BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan
ingin diperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha atau tindakan. Dari
segala macam kebutuhan adapun kebutuhan yang paling mendasar yang harus di
penuhi oleh setiap individu, adapun 5 kebutuhan mendasar itu yakni : Kebutuhan
Keamanan (Safety Needs), Kebutuhan Seks (Sex Needs), Kebutuhan Ekonomi
(Economical Needs), Kebutuhan Rohani (Spritual Needs), Kebutuhan Inovasi
(Innovation Needs).
Dari kelima kebutuhan mendasar tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang
lainnya sehingga semua kebutuhan dasar tersebut harus terpenuhi dengan semestinya,
salah satu kebutuhan mendasar yang kita ketahui adalah kebutuhan seksual karena
kebutuhan seksual merupakan yang harus benar-benar terpenuhi dan apabila
kebutuhan seksual ini tidak terpenuhi semestinya maka akan terjadi sesuatu
penyimpangan seksual.
Karena begitu pentingnya sebuah kebutuhan seksual bagi kelangsungan kehidupan
manusia dan banyak masalah yang ditimbulkan serta pertimbangan-pertimbangan yang
sering kita jumpai dalam kehidupan kita maka dari itu kami mengangkat sebuah judul
makalah tentang “Pemenuhan kebutuhan seksual”
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
2. Seksualitas
Pengertian seksualitas tidak bisa begitu saja diwakili oleh sebuah kalimat yang bisa
langsung menjelaskan tentang makna dari seksualitas tersebut. Berikut ini bisa
membantu kita memaknai seksualitas:
a. Salah satu aspek dalam kehidupan manusia sepanjang hidupnya yang
berkaitan dengan alat kelaminnya. Seksualitas dialami dan diungkapkan dalam pikiran,
khayalan, gairah, kepercayaan, sikap, nilai, perilaku, perbuatan, peran dan hubungan.
b. Seksualitas lebih dari sekedar perbuatan seksual atau siapa melakukan
apa dengan siapa.
c. Seksualitas merupakan salah satu bagian dari kehidupan seseorang, bukan
keseluruhannya.
3. Kebutuhan Seksual
Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan
ingin diperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha atau tindakan
(Murray dalam Bherm, 1996)
Kebutuhan Seks (Sex Needs), yaitu kebutuhan pelampiasan dorongan seksual,
bagi mereka yang sudah matang fungsi biologisnya. Kebutuhan akan seks bagi
manusia sudah ada sejak lahir. Seks tergolong dalam kebutuhan primer – yang sama
dengan kebutuhan: makan, minum, mandi, berpakaian, tidur, bangun, bekerja, buang
air besar, atau buang air kecil. Aktiviats-aktivitas rutin ini dilakukan setiap manusia
sepanjang hidup. Orang bisa berpuasa tetapi dalam batas waktu tertentu. Dan itulah
yang disebut dengan kebutuhan seks.
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua
orang individu secara pribadi yang saling menghargai memperhatikan, dan menyayangi
sehingga terjadi hubungan timbal balik antara kedua individu tersebut ( Alimut , 2006)
B. Tinjauan Seksual pada beberapa aspek
a.Aspekbiologis
Aspek ini memandang dari segi biologi seperti pandangan anatomi dan fisiologi dari
sitem reproduksi (seksual), kemampuan organ seks dan adanya hormonal dari sistem
syaraf yang berfungsi atau berhubungan dengan kebutuhan seksual b.AspekPsikologis
Aspek ini merupakan pandangan terhadap identitas jenis kelamin, sebuah perasaan
dari diri sendiri terhadap kesadaran identitasnya, serta memandang gambaran seksual
atau bentuk konsep diri yang lain.
iii.AspekSosialBudaya
Aspek ini merupakan pandangan budaya atau keyakinan yang berlaku di masyarakat
terhadap kebutuhan seksual serta perlakuanya di masyarakat.
1. Pertimbangan Perkembangan
Tubuh, jiwa dan emosi yang sehat merupakan persyaratan utama untuk dapat
mencapai kepuasan seksual
Trauma atau stress dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk melakukan
kegiatan atau fungsi kehidupan sehari-hari yang tentunya juga mempengaruhi
ekspresi seksualitasnya, termasuk penyakit
Kebiasaan tidur, istirahat, gizi yang adekuat dan pandangan hidup yang positif
mengkontribusi pada kehidupan seksual yang membahagiakan
4. Konsep Diri
6. Agama
7. Etik
Seksualitas yang sehat menurut Taylor, Lilis & Le Mone (1997) tergantung pada
terbebasnya individu dari rasa berssalah dan ansietas
Apa yang diyakini salah oleh seseorang, bisa saja wajar bagi orang lain
D. Perkembangan seksualitas
Tahapan perkembangan ini disebut tahapan psikoseksual karena
memperesentasikan suatu kebutuhan(dan pemuasan) seksual yang menonjol pada
stiap tahapan perkembangan. Hambatan yang terjadi pada proses pemenuhan
kebutuhan seksual pada setiap tahapan - disebut fiksasi berpotensi menyebabkan
gangguan perilaku pada waktu dewasa.
Tahapan-tahapan perkembangan psikoseksual:
1) Tahap oral(0-1 tahun)
Kontak pertama yag dilakuka oleh bayi setelah kelahirannya adalah
melalui mulut(oral). Kepuasan seksual(kesenangan) pada saat ini diperoleh melalui
mulut, yakni melalui berbagai aktivitas mulut seperti makan, minum, dan menghisap
atau menggigit. Fiksasi pada tahap ini menyebabkan orang mengembangkan
kepribadian oral, yakni menjadi orang yang tergantung dan lebih senang untuk
bertindak pasif dan menerima bantuan dari orang lain.
Tugas perkembangan utama fase oral adalah memperoleh rasa
percaya, baik kepada diri sendiri, dan orang lain. Cinta adalah perlindungan terbaik
terhadap ketakutan dan ketidakamanan. Anak-anak yang dicintai tidak akan banyak
menemui kesulitan dalam menerima dirinya, sebaliknya anak-anak yang merasa tidak
diinginkan, tidak diterima, dan tidak dicintai cenderung mengalami kesulitan dalam
menerima dirinya sendiri, dan belajar untuk tidak mempercayai orang lain, serta
memandang dunia sebagai tempat yang mengancam. Efek penolakan pada fase oral
akan membentuk anak menjadi pribadi yang penakut, tidak aman, haus akan perhatian,
iri, agresif, benci, dan kesepian.
2) Tahap anal(1-3 tahun)
Interaksi melalui fungsi pembuangan isi perut(anal) dan
memperoleh kesenangan melalui aktivitas-aktivitas pembuangan. Pada fase anal anak
banyak berhadapan dengan tuntutan-tuntutan orangtua, terutama yang berhubungan
dengan toilet training, dimana anak memperoleh pengalaman pertama dalam hal
kedisiplinan. Fiksasi pada tahapan ini menyebabkan anak mengembangkan
kepribadian anal, yakni menjadi orang yang sangat menekankan kepatuhan,
konformitas, keteraturan, menjadi kikir, dan suka melawan atau memberontak. Tugas
perkembangan pada fase ini adalah anak harus belajar mandiri, dan belajar mengakui
dan menangani perasaan-perasaan negatif. Banyak sikap terhadap fungsi tubuh sendiri
yang dipelajari anak dari orangtuanya. Selama fase anal anak akan mengalami
perasaan-perasaan negatif seperti benci, hasrat merusak, marah, dan sebagainya,
namun mereka harus belajar bahwa perasaan-perasaan tersebut bisa diterima. Hal
penting lain yang harus dipelajari anak adalah bahwa mereka memiliki kekuatan,
kemandirian, dan otonomi.
Seks merupakan suatu kebutuhan yang juga menuntut adanya pemenuhan yang
dalam hal penyalurannya manusia mengekspresikan dorongan seksual ke dalam
bentuk perilaku seksual yang sangat bervariasi.
Perilaku seksual menurut Sarwono (2010:174) adalah segala tingkah laku yang
didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-
bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga
tingkah laku berkencan, bercumbu dan senggama. Objek seksualnya bisa berupa orang
lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Nevid, dkk., 1995 (dalam Amalia, 2007:28)
mendefinisikan perilaku seks sebagai semua jenis aktifitas fisik yang menggunakan
tubuh untuk mengekspresikan perasaan erotis atau perasaan afeksi. Sedangkan
perilaku seks pra nikah sendiri adalah aktifitas seksual dengan pasangan sebelum
menikah pada usia remaja (Cavendish, 2009:663) Beberapa tahapan-tahapan dari
perilaku seksual yang biasanya dilakukan, dimana tahapan selanjutnya adalah lebih
berat sifatnya dan semakin mengarah pada perilaku seksual. Tahapan-tahapan
tersebut adalah (London; 1978 dalam Amalia,2007:29):
b.FaktorEksternal
1.Keluarga
Menurut Wahyudi (2000) kurangnya komunikasi secara terbuka antara orang tua
dengan remaja dapat memperkuat munculnya perilaku yang menyimpang
2.Pergaulan
Menurut Hurlock perilaku seksual sangat dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya,
terutama pada masa pubertas/remaja dimana pengaruh teman sebaya lebih besar
dibandingkan orangtuanya atau anggota keluarga lain.
3.Media massa
Keseksualan jantina berbeza melibatkan dua orang daripada jantina yang berbeza.
Orang-orang yang hanya melakukan seks jantina berbeza tidak semestinya akan
mengenal diri sebagai heteroseksual, walaupun (berbeza
Keseksualan sama jantina melibatkan dua orang yang sama jantinanya. Perbuatan
homoseksual boleh dilakukan oleh mereka yang menganggap diri sebagai
heteroseksual, umpamanya pelancapan bersaling dalam konteks yang boleh dianggap
sebagai perkembangan remaja heteroseks "biasa". Orang homoseksual yang berpura-
pura mengamalkan hidup keheteroseksualan sering dirujuk dalam bahasa Inggeris
sebagai mengamalkan hidup "almari" (bahasa Inggeris: closeted ), iaitu mereka
menyembunyikan keseksualan mereka di dalam "almari".
Walaupun terdapat stereotaip dan tanggapan salah yang umum, tidak adanya sebarang
bentuk kegiatan seks tersendiri bagi tingkah laku seks sama jantina yang tidak juga
terdapat dalam tingkah laku seks jantina berbeza, kecuali perbuatan-perbuatan yang
melibatkan penyentuhan kemaluan jantina yang sama (sila lihat tribadisme, dan frot).
Sesetengah keadaan, seperti pemenjaraan atau sekolah jantina tunggal serta
persekitaran pemisahan jantina, sering menyebabkan orang-orang yang biasanya tidak
mencari hubungan jenis dengan pasangan sama jantina, melakukan jenis tingkah laku
seks sama jantina. Ini dikenali sebagai kehomoseksualan situasi.
Dalam kes-kes yang lain, sesetengah orang mungkin menguji kaji atau menyelidik
keseksualan mereka melalui kegiatan seks sama jantina (dan/atau berbeza) sebelum
menentukan identiti jantina mereka. Kempen-kempen dan pegawai-pegawai kesihatan
Amerika Syarikat seringnya menyasarkan orang-orang yang mengenal diri sebagai
"Lelaki yang bersetubuh dengan Lelaki" heteroseksual atau dwiseksual, berbanding
dengan orang-orang yang mengenal diri sebagai lelaki "homoseksual". Lihat juga
Lesbian selepas mendapat ijazah.
Orang-orang yang hanya mengamalkan kegiatan seks sama jantina secara eksklusif
tidak semestinya mengenal diri sebagai "homoseksual" atau "lesbian". Bagaimanapun,
takrif homoseksual tetap membawa pengertian "seorang yang berasa ghairah terhadap
ahli yang sama jantina dengannya". Walaupun demikian, tahap tarikan bergantung
kepada kekerapan, kerelaan, dan/atau minat.
Di kalangan sesetengah sektor orang Amerika-Afrika (digelar "men on the DL" dalam
bahasa Inggeris, dengan "DL" merupakan singkatan untuk "down-low" ), tingkah laku
seks sama jantina kekadang diperlihatkan hanya sebagai suatu keseronokan fizikal.
Mereka itu melakukan hubungan jenis dengan lelaki (seringnya secara terselindung)
semasa meneruskan hubungan cinta dan hubungan jenis dengan kaum wanita. Para
lelaki itu seringnya menjauhi diri daripada gelaran "homoseksual" kerana istilah itu di
kawasan mereka membawa pengertian lelaki ranggi dan kewanita-wanitaan
berketurunan Eropah, sebuah kumpulan yang sesetengah mereka mungkin ingin
menjauhi diri.
Kes-kes yang melibatkan melebihi dua orang pasangan dalam sebuah perkongsian
seks termasuk:
Poliamori yang merupakan hubungan cinta terikat antara lebih daripada satu
pasangan.
Poligami yang agama dan kebudayaan tertentu membenarkan pasangan
berbilang. Terdapat tiga senario yang wujud:
o Poligini yang lelaki mempunyai dua atau lebih orang isteri;
o Poliandri yang perempuan mempunyai dua atau lebih orang suami;
o Poliginandri yang terdiri daripada berbilang pasangan lelaki dan
perempuan dalam sebuah perkahwinan.
Seks kumpulan, pejolian, seks sembarangan dan hubungan bersahaja yang
biasanya tidak bertujuan untuk membentuk ikatan pasangan.
Keseksualan autoerotik
Keseksualan alternatif
Terdapat beberapa bentuk untuk apa yang dipanggil keseksualan alternatif. Ini
biasanya berdasarkan pilihan masing-masing, dan berbeza-beza antara apa yang
umumnya diterima atau ditoleransi, sehingga jenis yang penuh dengan perbalahan atau
haram di sisi undang-undang.
Contoh-contoh untuk bentuk keseksualan alternatif yang kurang biasa termasuk
kegiatan BDSM yang kegiatan penguasaan dan penyerahan merupakan ciri-ciri utama
kegiatan seks, serta keseksualan haiwan yang pasangan jangka panjang merupakan
spesies yang lain.
Respons terhadap rangsangan seksual banyak mengacu pada urutan perubahan fisik
dan emosi yang terjadi pada orang yang dirangsang secara seksual dan ia turut
hanyut/larut dalam aktivitas perangsangan tersebut.
Dengan mengetahui respons tubuh anda terhadap rangsangan seksual anda dapat
mengetahui lebih baik untuk mengatasi kelainan yang mungkin timbul.
Siklus respons rangsangan seksual memiliki empat fase: Perangsangan, Dataran tinggi
(plateau), Orgasme dan Resolusi. Pria dan wanita sama-sama akan mengalami ke-
empat fase tersebut, walaupun mungkin waktunya biasanya akan berbeda. Contohnya
adalah ketidaksamaan waktu orgasme pria dan wanita. Intensitas respon atau
tanggapan rangsangan juga akan memakan waktu yang berbeda-beda antara satu
orang dengan lainnya. Dengan mengetahui perbedaan dan kebiasaan ini, maka akan
dapat membantu pasangan pasutri untuk memahami satu sama lain.
Fase 1: Perangsangan
Secara umum karakteristiknya adalah tahap ini bisa berlangsung dari hanya beberapa
menit sampai bahkan beberapa jam, termasuk di dalamnya:
Fase 3: Orgasme
Orgasme adalah puncak dari siklus rangsangan seksual. Fase ini adalah fase
terpendek dan umumnya hanya berlangsung selama beberapa detik saja. Tanda-
tandanya antara lain:
Meniup udara ke dalam vagina pada saat melakukan oral seks. Udara yang
ditiupkan dapat menyebabkan terjadinya emboli udara yang berbahaya buat ibu
dan si jabang bayi.
Melakukan hubungan seks dengan pasangan yang memiliki penyakit menular
seksual seperti herpes, bakterial, kutil genital ataupun positif HIV (Human
Immunodeficiency Virus). Penyakit seperti ini akan berakibat fatal untuk janin.
Selain itu, sebaiknya hubungan seks tidak dilakukan pada kehamilan resiko tinggi
seperti dibawah ini:
Riwayat keguguran
Riwayat premature (lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu) atau gejala yang
menunjukkan terjadinya kelahiran premature seperti kontraksi uterus
Pendarahan dalam vagina yang tidak bisa dicari penyebabnya
Cairan amnion (cairan yang melindungi bayi dari trauma) yang kurang
Plasenta previa (kondisi dimana plasenta menutup serviks/jalan lahir)
Serviks yang lemah dan dilatasi premature
Kehamilan kembar
Jika tidak terdapat hal-hal diatas, pasangan yang membutuhkan hubungan seksual
dapat tetap melakukannya karena pada dasarnya seks pada waktu hamil tidak akan
mengganggu janin. Janin dilindungi oleh banyak barrier seperti kantong amnion
(kantong yang menampung cairan amnion dan janin), dinding yang tebal, lapisan
mukus tebal yang mampu melawan infeksi.
Pada saat berhubungan seksual, penis akan kontak dengan janin. Orgasme tidak akan
mengganggu kehamilan karena kontraksi yang terjadi pada waktu orgasme berbeda
dengan kontraksi pada saat kelahiran. Semen mempunyai zat kimia yang mampu
menstimulasi kontraksi sehingga bisa berakibat terjadinya kehamilan premature. Jadi,
jika tidak ada pemenuhan kebutuhan seks yang mendesak sebaiknya seks tidak
dilakukan pada waktu kehamilan.
Kelelahan
Morning sickness (mual dan muntah)
Perut membesar
Ketegangan pada alat genitalia
Payudara tegang
Perdarahan
Tinjauanliteratur;
Hart,(1961), melaporkan 219 ibu hamil yang melahirkan normal mendapatkan :
Pada wanita yang mempunyai riwayat Penyakit PPI, hindari hubungan sexual/
orgasme/manipulasi putting susu,atau gunakan kondom
Pertanyaannya adalah Bagaimana Posisi yang baik selama kehamilan ?
Beberapa posisi yang baik dianjurkan untuk kehamilan adalah :
Sitting Position
Hands and knees position
Side lying, knee pull up position
Women on Top.
Keuntungan :
Kerugian :
Kurang nyaman bagi pria – penetrasi tidak maksimal
Kurang mesra – kontak tubuh kurang
Keuntungan :
Kerugian :
Side by side.
Keuntungan :
Kerugian :
Keuntungan :
Kerugian :
Nyeri lutut
Kurang mesra – tidak berhadapan
Edge of the bed .
Keuntungan :
Kerugian :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebutuhan Seks (Sex Needs), yaitu kebutuhan pelampiasan dorongan seksual, bagi
mereka yang sudah matang fungsi biologisnya. Kebutuhan akan seks bagi manusia
sudah ada sejak lahir. Seks tergolong dalam kebutuhan primer – yang sama dengan
kebutuhan: makan, minum, mandi, berpakaian, tidur, bangun, bekerja, buang air besar,
atau buang air kecil. Kegiatan pemenuhan kebutuhan seksualitas ini dapat dilakukan
dengan berbagai perilaku dan kegiatan seksualitas dan apabila tidah terpenuhi maka
akan timbul penyimpangan seksual. .
B. Saran
Untuk mahasiswa
Semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa yang ingin membuat
makalah tentang sex serta dapat menambah wawasan bagi mahasiswa
Untuk dosen pengajar
Bagi dosen pengajar saya hanya ingin menyampaikan satu hal bahwa dalam
memberikan sebuah tugas tolong diberikan arahan kepada mahasiswa agar terjadi
kesalahan dalam pembuatan makalah
Untuk pemerintah
Dengan dibuatnya makalah ini pemerintah sadar akan pentingnya pengetahuan
seksualitas bagi pendidikan generasi muda dan bisa membuat sebuah program
pembelajaran mengenai sex
DAFTAR PUSTAKA
http://metroaktual.com/read/bagaimana-cara-memuaskan-diri-ketika-suami-tak-bisa-
memenuhi-kebutuhan-sex.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2137653-pengertian-sex-di-mata-
dunia/#ixzz1qHeMSOH4
Crain, W. 1992Theorist of Development Concept and Applications. 3th ed. New York:
Engle Wood Cliffs
Wahyudi,K.2000.Kesehatan Reproduksi Remaja. Lab Ilmu Kedokteran Jiwa FK UGM
Jogjakarta.
Purnawan, I. 2004. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pada Anak
Jalanan di Stasiun Kereta Api Lempuyangan Jogjakarta. Program Studi Ilmu
Keperawatan, Fakultas Kedokteran UGM
http://sexarts.blogspot.com/2008/03/pengertian-sex-secara-sehat.html
http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-pasien-
dengan_1094.html
Darminto Eko, 2007, Teori-Teori Konseling, Unesa University Press, Surabaya.
Alwisol, 2009, Psikologi Kepribadian, UMM Press, Malang
http://www.zonependidikan.co.cc/2010/05/konseling-psikoanalisa.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/14/terapi-realitas
http://www.drjaka.com/2010/02/banyak-pertanyaan-dari-pasangan-suami.html
http://pondokibu.com/6234/posisi-seks-aman-untuk-ibu-hamil/
Diposkan oleh Aswan Si Arseven di 23.26