PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dokumentasi keperawatan
2. Mengetahui dokumentasi keperawatan pada anak sekolah
3. Mengetahui dokumentasi keperawatan pada kelompok okupasi
4. Mengetahui dokumentasi keperawatan pada kelompok lansia
1.4 Manfaat
Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami serta menerapkan dokumentasi
keperawatan pada kelompok khusus (anak sekolah, okupasi, dan lansia)
1
BAB II
PEMBAHASAN
a. Aspek fisik
b. Aspek sosial
Mengejar tugas – tugas sekolah bermotivasi untuk belajar, namun masih memiliki
kecenderungan untuk kurang hati – hati dan berhati – hati.
c. Aspek kognitif
Anak bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (kerja sama). Anak
termotivasi dan mengerti hal – hal sistematik
2
d. Peran Dan Fungsi Keluarga Bagi Anak Usia Sekolah
Tugas perkembangan dalam anak usia sekolah menurut,Duval dam Miller Carter dan
Mc Goldrik dalam Friedman (1980) :
Kebersihan diri adalah upaya yang di lakukan untuk menjaga tubuh atau badan
agar ada selalu dalam keadaan bersih dan sehat diantaranya : kebersihan gigi dan
mulut serta tangan dan kuku. Yang khas pada kelompok ini adalah anak usia sekolah
mampu merawat diri sendiri, pada usia ini anak mampu melakukan peran aktif dalam
perawatan kesehatan diri mereka sendiri. Remaja dapat diwawancarai tanpa kehadiran
orang tua. Tetapi privasi dan kerahasiaan harus tetap dipertahankan untuk
menumbuhkan rasa percaya remaja.
1. Pengkajian
2. Diagnose keperawatan
3
d) Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan : perasaan negative tentang tubuh
3. Perencanaan
Libatkan anak dan oran tua dalam tujuan, pertimbangan masalah keperawatan
social dan psikologis yang menyertai masalah keperawatan fisik, memperkuat system
pendukung dan melakukan aktivitas untuk meningkatkan kemampuan penyelesaian
masalah, berikan informasi sesuai dengan perkembanangan.
4. Implementasi
5. Evaluasi
4
2. Tujuan Terapi Okupasi
(a) Terapi yang ditujukan untuk melatih kekuatan otot dan syaraf serta fungsi gerak
(b) Terapi yang ditujkan sebagai hiburan/kesenangan agar dapat mengrangi rasa
rendah diri & memupuk semangat kerja
3. Bentuk Kegiatan Aktivitas (Okupasi)
(a) ADL (Activity Day Learning) : terapi yang dilakukan dengan memberikan
ketrampilan hidup lebih mandiri dan trampil. Misalnya saja dengan latihan
menali sepatu, latihan mengancingkan baju, dll
(b) Permainan : terapi yang berbentuk bermain untuk memberikan kesenangan dan
sosialisasi yang baik. Misalnya dengan bermain lempar bola, bermain tebak kata,
dll.
4. Anggota Terapi Okupasi
(a) Perorangan : terapi yang dilakukan secara individual. Hal ini dapat terjadi
karena anak yang masih sulit beradaptasi dengan lingkungannya atau kurang
kooperatif.
(b) Kelompok : terapi yang dilakukan secara bersamaan dengan kegiatan yang
membuat perlu adanya kebersamaan
Menurut Creek (2003) okupasi terapi bergerak pada tiga area, atau yang biasa
disebut dengan occupational performance yaitu, activity of daily living (perawatan
diri), productivity (kerja), dan leisure (pemanfaatan waktu luang).
Bagaimanapun setiap individu yang hidup memerlukan ketiga komponen
tersebut. Individu-individu tersebut perlu melakukan perawatan diri seperti aktivitas
makan, mandi, berpakaian, berhias, dan sebagainya tanpa memerlukan bantuan dari
orang lain. Individu juga perlu bekerja untuk bisa mempertahankan hidup dan
mendapat kepuasan atau makna dalam hidupnya.
Selain itu, penting juga dalam kegiatan refresing, penyaluran hobi, dan
pemanfaatan waktu luang untuk melakukan aktivitas yang bermanfaat disela-
sela kepenatan bekerja. Semua itu terangkum dalam terapi okupasi yang bertujuan
mengembalikan fungsi individu agar menemukan kembali makna atau arti hidup
meski telah mengalami gangguan fisik atau mental.
Lebih lanjut, Jenis terapi okupasi menurut Rogers & Holm (2004) dan Creek
(2003) yaitu:
(1) Aktivitas Sehari-hari
5
Aktivitas sehari-hari atau yang dikenal sebagai Activity of Daily Living adalah
aktivitas yang ditujukan untuk merawat diri yang juga disebut Basic Activities of
Daily Living atau Personal Activities of Daily Living terdiri dari: kebutuhan dasar
fisik (makan, cara makan,kemampuan berpindah, merawat benda pribadi, tidur, buang
air besar, mandi, dan menjaga kebersihan pribadi) dan fungsi kelangsungan hidup
(memasak, berpakaian, berbelanja, dan menjaga lingkungan hidup seseorang agar
tetap sehat).
(2) Pekerjaan
Kerja adalah kegiatan produktif, baik dibayar atau tidak dibayar. Pekerjaan di mana
seseorang menghabiskan sebagian besar waktunya biasanya menjadi bagian penting
dari identitas pribadi dan peran sosial, memberinya posisinya dalam masyarakat, dan
rasa nilai sendiri sebagai anggotayang ikut berperan.
Pekerjaan yang berbeda diberi nilai-nilai sosial yang berbeda padamasyarakat.
Termasuk aktivitas yang diperlukan untuk dilibatkan pada
pekerjaan yangmenguntungkan/ menghasilkan atau aktivitas sukarela seperti minat
pekerjaan, mencari pekerjaan dan kemahiran, tampilan pekerjaan, persiapan
pengunduran dan penyesuaian,partisipasi sukarela, relawan sukarela.
Pekerjaan secara individu memiliki banyak fungsi yaitu pekerjaan memberikan
orang peran utama dalam masyarakat dan posisi sosial, pekerjaan sebagai sarana dari
mata pencaharian, memberikan struktur untuk pembagian waktu untuk kegiatan lain
yangdapat direncanakan, dapat memberikan rasa tujuan hidup dan nilai hidup, dapat
menjadi bagian penting dari identitas pribadi seseorang dan sumber harga diri, dapat
menjadi forum untuk bertemu orang-orang dan membangun hubungan, dan dapat
menjadi suatu kepentingan dan sumber kepuasan.
(3) Waktu Luang
Aktivitas mengisi waktu luang adalah aktivitas yang dilakukan pada waktu luang
yang bermotivasi dan memberikan kegembiraan, hiburan, serta mengalihkan perhatian
pasien.Aktivitas tidak wajib yang pada hakekatnya kebebasan beraktivitas. Adapun
jenis-jenis aktivitas waktu luang seperti menjelajah waktu luang (mengidentifikasi
minat, keterampilan, kesempatan,dan aktivitas waktu luang yang sesuai) dan
partisipasi waktu luang (merencanakan dan berpatisipasi dalam aktivitas waktu luang
yang sesuai, mengatur keseimbangan waktu luang dengan kegiatan yang lainnya, dan
memperoleh, memakai, dan mengatur peralatan dan barang yang sesuai).
6
Hal-hal yang perlu didokumentasikan dalam proses keperawatan okupasi adalah :
a. Pengkajian
Hal – hal yang perlu dikaji pada kelompok okupasi yang selanjutnya akan dicatat
sebagai dokumentasi keperawatan dalam kelompok okupasi tersebut adalah :
- Kaji riwayat kesehatan klien
- Pemeriksaan fisik
- Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendukung
- Kaji kemampuan untuk mengetahui masalah yang dihadapi
b. Diagnosa keperawatan
Masalah yang sering ditemukan antara lain keadaan fisik yang menurun, menarik
diri, gangguan aktivitas
c. Rencana tindakan
Pertahankan tingkat fungsional klien untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
Tingkatkan keseimbangan antara istirahat dan aktivitas. Bantu klien waspada
dalam melakukan kegiatan sehari-hari, gunakan petunjuk dan penguatan postif
kepada klien, pertahankan keadaan fisik yang seimbang, pertahankan hubungan
sosial klien dengan baik.
d. Evaluasi
Klien mempertahankan kemampuannya melakukan aktivitas sehari-sehari, klien
menunjukkan perawatan diri yang baik.
7
d. mencari upaya semaksimal mungkin ,agar para lansia yang menderita suatu
penyakit / gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa
perlu suatu pertolongan ( memelihara kemandirian secara maksimal )
a.Dimasyarakat
Di masyarakat perawat usia lanjut dapat bertugas di Puskesmas atau di panti. Tugas
perawat di puskesmas guna kepentingan para lanjut usia tergantung dimana perawat
tersebut menjalankan tugasnya.Seperti diketahui tugas pokok Puskesmas diantaranya
adalah:
•Klinik rawat jalan
• Perawatan di rumah (=home nursing)
1. Penyakit pada usia lanjut biasanya bersifat multi matologi, yang menyerang berbagi
organ dan sistem,yang biasanya berlangsung secara kronis.
2. Pada usia lanjut sudah terjadi pula berbagai penurunan fungsi dan antomil tubuh
akibat proses menua.
3. Penyakit pada usia lanjut biasanya sudah disertai dengan kecacatan dan disabilitas.
8
4. Penyakit pada usia lanjut selalu mengandung aspek bio-psiko-sosial.
Asuhan keperawatan dasar yang diberikan, disesuaikan pada kelompok lanjut
usia,apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain:
1. Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukunga
tentanng personal hygiene: kebersihan gigi dan mulut atau pembersihan gigi palsu:
kebersihan diri termasuk kepala, rambut, badan, kuku, mata serta telinga: kebersihan
lingkungan seperti tempat tidur dan ruangan : makanan yang sesuai, misalnya porsi
kecil bergizi, bervariai dan mudah dicerna, dan kesegaran jasmani.
2. Untuk lanjut usia yang mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal yang
perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif pada
dasarnya sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh anggota
keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar tidak terjadi
dekubitus (lecet).
Fokus Keperawatan Lanjut Usia
Keperawatan lanjut usia berfokus pada :
1.Peningkatan kesehatan (helth promotion)
2.Pencegahan penyakit (preventif)
3.Mengoptimalkan fungsi mental
4. Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.
Dokumentasi populasi Lansia
A.PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
9
Beberapa Aspek yang perlu dikaji dalam dokumentasi keperawatan populasi Lansia:
1.Identitas Lansia
2. Riwayat Kesehatan Lansia,
3. Status kesehatan fisik dan perubahan yg Terjadi.
4. Kemungkinan Penyakit kronis yang ada
5. kebiasaan penggunaan obat
6. Aktifitas kehidupan lansia sehari-hari
7. Status kesehatan mental Lansia
8. Dukungan keluarga dan support sistem Struktur & Fungsi Keluarga
9. Status Gizi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon individu, keluarga, dan
masyarakat tentang masalah kesehatan, sebagai dasar intervensi keperawatan untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat.
Contoh Diagnosa keperawatan pada Lansia:
10
C. INTERVENSI
Intervensi :
a. kaji aktivitas sehari-hari
b. ajarkan latihan untuk kaki setiap jam / ROM
c. ajarkan duduk kurang lebih 3-5 menit sebelum berdiri dan berjalan
d. peningkatan frekwensi dan jarak aktivitas secara bertahap
3. Resti infeksi b/d nutrisi, imunitas tubuh
11
Tujuan :
– tidak terjadi infeksi
– temperatur tubuh normal ( 36- 37 C)
– tidak terdapat kemerahan , iritasi disekitar luka
– lekosit normal ( 4500 – 10.00)
Intervensi:
a. ajarkan untuk meminimalkan kontak dengan patogen
b. jelaskan perlunya untuk mempertahankan hygiene ( misalkan : mandi setiap hari,
perawatan mulut, kaki dan perineal)
c. kaji mulut dan kerongkongan dengan adanya tanda-tanda infeksi
d. anjurkan minum 200 cc/hari
e. upaya perbaikan gizi, diet dengan cukup kalori dan protein
f. pemberian vitamin dan mineral yang cukup
4. kerusakan mobilitas fisik b/d nyeri dan kerusakan muskulus skeletal
Tujuan :
klien akan menjaga pergerakan dalam sepuluh langkah dengan menginakan walker
dan akan berpartisipasi dalam meninglatkan program sehari-hari.
Intervensi :
a. konsul dengan fisioterapi untuk program memperkuat otot-otot nya, perkembangan
daya tahan tubuh ( kekuatan ) dengan dengan cara mengunakan tangga percobaan dan
latihan teratur
b. mengulangi latihan terapifisik
c. memberikan umpan balik yang positif untuk pembuatan ulang
d. ajarkan untuk membuat batasan –batasan tangga yang rendah selama memperkuat
parbaikan
5. Kurang perawatan diri mandi , berpakain dan pada eksteremitas bawah b/d nyeri
dan perpanjangan ketidak bergerakan
Tujuan :
Kilen dapat mandi , berpakaian dan membersihkan ekstremitas bagian bawah dengan
bantuan alat
Intervensi :
12
a. bantu klien dalam menempatkan klien jangka waktu pendek dengan tujuan realistis,
konsulkan dengan bantuan terapi untuk pemakain alat khusus
b. anjurkan klien untuk mrngunakan alat bantu
c. menyediakan antuan dan mengajarkan keperluan-keperluan perawatan diri
d. beri umpan balik yang positif untik mengulanginya
D. IMPLEMENTASI
Implementasi yang dimaksud pengelolaan dan terwujutan dari rencana keperawatan
meliputi tindakan keperawatan yang direncanakan oleh perawat, dokter dan ketentuan
rumah sakit.
E. EVALUASI
Evalusi merupakan tahap akhir dari suatu proses perawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan
yang telah di tetapkan dan lakukan dengan cara melibatkan pasien dan sesama tenaga
kesehatan
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Potter (2005) mendefenisikan dokumentasi sebagai segala sesuatu yang tercetak atau
tertulis yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang
berwenang.
Pada kelompok ini anak usia sekolah mampu merawat diri sendiri, pada usia ini anak
mampu melakukan peran aktif dalam perawatan kesehatan diri mereka sendiri. Remaja
dapat diwawancarai tanpa kehadiran orang tua. Tetapi privasi dan kerahasiaan harus tetap
dipertahankan untuk menumbuhkan rasa percaya remaja.
Dokumentasi pada okupasi terapi (upaya penyembuhan melalui kesibukan atau
pekerjaan tertentu). Dokumentasi ini merupakan bagian dari rehabilitasi medis.
Dokumentasi perawatan lansia yang disebut juga perawatan gerontik merupakan
dokumentasi kelompok khusus dalam proses keperawatan yang ditulis berdasarkan
kondisi pasien yang sudah lanjut usia biasanya pada usia 60 tahun ke atas yang
mengalami proses penuaan dan permasalahan yang membutuhkan perawatan.
3.2 Saran
Semoga para pembaca dapat menerapkan ilmu tentang dokumentasi keperawatan
dalam kelompok khusus ini dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
14
Daftar Pustaka
https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/modul-3-dokumen-keperawatan-kb-3
http://documentslide.com/documents/terapi-okupasi-56a1b08ae3b3f.html
15