2.2.4. Metodologi
Metode yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana terbagi
atas beberapa tahapan dengan maksud agar dalam pelaksanaan dapat
dikerjakan secara simultan sebagai berikut :
Berdasar dari lingkup pekerjaan yang telah disampaikan melalui
Kerangka Acuan Kerja agar didapat hasil yang sesuai dengan tujuan
utama pekerjaan, maka dalam penyusunan desain ini akan dilakukan
metode :
1. Studi Observasi
Studi ini berupa pengumpulan data untuk diolah dalam
perancangan ini. Pada proses pekerjaan perencanaan ini data
yang dibutuhkan antara lain, diagram rancangan kebutuhan
ruang, satuan keperluan ruang sehingga didapatkan luas
bangunan yang ibutuhkan, dan penggunaan ruang.
2. Studi Literatur
Adalah kajian penulis atas referensi-referensi yang ada baik
berupa buku maupun karya-karya ilmiah yang berhubungan
dengan pekerjaan perencanaan ini. Beberapa referensi yang
dibutuhkan untuk perancangan ini antara luasan kebutuhan yang
dibutuhkan setiap orang yang dibutuhkan untuk melakukan
aktifitasnya disesuaikan dengan tingkat pekerjaannya. Studi
literature juga dilakukan melalui internet untuk mencari
literature mengenai contoh bangunan kantor yang baik dan
mampu diterapkan di Indonesia dan tentu saja menyesuaikan
dengan kondisi Indonesia.
3. Analisa data dan Perancangan
Pengolahan data dan analisa data yang kemudian digunakan
sebagai masukan dalam penghitungan secara manual dan dengan
program simulasi bangunan seperti Autodesk Ecotect Analysis
maupun Design Builder untuk menganalisi kesesuaian suhu dengan
kebutuhan serta perancangan instalasi dengan program AutoCad.
4. Studi Bimbingan
Konsultan dalam proses perencanaan pembangunan ini bersama
pemberi tugas yang merupakan pengguna gedung kantor
merupakan sumber data dan masukan sebagai penyesuaian desain
dengan keinginan pengguna bangunan.
2.2.5. Inovasi
• Kerangka Acuan Kerja (KAK) sebagai rujukan pelaksanaan
Perencanaan ini, telah disusun secara sistimatis dan mengarahkan
Konsultan kepemahaman substansi yang rinci terhadap tujuan dan
lingkup pekerjaan. sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan
Perencanaan, Konsultan akan mengacu kepada
standar
Perencanaan yang telah ditetapkan oleh kementerian Pekerjaan
Umum maupun perarturan yang dikeluarjan oleh kementerian
Kesehatan Oleh karena itu bentuk layanan jasa konsultan yang
akan dilaksanakan adalah berupa penelitian untuk mendukung
desain optimal struktur atas bangunan yang dimaksud
• Sebagaimana telah diuraikan dalam KAK bahwa tujuan pekerjaan
ini adalah untuk mendukung kelancaran Perencanaan teknis
sedemikian rupa sehingga tercapai penyesuaian dalam batas-
batas kemampuan biaya agar supaya dalam pelaksanaan kontruksi
fisik dapat dijadikan acuan.
• Konsultan dalam penanganan pekerjaan Perencanaan ini akan
mengerahkan tenaga ahli yang ada sehingga dengan demikian
dapat tercapai suatu hasil kajian yang optimal dan sesuai dengan
standar teknik yang telah ditetapkan.
Kosekuensi yang akan dialami tenaga kerja bila bertindak tidak aman
dan tidak menggunakan APD adalah sebagi berikut :
1. Kepala terbentur
2. Anggota tubuh terluka
3. Terjepit
4. Gangguan pernafasan
5. Gangguan penglihatan
6. Gangguan pendengaran
7. Terjatuh dari ketinggian
8. Meninggal dunia
Apabila hal ini tidak bisa segera diperbaiki maka akan sangat
merugikan perusahaan khususnya tenaga kerja itu sendiri.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk segera mengatasi sumber
masalah ini, adalah :
1. Melakukan breafing K3 untuk mengingatkan tenaga kerja agar
selalu menggunakan APD
2. Membuat prosedur kerja yang baik
3. Melakukan pelatihan K3 kepada para tenaga kerja secara
menyeluruh dan berkesinambungan