapi
dengan Sertifikasi Keahlian di bidangnya (SKA Ahli Mekanikal - Madya) yang
diterbitkan oleh lembaga yang telah diakui oleh pemerintah.
Adapun tugas tenaga ahli bidang Mekanikal adalah merencanakan dan
melaksanakan semua kegiatan pekerjaan yang mencakup perencanaan
Mekanikal serta memberikan masukan kepada tenaga ahli lainnya yang terkait
dalam pekerjaan ini.

4. Ahli Teknik Tenaga Listrik


Seorang sarjana strata-1 atau yang lebih tinggi di bidang Teknik Elektro dan
berpengalaman di bidangnya selama minimal 3 (tiga) tahun dan dilengkapi
dengan Sertifikasi Keahlian di bidangnya (SKA Ahli Teknik Tenaga Listrik -
Madya) yang diterbitkan oleh lembaga yang telah diakui oleh pemerintah.
Adapun tugas tenaga ahli bidang Elektrikal adalah merencanakan dan
melaksanakan semua kegiatan pekerjaan yang mencakup perencanaan
Penginstalasian Listrik serta memberikan masukan kepada tenaga ahli lainnya
yang terkait dalam pekerjaan ini.

5. Ahli Estimasi Biaya


Seorang sarjana strata-1 atau yang lebih tinggi di bidang Teknik Sipil/Arsitektur
dan berpengalaman di bidangnya selama minimal 3 (tiga) tahun dan dilengkapi
dengan Sertifikasi Keahlian di bidangnya (SKA Ahli Teknik Bangunan Gedung /
Ahli Arsitektur - Madya) yang diterbitkan oleh lembaga yang telah diakui oleh
pemerintah.
Adapun tugas tenaga ahli bidang Estimasi Biaya adalah merencanakan dan
melaksanakan semua kegiatan pekerjaan yang mencakup Rencana Anggaran
Biaya serta memberikan masukan kepada tenaga ahli lainnya yang terkait dalam
pekerjaan ini.

6. Ahli K3 Konstruksi
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Seorang sarjana strata-1 atau yang lebih tinggi di bidang Teknik Sipil/Arsitektur
dan berpengalaman di bidangnya selama minimal 1 (satu) tahun dan dilengkapi
dengan Sertifikasi Keahlian di bidangnya (SKA Ahli K3 Konstruksi - Madya) yang
diterbitkan oleh lembaga yang telah diakui oleh pemerintah.
Adapun tugas tenaga ahli bidang K3 Konstruksi adalah Merencanakan dan
menyusun program K3, Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja
pelaksanaan konstruksi, melaksanakan semua kegiatan pekerjaan yang
mencakup Rencana Anggaran Biaya serta memberikan masukan kepada tenaga
ahli lainnya yang terkait dalam pekerjaan ini.

II. TENAGA SUB PROFESIONAL


1. Asisten Tenaga Ahli Arsitektur
Asisten Tenaga Ahli Arsitektur yang akan ditempatkan adalah S1 Teknik
Arsitektur berpengalaman minimal 3 tahun dalam bidang pekerjaan bangunan
gedung. Tugas dan tanggung jawab Membantu Ahli Arsitektur dalam Melakukan
Perancancangan Arsitektur.

2. Asisten Tenaga Ahli M/E


Asisten Tenaga Ahli M/E yang akan ditempatkan adalah S1 Teknik Elektro
berpengalaman minimal 3 tahun dalam bidang pekerjaan bangunan gedung.
Tugas dan tanggung jawab Membantu Ahli Mekanikal dan elektrikal dalam
Melakukan Perancancangan Instalasi Listrik, perencanaan pemasangan aneka
macam mesin, mendesain pemasangan Instalasi Elektrikal.

3. CAD Operator
Cad Operator Mempunyai pengalaman dalam bidang pembuatan gambar-
gambar teknik arsitektur khususnya bangunan minimal 3 tahun. Dapat bekerja
dengan cepat dengan tingkat ketelitian yang tinggi serta mempunyai latar
belakang pendidikan D3 Teknik Sipil/Arsitektur/Komputer. Cad Operator
bertanggung jawab atas pembuatan gambar-gambar yang dibutuhkan.

4. Surveyor
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Surveyor yang akan ditempatkan adalah D3 Teknik Sipil atau Survey Pemetaan
berpengalaman minimal 3 tahun dalam bidang pekerjaan bangunan gedung.
Tugas dan tanggung jawab teknisi lapangan adalah mengumpulkan semua data
yang dibutuhkan dari lapangan dan tanggung jawab atas ketelitian hasil yang
didapat.

III. TENAGA PENDUKUNG


1. Administrator
Administrator adalah seorang dengan pendidikan sekurang-kurangnya S1 Teknik
Sipil dan ahli menguasai program komputer (software), Memiliki pengalaman
profesional dalam sekurang-kurangnya selama 1 (satu) tahun, bertugas
Membantu project manager terutama dalam hal keuangan dan sumber daya
manusia sehingga kegiatan pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik,
Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan perpajakan serta retribusi.

2. Operator Komputer
Operator Komputer Mampu mengetik secara cepat dengan rapi dan benar serta
dapat menggunakan Word Processor. Memiliki ijazah minimal D1 Komputer dan
Memiliki pengalaman profesional dalam sekurang-kurangnya selama 1 (satu)
tahun.

3. Pesuruh
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

TAHAP PENGUMPULAN DATA

TAHAP PERENCANAAN TAHAP HASIL / PELAPORAN


Mobilisasi Tim &
Pengarahan Tim

~ Survey Kondisi Fisik Lapangan


~ Data Primer
~ Pengamatan Lapangan
~ Data Skunder Laporan
Inspeksi Lapangan ~ Indentifikasi Eksisting
~ Dokumentasi
Pendahuluan

~ Inventarisasi
~ Lokasi Perencanaan
~ Kondisi Eksisting Gambar Rencana
Perencanaa Engineering Estimate
~ Kondisi Lingkungan
Spesifikasi Estimate
Laporan Antara
Flashdisk

Laporan Akhir

Gambar V.2. Diagram Alir Program kerja


Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

VI.1 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal Pelaksanaan pekerjaan dibuat agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara terstruktur,
terarah, sistematis dan efektif. Susunan tahapan pelaksanaan pekerjaan yang terdiri dari
kegiatan-kegiatan dapat dilihat pada jadwal pelaksanaan pekerjaan, jasa konsultan ini
diharapkan akan selesai selama 60 (Enam Puluh) Hari Kalender atau 2 (Dua) Bulan dimulai
dari penerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

Didukung dengan tenaga ahli yang kami miliki sesuai dengan keahlian masing masing kami
berharap serta optimis pelaksanaan pekerjaan dapat terselesaikan sesuai dengan alokasi yang
telah ditentukan.

Jadwal pelaksanaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

CV. SEMAR MESEM gmbh

J ADWAL PELAKSANAAN
Bulan I Bulan II
NO URAIAN KEGIATAN
Minggu Minggu
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3

A TAHAPAN PERSIAPAN

1 Administrasi

2 Mobilisasi Tenaga/Ahli

3 Mobilisasi Peralatan

4 Penyusunan Rencana Kerja

B SURVEY PENDAHULUAN

1 Pengumpulan Data Pendukung

2 Orientasi dan Identifikasi Lokasi

C SURVEI & INVESTIGASI LAPANGAN

1 Survei Topografi

2 Survei Mekanika & Laboratorium

D PERENCANAAN DETAIL DESAIN

1 Lay Out Desain

2 Analisa dan Perencanaan Detail Desain

3 Penggambaran Desain & Kubikasi

E PELAPORAN

1 Laporan Pendahuluan

2 Laporan Akhir

3 Dokumen Gambar Rencana DED Uk. A3

4 Dokumen Analisis Perhitungan Struktur Bangunan

5 Dokumen RAB dan Perhitungan Volume/Aktual Chek

6 Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

7 Laporan Pelelangan Kontruksi

F RAPAT PEMBAHASAN / EKSPOSE

1 Pendahuluan

2 Antara

3 Akhir

VII.1 KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN


Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Dalam penyusunan rencana kerja pada administratif pekerjaan persiapan Konsultan membuat Komposisi Tim
beserta Penugasannya yang dapat dilihat pada Tabel VII.1 di bawah ini :
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN


DAFTAR PERSONIL
CV. SEMAR MESEM gmbh
TENAGA AHLI
(PERSONIL INTI)

TENAGA AHLI
NAMA PERSONIL PERUSAHAAN LINGKUP KEAHLIAN POSISI DI USULKAN URAIAN
LOKAL/ASING

M. Guntur Saputra, S.T CV. SEMAR MESEM gmbh LOKAL Ahli Arsitektur - Madya Team Leader
Memberikan arah
Ahli Teknik Bangunan Gedung - Tenaga Ahli Teknik Bangunan tepat agar pela
Ahmad Tabrani, S.T CV. SEMAR MESEM gmbh LOKAL
Madya Gedung maksimal, membe
Edi Purwanto, S.T CV. SEMAR MESEM gmbh LOKAL Ahli Teknik Mekanikal - Madya Tenaga Ahli Mekanikal permasalahan ya
arahan dan strat
Bainah Amroh, S.T CV. SEMAR MESEM gmbh LOKAL Ahli Teknik Tenaga Listrik - Madya Tenaga Ahli Teknik Tenaga Listrik pelaksanaan peke
bertanggung ja
Ahli Teknik Bangunan Gedung -
Rudi Yanto, S.T CV. SEMAR MESEM gmbh LOKAL Tenaga Ahli Estimasi Biaya perkerjaan dilapa
Madya
kualitasi d
Adi Purnomo, S.T CV. SEMAR MESEM gmbh LOKAL Ahli K3 Konstruksi - Madya Tenaga Ahli K3 Konstruksi

TENAGA ASISTEN DAN PENDUKUNG


(PERSONIL LAINNYA)

Wahid Budi Prastyo, S.Ars CV. SEMAR MESEM gmbh LOKAL Ahli Gambar Desain Asisten Tenaga Ahli Arsitek
Membantu Team
Hijrah Saputra, S.T CV. SEMAR MESEM gmbh LOKAL Ahli Gambar Desain Asisten Tenaga Ahli M/E
dalam pelaksana
dengan keahlian
Heri Setiawan, S.T CV. SEMAR MESEM gmbh LOKAL Ahli Gambar Desain Cad Operator
masing
Agus Firmansyah, S.T CV. SEMAR MESEM gmbh LOKAL Ahli Surveyor Surveyor

TENAGA ASISTEN DAN PENDUKUNG


(PERSONIL LAINNYA)

Mifta Nurjanah, S.T CV. SEMAR MESEM gmbh LOKAL Ahli Administrasi Kantor Administrator
Membantu Team
dalam pelaksana
Saguh Panji Nugroho, S.Kom CV. SEMAR MESEM gmbh LOKAL Ahli Pengoperasian Komputer Komputer Operator
dengan keahlian
masing
Muhamad Ardiansyah CV. SEMAR MESEM gmbh LOKAL - Pesuruh/Guard

VIII.1 JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI


Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Dalam penyusunan rencana kerja pada administratif pekerjaan persiapan Konsultan membuat jadwal penugasan
Tenaga Ahli yang dapat dilihat pada Tabel VIII.1 di bawah ini :

JADWAL PENUGASAN PERSONIL


CV. SEMAR MESEM gmbh
WAKTU PELAKSANAAN

BULAN 1 BULAN 2
NO POSISI PERSONIL NAMA PERSONIL
MINGGU MINGGU

1 2 3 4 5

NASIONAL

1 TENAGA AHLI

TEAM LEADER M. GUNTUR SAPUTRA, S.T

TENAGA AHLI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG AHMAD TABRANI, S.T

TENAGA AHLI MEKANIKAL EDI PURWANTO, S.T

TENAGA AHLI TEKNIK TENAGA LISTRIK BAINAH AMROH, S.T

TENAGA AHLI ESTIMASI BIAYA RUDI YANTO, S.T

TENAGA AHLI K3 KONSTRUKSI ADI PURNOMO, S.T

ASING

Keterangan :

Masukan Penuh Waktu

Masukan Paruh Waktu


Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Sesuai dengan uraian Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Belanja Kegiatan Belanja Kegiatan Jasa
Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan , maka
CV. SEMAR MESEM gmbh telah melibatkan tenaga ahli dan pendukung sebagai berikut :

A. TENAGA AHLI
1. Team Leader : M. Guntur Saputra, S.T
2. Ahli Teknik Bangunan Gedung : Ahmad Tabrani, S.T
3. Ahli Mekanikal : Edi Purwanto, S.T
4. Ahli Elektrikal : Bainah Amroh, S.T
5. Ahli Estimasi Biaya : Rudi Yanto, S.T
6. Ahli K3 Konstruksi : Adi Purnomo, S.T

B. TENAGA SUB PROFESIONAL


1. Asisten Tenaga Ahli Arsitek : Wahid Budi Prastyo, S.Ars
2. Asisten Tenaga Ahli M/E : Hijrah Saputra, S.T
3. CAD Operator : Heri Setiawan, S.T
4. Surveyor : Agus Firmansyah, S.T

C. TENAGA PENDUKUNG
1. Administrator : Mifta Nurjanah, S.T
2. Operator Komputer : Saguh Panji Nugroho, S.Kom
3. Pesuruh/Guard : Muhamad Ardiansyah

Team Leader, tenaga ahli, dan tenaga pendukung akan bekerja sesuai Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan dan Jadwal Penugasan Personil (seperti di uraikan pada bab terdahulu) secara
profesional dan bertanggung jawab terhadap hasil masing-masing pekerjaannya. Melalui bab ini,
CV. SEMAR MESEM gmbh menyertakan Surat Pernyataan Kesanggupan dan Riwayat Hidup
(Pengalaman Kerja) dari masing-masing personil yang dilibatkan pada Pekerjaan Belanja Kegiatan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong Tataan

Usulan teknis merupakan salah satu persyaratan yang harus dibuat dan diajukan oleh konsultan yang
diundang untuk dilakukan penilaian oleh panitia pengadaan jasa konsultansi.

Usulan teknis ini, disusun untuk memenuhi persyaratan dan kententuan yang tercantum di dalam KAK
dan RKS, untuk menghasilkan produk yang terbaik sesuai yang diinginkan oleh pihak Mahkamah
Agung Republik Indonesia Satuan Kerja Pengadilan Agama Gedong Tataan.

CV. SEMAR MESEM gmbh sangat berkeinginan kuat untuk dapat melaksanakan Pekerjaan Belanja
Kegiatan Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Gedong
Tataan Tahun Anggaran 2022.

Atas kesempatan yang diberikan kepada CV. SEMAR MESEM gmbh untuk berpartisipasi dalam proses
pelelangan sampai saat ini, kami mengucapkan terima kasih.

KONSULTAN PENAWAR

CV. SEMAR MESEM gmbh

Anda mungkin juga menyukai