identifikasi terhadap
berlangsung.
organisasi
individual
(stakeholder)
selama
proyek
2. Kontrak Unit Price : ini didasarkan atas estimasi volume pekerjaan yang telah
diklarifikasi bersama-sama pemilik proyek dengan jumlah biaya per unit
pekerjaan.
Jenis Kontrak ini mempunyai karateristik sebagai berikut :
Estimasi volume pekerjaan dihitung oleh wakil pemilik proyek seperti konsultan
pengawas bersama kontraktor.
Selanjutnya , Biaya pada awal proyek tidak dapat ditentukan secara pasti karena
volume pekerjaan juga tidak pasti. Perlu pengawasan ketat karena pembayaran
dilakukan atas volume aktual yang harus disepakati bersama. Biaya akhir yang
telah ditetapkan dengan resikonya ditanggung bersama berdasarkan kesepakatan
yang diperoleh.
1.2 . Kontrak Penawaran Negosiasi Biaya.
Kontrak penawaran Negosiasi Biaya adalah : melakukan transaksi dengan cara
penawaran yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pemillik proyek dan kontraktor
pelaksana yang dikenal pemilik, dengan harapan diperoleh harga penawran yang
sesuai dengan keinginan pihak-pihak tersebut.
Kontrak ini terdiri atas :
Kontrak Lumpsump, harga ditentukan dari negosiasi penawaran yang dilakukan
oleh pemilik proyek dengan kontraktor.
Unit Price, Jenis ini juga sama dengan cara kontrak penawaran bersaing , namun
harga ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
Kontrak Cost plus fee, pembayaran oleh pemilik proyek didasarkan atas daftar
biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor setelah proyek selesai ditambah dengan
keuntungannya.
Kontrak ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. kontrak pembayaran dan metode kerja, hasil akhir proyek serta jumlah
keuntungan utk kontraktor harus diuraikan secara jelas.
Direktur
Perusahaan
dan
Pemilik
Proyek/yang
5. Hubungan Kerja.
Bekerja sama dengan pihak internal perusahaan, seperti Site Manajer, Site
Engineer, Manajer Logistik, Manajer Administrasi dan Keuangan.
Bekerja sama dengan seluruh eksternal perusahaan seperti pemilik proyek,
konsultan perencana, konsultan pengawas, subkontraktor, serta pemasok.
Tingkat kebutuhan tenaga kerja pada proyek.
Pada awal proyek, jumlah tenaga kerja sedikit, kemudian sesuai dengan jumlah
volume pekerjaan akan naik, dan turun menjelang akhir proyek.
Manajemen sumber daya perlatan
Dalam menentukan alokasi sumber daya Peralatan yang akan digunakan dalam
suatu proyek , kondisi daerah kerja serta kondisi perlatan perlu diidentifikasi
terlebih dahulu :
Beberapa yang perlu diidentifikasi adalah :
1. Medan Kerja , untuk menentukan kondisi medan kerja mudah, sedang atau
berat. Kapasitas peralatan yang digunakan dapat disesuaikan dengan kondisikondisi tersebut.
2. Cuaca, ini perlu dilakukan khususnya pada proyek dengan lahan terbuka, cuaca
hujan menyulitkan pengendalian peralatan, baik mobilisasi dan lain2
3. Mobilisasi Peralatan kelokasi proyek perlu direncanakan dengan detail,
khususnya peralatan peralatan berat, keadaan jalan atau jembatan kecil.
4. Komunikasi yang memadai antar operator peralatan dengan pengendali
pekerjaan harus terjalin baik,agar langkah-langkah pekerjaan yang dilakukan
sesuai dengan rencana.
Selanjutnya,
5. Fungsi Peralatan harus sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan untuk
menghindari tingkat pemakaian yang tidak efektif dan efisien.
6. Kondisi Peralatan harus laik pakai agar pekerjaan tidak tertunda karena
peralatan rusak. Bila perlu tenaga teknisi harus disiapkan di lapangan.
Pada beberapa proyek, penggunaan dan jenis peralatan dapat dibagi atas tingkat
beratnya pekerjaan :
1. Alat Berat seperti , Bulldozer, dumptruck, motor grader bachhoe dll, digunakan
untuk pekerjaan-pekerjaan berat, seperti pembukaan lahan, penggalian tanah
dengan volume besar.
2. Peralatan Ringan seperti, mixer pengaduk beton di lokasi proyek, atau bar cutter
untuk pemotongan besi beton dan lain-lain.
3. Pada proyek manufaktur dikenal pula peralatan forklift dan crane pengangkut
barang/material diseputar lok