pegangan
bagi
pelaksana
mengenai
alokasi
sumber
daya
untuk
Mengambil Keputusan
Pengambilan keputusan diperlukan dalam proses memilih dan menentukan
langkah yang akan datang. Suatu perencanaan yang tepat disusun secara sistematis
dan memperhatikan faktor objektif akan berfungsi sebagai :
Menentukan Tujuan
Tujuan organisasi atau perusahaan dapat diartikan sebagai pedoman yang
Menentukan Sasaran
Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai sesuai tujuan organisasi.
Dalam konteks tersebut kegiatan proyek dapat digolongkan sebagai kegiatan sebagai
sasaran yang telah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Agar
perusahaan dapat mencapai tujuannya, maka terlebih dahulu mencapai sasaran proyek
yang terdiri dari biaya jadwal dan mutu.
c.
untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi organisasi pada saat awal
terhadap sasaran yang telah ada. Hanya setelah mengetahui posisi awal terhadap
jarak sasaran, maka kita dapat mulai mengidentifikasi hambatan dan kemudahan.
d.
Memilih Alternatif
Dalam usaha meraih tujuan atau sasaran, tersedia berbagai pilihan tindakan
e.
M e n e n tu k a n s a s a ra n
u n tu k m e n c a p a i
tu ju a n
M e n e ta p k a n T u ju a n
M e n g k a ji ja ra k p o s is i
a w a l te rh a d a p
s a s a ra n d a n tu ju a n
e
d
M e n y u s u n ra n g k a ia n
la n g k a h u n tu k m e n c a p a i
s a s a ra n d a n tu ju a n
G a m b a r P ro s e s d a n s is t e m a t ik a p e re n c a n a a n
A.
(anggaran, jadwal, standar mutu, organsasi pelaksana, pengisian personil, dan urutan
langkah pekerjaan. Contoh: anggaran biaya proyek/ABP). Pada tahap selanjutnya, bila
data dan informasi lebih banyak tersedia dan terkumpul, maka disusun perencanaan
yang lebih terperinci dan lebih besar akurasinya (tugas-tugas pengendalian, contoh:
anggaran biaya definitif/ABD).
B.
perencanaan dasar, terutama bagi proyek yang besar dan kompleks. Hal ini disebabkan
antara lain pada waktu menyusun perencanaan dasar belum cukup tersedia data dan
informasi yang diperlukan sehingga bahan perencanaan sebagian besar didasarkan
atas perkiraan dan asumsi keadaan yang akan datang. Oleh karena itu perubahan dan
penyimpangan dari rencana selalu terjadi. Tetapi dengan adanya siklus perencanaanpengendalian-koreksi yang terus menerus maka akibat penyimpangan itu dapat ditekan
sekecil mungkin sehingga kesulitan besar untuk mencapai sasaran proyek dapat
dihindari.
C.
jadwal induk, hendaknya bersifat luwes dalam arti dapat disesuaikan tanpa mengubah
masalah prinsip, bilamana hal tersebut dipandang perlu, seperti perubahan situasi dan
kondisi pada waktu pelaksanaan yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Suatu
perencanaan yang baik akan dapat menerima dan menyesuaikan diri terhadap
perubahan-perubahan yang tidak prinsip dengan memegang pada sasaran yang telah
digariskan.
Ini berarti harus ada perencanaan mengenai lingkup kerja proyek yang diuraikan
sampai menjadi paket kerja dengan cara menyusun SRK.
Prosedur dan berbagai petunjuk pelaksanaan suatu kegiatan perlu disiapkan untuk
maksud ini.
Harus tersusun organisasi serta pengisian personil yang masing-masing mengerti tugas
dan tanggung jawabnya.
A.
Perencanaan Strategis
Perencanaan
strategis
adalah
perencanaan
yang
meliputi
pengambilan
keputusan tentang kebijakan untuk mencapai sasaran dalam usaha memenuhi tujuan
perusahaan. Dalam hubungannya dengan proyek, keputusan-keputusan strategis yang
penting diantaranya adalah:
oleh bidang perencanaan pusat dan dikembangkan pada tahap konseptual berdasar
studi kelayakan.
B.
Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional adalah perencanaan terinci yang dimaksudkan untuk
program
pelaksanaan
untuk
mencapai
sasaran,
contoh:
Rencana
Bagaimana dampak proyek baru terhadap beban pekerjaan yang telah ada?
Apabila telah melebihi bagaimana memecahkannya?
memuaskan, maka dianggap telah menggarap masalah pokok yang harus diperhatikan
bagi suatu perencanaan dengan lengkap dan baik.
C.
a.
b.
c.
d.
e.
D.
seperti:
Bila diintegrasikan dengan SRK yang lain akan menjadi lingkup proyek secara
keseluruhan.
Dari segi penanganan terhadap risiko, dengan membagi lingkup proyek menjadi
sejumlah paket kerja, berarti memungkinkan mengisolasi risiko di dalam SRK yang
bersangkutan.
Macam Struktur
Struktur dapat dipilih berdasarkan fasilitas yang hendak terbangun, penjabaran
lingkup kontrak, sistem (produk), atau kombinasi diantaranya. Sebagai contoh adalah
proyek E-MK berdasarkan fasilitas yang
sebagai berikut.
Tingkat 1: lingkup proyek seutuhnya
Tingkat 2: unit utama dan pendukung
Tingkat 3: diuraikan menjadi subunit
Tingkat 4: bagian-bagian dari subunit. Dapat pula dibagi berdasarkan lokasi (area).
Tingkat 5 dan seterusnya: menurut kode akuntansi, macam pekerjaan sampai paket
kerja.
P ro y e k K ila n g M in y a k
T in g k a t 1
U n it p ro s e s
U n it u tiliti
d e rm a g a
p e m u rn ia n
P r o s e s u ta m a
penam pungan
S e k to r 1
S e k to r 2
S e k to r 3
T in g k a t 5
K o d e a k u n ta n s i
p e m b e lia n
K o d e a k u n ta n s i k o n s tr u k s i
K o d e a k u n ta n s i
e n g in e e rin g
T in g k a t 6
S u b k o d e a k u n ta n s i
p e m b e lia n
S u b k o d e a k u n ta n s i
k o n s tru k s i
S u b k o d e a k u n ta n s i
e n g in e e rin g
D a n s e t e r u s n y a (p a k e t k e r ja )
D a n s e t e r u s n y a ( p a k e t k e r ja )
D a n s e t e r u s n y a ( p a k e t k e r ja )
T in g k a t 2
T in g k a t 3
T in g k a t 4
Gam bar
S R K b e r d a s a r k a n f a s ilit a s y a n g a k a n d ib a n g u n
Dokumen
Menyusun paket kerja/SRK perlu diikuti dengan membuat dokumen tertulis yang
disebut surat lampiran pekerjaan yang menjelaskan perincian pekerjaan masing-masing
unsur paket kerja dalam hal jenis pekerjaan, batasan lingkup kegiatan, keperluan
sumberdaya, perkiraan jadwal, dan garis besar mutu yang diinginkan. Pada kontrak
EPK jenis lump-sum, definisi SRK cukup jelas baik deskripsi maupun batas-batasnya.
Bila perubahan, penambahan atau pengurangan lingkup kerja maka dokumen yang
bersangkutan juga harus disesuaikan, misalnya dengan mengadakan change order.
Motivasi
Mengelola paket kerja atau SRK berarti mengerjakan berbagai macam kegiatan
yang layaknya diperlukan sebuah proyek, termasuk mendelegasikan wewenang dan
tanggung jawab pekerjaan kepada pimpinan yang diserahi paket kerja. Dipandang dari
penyelenggaraan proyek, pembentukan SRK dan pemberian kode identifikasi
memungkinkan pengelola melihat lingkup proyek baik sebagai kesatuan yang
menyeluruh ataupun sebagai komponen-komponennya dan juga memungkinkan
pengelola melihat hubungannya satu dengan yang lain. Kemudian alokasi sumberdaya,
sistem pelaporan, pemantauan, pengendalian, serta fungsi manajemen proyek yang
lain diterapkan.
A.
tergantung dari berbagai faktor. Yang sering dijumpai adalah organisasi proyek murni,
matriks, koordinator, dan organisasi yang merangkap tugas-tugas proyek dan
operasional rutin.
B.
Jadwal
Jadwal adalah penjabaran perencanaan proyek menjadi urutan langkah-langkah
C.
Anggaran
Anggaran menunjukkan perencanaan penggunaan dana untuk melaksanakan
pekerjaan dalam kurun waktu tertentu, dibuat dalam bentuk uang, jam per tenaga kerja,
atau satuan lain. Satu anggaran yang disusun menjadi time phased budget, yaitu
perkiraan biaya yang dikaitkan dengan rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan,
merupakan patokan dasar kegiatan pengendalian. Apabila terjadi perbedaan dalam
penyusunan anggaran diperlukan suatu penyesuaian agar anggaran tersebut tanggap
terhadap situasi akhir. Sehingga sifat-sifat ketat dan realistis dari suatu anggaran tetap
terjaga.
D.
tenaga kerja, material, dan peralatan. Tenaga kerja merupakan sumberdaya yang
seringkali tidak mudah didapat, mahal dan menimbulkan banyak persoalan. Untuk itu
diperlukan perencanaan yang masak mulai dari memperkirakan jumlah total tenaga
kerja, jenis dan jumlah masing-masing disiplin dan keahlian, jumlahnya pada masingmasing tahap kemajuan proyek dan sebagainya.
Perencanaan material dan peralatan meliputi ketepatan jadwal penyerahan di
lokasi proyek dan diusahakan tepat waktu untuk menghindari peningkatan biaya yang
berlebihan.
A.
Dalam hal ini dikenal dua pendekatan yaitu top-down dan bottom-up. Dalam
pendekatan top-down, proyek digambarkan sebagai satu lingkup kegiatan utuh dari
pekerjaan awal sampai penutupan dan ditentukan kurun waktu pelaksanaannya.
Keuntungan dari pendekatan ini adalah adanya pemecahan yang bertingkat-tingkat
sehingga akan mempermudah pengelolaan dan memperkecil kemungkinan adanya
bagian-bagian yang terlewatkan. Kesulitan yang timbul adalah dari segi alokasi waktu
pada paket kerja, yang didasarkan pada alokasi sesuai target penyelesaian proyek
secara keseluruhan yang telah ditentukan, sehingga bila target penyelesaian proyek
terlalu ketat dan tidak realistis maka pelaksanaan kegiatan di tingkat paket kerja akan
selalu di luar sasaran yang diinginkan.
Pada pendekatan bottom-up, proyek dipecah secara terperinci menjadi
komponen-komponennya, setelah mempertimbangkan keperluan
sumberdaya pada
tingkat normal. Keuntungan dari pendekatan ini adalah paket kerja atau komponen
kegiatan memiliki kurun waktu yang lebih realistis karena penanggungjawab pada
tingkat yang bersangkutan yang menentukannya. Akan tetapi jadwal penyelesaian
proyek secara keseluruhan yang dihasilkan dari pendekatan bottom-up seringkali tidak
sesuai dengan target yang ditentukan oleh perusahaan.
Kombinasi
Untuk mencapai hasil yang terbaik dilakukan kombinasi pendekatan top-down
dan bottom-up dimana pada tingkat ini diusahakan tercapai suatu titik temu
(rekonsiliasi) hasil kedua pendekatan tersebut, termsauk mengkaji kemungkinan
membeli atau memperbaiki jadwal dengan menambah biaya (cost-schedule trade off).
B.
keberhasilannya, yaitu kecakapan perencana dan alat atau metodenya. Di samping itu,
agar suatu perencanaan berdaya guna maksimal diperlukan kondisi dan syarat tertentu,
antara lain:
Penjabaran perencanaan yang bersifat umum menjadi suatu action plan. Untuk
proyek penjabaran ini dikenal sebagai rencana implementasi proyek (RIP);
pekerjaan-pekerjaan
dapat
berjalan
mencapai
sasaran
tanpa
banyak
sasaran
perencanaan,
merancang
sistem
informasi,
membandingkan
a.
Menentukan Sasaran
Sasaran pokok proyek adalah menghasilkan produk atau instalasi dengan
batasan anggaran, jadwal, dan mutu yang telah ditentukan berdasarkan perencanaan
Lingkup Kegiatan
Untuk memperjelas sasaran maka lingkup proyek didefinisikan lebih lanjut, yaitu
mengenai ukuran, batas, dan jenis pekerjaan apa saja (paket kerja, SRK) yang harus
dilakukan untuk menyelesaikan lingkup proyek secara keseluruhan.
PERENCANAAN
c
a
S A S A R A N P R O Y E K
M e m b u a t p ro d u k /in s ta la s i d e n g a n :
-a n g g a ra n
-ja d w a l
-m u tu te rte n tu
L IN G K U P K E R J A
M enyusun S R K :
-p e r h ira rk i
-p a k e t k e rja
-k o d e b ia y a
T IN D A K A N P E M B E T U L A N
-re lo k a s i s u m b e r d a y a
-ja d w a l a lte rn a tif
-p ro s e d u r d a n m e to d e
-re w o rk ( p e n g e rja a n k e m b a li )
M E N G K A J I D A N M E N Y IM P U L K A N
-in te p re ta s i m a s u k a n
-b ia y a d a n ja d w a l p e n y e le s a ia n
-k u a lit a s
-la p o ra n k e s im p u la n
S T A N D A R D A N K R IT E R IA
- m ile s to n e
- a n g g a ra n p e rp a k e t
- ja d w a l /p a k e t
-s ta n d a r m u tu
- k in e rja
- p ro d u k tiv ita s
M E M A N TA U P R E S TA S I
P E K E R JA A N
- m e n g u k u r h a s il k e rja
- m e n c a ta t p e m a k a ia n s u m b e r d a y a
- m e m e rik s a k u a lita s
- m e n c a ta t k in e rja d a n p ro d u k tiv ita s
P E N G E N D A L IA N
Gam bar
c.
S ik lu s p e r e n c a n a a n d a n p e n g e n d a lia n p r o y e k
berupa jadwal
d.
data yang mampu memberikan keterangan yang cepat, tepat, dan akurat. Suatu
perangkat sistem informasi manajemen proyek-SIMP, yaitu komputer yang dapat
mengumpulkan, menganalisis, menyimpan data, dan memrosesnya menjadi informasi
yang diperlukan dalam proses pengendalian.
Memantau dan Melaporkan. Pada akhir suatu kurun waktu yang ditentukan,
diadakan pelaporan dan pemeriksaan, pengukuran dan pengumpulan data serta
informasi hasil pelaksanaan pekerjaan yang didasarkan atas pengukuran
penyelesaian fisik pekerjaan.
e.
membandingkan dengan kriteria dan standar yang ditentukan, hal ini akan dijadikan
landasan dan dasar tindakan pembetulan. Sehingga metode yang digunakan harus
tepat dan peka terhadap kemungkinan penyimpangan.
f.
realokasi sumberdaya;
mengubah metode, cara, dan prosedur kerja atau mengganti perlatan yang
digunakan.
Hasil analisis dan pembetulan akan berguna sebagai umpan balik perencanaan
Teknik dan metode pengendalian biaya serta jadwal proyek yang cepat
mengungkapkan terjadinya penyimpangan adalah identifikasi varians dan konsep nilai
hasil. Ini tampak lebih jelas bila disajikan dengan grafik S. Untuk pengendalian jadwal,
D.H. Busch (1991) memperkenalkan konsep time reserve yaitu mengelola float dalam
cakrawala yang lebih luas. Dan jenis lain dari pengendalian proyek adalah audit proyek,
yaitu pengendalian yang dilakukan bila kegiatan telah selesai dikerjakan.
Waktu/Jadwal
Obyek pengendalian sangat ekstensif dan berlansung sepanjang siklus proyek.
c.
dengan potensi keberhasilan paling besar berada di awal proyek (perumusan definisi
lingkup kerja).
d.
Pengendalian Pengadaan
Penekanan pengendalian pengadaan di samping aspek biaya, jadwal, dan mutu
juga termasuk masalah prosedur dan peraturan yang diberlakukan. (contoh: Keppres
No.16 tahun 1994 untuk proyek-proyek yang dibiayai APBN)
e.
Pengendalian Mutu
Mencakup masalah yang cukup luas, dengan tujuan pokok produk proyek harus
dalam keadaan fitness for use mulai dari menyusun program QA/QC sampai kepada
inspeksi dan uji coba operasi.
g.
Pengendalian Kinerja
Pengendalian
kinerja
merupakan
salahsatu
solusi
untuk
terjadinya
ketidakefisienan pemakaian dana akibat kesalahan pada pengendalian aspek biaya dan
jadwal yang dilakukan terpisah.
A.
A n g g a ra n
O rg a n is a s i d a n
P e rs o n il
J a d w a l In d u k
M ile s to n e
P e n g e n d a lia n
o rg a n is a s i d a n
p e rs o n il
P e n g e n d a lia n
ja d w a l p e r
p e k e rja a n
Gam bar
B.
K a n to r
Pusat
Pengadaan
Lokasi
M a te r ia l
C u ra h
P e r a la ta n
S is te m P e n g e n d a lia n
A n g g a ra n
S is te m P e n g e r n d a lia n
Pengadaan
K a n to r
Pusat
M a te r ia l
C u ra h
Lokasi
E v a lu a s i
F o re c a s t
R e v is i
P e m b e tu la n
P e r a la ta n
M u tu
K in e rja
P ro g ra m
Q A /Q C
Jadw al dan
A n g g a ra n
P e n g e n d a l ia n M u tu
P e n g e n d a l ia n K in e rja
Q A /Q C
B ia y a d a n
ja d w a l
G a r is b e s a r a s p e k d a n o b y e k p e r e n c a n a a n d a n p e n g e n d a lia n
Seiring kemajuan mengikuti siklus proyek, maka titik berat pengelolaan berubah
dari perencanaan ke pengendalian. Makin banyak volume kegiatan, makin tinggi kadar
pengendalian diperlukan. Pada periode ini, revisi perencanaan atau penyesuaian atas
dasar informasi dan umpan balik dari kegiatan pengendalian tetap diperlukan, dengan
volume relatif kecil dibandingkan dengan keperluan pengendalian.
pengawasan
dan
pengendalian
akan
lengkap
bila
dapat
Karakteristik Proyek
Suatu proyek umumnya bersifat kompleks, hal ini mengakibatkan:
b.
Kualitas Informasi
Laporan yang tidak tepat pada waktunya dan tidak pandai memilih materi akan
banyak mengurangi faedah suatu informasi, ditambah lagi bila didasarkan atas
informasi atau sumber yang kurang kompeten.
c.
Kebiasaan
Pengelola proyek suatu organisasi pemilik, sebagian besar berasal dari bidang-
bidang fungsional (teknik, operasi, dll) dengan pekerjaan yang sifatnya rutin-stabil. Hal
ini biasanya mengakibatkan kesulitan menyesuaikan diri dalam waktu yang relatif
singkat dan cenderung resistant terhadap perubahan yang semestinya diperlukan untuk
mengelola proyek.
Pimpro hendaknya sejak awal telah menyiapkan diri dan mencari pemecahan
yang spesifik dalam menghadapi masalah-masalah di atas sehingga proses
pengendalian dapat berjalan dengan lancar.
SOAL LATIHAN
1.
2.
proyek/ABP. Perencanaan
dasar
dapat
berubah
selama
proyek
berlangsung.
Pada tahap selanjutnya, bila data dan informasi lebih banyak tersedia dan
terkumpul, maka disusun perencanaan yang lebih terperinci dan lebih besar
akurasinya (tugas-tugas pengendalian, contoh: anggaran biaya definitif/ABD.
3.
proyek. Mengapa SRK dianggap demikian penting dilihat dari aspek perencanaan dan
pengendalian? Jelaskan sebab-sebabnya!
Jawab:
Kenyataan adanya keterkaitan erat antara perencanaan dan pengendalian dalam
penyelenggaraan proyek dapat dilihat dari pembentukan dan pengolahan SRK/struktur
rincian lingkup kerja (memecah lingkup proyek dan dan menyusun kembali komponenkomponennya dengan mengikuti struktur hirarki tertentu). SRK merupakan sarana
untuk perencanaan, pemantauan, dan pengendalian.
4.
Bottom-up: Keuntungan dari pendekatan ini adalah paket kerja atau komponen
kegiatan memiliki kurun waktu yang lebih realistis karena penanggungjawab
pada tingkat yang bersangkutan yang menentukannya. Akan tetapi jadwal
penyelesaian proyek secara keseluruhan yang dihasilkan dari pendekatan
bottom-up seringkali tidak sesuai dengan target yang ditentukan oleh
perusahaan.
5.
Karakteristik Proyek
Suatu proyek umumnya bersifat kompleks, hal ini mengakibatkan:
b.
Kualitas Informasi
Laporan yang tidak tepat pada waktunya dan tidak pandai memilih materi akan
banyak mengurangi faedah suatu informasi, ditambah lagi bila didasarkan atas
informasi atau sumber yang kurang kompeten.
c.
Kebiasaan
Pengelola proyek suatu organisasi pemilik, sebagian besar berasal dari bidangbidang fungsional (teknik, operasi, dll) dengan pekerjaan yang sifatnya rutin-stabil. Hal
ini biasanya mengakibatkan kesulitan menyesuaikan diri dalam waktu yang relatif
singkat dan cenderung resistant terhadap perubahan yang semestinya diperlukan untuk
mengelola proyek.