EKONOMI
DOSEN PENGAMPU :
KELOMPOK 8
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Faktor Lingkungan, Sosial, Budaya, dan Ekonomi” sebagai salah satu tugas mata kuliah
Asuhan Kebidanan pada Kehamilan pada semester 2 D3 Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Banjarmasin.
Penyelesaian makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan penulis menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing untuk
menyumbangkan ide dan pikiran mereka dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna di masa yang akan datang
serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada kita semua. Aamiin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Status kesehatan ibu hamil sangat berpengaruh terhadap masa depan kesejahteraan
janin dan merupakan suatu cerminan dari keadaan janin yang aktual. Status kesehatan
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak semua ibu mengetahuinya. Bukan hanya
faktor fisik ibu yang dapat dinilai dengan status kesehatan, melainkan juga sehat dalam
arti ibu tidak merasa terpaksa mempersiapkan segala sesuatu untuk kehamilannya
(faktor sosbud dan ekonomi). Dengan begitu sangat perlu bagi para tenaga kesehatan
untuk memahami seluruh kebutuhan ibu dalam masa antenatal, intranatal dan postnatal
yang akan sangat menunjang proses persalinan nanti.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor apa saja yang memengaruhi masa kehamilan?
2. Seberapa besar pengaruh faktor lingkungan,sosial budaya, ekonomi dalam menjaga
kehamilan?
3. Apa saja yang memengaruhi status kesehatan ibu hamil?
4. Bagaimana faktor lingkungan, sosial budaya, ekonomi memengaruhi kesehatan ibu
hamil?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi kehamilan
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor sosial budaya, ekonomi dalam
menjaga kehamilan
3. Mengetahui apa saja yang memengaruhi status kesehatan ibu hamil
4. Mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kesehatan ibu hamil
4
D. Manfaat Penulisan
Adapun Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Menambah wawasan dan pengetahuan
2. Mengetahui faktor lingkungan, sosial, budaya, ekonomi yang berpengaruh pada
kehamilan
3. Penulisan makalah ini dapat dijadikan sebagai pembelajaran baik untuk individu
maupun kelompok.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Padahal jika dinalar dengan akal sehat, diteliti dari segi medis, maupun dari segi
aqidah, banyak mitos yang tidak berhubungan. Walaupun maksud dari nenek-
nenek moyang semuanya adalah baik tetapi tidak semua dari nasehat atau
pantangan kehamilan yang diberitahukan itu benar secara medis maupun ilmiah.
Kebanyakan hanya berdasarkan mitos atau kepercayan saja daripada
kenyataannya.
Berikut adalah beberapa mitos / adat istiadat Jawa yang berhubungan dengan
kehamilan:
7
biologis, ibu hamil tidak dianjurkan keluar malam terlalu lama, apalagi
larut malam. Kondisi ibu dan janin bisa terancam karena udara malam
kurang bersahabat disebabkan banyak mengendapkan karbon dioksida
(CO2).
d) Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, nanti
anaknya jadi mirip seperti orang yang dibenci tersebut.
Fakta: Jelas ini bertujuan supaya Ibu yang sedang hamil dapat menjaga
batinnya agar tidak membenci seseorang berlebihan.
e) Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi
kembar siam.
Fakta: Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar dempet / kembar siam
tidak dipengaruhi oleh makanan pisang dempet yang dimakan oleh ibu
hamil. Jelas ini hanyalah sebuah mitos.
f) “Amit-amit” adalah ungkapan yang harus diucapkan sebagai "dzikir"-nya
orang hamil ketika melihat peristiwa yang menjijikkan, mengerikan,
mengecewakan dan sebagainya dengan harapan janin terhindar dari
kejadian tersebut.
Fakta: Secara psikologis, perilaku tersebu justru dapat berujung pada
ketakutan yang tidak bermanfaat.
g) Ngidam adalah perilaku khas perempuan hamil yang menginginkan
sesuatu, makanan atau sifat tertentu terutama di awal kehamilannya. Jika
tidak dituruti maka anaknya akan mudah mengeluarkan air liur.
h) Dilarang makan nanas, nanas dipercaya dapat menyebabkan janin dalam
kandungan gugur.
Fakta: Secara medis-biologis, Getah nanas muda mengandung senyawa
yang dapat melunakkan daging. Tetapi buah nanas yang sudah tua atau
disimpan lama akan semakin berkurang kadar getahnya. Demikian juga
nanas olahan. Yang pasti nanas mengandung vitamin C (asam askorbat)
dengan kadar tinggi sehingga baik untuk kesehatan.
i) Jangan makan buah stroberi, karena mengakibatkan bercak-bercak pada
kulit bayi.
Fakta: Tak ada kaitan bercak pada kulit bayi dengan buah stroberi. Yang
perlu diingat, jangan makan stroberi terlalu banyak, karena bisa sakit
8
perut. Mungkin memang bayi mengalami infeksi saat di dalam rahim atau
di jalan lahir, sehingga timbul bercak-bercak pada kulitnya.
j) Jangan makan ikan mentah agar bayinya tak bau amis.
Fakta: Bayi yang baru saja dilahirkan dan belum dibersihkan memang
sedikit berbau amis darah. Tapi ini bukan lantaran ikan yang dikonsumsi
ibu hamil, melainkan karena aroma (bau) cairan ketuban. Yang terbaik,
tentu saja makan ikan matang. Karena kebersihannya jelas terjaga
ketimbang ikan mentah.
k) Jangan minum air es agar bayinya tak besar. Minum es atau minuman
dingin diyakini menyebabkan janin membesar atau membeku sehingga
dikhawatirkan bayi akan sulit keluar.
Fakta: Sebenarnya, yang menyebabkan bayi besar adalah makanan yang
bergizi baik dan faktor keturunan. Minum es tak dilarang, asal tak
berlebihan. Karena jika terlalu banyak, ulu hati akan terasa sesak dan ini
tentu membuat ibu hamil merasa tak nyaman. Lagipula segala sesuatu
yang berlebihan akan selalu berdampak tak baik.
l) Wanita hamil dianjurkan minum minyak kelapa (satu sendok makan per
hari) menjelang kelahiran. Maksudnya agar proses persalinan berjalan
lancar.
Fakta: Ini jelas tidak berkaitan. Semua unsur makanan akan dipecah dalam
usus halus menjadi asam amino, glukosa, asam lemak, dan lain-lain agar
mudah diserap oleh usus.
2) Upacara Adat Masa Kehamilan
a) Upacara Mengandung Empat Bulan
Dulu Masyarakat Jawa Barat apabila seorang perempuan baru
mengandung 2 atau 3 bulan belum disebut hamil, masih disebut
mengidam. Setelah lewat 3 bulan barulah disebut hamil. Upacara
mengandung Tiga Bulan dan Lima Bulan dilakukan sebagai
pemberitahuan kepada tetangga dan kerabat bahwa perempuan itu sudah
betul-betul hamil.
9
SWT. Biasanya pelaksanaan upacara Mengandung empat Bulan ini
mengundang pengajian untuk membacakan do’a selamat, biasanya doa
nurbuat dan doa lainnya agar bayinya mulus, sempurna, sehat, dan
selamat.
10
ibu menjual rujak itu kepada anak-anak dan para tamu yang hadir dalam
upacara itu, dan mereka membelinya dengan menggunakan talawengkar,
yaitu genteng yang sudah dibentuk bundar seperti koin. Sementara si ibu
hamil menjual rujak, suaminya membuang sisa peralatan mandi seperti air
sisa dalam jajambaran, belut, bunga, dsb. Semuanya itu harus dibuang di
jalan simpang empat atau simpang tiga. Setelah rujak kanistren habis
terjual selesailah serangkaian upacara adat tingkeban.
11
asapnya membumbung tinggi. Ini menjadi pertanda bahwa di rumah tersebut ada
sebuah kehidupan baru.
c. Agama lain
Adat atau budaya agama lain hampir sama atau serupa dengan agama islam
tergantung lingkungan agama tersebut misalnya agama selain islam juga
mengadakan syukuran bila kehamilan telah mencapai usia 4 bulan atau 7 bulan.
Hanya saja bila dalam islam acara tasyakuran diisi dengan bacaat do’a-do’a yang
ada dalam al-qur’an, agama lain dibacakan do’a-do’a menurut kepercayaan
mereka.
12
3. Fasilitas Kesehatan
a. Fasilitas kesehatan yang lengkap akan mendukung dalam target penurunan AKI
dan AKB
b. Fasilitas kesehatan di tingkat desa PUSTU, pondok bersalin yang disediakan
untuk bidan PTT
c. Fasilitas kesehatan yang ada di wilayah kelurahan biasanya kurang lengkap
sehingga pada pelaksanaannya apabila ada ibu hamil yang memerlikan tindakan
kegawat daruratan
d. Dirujuk ke rumah sakit yang ada di wilayah kabupaten dimana mempunyai
fasilitas perlengkapan alat yang lebih lengkap, dan tenaga medis, dokter spesialis
lebih banyak
e. Untuk itu sebagai bidan harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang
luas agar dalam memberikan pelayanan pada masyarakat setidaknya bisa
memberikan pertolongan pertama pada tindakan kegawat daruratan
Untuk mencapai suatu kondisi yang sehat diperlukan adanya sarana dan prasarana
(fasilitas kesehatan) yang memadai. Masalah yang timbul karena faktor 3
keterlambatan, yaitu:
a. Keterlambatan dalam pengambilan keputusan dalam mencari pelayanan
kesehatan.
Hal ini dipengaruhi oleh status ekonomi, status pendidikan, status wanita,
karakteristik penyakit. Untuk mengantisipasi keadaan ini kita sebagai bidan harus
menanyakan kepada ibu hamil sejak awal tentang:
1) Ibu akan melahirkan dimana.
2) Ibu ingin ditolong siapa
3) Kalau ada masalah dirujuk kemana
13
4) Kalau berangkat ke fasilitas kesehatan pakai kendaraan apa
5) Sudah menyiapkan biaya atau belum
6) Yang akan mendampingi saat persalinan siapa
7) Kalau memerlukan donor darah siapa yang menjadi pendonornya, pastikan
sekitar HPL orang tersebut tidak pergi keluar kota
8) Alat perlengkapan ibu dan bayi apakah sudah disiapkan
9) Kalau memerlukan penanganan khusus, siapa yang berhak menentukan
keputusan.
Kalau hal ini dilakukan sejak dini, akan mengurangi resiko kejadian yang tidak
diinginkan pada ibu hamil. Seringkali terjadi ibu hamil sudah merasakan sakit-
sakit atau bahkan ada tanda bahaya baru mikir akan dibawa kemana, hal inilah
yang dimaksud dengan keterlambatan dalam pengambilan keputusan dalam
mencari pelayanan kesehatan.
14
sawah.Ketika sampai di rumah sakit, ibu hamil diperiksa, maka dokter
menentukan segra harus di operasi, maka perlu minta persetujuan dari keluarga
untuk menandatangani inform consent (surat persetujuan) sebagai bukti bahwa
keluarga menyetujui tindakan yang akan dilakukan. Ternyata suami tidak berani
tanda tangan karena yang berhak menentukan keputusan adalah bapak dari ibu
hamil tersebut, sehingga sangat berpengaruh pada pelayanan. Maka anda sebagai
seorang bidan harus sejak awal menyiapkan ibu hamil dan keluarganya untuk
bersiap diri sejak awal untuk mengantisipasi hal – hal yang tidak diinginkan.
Pemanfaatan pelayanan antenatal care dan sejumlah ibu hamil di Indonesia belum
sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang di tetapkan. Hal ini cenderung
menyulitkan tenaga kesehatan dalam melekukan pembinaan pemeliharaan kesehatan
ibu hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor
resiko kehamilan yang penting segera di tangani. Fasilitas kesehatan
Kurangnya pemanfaatan antenatal care oleh ibu hamil ini berhubungan dengan
faktor-faktor:
a. Perdarahan
b. Infeksi dan eklamsia
c. Anemia
15
d. Terlalu muda atau tua,sering dan banyak
a. Puskesmas
1) Sasaran prioritas
Sasaran prioritas individu adalah usia lanjut, penderita penyakit menular (a.l
TB, Paru, Kusta, Malaria, Demam Berdarah, Diare, Ispa,/Penumonia),
penderitapenyakit degeneratif. Sasaran prioritas ini kemudian akan dilakukan
tindak lanjut dengan kunjungan rumah untuk mengurangi potensi penyebaran
penyakit, ketidak teraturan minum obat, dan meminimalkan bertambah
buruknya kondisi pasien karena faktor lain di lingkungan tempat tinggal.
16
kemiskinan yang tidak berujung pangkal, yang pada akhirnya berdampak pada
penurunan pendapatan per kapita.
b. Klinik
Perubahan kelas rumah sakit dapat saja terjadi sehubungan dengan turunnya
kinerja rumah sakit yang ditetapkan oleh menteri kesehatan Indonesia, melalui
keputusan Dirjen Pelayanan Medik.
4. Ekonomi
Tingkat social ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik
dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat social ibu hamil yang baik
otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula. Status
gizi pun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas, selain itu ibu
tidak akan terbebani secara psikologis mengenai biaya persalinan dan pemenuhan
kebutuhan sehari-hari setelah bayinya lahir.
17
c. Dalam pengambilan keputusan sering terjadi keterlambatan sehingga berdampak
kefatalan dan kematian
d. Program pemerintah yaitu: adanya ASKES untuk para PNS, JPKM, ASESKIN
e. Diharapkan dapat meringankan beban dari segi pembiayaan masyarakat
Ada pula bila ibu tinggal ditempat yang kumuh, dan rumah kontrakan yang sempit.
Keadaan ini sangat tidak nyaman bagi ibu, dan pada akhirnya akan membuat ibu
stress dan tergaggu psikisnya.
18
Kondisi kesehatan ibu hamil dari ekonomi atas umumnya baik. Ini disebabkan
karena baik dari fasilitas kesehatan yang tersedia atau dana bagi ibu yang
memadai bagi ibu untuk memeriksakan kehamilannya dan karena ibu
berpengetahuan untuk menjaga kesehatannya. Frekuensi ANC bagi ibu hamil
yang berasal dari ekonomi atas ini, rutin setiap trimesternya untuk memeriksakan
kondisi kehamilannya. Ibu akan memeriksakan kondisi kehamilannya ke bidan
atau dokter spesialis kandungan. Asupan nutrisi ibu hamil ini cukup bagi janin
yang ada di kandungan, janin membutuhkan banyak sekali nutrisi. Ibu akan
berusaha untuk bisa memenuhi kebutuhan nutrisi bagi janinnya karena dengan
terpenuhinya nutrisi janin, janin akan berkembang maksimal. Selain asupan
nutrisi, ibu hamil dari ekonomi atas ini juga melakukan senam hamil untuk
menjaga kehamilannya baik dan berharap nantinya saat persalinan akan mudah.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil. Tenaga
kesehatan harus dapat menyikapi hal ini dengan bijaksana jangan sampai menyinggung
“kearifan local” yang sudah berlaku di daerah tersebut. Tenaga kesehatan juga tidak
boleh mengesampingkan adanya kebiasaan yang sebenarnya menguntungkan bagi
kesehatan. Jika kita menemukan adanya adat yang sama sekali tidak berpengaruh buruk
terhadap kesehatan, tidak ada salahnya jika memberikan respon yang positif dalam
rangka menjalin hubungan yang sinergis dengan masyarakat.
Tingkat social ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik
dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat social ibu hamil yang baik
otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula. Status
gizi pun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas, selain itu ibu tidak
akan terbebani secara psikologis mengenai biaya persalinan dan pemenuhan kebutuhan
sehari-hari setelah bayinya lahir.
B. Saran
1. Saran untuk masyarakat
Masyarakat diharapkan dapat memahami betapa pentingnya mengetahui faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin jadi masyarakat harus
dapat berfikir realistis bahwa kebiasaan adat yang kurang baik atau bahkan dapat
merugihkan jangan ditiru.
2. Saran untuk ibu hamil
Ibu hamil diharap dapat memilih yang terbaik bagi kondisi bayi dan janin ibu sendiri
jangan mengikuti adat yang dapat merugihkan bagi si ibu dan bayi kebutuhan gizi
harus simbang agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan juga faktor
lingkungan sangat berperan dalam kondisi ibu dan bayi hindari polo-pola yang
20
buruk dan ekonomi harus diperhatikan agar saat terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan dapat ditangani dengan baik
21
DAFTAR PUSTAKA
Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu
MIMS Bidan.
Kemenkes, Pjj. 2015. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pndidikan Tinggi Kesehatan. Di www.
Slidesshare.net (18 Maret)
22