Anda di halaman 1dari 15

KARYA TULIS ILMIAH

PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

KELOMPOK 5

DISUSUN OLEH :

1. SYEIKHU ALFA RIDHO (31)


2. DYAH CATUR PITALOKA(11)
3. SELFIYAH ANDRIANI (29)
4. WAHYU ANDRIANI (38)
5. SARAH ZALENA (25)
6. RAMIATHUS SYOFI’AH HOSNAINI (08)
7. ROHMAH CANDRA NIRMALA (34)

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES MALANG

JL. BESAR IJEN NO.77 C MALANG, Kode Pos:65112

JAWA TIMUR

2020

1
Kata Pengantar

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberkati kami sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin
mengucapkan terimakasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya
tulis ini.

Pada kesempatan ini, tak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada :

1. IbuErlina Suci Astuti , selaku dosen pembimbing yang telah memberikan masukan
dan bimbingan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
2. Teman-teman kelas 1C Sarjana Terapan Keperawatan yang telah mendukung
terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan menuju
kesempurnaan karya tulis ini. Akhir kata penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................2

BAB I..........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.......................................................................................................................4

A. Latar Belakang.................................................................................................................4

B. Tujuan Penelitian..............................................................................................................4

C. Manfaat Penelitian............................................................................................................4

BAB II.........................................................................................................................................5

TEORI.........................................................................................................................................5

A. Definisi.............................................................................................................................5

B. Tujuan...............................................................................................................................6

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi...................................................................................6

BAB III........................................................................................................................................9

HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................................9

A. Hasil..................................................................................................................................9

B. Pembahasan....................................................................................................................11

BAB IV......................................................................................................................................14

PENUTUP.................................................................................................................................14

A. Kesimpulan.....................................................................................................................14

B. Saran...............................................................................................................................14

LAMPIRAN..............................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan nutrisi adalah zat zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungandengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuhmanusia untuk
menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnyadan menggunakan
bahan-bahan tersebut untuk aktifitas penting dalam tubuh sertamengeluarkan sisanya.
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentangmakanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain
yang terkandung, aksi, reaksi, dankeseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit (Tarwoto danWartonah, 2006). Tubuh memerlukan makanan untuk
mempertahankankelangsungan fungsinya. Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang
kehidupanmanusia, namun jumlah nutrisi yang diperlukan tiap orang berbeda sesuai
dengankarakteristik, seperti jenis kelamin, usia, aktivitas, dan lain-lain.

B. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian darinutrisi.
2. Untuk mengetahui apa saja tujuan penting dari pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi
tubuhseorangremaja.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses
pemenuhannutrisipadaremaja.

C. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperoleh berbagai informasi
mengenai Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi. Selanjutnya, penulisan laporan hasil
penelitian ini akan bermanfaat sebagai referensi bacaan untuk para pembaca yang
ingin menambah wawasan tentang pemenuhan kebutuhannutrisi pada tubuh.

4
BAB II

TEORI

A. Definisi

B. Tujuan
.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan nutrisi remaja

a. Faktor Keturunan (Genetik)


Faktor keturunan juga berperan dalam mempengaruhi nutrisi remaja. remaja yang
mempunyai orang tua gemuk, maka kemungkinan remaja tersebut juga bisa mengalami
kegemukan (obesitas). Ataupun sebaliknya, bila orang tua kurus, maka remaja tersebut juga
mengalami hal sama. Faktor genetik adalah merupakan model dasar pencairan hasil akhir
proses tumbuh kembang anak. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi
dengan lingkunagn secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Genetik memainkan peranan penting dalam status
gizi dari segi psikologi dan kadar metabolik badan. Setiap orang mempunyai pola makanan
tersendiri disebabkan cara hidup dan faktor lingkungan tersendiri. Faktor genetik tidak
menunjukkan perubahan status gizi yang drastik

b. Faktor Gaya Hidup (Life Style)

Banyaknya tayangan media massa tentang berbagai makana cepat saji, dapat memicu
remaja untuk mengikuti gaya hidup tersebut. Yang saat ini lagi trend adalah fast food. Padahal
dinegara maju, fast food sudah mulai ditinggalkan dan beralih kedalam (back to nature).
Akibat konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya obesitas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kegiatan dan latihan fisik yang teratur
meningkatkan massa otot dan mengurangkan massa lemak tubuh. Kekurangan latihan fisik
menyebabkan kurangnya massa otot dan meningkatnya seperti menonton tv. Bagi orang obes,
kegiatan fisik meningkatkan pengeluaran tenaga lebih dari food intake, dan mengakibatkan
penurunan berat badan yang jelas. konklusinya, aktivitas fisik adalah cara efektif untuk
mengurangkan simpanan lemak

c. Faktor Lingkungan

5
Pengaruh lingkungan tak salah pentingnya terhadap perilaku remaja. kebiasaan ikut-
ikutan dengan teman sekelompoknya atau teman sebayanya merupakan salah satu masalah
yang dapat terjadi pada remaja. Bila biasanya remaja buruk seperti minum-minuman
beralkohol, merokok, begadang tiap malam sangatlah mempengaruhi keadaan gizi remaja
tersebut, kebiasan minum-minuman alkohol dapat menimbulkan ganguan pada hati, kebiasaan
merokok dapat menimbulkan ISPA kronis bukan TB paru atau pun kanker paru, kebiasaan
begadang tiap malam dapat menyakibatkan daya tahan tubuh menjadi menurun sehingga
mudah terkena infeksi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor lingkungan memainkan peranan dalam


peningkatan obesitas di negara perindustrian kerana terdapat banyak makanan yang
mengandungi lemak yang tinggi dan cara hidup moden dan senang. Cara hidup ini
menyebabkan aktivitas fizikal masyarakat menurun.

d. Umur Dan Jenis Kelamin

Umur adalah masa hidup responden dalam tahun dengan pembulatan kebawah atau
umur pada waktu ulang tahun terakhir. Umur mempunyai peran penting pemilihan makanan
pada remaja, sedangkan saat dewasan seseorang mulai mempunyai kontrol terhadap makanan
apa saja yang mereka mau makan. Jenis kalamin menetukan besar kecilnya kebutuhan gizi
bagi seseorang karena pertumbuhan dan perkembangan individu sangat berdeda antara
lakilaki dan perempuan, dalam kelurga biasanya remaja laki-laki mendapat prioritas yang
tinggi dalam distribusi makan dari pada remaja prempuan.

Keadaan gizi remaja prempuan lebih baik dibandingkan lakilaki. Perbedaan prevalensi
antara jenis kelamin belum bisa dijelaskan dengan pasti, apakan faktor genetik atau perbedaan
dalam hal perawatan dalam pemberi asupan makanan dan kebiasaan diet serta kebiasaan
sarapan

e. Pendidikan

Pendidikan orang tua mempengaruhi status gizi remaja. semakin tinggi pendidikan orang tua
cenderung mempunyai remaja dengan status gizi yang baik dalam memperoleh asupan makan,
kebiasaan makan. Tinggkat pendidikan biasanya sejalan dengan pengetahuan, semakin tinggi
pengetahun gizi samakin baik dalam hal pemilihan bahan makanan.

Menunjukan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan remaja dengan status gizi. Juga
menunjukan adanya hubungan antara penegtahuan remaja dengan status gizi. pengetahuan gizi
sebaiknya diberikan sejak dini sehingga dapat meberikan kesan yang mendalam dan dapat
menurunkan remaja dalam memilih makanan yang sehat dalam kehidupan sehari-hari.

f. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangan,
seorang yang gemuk mengunakan lebih banyak energi untuk melakukan suatu pekerjaan dari
pada seorang yang kurus, karena orang yang gemuk membutuhkan usaha yang lebih besar
untuk mengerakan berat badan tambahan dan kebiasan diet. Dalam prinsip gizi seimbang,
aktivitas fisik diperlukan remaja untuk menjaga berat badan yang ideal dan kebugaran tubuh
serta konsep diri.
6
g. Asupan

Asupan makan yang tidak memadai dan penyakit infeksi merupakan penyebab
langsung terjadi masalah gizi kurang .

h. Infeksi

Status gizi didapatkan hasil yang tidak signifikan tidak mempengaruhi status gizi
remaja, dapat menimbulkan remaja kekurangan makan dan akhirnya berat badan menurun dan
akhirnya status gizi menjadi kurang bahkan bisa menjadi buruk. Kemungkinan lain tidak ada
hubungan antara infeksi dengan status gizi, mengkonsumsi makan secara baik.

i. Faktor eksternal

1) Pendapatan.

Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi kelurga,


yang berhubungan tentang status gizi.

2) Pendidikan

Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan


perilaku orang tua atau masyarakat tentang status gizi yang baik.

3) Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang


kehidupan keluarganya, bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhasap
kehidupan keluarga.

4) Budaya

Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan
kebiasaan.

j. Faktor internal ( life style)

1). Usia Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki
orang tua dalam pemberian nutrisi pada anak dan remaja

2). Kondisi fisik Seseorang yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan
yang lanjut usia, semuanya memerlukan pengan khusus karena status kesehatan
mereka yang buruk. Anak dan remaja periode hidup ini kebutuhan zat digunakan untuk
pertubuhan cepat.

3). Infeksi Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan
atau menimbulkan kesulitan manelan dan mencerna makanan.

7
D. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhannya Zat Gizi Usia Remaja
o Penyakit dan kelainan bawaan sejak lahir (genetik).
o Penyalahgunaan obat-obatan, kecenderungan alkohol, dan rokok, hubungan
seksual terlalu dini.
o Konsumsi makanan seperti tablet fe atau makanan mengandung zat besi.
o Ketidak seimbangan antara asupan dan keluaran.
o Kemampuan daya beli keluarga.
o Pengetahuan tentang gizi.
o Anggapan yang salah, kepala keluarga lebih diutamakan dibandingkan anak
dalam pemberian makanan.
o Pekerjaan atau aktivitas fisik
o Lingkungan
o Pengobatan
o Depresi,stress dan kondisi mental

8
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Hasil Penelitian
1. Perilaku remaja putri dalam memenuhi kebutuhan nutrisi

Kesukaan Kesukaan Minum Mengkonsums


makan makan teh/kopi i zat besi
sayur daging setelah
makan
Ya Ya Selalu Teratur
20% 60% 6,7% 53,3%
Tidak Tidak Jarang Jika sakit
80% 40% 73,3% 20%
Tidak Tidak pernah
pernah 26,7%
20%
Berdasarkan dataa tersebut sebagaian besar remaja putri tidak menyukai makan
sayur 80%, suka makan daging 60%, mempunyai kebiasaan minum teh/kopi setelah
makan 73,3% dan minum zat besi ketika sakit saja 20%, bahkan masih terdapat remaja
putri yang tidak pernah minum zat besi sama sekali 26,7%.
Dari data tersebut remaja bisa dikatakan rentang terkena anemia dan kurang energi
kronis dapat mempengaruhi kesehatan remaja putri termasuk kesehatan reproduksinya.
Pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri dapat mengakibatkan panggul sempit
dan risiko untuk melahirkan bayi berat lahir rendah di kemudian hari. Dengan adanya
KIE dan konseling tentang tumbuh kembang remaja dan pemenuhan kebutuhan nutrisi
pada remaja putri, akan meningkatkan pengetahun dan dapat merubah perilaku yang
tepat dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya. Sehingga permasalahan yang dapat
terjadi pada remaja putri, seperti anemia, gagal tumbuh kembang, bahkan penyakit
kronik dapat dihindari.

B. PEMBAHASAN
1. Angka kecukupan Nutrisi

Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkantubuh setiap hari dalam
jumlah tetentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi.Kekurangan atau kelebihan dalam
9
jangka waktu lama alan berakibat burukterhadap kesehatan. Kebutuhan akan enegri dan zat-
zat gizi bergantung pada berbagai faktor, seperti umur, gender, berat badan, iklim dan
aktivitas fisik. Olehkarena itu, perlu disusun angka kecukupan gizi yang dianjurkan yang
sesuai untukrata-rata penduduk yang yang hidup di daerah tertentu. Angka kecukupan
giziyang dianjurkan digunakan sebagai standar guba mencapai status gizi optimal bagi
penduduk.Angka kecukupan gizi yang dianjurkan di Indonesia pertama kaliditetapkan tahun
1968 melalui Widya Karya Pangan dan Gizi yangdiselenggarakan oleh Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI). AKG inikemudian ditinjau diselengarakan kembali pada tahun
1978, dan sejak itu secara berkala tiap lima tahun sekali,

2. Pengertian dan Bahan Penggunaan

Angka Kecukupan Gizi yang dianjukan (AKG) atau Recommended Dietary


Allowances (RDA) adalah taraf komsumsi zat-zat gizi eswnsial, yang berdasarkan
pengetahuan Ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhanhamper semua orang sehat.
Angka Kecukupan Gizi berbeda dengan angkakebutuhan gizi (Dietary requirement). Angka
Kecukupan adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk
memepertahankan status giziadekuat.AKG yang dianjurkan berdasarkan pada patokan berat
badan untukmasing-masing kelompok umur,gender,aktivitas fisik, dan kondisi
fisiologistertentu seperti kehamilan dan menyusui. Dalam penggunaanya, bila kelompok
penduduk yang dihadapi. Mempunyai rata-rata berbeda dengan patokan yangdigunakan, maka
perlu dilakukan penyesuaian. Bila berat badan kelompok penduduk tersebut dinilai terlalu
kurus, AKG dihitung berdassarkan beratidealnya.AKG yang dianjurkan tidak digunakan untuk
perorangan.

3. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (AKG)

AKG adalah jumlah zat-sat giai yang hendaknya dikomsumsi untuk jangka wakru
sebagai bagian dari diet normal rata-rata orang sehat. Karena itu, pernu memperlengkapi
semua faktor yang berhubungan dengan absorpsi zat-zatgizi atau efisien dalam tubuh. Untuk
sebagian zat giti, sebagian dari kebutuhan mungkin dapat dilakukan dengan mengkomsumsi
suatu zat menjadi zat giniesensial. Misalnya. Karotenoid tertentu merupakan prekursor
vitamin A ; karenasebagian atau seluruh kecukupan akan vitamin A dapat dipecahkan oleh
karoten-oid yang perlu diposisikan zat yang di dalam tubuh yang kemudian dapatdiekstrak
oleh vitamin yang berasal dari makanan, yang kemudian digantikan olehvitamin A perlu
ditimbangkan . AKG untuk protein menjadi jumlah kebutuhanyang berbeda akan asam. amino
yang ada dalam pilihan yang berbeda dalam berbagai zat, pencernaan dan atau absorpsinya
tidak komplit, tein makanan. Padakondisi AKG yang mengalami harus memperishungkan
bagian zat gizi yang tidakdiabsorpsi ini. Misalnya absorpsi zat besi hem dan nonhem yang
berbeda, yaituoleh makanan yang perlu diperhitungkan dalam zat AKG. Sampai sejauh mana
AKG seharusnya melebihi yang dibutuhkan faal untuk berbeda antar berbagai zat gizi.

4. Kebutuhan Akan Zat Gizi Pada Usia Remaja

Penentuan kebutuhan akan zat gizi remaja secara umum didasarkan pada Recommended
Daily Allowances RDA). Untuk praktisnya, RDA disusun berdasarkan
perkembangankronologis, bukan kematangan. Karena itu, jika konsumsi remaja kurang dari

10
jumlah yangdianjurkan, tidak berarti kebutuhannya belum tercukupi. Status gizi remaja harus
dinilaisecara perorangan, berdasarkan data yang diperoleh dari pemeriksaan klinis,
biokimiawi,antropometris, diet, serta psikososial.Banyaknya energy yang dibutuhkan remaja
dapat diacu pada table RDA. Secara garis besar,remaja putra memerlukan lebih banyak energy
ketimbang remaja putri. Pada usia 16 tahunremaja putera membutuhkan sekitar 3.470 kkal per
hari, dan menurun menjadi 2.900 padausia 16-19 tahun. Kebutuhan remaja putri memuncak
pada usai 12 tahun (2.550 kkal),kemudian menurun menjadi 2.200 kkal pada usia 18 tahun.
Perhitungan ini didasarkan padastadium perkembangan fisiologis, bukan usia kronologis. Wait
dkk. Menganjurkan penggunaan kkal per cm tinggi badan sebagai penentu kebutuhan akan
energy yang lebih baik. Perkiraan energy untuk remaja putera berusia 11-18 tahun yaitu 13-23
kkal/cm,sementara remaja putri dengan usia yang sama yaitu 10-19 kkal/cm.Perhitungan
besarnya kebutuhan akan protein berkaitan dengan pola tumbuh, bukan usiakronologis. Untuk
remaja putera, kisaran besarnya kebutuhan ini ialah 0.29-0.32 g/cm tinggi badan. Sementara
remaja putri hanya 0.27-0.29 g/cm. Kebutuhan akan semua jenis mineral juga meningkat.
Penigkatan kebutuhan akan besi dan kalsium paling mencolok karena keduamineral ini
merupakan komponen penting pembentuk tulang dan otot. Asupan kalsium yang dianjurkan
sebesar 800 mg (praremaja) sampai 1.200 mg remaja.Peningkatan kebutuhan energy dan zat
gizi sekaligus memerlukan tambahan vitamin di atas kebutuhan semasa bayi dan anak. Asupan
thiamin, riboflavin, dan niacin harus ditambah sejajar dengan pertambahan energi.

Ada beberapa komponen nutrisi yang sangat penting untuk dipenuhi selama masa
pertumbuhan. Selain untuk memberikan energi yang dibutuhkan, nutrisi ini juga dibutuhkan
untuk pembentukan otot, tulang, hingga perkembangan otak agar ia bisa tumbuh maksimal
dari segi fisik maupun kemampuan belajar. Berikut ini beberapa jenis nutrisi yang penting
untuk remaja:

 Protein

Protein adalah nutrisi yang berperan dalam proses pertumbuhan tulang dan otot
hingga maturasi seksual pada remaja. Sehingga, jika kebutuhannya tidak terpenuhi, akan
terjadi gangguan pada kedua proses penting tersebut.Kebutuhan protein untuk anak remaja
bisa berbeda, tergantung dari usia dan jenis kelaminnya. Untuk remaja laki-laki, berikut ini
kebutuhan proteinnya sesuai usia.

Usia 10-12 tahun: 56 gram

Usia 13-15 tahun: 72 gram

Usia 16-18 tahun: 66 gram

Sementara itu untuk remaja perempuan, ini kebutuhkan proteinnya berdasarkan usia.

Usia 10-12 tahun: 60 gram

Usia 13-15 tahun: 69 gram

Usia 16-18 tahun: 59 gram

 Karbohidrat

11
Karbohidrat adalah sumber energi utama untuk tubuh. Energi ini tidak hanya
digunakan untuk melakukan pergerakan fisik, tapi juga berkonsenterasi di sekolah dan
berpikir saat belajar.Remaja dianjurkan untuk mendapatkan 50% atau lebih energinya dari
karbohidrat. Namun, hanya 10-25% nya yang disarankan didapatkan dari karbohidrat
sederhana seperti nasi putih. Sisanya, sebaiknya didapatkan dari karbohidrat kompleks yang
ada pada nasi merah, gandum, ataupun umbi-umbian.

 Lemak

Selama ini, lemak punya reputasi buruk karena dianggap hanya akan membuat
tubuh menjadi gemuk. Padahal dalam jumlah yang cukup, komponen yang satu ini penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan yang normal.Konsumsi lemak dianjurkan tidak
melebihi 30% dari total energi dan tidak lebih dari 10% nya berasal dari lemak jenuh. Lemak
jenuh adalah lemak “jahat” yang dalam jumlah berlebih bisa menyebabkan kegemukan dan
menumpuk serta menyumbat di pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko terjadinya
penyakit jantung.Contoh makanan yang mengandung lemak jenuh antara lain adalah ayam
goreng cepat saji, mentega, daging berlemak, es krim, donat, dan makanan sejenisnya yang
lain.

 Vitamin

Pada remaja, ada beberapa jenis vitamin yang penting untuk dicukupi
kebutuhannya, yaitu:

Vitamin A. Vitamin ini penting untuk penglihatan, pertumbuhan, reproduksi, dan sistem
pertahanan tubuh atau imunitas.

Vitamin C. Penting untuk percepatan pertumbuhan dan perkembangan karena berperan dalam
pembentukan kolagen.

Vitamin E. Sebagai sumber antioksidan yang penting selama masa pertumbuhan.

Folat. Kekurangan folat bisa menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik.

 Mineral

Kebutuhan mineral, terutama kalsium meningkat drastis pada remaja karena pada masa inilah
pertumbuhan tulang terjadi secara pesat. Angka kecukupan kalsium untuk remaja adalah 1.300
mg per hari dan bisa didapatkan dari susu, keju, maupun yogurt. Saat ini juga terdapat banyak
makanan dan minuman yang sudah diperkaya dengan kalsium.Selain kalsium, mineral lain
seperti zat besi dan zinc juga sangat penting selama masa pertumbuhan. Baik remaja laki-laki
maupun perempuan membutuhkan lebih banyak zat besi karena massa otot dan volume darah
yang terus bertambah. Pada remaja laki-laki zat besi yang dibutuhkan adalah 10-12 mg/hari,
sedangkan remaja perempuan memerlukam 15 mg/hari.

 Serat

Serat penting dikonsumsi untuk menjaga fungsi organ pencernaan dan menurunkan risiko
seseorang terkena penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung koroner, dan diabetes
melitus tipe 2.

12
Tips agar remaja bisa memenuhi kebutuhan gizinya, setelah mengetahui jenis nutrisi
yang dibutuhkan, sekarang saatnya Anda mengetahui cara untuk memenuhinya. Berikut ini
tips yang dapat ditiru agar kebutuhan gizi remaja bisa terpenuhi.

 Buat catatan menu dan jenis makanan yang baik untuk anak.

 Buat jadwal makan teratur untuk anak,

 Jadilah contoh dengan dengan juga mengikuti jadwal makan teratur dan mengonsumsi
makanan sehat di depan anak.

 Libatkan anak dalam membuat menu untuk kesehariannya agar ia semakin paham jenis
makanan yang sehat dan yang tidak baik untuk tubuhnya.

 Sebisa mungkin berikan makanan segar yang diolah langsung, bukan makanan siap
saji atau kalengan.

Tekankan pada anak bahwa tujuan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi adalah untuk
kesehatan dan bukan semata-mata hanya untuk mencapai bentuk badan atau fisik ideal

13
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

14
LAMPIRAN

PROSEDUR PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI

15

Anda mungkin juga menyukai