Pendekatan dipahami sebagai suatu cara pandang dalam memahami suatu hal yang
kemudian akan melandasi metode bagaimana sesuatu tersebut dipahami. Dalam konteks
pengelolaan kegiatan pendekatan lebih dipahami kepada pola fikir yang digunakan oleh
pengelola terhadap kegiatan yang dipercayakan penyelesaiannya kepada pengelola tersebut.
Pola pikir yang dimaksud disini lebih mengarah kepada cara yang digunakan untuk
mengelola sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan keseluruhan rangkaian kegiatan
sehingga menghasilkan produk atau keluaran kegiatan sebagaiman yang telah ditentukan.
Terkait dengan pemahaman ini, maka jenis pendekatan yang berkembang sifatnya lebih
kepada pola yang sistematis dengan langkah-langkah yang jelas pada setiap tahapan.
Pendekatan dengan pola yang lebih sistematis yang dapat digunakan dalam dan
langkah-langkah yang jelas pada setiap tahapan adalah :
Maksud dari pengawasan teknis adalah agar Konsultan Pengawas dapat memberikan
bimbingan, arahan dan petunjuk teknis maupun non teknis serta pengendalian teknis
terkait lainnya dilapangan pada pekerjaan yang akan dan sedang dilaksanakan oleh
penyedia jasa/rekanan.
Tujuannya adalah agar mutu hasil pekerjaan dapat lebih baik sesuai dengan
diharapkan dan pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu, tepat mutu dan
tepat biaya.
Target/sasaran yang hendak dicapai adalah mutu hasil pekerjaan yang lebih baik dan
umur kemampuan pelayanan hasil pekerjaan dapat lebih lama.
sesuatu tersebut dipahami. Umum kebiasaan yang sudah baku dan sudah menjadi milik
khalayak , umum mengacu pada hal-hal yang sudah terbiasa terjadi dalam masyarakat ,
atau adapun yang menyatakan bahwa umum adalah kerakyatan , yang artinya orang
kebanyakan , kata umum juga berarti lumrah. umum juga berarti untuk orang kebanyakan
atau bertujuan untuk masyarakat. Jadi, Pendekatan Umum yaitu suatu cara pandang dalam
memahami suatu hal yang berlaku bagi semua bidang, mengacu kepada hal-hal yang sering
terjadi dan bertujuan untuk masyarakat.
Untuk mencapai sasaran dan target, diperlukan Pendekatan dan Metodologi yang
tepat berdasarkan konsep pengawasan pada lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan dalam
upaya mencapai sasaran kegiatan pembangunan di setiap bidang. Sebagai Konsultan, kami
berfikir bahwa untuk mencapai sasaran kegiatan yang tepat diperlukan hubungan timbal
balik diantara para pelaku pembangunan dengan konsultan, hubungan timbal balik yang
dapat dilakukan meliputi :
a. Empowerman, yaitu hubungan memberdayakan kerjasama positif antara konsultan
dengan kontraktor atau pelaksana kegiatan melalui pengembangan bersinergi yang
hasilnya dapat dipertanggung jawabkan baik kualitas maupun kuantitas agar bisa
depergunakan oleh pemanfaat dengan baik.
b. Adanya kewenangan organisasi yang dikembangkan. Dengan adanya kewenangan,
kegiatan yang dilaksanakan dapat membentuk Desentralisasi dan transparan dalam
memberikan kewenangan dan tanggung jawab.
c. Simplikasi, yaitu makna realitas sangat tergantung pada bagaimana kita memaknainya,
pola pikir yang kita terapkan untuk memahami sesuatu. Hubungan ini bentuk pekerjaan
maupun pengarahan harus disederhanakan.
d. Identifikasi dan mengerti ruang lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan nantinya
sebelum memutuskan metode pelaksanaan yang diperlukan. Identifikasi ini penting,
karena kegiatan yang mencari, menemukan, mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan,
mencatat data dan informasi dari kebutuhan lapangan. Secara intensitas kebutuhan
dapat dikategorikan (dua) macam yakni kebutuhan terasa yang sifatnya mendesak dan
kebutuhan terduga yang sifatnya tidak mendesak.
e. Umumnya Prosedur dan Dokumen Kontrak yang dilaksanakan adalah produk standar,
ketika situasi dan kondisi nyata yang terjadi dilapangan atau lokasi pekerjaan perlu
diperhatikan dan diperhitungkan munculnya masalah yang tidak dipridiksi sebelumnya.
Agar masalah-masalah atau hambatan yang tidak diperhitungkan sebelumnya dapat
diminimalisasir atau dihindari sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan
schedulle sehingga over cost terhadap pekerjaan tidakn terjadi.
f. Pada masa pelaksanaan kegiatan, khususnya kegiatan pengawasan jalan, data yang
dikumpulkan pada saat survey belumlah cukup untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan
yang ada lapangan, sehingga pada saat pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan revisi,
penyesuaian dan reviw terhadap rencana awal (review design) beserta metoda-metoda
penyelesaian yang diperlukan untuk menjawab kebutuhan dan setiap persoalan yang
terjadi dilapangan.
g. Pada pekerjaan Pengawasan Pemeliharaan Jalan, perlu diperhatikan aliran air dan
perubahan debit air secara langsung, tidak hanya mempercayai informasi dari penduduk
setempat. Harus punya rencana relokasi jika masalah ini muncul, yang biasanya dapat
menghambat kemajuan pekerjaan karena tidak jelas tanah yang perlu dibebaskan.
h. Sistem drainase adalah faktor yang sangat penting pada daya tahan jalan sehingga hal
ini harus dipelajari secara teliti dan fasilitas drainase yang cukup harus dipersiapkan.
Fasilitas drainase jalan yang berfungsi untuk membuang air berlebih pada permukaan
suatu jalan, umumnya perlu mendapatkan perawatan dan pemeliharaan rutin agar dapat
tetap berfungsi secara optimal.
i. Tugas dan tanggung jawab setiap personil perlu ditegaskan Dalam pekerjaan pengawasan
teknis, mulai dari level engineer sampai dengan Sub Personal Staff, suatu bagan alir
untuk setiap permasalahan dimana dicantumkan tugas dari masing-masing personil. Hal
ini diperlukan agar setiap personil mengetahui dengan jelas posisi dan tanggung jawab
masing dalam sebuah team work. Apabila pembagian tugas dan tanggung jawab berjalan
dengan baik, Informasi serta instruksi dapat segera disampaikan kepada personil yang
bersangkutan dan akan berjalaan sesuai dengan standar yang ada.
j. Supervise Team, untuk Ruas jalan di daerah-daerah yang agak sulit diakses melalui alat
komunikasi dan transportasi, akan berpengaruh kepada tertundanya informasi terhadap
pekerjaan sehingga dapat menyebabkan salah pengertian antara sesama personil
maupun pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan yang akan berdampak kepada
kelancaran pekerjaan dilapangan. Untuk itu pentingnya supervise team agar dapat
memberikan petunjuk dan advise serta prosedur kerja yang jelas terhadap pelaksanaan
pekerjaan kepada kontraktor maupun kepada pihak-pihak lain yang terkait dalam
pelaksanaaan pekerjaan tersebut,agar sasaran yang dimaksud dalam Dokumen kontrak
yang diepakati dapat dicapai dengan baik.
k. Adanya Standarisasi dalam system pelaporan. Standarisasi dalam system pelaporan yang
baik akan dilaksanakan oleh supervise team mengingat pelaporan mempunyai andil yang
untuk mendukung keberhasilan sebuah pekerjaan, pelaporan yang memuat data yang
akurat dan jelas serta menjelaskan permasalahan-permasalahan yang ada dilapangan
akan sangat membantu dalam penyelesaian sebuah masalah. Dengan system pelaporan
yang baik, supervise, monitoring dan evaluasi terhadap sebuah pekerjaan juga dapat
dilaksanakan dengan tepat.
Hal penting lainnya adalah menetapkan tujuan yang harus ditetapkan untuk setiap
lingkup pekerjaan yang dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa:
Pengawasan secara umum adalah penjelasan metodologi kerja Tim Konsultan dan
Bagan Alir Pekerjaan Pengawasan yang kami tuangkan dalam skema berikut :
Persiapan Personil
Persiapan Peralatan
Surat Menyurat
Personil
Mobilisasi
Peralatan
PCM
Justifikasi
Ya
Tidak
Perubahan
Pengawasan dan Pekerjaan (CCO)
Pengendalian
Waktu
Mutu Kuantitas
Laporan
Finish Bulanan
Triwulan
Akhir
Secara garis besar uraian teknis pengawasan pada skema diatas akan dilaksanakan
konsultan pengawas adalah sebagai berikut:
B. Masa Konstruksi
Masa Konstruksi adalah suatu tahapan kegiatan pembangunan fisik dari rencana
proyek yang akan dilaksanakan. Pada tahap ini kegiata pembangunan yang akan
dilaksanakan sangat tergantung pada rencana kegiatan yang akan dilaksanakan. Secara
jelas kegiatan pada masa Konstruksi ini adalah:
1. Mengawasi jalannya program pelaksanaan konstruksi fisik yang meliputi program
pengendalian sumber daya, pengendalian waktu, Pengendalian sasaran fisik
(kuantitas, kualitas) hasil konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan dan
pengendalian tertib administrasi. Melakukan pengawasan yang terdiri dari :
2. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan
dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan. Yaitu :
- Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metoda pelaksanaan, waktu dan
biaya pekerjaan konstrusi.
- Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan
laju pencapaian volume/realisasi fisik. Melakukan control terhadap volume
terlaksana dan mencatat serta mengendalikan proses pekerjaan tambah dan
kurang yang timbul.
- Mengumpulkan data dan informasi dilapangan untuk mencari solusi persoalan
yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.
C. Pasca Konstrusi
Kegiatan pada masa Pasca Konstruksi adalah :
1. Menyusun laporan akhir pekerjaan pengawasan teknis mengenai pelaksanaan
fisik.
2. Membuat laporan Final Quantity dan As Built Drawing
3. Memebuat persiapan data dan dokumen serah terima.
Tahap-tahap yang umum ditempuh di dalam suatu investasi property adalah tahap studi
kelayakan (feasibility study), tahap preliminary design, tahap detailed design, tahap
construction dan tahap operation and maintenance. Dari tahapan di atas tahap construction
adalah tahap yang paling banyak menyerap dana. Kebutuhan dana terhadap tahap-tahap
investasi digambarkan dalam bentuk grafik di bawah ini.
Memperhatikan bahwa tahap pelaksanaan (construction) adalah tahap yang paling banyak
menyerap dana, maka diperlukan kontrol yang ketat pada tahap tersebut. Untuk
melaksanakan kontrol tersebut, Pemilik Proyek dalam hal ini Dinas Perumahan Rakyat Dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Indragiri Hilir, akan menunjuk Konsultan Pengawas yang
profesional dalam bidang Pekerjaan Pengawasan Teknis Pemeliharaan Jalan Ruas Kotabaru
Sanglar dan Sanglar Pulau Kijang khususnya untuk menjalankan fungsi kontrol tersebut.
CV. Riau Jaya Abadi sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa Konsultan
Pengawasan didalam melaksanakan pekerjaan ada 5 prinsip pengendalian (manajemen
proyek), yaitu :
1. Manajemen biaya : Bertujuan biaya proyek seoptimal mungkin dan tetap
berada di bawah pagu anggaran yang tersedia, dan agar
jadwal / cash flow anggaran berjalan sesuai rencana.
2. Manajemen waktu : dengan maksud agar waktu pelaksanaan proyek
sesingkat mungkin atau tepat waktu/jadual sehingga
biaya efisien, bangunan dapat segera dioperasikan dan
pada akhirnya keuntungan dapat segera diperoleh.
3. Manajemen mutu : dengan sasaran agar didapat mutu pekerjaan yang
bagus/sesuai rencana sehingga biaya yang harus
dikeluarkan pada tahap operasi dan pemeliharaan
rendah serta didapat manfaat yang sebesar-besarnya.
4. Manajemen sistem informasi : dengan maksud untuk mendukung kegiatan
manajemen biaya, waktu dan mutu sehingga
sasarannya dapat tercapai.
5. Manajemen kontrak : apabila dokumen kontrak beserta semua lampirannya
dibuat secara cermat, lengkap, jelas dan tegas sehingga
pelaksanaan pekerjaan berlangsung secara tertib dan
efektif.
V. PERSIAPAN PENGAWASAN
PROGRAM KERJA
Mengingat pekerjaan Pengawasan yang akan dikerjakan adalah yang cukup spesifik
yang melibatkan banyak tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu. Agar proses Pengawasan
bisa berjalan dengan efisien, komprehensif dan terkoordinasi dengan baik maka perlu dibuat
program kerja untuk masing masing tahapan pekerjaan.
Dalam penyusunan program kerja tersebut banyak faktor yang harus diperhatikan
dan dipertimbangkan :
a. Tujuan : harus di proyeksikan dengan cermat maksud, tujuan dan sasaran setiap
tahap pekerjaan.
b. Metode : metode masing masing tahapan pekerjaan harus dibuat dengan cermat
dan tepat.
c. Tenaga : estimasi kebutuhan tenaga yang terlibat untuk setiap tahap pekerjaan
harus dilakukan dengan cermat agar pelaksanaan tahaptahap pekerjaan tersebut
bisa berjalan dengan efektif.
d. Waktu : harus dialokasikan waktu yang tepat dan sesuai dengan tiap tiap
tahapan pekerjaan sehingga waktu yang disediakan untuk pelaksanaan tersebut
betulbetul bisa dimanfaatkan dengan baik sehingga pekerjaan bisa selesai tepat
waktu dengan kualitas yang maksimal.
Pengawasan konstruksi ini akan dilakukan secara detail dan terus menerus, hari
demi hari berupa kegiatan inspeksi, kontrol, penyelesaian masalah teknis dan pengendalian
pelaksanaan pekerjaan Kontraktor dari segi kualitas, kuantitas dan waktu pelaksanaan.
Pengawasan Detail Teknik ini harus mengacu kepada Dokumen Spesifikasi Tehnik, Gambar
Perencanaan dan Gambar Kerja yang sudah disetujui, sehingga dapat dihindari
penyimpangan yang tidak sesuai dengan tujuan pekerjaan.
Dalam hal ini kegiatan Konsultan akan meliputi :
a. Mengawasi teknis pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas
dan waktu.
b. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan fisik yang diawasi agar tetap mengikuti
ketentuan dan perundangan yang berlaku baik dari segi administrasi, teknis dan
biaya pekerjaan konstruksi.
c. Tenaga kerja, peralatan, deviasi/keterlambatan, permasalahan dan lain-lain.
d. Mengusulkan dan mengevaluasi serta membuat rekomendasi teknis terhadap
perubahan-perubahan pekerjaan, sepanjang masih tercantum dalam Surat
Perjanjian/Kontrak terhadap perubahan tersebut dibuat gambar
perubahan/pelaksanaan oleh pelaksana sebanyak 2 set dan diteliti oleh Pengawas
Teknis.
e. Meneliti dan menandatangani Sertifikat Bulanan yang diajukan Oleh Penyediaan
Barang/Jasa, selanjutnya Sertifikat Bulanan tersebut harus disahkan oleh
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
f. Membuat Laporan Bulanan mengenai pelaksanaan pekerjaan dan menyampaikan
hasil rapat-rapat tentang deviasi/keterlambatan yang dilakukan oleh penyedia
barang/jasa naik yang sudah diperbaiki maupun yang belum diperbaiki.
Bantuan dalam Informasi dan Dokumentasi dalam Supervisi Proyek Layanan ini
diperlukan untuk mendukung Supervisi Proyek yang rapi dan lengkap serta mencakup
kearsipan seluruh kegiatan proyek.
Dalam hal ini kegiatan Konsultan akan melakukan kegiatan-kegiatan yang mencakup
:
a. Membuat arsip dari korespondensi proyek, agenda proyek, kegiatan harian
Kontraktor, hasil pengujian mutu, data hasil perhitungan kuantitas pekerjaan,
perhitungan teknis, laporan permasalahan dan solusi, Perintah Perubahan,
addendum serta sertifikat pembayaran bulanan.
b. Menyusun Laporan Kemajuan Pekerjaan Bulanan dan Laporan Akhir Pekerjaan
serta laporan-laporan lain yang diperlukan.
Jangka waktu yang disediakan dalam pelaksanaan pekerjaan Pengawasan ini cukup
pendek namun kami tetap optimis dengan waktu yang disediakan dapat menghasilkan
kualitas hasil pekerjaan yang baik. Untuk itu penyusunan jadual pelaksanaan pekerjaan
merupakan salah satu upaya untuk menentukan keberhasilan pekerjaan yang tepat waktu.
Jadual pelaksanaan pekerjaan harus disusun dengan tepat dari tahap awal sampai tahap
akhir proses pelaksanaan dan dipantau dengan ketat agar semua tahapan pekerjaan bisa
berjalan sesuai dengan jadual waktu yang telah ditetapkan. Usulan jadual waktu
pelaksanaan yang kami usulkan secara proporsional yang ada di dalam Dokumen
Penawaran Administrasi dan Teknis ini mudahmudahan bisa memberikan bahan
pertimbangan Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi bahwa kami akan dapat menyelesaikan
dengan tepat waktu.
ORGANISASI
Organisasi merupakan salah satu fungsi manajemen atau alat untuk mencapai
tujuan. Agar pekerjaan Pengawasan ini dapat berjalan lancar, terarah, terkoordinasi maka
perlu adanya organisasi kerja yang baik yang merupakan Team Work, untuk itu penyusunan
organisasi kerja yang sesuai dengan keterlibatan berbagai disiplin ilmu dengan satu
koordinasi sangat besar peranannya dalam keberhasilan pelaksanaan pekerjaan ini.
Setiap tahap aktivitas tersebut di atas terdiri dari beberapa jenis kegiatan sebagai
berikut:
A. Tahap Aktivitas Pra Konstruksi
Jenis aktivitas yang dilaksanakan dalam tahap ini meliputi:
Mobilisasi Tim Konsultan.
Pengumpulan dan Review Data / Dokumen Kontrak.
Pemeriksaan Lapangan.
Kaji Ulang Perencanaan.
Pemeriksaan Program Mobilisasi Kontraktor.
Pemeriksaan Rencana Kerja Kontraktor.
Penyusunan Rencana Pengaturan Lalu - Lintas.
Pre Construction Meeting.
kebenaran dan kelengkapan proses, produk dan manfaat desain. Lingkup pemeriksaan
perencanaan pekerjaan konstruksi antara lain penilaian terhadap harga konstruksi, tipe
atau jenis konstruksi dan perhitungan desainnya, serta dokumen pengadaan yang terdiri
dari gambar desain dan dokumen administrasi sebagai produk perencanaan penunjang
pelaksanaan pekerjaan.
Bila penilaian terhadap kewajaran harga konstruksi, analisis pemilihan tipe atau jenis
konstruksi dan perhitungan desain mengindikasikan inefisiensi, maka
direkomendasikan untuk dilakukan value engineering.
Berlandaskan azas manfaat bahwa pembangunan adalah investasi pemerintah maka
perencanaan harus menunjukan tujuan fungsional dan manfaat fungsional yang
terukur.
d. Pemeriksaan terhadap metode pelaksanaan, metode kerja, peralatan dan bahan yang
digunakan apabila mengindikasikan adanya inefisiensi, maka direkomendasikan
untuk dilakukan value engineering;
e. Pemeriksaan terhadap kontrak kritis dengan mekanisme show cause meeting (SCM);
f. Pemeriksaan terhadap perubahan metode pelaksanaan akibat keterlambatan
penyiapan lahan, perubahan desain, dan lain-lain.
d. Mutu Bahan
1) Pemeriksaan terhadap pemenuhan persyaratan bahan baku dan bahan
campuran;
2) Pemeriksaan terhadap perhitungan kebutuhan bahan baku dan bahan
campuran;
3) Pemeriksaan terhadap penyusunan program pengadaan bahan baku;
4) Pemeriksaan terhadap realisasi program pengadaan/penggunaan bahan baku;
5) Pemeriksaan terhadap kemungkinan inovasi penggunaan bahan yang terkait
dengan value engineering.
e. Mutu Produk
Pemeriksaan pemenuhan persyaratan kualitas konstruksi dan komponennya
dengan melakukan pengujian menggunakan standar keteknikan SNI dengan
skema berikut.
Perubahan dan variasi adalah penampakan dari sifat tertentu yang menyebabkan
satu organisme berbeda dengan organisme lain dalam satu jenis. Perubahan dan variasi
selalu timbul dan kadang-kadang tidak dapat dihindari selama pelaksanaan. Jika hal
ini diperlukan maka konsultan akan melakuakn study dan perubahan design dan
penyesuaian terhadap rencana kerja serta mempersiapkan justifikasi teknis dan data
tambahan untuk diserahkan kepada pengguna Anggaran beserta rekomendasi dari
konsultan untuk dipertimbangkan dan keputusan yang akan menguntungkan kepada
pengguna anggaran/proyek/pemerintah. Perubahan ini juga akan menyangkut kepada
waktu pelaksanaan, analisa biaya dan spesifikasi khusus yang diperlukan untuk
melengkapi administrasi kontrak untuk pelaksanaan dilapangan.
Apabila perubahan atau variasi diperkirakan akan timbul, segera semua dokumen
diatas akan dipersiapkan oleh konsultan dan secepatnya akan diserahkan kepada
pengguna anggaran untuk menghindari terjadinya keterlambatan didalam pelaksanaan
oleh kontraktor dan munculnya perubahan drastis pada program yang telah disusun
oleh kontraktor.
Akan tetapi, jika diperlukan perubahan maka revisi juga akan dilakukan pada
rencana kerja (Construction Shedule). Perubahan-perubahan diatas dapat terjadi karena
prakarsa dari direksi pekerjaan atau prakarsa dari kontraktor dan persetujuan
dilaksanakan melalui change order. change order yaitu Contract merupakan perubahan
secara tertulis antara pemilik dan kontraktor untuk mengubah kondisi dokumen
kontrak awal, dengan menambah atau mengurangi pekerjaan. Adanya perubahan ini
dapat mengubah biaya kontrak dan jadwal pelaksanaan proyek.
Jika pembayaran didasari dan ditetapkan memakai change order ini,
menyebabkan variasi pada struktur harga satuan atau terjadi variasi dalam jumlah
harga kontrak maka change order tersebut harus dinegosiasi dan dibuat dalam bentuk
Addendum.
a. Pelaksana Contrac Change Order (CCO)
CCO adalah Pelaksanaan kontrak pengadaan barang/jasa dalam hal ini
pekerjaan fisik kadangkala sering mengalami pekerjaan tambah/kurang bisa
dikarenakan mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan
lapangan. Contrac Change Order (CCO) didasaraan pada salah satu sbb :
1. Atas dasar permintaan direksi pekerjaan dan disetujuai kontraktor
2. Atas permintaan kontraktor untuk suatu perubahan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan ini. Contrac Change Order (CCO) akan berisi uraian perubahan-
perubahan dalam pekerjaan baik penambahan maupun pengurangan atau
penghapusan salah satu item pekerjaan.
3. Contrac Change Order (CCO) akan menetapkan dasar-dasar pembayaran dan
penyesuaian waktu yang dibutuhkan karena adanya perubahan yang timbul/
terjadi dan bila perlu akan menetapkan setiap harga satuan tambahan/jumlah
harga yang dinegosiasi sebelumnya antara direksi dan kontraktor yang
diperlukan dan dituangkan /disyahkan dalam addendum.
b. Pelaksanaan Addendum
Addendum adalah istilah dalam kontrak atau surat perjanjian yang berarti
tambahan klausula atau pasal yang secara fisik terpisah dari perjanjian pokoknya
namun secara hukum melekat pada perjanjian pokok itu. Isi dari Addendum akan
didasarkan pada salah satu hal berikut dibawah ini :
1. Instruksi pemilik untuk melaksanakan perubahan atas dokumen kontrak.
2. Adanya perubahan Kontraktual/teknis yang penting
3. Contrac Change Order yang telah ditandatangani atau berisi tambahan harga
satuan mata anggran atau tambahan terhadap jumlah harga.
4. Karena adanya perubahan kuantitas yang berakibat menimbulkan variasi-
variasi dalam jumlah harga kontrak yang telah dicantumkan dalam surat
perjanjian kontrak atau pada addendum terdahulu.
5. Perhitungan kuantitas akhir (Final Quantiti ) dan jumlah harga kontrak tidak
dapat memenuhi pada waktu penutupan kontrak.
Addendum akan menguraiakan masalah perubahan pekerjaan yang bersifat
kontraktual, teknis atau kuantitas, baik untuk penambahan atau penghapusan
dengan dilengkapi lampiranlampiran dari revisi dokumen kontrak untuk keperluan
penetapan detail perubahan.
Addendum berisi daftar pembukuan keuangan yang jelas untuk setiap
tambahan penyesuaian harga satuan mata anggaran, bersama dengan tiap variasi
dalam jumlah harga kontrak/ penyesuaian-penyesuaian dalam periode kontrak.
c. Revisi Jadwal Konstruksi
Revisi terhadap seluruh jadwal konstrusi dapat dilakukan apabila:
1. Kemajuan keuangan dari konstrusi berbeda lebih dari 10 % terhadap jadwal
rencana keuangan konstrusi
2. Terjadi perubahan kuantitas yang menyolok akibat Contrac Change Order (CCO)
atau addendum
Revisi dari jadwal konstrusi berisi:
1. Uraian dari revisi termasuk pengaruh pada seluruh jadwal karena adanya
perubahan cakupan, revisi dalam kuantitas dan lamanya aktifitas serta
perubahan lainnya yang dapat mempengaruhi jadwal konstruksi
2. Factor-faktor penghambat yang ada sekarang dan diperkirakan akan timbul
serta dampak/pengaruhnya terhadap jadwal konstruksi.
Siklus Plan-Do-Check-Act
Proses untuk memperoleh dan mengelola sumber daya keuangan pada proyek,
terutama pada penghasilan (revenue) dari sumber daya tersebut, dan menganalisa /
updating arus kas bersih untuk proyek konstruksi yang lebih dari sekedar
pengelolaan biaya. Yang mana bentuk bentuk pendanaan proyek diatas akan sangat
mempengaruhi sistem pengendalian keuangan yang dilakukan di proyek dan metode
yang akan diterapkan nantinya adalah :
X. FASILITAS PENDUKUNG
1. Ruang Kerja/Kantor
Mengingat bahwa dalam melaksanakan tugasnya, konsultan akan selalu
berhubungan dengan pihak pemberi kerja, maka diperlukan suatu ruang kerja
yang bisa dihubungi, dan juga merupakan tempat bekerja seluruh anggota tim,
sehingga pelaksanaan tugas oleh konsultan dapat terkoordinasi dengan baik.
2. Peralatan Kerja
Dalam menunjang kegiatan tim konsultan pada pelaksanaan pekerjaan ini
memerlukan beberapa peralatan kerja, antara lain :
Meja tulis/meja kantor dan kursi.
Printer A3
Printer A4/F4
Laptop
PC Komputer
Lemari Arsip
Kendaraan Roda Dua
Kendaraan Roda Empat
Meteran 100 M
Meteran 5 M
GPS
Theodolite
Kamera Digital
1. UMUM
4. Aspek Lingkungan
Dalam mengawasi pekerjaan peningkatan jalan yang dimaksud perlu
diperhatikan lingkungan sekitar dalam hal-hal :
Keadaan sosial ekonomi sekitarnya
Sistem drainase lingkungan yang ada serta pengembangan untuk masa
mendatang.
Interaksi dengan bangunan sekitarnya.
3. GAGASAN BARU
Semua permasalah teknis maupun non teknis yang timbul dilapangan akan
segera dianalisa dan dilakukan pemecahannya untuk memperkecil akibat negative
yang akan terjadi. Laporan yang terperinci yang berisi tentang masalah, analisa dan
rekomendasi dari konsultan yang berakibat terhadap kontrak segera disampaikan
kepada pengguna anggaran ( Pejabat pembuat komitmen) guna diambil tindakan
selanjutnya.
Rapat-rapat teknis akan diadakan secar berkala dan rapat khusus bila dianggap
perlu. Rapat diadakan antar unsur kontraktor, konsultan dan pengguna anggaran
serta pihak-pihak yang terkait didalam proyek/kegiatan tersebut. Semua hasil rapat
akan akan dibuatkan berita acara dan didistribusikan kepada setiap peserta rapat.
Selain menyampaikan Laporan, konsultan pengawas juga berkewajiban untuk
melakukan rapat evaluasi / expose progres bulanan bersama pihak Instansi terkait .
Rapat evaluasi ini dilaksanakan pada minggu pertama setiap bulan pada masa
pelaksanaan pekerjaan, dan dihadiri langsung oleh Supervisi Engineer (SE) beserta
seluruh Inspektor, Rapat Evaluasi ini berguna didalam pelaksanaan kegiatan
pengawasan untuk identifikasi dan inventarisasi terhadap permasalahan yang terjadi
dan agar segera dicarikan solusi sehingga tidak mengganggu terhadap kelancaran
pekerjaan yang sedang berlangsung.
dilakukan, nasihat, ajaran, pedoman. Petunjuk berarti juga arah, bimbingan, atau
pedoman.
Terkait petunjuk Kontraktor, Konsultan akan membuat interprestasi yang benar
serta sesuai dengan keperluan kontrak dan menjelaskannya kepada kontraktor
sehingga dapat dihindari kesalahan dan tuntutan yang akan timbul akibat
kesalahpahaman dari bagian-bagian tertentu dari dokumen kontrak yang sering
terjadi.
As Built Drawing adalah cukup sederhana, yaitu gambar yang dibuat sesuai
kondisi terbangun di lapangan yang telah mengadopsi semua perubahan yang terjadi
(spesifikasi dan gambar) selama proses konstruksi yang menunjukkan dimensi,
geometri, dan lokasi yang aktual atas semua elemen proyek. Tujuan gambar ini adalah
sebagai pedoman pengoperasian bangunan yang dibuat dari shop drawing dimana telah
mengadopsi perubahan yang dilakukan pada saat konstruksi dimana perubahan
tersebut ditandai secara khusus. As Built Drawing dibuat oleh kontraktor dengan
persetujuan Penyedia Jasa / Owner melalui proses cek oleh konsultan pengawas.
Dengan tujuan pedoman pengoperasian, tentu saja As Built Drawing tidak perlu
sedetil shop drawing yang tujuannya adalah untuk dasar membangun yang dituntut
harus detil. spek penting yang harus diperhatikan adalah tujuan komunikasi kedua
gambar tersebut. Shop Drawing bertujuan untuk informasi lengkap bagaimana
membangun, sedangkan As Built Drawing bertujuan untuk informasi pedoman
pengoperasian. Contoh pada gambar penulangan balok, kadang diperlukan detil
penyaluran tulangan atau pembengkokan tulangan pada semua balok. Tapi gambar ini
cukup diganti dengan standart drawing. Tingkat detil kedua gambar, ditentukan dari
tujuan informasi atas fungsi kedua gambar tersebut.
. Hasil pekerjaan dari pelaksana konstruksi dibuatkan gambar Untuk pekerjaan
yang dinilai telah diselesaikan dan dapat diterima berdasarkan spesifikasi, dimensi dan
syarat yang telah disepakati dalam dokumen kontrak, maka akan dituangkan dalam
bentuk gambar jadi yang memuat bentuk dan ukuran yang sesuai dengan keadaan
yang terjadi dilapangan dan gambar ini akan menjadi dasar perhitungan untuk Final
Quantity.
catatan tentang daftar kerusakan dan pekerjaan yang masih harus disempurnakan
oleh kontraktor.
yang berisi perhitungan akhir dari jumlah nilai kontrak yang ditandatangani pihak
Direksi dan kontraktor.
ENGINEER/ENGINEER
(KONSULTAN
PENGAWAS)
RAPAT PERTAMA
Metode
pemerikasaan
jadwal
lokasi
PEMERIKSAAN OLEH PANITIA
Lapangan
Administrasi
Quality control
DAFTAR DEFECT/ DEFECIENCY
RAPAT KEDUA
Laporan Bulanan disampaikan dan dibahas pada saat Rapat Bulanan yang
diadakanKonsultan Pengawas di Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman,
yang dihadiri oleh seluruh Inspector, Supervisi Engineer dan Pihak Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Indragiri Hilir.
Jika masalah specific terjadi maka laporan khusus tentang masalah tersebut
akan disampaikan kepada pengguna anggran yang akan memuat semua data, analisa,
photo dan alternative untuk mengatasi permasalahan tersebut, serta analisa biaya jika
diperlukan. Laporan khusus bisa terjadai karena diminta atasan atau karena keperluan
mendadak yang berhubungan dengan kejadian yang luar biasa atau khusus.
Final Report dibuat pada saat selesainya pekerjaan yang berisi hal-hal antara
lain :data proyek, pelaksanaan pengawasan teknik, problem mendasar yang terjadi
berikut dengan cara mengatasi dan menyelesaikan masalah tersebut, saran-saran
untuk pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan, detail status keuangan, program
pemeliharaan termasuk material, peralatan, tenaga kerja serta perkiraan biaya.
Pemeliharaan arsip bukan hanya sekedar memelihara fisik arsip, tapi sekaligus
memelihara dan menjaga informasi yang terkandung di dalam arsip tersebut.
Konsultan akan menjaga semua arsip dan catatan data lapangan, hasil pengujian
material maupun konstruksi, data pembayaran, peralatan, tenaga kerja, keadaan
cuaca dan lain-lain, untuk dapat diperiksa kembali jika diperlukan suatu saat nanti
dan diserahkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (PPK) pada saat selesainya proyek.