Anda di halaman 1dari 12

KONSEP STERILISASI DAN DESINFEKTAN

Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah

MANAGEMENT PATIEN SAFETY


TINGKAT IA KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH :
Kelompok II
Ketua : Indah Khairia Nim: P00520323063
Sekretaris : Elya Mesya Nim: P00520323060
Anggota : 1. Rozatul Jannah Nim: P00520323073
2. Irfan Gunawan Nim: P00520323064
3. Marliza Nim: P005203230876
4. Siti Salfira Nim: P00520323042
5. M Rizil Irfan Nim : P00520323066

DOSEN PEMBIMBING:
Ns.Susanti, S.Kep, M.Kep
Nip. 197702122005042001

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MEULABOH
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Melihat lagi Maha Mendengar dan
atas segala limpahan rahmat serta karunia-Nya. Sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Sterilisasi Dan Desinfektan” sesuai
waktu yang telah direncanakan.

Dalam makalah ini tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik
moril maupun materi. Maka dari itu, penyusun ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Ibu Ns.Susanti, S.Kep, M.Kep selaku dosen yang telah memberikan
tugas makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun meminta agar pembaca dapat
memberikan kritik dan sarannya sehingga dapat menjadi bahan perbaikan untuk
pembuatan makalah selanjutnya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi bahan
pembelajaran bagi para pembaca.

Meulaboh, 20 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A.Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. Konsep Sterilisasi.........................................................................................2
B. Cara Sterilisasi.............................................................................................3
C. Konsep Desinfektan.....................................................................................4
D. Macam – Macam Desinfektan.....................................................................5
E. Cara Melakukan Desinfektan.......................................................................6
BAB III PENUTUP...........................................................................................................8
A. Kesimpilan...................................................................................................8
B. Saran.............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sterilisasi merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dan


pengendalian infeksi di rumah sakit (Darmadi, 2008). Central Sterile Supply
Department (CSSD) merupakan salah satu unit pelayanan penunjang medik di
rumah sakit yang menghasilkan produk steril (dapat berupa linen, instrumen medik
pakai ulang, sarung tangan, dan bahan habis pakai). Upaya menghasilkan produk
yang steril bertujuan untuk membantu meningkatkan kualitas pelayanan pasien dan
mencegah dampak merugikan bagi pasien (Anonim, 2006).
Perkembangan bakteri semakin hari semakin tak terkontrol. Beberapa bahan
obat dan produk kesehatan misalnya kateter, jarum suntik, sarung tangan bedah dan
hemodialiser pada penggunaannya berkontak langsung dengan jaringan atau cairan
tubuh. Oleh karena itu produk tersebut harus steril atau bebas dari mikroorganisme
hidup terutama yang bersifat patogen. Pengetahuan mengenai bagaimana terjadinya
infeksi sangat penting dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadi penyebaran
infeksi dengan mempelajari ilmu bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi
yang terkandung pada ilmu mikrobiologi..

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian sterilisasi?
2. Bagaimana cara sterilisasi?
3. Bagaimana konsep desinfektan?
4. Apa maca-macam desinfektan?
5. Bagaimana cara melakukan desinfektan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetatahui sterilisasi
2. Untuk mengetahi cara sterilisasi
3. Untuk mengetahui konsep desinfektan
4. Untuk mengetahui macam-macam desinfektan
5. Untuk mengetahui cara melakukan Desinfektan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Sterilisasi
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau
substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi
dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan
setempat oleh panas (kalor), gas-gas seperti formaldehide, etilenoksida atau
betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra
atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh
sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi (Curtis, 2009).

Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam


hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang
terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau
proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme. Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe
mikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau membran
mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi,
2006)

Sterilisasi adalah suatu upaya pembunuhan atau penghancuran semua


bentuk kehidupan mikroba yang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik
maupun kimiawi. Sterilisasi dilakukan untuk membebaskan alat, bahan, media,
dan lain-lain dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang
patogen maupun yang apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas
tinggi, ataupun bahan kimia. Jenis sterilisasi anatara lain sterilisasi cepat,
sterilisasi panas kering, sterilisasi gas(formalin, H2O2), dan radiasi ionisasi.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada sterilisasi, diantaranya adalah:

1. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi.
2. Peralatan yang akan disterilisasi harus dibungkus dan diberi lebel yang jelas
dengan menyebutkan jenis peralatan, jumlah, dan tanggal pelaksanaan steril.

2
3. Penataan alat harus berprinsip semua bagian dapat steril.
4. Tidak boleh menambah petalatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril
selesai.
5. Memindahkan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril.
6. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila
terbuka harus dilakukan sterilisasi ulang.

B. Cara Sterilisasi
 Beberapa alat yang perlu disterilisasi antaralain:
1. Peralatan logam (pinset, guntuing, spekulum, dan lain-lain)
2. Peralatan kaca (semprit, tabung kimia, dan lain-lain)
3. Peralatan karet (kateter, sarung tangan, pipa lambung, drain, dan lain-lain)
4. Peralatan ebonit (kanule rektum, kanule trakea, dan lain-lain)
5. Peralatan email (bengkok, baskom, dan lain-lain)
6. Peralatan porselin (mangkok, cangkir, piring, dan lain-lain)
7. Peralatan plastik (selang infus, dan lain-lain)
8. Peralatan tenunan (kain kasa, tampon, doek baju, sprai, dan lain-lain)

 Prosedur kerja
1. Bersihkan peralatan yang akan disterilisasi.
2. Peralatan yang dibungkus harus diberi lebel( nama, jenis obat, dan tanggal
jam sterilisasi.
3. Masukkan ke dalam sterilisator dan hidupkan sterilisator sesuai dengan
waktu yang ditentukan.
4. Cara sterilisasi.
a. Sterilisasi dengan merebus dalam air mendidih sampai 100 derajat
celcius(15-20 menit) untuk logam, kaca, dan karet.
b. Sterilisasi dengan stoom, mennggukan uap panas dalam autoclave
dengan waktu, suhu, dan tekanan tertentu untuk peralatan tenunan.
c. Sterilisasi dengan panas kering, menggunakan oven panas tinggi(logam
yang tajam dan lain-lain).

3
d. Sterilisasi dengan bahan kimia, seperti alkohol, sublimat, uap formalin,
sarung tangan, dan kateter.

C. Konsep Desinfektan
Desinfektan adalah bahan yang digunakan untuk melaksanakan desinfeksi.
Seringkali sebagai sinonim digunakan istilah antiseptik, tetapi pengertian desinfeksi
dan desinfektan biasanya ditunjukkan terhadap benda-benda mati, seperti lantai,
piring dan pakaian. Pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial tidak akan
lepas dari upaya mengeliminasi mikroba pathogen. Menyadari akan pentingnya
suatu kondisi yang bebas mikroba pathogen, maka diperlukan suatu upaya
mengeliminasi mikroba pathogen, salah satu upaya yaitu dengan desinfeksi
ruangan.(Irianto, 2007).
Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada
objek yang tidak hidup dengan pengecualian terhadap endospora bakteri.
Desinfeksi juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kumat
patogen dan apatogen tetapi tidak membunuh spora yang terdapat pada alat
keperawatan ataupun kedokteran. Desinfeksi dilakukan dengan menggunakan
bahan desinfektan melalui cara mencuci, mengoles, merendam dan menjemur untuk
mencegah terjadinya infeksi dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai.
Kemampuan desinfeksi ditentukan oleh waktu sebelum pembersihan objek,
kandungan zat organik, tipe dan tingkat kontaminasi mikroba, konsentrasi dan
waktu pemaparan, kealamian objek, suhu, serta derajat pH.
Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang
digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti
bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme
atau kuman penyakit lainnya.
Sedangkan antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat
menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan
lain-lain pada jaringan hidup. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses
desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan pakaian (Signaterdadie, 2009).
Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai
antiseptik dan desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan

4
antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut
harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras.
Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara
dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada
kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam
proses sterilisasi.

D. Macam – Macam Desinfektan


Desinfeksi kimia merupakan suatu proses yang efisien, tetapi sangat mahal
jika harga desinfektannya tinggi. Agar pelaksanaan berlangsung dengan aman
diperlukan teknisi ahli yang dibekali dengan peralatan pelindung yang memadai.
Desinfeksi berarti mematikan atau menyingkirkan organisme yang dapat
menyebabkan infeksi. Macammacam bahan desinfeksi :
1. Sinar Ultraviolet
Efektifitas desinfeksi dengan sinar UV dipengaruhi oleh luas ruangan dan
lama waktu pemaparan. Semakin jauh dari jarak dari lampu maka semakin
kecil kekuatannya. Masing-masing organism memiliki daya tahan yang
berbeda-beda. Pemanfaatan sinar UV sebagai sarana desinfeksi mempunyai
keuntungan mudah dilakukan, tidak menggunakan bahan kimia, dan biayanya
relative murah. Namun memiliki keterbatasan dalam jangkauan, sinar UV tidak
dapat menembus kaca, kain, kertas, kotoran, dan nanah (Suendra, 1991).
2. Desinfektan “V”
Desinfektan “V” merupakan desinfektan virusidal yang difoomulasikan
secara unik dan mengandung zat aktif berupa campuran senyawa peroksigen
(garam triple KHSOs, KHSO4, dan K2SO4), surfaktan, asam organic dan
sistem buffer anorganik. Desinfektan ini juga mengandung zat aktif berupa
surfaktan, asam organik atau katalisator, zat pengoksidasi dan buffer anorganik
yang secara seimbang dapat mematikan berbagai mikroorganisme, termasuk
bakteri, jamur, mikroplasma dan virus. Pada virus desinfektan “V” dapat
berpenetrasi dan menghancurkan lapisan protektif envelop virus dan
selanjutnya bereaksi dan mengoksidasi asam nukleat virus.

5
Desinfektan “V” efektif terhadap 17 familia virus. Transmisi penyakit
oleh virus seperti hepatitis A, hepatitis B, polio, meales, influenza, herpes,
rabies, norwolk, pox, enterovirus, gastroenteritis viral, bahkan Aids dapat
dikontrol dengan pemakaian desinfektan “V” secara tepat (Kalbe, 2012).
3. Desinfektan “M”
Desinfektan “M” adalah bahan desifektan siap pakai untuk desinfeksi
permukaan dan obyek dalam rumah sakit, antara lain seluruh permukaan dalam
ruang operasi, ruang ICU, ruang NICU, ruang PICU, laboraturium, perawatan
termasuk obyek-obyek seperti meja oprasi, kursi, pintu dan sebagainya.

E. Cara Melakukan Desinfektan


1. Cara desinfeksi dengan mencuci
Prosedur kerja:
a. Cucilah alat perawatan seperti pinset, arteri klem, gunting, dan lain-lain
dengan larutan desinfektan sebelum dilakukan proses sterilisasi.
2. Cara desinfeksi dengan merendam
Prosedur kerja:
a. Rendamlah alat-alat perawatan dengan larutan desinfektan seperti lisol 0.5%.
b. Rendamlah peralatan dengan larutan lisol 3-5% selama 2 jam.
c. Rendamlah peralatan tenunan dengan losol 3-5% kurang lebih 24 jam.
3. Cara desinfeksi dengan menjemur
Prosedur kerja:
a. Jemurlah kasur, tempat tidur, urineal, pispot dan lain-lain, masing-masing
permukaan selama 2 jam.
4. Cara membuat larutan desinfeksi (sabun)
Persiapan alat dan bahan:
a. Sabun paday/cair/krim.
b. Gelas ukur.
c. Timbangan.
d. Sendok makan.
e. Alat pengocok.
f. Air panas/hangar dalam tempatnya.

6
g. Baskom.

Prosedur kerja:

a. Masukkan 4 gr sabun atau krim ke dalam 1 liter air panas/hangat, kemudian


diaduk sampai larut.
b. Masukkan 3 cc sabun cair kedalam 1 liter air panas/hangat, kemudian diaduk
sampai larut,

Larutan ini dapat digunakan untuk mencuci tangan atau peralatan medis.

5. Cara membuat larutan desinfeksi (lisol dan kreolin)


Persiapan alat dan bahan:
a. Larutan lisol/kreolin.
b. Gelas ukur.
c. Baskom berisi air.

Prosedur kerja:

a. Masukkan larutan lisol atau kreolin 0,5% sebanyak 5 cc ke dalam 1 liter air.
Larutan ini dapat digunakan untuk mencuci tangan.
b. Masukkan larutan lisol atau kreolin 2% atau 3% sebanyan 20 cc atau 30 cc
kedalam 1 liter air. Larutan ini dapat digunakan untuk merendam peralatan
medis.

6. Cara membuat larutan desinfeksi(savlon)


Peralatan dan bahan:
a. Savlon.
b. Gelas ukur.
c. Baskom berisi air secukupnya.

Prosedur kerja:

a. 1Masukkan larutan savlon 0,5% sebanyan 5 cc kedalam 1 liter air.


b. Masukkan larutan savlon 1% sebanyan 10 cc kedalam 1 liter air.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpilan
Sterilisasi adalah suatu upaya pembunuhan atau penghancuran semua
bentuk kehidupan mikroba yang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik
maupun kimiawi. Sterilisasi dilakukan untuk membebaskan alat, bahan, media, dan
lain-lain dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang
patogen maupun yang apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan.
Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang
digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti
bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme
atau kuman penyakit lainnya.

B. Saran
Sterilisasi dan desinfektan apabila dilakukan secara baik dan sempurna
maka akan menjamin keselamatan kerja dan berkurangnya resiko terpapar
mikroorganisme serta dapat juga dilakukan untuk mencegah ataupun
mengendalikan infeksi. Semoga dengan disusunnya makalah ini pembaca
mendapatkan pengetahuan baru dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

8
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, K. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung: Yrama


Widya. Hal. 91

Musrifatul Uliyah. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jl. Wijaya 2. Jakarta
12160.

Pratiwi D.A, et.al. 2006. Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Signaterdadie’s, 2009. Desinfektan. (Online), (http:// www.signaterdadie’s.


com/2009/10/04/ desinfektan. html.

Suendra, dkk. 1991. Buku Pedoman Mata Ajaran Mikrobiologi Lingkungan. Depkes RI.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai