BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
terhambatnya
proses
pelaksanaan
dan
menyebabkan
ketidaksesuaian jadwal. Terkait dua ruang lingkup diatas, laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan proyek yang berlangsung pada bulan Juni dan Juli 2015
yang difokuskan pada proses finishing renovasi masjid agung kota Lubuk
Linggau.
1.5 Metodologi Penulisan
1.5.1 Subyek Data
Subyek data dalam laporan ini adalah Masjid Agung Kota Lubuk
Linggau yang mengalami proses renovasi dan pengembangan yang baru.
1.5.2. Sumber Data
Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan
informasi terkait data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1. Data Primer, yaitu data yang dibuat langsung oleh penulis berdasarkan
hasil penelitian langsung melalui kegiatan observasi maupun wawancara
konsultasi dengan pihak terkait.
2. Data Sekunder, yaitu data yang dikumpulkan untuk melengkapi dan
mendukung data primer. Data sekunder dapat diperoleh melalui pencarian
virtual melalui internet, pencarian langsung melalui buku atau jurnal, serta
artikel dan literatur terkait yang dapat membantu penyelesaian masalah.
1.5.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam proses pra-rancangan
adalah:
1. Observasi, yaitu meninjau langsung keadaan data yang diperlukan.
Misalnya
mengunjungi
lokasi
dan objek
tempat
Kerja Praktek
3. Studi Literatur, Data dari literatur dan beberapa jurnal internet yang sesuai
dengan objek yang dibahas, dapat menambah apa yang telah di dapat dari
data-data dari lapangan.
4. Konsultasi
Metode konsultasi yang dilakukan berupa diskusi terhadap pihak
pelaksanana pembangunan dalam hal ini pengawas dari PT. Barindo
Utama.
tentang
kesimpulan
dan
saran
pembahasan
dari
analisa
LAMPIRAN
Berisi gambar kerja
DAFTAR PUSTAKA
DATA
OBSERVASI
DOKUMENTASI
TERKAIT
PERMASALAHAN
Kesesuaian perencanaan awal
dalam time schedule dan kurva-S
dengan keadaan di lapangan
TUJUAN
RUANG LINGKUP
KESIMPULAN
Bagan 1. 1 Kerangka Berpikir
Sumber : Analisa Pribadi
BAB II
GAMBARAN UMUM
Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapangan
Merdeka Kota Lubuk Linggau ini merupakan salah satu proyek pemerintah
dengan tujuan untuk memberikan citra baru bagi masjid dan lapangan Merdeka
yang menjadi alun-alun kota Lubuk Linggau. Proyek ini sudah berlangsung sejak
akhir tahun 2013 dan hingga tahun ini masih dikerjakan. Pada bulan kerja praktek
yang dilakukan mahasiswa, proyek ini berjalan hingga proses finishing bangunan
dan pengembangan lapangan merdeka sebagai alun-alun kota sudah sedikit demi
sedikit selesai. Proses kerja praktek yang dilaksanakan pun hanya berfokus pada
bangunan masjid yang sedang mengalami proses finishing.
2.1
Data Administratif
Nama Proyek
Alamat Proyek
Pemilik Proyek
: PU Cipta Karya
Fungsi Bangunan
Konsultan Pengawas
Arsitek
: PT Barindo Utama
Mandor
: Heriansyah, S.T.
: Frenchy R, S.T.
Sumber dana
: PU Cipta Karya
2.1.2
Struktur Organisasi
Proyek Pembangunan Renovasi dan Pengembangan Masjid
Agung dan Lapangan Merdeka Kota Lubuk Linggau
Pemilik
PU Cipta Karya
Konsultan
Perencana
Konsultan
Pengawas
Perencana
Struktur
PT Barindo
Utama
PT
Granitindo
Cipta Sejati
PT Barindo
Utama
Pengembang
Project
Manager
P
T
Site Manager
Quality Control
Quality Surveyor
PT Barindo Utama
r
a
n
i
Mahasiswa
Mandor
1.Nurmalina
Oktaviani
Heriansyah
S.T.
t
i
n
2.Dinda Alya
Shafira
d
o
i
p
t
Logistik
Sapta
2.1.3
b. Konsultan Perencana
Konsultan
perencana
adalah
orang/badan
yang
membuat
10
10
pengawas
adalah
orang/badan
yang
ditunjuk
11
Data Teknis
2.2.1
Lokasi Proyek
Lokasi proyek renovasi dan pengembangan Masjid Agung dan
Lapangan Merdeka Kota Lubuk Linggau ini terletak di Jalan
Merdeka, Rejang Lebong, Kota Lubuk Linggau.
12
12
2.2.2
2.2.3
Batasan Proyek
Sebelah Utara
: Pemukiman warga
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
: Pemukiman warga
: Masjid Agung
Jumlah Lantai
: 2 Lantai
Luas Lantai
: 3060 m
2.2.4
Gambaran Desain
13
13
14
15
16
16
17
18
19
19
20
20
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengertian Manajemen Proyek
3.1.1 Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno management,
yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur. Oleh karena itu
banyak ahli yang mendefiniskan sebagai suatu seni.
George
R.
Terry
memberikan
pendapat,
definisi
serta
memimpin
berbagai
usaha
dari
anggota
21
yang
manajemen
proyek
menurut
Schawalbe
(2004)
merupakan aplikasi dari ilmu pengetahuan, skill, tools, dan teknik untuk
aktifitas suatu proyek dengan maksud memenuhi atau melampaui
kebutuhan stakeholder dan harapan dari sebuah proyek.
1 </
http://www.hc-arsitekrumah.com/category/pengertian-umum-tentang-proyek/>,
Diakses tanggal 10 Oktober 2015
22
22
Planning | Perencanaan
Dalam usaha pencapaian tujuan dari sebuah proyek dibutuhkan
suatu planning yang matang. dengan meletakkan dasar sasaran dan
tujuan dari suatu proyek dan sekaligus menyiapkan semua program
administrasi dan teknis supaya bisa diimplementasikan. hal ini
bertujuan untuk memenuhi semua persyaratan dan spesifikasi yang
telah ditentukan dalam keterbatasan waktu, biaya, mutu dan juga
keselamatan kerja. perencanaan sebuah proyek dijalankan dengan
cara studi kelayakan, rekayasa nilai, perencanaan sebuah area
manajemen proyek (cost, waktu, mutu, kesehatan serta keselamatan
kerja, lingkungan, sumber daya, resiko dan sistem informasi)
2
Nicho, Eka.
2015.http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/02/manajemen-proyek-project-management.,
Diakses tanggal 8 Oktober 2015
23
23
Schedulling | Penjadwalan
Penjadwalan adalah implementasi dari sebuah perencanaan yang
bisa memberi infomrasi mengenai jadwal rencana serta kemajuan
proyek yang terdiri dari sumber daya, durasi dan juga progres
waktu dalam menyelesaikan proyek. penjadwalan proyek ini
mengikuti
perkembangan
sebuah
proyek
dengan
berbagai
24
24
Perencanaan
(Planning)
perencanaan
mengidentifikasikan
Pengorganisasian
(Organizing)
manajer
proyek
harus
Pengontrolan
(Controlling)
mungkin
fungsi
tersulit
dan
25
25
manajemen
proyek
yang
ada
dalam
rangka
26
26
yang
mencakup
pertanggungan
perencanaan
kualitas
(quality
kualitas
(quality
assurance)
dan
27
27
28
28
Kapasitas atau daya tampung area kerja proyek terhadap sumber daya
yang dipergunakan selama operasional pelaksanaan berlangsung.
memiliki
kelebihan
dan
kekurangan
masing-masing.
29
Panjang dari
balok
menunjukkan
Keuntungan
Kelemahan
a. Tidak
menunjukkan
secara
spesifik
hubungan
mengadakan
penyesuaian
atau
perbaikan
atau
membuat
barchart
dapat
dilakukan
dengan
dibuat
dengan
memecahkan
pekerjaan
menjadi
30
30
X 100%
Harga Bangunan
Membagi % Bobot Biaya Pekerjaan pada Durasi
Menjumlahkan % Bobot Biaya Pekerjaan pada setiap lajur waktu
Memnuat Kumulatif dari % Bobot Biaya Pekerjaan pada Lajur %
Kumulatif Bobot Biaya
Membuat Kurva S Berdasarkan % Kumulatif Bobot Biaya
Rumus rumus yang dipakai dalam perhitungan Kurva S,
antara lain sebagai berikut:
1. Bobot Pekerjaan (%) merupakan rencana anggaran biaya yang
dikeluarkan oleh kontraktor.
31
31
Jumlah (%) =
32
32
Prestasi (%) =
33
33
masing-masing
bagian
pekerjaan,
mulai
dari
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7245-3101100077-bab2.pdf, Diakses
pada 8 Oktober 2015
4
Manajemen Proyek, http://eprints.undip.ac.id/33972/5/1857_CHAPTER_II.pdf, Diakses
pada 8 Oktober 2015
34
34
Dalam
time schedule
secara
umum
sering
mengalami
Network Planning
Network planning adalah gambar yang memperlihatkan susunan
35
3. Pengendalian Mutu
Pengendalian kualitas bahan dilakukan dengan cara pemeriksaan dan
pengujian bahan bangunan yang dipakai dalam proyek. Sebagai contoh
adalah pengujian mutu beton yang digunakan dalam pengecoran dengan
compression test.
3.5 Kegagalan atau Keterlambatan Proyek
Kesuksesan sebuah proyek pasti membutuhkan tenaga dan pikiran yang menguras
segalanya. Seorang manajer proyek dituntut untuk memastikan bahwa sebuah
proyek sudah berjalan sesuai perencanaan dan tidak berada dalam jalur yang
salah. Namun, hingga saat ini kenyataannya terdapat begitu banyak proyek gagal
atau paling tidak terlambat dalam penyelesaian dimana hal tersebut memicu
membengkakan biaya yang dikeluarkan. Berikut ini beberapa alasan diantaranya
mengapa kegagalan Manajemen Proyek sering terjadi :5
1. Lemahnya Komunikasi
Pelaksanaan sebuah proyek tanpa adanya komunikasi yang lancar bisa
menyebakan sebuah proyek mengalami kesalahan didalam pengerjaannya.
Semisal, manajer proyek menginginkan mandor untuk berkoordinasi
dengan para konsultan/kontraktor, programer melaksanakan tugasnya
sesuai dengan desain yang disusun kontraktor oleh ketika awal masa
proyek, tanpa adanya pertanyaan sedikitpun oleh programer kepada
kontraktor
mengenai
desain
sistem
yang
sudah
disusun
ketika
36
36
2. Kurangnya Pemantauan
Pelaksanaan sebuah proyek umumnya tidak dipantau secara baik.
Kelemahan ini bisa memunculkan memungkinkan sebuah proyek tidak
berjalan
dengan
rencana
semula.
banyak
terjadi
penyimpangan
37
38
sehingga
menyepelekannya.
Hal-hal
seperti
ini
bisa
mengendalikan kegagalan
2. Re-scheduling
merupakan
penjadwalan
ulang,
digunakan
apabila
metodenya.
Crassprogram
Re-engineering.
39
dapat
digabung
dengan
39
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Analisa Proyek
Analisa yang akan dilakukan terkait dengan permasalahan tinjauan
penjadwalan dan manajemen yang terjadi pada proyek renovasi dan pembangunan
Masjid Agung dan Lapangan Merdeka Kota Lubuk Linggau ini dilakukan selama
6 minggu lebih 2 hari kerja terhitung tanggal 1 Juni 2015 8 Juli 2015. Dimana
pada setiap minggu tidak terdapat satu hari libur pun bagi kerja kecuali pada akhir
pekan dimana pekerjaan hanya dilakukan selama setengah hari. Selain itu
dikarenakan proyek ini sendiri merupakan proyek renovasi sebuah bangunan yang
masih berfungsi sehingga di hari Jumat juga pekerjaan dilaksanakan setengah hari
demi kenyamanan masyarakat yang melakukan ibadah shalat Jumat.
Proyek ini melibatkan banyak beberapa jenis bangunan yang ingin dicapai,
mulai dari renovasi masjid, pembangunan dan penambahan satu menara masjid,
pembangunan
yayasan,
pembangunan
rumah
imam
dan
marbot,
serta
40
40
diketahui
pada bulan Juni dan Juli pekerjaan berfokus pada pekerjaan arsitektur khususnya
difinishing dan pekerjaan kubah masjid. Bobot pekerjaan pada pekerjaan
arsitektur kurang lebih 32,25% dan untuk pekerjaan kubah masjid kurang lebih
40,823%.
Sedangkan untuk kurva S realisasi dari proyek ini tidak bisa digunakan
karena time schedule yang ada belum dibuat hingga jalannya proyek selama masa
kerja praktek yaitu bulan Juni dan Juli 2015. Tentu saja hal ini berpengaruh pada
jalannya pekerjaan di lapangan. Salah satu masalahnya pekerjaan di lapangan
tidak diteliti secara mendalam dan banyak jadwal pekerjaan yang mundur. Hingga
bulan Oktober 2015, data yang dapat digunakan dalam proses analisa laporan
adalah data tabel bobot prestasi progress pekerjaan per minggu yang digunakan
untuk mengevaluasi pekerjaan setiap minggunya.
Keberadaan data dari tabel bobot presentase ini tentu sangat membantu
untuk menganalisa jalannya perkerjaan proyek yang berlangsung sehingga dapat
diadakan analisa perbandingan antara kurva-S pada time schedule rencana (dengan
melihat bobot capaian) dan tabel bobot pekerjaan yang didapatkan per minggunya.
Pekerjaan arsitektur yang dilakukan terbagi atas dua pekerjaan;
pekerjaan penutup lantai dan pekerjaan profilan. Pekerjaan penutup lantai terbagi
lagi menjadi tiga bagian pekerjaan. Pertama, pekerjaan granit dalam masjid
41
41
42
42
43
Pada Minggu Ke-25 pada rencana proyek bobot pekerjaan arsitektur yang
harus diselesaikan adalah 32,256% dalam waktu 12 minggu (Mei-Juli) sehingga
setiap minggunya didapatkan nilai bobot pekerjaan sebesar 2,688%. Adapun
pekerjaan yang harus diselesaikan adalah pekerjaan penutup lantai dan pekerjan
profilan dengan uraian sebagai berikut :
Pekerjaan Granit Lantai Dalam
43
44
revisi. Jika dapat dihindari atau ditolak, maka semestinya proses revisi desain tidak
perlu dilakukan lagi.
No. Pekerjaan
1.
Gambar
45
45
2.
Pekerjaan
Profilan
Lengkung
3.
Pekerjaan
Profilan
46
46
4.3
Pada Minggu Ke-26 sama seperti sebelumnya pada rencana proyek bobot
pekerjaan arsitektur yang harus diselesaikan adalah 32,256% dalam waktu 12
minggu (Mei-Juli) sehingga setiap minggunya didapatkan nilai bobot pekerjaan
sebesar 2,688%. Adapun pekerjaan yang harus diselesaikan adalah pekerjaan
penutup lantai dan pekerjan profilan dengan uraian sebagai berikut :
47
47
48
48
No. Pekerjaan
1.
Pekerjaan
Gambar
Profilan
Lengkung
49
49
2.
3.
4.
50
50
51
4.4
Pada Bulan Juni Minggu Ke-27 sama seperti sebelumnya pada rencana
proyek bobot pekerjaan arsitektur yang harus diselesaikan adalah 32,256% dalam
waktu 12 minggu (Mei-Juli) sehingga setiap minggunya didapatkan nilai bobot
pekerjaan sebesar 2,688%. Adapun pekerjaan yang harus diselesaikan adalah
pekerjaan penutup lantai dan pekerjan profilan dengan uraian sebagai berikut :
Pekerjaan Granit Lantai Dalam
52
52
53
No. Pekerjaan
1.
Profil
Gambar
Lengkungan
Selasar
2.
Profilan Dak
54
54
3.
4.5
55
Pada Bulan Juni Minggu Ke-28 sama seperti sebelumnya pada rencana
proyek bobot pekerjaan arsitektur yang harus diselesaikan adalah 32,256% dalam
waktu 12 minggu (Mei-Juli) sehingga setiap minggunya didapatkan nilai bobot
pekerjaan sebesar 2,688%. Adapun pekerjaan yang harus diselesaikan adalah
pekerjaan penutup lantai dan pekerjan profilan dengan uraian sebagai berikut :
Pekerjaan Granit Lantai Dalam
56
57
hal ini dikarenakan para pekerja sudah mulai dikurangi dan dipindah tugaskan
untuk menangani proyek lain di kota yang sama yang juga ditangani oleh pihak
pemborng.
Evaluasi / Solusi : Proyek sedikit demi sedikit mengalami kemajuan dan
cukup memuaskan pada pekerjaaan profilan mampu mencapai tingkat deviasi
positif mencapai nilai 4. Sementara pekerjaan lain yang masih belum dikerjakan
seperti pemasangan granit pada selasar dan tangga masuk semestinya sudah mulai
ditangani dengan mendatangkan material yang dibutuhkan karena pekerjaan
proyek ini juga sudah mulai mengalami banyak kemunduran sementara proyek
masjid ini secepat mungkin harus diselesaikan sebelum hari raya Lebaran.
No. Pekerjaan
1.
Gambar
2.
58
58
3.
Profilan Lengkung
59
59
60
4.6
Pada Minggu Ke-29 sama seperti sebelumnya pada rencana proyek bobot
pekerjaan arsitektur yang harus diselesaikan adalah 32,256% dalam waktu 12
minggu (Mei-Juli) sehingga setiap minggunya didapatkan nilai bobot pekerjaan
sebesar 2,688%. Adapun pekerjaan yang harus diselesaikan adalah pekerjaan
penutup lantai dan pekerjan profilan dengan uraian sebagai berikut :
Pekerjaan Granit Lantai Dalam
61
61
begitu juga dengan pekerjaan profilan lengkung pada selasar yang juga
diberhentikan sementara.
4.6.2 Kesimpulan Minggu Ke-29
Analisa Progres Kerja: Pekerjaan mengalami penurunan tingkat prestasi
bobot pekerjaan kembali secara kumulatif bahkan nilainya kembali naik mencapai
-3. Sementara apabila menganalisa per masing-masing pekerjaan maka terdapat
beberapa pekerjaan yang mengalami deviasi positif seperti pekerjaan profilan pilar
yang mengalami progress yang semakin cepat karena hanya tinggal finishing
pemolesan granit pilar saja.
Faktor Penyebab : Penyebab tidak jalannya beberapa pekerjaan seperti
penutup lantai granit pada tangga masih disebabkan oleh kurangnya material yang
digunakan. Sementara pada pekerjaan profilan selasar yang tidak dikerjakan sama
sekali karena adanya pertukaran tenaga kerja yang diliburkan sementara untuk
pengerjaan proyek masjid dan dialihkan ke pengerjaan proyek lain di kota yang
sama oleh pihak pemborong.
Evaluasi / Solusi : Proyek tidak mengalami masalah yang terlalu
signifikan, meskipun masing-masing pekerjaan dominan tidak mencapai target
rencana yang sudah dijadwalkan namun pekerjaan yang dilakukan tetap bertambah
dan tetap menaikkan nilai bobot pekerjaan secara kumulatif. Sementara
pemindahan tenaga kerja pada proyek lain merupakan kebijakan dari pihak
pemborong proyek dan tentunya sudah diperhitungkan untuk tidak saling
merugikan satu proyek dengan yang lainnya.
Jika memang setelah diperhitungkan dan direncanakan secara matang
bahwa tidak masalah menggunakan tenaga kerja yang sama pada dua proyek yang
berbeda maka hal tersebut tidak akan menganggu pekerjaan proyek yang
ditinggalkan. Namun apabila hal ini dianggap dapat merugikan salah satu proyek
maka sebaiknya keputusan ini dipikirkan kembali dan dicari jalan keluar lain
seperti merekrut tenaga kerja yang berbeda pada setiap proyek.
62
62
No. Pekerjaan
1.
Gambar
2.
63
63
3.
4.
64
65
4.7
Pada Minggu Ke-30 sama seperti sebelumnya pada rencana proyek bobot
pekerjaan arsitektur yang harus diselesaikan adalah 32,256% dalam waktu 12
minggu (Mei-Juli) sehingga setiap minggunya didapatkan nilai bobot pekerjaan
sebesar 2,688%. Adapun pekerjaan yang harus diselesaikan adalah pekerjaan
penutup lantai dan pekerjan profilan dengan uraian sebagai berikut :
65
66
secara keseluruhan per minggu maka indeks nilai kumulatif tetap mengalami
kenaikan setiap minggunya.
4.7.2 Kesimpulan Minggu Ke-30
Analisa Progres Kerja: Pekerjaan mengalami penurunan tingkat prestasi
bobot pekerjaan kembali pada masing-masing pekerjaan namun dilihat dari unsure
pekerjaan nilai yang dicapai hampir mendekati target meskipun ada juga pekerjaan
yang masih jauh dari target namun secara keseluruhan kumulatif yang masih
mengalami deviasi negative pun tetap mengalami kenaikan per minggunya.
Evaluasi / Solusi : Semua pekerjaan sudah mulai dikerjakan kembali.
Tidak ada masalah yang muncul karena setiap pekerja mulai mempercepat
pekerjaannya mengingat waktu pengerjaan yang semakin menipis untuk
mempersiapkan masjid agar dapat tetap berfungsi pada hari raya Lebaran.
No. Pekerjaan
1.
Profilan
Gambar
Lengkung
Selasar
67
67
2.
Profilan + Acian +
Plester
3.
Profilan Dak
68
68
4.
Pekerjaan
Granit
Selasar
Minggu
Ke-
Progress Pekerjaan
Selisih
Rencana Realisasi
Kumulatif Progress
Pekerjaan
Rencana
Realisasi
Deviasi
25
2,866
2,052
0,814
28,153
27,517
-0.636
26
2,866
2,052
0,814
30,841
29,569
-1,272
27
2,866
1,214
1,652
33,529
30,783
-2,746
28
2,866
2,437
0,429
36,217
33,220
-2,977
29
2,866
2,199
0,667
38,905
35,419
-3,486
30
2,866
2,233
0,633
41,593
37,652
-3,946
69
lebih
cepat
dan
optimal.
Bila
dibandingkan
dengan
minggu-minggu lainnya maka minggu ke-empat ini memiliki nilai selisih yang
paling minimal atau paling rendah. Pada minggu ke-lima dan ke-enam selisih
progres rencana dan realisasi tidak jauh berbeda namun pekerjaan yang dilakukan
juga semakin cepat dan semua mulai diselesaikan.
Untuk tingkat deviasi kumulatif proyek ini, maka dapat disimpulkan
bahwa tingkat deviasi negatif selalu naik setiap minggunya karena selisih
kumulatif rencana dan realisasi yang semakin lama semakin jauh selisihnya.
Namun demikian, Realisasi pekerjaan secara kumulatif tetap mengalami kenaikan
setiap minggunya.
4.9 Pekerjaan Kubah Masjid
70
70
Berdasarkan tabel time schedule bulan Juni dan Juli terdapat pekerjaan kubah
yang juga harus dikerjakan. Sebenarnya pekerjaan kubah ini telah dilakukan pada
beberapa bulan sebelumnya namun harus dilanjutkan kembali pada minggu ke-29.
Namun dalam kegiatan observasi langsung ke lapangan, pekerjaan kubah sama
sekali tidak mengalami perubahan bahkan tidak dikerjakan sama sekali.
Sebenarnya kubah masjid sendiri sudah dipasang sebagaiamana mestinya dan
sudah jadi namun ada penambahan pelat galvanium pada pinggir kubah yang
mengelilinginya yang mesti ditambahkan namun hingga akhir masa kerja praktek
pekerjaan kubah ini tidak ada perkembangan sama sekali, hanya pernah sekali
pada satu minggu beberapa tenaga kerja sedang mengukur dan memotong
lembaran galvanium untuk kubah namun hal tersebut hanya berlangsung sebentar
dan kemudian terbengkalai kembali.
71
71
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Proyek renovasi dan pengembangan Masjid Agung dan Lapangan
Merdeka Kota Lubuk Linggau ini dijalankan berdasarkan rencana Time Schedule
yang telah dibuat sebelumnya. Namun banyak sekali kendala yang terjadi di
lapangan dan hal ini membuat jadwal waktu pekerjaan semakin terhambat dan
menyebabkan nilai deviasi yang terus negatif.
NO.
Minggu Ke-
Deviasi
Keterangan
25
-0.636
26
-1,272
27
-2,746
72
72
Supply
material
didistribusikan
penutup
pada
lantai
minggu
tidak
tersebut,
pendistribusian
material
untuk
28
-2,977
29
-3,486
30
-3,946
73
mengalami
progress
pekerjaan.
73
b.
c.
d.
74
74