PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam upaya
konstruksi.
Berbekas
pengalaman
kerja
profesi,
maka
1.2.
beserta
berbagai
aspeknya
melalui
pengamatan
langsung di lapangan.
2. Mengasah keterampilan dan kemampuan mahasiswa, terutama
kerja sama dan komunikasi, baik lisan maupun tulisan melalui
keterlibatan langsung di lapangan.
3. Mendapatkan pengalaman bagaimana
cara
menyelesaikan
satu
pada
jurusan
Teknik
Sipil
Universitas
Pembangunan Jaya.
2. Bagi perusahaan:
Memiliki
hubungan
instansi/perusahaan
kerja
terkait
sama
dengan
yang
pihak
baik
antara
Universitas
Pembangunan Jaya.
3. Bagi pihak lain:
Sebagai bahan informasi dan perbandingan untuk penulisan
1.4.
laporan.
Tempat Kerja Profesi
Kerja profesi bertempat di proyek yang sedang dikerjakan oleh PT
sumber: PT Jaya CM
Gambar 1.1 Lokasi Proyek.
1.5.
1.6.
Lingkup Pekerjaan
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT KP
2.1.
Sejarah Perusahaan
PT Jaya CM adalah divisi Construction Management dari PT
Pembangunan
Jaya
Group
yang
telah
berdisi
sejak
1961.
PT
pemerintah
DKI
Jakarta
dengan
swasta
bertujuan
untuk
Project
Management,
Construction
Management
and
Site
Supervision
2.2.
Owner
Konsultan Perencana :
- Konsultan Arsitektur
- Konsultan Struktur
- Konsultan M/E
Konsultan MK
Kontraktor Utama
sumber: PT Jaya CM
Gambar 2.1 Alur koordinasi organisasi proyek.
Keterangan :
Kontrak
Instruksi
Koordinasi
Pemilik
Pemilik merupakan seorang atau badan usaha pemerintah/swasta
pekerjaan
dikerjaan
oleh
pihak
lain
sehubungan
dengan
kepentingan sang pemilik. Kewajiban yang harus dipenuhi oleh PT. Tiara
Metropolitan Indah selaku pemilik adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan
biaya
pada
saat
perencanaan
dan
proses
pelaksanaan proyek
2. Meproses tagihan dan membayar biaya pelaksanaan sesuai
dengan yang tertera pada kontrak
3. Memberikan tugas kepada kontraktor
untuk
melaksanakan
pekerjaan proyek
4. Memberikan tugas kepada konsultan pengawas untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan proyek
5. Membantu kontraktor dan konsultan untuk berkoordinasi kepada
pihak-pihak yang terlibat dalam proyek
Sedangkan hak-hak yang diperoleh oleh owner adalah sebagai berikut:
1. Membuat surat perintah kerja (SPK)
2. Memperoleh hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
telah disetujui
3. Menolak hasil pekerjaan yang diserahkan oleh kontraktor apabila
hasil pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dokumen
penawaran
4. Menerima as built drawing saat serah terima pekerjaan
5. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan
6. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak yang terlibat dalam
proyek jika tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan isi
surat perjanjian kontrak
B.
Konsultan
Pihak konsultan dalam proyek dibedakan menjadi dua yaitu,
pengawasan
secara
rutin
selama
masa
pelaksanaan konstruksi
2. Membuat laporan pekerjaan kepada owner
3. Mengoreksi dan menyetujui shop drawing yang diajukan kontraktor
sebagai pedoman pelaksanaan konstruksi
4. Memberikan saran kepada owner ataupun kontraktor dalam
pelaksanan konstruksi
5. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek
material yang diusulkan oleh kontraktor
Hak dari konsultan pengawas sebagai berikut:
1. Menegur pihak kontraktor jika hasil pekerjaan tidak sesuai dengan
yang direncanakan
2. Memberikan peringatan
pelaksanaan
3. Menghentikan
jika
pelaksanaan
terjadi
pekerjaan
penyimpangan
jika
kontraktor
dalam
tidak
Kontraktor
Kontraktor adalah pihak yang ditunjuk owner untuk melaksanakan
proses konstruksi sesuai apa yang diinginkan owner yang tertuang pada
dokumen kontrak. Kewajiban yang harus dikerjakan oleh pihak kontraktor
antara lain:
1. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan
spesifikasi yang telah di tetapkan dalam kontrak
8
10
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Coordinator
Melaksanakan Pemeriksaan lapangan secara berkala
Melakukan pengendalian waktu dan updating Master Schedule
Membuat laporan manajemen bulanan hingga akhir proyek
Membuat sertifikasi/pembayaran sub konsultan
Menyelenggarakan rapat pra-pelaksanaan dan rapat koordinasi
proyek
10. Menyiapkan bahan untuk kick of meeting PT JAYA CM
11. Menyetujui/menolak dan/atau merekomendasikan material yang
dianjurkan kontraktor, perubahan-perubahan baik dari aspek waktu
maupun biaya.
Hak dan Wewenang:
1. Menandatangani surat-surat keluar atas nama perusahaan dalam
aspek pelaksanaan proyek yang berkaitan dengan pihak terkait
(diluar kebijakan perusahaan)
2. Peringatan tertulis pertama kepada bawahan
3. Memberikan sanksi kepada kontraktor sesuai ketentuan dalam
kontrak
4. Menandatangani (menyetujui/menolak) usulan/persetujuan material
2. Field Engineer
Tanggung Jawab:
1. Menjamin kualitas gambar dan aspek teknis hasil review dari
aspek:
a) Kemudahan pelaksanaan
b) Kelengkapan desain
c) Koordinasi desain
2. Menjamin kualitas shop drawing dan approval material yang
mengangkut aspek aspek system, estetika dan teknis sehingga
dapat dilaksanakan sesuai dengan dokumen kontrak
11
dokumen
pengawasan
pekerjaan
dan
membuat
laporan/rekomendasi kepada CM
d) Mengevaluasi dan merekomendasikan usulan perubahan dari
aspek teknis, estetika dan system
3. Field Coordinator
Tugas dan tanggung jawab:
1. Membantu Construction Manager dalam mengawasi pelaksanaan
proyek
2. Berkordinasi dengan inspector dalam pengawasan pelaksanaan
pekerjaan.
12
13
1.
2.
mingguan/bulanan
Mengurus administrasi/surat menyurat yang berhubungan dengan
(Construction
Management)
pada
Proyek
m2 .
kemudahan
pelaksanaan,
dan
kemudahan
pemeliharaan
3. Mengkaji ulang hasil perencanaan (gambar, spesifikasi teknis
maupun data teknis lainnya) dari aspek-aspek kelengkapan
dokumen, batasan lingkup, dan koordinasi
4. Memonitor kemajuan pekerjaan dan memberi masukan agar proses
perancangan bisa menghasilkan rancangan yang memadai untuk
dilaksanakan proses tender dan pelaksanaan di lapangan termasuk
di dalamnya aspek mutu rancangan, kecukupan, kelengkapan,
kemudahan, dan keamanan
14
dokumen
lelang
yang
tepat
waktu
serta
6.
7.
2.3.2.
1.
dalam
mengatur
pengadaan
fasilitas
bedeng
pekerja,
dan
fasilitas
toilet
pekerja
dan
antara
Konsultan,
menerapkan prosedur
Kontraktor,
pemasok
setra
15
dilakukan
oleh
pihak
Kontraktor
dan
Pemilik
agar
pelaksanaan
memeriksa
dan
mempertanggungjawabkan
kebenarannya
17. Membantu pihak Pemilik dalam mendapatkan Ijin Penggunaan
Bangunan
18. Mempersiapkan dan menyerahkan laporan Akhir Proyek kepada
pihak Pemilik sebanyak 3 (tiga) set
2.3.3. Tahap Pemeliharaan
16
1. Mempersiapkan,
mengkoordinir,
mengawasi
dan
menerima/
17
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PROFESI
3.1.
Bidang Kerja
SOHO @ Podomoro City dibangun di atas lahan seluas 2,3 Ha
yang terdiri dari SOHO (Small Office Home Office) setinggi 40 lantai yang
akan berdiri diatas NEO SOHO yang merupakan mal ekstensi dari Central
Park, dan di sampingnya terdapat Soho capital dan office Tower. SOHO @
Podomoro City merupakan bagian dari Podomoro City - Superblock, yang
terdiri dari APL Office Tower, Garden Shopping Arcade, Pullman Hotel,
Apartemen, dan Mall Central Park. Dengan dikelilingi oleh fasilitas
tersebut membuat SOHO @ Podomoro City menjadi pilihan yang tepat
untuk bisnis dan rencana investasi.
SOHO @ Podomoro City Complex adalah proyek akhir untuk
melengkapi Podomoro City secara keseluruhan. Bertempat di kawasan
premium dan strategis yaitu tepat di tepi jalan S. Parman yang memiliki
aksesibilitas tinggi dan dekat dengan Bandara Internasional SoekarnoHatta, jalan tol dalam kota dan jalan tol Jakarta-Merak. Selain itu, berada
di area yang sama dengan Central Park Mall, sebagai salah satu mall
mewah di distrik Jakarta Barat.
18
sumber: PT Jaya CM
Gambar 3.1 3D view soho@podomoro city.
3.2.
Pelaksanaan Kerja
Selama di proyek Soho@Podomoro City, penulis mengamati
19
1. Drop Hammer
Merupakan alat berat yang digunakan untuk menanam pondasi tiang
pancang. Hammer yang digunakan adalah type JWD 65 dengan
kapasitas 6.5 ton.
2. Tower Crane
Digunakan untuk mempermudah pengangkutan material berat di
lingkungan proyek. Tower crane yang digunakan memiliki kapasitas 2.4
ton.
3. Mobile Crane
Fungsi dari mobile crane mirip dengan tower crane, Perbedaan
keduanya yaitu mobile crane dapat berpindah-pindah tempat namun
berkapasitas kecil, biasanya mobile crane diperlukan untuk proses
pemasangan tower crane.
20
4. Truck Mixer
Truck mixer digunakan untuk mengangkut beton dari tempat
pembuatan beton ke lokasi proyek, Selama perjalanan tangki berisi
adukan beton yang harus terus berputar agar adukan beton tetap
homogen. Truk yang digunakan pada proyek ini berkapasitas 7
m3
5. Bucket Cor
Wadah yang digunakan untuk membawa adukan beton untuk di
tuang ke lokasi pengecoran yang diangkut menggunakan tower
crane. Kapasitas bucket cor yang digunakan pada proyek ini 0.8
m
21
6. Concrete pump
Digunakan untuk memompa beton dari truk ke area pengecoran.
7. Compressor
Compressor digunakan untuk membersihkan area cor sebelum
melakukan pengecoran.
8. Back hoe
Back hoe merupakan alat berat yang digunakan untuk menggali
atau menguruk tanah. Bentuknya berupa traktor beroda yang
memiliki lengan dan diujungnya terdapat sekop untuk menggali
atau menguruk tanah.
22
9. Vibrator
Setelah proses pengecoran, agar adukan beton menempati seluruh
area coran hingga ke sudut perlu bantuan vibrator sehingga ketika
beton telah setting tidak berongga ataupun keropos.
10. Theodolite
Alat ini digunakan surveyor untuk menentukan titik-titik as elemen
struktur.
11. Waterpass
Digunakan untuk memastikan suatu permukaan dalam keadaan
rata dan lurus atau tidak.
12. Perancah (scaffolding)
Perancah atau scaffolding berupa konstruksi pipa besi yang
digunakan untuk menopang bekisting pelat lantai dan balok.
23
24
2.
Bahan
Bahan atau material pokok yang digunakan untuk proses konstruksi
f 'C
= 30 - 55 MPa.
25
2. Besi tulangan
Besi tulangan yang digunakan pada proyek ini bervariasi mulai dari
besi berdiameter 10 hingga diameter 32 milimeter. Tulangan ulir
dengan diameter lebih besar atau sama dengan 10 mm menggunakan
mutu baja dengan tegangan leleh 4000 kg/ cm
. Tulangan polos
3. Wiremesh
Besi wiremesh merupakan besi yang dirangkai berbentuk jaring-jaring
persegi empat seperti anyaman yang dapat digunakan sebagai
pengganti besi beton bertulang pada struktur plat lantai.
4. Papan multiplek
Merupakan papan berlapis yang digunakan sebagai bekisting pelat
lantai dan balok. Plywood yang digunakan pada proyek ini memiliki
tebal 18mm.
26
5. Additive
Additive yang digunakan adalah zat tambahan yang digunakan pada
campuran beton. Additive yang digunakan yaitu bond agent dan
retarder. Bond agent digunakan pada sambungan antara beton lama
dan beton baru, sebelum proses pengecoran sambungan beton yang
sudah ada disiram dengan cairan tersebut agar lekatan keduanya lebih
kuat. Sedangkan retarder digunakan pada beton ready mix untuk
memperlambat pengerasan beton, retarder yang digunakan adalah
merk sika dengan jenis Antisol S.
3.2.2.
yang cocok dan sesuai dengan kondisi daya dukung tanah adalah pondasi
tiang pancang pada Mall dan untuk Gedung Soho menggunakan bored
pile. Beberapa alasan di gunakannya pondasi tiang pancang yaitu
pekerjaannya yang relatif cepat, kualitas tiang pancang terjamin karena
tiang tersebut merupakan hasil pabrikasi, sehingga kualitas bahan dapat
dikontrol sesuai kebutuhan.Pada proyek ini mutu beton untuk tiang
pancang adalah 45 MPa.
27
sumber: PT Jaya CM
Gambar 3.16 Denah pondasi tiang pancang.
Tabel 3.1 Detail spesifikasi tiang pancang.
DIMENSI TIANG
DAYA DUKUNG
TEKAN
(Ton/Pile)
DAYA DUKUNG
TARIK (Ton/Pile)
PANJANG
TIANG EFEKTIF
(m)
JUMLAH TIANG
500x500 mm
200
27
819
sumber: PT Jaya CM
yang
besar,
apabila
menggunakan
tiang
pancang
akan
28
Sumber: PT Jaya CM
Gambar 3.17 Denah pondasi bored pile.
Tabel 3.2 Detail spesifikasi bored pile.
DIMENSI TIANG
DAYA DUKUNG
TEKAN
(Ton/Pile)
DAYA DUKUNG
TARIK (Ton/Pile)
PANJANG
TIANG EFEKTIF
(m)
JUMLAH TIANG
1200 mm
700
300
45
48
Sumber: PT Jaya CM
3.2.3.
3.2.3.1
Perancangan Kolom
f 'C
29
sumber: PT Jaya CM
Gambar 3.18 Contoh detail penulangan kolom persegi.
sumber: PT Jaya CM
Gambar 3.19 Contoh detail penulangan kolom lingkaran.
3.2.3.2.
Balok
Perancangan balok
merupakan
elemen
struktur
yang
terbebani
secara
mm2
sumber: PT Jaya CM
Gambar 3.20 Contoh detail penulangan balok.
30
3.2.3.3.
sumber: PT Jaya CM
Gambar 3.21 Contoh detail penulangan pelat lantai.
3.2.4.
Metode Pelaksanaan
3.2.4.1.
31
32
33
Jika diperlukan lebih dari satu buah tiang pancang untuk mencapai
kedalaman tertentu, maka perlu dilakukan penyambungan tiang
pancang.
5. Penyambungan tiang pancang
Untuk memudahkan proses penyambungan sebaiknya tiang pancang
di sisakan setinggi kurang lebih 50cm. Penyambungan dilakukan
dengan mengelas keempat sisinya.
blok
pada
tiang
pancang
menggunakan selotip
2) Tempelkan ujung spidol pada kertas
3) Lanjutkan proses pemukulan/pemancangan
4) Setiap pukulan geser spidol kearah kanan lakukan hingga
pukulan ke sepuluh
5) Dari kalendering dapat terlihat grafik penurunan yang terjadi
pada pancang
6) Lakukan 2 kali agar hasil yang diperoleh lebih presisi.
34
3.2.4.2.
Pekerjaan Kolom
Pada proyek ini kolom yang digunakan ada 2 bentuk yaitu, persegi
dan silinder. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini
secara keseluruhan sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada
masing-masing tipe kolom berbeda-beda. Langkah teknis pada pekerjaan
kolom adalah sebagai berikut:
1. Penentuan as kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan
yang dilakukan oleh surveyor. Penentuan titik disesuaikan dengan gambar
kerja
yang
telah
direncanakan.
Aat-alat
yang
digunakan
untuk
dengan
Theodolit
berdasarkan shop
35
2. Pembesian kolom
Proses pembesian pada proyek ini adalah sebagai berikut:
1. Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja
2. Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama, perlu
diperhatikan diameter dan jumlah tulangan harus sesuai dengan
spesifikasi yang dibutuhkan, dan diberi tanda untuk pemasangan
sengkang
3. Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan
antara tulangan utama dan sengkang di ikat oleh kawat
4. Setelah semua terpasang dengan benar, lalu dipasang beton
deking, tebal beton deking untuk kolom adalah 40mm
36
4. Pengecoran kolom
37
benar-benar
bersih
dari
kotoran
agar
tidak
dengan
pipa
tremi
dengan
3
kapasitas bucket sampai 0.9 m . Bucket tersebut diangkut
dengan
menggunakan Tower
crane untuk
memudahkan
pengerjaan
b) Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan
untuk
menghindari
pemisahan
berlangsung,
menggunakan vibrator.
Hal
pemadatan
tersebut
beton
dilakukan
dilakukan
untuk
38
pelat.
Pada
pekerjaan
ini
digunakan
Theodolite.
b) Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan
pekerjaan, kerena dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan
panel bekisting balok harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam
39
cermat
dan
teliti
sehingga
hasil
akhirnya sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat.
c) Pengadaan scaffolding
Scaffolding berfungsi untuk menopang bekisting pelat lantai bagian
bawah. Jumlah scaffolding harus cukup untuk menopang seluruh
bagian pelat lantai.
d) Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan
sesuai kebutuhan gambar menggunakan bar cutter dan bar
bending. Pembesian balok ada yang dilakukan sebelum proses
bekisting ada pula yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi.
Sedangkan pembesian plat dilakukan dilakukan di atas bekisting
yang sudah jadi.
2. Tahap pekerjaan balok dan pelat
Pengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan dan
berikut adalah tahap-tahap pekerjaan balok dan pelat.
a) Pekerjaan Bekisting Balok
1) Scaffolding dengan masing-masing
jarak
100
cm disusun
balok
dengan
arah
40
disusun
berjajar bersamaan
dengan
diperlukan main
frame tambahan
dengan
serapat
mungkin,
sehingga
tidak
41
c) Tahap Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai
selanjutnya pengecekan tinggi level pada bekisting balok dan pelat
menggunakan waterpass, jika sudah selesai maka bekisting untuk
balok dan pelat sudah siap.
d) Pembesian Balok
1) Untuk
Pembesian
balok
pada
awalnya
dilakukan
42
e) Pembesian Pelat
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap
pembesian pelat, tahapan pembesian pelat lantai antara lain:
1) Dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap.
Besi
tulangan
diangkat
menggunakan tower
crane dan
dengan
tulangan
bawah
terlebih
dahulu.
43
f) Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan
checklist/ pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa
untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah tulangan
utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan
beton decking. Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah,
penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak
tulangan ekstra, perkuatan (pada lubang-lubang di pelat lantai,
beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.
3. Tahap pengecoran pelat dan balok
a) Administrasi Pengecoran
1) Setelah bekisting dan pembesian siap, pelaksana mengecek
ke lokasi atau zona yang akan dicor
2) Setelah semua bekistingterpasang, pelaksana membuat izin
cor dan mengajukan surat izin ke konsultan pengawas
3) Kemudian tim pengawas melakukan pemeriksaan di lokasi
yang diajukan dalam surat cor
4) Lalu konsultan pengawas menandatangani surat izin cor
tersebut, setelah pekerjaan sesuai dengan syarat teknis
5) Surat izin cor dikembalikan kepada pelaksana dan pengecoran
boleh dilaksanakan.
b) Proses Pengecoran Pelat Lantai dan Balok
Pengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran
balok. Peralatan pendukung untuk pekerjaan pengecoran balok
diantaranya yaitu: bucket, truck mixer, vibrator, lampu kerja, papan
perata.
Adapun
proses
pengecoran
pelat
sebagai
contoh
akan
dicor
dengan
44
45
3.2.6.2.
48
pada
tinggi.
Sistem Manajemen K3 Proyek SOHO@Podomoro City
Jakarta Barat
pelaksanaan konstruksi.
Mengidentifikasi seluruh resiko yang akan timbul dari setiap
49
dan angkut.
Pemasangan dan pembongkaran scaffolding.
Pekerjaan pengelasan (pekerjaan panas).
Pekerjaan pada ruang tertutup.
Pekerjaan galian.
6) Pekerjaan di ketinggian beresiko kecelakaan jatuh, dan lainlainnya wajib mlengkapi surat izin bekerja (SIB) ke bagian
safety/K3 untuk diadakan identifikasi bahaya, penegendalian
dan penilaian resiko (IBPR).
e. Sebelum beraktifitas (pagi hari) kepala bagian/mandor wajib
memberi pengarahan perihal K3 kepada seluruh pekerjanya.
Pada waktu bekerja/berada di area konstruksi:
1) Mematuhi peraturan yang berlaku.
2) Berpakaian sopan (memakai celana panjang dan baju).
3) Memakai alat pelindung diri sesuai dengan resiko yang
dihadapi.
4) Agar dikoordinasikan terlebih dahulu apabila ada pekerjaan
yang bersamaan pada satu tempat, antara pekerja di atas
dan di bawah.
5) Senantiasa menjaga lokasi kerja tetap bersih.
f. Pekerjaan memakai alat bantu:
50
petugas
K3
tindakan/keadaan
jika
yang
menemukan/mendapatkan
berbahaya
mungkin
suatu
berpotensi
menimbulkan kecelakaan.
o. Bila terjadi kecelakaan, kepala bagian/mandor agar segera
melaporkan ke divisi safety/K3 guna penanganan selanjutnya.
p. Barangsiapa yang melanggar peraturan ini akan dikenakan
sanksi/denda sesuai tarif yang berlaku atau dikeluarkan dari
proyek SOHO @ Podomoro City.
q. Hal-hal
yang
belum
diatur
dan
dianggap
perlu
akan
3.2.6.5.
No.
1
Jenis Pelanggaran
Memasuki area proyek tidak
memakai helm
52
Jabatan
Staff kantor
Staff proyek
Mandor/wakil
Pekerja
Seluruh
karyawan
Denda
Rp 200.000,Rp 100.000,Rp 150.000,Rp 50.000,Rp 50.000,-
Konsekuensi
Dikeluarkan
dari area
proyek
Dikeluarkan
dari area
proyek
Seluruh
karyawan
Rp 100.000,-
Aktifitas
dihentikan
Seluruh
karyawan
Rp 100.000,-
Aktifitas
dihentikan
Seluruh
karyawan
Rp 25.000,-
Pekerjaa pengelasan
pemotongan tidak dilengkapi
APAR
Welder
Rp 100.000,-
Dikeluarkan
dari area
proyek
Dikeluarkan
dari area
proyek
Seluruh
karyawan
Rp 100.000,-
Seluruh
karyawan
Rp 150.000,-
Seluruh
karyawan
Rp 150.000,-
3.2.6.6.
Dikeluarkan
dari area
proyek
Dikeluarkan
dari area
proyek
Dikeluarkan
dari area
proyek
harus
disesuaikan
dengan
jenis
pekerjaan
yang
53
Sebagai alat pelindung bagi pekerja di bagian kaki, alat pelindung diri
yang digunakan adalah safety shoes. Dipakai untuk mencegah luka pada
bagian tersebut yang diakibatkan oleh benturan benda keras, benda tajam
ataupun tertindih beban.
C. Sarung Tangan
Sarung tangan digunakan sebagai pelindung tangan para pekerja.
Sarung tangan yang digunakan berbeda beda sesuai dengan pekerjaan
yang sedang dilakukan.
D. Safety Belt
Berfungsi sebagai alat pelindung diri pada saat melakukan pekerjaan
di ketinggian, untuk menahan tubuh ketika terjatuh atau kecelakaan.
E. Kacamata pengaman
Melindungi mata dari sinar yang menyakitkan pada proses pegelasan,
menghindari mata dari debu atau benda-benda lain yang mengganggu.
F. Masker
Alat pelindung pernafasan berfungsi untuk memberikan perlindungan
terhadap sumber-sumber bahaya udara di tempat kerja. Masker Gas dan
Masker Debu adalah alat perlindungan untuk melindungi pernafasan dari
gas beracun dan debu.
G. Sumbat Telinga
Alat
pelindung
telinga
yang
berfungsi
mencegah
rusaknya
3.3.
54
yang terbengkalai
Turunnya dinding penahan tanah membuat tiang pancang di
sekitarnya
miring
sehingga
harus
dilakukan
pemancangan
tambahan.
Banyaknya permintaan perubahan pada desain oleh pemilik
karena kurang siapnya disain perencanaan
Untuk mengatasi
keterlambatan
diatas dilakukan
langkah
berupa
55
chemical bar agar beban pelat dan balok dapat terdistribusi dengan
baik ke parapet.
2. Tulangan mat foundation melendut
56
57
BAB IV
TUGAS TAMBAHAN
4.1.
eh x E
0.5
Pult =
eh x E x L
S+[
]
2 x A x Ep
(4.1)
Pijin
Pult
3
(4.2)
Dengan:
eh
Ep
58
Pult =
W r+ n W p
Wr+W p
(4.3)
Pijin
Pult
3
(4.4)
Dengan:
e h = effisiensi Hammer (%) (tabel 4.1)
Wr
Tenaga Hammer
Jml.
59
kN-m
Kip-ft
Kg-cm
K150
379.9
280
3872940
K 65
183.2
112.6
1850640
K 45
123.5
91.1
1259700
K35
96
70.8
979200
K25
68.8
50.7
701760
(Sumber: Buku katalog Kobe diesel hammer)
Pukulan
kN
Kips
Kg
permenit
45-60
42-60
39-60
39-60
39-60
147.2
58.7
44
34.3
24.5
33.11
13.2
9.9
7.7
5.5
15014.4
5987.4
4480
3498.6
24499
3. Metode Danbu
Pult
eh Eh
Ku s
(4.5)
Pijin
Pult
3
(4.6)
Ku
Cd
C d (1+
1+
0.75 + 0.15
Cd
Wp
Wr
eh E h L
A E s2
Dengan:
Wr
60
ukuran pile
(cm)
Kedalaman
Pile (m)
Type of
hammer
Stroke of ram
(cm)
Final
settlement
(cm)
Rebound
(cm)
50
30
JWD 65
250
0.7
2.3
Panjang tiang = 27 m
s = 0.7/10 = 0.07cm
Wr
= 6.500kg
= 0.5x0.5x2400x27
4.2.
Hasil Analisis
Dari data hasil kalendering diatas dapat dihitung kapasitas daya
Pult =
0.5
eh x E x L
S+[
]
2 x A x Ep
(4.1)
61
0.8 x 1850640
0.8 x 1850640 x 2700 0.5
0.7+[
]
2 x 2500 x 31520
=
Pa
918213.3 kg
Pult
SF
918.213
6
= 918.213 ton
(4.2)
= 204.04 ton
W r + n2 W p
W r+ W p
eh W r h
s+ c
(4.3)
=
Pa
1705.24 ton
Pult
=
SF
(4.4)
1705.24
6
= 283.95 ton
3. Metode Janbu
62
Cd
0.75 + 0.15
16200
6500
0.85 x 1657038 x 27
78800000000 x 0.49
= 1.124
= 0.0024
Ku
1.124 (1+
Pu
0.85 x 1657038
2.3004 x 0.49
1+
0.00247
1.123 = 2.3004
(4.5)
=
Pa
823.226 ton
=
Pult
SF
(4.6)
=
823.226
4.5
182.93 ton
= 204.04 ton
Metode Modified
= 283.95 ton
ENR
Metode Janbu
= 182.93 ton
Dapat disimpulkan, daya dukung tiang rata-rata dari ketiga metode diatas
adalah
204.04 +283.95+182.93
=223.64 ton. H asil sampel tersebut lebih
3
besar dari nilai daya dukung tiang pancang rencana yaitu 200 ton, maka
daya dukung tiang pancang tersebut telah memenuhi syarat.
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
= 30 55 MPa
2. Struktur bawah
pondasi tiang pancang 500x500 mm dengan daya dukung tekan
64
f 'C
= 40 Mpa.
mm2
f 'C
mm2
= 40 Mpa
f ' C = 40 Mpa.
Saran
Banyak
hambatan
yang
tak
terduga
selama
pelaksanaan
tindakan
tegas
terhadap
pihak
yang
tidak
65
66
DAFTAR PUSTAKA
Pada
Proyek
Pembangunan Armada
Town
Square.
67