Anda di halaman 1dari 74

Laporan Kerja Praktek 2015

Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada


Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara dengan


mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Setidaknya ada sekitar 87,8%
atau sekitar 207 juta penduduk Indonesia memeluk agama ini. Islam merupakan
salah satu dari lima agama terbesar di Indonesia. Sebagai salah satu agama
terbesar maka pengaruh adanya adat dan adab dalam Islam sangat berpengaruh
terhadap kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya pada pembangunan tempat
ibadah.
Tempat ibadah merupakan tempat sacral yang dibutuhkan setiap agama
untuk melakukan aktivitas peribadatan. Pada agama Islam terdapat beberapa
tempt ibadah yang dibangun untuk mendukung aktibitas religi tersebut; masjid,
langgar, atau musholla. Dari tempat peribadatan tersebut, yang paling berkembang
pesat pembangunannya adalah masjid. Masjid dapat dengan mudah ditemui di
setiap daerah di Indonesia bahkan hingga ke pelosok-pelosok daerah yang jauh
dari kehidupan kota. Masjid bahkan menjadi tempat atau simbol ikonik suatu kota
atau kabupaten karena keadaannya, yang biasanya dikenal dengan sebutan masjid
agung.
Masjid agung pada suatu kota atau kabupaten biasanya merupakan masjid
terbesar dan terluas yang dimiliki untuk menampung aktivitas keagamaan yang
ruang lingkupnya mencakup masyarakat di seluruh penjuru kota atau kabupaten
tersebut. Pembangunan masjid agung biasanya pun tidak sembarang. Biasanya
desain suatu masji agung sangat diperhatikan dan mendetail cenderung
mengandung unsure kemegahan untuk mendukung eksistensinya sebagai simbol
ikonik yang dimiliki suatu daerah.
Tidak terkecuali bagi provinsi Lubuklinggau dengan Ibukota Kota
Linggau. Seiring dengan kemajuan yang dialami dalam bidang pembangunan
nasional maupun daerah maka kota ini pun tidak ketinggalan dalam memajukan
1

Dinda Alya Shafira 013121406014

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

dan mempercantik setiap bagian di kotanya. Salah satunya adalah dengan


pencanangan proyek renovasi masjid agung. Proyek renovasi masjid agung ini
bermula pada program kerja dari pemerintah setempat untuk menciptakan
landmark kota yang lebih megah sekaligus memberikan tempat umum terbuka
bagi publik (alun-alun) yang dapat menampung setiap kalangan dan golongan
masyarakat.
Proyek renovasi masjid agung ini telah dimulai sejak tahun 2013 dan
direncanakan untuk selesai pada akhir tahun 2015. Tidak hanya merenovasi
masjid agung yang telah ada, tetapi proyek ini juga mencakup renovasi alun-alun
kota yang disebut dengan Lapangan Merdeka, yang letaknya masih satu wilayah
dengan masjid agung ini. Terlepas dari penjadwalan proyek yang cukup panjang
yakni selama kurang lebih dua tahun, proyek yang masih berjalan ini juga masih
mengalami banyak kendala dalam pelaksanaanya. Memasuki pertengan tahun
2015, proyek ini telah mengalami proses finishing renovasi masjid. Proses
finishing ini pun tidak berlangsung singkat karena dalam proses ini diperlukan
ketelitian yang rapi dan mendetail.
Oleh karena itu penulis merencanakan adanya aktivitas pengamatan di
laporan menyangkut tinjauan penjadwalan dan pengendalian waktu dengan
TimeSchedule pada proyek renovasi dan pengembangan Masjid Agung dan
Lapangan Merdeka Kota Lubuk Linggau. Dalam hal ini menyangkut proses
finishing yang terjadi pada bulan Juni dan Juli 2015. Tinjauan mengenai
penjadwalan dan pengendalian waktu pada suatu proyek sangat perlu untuk
dilakukan dan diperhatikan karena sebuah proyek yang baik tentunya harus
memiliki keefisienan waktu yang tepat. Peninjauan terhadap time schedule
berfungsi untuk memeriksa perkembangan jalannya proyek dan kesesuaiannya
dengan rencana awal sehingga dapat dievaluasi faktor-faktor yang memicu
terhambatnya proyek dan diperhitungkan strategi yang tepat untuk memecahkan
masalah tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam tinjauan penjadwalan dan pengendalian waktu proyek ini, penulis
merumuskan beberapa permasalahan, yaitu:
2

Dinda Alya Shafira 013121406014

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Bagaimanakah kesesuaian waktu dalam time schedule proyek ini


dibandingkan dengan waktu pelaksanaan di lapangan?

Apabila terjadi ketidaksesuaian, maka faktor apa sajakah yang menjadi


kendala atau masalah bagi kesesuaian waktu proyek tersebut?

1.3 Maksud dan Tujuan


Menanggapi permasalah diatas, maka berikut merupakan maksud dan
tujuan yang ingin dicapai dalam laporan ini:

Mengamati dan mengetahui perbandingan kesesuaian waktu antara


jadwal terencana dan pelaksanaan di lapangan selama proyek
berlangsung

Memahami faktor-faktor yang memengaruhi jalannya kerja di


lapangan menyangkut permasalahan waktu selama proyek berlangsung

1.4 Ruang Lingkup Pembahasan


Dalam penyusunan laporan tinjauan ini, ruang lingkup pembahasan
menyangkut; 1. Pengamatan perbandingan kesesuaian waktu antara jadwal waktu
time schedule) yang telah direncanakan sebelumnya dengan pelaksanaannya di
lapangan, dan 2. Pencarian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya
pelaksanaan yang memiliki potensi untuk menjadi kendala atau masalah
penghambat dalam kesesuaian manajemen waktu.
Setiap proyek pasti telah memiliki segenap susunan rencana yang telah
dipikirkan secara matang sebelum proses pelaksanaan berlangsung. Segala
kemungkinan yang mungkin terjadi pun telah dipertimbangkan. Namun pada
kenyataannya, suatu proyek pasti mengalami kendala atau masalah yang
memengaruhi kelancaran jalannya pelaksanaan proyek. Hal ini bisa menyangkut
ketenagakerjaan, biaya, kelengkapan alat dan bahan, ketersediaan material, dan
masih banyak lagi. Dalam pelaksanaan proyek renovasi dan pengembangan
masjid agung ini pun terdapat kendala-kendala yang terjadi yang kemudian
mengakibatkan
3

terhambatnya

proses

Dinda Alya Shafira 013121406014

pelaksanaan

dan

menyebabkan

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

ketidaksesuaian jadwal. Terkait dua ruang lingkup diatas, laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan proyek yang berlangsung pada bulan Juni dan Juli 2015
yang difokuskan pada proses finishing renovasi masjid agung kota Lubuk
Linggau.
1.5 Metodologi Penulisan
1.5.1 Subyek Data
Subyek data dalam laporan ini adalah Masjid Agung Kota Lubuk
Linggau yang mengalami proses renovasi dan pengembangan yang baru.
1.5.2. Sumber Data
Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan
informasi terkait data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1. Data Primer, yaitu data yang dibuat langsung oleh penulis berdasarkan
hasil penelitian langsung melalui kegiatan observasi maupun wawancara
konsultasi dengan pihak terkait.
2. Data Sekunder, yaitu data yang dikumpulkan untuk melengkapi dan
mendukung data primer. Data sekunder dapat diperoleh melalui pencarian
virtual melalui internet, pencarian langsung melalui buku atau jurnal, serta
artikel dan literatur terkait yang dapat membantu penyelesaian masalah.
1.5.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam proses pra-rancangan
adalah:
1. Observasi, yaitu meninjau langsung keadaan data yang diperlukan.
Misalnya

mengunjungi

lokasi

dan objek

tempat

Kerja Praktek

dilaksanakan juga kantor dari perusahaan tempat bekerja.

2. Metode Dokumentasi, yaitu metode yang digunakan untuk mengarsipkan


keseluruhan data yang dimiliki baik data primer maupun sekunder
sehingga dapat dikaji kembali dan dapat digunakan untuk kepentingan
berkelanjutan.
4

Dinda Alya Shafira 013121406014

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

3. Studi Literatur, Data dari literatur dan beberapa jurnal internet yang sesuai
dengan objek yang dibahas, dapat menambah apa yang telah di dapat dari
data-data dari lapangan.
4. Konsultasi
Metode konsultasi yang dilakukan berupa diskusi terhadap pihak
pelaksanana pembangunan dalam hal ini pengawas dari PT. Barindo
Utama.

1.6 Sistematika Pembahasan


Secara garis besar sistematika pembahasan dalam laporan ini dapat
diuraikan sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Menguraikan secara umum latar belakang pembahasan, rumusan
permasalahan, tujuan pembahasan, ruang lingkup pembahasan, metodologi
penulisan serta sistematika pembahasan laporan kerja praktek.
BAB II. GAMBARAN UMUM
Gambaran umum mengenai lokasi dan kondisi fisik proyek, proyek
renovasi dan pengembangan Masjid Agung dan Lapangan Merdeka Kota
Lubuk Linggau.
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA
Memberikan uraian teori tentang manajemen proyek dan kurva-S yang
diperoleh dari literatur dan jurnal internet yang berkenaan dengan topik
yang akan dibahas.
BAB IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Berisi uraian mengenai analisa dan pembahasan masalah manajemen
proyek di lapangan sesuai dengan data yang telah didapatkan.
BAB V. PENUTUP
Berisi

tentang

kesimpulan

dan

saran

pembahasan

dari

analisa

perbandingan manajemen antara perencanaan dan pelaksanaan proyek di


lapangan.
5

Dinda Alya Shafira 013121406014

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

LAMPIRAN
Berisi gambar kerja
DAFTAR PUSTAKA

1.7 Kerangka Berpikir


KERJA
PRAKTEK

DATA

OBSERVASI

DOKUMENTASI

TERKAIT
PERMASALAHAN
Kesesuaian perencanaan awal
dalam time schedule dan kurva-S
dengan keadaan di lapangan

TUJUAN

RUANG LINGKUP

Mempelajari manajemen dalam


suatu pelaksanaan proyek melalui
kurva-S

Pengamatan terhadap kesesuaian data


rencana awal dan di lapangan serta
mencari faktor penyebab bila terjadi
perbedaan atau kendala

ANALISA DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN
Bagan 1. 1 Kerangka Berpikir
Sumber : Analisa Pribadi

Dinda Alya Shafira 013121406014

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

BAB II
GAMBARAN UMUM
Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapangan
Merdeka Kota Lubuk Linggau ini merupakan salah satu proyek pemerintah
dengan tujuan untuk memberikan citra baru bagi masjid dan lapangan Merdeka
yang menjadi alun-alun kota Lubuk Linggau. Proyek ini sudah berlangsung sejak
akhir tahun 2013 dan hingga tahun ini masih dikerjakan. Pada bulan kerja praktek
yang dilakukan mahasiswa, proyek ini berjalan hingga proses finishing bangunan
dan pengembangan lapangan merdeka sebagai alun-alun kota sudah sedikit demi
sedikit selesai. Proses kerja praktek yang dilaksanakan pun hanya berfokus pada
bangunan masjid yang sedang mengalami proses finishing.

2.1

Data Umum Proyek


2.1.1

Data Administratif
Nama Proyek

: Proyek Renovasi dan Pengembangan


Masjid Agung dan Lapangan Merdeka
Kota Lubuk Linggau.

Alamat Proyek

: Jalan Merdeka, Rejang Lebong, Kota


Lubuk Linggau

Pemilik Proyek

: PU Cipta Karya

Fungsi Bangunan

: Masjid dan Lapangan Merdeka

Konsultan Pengawas

: PT Granitindo Cipta Sejati

Arsitek

: PT Barindo Utama

Mandor

: Heriansyah, S.T.

Site Engineering Manager

: Zian Kadir Sabban, S.T.

Site Adm Manager

: Frenchy R, S.T.

Sumber dana

: PU Cipta Karya

Dinda Alya Shafira 013121406014

Laporan Kerja Praktek 2015

Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada


Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

2.1.2

Struktur Organisasi
Proyek Pembangunan Renovasi dan Pengembangan Masjid
Agung dan Lapangan Merdeka Kota Lubuk Linggau
Pemilik
PU Cipta Karya

Konsultan
Perencana

Konsultan
Pengawas

Perencana
Struktur

PT Barindo
Utama

PT
Granitindo
Cipta Sejati

PT Barindo
Utama

Pengembang

Project
Manager

P
T
Site Manager

Quality Control

Zian Kadir Sabban,


S.T.

Zian Kadir Sabban,


S.T.

Quality Surveyor

PT Barindo Utama

r
a
n
i

Mahasiswa

Mandor

1.Nurmalina
Oktaviani

Heriansyah
S.T.

t
i
n

2.Dinda Alya
Shafira

d
o

Bagan 2. 1 Struktur Organisasi

Sumber : Analisa Pribadi

i
p
t

Dinda Alya Shafira 013121406014

Logistik
Sapta

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

2.1.3

Struktur Organisasi Proyek


Organisasi proyek adalah gabungan beberapa unsur pelaksanaan

pada suatu proyek yang saling berhubungan erat dalam melakukan


kegiatan-kegiatannya. Struktur organisasi ini mutlak diperlukan guna
menjamin kelancaran dan kesuksesan dari pembangunan suatu proyek.
Struktur
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek
anatara lain:
a. Pemilik Proyek (PU Cipta Karya)
Pemilik proyek atau pengguna jasa ini adalah seseorang atau
instansi yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh
memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar
biaya pekerjaan tersebut. Pengguna jasa dapat berupa perseorangan,
lembaga/instansi pemerintah maupun swasta.
Berikut adalah hak dan kewajiban pengguna jasa adalah:
Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor)
Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa.
Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana
yang dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran
pekerjaan.
Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak
penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk
mewujudkan sebuah bangunan.
Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang
direncanakan dengan cara menempatkan atau menunjuk
suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik.
Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).

Dinda Alya Shafira 013121406014

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai


dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai
dengan apa yang dikehendaki.

b. Konsultan Perencana
Konsultan

perencana

adalah

orang/badan

yang

membuat

perencanaan bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil dan


bidang lain yang melekat erat membentuk sebuah sistem bangunan.
Konsultan perencana ini menerima pekerjaan perencanaan dari pemilik
proyek. Konsultan perencana dapat berupa perseorangan/perseorangan
berbadan hukum/ badan hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan
pekerjaan bangunan. Dan juga berfungsi membantu pimpinan proyek
dalam melaksanakan pengadaan dokumen perencanaan, dokumen
perencana, dokumen lelang, dokumen pelaksanaan dan memberi
penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan yang timbul selama
konstruksi.
Berikut hak dan kewajiban konsultan perencana adalah:
Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari
gambar rencana, rencana keija dan syarat-syarat, hitungan
struktur, rencana anggaran biaya.
Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna
jasa dan pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.
Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor
tentang hal-hal yang kurang jelas dalam gambar rencana,
rencana kerja dan syarat-syarat.
Membuat gambar revisi hila terjadi perubahan perencanaan.
Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek

10

Dinda Alya Shafira 013121406014

10

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

c. Konsultan Pengawas ( PT Granitindo Cipta Sejati)


Konsultan

pengawas

adalah

orang/badan

yang

ditunjuk

pengguna jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan


pekerjaan pembangunan mulai awal hingga berakhimya pekerjaan
tersebut. Tugas dan wewenang konsultan pengawas yaitu mengadakan
pengawasan terhadap jalannya pekerjaan dan berwenang untuk menolak
pemakaian bahan yang tidak sesuai dengan perencanaan.
d. Kontraktor ( PT Barindo Utama)
Kontraktor adalah suatu badan usaha atau perusahaan yang telah
lulus prakualifikasi dari pemerintahan setempat dan sanggup menaati
peraturan yang telah dibuat oleh pemilik proyek serta mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan proyek tersebut tepat pada waktu
yang telah ditentukan.
e. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dimaksud adalah tenaga kerja yang berstatus
tetap yaitu bekerja sampai pekerjaan selesai. Tenaga kerja ini umumnya
terdiri dari tenaga ahli yang memegang peranan penting dalam
mewujudkan keberhasilan suatu proyek. Tenaga kerja tersebut meliputi:
1. Manajer Proyek (Project Manager)
Merupakan orang yang dipercayakan untuk memimpin
semua pekerjaan di proyek. Project manager pada proyek ini
bertanggung jawab atas seluruh administrasi proyek baik teknis
maupun non-teknis.
2. Site Engineering Manager (SEM)
Site Engineering Manager yang memiliki tugas membuat
perancanaan operasional, seperti :
- Site installation
- Quality plan
- Shop drawing
- Metode pelaksanaan dalam proyek
- Perhitungan konstruksi
11

Dinda Alya Shafira 013121406014

11

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

3. Site Administration Manager (SAM)


Orang atau badan yang bertanggung jawab dalam
pengolahan keuangan dalam proyek.
4. Logistik Proyek
Logistik proyek mempunyai tugas sebagai penghubung
pihak proyek kepada para suplier bahan, memperhitungkan
keperluan bahan-bahan bangunan dan mencatat setiap pemasukan
dan pemakaian bahan, serta mengawasi keadaan mutu bahan yang
digunakan dalam proses pembangunan sebuah proyek.
5. Mandor
Mandor sangat diperlukan sebagai pengawas langsung bagi
pekerja-pekerja di lapangan agar pekerjaan terarah. Mandor
bertugas mengawasi dan mengkoordinasi, serta memberikan upah
kepada pekerja-pekerja.
6. Pekerja
Pekerja ialah orang-orang yang terkait dalam pembangunan proyek
di lapangan. Pekerja terdiri dari kepala tukang, tukang besi, tukang
kayu, dll.
2.2

Data Teknis
2.2.1

Lokasi Proyek
Lokasi proyek renovasi dan pengembangan Masjid Agung dan
Lapangan Merdeka Kota Lubuk Linggau ini terletak di Jalan
Merdeka, Rejang Lebong, Kota Lubuk Linggau.

12

Dinda Alya Shafira 013121406014

12

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

2.2.2

2.2.3

Batasan Proyek
Sebelah Utara

: Pemukiman warga

Sebelah Timur

: Pemukiman warga dan bangunan Ruko

Sebelah Selatan

: Jalan raya Merdeka

Sebelah Barat

: Pemukiman warga

Data- Data Fungsional


Bangunan

: Masjid Agung

Jumlah Lantai

: 2 Lantai

Luas Lantai

: 3060 m

Tinggi Bangunan : (sampai puncak kubah) 26,2 m

2.2.4

Gambaran Desain

Gambar 2.1 SITE PLAN.


Sumber Gambar :
Dokumentasi Pribadi. 2015

13

Dinda Alya Shafira 013121406014

13

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Gambar 2.2 DENAH LANTAI 1 & 2.


Sumber Gambar :
Dokumentasi Pribadi. 2015

Gambar 2.3 TAMPAK DEPAN DAN


DETAIL ARSITEKTUR.
Sumber Gambar :
Dokumentasi Pribadi. 2015
14

Dinda Alya Shafira 013121406014

14

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Gambar 2.4 TAMPAK BELAKANG DAN DETAIL


ARSITEKTUR
Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi. 2015

Gambar 2.5 POTONGAN 1


Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi. 2015
15

Dinda Alya Shafira 013121406014

15

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Gambar 2.6 POTONGAN 2


Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi. 2015

Gambar 2.7 PERSPEKTIF 3D


Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi. 2015

16

Dinda Alya Shafira 013121406014

16

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

2.2.5 Time Schedule Rencana Renovasi Masjid

Gambar 2.8 Time Schedule Rencana 1-1


Sumber Gambar : Dokumentasi Proyek
17

Dinda Alya Shafira 013121406014

17

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Gambar 2.9 Time Schedule Rencana 1-2


Sumber Gambar : Dokumentasi Proyek
18

Dinda Alya Shafira 013121406014

18

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Gambar 2.10 Time Schedule Rencana 1-3


Sumber Gambar : Dokumentasi Proyek

Berdasarkan Time Schedule Rencana diatas dapat kita lihat bahwa


pekerjaan yang akan dilakukan selama masa kerja praktek (Juni dan Juli) adalah
pekerjaan arsitektur dan pekerjaan kubah. Pekerjaan arsitektur dengan nilai
mencapai angka 3 miliar memiliki bobot presentase sebesar 32, 256% yang
rencananya dilakukan selama 3 bulan, terhitung bulan Mei hingga Juli 2015.
Sedangkan pekerjaan kubah dengan nilai harga 6 miliar memiliki bobot presentase
sebesar 40, 823%.
Selain time schedule rencan, pada proyek ini tidak dilengkapi time
schedule realisasi dikarenakan data dari pihak kontraktor yang tidak memadai
untuk keperluan masa kerja praktek di bulan Juni dan Juli.

19

Dinda Alya Shafira 013121406014

19

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

2.2.6. Bobot Pekerjaan Proyek

Tabel 2.1 Bobot Pekerjaan Proyek 1-1


Sumber Gambar : Dokumentasi Proyek

Tabel 2.2 Bobot Pekerjaan Proyek 1-2


Sumber Gambar : Dokumentasi Proyek

Tabel 2.3 Bobot Pekerjaan Proyek 1-3


Sumber Gambar : Dokumentasi Proyek

20

Dinda Alya Shafira 013121406014

20

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengertian Manajemen Proyek
3.1.1 Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno management,
yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur. Oleh karena itu
banyak ahli yang mendefiniskan sebagai suatu seni.
George

R.

Terry

memberikan

pendapat,

definisi

manajemen merupakan ilmu sekaligus seni, manajemen adalah wadah di


dalam ilmu pengetahuan, sehingga manajemen bisa dibuktikan secara
umum kebenarannya.
Menurut Lawrence A Appley, pengertian manajemen adalah
sebuah seni dalam mencapai tujuan yang diinginkan yang dilaksanakan
dengan usaha orang yang lain.
Manajemen yang didefinisikan oleh Koontz adalah suatu seni yang
produktif yang didasarkan pada suatu pemahaman ilmu. Koontz
menambahkan, ilmu dan seni tidaklah bertentangan, namun masing
masing saling melengkapi.
James A. F. Stoner memiliki pendapat, ilmu manajemen
merupakan proses dalam membuat suatu perencanaan, pengorganisisasian,
pengendalian

serta

memimpin

berbagai

usaha

dari

anggota

entitas/organisasi dan juga mempergunakan semua sumber daya yang


dimiliki untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dan menurut Drs. Oey Liang Lee mengartikan manajemen adalah
ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan
pengawasan dari manusia untuk menentukan capaian tujuan sebagaimana
yang telah ditetapkan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
manajemen merupakan suatu ilmu juga suatu seni dalam pembuatan suatu
21

Dinda Alya Shafira 013121406014

21

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan masih


banyak lagi yang sifatnya mengolah suatu usaha dan manusia yang terkait
di dalamnya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

3.1.2 Pengertian Proyek


Pengertian proyek adalah sebuah kegiatan pekerjaan

yang

dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang pebisnis atau pemilik


pekerjaan yang ingin mencapai suatu tujuan tertentu dan dilaksanakan
oleh pelaksana pekerjaan sesuai dengan keinginan dari pada pebisnis atau
pemilik proyek dan spesifikasi yang ada.
Pengertian proyek bangunan gedung adalah merupakan kegiatan
pekerjaan pembangnan sebuah bangunan gedung yang dilaksanakan atas
dasar permintaan pemilik proyek dan dilaksanakan oleh pelaksana proyek
atau kontraktor. 1
3.1.3 Manajemen Proyek
Pengertian manajemen proyek menurut H. Kerzner proyek adalah
merencanakan, menyusun organisasi, memimpin dan mengendalikan
sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah
ditentukan.
Menurut Hughes dan Cotteral (2002) manajemen proyek adalah
suatu cara untuk menyelesaikan masalah yang harus dipaparkan oleh user,
kebutuhan user harus terlihat jelas dan harus terjadi komunikasi yang baik
agar kebutuhan user bisa diketahui.
Pengertian

manajemen

proyek

menurut

Schawalbe

(2004)

merupakan aplikasi dari ilmu pengetahuan, skill, tools, dan teknik untuk
aktifitas suatu proyek dengan maksud memenuhi atau melampaui
kebutuhan stakeholder dan harapan dari sebuah proyek.

1 </

http://www.hc-arsitekrumah.com/category/pengertian-umum-tentang-proyek/>,
Diakses tanggal 10 Oktober 2015

22

Dinda Alya Shafira 013121406014

22

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Sedangkan Wulfram I. Ervianto (2003) Manajemen proyek adalah


semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu
proyek dari awal (gagasan) samapi selesainya proyek untuk menjamin
biaya proyek dilaksanakan tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu.
Dan Chase, Aquilano, Jacobs (2001) mengatakan manajemen
proyek dapat didefinisikan sebagai perencanaan, pengarahan, dan
pengaturan sumber daya (manusia, peralatan, bahan baku) untuk
mempertemukan bagian teknik, biaya dan waktu suatu proyek.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa manajemen proyek adalah implementasi ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan keahlian, serta teknik yang terbaik dan berkualitas yang
dijalankan secara bersamaan untuk mencapai target yang sebelumnya telah
direncanakan.
Didalam manajemen proyek, ada 3 (tiga) garis besar yang utama
dalam menciptakan keberlangsungan sebuah proyek2 :

Planning | Perencanaan
Dalam usaha pencapaian tujuan dari sebuah proyek dibutuhkan
suatu planning yang matang. dengan meletakkan dasar sasaran dan
tujuan dari suatu proyek dan sekaligus menyiapkan semua program
administrasi dan teknis supaya bisa diimplementasikan. hal ini
bertujuan untuk memenuhi semua persyaratan dan spesifikasi yang
telah ditentukan dalam keterbatasan waktu, biaya, mutu dan juga
keselamatan kerja. perencanaan sebuah proyek dijalankan dengan
cara studi kelayakan, rekayasa nilai, perencanaan sebuah area
manajemen proyek (cost, waktu, mutu, kesehatan serta keselamatan
kerja, lingkungan, sumber daya, resiko dan sistem informasi)
2

Nicho, Eka.
2015.http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/02/manajemen-proyek-project-management.,
Diakses tanggal 8 Oktober 2015

23

Dinda Alya Shafira 013121406014

23

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Schedulling | Penjadwalan
Penjadwalan adalah implementasi dari sebuah perencanaan yang
bisa memberi infomrasi mengenai jadwal rencana serta kemajuan
proyek yang terdiri dari sumber daya, durasi dan juga progres
waktu dalam menyelesaikan proyek. penjadwalan proyek ini
mengikuti

perkembangan

sebuah

proyek

dengan

berbagai

permasalahan yang muncul. Monitoring serta updating harus selalu


dijalankan untuk memperoleh penjadwalan proyek yang relistis
supaya sesusai dengan sasaran proyek. Metode dalam pengelolaan
penjadwalan proyek ada beberapa metode, antara lain:
Hanumm Curve (Kurva S)
Barchart
Diagram Vektor (Penjadwalan Linear)
Network Planning

Apabila ada penyimpangan yang terjadi dari rencana awal,


maka dijalankan evaluasi dan tindakan koreksi supaya proyek yang
berjalan tetap berada pada jalur yang diharapkan.

Controlling | Pengendalian Proyek


Proses Pengendalian Proyek bisa mempengaruhi hasil akhir dari
proyek yang dikerjakan. tujuan pengendalian proyek adalah untuk
meminimalkan segala bentuk penyimpangan yang bisa terjadi
selama proyek berlangsung. pengendalian proyek merupakan
upaya untuk mengoptimalkan kinerja cost (biaya), waktu, mutu
serta keselamatan kerja harus mempunyai kriterisa yang dijadikan
sebagai tolak ukur kinerja. aktivitas dalam pengendalian ini berupa
pengawasan, pemeriksaaan, koreksi yang dujalankan selama
proyek diimplementasikan.

24

Dinda Alya Shafira 013121406014

24

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

3.2 Fungsi Manajemen Proyek


Fungsi dasar manajemen proyek adalah pembatasan, perencanaan, perkiraan,
penjadualan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian dan penutupan.

Pelingkupan (Scooping) lingkup mendefinisikan batas-batas


proyek

Perencanaan

(Planning)

perencanaan

mengidentifikasikan

tugas-tugas yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek.

Perkiraan (Estimating) tiap tugas yang diperlukan untuk


menyelesaikan proyek harus diperkirakan

Penjadwalan (Scheduling) dengan diberikan rencana proyek,


manajer proyek bertanggung jawab atas penjadwalan semua
aktivitas proyek

Pengorganisasian

(Organizing)

manajer

proyek

harus

memastikan bahwa para anggota tim proyek memahami peran dan


tanggung jawab masing-masing serta hubungan laporan mereka ke
manajer proyek.

Pengarahan (Directing) manajer proyek harus mengarahkan


aktivitas-aktivitas tim

Pengontrolan

(Controlling)

mungkin

fungsi

tersulit

dan

terpenting seorang manajer adalah mengontrol proyek

Penutupan (Closing) manajer proyek yang baik selalu menilai


keberhasilan dan kegagalan pada kesimpulan proyek

Fungsi fungsi diatas tergantung pada komunikasi antar personal yang


berkesinambungan di antara para manajer proyek, tim dan manajer-manajer yang
terlibat.
Untuk mengelola aspek pengetahuan manajemen proyek , maka ada
beberapa prinsip yang perlu diketahui atau difahami telebih dahulu, yaitu:

Prinsip 1: Melakukan aktivitas terkait terhadap konsep kelompok


proses yang ada

25

Dinda Alya Shafira 013121406014

25

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Prinsip 2: Setiap kelompok proses membutuhkan sejumlah input


(masukan) untuk menjalankan proses

Prinsip 3: Saat proses berlangsung akan melibatkan sejumlah


perangkat (tools) dan metode (teknik) pekerjaan yang memadai

Prinsip 4: Hasil ouput (keluaran) dari proses akan dipergunakan untuk


pelaksanaan kelompok proses pada aspek pengetahuan manajemen
proyek yang lain

Kelompok proses yang digunakan dalam manajemen proyek, terdiri atas:

Proses Inisiasi (penjajagan), kesediaan para stakeholders dalam


menjalankan proyek

Proses Perencanaan, perencanaan terhadap kebutuhan pelaksanaan


proyek (S-TQC)

Proses Pengolahan, pelakasanaan pekerjaan oleh sumber daya yang


ada dalam proyek

Proses Pengendalian, pengawasan yang obyektif terhadap seluruh


pekerjaan proyek

Proses Penutupan, persetujuan formal terhadap hasil output dari


pekerjaan proyek,

Sedangkan pengetahuan manajemen proyek, terdiri atas:

Manajemen Integrasi, merupakan tempat integrasi dari seluruh


akivitas

manajemen

proyek

yang

ada

dalam

rangka

mengoptimumkan obyektif proyek

Manajemen Batas Wilayah (ruang lingkup), merupakan batasan obyek


yang ingin diraih yaitu suatu produk yang memiliki fitur, fungsi dan
spesifikasi tertentu, adapun batasan bisa mencakup perencanaan,
definisi, verifikasi dan pengendalian yang dituangkan dalam Term Of
Reference (TOR) atau Request For Proposal (RFP) atau dalam
diagram

26

Dinda Alya Shafira 013121406014

26

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Manajemen Waktu, merupakan target waktu dari output yang


diharapkan agar dapat dimanfaatkan pada waktu yang tepat, bisa
meliputi definisi aktivitas, rangkaian aktivitas, estimasi durasi
aktivitas, pengembangan skedul (jadual) dan pengendalian jadual,
dapat menggunakan Gantt Chart, PERT, CPM atau Network Diagram

Manajemen Biaya, merupakan pengalokasian sejumlah sumber dana


berupa investasi untuk pembiayaan kebutuhan pelaksanaan proyek,
yang mencakup perencanaan sumber dana (resource planning),
estimasi biaya (cost estimating), anggaran biaya (cost budgeting) dan
pengendalian biaya (cost control)

Manajemen Kualitas, merupakan pemenuhan kebutuhan yang


mendasar terhadap output yang dihasilkan berupa kualitas yang
terstandarisasi,
planning),

yang

mencakup

pertanggungan

perencanaan

kualitas

(quality

kualitas

(quality

assurance)

dan

pengendalian kualitas (quality control)

Manajemen Sumber Daya Insani, merupakan pengaturan kebutuhan


SDI dalam pelaksaan proyek, yang mencakup perencanaan organisasi
(organizational planning), akuisisi karyawan (staff aquisition) dan
pembangunan tim kerja (team building)

Manajemen Komunikasi, merupakan pendistibusian jalur komunikasi


yang terjadi akibat banyaknya kertelibatan individu maupun letak
lokasi (geografis) dalam pelaksanaan proyek, yang mencakup
perencanaan komunikasi (communication planning), pendistribusian
informasi (information distribution), pelaporan kinerja (performace
reporting) dan klosur administrasi (administrative closure)

Manajemen Risiko, merupakan pengelolaan resiko untuk memperkecil


dampak yang ditimbulkan melalui tindakan tindakan preventif, bisa
mencakup identifikasi resiko, kuantitas resiko, pengembangan
responsi resiko dan pengendalian responsi resiko

Manajemen Pengadaan, merupakan pengaturan kebutuhan produk


atau perangkat yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek dari awal

27

Dinda Alya Shafira 013121406014

27

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

hingga akhir, bisa mencakup perencanaan pengadaan, perencanaan


permintaan, permintaan pengadaan, pemilihan supplier, administrasi
kontrak pengadaan dan nutupan kontrak
3.3 Penjadwalan Proyek
Penjadwalan merupakan tahapan menerjemahkan suatu perencanaan ke
dalam suatu diagram-diagram yang sesuai dengan skala waktu. Penjadwalan
menentukan kapan kegiatan-kegiatan akan dimulai, ditunda, dan diselesaikan,
sehingga pengendalian sumber-sumber daya akan disesuaikan waktunya menurut
kebutuhan yang ditentukan.7 Dalam proses penjadwalan, penyusun kegitan dan
hubungan antar kegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek.
Secara umum manfaat-manfaat penjadwalan proyek antara lain :

Menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan


proyek.

Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan.

Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap


kegiatan.

Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya


dengan cara hal-hal kritis pada proyek

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuat jadwal


pelaksanaan proyek :

Kebutuhan dan fungsi proyek tersebut. Dengan selesainya proyek itu


proyek diharapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah
ditentukan.

Keterkaitannya dengan proyek berikutnya ataupun kelanjutan dari proyek


selanjutnya.

28

Alasan social politis lainnya, apabila proyek tersebut milik pemerintah.


Dinda Alya Shafira 013121406014

28

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Kondisi alam dan lokasi proyek.

Keterjangkauan lokasi proyek ditinjau dari fasilitas perhubungannya.

Ketersediaan dan keterkaitan sumber daya material, peralatan, dan


material pelengkap lainnya yang menunjang terwujudnya proyek tersebut.

Kapasitas atau daya tampung area kerja proyek terhadap sumber daya
yang dipergunakan selama operasional pelaksanaan berlangsung.

Produktivitas sumber daya, peralatan proyek dan tenaga kerja proyek,


selama operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang
memenuhi aturan teknis.

Cuaca, musim dan gejala alam lainnya.

Referensi hari kerja efektif.

3.3.1 Metode Penjadwalan Proyek


Penggunaan metode dalam penjadwalan proyek didasarkan
atas kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai terhadap kinerja
penjadwalan. Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang
berkembang pada saat ini, seperti metode barchart (Diagram Batang),
kurva S (hanumm Curve), diagram Vektor (Penjadwalan Linear),
Network Planning dan waktu dan durasi kegiatan. Metode-metode
tersebut

memiliki

kelebihan

dan

kekurangan

masing-masing.

Pemilihan penggunaan metode penjadwalan tersebut didasarkan atas


kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai terhadap kinerja penjadwalan.
1.

Barchart (Diagram Batang)

Barchart adalah sekumpulan aktivitas yang ditempatkan dalam


kolom vertikal, sementara waktu ditempatkan dalam baris horizontal.
Waktu mulai dan selesai setiap kegiatan beserta durasinya
ditunjukkam dengan menempatkan balok horizontal dibagian sebelah
kanan dari setiap aktivitas. Perkiraan waktu mulai dan selesai dapat
ditentukan dari skala waktu horizontal pada bagian atas bagan.
29

Dinda Alya Shafira 013121406014

29

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Panjang dari

balok

menunjukkan

durasi dari aktivitas dan

biasanya aktivitas-aktivitas tersebut disusun berdasarkan kronologi


pekerjaannya (Callahan, l992).
Keuntungan dan kelemahan Barchart : (Manajemen Kontruksi.
Hal : 78)

Keuntungan

a. Mudah dalam pembuatan dan persiapannya.


b. Memiliki bentuk yang mudah dimengerti.
c. Bila digabungkan dengan metode lain, seperti Kurva S,
dapat dipakai lebih jauh sebagai pengendalian biaya.

Kelemahan

a. Tidak

menunjukkan

secara

spesifik

hubungan

ketergantungan antara satu kegiatan dan kegiatan yang lain, sehingga


sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan
satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek.
b. Sulit

mengadakan

penyesuaian

atau

perbaikan

atau

pembaharuan bila diperlukan, karena pada umumnya ini berarti


membuat bagan balok baru.
c. Cara

membuat

barchart

dapat

dilakukan

dengan

menentukan aktivitas-aktivitas yang akan ditampilkan. Aktivitas ini


dapat

dibuat

dengan

memecahkan

pekerjaan

menjadi

kegiatan-kegiatan terkecil, selanjutnya tentukan durasi dari setiap


kegiatan atau aktivitas, dan letakkan setiap balok sesuai dengan
kegiatan dan durasinya
2. Kurva S
Kurva S adalah grafik yang dibuat dengan sumbu vertikal
sebagai nilai kumulatif biaya atau penyelesaian (progress) kegiatan
dan sumbu horizontal sebagai waktu (Soeharto, 1997). Kurva S dapat
menunjukkan kemampuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan

30

Dinda Alya Shafira 013121406014

30

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai persentase kumulatif


dari seluruh kegiatan proyek.
a. Fungsi dari Kurva S yaitu : (Manajemen Kontruksi. Hal : 126)
Untuk menganalisis kemajuan/progres suatu proyek secara
keseluruhan.
Untuk mengetahui pengeluaran dan kebutuhan biaya pelaksanaan
proyek.

Untuk rnengontrol penyimpangan yang terjadi pada proyek


dengan mernbandingkan kurva S rencana dengan kurva S actual

Bagi kontraktor, sebagai dasar untuk membuat tagihan pembayaran


ke pemilik proyek
Bagi owner (pemilik proyek) sebagai dasar memantau progres
pekerjaan fisik di lapangan yang selanjutnya sebagai dasar
pembayaran ke kontraktor.

b. Langkah-langkah pembuatan Kurva S :


Mencari % Bobot Biaya Setiap Pekerjaan

Presentase bobot pekerjaan = V x Harga satuan pekerjaan

X 100%

Harga Bangunan
Membagi % Bobot Biaya Pekerjaan pada Durasi
Menjumlahkan % Bobot Biaya Pekerjaan pada setiap lajur waktu
Memnuat Kumulatif dari % Bobot Biaya Pekerjaan pada Lajur %
Kumulatif Bobot Biaya
Membuat Kurva S Berdasarkan % Kumulatif Bobot Biaya
Rumus rumus yang dipakai dalam perhitungan Kurva S,
antara lain sebagai berikut:
1. Bobot Pekerjaan (%) merupakan rencana anggaran biaya yang
dikeluarkan oleh kontraktor.
31

Dinda Alya Shafira 013121406014

31

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Jumlah (%) =

sub total anggaran x 100%


Total anggaran

Sub total anggaran = Vol.pekerjaan x harga satuan pekerjaan

2. Rencana Mingguan merupakan rencana yang akan dikerjaan


sesuai pada saat pelaksanaan.

Prestasi (%) rencana =

(volume rencana) x 100%


Volume anggaran

Jumlah (%) rencana


=

[prestasi(%) rencana x Jumlah (%) anggaran]


100%

Yang akan dikerjakan (%) = Jumlah r. mingguan sekarang% Jumlah


r. sebelumnya%
Nilai pekerjaan
=

(pekerjaan yang akan dikerjakan x total anggaran )


Nilai 100

3. Realisasi Mingguan (%) adalah besarnya nilai pelaksanaan


pekerjaan yang telah tercapai dihintung perminggu kerja.
.
=

32

(Bobot kerja yang terjadi) x vol. pada anggaran


Bobot rencana kerja

Dinda Alya Shafira 013121406014

32

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Prestasi (%) =

Volume realisasi x 100


Vol. pada anggaran

Jumlah (%) realisasi


=

prestasi % realisasi x jmlah(%)pd anggaran


100%

4. Total jumlah realisasi / minggu (%) adalah jumlah realisasi pada


subtotal pekerjaan perminggu.

3.4 Pengendalian Proyek


Pengendalian menurut R. J. Mockler adalah usaha yang sistematis
untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan,
merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar
menganalisa kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan
standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar
sumber daya digunakan efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.
Pada dasarnya upaya pengendalian merupakan proses pengukuran,
evaluasi dan membetulkan kinerja proyek. Untuk proyek konstruksi, ada tiga
unsur yang perlu dikendalikan dan diukur, yaitu : kemajuan (progress) yang
dicapai dibandingkan terhadap kesepakatan kontrak, pembiayaan terhadap
rencana anggaran, dan mutu hasil pekerjaan terhadap spesifikasi teknis.
Menurut Dipohusodo (1996), proses pengendalian kinerja dalam
pelaksanaan proyek konstruksi secara umum terdiri dari 3 langkah pokok,
yaitu:
1. Menetapkan standar kinerja. Standar ini dapat berupa biaya yang
dianggarkan dan jadwal.

33

Dinda Alya Shafira 013121406014

33

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

2. Mengukur kinerja terhadap standar dengan jalan membandingkan antara


performansi aktual dengan standar performansi. Hasil pekerjaan dan
pengeluaran yang telah terjadi dibandingkan dengan jadwal dan biaya
yang telah direncanakan.
3. Melakukan tindakan koreksi apabila terjadi penyimpangan terhadap
standar yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan proses pembangunan, pihak kontraktor berusaha
untuk mencapai unsur unsur pengendalian proyek, yaitu:3
1. Pengendalian Waktu
Lamanya waktu penyelesaian proyek berpengaruh besar dengan
pertambahan biaya proyek secara keseluruhan. Maka dari itu dibutuhkan
laporan progress harian/ mingguan/ bulanan untuk melaporkan hasil
pekerjaan dan waktu penyelesaian untuk setiap item pekerjaan proyek.
Dan dibandingkan dengan waktu penyelesaian rencana agar waktu
penyelesaian dapat terkontrol setiap periodenya.
Pengendalian waktu dilakukan dengan menggunakan Time Schedule,
Bar Chart dan Network Planning4:
Time Schedule
Time schedule adalah suatu pembagian waktu terperinci yang
disediakanuntuk

masing-masing

bagian

pekerjaan,

mulai

dari

permulaan sampai dengan pekerjaan berakhir. Time schedule diperlukan


oleh semua pihak sebagai pedoman koordinasi dan kerjasama antar
bagian pelaksana proyek di lapangan. Dalam time schedule waktu
pekerjaan diatur sedemikian rupa sehingga setiap pekerjaan dapat
berjalan baik dan lancar. Time schedule digunakan sebagai dasar
pertimbangan penambahan personalia sesuai dengan perkembangan
pelaksanaan pekerjaan.
3

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7245-3101100077-bab2.pdf, Diakses
pada 8 Oktober 2015
4
Manajemen Proyek, http://eprints.undip.ac.id/33972/5/1857_CHAPTER_II.pdf, Diakses
pada 8 Oktober 2015

34

Dinda Alya Shafira 013121406014

34

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Dalam

hubungan dengan bahan dan alat yang digunakan, time

schedule ini akan mencegah penyimpangan bahan yang tepat diperoleh,


serta menjaga keefektifan pemakaian alat-alat berat yang disewa,
dengan demikian penghematan biaya dan waktu akan lebih baik.
Pelaksanaan

time schedule

secara

umum

sering

mengalami

hambatanhambatan yag disebabkan oleh:


1. Keadaan cuaca yang tidak memungkinkan dilaksanakan pekerjaan.
2. Kesalahan yang dibuat pelaksana.
3. Ketidakteraturan penyediaan bahan.
4. Perubahan-perubahan yang diinginkan pemberi tugas.
Bar Chart
Bar chart merupakan metode yang bersifat praktis dan sederhana yang
berfungsi untuk pengendalian proyek, sangat memudahkan pelaksana
proyek dalam mengerjakan bagian pekerjaannya. Bar chart yang dibuat
kontraktor harus diperiksa dan disetujui Direksi.

Network Planning
Network planning adalah gambar yang memperlihatkan susunan

urutan pekerjaan dan logika ketergantungan antara kegiatan yang satu


dengan yang lainnya serta rencana waktu pelaksanaannya berupa lintasan
kritis maupun yang bukan lintasan kritis. Lintasan kritis adalah lintasan
terpanjang yang menentukan waktu pelaksanaan pekerjaan proyek yang
apabila salah satu kegiatan terlambat, maka pelaksanaan pekerjaan yang
lain ikut terlambat.
2. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya dimaksudkan agar biaya yang dikeluarkan proyek
tersebut sesuai dengan anggaran yang telah direncanakan dan telah
disetujui. Pengendalian biaya ini dilakukan dengan cara pengontrolan
masing-masing bagian pekerjaan dengan perhitungan dari analisa harga
satuan. Biaya-biaya konstruksi proyek perlu dikelompokkan agar dalam
35

Dinda Alya Shafira 013121406014

35

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

analisa perhitungan earned value. Menurut Asiyanto (2005), Biaya


konstruksi memiliki unsur utama dan faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam kegiatan pengendalian. Unsur utama dari biaya konstruksi adalah
biaya material, upah, dan alat.

3. Pengendalian Mutu
Pengendalian kualitas bahan dilakukan dengan cara pemeriksaan dan
pengujian bahan bangunan yang dipakai dalam proyek. Sebagai contoh
adalah pengujian mutu beton yang digunakan dalam pengecoran dengan
compression test.
3.5 Kegagalan atau Keterlambatan Proyek
Kesuksesan sebuah proyek pasti membutuhkan tenaga dan pikiran yang menguras
segalanya. Seorang manajer proyek dituntut untuk memastikan bahwa sebuah
proyek sudah berjalan sesuai perencanaan dan tidak berada dalam jalur yang
salah. Namun, hingga saat ini kenyataannya terdapat begitu banyak proyek gagal
atau paling tidak terlambat dalam penyelesaian dimana hal tersebut memicu
membengkakan biaya yang dikeluarkan. Berikut ini beberapa alasan diantaranya
mengapa kegagalan Manajemen Proyek sering terjadi :5
1. Lemahnya Komunikasi
Pelaksanaan sebuah proyek tanpa adanya komunikasi yang lancar bisa
menyebakan sebuah proyek mengalami kesalahan didalam pengerjaannya.
Semisal, manajer proyek menginginkan mandor untuk berkoordinasi
dengan para konsultan/kontraktor, programer melaksanakan tugasnya
sesuai dengan desain yang disusun kontraktor oleh ketika awal masa
proyek, tanpa adanya pertanyaan sedikitpun oleh programer kepada
kontraktor

mengenai

desain

sistem

yang

sudah

disusun

ketika

penggarapannya. Kesalahan akan rentan terjadi dalam kondisi seperti ini


5

Nicho, Eka. 2015.


</http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/03/manajemen-proyek-gagal-karena-13-hal-ini.h
tml/>, Diakses tanggal 8 Oktober 2015

36

Dinda Alya Shafira 013121406014

36

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

2. Kurangnya Pemantauan
Pelaksanaan sebuah proyek umumnya tidak dipantau secara baik.
Kelemahan ini bisa memunculkan memungkinkan sebuah proyek tidak
berjalan

dengan

rencana

semula.

banyak

terjadi

penyimpangan

penyimpangan disana sini akibat lemahnya pengendalian oleh manajemen


proyek. Pemantauan proyek ini sangat penting dalam mengukur kemajuan
sebuah proyek yang dikerjakan
3.

Keterlambatan Tenaga Kerja


Keterlambatan tenaga kerja didalam menyelesaikan sebuah proyek
bukanlah permasalahan sepele, keterlambatan tenaga kerja merupakan
salah satu faktor yang bisa menyebabkan penyelesaian sebuah proyek
menjadi tertunda. Seorang manajer proyek bertugas untuk terus
mengingatkan para pekerjanya untuk tepat waktu dalam bekerja
menyelesaikan proyek.
4. Skill Yang Tidak Memadai
Didalam membangun harusnya diperlukan skill atau kemampuan yang
mumpuni, skill yang tidak mempuni tentu akan menghambat suatu proyek,
entah itu dilihat dari segi biaya, waktu, ataupun tenaga yang digunakan.
5.

Anggaran Proyek Tak Kunjung Cair


Didalam pelaksanaan sebuah proyek, anggaran telah ditetapkan untuk
memenuhi seluruh kebutuhan yang diperlukan didalam proyek tersebut,
apabila anggaran untuk proyek tersebut tidak kunjung cair, hal ini akan
membuat pengerjaan proyek tentunya menjadi terhambat, keterlambatan
sebuah proyek maka akan memunculkan masalah masalah baru, biaya
semakin membengkak dan kepercayaan yang menurun

6. Perencanaan Yang Tak Cukup Memadai


Perencanaan adalah hal vital dalam berbagai aspek proyek. Faktor
perencanaan menjadi langkah awal yang bisa menentukan apakah sebuah
proyek akan gagal ataukah berhasil dijalani. Kesalahan dalam perencanaan
akibatnya fatal. Tentu sudah jelas, pelaksanaan sebuah proyek sudah
barang tentu akan mengikuti, menjalani, dan mengeksekusi perencanaan
37

Dinda Alya Shafira 013121406014

37

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

yang telah dsusun sebelumnya. perencanaan yang tak cukup memadai,


maka hasil proyek juga kemungkinan besar tak memadai hasilnya.
7. Dukungan Manajemen Eksekutif Yang Kurang
Segala keputusan dalam suatu perusahaan berada ditangan manajemen,
apabila manajemen memberikan dukungan total terhadap keberlangsungan
suatu proyek maka dampaknya, proyek yang akan dilakukan akan
senantiasa diberi kelancaran. Bentuk dukungan dari manajemen eksekutif
bisa berbentuk pemberian penghargaan atas waktu dan tenaga yang telah
digunakan dalam pelaksanaan proyek. Kurangnnya perhatian dari
manajemen bisa menyebabkan penerapan sistem yang ada menjadi sia sia
karena lemahnya motivasi pihak pihak yang menjalankan.
8. Manajemen Proyek Yang Buruk
Keberhasilan pengembangan manajemen proyek tak hanya bergantung
kepada penggunaan alat yang ada saja, namun pada manusia yang menjadi
perancang sekaligus penggunannya. Manajemen yang buruk adalah faktor
utama kegagalan proyek sistem informasi. Manajemen adalah hal penting
yang harus ada dan dilaksanakan sebaik mungkin demi keberhasilan
pembangunan sistem. Memperbaiki manajemen yang buruk adalah salah
satu cara untuk menjamin keberlangsungan proyek. Dengan manajemen
yang baik, maka kebutuhan di dalam proyek akan tercukupi.
9. Kurangnya Komitmen
Kurangnya komitmen ketika menjalankan pengerjaan proyek bisa
membuat pembangunan proyek menjadi terlambat atau bahkan bisa sama
menderita kegagalan. komitmen bukan hanya oleh developer, namun harus
ditekankan kepada seluruh pihak yang berkaitan dengan proyek yang
dikerjakan.
10. Kesenjangan Komunikasi Klien dengan Kontraktor/Konsultan
Sikap yang positif yang berbentuk dukungan serta kompetensi dari
klien/owner, dan hubungan yang erat antara kontraktor/konsulltan dengan
mereka adalah hal yang sangat menguntukan dan penting dalam kaitannya
mengenai keberhasilan penerapan proyek sistem informasi. Melibatkan
38

Dinda Alya Shafira 013121406014

38

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

para klien/owner merupakan salah satu alternatif yang bagus dalam


mendukung keberhasilan proyek yang dilaksanakan oleh perusahaan.
Klien/owner tentu akan mempunyai kesempatan untuk bsia
mendesain dan menyesuaikan dengan kebutuhan dan mempunyai
kesempatan untuk mengontrol. Kesenjangan komunikasi yang terjadi
antara kontraktor/konsultan dan klien/owner tentunya akan menghambat
kesemuanya.
11. Pengambilan Jalan Pintas
Didalam membangun sebuah proyek, banyak sekali jalan pintas yang bisa
ditempuh misal seorang developer dahulunya pernah membangun sebuah
proyek yang mirip atau bertipikal sama dengan yang sekarang sedang
dikerjakan

sehingga

menyepelekannya.

Hal-hal

seperti

ini

bisa

mengakibatkan kesalahan yang fatal, karena sistem yang pernah


diterapkan dalam kasus sebelumnya belum tentu bisa bekerja pada proyek
yang sedang dijalani.
Adapun cara-cara yang dapat ditempuh untuk

mengendalikan kegagalan

atau keterlambatan waktu suatu proyek adalah sebagai berikut:


1. Crass program merupakan program khusus jangka pendek untuk mengejar
ketinggalan. Catatan : Apabila ketertinggalan belum parah. (penambahan
waktu

jam kerja, penambahan tenaga kerja).

2. Re-scheduling

merupakan

penjadwalan

ulang,

digunakan

apabila

keterlambatan sudah banyak, butuh persetujuan owner dan pengawas.


3. Re-engineering merupakan mengubah alat kerjanya (pacul menjadi
excavator) mengubah
mengubah

bahannya (bekisting kayu plat menjadi bondek),

metodenya.

Crassprogram

Re-engineering.

39

Dinda Alya Shafira 013121406014

dapat

digabung

dengan

39

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Analisa Proyek
Analisa yang akan dilakukan terkait dengan permasalahan tinjauan
penjadwalan dan manajemen yang terjadi pada proyek renovasi dan pembangunan
Masjid Agung dan Lapangan Merdeka Kota Lubuk Linggau ini dilakukan selama
6 minggu lebih 2 hari kerja terhitung tanggal 1 Juni 2015 8 Juli 2015. Dimana
pada setiap minggu tidak terdapat satu hari libur pun bagi kerja kecuali pada akhir
pekan dimana pekerjaan hanya dilakukan selama setengah hari. Selain itu
dikarenakan proyek ini sendiri merupakan proyek renovasi sebuah bangunan yang
masih berfungsi sehingga di hari Jumat juga pekerjaan dilaksanakan setengah hari
demi kenyamanan masyarakat yang melakukan ibadah shalat Jumat.
Proyek ini melibatkan banyak beberapa jenis bangunan yang ingin dicapai,
mulai dari renovasi masjid, pembangunan dan penambahan satu menara masjid,
pembangunan

yayasan,

pembangunan

rumah

imam

dan

marbot,

serta

pengembangan Lapapangan Merdeka, yaitu berupa lansekap berukuran luas yang


bisa menjadi alun-alun kota bagi masyarakat. Pada awal perencanaan proyek ini
ditargetkan selesai dalam masa 420 hari kerja (kurang lebih 1 tahun 2 bulan) sejak
tahun 2013. Namun dengan berjalannya waktu banyak kendala yang ditemui
dalam pelaksanaan proyek seperti perubahan desain awal yang meliputi masjid,
yayasan dan lansekap lapangan. Perbuahan desain di tengah jalan tentu akan
memengaruhi jalannya pelaksanaan proyek sehingga semua pelaksanaan harus
mundur. Maalah lain yang timbul dalam pelaksanaan proyek disebabkan oleh
ketidaksiapan penyelenggara proyek untuk memenuhi kebutuhan proyeknya.
Mulai dari kebutuhan akan tenaga kerja hingga kebutuhan material. Setelah
mengalami kemoloran kerja di awal, bangunan juga mengalami banyak
kemunduran setiap harinya.

40

Dinda Alya Shafira 013121406014

40

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Tabel 4.1 Time Schedule Renovasi Masjid Bulan Juni


dan Juli
Sumber
:
Dok.
Berdasarkan kurva S rencana awalProyek
proyek renovasi masjid

diketahui

pada bulan Juni dan Juli pekerjaan berfokus pada pekerjaan arsitektur khususnya
difinishing dan pekerjaan kubah masjid. Bobot pekerjaan pada pekerjaan
arsitektur kurang lebih 32,25% dan untuk pekerjaan kubah masjid kurang lebih
40,823%.
Sedangkan untuk kurva S realisasi dari proyek ini tidak bisa digunakan
karena time schedule yang ada belum dibuat hingga jalannya proyek selama masa
kerja praktek yaitu bulan Juni dan Juli 2015. Tentu saja hal ini berpengaruh pada
jalannya pekerjaan di lapangan. Salah satu masalahnya pekerjaan di lapangan
tidak diteliti secara mendalam dan banyak jadwal pekerjaan yang mundur. Hingga
bulan Oktober 2015, data yang dapat digunakan dalam proses analisa laporan
adalah data tabel bobot prestasi progress pekerjaan per minggu yang digunakan
untuk mengevaluasi pekerjaan setiap minggunya.
Keberadaan data dari tabel bobot presentase ini tentu sangat membantu
untuk menganalisa jalannya perkerjaan proyek yang berlangsung sehingga dapat
diadakan analisa perbandingan antara kurva-S pada time schedule rencana (dengan
melihat bobot capaian) dan tabel bobot pekerjaan yang didapatkan per minggunya.
Pekerjaan arsitektur yang dilakukan terbagi atas dua pekerjaan;
pekerjaan penutup lantai dan pekerjaan profilan. Pekerjaan penutup lantai terbagi
lagi menjadi tiga bagian pekerjaan. Pertama, pekerjaan granit dalam masjid
41

Dinda Alya Shafira 013121406014

41

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

meliputi kegiatan pemolesan marmer eksisting dan perawatan (pemberian obat)


pada marmer di dalam masjid. Kemudian yang kedua adalah pekerjaan granit di
selasar masjid. Selasar masjid merupakan selasar yang baru yang dahulunya
belum ada, proses finishing seluruh lantai selasar menggunakan material granit 60
x 60 cm. Terakhir merupakan pekerjaan granit tangga jalan masuk yang berada di
depan masjid.
Pekerjaan profilan juga terbagi menjadi tiga bagian. Pertama,
pekerjaan profilan, acian, dan plester untuk pilar. Pilar pada proyek renovasi
merupakan pilar baru namun dengan mengambil ide desain dari pilar atau kolom
lama yang telah ada. Finising pilar menggunakan penutup marmer yang dibentuk
mengelilingi pilar, sedangkan profilannya merupakan semen acian yang diplester
dan dicat dengan warna senada dengan marmernya. Pekerjaan yang kedua adalah
profilan lengkung selasar, merupakan profilan yang terletak di antara pilar di
bagian atas. Proses pembentukan profilan ini menggunakan beton yang dibentuk
langsung di tempat menggunakan bekisting dan cetakan kayu. Pekerjaan yang
terakhir adalah profilan dak. Profilan pada atap dak bertujuan mempercantik
bagian samping dari atap dak yang juga menaungi selasar masjid.
4.2 Evaluasi Progres Kerja Minggu Ke -25
4.2.1

Uraian dan Bobot Pekerjaan

Tabel 4.2 Tabel Prestasi Pekerjaan Arsitektur Minggu Ke-25


Sumber : Dok. Proyek

42

Dinda Alya Shafira 013121406014

42

Laporan Kerja Praktek 2015

43

Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada


Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Tabel 4.3 Tabel Bobot Pekerjaan


Bulan Juni dan Juli.
Sumber : Dok. Proyek

Pada Minggu Ke-25 pada rencana proyek bobot pekerjaan arsitektur yang
harus diselesaikan adalah 32,256% dalam waktu 12 minggu (Mei-Juli) sehingga
setiap minggunya didapatkan nilai bobot pekerjaan sebesar 2,688%. Adapun
pekerjaan yang harus diselesaikan adalah pekerjaan penutup lantai dan pekerjan
profilan dengan uraian sebagai berikut :
Pekerjaan Granit Lantai Dalam

: dengan bobot total 14,146 % dengan

bobot di minggu ke-25 sebesar 1,178%


Pekerjaan Granit Lantai Selasar

: dengan bobot total 3,100 % dengan

bobot minggu ini 0,258%


Pekerjaan Granit Tangga

: dengan bobot total 0,518 % dengan

bobot minggu ini 0,044%


Profil + Aci + Plester (Pilar)

: dengan bobot total 0,251 % dan

bobot minggu ini 0,078%


Profil Lengkung Selasar

: dengan bobot total 3,291 % dan

bobot minggu ini 1,032%


Profil Dak
bobot minggu ini 0,366%

43

Dinda Alya Shafira 013121406014

: dengan bobot total 1,167 % dan

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Berdasarkan tabel 4.2 diatas terjadi penurunan tingkat prestasi yang


berada di lapangan (realisasi) tidak sesuai dengan rencana awal. Pekerjaan
arsitektur yang harus dicapai adalah pekerjaan penutup lantai dan pekerjaan
profilan. Pada minggu ke-25 ini terjadi deviasi tingkat prestasi sebesar -0,636%.
Hal ini berdasarkan perhitungan total nilai prestasi progress realisasi dan progress
rencana. Penurunan tingkat deviasi pada total nilai prestasi ini pula disebabkan
oleh deviasi pada pekerjaan penutup lantai sebesar -0,351% dan pada pekerjaan
profilan sebesar -0,554%. Hal ini juga berpengaruh pada nilai kumulatif yag juga
mengalami penurunan dari 28,153% menjadi 27,517% atau dengan jumlah deviasi
-0,996%.
Bila dikaji melalui proses di lapangan hal yang menjadi faktor turunnya
tingkat prestasi pekerjaan ini adalah karena adanya kemunduran pekerjaan
struktur dan arsitektur di bulan sebelumnya. Terutama karena adanya perubahan
atau revisi desain bangunan yang menyebabkan pekerjaan berhenti sementara dan
mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi pada desain terdapat pada pilar dan
profil lengkungan yang berada di selasar. Namun kemunduran dari satu pekerjaan
menyebabkan kemunduran bagi pekerjaan seterusnya.
4.2.2 Kesimpulan Minggu Ke-25
Analisa Progres Kerja: Pekerjaan mengalami penurunan tingkat prestasi
bobot pekerjaan yang harus dicapai di minggu ini.
Faktor Penyebab : Karena adanya revisi desain di bulan-bulan
sebelumnya sehingga menyebabkan kemunduran pekerjaan struktur dan arsitektur
sehingga pada minggu ini pekerjaan juga mundur dan hasil yang dicapai juga tidak
mencapai target.
Evaluasi / Solusi : Semestinya perubahan atau revisi desain tidak perlu
dilakukan lagi di tengah pengerjaan atau pelaksanaan proyek terlebih apabila jika
revisi tersebut bukan disebabkan oleh alasan yang mendesak seperti kesalahan
penghitungan struktur atau hal-hal yang sifatnya memang mengharuskan adanya
44

Dinda Alya Shafira 013121406014

44

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

revisi. Jika dapat dihindari atau ditolak, maka semestinya proses revisi desain tidak
perlu dilakukan lagi.

No. Pekerjaan

1.

Gambar

Pekerjaan Granit pada


Selasar

45

Dinda Alya Shafira 013121406014

45

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

2.

Pekerjaan

Profilan

Lengkung

3.

Pekerjaan

Profilan

Acian + Plester Pilar

Tabel 4.4 Tabel Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Proyek


Sumber : Dok. Pribadi

46

Dinda Alya Shafira 013121406014

46

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

4.3

Evaluasi Progres Kerja Minggu Ke -26


4.3.1

Uraian dan Bobot Pekerjaan

Tabel 4.5 Tabel Prestasi Pekerjaan Arsitektur Minggu Ke-26


Sumber : Dok. Proyek

Tabel 4.6 Tabel Bobot Pekerjaan


Bulan Juni dan Juli.
Sumber : Dok. Proyek

Pada Minggu Ke-26 sama seperti sebelumnya pada rencana proyek bobot
pekerjaan arsitektur yang harus diselesaikan adalah 32,256% dalam waktu 12
minggu (Mei-Juli) sehingga setiap minggunya didapatkan nilai bobot pekerjaan
sebesar 2,688%. Adapun pekerjaan yang harus diselesaikan adalah pekerjaan
penutup lantai dan pekerjan profilan dengan uraian sebagai berikut :

47

Dinda Alya Shafira 013121406014

47

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Pekerjaan Granit Lantai Dalam

: dengan bobot total 14,146 % dengan

bobot di minggu ke-25 sebesar 1,178%


Pekerjaan Granit Lantai Selasar

: dengan bobot total 3,100 % dengan

bobot minggu ini 0,258%


Pekerjaan Granit Tangga

: dengan bobot total 0,518 % dengan

bobot minggu ini 0,044%


Profil + Aci + Plester (Pilar)

: dengan bobot total 0,251 % dan

bobot minggu ini 0,078%


Profil Lengkung Selasar

: dengan bobot total 3,291 % dan

bobot minggu ini 1,032%


Profil Dak

: dengan bobot total 1,167 % dan

bobot minggu ini 0,366%


Berdasarkan tabel 4.5 diatas kembali terjadi penurunan tingkat prestasi di
lapangan (realisasi) dengan rencana awal yang stabil dengan minggu sebelumnya.
Pekerjaan arsitektur yang harus dicapai adalah pekerjaan penutup lantai dan
pekerjaan profilan. Pada minggu ke-26 ini terjadi deviasi tingkat prestasi sebesar
0,636%. Hal ini berdasarkan perhitungan total nilai prestasi progress realisasi dan
progress rencana. Penurunan tingkat deviasi pada total nilai prestasi ini pula
disebabkan oleh deviasi pada pekerjaan penutup lantai sebesar -0,351% dan pada
pekerjaan profilan sebesar -0,554%.
Hal ini juga berpengaruh pada nilai kumulatif yag juga mengalami
penurunan dari 28,153% menjadi 27,517% atau dengan jumlah deviasi -0,996%.
Terjadinya penurunan tingkat prestasi progress rencana ke realisasi yang stabil ini
disebabkan oleh pembagian pekerjaan tukang yang memecah pekerjaan ke dalam
dua minggu dengan porsi bobot yang sama. Meskipun terjadi kesamaan nilai
bobot yang dicapai dan terjadi penurunan pada masing-masing pekerjaan namun
secara kumulatif nilai proyek tetap naik sehingga tidak menjadi masalah bagi
pekerjaan untuk terus dilanjutkan.

48

Dinda Alya Shafira 013121406014

48

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

4.3.2 Kesimpulan Minggu Ke-26


Analisa Progres Kerja: Pekerjaan mengalami penurunan tingkat prestasi
bobot pekerjaan kembali pada masing-masing pekerjaan dan nilainya sama dengan
nilai di minggu lalu tetapi secara kumulatif grafik pencapaian pekerjaan tetap naik
sehingga pekerjaan tidak terlalu terhambat.
Evaluasi / Solusi : Proyek tidak mengalami masalah yang terlalu
signifikan, meskipun masing-masing pekerjaan tidak mencapai target rencana yang
sudah dijadwalkan namun pekerjaan yang dilakukan tetap bertambah dan tetap
menaikkan nilai bobot pekerjaan secara kumulatif.

No. Pekerjaan

1.

Pekerjaan

Gambar

Profilan

Lengkung

49

Dinda Alya Shafira 013121406014

49

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

2.

Pekerjaan Granit dalam


Masjid

3.

Pekerjaan Granit Tangga


Masuk

4.

Profil + Acian + Plesteran

50

Tabel 4.7 Tabel Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Proyek


Sumber : Dok. Pribadi
Dinda Alya Shafira 013121406014

50

Laporan Kerja Praktek 2015

51

Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada


Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

4.4

Evaluasi Progres Kerja Minggu Ke -27


4.4.1

Uraian dan Bobot Pekerjaan

Tabel 4.8 Tabel Prestasi Pekerjaan Arsitektur Minggu Ke-27


Sumber : Dok. Proyek

Tabel 4.9 Tabel Bobot Pekerjaan


Bulan Juni dan Juli.
Sumber : Dok. Proyek

Pada Bulan Juni Minggu Ke-27 sama seperti sebelumnya pada rencana
proyek bobot pekerjaan arsitektur yang harus diselesaikan adalah 32,256% dalam
waktu 12 minggu (Mei-Juli) sehingga setiap minggunya didapatkan nilai bobot
pekerjaan sebesar 2,688%. Adapun pekerjaan yang harus diselesaikan adalah
pekerjaan penutup lantai dan pekerjan profilan dengan uraian sebagai berikut :
Pekerjaan Granit Lantai Dalam

: dengan bobot total 14,146 % dengan

bobot di minggu ke-25 sebesar 1,178%


51

Dinda Alya Shafira 013121406014

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Pekerjaan Granit Lantai Selasar

: dengan bobot total 3,100 % dengan

bobot minggu ini 0,258%


Pekerjaan Granit Tangga

: dengan bobot total 0,518 % dengan

bobot minggu ini 0,044%


Profil + Aci + Plester (Pilar)

: dengan bobot total 0,251 % dan

bobot minggu ini 0,078%


Profil Lengkung Selasar

: dengan bobot total 3,291 % dan

bobot minggu ini 1,032%


Profil Dak

: dengan bobot total 1,167 % dan

bobot minggu ini 0,366%


Berdasarkan tabel 4.8 diatas kembali terjadi penurunan tingkat prestasi di
lapangan (realisasi) dengan rencana awal yang stabil dengan minggu sebelumnya.
Pekerjaan arsitektur yang harus dicapai adalah pekerjaan penutup lantai dan
pekerjaan profilan. Pada minggu ke-27 ini terjadi deviasi tingkat prestasi sebesar
-1,474%. Hal ini berdasarkan perhitungan total nilai prestasi progress realisasi dan
progress rencana. Penurunan tingkat deviasi pada total nilai prestasi ini pula
disebabkan oleh deviasi pada pekerjaan penutup lantai sebesar -1,480% dan pada
pekerjaan profilan sebesar -0,263%. Hal ini juga berpengaruh pada nilai kumulatif
yag juga mengalami penurunan dari 33,529% menjadi 30,783% atau dengan
jumlah deviasi -2,746%.
Pada Minggu Ke-27 ini terjadi penurunan pekerjaan secara cukup drastis
dimana pekerjaan menjadi kemogokan dalam pelaksanaannya terutama pada
pekerjaan penutup lantai. Hal ini dikarenakan adanya keterlambatan material
penutup lantai untuk sampai di lokasi. Material penutup lantai yang dalam hal ini
merupakan granit didatangkan langsung dari kantor pusat PT. Barindo Utama
yang berada di Jakarta sehingga material tidak dapat langsung diambil. Selain hal
itu terjadi pula beberapa hari kekosongan tenaga kerja dikarena upah tenaga kerja
belum dibayarkan sehingga para pekerja merasa tidak perlu terlalu mengejar
pengerjaan.

52

Dinda Alya Shafira 013121406014

52

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

4.4.2 Kesimpulan Minggu Ke-27


Analisa Progres Kerja: Pekerjaan mengalami penurunan tingkat prestasi
bobot pekerjaan yang cukup drastis hingga tingkat prestasi kumulatif mencapai
angka -2. Angka ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan angka deviasi
minggu-minggu sebelumnya. Hal ini dominan diakibatkan oleh pekerjaan penutup
lantai yang memang tidak dikerjakan baik di dalam bangunan, di selasar depan,
maupun pada tangga dan jalan masuk.
Faktor Penyebab : Hal ini dikarenakan adanya keterlambatan dari bidang
logistic yang tidak mampu mendatangkan supply material tepat pada waktunya.
Selain itu terjadi pula mogok kerja dari tenaga kerja yang bersangkutan akibat upah
tidak dibayarkan sebagaimana jadwal waktu yang seharusnya.
Evaluasi / Solusi : Sebagai pemilik, kontraktor, atau konsultan, tidak
dibenarkan untuk menahan upah atau gaji tenaga kerja yang semestinya memang
harus dibayarkan. Apabila keterlambatan upah ini diakibatkan dari pihak pusat atau
kantor, harus segera diselesaikan karena sebuah proyek yang baik harus memenuhi
triple constrain yaitu waktu, biaya, dan mutu yang baik. Apabila di tengah
pelaksanaan terjadi kesulitan biaya atau ditemukan bahwa biaya yang direncanakan
tidak sesuai maka tidak dapat dipaksakan pula apabila pekerja jadi malas atau
bahkan mogok kerja.
Sebaiknya perencanaan biaya harus transparan dan memang harus sesuai
dengan apa yng dibutuhkan, akan lebih baik apabila biaya itu lebih sehingga tidak
terjadi kekurangan karena kekurangan biaya baik bagi kebutuhan proyek maupun
upah tenaga kerja akan menyebabkan keterlambatan dalam proses pelaksanaan dan
biasanya tidak dapat ditebak, malah banyak proyek yang justru dapat berhenti
sementara atau permanen karena masalah perhitungan biaya. Sebagai pihak
konsultan atau kontraktor yang melakukan perhitungan makan perhitungan harus
benar-benar direncanakan dengan matang. Begitu pula dari pihak owner atau
penyedia dana proyek semestinya sudah mempersiapkan biaya yang pas dan sesuai
dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.
53

Dinda Alya Shafira 013121406014

53

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

No. Pekerjaan

1.

Profil

Gambar

Lengkungan

Selasar

2.

Profilan Dak

54

Dinda Alya Shafira 013121406014

54

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

3.

Profilan + Aci + Plester

Tabel 4.10 Tabel Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Proyek


Sumber : Dok. Pribadi

4.5

Evaluasi Progres Kerja Minggu Ke -28


4.5.1

Uraian dan Bobot Pekerjaan

Tabel 4.11 Tabel Prestasi Pekerjaan Arsitektur Minggu Ke-28


Sumber : Dok. Proyek
55

Dinda Alya Shafira 013121406014

55

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Tabel 4.12 Tabel Bobot Pekerjaan


Bulan Juni dan Juli.
Sumber : Dok. Proyek

Pada Bulan Juni Minggu Ke-28 sama seperti sebelumnya pada rencana
proyek bobot pekerjaan arsitektur yang harus diselesaikan adalah 32,256% dalam
waktu 12 minggu (Mei-Juli) sehingga setiap minggunya didapatkan nilai bobot
pekerjaan sebesar 2,688%. Adapun pekerjaan yang harus diselesaikan adalah
pekerjaan penutup lantai dan pekerjan profilan dengan uraian sebagai berikut :
Pekerjaan Granit Lantai Dalam

: dengan bobot total 14,146 % dengan

bobot di minggu ke-25 sebesar 1,178%


Pekerjaan Granit Lantai Selasar

: dengan bobot total 3,100 % dengan

bobot minggu ini 0,258%


Pekerjaan Granit Tangga

: dengan bobot total 0,518 % dengan

bobot minggu ini 0,044%


Profil + Aci + Plester (Pilar)

: dengan bobot total 0,251 % dan

bobot minggu ini 0,078%


Profil Lengkung Selasar

: dengan bobot total 3,291 % dan

bobot minggu ini 1,032%


Profil Dak
bobot minggu ini 0,366%
56

Dinda Alya Shafira 013121406014

: dengan bobot total 1,167 % dan

56

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Berdasarkan tabel 4.11 diatas kembali terjadi penurunan tingkat prestasi


di lapangan (realisasi) dengan rencana awal. Pekerjaan arsitektur yang harus
dicapai adalah pekerjaan penutup lantai dan pekerjaan profilan. Pada minggu
ke-28 ini terjadi deviasi tingkat prestasi sebesar -0,251%. Hal ini berdasarkan
perhitungan total nilai prestasi progress realisasi dan progress rencana. Penurunan
tingkat deviasi pada total nilai prestasi ini pula disebabkan oleh deviasi pada
pekerjaan penutup lantai sebesar -0,584%. Sementara pada pekerjaan profilan
terjadi peningkatan progress pekerjaan sebesar 0,064%. Meskipun pada pekerjaan
profilan salah satu unsur pekerjaan yaitu profil dak tidak dikerjakan namun yang
sanagt membantu peningkatan ini adalah pekerjaan profilan + aci + plesteran pada
pilar. Permasalahan pada pekerjaan penutup lantai kemarin pun juga masih
dialami pada pelaksanaan proyek ini terutama pada pekerjaan granit di selasar dan
tangga masuk yang belum juga mendapatkan pasokan material sesuai dengan
kebutuhan. Sementara pekerjaan pemolesan granit di dalam masjid sudah mulai
dilakukan kembali meskipun nilai bobot yang dicapai juga tidak cukup mencapai
bobot yang direncanakan. Secara kumulatif per pekerjaan, maka pekerjaan
profilan juga mengalami keniakan yang cukup signifikan sebesar 4,77%. Namun
pada nilai kumulatif progress secara keseluruhan tetap mengalami penurunan
sebesar -2,997%.
4.5.2 Kesimpulan Minggu Ke-28
Analisa Progres Kerja: Pekerjaan mengalami penurunan tingkat prestasi
bobot pekerjaan kembali, namun pada pekerjaan profilan justru mengalami
kenaikan meski hanya dua pekerjaan yang mampu dilakukan. Sementara pekerjaan
penutup lantai yang minggu kemarin tidak mengalami kemajuan sama sekali sudah
sedikit demi sedikit mulai dikerjakan kembali terutama pekerjaan di dalam
bangunan.
Faktor Penyebab : Penyebab terjadinya pekerjaan penutup lantai yang
hanya berjalan di dalam bangunan saja sementara pada selasar dan tangga masuk
tidak mengalami kemajuan sama sekali adalah karena kurangnya pasokan material
yang dibutuhkan. Selain itu pada pekerjaan profilan dak yang juga tidak dikerjakan,
57

Dinda Alya Shafira 013121406014

57

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

hal ini dikarenakan para pekerja sudah mulai dikurangi dan dipindah tugaskan
untuk menangani proyek lain di kota yang sama yang juga ditangani oleh pihak
pemborng.
Evaluasi / Solusi : Proyek sedikit demi sedikit mengalami kemajuan dan
cukup memuaskan pada pekerjaaan profilan mampu mencapai tingkat deviasi
positif mencapai nilai 4. Sementara pekerjaan lain yang masih belum dikerjakan
seperti pemasangan granit pada selasar dan tangga masuk semestinya sudah mulai
ditangani dengan mendatangkan material yang dibutuhkan karena pekerjaan
proyek ini juga sudah mulai mengalami banyak kemunduran sementara proyek
masjid ini secepat mungkin harus diselesaikan sebelum hari raya Lebaran.
No. Pekerjaan

1.

Gambar

Pekerjaan Granit dalam


Masjid

2.

Profil + Acian + Plesteran

58

Dinda Alya Shafira 013121406014

58

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

3.

Profilan Lengkung

Tabel 4.13 Tabel Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Proyek


Sumber : Dok. Pribadi

59

Dinda Alya Shafira 013121406014

59

Laporan Kerja Praktek 2015

60

Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada


Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

4.6

Evaluasi Progres Kerja Minggu Ke -29


4.6.1

Uraian dan Bobot Pekerjaan

Tabel 4.15 Tabel Bobot Pekerjaan


Bulan Juni dan Juli.
Sumber : Dok. Proyek

Pada Minggu Ke-29 sama seperti sebelumnya pada rencana proyek bobot
pekerjaan arsitektur yang harus diselesaikan adalah 32,256% dalam waktu 12
minggu (Mei-Juli) sehingga setiap minggunya didapatkan nilai bobot pekerjaan
sebesar 2,688%. Adapun pekerjaan yang harus diselesaikan adalah pekerjaan
penutup lantai dan pekerjan profilan dengan uraian sebagai berikut :
Pekerjaan Granit Lantai Dalam

: dengan bobot total 14,146 % dengan

bobot di minggu ke-25 sebesar 1,178%


Pekerjaan Granit Lantai Selasar

: dengan bobot total 3,100 % dengan

bobot minggu ini 0,258%


Pekerjaan Granit Tangga

: dengan bobot total 0,518 % dengan

bobot minggu ini 0,044%


Profil + Aci + Plester (Pilar)

: dengan bobot total 0,251 % dan

bobot minggu ini 0,078%


Profil Lengkung Selasar

: dengan bobot total 3,291 % dan

bobot minggu ini 1,032%


Profil Dak
bobot minggu ini 0,366%
60

Dinda Alya Shafira 013121406014

: dengan bobot total 1,167 % dan

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Tabel 4.14 Tabel Prestasi Pekerjaan Arsitektur Minggu Ke-29


Sumber : Dok. Proyek

Berdasarkan tabel 4.14 diatas penurunan tingkat prestasi di lapangan


(realisasi) dengan rencana awal masih terjadi. Pekerjaan arsitektur yang harus
dicapai adalah pekerjaan penutup lantai dan pekerjaan profilan. Pada minggu
ke-29 ini terjadi deviasi tingkat prestasi sebesar -0,489%. Hal ini berdasarkan
perhitungan total nilai prestasi progress realisasi dan progress rencana. Penurunan
tingkat deviasi pada total nilai prestasi ini pula disebabkan oleh deviasi pada
pekerjaan penutup lantai sebesar -0,383% dan pada pekerjaan profilan sebesar
-0,375%.
Namun secara masing-masing pekerjaan, sedikit demi sedikit pekerjaan
mulai dikerjakakan kembali. Misalnya pada pekerjaan penutup lantai yang
sebelumnya hanya bagian dalam saja, bagian selasar juga sudah mulai dikerjakan.
Meskipun tingkat prestasi pekerjaan selasar ini juga turun tetapi nilai yang dicapai
hampir mendekati target rencana yang sudah ditetapkan. Sementara pada
pekerjaan profilan yang sebelumnya mengalami kenaikan justru menurun kembali
karena terhentinya pekerjaan profilan selasar. Namun pekerjaan profilan pada
pilar justru mengalami kenaikan yang cukup besar pula.
Secara kumulatif, nilai prestasi pekerjaan pada juga mengalami
penurunan dari 38,905% menjadi 35,419% atau dengan jumlah deviasi -3,486%.
Terjadinya penurunan tingkat prestasi progress rencana ke realisasi ini
dikarenakan pekerjaan penutup lantai pada tangga masuk masih tidak dikerjakan

61

Dinda Alya Shafira 013121406014

61

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

begitu juga dengan pekerjaan profilan lengkung pada selasar yang juga
diberhentikan sementara.
4.6.2 Kesimpulan Minggu Ke-29
Analisa Progres Kerja: Pekerjaan mengalami penurunan tingkat prestasi
bobot pekerjaan kembali secara kumulatif bahkan nilainya kembali naik mencapai
-3. Sementara apabila menganalisa per masing-masing pekerjaan maka terdapat
beberapa pekerjaan yang mengalami deviasi positif seperti pekerjaan profilan pilar
yang mengalami progress yang semakin cepat karena hanya tinggal finishing
pemolesan granit pilar saja.
Faktor Penyebab : Penyebab tidak jalannya beberapa pekerjaan seperti
penutup lantai granit pada tangga masih disebabkan oleh kurangnya material yang
digunakan. Sementara pada pekerjaan profilan selasar yang tidak dikerjakan sama
sekali karena adanya pertukaran tenaga kerja yang diliburkan sementara untuk
pengerjaan proyek masjid dan dialihkan ke pengerjaan proyek lain di kota yang
sama oleh pihak pemborong.
Evaluasi / Solusi : Proyek tidak mengalami masalah yang terlalu
signifikan, meskipun masing-masing pekerjaan dominan tidak mencapai target
rencana yang sudah dijadwalkan namun pekerjaan yang dilakukan tetap bertambah
dan tetap menaikkan nilai bobot pekerjaan secara kumulatif. Sementara
pemindahan tenaga kerja pada proyek lain merupakan kebijakan dari pihak
pemborong proyek dan tentunya sudah diperhitungkan untuk tidak saling
merugikan satu proyek dengan yang lainnya.
Jika memang setelah diperhitungkan dan direncanakan secara matang
bahwa tidak masalah menggunakan tenaga kerja yang sama pada dua proyek yang
berbeda maka hal tersebut tidak akan menganggu pekerjaan proyek yang
ditinggalkan. Namun apabila hal ini dianggap dapat merugikan salah satu proyek
maka sebaiknya keputusan ini dipikirkan kembali dan dicari jalan keluar lain
seperti merekrut tenaga kerja yang berbeda pada setiap proyek.
62

Dinda Alya Shafira 013121406014

62

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

No. Pekerjaan

1.

Gambar

Pemasangan Granit pada


selasar

2.

Pekerjaan Profilan Dak

63

Dinda Alya Shafira 013121406014

63

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

3.

Profilan + Acian + Plester


Pilar

4.

Pekerjaan Granit dalam


Masjid

Tabel 4.16 Tabel Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Proyek


Sumber : Dok. Pribadi
64

Dinda Alya Shafira 013121406014

64

Laporan Kerja Praktek 2015

65

Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada


Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

4.7

Evaluasi Progres Kerja Minggu Ke -30


4.7.1

Uraian dan Bobot Pekerjaan

Tabel 4.17 Tabel Prestasi Pekerjaan Arsitektur Minggu Ke-30


Sumber : Dok. Proyek

Tabel 4.18 Tabel Bobot Pekerjaan


Bulan Juni dan Juli.
Sumber : Dok. Proyek

Pada Minggu Ke-30 sama seperti sebelumnya pada rencana proyek bobot
pekerjaan arsitektur yang harus diselesaikan adalah 32,256% dalam waktu 12
minggu (Mei-Juli) sehingga setiap minggunya didapatkan nilai bobot pekerjaan
sebesar 2,688%. Adapun pekerjaan yang harus diselesaikan adalah pekerjaan
penutup lantai dan pekerjan profilan dengan uraian sebagai berikut :
65

Dinda Alya Shafira 013121406014

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Pekerjaan Granit Lantai Dalam

: dengan bobot total 14,146 % dengan

bobot di minggu ke-25 sebesar 1,178%


Pekerjaan Granit Lantai Selasar

: dengan bobot total 3,100 % dengan

bobot minggu ini 0,258%


Pekerjaan Granit Tangga

: dengan bobot total 0,518 % dengan

bobot minggu ini 0,044%


Profil + Aci + Plester (Pilar)

: dengan bobot total 0,251 % dan

bobot minggu ini 0,078%


Profil Lengkung Selasar

: dengan bobot total 3,291 % dan

bobot minggu ini 1,032%


Profil Dak

: dengan bobot total 1,167 % dan

bobot minggu ini 0,366%


Berdasarkan tabel 4.17 diatas kembali terjadi penurunan tingkat prestasi
di lapangan (realisasi) dengan rencana awal yang tidak jauh berbeda dengan
minggu sebelumnya. Pekerjaan arsitektur yang harus dicapai adalah pekerjaan
penutup lantai dan pekerjaan profilan. Pada minggu ke-30 ini terjadi deviasi
tingkat prestasi sebesar -0,455%. Hal ini berdasarkan perhitungan total nilai
prestasi progress realisasi dan progress rencana. Penurunan tingkat deviasi pada
total nilai prestasi ini pula disebabkan oleh deviasi pada pekerjaan penutup lantai
sebesar -0,251% dan pada pekerjaan profilan sebesar -0,473%.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa semua pekerjaan arsitektur
juga sudah mulai berjalan kembali. Material yang sebelumnya menjadi
permasalahan sekarang sudah didatangkan sehingga tidak ada lagi kemacetan
pekerjaan. Bahkan nilai prestasi yang dicapai meskipun tidak mencapai target
namun kekurangannya hampir beda tipis dengan nilai target yang ingin dicapai.
Dapat dikatakan bahwa pekerjaan mulai dipercepat sehingga tercapai kesiapan
penggunaan masjid pada hari raya Lebaran.
Secara kumulatif nilai prestasi juga mengalami penurunan dari 41,593%
menjadi 37,652% atau dengan jumlah deviasi -3,941%. Penurunan secara
kumulatif ini dinilai cukup membahayakan karena hampir mencapai -4. Namun
66

Dinda Alya Shafira 013121406014

66

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

secara keseluruhan per minggu maka indeks nilai kumulatif tetap mengalami
kenaikan setiap minggunya.
4.7.2 Kesimpulan Minggu Ke-30
Analisa Progres Kerja: Pekerjaan mengalami penurunan tingkat prestasi
bobot pekerjaan kembali pada masing-masing pekerjaan namun dilihat dari unsure
pekerjaan nilai yang dicapai hampir mendekati target meskipun ada juga pekerjaan
yang masih jauh dari target namun secara keseluruhan kumulatif yang masih
mengalami deviasi negative pun tetap mengalami kenaikan per minggunya.
Evaluasi / Solusi : Semua pekerjaan sudah mulai dikerjakan kembali.
Tidak ada masalah yang muncul karena setiap pekerja mulai mempercepat
pekerjaannya mengingat waktu pengerjaan yang semakin menipis untuk
mempersiapkan masjid agar dapat tetap berfungsi pada hari raya Lebaran.

No. Pekerjaan

1.

Profilan

Gambar

Lengkung

Selasar

67

Dinda Alya Shafira 013121406014

67

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

2.

Profilan + Acian +
Plester

3.

Profilan Dak

68

Dinda Alya Shafira 013121406014

68

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

4.

Pekerjaan

Granit

Selasar

Tabel 4.19 Tabel Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Proyek


Sumber : Dok. Pribadi

4.8 Uraian Deviasi Prestasi Pekerjaan per Minggu


NO.

Minggu
Ke-

Progress Pekerjaan

Selisih

Rencana Realisasi

Kumulatif Progress
Pekerjaan
Rencana
Realisasi

Deviasi

25

2,866

2,052

0,814

28,153

27,517

-0.636

26

2,866

2,052

0,814

30,841

29,569

-1,272

27

2,866

1,214

1,652

33,529

30,783

-2,746

28

2,866

2,437

0,429

36,217

33,220

-2,977

29

2,866

2,199

0,667

38,905

35,419

-3,486

30

2,866

2,233

0,633

41,593

37,652

-3,946

Tabel 4.20 Tabel Deviasi Prestasi Pekerjaan


Sumber : Analisa Pribadi
69

Dinda Alya Shafira 013121406014

69

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Berdasarkan analisa tabel deviasi di atas dapat dilihat bahwa selama 6


minggu masa kerja, pelaksanaan proyek ini tidak pernah mengalami deviasi
positif artinya setiap pekerjaan yang dilakukan selalu mengalami penurunan
dibandingkan dengan rencana awal yang telah dibuat.
Pada dua minggu pertama terjadi deviasi dengan nilai yang sama, hal ini
disebabkan oleh volume pekerjaan yang dilakukan selama dua minggu pertama
adalah sama sehingga hasil yang didaptkan dapat sama. Sementara pada minggu
ke-tiga selisih progress rencana dan realisasi melonjak tinggi disebabkan
banyaknya pekerjaan yang berhenti dilakukan. Pada minggu ke-empat selisih
progres rencana dan realisasi kembali menipis dengan bantuan beberapa pekerjaan
yang dikerjakan

lebih

cepat

dan

optimal.

Bila

dibandingkan

dengan

minggu-minggu lainnya maka minggu ke-empat ini memiliki nilai selisih yang
paling minimal atau paling rendah. Pada minggu ke-lima dan ke-enam selisih
progres rencana dan realisasi tidak jauh berbeda namun pekerjaan yang dilakukan
juga semakin cepat dan semua mulai diselesaikan.
Untuk tingkat deviasi kumulatif proyek ini, maka dapat disimpulkan
bahwa tingkat deviasi negatif selalu naik setiap minggunya karena selisih
kumulatif rencana dan realisasi yang semakin lama semakin jauh selisihnya.
Namun demikian, Realisasi pekerjaan secara kumulatif tetap mengalami kenaikan
setiap minggunya.
4.9 Pekerjaan Kubah Masjid

Tabel 4.21 Tabel


Time Schedule
Renovasi Masjid
bulan Juni dan
Juli
Sumber : Dok.
Proyek

70

Dinda Alya Shafira 013121406014

70

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Berdasarkan tabel time schedule bulan Juni dan Juli terdapat pekerjaan kubah
yang juga harus dikerjakan. Sebenarnya pekerjaan kubah ini telah dilakukan pada
beberapa bulan sebelumnya namun harus dilanjutkan kembali pada minggu ke-29.
Namun dalam kegiatan observasi langsung ke lapangan, pekerjaan kubah sama
sekali tidak mengalami perubahan bahkan tidak dikerjakan sama sekali.
Sebenarnya kubah masjid sendiri sudah dipasang sebagaiamana mestinya dan
sudah jadi namun ada penambahan pelat galvanium pada pinggir kubah yang
mengelilinginya yang mesti ditambahkan namun hingga akhir masa kerja praktek
pekerjaan kubah ini tidak ada perkembangan sama sekali, hanya pernah sekali
pada satu minggu beberapa tenaga kerja sedang mengukur dan memotong
lembaran galvanium untuk kubah namun hal tersebut hanya berlangsung sebentar
dan kemudian terbengkalai kembali.

Gambar 4.1 Pengukuran dan Pemotongan Pelat Galvanium oleh tukang


Sumber : Dok. Pribadi

71

Dinda Alya Shafira 013121406014

71

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Proyek renovasi dan pengembangan Masjid Agung dan Lapangan
Merdeka Kota Lubuk Linggau ini dijalankan berdasarkan rencana Time Schedule
yang telah dibuat sebelumnya. Namun banyak sekali kendala yang terjadi di
lapangan dan hal ini membuat jadwal waktu pekerjaan semakin terhambat dan
menyebabkan nilai deviasi yang terus negatif.
NO.

Minggu Ke-

Deviasi

Keterangan

25

-0.636

Pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan


penutup lantai dan profilan.
Presentasi kumulatif menurun disebabkan
molornya pekerjaan di bulan-bulan sebelumnya
karena revisi desain masjid.
Proses revisi desain di tengah-tengah jalannya
proyek perlu dikaji ulang apakah keperluannya
sangat mendesak untuk direvisi. Apabila tidak
maka sebaiknya tidak dilakukan.

26

-1,272

Pekerjaan yang dilakukan sama seperti minggu


lalu dengan kesamaan bobot pekerjaan juga.
Meskipun pekerjaan yang dilakukan sama dan
tidak ada perubahan atau kendala yang
signifikan presentase kumulatif tetap negatif,
pekerja tidak mampu mencapai target
pekerjaan.

27

-2,746

Pekerjaan yang dilakukan hanya pekerjaan


profilan saja, pekerjaan penutup lantai stop
bekerja.

72

Dinda Alya Shafira 013121406014

72

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Supply

material

didistribusikan

penutup
pada

lantai

minggu

tidak

tersebut,

sementara beberapa tenaga kerja sempat mogok


kerja karena upah tidak dibayarkan tepat pada
waktunya.
Kontraktor semestinya cepat bertindak dalam
mengurus

pendistribusian

material

untuk

sampai tepat pada waktunya dan upah juga


harus segera dibayarkan sesuai jadwal.
4

28

-2,977

Supply material belum juga didatangkan dari


kantor pusat. Pekerjaan profilan hanya dua
yang dikerjakan tetapi secara bobot mengalami
kemajuan.
Deviasi kumulatif tetap negatif, kontraktor
tidak segera mengatasi masalah, pekerjaan
dibiarkan molor.

29

-3,486

Pekerjaan lantai mulai dekerjakan kembali


karena material sudah mulai didatangkan.
Pekerjaan pilar mengalami progress
peningkatan yang cukup siginifikan.
Deviasi kumulatif tetap turun, disebabkan pula
oleh adanya penggunaan tenga kerja ke pryek
lain di Kota Linggau
Pengalihan tenaga kerja tidak sebaiknya
dilakukan apbilakan merugikan salah satu
pekerjaan proyek.

30

-3,946

Pekerjaan sedikit demi sedikit mulai dikejar


semua karena proyek harus disiapkan untuk
kebutuhan hari raya Idul Fitri.
Deviasi kumulatif tetap menurun, namun setiap
pekerjaan

73

Dinda Alya Shafira 013121406014

mengalami

progress

pekerjaan.

73

Laporan Kerja Praktek 2015


Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada
Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

Tidak ada lagi permasalahan material atau


pengurangan tenaga kerja.

Tabel 5.1 Tabel Kesimpulan Deviasi per Minggu


Sumber : Analisa Pribadi

Dari hasil pengamatan tersebut, setiap minggunya sehingga setiap minggu


nilai deviasi negatif mengalami peningkatan dan pekerjaan proyek tidak sesuai
dengan kurva S rencana.. Berikut merupakan faktor-faktor yang menghambat
proyek:
a.

Ketidaksiapan pihak penyelenggara proyek untuk merencanakan time


schedule pada bulan tersebut

b.

Ketersediaan material yang tidak memadai saat pelaksanaan proyek


sudah berlangsung

c.

Keterlambatan pembayaran upah kepada tenga kerja yang bekerja

d.

Pengalihan tenaga kerja ke proyek lain yang juga diborong oleh


pihak penyelenggara

Untuk mengatasi keterlambatan tersebut pihak kontraktor seharusnya


melakukan re-scheduling (penjadwalan ulang) karena time schedule yang dimiliki
sudah tidak sesuai lagi untuk digunakan. Dengan demikian dapat dikaji ulang pula
mengenai schedule bahan dan upah tenaga kerja sehingga tidak terjadi
permasalahan di tengah-tengah jalannya proyek.
5.2 Saran
Saran penulis yang dapat dipertimbangkan adalah untuk segera
melakukan evaluasi pekerjaan proyek yang telah dilakukan meliputi keseluruhan
proyek mulai dari bobot pekerjaan, jadwal bahan, upah, tenaga kerja, dan masih
banyak lagi. Setelah diadakan evaluasi, barulah pihak penyelenggara proyek
melakukan penjadwalan ulang sehingga pekerjaan dapat segera diselesaikan. Dan
untuk kedepannya agar mengawasi jalannya proyek dengan lebih disiplin dan
ketat.

74

Dinda Alya Shafira 013121406014

74

Anda mungkin juga menyukai