Halmahera Utara
BAB 6
METHODOLOGI DAN PENDEKATAN
TEKNIS
6.1. UMUM
Penerima tugas mengusulkan pendekatan dan metodologi yang komprehensif.
Diharapkan hal ini akan menghasilkan desain teknis bangunan kantor yang dapat
sebagai antisipasi kebutuhan wadah tempat masyarakat beraspirasi yang berada
di wilayah/daerah kabupaten baru yang sedang atau mulai berkembang yang
memiliki keterbatasan keadaan dalam pencapaian lahan, secara spesifik dapat
dipertanggung jawabkan dan diandalkan baik secara teknis, fungsional, estetika
maupun ekonomis.
Perencanaan dan perancangan yang diusulkan oleh penerima tugas memiliki
beberapa pendekatan, yaitu berdasarkan kajian kebutuhan Kantor Kabupaten
Halmahera Utara, adat kebiasaan dan pola kerja pengguna bangunan,
kepentingan kenyamanan dan keamanan penggunaan bangunan serta kajian
kriteria dan standar teknis mengingat lokasi yang cukup jauh dari kota sehingga
pengadaan material harus menjadi perhatian utama. Hasil formulasi dari kajian
komponen-komponen tersebut disusun menjadi menjadi acuan dan arahan
dalam proses perencanaan bangunan gedung.
6.2. PENDEKATAN
Terdapat beberapa kriteria, ketentuan, dan standar teknis yang akan menjadi
acuan sekaligus pendekatan bagi penerima tugas untuk mendesain, antara lain:
1. Persyaratan Tata Bangunan:
a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas
VI-1
VI - 2
b. Persyaratan Kesehatan:
Menjamin
terwujudnya
kebersihan
kesehatan
dan
memberikan
VI - 3
menunjang
terselenggaranya
fungsi
Kantor,
termasuk
Kriteria Khusus:
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus,
spesifik berkaitan dengan bangunan gedung kantor yang direncanakan, yang
meliputi:
1. Bangunan Kantor yang direncanakan merupakan bagian dari kesatuan
lingkungan yang ada di sekitarnya (fisik, alam dan sosial budaya) dalam
rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan;
VI - 4
massa
banyak
(lebih
dari
satu),
lengkap
dengan
fasilitas
pendukungnya.
7. Tipe Bangunan Bangunan Gedung dapat bervariasi sesuai usulan Perencana,
yang diharapkan dapat dikelompokkan sesuai kegiatan kerja atau jasa
pelayanan. dan zoning tingkat keramaian/ kebisingan jumlah masyrakat yang
harus dilayani.
Ketentuan-ketentuan lainnya
Selain kriteria diatas, berlaku pula beberapa ketentuan-ketentuan seperti,
Standar, Pedoman dan peraturan yang berlaku, antara lain :
Kajian terhadap Studi/ Desain yang terkait
Selain kriteria di atas, terdapat pula beberapa desain yang terkait yang telah ada
sebelumnya, antara lain misalnya kantor kantor pemerintah yang telah
terbangun sebelumnya.
Dalam penyusunan pekerjaan, konsultan melakukan pendekatan dan metode
berdasarkan pola pikir kegiatan dengan mengacu kepada kebijakan dan
mikro).dan peraturan yang terkait (makro )
VI - 5
tahap-tahap
perancangan,
kegiatan
penaksiran,
Penyusunan
pelaksanaan
Panduan
pembangunan
untuk
perencanaan,
serta
pengelolaan
1. PERSIAPAN
Koordinasi dan konsultasi internal/ eksternal
Dalam tahap persiapan, konsultan menyusun program kerja kegiatan secara
keseluruhan, dengan melakukan konsolidasi dan koordinasi baik dalam internal
tim tenaga ahli maupun dengan instansi terkait seperti Pemerintah Daerah
setempat untuk mendapatkan pengarahan awal sebagai bahan langkah kerja di
dalam menangani pekerjaan ini.
Konsultan juga akan memaparkan dan memberikan interpetasi terhadap tugas
yang diberikan dan menentukan Sasaran atau Target Proyek Bangunan Kantor
Kabupaten Halmahera Utara ini.
Pendataan Awal
Pada tahapan ini, konsultan akan menetapkan metode survey dan perangkat
yang akan digunakan, yaitu berupa pengumpulan data primer maupun
sekunder termasuk informasi yang dapat menunjang perancangan dengan
melakukan survey lapangan dan menentukan delineasi batas-batas. Selain
metode, konsultan juga menyusun instrumen analisis untuk melakukan kajian
terhadap data-data yang telah terkumpul.
Konsultan juga
Penyusunan Metodologi
konsep perencanaan
sketsa gagasan
Pengadaan Lahan
Pengadaan lahan pada proyek ini ditentukan oleh Pemerintah Daerah
setempat, disesuaikan dengan kriteria kebutuhan warga atau target kelompok
masyarakat yang akan menggunakan bangunan ini.
2. STUDI LITERATUR
Kegiatan studi literatur sangatlah diperlukan untuk mendapatkan sumber data
atau bahan didalam melakukan evaluasi terhadap produk Penyusunan
Perencanaan konsep model-model bangunan gedung studi literatur/ studi
terkait meliputi :
Studi-studi
yang
berkaitan
dengan
bangunan
gedung
perkantoran
pemerintah.
kebijakan
perancangan,
dan
peraturan
persyaratan
teknis,
yang
terkait
pelaksanaan
dengan
perencanaan,
pembangunan,
dan
VI - 7
Teknis
Pengamanan
terhadap
Bahaya
Kebakaran
pada
dari
hasil
studi
tersebut
di
atas,
konsultan
melakukan
VI - 8
FUNGSI
POINT YANG
DIBAHAS
KLASIFIKASI
PROGRAM
RUANG
DIBUTUHKAN
KEBUTUHAN &
FLEKSIBILITAS
RUANG
JARINGAN
UTILITAS
BENTUK
DLL
KRITERIA TEKNIS
PENGEMBANGAN RUANG
PENGAMATAN/WAWANCARA
UTILITAS TERPILIH
LOKAL
DESAIN
MODUL RUANG
KEMUNGKINAN PELETAKAN
BANGUNAN
MASSA
DESAIN
KRITERIA TEKNIS
KEMUNGKINAN MODIFIKASI
PLAFON BIAYA
SUMBER DATA/INFORMASI
KEMUNGKINAN
ARSITEKTUR
KONDISI LAHAN
BIAYA
ALTERENATIF JENIS
BANGUNAN
PLAFON BIAYA
LITERATUR
KRITERIA TEKNIS
LITERATUR (Bappenas &
ciptakarya/PU)
ACUAN/KOMPARASI DESAIN
DESAIN PROTOTIP
BAHAN
ALTERENATIF JENIS
LITERATUR, KUNJUNGAN
BANGUNAN
BANGUNAN
ALTERENATIF
PROTOTIP
ASPEK ALAM
LAINNYA
STRUKTUR (SALINITAS)
DAYA
DUKUNG/JENIS
LAHAN
ALTERENATIF JENIS
BANGUNAN
LAPANGAN
3. SURVEY LOKASI
Melakukan survey dan kunjungan lapangan yang disertai oleh Pemerintah
Daerah setempat untuk melakukan pengukuran dan penelitian tentang lokasi
dan daya dukung tanah dengan tujuan untuk melihat lebih detail dan
VI - 9
4. ANALISIS SINTESIS
Pada tahap ini konsultan melakukan analisis terhadap hasil kompilasi data dan
merumuskannya dalam beberapa kategori sebagai berikut:
a. Tata Lingkungan Bangunan Gedung Kantor yang merupakan Identifikasi
Arsitektur
Konsep
Lokal
HIBUALAMO
USULAN KRITERIA
VI 10
Sistem Modul
Modifikasi
Ornamen Lokal
atap
dinding
pintu , jendela,
kolom
Menggunakan ukuran Grid dasar 60
Penggunaan
sistem Grid
Perletakan Masa
& Ruang
Penataan
Pola peletakan
Masa &
penataan massa
Lingkungan
Bangunan
perletakan masa)
Blok
bangunan
Ruang terbuka
Pola penataan
vegetasi
ITEM
1
USULAN KRITERIA
Klasifikasi &
ketentuan
Program
ruang
fungsi ruang
penunjang
merupakan
3
Aspek
Bukaan
Aksesibilitas
USULAN KRITERIA
Menggunakan struktur konvensional
berupa sistem rangka kaku (rigid frame)
Pondasi
Rangka atap
Rangka baja
Kemiringan atap
ITEM
USULAN KRITERIA
Aspek Utilitas
Aspek
Keamanan &
Kenyamanan
Aspek
setiap unit
Lebar selasar minimal 2 m
VI 12
Aspek
pemasangan
Psikologis
elemen
dekoratif
berhubungan
dengan
kebersamaan/
yang
simbol
area
setempat
Pemahaman umum;
melingkupi kepadatan lahan, peraturan-peraturan daerah yang berlaku,
norma-norma sosial yang ada, standar-standar dan time frame.
b.
Tata Lingkungan;
melingkupi aspek-aspek perencanaan kawasan, yaitu :
Bentuk Arsitektur
Dengan pertimbangan kemudahan dalam perancangan maka tatanan
masa dengan memakai sistem modul dan konsep HIBUALAMO yaitu
bentuk dasar segi Delapan.
VI 13
paling
dekat
meter
dengan
pertimbangan
kondisi
a.
Konsep Bangunan
Zona dan Program Ruang
Pada Pembahasan sebelumnya penerima tugas telah menguraikan
bahwa zonasi ruang pada tapak tergantung dari aksesibilitas pada tapak
,dan program kegiatan.
Zona secara umum ditetapkan sebagai berikut:
Zona untuk Daerah Publik,
Zona untuk Daerah Privat,
Zona untuk Daerah Servis,
Zona Halaman Terbuka sebagai space pengikat atau pusat orientasi
dan sarana penunjang: parkir dan lain-lain.
b.
Struktur Bangunan
Telah ditetapkan struktur pada bangunan adalah beton bertulang dan
baja .
VI 14
c.
Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang digunakan sesuai dengan standar buku biru yang
berlaku tetapi khusus pada bangunan gedung perlu diperhatikan hal
hal sebagai berikut:
Pada tangga yaitu pada injakan perlu adanya karet atau keramik
anti slip untuk keamanan pemakai gedung dan penyandang cacat.
Utilitas Bangunan
Secara umum utilitas yang perlu diperhatikan adalah :
e.
Bentuk Arsitektur
Bentuk dari Bangunan Gedung dengan menerapkan model penataan
masa maka secara keseluruhan bentuk akan mengikuti kebutuhan akan
ruang pada tapak.
f.
Sketsa Gagasan
Dalam mengolah Formulasi Konsep Perancangan, konsultan harus
memperhatikan atau melibatkan masukan/pendapat stakeholder dengan
memperhatikan asas-asas sebagai berikut:
a.
Bentuk
dasar
bangunan
meng
akomodasi
konsep
c.
material,
tetapi
pada
kemampuan
mengadakan
f.
g.
6. PRA RENCANA
Tahap Penyusunan Pra Rencana, berisi tentang pengejewantahan konsep
perancangan ke bentuk rencana tapak, rencana fungsi bangunan, rencana
arsitektur, rencana struktur, rencana utilitas.
7. PENGEMBANGAN DESAIN
Pada tahapan ini, setelah melakukan beberapa pembahasan desain, koordinasi
teknis dan non teknis serta konsolidasi dengan pihak pemberi tugas,
berdasarkan masukan-masukan dan opini forum maka konsultan akan
melakukan
pengembangan
pada
desain
yang
tujuannya
adalah
VI 17
VI 18