Anda di halaman 1dari 7

BAB III PENDEKATAN DAN METODOLOGI

2.2. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI

2.2.1. Pendekatan Umum

Untuk mencapai tujuan sesuai sasaran yang ditentukan di dalam


kerangka Acuan Kerja maka sebelum dibuat metode terperinci perlu
ditentukan lebih dahulu prinsip-prinsip dasar dan penyederhanaan
pelaksanaan. Harus lebih dahulu dipastikan tujuan dan prinsip yang
benar sehingga keputusan yang akan diambil dapat mencapai sasaran.
Tanpa hal ini maka program yang dilaksanakan kemungkinan akan
gagal dan tidak efisien selama pelaksanaannya sehingga tujuan akhir
tidak tercapai.
Sangat diperlukan membuat identifikasi dan mengerti ruang lingkup,
pekerjaan yang akan dilaksanakan nantinya sebelum memutuskan
metode pelaksanaan yang diperlukan.Untuk mencapai tujuan sesuai
sasaran yang ditentukan di dalam Kerangka Acuan Kerja maka
sebelum dibuat metode terperinci perlu ditentukan lebih dahulu
prinsip-prinsip dasar dan penyederhanaan pelaksanaan. Harus lebih
dahulu dipastikan tujuan dan prinsip yang benar sehingga keputusan
yang akan diambil dapat mencapai sasaran. Tanpa hal ini maka
program yang dilaksanakan kemungkinan akan gagal dan tidak efisien
selama pelaksanaannya sehingga tujuan akhir tidak tercapai.
Sangat diperlukan membuat identifikasi dan mengerti ruang lingkup,
pekerjaan yang akan dilaksanakan nantinya sebelum memutuskan
metode pelaksanaan yang diperlukan.

2.2.2. Sasaran jasa Konsultan


Sasaran utama dari pekerjaan ini adalah menyediakan desain /
perencanaan teknis termasuk Dokumen pelelangannya untuk kegiatan
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Sedang/Berat
Ruang Kelas SMA Negeri 17 Maluku Tengah dengan pertimbangan
mengikuti ketersediaan anggaran yang ada.

2.2.3. Jenis dan lingkup Pekerjaan


a. Jenis jasa yang dibutuhkan berupa pembuatan perencanaan
teknis hingga pembuatan dokumen untuk keperluan pelelangan.
b. Lingkup pekerjaan yang harus ditangani oleh Konsultan dapat
dikelompokan dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
• Survey Lapangan :
▪Penelitian pendahuluan
▪Pengukuran Bangunan
• Perencanaan Teknis
▪Final Design
c. Penyusunan Dokumen Tender
• Perencanaan Teknis yang mencakup antara lain pekerjaan
penggambaran dan, perhitungan kecukupan biaya dengan
mempertimbangkan masukan dari pemilik bangunan yang ada,
dengan dilengkapi dengan dengan gambar-gambar yaitu Draft
Perencanaan Teknis dan Final Perencanaan Teknis.
• Penyusunan Dokumen Lelang

2.2.4. Metodologi
Metode yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana terbagi
atas beberapa tahapan dengan maksud agar dalam pelaksanaan dapat
dikerjakan secara simultan sebagai berikut :
Berdasar dari lingkup pekerjaan yang telah disampaikan melalui
Kerangka Acuan Kerja agar didapat hasil yang sesuai dengan tujuan
utama pekerjaan, maka dalam penyusunan desain ini akan dilakukan
metode :
1. Studi Observasi
Studi ini berupa pengumpulan data untuk diolah dalam
perancangan ini. Pada proses pekerjaan perencanaan ini data
yang dibutuhkan antara lain, diagram rancangan kebutuhan
ruang, satuan keperluan ruang sehingga didapatkan luas
bangunan yang ibutuhkan, dan penggunaan ruang.
2. Studi Literatur
Adalah kajian penulis atas referensi-referensi yang ada baik
berupa buku maupun karya-karya ilmiah yang berhubungan
dengan pekerjaan perencanaan ini. Beberapa referensi yang
dibutuhkan untuk perancangan ini antara luasan kebutuhan yang
dibutuhkan setiap orang yang dibutuhkan untuk melakukan
aktifitasnya disesuaikan dengan tingkat pekerjaannya. Studi
literature juga dilakukan melalui internet untuk mencari
literature mengenai contoh bangunan kantor yang baik dan
mampu diterapkan di Indonesia dan tentu saja menyesuaikan
dengan kondisi Indonesia.
3. Analisa data dan Perancangan
Pengolahan data dan analisa data yang kemudian digunakan
sebagai masukan dalam penghitungan secara manual dan dengan
program simulasi bangunan seperti Autodesk Ecotect Analysis
maupun Design Builder untuk menganalisi kesesuaian suhu dengan
kebutuhan serta perancangan instalasi dengan program AutoCad.
4. Studi Bimbingan
Konsultan dalam proses perencanaan pembangunan ini bersama
pemberi tugas yang merupakan pengguna gedung kantor
merupakan sumber data dan masukan sebagai penyesuaian desain
dengan keinginan pengguna bangunan.

2.2.5. Inovasi
• Kerangka Acuan Kerja (KAK) sebagai rujukan pelaksanaan
Perencanaan ini, telah disusun secara sistimatis dan mengarahkan
Konsultan kepemahaman substansi yang rinci terhadap tujuan dan
lingkup pekerjaan. sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan
Perencanaan, Konsultan akan mengacu kepada
standar
Perencanaan yang telah ditetapkan oleh kementerian Pekerjaan
Umum maupun perarturan yang dikeluarjan oleh kementerian
Kesehatan Oleh karena itu bentuk layanan jasa konsultan yang
akan dilaksanakan adalah berupa penelitian untuk mendukung
desain optimal struktur atas bangunan yang dimaksud
• Sebagaimana telah diuraikan dalam KAK bahwa tujuan pekerjaan
ini adalah untuk mendukung kelancaran Perencanaan teknis
sedemikian rupa sehingga tercapai penyesuaian dalam batas-
batas kemampuan biaya agar supaya dalam pelaksanaan kontruksi
fisik dapat dijadikan acuan.
• Konsultan dalam penanganan pekerjaan Perencanaan ini akan
mengerahkan tenaga ahli yang ada sehingga dengan demikian
dapat tercapai suatu hasil kajian yang optimal dan sesuai dengan
standar teknik yang telah ditetapkan.

2.2.6. Dukungan Data

Penjelasan mengenai ketersediaan data-data yang ada di lapangan,


baik yang ada di kantor terkait maupun kantor-kantor dinas lainya yang
ada di lokasi pekerjaan secara garis besar sudah kami mengerti dan
kami memiliki gambaran akan hal tersebut, konsultan akan memastikan
keberadaan data-data tersebut baik secara kualitas maupun
kuantitasnya, juga mengenai kemudahan-kemudahan.

2.3. RENCANA KERJA


2.3.1. Program Kerja

Rencana kerja ini dibuat berdasarkan uraian Kerangka Acuan Kerja


(TOR) mengenai ruang lingkup konsultan dan metoda kerja seperti
yang telah diuraikan sebelumnya serta syarat administrasi yang
tertuang dalam TOR.

Dalam penyusunan Rencana Kerja ini, terlebih dahulu diadakan suatu


study mendalam mengenai kapasitas kerja dari personil yang terlibat dan peralatan
yang digunakan, ruang lingkup dan volume pekerjaan, lokasi kerja, accessibility,
mobilisasi dan seluruh aspek teknis dan ekonomis yang erat kaitannya dengan
pekerjaan Perencanaan teknik ini.
Dengan mengadakan evaluasi atas pengalaman - pengalaman yang
pernah dilaksanakan oleh kami sebagai Konsultan untuk pekerjaan
sejenis maka disusunlah rencana kerja untuk menangani pekerjaan
ini.
Hal yang perlu mendapatkan perhatian seksama pada waktu
pelaksanaan nantinya adalah masalah Perencanaan dan pengendalian
atas pelaksanaan ini baik dilapangan maupun di kantor proyek.

Rencana kerja konsultan pada Perencanaan teknis berusaha agar


pekerjaan ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan, maka sesuai dengan pengalaman konsultan, pekerjaan
Perencanaan ini dapat diselesaikan dalam waktu 30 Hari.

Bertitik tolak kepada analisa terperinci mengenai hal-hal tersebut


diatas, maka dapat ditetapkan dalam pelaksanaan pekerjaan
perencanaan teknis yang tertuang dalam :

1. Jadwal pelaksanaan Pekerjaan


2. Jadwal Waktu Penugasan Personil
3. Jadwal Waktu Pelaporan

2.3.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


K3 adalah semua kondisi dan factor yang berdampak pada
keselamatan dan kesehatan kerja bagi tenaga kerja maupun orang
lain di tempat kerja,
K3 di atur dalam undang – undang RI No. 1/1970 tentan
gkeselamatan kerja yang mendefinisikan tempat kerja sebagai
ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap
dimana tenaga kerja bekerja. Termasuk tempat kerja ialah semua
ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupak bagian-
bagian atau berhubungan dengan tempat kerja tersebut. Tujuan dari
keselamatan dan kesehatan kerja antara lain ;
1. Melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam
melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan hidupa dan
meningkatkan kinerja
2. Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan
efisien.

Kosekuensi yang akan dialami tenaga kerja bila bertindak tidak aman
dan tidak menggunakan APD adalah sebagi berikut :
1. Kepala terbentur
2. Anggota tubuh terluka
3. Terjepit
4. Gangguan pernafasan
5. Gangguan penglihatan
6. Gangguan pendengaran
7. Terjatuh dari ketinggian
8. Meninggal dunia
Apabila hal ini tidak bisa segera diperbaiki maka akan sangat
merugikan perusahaan khususnya tenaga kerja itu sendiri.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk segera mengatasi sumber
masalah ini, adalah :
1. Melakukan breafing K3 untuk mengingatkan tenaga kerja agar
selalu menggunakan APD
2. Membuat prosedur kerja yang baik
3. Melakukan pelatihan K3 kepada para tenaga kerja secara
menyeluruh dan berkesinambungan

Alat Pelindung Diri (ADP) atau Personal Protective Equipment yang


wajib dikenakan oleh Tenaga Kerja pada Area kerja nantinya :
1. Safety Body Harness
Safety Body Harness (tali keselamatan) berfungsi untuk membuat
gerak tenaga kerja agar tidak masuk ke tempat yang mempunyai
potensi jatuh atau menjaga tenaga kerja berada pada posisi kerja
yang di inginkan dalam keadaan miring maupun tergantung dan
menahan serta membatasi tenaga kerja jatuh sehingga tidak
membentur lantai dasar.
2. Safety Shoes
Safeti Shoes berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa atau
berbenturan dengan benda – benda berat termasuk benda tajam,
tergeincir, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, terpapar
suhu ekstrim, terkena bahan kimia berbahaya dan jasad renik.
Sepatu yang digunakan adalah sepatu Both.
3. Safety Helmet
Safety Helmet (alat pelindung kepala) merupakan alat pelindung
yang berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan, terantuk,
kejatuhan atau terpukul,benda tajam atau benda keras yang
melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh radiasi panas,
api, percikan bahan-bahan kimia, jasad renik (mikro organisme),
dan suhu yang ekstrim.
4. Safety Goggles
Safety Goggles (alat pelindung mata) adalah alat yang berfungsi
untuk melindungi mata dari paparan bahan kimia berbahaya,
apaparan partikel-partikel yang melayang di udara dan di badan
air, percicikan benda-benda kecil, panas, atau uap panas, radiasi
gelombang elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak
mengion, pancaran cahaya dan benturan atau pukulan benda
keras atau benda tajam.
5. Safety Gloves
Safety Gloves (alat Pelindung tangan) adalah alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari
bahan- bahan kimia dan terkena banda-benda tajam.

Pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan oleh pihak perusahaan


:
1. Manajeman perusahaan.
2. Perusahaan melakukan evaluasi tentang karakteristik perusahaan
sebelum dimulai oleh orang terlatihuntuk mengidentifikasi
potensi bahaya di tempat kerja dan untuk membantu memilih
cara perlindungankaryawan yang tepat.
3. Penatalaksanaan yang teratur dan baik
4. Memakai alat pelindung diri dengan sungguh-sungguh tanpa
paksaan
5. Menyadari betapa pentingnya keselamatan kerja
6. Mematuhi peraturan yang berlaku di tempat kerja

2.3.3. Jadwal Kerja


Jadwal pelaksanan pekerjaan Perencanaan disusun berdasarkan
waktu pelaksanaan proyek yang telah ditentukan dan Jadwal
Penugasan Tenaga Ahli. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
menurut Kerangka Acuan Kerja (TOR) adalah 30 hari terhitung sejak
Pemberi Tugas menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Oleh
karena itu Konsultan mengalokasikan waktu pelaksanaan seperti pada
Gambar berikut :

Anda mungkin juga menyukai