Anda di halaman 1dari 8

I.

Pendahuluan

- Pengantar tentang pentingnya kesetaraan global dalam hubungan internasional

Hubungan Internasional di era modern ini dapat diartikan sebagai hubungan antar unit-unit
politik yang disebut negara bangsa. Konsep negara bangsa itu sendiri muncul setelah perjanjian
Westphalia menggantikan konsep kerajaan dan monarki yang sudah berabad-abad muncul di
Eropa. Kemudian negara bangsa ini menyebar dan meluas terutama setelah Perang Dunia II yang
menyaksikan kelahiran negara bangsa di berbagai koloni Eropa. Penghapusan penjajahan sejak
berakhir Perang Dunia 1945 termasuk lahirnya Indonesia dapat disebut sebagai era penting
Hubungan Internasional.

hubungan internasional sebagai praktek koneksi antar bangsa dan antar manusia serta Hubungan
Internasional sebagai subyek studi memfokuskan kepada interaksi yang terjadi di muka bumi.
Karena basis interaksi ini semakin luas maka terdapat interaksi yang didasarkan pada pola
hubungan antar negara serta pola hubungan non negara dan kombinasi diantara keduanya.

Sorensen menjelaskan alasan mengapa perlu mempelajari Hubungan Internasional. “adanya fakta
bahwa seluruh penduduk duniaterbagi dalam komunitas politik yang terpisah, atau Negara –
Negara merdeka, yang sangat mempengaruhi cara hidup manusia. Secara bersama – sama
Negara – Negara tersebut membentuk system internasional yang akhirnya menjadi system
global” (Jackson dan Sorensen, 2005:2)

“Hubungan Internasional bukan hanya mencakup hubungan antar negara atau antar pemerintah
secara langsung namun juga meliputi berbagai transaksi ekonomi dan perdagangan, strategi atau
penggunaan kekuatan militer, serta langkah diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah
pemerintah maupun nonpemerintah” (Lopez & Stohl, 1989:3). Menurut Holsti, hubungan
internasional dapat mengacu pada semua bentuk interaksi antar anggota masyarakat yang
berlainan, baik yang disponsori pemerintah maupun tidak. Hubungan internasional akan meliputi
analisa kebijakan luar negeri atau proses politik antar bangsa, tetapi dengan memperhatikan
seluruh segi hubungan itu (Holsti, 1987:29). Istilah Hubungan Internasional telah berkembang
cukup pesat pada akhir abad ke-19, berbagai pakar Hubungan Internasional telah banyak
memberikan definisi-definisi secara garis besar bahwa Hubungan Internasional merupakan
hubungan yang terjalin antar Negara-negara diseluruh belahan dunia. Dimana didalam Hubungan
Internasional sendiri terdapat komponen-komponen yang mempengaruhi kerja dari Hubungan
Internasional sendiri yakni adanya analisis mengenai perbandingan politik Luar negeri suatu
negara, Hukum Internasional, Organisasi-Organisasi Internasional, perbandingan politik dan
studi kawasan (Area studies), studi-studi strategis (strategis studies), pembangunan Internasional,
komunikasi Internasional, dan studi perdamaian serta upaya penyelesaian konflik termasuk yang
menyangkut pengendalian dan pelucutan senjata (Coloumbus dan Wolfe, 1999:21)

- Sejarah terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa sebagai organisasi internasional pertama

Sebelum ada Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), negara-negara dunia bergabung dalam Liga
Bangsa-bangsa (LBB). Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), Liga Bangsa-bangsa
adalah organisasi internasional yang dibentuk oleh blok Sekutu yang memenangkan Perang
Dunia I. Blok Sekutu atau blok Entente adalah Inggris, Prancis, Serbia, kekaisaran Rusia, Italia,
Yunani, Portugal, Rumania, dan Amerika Serikat. Selama PD I, sejumlah unsur politik di Inggris
dan Amerika Serikat mendesak adanya lembaga internasional untuk menghentikan perang yang
berlangsung.

Presiden AS Woodrow Wilson mendukung usulan itu. Sebuah liga disusun oleh kubu Sekutu.
Prinsipnya demi keamanan bersama, penyelesaian konflik internasional, diplomasi terbuka, serta
pengurangan penggunaan senjata. Prinsip-prinsip itu dituangkan dalam Konferensi Perdamaian
Paris pada 1919.

Lembaga internasional khusus Blok Sekutu

Konferensi Perdamaian Paris mengesahkan Liga Bangsa-bangsa. Ada majelis yang diisi
perwakilan seluruh anggota, dewan berisi perwakilan negara anggota permanen dari blok Sekutu,
serta sekretariat. Ada juga mahkamah internasional dan sistem agar negara koloni di Asia dan
Afrika bisa diwakilkan oleh blok Sekutu. Baca juga: Sejarah Berdirinya PBB Liga Bangsa-
bangsa bermarkas di Jenewa, Swiss.

Selama tahun 1920-an, Blok Sekutu merekrut negara-negara baru dan mengucilkan Blok Sentral.
Liga Bangsa-bangsa membantu menyelesaikan perselisihan-perselisihan kecil.
II. Konsep Kesetaraan Global

- Definisi kesetaraan global dan pentingnya dalam membangun perdamaian dan keadilan
di dunia

Perdamaian dan keadilan adalah dua konsep yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan
dan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat. Kedua kata kunci ini memiliki makna yang dalam
dan melibatkan berbagai aspek kehidupan manusia, baik secara individu maupun secara kolektif.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi arti dari kedua kata kunci tersebut, serta pentingnya
menjaga perdamaian dan keadilan dalam masyarakat.

Perdamaian adalah keadaan di mana tidak ada konflik atau pertikaian yang terjadi antara
individu, kelompok, atau negara. Arti perdamaian bukan hanya sekedar ketiadaan perang, tetapi
juga mencakup keharmonisan, kerukunan, dan persatuan di antara berbagai pihak yang berbeda.
Perdamaian berarti menghormati perbedaan, mempromosikan dialog, dan mencari solusi yang
adil untuk menyelesaikan perselisihan. Perdamaian adalah fondasi bagi pembangunan yang
berkelanjutan dan kesejahteraan sosial.

Sementara itu, keadilan adalah prinsip yang mendasari tindakan atau keputusan yang adil dan
setara bagi semua orang. Arti keadilan melibatkan perlakuan yang sama dan tidak memihak
terhadap individu atau kelompok tertentu. Keadilan melibatkan penerapan hukum yang adil,
penghormatan terhadap hak asasi manusia, dan kesetaraan dalam kesempatan dan akses terhadap
sumber daya. Keadilan adalah prasyarat bagi terciptanya perdamaian yang berkelanjutan.

Perdamaian dan keadilan saling terkait dan saling mempengaruhi. Tidak mungkin mencapai
perdamaian yang sejati tanpa adanya keadilan yang berkeadilan. Ketika seseorang atau kelompok
merasa tidak diperlakukan secara adil, konflik dan ketegangan mungkin timbul, mengancam
perdamaian yang ada. Sebaliknya, keadilan tidak akan terwujud jika tidak ada kedamaian yang
memadai. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menghargai arti dari kedua konsep ini
dan berupaya menjaga keseimbangan di antara keduanya.

Dalam masyarakat, perdamaian dan keadilan memainkan peran penting dalam membangun
hubungan yang harmonis dan berkelanjutan antara individu dan kelompok. Perdamaian dan
keadilan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua orang, di mana setiap
individu merasa dihargai dan diakui hak-haknya. Masyarakat yang damai dan adil memberikan
kesempatan yang sama untuk berkembang bagi semua anggotanya, tanpa memandang latar
belakang sosial, ekonomi, atau budaya.

Namun, mencapai perdamaian dan keadilan bukanlah tugas yang mudah. Tantangan dan
hambatan akan selalu ada. Konflik, ketidaksetaraan, dan pelanggaran hak asasi manusia masih
terjadi di berbagai belahan dunia. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu dan masyarakat
untuk berperan aktif dalam mempromosikan perdamaian dan keadilan.

- Peran kesetaraan global dalam mengatasi ketimpangan ekonomi, sosial, dan politik antar
negara

Ketimpangan ekonomi global memang sebuah isu yang kompleks. Solusi untuk kesetaraan bisa
melibatkan berbagai hal seperti kebijakan ekonomi yang inklusif, pendidikan yang merata, akses
terhadap layanan kesehatan yang baik, serta upaya untuk mengurangi kesenjangan dalam
distribusi kekayaan.

Tentu, ketimpangan ekonomi global merujuk pada disparitas yang ada antara pendapatan dan
kekayaan di berbagai negara serta di dalam suatu negara. Latar belakangnya meliputi faktor-
faktor seperti pertumbuhan ekonomi yang tidak merata, kesenjangan dalam distribusi
pendapatan, akses terbatas terhadap sumber daya, perbedaan dalam kesempatan ekonomi, serta
ketidaksetaraan dalam akses terhadap layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan.Untuk
mengatasi ketimpangan ekonomi ini, solusinya melibatkan serangkaian tindakan yang meliputi
kebijakan ekonomi yang inklusif, pemberdayaan masyarakat, investasi dalam pendidikan dan
pelatihan, akses yang merata terhadap layanan kesehatan, perlindungan sosial, serta peningkatan
kesempatan ekonomi bagi semua lapisan masyarakat.

Ketimpangan Pendapatan dan Kekayaan: Menjelaskan disparitas antara kelompok masyarakat


yang memiliki pendapatan dan kekayaan yang besar dengan mereka yang kurang mampu.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketimpangan: Menganalisis sebab-sebab ketimpangan
ekonomi, termasuk ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi, akses terhadap sumber daya,
pendidikan, kesenjangan gender, dan kurangnya akses ke layanan kesehatan.

Dampak Sosial dan Ekonomi: Mendiskusikan dampak buruk dari ketimpangan ekonomi terhadap
masyarakat dan ekonomi secara keseluruhan, seperti peningkatan ketegangan sosial, kurangnya
stabilitas ekonomi, dan kesenjangan dalam peluang.

Solusi dan Tindakan: Memaparkan berbagai solusi yang dapat diambil, seperti kebijakan
inklusif, pemberdayaan masyarakat, investasi dalam pendidikan dan pelatihan, akses yang
merata terhadap layanan kesehatan, perlindungan sosial, dan upaya untuk meningkatkan
kesempatan ekonomi bagi semua lapisan masyarakat.

Implementasi Solusi: Menyajikan cara-cara untuk menerapkan solusi-solusi tersebut secara


efektif, melalui kebijakan publik, kerjasama lintas negara, peran sektor swasta, serta dukungan
dari organisasi non-pemerintah dan lembaga internasional.

Dengan memahami dan mengimplementasikan solusi-solusi ini, harapannya dapat tercipta suatu
ekosistem ekonomi yang lebih adil dan merata bagi semua orang.

Ketimpangan ekonomi global memang sebuah isu yang kompleks. Solusi untuk kesetaraan bisa
melibatkan berbagai hal seperti kebijakan ekonomi yang inklusif, pendidikan yang merata, akses
terhadap layanan kesehatan yang baik, serta upaya untuk mengurangi kesenjangan dalam
distribusi kekayaan.

Tentu, ketimpangan ekonomi global merujuk pada disparitas yang ada antara pendapatan dan
kekayaan di berbagai negara serta di dalam suatu negara. Latar belakangnya meliputi faktor-
faktor seperti pertumbuhan ekonomi yang tidak merata, kesenjangan dalam distribusi
pendapatan, akses terbatas terhadap sumber daya, perbedaan dalam kesempatan ekonomi, serta
ketidaksetaraan dalam akses terhadap layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan.
III. Peran Liga Bangsa-Bangsa dalam Mewujudkan Kesetaraan Global

- Upaya-upaya yang dilakukan oleh Liga Bangsa-Bangsa untuk menciptakan kesetaraan


global di antara negara-negara anggotanya

LBB tidak mempunyai angkatan bersenjata dan bergantung kepada kekuatan internasional untuk
menjaga agar resolusi-resolusinya dipatuhi. Meskipun awalnya menunjukkan keberhasilan dalam
menjalankan tugasnya, LBB akhirnya gagal mencegah berbagai serangan yang
dilakukan Kekuatan Poros pada tahun 1930-an. Munculnya Perang Dunia II kembali
memperjelas keadaan bahwa LBB telah gagal dalam tugasnya mencegah pecahnya perang.
Setelah Perang Dunia II, pada 18 April 1945, LBB resmi dibubarkan dan digantikan
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Tujuan

1. Menjamin perdamaian dunia;


2. Melenyapkan perang;
3. Diplomasi terbuka;
4. Menaati hukum dan perjanjian Internasional.

Badan-badan LBB

1. Sidang Umum.
2. Dewan Keamanan.
3. Sekretariat Tetap.
4. ILO (International Labour Organization).
5. Mahkamah Internasional.

Hasil-hasil yang dicapai oleh LBB

1. Masalah Kepulauan Aland, Finlandia.


2. Masalah Wilna, Lithuania.
3. Masalah Mosul, Turki.
4. Masalah Manchuria, Cina.
5. Masalah Abyssinia, Etiopia.

- Kontribusi Liga Bangsa-Bangsa dalam memperjuangkan hak asasi manusia,


pembangunan berkelanjutan, dan penyelesaian konflik internasional

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) adalah komitmen global yang menunjukkan secara
jelas dan tegas bahwa pembangunan tidak dapat dilaksanakan secara baik tanpa adanya
pemenuhan hak asasi manusia.

Pembentukan Komnas HAM berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia ditujukan untuk mengembangkan situasi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM
berdasarkan Pancasila, UUD RI 1945, Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan Deklarasi
Universal HAM, serta meningkatkan perlindungan dan penegakan HAM bagi setiap warga
negara supaya mampu berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan, sehingga TPB menjadi
instrumen yang sangat strategis untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut.

Komnas HAM RI bekerjasama dengan Danish Institute for Human Rights (DIHR) dalam
kerangka Kelompok Kerja TPB dari Global Alliance of National Human Rights Institutions
(GANHRI) untuk mengembangkan beragam kegiatan terkait promosi dan penguatan peran
Lembaga-lembaga Nasional HAM di Asia Pasifik, termasuk di Indonesia. Proses penerjemahan
buku ini merupakan bagian dari kerjasama tersebut untuk menunjukkan keterkaitan langsung
antara HAM dan TPB, sehingga membantu para pemangku kebijakan dalam meningkatkan
standar dan mekanisme hak asasi manusia guna memperkuat realisasi dan peninjauan TPB
sambil memastikan bahwa tidak ada satu orang pun yang ditinggalkan.
IV. Kesimpulan

Perdamaian dan keadilan adalah konsep yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Perdamaian mencakup keharmonisan dan persatuan, sementara keadilan melibatkan perlakuan
yang adil dan setara bagi semua orang. Kedua konsep ini saling terkait dan saling
mempengaruhi. Masyarakat yang damai dan adil memberikan kesempatan yang sama bagi semua
anggotanya. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu dan masyarakat untuk berperan aktif
dalam mempromosikan perdamaian dan keadilan, mulai dari tindakan kecil hingga tindakan yang
lebih besar. Dengan demikian, kita dapat menciptakan dunia yang lebih baik bagi kita semua.

“Pembela HAM adalah setiap orang yang secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan
yang lain, melakukan kerja-kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
memajukan dan memperjuangkan perlindungan dan pemenuhan HAM dan kebebasan dasar di
tingkat nasional dan internasional, dengan mengakui universalitas HAM dan dengan cara
damai”.

Anda mungkin juga menyukai