Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MANAJEMEN PATIENT SAFETY

STERILISASI DAN DESINFEKSI

DOSEN PENGAMPU:
Ns. EGIDIUS UMBU NDETA, S.Kep, M.Kes
Ns. IGNATIUS NANDANG,S.Kep

KELOMPOK 5

CINDI ARISA 201101010


DINA PRIMASARI 201101012
DINDA MAHARANI 201101014
FITRIYANI 201101021
TITAN ANANDA 201101063
TRI WAHYULI 201101065
WENDY QURNIAWAN 201101069

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SINGKAWANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

STERILISASI DAN DESINFEKSI

Singkawang, 6 Oktober 2021

Ns. Ignatius Nandang,S.Kep


KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat
dan karunia-NYA kami dapat menyelesaikan tugas kelompok Manajemen Patient
Safety tentang “Sterilisasi dan Desinfeksi”
Tugas yang berjudul “Sterilisasi dan Desinfeksi” ini kami buat dalam rangka
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bapak Ns. Ignatius Nandang, S.Kep
selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Patien Safety.
Kami menyadari bahwa tugas ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca agar kami dapat memperbaiki tugas ini.
Sekian tugas dari kami, semoga tugas yang kami buat ini dapat bermanfaat
untuk pengetahuan kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang


besaar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat
berkat penemuan beberapa ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk mencegah
ataumengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat menggunakan konsep
sterilataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan
lebihspesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi
Ruang lingkup keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik
pada pasien yang beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi. Pengetahuan
mengenai bagaimana terjadinya infeksi sangat penting dikuasai untuk
membatasi dan mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara
mempelajari ilmu bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi yang
terkandung pada ilmu mikrobiologi.
Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan
mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik
diperlukan pula pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa
dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan.
Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang
besaar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat
berkat penemuan beberapa ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk mencegah
atau mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat menggunakan konsep
steril ataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan
lebih spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi
2. Untuk mengetahui tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi
3. Untuk mengetahui metode Sterilisasi dan Desinfeksi
4. Untuk mengetahui perbedaan antara Sterilisasi dan Desinfeksi
5. Untuk mengetahui contoh Sterilisasi dan Desinfeksi

C. MANFAAT PENULISAN
1. Sebagai pegetahuan mengenai pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi
2. Sebagai pegetahuan mengenai tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi
3. Sebagai pegetahuan mengenai metode Sterilisasi dan Desinfeksi
4. Sebagai pegetahuan mengenai perbedaan antara Sterilisasi dan
Desinfeksi
5. Sebagai pegetahuan mengenai contoh Sterilisasi dan Desinfeksi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP STERILISASI DAN DESINFEKSI


1. Pengertian sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu Tindakan untuk membunuh kuman
pathogen dan apathogen beseta sporanya pada perlatan
Kesehatan dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau
menggunakan bahan kimia. Sterilisasi alat Kesehatan merupakan
hal yang snagat penting untuk mencegah terjadinya infeksi Ketika
peralatan tersebut digunakan.

Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk


mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk
mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan
obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh
miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini
juga penting.

Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik


maupun kimiawi. Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk
membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora
yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara
merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia.

2. Pengertian desinfeksi

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab


penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat
mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh
mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak berbahaya bagi
permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan
antiseptik. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau
menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang
desinfeksi digunakan pada benda mati. Desinfektan dapat pula
digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari
toksisitasnya.

Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan


alat-alat tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak
karena dapat menghambat proses disinfeksi.

Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada


benda mati. Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya
membunuh beberapa kelompok mikroorganisme, disinfektan
"tingkat tinggi" dapat membunuh virus seperti virus influenza dan
herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau
M. tuberculosis.

Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari


tiga desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.
Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari
tiga desinfektan diatas. Tiap desinfektan tersebut memiliki
efektifitas "tingkat menengah" bila permukaan tersebut dibiarkan
basah untuk waktu 10 menit.

B. TUJUAN STERILISASI DAN DESINFEKSI


Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah
a) Mencegah terjadinya infeksi
b) Mencegah kontaminasi mikrooganisme dalam industri
c) Mencegah kontaminasi terhadap bahan-bahan yang dipakai
dalam melakukan pembiakan murni
d) Mencegah terjadinya infeksi silang
e) Menjamin kebersihan alat
f) Menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman
digunakan pasien.

C. METODE STERILISASI DAN DESINFEKSI


1. Metode Sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
a. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)

Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil


(0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan
pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi
bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan
antibiotik.

b. Sterilisasi secara fisik


Dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
 Pemanasan
i. Pemijaran (dengan api langsung)
ii. Panas kering
iii. Uap air panas
iv. Uap air panas bertekanan

 Pasteurisasi
Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada
sterilisasi susu, membunuh kuman: tbc, brucella,
Streptokokus, Staphilokokus, Salmonella, Shigella
dan difteri Suhu 65 C/ 30 menit

 Penyinaran dengan sinar UV


 Sinar ion bersifat hiperaktif

c. Sterilisasi dengan Cara Kimia


 Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi
kimia
i. Rongga (space)
ii. Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
iii. Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
iv. Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
v. Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh
spora kuman biasanya bersifat sangat mudah
menguap
vi. Sebaiknya menyediakan hand lation merawat
tangan setelah berkontak dengan disinfekstan.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan
cara kimia
i. Jenis bahan yang digunakan
ii. Konsentrasi bahan kimia
iii. Sifat Kuman
iv. pH
v. Suhu

 Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi


kimia
i. Alkohol
ii. Halogen (Mengoksidasi protein kuman)
iii. Yodium (Konsentrasi yang tepat tidak
mengganggu kulit)
iv. Klorin (Desinfeksi ruangan, permukaan serta
alat non bedah)
v. Fenol (as. Karbol), mempresipitasikan protein
secara aktif.
vi. Peroksida (H2O2) efektif dan nontoksid
vii. Gas Etilen Oksida (mensterilkan bahan yang
terbuat dari plastik)
2. Metode desinfeksi
a. Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk
mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid
digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi
permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian
alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat
menguap tanpa meninggalkan efek sisa.

b. Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang
populer pada kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam
bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang kuat.
Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat
yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian
diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan
akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen
dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai
masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty.
Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif
seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu
10 20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam.

c. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang
digunakan secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai
antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0.4% larutan pada
detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2%
klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan
antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2%
digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif
terhadap bakteri Gram (+) maupun Gram (-). Efektivitasnya
pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada
hidroksiapatit dan salivary mucus.

d. Senyawa halogen.
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan
melepaskan ion halide. Walaupun murah dan efektif, zat ini
dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan
oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan
Betadine).

e. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan
untuk membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak
dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan
sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri
dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan
laboratorium.

f. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan
banyak digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah
terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai
desinfektan (misalnya Dettol).

D. PERBEDAAN STERILISASI DAN DESINFEKSI


Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,
bahan, media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak
diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen.
Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu
benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun
bentuk spora.
Sedangkan desinfeksi adalah, membunuh mikroorganisme
penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat
mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh
mikroorganisme patogen.
Dari kedua pengertian di atas bisa kita simpulkan, jika sterilisasi
dan desinfeksi memiliki perbedaan yang khas, walaupun tetap memiliki
tujuan yang sama. Namun sterilisasi memiliki guna yang lebih besar,
dan desinfeksi secara khusus membunuh kuman penyebab penyakit.

E. CONTOH STERILISASI DAN DESINFEKSI


Proses Contoh

sterilisasi Sterilisasi secara temperature tinggi


Sterilisasi secara temperature rendah
Sterilisasi lainnya.
Desinfeksi tingkat tinggi Menggunakan cairan kimia
Pasteurisasi
Desinfeksi tingkat rendah / sedang Ethyl / isoprophil alcohol 70 – 90 %
dengan lama paparan kurang lebih 1
menit.
Sodium hypochiorite 5,25 – 6,15 %
(atau sediaan untuk rumahv tangga),
yang diencerkan 1 : 500 (mengandung >
100 ppm klorin)
Fenolik germicidal detergent solution
(sesuai aturan pakai)
Iodofor germicidal detergent solution
(sesuai aturan pakai)
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau
benda dari semua bentuk kehidupan.Desinfeksi adalah membunuh
mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal
ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh
mikroorganisme patogen.
Beberapa tujuan sterilisasi dan desinfeksi yaitu mencegah terjadinya
infeksi, mencegah makanan menjadi rusak, mencegah kontaminasi
mikroorganisme dalam industri, dan mencegah kontaminasi terhadap bahan-
bahan yg dipakai dalam melakukan biakan murni.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik
dan kimiawi. Adapun desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan
seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.

B. SARAN

Sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan sempurna maka akan


menjamin keselamatan kerja dan berkurangnya resiko terpapar
mikroorganisme. Dan dapat juga dilakukan untuk mencegah ataupun
mengendalikan infeksi. Semoga tulisan kami ini dapat dijadikan sebagai salah
satu referensi dalam proses pembelajaran t
DAFTAR PUSTAKA
Jawetz, J. Melnick, EA, Adeberg (1986), Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan,EGC,
Jakarta.
Azis, alimul H.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika
Ester, Monica. 2005. Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta:EG
entang Sterilisasi dan Desinfeksi.

Anda mungkin juga menyukai