Anda di halaman 1dari 52

Hal.

KATA PENGANTAR

Laporan Pendahuluan ini merupakan laporan awal yang menjadi bagian yang
mengikat Konsultan Manajemen Proyek dalam mengawali masa layanan di tahun 2020
sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja yang menjadi bagian kontrak nomor
33/UN55.2/SP/LK/2020 tanggal 27 Maret 2020.
Laporan ini menuangkan seluruh rencana Konsultan Manajemen Konstruksi dalam
melaksanakan tugas pelayanannya kepada Universitas Sulawesi Barat.
Sistimatika Laporan Pendahuluan ini adalah sebagai berikut :
 Bab – I : Pendahuluan;
 Bab – II : Gambaran Lokasi Pekerjaan;
 Bab - III : Metode Pelaksanaan Pekerjaan;
 Bab – IV : Rencana Kerja;
 Bab – V : Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan;
Demikian Laporan Pendahuluan ini dibuat, atas perhatian dan kerjasama,
disampaikan terima kasih.

Majene, 14 April 2020


Konsultan Manajemen Konstruksi
PT. ARSS BARU

Jabiruddin, ST
Site Engineer

PT. ARRS BARU


Hal. ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan .......................................................................................... 2
1.3 Lingkup Pekerjaan ............................................................................................ 3
1.3.1. Tugas dan Fungsi ................................................................................... 3
1.3.2. Lingkup Kegiatan 2020......................................................................... 3
1.4 Nama Pekerjaan ............................................................................................... 4
1.5 Keluaran yang diiginkan ................................................................................... 5
1.5.1. Perencanaan/rencana kerja (planning) ............................................... 5
1.5.2. Organisasi kerja (organizing) ................................................................ 5
1.5.3. Pelaksanaan pekerjaan (actuating) ..................................................... 5
1.5.4. Kontrol/pengendalian kerja (controlling) ............................................. 5
1.6 Tenaga Personil Yang Diperlukan .................................................................... 6
1.7 Waktu Pelaksanaan dari Pemberi Tugas ........................................................ 6
1.8 Pelaporan .......................................................................................................... 6
1.9 Pembiayaan ...................................................................................................... 7
BAB II GAMBARAN LOKASI PEKERJAAN ............................................................................... 8
2.1. Lokasi Pekerjaan ............................................................................................. 8
2.2. Usulan untuk mengurangi kendala yang terjadi............................................ 10
2.2.1. Perubahan Desain Pada Tahap Pelaksanaan .................................. 11
2.2.2. Lemahnya Pengawasan Dan Pengendalian ..................................... 12
2.2.3. Koordinasi yang tidak baik antara pihak yang terlibat..................... 12
2.2.4. Keterlambatan kedatangan material dan alat ................................. 13
2.2.5. Kesimpulan ......................................................................................... 14
2.2.6. Saran/Usulan ...................................................................................... 14
BAB III METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN ....................................................................... 15
3.1. Umum ............................................................................................................... 15
3.2. Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan ................................................. 15
3.3. Metode Pelaksanaan Pengawasan ................................................................ 20
BAB IV RENCANA KERJA ........................................................................................................ 24
4.1. Umum ............................................................................................................... 24
4.2. Tahapan Pelaksanaan Pengawasan .............................................................. 26

PT. ARRS BARU


Hal. iii

4.2.1. Persiapan Awal ................................................................................... 26


4.2.2. Koordinasi ........................................................................................... 28
4.2.3. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ......................................................... 30
BAB V MANAJEMEN PELAKSANAAN PEKERJAAN ................................................................ 33
5.1. Penugasan Tenaga Ahli ................................................................................... 33
5.2. Uraian dan Tanggungjawab ............................................................................ 34
5.3. Pelaporan ......................................................................................................... 41
5.3.1. Jenis Laporan ...................................................................................... 41
5.3.2. Jadwal Laporan ................................................................................... 43
LAMPIRAN-LAMPIRAN

PT. ARRS BARU


Hal. 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam perkembangannya pembangunan gedung kampus sangat penting
untuk menciptakan suasana perkuliahan yang nyaman dan kondusif, sekaligus
sebagai identitas suatu kampus. Di dalam pembangunanya terdapat beberapa
aspek yang perlu diperhatikan, yaitu dari segi arsitektural, struktural dan
Pemanfaatan bangunan.
Kawasan kampus Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia pada
umumnya tumbuh menjadi pusat hunian baru. Populasi mahasiswa yang besar
memancing berbagai macam aktivitas dan kegiatan ekonomi seperti pendirian
warung, asrama mahasiswa, dan properti lainnya sebagai penunjang dari aktivitas
perguruan tinggi itu sendiri. Ketersediaan lahan menjadi salah satu masalah yang
sangat membutuhkan perhatian khusus dari stakeholder terkait tentang masalah
stuktur ruang di kawasan sekitar Perguruan Tinggi berdiri. Salah satu contohnya
kawasan Perguruan Tinggi Negeri di Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat
adalah Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) yang berada di Kecamatan Banggae
Timur mengalami pertumbuhan populasi yang menakjubkan. Jumlah penduduk
membengkak dari tahun ke tahun karena keberadaan "Kaum urban temporer"
yakni Mahasiswa.
Drs. H. Muslimin, MM ditunjuk sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Universitas Sulawesi Barat Kabupaten Majene yang menaungi Konsultan
Manajemen Konstruksi tersebut.
Sebagai kampus baru Universitas Perguruan Tinggi Negeri di wilayah
provinsi Sulawesi Barat yang masih dalam tahap pembangunan di pandang perlu
dan penting untuk peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di Universitas
Sulawesi Barat khususnya pembangunan gedung laboratorium.
Setelah melalui proses lelang, maka pada tanggal 27 Maret 2020
ditandatanganilah kontrak Konsultan Manajemen Konstruksi antara PPK dan
Direktur PT. ARSS BARU, dalam hal ini diwakili oleh Bpk. Gunanto, SE sebagai
Direktur Utama dengan Nomor Kontrak 33/UN55.2/SP/LK/2020. Segera setelah
menandatangani kontrak, manajemen PT. ARSS BARU memobilisasi seluruh
tenaga Personil yang dibutuhkan sesuai kontrak dan mengadakan fasilitas yang
dibutuhkan tim agar dapat bekerja dengan performa baik dalam masa layanan
selama 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender.

PT. ARRS BARU


Hal. 2

Proyek Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu dengan sumber dana


SBSN tahun 2020 merupakan salah satu realisasi program pemerintah dalam
melaksanakan pembangunan Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) di
Kabupaten Majene sekaligus meningkatkan pelayanan dan peningkatan sarana
pendidikan melalui penyediaan sarana Laboratorium Terpadu.
Adapun keuntungan dari Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu
adalah:
1. Laboratorium sebagai sumber belajar.
2. Laboratorium sebagai metode pembelajaran.
3. Laboratorium sebagai sarana pendidikan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Universitas Sulawesi Barat
melaksanakan paket pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Gedung
Laboratorium Terpadu. Yang dibiayai dengan sumber dana SBSN Tahun Anggaran
2020.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari kegiatan Manajemen Konstruksi pada proyek ini adalah
melakukan pengawasan dan pemberian advis kepada pihak Pelaksana
pekerjaan, dengan tujuan agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan
tertib dan sesuai dengan ketentuan kontrak antara Universitas Sulawesi Barat
dengan Pihak Pelaksana Pekerjaan, sehingga tujuan proyek dapat tercapai.
Konsultan Manajemen Konstruksi yang bertugas sebagai Site Engineer
bertanggung jawab dalam pemberian arahan dan pengawasan kegiatan
pekerjaan di lapangan selama jangka waktu 240 (dua ratus empat puluh) hari
kalender.
Maksud dari penyusunan laporan ini sebagai salah satu kewajiban
konsultan Manajemen Konstruksi PT. ARSS BARU berdasarkan Surat Perjanjian
Kontrak dengan Nomor :33/UN55.2/SP/LK/2020 tanggal 27 Maret 2020 untuk
pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu
Tahun Anggaran 2020.
Untuk pencapaian maksud tersebut diatas, Konsultan Manajemen
Konstruksi melakukan monitoring dan evaluasi kinerja dengan sistimatis, serta
mampu memberi masukan dan tindak lanjut atas permasalahan yang ada dan
yang berpotensi masalah, sehingga tercapainya sasaran pekerjaan tepat mutu,
waktu dan biaya pada setiap unit pelaksana kegiatan pekerjaan Pembangunan
Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Sulawesi Barat.

PT. ARRS BARU


Hal. 3

1.3. Lingkup Pekerjaan


1.3.1. Tugas dan Fungsi
Tugas dan fungsi Konsultan Manajemen Konstruksi sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau yang dikenal juga dengan Term Of
Reference (TOR) adalah membantu pihak Universitas Sulawesi Barat
untuk melakukan monitoring dan evaluasi seluruh kegiatan yang
dilaksanakan pada tahun 2020 ini.
Monitoring dan evaluasi yang dimaksud, dilakukan pada
perencanaan teknik, pelaksanaan dan pengawasan konstruksi Bangunan
yang dilaksanakan menggunakan dana APBN, dan juga membantu
Universitas Sulawesi Barat dalam mengidentifikasi permasalahan-
permasalahan potensial terjadi lebih dini agar dapat dilakukan tindakan
pencegahan, membantu dalam pelaksanaan audit mutu atas kualitas
pekerjaan dan memonitor penerapannya, membantu dalam proses
penyusunan dokumen dan penerapan hasil rekomendasi, membantu
dalam penyelenggaraan penyediaan bahan dan peralatan, membantu
dalam menyelesaikan masalah-masalah claim, perselisihan kontrak, dan
pemutusan hubungan kontrak sehubungan dengan penyelenggaraan
kontrak jasa konstruksi, membantu Universitas Sulawesi Barat dalam
sistim pelaporan yang efektif, baik internal maupun dengan setiap Satuan
Kerja (Satker) naungannya. Tugas lainnya yang juga menjadi kewajiban
Konsultan Manajemen Konstruksi adalah mengumpulkan dan
menganalisis data, penyiapan data dasar (database) tentang
pembangunan bangunan gedung laboratorium.

1.3.2. Lingkup Kegiatan 2020


Cakupan lingkup kegiatan Konsultan Manajemen Proyek (KMP)
meliputi aktivitas-aktivitas, antara lain sebagai berikut :
a. Menyusun Rencana Mutu Kontrak (RMK) Core Team sesuai dokumen
kontrak pekerjaan konstruksi.
b. Monitoring dan evaluasi kegiatan perencanaan teknik, pelaksanaan
dan pengawasan konstruksi gedung laboratorium terpadu di
Universitas Sulawesi Barat.
c. Membantu Universitas Sulawesi Barat dalam :

PT. ARRS BARU


Hal. 4

1) Penyelesaian hal-hal jika terjadi masalah-masalah


penyelenggaraan kontrak jasa konstruksi terkait dengan klaim,
perselisihan kontrak dan pemutusan hubungan kontrak;
2) Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan dengan lebih dini
yang potensial terjadi pada kegiatan pelaksanaan dan
pengawasan jalan dan mengusulkan tindakan yang bersifat
preventif agar permasalahan dapat dicegah;
3) Melaksanakan audit mutu atas kualitas pekerjaan;
4) Penyelenggaraan dan penyediaan bahan dan peralatan;
5) Sistim pelaporan internal yang efektif dalam organisasi Pekerjaan.
6) Merencanakan dan melaksanakan proses dan pelaksanaan
kegiatan secara terkendali yang meliputi :
 Memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan persyaratan
yang telah ditetapkan dalam rencana mutu pelaksanaan
kegiatan atau Rencana Mutu Kontrak.
 Setiap kegiatan dapat diketahui ketersediaan informasi yang
menggambarkan karakteristik kegiatan dan ketersediaan
dokumen kegiatan.
 Setiap kegiatan memenuhi persyaratan ketersediaan sumber
daya yang diperlukan dalam proses kegiatan.
 Ketersediaan peralatan monitoring dan pengukuran
pelaksanaan pekerjaan serta mekanisma proses penyerahan
dan pasca penyerahan hasil pekerjaan.
7) Monitoring dan pengendalian mutu hasil seluruh pekerjaan yang
diserahkan agar dapat memenuhi kriteria penerimaan pekerjaan;
8) Mengumpulkan dan menganalisis data yang sesuai dan memadai
berdasarkan sumber data yang akurat.

1.4. Nama Pekerjaan


Nama pekerjaan ini adalah ”Manajemen Konstruksi Pembangunan Gedung
Laboratorium Terpadu Unsulbar” Tahun Anggaran 2020, sudah cukup dimengerti.
Adapun untuk pelaksanaan pekerjaan, tetap akan mengacu kepada prosedur,
Kerangka Acuan Kerja serta referensi-referensi yang mengenai pengawasan/
suvervisi itu sendiri, mempelajari hasil kegiatan di lapangan serta literatur
pustaka akan menjadi modal dan tolok ukur untuk memulai sebuah kegiatan
manajemen konstruksi, serta perhitungan–perhitungan kajian terhadap

PT. ARRS BARU


Hal. 5

pembangunannya itu sendiri serta perhitungan terhadap struktur bangunan yang


akan diawasi tersebut bila ada.

1.5. Keluaran Yang Diinginkan


Adapun hal-hal yang menyangkut keluaran yang diinginkan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1.5.1. Perencanaan/rencana kerja (planning)
Yaitu kegiatan menyiapkan rencana kerja sesuai dengan metode
konstruksi terhadap semua urutan kegiatan yang akan dilakukan dan
waktu yang diperlukan pada setiap kegiatan pelaksanaan proyek. Adapun
hal-hal yang menyangkut kegiatan rencana kerja dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. rencana kerja;
b. Manfaat dan kegunaan rencana kerja;
c. Data-data yang perlu dikumpulkan sebagai bahan pertimbangan untuk
menyusun rencana kerja pelaksanaan konstruksi;

1.5.2. Organisasi kerja (organizing)


Yaitu kegiatan pembentukan organisasi kerja yang akan ditugasi
melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi yang dipimpin oleh seorang
ahli pelaksana bangunan gedung yaitu Pimpinan Pelaksana (General
Superintendent/ GS).
Dalam organisasi ini, disamping General Superintendent/ GS
ditentukan jabatan-jabatan lainnya seperti pimpinan-pimpinan divisi
proyek (peralatan, laboratorium, pengukuran, logistik, umum, base camp)
bendahara proyek, pengawas pelaksanaan proyek, dan sebagainya.
Setiap jabatan diuraikan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya dalam
melaksanakan pengendalian pelaksanaan konstruksi.

1.5.3. Pelaksanaan pekerjaan (actuating)


Yaitu merupakan aktualisasi pelaksanaan dari perencanaan dan
pengorganisasian dalam pelaksanaan konstruksi.

1.5.4. Kontrol/pengendalian kerja (controlling)


Yaitu kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan
meliputi kegiatan: pemeriksaan, pengujian apakah pelaksanaan

PT. ARRS BARU


Hal. 6

konstruksi sesuai dengan prosedur dan rujukan yang telah ditetapkan


dalam pelaksanaan.

1.6. Tenaga Personil Yang Diperlukan


Maka untuk pelaksanaan kegiatan ini Konsultan Pengawas akan
menyediakan Tenaga–tenaga ahli minimal sesuai dengan yang disyaratkan yaitu:
a. Tenaga Ahli Profesional
 Site Engineer (SE) : 1 Orang
 Tenaga Ahli Arsitektur : 1 Orang
 Tenaga Ahli Struktur : 1 Orang
 Tenaga Ahli Elektrikal/Mekanikal : 1 Orang
 Tenaga Ahli Plambing : 1 Orang
 Tenaga Ahli Interior : 1 Orang
b. Asisten Tenaga Ahli
 Tenaga Quantity : 1 Orang
 Tenaga Quality : 1 Orang
 Inspector : 1 Orang
c. Tenaga Pendukung
 Office Manager : 1 Orang
 Secretary : 1 Orang
 Office Boy : 1 Orang
 Driver : 1 Orang

1.7. Waktu Pelaksanaan dari Pemberi Tugas


Lama waktu pelaksanaan pekerjaan berdasarkan Kerangka Acuan
Pekerjaan ini adalah 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender terhitung
semenjak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan. Waktu yang disediakan
dengan Tenaga Ahli yang tersedia cukup memadai menurut konsultan serta
dibantu oleh asisten tenaga ahli serta tenaga pendukung teknis dan non teknis.
Dengan adanya penjadwalan pelaksanaan pekerjaan untuk masing–masing
tenaga ahli Konsultan optimis dapat menghasilkan produk sesuai dengan waktu
yang ditentukan.

PT. ARRS BARU


Hal. 7

1.8. Pelaporan
Ada beberapa hal yang dilakukan dalam pelaporan ini yaitu;
a. Memberikan Laporan secara berkala kepada Pemilik Proyek dalam bentuk
Laporan Pendahuluan, Laporan Mingguan, Laporan Bulanan, Laporan serta
Laporan Akhir, Laporan Bulanan berdasarkan pada Laporan Mingguan dan
Laporan Harian, serta berdasarkan laporan-laporan lain seperti Laporan Uji
Mutu, Laporan Penelitian Kondisi Tanah, dan Memo-memo teknis lain juga
akan diberikan bilamana dibutuhkan.
b. Memberikan rekomendasi kepada Pemilik Proyek mengenai klaim yang
diajukan oleh Kontraktor atas tambahan biaya, perpanjangan waktu
pengerjaan proyek dan masalah-masalah terkait lainnya berdasarkan
interpretasi Konsultan mengenai dokumen-dokumen kontrak, kondisi
lapangan terkait, dan alasan-alasan rinci yang disampaikan oleh Kontraktor.
c. Memberikan Laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis kepada
Pengguna Jasa, mengenai volume, prosentase dan nilai bobot bagian-bagian
pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana.
d. Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan dan dibandingkan
dengan jadwal yang telah disetujui.
e. Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan
alat yang digunakan.
f. Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh pemborong
terutama yang mengakibatkan tambah atau berkurangnya pekerjaan, yang
dibuat oleh Pemborong (Shop Drawing).

1.9. Pembiayaan
Sumber dana untuk kegiatan ini berasal dari SBSN Tahun Anggaran 2020
yang dialokasikan melalui DPPA-Universitas Sulawesi Barat.
Pembiayaan pekerjaan ini berpedoman pada Surat Edaran Bappenas dan
Departemen Keuangan serta Inkindo. Perihal Petunjuk Penyusunan Rencana
Anggaran Biaya (RAB) untuk Jasa Konsultansi (Biaya Langsung
Personil/Remuneration) dan Biaya Non Personil (Direct Reimbursable Cost). Biaya
pengawasan fisik ini dan tata cara pembayarannya diatur secara kontraktual
setelah melalui tahapan proses pengadaan jasa konsultansi.

********

PT. ARRS BARU


Hal. 8

BAB II
GAMBARAN LOKASI PEKERJAAN

2.1. Lokasi Pekerjaan


Lokasi pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Gedung
Laboratorium Terpadu Unsulbar berada di Kelurahan Baurung Kecamatan
Banggae Timur Kabupaten Majene berada pada titik kordinat 3530076
S,118983314 E.

Gambar II.1. Peta Administrasi Kabupaten Majene

PT. ARRS BARU


Hal. 9

Lokasi Pelaksanaan Pekerjaan Kegiatan pembangunan tersebut dapat


dilihat pada peta di bawah ini.

Gambar II.2. Peta Administrasi Kecamatan Banggae Timur

Gambar II.3. Peta Citra Satelit Kampus Unsulbar

PT. ARRS BARU


Hal. 10

2.2. Usulan Untuk Mengurangi Kendala Yang Terjadi


Setiap kesalahan yang terjadi pasti akan mempengaruhi mutu. Contoh
masalah yang sering dihadapi dalam proyek konstruksi adalah seberapa baikpun
perencanaan yang telah dilakukan, pada tahap pelaksanaan selalu terjadi
perubahan yang mengakibatkan keterlambatan penyelesaian. Keterlambatan
suatu pekerjaan merupakan efek kombinasi dari ketergantungan antar pekerjaan
dan material dalam setiap proses. Selain itu keterlambatan ini pasti akan
mempengaruhi dana yang keluar. Walaupun hasilnya baik, tapi jika biaya besar
dan waktu lama, maka mutu tetap dianggap kurang baik. Karena mutu, biaya dan
waktu saling berkaitan satu sama lain.
Untuk itu, pada Laporan Pendahuluan ini akan membahas apa saja
permasalahan yang biasa terjadi pada proyek konstruksi, khususnya pada tahap
pelaksanaan sehingga mempengaruhi biaya, waktu, dan mutu proyek tersebut.
Dari permasalahan tersebut, maka akan dicari solusi dari permasalahan tersebut
agat kesalahan pada tahap pelaksanaan dapat dikurangi. Kurangnya kesalahan
pada tahap pelaksanaan akan meningkatkkan mutu pada proyek konstruksi.
Pada proyek konstruksi, ada tiga proses yang harus dilakukan untuk
mendapatkan mutu yang baik. Ini adalah syarat yang harus dilakukan dalam
memanajemen mutu dalam suatu proyek.
Adapun ketiga proses mutu tersebut adalah perencanaan mutu (Quality
Planning), pengendalian mutu (Quality Control) dan penjaminan mutu (Quality
Assurance). Ketiga proses ini dilakukan dalam suatu manajemen proyek agar
proyek tersebut menghasilkan mutu yang baik.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses penjaminan mutu adalah:
a. Periksa manual dari prosedur proyek yaitu suatu tahap-tahap kegiatan untuk
menyelesaikan suatu aktivitas proyek sehingga tercapai tujuan proyek.
b. Periksa isi dokumen kontrak dan spesifikasi teknisnya, kemudian susun
kriteria rencana kerja, proses kerja, dan hasil kerja.
c. Prosedur pemeriksaan proyek yang berisi antara lain gambar kerja, spesifikasi,
dan laporan pemeriksaan terhadap kegiatan.
d. Pemeriksaan secara menyeluruh dan terpadu terhadap dokumen yang
diperlukan untuk penyerahan terakhir, dengan tujuan menyelaraskan
koordinasi hasil kerja pelaksanaan dan menghindari terjadinya
konflik/pertentangan dari isi dokumen.

PT. ARRS BARU


Hal. 11

e. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum dokumen didistribusikan adalah


diperiksa terlebih dahulu oleh manajer proyek sebelum diserahkan ke pemilik
proyek.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pengendalian mutu adalah:
a. Mengevaluasi kinerja mutu nyata.
b. Membandingkan kinerja nyata dengan tujuan mutu
c. Bertindak berdasarkan perbedaan
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa ada tiga proses
manajemen mutu, yaitu perencanaan mutu (Quality Planning), pengendalian
mutu (Quality Control) dan penjaminan mutu (Quality Assurance). Pengendalian
dan penjaminan mutu dilaksanakan pada tahap pelaksanaan, sedangkan
perencanaan mutu dilaksanakan pada tahap desain. Hal ini tidak berarti bahwa
pada tahap pelaksanaan, proses perencanaan mutu tidak mempengaruhi tahap
pelaksanaan. Jika pada proses perencanaan mutu tidak dilakukan dengan baik,
hal tersebut akan mempengaruhi proses manajemen mutu selanjutnya. Maka
akan terjadi permasalahan pada tahap pelaksanaan.
Permasalahan yang bisa terjadi adalah:
a. Terjadinya perubahan desain pada tahap pelaksanaan
b. Lemahnya perencanaan dan pengendalian
c. Koordinasi yang tidak baik antara pihak yang terlibat
d. Keterlambatan pemesanan material

2.2.1. Perubahan Desain Pada Tahap Pelaksanaan


Perubahan desain pada tahap pelaksanaan akan berpengaruh
terhadap perubahan biaya dan waktu. Waktu pelaksanaan akan semakin
lama dari yang sudah direncanakan dan biaya pelaksanaan juga
meningkat seiring meningkatnya waktu pelaksanaan, karena seperti yang
kita ketahui biaya, waktu, dan mutu saling berkaitan satu sama lain. Jika
waktu dan biaya berubah, maka tentu saja mutu juga akan berubah.
Beberapa kesalahan yang dilakukan sehingga terjadinya perubahan
desain pada tahap pelaksanaan adalah:
a. Tidak dilakukan proses perencanaan mutu pada kegiatan untuk
memahami keinginan Owner/Pemilik Proyek.
b. Tidak dilakukan proses penjaminan mutu pada kegiatan pemeriksaan
gambar kerja.

PT. ARRS BARU


Hal. 12

Solusi yang dapat dilakukan adalah :


a. Memahami secara detail keinginan pemilik proyek
b. Kontraktor memeriksa gambar kerja sebelum akan dibangun.
c. Melakukan perjanjian dengan pemilik proyek agar tidak melakukan
perubahan desain pada tahap pelaksanaan.

2.2.2. Lemahnya Pengawasan Dan Pengendalian


Pengawasan dan pengendalian adalah dua dari tiga kegiatan yang
dilakukan pada tahap pelaksanaan. Kegiatan-kegiatan tersebut harus
dilakukan oleh kontraktor, pengawas dan pengendali. Tugas pengawas
dan pengendali tidak sama. Pengawas hanya memperhatikan setiap
kegiatan lapangan dan melaporkannya, sedangkan pengendali
melakukan tindakan jika terjadi perbedaan pekerjaan dari yang
direncanakan.
Faktor menimbulkan melemahnya pengawasan dan pengendalian
adalah kontraktor, pengawas dan pengendali yang tidak memiliki
pengetahuan. Solusi yang dilakukan adalah kontraktor pengawas dan
pengendali harus memiliki ilmu mengenai konstruksi agar mengetahui
saat terjadi kesalahan pada proses pembangunan. Pengetahuan ini juga
diperlukan untuk mengendalikan biaya, waktu, dll.

2.2.3. Koordinasi yang tidak baik antara pihak yang terlibat


Koordinasi yang dimaksud adalah kurangnya komunikasi antar
pihak yang terlibat di lapangan. Koordinasi ini dimaksudkan agar apa yang
diinginkan pemilik dapat dimengerti oleh konsultan dan kontraktor, lalu
apa yang kontraktor, pengawas diperintahkan dapat dimengerti
sepenuhnya oleh pekerja lain sampai ketingkat yang paling bawah
sekalipun.
Adapun orang-orang yang terlibat dalam tahap pelaksanaan adalah :
a. Owner (pemilik)
b. MK/Konsultan pengawas
c. Pelaksana konstruksi, seperti kontraktor, subkontraktor, dan pemasok
Solusi yang dapat dilakukan adalah mengurangi gap (kesalahan
komunikasi) antara berbagai pihak. Gap yang di maksud adalah:
 Gap antara pemilik dengan konsultan, yaitu perbedaan apa yang
diinginkan oleh pemilik dengan apa yang di gambar oleh konsultan.

PT. ARRS BARU


Hal. 13

 Gap antara konsultan dengan kontraktor, yaitu perbedaan antara apa


yang digambar konsultan dengan apa yang dipikirkan oleh kontraktor.
 Gap antara kontraktor dengan sub kontraktor, yaitu perbedaan antara
apa yang di pikirkan kontraktor berbeda dengan yang dipikirkan sub
kontraktor.
 Gap antara sub kontraktor dengan pekerja lapangan (mandor dan
tukang), yaitu perbedaan apa yang dipikirkan sub kontraktor dengan
yang dilaksanakan di lapangan.

2.2.4. Keterlambatan kedatangan material dan alat


Keterlambatan pemesanan material akan berdampak kepada
perubahan waktu dan biaya dari sudah direncanakan. Jika material
terlambat di pesan, maka selama material belum datang tenaga kerja
tidak akan bekerja di lokasi padahal sudah di bayar sesuai waktu
bekerjanya. Ini akan menambah biaya tenaga kerja. Selain itu, waktu juga
akan bertambah karena tidak sesuai dengan waktu yang sudah
diperkirakan. Jika waktu dan biaya bertambah, maka akan mempengaruhi
mutu juga.
Alasan terjadinya keterlambatan material adalah karena kontraktor
kurang memperkirakan datangnya material. Kontraktor tidak dengan jeli
memperkirakan datangnya material. Seharusnya kontraktor sudah
memperkirakannya dari lokasi keberadaan material, jenis material, dll. Ini
juga diakibatkan karena kontraktor yang belum berpengalaman bekerja
di lapangan.
Solusi yang sebaiknya dilakukan adalah:
a. Memperhatikan dengan matang material yang akan dipesan. Jika
lokasinya jauh, maka sudah jauh sebelumnya di pesan. Lalu jika jenis
alat termasuk yang susah dicari, maka terlebih dahulu mencari alat
tersebut sebelum dibutuhkan.
b. Membuat time schedulu untuk material.
c. Kontraktor ataupun subkontraktor memiliki banyak relasi yang
berhubungan dengan bahan bangunan/material. Ini akan
mempermudah untuk berkomunikasi sehingga alat dan bahan
material dapat datang sesuai dengan waktunya.

PT. ARRS BARU


Hal. 14

2.2.5. Kesimpulan
Tahap pelaksanaan adalah tahap yang harus diperhatikan karena
merupakan tahap yang paling penting. Tahap dimana desain tersebut
diwujudkan dalam bentuk bangunan/pekerjaan yang diinginkan
Pemilik/Owner. Untuk itu, permasalahan sering sekali terjadi pada tahap
ini sehingga mempengaruhi mutu pada proyek tersebut. Permasalahan
tersebut adalah karena terjadinya perubahan desain, lemahnya
perencanaan dan pengendalian, koordinasi yang tidak baik antara pihak
yang terlibat, dan keterlambatan pemesanan material. Masih ada
permasalahan lain, tetapi yang keempat ini adalah permasalahan yang
paling sering terjadi.

2.2.6. Saran/Usulan
Keempat permasalahan pada tahap pelaksanaan tersebut harus
diatasi agar mutu pada konstruksi juga meningkat. Untuk itu disarankan
agar:
a. Ketiga proses manajemen mutu dilaksanakan dengan benar.
b. Kontraktor, pengawas dan pengendali diharapkan memliki
pengetahuan dan pengalaman.
c. Orang-orang yang terlibat dalam tahap pelaksanaan dapat
berkoordinasi dengan baik agar tidak terjadi kesalah-pahaman.
d. Membuat time schedule kedatangan material.

********

PT. ARRS BARU


Hal. 15

BAB III
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1. Umum
Kegiatan proyek dapat dibagi menjadi 3 (tiga) tahapan pekerjaan yaitu
pekerjaan Pra Pelaksanaan Konstruksi, Pelaksanaan Konstruksi dan
Pemeliharaan (PHO dan FHO). Pekerjaan pengawasan akan dilakukan mulai
pekerjaan pra pelaksanaan konstruksi sampai PHO. Untuk kegiatan
pemeliharaan sampai FHO akan dilakukan sendiri oleh kontraktor tanpa
didampingi konsultan pengawas. Kegiatan pengawasan konstruksi tersebut akan
dilakukan secara detail dan terus menerus atau setiap hari berupa inspeksi,
kontrol, penyelesaian masalah teknis dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan
kontraktor dari segi kualitas, kuantitas dan waktu pelaksanaan.
Standar yang dipergunakan adalah standar yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah Republik Indonesia yang sudah mendapat status “Standar Nasional
Indonesia” (SNI), Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) dan Standar-
standar yang telah dikeluarkan oleh Dit.Jen. Cipta Karya. Khusus untuk pekerjaan
Bangunan Gedung. Standar standar tersebut dapat berupa “Metoda”, “Tata Cara”
dan “Spesifikasi”.
Pada pelaksanaan pekerjaan jalan seperti yang disyaratkan pada spesifikasi
teknik, maka di dalam Konsultan Pengawas juga mensyaratkan bahwa perlunya
pelaksanaan pekerjaan sesuai pada urutan atau tahapan pekerjaan yang benar.
Sehingga pekerjaan lebih efektif dan dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan,
mengurangi biaya konstruksi dan untuk dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan
tepat waktu.
Sering terjadi akibat keputusan manajemen yang tidak tepat dapat
menyebabkan kegagalan proyek, tujuan pelaksanaan proyek tidak tercapai jika
tidak mengikuti prosedur pelaksanaan yang benar dan urutan pelaksanaan dari
setiap aktivitas, baik aktivitas yang besar maupun kecil harus benar.

3.2. Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan


Di atas sudah dijelaskan orang-orang yang terlibat dalam tahap pelaksanaan
adalah :
Owner (pemilik), Manajemen Konstruksi/Konsultan pengawas, Pelaksana
konstruksi, seperti kontraktor, subkontraktor, dan pemasok.

PT. ARRS BARU


Hal. 16

Organisasi Proyek Konstruksi Bangunan Gedung


a. Satuan Kerja (Pemilik Proyek), Konsultan MK Dan Kontraktor/Pelaksana
Sebagaimana telah diuraikan, Siklus Manajemen Proyek/Konstruksi
maka manajemen proyek pelaksanaan jalan adalah proses implementasi dari
rencana kerja, organisasi kerja, pelaksanaan kerja, kontrol/pengendalian
kerja (planning, organizing, actuating/implementation, controlling/POAC) yang
diterapkan/ dilakukan pada tahap pekerjaan konstruksi bangunan gedung.
Untuk mengimplementasikan ini perlu adanya suatu organisasi yang berfungsi
mengendalikan pelaksanaan sehingga dapat dicapai tujuan proyek. Sesuai
dengan UU No. 18/1999 tentang Jasa Konstruksi yang mengatur pihak-pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi ada 2 (dua) unsur
pokok masing-masing sebagai berikut :
 Pihak pengguna jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagai
pemberi tugas atau pemilik pekerjaan/proyek yang memerlukan layanan
jasa konstruksi;
 Pihak penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan
usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi;
Adapun yang dimaksud layanan jasa konstruksi adalah:
 layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi,
 layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi,
 layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi.
Sedangkan yang dimaksud pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau
sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/ atau pelaksanaan beserta
pengawasan untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain; dalam
hal ini konstruksi jalan. Dari pihak pengguna jasa dan penyedia jasa maka
dapat disimpulkan bahwa pada setiap proyek ada 4 (empat) unsur pelaku
kegiatan penyelenggara konstruksi, yaitu:
 Pemberi tugas atau pemilik pekerjaan
 Perencana Konstruksi atau biasa dikenal KonsultanPerencana;
 Pelaksana Konstruksi atau biasa dikenal Kontraktor;
 Pengawas Konstruksi atau biasa dikenal Konsultan Pengawas/MK.
Dalam menjalankan tugasnya, layanan jasa konstruksi yang dilakukan
oleh penyedia jasa dilakukan oleh masing-masing penyedia jasa secara
terpisah dalam pekerjaan konstruksi. Layanan jasa perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan dapat dilakukan secara terintegrasi dengan
memeperhatikan besaran pekerjaan atau biaya, penggunaan teknologi

PT. ARRS BARU


Hal. 17

canggih, serta risiko besar bagi para pihak ataupun kepentingan umum dalam
satu pekerjaan konstruksi
Secara khusus dalam manajemen proyek pelaksanaan konstruksi jalan
diuraikan masing-masing peranan pihak penyelenggara proyek yang terlibat
langsung kegiatan pekerjaan konstruksi jalan dan di lapangan yaitu:
1. Pengguna Jasa/PPK
2. Direksi Teknis Pekerjaan/Konsultan Pengawas;
3. Kontraktor.
Dalam melakukan kegiatan pekerjaan konstruksi, ketiga pihak dapat
bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab dan secara profesional, yang
dilandasi prinsip-prinsip keahlian sesuai kaidah keilmuan, kepatutan, dan
kejujuran intelektual dalam menjalankan profesinya dengan tetap
mengutamakan kepentingan umum.
Adapun tugas dan tanggung jawab dari ketiga unsur proyek tersebut, dari
awal proyek sampai serah terima pekerjaan berdasarkan dokumen kontrak
dan Kepmen PU adalah:
1. Pengguna Jasa/PPK :
 sebagai wakil pemilik pekerjaan/proyek; bertanggungjawab penuh
kepada pemilik pekerjaan/proyek atas penggunaan dana untuk
melaksanakan konstruksi jalan yang diikat dengan Dokumen Kontrak
 sebagai manager; bertanggung jawab atas kelancaran proyek, baik fisik
maupun administrasi. Dalam tugas managerial tersebut, PPK
memeriksa dan segera mengantisipasi kondisi proyek dan
melaksanakan tindakan turun tangan lebih dini, bila terjadi masalah di
lapangan.
 sebagai engineer; melakukan rekayasa produk fisik tepat guna,
terutama dalam penentuan prioritas lokasi, pemilihan tipe dan dimensi
konstruksi serta kualitas pekerjaan dengan batasan yang telah
ditentukan dalam Dokumen Kontrak sehubungan dengan kondisi
lapangan dan keterbatasan dana yang tersedia.
2. Direksi Pekerjaan/MK/Konsultan Pengawas:
 sebagai Engineer Repsentative mempunyai wewenang penuh dalam
mengawasi, mengarahkan pelaksanaan pekerjaan agar dapat tercapai
penyelesaian pekerjaan sesuai persyaratan yang ada dalam Dokumen
Kontrak; membantu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) memecahkan

PT. ARRS BARU


Hal. 18

persoalan dan permasalahan berhubungan dengan perpanjangan masa


pelaksanaan pekerjaan, bila diperlukan;
 tidak berwenang membebaskan kontraktor dari tugas tugas yang ada
dalam dokumen kontrak yang akan mengakibatkan keterlambatan
pekerjaan atau menambah pembayaran oleh pemilik.
3. Kontraktor/Pelaksana:
 kontraktor harus membuat, menyelesaikan dan memelihara pekerjaan
sesuai ketentuan dalam Dokumen Kontrak dengan sungguh-sungguh
dan penuh perhatian dan tanggung jawab;
 menyediakan semua tenaga kerja maupun pengawas pelaksanaan,
bahan, peralatan dan lain-lain yang harus memenuhi persyaratan sesuai
Dokumen Kontrak;
 menjamin sinergitas terselenggaranya pelaksanaan pekerjaan yang
berkesinambungan di lapangan.

Hubungan diantara ketiga pihak tersebut dapat digambarkan seperti


pada skema yang terlihat pada Gambar berikut.

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

(UNSULBAR)

PPK

KONSULTAN KONTRAKTOR

Gambar III.1. Hubungan 3 (tiga) unsur proyek

PT. ARRS BARU


Hal. 19

b. Bentuk organisasi proyek

UNIVERSITAS PENANGGUNG JAWAB


SULAWESI BARAT PT. ARSS BARU
(UNSULBAR)

DIREKSI TEKNIS SITE ENGINEER

KONTRAKTOR TIM SUVERVISI

Gambar III.2. Struktur Organisasi Proyek

c. Organisasi Konsultan Pengawas

DIREKTUR UTAMA
PT. ARSS BARU

SITE ENGINEER
JABIRUDDIN, ST

- OFFICE MANAGER
- SECRETARY
- OFFICE BOY
- DRIVER
TENAGA AHLI
- AHLI ARSITEKTUR
- AHLI STRUKTUR
- AHLI M/E
-AHLI PLAMBING
- AHLI INTERIOR

QUALITY & QUANTITY INSPECTOR

Gambar III.3. Struktur Organisasi Konsultan MK

PT. ARRS BARU


Hal. 20

3.3. Metode Pelaksanaan Pengawasan


Kegiatan proyek dapat dibagi menjadi 3 (tiga) tahapan pekerjaan yaitu
pekerjaan Pra Pelaksanaan Konstruksi, Pelaksanaan Konstruksi dan
Pemeliharaan (PHO dan FHO). Pekerjaan pengawasan akan dilakukan mulai
pekerjaan pra pelaksanaan konstruksi sampai PHO. Untuk kegiatan
pemeliharaan sampai FHO akan dilakukan sendiri oleh kontraktor tanpa
didampingi konsultan pengawas. Kegiatan pengawasan konstruksi tersebut akan
dilakukan secara detail dan terus menerus atau setiap hari berupa inspeksi,
kontrol, penyelesaian masalah teknis dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan
kontraktor dari segi kualitas, kuantitas dan waktu pelaksanaan.
Kegiatan konsultan pengawas dalam hal ini meliputi :
a. Memeriksa pekerjaan persiapan kantor lapangan
b. Koordinasi pekerjaan :
Fungsi lapangan (Tenaga professional, sub professional, Tenaga Pendukung)
akan bekerja sama untuk mengarahkan kontraktor dalam perencanakan
kegiatan lapangan yang mencakup penyiapan peralatan dan personil sesuai
waktunya.
c. Pemantauan kemajuan pekerjaan
Tim lapangan akan menyiapkan sistem pemantauan dan pengawasan
kemajuan pekerjaan actual kontraktor dibandingkan dengan jadwal rencana
kerjanya (kurva-S)
d. Memeriksa dan membuat rekomendasi terhadap hasil pengujian
bahan/material yang digunakan dalam konstruksi.
e. Kontrol biaya dan prakiraannya
Layanan ini meliputi pendanaan proyek yang berkelanjutan. Konsultan akan
memeriksa permohonan tagihan kontraktor terhadap volume pekerjaan
terlaksana, persiapan sertifikat pembayaran, evaluasi terhadap perubahan,
negosiasi tuntutan dan perkiraan aliran dana pada interval waktu tertentu.
f. Penjadwalan dan pengelolaan pertemuan lapangan (Site meeting).
Pertemuan lapangan dijadwalkan secara rutin antara kontraktor, konsultan
dan pemberi kerja untuk membahas dan memecahkan permasalahan yang
terjadi di lapangan.
g. Membuat teguran dan nasehat teknis.
Konsultan secara aktif memantau pekerjaan kontraktor dan melakukan
teguran bila terjadi penyimpangan terhadap spesifikasi teknis maupun metode
kerja.

PT. ARRS BARU


Hal. 21

h. Memeriksa usulan perintah perubahan dan addendum


Tim pengawas akan meneliti usulan perubahan pekerjaan yang diajukan
kontraktor secara teknis maupun biayanya. Apabila secara teknis dapat
dipertanggung jawabkan menurut standar yang berlaku, dengan tidak
mengurangi atau menambah biaya konstruksi dan sudah melalui rapat
lapangan, maka perubahan tersebut akan dibuatkan addendum nya.
i. Kerja sama dengan pemberi tugas.
Kerja sama dengan pemberi tugas mencakup pelaporan pengawasan yang
meliputi laporan kemajuan pekerjaan terakhir, permasalahan lapangan serta
pemecahannya. Tujuannya untuk membuat pemberi tugas memahami semua
isu utama, permasalahan dan pemecahannya di lapangan sehubungan
dengan pelaksanaan proyek.

Untuk menunjang pengawasan teknis agar pekerjaan tidak menyimpang


dari gambar rencana serta spesifikasi yang telah ditentukan dalam RKS (Rencana
Kerja dan Syarat-syarat) diperlukan administrasi yang baik. Untuk itu pelaksanaan
pengawasan terhadap administrasi meliputi :
a. Penelitian kontrak antara kontraktor dengan direksi pekerjaan (owner)
b. Menyiapkan formulir yang diperlukan untuk pengawasan.
c. Membantu penyiapan sertifikat pembayaran bulanan untuk kontraktor yang
menyatakan volume, kualitas dan biaya.
d. Merekomendasikan pelaksanaan pekerjaan kontraktor tidak menyimpang dari
syarat yang ditentukan.
e. Membantu penyelesaian perselisihan antara kontraktor dan direksi pekerjaan.

Manajemen pelaksanaan proyek yang rapih dan lengkap sangat diperlukan.


Untuk itu konsultan akan melakukan kegiatan antara lain :
a. Membuat korespondensi proyek, agenda proyek, kegiatan harian pelaksanaan
pekerjaan, hasil pengujian mutu, data perhitungan volume pekerjaan, laporan
permasalahan dan solusinya.
b. Menyusun laporan sesuai yang persyaratan.
c. Koordinasi dan komunikasi yang lancar antara tim pengawas, Kontraktor dan
pemberi tugas

Untuk lebih jelas dalam memahami alur logika pekerjaan pengawasan,


maka konsultan menyajikan Metode Pelaksanaan Pekerjaan dan Diagram Alir

PT. ARRS BARU


Hal. 22

Pelaksanaan pekerjaan pengawasan yang dapat dilihat pada Gambar di bawah


ini :

Gambar III.4. Metode Pelaksanaan Pekerjaan

PT. ARRS BARU


Hal. 23

Gambar III.5. Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan

PT. ARRS BARU


Hal. 24

BAB IV
RENCANA KERJA

4.1. Umum
Secara garis besar kegiatan dan tahapan pekerjaan akan mencakup sebagai
berikut:
a. Pekerjaan Pendahuluan.
b. Pengawasan Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi.
c. Pengawasan Pekerjaan Serah Terima Pekerjaan

PT. ARRS BARU


Hal. 25

Gambar IV.1. Alur Pelaksanaan Kegiatan

PT. ARRS BARU


Hal. 26

4.2. Tahapan Pelaksanaan Pengawasan


4.2.1. Persiapan Awal
Pekerjaan persiapan merupakan tahap awal dari pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini
lebih bersifat intern bagi Konsultan dan dimaksudkan untuk
mempersiapkan segala sesuatu yang sekiranya akan dapat mendukung
kelancaran pekerjaan.
Pekerjaan persiapan ini diantaranya adalah :
a. Mobilisasi dan Penempatan Personil Konsultan
Setelah pihak Pengguna Jasa mengeluarkan Surat Perintah
Mulai Kerja dan Surat Persetujuan Mobilisasi Personil, Konsultan
akan memobilisasi seluruh Tim Pelaksana lapangan. Penempatan
Tim hal tersebut dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu 7
(tujuh) hari setelah diterbitkannya SPMK.
b. Persiapan Administrasi
Persiapan administrasi merupakan kegiatan paling awal dari
Konsultan setelah personil dimobilisasi.
Persiapan administrasi tersebut mencakup :
 Pengurusan surat ijin ke instansi terkait,
 Permohonan surat mobilisasi dan demobilisasi.
 Surat permohonan data dan sebagainya.
Persiapan administrasi tersebut diusahakan dapat
diselesaikan sesegera mungkin sehingga tidak akan menghambat
pelaksanaan pekerjaan berikutnya.
Pekerjaan ini akan dilaksanakan oleh staf administrasi yang
telah cukup berpengalaman dalam menangani pekerjaan yang
sejenis, sehingga diharapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan
waktu yang disediakan untuk itu. Segala sesuatu yang terkait dengan
masalah administrasi tersebut akan selalu di bawah pengawasan
Site Engineer yang bertanggung jawab atas penyelesaian seluruh
pekerjaan.
c. Penyusunan Rencana Pengendalian Mutu
Kebijakan dan Sasaran Mutu sebagai bahan acuan dalam
menyusun Rencana Pengendalian Mutu adalah :
KEBIJAKAN MUTU :

PT. ARRS BARU


Hal. 27

 Memenuhi kebijakan mutu konstruksi yang ditetapkan oleh Dinas


Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Majene.
 Memenuhi Persyaratan Teknis yang ditetapkan oleh Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Majene.

SASARAN MUTU :
 Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu sesuai jadwal yang telah
direncanakan.
 Menyusun Dokumen Manual Mutu yang akan menjadi landasan
penerapan Sistem Manajemen Mutu secara lengkap sesuai
dengan standar, norma dan peraturan yang berlaku di Indonesia.
 Menyusun Prosedur-prosedur Wajib dan tambahan lainnya yang
mencakup implementasi konstruksi jalan
 Menyusun Dokumen Standar RMP dan RMK yang komunikatif dan
efektif
 Menyusun Instruksi Kerja yang dapat menjadi acuan, panduan,
dan standarisasi proses & produk dalam pelaksanaan pekerjaan.
 Standarisasi format catatan mutu yang ringkas, mudah, lengkap,
dan mampu ditelusur.
d. Penyiapan Formulir-formulir, Buku Harian Lapangan dan Buku
Pengawasan
Formulir-formulir, Buku Harian Lapangan dan Buku
Pengawasan yang disiapkan konsultan supervisi terdiri dari (Form
terlampir) :
 Memo Lapangan
 Instruksi
 Formulir Persetujuan Material
 Laporan Izin Pengecoran
 Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
 Surat Perhatian
 Surat Peringatan
 Daftar Ketidaksempurnaan Pekerjaan (Deflect List)
 Laporan Harian
 Laporan Mingguan Prestasi Pekerjaan
 Laporan Mingguan Kegiatan Dan Tenaga Kerja
 Laporan Mingguan Material Dan Peralatan

PT. ARRS BARU


Hal. 28

 Laporan pengujian mutu bahan dan pekerjaan terlaksana.


 Pengukuran topografi.
 Pengukuran dan perhitungan kuantitas pekerjaan.
 Permohonan dan persetujuan melaksanakan pekerjaan.
 Pemakaian peralatan dan kendaraan.
 Korespondensi proyek.
Formulir-formulir lapangan yang diperlukan untuk kegiatan ini
dapat dilihat pada lampiran.
e. Pengumpulan Data
Dokumen dan data awal yang dikumpulkan terdiri dari :
 Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknik Pekerjaan fisik.
 Dokumen Perjanjian Pemborongan (Kontrak) pekerjaan fisik.
 Dokumen-dokumen lain yang terkait

4.2.2. Koordinasi dan Evaluasi


a. Pola Koordinasi Dan Pelaporan
Konsultan Pengawas dalam menjalankan fungsinya, melakukan
koordinasi terhadap pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan
kegiatan Proyek di Universitas Sulawesi Barat untuk mendapatkan
informasi-informasi kekinian agar tujuan pelaksanaan kegiatan
tercapai.
Koordinasi-koordinasi tersebut dilakukan baik melalui rapat
regular yang dilaksanakan setiap bulan dengan Tim Inti Perencanaan
(Design Core Team) dan Tim Inti Pengawasan/MK (Supervision Core
Team), juga melakukan koordinasi dengan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) di lokasi
pekerjaan untuk validasi data. Pola koordinasi seperti ini dapat
menghasilkan informasi-informasi kekinian tentang seluruh kegiatan
yang dilaksanakan di Universitas Sulawesi Barat.
Keluaran dari hal tersebut di atas, dikemas dalam bentuk
laporan ringkas sebagai bahan masukan kepada Universitas
Sulawesi Barat, agar dapat segera mengambil tindakan yang tepat
terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan.
b. Jadwal Rapat Koordinasi
Sebagaimana disebutkan di atas, salah satu pola koordinasi
adalah melalui rapat dengan Tim Inti Perencanaan dan Tim Inti

PT. ARRS BARU


Hal. 29

Pengawasan yang dijadwalkan dilaksanakan setiap bulan dan


disepakati akan dilaksanakan pada tanggal 27 bulan berjalan,
tanggal ini diambil agar setiap Core Team sudah mempersiapkan
data-data berdasarkan kemajuan pekerjaan tanggal 25 bulan
berjalan tersebut sehingga materi yang dibahas telah
dikelompokkan.
Koordinasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen dilaksanakan
sewaktu-waktu setelah rapat koordinasi bulanan bersama Core
Team.
Rapat Mingguan yang dilaksanakan oleh PPTK ataupun MK serta
kontraktor pelaksana di lokasi pekerjaan dilakukan setiap akhir
minggu pekerjaan untuk mengevaluasi laporan harian kontraktor dan
laporan mingguan.
Disamping itu, Konsultan Pengawas sewaktu-waktu wajib
memenuhi undangan kegiatan-kegiatan rapat koordinasi yang
dilaksanakan oleh Universitas Sulawesi Barat.
c. Keluaran Hasil Koordinasi Dan Evaluasi
Seluruh hasil koordinasi yang dilaksanakan, baik yang reguler
maupun kondisional, Konsultan Pengawas melakukan evaluasi dan
pemetaan terhadap setiap masalah yang ditemukan terjadi pada
item kegiatan.
Hasil evaluasi diharapkan dapat menjadikan acuan bagi Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) dalam pelaksanaan kegiatannya sehingga
dapat mencapai sasaran yang diinginkan.
Seluruh hasil evaluasi tersebut, dituangkan dalam Laporan
Bulanan sebagai kewajiban Konsultan Manajemen Proyek, dan juga
menerbitkan Laporan Ringkas yang sifatnya eklusif kepada
Universitas Sulawesi Barat.

PT. ARRS BARU


Hal. 30

PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN UNSULBAR

Gambar IV.2. Pola Koordinasi

4.2.3. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


Sesuai dengan Jadwal Penyelesaian dan jadwal penugasan
personil yang sudah ditetapkan, penyusunan untuk Manajemen
Konstruksi Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu Unsulbar
dengan waktu 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender yang dimulai
sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), bila dirinci
sesuai dengan tahapan kegiatannya, maka masing-masing tahapan
akan membutuhkan waktu sebagai berikut :
a. Pekerjaan Persiapan
Hal-hal penting lainnya harus dilakukan oleh konsultan pada
tahap awal pekerjaan adalah pengujian ulang secara terinci dan
evaluasi data yang telah ada seperti standar perencanaan, rencana
spesifikasi, surat keterangan material, persyaratan kontrak, rencana
anggaran biaya, rencana kerja, mobilisasi dan demobilisasi personil
dan lain-lain. Hal yang bermanfaat pada setiap peningkatan
palaksanaan pekerjaan yaitu menghilangkan keraguan atau

PT. ARRS BARU


Hal. 31

mengoreksi kesalahan yang dapat ditemukan serta yang dapat


mengurangi biaya proyek dan menghemat waktu pelaksanaan
dengan pertimbangan yang dapat diterima secara teknis.
Dilaksanakan pada minggu pertama dan kedua.
b. Tahap Rapat Pra Konstruksi
Salah satu rapat yang harus dilakukan oleh pihak proyek
bersama kontraktor dan konsultan sebelum pekerjaan dimulai
adalah Rapat Pra Konstruksi. Rapat ini akan membahas berbagai
masalah dan rencana kegiatan yang dilakukan oleh ketiga pihak yang
terkait dalam proyek ini untuk mendapatkan pemahaman yang sama
mengenai masalah-masalah tersebut.
Dilaksanakan pada minggu pertama atau minggu kedua.
c. Tahap Pelaksanaan Pengawasan Lapangan
Tahap Pelaksanaan Pengawasan Lapangan Salah satu dari
tanggung jawab utama Konsultan adalah program Inspeksi dan
monitoring. Konsultan akan senantiasa melaksanakan program ini
untuk menjamin bahwa pelaksanaan pekerjaan kontraktor di
inspeksi oleh tenaga yang handal dan diawasi secara professional.
d. Tahap Penyampaian dan Penyerahan Laporan Akhir
Data yang sudah lengkap berupa dokumen Pengawasan
sebagai laporan akhir diserahkan kepada owner. Penyerahan ini
dilakukan dalam minggu keakhir sebelum masa kontrak berakhir
agar sebelum dilelang diperiksa terlebih dahulu oleh Tim Teknis.

PT. ARRS BARU


Hal. 32

Gambar IV.3. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


*********

PT. ARRS BARU


Hal. 33

BAB V
MANAJEMEN PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Penugasan Tenaga Ahli


Terciptanya pelaksanaan pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan
Gedung Laboratorium Terpadu Unsulbar yang optimal ditentukan oleh ketepatan
dalam penugasan tenaga ahli agar tidak ada jadwal pelaksanaan pekerjaan yang
tertunda, sehingga pekerjaan selesai tepat waktu.
Dalam pelaksanaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Gedung
Laboratorium Terpadu Unsulbar membutuhkan kerjasama yang baik antar tim
yang dipimpin oleh Site Engineer. Site Engineer akan mengarahkan anggota
timnya dengan memberikan tanggung jawab terhadap bidang yang dipimpinnya
agar tercipta pelaksanaan kerja yang optimal.

Gambar V.1. Jadwal Penugasan Personil

PT. ARRS BARU


Hal. 34

5.2. Uraian dan Tanggung Jawab


Maka untuk pelaksanaan kegiatan ini Konsultan akan menyediakan Tenaga–
tenaga ahli, Tenaga Pendukung minimal sesuai dengan yang disyaratkan yaitu :

a. Tenaga Ahli Profesional


1) Site Engineer (SE)
Tugas dan tanggung jawab;
 Mengawasi dan meneliti ketepatan dari pengukuran/rekayasa lapangan
yang dilakukan sehingga dapat memudahkan Satuan Kerja Perangkat
Daerah mengambil keputusan-keputusan yang diperlukan, termasuk
untuk pekerjaan pengembalian kondisi dan pekerjaan minor
mendahului pekerjaan utama serta rekayasa terperinci lainnya.
 Melakukan pengawasan secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada
semua lokasi di lapangan dimana pekerjaan konstruksi sedang
dilaksanakan serta memberi penjelasan tertulis kepada Kontraktor
mengenai apa yang sebenarnya dituntut dalam pekerjaan tersebut, bila
dalam kontrak hanya dinyatakan secara umum.
 Mengupayakan bahwa kontraktor memahami dokumen kontrak secara
benar, melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi serta
gambar-gambar, dan kontraktor menerapkan teknik pelaksanaan
konstruksi yang tepat atau cocok dengan keadaan lapangan untuk
berbagai macam kegiatan pekerjaan.
 Membuat rekomendasi kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk
menerima atau menolak pekerjaan dan material.
 Mencatat kemajuan setiap hari yang dicapai kontraktor pada lembar
kemajuan pekerjaan (progress schedule) yang telah disetujui,
 Memonitor secara seksama kemajuan dari semua pekerjaan dan
melaporkannya segera/tepat waktu bila kemajuan pekerjaan terlambat
sebagaimana tercantum pada buku Spesifikasi Umum dan hal itu benar-
benar berpengaruh terhadap jadual
penyelesaian yang direncanakan. Dalam hal demikian, maka Site
Engineer juga membuat rekomendasi secara tertulis bagaimana caranya
untuk mengejar keterlambatan tersebut.
 Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil pengukuran setiap
pekerjaan yang telah selesai yang disampaikan oleh Lab.
Tachnician/Inspector.

PT. ARRS BARU


Hal. 35

 Menjamin bahwa sebelum kontraktor diijinkan untuk melaksanakan


pekerjaan berikutnya, maka pekerjaan-pekerjaan sebelumnya yang
akan tertutup atau menjadi tidak tampak harus sudah diperiksa/diuji
dan sudah memenuhi persyaratan dalam dokumen kontrak.
 Memberi rekomendasi kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah
menyangkut mutu dan jumlah pekerjaan yang telah selesai dan
memeriksa kebenaran dari setiap sertifikat pembayaran bulanan
kontraktor.
 Membuat perhitungan dan sketsa-sketsa yang benar untuk bahan
Satuan Kerja Perangkat Daerah pada setiap akan memerintahkan
perubahan pekerjaan.
 Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar sebenarnya
terbangun/terpasang (as built drawing) dan mengupayakan agar semua
gambar tersebut dapat diselesaikan sebelum penyerahan Pertama
Pekerjaan (PHO).
 Memeriksa dengan teliti atau seksama setiap gambar-gambar kerja dan
analisa serta dengan perhitungan-perhitungan konstruksinya dan
kuantitasnya, yang dibuat oleh kontraktor sebelum pelaksanaan.
 Menyusun/memelihara arsip korespondensi proyek, laporan harian,
laporan mingguan, bagan kemajuan pekerjaan, pengukuran, gambar-
gambar dan lainnya.
 Membuat laporan mengenai kemajuan fisik dan keuangan proyek yang
ada di bawah wewenangnya dan menyerahkan kepada Satuan Kerja
Perangkat Daerah serta instansi lain yang terkait tepat pada waktunya.

2) Ahli Arsitektur
Tugas dan tanggung jawab;
 Bertanggung jawab kepada Team Leader;
 Sebagai penanggung jawab teknis tertinggi pelaksanaan Pengendalian
dan Pengawasan Pekerjaan Arsitektur;
 Mewakili Team Leader dalam rapat – rapat koordinasi mingguan bidang
arsitektur dan landscape di lapangan;
 Mengkoordinasikan pelaksanaan pengawasan pekerjaan arsitektur
yang dilakukan oleh inspektor/pengawas arsitektur;
 Melakukan koordinasi antar bidang/disiplin secara internal dalam
organisasi tim konsultan MK;

PT. ARRS BARU


Hal. 36

 Bertanggung jawab atas perhitungan (kualitas & kuantitas) hasil


kemajuan pekerjaan di lapangan untuk bidang Arsitektur Bangunan

3) Ahli Struktur
Tugas dan tanggung jawab;
 Bertanggung jawab kepada Team Leader;
 Sebagai penanggung jawab teknis tertinggi pelaksanaan Pengendalian
dan Pengawasan Pekerjaan Struktur di lapangan;
 Mewakili Team Leader dalam rapat – rapat koordinasi mingguan bidang
struktur di lapangan;
 Mengkoordinasikan pelaksanaan pengawasan pekerjaan struktur yang
dilakukan oleh inspektor/pengawas struktur;
 Melakukan koordinasi antar bidang/disiplin secara internal dalam
organisasi tim konsultan MK;
 Bertanggung jawab atas perhitungan (kualitas & kuantitas) hasil
kemajuan pekerjaan di lapangan untuk bidang Struktur Bangunan.

4) Ahli Mekanikal/Elektrikal
Tugas dan tanggung jawab;
 Bertanggung jawab kepada Team Leader;
 Sebagai penanggung jawab teknis tertinggi pelaksanaan Pengendalian
dan Rencana Desain Mekanikal dan Elektrikal dalam pelaksanaan
konstruksi;
 Bertanggung jawab atas hasil evaluasi dan koreksi Rencana Desain
Mekanikal/Elektrikal yang dihasilkan oleh Perencana
Mekanikal/Elektrikal;
 Bertanggung jawab atas hasil evaluasi dan koreksi Gambar Shop
Drawing Mekanikal/Elektrikal yang diajukan oleh Kontraktor;
 Bertanggung jawab atas hasil evaluasi dan koreksi Gambar AsBuilt
Mekanikal/Elektrikal yang diajukan oleh Kontraktor;
 Melakukan koordinasi antar bidang/disiplin secara internal dalam
organisasi tim konsultan MK;
 Bertanggung jawab atas perhitungan (kualitas & kuantitas) hasil
kemajuan pekerjaan di lapangan untuk bidang Mekanikal/Elektrikal
Bangunan;

PT. ARRS BARU


Hal. 37

5) Ahli Plambing
Tugas dan tanggung jawab;
 Bertanggung jawab kepada Team Leader;
 Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L)
 Melakukan komunikasi dan kerjasama di tempat kerja
 Memeriksa data perencanaan sistem plambing dan pompa mekanik
 Memeriksa gambar perencanaan sistem plambing dan pompa mekanik
pada bangunan gedung
 Melakukan pemeriksaan hasil pengukuran untuk tata letak system
plambing dan pemasangan pompa mekanik
 Melakukan pemeriksaan peralatan plambing dan pompa mekanik yang
akan dipasang berdasarkan spesifikasi yang ditentukan
 Melakukan pemeriksaan hasil pemasangan sistem plambing dan pompa
mekanik pada bangunan gedung
 Melakukan pengujian hasil pemasangan dan instalasi system plambing
dan pompa mekanik
 Melakukan pemeriksaan hasil pemeliharaan sistem plambing dan
pompa mekanik yang sudah dipasang

6) Ahli Interior
Tugas dan tanggung jawab;
 Bertanggung jawab kepada Team Leader;
 Bertanggungjawab penuh atas semua pekerjaan pelaksanaan interior
yang telah diterimannya sesuai yang tercantum dalam perjanjian kerja
hingga semua pekerjaan selesai.
 Memeriksa dan mereview kembali hasil desain interior yang akan
diterapkan pada pelaksanaan pekerjaan.
 Melakukan pemeriksaan desain detail interior

b. Tenaga Penunjang
1) Tenaga Quantity
Tugas dan tanggung jawab;
 Bertanggung jawab kepada Tenaga Ahli;
 Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari Site Engineer
dalam melaksanakan tugas-tugasnya serta bekerjasama dengan Quality

PT. ARRS BARU


Hal. 38

Engineer untuk menyesuaikan metoda pelaksanaan di lapangan dengan


di laboratorium.
 Melakukan pengawasan di lapangan secara terus menerus pada semua
lokasi pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan, dan
memberitahu dengan segera kepada Site Engineer tentang semua
pekerjaan yang tidak memenuhi/sesuai dokumen kontrak.
 Semua hasil pengamatan tersebut dilaporkan secara tertulis kepada
Site Engineer pada hari itu juga.
 Secara terus menerus mengawasi, membuat catatan dan memeriksa
semua hasil pengukuran, perhitungan kuantitas dan sertiflkat
pembayaran serta menjamin bahwa pembayaran terhadap kontraktor
sudah benar dan sesuai dengan ketentuan dalam dokumen kontrak.
 Bersama-sama kontraktor setiap hari membuat ringkasan/risalah
tentang kegiatan konstruksi, keadaan cuaca, pengadaan material,
jumlah dan keadaan tenaga kerja, peralatan yang digunakan, jumlah
pekerjaan yang telah diselesaikan, pengukuran dilapangan, Kejadian-
kejadian khusus dan sebagainya dengan menggunakan formulir laporan
standar (Laporan Harian) yang harus diserahkan/dikirim kepada Site
Engineer dan Satuan Kerja Fisik tiap hari setelah selesai kerja.
 Melakukan pengawasan dilapangan secara terus menerus terhadap
semua pekerjaan harian (day work), termasuk membuat catatan
mengenai peralatan, tenaga kerja dan bahan-bahan yang digunakan
kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan harian tersebut.
 Mengevaluasi prosedur kerja yang diajukan oleh Kontraktor dan
evaluasi hasil pekerjaan (performa pekerjaan) dilapangan.
 Membantu Site Engineer mengadakan pengukuran akhir secara
keseluruhan dari bagian pekerjaan yang telah diselesaikan yang
mutunya memenuhi syarat.

2) Tenaga Quality
Tugas dan tanggung jawab;
 Bertanggung jawab kepada Tenaga Ahli;
 Mempelajari dan memahami spesifikasi teknis yang digunakan pada
proyek konstruksi tersebut.
 Memeriksa kelayakan peralatan pengendalian mutu yang digunakan

PT. ARRS BARU


Hal. 39

 Melaksanakan pengujian mutu terhadap bahan atau material yang


digunakan
 Melaksanakan pengujian terhadap hasil pekerjaan di lapangan ataupun
di laboratorium
 Memeriksa hasil pengujian terhadap hasil pekerjaan di lapangan
ataupun di laboratorium
 Mempelajari perencanaan mutu yang dipakai pada pekerjaan
 Mencegah terjadinya penyimpangan mutu dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi
 Menyiapkan bahan laporan yang terkait pemeriksaan atau pengendalian
mutu dari pekerjaan
 Mempelajari metode kerja yang digunakan agar sesuai spesifikasi teknis
yang dipakai
 Membuat teguran baik lisan maupun tulisan jika terjadi penyimpangan
dalam pekerjaan proyek
 Menyiapakaan dan memberikan data pemeriksaan mutu yang
dibutuhkan oleh quality assurance
 Memeriksa dan menjaga kualitas pekerjaan dari subkontraktor agar
sesuai dengan spesifikasi teknis yang berlaku

3) Inspector (Pengawas Lapangan)


Tugas dan tanggung jawab;
 Pengendalian terhadap kuantitas bahan dan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor berdasarkan ketentuan dan persyaratan
yang telah ditentukan dalam Dokumen Kontrak;
 Mempersiapkan rekomendasi teknis sehubungan dengan variasi
volume kontrak
 Mengecek dan mengukur volume bahan dan pekerjaan yang dihasilkan
kontraktor,untuk dipakai sebagai dasar pembuatan sertifikat
pembayaran bulanan (Monthly Certificate);
 Berpedoman Terhadap petunjuk teknis dan instruksi dari Site Engineer,
dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan selalu mendapat informasi yang
diperlukan sehubungan dengan pengawasan sesuai dengan desain yang
ditentukan;
 Melakukan Pelaporan kepada Site Engineer dan atau Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan apabila ternyata pelaksanaan pekerjaan yang akan

PT. ARRS BARU


Hal. 40

mengakibatkan terlampauinya volume pekerjaan yang tercantum dalam


Dokumen Kontrak;
 Membuat catatan yang lengkap tentang pembayaran kepada kontraktor,
sehingga tidak terjadi pembayaran berganda atau pembayaran lebih;
 Mempelajarai pasal-pasal dalam Kontrak sehingga tata cara
pengukuran dan pembayaran pekerjaan kepada kontraktor benar-benar
didasarkan kepada ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Kontrak;
 Membuat dan menghimpun semua data yang berhubungan dengan
pengendalian pekerjaan serta memantau kemajuan pekerjaan di
lapangan;
 Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan harian, laporan
bulanan, jadwal kemajuan pekerjaan dan lain-lain;
 Membantu Site Engineer dalam menyiapkan data untuk Final Payment;
 Mengecek semua As Built Drawing yang dibuat oleh kontraktor;
 Memeriksa dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan dari aspek prosedur
dan kuantitas pekerjaan berdasarkan dokumen kontrak serta
melakukan pengujian terhadap kuantitas material, dan peralatan yang
ditempatkan dilapangan;
 Bertanggung jawab penuh Terhadap Site Engineer (SE) untuk
mengawasi kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor;
 Melakukan pemeriksaan dan survey yang diperlukan atas pekerjaan dan
volume pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor;
 Melakukan Pemeriksaan gambar kerja kontraktor berdasarkan gambar
rencana serta memeriksa dan memberi ijin pelaksanaan pekerjaan
kontraktor;
 Mengawasi dan memberi pengarahan dalam pelaksanaan pekerjaan
agar sesuai dengan prosedur berdasarkan spesifikasi teknis;
 Memberikan Instruksi kepada kontraktor apabila pelaksanaan di
lapangan dinilai tidak sesuai atau tidak benar serta membahayakan;
 Berhak Menerima dan menolak hasil pekerjaan kontraktor berdasarkan
spesifikasi teknis;
 Membuat catatan lengkap tentang peralatan, tenaga kerja dan material
yang digunakan dalam setiap pekerjaan yang merupakan atau mungkin
akan menjadi pekerjaan tambah (extra).

PT. ARRS BARU


Hal. 41

c. Tenaga Pendukung
1) Office Manager
2) Secretary
3) Office Boy
4) Driver

5.3. Pelaporan
5.3.1. Jenis Laporan
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah :
 Setiap isi laporan harus jelas dan dapat dibaca serta disusun dalam
bahasa Indonesia dengan tata bahasa yang baik dan benar;
 Ukuran kertas masing-masing laporan adalah F4 (210 x 330 mm),
jumlah dan pengiriman laporan ditetapkan sebagai berikut :
a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat pelaporan mengenai jadwal
rencana kerja dan tahapan pelaksanaan pekerjaan secara lengkap
dan terperinci termasuk kuantitas masing-masing pekerjaan serta
personil-personil pendukung Konsultan yang telah disetujui aktif di
lapangan. Laporan harus diserahkan 14 hari kerja atau tidak lebih
dari 30 hari setelah SPMK diterbitkan sebanyak 3 rangkap/buku
laporan.

b. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan memuat laporan singkat mengenai kemajuan
kegiatan Kontraktor, keadaan cuaca, juga permasalahan yang
dialami oleh kontraktor/konsultan bila ada (menyangkut
administrasi, teknik atau keuangan) dan memberikan rekomendasi
atau saran-saran bagaimana cara menanggulangi/menyelesaikan
permasalahan tersebut.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada setiap
akhir bulan kalender kecuali pada saat harus membuat laporan
kemajuan triwulan, konsultan harus membuat kemajuan laporan
bulanan sebanyak 3 rangkap/buku setiap bulan.
Jadwal pengiriman laporan diatur sebagai berikut :
 Ringkasan kemajuan bulanan (progress summary) paling lambat
setiap tanggal 1 (satu) pada bulan berikutnya. Pengiriman

PT. ARRS BARU


Hal. 42

ditujukan kepada Universitas Sulawesi Barat yang selanjutnya


akan disampaikan kepada PPK Universitas Sulawesi Barat dan
instansi lainnya yang terkait.
 Buku laporan kemajuan bulanan paling lambat 5 hari kerja bulan
berikutnya.

c. Laporan Akhir
Laporan akhir secara garis besarnya harus memuat secara
ringkas dan jelas mengenai metoda pelaksanaan konstruksi,
realisasi biaya pekerjaan dan perubahan-perubahan kontrak yang
terjadi, lokasi-lokasi sumber material dan hasil pengujian mutu
pekerjaan, personil konsultan dan kontraktor yang terlibat,
pelaksanaan pengawasan konstruksi yang telah dilaksanakan,
rekomendasi tentang cara pemeliharaan dikemudian hari dan
segala permasalahan yang kemungkinan besar akan timbul pada
pekerjaan yang baru saja dilaksanakan, serta saran-saran tentang
perbaikan yang perlu dilakukan pada proyek-proyek berikutnya
untuk pekerjaan yang serupa/sejenis yang akan ditangani oleh
Universitas Sulawesi Barat.
Untuk memudahkan penjilidan dan penggunaannya, laporan
akhir ini dapat dibuat menjadi beberapa buku yang terpisah yang
terdiri dari:
1. Laporan RMK
2. Laporan Pendahuluan/Umum + Laporan Proses Verbal.
3. Laporan Test Pengendalian Mutu.
4. Laporan Quantity (Perhitungan Akhir Kuantitas terlaksana)
5. Gambar Terlaksana (As Built Drawings) dan foto dokumentasi
pekerjaan (awal, pertengahan dan akhir (Foto : 0%, 50% dan
100%).
Distribusi Laporan adalah sebagai berikut :
a. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Universitas Sulawesi Barat;
b. PPTK Universitas Sulawesi Barat;
c. Instansi Terkait
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada tanggal
akhir masa layanan penyedia jasa sebanyak 3 (tiga) buku laporan
dan CD/Flashdisk berisi seluruh laporan termasuk sumarry report 2

PT. ARRS BARU


Hal. 43

(Dua) buah, serta seluruh kegiatan harian selama masa konstruksi


(Buku Harian Standar) sebanyak 1 (satu) rangkap. Asli gambar
terlaksana dan dokumentasi foto pekerjaan akan dikirimkan ke
Universitas Sulawesi Barat untuk disimpan yang sewaktu-waktu
dapat dipinjam.
Isi laporan akhir secara garis besar harus menceritakan secara
ringkas mengenai metode pelaksanaan konstruksi, pelaksanaan
pengawasan konstruksi yang telah dilaksanakan menyangkut
kuantitas, kualitas dan administrasi keuangan, rekomendasi
tentang cara pemeliharaan dikemudian hari, segala permasalahan
yang kemungkinan besar akan timbul pada pekerjaan yang baru
saja dilaksanakan, dan saran-saran (bila ada) tentang perbaikan
yang perlu dilakukan pada pekerjaan-pekerjaan berikutnya untuk
pekerjaan yang serupa/sejenis yang akan ditangani oleh
Universitas Sulawesi Barat.

5.3.2. Jadwal Laporan


Masing-masing laporan yang telah diuraikan, memiliki waktu terbit yang
berbeda-beda seperti yang diuraikan dibawah ini :
 Laporan Pendahuluan diterbitkan hanya sekali dalam masa layanan,
dan terbit selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal yang
tertera pada SPMK (27 Maret 2020).
 Laporan Bulanan diterbitkan setiap akhir bulan berjalan selama masa
layanan dan laporan bulanan ini, dimulai Laporan Bulanan Maret -
Oktober 2020 yang berakhir pada bulan Oktober 2020.
 Laporan Akhir dibuat hanya sekali dan waktunya diakhir masa layanan
Konsultan MK.

PT. ARRS BARU

Anda mungkin juga menyukai