Secara umum konsultan beranggapan bahwa isi dari Kerangka Acuan Kerja untuk
layanan jasa Konsultan Pengawas dalam melaksanakan pengelolaan pembangunan cukup
informatif terutama yang mencakup latar belakang proyek, para pelaku proyek, sasaran
dan lingkup kegiatan Konsultan, metoda pelaksanaan kegiatan Konsultan serta kebutuhan
layanan tenaga ahli bagi kegiatan jasa Konsultan Supervisi. Penyusun usulan teknis ini
menggunakan Kerangka Acuan Kerja atau Terms of Reference atas rencana
pembangunan diatas lahan milik sendiri. Konsultan setelah mempelajari Kerangka Acuan
Kerja dan dari pemahaman Konsultan tentang KAK dan Berita Acara Penjelasan Lelang
tersebut disimpulkan semua informasi ini telah cukup rinci untuk pemahaman terhadap
proyek ini
masukan dalam penyempurnaan Kerangka Acuan Kerja sebagai upaya untuk memberikan
bentuk proses pelaksanaan yang ideal dalam mencapai target sasaran berupa flow chart
yang kami susun dibawah ini.
Melakukan review atas data perencanaan yang diperoleh dari Proyek untuk dikaji
terhadap sistim pelaksanaan dan keadaan setempat maupun strategi pelaksanaan
pembangunan. Pada tahap koordinasi, kegiatan yang dilakukan konsultan supervisi adalah
dengan melakukan survey atas keadaan sebenarnya dilapangan, hambatan dan kendala
berkaitan dengan proses adminisrasi pembangunan, keselamatan dan kesehatan kerja.
Melakukan koordinasi dengan Tim Teknis guna mendapatkan kesamaan pandang
terhadap strategi pembangunan, prosedur perencanaan dan standar pelaksanaan,
supervisi maupun manajemen administrasi dan keuangan proyek, serta standarisasi sistim
pelaporan yang akan digunakan
Lingkup penugasan
• Memahami falsafah perencanaan bangunan dikaitkan konsep pembangunan
dengan sistim yang akan dikembangkan kemudian hari, pengadaan jasa
pelaksanaan pembangunan hingga operasionalnya bangunan.
• Melakukan constructability review dan survey serta evaluasi atas dokumen
pelaksanaan sebelum dilaksanakan pelelangan pelaksanaan.
• Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang disusun oleh
pemborong, yang melalui program-program pencapaian sasaran konstruksi,
jadwal pelaksanan (Time Schedule), penyediaan dan penggunaan tenaga
kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan, informasi, dana, program
Quality Assurance/Quality Control dan program kesehatan dan keselamatan
kerja (K3)
• Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik yang meliputi program
pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu,
pengendalian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas) hasil konstruksi,
pengendalian perubahan pekerjaan,
• Pelaksanaan tertib administrasi, pengendalian kesehatan dan keselamatan
kerja (K3) dan implementasi RPL dan RKL yang ada dan diberlakukan
4.3 KELUARAN
Keluaran Yang Dihasilkan Untuk Pekerjaan Pengawasan Pembangunan
Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Sebagai Berikut :
1. Buku Harian, yang memuat semua kejadian, perintah dan petunjuk penting dari
Direksi Teknis, Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi dan Penyedia Jasa Konsultansi
Pengawasan Konstruksi
2. Laporan harian, berisi keterangan tentang :
a) Rencana Kerja harian/Metoda
b) Shop drawing
c) Tenaga kerja
d) Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak
e) Alat-alat
f) Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan
g) Waktu pelaksanaan pekerjaan
h) Laporan Testing dan Commissioning
3. Laporan mingguan, dan bulanan sebagai resume laporan harian;
4. Berita acara kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran;
5. Surat perintah perubahan pekerjaan dan berita acara pemeriksaan pekerjaan
tambah kurang;
6. Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing) dan Manual
Peralatan-peralatan yang dibuat oleh Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi;
7. Laporan rapat di lapangan (site meting) dan Weely Instruction/weekly request;
8. Gambar rincian pelaksanaan (shop drawings) dan realisasi time schedule yang
dibuat oleh Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi.
9. Laporan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK).
10. Kelengkapan dokumen pendaftaran bangunan gedung negara lengkap dengan
lampiran-lampirannya.
11. Laporan akhir pekerjaan pengawasan.
3. Terlaksananya proyek dengan tepat waktu dan mutu sesuai RKS dan tingkat
keselamatan kerja terpenuhi.
4. Terantisipasinya kesalahan gambar detail pelaksanaan dan mutu material yang
akan dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat
terlaksana sesuai gambar rencana dengan mutu material sesuai spesifikasi.
5. Teratasinya masalah-masalah teknis pelaksanaan melalui rapat yang dituangkan
dalam notulen dan risalah rapat.
6. Pelaporan kepada PPK secara periodic (laporan mingguan dan bulanan) tentang
kemajuan pekerjaan, hambatan pelaksanaan dan sebab-sebab serta upaya untuk
mengatasinya.
7. Evaluasi setiap perintah perubahan dari pengguna barang dalam kaitanya dengan
aspek biaya dan waktu pelaksanaan.
waktu pelaksanaan yang kami usulkan secara proporsional yang ada di dalam usulan
teknis ini mudah–mudahan bisa memberikan bahan pertimbangan Panitia Pengadaan Jasa
Konsultansi bahwa kami akan dapat menyelesaikan dengan tepat waktu.
1) Supervisi Engineer
Supervisi Engineer adalah Pemimpin Tim Konsultan atau wakil Direksi Pekerjaan
yang bertanggung jawab terhadap semua koordinasi kegiatan konsultan baik di
lapangan ataupun hubungan dengan Kegiatan Paket Pengawasan Pembangunan
Gedung yang bertanggung jawab langsung kepada Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan dimana timnya ditugaskan untuk melaksanakan jasa maupun kepada
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
Tim Leader, adalah seorang Sarjana Teknik Sipil dari perguruan Tinggi Negeri atau
yang disamakan di Indonesia atau Internasional yang telah diakreditasi dan telah
lulus serta dengan latar belakang pendidikan Sarjana Teknik Sipil serta memiliki
sertifkat keahlian (SKA) Ahli Teknik Bangunan Gedung - Madya. Harus mempunyai
pengalaman di bidang Pengawasan Gedung minimum 5 (Lima) Tahun.
Tugas dan Tanggung jawabnya meliputi, namun tidak terbatas pada :
1. Menjamin bahwa semua Kerangka Acuan Kerja yang dikeluarkan oleh PPK
dapat dilaksanakan dengan baik sehubungan dengan struktur organisasi dan
pelaksanaan pekerjaan.
2. Penanggung jawab utama dalam pekerjaan penyiapan Review Design dan
evaluasi desain serta penyiapan addendumnya akibat review design tersebut
selama mobilisasi pekerjaan fisik.
3. Mengikuti petunjuk-petunjuk dan persyaratan-persyaratan yang telah
ditentukan, terutama sehubungan dengan :
➢ Inspeksi secara teratur ke paket pekerjaan untuk melakukan monitoring
kondisi pekerjaan melakukan perbaikan-perbaikan agar pekerjaan dapat
direalisasikan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah
ditentukan.
2) Senior Inspector
Senior Inspector adalah Ahli Teknik Arsitek dalam mengawasi Kegiatan Pengawasan
Pembangunan Gedung yang bertanggung jawab Tim Leader Kegiatan dimana
timnya ditugaskan untuk melaksanakan jasa maupun kepada Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan.
Ahli Arsitektur, adalah seorang Sarjana Teknik Arsitek dari perguruan Tinggi Negeri
atau yang disamakan di Indonesia atau Internasional yang telah diakreditasi dan
telah lulus serta dengan latar belakang pendidikan Sarjana Teknik Arsitek serta
memiliki sertifkat keahlian (SKA) Ahli Teknik Arsitek. Harus mempunyai pengalaman
di bidang Pengawasan Gedung minimum 5 (Lima) Tahun.
Tugas dan Tanggung jawabnya meliputi, namun tidak terbatas pada :
1. Bertanggung jawab kepada Team Leader;
2. Sebagai penanggung jawab teknis tertinggi pelaksanaan Pengendalian dan
Pengawasan Pekerjaan Arsitektur & Landscape di lapangan;
3) Ahli K3 Konstruksi
Ahli K3 adalah Ahli K3 dalam mengawasi Kegiatan Paket Pengawasan Pembangunan
Gedung yang bertanggung jawab Tim Leader Kegiatan dimana timnya ditugaskan
untuk melaksanakan jasa maupun kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
Ahli Manajemen Proyek, adalah seorang Sarjana Teknik Sipil dari perguruan Tinggi
Negeri atau yang disamakan di Indonesia atau Internasional yang telah diakreditasi
dan telah lulus serta dengan latar belakang pendidikan Sarjana Teknik Sipil serta
memiliki sertifkat keahlian (SKA) Ahli K3 Konstruksi. Harus mempunyai pengalaman
di bidang Pengawasan Gedung minimum 5 (lima) Tahun.
Tugas dan Tanggung jawabnya meliputi, namun tidak terbatas pada :
1. Bertanggung jawab kepada Team Leader;
2. Mewakili Team Leader dalam rapat – rapat koordinasi mingguan bidang
arsitektur dan landscape di lapangan;
3. Menerapkan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) proyek
4. Menerapkan manajemen lingkungan proyek
5. Menerapkan manajemen ruang lingkup proyek
6. Menerapkan manajemen waktu proyek
7. Menerapkan manajemen mutu proyek
8. Menerapkan manajemen biaya proyek
9. Menerapkan manajemen SDM proyek
10. Menerapkan manajemen komunikasi proyek
11. Menerapkan manajemen resiko proyek
12. Menerapkan manajemen pengadaan proyek
13. Menerapkan manajemen integrasi proyek
14. Menerapkan manajemen keuangan proyek
Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknik
Pembangunan Gedung Negara BAB V Poit c Kegiatan pengawasan konstruksi terdiri atas:
1. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan
dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan;
2. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta mengawasi
ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi;
3. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan laju
pencapaian volume/realisasi fisik;
TUJUAN TAHAPAN
KONSULTAN
HASIL MANAJEMEN
KONSTRUKSI
(Gambar : Bagan Alir Pekerjaan)
Pengawasan Konstruksi memiliki maksud dan tujuan agar dalam penanganan proyek dapat
dicapai hasil maksimal, yaitu :
✓ Memenuhi spesifikasi yang diinginkan.
✓ Selesai tepat waktu.
✓ Efisiensi biaya.
✓ Keamanan dan keselamatan kerja terjamin.
Tahap Pemilik/Owner
perencanaan
Tahap pelaksanaan
dst
Kontraktor Kontraktor
Sub-Kontraktor Sub-Kontraktor
masalah pelaksana pekerjaan, rekomendasi tersebut dibuat dan harus didukung oleh analisa
yang masuk akal berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang ia miliki.
Pada kondisi optimal, faKtor-faktor, biaya, waktu dan kualitas membentuk tata hubungan
yang saling bergantung serta berpengaruh sangat kuat dengan kepekaan tinggi. Jika salah
satu darinya berubah atau digeser sedikit saja maka akan langsung berdampak pada faktor
lainnya dan pada umumnya merupakan hal yang sulit bahkan mustahil untuk dapat
mencegah pengaruhnya.
Pada industri konstruksi sebagaimana layaknya pelayanan jasa ketentuan mengenai biaya,
kualitas dan waktu penyelesaian sudah diikat dalam kontrak dan ditetapkan sebelum
konstruksi dimulai. Apabila muncul hal-hal yang tidak diperhitungkan secara proses produksi
tidaklah mudah untuk merubah ketentuan-ketentuan yang sudah merupakan bentuk
kesepakatan tersebut. Apabila didalam psoses konstruksi terjadi penyimpangan kualiitas
hasil pekerjaan baik hal tersebut hasil perbuatan yang disengaja maupun tidak resiko yang
ditanggung tidaklah kecil.
Masalah-masalah yang mempengaruhi hasil kualitas pekerjaan lebih banyak berawal dan
didominasi oleh kualitas sumber daya manusia yang berkaitan dengan kemampuan dan
keterampilan teknis. Seperti misalnya dalam penyusunan criteria perencanaan dan
spesifikasi, pengelolaan segi financial Sebagai penunjang, tata cara penyediaan material dan
peralatan, pengerahan tenaga terampil dan kelemahan di bidang pemeriksaan dan
pengawasan selama konstruksi berlangsung. Selanjutnya masih terdapat masalah-masalah
tambahan yang cukup penting yang berpengaruh secara sekaligus terhadap ketiga faktor,
yaitu upaya analisis rekayasa nilai, pembiayaan tak terduga yang mengakibatkan ekonomi
biaya tinggi, dan program-program pelatihan bagi pekerja.
2.2.3 METODE
Metode dalam pelaksanaan pengawasan Konstruksi adalah sebagai berikut :
Dalam hal ini, peran, tugas, dan fungsi Konsultan Supervisi harus dan khususnya pada
tahap pelaksanaan pekerjaan konstruksi ijin pelaksanaan merupakan prosedur umum yang
mendasar. Dalam penerapannya tidak semua pekerjaan harus melewati prosedur dan
persyaratan pendahulu. Hal ini dapat berakibat menjadi penghambat laju kecepatan
pelaksanaan konstruksi itu sendiri. Bagian-bagian tertentu yang dianggap kritikal adalah
yang berkaitan dengan fungsi bagian/komponen konstruksi yang berkaitan dengan
keamanan, fungsional, kualitas, biaya dan waktu. Untuk bagian/komponen yang penting
inilah harus dipenuhi/ditempuh prosedur yang bersifat preventif.
Memperhatikan bahwa tahap pelaksanaan (construction) adalah tahap yang paling banyak
menyerap dana, maka diperlukan kontrol yang ketat pada tahap tersebut. Untuk
melaksanakan kontrol tersebut, Pemilik Proyek dalam hal ini Di Kota Pekanbaru Provinsi
Riauakan menunjuk Konsultan Pengawas yang profesional dalam bidang pekerjaan
CV. Interior Consultant sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa Konsultan
Pengawasan didalam melaksanakan pekerjaan Pengawasan Pembangunan Gedung
Fasilitas Layanan Perpustakaan ada 5 prinsip pengendalian (manajemen proyek), yaitu
:
1. Manajemen biaya : Bertujuan biaya proyek seoptimal mungkin dan tetap berada
di bawah pagu anggaran yang tersedia, dan agar jadwal /
cash flow anggaran berjalan sesuai rencana.
2. Manajemen waktu : dengan maksud agar waktu pelaksanaan proyek sesingkat
mungkin atau tepat waktu/jadual sehingga biaya efisien,
bangunan dapat segera dioperasikan dan pada akhirnya
keuntungan dapat segera diperoleh.
3. Manajemen mutu : dengan sasaran agar didapat mutu pekerjaan yang
bagus/sesuai rencana sehingga biaya yang harus
dikeluarkan pada tahap operasi dan pemeliharaan rendah
serta didapat manfaat yang sebesar-besarnya.
4. Manajemen sistem : dengan maksud untuk mendukung kegiatan manajemen
informasi biaya, waktu dan mutu sehingga sasarannya dapat tercapai.
5. Manajemen : apabila dokumen kontrak beserta semua lampirannya dibuat
kontrak secara cermat, lengkap, jelas dan tegas sehingga
pelaksanaan pekerjaan berlangsung secara tertib dan efektif.
Masalah atau kendala-kendala yang mungkin timbul pada pelaksanaan pekerjaan perlu
diantisipasi lebih awal agar pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dengan hasil
kerja/pencapaian mutu yang optimal, sesuai dengan persyaratan dalam Dokumen Kontrak,
adalah sebagai berikut :
a. Kontraktor perlu mencari lahan untuk penempatan :
1. Base camp/workshop
2. Tempat penimbunan material bahan Bangunan.
b. Perkuatan konstruksi jalan dan jembatan pada ruas-ruas jalan lokal yang akan
digunakan untuk keperluan lalu lintas kendaraan berat Kontraktor.
c. Izin dari Pemda setempat dan instansi terkait, seperti :
1. Izin penambangan material untuk bahan Bangunan, batu, pasir, air Dll
2. Izin melalui jalan yang kelas muatannya lebih rendah dari kendaraan berat
(Dumptruck, Trailer) Kontraktor.
3. Izin mengalihkan untuk sementara air pada sungai-sungai yang berfungsi juga
sebagai air irigasi/keperluan umum.
4. Izin bekerja siang dan malam.
d. Persiapan Gambar Kerja
1. Shop drawing pekerjaan Gedung.
2. Shop drawing pekerjaan Konstruksi Gedung.
e. Pemeliharaan rutin bahu luar existing di lokasi proyek, jika perlu dilakukan perkuatan
tambahan, mengingat pada saat terjadi macet, maka pemakai kendaraan akan melintas
di bahu luar di lokasi proyek.
f. Pemeliharaan pagar pengaman/pembatas proyek harus dilakukan secara rutin,
sehingga diharapkan semimal mungkin terjadi hambatan lalu lintas.
g. Kondisi lalu lintas pada ruas jalan yang sedang beroperasi, sehingga pengendalian
lalu lintas pada saat konstruksi menjadi hal yang sangat penting agar tidak terjadi
kemacetan.
Dalam pelaksanaan tugasnya Konsultan akan berpijak pada hakekat tugas pengawasan di
atas, dan berpedoman pada ketentuan- ketentuan yang tertuang dalam Kerangka Acuan
Tugas, Kondisi Umum Kontrak, Spesifikasi Umum serta pengalaman Konsultan sendiri dalam
menangani pekerjaan pengawasan lainnya yang sejenis, Konsultan menyusun suatu rencana
kerja sebagaimana diuraikan pada bagian-bagian berikut dari Proposal ini dan bagan dari
metodologi kerja yang dapat dilihat pada :
Konsultan membagi aktivitas tim Konsultan dalam 3 (tiga) tahap sebagai berikut:
1. Tahap Aktivitas Pra Konstruksi.
2. Tahap Aktivitas Konstruksi.
3. Tahap Aktivitas Pasca Konstruksi.
Setiap tahap aktivitas tersebut di atas terdiri dari beberapa jenis kegiatan sebagai berikut:
1. Tahap Aktivitas Pra Konstruksi
3. Pemeriksaan Lapangan
Segera setelah selesai pengkajian ulang (review) dari data perencanaan dan laporan.
laporan teknis lainnya, maka Supervision engineer dan Staff Profesionalnya akan
mengunjungi dan memeriksa lokasi proyek.
Pemeriksaan ini antara lain meliputi:
➢ Kesesuaian kondisi lapangan dengan Gambar Rencana.
➢ Identifikasi atas lokasi-lokasi yang memerlukan data dan perencanaan detail
tambahan.
➢ Identifikasi atas jenis dan estimasi volume pekerjaan minor yang diperlukan.
➢ Identifikasi atas masalah-masalah yang diperkirakan akan dihadapi dalam
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
Hasil pemeriksaan Lapangan ini kemudian akan disusun, dilaporkan, dan dibahas
dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Fisik.
➢ Data lain-lain.
Tim Konsultan Supervisi akan memeriksa Program Mobilisasi Kontraktor ini guna
meyakinkan bahwa:
a. Pre Construction Meeting
Sebelum memulai kegiatan di lapangan, ketiga pihak pelaku proyek yaitu Direksi,
Konsultan dan Kontraktor mengadakan koordinasi awal. Koordinasi kerja
diperlukan untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan serta mencapai hasil kerja
yang sebaik - baiknya. Untuk itu diperlukan kejelasan mengenai tugas, wewenang
dan tanggung jawab masing - masing pihak. Dalam hal ini Konsultan Supervisi
bertugas membantu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Fisik dalam Pengawasan
Teknik, memberi nasehat dan saran penyelesaian masalah serta administrasi
proyek. Selanjutnya koordinasi terpadu selama periode pelaksanaan konstruksi
dilakukan dengan mengadakan pertemuan berkala secara teratur. Hal penting
dalam koordinasi awal adalah mencakup semua persiapan yang akan dilakukan
oleh masing - masing pihak. Pekerjaan persiapan tersebut mencakup:
❖ Organisasi dari masing - masing pelaku proyek (Direksi, Konsultan dan
Kontraktor);
❖ Pembahasan mengenai spesifikasi teknik yang kurang jelas dan kurang
dimengerti;
❖ Bentuk serta jenis / macam pelaporan dan sistem serta batas waktu
pelaporan hendaknya telah dijelaskan dalam pertemuan awal;
❖ Wewenang dan tanggung jawab serta segala sangsi yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan di bahas dengan jelas dan;
❖ Menentukan waktu kunjungan bersama ke lokasi menentukan batas awal
serta akhir proyek serta survei lapangan dengan kondisi saat ini sebagai
bahan dalam diskusi lanjutan dan menentukan metode kerja selanjutnya.
b. Pemeriksaan Rencana Kerja Kontraktor
Pemeriksaan Rencana Kerja Kontraktor perlu dilakukan agar pekerjaan konstruksi
dapat dilaksanakan secara efektif, selesai tepat waktu dengan biaya seperti
tercantum dalam kontrak.Pada tahap ini, Konsultan akan memeriksa jadual kerja
yang diajukan oleh Kontraktor dan akan meninjau jadual kerja dari berbagai
aspek, antara lain:
❖ Waktu Pelaksanaan;
❖ Metode Konstruksi;
3. Pengujian Material
Pengujian material konstruksi dilakukan oleh Kontraktor dengan menggunakan
peralatan test di lapangan maupun di laboratorium yang disediakan Kontraktor serta
mengikuti standar prosedur pengujian seperti yang tercantum dalam Dokumen
Kontrak. Pengujian mutu dilakukan secara rutin dengan mengambil contoh secara
acak pada lokasi - lokasi yang ditentukan oleh Konsultan.
Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan, baik kualitas maupun kuantitas dan
persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan agar volumen
pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga kuantitas dalam
kontrak adalah benar diukur dan dibayar oleh Konsultan dan mendapat persetujuan
Pengguna Jasa. Beberapa pengukuran pekerjaan tersebut antara lain :
1. Pengukuran meter persegi (m2).
Pengukuran dilapangan dapat dilakukan dengan meteran, yaitu panjang dan lebar,
setelah ketebalan memenuhi persyaratan tebal mínimum atau toleransi yang
digunakan dan spesifikasi.
2. Pengukuran meter panjang (m’).
Supervisor Engineering dan stafnya akan membantu PPK Fisik dalam memproses dan
memeriksa Sertifikat Bulanan, dan mencheknya atas dasar data penunjang dari setiap
item pembayaran, material on - site, dan item - item lainnya yang dimintakan
pembayarannya oleh Kontraktor.
Jika PPK Fisik menilai bahwa permohonan Kontraktor dapat diterima, Supervisor
Engineering akan mengirimkan draft yang sama beserta data penunjangnya, tanda
terima invoice dan Voucher kepada Pemimpin Proyek untuk diperiksa lebih lanjut.
Bentuk dari Sertifikat Bulanan ini akan ditetapkan bersama Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) Fisik.
Konsultan Supervisi harus mengevaluasi Progress Kerja tersebut dan mencarikan solusi
bila ternyata kemajuan Kontraktor tertinggal dari rencana semula.
Dokumen Kontrak telah mengatur dengan jelas batas - batas keterlambatan yang
dapat diterima atau diberi toleransi.
diwakili oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Fisik perihal tersebut Konsultan akan
meneliti usulan Kontraktor termasuk mengkaji harga satuan baru yang mungkin perlu
diberlakukan sehubungan tidak dapat dicover dengan pay item yang ada.
atau urutan pelaksanaan pekerjaan yang dilengkapi dengan tipe relasi antar
aktivitas. Juga termasuk didalamnya pendeskripsian resource - resource (sumber
daya yang terlibat dalam pelaksanaan proyek).
2. Tahapan Pelaksanaan.
Pada tahapan ini sistem P.M.C.S. dipergunakan untuk memonitor dan mengawasi
jalannya pelaksanaan proyek. Termasuk didalam tahapan ini adalah proses update
data kemajuan hasil pelaksanaan proyek, yang diperinci dari prestasi detail
sampai ke prestasi secara umum, mengawasi aktifitas-aktifitas kritis yang
ditampilkan pada barchart A.P.V. dan pengawasan terhadap resoruce (tenaga,
bahan dan alat) apabila perlu. Seperti penambahan tenaga ahli, tenaga pekerja,
bahan dan alat penunjang, atau merubah metoda pelaksanaannya.
3. Tahap Pelaporan.
Tahapan pelaporan ini ditujukan untuk menyampaikan kemajuan pelaksanaan
proyek aktual di lapangan kepada pihak pemberi tugas / pemilik proyek untuk
mendapatkan gambaran kemajuan proyek di lapangan, dengan ikut
memperhatikan hal - hal kritis yang diperoleh dari analisa pelaksanaan proyek.
Bentuk laporan ini disesuaikan dengan kebutuhan pelaporan, dan terbagi menjadi
pelaporan kemajuan proyek secara tabular, pelaporan kemajuan proyek secara
barchart, serta dalam bentuk S - Curve; yang membandingkan pencapaian aktual
dengan baseline proyek.
Konsultan berpendapat bahwa rapat - rapat / pertemuan yang diperlukan antara lain
adalah:
• Rapat mingguan intern antara anggota Tim Supervisi Lapangan.
Frekwensi rapat yang diusulkan di atas tentunya dapat disesuaikan dengan kondisi
setempat.
r. Addenda.
s. Perpanjangan Waktu Yang Disetujui.
t. Klaim.
u. Catatan Keterlambatan.
v. Catatan Kecelakaan Kerja.
w. Kondisi Cuaca.
x. Foto.
y. Dan lain - lain.
➢ Project Plan Development, integrasi dan koordinasi seluruh rencana proyek untuk
menciptakan konsistensi, dan dokumen yang saling terkait (tertelusur).
➢ Project Plan Execution, membawa rencana proyek untuk direalisasikan dalam
kinerja peroyek.
➢ Integrated Change Control, melakukan pengendalian perubahan pada seluruh
aktifitas proyek.
2. Project Scope Pengawasan
Management Lingkup Proyek meliputi semua proses yang dibutuhkan untuk menjamin
rencana proyek dan pelaksanaan proyek, Mencakup semua kegiatan yang diperlukan
dan hanya kegiatan tersebut yang dilaksanakan, guna menyelesaikan proyek dengan
berhasil. Perhatian utama ditujukan pada pendefinisian dan pengendalian dari apa
yang termasuk dalam lingkup proyek dan apa yang tidak tercakup.
Metodenya adalah :
Metode manajemennya dengan menyusun rencana lingkup proyek yang
mendokumentasikan bagaimana lingkup proyek akan didefinisikan, diverifikasi,
dikendalikan, dan bagaimana Work Breakdown Structures (WBS) akan disusun dan
didefinisikan. Adapun lingkup Proyek yang perlu direncakan dengan baik adalah :
➢ Rincian BQ/WBS (paket pekerjaan).
➢ Penghitungan Volume Pekerjaan.
➢ Gambar Detail/Sketsa.
➢ Dokumen untuk proses pengadaan Vendor & Supplier
• Fabrikasi Bekisting.
• Pemasangan Besi.
• Pemasangan Bekisting.
• Pengecoran Beton K300.
• Perawatan Beton.
a. Dalam Pengawasan komunikasi proyek metode yang kan diterapakan ditinjau dari
proses-proses utama dalam Manajemen Komunikasi Proyek, yaitu :
b. Communication Planning – menetapkan informasi dan komunikasi yang
dibutuhkan oleh stakeholder : siapa membutuhkan informasi apa, kapan mereka
akan membutuhkan, dan bagaimana informasi akan diberikan atau disampaikan
kepada mereka.
c. Information Distribution – membuat informasi yang dibutuhkan tersedia untuk
stakeholder proyek tepat pada waktunya.
d. Performance Reporting – mengumpulkan dan menyebarkan/mendistribusi kan
informasi kinerja. Dalam hal ini termasuk status pelaporan, pengukuran progres
dan peramalan.
e. Administrative Closure – membuat, mengumpulkan dan menyebarkan/
mendistribusikan informasi untuk formalisasi tahap atau penyelesaian proyek.
8. Project Risk Manajemen
Metode Pengelolaan Resiko pada proyek ini adalah :
a. Menetapkan sasaran.
b. Identifikasi Resiko.
c. Melakukan Asesmen Risiko (Penilaian Risiko).
d. Menganalisis Risiko.
e. Mengevaluasi Risiko.
f. Memberi Tanggapan & Perlakuan atas Risiko.
g. Menerima Risiko
h. Mempertahankan Risiko.
i. Tidak Menerima Risiko
j. Mengurangi Kemungkinan (Likelihood).
k. Mengurangi Akibat (Consequences).
l. Men-transfer Risiko ke Pihak Lain.
m. Menghindari Risiko.
n. Memantau dan Mengkaji-Ulang.
o. Komunikasi dan Konsultansi.
p. Menyusun Dokumentasi.
9. Project Procurement Manajemen
Dalam manajemen pengadaan/ pelelangan proses seleksi terhadap rekanan mengacu
ke metode :
b. Design-build-own-maintain (DBOM).
c. Lease-back provision.
d. Joint operation partners.
e. Proyek yang diprivatisasikan, dll
Proses untuk memperoleh dan mengelola sumber daya keuangan pada proyek,
terutama pada penghasilan (revenue) dari sumber daya tersebut, dan menganalisa /
updating arus kas bersih untuk proyek konstruksi yang lebih dari sekedar pengelolaan
biaya.
13. Project Claim Manajemen
Proses yang dibutuhkan untuk mengurangi atau mencegah klaim konstruksi jika timbul
dan untuk menanganinya secara tepat apabila klaim tersebut terjadi. Klaim dapat
dilihat dari dua sudut perspektif ;
a. Pertama, pihak yang mengeluarkan klaim.
b. Kedua, pihak yang menentang klaim yang kita ajukan.
c. Proses klaim biasanya melalui beberapa tahapan sebagai berikut ;
d. Negosiasi awal.
e. Media penengah / pendamai.
f. Bantuan badan arbitrase yang berwenang.
g. Putusan hukum yang sah.
Dengan keterkaitan Metode Pengawasan yang akan diterapkan nantinya terhadap semua
stakeholder yang terlibat khususnya DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KABUPATEN
ROKAN HULU sebagai Owner baik itu terhadap keterkaitan terhadap terhadap data ,
pemahaman keinginan (need), kepuasan pihak owner dan tanggung jawab yang saling
berkaitan, maka aktualisasinya konsultan akan bekerjasama dengan Pejabat Pembuat
Komitmen dan Pengelola Kegiatan Teknis yang ditunjuk untuk berdiskusi dan pengambilan
keputusan (secion making).
yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah
dilaksanakan. Biaya untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban kontraktor
untuk disempurnakan sesuai dengan dokumen kontrak. Selain itu, Pemberi Tugas
atau Pelaksana Kegiatan dan Konsultan Pengawas Lapangan berhak mengeluarkan
instruksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan, pekerjaan – pekerjaan, bahan
– bahan atau barang – barang apa saja yang tidak sesuai dengan dokumen
kontrak.
c. Melakukan inspeksi dan pemeriksaan atas seluruh daerah kerja dan semua instansi
yang mendukung pelaksanaan pekerjaan.
d. Melaksanakan pengecekan terhadap material konstruksi yang diperlukan untuk
memperoleh jaminan bahwa pekerjaan sudah dilaksanakan sesuai dengan
spesifikasinya. Pembahasan: dalam hal ini Konsultan Pengawas Lapangan harus
mengecek, bahan bangunan/tenaga kerja lokal/setempat yang memenuhi syarat
teknis, sesuai dengan peraturan yang ada (RKS) dan dianjurkan untuk
dipergunakan dengan mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas, Tim
Pemeriksa Pekerjaan (TPP) dan Pelaksana Kegiatan.
e. Memeriksa rencana kerja Kontraktor sehubungan dengan peralatan-peralatan yang
digunakan, lokasi-lokasi sumber material konstruksi dan menjamin bahwa sifat dan
kontrak dari material tersebut adalah benar-benar memenuhi persyaratan dalam
spesifikasi. Pembahasan: Kontraktor menjamin bahwa semua bahan bangunan dan
perlengkapan yang disediakan menurut dokumen kontrak dalam keadaan baru
dansemua hasil pekerjaan berkualitas baik, bebas dari cacat. Semua pekerjaan
yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap defectif (rusak).
f. Mengendalikan kegiatan konstruksi dengan melakukan pengawasan pekerjaan
meliputi:
1) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas serta
laju pencapaian progres pekerjaan.
2) Mengawasi pekerjaan serta produknya, mengawasi ketetapan waktu dan biaya
pekerjaan agar tidak menyimpang dari kontrak.
3) Mengusulkan perubahan-perubahan serta penyesuaian di lapangan untuk
memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.
4) Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan konstruksi untuk
pembayaran angsuran, pemeliharaan pekerjaan, serta Serah Terima Pertama
dan Kedua pekerjaan konstruksi.
Hanya dengan cara ini kualitas maupun kuantitas pekerjaan dapat dikontrol, seraya
menghindari beban pekerjaan puncak yang cukup besar. Beban puncak dalam pekerjaan
memerlukan mobilisasi staf tambahan dan pengenalan terhadap pekerjaan. Aktivitas yang
mengakibatkan berkurangnya kualitas pekerjaan diupayakan untuk dihindari.
Aktivitas pokok pekerjaan pengawasan teknik meliputi tahapan utama sebagai berikut :
1. Persiapan awal, studi terdahulu.
2. Koordinasi konsultan dengan Pemimpin Pekerjaan.
3. Koordinasi dengan unsur pekerjaan.
4. Koordinasi team konsultan.
5. Koordinasi dengan instansi terkait.
6. Tahap pengawasan teknik.
Koordinasi
Dalam rangka menunjang pelaksanaan pekerjaan, konsultan akan melakukan koordinasi
secara rutin dengan Pejabat Pembuat Komitmen, unsur pekerjaan, instansi terkait dan
koordinasi intern konsultan.
1. Pimpinan Pekerjaan
Koordinasi dengan Pemimpin Pekerjaan perlu dilakukan secara rutin dan dengan
frekwensi yang cukup.
2. Unsur Pekerjaan
Selama waktu pelaksanaan, akan diadakan “Monthly Project Meeting” antara Konsultan,
Penyedia Jasa Pemborongan dan pejabat Pembuat Komitmen, di sini bisa dievaluasi,
dimonitor dan dibahas hal-hal antara lain :
➢ Membahas pekerjaan yang akan dikerjakan, agar tidak terjadi keragu-raguan
atau kesalahan dalam pelaksanaan.
➢ Management/pengaturan/penempatan alat berat oleh Penyedia Jasa
Pemborongan.
➢ Kemajuan pekerjaan.
➢ Informasi-informasi yang perlu disampaikan kepada Penyedia Jasa Pemborongan
dan atau sebaliknya.
➢ Masalah-masalah di lapangan dan pemecahannya.
➢ Rencana kerja Penyedia Jasa Pemborongan untuk bulan berikutnya.
Bila terjadi hal-hal khusus misal kelambatan pekerjaan, pekerjaan yang perlu
dilaksanakan dengan “crash-program” dan lain-lain, dalam hal ini perlu diadakan
pertemuan khusus.
Project meeting antara Konsultan dan Penyedia Jasa Pemborongan dilakukan secara
periodik (mingguan), untuk kondisi khusus dapat dilakukan dalam rentang 2 – 3 harian.
3. Instansi Terkait
Dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan teknik, konsultan perlu melakukan
koordinasi dengan instansi dan konsultan lain terkait yang berhubungan dengan scope
pekerjaan
4. Intern Konsultan.
Dalam melaksanakan tugas, team konsultan selain akan melaksanakan tugasnya sesuai
dengan job description, juga perlu ada koordinasi antara Team Leader dengan stafnya,
seperti antara lain dan tidak terbatas pada :
a. Rapat bulanan antara Team Leader dan staff, membahas :
➢ Laporan bulanan.
➢ Aktivitas yang sudah dan akan dilaksanakan.
➢ Masalah lapangan dan pemecahannya.
➢ Penjelasan dan diskusi teknis untuk menunjang kelancaran pekerjaan.
b. Profesional staf Konsultan akan melakukan kunjungan setiap hari atau secara
berkala ke lapangan pada waktu pekerjaan berjalan untuk meyakinkan bahwa
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kontrak.
c. Sub profesional staf akan melaksanakan inspeksi harian untuk meyakinkan bahwa
material, tenaga kerja dan hasil pekerjaan fisik sesuai dengan dokumen kontrak
dalam hal mutu, volume dan waktu.
d. Pertemuan-pertemuan khusus antara team leader dengan team atau antar staf
Konsultan dengan frekwensi yang cukup atau sesuai kebutuhan, agar terjadi
komunikasi, koordinasi, informasi yang baik.
Tahap Pengawasan
Konsultan selama periode konstruksi, akan senantiasa memberi arahan, bimbingan dan
instruksi yang diperlukan kepada Penyedia Jasa Pemborongan guna menjamin bahwa semua
pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu dan tepat
biaya dengan berdasarkan dokumen kontrak dan petunjuk teknis lainnya. Selain itu, tugas
konsultan meliputi melakukan sertifikasi atas pekerjaan ini yang dilaksanakan oleh Penyedia
Jasa Pemborongan.
Secara rinci, pekerjaan yang dilakukan pada tahap supervisi adalah :
1. Masa Konstruksi/Masa Perbaikan :
2. Mengecek data titik survey di lapangan
3. Menyelenggarakan pengawasan menerus di lapangan untuk mendapatkan kepastian
bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan di dalam dokumen
kontrak.
4. Memeriksa test laboratorium dan test lapangan untuk pekerjaan fisik, juga material
yang akan digunakan dan metode kerja untuk mendapatkan kepastian sudah sesuai
dengan persyaratan.
15. Mendokumentasikan kondisi cuaca harian, peralatan Penyedia Jasa Pemborongan dan
personil di lapangan serta peristiwa/kejadian yang bisa mengakibatkan keterlambatan,
dan langkah-langkah yang diambil untuk mencegah keterlambatan tersebut.
16. Memberikan bantuan advis kepada Pejabat Pembuat Komitmen di dalam menyusun
kebijakan dan langkah untuk mencegah dan mengurangi klaim.
17. Membuat laporan bulanan, laporan teknik/khusus dan laporan akhir pekerjaan seperti
yang dikehendaki oleh Pengguna Jasa.
18. Pemeriksaan Serah Terima Sementara, termasuk penyiapan laporan dan Berita Acara
Serah Terima Sementara yang diperlukan, serta menyiapkan Sertifikat Penerimaan
Sementara (Certificate of Provisional Acceptance).
Tahap Pelaporan
Selama proses pengawasan pelaksanaan pekerjaan dan akhir dari pelaksanaan pekerjaan,
maka konsultan akan membuat laporan, yaitu : Laporan Harian, Laporan Mingguan, Laporan
Bulanan, Laporan Akhir Eksklusif dan Persiapan Dokumen Sertifikat Laik Fungsi (SLF).
Laporan mingguan/bulanan berisi tentang progres fisik pekerjaan dan kendala-kendala
selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung untuk setiap minggu/bulannya. Proses
penyusunan laporan mingguan/bulanan akan mengacu kepada laporan dari field engineer
dan pengawas lapangan untuk setiap lokasi yang akan diawasi. Sebelumnya diarsipkan
maka perlu dilakukan pembahasan bersama-sama dengan direksi.
Sedangkan laporan Akhir berisikan tentang perhitungan volume akhir pekerjaan dan evaluasi
pelaksanaan pekerjaan. Laporan tersebut akan dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi
yang bedasarkan prosentase kemajuan pekerjaan (0 %, 25 %, 50 %, 75 % dan 100 %).
Secara rinci, isi laporan adalah sebagai berikut :
Adapun jenis-jenis laporan yang dikeluarkan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi adalah
sebagai berikut :
3) Laporan Bulanan
Laporan bulanan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
➢ Ringkasan pelaksanaan kegiatan pengawasan pekerjaan (daftar
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan beserta hasil dan status
persetujuannya);
➢ Laporan sumber daya manusia tim Konsultan Pengawas (personil,
time sheet, dll);
➢ Daftar dan status persetujuan yang dikeluarkan oleh Konsultan
Pengawas;
➢ Daftar dan status instruksi yang dikeluarkan Konsultan Pengawas
kepada Peyedia;
➢ Daftar dan status persetujuan dokumen yang harus ditindaklanuti
oleh Pengguna Jasa;
➢ Kendala yang dihadapi Konsultan Pengawas, tindakan yang telah
dan akan dilakukan serta dukungan yang dibutuhkan;
➢ Penyerahan laporan bulanan sesuai dengan yang tercantum dalam
kontrak.
4) Laporan Akhir
Laporan akhir harus mencakup seluruh layanan dalam masa kontrak
Konsultan Pengawas yang paling sedikit memuat hal-hal sebagai
berikut:
➢ Rencana kerja awal untuk selama periode pengawasan;
➢ Renca kerja yang dimutakhirkan selama periode pengawasan;
➢ Realisasi pelaksanaan pengawasan;
➢ Jadwal dan realisasi pelaksanaan dan penggunaan tenaga ahli
selama masa periode pengawasan; dan
➢ Evaluasi pelaksanaan pengawasan secara menyeluruh dan saran
kepada Pengguna Jasa.
Penyampaian laporan akhir diserahkan dengan melampirkan Salinan
seluruh keluaran yang dipersyaratkan dalam kontrak selama pelaksanaan
Jadwal Pekerjaan
Langkah awal dari pengelolaan proyek adalah penyusunan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
/Pekerjaan.
Pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Gedung Fasilitas Layanan
Perpustakaan ini adalah untuk Mendukung DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP
KABUPATEN ROKAN HULU Konsultan Manajemen Konstruksi menyusun konsep (Draft)
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan secara global.
Jadwal tersebut disusun dengan program primavera, dengan pemakaian program tersebut
monitoring jadwal (Waktu) dan biaya dapat dilaksanakan secara bersama-sama.
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan pada kegiatan
Pengawasan Pembangunan Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan, selengkapnya
tersaji pada dibawah ini :
Jadwal Pekerjaan
TAHUN 2022
NO KEGIATAN BULAN KE KET
I II III IV V VI VII
I TAHAP PERSIAPAN
1 Laporan Pendahuluan
2 Laporan Mingguan
3 Laporan Bulanan
4 Laporan Akhir
5 Backup Laporan dan Dokumen (Flasdisk)
Jadwal Penugasan
NASIONAL
TENAGA AHLI
1 Supervisi Engineer Habib Mochamad Noercahjo, ST CV. INTERIOR CONSULTANT 1.00 7.00
TENAGA PENDUKUNG
ASING
SUB TOTAL -
TOTAL 7.00
1) Supervisi Engineer
Supervisi Engineer adalah Pemimpin Tim Konsultan atau wakil Direksi Pekerjaan yang
bertanggung jawab terhadap semua koordinasi kegiatan konsultan baik di lapangan
ataupun hubungan dengan Kegiatan Paket Pengawasan Pembangunan Gedung yang
bertanggung jawab langsung kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dimana
timnya ditugaskan untuk melaksanakan jasa maupun kepada Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan.
Tim Leader, adalah seorang Sarjana Teknik Sipil dari perguruan Tinggi Negeri atau
yang disamakan di Indonesia atau Internasional yang telah diakreditasi dan telah lulus
serta dengan latar belakang pendidikan Sarjana Teknik Sipil serta memiliki sertifkat
keahlian (SKA) Ahli Teknik Bangunan Gedung - Madya. Harus mempunyai pengalaman
di bidang Pengawasan Gedung minimum 5 (Lima) Tahun.
Tugas dan Tanggung jawabnya meliputi, namun tidak terbatas pada :
1. Menjamin bahwa semua Kerangka Acuan Kerja yang dikeluarkan oleh PPK dapat
dilaksanakan dengan baik sehubungan dengan struktur organisasi dan
pelaksanaan pekerjaan.
2. Penanggung jawab utama dalam pekerjaan penyiapan Review Design dan
evaluasi desain serta penyiapan addendumnya akibat review design tersebut
selama mobilisasi pekerjaan fisik.
3. Mengikuti petunjuk-petunjuk dan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan,
terutama sehubungan dengan :
➢ Inspeksi secara teratur ke paket pekerjaan untuk melakukan monitoring
kondisi pekerjaan melakukan perbaikan-perbaikan agar pekerjaan dapat
direalisasikan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah
ditentukan.
➢ Memberikan pengertian yang benar tentang spesifikasi.
➢ Metode pelaksanaan untuk tiap jenis pekerjaan yang sesuai dengan kondisi
lapangan.
➢ Metode pengawasan dengan pasal-pasal dalam dokumen kontrak tentang
cara pengawasan dan pembayaran.
2) Senior Inspector
Senior Inspector adalah Ahli Teknik Arsitek dalam mengawasi Kegiatan Pengawasan
Pembangunan Gedung yang bertanggung jawab Tim Leader Kegiatan dimana timnya
ditugaskan untuk melaksanakan jasa maupun kepada Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan.
Ahli Arsitektur, adalah seorang Sarjana Teknik Arsitek dari perguruan Tinggi Negeri
atau yang disamakan di Indonesia atau Internasional yang telah diakreditasi dan telah
lulus serta dengan latar belakang pendidikan Sarjana Teknik Arsitek serta memiliki
sertifkat keahlian (SKA) Ahli Teknik Arsitek. Harus mempunyai pengalaman di bidang
Pengawasan Gedung minimum 5 (Lima) Tahun.
Tugas dan Tanggung jawabnya meliputi, namun tidak terbatas pada :
1. Bertanggung jawab kepada Team Leader;
2. Sebagai penanggung jawab teknis tertinggi pelaksanaan Pengendalian dan
Pengawasan Pekerjaan Arsitektur & Landscape di lapangan;
3. Mewakili Team Leader dalam rapat – rapat koordinasi mingguan bidang arsitektur
dan landscape di lapangan;
4. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengawasan pekerjaan arsitektur yang dilakukan
oleh inspektor/pengawas arsitektur dan landscape;
3) Ahli K3 Konstruksi
Ahli K3 adalah Ahli K3 dalam mengawasi Kegiatan Paket Pengawasan Pembangunan
Gedung yang bertanggung jawab Tim Leader Kegiatan dimana timnya ditugaskan
untuk melaksanakan jasa maupun kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
Ahli Manajemen Proyek, adalah seorang Sarjana Teknik Sipil dari perguruan Tinggi
Negeri atau yang disamakan di Indonesia atau Internasional yang telah diakreditasi
dan telah lulus serta dengan latar belakang pendidikan Sarjana Teknik Sipil serta
memiliki sertifkat keahlian (SKA) Ahli K3 Konstruksi. Harus mempunyai pengalaman di
bidang Pengawasan Gedung minimum 5 (lima) Tahun.
Tugas dan Tanggung jawabnya meliputi, namun tidak terbatas pada :
1. Bertanggung jawab kepada Team Leader;
2. Mewakili Team Leader dalam rapat – rapat koordinasi mingguan bidang arsitektur
dan landscape di lapangan;
3. Menerapkan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) proyek
4. Menerapkan manajemen lingkungan proyek
5. Menerapkan manajemen ruang lingkup proyek
6. Menerapkan manajemen waktu proyek
7. Menerapkan manajemen mutu proyek
8. Menerapkan manajemen biaya proyek
9. Menerapkan manajemen SDM proyek
10. Menerapkan manajemen komunikasi proyek
11. Menerapkan manajemen resiko proyek
12. Menerapkan manajemen pengadaan proyek
13. Menerapkan manajemen integrasi proyek
14. Menerapkan manajemen keuangan proyek
15. Menerapkan manajemen klaim proyek
16. Bertanggung jawab atas perhitungan (kualitas & kuantitas) hasil kemajuan
pekerjaan di lapangan.
Penanggung Jawab
Ir. Indra Utama
Direktur
T eam Leader
Inspector 1
Yogi Pratama, ST
Inspector 2
Abdul Hafis, ST
Administrasi
Sunarto, ST Nasrul, ST
Keselamatan adalah hal yang sangan penting untuk dipertimbangkan dalam setiap pekerjaan
konstruksi dan khususnya berhubungan dengan proyek ini menggunakan material-materal baja
yang dapat membahayakan penduduk di sekitar lokasi proyek. Sehingga Konsultan harus
memberikan perhatian khusus pada keselamatan dan meminta Kontraktor untuk mengambil
tindakan sedapat mungkin untuk menghindarkan kecelakaaan di dalam pemasangan material
yang dapat membahayakan penduduk sekitar lokasi pekerjaan termasuk juga keselamatan para
pekerja itu sendiri. Segera sesudah Kontraktor memenuhi mobilisasi, Konsultan akan
mengadakan rapat, dengan dihadiri oleh wakil dari pemerintah, semata-mata untuk mengatasi
bermacam-macam masalah yang berkaitang dengan keselamatan.
Selama rapat ini, garis-garis besar akan disusun sebagai persiapan untuk program keselamatan
dari Kontraktor, dimana harus disesuaikan dengan persyaratan keselamatan rakyat dan juga
termasuk bagian keselamatan lalulintas.
Juga Konsultan akan meminta Kontraktor untuk menunjukan salah seorang senior mereka
sebagai “Project Safety’’ dan secara resmi akan bertanggung jawab untuk mengatur dan
melaksanakan program keselamatan.
Kontraktor akan diberi waktu 30 (tiga puluh) hari untuk menyerahkan program keselamatannya
secara terinci kepada Konsultan untuk selanjutnya dikaji ulang dan disetujui.
Saat program keamanan Kontraktor diterima, akan direview kembali, setelah dilaksanakan hasil
pertemuan akan dibahas Kontraktor beberapa perubahan dan tambahan yang diperlukan untuk
membuat program. Satu kali program keamanaan Kontraktor diselesaikan, akan diserahkan ke
Pengguna Anggaran untuk diminta tanggapan dan rekomendasinya.
Oleh karena keamanan trafik/ pejalan kaki akan diberikan pertimbangan khusus, kegunaan
maksud akan dibuat dalam sekala besar, tanda lalulintas, lampu sementara petunjuk lampu
lalulintas dan tanda pengatur, barikade,
lampu yang seperti diperlukan pada malam hari dan pengamanan yang sama. Peralatan rambu
yang sama berwarna akan digunakan untuk lalulintas pada lokasi galian yang terbuka akan
ditutup dengan barikade yang mempunyai reflektor dan akan bercahaya bila malam.
Tentang keamanan akan dibahas selama pertemuan koordinasi mingguan antara Konsultan dan
Kontraktor, lebih dari itu pertamuan khusus masalah keamanan akan dilaksanakan 1 x sebulan.
Jika terjadi kecelakaan, akan dilaporkan oleh Supervision Engineer. Setelah tugas pengamanan
menyerahkan laporan yang memberikan kaitan detail terhadap kecelakaan dan bagaimana hal
itu dapat dicegah dimasa mendatang.
Beberapa kecelakaan memerlukan penanggulangan (rumah sakit untuk korban) akan dilaporkan
ke PPK/Bina Marga, juga komentar pada keamanan, termasuk daftar beberapa kecelakaan yang
akan menjadi bagian dari laporan bulanan.
Perkembangan pandemik Corona virus Disease 2019 (COVID-19) dan menindaklanjuti arahan
Presiden Republik Indonesia pada tanggal 15 Maret 2020 terkait upaya pencegahan COVID-19
serta mempertimbangkan adanya penetapan wabah Corona sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB)
oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia perlu dilakukan upaya pencegahan
penyebaran dan dampak COVID-19 dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi, dan dalam upaya
pencegahan dampak COVID-19 tersebut diperlukan protokol Pencegahan Penyebaran COVID-
19 dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi bagi Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa, yang
merupakan bagian dari keseluruhan kebijakan untuk mewujudkan keselamatan konstruksi
termasuk keselamatan dan kesehatan kerja, keselamatan publik, dan keselamatan lingkungan
pada setiap tahapan penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
Berikut ini Lampiran 1 Protokol Pencegahan Covid-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
dikutip dari Instruksi Menteri PUPR No C2 /1N/M/2020 :
a. Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib membentuk Satgas Pencegahan COVID-
19 yang menjadi bagian dari Unit Keselamatan Konstruksi;
d. Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut karena sifat dan urgensinya
tetap harus dilaksanakan sebagai bagian dari penanganan dampak sosial dan
ekonomi dari COVID- 19, maka Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut dapat
diteruskan dengan ketentuan :
1). Mendapatkan persetujuan dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
3). Menghentikan sementara ketika terjadi (Telah ditemukan pekerja yang positif
dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) untuk melakukan
penanganan sesuai protokol Pemerintah.
c. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan fasilitas tambahan antara lain:
pencuci tangan (air, sabun dan hand sanitizer), tisu, masker dikantor dan lapangan
bagi seluruh pekerja dan tamu; dan
d. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan vaksin, vitamin dan nutrisi
tambahan guna peningkatan imunitas pekerja.
a. Satgas Pencegahan COVID-19 memasang poster flyers) baik digital maupun fisik
tentang himbauan/anjuran pencegahan COVID- 19 untuk disebarluaskan atau
dipasang di tempat-tempat strategis di lokasi proyek;
d. Satgas Pencegahan COVID-19 melarang orang (seluruh pekerja dan tamu) yang
terindikasi memiliki suhu tubuh 38 derajat Celcius datang ke lokasi pekerjaan;
f. Petugas Medis dibantu Satuan Pengaman (Security Staff) melakukan evakuasi dan
penyemprotan disinfektan pada seluruh tempat, fasilitas dan peralatan kerja; dan
1. Kebijakan
- Konsultan berkomitmen untuk mencapai standar manajemen tertinggi termasuk dalam hal
keamanan konstruksi, tempat bekerja dan lingkungan lainnya dimana pekerjaan
berlangsung. Konsultan akan memberikan dan menjaga lingkungan tempat bekerja
dengan aman dan sehat sesuai dengan praktek bisnis yang sesuai dengan ketentuan
regulator.
- Konsultan akan berusaha untuk menghilangkan dan menekan apapun resiko yang terjadi
akibat kebakaran, keamanan, kerusakan terhadap properti dan kecelakaan personel
atupun penyakit. Kegiatan K3 selalu menjadi prioritas utama yang harus dijalankan
setiap harinya dalam semua aktifitas operasional dimanapun lokasi pekerjaan tersebut
berada.
- Konsultan akan berusaha untuk selalu menjalankan aktifitas proteksi lingkungan hidup
untuk memastikan kesesuaiannya dengan ketentuan perundang-undangan.
- Konsultan berkomitmen untuk menjaga komuniksi dengan semua pihak yang terkait; baik
dengan badan pemerintahan, pihak keamanan, komunitas sekitarnya; untuk saling
bertukar informasi dan teknologi yang berhubungan dengan proteksi lingkungan, seperti :
Karyawan dari pihak Konsultan akan bertanggung jawab untuk memastikan keaman diri sendiri dan
pihak lain yang berada dilokasi kerja terhadap kesehatan, keamanan dan kelestarian lingkungan
hidup. Komitmen Konsultan untuk K3 merupakan satu kesatuan dari solusi bisnis jangka panjang.
2. Rencana Penerapan K3
Preliminary rencana K3 disiapkan berdasarkan pada kebutuhan Engineering dan konstruksi.
Sistem manajemen SH & E akan meyakinkan pelaksanaan pekerjaan secara aman dan sehat serta
tidak menimbulkan pencemaran.
Konsep manajemen K3 yang akan diterapkan selama tahapan konstruksi untuk mencapai tujuan
berikut :
1. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan, untuk mencapai zero
accident & zero pollution.
2. Memaksimalkan kinerja aset yang ada (tenaga kerja/disiplin kerja, alat-alat berat, kendaraan
dll).
3. Melindungi asset perusahaan (tenaga kerja dari kecelakaan, melindungi material/ alat
terpasang dari kerusakan dan bahaya kebakaran/ peledakan).
4. Memelihara kesan yang baik (good public image) terhadap Konsultan (berdasarkan pada
high safety performance dan reputasi).
1. Lokasi dan kondisi proyek (tumbuh-tumbuhan, kondisi tanah, dan lain- lain)
b) Analisis Resiko, evaluasi dan pengawasan K3 dalam setiap tahapan pekerjaan selama proyek
berlangsung.
1. penyampaian tentang keselamatan kerja pada setiap pertemuan di lokasi proyek (safety
Talk)
5. Rencana keselamatan
d) Mengacu pada prosedur dan peraturan pelaksanaan pekerjaan yang telah ditentukan
Seluruh karyawan dari Konsultan bertanggung jawab dalam menjamin terlaksananya kebijakan K3
dengan baik.
4. Koordinasi
a. Koordinasi Internal
Konsultan menugaskan seorang petugas K3 untuk membantu dan memandu manajemen dalam
pelaksanaan pekerjaan, perencanaan, implementasi, pengawasan berkelanjutan terhadap
penerapan K3, waktu dan biaya yang efektif & efisien.
Tujuan dari hal tersebut adalah mencapai tingkat kinerja K3 yang konsisten dan optimal, yang
dapat meyakinkan Pemilik Proyek dan personil Konsultan. Keanggotaan Komite K3 akan dipimpin
oleh Koordinator Proyek. Komite ini harus mengadakan rapat komite setidaknya sebulan sekali,
atau jika terjadi kecelakaan.
Untuk mengefektifkan agenda rapat komite K3, “patroli‟ keselamatan akan diselenggarakan oleh
anggota komite sehari sebelum rapat.
b. Koordinasi Eksternal
Koordinasi eksternal akan dilakukan dengan instansi/lembaga Pemerintah, seperti kepolisian,
rumah sakit, pemerintahan daerah, dan lain-lain.
Peralatan pengamanan/alat pelindung diri akan disediakan/dipakai dan dirawat dengan baik
selama pelaksanaan pekerjaan.
5. Ijin Kerja
8. House Keeping
9. Environmental Hazard
12. Peraturan K3
d. Peraturan Dasar K3
Berdasarkan analisis bahaya konstruksi, dasar-dasar dari ketentuan K3, dikembangkan dan
disiapkan untuk menjamin keselamatan seluruh pekerjaan yang direncanakan dan menghindari
kemungkinan terjadinya pencemaran.
- Pekerjaan elektrikal
- Pekerjaan di tempat tinggi
- Mesin Gerinda
- Pengelasan dan pemotongan
- Cartridge hammers
- Hazardous material and products
Mesin-mesin penggali, alat-alat angkat, pemindahan tanah dan pekerjaan sipil lainnya.
d) Internal Work
e) Transportasi personil
f) Material Handling
i) Investigasi Kecelakaan :
- mesin-mesin penggali, alat-alat angkat, pemindahan tanah dan pekerjaan sipil lainnya
- investigasi kecelakaan dan laporannya kecelakaan serius
- Ketentuan-ketentuan lain
e. Rencana Pencegahan terhadap Kehilangan
Tim pekerja lapangan mulai dari tingkat tenaga pendukung sampai Supervision Engineer secara
terus menerus akan meninjau kondisi lapangan, rencana kerja konstruksi dan kegiatan lapangan
lainnya untuk meminimalisasi safety hazards dan tindakan yang mengabaikan keselamatan
personil.
g. Briefing Personil
Bagian ini menggarisbawahi pada jenis-jenis informasi yang dibutuhkan untuk semua personil dan
supervisor sebelum memulai dan selama pekerjaan berlangsung terutama untuk pekerja
lokal.
h. Ijin Kerja
Dalam rangka memonitor dan mengontrol resiko kerja yang potensial di lapangan, ijin kerja
diperlukan untuk melakukan pekerjaan pada segala kondisi dimana batas dari unit proses atau
dalam konstruksi baru dimana bahaya mungkin terjadi. Ijin kerja dikeluarkan oleh Pemilik Proyek,
setelah sesuai dengan prosedur keselamatan sudah diverifikasi.
1. Mengidentifikasi semua material terkubur sebelum penggalian, Menyediakan fire protection dan
memberlakukan peraturan dilarang merokok ditempat-tempat tertentu/ terlarang
Untuk mencegah kebakaran, perlu diberikan perhatian khusus pada area preplanning, hot-work
permit controls, area dimana terdapat material yang mudah terbakar, area pengendalian cairan dan
material, area pengendalian asap, pelatihan dan penggunaan tanda bahaya, pemasangan kabel
elektrik yang tepat, dan pembuangan sampah pada tempatnya. Prosedur yang spesifik
ditekankan pada rencana keselamatan konstruksi lapangan untuk masing-masing proyek.
Prosedur emergency response plan dikembangkan untuk semua insiden yang potensial termasuk
api, ledakan, bencana alam, dan lain-lain. Prosedur ini meliputi sarana berkomunikasi, fire fighting,
sarana medis, keselamatan, evakuasi, dan sarana- sarana lain yang mungkin diperlukan.
Para personil pada suatu periode berkala dibimbing melalui pertemuan-pertemuan K3, pelatihan
penanggulangan keadaan darurat (Emergency Drill), dan lain-lain.
a. Konsultan berkomitmen untuk memenuhi kebijakan K3 dan BPJS Tenaga Kerja konstruksi yang
ditetapkan oleh DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KABUPATEN ROKAN HULU,
Peraturan dan Standar yang telah ditetapkan.
b. Konsultan berkomitmen untuk mencapai standar manajemen tertinggi termasuk dalam hal
keamanan konstruksi, tempat bekerja dan lingkungan lainnya dimana pekerjaan berlangsung.
Konsultan akan memberikan dan menjaga lingkungan tempat bekerja dengan aman dan sehat
sesuai dengan praktek bisnis yang sesuai dengan ketentuan regulator.
c. Konsultan akan berusaha untuk menghilangkan dan menekan apapun resiko yang terjadi akibat
kebakaran, keamanan, kerusakan terhadap properti dan kecelakaan personel atupun penyakit.
Kegiatan K3 selalu menjadi prioritas utama yang harus dijalankan setiap harinya dalam semua
aktifitas operasional dimanapun lokasi pekerjaan tersebut berada.
TAHUN 2022
NO KEGIATAN BULAN KE KET
I II III IV V VI VII
I TAHAP PERSIAPAN
1 Laporan Pendahuluan
2 Laporan Mingguan
3 Laporan Bulanan
4 Laporan Akhir
5 Backup Laporan dan Dokumen (Flasdisk)
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG FASILITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN
NASIONAL
TENAGA AHLI
1 Supervisi Engineer Habib Mochamad Noercahjo, ST CV. INTERIOR CONSULTANT 1.00 7.00
TENAGA PENDUKUNG
ASING
SUB TOTAL -
TOTAL 7.00
STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN
PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG FASILITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN
Penanggung Jawab
Ir. Indra Utama
Direktur
Team Leader
Inspector 1
Yogi Pratama, ST
Inspector 2
Abdul Hafis, ST
Administrasi
Sunarto, ST Nasrul, ST
FORM ADMINISTRASI PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP)
KEGIATAN ............................
PEKERJAAN
BELANJA JASA KONSULTANSI PENGAWAS
................................
PELAKSANA KONSTRUKSI
............................................................
KONSULTAN .....................
Persiapan Pelaksanaan
Pekerjaan
Pemeriksaan Kesiapan
Pengajuan Ijin
Pekerjaan Pelaksanaan
Analisa : Supervisor Engineer
Persetujuan
Form : Administrator Analisa :
Supervisor Engineer Pengesahan
: Resident Engineer
ya
Ijin Pelaksanaan
yang disetujui
Form : Administrator
ya
tidak
Perintah Perbaikan
Pekerjaan
Perbaikan Pekerjaan
Form : Administrator Analisa :
Supervisor Engineer Pengesahan
: Resident Engineer
Penyusunan Laporan
Harian :
- tenaga kerja
- bahan / material
- peralatan
- pekerjaan yang
dilaksanakan
- kondisi dan cuaca
- permasalahan
tidak
ya
Arsip
Laporan Harian
Form : Administrator
Penyusunan Laporan
Mingguan :
- kemajuan/bobot
pekerjaan
- foto pelaksanaan
pekerjaan
y
a
Penyusunan Laporan
Mingguan :
- hasil monitoring dan
Laporan validasi
ke PPK - risalah rapat
- arus surat-menyurat
- evaluasi
Form : Administrator
Analisa : Project Engineer
Penyusunan Laporan
Bulanan :
- kemajuan pekerjaan
Laporan - status pembayaran
ke PPK - perubahan pekerjaan
- permasalahan
- foto kemajuan
pekerjaan
Form : Administrator
Analisa : Project Engineer
Pengesahan : Team Leader
PROSES PERSETUJUAN BAHAN/MATERIAL (SPESIFIK)
Permohonan
Persetujuan
Bahan/Material
yang digunakan
Evaluasi dan
Persetujuan
( 3 hari )
Form : Administrator
Analisa : Resident Engineer
Pengesahan : Team Leader
Persetujuan
( 3 hari )
Pelaksanaan sesuai
spesifikasi/gambar/BQ
Catatan : Hanya berlaku untuk material-material tertentu sesuai dengan data dari Owner.
PROSES PENGUJIAN MATERIAL / HASIL KONSTRUKSI
PERMINTAAN PENGUJIAN
Form : Administrator, Pengesahan : Resident Engineer
Pembuatan Pengujian
Instruksi Dilaksanakan
Form : Administrator
(termasuk
Pengesahan : Resident Engineer pengujian rutin)
Hasil Pengujian
EvaluasI
Analisa : Supervisor Engineer
tidak
Pemeriksaan
Sesuai Spesifikasi Perbaikan
pekerjaan
Analisa : Supervisor Engineer
ya Pekerjaan
Dilanjutkan
PROSES PERSETUJUAN SHOP DRAWING
Pengajuan
Shop Drawing
Pemeriksaan
Shop Drawing
(max. 3 hari)
Pengesahan : Supervisor Engineer
tidak
Persetujuan
Analisa : Supervisor Engineer
Pengesahan : Resident Engineer
ya
Distribusi
Analisa : Administrator
Supervisi Pelaksanaan
Oleh : Inspector dan Supervisor Engineer Pekerjaan
PROSES PERUBAHAN PEKERJAAN
PERUBAHAN DESAIN & MATERIAL
Form : Administrator
Pengesahan : Team Leader
tidak
Persetujuan
ya
Mencari alternatif lain
atau
kembali seperti rencana
awal
Form : Administrator
Analisa : Project Engineer
Pengesahan : Team Leader
Membuat Instruksi
Mengajukan
Form : Administrator
Analisa : Project Engineer Penawaran
Pengesahan : Team Leader
Negosiasi
Metode Kerja
Form : Administrator Metode Kerja
Analisa : Project Engineer
Pengesahan : Team Leader
Laporan ke
PPK
Persetujuan Pelaksanaan
PPK Pekerjaan
PROSES PERHITUNGAN PRESTASI PEKERJAAN FISIK BULANAN
Usulan
Prestasi Pekerjaan
tidak
Pemeriksaan
Prestasi Pekerjaan
2 (hari)
Form : Administrator Analisa :
Project Engineer dan
Supervisor Engineer
ya
Laporan
Prestasi Pekerjaan
Form : Administrator
Analisa : Project Engineer
Pengesahan : Team Leader
Persetujuan
Pemberitahuan Prestasi
Persetujuan
Prestasi
Form : Administrator
Pengesahan : Project Engineer
Laporan Bulanan
Form : Administrator
Pengesahan : Team Leader
Catatan : Lap. Fisik mingguan akan dibuat langsung oleh Konsultan Pengawas dengan data-data harian
dari PELAKSANA KONTRUKSI.
INSTRUKSI / TEGURAN KEPADA PELAKSANA KONTRUKSI
Pengawas Lapangan
memberitahukan
PELAKSANA
KONTRUKSI
Form : Administrator
Pengesahan Team Leader
ya
Ditaati
tidak
Resident Engineer
membuat teguran
Form : Administrator
Pengesahan Team Leader
ya
Ditaati
tidak
Team Leader
membuat teguran
Form : Administrator
Pengesahan Team Leader
tidak ya
Ditaati
Laporan ke
PPK
Pengenaan
Sangsi Kelalaian Pelaksanaan sesuai
spesifikasi/gambar/BQ
Pelaksanaan Pekerjaan
Usulan
Prestasi Pekerjaan
Pemeriksaan Bersama di
Lapangan
Form : Administrator
Analisa : Supervisor Engineer
Persetujuan tidak
Form : Administrator Analisa :
Resident Engineer dan
Supervisor Engineer
ya
Prestasi Pekerjaan
yang disetujui
Form : Administrator
Analisa : Resident Engineer
Pengesahan : Team Leader
Prestasi Pekerjaan
yang disetujui Membuat Permintaan
Form : Administrator Pembayaran
Analisa : Resident Engineer
Pengesahan : Team Leader
Membuat
Berita Acara
Pembayaran
Form : Administrator
Analisa : Project Engineer
Pengesahan : Team Leader
Persetujuan
Pembayaran
BERITA ACARA SERAH TERIMA I & II
( Max. 2 hari )
Kaji Ulang
Hasil Pekerjaan Mengajukan
1 hari Laporan Akhir
Form : Administrator Analisa :
Supervisor Engineer Pengesahan
Hasil Pekerjaan
: Resident Engineer
ya
Menyiapkan
Berita Acara Persetujuan
Form : Administrator
Berita Acara
Pengesahan : Team Leader
Memeriksa
Berita Acara
Form : Administrator
Pengesahan : Team Leader
Berita Acara
Berita Acara Berita Acara
Pekerjaan Selesai
Pekerjaan Selesai Pekerjaan Selesai
(Copy)
(Asli) (Asli)
Arsip : Administrator
Mengajukan
Pembayaran
Angsuran
BUKU KUNJUNGAN/
KOMUNIKASI HARIAN
KONSULTAN ................................./PEMILIK PROYEK / PELAKSANA
OWNER Nama KONTRUKSI Nama
Tgl. Uraian / Tanggapan Tgl. Uraian / Tanggapan
Tanda Tangan Tanda Tangan
MEMO LAPANGAN
Nama Pekerjaan :
No :
Lokasi :
Konsultan Pengawas :
Tgl :
Kontraktror Pelaksana :
Konsultan Perencana :
INSTRUKSI :
TANGGAPAN :
Nama : Nama :
Jabatan : Jabatan :
JUMLAH
PRESTASI DIRENCANAKAN
LEBIH CEPAT
LEBIH LAMBAT
KETERANGAN :
.................................
LAPORAN HARIAN
KONSULTAN .................................
CV. ..........
KONDISI CUACA
Pekerjaan dimulai pada jam ……………………s/d………………………WIB Pukul : s/d WIB Pukul : s/d WIB
jam kerja (*digunakan sepenuhnya / sebagian tidak dapat
disebabkan oleh : cuaca : (cerah, gerimis, hujan) cuaca : (cerah, gerimis, hujan)
* Coret sesuai kondisi
CATATAN :
.................................
IJIN PELAKSANAAN
KONSULTAN .................................
CV. ............. NOMOR :
HARI/TGL :
Dengan ini memberitahukan bahwa kami akan melaksanakan pekerjaan tersebut dibawah ini dan mohon ijin untuk dilaksanakan,
.................................
IJIN PENGECORAN
KONSULTAN .................................
CV. ............ NOMOR :
HARI/TGL :
Dengan ini memberitahukan bahwa kami akan melaksanakan pekerjaan tersebut dibawah ini dan mohon ijin untuk dilaksanakan,
.................................
BERITA ACARA
PERSETUJUAN MATERIAL
FORM.04-BAPM
Pada hari ini, ............. tanggal .................. bulan ................... tahun dua ribu dua belas, PT/CV. ......................... selaku PELAKSANA
KONTRUKSI, CV. ...... selaku Konsultan P e n g a w a s a n , PT/CV. .............................. selaku Konsultan Perencana, telah memeriksa dan
menyetujui nama dan jenis material yang akan digunakan untuk Pekerjaan ...........................
Brosur
Data Teknis
Sertifikat
Image Product
Tidak Ada
Ada
Demikian Berita Acara ini dibuat dan disepakati bersama untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
(………………………….)
Nip.
PEMILIK PROYEK / OWNER : DAFTAR HADIR
KONSULTAN .................................
CV. PEKERJAAN :
TANGGAL :
PELAKSANA KONTRUKSI PELAKSANA
10
11
12
13
14
15
PEMBERI TUGAS Nama Kegiatan : PELAKSANA KONTRUKSI PELAKSANA
.................................
FORM. 06-PV
Objek Foto :
Objek Foto :
PEMBERI TUGAS PELAKSANA KONTRUKSI PELAKSANA
MINGGUAN
KONSULTAN ................................. NAMA KEGIATAN :
CV. Periode Minggu Ke- ….. , dari …….
NAMA PEKERJAAN : ( ……………..…. s/d ………..…………….. )
FORM.07-LPCM
HARI
NO WAKTU PENGAMATAN 1 2 3 4 5 6 7 KETERANGAN
C G H C G H C G H C G H C G H C G H C G H
………………………………………………….. ……………...…………………………..
DIREKSI LAPANGAN PENGAWAS LAPANGAN
Catatan : FORM.08-SD
1
2
3
REV TGL URAIAN KET
PEMBERI TUGAS
.................................
KEGIATAN
PEKERJAAN
KONSULTAN PERENCANA
............................................
KONSULTAN .................................
CV.
………………………………………………..
SHOP DRAWING
JUDUL GAMBAR
SKALA
NO. GAMBAR
REFERENSI GAMBAR
Catatan : FORM.09-ABD
1
2
3
REV TGL URAIAN KET
PEMBERI TUGAS
.................................
KEGIATAN
PEKERJAAN
KONSULTAN PERENCANA
............................................
KONSULTAN .................................
CV.
………………………………………….
AS BUILT DRAWING
JUDUL GAMBAR
SKALA
NO. GAMBAR
REFERENSI GAMBAR
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Siklus Plan-Do-Check-Act
Papan patok ukur dibuat dari kayu meranti dengan ukuran tebal 3
cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya
(waterpass).
Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan
lainnya.
Papan dasar pelaksaanaan dipasang sejauh 300 cm dari as
pondasi terluar.
b. Pekerjaan pondasi.
Pekerjaan persiapan awal meliputi :
- Pengukuran lokasi/posisi
- Memeriksa Bench Mark yang diberikan.
- Pengaturan lokasi material
Pekerjaan Pelaksanaan Pondasi :
- Pekerjaan Galian Tanah Pondasi
- Pekerjaan Penulangan
- Pekerjaan Bekisting
- Pekerjaan Pengecoran
1. Laporan Mingguan.
3. Laporan Bulanan.
Laporan ini akan berisikan laporan kemajuan pekerjaan, baik pekerjaan
perencanaan maupun pekerjaan konstruksi dari bulan sebelumnya. Dalam
laporan tersebut harus tercantum pula berbagai permasalahan yang dihadapi
proyek dengan disertai saran mengenai cara untuk mengatasi masalah
tersebut. Yang berisikan yaitu :
Kegiatan pelaksanaan dilapangan meliputi progress pekerjaan dari segi
kualitas, kuantitas dan laju pencapaian volume realisasi fisik serta
permasalahan dari hasil rapat lapangan, rapat kordinasi.
Evaluasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan hasil penelitian gambar
untuk pelaksanaan (shop drawing).
Evaluasi untuk setiap hasil test yang dilakukan, misalnya tes kekuatan
beton.
Evaluasi hasil pengukuran ulang Kontraktor terhadap dokumen
pelelangaan.
Kesesuaian mutu bahan yang digunakan dalam pelaksanaan.
Perubahan-perubahan spesifikasi teknis yang terjadi akibat kondisi
lapangan.
Foto-foto hasil pelaksanaan pekerjaan selama 1 (Satu) bulan terakhir.
4. Laporan Akhir.
Laporan ini akan berisikan laporan yang menyangkut seluruh kegiatan
termasuk perubahan-perubahan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan,
addendum, change order. Yang berisikan yaitu :
Rangkuman kegiatan pelaksanaan dilapangan, berupa rangkuman dari
laporan bulanan.
Berita Acara Kemajuan Pekerjaan pelaksanaan untuk lampiran
penagihan penyedia jasa.
Berita Acara Serah Terima Pertama.
Menyusun Petunjuk Pemeliharaan dan Penggunaan Bangunan Gedung.
KONDISI EKSISTING
LINGKUP TUGAS DAN LINGKUP PEKERJAAN SESUAI KAK APRESIASI INOVASI SASARAN
A. BERDASAR :
1. Tugas Konsultan Pengawas mencakup Tahap Perencanan, Tahap
Pelelangan dan Tahap Pelaksanaan Konstruksi.
2. Kondisi Eksisting Pembangunan Gedung Fasilitas Layanan
Perpustakaan.
B. MENIMBANG:
1. Pemahaman Perencanaan.
2. Persyaratan Umum Bangunan.
3. Identifikasi Permasalahan.
C. MENGUSULKAN:
Konsultan Pengawas mengusulkan gagasan sebagai berikut :
No Identifikasi
Dampak Solusi
. Permasalahan
TAHAP KONSTRUKSI FISIK
1. Metode • Berdampak • Dipresentasikan oleh
terhadap waktu Pelaksana pada masa
Pelaksanaan
penyelesaian sebelum pelaksanaan.
Proyek
2. Sirkulasi • Pengguna • Dibuat dan
merasa direncanakan dengan
kendaraan
terganggu dan baik sirkulasi
tidak nyaman kendaraan selama
• Pelaksanaan pelaksanaan
terganggu
3. Waktu (jam) • Berdampak • Pelaksanaan harus
terhadap waktu benar-benar
efektif
penyelesaian memperhitungkan
pelaksanaan proyek peraturan di
lingkungan proyek
proyek dan kondisi
• MK/Pengawas
lalu lintas mengevaluasi rencana
kerja yang diajukan/
dipresentasikan oleh
pelaksana,
Pengawasan Pembangunan Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan 4-2
GAGASAN BARU
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
dikonsultasikan dan
dibahas bersama-sama.
4. Dukungan Sub • Berdampak • Pelaksana harus
terhadap waktu menyiapkan calon-
Kontraktor dan
pelaksanaan calon sub kontraktor/
Supplier (tidak supplier pendukung
kontinue/stabil) terbaik.
5. Pemilihan dan • Berdampak • Perencana harus
terhadap waktu menyiapkan beberapa
Persetujuan
pelaksanaan dan alternatif material.
Material waktu
penyelesaian
secara total.
6. Cuaca • Tersendatnya • Diperhitungkan di
waktu dalam penyusunan
pelaksanaan waktu pelaksanaan.
proyek.
7. Keberatan • Jam kerja proyek • Sebelum konstruksi
terganggu melakukan pendekatan
Lingkungan Sekitar
di sekitar lingkungan
proyek
• Diperhitungkan di
dalam penyusunan
waktu pelaksanaan
8. Lokasi site • Penempatan • Direncanakan dengan
material dan alat baik pembagian
terbatas
kerja (zoning) areal kerja
mengganggu • Pabrikasi diluar areal
areal kerja proyek
spesifikasi dari bangunan tersebut. Pemahaman awal ini sangat penting dilakukan
bila kita ingin dapat mengawasi pekerjaan Kontraktor secara optimal agar sesuai
dengan spesifikasi yang diinginkan agar bangunan dapat berfungsi dengan baik dan
mempunyai umur hidup (time life) yang panjang.
1. Melakukan Pengujian.
Untuk mengetahui apakah pekerjaan Kontraktor sudah sesuai dengan spesifikasi
atau belum maka selain dilakukan pengawasan terus menerus di lapangan juga
dilakukan pengujian. Pengujian ini dapat dilakukan di lapangan bila mungkin dan
juga dapat dilakukan di laboratorium mekanika tanah atau laboratorium beton
sesuai dengan item apa yang diuji. Hasil pengujian sebagai pegangan untuk
dilaporkan ke Pejabat Pembuat Komitmen bahwa secara teknis dari hasil
pengujian pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor dapat diterima sesuai
spesifikasi atau tidak sesuai. Apabila tidak sesuai dengen spesifiaksi maka
Kontraktor dapat diminta untuk membongkar atau memperbaiki hasil kerja
mereka sampai sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
2. Membuat laporan.
Untuk komunikasi dengan pihak Pejabat Pembuat Komitmen sebagai pemilik
proyek maka perlu di buat laporan secara rutin baik laporan mingguan, bulanan
dan laporan akhir. Dari hasil pengamatan dan pengujian dimasukkan dalam
pelaporan rutin kemudian dilakukan koordinasi untuk mengatasi berbagai
permasalahan yang timbul agar proyek ini dapat selesai tepat waktu dan mutu
yang baik.
3. Evaluasi pekerjaan.
Pengertian evaluasi adalah membandingkan performansi antara pelaksanaan
suatu kegiatan dengan rencana atau standar yang telah ditetapkan. Oleh karena
itu, bila dari hasil evaluasi ditemukan adanya penyimpangan maka secara garis
besar ada 2 (Dua) sumber penyebab yaitu : pelaksanaannya yang tidak baik
atau mungkin rencana atau standarnya yang kurang memadai. Dalam
pengendalian, faktor penyebab ini harus diketahui dan ditemukan sehingga kelak
dapat dilakukan tindakan koreksi yang diperlukan.
Program Kerja
Dalam kegiatan pekerjaan Jasa Konsultan Pengawas, program kerja yang akan
diterapkan yang sesuai digariskan pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) mencakup
beberapa hal antara lain :
➢ Persiapan, yang meliputi :
- Administrasi.
- Pengumpulan data Lapangan dan Gambar Kerja.
- Mobilisasi personil.
Sangat diperlukan membuat identifikasi dan mengerti ruang lingkup pekerjaan yang
akan dilaksanakan nantinya sebelum memutuskan metode pelaksanaan yang
diperlukan.
Harus diperhatikan bahwa walaupun pada umumnya prosedur dan Dokumen Kontrak
yang dilaksanakan adalah merupakan standar akan tetap diperlukan adaptasi sesuai
kondisi yang sebenarnya dilokasi. Tanpa melakukan hal ini maka kemungkinan
kesulitan yang tidak diperkirakan sebelumnya akan timbul dan ini akan berakibat
terlambatnya pelaksanaan dan juga akan berakibat penambahan biaya.
Perlu dibuatkan sistem pelaporan yang standar sehingga dari Pengawas dapat
diterima oleh Team Leader tepat pada waktunya dan dapat langsung digunakan
6. Pengendalian Mutu.
Aspek penilaian yang dilakukan tidak hanya mengenai pengujian material saja,
akan tetapi menyangkut semua hasil kerja sehingga dihasilkan sebuah produk
akhir yang mengikuti spesifkasi dan gambar kerja yang ada. Secara kontinyu,
Konsultan akan melakukan pengawasan sehingga dapat dipastikan bahwa hasil
akhir pekerjaan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Dengan
mengetahui kekurangan-kekurangan secara dini maka akan dimungkinkan
diambilnya tindakan pencegahan dan perbaikan sehingga hambatan pada
pelaksanaan dapat dihindari. Pengujian bahan secara teratur dilakukan
dilapangan dan dilaboratorium. Jika fasilitas untuk pengujian tersebut tidak
tersedia, maka pengujian dilaksanakan pada badan resmi yang telah disetujui
oleh yang terkait untuk dilaksanakan.
b. Tahap Pembesian.
• Memeriksa material besi yang digunakan apa sudah sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ada.
• Melakukan Pengawasan terhadap pabrikasi pembesian.
• Memeriksa dan mengawasi proses perakitan besi dan pemasangan
papan bekisting.
1 Umum
Sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, cukup tenaga/peralatan dan
kondisi yang baik, serta koordinasi yang sesuai antara Pemberi Tugas, Konsultan
dan Kontraktor akan mencapai hasil yang baik dalam penyelesaian pekerjaan,
dimana Konsultan akan mencurahkan segala usaha untuk mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan proyek dengan mantap dan lancar. Satu jalan terbaik untuk
menjaga koordinasi yang erat adalah mengadakan pertemuan yang teratur
khususnya antara Konsultan dan Kontraktor, seperti beberapa jenis pertemuan
secara garis besar dibawah ini. Perlu dicatat bahwa jenis pertemuan ini belum
tetap (fix).
Ahli K3, bertanggung jawab membantu Team Leader dalam identifikasi, evaluasi,
pengendalian resiko dalam pelaksanaan K3, melaksanakan K3 di tempat kerja, yang
mampu menjelaskan teknk pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja.
Inspector, bertanggung jawab membantu Tenaga Ahli dalam
pengawasan/pengecekan/penilaian terhadap Pekerjaan Struktur Dilapangan.
1) Supervisi Engineer
Supervisi Engineer adalah Pemimpin Tim Konsultan atau wakil Direksi Pekerjaan yang
bertanggung jawab terhadap semua koordinasi kegiatan konsultan baik di lapangan
ataupun hubungan dengan Kegiatan Paket Pengawasan Pembangunan Gedung yang
bertanggung jawab langsung kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dimana
timnya ditugaskan untuk melaksanakan jasa maupun kepada Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan.
Tim Leader, adalah seorang Sarjana Teknik Sipil dari perguruan Tinggi Negeri atau
yang disamakan di Indonesia atau Internasional yang telah diakreditasi dan telah lulus
serta dengan latar belakang pendidikan Sarjana Teknik Sipil serta memiliki sertifkat
keahlian (SKA) Ahli Teknik Bangunan Gedung - Madya. Harus mempunyai pengalaman
di bidang Pengawasan Gedung minimum 5 (Lima) Tahun.
Tugas dan Tanggung jawabnya meliputi, namun tidak terbatas pada :
1. Menjamin bahwa semua Kerangka Acuan Kerja yang dikeluarkan oleh PPK dapat
dilaksanakan dengan baik sehubungan dengan struktur organisasi dan
pelaksanaan pekerjaan.
2. Penanggung jawab utama dalam pekerjaan penyiapan Review Design dan
evaluasi desain serta penyiapan addendumnya akibat review design tersebut
selama mobilisasi pekerjaan fisik.
3. Mengikuti petunjuk-petunjuk dan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan,
terutama sehubungan dengan :
➢ Inspeksi secara teratur ke paket pekerjaan untuk melakukan monitoring
kondisi pekerjaan melakukan perbaikan-perbaikan agar pekerjaan dapat
direalisasikan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah
ditentukan.
2) Senior Inspector
Senior Inspector adalah Ahli Teknik Arsitek dalam mengawasi Kegiatan Pengawasan
Pembangunan Gedung yang bertanggung jawab Tim Leader Kegiatan dimana timnya
ditugaskan untuk melaksanakan jasa maupun kepada Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan.
Ahli Arsitektur, adalah seorang Sarjana Teknik Arsitek dari perguruan Tinggi Negeri
atau yang disamakan di Indonesia atau Internasional yang telah diakreditasi dan telah
lulus serta dengan latar belakang pendidikan Sarjana Teknik Arsitek serta memiliki
sertifkat keahlian (SKA) Ahli Teknik Arsitek. Harus mempunyai pengalaman di bidang
Pengawasan Gedung minimum 5 (Lima) Tahun.
Tugas dan Tanggung jawabnya meliputi, namun tidak terbatas pada :
1. Bertanggung jawab kepada Team Leader;
2. Sebagai penanggung jawab teknis tertinggi pelaksanaan Pengendalian dan
Pengawasan Pekerjaan Arsitektur & Landscape di lapangan;
3. Mewakili Team Leader dalam rapat – rapat koordinasi mingguan bidang arsitektur
dan landscape di lapangan;
4. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengawasan pekerjaan arsitektur yang dilakukan
oleh inspektor/pengawas arsitektur dan landscape;
5. Melakukan koordinasi antar bidang/disiplin secara internal dalam organisasi tim
konsultan Pengawas;
6. Bertanggung jawab atas perhitungan (kualitas & kuantitas) hasil kemajuan
pekerjaan di lapangan untuk bidang Arsitektur Bangunan dan Landscape.
3) Ahli K3 Konstruksi
Ahli K3 adalah Ahli K3 dalam mengawasi Kegiatan Paket Pengawasan Pembangunan
Gedung yang bertanggung jawab Tim Leader Kegiatan dimana timnya ditugaskan
untuk melaksanakan jasa maupun kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
Ahli Manajemen Proyek, adalah seorang Sarjana Teknik Sipil dari perguruan Tinggi
Negeri atau yang disamakan di Indonesia atau Internasional yang telah diakreditasi
dan telah lulus serta dengan latar belakang pendidikan Sarjana Teknik Sipil serta
memiliki sertifkat keahlian (SKA) Ahli K3 Konstruksi. Harus mempunyai pengalaman di
bidang Pengawasan Gedung minimum 5 (lima) Tahun.
Tugas dan Tanggung jawabnya meliputi, namun tidak terbatas pada :
1. Bertanggung jawab kepada Team Leader;
2. Mewakili Team Leader dalam rapat – rapat koordinasi mingguan bidang arsitektur
dan landscape di lapangan;
3. Menerapkan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) proyek
4. Menerapkan manajemen lingkungan proyek
5. Menerapkan manajemen ruang lingkup proyek
6. Menerapkan manajemen waktu proyek
7. Menerapkan manajemen mutu proyek
8. Menerapkan manajemen biaya proyek
9. Menerapkan manajemen SDM proyek
10. Menerapkan manajemen komunikasi proyek
11. Menerapkan manajemen resiko proyek
12. Menerapkan manajemen pengadaan proyek
13. Menerapkan manajemen integrasi proyek
14. Menerapkan manajemen keuangan proyek
Penanggung Jawab
Ir. Indra Utama
Direktur
T eam Leader
Inspector 1
Yogi Pratama, ST
Inspector 2
Abdul Hafis, ST
Administrasi
Sunarto, ST Nasrul, ST