Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

STERILISASI DAN DESINFEKSI

KELOMPOK 7

HARFIAH LUTFA ILHAM (C12116030)

HILDA YUNITA (C12116508)

RIVENTI PALIKAMODA (C12116003)

AINUN MAQFIRA (C12116504)

ULFA NURFAJERIA (C12116313)

NURAZIZA (C12116024)

ANNISA RAHMAYANI GUNAWAN (C12116302)

EMILIA (C12116027)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDDIN JURUSAN


ILMU KEPERAWATAN

2017-2018

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kita semua,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul STERILISASI DAN DISINFEKSI
ini tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan rangkuman tentang Sterilisasi dan disinfeksi
dalam bidang medis. Makalah ini tentunya sangat penting bagi pembelajaran untuk keperawatan.
Pada kesempatan ini tidak lupa pula kami meyampaikan banyak terima kasih kepada
dosen mata kuliah Biomedik 2 untuk Keperawatan yang telah membimbing dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan, untuk itu diharapkan saran dan kritik dari para pembaca yang sifatnya membangun
untuk kesampurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Amin.

Makassar, 19 September 2017

PENULIS

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ iv
BAB 1 ........................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................................. 5
C. Tujuan Pembelajaran............................................................................................................................. 5
BAB II........................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 6
A. Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi ..................................................... Error! Bookmark not defined.
B. Sterilisasi dengan Pemanasan ............................................................................................................. 19
C. Cara Kimia ( khemis ).............................................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB 3 ......................................................................................................................................................... 24
PENUTUP .................................................................................................................................................. 24
A. Kesimpulan ......................................................................................................................................... 24
B. Saran ................................................................................................................................................... 24

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengetahuan tentang prinsip dasar sterilisasi dan desinfeksi sangat diperlukan
untuk melakukan perkerjaan di bidang medis yang bertanggung jawab. Cara sterilisasi
dan desinfeksi yang baru banyak diperkenalkan, namun masih tetap digunakan cara-cara
dan beberapa bahan seperti yang digunakan berabad-abad yang lalu.
Di bawah ini beberapa istilah yang banyak dipakai dalam menjelaskan efek dari
beberapa bahan kimia dan fisik terhadap mikroorganisme.
1. Sterilisasi adalah proses untuk mematikan semua bentuk kehidupan mikroorganisme,
termasuk spora.
2. Disinfeksi adalah proses mematikan sebagian dari mikroorganisme patogen.
3. Bahan bakterisid adalah bahan yang merusak bakteri.
4. Bahan germisid atau disinfektansia adalah bahan yang dapat mematikan
mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit.
5. Bahan bakteriostatik adalah bahan yang mencegah terjadinya multiplikasi atau
pertumbuhan bakteri.
6. Antiseptik adalah bahan yang dipakai untuk mencegah sepsis atau putrifikasi dengan
membunuh mikroorganisme atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme tersebut.
Biasanya bahan ini digunakan untuk dipakai pada jaringan hidup.
7. Dekontaminasi adalah proses menghilangkan sebagian mikroba dari benda atau kulit
untuk menghilangkaan kontaminasi.

Dalam bekerja di dalam laboratorium, wajib mengetahui tentang apa itu sterilisasi,
desinfeksi, anti septik, dan segala sesuatu yang bersangkut paut dengan keselamatan kerja
dari hasil pekerjaan, maupun keselamatan dari personal yang bekerja di laboratorium.
Personal yang bekerja di laboratorium haruslah mengetahui peraturan, maupuncara
keselamatan bekerja di laboratorium. Mengetahui peraturan, maupun cara keselamatan
bekerja di laboratorium. Mengetahui sterilisasi dan desinfeksi, serta apa arti dri anti septik
merupakan slah satu langkah untuk mencegah penularan penyakit melalui perlakuan
karena tidak memahami tentang sterilisasi, anti septik, maupun desinfeksi.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sterilisasi dan desinfeksi?
2. Apa tujuan sterilisasi dan desinfeksi ?
3. Bagaimana Macam-Macam sterilisasi ?
4. Bagaimana Macam-Macam desinfeksi?
5. Apa perbedaan antara Sterilisasi dan Desinfeksi ?

C. Tujuan pembelajaran
Adapun tujuan dari pembelajaran ini, sejalan dengan rumusan masalah
1. Untuk mengetahui konsep steril dan desinfeksi digunakan
2. Untuk mengetahui pengertian,tujuan,maupun macam-macam tekhnik sterilisasi dan
desinfeksi
3. Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan mahasiwa tentang sterilisasi dan
desinfektan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defini Sterilisasi dan desinfeksi


1. Pengertian Sterilisasi

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media, dan lain-
lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen
maupun yang a patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan
suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk
spora.

Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah pencernaan


organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan aseptis, pada
pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap
pencemaran oleh miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini
juga penting.

Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi.
Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen atau
kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran
dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis
sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin
H2 O2), dan radiasi ionnisasi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:


a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih
berfungsi.
b. Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label yang
jelas dengan menyebutkan jenis peralatan, jumlah, dan tanggal
pelaksanaan sterilisasi.
c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu
mensteril selesai.
e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila
terbuka harus dilakukan steralisasi ulang.

2. Desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan
kimia atau secara fisik,hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan
jalan membunuh mikroorganisme pathogen.desinfektan yang tidak berbahaya bagi
permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan anti septik.antiseptik
adalah zat yang dapat menghambat dan menghancurkan mikroorganisme pada
jaringan hidup,sedangkan desinfeksi digunakan pada benda mati.desinfektan dapat
pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung toksisitasnya.

6
Sebelum dilakukan desinfeksi,penting untuk membersihkan alat-alat tersebut dari
debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat menghambat proses
desinfeksi.Desinfeksi dapat membunuh mikroorganisme pathogen pada benda
mati.disinfektan dibedakan menurut kamampuannya membunuh beberapa kelompok
mikroorganisme,disinfektan tingkat tinggi dapat membunuh virus seperti virus
influenza dan herpes,tetapi tidak dapat membunuh virus polio,hepatitis B dan M
tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan
sepertiiodophor,derifat fenol atau sodium hipokrit.untuk mendesinfeksi
permukaaan,umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan diatas.tiap
desinfektan tersebut memiliki efektifitas tingkat menengah bila permukaan
tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.

kriteria desinfeksi yang ideal :


Bekerja dengan cepat untuk mengaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar
Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organic,ph,temperature dan kelembapan
Tidak toksik pada hewan dan manusia
Tidak besifat korosif
Tidak berwarna dan meninggalkan noda
Tidak berbau/baunya di senangi
Bersifat biodegradable/mudah diurai
Larutan stabil
Mudah digunakan dan ekonomis
Aktivitas berspektum luas

Tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi adalah:


Mencegah terjadinya infeksi
Mencegah makanan menjadi rusak
Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri
Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan biakan
murni.

Macam-Macam Sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik
dan kimiawi:
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45
mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan
untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik
2. Sterilisasi secara fisik
Dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
a. Pemanasan

7
1) Pemijaran (dengan api langsung)
Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset,
batang L, dll. 100 % efektif namun terbatas penggunaanya.

2) Panas kering:
Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk
alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.Waktu relatif
lama sekitar 1-2 jam. Kesterilaln tergnatung dengan waktu dan suhu yang
digunakan, apabila waktu dan suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka
sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara sempurna.
3) Uap air panas
Konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat
menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi Teknik disinfeksi
termurah Waktu 15 menit setelah air mendidih Beberapa bakteri tidak terbunuh
dengan teknik ini: Clostridium perfingens dan Cl. Botulinum

4) Uap air panas bertekanan


Menggunalkan autoklaf menggunakan suhu 121 C dan tekanan 15 lbs, apabila
sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi. Untuk mengetahui autoklaf berfungsi
dengan baik digunakan Bacillus stearothermophilus Bila media yang telah
distrerilkan.diinkubasi selama 7 hari berturut-turut apabila selama 7 hari: Media
keruh maka otoklaf rusak Media jernih maka otoklaf baik, kesterilalnnya,
Keterkaitan antara suhu dan tekanan dalam autoklaf
B. Pasteurisasi
Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi susu Membunuh
kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus, Salmonella, Shigella dan difteri
(kuman yang berasal dari sapi/pemerah) dengan Suhu 65 C/ 30 menit
C. Penyinaran dengan sinar UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety

8
Cabinet dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara kimiawi biasanya
menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. Beberapa kelebihan
sterilisasi dengan cara ini:
1 .Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
2 . absorbsi as. Nukleat Daya kerja
3. Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
4. penetrasi lemah Kelemahan

D. Sinar ion bersifat hiperaktif


Sering digunakan pada Gamma Daya kerjanya sterilisasi bahan makanan,
terutama bila panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau penampilan Bahan
disposable: alat suntikan cawan petri dpt distrelkan dengan teknik ini. Sterilisasi
dengan sinar gamma disebut juga sterilisasi dingin

3. Sterilisasi dengan Cara Kimia


A. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia
1. Rongga (space)
2. Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
3. Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
4. Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
5. Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman
biasanya bersifat sangat mudah menguap
6. Sebaiknya menyediakan hand lationmerawat tangan setelah berkontak
dengan disinfekstan
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia
1. Jenis bahan yang digunakan
2. Konsentrasi bahan kimia
3. Sifat Kuman
4. pH
5. Suhu
C. Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi

9
1.Alkohol
Paling efektif untuk sterilisasi dan desinfeksi membran sel rusak
Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi & enzim tdk aktif
2.Halogen
Mengoksidasi protein kuman
3.Yodium
Konsentrasi yg tepat tidak mengganggu kulit
Efektif terhadap berbagai protozoa
4.Klorin
Memiliki warna khas dan bau tajam
Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah
5.Fenol (as. Karbol)
Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak
membran sel menurunkan tegangan permukaan
Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu \
desinfektan

6. Peroksida (H2O2)
Efektif dan nontoksid
Molekulnya tidak stabil
Menginaktif enzim mikroba

7.Gas Etilen Oksida


Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik

Macam-macam desinfektan yang digunakan


1. Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi
kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang
kedokteran gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak
menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh
karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa.

10
2. Aldehida
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada
kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid
merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk
mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril
kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades,
karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi
kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan
sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri
vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-
20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam.
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara
luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak,
misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub
(Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai
bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan
sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+)
maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh
absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucus.
4. Senyawa halogen.

Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion


halide.Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada
logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros,
Domestos, dan Betadine).

5. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk
membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh
zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah.Namun

11
karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di
rumah sakit dan laboratorium.
6. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak
digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan
penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).

Desinfeksi permukaan

Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati.


Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa
kelompok mikroorganisme, disinfektan tingkat tinggi dapat membunuh virus
seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio,
hepatitis B atau M. tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga
desinfektan seperti iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :
1. Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik.Zat ini harus dilarutkan baru
setiap hari dengan akuades.Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap
efektif namun kurang efektif bagi kain atau bahan plastik.
2. Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan
dengan perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu 60
hari. Keuntungannya adalah efek tinggal dan kurang menyebabkan
perubahan warna pada instrumen atau permukaan keras.
3. Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan
perbandingan 1 : 10 hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat efektif.
Harus hati-hati untuk beberapa jenis logam karena bersifat korosif, terutama
untuk aluminium.Kekurangannya yaitu menyebabkan pemutihan pada
pakaian dan menyebabkan baru ruangan seperti kolam renang.

Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga


desinfektan diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas tingkat
menengah bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.

12
Macam-Macam Desinfektan Dan Antiseptik dari sumber lain
Garam Logam Berat
Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam
jumlah yangkecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut
oligodinamik.Hal ini mudahsekali ditunjukkan dengan suatu
eksperimen.Namun garam dari logam berat itumudah merusak kulit,
makan alat-alat yang terbuat dari logam dan lagipula mahalharganya.
Meskipun demikian, orang masih biasa menggunakan
merkuroklorida(sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh
manusia lazimnya kita pakaimerkurokrom, metafen atau mertiolat.
Zat Perwarna
Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya
bakteriostatis.Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram
positif, walaupun beberapakhamir dan jamur telah dihambat atau
dimatikan, bergantung pada konsentrasi zatpewarna tersebut.
Diperkirakan zat pewarna itu berkombinasi dengan protein
ataumengganggu mekanisme reproduksi sel. Selain violet Kristal (bentuk
kasar, violet gentian), zat pewarna lain yang digunakan sebagai
bakteriostatis adalah hijau malakhit dan hijau cemerlang.
Klor dan senyawa klor
Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum.persenyawaan klor
dengankapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang banyak
dipakai untukmencuci alat-alat makan dan minum.
.Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis
Larutan fenol 2 4% berguna sebagai desinfektan. Kresol atau kreolin
lebih baikkhasiatnya daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang berupa
campuran sabundengan kresol; lisol lebih banyak digunakan daripada
desinfektan-desinfektanyang lain. Karbol ialah nama lain untuk fenol.
Seringkali orang mencampurkanbau-bauan yang sedap, sehingga
desinfektan menjadi menarik.

13
.Kresol
Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol tetapi
jugabeberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif sebagai
bakterisida,dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan organic.
Namun, agen inimenimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan
oleh karena itudigunakan terutama sebagai disinfektan untuk benda mati.
Satu persen lisol(kresol dicampur dengan sabun) telah digunakan pada
kulit, tetapi konsentrasiyang lebih tinggi tidak dapat ditolerir.
.Alkohol
Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil
dan benzylalcohol juga antiseptic.Benzyl alcohol biasa digunakan
terutama karena efekpreservatifnya (sebagai pengawet).
Formaldehida
Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai
gas.Agenini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan
fungisida.Dalamlarutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai
formalin.
Etilen Oksida
Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan agen
pembunuhbakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat
penting yang membuatsenyawa ini menjadi germisida yang berharga
adalah kemampuannya untukmenembus ke dalam dan melalui pada
dasarnya substansi yang manapun yangtidak tertutup rapat-rapat.
Misalnya agen ini telah digunakan secara komersialuntuk mensterilkan
tong-tong rempah- rempah tanpa membuka tong tersebut.Agen ini hanya
ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan, setelah sebagianbesar
udaranya dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen oksida.
Hidogen Peroksida
Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena
kemampuannyamengoksidasi.Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering

14
digunakan dalampembersihan luka, terutama luka yang dalam yang di
dalamnya kemungkinandimasuki organisme aerob.

Perbedaan Sterilisasi dan Desinfeksi


Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan, media,
dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik
yang patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai
proses untuk membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik
bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Sedangkan desinfeksi adalah, membunuh mikroorganisme penyebab
penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme
patogen.
Dari kedua pengertian di atas bisa kita simpulkan, jika sterilisasi dan
desinfeksi memiliki perbedaan yang khas, walaupun tetap memiliki tujuan
yang sama. Namun sterilisasi memiliki guna yang lebih besar, dan desinfeksi
secara khusus membunuh kuman penyebab penyakit.

Aplikasi Sterilisasi Dan Desinfeksi Dalam Keseharian Dunia Kesehatan


Dan Keperawatan
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua
bentuk kehidupan mikrobayang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik
maupun kimiawi. Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk
membunuh kuman pathogen atau apatogen beserta spora yang terdapat pada
alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan
panas tinggi, atau bahan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat,
sterilisasi panas kering, sterilisasi gas (formalin, H2O2).
Teknik steril biasanya di gunakan dalam ruangan operasi dan ruang bersalin,
selain menggunakan teknik steril pada tempaat tidur pasien untuk prosedur
invasive sepeti:
1. Mengisap jalan napas pasien

15
2. Memasukkan kateter urinarius
3. Mengganti balutan luka
Daerah steril biasanya dibatasi engan duk steril atau lapisan tebal kertas
berlilin atau kemasan terbuka tempat bahan-bahan steri dikemas.
Banyak rumah sakit mempunyai pusat penyedian, yaitu tempat kebanyakan
peralatan dan suplai dibersihkan serta desterilkan.Hasil prose ini dimonitor
oleh laboratorium mirobiologi secara teratur.
Kecenderungan di rumah sakit untuk menggunakan alat-alat serta bahan
yang dijual dalam keadaan steril dan sekali pakai, seperti alat suntik, jarum,
srung tangan dan masker, tidak saja mengurangi waktu yang diperlukan untuk
membersihkan, menyiapkan, serta mensterilkan peralatan, tetapi juga
mengurangi pemindah sebaran patogen melalui infeksi silang.

Sanitasi lingkungan rumah sakit


Tujuan sanitasi lingkungan ialah membunuh atau menyingkirkan pencemaran
oleh mikrobe dari permukaan.Untuk mengevaluasi prosedur dan cara-cara
untuk mengurangi pencemaran, dilakukan pengambilan contoh
mikroorganisme sewaktu-waktu dari permukaan.Pinggan-pinggan petri yang
menunjukan adanya pertumbuhan mikrobe sebelum dan sesudah
pembersihan merupakan alat pengajar yang meyakinkan untuk melatih para
petugas yang baru.
Pengurangan kontaminasi oleh mikroba paling baik dicapai dengan
kombinasu pergeseran dan penggsokan, serta air dan deterjen. Ini sudah
cukup, kecuali bila spencemrannya hebat, maka perlu digunakan
desinfektan.Agar efektif, desinfektan digunakan dalam konsentrasi yang
cukup selama waktu tertentu.Penggunaan desinfektan, misalnya, membantu
menjaga air untuk mengepel agar tidak tercemar.Kain pel harus di cuci dan di
keringkan baik-baik setiap hari untuk mengurangi pencemaran. Seember
larutan dan kain pel basah sering kali di gunakan untuk membersihkan
permukaan benda lain selain lantai. Bila larutan yang sam dipakai seharian,

16
maka dapat mengakibatkan pencemaran oleh mikrobe yang lebih parah
dibandingkan sebelum di bersihkan.
Dengan keadaan yang bersih di rumah sakit maka keadaan asepsis lebih
mudah dicapai.
Universal Precaution
Pengendalian infeksi untuk penyakit-penyakit yang menular malalui
darah.Berlaku universal ,tidak memandang apa atau siapa yang dirawat, tahu
ataupun tidak tahu status infeksinya. Setiap tenaga medis harus menyadari
bahwa semua pasien berpotensi menularkan berbagai penyakit.
Cuci Tangan
Pencegahan infeksi yang paling penting Harus merupakan kebiasaan yang
mendarah daging bagi tenaga kesehatan Harus selalu dilakukan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan keperawatan walaupun memakai sarung tangan
atau yang lainya (cuci tangan tidak bisa digantikan dengan sarung tangan).
Selain itu selalu gunakan alat pelindungan diri secara lengkap ketika
melakukan prosedur invasive, ataupun bedah. Seperti:
1. Gown/barakschort :
2. Masker :
3. Sarung Tangan
4. Kaca mata pelindung/goggles
Pengolaan Sampah Medis Dan Air Limbah
Perlu diatur sedemikian rupa agar alat atau ruang tetap bersih atau steril,tidak
berdekatan dengan limbah atau sampah medis. Membakar sampah medis
sampai menjadi arang.

Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat-Alat Medis


1) Desinfekatan
a) Aseptik/Asepsis
Suatu istilah umum yg digunakan untuk menggambarkan upaya
kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisem ke dalam area
tubuh manapun yg sering menyebabkan infeksi.Tujuannya untuk

17
mengurangi jumlah mikroorganisme baik pada permukaan hidup
maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman
digunakan.
b) Antisepsis
Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir
atau bagian tubuh lainnya dengan menggunakan bahan
antimikrobial(antiseptik)

c) Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT).


Proses yg menghilangkan semua mikroorganisme kecuali beberapa
endospora bakteri pada benda mati dengan merebus, mengukus atau
penggunaan desinfektan kimia
2) Sterilisasi :
Upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan mikroba
yg dilakukan di RS melalui proses fisik maupun kimiawi. Proses yang
menghilangkan semua mikroorganisem (bakteri, virus, fungi dan parasit)
termasuk endospora bakteri pada benda mati dengan uap air panas tekanan
tinggi (otoclaf), panas kering (oven), sterilan kimia atau radiasi.
a) Pemprosesan Alat
b) Dekontaminasi
Proses yg membuat benda mati lebih aman ditangani staff sebelum
dibersihkan. Tujuan dari tindakan ini dilakukan agar benda mati dapat
ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas
pembersih medis sebelum pencucian berlangsung.
c) Pencucian/ bilas
Proses yg secara fisik membuang semua debu yg tampak, kotoran,
darah, atau cairan tubuh lainnya dari benda mati ataupun membuang
sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi resiko bagi mereka yg
menangani objek tersebut. Prosesnya terdiri dari mencuci sepenuhnya
dengan sabun atau detergen dan air, membilas dengan air bersih dan
mengeringkannya.

18
d) Sterilisasi/DTT
desinfeksi tingkat tinggi merupakan suatu proses perebusan air
dimana suhu air mencapai 100c setelah itu alat-alat kesehatan
dimasukkan kedalamnya dan direbus selama 20 menit.setelah itu di
dinginkan dan dikeringkan dengan kain steril. Setelah kering
dimasukkan kedalam bak instrument dengan menggunakan korentang
dan simpan ditempat yang steril.

B. Sterilisasi dengan pemanasan


1. Dengan pemanasan kering
pembakaran
Alat yang digunakan adalah lampu spiritus/bunsen. Pembakaran dapat
dilakukan dengan cara :

a. memijarkan

Pembakaran dengan cara ini hanya cocok untuk alat-alat logam (ose,
pinset, dll), yang dibiarkan sampai memijar. Dengan cara ini seluruh
mikroorganisme, termasuk spora, dapat dibasmi.

b. Menyalakan

Dapat diartikan suatu pelintasan alat gelas (ujung pinset, bibir tabung,
mulut erlenmeyer, dll) melalui nyala api. Cara ini merupakan hal
darurat dan tidak memberikan jaminan bahwa mikroorganisme yang
melekat pada alat dengan pasti terbunuh.
c. Cara mensterilkan ose :

Ose disterilkan dengan cara dibakar pada nyala api lampu spiritus
atau lampu gas. Pada waktu memanaskan ose, dimulai dari pangkal
kawat dan setelah terlihat merah berpijar secara pelan-pelan
pemansan dilanjutkan ke ujung ose. Hal ini dimaksudkan untuk
mencegah terloncatnya kuman akibat pemanasan langsung dan terlalu
cepat pada mata ose. Nyala api pada sterilisator mempunyai
perbedaan dalam derajat panas.

ABCD (diarsir) : merupakan ruang oksidasi

ABCD : merupakan ruang reduksi

19
AB : dasar api

a : ruang oksidasi atas

b : ruang oksidasi bawah

c : ruang reduksi atas

d : ruang reduksi bawah

e : bagian yang paling tidak panas

Tempat yang paling panas adalah ruang oksidasi bawah yang letaknya
kira-kira sepertiga bawah dari tingginya nyala api. Yang perlu
diperhatikan :

jangan memegang mata ose dengan tangan sebelum ose


disterilkan
jangan meletakkan ose di atas meja, tetapi letakkan pada tempat
yang disediakan setelah disterilkan.

Dengan udara panas (hot air oven)

Cara ini menggunakan udara yang dipanaskan dan kering, serta


berlangsung dalam sterilisator udara panas (oven). Pemanasan dengan
udara panas dugunakan untuk sterilisasi alat-alat laboratorium dari
gelas misalnya : petri, tabung gelas, botol pipet dll, juga untuk bahan-
bahan minyak dan powder misalnya talk. Bahan dari karet, kain, kapas
dan kasa tidak dapat ditserilkan dengan cara ini.

Setelah dicuci alat-alat yang akan disterilkan dikeringkan dan


dibungkus dengan kertas tahan panas, kemudian dimasukkan dalam
oven dan dipanaskan pada temperatur antara 150 - 170C, selama
kurang lebih 90 120 menit. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa
di antara bahan yang disterilisasi harus terdapat jarak yang cukup,
untuk menjamin agar pergerakan udara tidak terhambat.

2. Dengan pemanasan basah

DENGAN MEREBUS

Digunakan untuk mensterilkan alat-alat seperti gunting,


pinset,skalpel, jarum, spuit injeksi dan sebagainya dengan cara
direbus dalam suasana mendidih selama 30-60 menit.

20
DENGAN UAP AIR PANAS

Digunakan terutama untuk mensterilkan media-media yang akan


mengalami kerusakan bila dikerjakan dengan sterilisasi uap air panas
dengan tekanan (autoklav) ataupun untuk alat-alat tertentu. Cara ini
dijalankan dengan pemanasan 100C selama 1 jam. Perlu diingat
bahwa dengan cara ini spora belum dimatikan, dan ada beberapa
media yang tidak tahan pada panas tersebut (misalnya media
Loewenstein, Urea Broth). Media tersebut disterilkan dengan cara
sterilisasi bertingkat ataupun filtrasi. Alat yang digunakan adalah
sterilisator, autoklav, dimana tekanan dalam autoklav dijaga tetap 1
atmosfer (klep pengatur tekanan dalam keadaan terbuka).

Dengan uap air bertekanan (Autoklav)

Dengan cara pengatur tekanan dalam autoklav, maka dapat dicapai


panas yang diinginkan. Cara ini dipakai untuk sterilisasi media yang
tahan terhadap pemanasan tinggi. Sterilisasi biasanya dijalankan
dengan menggunakan panas 120C selama 10 70 menit tergantung
kebutuhan. Hal yang perlu diperhatikan bila mengerjakan sterilisasi
dengan menggunakan autoklav :

harus ditunggu selama bekerja


hati-hati bila mengurangi tekanan dalam autoklav (perubahann
temperatur dan tekanan secara mendadak dapat menyebabkan cairan
yang disterilkan meletus dan gelas-gelas dapat pecah).

Pada sterilisasi dengan pemanasan kering, bakteri akan mengalami proses


oksidasi putih telur, sedang dengan sterilisasi panas basah, akan
mengakibatkan terjadinya koagulasi putih telur bakteri. Dalam keadaan
lembab jauh lebih cepat menerima panas daripada keadaan kering sehingga
sterilisasi basah lebih cepat dibanding oksidasi).

PASTEURISASI

Digunakan untuk mensterilkan susu dan minuman beralkohol. Panas yang


digunakan 61,7C selama 30 menit.

2. Cara Kimia (Khemis)


Merupakan cara sterilisasi dengan bahan kimia. Beberapa istilah yang perlu
difahami:

21
Desinfektan adalah suatu bahan kimia yang dapat membunuh sel-sel
vegetatif dan jasad renik. Biasanya digunakan untuk obyek yang tidak
hidup, karena akan merusak jaringan. Prosesnya disebut desinfeksi.
Antiseptik adalah suatu bahan atau zat yang dapat mencegah, melawan
maupun membunuh pertumbuhan dan kegiatan jasat renik. Biasanya
digunakan untuk tubuh. Prosesnya disebut antiseptis.
Biosidal adalah suatu zat yang aksinya dipakai unhtuk membunuh
mikroorganisme, misal : bakterisid, virosid, sporosid.
Biostatik adalah zat yang aksinya untuk mencegah/menghambat
pertumbuhan organisme, misal : bakteriostatik, fungistatik.

Ada beberapa zat yang bersifat anti mikroba.

1. Fenol dan derivatnya

Zat kimia ini bekerja dengan cara mempresipitasikan protein secara aktif atau
merusak selaput sel dengan penurunan tegangan permukaan. Fenol cepat
bekerja sebagai desinfektan maupun antiseptik tergantung konsentrasinya. Daya
antimikroba fenol akan berkurang pada suasana alkali, suhu rendah, dan adanya
sabun.

2. Alkohol

Alkohol beraksi dengan mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi dan


melarutkan lemak sehingga membran sel rusak dan enzim-enzim akan
diinaktifkan oleh alkohol. Etil alkohol (etanol) 50-70% mempunyai sifat
bakterisid untuk bentuk vegetatif. Metanol daya bakterisidnya kurang
dibandingkan etanol, dan beracun terhadap mata.

3. Halogen beserta gugusannya

Halogen beserta gugusannya ini mematikan mikroorganisme dengan cara


mengoksidadi protein sehingga merusak membran dan menginaktifkan enzim-
enzim. Misalnya :

a. Yodium dipakai untuk mendesinfeksi kulit sebelum dilakukan pembedahan


b. Hipoklorit digunakan untuk sanitasi alat-alat rumah tangga. Yang umum
dipakai adalah kalsium dipoklorit dan sodium hipoklorit.

4. Logam berat dan gugusannya

Logam berat dapat memprestasikan enzim-enzim atau protein esensial lain


dalam sel sehingga dapat berfungsi sebagai anti mikroba.

22
Contoh :

Merkurokrom, merthiolat sebagai antiseptik.


Perak nitrat sebagai tetes mata guna mencegah penyakit mata pada bayi
(Neonatol gonococcal ophthalmitic).

5. Deterjen

Dengan gugus hipofilik dan hidrofilik, deterjen akan merusak membran


sitoplasma.

Aldehid

Aldehid mendesinfeksi dengan cara mendenaturasi protein.

Contoh : formalin (formaldehid)

Gas sterilisator

Digunakan untuk bahan/alat yang tidak dapat disterilkan dengan panas tinggi
atau dengan zat kimia cair. Pada proses ini material disterilkan dengan gas pada
suhu kamar. Gas yang dipakai adalah ethilen oksida.
Kebaikannya : ethilen oksida mempunyai daya sterilisasi yang besar dan daya
penetrasinya besar
Kejelekannya : ethilen oksida bersifat toksis dan mudah meledak.

1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)

Di dalam sterilisai secara mekanik (filtrasi), menggunakan suatu saringan yang


berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan
pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka
panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.

23
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media, dan lain-
lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen
maupun yang a patogen. Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab
penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik,hal ini dapat mengurangi kemungkinan
terjadi infeksi dengan jalan membunuh mikroorganisme pathogen.Cara-cara dalam
sterilisasi dan desinfeksi yaitu pembersihan, pendinginan, dan pemanasan. Macam-
macam cara sterilisasi dengan pemanasan, yaitu Pemanasan dengan nyala api,
Pemanasan dengan udara panas, Pemanasan dengan udara panas, Pemanasan
merendam dengan air mendidih, Pemanasan dengan uap air yang mengalir,
Pemanasan dengan uap air yang di tekan. Untuk cara sterilisasi benda-benda yang
tidak tahan suhu tinggi, dapat dilakukan dengan Pasteurisasi, Tindalisasi,
pengeringan, penyaringan, desinfektan dan fumigasi.

B. Saran
Sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan sempurna maka akan menjamin
keselamatan kerja dan berkurangnya resiko terpapar mikroorganisme.dan dapat juga
dilakukan untuk mencegah ataupun mengendalikan infeksi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Dr.jan Tambayong; Mikrobiologi Keperawatan

Mikrobiologi kedokteran,Bina Rupa Aksara,Jakarta,FKUI 1994

Jaweth, J.Melnick, EA, Adeberg (1986 ),Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, EGC,
Jakarta.

25

Anda mungkin juga menyukai