DI PULAU SERAM 4
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
PT. NUSVEY didirikan pada tahun 1971 oleh tenaga-tenaga profesional Indonesia. Pada
awalnya PT. NUSVEY lebih dominan melayani pekerjaan pengukuran/pemetaan (Teknik
Geodesi), kemudian pada tahun 1974 dengan diperkuat lagi oleh beberapa tenaga ahli
dalam bidangnya, PT. NUSVEY dapat ikut aktif melayani kebutuhan dibidang Teknik
Sipil, Teknik Arsitektur, Teknik Pertanian.
Pekerjaan-pekerjaan yang dipercayakan pada PT. NUSVEY , selain yang dibiayai oleh
Pemerintah Indonesia (APBN, APBD), juga dari swasta nasional maupun dari bantuan
negara sahabat/badan lainnya antara lain International Bank for Reconstruction and
Development (IBRD), Asian Development Bank (ADB) dan Overseas Economic
Cooperation Fund (OECF).
Sampai saat ini, didukung oleh 207 orang yang terdiri dari 65 tenaga ahli (Sarjana /
Sarjana Muda) dan 142 tenaga teknik menengah dan administrasi.
• Bidang Supervisi.
Perusahaan asing yang pernah bekerjasama dengan PT. NUSVEY menangani proyek,
adalah :
• Euroconsult, Belanda
• Mitsui Consultant Ltd. Jepang
• Arga Indoc, Jerman Barat
• Pacific Consultant International (PCI), Jepang
• Nippon Koei, Jepang
• China Engineering Consultant, Inc. Taiwan
• ND. Lea & Associates Ltd. Canada
• STUP Consultants Ltd. India
• WSP International, Inggris
• DAINICHI Cons., Jepang
• KEI KATAHIRA Eng. Cons., Jepang
Bagan Struktur Organisasi Perusahan PT. NUSVEY akan disampaikan seperti Gambar
1.1 di bawah ini :
PT. Cipta Strada, konsultan teknik didirikan pada tahun 1975. Para
pendirinya terdiri dari insinyur-insinyur Indonesia yang masing-masing
memiliki pengalaman yang luas di Indonesia.
Selama tiga puluh sembilan tahun sejak berdirinya, perusahaan telah dipercaya oleh
berbagai pemberi tugas yang menyelenggarakan pelayanan konsultasi, baik kerjasama
dengan perusahaan-perusahaan konsultan asing maupun sendiri.
Kerjasama pertama semacam itu adalah dengan konsultan Sauti dari Italia pada tahun
1975 untuk pelayanan konsultan teknik untuk RBO I di Medan, meliputi baik disain
maupun pengawasan untuk jalan-jalan di Sumatera Utara, (ruas jalan tol Belawan –
Medan – Tanjung Morawa) Riau dan Sumatera Barat. Kerjasama yang lain dengan
perusahaan asing berbeda menyusul sesudah itu.
Sebagai akibat dari hal itu, CIPTA STRADA telah dipercayakan oleh Bina Marga dan
IBRD untuk mengerjakan konsultan teknik tanpa bekerja sama dengan konsultan asing
untuk beberapa proyek yang dibiayai oleh IBRD dan JBIC.
Agar dapat mengerjakan pelayanan yang dipercayakan oleh para pemberi tugas secara
profesional, perusahan telah sejak awal operasinya mengadakan sendiri laboratorim
untuk tanah, aspal dan beton. Beberapa tahun kemudian Perusahaan memiliki fasilitas
komputer perusahaan.
Pada tahun 1978, CIPTA STRADA memperluas jaringan usaha ke luar negeri, ketika
ditugaskan oleh Bank Bumi Daya (BBD) untuk menyelenggarakan jasa pengawasan di
Saudi Arabia, sesudah bergerak di dalam pelayanan yang sama di Indonesia.
Quality Management
Representative (QMR)
Kesekretariatan
Quality System Manager
(QSM)
BAB 2
PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN TERHADAP KAK
Selain penjelasan pada ruang lingkup, untuk pembagian tugas dan tanggung
jawab untuk pelaksanaan kegiatan juga sudah dijelaskan dengan baik pada bab Tenaga
Ahli, melalui penjelasan detail tugas-tugas dan kewajiban masing-masing tenaga ahli.
Sehingga Usulan Teknis ini tersusun atas dasar pemahaman Konsultan yang
mendalam terhadap Kerangka Acuan Kerja (TOR). Persyaratan Teknis (KAK) tersaji
dengan baik dan telah dimengerti, diharapkan tidak terjadi kesalahan interprestasi,
sehingga pembuatan teknikal proposal ini dapat sesuai dengan yang dimaksudkan
dalam KAK. Hal-hal yang perlu kami sampaikan sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan yang berkaitan dengan Kerangka Acuan Kerja adalah :
1. Peta lokasi pekerjaan yang belum disediakan didalam KAK, guna untuk
memudahkan konsultan dalam melakukan persiapan tenaga ahli dan mobilisasi.
Sehingga dalam hal penjelasan mengenai hal – hal yang terkait dengan
pelaksanaan kegiatan, Konsultan sudah dapat memahami dengan baik terkait
pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan nantinya, dan jika Konsultan diberi
kepercayaan untuk melaksanakan kegiatan ini, maka Tim Teknis akan
melaksanakannya sesuai dengan yang telah dijelaskan di Kerangka Acuan Kerja (KAK).
a. Komputer
b. Printer A3 & A4
c. Laptop
d. Bahan operasional kantor
e. Alat safety
f. Genset
g. Kendaraan roda 2
h. Kendaraan roda 4
i. Kantor
j. Mess
BAB 3
URAIAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI
3.3. Sasaran
a. Lingkup Kegiatan
1. Persiapan:
a) Tujuan
Tujuan pengawasan teknis jalan dan jembatan adalah mengawasi pekerjaan
jalan danjembatan agar berjalan efisien dan efektif serta sesuai dengan
desain dan spesifikasi yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan.
b) Lingkup
2. Pelaksanaan Pengawasan :
b. Riwayat Perubahan;
c. Maksud dan Tujuan Petunjuk Pelaksanaan;
d. Ruang Lingkup penerapan;
e. Referensi atau acuan yang digunakan;
f. Definisi (penjelasan istilah-istilah) jika diperlukan;
g. Tahapan proses atau kegiatan (dengan bagan alir jika perlu)
h. Ketentuan Umum (penjelasan tentang persyaratan - persyaratan yang harus
dipenuhi dalam melaksanakan proses);
i. Tanggung jawab dan wewenang;
j. Kondisi khusus (penyimpangan dsb.);
k. Rekaman / Bukti kerja (yang menjadi persyaratan)
l. Lampiran berupa contoh format rekaman / bukti kerja
Disamping itu setiap unit kerja / unit pelaksana kegiatan harus mampu
mengidentifikasi hasil setiap tahapan kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan
dan mengidentifikasi status hasil kegiatan tersebut. Tujuan identifikasi untuk
memastikan pada hasil kegiatan dapat dilakukan analisis apabila terjadi
ketidak- sesuaian pada proses dan hasil keluaran pekerjaan. Rekaman hasil
identifikasi harus selalu terpelihara dalam pengendalian rekaman/bukti kerja.
Untuk memastikan bahwa bagian hasil pekerjaan yang telah diterima harus tetap
terpelihara sampai waktu penyerahan menyeluruh. Pada proses penyerahan
hasil pekerjaan, setiap segmen pekerjaan harus mensyaratkan dan menerapkan
proses pemeliharaan hasil pekerjaan dan yang menjadi bagian hasil pekerjaan
agar kinerjanya tetap terjaga.
a. Penanggung jawab pada setiap kegiatan harus memastikan bahwa hasil dari
setiap tahapan kegiatan yang tidak memenuhi persyaratan diidentifikasi dan
dikendalikan untuk tindak lanjut tahapan kegiatan yang berhubungan dengan
tahapan sebelumnya.
b. Pelaksanaan pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai harus diatur
dalam prosedur pengendalian hasil pekerjaan tidak sesuai yang merupakan
bagian dari prosedur mutu.
c. Pengendalian pekerjaan tidak sesuai harus dilaksanakan dengan
mengesahkan penggunaan dan penerimaannya berdasarkan konsesi oleh
Pengguna atau pemanfaatan hasil pekerjaan.
d. Tindakan korektif yang diambil dalam upaya menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian dan mencegah terulangnya ketidaksesuaian.
e. Prosedur hasil pekerjaan yang tidak sesuai minimal harus mencakup :
a. Menguraikan ketidaksesuaian,
b. Menentukan / melakukan kajian terhadap penyebab ketidaksesuaian
c. Menetapkan rencana penanganan untuk memastikan, bahwa
ketidaksesuaian tidak akan terulang dan jadwal waktu penanganan.
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini selama 12 (Dua belas) bulan dapat
berubah disesuaikan dengan pekerjaan fisik selesai (PHO).
Major Work
Pekerjaan utama (major work) yang digunakan sebagai dasar penyusunan jadwal
waktu pelaksanaan meliputi :
1. Implementation management :
• Persiapan awal
• Koordinasi Konsultan dengan Pengguna Jasa
• Koordinasi team konsultan
• Koordinasi dengan instansi terkait
• Kegiatan Lapangan
2. Tahap Pelaksanaan Teknis
3. Pelaporan
Site Engineer disyaratkan seorang sarjana S1 yang telah lulus dari suatu
perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang telah disamakan atau
perguruan tinggi internasional yang diakui, untuk perguruan tinggi swasta yang belum
disamakan, harus telah lulus ujian Negara. Site Engineer disyaratkan berpengalaman
dalam melaksanakan pekerjaan selama 4 (empat) tahun. Diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Sebagai
ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegitan
anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.
Tugas-tugas Site Engineer akan meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal
yang tersebut di bawah ini :
5. Mencatat kemajuan setiap hari yang dicapai kontraktor pada lembar kemajuan
pekerjaan (progress schedule) yang telah disetujui.
10. Membuat perhitungan dan sketsa-sketsa yang benar untuk bahan Satker
P2JN Maluku pada setiap lokasi akan memerintah kanperubahan pekerjaan.
12. Memeriksa dengan teliti / seksama setiap gambar-gambar kerja dan analisa /
perhitungan-perhitungan konstruksinya dan kuantitasnya, yang dibuat oleh
kontraktor sebelum pelaksanaan.
tahun untuk tenaga ahli madya, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK.
3.7.3. Tugas & Tanggung Jawab Tenaga Pendukung (Sub Prof. Staf)
Sub profesional staf terdiri atas Inspector, Surveyor, Laboratorium Technican, yang
mempunyai tugas sebagai berikut :
3.7.3.1 Inspector
Tugas dan kewajiban inspector adalah mencakup, tetapi tidak terbatas hal-hal
sebagai berikut :
3.7.3.2. Surveyor
Tugas dan kewajiban Surveyor adalah mencakup, tetapi tidak terbatas hal-hal
sebagai berikut :
1. Operator Komputer
Syarat spesifikasi minimal untuk tenaga ahli (prof. staf) dan jumlah yang dibutuhkan di
dalam menangani pekerjaan ini adalah seperti tertera pada tabel berikut ini :
TIM I
Kualifikasi
Jumlah Orang
No Posisi
Tenaga Bulan
Pendidikan Keahlian Pengalaman
Tenaga Ahli
Ahli Madya
S1 - Teknik Pengawasan
1 Site Engineer 4 Thn 1 12
Sipil Jalan dan
Jembatan
Ahli Madya
S1 - Teknik Pengawasan
2 Quality Engineer 3 Thn 1 11
Sipil Jalan dan
Jembatan
Teknisi
3 S1 / STM - 0 / 3 Thn 2 13
Laboratorium
Kualifikasi
Jumlah Orang
No Posisi
Tenaga Bulan
Pendidikan Keahlian Pengalaman
Staff Pendukung
Operator
1 - - - 1 12
Komputer
Catatan : Semua tenaga ahli (prof. staf) harus mempunyai sertifikat keahlian yang
dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK)
3.8. Pelaporan
Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah berupa laporan yang berisi
kegitan pengawasan teknis yaitu :
- Laporan RMK
- Laporan Pendahuluan
- Laporan Bulanan
- Laporan Teknis
- Laporan Pengujian mutu
- Laporan Akhir
Setiap isi laporan harus jelas dan dapat dibaca serta disusun dalam bahasa
Indonesia dengan tata bahasa yang baik dan benar Ukuran kertas masing-masing
laporan adalah A4 (210 x 297 mm), jumlah dan pengiriman laporan ditetapkan sebagai
berikut :
a. Laporan Pendahuluan
Tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah dimulainya jasa, konsultan harus
menyerahkan 7 (tujuh) rangkap / buku laporan pertama yang isinya melaporkan
mengenai jadwal rencana kerja dan tahapan pelaksanaan pekerjaan secara
lengkap dan terperinci termasuk kuantitas masing-masing pekerjaan serta personil-
personil pendukung konsultan telah disetujui aktif dilapangan.
jadual yang telah ditetapkan, tidak menyalahi spesifikasi dan kualitas. RMK berisi
:
- Pendahuluan
- Umum
- Struktur organisasi dan uraian tugas
- Rencana mutu kontrak
- Penutup
- Lampiran-lampiran
c. Laporan Bulanan
Setiap akhir bulan, Tim Pengawas Lapangan (SE) akan menyerahkan laporan
kemajuan secara singkat yang menggambarkan pencapaian pemenuhan untuk
masing-masing kegiatan-kegiatan proyek, seperti:
Secara substansional Laporan Bulanan terdiri atas 5 format standar yang dilengkapi
oleh masing-masing pengawas, adalah sebagai berikut:
a. Surat pengantar;
b. Satu halaman “Progres Summary”, rangkuman status fisik dan keuangan dari
proyek dan identifikasi permasalahan yang berdampak pada kemajuan
pekerjaan dan biaya;
c. Foto copy sertifikat Monthly Payment secara lengkap dan jelas dengan ditandai
“For Monitoring Used Only”;
d. Jadwal Pelaksanaan dilengkapi “S” Curve
e. Satu halaman laporan “Supervision Consultants”. Suatu contoh dari format
ditujukan dalam halaman berikut.
d. Laporan Teknis
Direksi Teknis akan membuat laporan sesuai keperluan, laporan teknis dan / atau
persetujuan teknis yang muncul selama berlangsungnya kegiatan. Terutama, untuk
perubahan pekerjaan utama yang memerlukan pembicaraan sebelumnya dengan
pihak pengguna jasa, Field Team akan PPK untuk mempersiapkan suatu laporan
justifikasi teknis atau revisi desain yang terdiri atas data original yang menjadi dasar
desain tender dibuat :
a. Rekaman semua data desainyang lengkap berkaitan dengan revisib desain.
b. As-built drawing yang menunjukan lokasi dan detail dimensi dari semua
pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai kontrak.
c. Foto copy dari Change Order dan Addendum kontrak sebelumnnya yang telah
disetujui.
d. Foto copy dokumen lelang lelang Penyedia Jasa, termasuk semua analisa
harga satuan dan harga satuan bahan, upah, Analisa peralatan.
e. Suatu penjelasan mengenai asumsi desain yang digunakan.
f. Gambar yang secara jelas menunjukan gambar desain original dan revisinya.
g. Penjadwalan ulang daftar kuantitas dan biaya, berkaitan dengan usulan revisi
desain.
h. Gambar yang menunjukan lokasi yang tepat dari usulan perubahan desain.
e. Laporan Mutu
Laporan ini dibuat sebangyan 7 (tujuh) rangkap / buku, bilamana terdapat kegiatan
pengujian bahan dan/atau mutu hasil pekerjaan, baik dilaboratorium maupun
dilapangan dilaksanakan pada bulan sebelumnya.
Isi laporan ini berupa kesimpulan yang disertai dengan rekapitulasi dari semua
hasil pengujian tersebut diatas, sedangkan data otentik / bukti pengujian pada
formulir laboratorium / lapangan cukup disertakan beberapa lembar yang
mewakili.
f. Laporan Akhir
Dengan berakhirnya jasa pelayanan Direksi Teknis (akhir kegiatan konstruksi untuk
tiap-tiap kontrak), suatu laporan akhir harus diserahkan, merupakan ringkasan
metode konstruksi pelaksanaan pengawasan konstruksi, rekomendasi pada
kebutuhan pemeliharaan dimasa yang akan datang, semua aspek teknis yang
c. Pelaksanaan
a) Mengevaluasi kesesuaian RMK Penyedia Jasa (Kontraktor) dengan kondisi
pekerjaan.
Pemeriksaan terhadap RMK Penyedia Jasa (Kontraktor) diawali pada
Rapat Pra Pelaksanaan yang diselenggarakan oleh Penyedia Jasa (Kontraktor)
dan dihadiri oleh Penyedia Jasa (Konsultan) dan PPK atau yang mewakili.
Pemeriksaan ini meliputi aspek legalitas, sistematika, dan substansi isinya.
• Untuk pemeriksaan dari aspek legalitas, dan sistematika RMK Penyedia
Jasa (Kontraktor), harus memenuhi ketentuan sebagaimana diatur didalam
Petunjuk Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu, termasuk Daftar Simaknya
yang diterbitkan oleh Kepala Balai/Balai Besar Pelaksanaan Jalan terkait.
• Untuk pemeriksaan dari aspek substansi isi RMK Penyedia Jasa (Kontraktor),
- Perubahan Kontrak,
sangatlah penting mengingat pihak Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan
Nasional Provinsi Maluku sebagai Kepala Pelaksana, Konsultan sebagai pihak
pengawas dan kontraktor sebagai pihak pelaksana, masing - masing merupakan bagian
yang tak terpisahkan didalam penentuan lancar Satuan Kerja Perencanaan dan
Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Maluku adalah berupa tugas - tugas yang
berkaitan dengan masalah Teknis dan Kontrak tidaknya pelaksanaan proyek.
Team Supervisi yang terdiri dari Site Engineer, Quality Engineer, Teknisi
(Inspector, Surveyor, dan Labotarium Technician) serta tenaga pendukung Operator
Komputer. Team Supervisi berkedudukan didekat lokasi pekerjaan sebagai upaya untuk
dapat memonitor secara langsung dan terus menerus mengenai perkembangan dan
kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor serta mengupayakan agar
segala pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan / spesifikasi yang ada.
Team Supervisi akan membuat laporan kemajuan dan aktifitas Kontraktor sebagai
pelaksana fisik. Pekerjaan - pekerjaan ini juga mencakup hal - hal seperti pembuatan
Rekayasa Lapangan, Contract Change Order, menganalisa klaim Kontraktor,
memeriksa pengajuan Sertifikat Pembayaran Bulanan (Monthly Certificate) lengkap
dengan back up datanya, serta penyiapan Professional Hand Over (PHO). Koordinasi
kegiatan Team Pengawas Lapangan akan dilaksanakan oleh Team Supervisi yang
dalam hal ini akan diwakili oleh Site Engineer akan bersama - sama dengan Satuan
Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Maluku.
Dalam hubungan ini Konsultan adalah bertindak sebagai wakil dari Kepala Satuan
Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Maluku atau biasa disebut
dengan "Engineer Representative". Konsultan didalam melaksanakan tugasnya akan
memberikan saran - saran kepada Kontraktor mengenai masalah - masalah yang
berkaitan dan timbul didalam pelaksanaan pekerjaan. Selain itu Konsultan juga akan
membantu Kontraktor dengan memberikan saran - saran mengenai metode kerja,
organisasi, pemilihan dan penempatan staf / tenaga, pemilihan dan penempatan
peralatan kerja yang digunakan dan membantu monitoring pelaksanaan kerja dan lain -
lain.
Selain itu terhadap masalah - masalah yang diperkirakan akan timbul didalam
pelaksanaan pekerjaan, akan didiskusikan secara bersama - sama antara konsultan,
kontraktor dan Kepala Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
Provinsi Maluku termasuk didalamnya apabila diperlukan adanya revisi desain (review
design) ataupun desain ulang (redesign). Konsultan akan memberikan saran, alternatif
pemecahan masalah serta rekomendasi didalam upaya untuk pengambilan keputusan,
dimana keputusan ini nantinya harus disetujui oleh Kepala Satuan Kerja Perencanaan
dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Maluku sebelum dilaksanakan dilapangan.
Periodic Meeting, sedikitnya sekali dalam seminggu diadakan bersama - sama dengan
kontraktor dan bilamana perlu dengan Kepala Satuan Kerja Perencanaan dan
Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Maluku untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja
minggu sebelumnya, serta membuat program kerja minggu berikutnya.
3.9.4. Metodologi
Secara umum tugas dari Team Pengawas Teknik adalah melakukan supervisi /
pengawasan. Pekerjaan - pekerjaan ini dapat dikelompokkan dalam pekerjaan -
pekerjaan berikut :
Team Supervisi yang dipimpin oleh Site Engineer akan secara continue melaksanakan
supervisi atas pekerjaan - pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor, dimana seluruh
pekerjaan ini harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam dokumen kontrak
pekerjaan fisik (spesifikasi). Supervisi ini meliputi pekerjaan - pekerjaan seperti :
Setiap desain awal dari suatu proyek pada umumnya selalu mengalami revisi - revisi
pada saat pelaksanaannya, hal ini biasanya diakibatkan kondisi lapangan yang
sesungguhnya telah mengalami perubahan - perubahan kondisi dibandingkan dengan
kondisi pada saat survey untuk pembuatan desain, atau dikarenakan kesalahan -
kesalahan kecil baik pada saat survey ataupun kesalahan desain itu sendiri. Perubahan
/ revisi ini dapat berupa revisi yang kecil (penambahan atau pengurangan), tetapi dapat
pula dalam suatu pelaksanaan terjadi revisi desain yang besar sampai kepada
penggantian desain itu sendiri. Untuk menanggulangi masalah - masalah diatas, maka
pada awal pekerjaan, sebelum pekerjaan konstruksi dilakukan, Kontraktor dibawah
pengawasan Team Supervisi harus melaksanakan pekerjaan Staking Out dan revisi
pengukuran, pemasangan patok dan Bench Mark serta survei - survei lain yang
diperlukan. Kegiatan survei ini meliputi Pengukuran Horizontal, Vertikal, Titik Kontrol
Survei, Survei Elemen Struktur, Tiang Pancang, Telapak Pondasi dan Beton kopel Tiang
(Footings and Pile Caps), Kolom, Balok Melintang Ujung (Crosshead), Landasan, Balok
dan Gelegar, Lantai dan Parapet Jembatan (Tembok Sedada).
1 Pekerjaan Persiapan a. Survey • Dilakukan survey untuk menetapkan letak quarry tanah yang diperlukan untuk
Lapangan material timbunan yang memenuhi syarat kualitas dan kuantitas. Dan lokasi
untuk disposal area, yang diperlukan untuk tempat pembuangan tanah bekas
galian yang tidak memenuhi syarat sebagai material timbunan.
• Dilakukan survey untuk menetapkan letak quarry sirtu yang memenuhi syarat
.
• Dilakukan survey sejumlah titik kontrol pengukuran yang harus dikaitkan pada
suatu sistem koordinat yang tetap dan sistem koordinat yang sama
• Dilakukan survey untuk menetapkan letak quarry batu, bila pengadaan batu
pecah akan diproduksi sendiri dengan stone crusher, untuk bahan aggegate.
• Dilakukan Field Survey untuk review design sesuai pekerjaan yang akan
dilakukan, termasuk untuk Mutual Check Nol (MC O)
• Situasi letak Plant harus direncanakan sebaik-baiknya, agar lalu lintas Dump
Truck yang memasukkan bahan baku (raw material), tidak saling mengganggu
dengan Dump Truck yang membawa keluar hasil produk (hot mix), caranya
adalah dengan menyusun site plan yang baik.
• Jalan masuk/keluar Dump Truck harus dibuat cukup kuat, untuk menjamin
kelancaran transportasi material/hot mix.
• Dibuat drainase lingkungan yang baik, agar lokasi base camp tidak terganggu
pada musim hujan.
• Dibuat Mix Design untuk Hot Mix sesuai spesifikasi yang ada, dengan
menggunakan material yang akan dipakai.
• Pengukuran Vertikal
Pada dasarnya pekerjaan pengukuran (setting out) ini adalah untuk mengetahui :
• Rambu-rambu
• Rubber cone
• Bendera-bendera
• Papan pemberitahuan
2 Pekerjaan Pembersihan Pekerjaan Pembersihan Tempat Kerja meliputi pekerjaan clearing, grubbing dan
Tempat Kerja stripping. Clearing mencakup pekerjaan tebang pohon dan tanaman perdu,
peralatan yang dipakai adalah chain saw parang dan alat potong yang lain.
3 Pekerjaan Galian & Timbunan a. Pekerjaan • Untuk menetapkan batas-batas galian, dapat dipasang patok-patok pembantu
Galian dan atau tali yang menghubungkan dua profil yang berdekatan.
• Berpedoman pada tali batas galian, maka galian kasar dapat dilaksanakan
dengan Excavator. Jumlah Excavator yang diperlukan dihitung berdasarkan
kapasitas alat dan waktu yang tersedia.
• Galian dari Excavator langsung dimuat ke Dump Truck yang telah disiapkan
(jumlah kebutuhan Dump Truck harus disesuaikan dengan kapasitas
Excavator), dan kemudian diangkut ketempat yang ditentukan. Usahakan
posisi Dump Truck sedemikian rupa sehingga swing dari Excavator bersudut
kecil.
• Bila karena suatu hal profil rusak atau berubah posisi, maka sebelum galian
finishing dilakukan, profil tersebut diperbaiki dengan pedoman patok-patok
bantuan yang selalu terjaga.
b. Pekerjaan Didalam pekerjaan timbunan, unsur yang perlu dicermati adalah masalah
Timbunan pemadatan. Pemadatan tanah sangat dipengaruhi oleh kadar air tanah pada saat
pemadatan. Dari percobaan di laboratorium yang menggunakan sampel-sampel
tanah, diperoleh kadar air yang diperkenankan untuk mencapai kepadatan yang
dipersyaratkan (Optimum Moisture Content, OMC).
Didalam praktek tidak mudah menetapkan berapa banyak air yang diperlukan
pada saat pemadatan, kecuali Pelaksana yang sudah berpengalaman sekali.
• Bila selama pemadatan, tanah keluar airnya (becek), berarti kadar airnya
terlalu tinggi.
• Kadar air
1. Percobaan Pemadatan
• Kemudian dipadatkan dengan alat pemadat Vibro Roller atau Sheep Foot
Roller dan dicoba misalnya dengan 6 lintasan. Sesudah itu diambil sampel
tanah dan diukur kepadatannya (berat volume keringnya, δk). Bila ternyata
masih kurang padat, maka lintasan pemadatan ditambah lagi, misalnya
ditambah dua lintasan. Bila tingkat kepadatannya telah dicapai, maka cara
- cara tersebut dipakai sebagai pedoman selanjutnya.
2. Pemadatan Timbunan
• Tanah timbunan yang diambil dari quarry, atau lokasi galian, dibawa
dengan Dump Truck, ditumpahkan di lokasi tempat timbunan yang telah
dipersiapkan. Jarak tumpukkan diatur sedemikian, sehingga bila dihampar
dengan ketebalan 20 cm seluruh permukaan dapat tertimbun.
• pemandu untuk menyangga tiang pancang dan memberi arah pada waktu
pemancangan penumbuk - dari jenis jatuh bebas, uap atau udara bertekanan
atau tenaga diesel
• Katrol atau crane untuk mengangkat tiang pada posisinya dan mengangkat
penumbuk.
b. Pengeboran Kegiatan pengeboran harus dilakukan dengan ketepatan letak, arah vertikal dan
Awal kemiringan dan untuk kedalaman yang telah ditentukan. Diameter lubang tidak
boleh lebih besar dari pada ukuran diagonal tiang dikurangi 50 mm. Pengeboran
(Pre-boring)
melebihi kedalaman (over depth) harus dihindari. Kedalaman akhir mungkin harus
ditentukan dengan percobaan. Tujuannya adalah mencapai kalendering yang
ditentukan, bilamana ujung tiang mencapai kedalaman yang direncanakan.
Lazimnya pengeboran awal berhenti satu meter di atas kedalaman ujung tiang
rencana. Pada akhir pemancangan, lubang-lubang di sekeliling tiang diisi pasir
bersih, diisi menggunakan sekop, sambil disemprot atau digenangi air.
cepat dan ekonomis bila keadaan tanahnya memungkinkan. Cara ini cocok
untuk memasang tiang yang dibor dalam tanah lempung dan dapat dipakai
untuk penggalian terbuka (open) atau dilapisi (lined), atau untuk penggunaan
bentonite pada batuan lunak dan pada bahan selain batuan.
6 Pekerjaan Beton a. Unit Pracetak Mengecek bahwa komponen pemancangan sudah terpasang dengan benar dan
tidak bergerak selama penempatan dan penggetaran beton. Jika digunakan
(Bangunan Atas Dari Beton)
perawatan uap air, baut penahan (fixing) harus dilepas setelah pengerasan awal
dan sebelum penguapan dimulai untuk memungkinkan pergerakan diferensial
antara acuan dan beton. Perubahan warna dapat terjadi karena kurang
kesesuaian campuran perawatan, zat tambahan (aditive) tahan air dan bahan
pelepas acuan. Pengujian pra-produksi dari kombinasi bahan kimia tersebut,
sebaiknya dilakukan dengan kondisi pabrik, dan termasuk pengaruhnya pada
bahan pelapis yang dipakai pada acuan
b. Pelat Lantai Lantai kantilever dan trotoar adalah bagian yang paling kelihatan dari jembatan.
Gelegar jembatan melendut pada waktu pelat lantai sedang dicor, dan landutan
ini harus diperhitungkan pada waktu memasang acuan pinggir, sehingga pinggir
lantai merupakan garis menerus, lurus atau dengan lawan lendut (camber) pada
bentang tengah. Acuan lantai harus disangga dari gelegar dan bukan dari tanah,
pilar atau kepala jembatan. Pada waktu lantai dicor, penting untuk melindungi
gelegar luar dan landasan terhadap pengaruh momen torsi yang disebabkan oleh
perputaran lantai kantilever dan trotoar. Ini dilakukan dengan mengikat bagian
atas gelegar menjadi satu dengan batang penguat yang dilas dan perkuatan
(strutting) pada permukaan flens bawah
c. Penulangan Setalah acuan untuk pelat lantai telah selesai dan diperiksa kekuatannya,
pengerjaannya, kerapatan adukan, ketinggian dan kebersihan, penulangan dapat
dipasang. Perlu untuk sering memeriksa ukuran pada waktu pembengkokan di
lokasi, atau tepat sesudah pengiriman ke lokasi jika tulangan dibengkokan di luar
lokasi. Penggunaan kayu, rak baja atau penyangga lain adalah supaya
penulangan tidak mengenai tanah atau lumpur sampai siap dipakai. Cat, minyak,
lemak, lumpur, mill scale lepas atau karat lepas akan mengurangi sifat pelekatan
dari batang sederhana khususnya dan harus dilepas. Penutup (selimut) sangat
penting terutama pada pelat lantai yang relatif tipis, kurangnya selimut dapat
mengakibatkan berkaratnya batang dan terkikisnya beton, sedangkan terlal-u
banyak selimut dapat mengakibatkan kekuatan rencana diperkirakan dari pelat
tidak tercapai.
terjadi pada awal, sehingga bila pengerasan awal terjadi beton tidak akan
terpengaruh oleh lendutan yang disebabkan pengecoran beton kemudian. Bila
pelat yang sedang dicor tidak lurus, biasanya dalam praktek dikerjakan dari titik
terendah menuju titik tertinggi
7 Pekerjaan Permukaan a. Permukaan Permukaan harus dipadatkan dan ditekan untuk menaikkan adukan ke
permukaan, diratakan dan terakhir diratakan dengan penghalus kayu sampai
permukaannya rata. Harus diperhatikan drainase/ pengeringan atau pengalihan
air yang muncul pada permukaan. Pemberian adukan di atasnya tidak
diperbolehkan.
b. Bangunan • Bagian belakang kepala jembatan, gorong-gorong dan tembok sayap harus
Bawah memperoleh" penyelesaian permukaan Kelas 1.
Sisi bawah dari lantai di antara balok-balok, dan muka vertikal dari balok
kecuali muka luar dari balok luar harus mendapat penyelesaian permukaan
Kelas 1. Muka luar dan sisi bawah dari balok, pinggir dan sisi bawah pelat lantai
kantilever, muka dalam dan luar dari kereb dan permukaan atas dari kereb
harus menerima penyelesaian permukaan Kelas 2.
• Gelegar Box
Permukaan dalam dari badan, lantai dan dek gelegar box harus mendapat
penyelesaian permukaan Kelas 1. Semua permukaan luar dari gelegar box,
termasuk kereb dan tidak termasuk permukaan lantai, harus menerima
penyelesaian permukaan Kelas 2.
• Di atas Lantai
d. Beton Pracetak Unit crown pracetak harus diberi penyelesaian Kelas 1. Unit parapet pracetak
harus diberi penyelesaian Kelas 3. Unit pracetak lain selain yang disebut di atas
harus menerima penyelesaian Kelas 2. Semua unit pracetak harus menerima
penyelesaian ini dalam jangka waktu empat puluh delapan jam setelah acuan
dibongkar.
penyelesaian kembali. Semen tidak boleh dipakai untuk menyerap air permukaan
karena ini dapat berakibat permukaan lemah, atau permukaan berbubuk.
10 Pekerjaan Bagian – bagian baja disambungkan pada tempatnya apakah dengan baut
Penyambungan di berkekuatan tinggi (high strength friction grip) atau dengan pengelasan di
lapangan lapangan. Penggunaan sistem pengelasan dilapangan memerlukan tersedianya
operator las yang terlatih. Baut berkekuatan tinggi dapat diklasifikasikan atas dua
tipe “friction grip” dengan tanpa geseran dan tipe “bearing” dimana suatu geseran
awal diperkenankan
11 Pekerjaan Pagar (Railings) a. Pagar Baja Pemasangan pagar baja yang panjang, menerus tanpa sambungan pemuaian
Dan Pembatas (Barriers) kadang menyebabkan kesulitan dalam mempertahankan profil yang benar karena
perubahan temperatur. Dalam keadaan itu sambungan – pemuaian harus tidak
lebih daripada kira – kira 45 m dari pusat ke pusat.
b. Pagar Aluminium Pemasangan pagar aluminium serupa dengan pemasangan pagar baja dengan
perbedaan hanya pada tindakan pencegahan tambahan terhadap aluminium
harus dilindungi secara efektif dari beberapa perlengkapan tetap (fixture) baja
seperti bantalan baut untuk mencegah aktivitas galvanisasi, pita plastik, pipa
(sleeve) dan ring (washer)
c. Pagar dan
Pagar ini dicetak sebagai bagia dari ujung tembok sedada (parapet), bila ada
Pembatas
tambahan pagar metal bagian atas diperlukan atau mungkin untuk membentuk
Beton
pembatas pada suatu trotoar bagian dalam, dan dapat juga digunakan sebagai
median baik untuk jembatan maupun jalan raya .
12 Pekerjaan Sub Grade Persiapan tanah dasar berada pada lapis timbunan terakhir atau pada galian.
(Persiapan Tanah Dasar) Tanah dasar merupakan bagian pekerjaan yang disiapkan untuk lapis pondasi
(bisa pondasi bawah, sub base). Sub grade harus selebar badan jalan termasuk
bahu jalan.
Permukaan tanah dasar harus dipadatkan hingga 100%, sedangkan untuk yang
berada pada timbunan dengan elevasi kurang dari 20 cm, pemadatannya sampai
95%.
• Marking tiap 50 m di centerline rencana jalan dan harus di cek posisinya secara
periodik.
• Ditches, drains dan outlet untuk drainase disisi kiri dan kanan sepanjang
konstruksi subgrade harus dibuat dan dijaga untuk melindungi tanah dasar dari
kerusakan karena air permukaan/hujan.
13 Pekerjaan Sub Base Course Didalam konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement), lapisan sub base bisa
(Lapis Pondasi Bawah) hanya ada satu bisa ada dua lapis, untuk yang menggunakan dua lapis bisa
disebut dengan Lapis Agregat Base A dan Lapis Agregat Base B.
• Pada permukaan subgrade yang telah siap, dipasang patok batas subbase,
berpedoman dari patok As.
• Material yang telah disiapkan untuk lapisan sub base, diangkut dengan Dump
Truck dan ditumpahkan sepanjang jalan.
• Satu tumpahan Dump Truck mewakili daerah seluas yang diperhitungkan. Bila
material untuk perkerasan bahu jalan tidak sama dengan material subbase,
maka material bahu jalan di drop lebih dahulu.
• Matetrial sub base yang telah diratakan dengan Motor Grader, diperiksa
ketinggiannya/kerataannya (bila ada yang kurang atau lebih dapat diselesaikan
dengan tenaga orang). Segera diikuti dengan pekerjaan pemadatan dengan
Vibro Roller.
Cement Treated Base (CTB), bahan campuran yang terdiri dari aggregat halus
dan kasar, semen dan air. Kadar air yang digunakan sangat minim sehingga
menghasilkan beton dengan slump nol.
CTB ini walaupun wujudnya adalah beton, bukan merupakan perkerasan kaku
(rigid pavement), tetapi merupakan mengembangan dari soil cement, yang
biasanya digunakan untuk sub base atau base pada jalan flexible pavement.
Penggunaan CTB sebagai sub base atau base course, mempunyai kelebihan-
kelebihan dibandingkan dengan aggregat biasa, maupun struktur beton biasa.
Soil Cement, pada umumnya bahan yang banyak digunakan untuk lapisan
subbase atau base pada struktur jalan, adalah aggregate. Tetapi pada daerah
tertentu dimana aggregate sulit diperoleh atau terpaksa harus didatangkan dari
tempat lain yang jauh, sehingga perlu biaya yang sangat mahal, maka perlu dicari
bahan alternatif yang lain. Salah satu alternatif yang sering dipilih untuk digunakan
sebagai bahan lapisan subbase maupun base adalah “Soil Cement “.
14 Pekerjaan Base Course (Lapis Pekerjaan lapisan base ini dilaksanakan berdasarkan data yang diperoleh dari
Pondasi) percobaan penghamparan dan pemadatan. Dengan data yang diperoleh dalam
proses percobaan pemadatan yang telah ditetapkan sebagai pedoman, maka
proses penghamparan untuk lapisan base ini, dilaksanakan sama dengan proses
pemadatan pada percobaan.
Jenis perkerasan yang digunakan untuk lapis base ini biasanya berupa campuran
beraspal (Asphalt Treated Base, ATB). Jenis ini menggunakan sistem campuran
panas (hot mix). Untuk mendukung sistem pengerjaannya, harus disediakan alat
komunikasi antara tempat penghamparan hot mix dengan AMP (HT, radio dan
lain-lain), hal ini adalah untuk memastikan sistem kontrol pada suhu campuran,
jangan sampai terjadi proses menunggu, sehingga menyebabkan suhu campuran
akan turun dan suhu pemadatan dibawah yang disyaratkan dalam spesifikasi.
Penghamparan hot mix, tidak boleh dilakukan pada waktu hujan, karena akan
mengurangi mutu dari campuran beraspal yang dihasilkan.
15 Pekerjaan Surface Course Material surface dibuat dari aspal beton, hanya ukuran aggregatenya lebih halus
(Lapis Pemukaan) dan voidnya lebih kecil karena berfungsi sebagai lapisan kedap air juga. Lapis
permukaan ini bisa hanya terdiri dari satu lapis atau dua lapis. Untuk dua lapis,
lapis yang bawah biasa disebut dengan Binder Course (AC-BC) dan untuk lapis
yang paling atas biasa disebut dengan Wearing Course (AC-WC).
16 Pekerjaan Tes Sampling Test terhadap sampel hotmix hasil pekerjaan, dilakukan baik di AMP maupun
yang telah dipadatkan dilapangan. Di unit AMP setiap hari produksi, selalu diambil
sampelnya untuk ditest dilaboratorium.
Dilapangan, hotmix yang telah dipadatkan juga ditest dengan cara diambil
sampelnya menggunakan core drill, untuk setiap jarak 50 meter atau ditetapkan
dalam persyaratan. Sampel yang diambil, ditest kepadatannya dan juga lainnya
sesuai persyaratan. Biasanya sampel core drill juga diukur ketebalannya dari
lapisan yang diambil.
17 Pekerjaan Bahu Ditepi jalan (bahu jalan), biasanya juga dipadatkan dengan lapisan subbase.
• Tumpukan material untuk bahu jalan ditebar dan diratakan dengan Motor
Grader dengan cara menyerongkan bladenya/pisaunya. Kemudian diikuti
dengan pemadatan menggunakan Mini Vibro Roller.
18 Pekerjaan Marka Untuk pekerjaan yang kecil, marking (dengan cat) dapat dikerjakan tenaga orang
dengan cara menggunakan mal dari lembaran karet atau karton.
Untuk pekerjaan marking (marka) yang cukup banyak, biasanya digunakan alat
yang dipasang pada mobil. Untuk mengoperasilkan alat ini, perlu guide line yang
dikuti oleh mobil. Alat tersebut dapat disetel untuk membuat marka jalan yang
putus-putus maupun yang menerus,
Dengan sistem Kontraktor Utama maka harga konstruksi bersifat lump sump, tidak
terikat pada Daftar Volume (Bill of Quantity – BOQ) melainkan ‘yang tertera /
tercantum’ di dalam Dokumen Perencanaan (Gambar dan Spesifikasi). Adanya
selisih antara jumlah volume dan kedua dokumen di atas menjadi tanggung jawab
internal pelaksana pekerjaan untuk mengendalikan biaya tambahan yang
ditimbulkannya.
• Eskalasi harga beberapa butir pekerjaan tertentu seperti pekerjaan beton yang
dikaitkan dengan fluktuasi harga besi dan semen
• Pekerjaan tertentu yang volumenya dinyatakan sebagai (profesional) oleh
pertimbangan khusus. Misal pekerjaan pondasi yang sangat tergantung kondisi
tanah, sebenarnya bukan berdasarkan hasil tes random semata
• Peningkatan biaya Overhead Pelaksana Pekerjaan (di dalam Bill dari Bill of
Quantity) untuk menutupi perpanjangan waktu pelaksanaan yang disebabkan
pekerjaan tambah kurang
• Beberapa faktor lain yang tentunya terdapat dalam dokumen kontrak / rencana
kerja dan syarat - syarat (RKS) seperti masalah ‘force major’ yang tak terduga /
darurat.
Pengendalian tambahan biaya oleh faktor pada butir 1) (eskalasi harga) biasanya
cukup mengacu pada aturan pemerintah yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan
tentang eskalasi harga bagi proyek - proyek pemerintah. Pengendalian tambahan
biaya oleh faktor yang dilakukan melalui proses ‘negosiasi’ antara Pemberi Tugas
dan Pelaksana Pekerjaan yang bersangkutan dengan mengacu Rencana Kerja dan
Syarat - Syarat (RKS) dalam dokumen kontrak.
b. Pengendalian Mutu
a) Program dan prosedur test dan inspeksi tersedia dan disusun dengan baik
b) Adanya personil untuk tugas tersebut yang berkualitas dan berpengalaman
cukup
c) Identifikasi dari seluruh aktivitas dan karakteristik yang akan diinspeksi
d) Penyusunan standar penerimaan dan kriteria penolakan sesuai spesifikasi
teknis
e) Uraian rinci mengenai metode inspeksi atau test yang harus dilaksanakan
f) Persyaratan kondisi peralatan ukur dan persyaratan lingkungan yang khusus
(kalibrasi alat, macam - macam kondisi, kondisi temperatur / tekanan udara
dan sebagainya)
g) Pelaksanaan tindak lanjut atas keputusan mengenai modifikasi, perbaikan
dan penggantian item barang / komponen sesuai hasil inspeksi dan pengujian.
mempertimbangkan faktor waktu dan biaya. Dari sini terlihat benturan kepentingan
antara Konsultan Supervisi Konstruksi, Kontraktor dan sub - subnya.
Misal suatu hasil pengecoran beton yang terbukti keropos (honey comb) tidak
selalu harus langsung dibongkar dan dibangun kembali melainkan dicoba alternatif
lain yang tidak meminta tambahan waktu misalnya dengan injeksi (grouting) bahan
plasticizer tetapi hasilnya harus diuji kembali.
c. Pengendalian Waktu
a) Pemberi Tugas,
b) Konsultan Supervisi,
c) Konsultan Menejemen Konstruksi,
d) Pelaksana Pekerjaan,
e) Pihak Lain yang ada sangkut pautnya dengan pelaksanaan pekerjaan.
Keputusan dalam rapat lapangan dituangkan / dicatat dalam berita acara / risalah rapat
lapangan yang disusun oleh Konsultan Menejemen Konstruksi. Keputusan ini sifatnya
mengikat dan dalam waktu 2 (dua) hari setelah rapat lapangan dimaksud harus sudah
disampaikan kepada semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan yaitu,
a) Pemberi Tugas,
b) Konsultan Perencana / Pengawas,
c) Pelaksana Pekerjaan,
d) Pihak Lain yang ada sangkut pautnya dengan pelaksanaan pekerjaan.
a) Rapat Menejemen
b) Rapat Teknis.
a) Pemberi Tugas.
b) Konsultan Pengawas.
c) Pelaksana (Kontraktor).
d) Supplier / pihak terkait yang dapat memberikan penyelesaian yang dibutuhkan.
3.9.4.8. Administrasi
administrasi teknis akan diselenggarakan dengan baik dan tertib sesuai dengan
ketentuan didalam dokumen kontrak.
BAGAN ALIR
PENGAJUAN PEMBAYARAN OLEH
KONTRAKTOR
Pengukuran kuantitas dilakukan sesuai spesifikasi terhadap setiap pekerjaan yang telah
selesai dikerjakan dengan telah memenuhi standar kualitas yang ditentukan untuk
diberikan pembayaran.
Kontraktor harus menyiapkan tambahan informasi yang diperlukan antara lain titik-titik
referensi untuk membantu “staking out” berupa bench mark dan sebagainya. Penentuan
titik-titik tersebut akan diawasi dan dicek dengan teliti.
Dalam hal pembayaran yang diberikan secara berangsur, maka survey terhadap
pekerjaan yang telah diselesaikan akan dilakukan oleh Kontraktor dibawah pengawasan
tim supervisi.
a) Pada saat menetapkan lokasi pendirian unit produksi campuran beraspal (AMP) dan
unit produksi batu (stone crusher) harus telah melaksanakan studi kelayakan
AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan), UKL (Upaya Kelola Lingkungan),
dan UPL (Upaya Penataan Lingkungan), dan telah disetujui oleh instansi yang
berwenang.
b) Selama proses produksi polusi udara dan kebisingan yang terjadi harus berada di
bawah ambang batas yang disyaratkan. Polusi udara dapat di cegah dengan
mengoperasikan pengumpul debu (dust collector) sesuai persyaratan. Limbah dari
pengumpul debu jenis basah (wet scrubber dust collector) harus ditampung dalam
kolam penampungan.
c) Limbah - limbah lain yang berbahaya harus ditempatkan pada lokasi yang aman
sedemikian rupa sehingga tidak mencemari lingkungan.
d) Pada saat pekerjaan selesai dan lokasi kerja akan ditutup, maka daerah bekas
lokasi kerja tersebut harus dikembalikan ke fungsinya semula, seperti misalnya
kembali menjadi daerah tegalan.
Adapun dokumen - dokumen yang harus ada pada saat serah terima pekerjaan
sementara antara lain adalah seperti tertera pada Tabel pada halaman berikut.
Tabel 3.2 : Kelengkapan Dokumen Administrasi yang Harus Ada pada Saat PHO
NO. URAIAN
DASAR HUKUM PEMERIKSAAN
1. Berita Acara Serah Terima Sementara (PHO)
I
2. Surat Perjanjian Pemborongan dan Lampiran
3. Contract of Change (CCO) jika ada
NO. URAIAN
4. Addendum jika ada
5. Surat Penugasan Direksi Pihak Konsultan kepada Site Engineer dalam hal PHO
4. Jamsostek
III
5. Jaminan Uang Muka
6. Sertifikat :
- MC
- Laporan Quantity Control
- Laporan Quality Control
DOKUMEN PELENGKAP
1. Struktur Organisasi Kontraktor Masa Pelaksanaan
2. Laporan Harian dan Mingguan
3. Laporan Mingguan, Bulanan, dan Triwulan
IV
4. Laporan Teknis
5. Laporan Pengujian Mutu
6. Jadwal Rencana Kerja (S-Curve)
7. Foto Dokumentasi (0%, 50%, 100%)
BAB 4
PENUGASAN PERSONIL
Pada pekerjaan ini personil yang dibutuhkan adalah seperti tertera dalam tabel berikut
ini :
TIM I
Kualifikasi
Jumlah Orang
No Posisi
Tenaga Bulan
Pendidikan Keahlian Pengalaman
Tenaga Ahli
Ahli Madya
S1 - Teknik Pengawasan
1 Site Engineer 4 Thn 1 12
Sipil Jalan dan
Jembatan
Ahli Madya
S1 - Teknik Pengawasan
2 Quality Engineer 3 Thn 1 11
Sipil Jalan dan
Jembatan
Teknisi
3 S1 / STM - 0 / 3 Thn 2 13
Laboratorium
Staff Pendukung
Operator
1 - - - 1 12
Komputer
Adapun tugas dan tanggung jawabnya untuk masing-masing posisi adalah sebagai
berikut :
Site Engineer disyaratkan seorang sarjana S1 yang telah lulus dari suatu
perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang telah disamakan atau
perguruan tinggi internasional yang diakui, untuk perguruan tinggi swasta yang belum
disamakan, harus telah lulus ujian Negara. Site Engineer disyaratkan berpengalaman
dalam melaksanakan pekerjaan selama 4 (empat) tahun. Diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Sebagai
ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegitan
anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.
Tugas-tugas Site Engineer akan meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal
yang tersebut di bawah ini :
10. Membuat perhitungan dan sketsa-sketsa yang benar untuk bahan Satker
P2JN Maluku pada setiap lokasi akan memerintah kanperubahan pekerjaan.
12. Memeriksa dengan teliti / seksama setiap gambar-gambar kerja dan analisa /
perhitungan-perhitungan konstruksinya dan kuantitasnya, yang dibuat oleh
kontraktor sebelum pelaksanaan.
Tugas dan kewajiban inspector adalah mencakup, tetapi tidak terbatas hal-hal
sebagai berikut :
Tugas dan kewajiban Surveyor adalah mencakup, tetapi tidak terbatas hal-hal
sebagai berikut :
TIM I
No Posisi Nama
Penugasan personil untuk Pekerjaan ini berpedoman pada Kerangka Acuan Kerja
(K.A.K.) dengan jumlah personil yang telah ditetapkan. Rincian mengenai waktu
penugasan personil konsultan dapat dilihat pada Bar Chart berikut :
BAB 5
RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Umum
Program kerja atau rencana kerja disusun berdasarkan ruang lingkup pekerjaan
serta batasan waktu penyelesaian untuk setiap tahap pekerjaan yang ditentukan dalam
Dokumen Lelang dan Adendumnya. Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini
diperkirakan 12 bulan kalender tahun anggaran 2018 untuk Teknis Pelaksanaan
konsultan akan menyelesaikan setiap tahapan pekerjaan untuk setiap pekerjaan baik
rencana maupun Pelaksanaannya dalam Paket ini.
Sebagai tindak lanjut dari Metodologi yang telah dikembangkan dalam bab
sebelumnya, maka Konsultan menganggap perlu untuk membuat suatu Jadwal
Pelaksanaan Pekerjaan yang disusun sesuai dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan
dengan memperhatikan faktor-faktor sumber daya manusia dan batasan waktu yang
tersedia, serta sajian maksimal yang diharapkan semua aktivitas-aktivitas selama
pelaksanaan pekerjaan dapat terkontrol dengan baik sehingga pelaksanaan dapat
dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu. Seperti yang ada pada Tabel 5.1
Bulan Ke -
NO URAIAN KEGIATAN BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5 BULAN 6 BULAN 7 BULAN 8 BULAN 9 BULAN 10 BULAN 11 BULAN 12 Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
I PEKERJAAN PENGAWASAN
1 PERSIAPAN
Mobilisasi
Rapat Pra-Konstruksi
Review Design
2 PELAKSANAAN KEGIATAN
Pengendalian Pelaksanaan Lapangan
Pengendalian Mutu
Monitoring Kemajuan Pekerjaan
Rapat Lapangan & Rapat Koordinasi
Pengukuran Kuantitas dan Pembayaran
Perintah Perubahan (CCO & Addendum)
Sertifikasi Pembayaran Bulanan (MC)
Pengaturan Lalu-lintas
Pengelolaan Aspek Lingkungan
Memeriksa As-built Drawings
Serah Terima Pekerjaan Sementara (PHO)
Menyusun Program Pemeliharaan
II PELAPORAN
1 Laporan RMK
2 Laporan Pendahuluan + Foto (7 x paket)
3 Laporan Bulanan (7 x 4 x paket)
4 Laporan Teknis (7 x paket) + CD
5 Laporan Pengujian Mutu (7 x paket) + CD
6 Laporan Akhir (7 x paket)
BAB 6
PERALATAN DAN FASILITAS PENDUKUNG
Barang-barang yang akan disediakan oleh penyedia jasa dengan cara sewa :
Sewa Kantor
Sewa Mess
Sewa Genset
Sewa Komputer
Sewa Printer
Sewa Laptop
Sewa Kendaraan Roda 4
Sewa Kendaraan Roda 2
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A. PERALATAN KANTOR
1 Sewa Genset 1 Unit 12 bln
2 Sewa Komputer + Printer A4 & A3 1 Unit 12 bln
3 Sewa Laptop + Printer 1 Unit 12 bln
4 Alat Tulis Kantor Bln 12 bln
5 Alat Safety K3 Ls 12 bln
6 Komunikasi Kantor Bln 12 bln
B. FASILITAS KANTOR
1 Sewa Kantor 1 Unit 12 bln
2 Sewa Rumah Tenaga Ahli 1 Unit 12 bln
3 Sewa Kamar Sub Tenaga Ahli 1 Unit 12 bln
4 Sewa Mobil 1 Unit 12 bln
1 Unit 12 bln
1 Unit 12 bln
1 Unit 7 bln
1 Unit 7 bln
5 Sewa Motor
1 Unit 7 bln
1 Unit 6 bln
1 Unit 7 bln
1 Unit 11 bln
BAB 6
KOMPOSISI PENUGASAN PERSONIL
TA
Lingkup Posisi Yang Org
No Nama Perusahaan Lokal Uraian Pekerjaan
Keahlian Diusulkan Bln
/Asing
1 Syamsi, ST PT. Nusvey Lokal Teknik Sipil Ketua Tim (Site • Mengawasi dan meneliti ketepatan dari semua 12.00
JO PT. Engineer) pengukuran / rekayasa lapangan yang
Cipta Strada dilakukan Kontraktor sehingga dapat
memudahkan Pejabat Pembuat Komitmen
mengambil keputusan-keputusan yang
diperlukan, termasuk untuk pekerjaan
pengembalian kondisi dan pekerjaan minor
mendahului pekerjaan utama serta rekayasa
terperinci lainnya.
• Melakukan pengawasan secara teratur dan
memeriksa pekerjaan pada semua lokasi di
lapangan dimana pekerjaan konstruksi
sedang dilaksanakan serta memberi
penjelasan tertulis kepada Kontrak tor
mengenai apa yang sebenarnya dituntut
dalam pekerjaan tersebut, bila dalam kontrak
hanya dinyatakan secara umum.
• Mengupayakan bahwa kontraktor memahami
dokumen Kontrak secara benar,
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan
spesifikasi serta gambar-gambar, dan
kontraktor menerapkan teknik pelaksanaan
konstruksi yang tepat / cocok dengan keadaan
lapangan untuk berbagai macam kegiatan
3 To be Name PT. Nusvey Lokal Teknik Sipil Inspector – 1 • Bertanggung jawab kepada Site Engineer untuk 12.00
To be Name JO PT. Inspector – 2 mengawasi kualitas daripada konstruksi dan 12.00
Cipta Strada memantau pekerjaan dilaksnakan sesuai
To be Name Inspector – 3 dengan dokumen kontrak, spesifikasi, gambar- 7.00
gambar kerja yang disyahkan oleh Site
Engineer.
• Mengawasi semua pengambilan contoh
material dan pengadaan transportasi ke
laboratorium untuk dites, setelah dites inspector
harus menginformasikan kepada kontraktor
4 To be Name PT. Nusvey Lokal Teknik Sipil Surveyor – 1 • Bertanggung jawab terhadap semua 7.00
To be Name JO PT. Surveyor – 2 pengukuran kuantitas dan pekerjaan sementara 7.00
Cipta Strada serta membuat catatan untuk semua
pengukuran, perhitungan kuantitas dan
sertifikasi pembayaran untuk memastikan
kontraktor dibayar sesuai dengan kontrak.
Mengawasi survey teknik lapangan yang
dilakukan kontraktor untuk memastikan
pengukuran dengan akurat telah mewakili
kuantitas untuk pembayaran akhir (final).
• Membantu dan berhubungan dengan tim
supervise dalam semua hal yang berhubungan
dengan pengukuan kuantitas.
• Meneyelesaikan atau memeriksa perhitungan
kuantitas kontraktor.
5 To Be Name PT. Nusvey Lokal Teknik Sipil Lab. Teknisi – 1 • Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi deari 6.00
To Be Name JO PT. Lab. Teknisi – 2 Quality Engineer.Melakukan pengawasan dan 7.00
Cipta Strada pemantauan ketat atas pengaturan personil dan
peralatan laboratorium kontraktor, agar
pelaksanaan pekerjaan selalu didukung
tersedianya tenaga dan peralatan dan
pengendalian mutu sesuai dengan persyaratan
dalam dokuman kontrak
• Melakukan pengawasan setiap hari semua
kegiatan pemeriksaan mutu bahan dan
pekerjaan, serta memberikan laporan kepada
Quality Engineer setiap permasalahan yang
timbul sehubungan dengan pengendalian mutu
bahan dan pekerjaaan.
• Melakukan analisis semua hasil test, termasuk
6 To Be Name PT. Nusvey Lokal - Operator Komputer Bertanggung jawab kepada Ketua Tim di dalam 12.00
JO PT. surat menyurat pekerjaan dan pengelolaan
Cipta Strada operasional komputer.
(PRA-RK3K)
1. KEBIJAKAN K3
Komitmen K3 dari Konsultan adalah berupaya secara berkesinambungan dalam menjaga dan memelihara
kondisi kerja agar senantiasa selamat dalam bekerja dan terhindar dari resiko kecelakaan kerja.
Konsultan akan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam
melaksanakan kegiatan konstruksi, antara lain :
1. Konsultan akan bertanggung jawab penuh untuk semua pelaksanaan K3 dengan persyaratan K3 untuk
aktifitas konstruksi dan/atau pemeliharaan.
2. Konsultan bertanggung jawab untuk menunjukkan kinerjanya dengan berlaku aman dan baik sesuai
persyaratan K3 dalam kegiatan konstruksi.
3. Konsultan akan melakukan usaha-usaha sistematis untuk meningkatkan keselamatan kerja.
PRA RK3K - 1
2. PERENCANAAN
NO. JENIS/TYPE IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA RATING RATING DAMPAK Eksposure Tingkat
PENGENDALIAN RISIKO K3
PEKERJAAN & RISIKO K3 PROBABILITAS KEPARAHAN Resiko Resiko
1. Mobilisasi & 1) Kecelakaan dan K R 4 Risiko 1) Menyediakan kantor
Demobilisasi gangguan kesehatan Rendah lapangan dan tempat
tenaga kerja akibat tinggal pekerja yang
tempat kerja kurang memenuhi syarat,
memenuhi syarat, 2) Menyediakan lahan,
Risiko
2) Kecelakaan dan K R 4 gudang dan bengkel
Rendah
gangguan kesehatan yang memenuhi syarat,
pekerja akibat
penyimpanan peralatan
kurang memenuhi
syarat,
PRA RK3K - 2
3. Tempat Pekerja Terjangkit Penyakit K S 6 Risiko 1) Lokasi tempat bekerja
Moderat harus memenuhi standar
(Ruang Kerja)
kesehatan memiliki MCK
2) Tersedianya kebutuhan
air yang bersih / sehat
3) Lokasi cukup memadai
untuk ditempati
sejumlah personil
(pekerja) dan cukup
terhindar dari lokasi
tempat berkembangnya
bibit penyakit
(pembuangan
sampah/lokasi yang
tergenang
PRA RK3K - 3
Keterangan : Rating Probabilitas Vs Rating Dampak Keparahan
RATING DAMPAK/KEPARAHAN
Ringan
Ringan Sedang Berat Sangat Berat
RATING PROBABILITAS Sekali
RS R S B SB
1 2 3 4 5
Sangat Besar SB 5 M M T T T
Besar B 4 R M M T T
Sedang S 3 R M M T T
Kecil K 2 R R M M T
Sangat Kecil SK 1 R R R R M
PRA RK3K - 4
2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi dalam
melaksanakan paket pekerjaan ini adalah :
a. UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
c. Peraturan Menteri PU No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU.
d. Undang-undang No. 14 tahun 1969, tentang Perlindungan terhadap Tenaga Kerja dan Pembinaan
Norma Keselamatan Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 01/Men/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada Konstruksi Bangunan.
f. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja No. Kep.174/Men/1986 dan Menteri Pekerjaan Umum
No. Kep/104/Men/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Kegiatan Konstruksi
Bangunan.
g. Kepmenker No.Kep.75/Men/2002
2. Program K3
a. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya
b. Pemeliharaan kantor secara periodik dan memisahkan tempat untuk peralatan survey dll.
c. Tersedianya alat pemadam kebakaran, tersedianya saluran air yang cukup dengan tekanan besar
dan pelatihan bagi sebagian tenaga kerja dalam menggunakan peralatan pemadam kebakaran.
PRA RK3K - 5
3. Organisasi K3
PENANGGUNG JAWAB K3
(Team Leader)
PRA RK3K - 6
STRUKTUR ORGANISASI
BAB 9
BAB 9
STRUKTUR ORGANISASI
Agar mekanisme dari Pekerjaan ini dapat berjalan dengan baik, serta pembagian
tugas dan koordinasi antar personil menjadi jelas, maka dibuat Struktur Organisasi
Pelaksanaan Pekerjaan seperti pada Gambar 9.1 dan Gambar 9.2.
SITE ENGINEER
Syamsi, ST
QUALITY ENGINEER
KM Akhiruddin Hakim, ST
PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN
MANAJEMEN
KOORDINASI SITE ENGINEER KOORDINASI PROJECT OFFICER
PT. NUSVEYJO PT. CIPTA
(PO)
STRADA
Syamsi, ST
QUALITY ENGINEER
KM Akhiruddin Hakim, ST