Anda di halaman 1dari 61

DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

URAIAN PENDEKATAN METODOLOGI


DAN PROGRAM KERJA
E

E.1. URAIAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI SERTA PROGRAM


KERJA

❖ UMUM

1. PEMAHAMAN TERHADAP LATAR BELAKANG, TUJUAN DAN LINGKUP


KERJA

• Pemahaman Terhadap Latar Belakang

Pemerintah Kabupaten Luwu Timur Cq. Dinas Transmigrasi, Tenaga Kerja dan
Perindustrian, bermaksud untuk melaksanakan Pekerjaan “Paket
Pembangunan Konstruksi Jembatan Penyeberangan di Atas Air UPT
Mahalona SP.4 (APBN Penugasan) ”, yang akan dilaksanakan oleh
penyedia jasa pekerjaan konstruksi.

Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana mutu,


biaya, volume dan waktu yang telah ditetapkan di dalam kontrak jasa
konstruksi, maka diperlukan adanya suatu team yang akan bertugas sebagai
pengawas yang berperan membantu PPK Dinas Transmigrasi, Tenaga Kerja dan
Perindustrian Kabupaten Luwu Timur didalam melaksanakan pengawasan
teknis pada lokasi kegiatan yang sedang berlangsung. Team pengawas

Dipersiapkan oleh:
CV. A’EMPAT
KONSULTAN
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

dimaksud, adalah Penyedia jasa konsultansi pekerjaan pengawasan


teknis/supervisi.

• Pemahaman terhadap Maksud, Tujuan dan Sasaran kegiatan

Maksud pekerjaan “Paket Pembangunan Konstruksi Jembatan


Penyeberangan di Atas Air UPT Mahalona SP.4.” adalah untuk membantu
PPK Dinas Transmigrasi, Tenaga Kerja dan Perindustrian Kabupaten Luwu
Timur didalam melakukan Pengawasan Teknis terhadap kegiatan pekerjaan
konstruksi di lapangan yang dilaksanakan oleh Penyedia pekerjaan konstruksi,
berhubung adanya keterbatasan tenaga Satuan Kerja yang bersangkutan, baik
dari segi jumlah maupun dari segi kualifikasinya. Meminimalkan kendala-
kendala teknis yang sering dihadapi oleh Penyedia pekerjaan konstruksi di
lapangan dalam menerapkan desain yang memenuhi persyaratan
spesifikasinya. Memberi kepastian dan jaminan kepada Pengguna Jasa bahwa
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia pekerjaan konstruksi sesuai dengan
spesifikasi dan persyaratan teknis yang tercantum dalam dokumen kontrak.
Membantu menyelesaikan revisi desain, bilamana terdapat perbedaan antara
desain yang ada dengan kondisi dilapangan.

Tujuan pekerjaan pengawasan teknis ini adalah mengawasi pekerjaan


jembatan agar berjalan efisien dan efektif serta sesuai dengan desain dan
spesifikasi yang digunakan sebagai dasar pengendalian pelaksanaan pekerjaan
dilapangan untuk mendapatkan hasil pekerjaan konstruksi yang memenuhi
persyaratan yang tercantum di dalam spesifikasi (tepat mutu), dan
dilaksanakan secara tepat biaya serta tepat waktu.

Sasaran pekerjaan pengawasan teknis jalan ini, adalah tercapainya hasil


pekerjaan pengawasan jalan sesuai dengan isi dokumen kontrak, sehinga
kinerja jalan yang ditangani diharapkan dapat memberikan layanannya sampai
umur rencana.

• Pemahaman terhadap Lingkup Kegiatan

Pada hakekatnya lingkup kegiatan dan kewajiban konsultan untuk


menyelesaikan pekerjaan ini adalah meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

Dipersiapkan oleh:
CV. A’EMPAT KONSULTAN
E–2
Persiapan

1) Menyusun Rencana Mutu Kontrak (RMK) Pengawasan sesuai dokumen


kontrak pekerjaan konstruksi.
2) Mempelajari hal-hal yang terkait dokumen kontrak pekerjaan
konstruksi, termasuk pengendalian manajemen dan keselamatan lalu
lintas serta SMK3K dan dokumen Lingkungan.
3) Membantu PPK dalam Pelaksanaan PCM dan Mutual check.
4) Mencatat seluruh kesepakatan dalam Pra Construction Meeting dan
dituangkan dalam berita Acara tersendiri sebagai Dokumen Kegiatan.
5) Mempersiapkan formulir-formulir, antara lain :
(a). Laporan Harian
(b). Laporan Mingguan
(c). Laporan Bulanan/Monthly Progres Report
(d). Laporan Teknis (jika diperlukan)
(e). Pengecekan kesesuaian desain di lapangan
(f). Persiapan Gambar Kerja untuk, Pemeliharaan Rutin,
Pemeliharaan Berkala, dan Betterment/Peningkatan
(g). Perhitungan Volume/Back Up Data serta Monthly Certificate
(h). Quality Control/Kontrol Kualitas selama periode pelaksanaan
(i). Requaest Penyedia Jasa untuk memulai pekerjaan, Pengujian
Bahan.
6) Menjelaskan struktur organisasi dan personil Direksi Teknis yang sudah
dimobilisasi dan rencana personil lainnya yang akan dimobilisasi.
7) Menjelaskan struktur organisasi Direksi Teknis dan Tugas dari masing
masing personil Direksi Teknis.
8) Memberikan usulan teknik pelaksanaan yang lebih efisien
9) Menjelaskan Rencana kerja.
10) Menyampaikan dan mempresentasikan RMK kepada Direksi pekerjaan
pada saat PCM.
11) Membantu PPK dalam mengkaji rencana mutu kontrak (RMK) penyedia
jasa konstruksi.
12) Melakukan pengawasan, pengujian, pengecekan kuantitas dan kualitas
serta kelayakan peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang dimobilisasi
penyedia jasa.
13) Mengecek Daftar Peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang
disampaikan penyedia jasa.
14) Mengecek masa laku kalibrasi peralatan yang akan digunakan oleh
Penyedia Jasa.
15) Menyampaikan rekomendasi kepada Direksi Pekerjaan tentang jumlah,
mutu dan kelaikan peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang
dimobilisasi penyedia jasa.
16) Menandatangani Berita Acara Mobilisasi.
17) Menyampaikan Laporan Pelaksanaan mobilisasi kepada Direksi
Pekerjaan.
18) Membuat analisis untuk merumuskan parameter desain berdasarkan
gambar kerja dan parameter desain.
19) Melakukan pemeriksaan dan pembahasan konsep gambar kerja.
20) Memberikan rekomendasi terhadap konsep gambar kerja
kepadaDireksi Pekerjaan dan Penyedia Jasa.
21) Memeriksa gambar kerja yang terkait dengan metode kerja
diajukanoleh Penyedia Jasa dan kontrol terhadap kuantitas pekerjaan.
22) Melaporkan progres pekerjaan yang telah diselesaikan Penyedia Jasa.
23) Membuat daftar kekurangan (Defect & Dificiencies) berdasarkanhasil
pemeriksaan lapangan.
24) Membantu PPK dalam pengecekan data adminstras dan teknis
pekerjaan.
25) PPK dalam pelaksanaan PCM dan mutual check.

Pelaksanaan Pengawasan

1) Turut serta dalam pelaksanaan rekayasa lapangan dan membantu


memeriksa shop drawing yang disiapkan oleh Penyedia Jasa.
2) Melaksanakan tugas Pengawasan secara professional, efektif dan
efisien sesuai dengan spesifikasi sehingga terhindar dari resiko
kegagalan konstruksi.
3) Memeriksa dan menyetujui laporan harian dan laporan mingguan
pekerjaan konstruksi.
4) Mengevaluasi dan menyetujui monthly sertificate (MC).
5) Pengendalian mutu pekerjaan dilapangan dengan menerapkan
prosedur kerja dan uji mutu pada setiap tahapan kegiatan pekerjaan
sesuai dokumen kontrak.
6) Membuat laporan bulanan terkait progress pekerjaan dilapangan dan
membuat rekomendasi setiap permasalahan yang timbul dilapangan
kepada Pengguna Jasa.
7) Membuat laporan teknis (bila diperlukan) pada setiap terjadinya
perubahan kinerja pekerjaan.
8) Melaksanakan koordinasi dengan Instansi terkait.

Pengendalian Pekerjaan Fisik

1) Proses Pelaksanaan Kegiatan

Setiap kegiatan pekerjaan selalu memerlukan perencanaan, proses,


metode kerja dan pelaksanaan kegiatan yang akan diperlukan hingga
hasil suatu kegiatan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
Untuk setiap unit kerja/unit pelaksana kegiatan harusmerencanakan
dan melaksanakan proses dan pelaksanaan kegiatansecara terkendali
yang meliputi :

a. Memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan persyaratan yang


telah ditetapkan dalam rencana mutu unit kerja atau rencana mutu
pelaksanaan kegiatan atau rencana mutu kontrak.
b. Setiap kegiatan dapat diketahui ketersediaan informasi yang
menggambarkan karakteristik kegiatan dan ketersediaan dokumen
kegiatan.
c. Setiap kegiatan memenuhi persyaratan ketersediaan sumberdaya
yang diperlukan dalam proses kegiatan.
d. Ketersediaan peralatan monitoring dan pengukuran pelaksanaan
pekerjaan serta mekanisme proses penyerahan dan pasca
penyerahan hasil pekerjaan.

Setiap jenis kegiatan harus mempunyai petunjuk pelaksanaan yang


merupakan dokumen standar kerja yang diperlukan guna memastikan
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian proses dilakukan secara
efektif dan efisien. Adapun Petunjuk Pelaksanaan sekurang -
kurangnya :
a. Halaman Muka berisi :
• Judul dan nomor identifikasi petunjuk pelaksanaan
• Status validasi dan status perubahan.
• Kolom sahkan petunjuk pelaksanaan.
b. Riwayat Perubahan;
c. Maksud dan Tujuan Petunjuk Pelaksanaan;
d. Ruang Lingkup penerapan;
e. Referensi atau acuan yang digunakan;
f. Definisi (penjelasan istilah-istilah) jika diperlukan;
g. Tahapan proses atau kegiatan (dengan bagan alir jika perlu);
h. Ketentuan Umum (penjelasan tentang persyaratan-persyaratanyang
harus Dipenuhi dalam melaksanakan proses);
i. Tanggung jawab dan wewenang;
j. Kondisi khusus (penyimpangan dsb.);
k. Rekaman/Bukti kerja (yang menjadi persyaratan)
l. Lampiran berupa contoh format rekaman/bukti kerja

Sedangkan untuk melaksanakan Validasi terhadap proses pelaksanaan


pekerjaan dalam kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan dan dengan
hasil kegiatan setelah selesai dilaksanakan harus dapat dilakukan pada
setiap tahap kegiatan, jika verifikasi tidak dapat dilakukan secara
langsung melalui monitoring ataupengukuran secara berurutan.
Validasi pada pelaksanaan kegiatanharus mempertimbangkan
ketentuan berikut

- Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan untukpeninjauan


danpersetujuan proses.
- Validasi ulang pelaksanaan kegiatan bila hasilnya tidak
sesuaidengan kriteria yang ditetapkan, setelah dilakukan
perbaikanatau penyempurnaan

Disamping itu setiap unit kerja/unit pelaksana kegiatan harus mampu


mengidentifikasi hasil setiap tahapan kegiatan dari awal hingga akhir
kegiatan dan mengidentifikasi status hasil kegiatan tersebut. Tujuan
identifikasi untuk memastikan pada hasil kegiatan dapat dilakukan
analisis apabila terjadi ketidaksesuaian pada prosesdan hasil kegiatan.
Rekaman hasil identifikasi harus selalu terpelihara dalam pengendalian
rekaman/bukti kerja.

Untuk memastikan bahwa pemeliharaan hasil pekerjaan pada saat


penyerahan tetap sesuai sebagaimana pada saat produksi makaharus
dilakukan pemeliharaan hingga sampai waktu penyerahan. Pada
proses penyerahan hasil pekerjaan, setiap unit kerja harus
mensyaratkan dan menerapkan proses pemeliharaan hasil pekerjaan
dan yang menjadi bagian hasil pekerjaan agar mutu tetap terjaga.

2) Monitoring dan Pengendalian Kegiatan Monitoring dan pengendalian


Kegiatan merupakan suatu proses evaluasi yang harus dilaksanakan
untuk mengetahui kinerja hasil pelaksanaan kegiatan, sehingga dapat
dilakukan pengukuran atau penilaian hasil dari produk penyedia jasa.
Monitoring merupakan bagian dari pengendalian mutu hasil pekerjaan,
agar semua hasil kegiatan yang diserahkan dapat memenuhi
persyaratan criteria penerimaan pekerjaan. Hal – hal yang harus
diperhatikan dalam melaksanakan monitoring antara lain :

a. Penanggung jawab untuk tiap-tiap tahapan kegiatan harus


menetapkan metode yang tepat untuk monitoring dan pengukuran
hasil pekerjaan dari setiap tahapan pekerjaan
b. Monitoring dan pengukuran dilakukan dengan cara memverifikasi
bahwa persyaratan telah dipenuhi.
c. Setiap monitoring dan pengukuran dilaksanakan pada tahapan yang
sesuai berdasarkan pengaturan yang telah direncanakan.
d. Rekaman bukti monitoring dan pengukuran hasil kegiatan harus
dipelihara kedalam pengendalian rekaman/bukti kerja.

Disamping itu setiap unit kerja harus menentukan, mengumpulkan dan


menganalisis data yang sesuai dan memadai untuk memperagakan
kesesuaian dan keefektifan. Analisis data bertujuan untuk
mengevaluasi dimana dapat dilaksanakan perbaikan
berkesinambungan dan analisis harus didasarkan pada data yang
dihasilkan dari kegiatan monitoring dan pengukuran atau dari sumber
terkait lainnya. Hasil analisis harus berkaitan dengan manfaat hasil
pekerjaan, kesesuaian terhadap persyaratan hasil pekerjaan dan
karakteristik dari proses-proses kegiatan termasuk peluang untuk
tindakan pencegahan.

Sedangkan pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai atautidak


memenuhi persyaratan harus diidentifikasi dan dipisahkan dari hasil
pekerjaan yang sesuai untuk mencegah penggunaan yang tidak
terkendali.

Tindakan yang harus dilaksanakan pada pekerjaan yang tidak


memenuhi persyaratan antara lain :

a. Penanggung jawab pada setiap kegiatan harus memastikan bahwa


hasil dari setiap tahapan kegiatan yang tidak memenuh
ipersyaratan diidentifikasi dan dikendalikan untuk tindak lanjut
tahapan kegiatan yang berhubungan dengan tahapan sebelumnya.
b. Pelaksanaan pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai harus
diatur dalam prosedur pengendalian hasil pekerjaan tidak sesuai
yang merupakan bagian dari prosedur mutu.
c. Prosedur hasil pekerjaan yang tidak sesuai minimal harus
mencakup :

- Penetapan personil yang kompeten dan memiliki kewenangan


untuk menetapkan ketidak sesuaian hasil pekerjaan untuk setiap
tahapan.
- Mekanisme penanganan hasil kegiatan tidak sesuai termasuk
tata cara pelepasan hasil kegiatan tidak sesuai.
- Mekanisme verifikasi ulang untuk menunjukkan kesesuaian
dengan persyaratan yang ditetapkan.
d. Pengendalian pekerjaan tidak sesuai harus dilaksanakan dengan
mengesahkan penggunaan dan penerimaannya berdasarkan
konsensi oleh pengguna atau pemanfaatan hasil pekerjaan.

Dalam upaya menghilangkan penyebab ketidaksesuaian dan


mencegah terulangnya hasil pekerjaan yang tidak sesuai, diperlukan
tindakan korektif dan tindakan pencegahan yang diatur dalam
prosedur mutu. Prosedur tindakan korektif minimal harus mencakup
kegiatan antara lain :
a. Menguraikan ketidaksesuaian,
b. Menentukan/menganalisa penyebab ketidaksesuaian
c. Menetapkan rencana penanganan untuk memastikan, bahwa
ketidaksesuaian tidak akan terulang dan jadwal waktu penanganan.
d. Menetapkan petugas yang melaksanakan tindak perbaikan.
e. Mencatat hasil tindakan yang dilakukan.
f. Memverifikasi tindakan perbaikan yang telah dilakukan.

Sedangkan tindakan pencegahan ditetapkan dalam upaya


meminimalkan potensi ketidaksesuaian yang akan terjadi termasuk
penyebabnya. Tindakan pencegahan harus mempertimbangkan
dampak potensialnya dan efek dari tindakan pencegahan kegiatan
yang lainnya. Untuk itu perlu mengidentifikasi potensi ketidaksesuaian
dan merencanakan kebutuhan tindakan untuk mencegah terjadinya
ketidaksesuaian serta melakukan verifikasi tindakan pencegahan yang
telah dilaksanakan.

2. PEMAHAMAN TERHADAP LOKASI KEGIATAN

Lokasi Kegiatan Melaksanakan “Paket Pembangunan Konstruksi Jembatan


Penyeberangan di Atas Air UPT Mahalona SP.4”.

E.2. PENDEKATAN TEKNIS


1. TAHAP PERSIAPAN PENGAWASAN
1.1. Rapat Prakonstruksi
Rapat Pra Konstruksi (Pre Construction Meeting) adalah rapat awal yang
diadakan atas prakarsa / undangan dari Pemberi Tugas yang dihadiri oleh
Pemberi Tugas, konsultan pengawas dan kontraktor palaksana. Tujuan dari
rapat ini adalah untuk menyamakan pengertian atau pemahaman mengenai
dokumen kontrak dan spesifikasi teknik yang dipakaid alam pelaksanaan
pekerjaan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rapat ini adalah :

1. Jadwal Pelaksanaan

Pada waktu pembahasan jadwal pelaksanaaan, Pemberi Tugas dan


konsultan pengawas haruslah betul-betul memahami jadwal kerja
yangdibuat oleh kontraktor dengan titik berat masalah pada hal-hal
sebagai berikut :

a. Skala prioritas yang ada dalam jadwal pelaksanaan meliputi :


• Pekerjaan utama (major).
• Sumber daya manusia, peralatan dan material
b. Detour untuk pekerjaan jalan dan jembatan.
c. Waktu pelaksanaan, dibuat seefisien mungkin mengikuti jaringan
rencana akerja (network planning).
d. Evaluasi dan selesaikan lebih dahulu critical pasth yang ada.
e. Rencana kerja dan metode kerja yang tepat.

2. Mobilisasi

Untuk pekerjaan mobilisasi titik berat masalah terletak pada masalah :


▪ Survey lokasi material (Quarry).
▪ Penetapan lokasi base camp.
▪ Pengukuran ulang lapangan (Field Engineering).

3. Pemasangan Peralatan Konstruksi (Instalation)


Pekerjaan ini meliputi pemasangan instalasi batching plant dan
pemasangan instalasi AMP jika diperlukan.

4. T a t a Ca ra Pe n gu k u r an V olu me Pek e r
ja an ( Op nam e)
Cara pengukuran volume terhadap suatu hasil pekerjaan (opname) harus
mengikuti aturan yang ada dalam spesifikasi teknik perihal cara
pengukuran.

1.2. Mobilisasi

Mobilisasi merupakan suatu tahapan dalam pelaksanaan kegiatan konstruksi


yang paling awal untuk mempersiapkan semua sumber daya manusia,
peralatan maupun bahan, sehingga dalam tahapan kegiatan selanjutnya
semua sumber daya siap untuk dioperasikan, sehingga dapat tercapai
tepatmutu, waktu dan kuantitas/biaya.

Pada tahap mobilisasi awal adalah mobilisasi personil inti untuk


mempersiapkan :
▪ Pengkajian ulang terhadap desain (Review Design).
▪ Pengukuran awal.
▪ Mempersiapkan program detail yang akan dilaksanakan pada
masakonstruksi.
▪ Mempersiapkan peralatan konstruksi untuk siap menjalani uji coba dan
running well.

Setelah mobilisasi awal, dilakukan mobilisasi personil, alat dan material guna
mendukung terlaksananya pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh,yaitu
pelaksanaan fisik maupun administrasi sesuai dengan persyaratan yang ada
di dalam kontrak dan spesifikasi.

Tahapan pada masa mobilisasi adalah :

❑ Setelah Pemberi Tugas melakukan rapat pra pelaksanaan


(PreConstruction Meeting), kontraktor dan konsultan pengawas
melakukan mobilisasi awal dengan menempatkan personil-personil inti
mereka dilapangan
❑ Kontraktor menyiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan
pengendalian mutu misalnya base camp, peralatan laboratorium, sumber
material (quarry) yang dipilih, hasil pengujian awal dan pengukuran
awal.
❑ Konsultan menyiapkan pengkajian ulang terhadap desain
(ReviewDesign), mengawasi pengujian awal, pengukuran awal.
❑ Menyiapkan system informasi manajemen untuk pengamatan
secaravisual (Visual Monitoring).
❑ Mempersiapkan rumusan-rumusan pembuatan desain campuran material
(Job Mix Design)
❑ Setelah tahap mobilisasi awal konsultan dan kontraktor melengkapi
personil secara bertahap sesuai kebutuhan di lapangan

2. TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN


2.1. Pengendalian Waktu
Waktu pelaksanaan secara rutin dikontrol agar waktu pelaksanaan berjalan
sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Pengendalian dilakukan
dengan mengevaluasi dan mengesahkan metode kerja dan jadwal
pelaksanaan, memeriksa kemajuan dari setiap item pekerjaan, memeriksa
perencanaan konstruksi dan peralatan serta tenaga kerja yang ada.
Prosedur pengendalian waktu yang disulkan konsultan seperti terlihat pada
Gambar (1).
Gambar (1) : Bagan Alir Pengendalian Waktu Pengawasan
Pekerjaan
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Menyusun Program kerja

Program kerja disusun oleh kontraktor dan dibahas pada rapat


prakonstruksi. Tujuan penyusunan program kerja adalah untuk
mempermudah pengelolaan proyek dengan suatu system yang teratur
dan memberikan system informasi manajemen (Management
InformationSystem/MIS) secara jelas dan tepat guna sehingga :

i) Kontraktor dapat menyiapkan kebutuhan dana, kebutuhan material,


kebutuhan peralatan dan tenaga kerja untuk setiap minggunya.
ii) Program ini harus diperbaharui (update) setiap minggu sesuai
dengan kenyataan di lapangan.
iii) Program ini berkaitan erat dengan metoda lintasan kritis (criticalpath
method/CPM).
iv) Jenis pekerjaan atau kegiatan apa saja yang berada pada garis
lintasan kritis diprioritaskan untuk dilaksanakan, karena ketinggalan
satu hari saja secara keseluruhan proyek ketinggalan satu hari.
v) Penanganan yang dilakukan terhadap jenis pekerjaan yang berada
pada lintasan kritis adalah melaksanakan kerja ekstra atau lembur.

Selanjutnya pada tahap pelaksanaan pekerjaan, Quantity


Engineer/Project Control Specialist akan terus memonitor kemajuan
pekerjaan dengan tugas utama :

1. Memperhatikan metoda lintasan kritis (Critical Path) dengan


memberikan prioritas utama pada pekerjaan di lintasan kritis.
2. Memperbaharui data (update) dan program setiap minggu.
3. Mendokumentasikan arsip secara tertib dan teratur.

b. Pengendalian Proyek

Pada tahap pelaksanaan pekerjaan, Quantity Engineer/Project Control


Specialist akan terus memonitor kemajuan pekerjaan dengan
menggunakan perangkat lunak dengan tugas utama :

1. Memperhatikan metoda lintasan kritis (Critical Path Method) dengan


memberikan prioritas utama pada pekerjaan di lintasan kritis.
2. Memperbaharui data (update) dan program setiap minggu.
3. Mendokumentasikan arsip secara tertib dan teratur.

Pemantauan kemajuan pekerjaan akan dilakukan dengan menggunakan


manajemen informasi system (MIS) untuk visual monitoring.
MISmerupakan perangkat lunak system informasi manajemen
(Management Information System) dimana prestasi kerja kontraktor
ditampilkan dalam bentuk gambar dan grafik atau narasi secara akurat,
terinci dan selalu diperbaharui.
Pembaharuan data akan dilakukan setiap hari, oleh karena itu diperlukan
kerjasama yang baik antara petugas lapangan dan petugas pembaharuan
data di kantor.

Dengan tingkat kompleksitas yang tinggi dari peroyek, maka konsultan


akan melakukan pengawasan dan mengamati perkembangan proyek
secara cepat, akurat dan terbaru, sehingga permasalahan yang mungkin
timbul dapat segera ditanggapi agar sasaran proyek dapat dicapai,
untukitu perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pengembangan format pelaporan yang jelas, lengkap daninformative.


b. Pelaporan progress pekerjaan kepada Pemberi Tugas secara
cepat,akurat dan terbaru.
c. Melakukan implementasi system informasi pemantauan proyek yang
berbasis computer dan mampu memberikan peringatan dini terhadap
permasalahan penyelesaian pekerjaan.

Untuk keperluan tersebut disampaikan suatu sistem yang memiliki


kemampuan dalam pengendalian proyek dari pelaksanaan hingga
pelaporan (reporting).

Tujuan penggunaan system ini adalah agar proses ketiga fase tersebut
dapat dilakukan secara terintegrasi. Dengan system tersebut maka
berbagai indikasi dan informasi penting yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan dapat diakomodir dan dijadikan bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi manajemen.

Selain hal diatas juga akan dibuat suatu format dan prosedur standar
pelaporan proyek. Dimana dengan format dan prosedur yang standar
akan lebih meningkatkan afisiensi, efektifitas dan optimasi sinergi kerja.
Berikut ini diuraikan lebih rinci langkah-langkah diatas :

a. Pemilihan Perangkat Lunak

Paket perangkat lunak manajemen proyek Digunakan software


project management yang menggunakan teknologi computer seperti :
Client/ Server Technology, Windows GUI dan Operator SQL
StandardDabase.

Project Management Software ini mempunyai fasilitas dan


kemampuan untuk Project Management, dibawah ini diuraikan
fasilitas dan kebutuhannya sebagai berikut :

i) General Features :
o Mampu mengelola data dalam jumlah yang besar dengan
menggunakan Standard SQL Database.
o Menyediakan fleksibilitas yang tinggi untuk kastemisasi
(adanya tools untuk pengembangan/window programming,
baik untuk database programming maupun grafhical tools)
sehingga pengembangan akan dilakukan dengan mudah untuk
memenuhi kebutuhan proyek.
o Easy to use (Windows GUI).
o Scalable (dapat dikembangkan untuk jaringan computer yang
lebih besar).
o Planning and Schedule.
o Mengelola proyek menggunakan metode CPM dalam bentuk
Procedure Network.
o Mampu menyampaiakan dengan 99 versi dari semua plan
untukperbandingan laporan
o Time Analysis
o Construct Network menggunakan fasilitas grafhical editor
(Interactive Barchart Editor).
o Fasilitas agregasi untuk roll up data berdasarkan struktur
yangdiinginkan.
o Multivel Planning.
o Kapabilitas untuk mengidetifikasikan project data struktur dari
banyak view seperti PBS, WBS dan OBS.
o Bias mengidentifikasikan sampai 20 views
o Roll up data dari lowest network activitien sampai
topsummary.
o Grafhical Reporting
o Network Drawing
o S Curve for cost/quantity requirement vs availability vs actual
o Histogram for cost/quality requirement vs available vs actual
o Combination of A Curve, histogram, table.
o Structure.

ii) Data Base

Database yang bias digunakan akan open SQL Standard data


base sehingga memudahkan untuk mengikuti perkembangan
dimasa depan.

a. Customized Application
Sampai dengan saat ini tidak ada paket program yang
langsung dapat memenuhi seluruh kebutuhan dari
pemakainya, untuk itu perlu adanya penyesuaian-penyesuaian
dengan kebutuhan agar pemanfaatan system dapat optimal.
Penyesuaian yang dimaksud terdapat di dalam penambahan
modul-modul antara lain :

i. Modul Pembobotan dengan tujuan untuk menentukan


project progress.
ii. Proses roll up progress/bobot
iii. Inspection yang mencakup data pembukaan kualitas
daripekerjaan yang sudah selesai dilaksanakan.
iv. Report-report tambahan yaitu bentuk dari jenis report
yang disesuaikan dengan system yang sudah
dikembangkan di Bina Marga

2.2. Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu yang akan dilakukan oleh konsultan adalah meliputi :


material yang akan digunakan, pengolahan metode kerja, peralatan yang
digunakan dan hasil pekerjaan. Sebagai dasar pengendalian mutu akan
dipakai spesifikasi teknik yang adadan setiap material yang akan digunakan
harus dilakukan pengetasan dilaboratorium terlebih dahulu. Apabila hasil test
tidak memenuhi syarat, maka contoh material tersebut akan ditolak dan
harus diganti dengan material lain yang memenuhi syarat. Demikian juga
material yang dikirim ke lapangan akan diperiksa secara berkala untuk
memastikan apakah material yang dikirim tersebut sudah sesuai dengan
contoh yang ada, yaitu dengan melakukan pengujian-pengujian terhadap
material yang dikirim ke lapangan secara acak.

Prosedur pengendalian mutu seperti terlihat pada Gambar (2) berikut ini :

Gambar (2) : Bagan Alir Pengendalian Mutu Pengawasan Pekerjaan


Hasil pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor merupakan aspek penting
yangakan menjadi perhatian konsultan dalam melakukan pengawasan agar
mutu hasil pekerjaan benar-benar sesuai dengan persyaratan yang ada
dalam spesifikasi teknik

i. Request
Pada setiap akan dimulainya suatu tahapan pekerjaan, kontraktor harus
mengajukan permohonan pelaksanaan pekerjaan (Request) kepada
konsultan.
Request merupakan dokumen permohonan suatu kegiatan yang diajukan
oleh kontraktor kepada konsultan pengawas untuk diperiksa dan isetujui
oleh Pemberi Tugas, kegiatan ini dilakukan dengan tujuan :
a. Supaya setiap pekerjaan yang dilakukan kontraktor dapat diawasi
dandimonitor oleh konsultan pengawas.
b. Supaya hasil pekerjaan kontraktor dapat dipertanggung jawabkan
dengan tepat mutu dan kuantitas sesuai dengan rencana.
c. Kontraktor harus bekerja mengikuti prosedur yang sudah ditentukan
sesuai dengan dokumen kontrak dan spesifikasi teknik.
d. Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari.

ii. Pemeriksaan Material

Sumber material (quarry) dan bahan mentah yang akan digunakan pada
pembangunan harus melalui tahap pengujian awal.Dengan ditentukan
quarry pada suatu lokasi tertentu diharapkan dapat mempermudah dalam
pelaksanaan pekerjaan, efisien waktu dan biaya,mempermudah
pemeriksaan material harian atau periodic dan perkiraan volume material.
Kegiatan ini dicatat pada sebuah Formulir.

Selain itu pengujian material dilakukan agar material yang


akandipergunakan dapat dipertanggung jawabkan factor kekerasan,
keawetan, kebersihan dan lain-lain sesuai syarat-syarat yang tercantum
dalam spesifikasi teknik. Pengujian yang dilakuakan di dokumentasikan
pada sebuah formulir.

Yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi quarry adalah :

a. Jumlah bahan mentah yang ada.


b. Jarak lokasi dari permukiman sebaiknya cukup jauh untuk
menghindari polusi udara dan suara.
c. Jarak dengan base camp diusahakan sedekat mungkin.
d. Jalan akses atau jalan sementara menuju lokasi.
e. Ijin penambangan dan pemakaian bahan peledak.
f. Sosialisasi ijin penambangan.

Pengawasan awal yang dilakukan pada lokasi quarry meliputi sebagai


berikut :
a. Batuan atau agregat : pengetesan kekuatan/keausan.
b. Tanah : pengetesan untuk mengetahui klasifikasi tanah sehingga
diketahui sifat-sifat tanahnya.
c. Air : harus bersih dari kotoranorganic/kandungan Lumpur, larutan
kimia yang membahayakan, dan lain-lain.

iii. Pengujian Bahan Olahan dan Bahan Jadi.

Pengujian ini dilakukan untuk mencapai keseragaman mutu hasil


pekerjaan, sehingga hasil pekerjaan tepat mutu sesuai dengan yang
disyaratkan. Selain itu mengevisiensikan waktu pelaksanaan pekerjaan
dilapangan karena keslahan-kesalahan akibat mutu bahan yang tidak
sesuai dapat dihindari.

iv. Laporan Ketidaksesuaian.

Yang dimaksud dengan laporan ketidak sesuaian adalah laporan yang


dibuat oleh konsultan kepada pemberi tugas mengenai ketidaksesuaian
suatu jenis pekerjaan di lapangan baik mengenai mutu bahan, hasil
pekerjaan, prosedur pembuatan, volume pekerjaan maupun penampilan
hasil pekerjaan.

v. Pemeriksaan Mutu Pelaksanaan.

Pemeriksaan mutu pelaksanaan dilakukan setiap jenis pekerjaan sesuai


dengan prosedurnya masing-masing. Adapun prosedur pemeriksaan mutu
pekerjaan adalah sebagai berikut :
a. Minimal 24 jam sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus
mengajukan requaest untuk setiap jenis pekerjaan yang akan
dilakukan.
b. Konsultan dan staff lapangan dari pemberi tugas akan mengecek
kesiapan kontraktor mengenai kesiapan pelaksanaan untuk masing-
masing jenis pekerjaan.
c. Hasil evaluasi lapangan secepatnya direkomendasikan atau ditolak
untuk dilengkapi kembali.
d. Pemberi Tugas menyetujui pelaksanaan pekerjaan setelah mendapat
rekomendasi dari konsultan pengawas.

Dalam program pengendalian mutu, konsultan akan melaksanakan hal-


hal sebagai berikut :

a. Melakukan pengetesan material secara rutin dengan test di


laboratorium maupun di lapangan.
b. Melakukan pemeriksaan terhadap semua material yang akan
digunakandi lapangan.
c. Membuat prosedur standard test beserta frekwensi test.
d. Melakukan pengetesan pada setiap tahap pekerjaan.
e. Menyiapkan prosedur pengawasan yang harus diikuti dalam setiap
aktivitas pekerjaan di lapangan.
f. Membuat laporan harian yang berisi tentang kegiatan pekerjaan,
masalah-masalah yang timbul berikut penyelesaiannya, lokasi
pekerjaan, kondisi iklim, jumlah personil, jenis dan jumlah alat serta
perkiraan kuantitas yang telah dikerjakan.

2.3. Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya akan dilakukan oleh konsultan agar biaya konstruksi


yang ada tidak mengalami perubahan dan diusahakan tetap sesuai dengan
nilai kontrak yang ada. Untuk dapat mengamankan harga kontrak perlu
diambil langkah-langkah tertentu yaitu dengan melakukan monitoring
terhadap kuantitas pekerjaan dan perubahan-perubahan pekerjaan yang
terjadi yang tidak diduga sebelumnya.

Prosedur pengendalian biaya seperti pada Gambar (3) berikut ini :


Gambar (3) : Bagan Alir Pengendalian Biaya Pengawasan
Pekerjaan

Langkah-langkah konsultan untuk pengendalian biaya konstruksi adalah


sebagai berikut :
i. Monitoring dan mengevaluasi kuantitas pekerjaan.

Kuantitas pekerjaan yang terdapat dalam bill of quantity adalahkuantitas


prakiraan yang dapat berubah setiap saat. Oleh karena ituperlu dilakukan
monitoring dari waktu ke waktu untuk mengetahui apakah kuantitas
pekerjaan yang ada mencukupi atau tidak. Selanjunya mengambil
langkah-langkah tertentu bila terjadi penambahan atau pengurangan
kuantitas sehubungan dengan hal-hal yang tidak diperkirakan
sebelumnya yang dapat mempengaruhi nilai kontrak yangada. Monitoring
kuantitas pekerjaan dilakukan dengan mengakumulasikan kuantitas
pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dan sisa pekerjaan. Bila
terdapat satu item pekerjaan yang diperkirakan kurang maka untuk
mencukupi akan diambilkan dari kuantitas item pekerjaan lain yang
diperkirakan lebih atau berprioritas lebih rendah. Sehingga dengan
demikian nilai kontrak secara keseluruhan tetap dapat dipertahankan.

ii. Melakukan Change Order

Dalam hal ini perlu dilakukan penyesuaian kuantitas pekerjaan


baikkarena keadaan lapangan ataupun mempertahankan biaya secara
keseluruhan maka change order dapat dilakukan. Konsultan atas
masukan dari kontraktor akan menyempaiakan lebih dahulu kepada
Pemberi Tugas tentang adanya change order yang harus dilakukan
disertai sengan data pendukung, gambar detail, prakiraan kuantitas,
kebutuhan alat dan personil serta waktu yang dibutuhkan. Pada rapat
prakualifikasi cara perhitungan volume pekerjaan harus disepakati
bersama antara Pemberi Tugas, konsultan pengawas dankotraktor. Ini
dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman dalam menghitung
kemajuan volume pekerjaan kontraktor dan sebagai dasaruntuk
pembayaran pekerjaan yang akan ditagihkan melalui Monthly Certificate.

2.4. Pengendalian Keselamatan kerja

Keselamatan kerja akan dikendalikan hari demi hari dengan memeriksa


metode kerja yang akan dipakai dan memeriksa kondisi kerja actual.Program
pengamanan pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan untuk menjamin
dipenuhinya peraturan standar keamanan kerja.
Prosedur standar untuk pekerjaan pemeliharaan peralatan, pengoperasian
peralatan, pemadam kebakaran, alat komunikasi dan fasilitas pertolongan
pertama harus dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan termasuk pengaturan
lalu lintas dengan pemberian tanda peringatan seperti tanda jalan, marka
jalan, penghalang, lampu penerangan dan petugas pengatur lalu lintas.
Program keselamatan kerja ini diterapkan untuk seluruh personil proyek,
semua lalu lintas yang melewati loksi proyek, masyarakat sekitarnya dan
pada seluruh tahapan pekerjaan.
Kelestarian lingkungan akan dijaga dengan mengendalikan bangunan-
bangunan, tanah dan puing-puing dengan mengevaluasi peralatan dan
mesinguna mengurangi kebisingan dan getaran-getaran.
Prosedur pengendalian keselamatan kerja dapat dilihat pada Gambar (4)

Gambar (4) : Bagan Alir Pengendalian Keamanan dan


Keselamatan Kerja
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga keselamat kerja adalah
sebagai berikut :

1. Adanya informasi kepada pemakai jalan tentang adanya pekerjaan yang


sedang berlangsung.
2. Pemasangan rambu-rambu peringatan dan rambu-rambu pentunjuk
sebelum memasuki lokasi pekerjaan.
3. Pemasangan concrete barrier, traffic cone dan rambu-rambu petunjuk
pada lokasi pekerjaan.
4. Pemasangan lampu peringatan (flashing light) yang dinyalakan
padamalam hari/pada saat turun hujan, untuk memberi peringatan
kepada pengguna jalan.
5. Adanya petugas yang bertugas sepanjang siang dan malam hari yang
dilengkapi dengan alat komunikasi untuk membantu kondisi arus
lalulintas.
6. Kemungkinan tidak melakukan kerja disiang hari bila terjadi lonjakan arus
lalu lintas pada hari sabtu, minggu dan hari libur
Gambar (5) : Bagan Alir Rekayasa Teknik Lapangan Field
Engineering
3. TAHAP SERAH TERIMA

1.1. Serah Terima Sementara

Serah terima sementara hasil pekerjaan atau lazim disebut Provisional Hand
Over/PHO adalah suatu kegiatan serah terima sementara terhadap hasil
pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh kontraktor kepada Pemberi
Tugas yang diwakili oleh suatu tim yang dibentuk oleh pihak Pemberi Tugas
yang disebut tim PHO. Maksud dilaksanakannya PHO adalah untuk
memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang telah selesai dikerjakan kontraktor
telah selesai seluruhnya sesuai dengan gambar rencana dan kualitas yang
ditentukan pada spesifikasi teknik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan PHO adalah sebagai berikut :

❑ Adanya surat pemberitahuan dari kontraktor bahwa pekerjaan


telahmencapai progress 97 % dengan pekerjaan utama telah selesai 100
%.
❑ Rekomendasi konsultan pengawas kepada Satker/Pejabat Pembuat
Komitmen atas surat pemberitahuan penyelesaian pekerjaan kontraktor
bahwa progress pekerjaan telah mencapai 97 %.
❑ Pembentukan panitia serah terima yang anggotanya ditunjuk oleh
Pemberi Tugas/Pengguna Jasa.
❑ Penyerahan jaminan pemeliharaan dari pihak kontraktor kepada Pemberi
Tugas.
❑ Seluruh data yang ada (data quality control, laporan harian, laporan
mingguan, laporan bulanan, dokumen sertifikat bulanan, foto
pelaksanaan, dan lain-lain) sudah harus terdokumentasi dengan baik.

1.2. Prosedur Pelaksanaan PHO

❑ Kontraktor menyampaikan permohonan PHO kepada Satker/Pejabat


Pembuat Komitmen bahwa pekerjaan telah mencapai 97 % dengan
tembusan konsultan pengawas.
❑ Berdasarkan surat kontraktor pada point 1 diatas, konsultan bersama-
sama dengan staf Satker/PPK mengadakan pemeriksaan lapangan.
❑ Berdasarkan hasil pemeriksaan point b, konsultan memberikan
rekomendasi kepada Satker/PPK (menerima atau menolak).
❑ Jika direkomendasikan maka Satker/PPK menyampaikan kondisi ini
kepada Pengguna Jasa/Kuasa Anggaran untuk dilaksanakan serah terima
sementara hasil pekerjaan.
❑ Tim panitia PHO yang telah dibentuk oleh Pengguna Jasa/Kuasa
Anggaran mengadakan kunjungan pertama (First Visit) untuk
mengadakan pemeriksaan ke lapangan.
❑ Jika dalam pemeriksaan lapangan ditemukan beberapa kerusakan atau
ketidak sempurnaan pekerjaan maka panitia PHO akan mencatat di dalam
suatu daftar yang disebut Daftar Kerusakan/Ketidaksempurnaan (List
of Defect and Deficiencies) untuk dilaksanakan perbaikan.
❑ Selanjutnya panitia PHO memberikan waktu untuk perbaikan atas
kerusakan atau ketidak sempurnaan pekerjaan tersebut diatas.
❑ Setelah kontraktor melaksanakan pekerjaan perbaikan dan selesai,
makamelalui surat pemberitahuan kontraktor, panitia PHO mengadakan
kunjungan lapangan yang ke dua kalinya (Second Visit) untuk mengecek
hasil pekerjaan perbaikan.
❑ Apabila hasil pekerjaan perbaikan dinyatakan diterima oleh panitia
PHO,maka sejak tanggal ditanda tanganinya Berita Acara PHO tersebut
mulai diberlakukan masa pemeliharaan.

4. PROGRAM KERJA PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. Pekerjaan Jembatan

] Girder dibuat dilokasi atau ditempat yang sedekat mungkin dengan


lokasi jembatan.
] Pekerjaan grider antara lain pekerjaan pemotongan besi beton,
pemasangan besi beton + tendon, pembuatan cetakan/formwork,
dilakukan oleh grup yang terpisah dan masing-masing grup
bertanggungjawab terhadap disiplin pekerjaannya masing-masing.
] Akan lebih baik cetakan grider dibuat dari plat baja yang telah
disiapkansebelum pekerjaan pembesia dilaksanakan (lebih baik dalam
segi kecepatan pemasangan, penampakan/expose grider jadi, efisiensi
pemakaian cetakan untuk produksi yang banyak.
] Curing menggunakan cara steam (diuap), Girder segmental yang
telahjadi, dimasukan kedalam kotak penguapan, ditutup dan
disemprotkan uap panas
dengan suhu ± 700C, selama 6 – 8 jam, kemudian diangkat untuk di stok,
digabung, diprestress dan digrouting.
] Cetakan/formwork untuk footing, kolom/pier, kepala jembatan, dibuat
dari plat baja/besi.
] Mempersiapkan lahan yang cukup dilokasi jembatan untuk keperluan
maneuver crane pada waktu pelaksanaan erection.
] Mempersiapkan jalan akses koleksi pekerjaan jembatan sedini
mungkin, untuk jalan masuk alat-alat berat.
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Dipersiapkan oleh:
CV. A’EMPAT KONSULTAN
E – 29
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

B. Pekerjaan Badan Jalan

] Pekerjaan Timbunan dan Galian

▪ Menambah alat dan tenaga, untuk pelaksanaan dilapangan (alat berat


dan alat laboratorium serta tenaga lapangan dan laboratorium).
▪ Pekerjaan dilaksanakan dengan dua shift, untuk pekerjaan siang dan
pekerjaan malam hari.
▪ Untuk pelaksanaan pekerjaan di malam hari, dilengkapi dengan alat
penerangan/lampu (genset, jumlah dan kekuatan lampu) yang cukup dan
memadai.
▪ Penghamparan dan pemadatan dilaksanakan untuk beberapa jalur
sekaligus.

] Pekerjaan Rigid Pavement

▪ Pelaksanaan penghamparan dan pemadatan beton, dilaksanakan dengan


memakai alat mesin penghampar Weirgent (tidak memerlukan formwork,
dengan slump beton yang cukup rendahmendekati nol), dikerjakan
dengan dua shift.
▪ Penghamparan beton dilaksanakan untuk beberapa jalur sekaligus.

] Pekerjaan Concrete Barrier

▪ Pekerjaan dilaksanakan dengan memakai mesin cetak berjalan(Weirgent),


tidak dengan cara manual, dan menggunakan beton slump rendah.
▪ Concrete Barrier dibuat dengan cara prescast/pracetak (dibuat dicasting
yard)

C. Pekerjaan Drainase

] Pembuatan gorong-gorong, saluran samping, box culvert (sampai dengan


ukuran penampang 2 m x 2 m) dilakukan dengan cara pracetak di
castingyard. Untuk box culvert yang cukup tinggi, pengecoran
menggunakan mesin pompa beton (concrete pump).

] Persiapan lahan yang cukup matang (dimensi saluran, galian


struktur,elevasi dasar saluran, panjang lahan pekerjaan).

Dipersiapkan oleh:
CV. A’EMPAT KONSULTAN
E – 31
] Pelaksanaan pekerjaan, baik pematangan lahan (galian dan lain-lain)
maupun pemasangan drainase pracetak harus dilakukan secara
simultan/berbarengan dibeberapa tempat/lokasi.
5. PROSEDUR PENGAWASAN

A. Pemeriksaan Gambar – Gambar Kerja

Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, kontraktor harus mengadakan


pengukuran ulang. Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengecek apakah elevasi-
elevasi yang ada dalam gambar desain masih sesuai dengan kondisi lapangan
yang ada.

Selanjutnya hasil pengukuran tersebut diadakan evaluasi, apabila elevasi-elevasi


kondisi eksisting masih dapat menyiapkan gambar kerja untuk diperiksa oleh
konsultan. Tetapi kalau hasil pengukuran tersebut menunjukan adanya
perbedaan yang sangat jauh maka perlu diadakan review terhadap gambar
desain.

Perubahan gambar desain yang dibuat oleh kontraktor selanjutnya diserahkan ke


konsultan untuk diperiksa dan disetujui oleh Pemberi Tugas.

Gambar-gambar kerja yang sudah mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas


selanjutnya oleh kontraktor dapat digunakan sebagai dasar untuk pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.

B. Pemeriksaan Metode Kerja Kontraktor

Pada saat kontraktor akan memulai pekerjan di lapangan maka sebelumnya


harus mengajukan request pekerjaan yang dilampiri dengan gambar kerja (shop
drawing) dan metode kerja untuk diperiksa oleh konsultan.

Dari hasil pemeriksaan apabila konsultan menyatakan setuju, maka akan


direkomendasikan ke Pemberi Tugas untuk mendapat persetujuan. Tetapikalau
tidak, maka metode kerja tersebut harus direvisi kembali olehkontraktor.

Dari metode kerja yang sudah mendapat persetujuan oleh Pemberi Tugas
selanjutnya oleh kontraktor dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan
pekerjaan.

C. Pemeriksaan Mutu Bahan

Semua material yang akan digunakan harus diambil contohnya untuk dilakukan
pemeriksaan di laboratorium, material-material tersebut adalah sebagai berikut :

a. Material tanah untuk keperluan timbunan.


b. Material agregat kasar (split) dan agregat halus (pasir) untuk keperluan
pekerjaan lapis pondasi agregat.
c. Material agregat kasar (split), agregat halus (pasir), semen, cement additive,
air, besi beton, untuk keperluan pembuatan konstruksi beton.
d. Material join seanlant, marka jalan, besi tie bar, dowel untuk keperluan
pembuatan konstruksi perkerasan kaku.
e. Material kabel prestress (PC Strand), Bearing Pad, Thorma Joint untuk
konstruksi jembatan.
f. Material agregat kasar, agregat halus, aspal cair, untuk bahan campuran
aspal panas.
g. Material agregat halus, semen untuk bahan mortar untuk pekerjaan
drainase.
h. Material lain-lain seperti : guard rail, kayu, batu belah, bata merah,paving
block, baja siku.

Semua hasil pemeriksaan laboratorium harus memenuhi persyaratan yang


tercantum dalam spesifikasi.

D. Pemeriksaan Persiapan Pekerjaan

Pada saat kontraktor akan melaksanakan pekerjaan di lapangan dengan dasar


gambar kerja dan metode kerja yang sudah disetujui oleh PemberiTugas,
persiapan pekerjaan di lapangan yang telah dilakukan oleh kontraktor juga harus
mendapat pemeriksaan oleh konsultan yang ditandai dengan pengajuan request
kerja oleh kontraktor.

Pemeriksaan persiapan pekerjaan meliputi :


i. Jumlah dan jenis peralatan yang akan digunakan.
ii. Jumlah tenaga kerja yang ada.
iii. Jumlah material yang akan digunakan.
iv. Hasil pengetesan terhadap bahan yang akan digunakan.
v. Sarana pendukung lainnya bila ada.

Apabila persiapan pelaksanaan pekerjaan telah dinyatakan setuju oleh konsultan,


maka selanjutnya pelaksanaan pekerjaan dapat dimulai oleh kontraktor.
E. Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan

Ada beberapa metoda dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan, antara lain


sebagai berikut :
a. Metoda Pekerjaan Tanah
b. Metoda Pekerjaan Base
c. Metoda Pekerjaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
d. Metoda Pekerjaan Drainase
e. Metoda Pekerjaan Median Concrete Barrier
f. Metoda Pekerjaan Struktur
g. Metoda Pekerjan Konstruksi Beton
h. Metoda Pekerjaan lain-lain (marka, pagar, rambu dan lain-lain)

♦ Metoda Pekerjaan Tanah ( Galian dan Timbunan)

Tanah hasil galian yang memenuhi syarat akan dipakai sebagai


bahan/material timbunan yang lokasinya berbatsan/berdekatan dengan
daerah galian, untuk memperpendek jarak pengangkutan material
(menghemat waktu dan biaya). Pekerjaan dilaksanakan dengan
menggunakan alat berat, antara lain : Backhoe, Bulldozer, Motor
Grader,Tangki Air, Alat pemadat seperti Sheep’s Foot Roller dan Vibra
Roller.

Apabila volume seluruh galian tersebut minus, maka akan dicarikan


kekurangannya dari borrow area yang lokasinya diusahakan tidak terlalu
jauh dari lokasi pekerjaan timbunan.

Tanah galian yang harus dibuang diusahakan dapat ditempatkan pada


koridor proyek yang dikemudian hari tidak menyulitkan rencana
pengembangan jalan serta tidak merusak lingkungan

♦ Metoda Pekerjan Base


Pekerjaan Base (lapis pondasi agregat) dilaksanakan secara manual atau
dengan menggunakan alat/mesin penebar (paver) diatas lapisan subgrade
yang telah selesai dikerjakan dan telah memenuhi semua persyaratan
dalam spesifikasi serta sesuai dengan gambar kerja. Lapis pondasi agregat
dipadatkan dengan alat pemadat Smooth Drum Roller,alat lain yang harus
disediakan adalah Motor Grader dan Tangki Air.

♦ Metoda Pekerjaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Pekerjaan perkerasan kaku di lapangan dilaksanakan dengan


menggunakan mesin penghampar yang dilengkapi dengan alat pengaduk,
alat perata, alat penggetar dan alat pembuat alur (grooving). Campuran
beton dituangkan dari truck mixer dengan posisi truck mixer berada
diluar/disamping area pengecoran, atau diatas wet lean concrete
yangsudah cukup umur, untuk mengeleminir atau memperkecil kerusakan
wetlean concrete. Campuran beton diuat/disiapkan di Batching Plant
dengan menggunakan mesin pencampur beton yang dilengkapi dengan
Control Panel untuk mengatur perbandingan proporsi campuran sesuai
dengan design mix yang telah disetujui untuk masing-masing mutu beton,
kemudian diangkut dengan truck mixer ke lokasi pengecoran.

♦ Metoda Pekerjaan drainase

Untuk saluran terbuka (saluran samping) dikerjakan secara manual.


Adukan mortar dibuat dengan menggunakan portable mixer.
Campuranadukan dinuat sesuai dengan proporsi hasil percobaan
campuran yang telah disetujui.Untuk drainase bentuk gorong-gorong
beton bertulang, digunakan gorong-gorong jadi/siap pakai yang
dipabrikasi ditempat pembuatan yang telah ditinjau dan telah disetujui.
Untuk drainase bentuk kotak (box culvert), dikerjakan dengan
menggunakan campuran beton yang dibuat di batching plant, diangkut
dengan truck mixer ke lokasi pengecoran talang untuk mempertahan
kantinggi jatuh penumpahan campuran beton agar campuran tidak
mengalami segregasi.

♦ Metoda Pekerjaan Median Concrete Barrier

Pekerjaan concrete barrier dilaksanakan dengan cara konvensional,


yaitudicor ditempat dengan menggunakan formwork plat besi atau
multiplex,atau dengan menggunakan mesin pencetak weirgent yang
dilengkapidengan mesin/alat penggetar terpasang (mounted vibrator).
Bahan beton diproduksi di batching plant yang telah ditinjau dandisetujui
dan campuran beton dibuat secara maksimal dengan mesinpencampur.
Campuran beton diangku dengan truck mixer kelokasipengecoran dan
dituangkan langsung dari truck mixer.

♦ Metoda Pekerjaan Struktur

Pondasi menggunakan tiang pancang beton prestressed, dibuat secara


fabrikasi.

♦ Metoda Pekerjaan Konstruksi Beton

Pekerjaan konstruksi beton dilaksanakan secara manual (pengecoran


dilakukan dituangkan langsung dari truck mixer atau melalui alat Bantu
talang/untuk konstruksi yang rendah). Untuk konstruksi yang agak tinggi
yang tidak terjangkau oleh alat penuang truck mixer atau talang,
digunakan concrete pump.

1. Program Kerja Pengawasan Pekerjaan Galian dan


Timbunan :

o Memeriksa gambar kerja sebagai acuan pelaksanaan.


o Mengambil contoh tanah dari bahan timbunan, baik yang diambil
dari tanah galian ataupun yang diambil dari borrow area, guna
keperluan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui jenis dan
karakteristik bahan.
o Mengevaluasi data-data hasil pemeriksaan laboratorium, untuk
menentukan apakah material tersebut layak untuk digunakan
sebagai bahan timbunan, sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam spesifikasi.
o Memberikan rekomendasi terhadap hasil evaluasi pemeriksaan
laboratorium.
o Melaksanakan percobaan pemadatan untuk pekerjaan timbunan
dilapangan dengan ketebalan penghamparan gembur dan jumlah
lintasan masing-masing alat berat yang bervariasi, dengan jumlah
lapis tertentu.
o Melaksanakan pengujian kepadatan lapangan (Field Density
Test)untuk setiap lapis tanah yang telah selesai dikerjakan, dengan
menggunakan metoda Sand Cone (Sand Cone Method), atau alat
Nuclear Density (Troxler) yang telah dikorelasikan terhadap metoda
Sand Cone yang menghasilkan persamaan regressi, untuk
mendapat nilai kepadatan metoda Sand Cone.
o Mengevaluasi data hasil percobaan pemadatan untuk mendapatkan
ketebalan gembur dan jumlah lintasan dari tiap alat pemadat yang
dipakai, yang paling efisien guna mendapatkan ketebalan yang
sesuai dengan gambar rencana/gambar kerja dan nilai kepadatan
lapangan minimum seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi
terpenuhi.
o Memberikan rekomendasi terhadap hasil ecaluasi percobaan
pemadatan.
o Mengawasi pekerjaan timbunan agar pelaksanaannya sesuai/ tidak
menyimpang dari hasil evaluasi percobaan pemadatan, baik
ketebalan penghamparan gemburnya, jumlah lintasan masing-
masing alat pemadat yang digunakan maupun kadar air bahan
pada waktu pemadatan.
o Memeriksa bahan timbunan yang akan dipakai, harus bersih dari
material yang tidak berguna (deleterious materials), sampah
(garbage), akar-akaran (roots).
o Selalu mengontrol kadar air tanah dari bahan timbunan sesaat
sebelum pekerjaan pemadatan dimulai, agar sicapai kepadatanyang
maksimum. Kadar air bahan timbunan pada saat pelaksnaaan
pemadatan adalah sam dengan kadar air optmum bahan hasil
percobaan pemadatan (compaction test) yang dilakukan
dilaboratorium, dengan batasan toleransi ± 2 %.
o Pelaksanaan pengujian kepadatan lapangan untuk setiap lapisan
yang telah selesai dipadatkan.
o Pemeliharaan setiap lapis tanah yang telah selesai dikerjakan
dengan menutupnya dengan terpal sebelum lapisan/pekerjaan
berikutnya dilaksanakan. Untuk menjaga kestabilan kadar air tanah
akibat air hujan dan panas terik sinar matahari langsung.
o Mengambil contoh tanah secara berkala untuk setiap volume
pemakaian tertentu untuk pemeriksaan laboratorium.
o Mengevaluasi arahan-arahan, saran-saran dan jalan keluar atas
permasalahan yang terjasi di lapangan yang diperlukan selama
pelaksanaan pekerjaan.

Prosedur pelaksanaan pekerjaan tanah seperti pada Bagan Alir


Pekerjaan Tanah g a m b a r ( 6 ) berikut ini :
Gambar (6) : Bagan Alir Pekerjaan Tanah
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
pekerjaan tanah adalah :

a. Unti kondisi tanah dasar yang buruk sejenis Miocene Clay


(pelapukan lempung), harus diganti dengan material yang lebih
baik.
b. Untuk jenis tanah lembek biasa, tanah dasar sampai dengan
kedalaman tertentu, tidak perlu diganti, tapi bias diperbaiki dengan
mencampur tanah tersebut dengan semen denga perbandingan
tertentu, tergantung kepada jenis tanah yang ada melalui
percobaan pencampuran dan pengujian contoh campuran, atau
dengan dicerucuk dolken berdiameter 10 cm – 15 cm dengan jarak
50 cm (pusat ke pusat).
c. Kalau pekerjaan timbunan dilakukan pada musim hujan, dimana
pekerjaan perbaikan tanah sulit dilaksanakan, sedangkan waktu
pelaksanaan terbatas, konstruksi perkerasan kaku bias diganti
dengan konstruksi Piled Slab (disarankan).
d. Untuk menanggulangi air tanah yang tinggi (pada daerah
galian),yang bisa mempengaruhi lapis permukaan badan jalan
dibawah konstruksi perkerasan kaku, apabila elevasi dasar saluran
sampingt erbatas, dibawah dasar saluran samping dapat dibuatkan
subdrainase pada kedalaman tertentu, untuk menurunkan
permukaan air tanah.
e. Kalau ada aliran air dibawah permukaan subgrade, bisa dibuatkan
subdrainase dibawah permukaan sub grade untuk membuang/
mengalirkan air tersebut ke pembuangan samping/dataran rendah
disekitar lokasi, dengan catatan aman terhadap dampak
lingkungan.
f. Pada daerah galian yang cukup dalam, kemiringan lereng galian
harus dievaluasi kembali. Kalau tidak memenuhi persyaratan
stabilitas lereng, kemiringan lereng galian harus diperbaiki dengan
membuatnya lebih landai, atau kalau ROW tidak cukup, harus
dibuatkan slope protection.
g. Apabila ada mata air yang keluar dari samping (lereng galian),
harus dibuatkan tali air dari pasangan batu, untuk mengalirkan air
kesaluran samping (side ditch). Apabila tempat keluarnya air agak
lebar, dibawah sumber mata air harus dibuatkan semacam slope
protection, minimal sepanjang/selebar tempat keluarnya air,
airdibuang ke saluran samping, agar lereng galian terhindar dari
gerusan air.
h. Untuk memelihara hasil pekerjaan pemadatan yang telah baik
danuntuk mempertahankan kestabilan kadar air lapisan
permukaan,setiap lapisan yang telah selesai dikerjakan dan
kepadatannya telah memenuhi syarat, lapisan yang telah selesai
dipadatkan harus ditutup dengan terpal, sampai pekerjaan lapisan
berikutnya dikerjakan.
i. Untuk perlintasan alat berat, dump truck pengangkut material,
harus melalui jalan kerja tersendiri diluar/disamping badan jalan,
agar tidak merusak lapisan tanah timbunan/sub grade yang telah
selesai dipadatkan.

2. Program Kerja Pengawasan Pekerjaan Lapis


Pondasi Agregat :

a. Memeriksa gambar kerja sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan


dilapangan.
b. Mengambil contoh material yang akan digunakan sebagai bahan
lapispondasi agregat untuk keperluan pemeriksaan laboratorium.
c. Mengawasi dan memberi arahan dalam pembuatan pencampuran/
pembuatan design mix lapis pondasi agregat.
d. Memberikan rekomendasi terhadap hasil design mix yang diajukan.
e. Memeriksa kesiapan lahan yang akan dihampar (sub grade), baik
dalam segi kerataan maupun kemiringan permukaannya.
f. Pekerjaan dilaksanakan secara manual, dibantu dengan alat Motor
Grader untuk pembentukan kemiringan dan perataan permukaan
lapis pondasi agregat dan tangki air untuk membantu mengatur
kadar airpada waktu pelaksanaan pemadatan.
g. Pemeriksaan pemadatan lapangan untuk setiap lapis pondasi
agregatyang telah selesai dikerjakan.
h. Perawatan/pemeliharaan lapis permukaan dengan cara ditutup
terpal, agar terhindar dari kerusakan akibat air hujan, sebelum
pekerjaan diatasnya dilaksanakan.
i. Mengevaluasi data-data hasil pemeriksaan laboratorium secara
berkala.
j. Memberikan araha-arahan dan jalan keluar atas permasalahan
yang terjadi di lapangan yang diperlukan; selama pelaksanaan
pekerjaan.

Prosedur pengendalian mutu untuk pekerjaan agregat adalah seperti


pada Gambar ( 7 ) berikut ini :
Gambar ( 7) : Pengendalian Mutu Lapis Pondasi Agregat
3. Program Kerja Pengawasan Pengawasan Perkerasan Kaku
(Rigid Pavement).

a. Memeriksa gambar kerja sebagai acuan pelaksanaan


pekerjaandilapangan.
b. Mengambil contoh agregat kasar dan halus, untuk pemeriksaan
awal dilaboratorium.
c. Mengevaluasi data-data hasil pemeriksanaan laboratorium.
d. Memberikan rekomendasi atas hasil pemeriksaan laboratorium.
e. Mengawasi dan memberi arahan dalam pembuatan design mix.
f. Mengevaluasi design mix campuran beton yang diajukan oleh
kontraktor.
g. Mengawasi serta memberi arahan dalam pelaksanaan percobaan
campuran beton (trial mix) dengan proporsi yang sesuai dengan
design mix yang telah disetujui, termasuk pembuatan benda uji
untuk pemeriksaan kuat tekan beton pada umur 7 hari, 14 hari
dan 28 hari.
h. Mengawasi pelaksanaan pengujian kuat tekan benda uji beton
hasil trial mix.
i. Mengevaluasi data-data hasil pengujian kuat tekan benda uji
beton hasil trial mix.
j. Memberikan rekomendasi atas hasil trial mix yang diajukan.
k. Mengawasi pelaksanaan pembuatan campuran beton di batching
plantagar proporsi campuran senantiasa sesuai dengan design mix
yang telahdisetujui.
l. Memeriksa kesiapan lahan yang akan dicor serta peralatan yang
akan digunakan, termasuk personil yang terlibat dan alat-alat
Bantu lainnya yang diperlukan, pemasangan formwork, dimensi,
perkuatan formwork, pemasangan dowel & tie-bar dan jarak
pemasangannya.
m. Mengawasi dan memberi arahan pada waktu pelaksanaan
percobaan penghamparan di lapangan, baik diluar lahan pekerjaan
(percobanawal), maupun yang dilaksanakan didalam lokasi
pekerjaan (percobaan kedua/terakhir apabila percobaan awal
berhasil dan disetujui).
n. Memeriksa dan mengevaluasi hasil percobaan penghamparan awal
maupun percobaan penghamparan kedua/akhir.
o. Memberi rekomendasi atas hasil percobaan penghamparan
p. Mengawasi pelaksanaan pengecoran, sejak penumpahan
campuran beton, sampai dengan finishing (perataan permukaan,
pembuatan alur, pelaksanaan curing), termasuk juga pengawasan
cycle time dari truck mixer, slump dan pembuatan benda uji balok
beton (beam) dilapangan.
q. Mengawasi pelaksanaan pengujian kuat tekan benda uji beton
yangdibuat di lapangan.
r. Mengevaluasi data-data hasil pengujian kuat tekan benda uji hasil
pengecoran.
s. Senantiasa memberi arahan, saran-saran dan jalan keluar kalau
ada permasalahan di lapangan selama pelaksanaan pekerjaan.

Prosedur pelaksanaan pekerjaan Rigid Pavement seperti pada Bagan


Alir Pekerjaan Jalan (Rigid Pavement) pada Gambar ( 8 ) berikut ini
:
Gambar (8) : Pengendalian Mutu Perkerasan K
aku (Rigid
Pavement)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan
perkerasan kaku (rigid pavement) adalah sebagai berikut :

a. Truck mixer/alat berat, tidak boleh melewati perkerasan kaku


yangbelum cukup umur.
b. Pelaksanaan pemadatan campuran beton dengan alat vibrator
harusdilakukan secara merata dan benar.
c. Curing beton dengan menggunakan bahan Curing Compound,
harusdilakukan secra merata dengan takaran yang tepat sesuai
dengan petunjukpabrik pembuat.
d. Curing dengan menggunakan karung goni yang dibasahi dengan
air, harusdijaga, agar karung goni jangan sampai sempat kering,
terutama padasiang hari (hari panas terik).
e. Curing yang terbaik, apabila kondisi konstruksi memungkinkan,
dilakukandengan cara membuat bendungan dengan menggunakan
tanah liat ditepi konstruksi, lalu dituangkan air agar bagian
permukaan konstruksi (yangberoperasi datar) terendam dengan
air.

4. Program Kerja Pengawasan Pekerjaan Concrete Barrier :

a. Memeriksa gambar kerja sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan


dilapangan.
b. Mengawasi pelaksanaan pemasangan formwork dan pembesian,
sesuaidengan gambar kerja yang telah disetujui, termasuk
pemeriksaan perkuatan formwork.
c. Memeriksa kesiapan lahan yang akan dikerjakan oleh kontraktor,
antara lain dimensi formwork, pembesian, kelurusan formwork,
peralatan yang digunakan termasuk personil yang terlibat.
d. Mengawasi pelaksanaan pengecoran beton, cycle time truck
mixer, pengecekan slump dan pembuatan benda uji untuk
pemeriksaan kuattekan beton pada umur 7 hari dan 28 hari.
e. Mengawasi pelaksanaan pengujian kuat tekan benda uji beton
yangdibuat di lapangan.
f. Mengevaluasi data-data pengujian kuat tekan benda uji beton
hasil pengecoran.
g. Memberikan arahan-arahan, saran-saran dan jalan keluar atas
permasalahan yang terjadi si lapangan selama pelaksanaan
pekerjaan.

5. Program Kerja Pengawasan Pekerjaan Drainase

a. Memeriksa gambar kerja yang telah disetujui dan di tandatangani


oleh semua pihak (kontraktor, konsultan dan Pemberi Tugas),
sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
b. Mengawasi dan memberi arahan dalam pembuatan percobaan
campuran mortar dengan variasi proporsi campuran.
c. Mengevaluasi design mix yang diajukan oleh kontraktor.
d. Memberikan rekomendasi terhadap design mix mortar yang
diajukan.
e. Mengawasi pembuatan pencampuran mortar agar senantiasa
sesuai dengan proporsi yang telah disetujui.
f. Mengawasi pekerjaan pasangan batu sesuai dengan gambar
kerja,tebal pasangan, dimensi saluran, trase saluran, center line
salurandan elevasi dasar saluran.
g. Mengambil contoh benda uji mortar secara berkala, untuk
keperluan pemeriksaan laboratorium (pengujian kuat tekan
mortar).
h. Mengevaluasi data-data hasil pengujian kuat tekan mortar.
i. Mengambil contoh material untuk diperiksa di laboratorium secara
berkala.
j. Mengevaluasi data-data hasil pengujian laboratorium.
k. Memberikan rekomendasi kepada kontraktor berdasarkan hasil
evaluasi dan hasil pengujian.

6. Program Kerja Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Beton

a. Memeriksa Gambar Kerja yang sudah ditandatangani oleh semua


pihak (kontraktor, konsultan dan pemberi tugas).
b. Mengambil contoh material yang akan digunakan sebagai bahan
campuran beton untuk pemeriksaan laboratorium.
c. Mengevaluasi data-data hasil pemeriksaan laboratorium.
d. Memberikan rekomendasi atas hasil pemeriksaan laboratorium.
e. Mengawasi dan memberi pengarahan pembuatan Cocrete Mix
Design untuk tiap-tiap jenis mutu beton yang akan dipakai.
f. Mengevaluasi tanggapan/rekomendasi atas Cocrete Mix Design
yangdiajukan.
g. Mengawasi dan memberi pengarahan dalam pembuatan Trial Mix
campuran beton untuk masing-masing mutu beton dan
pembuatan kubus/silinder benda uji untuk pengujian kuat tekan
beton.
h. Mengawasi pengujian kuat tekan beton hasil benda uji hasil Trial
Mix, pada umur beton 7 hari, 14 hari, 28 hari.
i. Mengawasi produksi pembuatan campuran beton di Batching Plant
sesuai dengan kebutuhan mutu beton, mengikuti proposal
campuran hasil Trial Mix yang telah disetujui.
j. Memeriksa kesiapan lahan yang akan di cor, peralatan yang akan
dipakai, pesonil dan jumlahnya yang terlibat, pembersihan
lahankerja yang akan di cor.
k. Mengawasi pemasangan perancah (formwork), besi beton,
perkuatan formwork.
l. Memeriksa dimensi, jumlah besi beton, jarak pemasangan besi
beton, pemasangan batu tahu untuk selimut beton.
m. Mengawasi pelaksanaan pengecoran (cycle time tuck mixer,
penumpah campuran beton, pemakaian vibrator, curing dan
finishing).
n. Membuat contoh benda uji kubus/silinder beton di lapangan.
o. Mengawasi pengujian kuat tekan beton yang dibuat dilapangan,
padaumur beton 7 hari dan 28 hari.
p. Memberi arahan dan jalan keluar atas permasalahan yang terjadi
dilapangan selama pelaksanaan pekerjaan.

Pengendalian Quality Control terhadap pekerjaan beton dapat dilihat


pada gambar (9) dan (10) berikut ini :
Gambar(9):PengendalianMutuuntukPekerjaanBeton
Gambar ( 10) : Pengendalian Mutu Besi Beton
E.3. PROGRAM KERJA

Program Kerja Team Pengawas/Supervisi Lapangan meliputi :

1. Masa Mobilisasi Kontraktor


2. Masa Konstruksi dan Pelaporan
3. Masa PHO
4. Pengaturan Lalu Lintas dan Keselamatan Kerja

Waktu yang disediakan untuk Layanan Jasa Konsultan adalah 5,7 (lima koma tujuh)
bulan. Untuk mengetahui keterlibatan masing-masing personil dalam program kerja
pada Masa Mobilisasi, Masa Konstruksi dan Masa Pemeliharaan maka perlu dibuat Matrix
Tanggung Jawab Tugas Konsultan Pengawas.

ad.1. Masa Mobilisasi Kontraktor

Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, Team Pengawas Lapangan akan


menyerahkan Manual Sistem dan Prosedur Kerja Pengawasan Lapangan kepada
Pemberi Tugas untuk dapat disetujui.Manual Sistem dan Prosedur Kerja
Pengawasan Lapangan yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas akan dipakai
sebagai dasar bagi Team Pengawas Lapangan dalam melaksanakan tugasnya.
Rencana Kerja Konsultan Pengawas pada masa Mobilisasi Kontraktor seperti
yang dijelaskan sebelumnya tentang Detail Pendekatan Masalah dan Metodologi
adalah sebagai berikut :

❑ Mobilisasi personil Konsultan Pengawas setelah diterbitkannya Surat Perintah


Kerja oleh Pemberi Tugas.
❑ Menyiapkan implementasi sistem informasi pengendalian proyek yang dapat
memberikan informasi status sumber daya, progres pelaksanaan pekerjaan
(barchart, kurva S) dan bersifat multi project, yang secara terintegrasi dan
on line dengan Kantor Pusat Pemberi Tugas.
❑ Memeriksa data survey yang akan digunakan.
❑ Menyediakan untuk Kontraktor titik data survey tersebut.
❑ Memberikan rekomendasi bagi Pemberi Tugas didalam tahapan kegiatan
pelaksanaan.
❑ Membantu Pemberi Tugas untuk memeriksa dan memecahkan masalah yang
mungkin akan timbul untuk mencegah klaim dari Kontraktor.
❑ Memeriksa dan menyetujui daftar material, peralatan dan personil yang akan
didatangkan, fasilitas Base Camp dan lokasi penempatan peralatan.
❑ Mengecek dan merekomendasikan bagi Pemberi Tugas, polis dan batas
lingkup asuransi dari Kontraktor.
❑ Mengecek dan mempersiapkan cara penghitungan kuantitas dan prosedur
pemeriksaan mutu (quality kontrol).
❑ Mengecek dan menyetujui segi keamanan dari pengaturan lalu lintas
didalam proyek.
❑ Mengecek dan menyetujui jumlah kuantitas dan mutu material yang
disediakan oleh Kontraktor.
❑ Menyiapkan formulir-formulir yang diperlukan dalam pengawasan pekerjaan
dan standart format pelaporan kemajuan proyek.
❑ Memeriksa kelengkapan Dokumen Kontrak yang ada.
❑ Melaksanakan Review terhadap data dan Dokumen yang ada.
❑ Penjelasan terhadap Dokumen Kontrak.
❑ Mengevaluasi Rencana Kerja Kontraktor.
❑ Mengevaluasi Rencana Mobilisasi Alat dan Personil Kontraktor
❑ Mengevaluasi kelengkapan persyaratan Kontrak yang harus disiapkan oleh
Kontraktor yaitu jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka, asuransi tenaga
kerja, asuransi pekerjaan, asuransi terhadap Pihak Ketiga.

Pada masa mobilisasi ini, Konsultan akan memberikan beberapa alternative


methode pelaksanaan pekerjaan.

ad.2. Masa Konstruksi dan Pelaporan

Pada masa Konstruksi dan Pelaporan, Tim Konsultan Pengawas akan bertugas
penuh dalam pengawasan dan pengendalian pelaksanaan guna tercapainya :

a. Tepat Waktu
b. Tepat Biaya
c. T epat Mutu

Program kerja untuk mendapatkan hasil pekerjaan tepat waktu akan dilakukan
dengan monitoring terhadap jadual pelaksanaan pekerjaan yaitu dengan
membandingkan realisasi pekerjaan nyata terhadap rencana kemajuan
pekerjaan. Bila terjadi keterlambatan, maka akan dicari penyebabnya dan akan
diinformasikan kepada Kontraktor untuk segera mengejar keterlambatan
tersebut. Program kerja untuk mendapatkan hasil pekerjaan tepat biaya akan
dilakukan dengan monitoring terhadap volume pekerjaan nyata yaitu dengan
membandingkannya dengan volume yang ada dalam kontrak. Apabila terdapat
perbedaan maka akan diadakan penyesuaian kembali yaitu dengan membuat
Change Order, hal ini perlu dilaksanakan guna mempertahankan biaya proyek
yang ada.

Program kerja untuk mendapatkan hasil pekerjaan tepat mutu, akan dilakukan
dengan melaksanakan pengujian terhadap material dan hasil pekerjaan agar
sesuai dengan semua persyaratan yang ada dalam spesifikasidan gambar
rencana.

Adapun Program kerja Konsultan Pengawas pada masa Konstruksi akan


disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang diperkirakan sebagai berikut :

❑ Memobilisasi personil Konsultan Pengawas lainnya sesuai dengan jadual


penugasannya.
❑ Melaksanakan dan mengevaluasi rekayasa teknik lapangan serta
memberikan rekomendasi untuk persetujuan Pemberi Tugas. Memeriksa dan
menyetujui gambar kerja yang diusulkan oleh Kontraktor.
❑ Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pekerjaan sesuai dengan
prosedur, metoda pelaksanaan yang benar dan persyaratan yang ada dalam
dokumen kontrak.
❑ Melaksanakan koordinasi dari waktu ke waktu kesemua pihak yang terkait
guna penyelesaian semua masalah yang timbul agar pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan baik.
❑ Membuat laporan kepada Pemberi Tugas sesuai dengan ketentuan yangada
dalam dokumen kontrak.
❑ Menyiapkan dan merekomendasi perubahan-perubahan kontrak yang
diperlukan untuk persetujuan Pemberi Tugas.
❑ Memeriksa dan merekomendasi rancangan sertifikat pembayaran untuk
persetujuan Pemberi Tugas.
❑ Perjanjian I perwasitan untuk klaim dari Kontraktor.
❑ Membantu Pemberi Tugas dalam pemeriksaan administrasi proyek dan
pemeriksaan lapangan untuk Serah Terima Sementara.
❑ Pemeriksaan Serah Terima Sementara termasuk penyiapan laporan dan
Berita Acara Serah Terima Sementara yang diperlukan dan menerbitkan
Sertifikat Penerimaan Sementara (Certificate of Provisional Acceptance).
❑ Memeriksa dan menyetujui Gambar Terbangun I As Built Drawing
yangdisiapkan oleh Kontraktor.
❑ Pemeriksaan Serah Terima Akhir termasuk penyiapan laporan dan Berita
Acara Serah Terima Akhir yang diperlukan dan menerbitkan Sertifikat
Penerimaan Akhir (Certificate of Final Acceptance).

Detail dari masing-masing pekerjaan tersebut diatas akan disesuaikankembali


dengan kegiatan Kontraktor yang sebenarnya.

Program kerja untuk pengawasan pekerjaan tersebut diatas akan dikoordinir oleh
Site Engineer yang dibantu oleh semua Professional Staff dan Staff Teknisi.

Konsultan Pengawas Lapangan dalam melaksanakan tugasnya akan


selaluberkoordinasi dan berkonsultasi dengan pihak Pemberi Tugas. Koordinasi
dankonsultasi ini dirasakan sangat penting agar semua permasalahan
yangmuncul dapat segera teratasi sehingga tidak menghambat
jalannyapelaksanaan pekerjaan dilapangan.

Koordinasi dan konsultasi akan direncanakan sebagai berikut :

❑ Diadakan pertemuan berkala (tiap minggu atau tiap dua minggu).


Pertemuan khusus pada tiap awal kegiatan untuk mendapatkan pengarahan
dan petunjuk dari pihak Pemberi Tugas.
❑ Pertemuan khusus pada tiap akhir "kegiatan untuk melaporkan hasil tiap
kegiatan yang telah dilakukan.
❑ Pertemuan khusus diluar jadual pertemuan berkala bila ada permasalahan
yang harus segera diatasi.

Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah berupa Laporan yang berisi
kegiatan pengawasan teknis yaitu :

❑ Laporan Pendahuluan
❑ Laporan Bulanan
❑ Laporan Triwulan
❑ Laporan Akhir
ad.3. Masa PHO

Rencana Kerja Konsultan Pengawas pada masa PHO adalah :

❑ Membantu Pemberi Tugas dalam mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan


secara menyeluruh untuk pembuatan Sertifikat Akhir. Memeriksa dan
menyetujui Gambar Terbangun I As Built Drawing. Membantu menyusun
draft Berita Acara PHO :
• Mencatat kerusakan (defect) dan kekurangan (deficiency).
• Mengusulkan cara perbaikan yang perlu dilakukan.
• Menyusun manual pemeliharaan.

❑ Membantu Pemberi Tugas dalam pemeriksaan administrasi dan lapangan


untuk menyiapan Serah Terima Akhir Hasil Pekerjaan.

❑ Membantu Pemberi Tugas untuk menyiapkan Berita Acara Serah Terima


Akhir Hasil Pekerjaan.

❑ Menyusun laporan akhir.

❑ Demobilisasi Personil Konsultan.

a d . 4 . P r o g r a m K e r j a Pe n g a t u r a n L a lu L in t a s d a n K e
selamatanKerja

Selama masa pelaksanaan Pekerjaan, tidak boleh menyebabkan terjadinya


kemacetan lalu lintas akibat keluar masuknya kendaraan proyek, personil proyek,
material proyek ataupun akibat penyempitan lajur yang ada. Ruas jalan tersebut
harus tetap dibuka untuk lalu lintas umum.

Agar pelaksanaan pekerjaan tersebut tidak mengganggu pengguna jalan maka


diperlukan pembatas/pengaman selama masa pelaksanaan. Pengaturan Lalu
Lintas harus mengikuti standar yang berlaku dan selalu berkoordinasi dengan
Petugas terkait.

Pemasangan pembatas/pengaman tersebut diharapkan tidak menyebabkan


terjadinya penurunan kapasitas dan tetap akan memberikan dampak kepada
pengguna jalan untuk berhati-hati pada saat memasuki lokasi proyek.
Dampak tersebut dapat dikurangi dengan membuat rencana pengaturan lalu
lintas dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

❑ Adanya informasi kepada Pemakai jalan tentang adanya pekerjaan yang


sedang berlangsung.
❑ Pemasangan rambu peringatan dan rambu petunjuk pada lokasi sebelum
memasuki lokasi pekerjaan yang cukup jelas agar dapat dengan mudah
dibaca dan dimengerti oleh Pemakai jalan.
❑ Pemasangan Concrete Barrier, Traffic Cone dan Rambu - rambu petunjuk
pada lokasi yang sedang dikerjakan untuk mengarahkan lalu lintas Pemakai
Jalan.
❑ Pemasangan lampu peringatan (flashing light) yang dinyalakan pad amalam
hari, pada saat turun hujan atau sesuai peraturan untuk member peringatan
kepada Pemakai Jalan.
❑ Adanya Petugas yang bertugas sepanjang siang dan malam hari (bila
diperlukan) yang dilengkapi dengan alat komunikasi untuk memantau
kondisi arus lalu lintas.
❑ Kemungkinan tidak melakukan pekerjaan pad a siang hari (dilakukan pada
malam hari) bila terjadi lonjakan volume lalu lintas (pada hari sabtu, minggu
dan hari libur). Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi gangguan dari
peralatan konstruksi terhadap lalu lintas Pemakai Jalan.
❑ Pemanfaatan bahu jalan bagian luar (outer shoulder) yang ada untuk
sementara dapat dipakai sebagai jalur lalu lintas.

Keselamatan kerja merupakan hal penting dalam pelaksanaan suatu proyek.


Keselamatan kerja ini bukan saja berlaku bagi personil proyek, namun berlaku
juga bagi pemakai jalan dan masyarakat sekitarnya.

Pada prinsipnya kontraktor harus berusaha menempatkan personil untuk


mengatur dan menjamin keamanan untuk setiap pelaksanaan pekerjaan.
Beberapa aktivitas penting yang sangat perlu dijamin keselamatannya antara
lain :

❑ Pergerakan kendaraan berat kontraktor.


❑ Penempatan aspal beton panas.
❑ Pekerja yang sedang bekerja pada ketinggian tertentu.
❑ Pekerja yang sedang bekerja tidak jauh dari lalu lintas.

Kontraktor dengan pengarahan dari Team Pengawas Lapangan dan Petugas


Pengatur Lalu lintas, selama masa pelaksanaan harus dapat melaksanakan
pengaturan lalu lintas dengan baik. Dan Team Pengawas Lapangan akan
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pengaturan lalu lintas tersebutserta
melakukan perbaikan bila pelaksanaan pengaturan lalu lintas oleh Kontraktor
dianggap kurang memadai.

E.4. STRUKTUR ORGANISASI PERSONIL

Untuk melaksanakan Pekerjaan “Paket Pembangunan Konstruksi Jembatan


Penyeberangan di Atas Air UPT Mahalona SP.4" dalam waktu 6,00 (enam koma
nol) bulan, maka disusunlah Team Pelaksana Pekerjaan, agar pekerjaan tersebut dapat
diselesaikan sesuai yang diharapkan dan adanya saling koordinasi dengan semua pihak
yang terkait serta selesai tepat waktu.

Bagan Organisasi Pelaksana Pekerjaan merupakan hubungan antara Team Pelaksana


Pekerjaan dan Pemilik Pekerjaan (Direksi Pekerjaan) serta instansi-instansi yang terkait,
seperti terlihat pada Gambar.11. Di dalam Bagan Organisasi tersebut Site Engineer
membawahi beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung, dalam bagan tersebut
diperlukan hubungan timbal balik antara Site Engineer dan PPK dan Instansi-instansi
yang terkait.
DINAS TRANSMIGRASI, TENAGA KERJA DAN PERINDUSTRIAN

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Ketua Tim/Site Engineer


STRUKTUR
ORGANISASI Ir. Marlan, ST

Quantity/Quality Eng.
Imsyak, ST

Inspector - 1
Tobe Name

Anda mungkin juga menyukai