1. LATAR BELAKANG
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 24/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, pemeliharaan bangunan gedung
adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar
bangunan gedung selalu laik fungsi.
Bangunan gedung/kantor perlu dilakukan penataan dari pihak pengelola agar
bangunan gedung/kantor tersebut memenuhi syarat administrasi dan teknis sehingga gedung
layak fungsi dan kondisi ligkungan terasa nyaman. Dilatar belakangi kebutuhan Perencanaan
Pemeliharaan Gedung Kantor Dinas, maka perlu disusun rencana Pemeliharaan yang optimal.
Dengan adanya kegiatan Pengecatan ini, diharapkan kantor dinas perhubungan provinsi jawa
timur menjadi layak fungsi dan sesuai standar yang ada.
Berkenaan dengan upaya menyediakan dan meningkatkan fungsi PPerencanaan
Pemeliharaan Gedung Kantor Dinas yang baik, maka dengan ini pihak pemerintah provinsi
dalam hal ini adalah Dinas Perhubungan merencanakan untuk melakukan perbaikan serta
perawatan terhadap Kantor Dinas Provinsi Jawa Timur yang secara garis besar kondisi nya
membutuhkan penanganan secepatnya karena menyangkut kenyamanan para pegawai dan
karyawan yang ada dalam lingkungan Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur.
Page 1
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
3. SASARAN
Sasaran pekerjaan Perencanaan Pemeliharaan Gedung Kantor Dinas ini adalah :
1. Setiap penataan halaman dan bangunan harus diwujudkan dengan sebaik-
baiknya , sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya ,
andal dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya.
2. Setiap penataan halaman dan bangunan harus direncanakan , dirancang
sebaik-baiknya , sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang
layak dari segi mutu, biaya dan kriteria administrasi.
3. Menghasilkan karya Perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak
diterima menurut kaidah , norma serta tata laku profesional.
4. Memanfaatkan perlengkapan bangunan beserta persyaratannya secara efektif dan efisien,
sesuai dengan sistem yang paling memungkinkan tanpa menimbulkan gangguan
4. LOKASI
5. SUMBER PENDANAAN
Page 2
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
PEMAHAMAN
ATAS JASA LAYANAN
1. PENDEKATAN TEKNIS
a. Pendekatan Perencanaan
Dalam melaksanakan kegiatan ini, terdapat 3 (tiga) aspek pendekatan perencanaan
yang dilakukan konsultan dalam Perencanaan Pemeliharaan Gedung Kantor
Dinas, adapun ketiga pendekatan tersebut adalah :
1) Pendekatan Dasar, sesuai dengan lingkup kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang akan
dilakukan, secara garis besar diperlukan adanya beberapa pendekatan-pendekatan
dasar dalam Perencanaan Pemeliharaan Gedung Kantor Dinas, yaitu antara
lain :
Sustainable Development; yaitu perencanaan tapak yang berwawasan
lingkungan, dan berkelanjutan;
Implementatif; yaitu menghasilkan rumusan pedoman teknis dalam
perencanaan yang dapat dilaksanakan pada saat pembangunan;
Akomodatif; yaitu perencanaan yang dapat mengakomodasikan kebutuhan dan
kenyamanan calon pengguna sesuai fungsinya;
Aspiratif; yaitu perencanaan yang dapat menyerap aspirasi pemilik dan pemakai
dalam proses dan produk desain;
Terprogram; yaitu perencanaan dengan program yang jelas, dan sesuai dengan
kebutuhan desain maupun rencana pengembangannya.
2) Pendekatan Azas, ada beberapa azas yang perlu dipertimbangkan
dalamPerencanaan Pemeliharaan Gedung Kantor Dinas, yang bisa dijadikan
pertimbangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, yaitu;
Azas Fungsi Utama, Perencanaan Pemeliharaan Gedung Kantor Dinas,
didasarkan sebagai fungsi utama.
Azas Fungsi dan Hiraki Kegiatan, Pemanfaatan ruang dilakukan berdasarkan
fungsi dan kegiatan yang bersifat hirakis untuk penciptaan keseimbangan sistem
sirkulasi;
Page 3
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
Azas Manfaat, pemanfaatan ruang harus bisa memberikan manfaat yang sebesar -
besarnya bagi pengguna;
Azas Keseimbangan dan Keserasian Fungsi Ruang, keseimbangan dan keserasian
struktur dan pola pemanfaatan ruang, keseimbangan dan Keserasian Fungsi dan
Intensitas pemanfaatan ruang;
Azas Kelestarian, menciptakan hubungan yang serasi antara manusia dan
lingkungan yang tercermin dari pola intensitas pemanfaaatan ruang;
Azas Berkelanjutan, pemanfaatan ruang harus menjamin kenyamanan;
Azas Keterbukaan, setiap pihak yang berkepentingan dapat memperoleh
keterangan mengenai produk perencanaan serta proses yang ditempuh dalam
kegiatan desain.
b. Pendekatan Teknis
Ada beberapa azas yang perlu dipertimbangkan dalam Perencanaan
Pemeliharaan Gedung Kantor Dinas,, yang bisa dijadikan pertimbangan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, yaitu;
1) Pendekatan Teknis dengan melakukan kajian-kajian teknis terhadap lokasi serta
lingkungan sekitarnya. Ini penting untuk mendapatkan data eksisting sebagai bahan
masukan sebelum dilakukan rekayasa desain menyangkut bentuk desain gedung, pola
tata masa bangunan, orientasi/view, pola sirkulasi, melakukan kajian terhadap
karakter gedung, site/tapak lokasi baik terhadap aspek lingkungan, aspek transportasi,
sirkulasi, arah angin, matahari, struktur tanah dan lain sebagainya. Selain iu,
diperlukan pula kegiatan penggalian data dan informasi sekunder yang dilakukan
untuk mendapatkan data-data penunjang, khususnya yang terkait non fisik seperti
jumlah karyawan, aktifitas, perilaku, dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaan
Perencanaan Pemeliharaan Gedung Kantor Dinas,, Penyedia Jasa (Konsultan
Perencana) akan menggunakan standard dan peraturan yang berlaku di Indonesia
yang berhubungan dengan kegiatan perencanaan.
2) Pendekatan Normatif dilakukan untuk mendapatkan masukan dari berbagai pihak
mengenai konsep dan pola arsitektur yang akan diterapkan dalam Perencanaan
Pemeliharaan Gedung Kantor Dinas,
Page 4
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
c. Kriteria Perancangan
1) Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana wajib memperhatikan
kriteria umum bangunan berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu:
i) Persyaratan Peruntukan dan Intensitas:
a) Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan
tata bangunan yang ditetapkan di daerah yang bersangkutan.
b) Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
c) Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat, dan lingkungannya.
ii) Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan:
a) Menjamin terwujudnya Halaman yang ditata berdasarkan karakteristik
lingkungan, ketentuan wujud bangunan, dan budaya daerah, sehingga
seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial dan
budaya).
b) Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan
keseimbangan daerah keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
c) Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
iii) Persyaratan Struktur Bangunan
a) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban
yang timbul akibat mobilitas orang, barang dan perilaku alam seperti gempa
bumi atau angin.
b) Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka
yang disebabkan oleh kegagalan struktur gedung dengan melakukan
perencanaan struktur yang tahan terhadap gempa berdasarkan aturan
konstruksi terbaru di antaranya Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perencaan Struktur Baja
untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002, Standar Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung SNI 30-1726-2002.
c) Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang
disebabkan oleh perilaku struktur.
d) Menjamin perlindungan property lainnya dan kerusakan fisik yang
disebabkan oleh kegagalan struktur.
Page 5
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
Page 6
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
d) Menjamin terwujudnya pintu keluar tersendiri dari setiap lantai yang dapat
mencapai keluar secara langsung yang diisolasi terhadap kebakaran menuju
ke jalan atau ruang terbuka.
vi) Persyaratan Transportasi dalam Gedung:
a) Menjamin tersedianya sarana transportasi horisontal dan vertikal yang layak,
aman dan nyaman di dalam bangunan gedung.
b) Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk
bangunan fasilitas umum, dan sosial.
vii) Persyaratan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah Keluar, dan Sistem Peringatan
bahaya:
a) Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informatif didalam bangunan
gedung apabila terjadi keadaan darurat.
b) Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah dan aman, apabila
terjadi keadaan darurat.
viii) Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi
a) Menjamin terpasang dan tersambungnya instalasi listrik secara cukup dan
aman dalam menunjang terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya.
b) Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dan
bahaya akibat petir.
c) Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya.
ix) Persyaratan Sanitasi dari bangunan:
a) Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya.
b) Menjamin kebersihan, kesehatan, dan memberikan pelayanan kenyamanan
bagi penghuni bangunan dan lingkungan.
c) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara
baik.
d) menjamin tersedianya air bersih di dalam dan di Iingkungan bangunan
gedung.
Page 7
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
Page 8
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
g) Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 03–
2847, 2002.
h) Spesifikasi Bahan Bangunan Indonesia, SNI 03–6861, 2002.
i) Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia Tahun 1982;
j) Standar Penerangan Buatan dalam Gedung Tahun 1978 Departemen
Pekerjaan Umum;
k) Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan rumah dan gedung tahun 1987;
l) Panduan Pemasangan Sistem Hidran untuk pencegahan bahaya kebakaran
pada rumah dan gedung tahun 1987;
m) Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1981;
n) Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan Nomor 10/KPTS/2000 tanggal 1 Maret 2000;
o) Panduan Pemasangan Sistem Instalasi Alarm Kebakaran untuk pencegahan
bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung;
p) Peraturan, Pedoman, Standar atau Ketentuan – ketentuan teknis yang lain
yang berhubungan dengan pembangunan gedung.
2) Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik
berkaitan dengan bangunan gedung yang akan direncanakan, baik dari segi khusus
bangunan, segi teknis lainnya, misalnya:
i. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada di sekitar, seperti
dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan;
ii. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya setempat,
geografi, klimatologi, dan lain-lain;
iii. Sejauh tidak bertentangan dengan persyaratan khusus bangunan yang akan
dibangun harus diusahakan penggunaan potensi alami (pencahayaan dan tata
udara) untuk daerah dingin dan panas;
iv. Pengelompokan fungsi bangunan hendaknya dilakukan sesuai dengan sifat dan
hirarkhinya namun merupakan kesatuan yang utuh;
v. Dalam merencanakan pembangunan tersebut agar menyesuaikan dengan
bangunan yang ada serta mampu menunjang kegiatan yang ada;
Page 9
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
vi. Jaringan sirkulasi kendaraan, manusia atau barang hendaknya disusun se efisien
mungkin sehingga terciptanya kelancaran dan mampu menunjang kegiatan yang
ada serta tidak mengganggu fungsi dalam bangunan.
vii. Jaringan listrik hendaknya dibuat seefisien mungkin dengan tidak meninggalkan
fungsi ataupun kemampuan daya listrik, perlu diperhatikan pula faktor
keselamatan terhadap lingkungan baik manusia ataupun yang lainnya.
2) Prinsip-Prinsip Perancangan
i. Prinsip perancangan tapak
Mengenal dan mengamati tapak/ lingkungan untuk melihat potensi dan hambatan
yang berkaitan dengan obyek rancangan, sehingga dapat dilihat dan diketahui:
Pola pencapaian tapak
Pendearahan dalam tapak dan pengelompokan peruntukannya.
Pola bentuk dan komposisi masa yang membentuk ruang-ruang luar beserta
suasananya, studi masa dan ruang (solid & space)
Aspek lingkungan yang kemungkinan akan berpengaruh terhadap
perancangan tapak dan bangunannya.
Page 10
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
Page 11
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
KUALITAS METODOLOGI
Page 12
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
PEMAHAMAN KAK
MASTERPLAN
TUJUAN DAN SASARAN DAN
DESAIN KRITERIA
POTENSI; MASALAH;
STRATEGI DESAIN
KONSEP DESAIN
PRA- DESAIN
PERHITUNGAN
STRUKTUR BQ/RAB/ RKS
PENGEMBANGAN/
DETAIL DESAIN
DOKUMEN
LELANG
Page 13
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
2. PROGRAM KERJA
Konsultan perencana dalam melaksanakan program kerja akan mengalokasikan tenaga
ahli profesional dan sub-profesional dengan tenaga pendukung sesuai dengan disiplin
keilmuan serta keahliannya dalam penyelesaian tahapan proses pekerjaaan yang pelaksanaan
pekerjaan disusun setidaknya berdasarkan:
1) Jangka waktu pelaksanaan
2) Volume kegiatan
3) Jenis dan kompleksitas kegiatan
4) Kesiapan semua unsur-unsur terkait
a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana berpedoman
pada ketentuan yang berlaku, khususnya mengacu kepada Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara, menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Permukiman dan
Prasana Wilayah Nomor 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007, meliputi tugas-tugas
perencanaan fisik bangunan yang terdiri dari:
1) Persiapan atau konsepsi perencanaan, seperti: mengumpulkan data dan informasi
lapangan (termasuk penyelidikan tanah), membuat interpretasi secara garis besar
terhadap KAK, program kerja perencanaan, konsep perencanaan, sketsa gagasan,
konsultasi dengan Pemerintah Daerah setempat mengenai peraturan daerah/ perijinan
bangunan.
2) Penyusunan pra – rencana seperti membuat rencana tapak, pra – rencana bangunan dan
keterangan persyaratan bangunan dari Pemerintah daerah setempat.
Page 14
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
Page 15
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
Page 16
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
3. SISTEM PELAPORAN
Sebagai bentuk hasil melakukan kegiatan, pelaksana pekerjaan menyampaikan
pelaporan atas pekerjaannya. Beberapa pelaporan yang harus disampaikan adalah sebagai
berikut:
a. Laporan Pendahuluan (Inception Report)
Pada tahapan konsepsi design awal dimulainya pekerjaan, Konsultan harus menyusun
suatu konsep awal yang berisikan:
1) Survey Data
Data Primer
Data Sekunder
2) Interpretasi KAK sehingga dapat diperoleh informasi antara lain:
Lokasi lahan dan bangunan sekitarnya
Data-data penunjang dan penerapannya terhadap rancangan
Rencana kerja
Metode pelaksanaan pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan
Pengenalan site pekerjaan yang dilengkapi dengan dokumentasi dan data lainnya
Page 17
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
PROGRAM KERJA
DAN HASIL KERJA
Program kerja yang disusun ini merupakan penjabaran secara rinci dan lebih
konkret terhadap lingkup kerja konsultan kerja ini bersifat tentative, tidak menutup
kemungkinan adanya penyesuaian atau perubahan untuk menyesuaikan dengan kondisi
aktual yang ditemui selama pelaksanaan pekerjaan. Rencana kerja yang lebih mendetail
akan diajukan konsultan setelah terbitnya SPMK atau Surat Perintah Mulai Kerja,
dimana pada saat itu konsultan sudah mendapatkan data-data awal yang lebih lengkap,
sehingga dapat disusun rencana kerja yang lebih terperinci.
Page 18
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
INSTANSI
TERKAIT LAIN
Pejabat
Pembuat
Komitmen
Konsultan Kontraktor
Perencana
Konsultan
Pengawas
Gambar 5.6 Bagan hubungan kerja antar unsur pengelola proyek Keterangan:
Hubungan kontraktual
Hubungan koordinasi
Page 19
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
Page 20
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
Page 21
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
No Pemrosesan
Kegiatan Hasil
PP KPr KP K PTP
.
1. Pengendalian x o x x x Laporan
Kegiatan Site meeting
Pelaksanaan
Memo
peringatan
Berita acara
peringatan
Pengendalian
kegiatan
pelaksanaan
2. Penyusunan o o x x o Buku Harian
Laporan Kegiatan Laporan
Periodik Harian
Laporan
Mingguan
Laporan
Bulanan
Beritas Acara
3. Koordinasi x x x x x Berita acara
meeting
lapangan
Page 22
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
Rapat
lapangan
Memo
lapangan
4. Penyusunan x o x x x Berita acara
Berita Acara prestasi kerja
Pengajuan Berita acara
Angsuran dan penyerahan
Penyerahan pertama
Pertama
5. Masa o o x x o Berita acara
pemeliharaan pemeliharaan
Membuat as built bangunan,
drawing membuat
gambar as
built drawing
6. Menyusun berita x o x x x Berita acara
acara penyerahan
penyerahan kedua
kedua Menyusun
pendaftaran
gedung
pemerintahan
NOTASI: KETERANGAN:
Page 23
DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAWA TIMUR [USTEK]
PENUTUP
Demikianlah usulan teknis ini disusun, kiranya dapat bermanfaat pula sebagai masukan
bagi Pejabat Pembuat Komitmen.
Page 24