Anda di halaman 1dari 14

1.

PENDAHULUAN
Semakin berkembangnya pengetahuan dan khusunya teknologi

informasi memiliki peran yang sangat penting baik di Perusahaan Swasta,

BUMN, Instansi Pemerintahan. Penggunaan teknologi informasi itu sendiri

dapat menunjang aktivitas suatu perusahaan dalam hal menyimpan,

mengolah ataupun menyajikan suatu informasi.

PT Waskita Karya adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang

bergerak di bidang konstruksi. Perusahaan ini berasal dari nasionalisasi

perusahaan Belanda Volker Aannemings Maatschappij N.V. pada tahun 1961

dan berubah bentuk menjadi persero pada tahun 1973. Merupakan salah satu

perusahan konstruksi terbesar di Indonesia dan jangkauannya hampir diseluruh

Indonesia, karena itu kualitas manajemen PT. Waskita Karya sudah terbilang

bagus, penulis disini ingin mengkaji lebih jauh tentang system manajemen di

PT. Waskita Karya Karena itu dalam makalah ini penulis lebih memfokuskan

permasalahan pada ruang lingkup Manajemen saja.

2.1 Pengertian

1
 Sistem adalah kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang
saling terkait, saling berinteraksi, dan saling tergantung satu sama lain untuk
mencapai tujuan [12].
 Informasi merupakan data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau
diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan [12].
 Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu
organisasi untuk menyediakan laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak luar
tertentu [11].
 Manajemen adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui pemanfaatan
manusia sebagai sumber daya, Proyek adalah rangkaian kegiatan yang
mempunyai dimensi waktu, fisik, dan biaya guna mewujudkan gagasan serta
mendapatkan tujuan tertentu.Manajemen proyek adalah usaha untuk mencapai
tujuan yaitu menyelesaikan satu proyek melalui pemanfaatan manusia sebagai
sumber daya.
Manajemen Proyek adalah proses manajemen berupa proses Plan, Organizing, Actuating
and Controlling (POAC) agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai dan memenuhi semua
persyaratan, yaitu :
a.Sesuai biaya yang disediakan;
b.Sesuai mutu yang disyaratkan;
c.Sesuai waktu yang telah ditetapkan;
d.Tercapainya tertib administrasi;
e.Memperoleh profit yang wajar.
 Ciri-Ciri Proyek
1.Terdiri dari bagian-bagian pekerjaan/kegiatan;
2.Antar kegiatan ada hubungan ketergantungan;
a.Ketergantungan waktu (urutan);
b.Ketergantungan teknis;
3.Untuk pelaksanaan setiap kegiatan perlu :
a.Sumber daya (bahan, alat, tenaga);
b.Waktu
c.Metode
 Secara umum dikelompokan kedalam 4 (empat) kelompok:
a.proyek mempunyai tujuan yaitu menghasilkan barang dan jasa;
b.proyek memerlukan input berupa faktor-faktor produksi atau sumber daya,
seperti modal, tanah dan material, peralatan, tenaga pegawai dan kepemimpinan;
c.proyek mempunyai titik awal dan titik akhir;
d.dalam waktu tertentu setelah proyek selesai, mulai dapat menghasilkan.
 Karakteristik Kegiatan Proyek Konstruksi
a. Bersifat sangat komplek, dan multi disiplin ilmu
b. Melibatkan banyak tenaga kerja kasar dan berpendidikan relatif rendah;
c. Masa kerja terbatas;
d. Intensitas kerja tinggi

2.2 Pemahaman manajemen proyek/konstruksi

2
Pada hakekatnya manajemen konstruksi ada 2 (dua) pemahaman yang pada pelaksanaannya
menjadi satu kesatuan dalam mencapai tujuan proyek yaitu:

- Teknologi Konstruksi (Construction Technology): mempelajari metode atau teknik tahapan


melaksanakan pekerjaan dalam mewujudkan bangunan fisik disuatu lokasi proyek sesuai
dengan kaidah teknis/spesifikasi teknik yang disyaratkan

- Manajemen Konstruksi (Construction Management) adalah bagaimana sumber daya


(manusia, material, peralatan, keuangan, metode/teknologi) yang terlibat dalam pekerjaan
dapat dikelola secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan proyek, sesuai dengan
ketentuan/hukum yang berhubungan dengan konstruksi

Manajemen konstruksi telah diakui sebagai suatu cabang manajemen yang khusus, yang
dikembangkan dengan tujuan untuk dapat melakukan koordinasi dan pengendalian atas
beberapa kegiatan pelaksanaan proyek yang sifatnya kompleks.

Dengan demikian, teknik/manajemen yang dapat mengakomodasi kebutuhan sumber daya


konstruksi selalu dilakukan peninjauan dan penyesuaian terus menerus, setiap saat dalam
menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan yang sedang berjalan.

2.3 Siklus dan Fungsi manajemen proyek/konstruksi

Pada suatu penyelenggaraan proyek, untuk mencapai tujuan proyek dilakukan pendekatan
yang disebut manajemen proyek, yaitu penentuan cakupan dan tahapan-tahapan kegiatan
proyek serta peranan/tugas penyelenggara proyek menyangkut hak dan kewajiban antara
pengguna jasa dan penyedia jasa.

Penerima hak kontrak jasa pelaksanaan konstruksi sebagai penyedia jasa akan melakukan
koordinasi menyiapkan kebutuhan sumber daya konstruksi meliputi keuangan/dana,
manusia/tenaga kerja/ahli, material, peralatan dan menyusun metoda kerja.

Umumnya pimpinan pelaksana yang ditugaskan dilapangan telah berpengalaman


melaksanakan pekerjaan konstruksi, tetapi tidak berarti bahwa sudah menguasai manajemen
proyek secara menyeluruh dan mendetail, menganalisa secara teliti setiap kegiatan dan
kesulitan pelaksanaan konstruksi jalan dan jembatan.

Adapun hubungan antara masing-masing kegiatan dan fungsi dapat digambarkan merupakan
suatu hubungan siklus manajemen proyek sebagai berikut:

Gambar 1.1 Hubungan siklus manajemen proyek/konstruksi

3
Keterangan gambar:

- P = planning; perencanaan/rencana kerja

- O = organizing; organisasi kerja

- A = actuating; pelaksanaan pekerjaan

- C = controlling; kontrol/pengendalian kerja

Manajemen proyek dimulai dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) perencanaan/rencana kerja (planning) yaitu kegiatan menyiapkan rencana kerja sesuai


dengan metode konstruksi terhadap semua urutan kegiatan yang akan dilakukan dan waktu
yang diperlukan pada setiap kegiatan pelaksanaan proyek. Adapun hal-hal yang menyangkut
kegiatan rencana kerja dapat dijelaskan sebagai berikut:

- rencana kerja yang disusun meliputi:

1) penentuan urutan/tahapan kegiatan pekerjaan;

2) prosedur pengawasan pekerjaan;

3) prosedur persetujuan gambar, baik gambar kerja (shop drawing)

maupun gambar terbangun (as built drawing);

4) prosedur pengujian bahan dan hasil pekerjaan;

5) penentuan standar rujukan dan standar operasi pelaksanaan;

6) prosedur perubahan pekerjaan;

7) prosedur pengadaan barang;

8) prosedur pengamanan proyek;

4
9) prosedur keuangan;

10) prosedur lainnya disesuaikan situasi dan konsisi proyek.

-Manfaat dan kegunaan rencana kerja adalah :

1) alat koordinasi bagi pimpinan, pimpinan pelaksana dapat memanfaatkan rencana kerja
untuk melakukan koordinasi terhadap semua kegiatan pelaksanaan konstruksi di lapangan;

2) pedoman kerja para pelaksana, rencana kerja dapat dijadikan pedoman bagi para pelaksana
konstruksi di lapangan terhadap urutan kegiatan dan batas waktu penyelesaian pekerjaan
untuk setiap item pekerjaan;

3) alat untuk menilai kemajuan pekerjaan, kemajuan pekerjaan dapat dipantau dari realisasi
yang dicapai dibandingan rencana terhadap waktu kegiatan dari setiap item pekerjaan;

4) alat untuk evaluasi pekerjaan, evaluasi pekerjaan terhadap prestasi yang dicapai yaitu
selisih rencana dan realisasi yang akan dipakai sebagai bahan evaluasi untuk menetapkan
rencana selanjutnya.

- Data-data untuk rencana kerja

Adapun data-data yang perlu dikumpulkan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun
rencana kerja pelaksanaan konstruksi, antara lain:

1) lokasi quarry, termasuk persiapan yang diperlukan, jalan masuk dan jembatan-jembatan,
harga dan jumlah/jenis material yang akan digunakan;

2) rencana lokasi base camp, dipilih lokasi yang mempunyai pengaruh pengangkutan yang
terkecil ke lokasi pelaksanaan proyek. Jika dimungkinkan lokasi base camp dan quarry dapat
diletakkan pada satu lokasi sehingga angkutan material lebih efisien;

3) keadaan topografi lokasi proyek, hal ini akan menentukan metode pelaksanaan yang
berbeda-beda untuk daerah datar, bukit dan gunung;

4) data curah hujan di lokasi proyek, untuk memperhitungkan waktu kerja masing-masing
item kegiatan terhadap pengaruh musim hujan;

5) kemungkinan kesulitan-kesulitan yang akan dijumpai di jalur pengangkutan material,


jalan rusak/sempit, daerah padat penduduk/lalu lintas, kondisi jembatan, sarana utilitas
kemungkinan terganggu (telepon, PLN, PAM, Gas, irigasi, dll), adat penduduk dan
sumbangan proyek untuk penduduk, dan gangguan terhadap fasilitas umum lainnya;

6) pengadaan peralatan konstruksi jalan dan jembatan, jalur mobilisasi dan agen/suplier alat-
alat/ suku cadang konstruksi yang mendukung kelancaran pelaksanaan proyek;

5
7) sumber daya manusia, kemampuan tenaga kerja yang ada disekitar proyek, kemungkinan
dapat bekerja diproyek berdasarkan kriteria keahliannya;

8) fasilitas komunikasi dan akomodasi;

9) fasilitas keselamatan dan kesehatan (K 3) , puskesmas/rumah sakit, dokter, apotik/toko


obat, dll;

10) fasilitas jaringan listrik dan air, PLN dan PAM;

11) fasilitas stasiun bahan bakar minyak (BBM), aspal, dll;

12) fasilitas perbankan disekitar proyek;

13) fasilitas stasiun pemadam kebakaran, peralatan pemadam, dll;

14) fasilitas bantuan dari instansi-instansi pemerintah pada proyek;

15) pekerjaan pemeliharaan rutin pada jalan masuk dan jembatan- jembatan;

16) kemungkinan adanya revisi desain dan konstruksi;

17) kemungkinan adanya pekerjaan tambahan dan item pekerjaan baru;

18) kemungkinan adanya peristiwa kompensasi yang dapat mempengaruhi

rencana kerja;

19) kemungkinan adanya peraturan/kebijaksanaan pemerintah mengenai moneter, keadaan


darurat militer/sipil;

20) lingkungan hidup yang tidak boleh terganggu, cagar alam, bangunan bersejarah atau
makam pahlawan, dll;

21) data-data lain yang berguna.

b) organisasi kerja (organizing) yaitu kegiatan pembentukan organisasi kerja yang akan
ditugasi melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi yang dipimpin oleh seorang ahli
pelaksana jalan dan jembatan yaitu Pimpinan Pelaksana (General Superintendent/ GS).
Dalam organisasi ini, disamping General Superintendent/ GS ditentukan jabatan-jabatan
lainnya seperti pimpinan-pimpinan divisi proyek (peralatan, laboratorium, jalan, jembatan,
pengukuran, logistik, umum, base camp) bendahara proyek, pengawas pelaksanaan proyek,
dan sebagainya. Setiap jabatan diuraikan tugas, wewenang dan tanggungjawabnya dalam
melaksanakan pengendalian pelaksanaan konstruksi.

c) pelaksanaan pekerjaan (actuating) yaitu merupakan aktualisasi pelaksanaan dari


perencanaan dan pengorganisasian yang telah diuraikan diatas dalam pelaksanaan konstruksi.

6
d) kontrol/pengendalian kerja (controlling) yaitu kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan
pekerjaan meliputi kegiatan: pemeriksaan, pengujian apakah pelaksanaan konstruksi sesuai
dengan prosedur dan rujukan yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan.

2.4 Aspek-aspek dalam Manajemen Proyek

Dalam manajemen proyek, yang perlu dipertimbangkan agar output proyek sesuai
dengan sasaran dan tujuan yang direncanakan adalah mengidentifikasi berbagai masalah yang
mungkin timbul ketika proyeek dilaksanakan. Beberapa aspek yang dapat diidentifikasi dan
menjadi masalah dalam manajemen proyek serta membutuhkan penanganan yang cermat
adalah sebagai berikut :

a. Aspek Keuangan : Masalah ini berkaitan dengan pembelanjaan dan pembiayaan proyek.
Biasanya berasal dari modal sendiri dan/atau pinjaman dari Bank atau investor dalam
jangka pendek atau jangka panjang. Pembiayaan proyek menjadi sangat krusial bila
proyek berskala besar dengan tingkat kompleksitas yang rumit, yang membutuhkan
analisis keuangan yang cepat dan terencana.
b. Aspek Anggaran Biaya : Masalah ini berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian
biaya selama proyek berlangsung. Perencanaan yang matan dan terperinci akan
menudahkan proses pengendallian biaya, sehingga biaya yang dikeluarkan sesuai dengan
anggaran yng direncanakan. Jika sebaliknya, akan terjadi peningkatan biaya yang besar
dan merugikan bila proses perencanaannya salah.
c. Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia : Masalh ini berkaitan dengan kebutuhan dan
alokasi SDM selama proyek berlangsung yang berfluktuatif. Agar tidak menimbulkan
masalah yang kompleks, perencanaan SDM didasarkan atas organisasi proyek yeng
dibentuk sebelumnya dengan melakukan langkah-langkah, proses staffing SDM, deskripsi
kerja, perhitungan beban kerja, deskripsi wewenang dan tanggung jawab SDM serta
penjelasan tentang sasaran dan tujuan proyek.
d. Aspek Manajemen Produksi : Masalah ini berkaitan dengan hasil akhir dari proyek; hasil
akhir proyek negative bila proses perencanaan dan pengendaliannya tidak baik. Agar hal
ini tidak terjadi, maka dilakukan berbagai usaha untuk meningkatkan produktivitas SDM,
meningkatkan efisiensi prose produksi dan kerja, meningkatkan kualitas produksi melalui
jaminan mutu dan pengendalian mutu.
e. Aspek Harga : Masalah ini timbul karena kondisi eksternal dalam hal persaingan harga,
yang dapat merugikan perusahaan karena produk yang diahasilkan membutuhkan biaya
produksi yang tinggi dan kalah bersaing dengan produk lain.

7
f. Aspek Efektifitas dan Efisiensi : Masalah ini dapat merugikan bila fungsi produk yang
dihasilakn tidak terpenuhi/tidak efektif atau dapat juga terjadi bila factor efisiensi tidak
terpenuhi, sehingga usah produksi membutuhkan biaya yang besar.
g. Aspek Pemasaran : Masalah ini timbul berkaitan dengan perkembangan factor eksternal
sehubungan dengan persaingan harga, strategi promosi, mutu produk serta analisi pasar
yang salah terhadap produksi yang dihasilkan.
h. Aspek Mutu : Masalah ini berkaitan dengan kualitas produk akhir yang nantinya dapat
meningkatkan daya saing serta memberikan kepuasan bagi pelanggan.
i. Aspek Waktu : Masalah waktu dapat menimbulkan kerugian biaya bila terlambat dari
yang direncanakan serta akan menguntungkan bila dapat dipercepat.

2.5 Proses dalam Manajemen Proyek

Proses manajemen proyek agar proyek jalan tol berjalan sesuai rencana dibagi
menjadi 4 yaitu : Leadership, Komunikasi, Keputusan dan Organisasi.

a. Leadership : kemampuan seseorang (yaitu pemimpin) untuk mempengaruhi orang lain


(yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya). Leadership diperlukan untuk
memimpin sebuah kelompok / anggota sehingga tujuan tercapai dalam segi biaya, mutu
dan waktu. Leadership dilakukan dengan cara membangun kerja sama tim dan
menghubungkan orang yang memiliki karakter yang berbeda.
b. Komunikasi : suatu proses di mana seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung
dengan lingkungan dan orang lain. Dengan komunikasi yang bagus dapat
menghubungkan sebagian orang yang memiliki kalangan yang berbeda-beda.
c. Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah yang dilakukan melalui pemilihan
satu alternative dari beberapa alternative, sehingga masalah selesai secara mufakat
d. Koordinasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang sederajat untuk
saling memberikan informasi dan bersama mengatur atau menyepakati sesuatu,
sehingga di satu sisi proses pelaksanaan tugas dan keberhasilan pihak yang satu tidak
mengganggu proses pelaksanaan tugas dan keberhasilan pihak yang lainnya. Sementara
pada sisi lain yang satu langsung atau tidak langsung mendukung pihak yang lain.
2.6 Proses Pengadaan Kontraktor
Proses pengadaan kontraktor adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dari
identifikasi kebutuhan jasa kontraktor oleh pemilik, mempersiapkan paket pelelangan,
melakukan proses pelelangan, sampai ditandatanganinya kontrak untuk menangani
implementasi fisik proyek.
Pada proyek tol Cibitung-Cilincing, proses pengadaan kontraktor dilaksanakan melalui
proses pelelangan terbatas. Pelelangan terbatas yang berarti proyek ini merupakan proyek
yang kompleks secara konstruksi, memiliki tingkat resiko yang besar, penggunaan peralatan
khusus dalam mengerjakan suatu pekerjaan, dan memiliki nilai kontrak diatas Rp.
100.000.000.000 dimana proyek tol Cibitung-Cilincing memiliki nilai kontrak sebesar Rp.
5.083.576.933.373 . Pada dasarnya, proyek ini dilaksanakan untuk peningkatan

8
pertumbuhan dan pemerataan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang diatur dalam Peraturan Presiden.
Proyek Tol Cibitung – Cilincing termasuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional yang
sudah ditetapkan pada Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 58 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 Tentang Percepatan Proyek
Strategis Nasional, dan dalam pengadaan barang/jasa sudah ditentukan pada Peraturan
Presiden Republik Indonesia No. 3 Tahun 2016 .
2.7 Kajian Terhadap Sistem Kontrak
Pada proyek Tol Cibitung – Cilincing keseluruhan (termasuk zona 3) menggunakan
jenis kontrak Unit Price, yang berarti kontrak pengadaan barang/ jasa atas penyelesaian
seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga satuan pekerjaan, dengan
spesifikasi teknis tertentu, dan volume pekerjaan yang masih sementara. Kemudian, sistem
pembayaran yang dilakukan kepada kontraktor pelaksana berdasarkan hasil pengukuran
bersama terhadap volume pekerjaan yang telah dilaksanakan

2.8 Kajian Terhadap Organisasi Proyek


Organisasi Proyek
Organisasi proyek biasanya adalah bagian dari organisasi yang lebih besar seperti
pemerintah, institusi, badan atau lembaga atau dapat juga dengan skala lebih kecil
seperti perusahaan, lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, lembaga penelitian,
kumpulan dari kelompok kepentingan, dan lainnya.
Agar tujuan organisasi dapat dicapai, dilakukan proses sebagai berikut :
 Identifikasi dan pembagian kegiatan : identifikasi dan pembagian kegiatan proyek
perlu diketahui untuk menentukan volume pekerjaan, macam dan jenisnya,
kebutuhan sumber daya, jadwal pelaksanaan serta anggarannya sehingga dapat
dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan
proyek.
 Pengelompokan penanggung jawab kegiatan : agar hasilnya maksimal, pemilihan
penanggung jawab organisasi disesuaikan dengan keahlian, keterampilan dan
kemampuan personel di bidangnya sehingga sasaran dan tujuan proyek dapat
tercapai.
 Penentuan wewenang dan tanggung jawab : setiap personel penanggung jawab
kegiatan harus mengetahui wewenang dan tanggung jawab pekerjaannya, dengan
membuat penjabaran kerja serta standar prosedur operasional pekerjaan yang
dikelolanya.
 Menyusun mekanisme pengendalian : karena organisasi proyek melibatkan banyak
pihak, maka agar tidak terjadi penyimpangan, mekanisme pengendalian dan kordinasi
dibuat dalam format yang dapat menggerakkan organisasi dalam mengidentifikasi,
memecahkan masalah, serta melakukan tindakan koreksi untuk mengatasi
penyimpangan.

9
Struktur organisasi proyek dibuat dengan situasi kultur dan keunikan berbeda berdasar
kebutuhan system manajemen proyek.Oleh karena itu, organisasi proyek mempunyai
susunan dan hierarki yang berlainan pula.Pemilihan organisasi proyek didasarkan atas
tingkat kebutuhan dan kompleksitas proyek; semakin kompleks proyek, semakin
kompleks pula susunan organisasinya. Beberapa macam susunan organisasi proyek
dapat dijelaskan seperti di bawah ini.
 Organisasi Proyek Fungsional : Struktur organisasi jenis ini dikelompokkan menurut
fungsinya, memiliki struktur dengan konsep otoritas dan hierarki vertical. Tanggung
jawab organisasi proyek biasanya dirangkap dengan tugas sehari-hari pada organisasi
fungsional perusahaan, karena itulah untuk proyek yang besar dapat mengganggu
kegiatan keseluruhan, bila organisasi fungsional digunakan.
 Organisasi Proyek Murni : Struktur organisasi proyek jenis ini merupakan bagian
tersendiri dari organsasi fungsional perusahaan, di mana manajer mempunyai otoritas
penuh terhadap proyek. Dengan status ini, tim proyek memiliki komitmen dan
wewenang mandiri, namun tetap dalam koordinasi perusahaan.
 Organisasi Proyek Matriks : Struktur organisasi proyek ini biasanya gabungan dari
organisasi proyek murni dan fungsional, memanfaatkan ahli dari berbagai disiplin
ilmu yang terlibat dalam organsasi fungsional sebagai bagian dari proyek, tetapi tidak
mengganggu proses pelaksanaan proyek serta organisasi fungsional perusahaan.
Mengorganisir yang berarti mengatur sumber daya dalam suatu proyek untuk mencapai
tujuan secara efisien dan efektif, untuk mewujudkannya maka diperlukan organisasi. Dalam
manajemen proyek tercantum mengorganisir sumber daya manusia, yaitu pihak-pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan proyek sampai proyek tersebut selesai dan tidak
terlepas dari tanggung jawab masing-masing pihak dalam penyelesaian suatu pekerjaan
proyek.

Hubungan yang terjadi atas pihak-pihak yang terlibat dibedakan atas hubungan
kontraktual dan fungsional. Hubungan kontraktual yang berarti antara pihak yang terlibat
dalam proyek terikat kontrak dan memiliki perjanjian atas apa yang sedang dikerjakan,
sedangkan hubungan fungsional yang berarti antara pihak yang terlibat dalam proyek tidak
terikat kontrak atau tidak memiliki perjanjian tetapi tetap dapat bekerjasama atas apa yang
sedang dikerjakan.

Dalam organisasi proyek Tol Cibitung-Cilincing , Owner selaku pemilik proyek yaitu
PT. Cibitung Cilincing Port Tollways terikat kontrak dengan beberapa instansi yang
memiliki tugas yang berbeda. Owner terikat kontrak dengan PT. Bina Karya (Seksi 1) dan
PT. Purnajasa (Seksi 2,3,4) yang bertanggung jawab atas perencanaan yang dibuat.
Sedangkan untuk pelaksanaan, Owner terikat kontrak dengan kontraktor pelaksana yaitu
PT. Waskita Karya, dan untuk bagian pengawasan terikat kontrak dengan PT. Virama Karya
serta SMEC KSO.
Kontraktor bertugas dalam melaksanakan pekerjaan proyek atas hasil rancangan dari
konsultan perencana yang diawasi oleh pihak konsultan pengawas dimana hasil
pengawasannya akan dilaporkan kepada pemilik selama kontraktor menjalankan tugasnya.

10
Konsultansi Konstruksi adalah layanan keseluruhan atau sebagian kegiatan yang
meliputi pengkajian, perencanaan, perancangan, pengawasan, dan manajemen
penyelenggaraan konstruksi suatu bangunan.
Jika dalam pelaksanaannya terdapat masalah maka kontraktor bisa berdiskusi kepada
pihak konsultan pengawas mengenai solusi pemecahan masalah.
Owner dan Konsultan Perencana memiliki ikatan kontraktual dan ikatan fungsional.
Konsultan perencana sebagai pihak yang merencanakan dan menyediakan layanan
konsultasi kepada pemilik memberikan hasil berupa gambar rancangan, spesifikasi dan
syarat terhadap rancangan. Sedangkan Owner memberikan biaya jasa atas kerja konsultan
perencana.
Owner dan Kontraktor Pelaksana hanya memiliki ikatan kontraktual. Kontraktor
memberikan jasa pelaksanaan pekerjaan atas rancangan dari konsultan perencana,
sedangkan Owner memberikan biaya jasa atas kerja kontraktor pelaksana.
Owner dan Konsultan Pengawas memiliki ikatan fungsional dan ikatan kontraktual.
Konsultan Pengawas bertugas untuk memberikan pengawasan terhadap setiap pekerjaan
yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana, menyetujui referensi shop drawing yang
diajukan oleh Kontraktor Pelaksana sekaligus diketahui oleh pemberi kerja atau Owner, dan
melaporkan setiap pencapaian prestasi pekerjaan kepada Owner. Sedangkan Owner
memberikan biaya jasa atas pekerjaan yang dilakukan Konsultan Pengawas.
2.6.1 Pemilik Proyek ( Owner )
Pemilik proyek adalah individu atau instansi yang memiliki proyek atau pekerjaan
dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu melaksanakannya sesuai dengan
perjanjian kontrak kerja. Pemilik proyek (owner) pada proyek jalan tol Cibitung-Cilincing
adalah PT. Cibitung Tanjung Priok Port Tollways.
2.6.2 Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas atau klien
untuk melaksanakan pekerjaan proyek perencanaan dalam pekerjaan bangunan. Dalam
proyek ini konsultan perencana yang terlibat dalam perencanaan proyek ini adalah PT. Bina
Karya.
Seluruh Rancangan perencanaan desain pada proyek tol Cibitung – Cilincing
selanjutnya akan di jadikan DED (Detail Engineering Desain ) yang selanjutnya akan
diolah menjadi Shop Drawing oleh Engineer pada Waskita.
2.6.3 Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner) untuk
melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan Pengawas yang dipilih oleh owner proyek
jalan tol Cibitung-Cilincing yaitu PT. Virama Karya dan PT. SMEC KSO

2.6.4 Subkontraktor
Subkontraktor adalah pihak ketiga yang dilibatkan oleh kontraktor utama dalam
suatu pekerjaan konstruksi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang
memerlukan tenaga ahli khusus. Pada proyek tol Cibitung-Cilincing terdapat beberapa
subkontraktor yang menangani berbagai macam pekerjaan seperti pekerjaan timbunan
limstone, pekerjaan PDA test , dan lainnya. Berikut adalah subkontraktor yang tersebar pada
proyek tol Cibitung-Cilincing Zona 3 (STA 3+000 s.d STA 8+000).

11
1) PT. DKP (STA 3+400 s.d STA 3+900) / Tanah Timbunan
2) PT. PSU (STA3+900 s.d STA 4+400) / Tanah Timbunan
3) PT. Lamerta (STA 3+925 s.d 4+101) / Instal Pagar Panel`
4) PT. PSL (STA 4+925 s.d STA 5+100) / Instal Pagar Panel
5) PT. Bahtera Agung (STA 5+600) / Timbunan Limstone
6) PT. Ilham (STA 6+200 s.d 6+500) / Tanah Timbunan
7) PT. Amor (STA 6+850 s.d STA 7+250) / Tanah Timbunan
8) PT. Berdikari (STA 7+000) / PDA Test
9) PT. Ericon (STA 7+300 s.d STA 7+400) / Instal Pagar Panel
2.6.5 Kontraktor
Kontraktor adalah perorangan atau badan hukum yang disewa oleh pemilik proyek
untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kontrak yang disepakati oleh kedua
pihak, proyek dibatasi oleh item pekerjaan yang dilaksanakan, biaya, serta waktu
penyelesaian. Kontraktor pada proyek jalan tol Cibitung-Cilincing yaitu PT. Waskita Karya.

2.7 Kajian Terhadap Organisasi Kontraktor


Berikut tugas – tugas dari setiap divisi utama pada kontraktor Waskita Karya :
1. Administrasi Kontrak
Administrasi kontrak merupakan divisi yang melakukan pengelolaan atas kontrak
dalam periode pelaksaannya dimulai dari proyek dimulai sampai proyek berhenti.
Administrator kontrak mengelola pekerjaan agar sesuai dengan kurva S dalam aspek
mutu,biaya dan waktu.
2. Accounting & Finance

Pihak Accounting & Finance adalah pihak yang merencanakan, mengembangkan,


dan mengontrol fungsi keuangan dan akuntansi di perusahaan dalam memberikan
informasi keuangan secara komprehensif dan tepat waktu untuk membantu
perusahaan dalam proses pengambilan keputusan yang mendukung pencapaian target
finansial perusahaan.
3. Engineering Manager / Manajer Perencanaan
Manajer Perencanaan merupakan perorangan yang berada pada p6uncak divisi
enjiniring disuatu perusahaan kontraktor. Tugas seorang Manajer Perencanaan
mengkoordinir semua disiplin ilmu pada suatu pekerjaan perencanaan untuk
menghasilkan suatu konsep dan output enjiniring sesuai yang direncanakan.
4. Teknik / Site Engineer
Teknik pada PT Waskita karya yang bertanggung jawab atas shopdrawing
(gambar kerja) yang nantinya gambar tersebut akan diserahkan kepada pelaksana di
lapangan. Pada divisi teknik pada PT Waskita karya terbagi lagi menjadi beberapa
tim yaitu structure engineering , geotechnical engineering dan drafter.
5. K3
K3 merupakan divisi yang bertanggung jawab pada keselamatan seluruh pekerja
di saat pekerjaan berlangsung dari mulai pekerjaan sampai pekerjaan berakhir. K3
pada PT Waskita karya di tempatkan di masing-masing STA dimana semua pekerja di
wajibkan memakai APD lengkap di sekitar proyek yang akan dikerjakan, dan K3
berhak untuk memeriksa segala macam unsur keselamatan pekerja yang ada di

12
lapangan. Apabila pekerja lalai atau tidak memakai APD akan dikenakan sanksi
berupa tilang.

6. Pengendalian Mutu ( Quality Control )


Quality Control merupakan divisi yang bertanggung jawab atas mutu pekerjaan
lapangan, prosedur, serta kualitas material. Karena kualitas mutu merupakan hal yang
paling utama pada suatu konstruksi .Jika dalam prosedur pekerjaan tidak sesuai
dengan standar/ mutu yang diharapkan maka QC berwenang untuk menghentikan
pekerjaan.
7. Kordinator Sumber Daya Manusia (KSDM)
Kordinator Sumber Daya Manusia pada PT Waskita karya menyediakan sumber
daya manusia yang seperti perekruitan pekerja yang memiliki potensi yang baik
untuk pekerjaan proyek tol Cibitung – Cilincing.
8. Logistik
Logistik ini bertanggung jawab atas ketersediaan material pekerjaan,
berkoordinasi langsung dengan QS untuk order material, dan lain lain seperti semen,
besi, PVD, PHD, bekisting, scaffolding. PT Waskita karya memiliki workshop yang
merupakan tempat penyimpanan material untuk mempermudah pengangkutan ke
lokasi pekerjaan.
9. Surveyor
Surveyor ini memiliki peranan yang paling penting sebelum pekerjaan di mulai
meliputi pengukuran di lapangan, penentuan elevasi di lapangan, menentukan
marking (presisi) agar penempatannya tepat. Dimana surveyor melaksanakan
perintah dari perencana.
10. Kepala Lapangan / General Superintendent
Kepala lapangan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang dilapangan yang
ditugaskan oleh kepala proyek, lalu memberikan arahan dan instruksi pekerjaan
kepada para pelaksana. Kepala lapangan juga membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan
dan mengawasi pekerjaan para pelaksana di lapangan.
11. Kepala Proyek
Kepala Proyek diangkat untuk memimpin pelaksanaan kegiatan proyek dari
mulainya proyek sampai proyek berhenti. Kepala proyek mempunyai hak,
wewenang, fungsi serta bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang yang
dipimpinnya untuk mencapai target yang diharapkan.

\
 Struktur Organisasi Kontraktor

13
 Tim Lapangan Organisasi Kontraktor

SITE ENGINEER
ADMINISTRATION

14

Anda mungkin juga menyukai