Anda di halaman 1dari 11

D

I
S
U
S
U
N
OLEH : KELOMPOK 4
KETUA : MUHAMMAD YUSUF
ANGGOTA : 1. DIKA SAFITRI 6. MELA SARI
2. DINA PERMATA SARI
7.MELIANI
3. DIRIN ASHARI SANJAYA
8 SRI WANTI
ANGGRAINI
4. ENI SRIWAHYUNI
5.HIJIRIAH

DINAS PENDIDIKAN KAB OKI TAHUN


AJARAN 2013/2014

A. Negara-negara Boneka Bentukan Belanda


Negara boneka adalah negara yang secara resmi merdeka dan diakui
kedaulatannya namun secara de-facto berada di bawah kontrol negara lainnya.
Negara boneka secara harfiah berarti negara dimana pemerintahannya dapat
disamakan seperti boneka yang dimainkan oleh pemerintah negara lainnya sebagai
dalang.Untuk menanamkan kembali kekuasaannya di Indonesia, salah satu cara yang
dilakukan oleh Belanda adalah dengan membentuk negara-negara boneka. Tujuannya
adalah untuk mengepung kedudukan pemerintahan Republik Indonesia atau
mempersempit wilayah kekuasaan Republik Indonesia. Setiap negara bagian atau
negara boneka yang diciptakan Belanda tersebut dipimpin oleh seorang yang
ditunjuk oleh Belanda. Melalui negara-negara boneka yang dibentuknya, Belanda
membentuk Pemerintahan Federal dengan Van Mook sebagai kepala
pemerintahannya. Dalam Konferensi Federal di Bandung pada tanggal 27 Mei 1948
lahirlah Badan Permusyawaratan Federal(BFO). Di dalam BFO terhimpun negaranegara boneka ciptaan Belanda.Berikut adalah negara-negara boneka ciptaan
Belanda:
1. Negara Indonesia Timur
Berdiri : Desember 1946
Wilayah : Timur Selat Makasar dan Selat Bali
Pemimpin : Tjokorda Gede Raka Sukawati
2. Negara Sumatera Timur
Berdiri : 25 Desember 1945 (diresmikan pada tanggal 16 Februari 1947)
Wilayah : Kota Medan dan sekitarnya
Pemimpin : Dr. Mansur
3. Negara Sumatera SelatanBerdiri : 30 Agustus 1948
Wilayah : Kota Palembang dan sekitarnya
Pemimpin : Abdul Malik
4. Negara Jawa Timur
Berdiri : 26 Nopember 1948
Wilayah : Kota Surabaya, Malang dan daerah-daerah sebelah timur hingga ke
Banyuwangi
Pemimpin : R. T. Kusumonegoro
5. Negara PasundanBerdiri : 26 Februari 1948
Wilayah : Priangan, Jawa Barat dan sekitarnya
Pemimpin : R. A. A. Wiranata Kusumah
6. Negara MaduraBerdiri : 16 Januari 1948
Wilayah : Kota Madura dan sekitarnya
Pemimpin : Tjakraningrat
Selain negara-negara boneka yang diciptakan oleh Belanda, terdapat juga daerahdaerah yangmemiliki otonomi seperti Kalimantan Barat, Dayak Besar, Banjar,
Kalimantan Tenggara, JawaTengah, Bangka, Belitung, dan Riau. Daerah-daerah
tersebut dikepalai oleh Sultan Hamid II.

B. Perjanjian Roem Royen, 7 Mei 1949


Dewan Keamanan PBB pada tanggal 23 Maret 1949 memerintahkan UNCI untuk pelaksanaan
membantu perundingan antara Republik Indonesia dan Belanda. Dalam pelaksanaan tugas
tersebut akhirnya berhasil membawa Indonesia dan Belanda ke meja perundingan, delagasi
Indonesia diketuai Mr Moh Roem sedangkan Belanda oleh Br Van Royen.
Pada tanggal 17 April 1949 dimulailah perundingan pendahuluan di Jakarta yang diketuai oleh
Merle Cochran, wakil Amerika Serikat dalam UNCI. Dalam perundingan selanjutnya Indonesia
diperkuat Drs Moh Hatta dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Setelah melalui perundingan yang berlarut-larut akhirnya pada tanggal 7 Mei 1949 tercapat
persetujuan yang kemudian dikenal dengan nama Roem-Royen Statements.
Isi persetujuan adalah sebagai berikut:
Delegasi Indonesia menyatakan kesediaan Pemerintah RI untuk:
1. Mengeluarkan perintah kepada pengikut Republik yang bersenjata untuk menghentikan perang
gerilya.
2. Bekerjasama dalam mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan.
3. Turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag dengan maksud untuk mempercepat
penyerahan kedaulatan yang sunguh dan lengkap kepada negara Indonesia Serikat dengan tidak
bersyarat.
Pernyataan Belanda pada pokoknya berisi:
1. Menyetujui kembalinya pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta.
2. Membebaskan semua tahanan politik dan menjamin penghentian gerakan militer.
3. Tidak akan mendirikan negara-negara yang ada di daerah Republik dan dikuasainya dan tidak
akan meluaskan daerah dengan merugikan Republik.
4. Menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari negara Indonesia Serikat.
5. Berusaha dengan sungguh-sungguh supaya KMB segera diadakan setelah pemerintah
Republik kembali ke Yogyakarta.
Hasil perundingan Roem-Royen ini mendapat reaksi keras dari berbagai pihak di Indonesia,
terutama dari pihak TNI dan PDRI, ialah sebagai berikut:
Panglima Besar Angkatan Perang Republik Indonesia Jenderal Sudirman pada tanggal 1 Mei
1949 mengeluarkan amanat yang ditujukan kepada komandan-komandan kesatuan
memperingatkan agar mereka tidak turut memikirkan perundingan, karena akibatnya hanya akan
merugikan pertahanan dan perjuangan.
Amanat Panglima Besar Sudirman itu kemudian disusul dengan maklumat-maklumat Markas
Besar Komando Djawa (MBKD) yang meyerukan agar tetap waspada, walaupun ada
perundingan-perundingan yang menghasilkan persetujuan.
Perkiraan TNI terhadap kemungkinan serangan dari pihak Belanda tidak meleset. Pasukanpasukan Belanda yang ditarik dari Yogyakarta dipindahkan ke Surakarta. Dengan bertambahnya
kekuatan Belanda di Surakarta dan akibatnya Letnan Kolonel Slamet Riyadi yang memimpin
TNI di Surakarta memerintahkan penyerangan-penyerangan terhadap obyek-obyek vital di Solo.
Di tempat lain pun perlawalan gerilya tetap berjalan, tanpa terpengaruh oleh perundingan apa
pun hasilnya.
Penghentian tembak-menembak
Bersamaan dengan berlangsunya Konferensi Inter-Indonesia pada tanggal 1 Agustus 1949 di
Jakarta diadakan perundingan resmi antara Wakil-wakil RI BFO dan Belanda di bawah
pengawasan UNCI yang menghasilkan Persetujuan Penghentian Permusuhan. Presiden selaku

Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI melalui Radio Republik Indonesia di Yogya pada
tanggal 3 Agustus 1949 mengumumkan perintah menghentikan tembak-menembak, hal serupa
dilakukan pula oleh Jenderal Sudirman, Panglima Besar TNI. Pada hari yang sama, AHJ Lovink,
Wakil Tinggi Mahkota Kerajaan Belanda sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Perang Belanda
di Indonesia memerintahkan kepada serdadu-serdadunya untuk meletakkan senjata, yang berarti
kedua belah pihak menghentikan permusuhan secara resmi yang pelaksanaannya diawasi oleh
KTN dari PBB.
Juga dibicarakan bahwa nanti TNI akan menjadi inti dari pembentukan APRIS (Angkatan Perang
Republik Indonesia Serikat) yang anggota-anggotanya terdiri bekas KNIL, dan anggota KL
(Koninklyeke Leger) akan kembali ke negerinya (Nederland).
Di samping rasa syukur bahwa perjuangan bersenjata telah berakhir, di kalangan masyarakat
terdapat pula rasa tidak puas. Memang terbukti bahwa Belanda telah meninggalkan bom-bom
waktu yang akan mengganggu ketenteraman bangsa Indonesia di dalam usahanya untuk mengisi
kemerdekaan.
Ya, bom-bom waktu itu berupa pemberontakan-pemberotakan serdadu-serdadu KNIL antaranya;
di Bandung APRA-nya Westerling, Pemberontakan Andi Azin di Makassar dan Pemberontakan
RMS (Rakyat Maluku Selatan) tapi syukurlah semuanya dapat dilumpuhkan oleh TNI/APRIS.

C. Konferensi Meja Bundar


Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan sebuah perundingan tindak lanjut dari
semuaperundingan yang telah ada. KMB dilaksanakan pada 23 Agustus 1949
sampai 2November 1949 di Den Haag, Belanda. Perundingan ini dilakukan untuk
meredam segalabentuk kekerasan yang dilakukan oleh Belanda yang berujung
kegagalan pada pihakBelanda. KMB adalah sebuah titik terang bagi bangsa
Indonesia untuk memperolehpengakuan kedaulatan dari Belanda, menyelesaikan
sengketa antara Indonesia-Belanda,dan berusaha menjadi negara yang merdeka
dari para penjajah
Konferensi Meja Bundar diikuti oleh perwakilan dari Indonesia, Belanda,
danperwakilan badan yang mengurusi sengketa antara Indonesia-Belanda. Berikut
ini paradelegasi yang hadir dalam KMB:
a. Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo.
b. BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.
c. Belanda diwakili Mr. van Maarseveen.
d. UNCI diwakili oleh Chritchley.
Setelah melakukan perundingan cukup lama, maka diperoleh hasil dari konferensi
tersebut. Berikut merupakan hasil KMB:
a. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
b. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember
1949.
c. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah
pengakuan kedaulatan RIS.
d. Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda
yang dikepalai Raja Belanda.
e. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa
korvet akan diserahkan kepada RIS.
f. Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang
TentaraKerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa
paraanggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.
Konferensi Meja Bundar memberikan dampak yang cukup menggembirakan
bagibangsa Indonesia. Karena sebagian besar hasil dari KMB berpihak pada bangsa
Indonesia,sehingga dampak positif pun diperoleh Indonesia. Berikut merupakan
dampak dari Konferensi Meja Bundar bagi Indonesia:
a. Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.
b. Konflik dengan Belanda dapat diakhiri dan pembangunan segera dapat dimulai.
c. Irian Barat belum bisa diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat.
d. Bentuk negara serikat tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Selain dampak positif, Indonesia juga memperoleh dampak negatif, yaitu belum
diakuinya Irian Barat sebagai bagian dari Indonesia. Sehingga Indonesia masih
berusaha untuk memperoleh pengakuan bahwa Irian Barat merupakan bagian dari
NKRI.

D. Perserikatan Bangsa-Bangsa
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau yang lebih dikenal dengan nama PBB adalah sebuah organisasi
internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini dibentuk untuk
memfasilitasi dalam hukum internasional, pengamanan internasional, lembaga ekonomi,
dan perlindungan sosial. Perserikatan Bangsa-bangsa ini didirikan di San Francisco pada 24
Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaksdi Washington, DC, namun Sidang Umum
yang pertama dihadiri wakil dari 51 negara ini baru berlangsung pada 10 Januari 1946 (di
Church House, London).
Sejak didirikan di San Francisco pada 24 Oktober 1945 sedikitnya ada 192 negara
menjadi anggota PBB. Semua negara yang tergabung dalam wadah PBB menyatakan
independensinya masing-masing, selain negara Vatikan dan negara Takhta Suci serta Republik
Cina (Taiwan) yang tergabung dalam wilayah Cina pada 1971. Hingga tahun 2007 sudah ada 192
negara anggota PBB. Sekretaris Jenderal PBB saat ini adalah Ban Ki Moon yang berasal dari
Korea Selatan yang menjabat sejak 1 Januari2007 sampai dengan sekarang.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah organisasi internasional dengan Tujuannya
adalah memfasilitasi kerjasama dalam hukum internasional, keamanan internasional,
pembangunan ekonomi, kemajuan sosial, hak asasi manusia, dan pencapaian perdamaian dunia.
PBB didirikan pada tahun 1945 setelah Perang Dunia II untuk menggantikan Liga BangsaBangsa, untuk menghentikan perang antara negara, dan untuk menyediakan panggung untuk
dialog, oleh karena itu PBB sangat berperan penting dalam perang kemerdekaan diIndonesia
karena diIndonesia banyak sekali peperangan yang terjadi baik itu dengan dalam negeri maupun
dengan luar negeri seperti Belanda.
Peranan PBB dalam ikut menyelesaikan pertikaian Indonesia dengan Belanda
diwujudkan dengan dibentuknya Badan Perdamaian yang bertugas menengahi perselisihan dan
menjadi mediator dalam perundingan perdamaian Indonesia Belanda.
Yaitu sesuai dengan fungsinya sendiri seperti Fungsi proteksi, yaitu PBB berusaha
memberikan perlindungan kepada seluruh anggota. Fungsi integrasi, yaitu PBB sebagai wadah

atau forum untuk membina persahabatan dan persaudaraan bangsa-bangsa. Fungsi sosialisasi,
yaitru PBB sebagai sarana untuk menyampaikan nilai-nilai dan norma kepada semua anggota.
Fungsi pengendali konflik , yaitu PBB sebagai lembaga internasional diharapkan dapat
mengendalikan konflik-konflik yang muncul dari sesama anggota sehingga tidak sampai
menimbulkan ketegangan dan peperangan sesama anggota PBB.
Fungsi kooperatif , yaitu PBB sebagai lembaga internasional diharapkan mampu
membina atau mendorong kerja sama di segala bidang antar bangsa di dunia. Fungsi negoisasi,
yaitu PBB diharapkan dapat memfasilitasi perundingan-prundingan antar negara untuk
membentuk hukum, baik yang bersifat umum maupun khusus. Fungsi arbitrase, yaitu PBB
hendaknya dapat menyelesaikan masalah masalah secara hukum yang timbul dari sesama
anggota sehingga tidak menjadi masalah yang berkepanjangan yang dapat mengganggu
perdamaian dunia.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia setelah proklamasi tercatat beberapa badan
Perdamaian yang dibentuk PBB untuk Indonesia, diantaranya adalah :
1. Komisi Tiga Negara (KTN)
Komisi ini terbentuk akibat dari Agresi Militer Belanda I, yang terdiri dari tiga (3) Negara
saja seperti Australia dipilih oleh Indonesia dengan wakil Richard Kirby, Belgia yang dipilih oleh
Belanda dan diwakili oleh Paul Van Zealand, dan Amerika Sarikat adalah pihak netral dan
diwakili oleh dr.Frank Graham. Yang dibentuk pada tanggal 25 Agustus 1947 dan mulai bertugas
diIndonesia pada tanggal 27 Oktober 1947. Dan KTN ini berhasil mengantar pihak Indonesia ke
meja perundingan Renville.
2. UNCI (United Nations Commisions for Indonesia)
Badan perdamaian ini dibentuk pada tanggal 28 Januari 1949 untuk menggantikan Komisi
Tiga Negara yang dianggap gagal dalam mendamaikan Indonesia-Belanda. Dan UNCI ini
dibentuk sebagai akibat Agresi Militer Belanda II. Yang berperanan dalam mengadakan
Perundingan Roem Royen (7 Mei 1949), dan mengadakan Konferensi Meja Bundar di Den Haag
Belanda.

UNCI ini dianggap sebagai ganti dari KTN dan bertugas untuk membantu melancarkan
perundingan-perundingan untuk mengurus pengembalian kekuasaan pemerintahan Republik
Indonesia dan berhak mengajukan usul-usul guna membantu menyelesaikan pertikaian
Indonesia-Belanda. Dan beranggota Australia diwakili oleh Chritchley,Belgia diwakili oleh
Herremans,dan Amerika Serikat diwakili oleh Merle Cochran.
Selain dari pada peranan PBB yang ikut menyelesaikan pertikaian Indonesia dengan
Belanda diwujudkan dengan dibentuknya Badan Perdamaian ada juga peranan PBB baik itu di
bidang ekonomi, sosial, budaya, keamanan dan perdamaian dalam perang kemerdekaan
diIndonesia adalah sebagai berikut :
a.

Peran PBB dalam Bidang Keamanan, Perdamaian adalah sebagai beikut :


1. Telah berhasil menyelesaikan sengketa antara Indonesia dan Belanda (masalah
Irian Barat).
2. Membantu menyelesaikan pertikaian dengan Timor-Timur.

b.

Peran PBB dalam Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya


1. Memberikan bantuan-bantuan kesejahteraan dan pembangunan di Negara-Negara
yang sedang berkembang melalui badan-badan khusus PBB, seperti ILO, WHO,
FAO, UNESCO, UNICEF, dan IMF.
2. Penghapusan dalam segala bentuk dominasi rasial.
3. Penghapusan diskriminasi terhadap wanita yang mencakupi hak, politik, ekonomi,
social-budaya, dan kewarganegaraan.
4. Memberikan bantuan bahan makanan untuk kesejahteraan anak-anak melalui
UNICEF.
5. Penanggulangan berjangkitnya penyakit cacar melalui program WHO.
6. Memajukan

kerja

seperti penggunaan

sama
tenaga

internasional
atom

tentang

nuklir

untuk

ilmu

pengetahuan

maksud

damai,

menyelamatkan bangunan-bangunan kuno Mesir yang terancam genangan air oleh


bendungan Aswan dan pemugaran Candi Borobudur di Yogyakarta.

E. KEMBALI KE NKRI
Awal tahun 1950 merupakan periode krusial bagi Indonesia. Pertentangan dan konflik untuk
menentukan bentuk negara bagi bangsa dan negara Indonesia tengah berlangsung. Pada satu sisi,
secara resmi saat itu Indonesia merupakan negara federal, sebagaimana hasil Konferensi Meja
Bundar (KMB). Akan tetapi, pada saat yang bersamaan muncul gerakan yang menentang
keberadaan negara federal itu. Gerakan ini eksis bukan saja dari kalangan elit. Tetapi juga
dikalangan masyarakat bawah. Gerakan tersebut menghendaki diubahnya bentuk negara federal
menjadi Negara Kesatuan.
Dengan diratifikasinya hasil-hasil KMB oleh KNIP yang bersidang tanggal 6-15
Desember 1949, terbentuklah Republik Indonesia Serikat (RIS). Negara yang berbentuk federal
ini terdiri dari 16 negara bagian yang masing-masing mempunyai luas daerah dan jumlah
penduduk yang berbeda. Negara bagian yang terpenting, selain Republik Indonesia yang
mempunyai daerah terluas dan penduduk yang terbanyak, ialah Negara Sumatra Timur, Negara
Sumatra Selatan, Negara Pasundan, Dan Negara Indonesia Timur. Sebagian besar negara bagian
yang tergabung dalam RIS mendukung untuk terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) (poesponogoro, 2008:301).
Bagian terpenting dari keputusan KMB adalah terbentuknya Negara Republik Indonesia
Serikat. Memang hasil KMB diterima oleh pemerintah Republik Indonesia. Namun hanya
setengah hati. Hal ini terbukti dengan adanya pertentangan dan perbedaan antar kelompok
bangsa.
Dampak dari terbentuknya negara RIS adalah konstitusi yang digunakan bukan lagi UUD
1945, melainkan konstitusi RIS tahun 1949. Dalam pemerintahan RIS jabatan presiden dipegang
oleh Ir. Soekarno, dan Drs. Mohammad hatta sebagai perdana menteri. Berdasarkan pandangan
kaum nasionalis pembentukan RIS merupakan strategi pemerintah kolonial Belanda untuk
memecah belah kekuatan bangsa indonesia sehingga belanda akan mudah mempertahankan
kekuasaan dan pengaruhnya di Republik Indonesia.
Reaksi

rakyat

atas

terbentuknya

RIS

terjadinya

demontrasi-demontrasi

ynag

menghendaki pembubaran RIS dan penggabungan beberapa Negara bagian RIS.


Belanda membentuk federal sementara yang akan berfungsi sampai terbentuknya negara
Indonesia Serikat. Dalam hal ini, RI baru akan diizinkan masuk dalam NIS jika permasalahan
dengan Belanda sudah dapat teratasi. Selain itu, Belanda berusaha melenyapkan RI dengan
melaksanakan Agresi Militer II. Belanda berharap jika RI dilenyapkan, Belanda dapat dengan
mudah mengatur negara-negara bonekanya. Akan tetapi, perhitungan Belanda melesat. Agresi
militer belanda II, menyebabkan Indonesia mendapatkan simpati dari negara Internasional.
Akhirnya, Belanda harus mengakui Kedaulatan Indonesia berdasarkan hasil Konferensi Meja
Bundar.

Pada tanggal 27 Desember 1949 diadakan penandatanganan pengakuan kedaulatan.


Dengan diakuinya kedaulatan RI oleh Belanda, Indonesia berubah menjadi Negara Serikat.
Akibatnya terbentuklah Republik Negara Serikat. Meskipun demikian, bangsa Indonesia
bertekad untuk mengubah RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kurang dari
delapan bulan masa berlakunya, RIS berhasil dikalahkan oleh semangat persatuan bangsa
Indonesia.
Proses kembalinya ke NKRI
1. Beberapa negara bagian membubarkan diri dan bergabung dengan RI, Negara Jawa Timur,
Negara Pasundan,Negara Sumatra Selatan, Negara Kaltim, Kalteng, Dayak, Bangka, Belitung
dan Riau.
2. Negara Padang bergabung dengan Sumatra Barat, Sabang bergabung dengan Aceh.
3. Tanggal 5 April 1950 RIS hanya terdiri dari : Negara Sumatra Timur, Negara Indonesia Timur,
Republik Indonesia.
4. Ketiga negara ini (Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, Negara Sumatra Timur)
kemudian bersama RIS sepakat untuk kembali ke negara kesatuan dan bukan melabur ke dalam
Republik.
5. Pada tanggal 3 April 1950 dilangsungkan konferensi antara RIS- NIS-NST. Kedua negara bagian
tersebut menyerahkan mendatnya kepada perdana Menteri RIS Moh. Hatta pada tanggal 12 Mei
1950.
6. Pada 19 Mei 1950 diadakan kesepakatan dan persetujuan yang masing-masing diwakili oleh :
RIS oleh Moh. Hatta, RI oleh dr. Abdul Halim.
7. Hasil kesepakatan NKRI akan dibentuk di Jogjakarta, dan pembentukan panitia perancang
UUD.
8. Pada 15 Agustus 1950, setelah melalui berbagai proses, dilakukan pengesahan UUS RIS yang
bersifat sementara sehingga dikenal dengan UUDS 1950. Ini menunjukkan akan terjadi
perubahan. UUDs ini di sahkan oleh presiden RIS. UUD RIS terdiri dari campuran UUD 45 dan
UUD RIS.
9. Pada 17 Agustus 1950. RIS secara resmi dibubarkan dan Indonesia kembali ke bentuk negara
kesatuan.
Indonesia mengalami perubahan bentuk Negara kesatuan menjadi Negara federal bukan saja
disebabkan oleh faktor dalam negeri, tetapi ada hubungannya dengan kehadiran Belanda.
Kuatnya keinginan Belanda sebagai Negara koloni untuk mempertahankan pengaruh dan
kekuasaanya di Indonesia membuat Negara ini sempat mengalami perubahan bentuk Negara.
Terjadinya perubahan dari Negara federal menjadi Negara kesatuan tidak dapat disangkal
disebabkan dukungan politik dari masyarakat Indonesia terhadap ide Negara federal
sesunguhnya sangat lemah. Ide negara federal muncul dari ambisi politik orang-orang Belanda
yang sepertinya takut negerinya tidak lagi mempunyai peran di Asia. Oleh karena itulah ketika
masalah kemerdekaan Indonesia sudah tidak dapat ditawar lagi, mereka memperkenalkan ide
mengenai pembentukan negara federal.

Republik Indonesia Serikat yang berbentuk federal itu tidak disenangi oleh sebagian besar rakyat
Indonesia, karena sistem federal digunakan oleh Belanda sebagai muslimat untuk
menghancurkan RI selain itu bentuk negara serikat tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia dan tidak sesuai dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
agustus 1945. Disamping itu, konstitusi federal dianggap hanya menimbulkan perpecahan. Hal
tersebut mendorong keinginan untuk kembali ke negara kesatuan. Pada dasarnya pembentukan
negara-negara bagian adalah keinginan Belanda, bukan kehendak rakyat karena Belanda ingin
menanamkan pengaruhnya dalam RIS. Rapat-rapat umum diselenggarakan di berbagai daerah,
juga demontrasi-demontrasi yang membentuk pembubaran RIS. Sebagian dari pemimpin RI
termasuk yang ada dalam parlemen, bertekad untuk secepat mungkin menghapus sistem federal
dan membentuk negara kesatuan.

Anda mungkin juga menyukai