Anda di halaman 1dari 13

ukuran!

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SISTEM SARAF PADA MANUSIA

Thursday, September 10, 2020 Add Comment

KONTEN PROMOSIMgid

Perut gemuk anda akan menjadi rata dalam seminggu. Coba ini!

Weight Loss

Uang selalu datang melimpah, jika benda ini ada dirumah!

Money Amulet

Cara aman untuk memperbesar payudara Anda dengan 2 ukuran!

Bustel

SISTEM SARAF

(Untuk Memenuhi Tugas Makalah Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia)

KATA PENGANTAR

Asslamu’alaikum Wr. Wb.


Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan nikmat iman dan
nikmat islam kepada kita, tak lupa shalawat beserta salam kami limpah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.

Pada kesempatan ini saya selaku penulis mencoba untuk membuat makalah tentang. “Sistem saraf ”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “anatomi dan fisiologi tubuh
manusia”.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pembaca. Apabila dalam makalah ini terdapat
banyak kekurangan, kami mohon maaf. Dan saya sangat menantikan saran dan kritik pembaca yang
sifatnya membangun. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, 15 febuari 2020

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................... 2

1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian sistem saraf............................................................................................... 3

2.2 Penyusun sel saraf....................................................................................................... 4

2.3 Fungsi sistem saraf...................................................................................................... 7

2.4 Pengelompokan sistem saraf....................................................................................... 7

2.5 Mekanisme penghantar implus.................................................................................. 13

2.6 Kelainan yang disebabkan oleh gangguan sistem saraf........................................... 15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 17

3.2 Saran............................................................................................................................. 18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling
berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol
interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur
kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin
komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang
harmonis. Dalam sistem inilah berasal sagala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan
gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu
rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian
dan tingkah laku individu.

Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat
menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas
adalah kemampuan menanggapi rangsangan.

Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu. Agar
organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik, diperlukan adanya koordinasi (pengaturan). Pada
manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh sistem saraf, sistem indra, dan sistem
hormon. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang sistem saraf.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf ?

2. Apa saja penyusun sistem saraf ?

3. Apa saja fungsi sistem saraf ?

4. Apa saja penggolongan sistem saraf ?

5. Bagaimana mekanisme penghantar impuls ?

6. Apa saja kelainan pada sistem saraf ?


1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian sistem saraf.

2. Untuk mengetahui penyusun sistem saraf.

3. Untuk mengetahui fungsi sistem saraf.

4. Untuk mengetahui penggolongan sistem saraf.

5. Untuk mengetahui mekanisme penghantar implus.

6. Untuk mengetahui kelainan pada sistem saraf.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Saraf

Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke
susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit
terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf ialah sel saraf atau neuron. Sistem saraf sangat berperan dalam
iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup bisa menyesuaikan diri dan menanggapi
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas yaitu kemampuan menanggapi
rangsangan.

Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya bervariasi.Sistem ini terdiri dari sistem
saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan
sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf memiliki tiga
fungsi utama, yakni menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus; memproses informasi
yang diterima; serta memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan.[1]

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_saraf

Gambar: 2.1. sistem saraf manusia

2.2 Penyusun Sel Saraf

Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit struktural dan
fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon rangsangan yang cukup kuat.
Neuron tidak bisa mengalami pembelahan sehingga tidak dapat diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu
membentuk jaringan untuk mengantarkan suatu impuls (rangsangan).[2]

sumber: www.sistemsyarafpadamanusia.com

Gambar: sistem saraf manusia

1. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari
badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima
rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan
sitoplasma.

3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron).

4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit), berfungsi
untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah
akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.

5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi untuk
melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen
disebut nodus ranvier.

6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson) dan
membantu regenerasi neurit (akson).

7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier
tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat
sampai pada tujuan.

BACA JUGA:
MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN (Kedudukan Psikologi Pendidikan dalam Proses Pendidikan)

MAKALAH EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN ISLAM

8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung dendrit di sel
saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat kantong
yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter.
Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls
saraf pada sinapsis. [3]

Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:

Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsang yang datang kepada
tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan
sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.

2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa impuls saraf dari pusat
saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek
dan akson yang panjang.

3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak dan sumsum tulang
belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau meneruskan impuls
(rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.[4]

2.3 Fungsi Sistem Saraf

Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu sebagai berikut.

A. Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh.

B. Bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatis atau merasakan dan
memikirkannya.

C. Menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan.

D. Mengekspresikan emosi.

E. Mengirimkan pesan untuk bagiab sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar endokrin dan organ lain.

F. Mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau menghadapi bahaya


dan mengingatkan aktivitas yang menyenangkan.[5]
2.4 Penggolongan System Saraf

Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan juga sistem saraf tepi (sering
disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf pusat meliputi bagian otak dan juga bagian sumsum
tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi meliputi bagian atas sistem saraf somatik dan juga bagian
sistem saraf otonom.[6]

Sistem saraf sendiri memiliki tiga fungsi yang dianggap paling utama, yakni meliputi menerima semua
informasi yang ada di sekitarnya dalam bentuk suatu rangsangan atau pun stimulus, kemudian
digunakan untuk memproses semua informasi yang diterima, serta digunakan untuk memberikan suatu
tanggapan atau pun respon terhadap semua rangsangan yang diberikan.

1. System saraf pusat

Sistem saraf pusat mempunyai fungsi utama dalam memegang semua kendali dan juga pengaturan
terhadap keseluruhan kerja dari bagian jaringan saraf sampai ke bagian sel saraf. Sistem saraf pusat
meliputi bagian atas otak besar, bagian otak kecil, bagian sumsum lanjutan, dan juga bagian sumsum
tulang belakang. [7]

a. Otak besar (cerebrum)

Otak besar mempunyai bentuk lunak, kenyal, terdapat banyak lipatan, dan juga lebih berminyak. Bagian
ini di kelilingi oleh suatu cairan yang bernama cairan serebrospinal yang mempunyai fungsi dalam
membantu memberi makanan kepada otak dan juga memberikan perlindungan terhadap otak dari
dampak yang terjadi saat ada guncangan. Di bagian dalam otak besar ditemukan banyak pembuluh
darah yang mempunyai fungsi dalam membantu menyuplai oksigen ke bagian otak besar.

Otak besar terbagi menjadi empat bagian, yaitu:

1) bagian depan: pusat gerakan otot

2) bagian tengah: pusat perkembangan ingatan dan

kecerdasan

3) bagian samping: pusat pendengaran

4) bagian belakang: pusat penglihatan

b. Otak kecil (cerebelum)

Otak Kecil bisa ditemukan pada bagian belakang kepala dan juga dekat dengan leher. Fungsi utama dari
otak kecil ialah digunakan sebagai pusat terjadinya suatu koordinasi terhadap gerakan otot yang
biasanya terjadi secara sadar, berpengaruh pada keseimbangan, dan juga posisi tubuh.

Apabila terjadi suatu rangsangan yang ternyata membahayakan, maka gerakan yang bersifat sadar dan
normal tidak akan mungkin bisa dilakukan. Bagian otak kecil merupakan suatu tempat yang menjadi
pusat dari keseimbangan. Jika ditemukan terjadi suatu kerusakan pada bagian otak kecil, maka hal yang
akan terjadi ialah semua gerakan otot yang sedang berlangsung tidak bisa dikoordinasikan dengan baik.

c. Sumsum lanjutan

Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan merupakan perpanjangan
dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya berisi neuron sehingga berwarna kelabu. Sedangkan,
bagian luarnya berwarna putih karena berisi neurit dan dendrit. Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai
pengatur pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat pencernaan.

Selain itu, bagian sumsum lanjutan mempunyai peran khusus dalam mengantarkan semua impuls yang
datang kemudian dibawa menuju bagian otak. Sumsum lanjutan pun sangat berpengaruh terhadap
gerak refleks fisiologi, meliputi tekanan darah, jantung, respirasi, volume, sekresi kelenjar pencernaan
dan juga pencernaan.

d. Sumsum tulang belakang (Medulla Spinalis)

Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) merupakan perpanjangan dari sistem saraf pusat. Seperti
halnya dengan sistem saraf pusat yang dilindungi oleh tengkorak kepala yang keras, sumsum tulang
belakang juga dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang memanjang dari
pangkal leher, hingga ke selangkangan. Bila sumsum tulang belakang ini mengalami cidera ditempat
tertentu, maka akan mempengaruhi sistem saraf disekitarnya, bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan
di area bagian bawah tubuh, seperti anggota gerak bawah (kaki).

Sumsum tulang belakang adalah kumpulan saraf berbentuk silinder yang dimulai dari otak bagian bawah
kemudian memanjang menyusuri kanal tulang belakang. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi
beberapa segmen, masing-masing segmen memiliki sepasang akar saraf di kanan dan kiri. Akar saraf
depan (ventral) atau saraf eferen bertindak sebagai motorik, sedangkan akar saraf belakang (dorsal)
atau saraf aferen bertindak sebagai sensorik. Secara anatomis, sumsum tulang belakang merupakan
kumpulan sistem saraf yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang atau
biasa disebut medulla spinalis ini, merupakan kumpulan sistem saraf dari dan ke otak. Secara rinci, ruas-
ruas tulang belakang yang melindungi sumsum tulang belakang ini adalah sebagai berikut:

1. Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan membentuk daerah tengkuk.

2. Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan membentuk bagian
belakang torax atau dada.
3. Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk daerah lumbal
atau pinggang.

4. Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk os sakrum
(tulang kelangkang).

5. Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan membentuk tulang koksigeus
(tulang tungging)

2. System saraf tepi

saraf otak dan saraf sumsum tulang belakang. Saraf otak adalah saraf yang keluar dari otak menuju alat-
alat indra, misalnya mata, telinga, hidung, atau menuju otot-otot dan kelenjar tertentu. Saraf otak
terdiri atas 12 pasang. Saraf sumsum tulang belakang adalah saraf yang keluar dari sumsum tulang
belakang menuju alat-alat gerak tubuh, seperti lengan dan kaki, serta otot tubuh lain seperti otot dada
dan leher. Saraf ini terdiri atas 31 pasang.

Selain kedua saraf tersebut, pada sistem saraf tepi juga terdapat saraf tak sadar (saraf otonom) yang
berfungsi mengatur kegitan organ tubuh yang bekerja diluar kesadaran. Saraf otonom terdiri atas sistem
saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Sistem kerja keduanya saling berlawanan.

1) Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika Anda makan, menulis,
berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf ini mene-ruskan impuls dari reseptor ke
sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh.
Sistem saraf sadar terdiri atas 12 pasang saraf kranial, yang keluar dari otak dan 31 pasang saraf spinal
yang keluar dari sumsum tulang belakang 31 pasang saraf spinal terlihat pada Gambar 8.8. Saraf-saraf
spinal tersebut terdiri atas gabungan saraf sensorik dan motorik.

Dua belas pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut.

a) Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakansaraf sensori.

b) Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf tersebut merupakan saraf
motorik.

c) Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut merupakan saraf
gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih memahami tentang jenis-jenis saraf kranial.

2) Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)


Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah kehendak saraf pusat.
Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung, perubahan pupil mata, gerak alat pencernaan,
pengeluaran keringat, dan lain-lain. Kerja saraf otonom ternyata sedikit banyak dipengaruhi oleh
hipotalamus di otak. Coba Anda ingat kembali fungsi hipotalamus yang sudah dijelaskan di depan.
Apabila hipotalamus dirangsang, maka akan berpengaruh terhadap gerak otonom seperti contoh yang
telah diambil, antara lain mempercepat denyut jantung, melebarkan pupil mata, dan menghambat kerja
saluran pencernaan. Sistem saraf otonom ini dibedakan menjadi dua, yaitu :

a) Saraf Simpatik

Saraf ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini terutama untuk memacu kerja organ
tubuh, walaupun ada beberapa yang malah menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain
mempercepat detak jantung, memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang
menghambat, antara lain memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat ereksi, dan menghambat
kontraksi kantung seni.

b) Sistem Saraf Parasimpatik

Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf simpatik. Saraf
parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat detak jantung, memperkecil pupil mata,
memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat pencernaan, merangsang ereksi, dan mepercepat
kontraksi kantung seni. Karena cara kerja kedua saraf itu berlawanan, makamengakibatkan keadaan
yang normal.

2.5 Mekanisme Penghantar Implus

Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf dan sinapsis. Berikut ini
akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.

a. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf

Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson)
dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada
waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian
dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya
pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan
sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1
sampai dengan 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung
myelin. Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls,
karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi
kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.[8]

Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang
dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan
sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada
periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.

b. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis

Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap
terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis
terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis.
Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari
sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron,
maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan
melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat
menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-
macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf
simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati
celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan
asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah
melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh
membran post-sinapsis.[9]

2.7 Kelainan yang disebabkan oleh Gangguan Sistem Saraf

Gangguan pada sistem saraf akan berakibat pada pola gerak maupun memori seseorang. Gangguan
tersebut dapat diakibatkan oleh ketuaan, bakteri, virus atau kerusakan akibat kecelakaan. Tiga contoh
penyakit akibat gangguan sistem saraf adalah:

a) Alzheimer

Alzheimer merupakan penyakit akibat gangguan fungsi otak yang ditandai oleh kehilangan memori,
pengenalan kepribadian, dan kekuatan mental. Alzheimer disebabkan oleh artrofi korteks serebral.
Artrofi tersebut diduga disebabkan oleh slow viruses, sejenis virus yang memerlukan waktu lama untuk
merusak. Infeksinya terjadi waktu muda, dan akibatnya baru muncul setelah lanjut usia.

b) Amnesia

Amnesia merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita kehilangan memori diikuti
ketidakmampuan membentuk suatu memori baru. Penyebabnya bervariasi dimulai dari kerusakan otak
karena kecelakaan, stroke, ensefalitis, defisiensi vitamin B12, kanker otak atau suplai darah yang kurang
ke daerah memori, sampai pada alasan psikologikal.
c) Ataksia

Ataksia merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh gangguan koordinasi gerak otot seperti
gerakan tubuh yang tidak teratur dan tidak akurat. Penyebabnya adalah setiap kejadian yang
mengganggu pusat pengontrol gerak di otak atau jalur saraf yang menuju otak. Ataksia yang bersifat
permanen dapat disebabkan oleh kerusakan otak, korda spinalis atau saraf spinalis. [10]

d) Tumor sistem saraf pusat

Faktor yang dianggap menyebabkan hal tersebut, diantaranya faktor genetik, radiasi, supresi imun
bahkan faktor kimia dan virus. Letak tumor SSP juga berhubungan dengan umut penderita, pada orang
dewasa sebagian besar neoplasma (80-85%) timbul di dalam hemisfer serebrum diatas tentorium dan
sebesar 70 % pada anak timbul di fossa posterior. [11]

Anda mungkin juga menyukai