Dosen Pengampu :
FIKA LESTARI,S.Tr.Keb, M.K.M
PUTRI AMANDA
SRI DEVI SYALNA SR
1
KATA
PENGANTAR
Assalamuallaikum Wr.Wb
Puji syukur hanya kepada Allah Azzawa jala, terucap dari lubuk hati
penulis yang menghamba. Sungguh, karena Dia-lah karya kecil ini selesai, tumbuh
dalam kesempurnaannya yang tidak sempurna. Shalawat dan salam penulis haturkan
kepada Nabi Muhammad, SAW. cintanya yang agung kepada Sang Pencipta dan
kepada sesama makhluk adalah inspirasi cinta sejati yang tak ada bandingnya dalam
sejarah umat manusia.
Kelompok VIII
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................
Daftar Isi .....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................
B. Rumusan Masalah ..................................................................................
C. Tujuan ....................................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
A.KEHILANGAN……………………………...…………………………
2.1.Defenisi Kehilangan...………………………………………………….
2.2.Aspek Kehilangan……………..……………………………………….
2.3.Tipe Kehilangan………………………………………………………..
2.4.Jenis-Jenis Kehilangan…………………………………………………
2.5.Rentang Respon Kehilangan…………………………………………...
B.KONSEP BERDUKA…...……………………………………………...
2.1.Defenisi Berduka……………………………………………………….
2.2.Teori Dari Proses Berduka.…………………………………………….
2.3.Dampak Kehilangan……………………………………………………
2.4.Tindakan Petugas Saat Menangani Pasien Yang Menjalani Sakratul …
Maut………………………………………………………………………..
2.5.Perawatan Pasien Sakratul Maut…………………..…………………...
BAB III ASUHAN PADA PASIEN YANG MENGHADAPI…………...
KEHILANGAN DAN KEMATIAN……………………………………..
A.PENGKAJIAN………………………………………………………….
B.DIAGNOSA : BERDUKA DISFUNGSIONAL………………………
C.KEMUNGKINAN ETIOLOGI………………………………………..
D.BATAS KARAKTERISTIK…………………………………………...
E.SASARAN/TUJUAN……………………………………………………
F.INTERVENSI DENGAN RASIONAL TERTENTU…………………
G.HASIL PASIEN…………………………………………………………
BAB IV PENUTUP………………………………………………………...
4.1 Kesimpulan ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Permasalahan
4
Adapun permasalahan yang kami angkat dari makalah ini adalah
bagaimana asuhan pada klien yang menghadapi kehilangan dan kematian.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kehilangan
1. Definisi Kehilangan
dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian
atau seluruhnya.
4. Aspek Fisik:
2. Anger ( Marah )
Terjadi ketika pasien tidak dapat lagi mengingkari kenyataan bahwa
ia akan meninggal
6
3. Bergaining ( tawar-menawar )
Merupakan tahapan proses berduka dimana pasien mencoba menawar
waktu untuk hidup
4. Depetion ( depresi )
Tahap dimana pasien datang dengan kesadaran penuh bahwa ia akan
segera mati.ia sangat sedih karna memikirkan bahwa ia tidak akan lama
lagi bersama keluarga dan teman-teman.
5. Acceptance ( penerimaan)
Merupakan tahap selama pasien memahami dan menerima kenyataan
bahwa ia akan meninggal. Ia akan berusaha keras untuk menyelesaikan
tugas-tugasnya yang belum terselesaikan.
3. Tipe Kehilangan
4. Jenis-jenis Kehilangan
Kehilangan seseorang yang dicintai dan sangat bermakna atau orang yang
berarti adalah salah satu yang paling membuat stress dan mengganggu dari
tipe-tioe kehilangan, yang mana harus ditanggung oleh seseorang.
Kematian juga membawa dampak kehilangan bagi orang yang
dicintai. Karena keintiman, intensitas dan ketergantungan dari ikatan
atau jalinan yang ada, kematian pasangan suami/istri atau anak
biasanya membawa dampak emosional yang luar biasa dan tidak dapat
ditutupi.
7
Bentuk lain dari kehilangan adalah kehilangan diri atau anggapan tentang
mental seseorang. Anggapan ini meliputi perasaan terhadap keatraktifan,
diri sendiri, kemampuan fisik dan mental, peran dalam kehidupan, dan
dampaknya. Kehilangan dari aspek diri mungkin sementara atau menetap,
sebagian atau komplit. Beberapa aspek lain yang dapat hilang dari
seseorang misalnya kehilangan pendengaran, ingatan, usia muda, fungsi
tubuh.
Seseorang dapat mengalami mati baik secara perasaan, pikiran dan respon
pada kegiatan dan orang disekitarnya, sampai pada kematian yang
sesungguhnya. Sebagian orang berespon berbeda tentang kematian.
1. Fase denial
a. Reaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai
kenyataan
b. Verbalisasi;” itu tidak mungkin”, “ saya tidak percaya itu terjadi
”.
c. Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan,
detak jantung cepat, menangis, gelisah.
8
3. Fase bergaining / tawar- menawar.
a. Verbalisasi; “ kenapa harus terjadi pada saya ? “ kalau saja yang sakit
bukan saya “ seandainya saya hati-hati “.
4. Fase depresi
a. Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa.
b. Gejala ; menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun.
5. Fase acceptance
a. Pikiran pada objek yang hilang berkurang.
b. Verbalisasi ;” apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh”,
“yah, akhirnya saya harus operasi “
B. Konsep Berduka
1. Definisi Berduka
1. Penyangkalan (Denial)
Individu bertindak seperti seolah tidak terjadi apa-apa dan dapat menolak
untuk mempercayai bahwa telah terjadi kehilangan. Pernyataan
seperti “Tidak, tidak mungkin seperti itu,” atau “Tidak akan terjadi pada
saya!” umum dilontarkan klien.
9
2. Kemarahan (Anger)
Individu mempertahankan kehilangan dan mungkin “bertindak lebih”
pada setiap orang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
lingkungan. Pada fase ini orang akan lebih sensitif sehingga mudah sekali
tersinggung dan marah. Hal ini merupakan koping individu untuk
menutupi rasa kecewa dan merupakan menifestasi dari kecemasannya
menghadapi kehilangan.
3. Penawaran (Bargaining)
Individu berupaya untuk membuat perjanjian dengan cara yang halus atau
jelas untuk mencegah kehilangan. Pada tahap ini, klien sering kali mencari
pendapat orang lain.
4. Depresi (Depression)
Terjadi ketika kehilangan disadari dan timbul dampak nyata dari makna
kehilangan tersebut. Tahap depresi ini memberi kesempatan
untuk berupaya melewati kehilangan dan mulai memecahkan masalah.
5. Penerimaan (Acceptance)
Reaksi fisiologi menurun dan interaksi sosial berlanjut. Kubler-Ross
mendefinisikan sikap penerimaan ada bila seseorang mampu menghadapi
kenyataan dari pada hanya menyerah pada pengunduran diri atau berputus
asa.
3. Dampak Kehilangan
10
4. Mengizinkan keluarga untuk mendampingi pasien tdk boleh
ditinggalkan sendiri.
5. Membersihkan pasien dari keringat.
6. Membasahi bibir pasien dgn kassa lembab, bila tampak kering
menggunakan pinset.
7. Membantu melayani dalam upacara keagamaan.
8. Mengobservasi tanda-tanda kehidupan (vital sign) terus menerus.
9. Mencuci tangan.
10. Melakukan dokumentasi tindakan.
a. Pengertian:
b. Tujuan:
c. Persiapan alat:
d. Persiapan Pasien:
e. Pelaksanaan:
1. Pasien ditempatkan terpisah dari pasien lain.
11
2. Pasien didampingi oleh keluarga dan petugas
3. Memberi penjelasan kepada keluarga tentang keadaan pasien
4. Usahakan pasien dalam keadaan bersih dan suasana tenang
5. Bila bibir pasien kering, basahi dengan kain kasa basah
6. Berikan bantuan kepada keluarga klien untuk kelancaran pelaksanaan
upacara keagamaan.
a. Pengertian:
Perawatan khusus kepada pasien yang baru saja meninggal.
b. Tujuan:
1. Memberihkan dan merapikan jenazah.
2. Memberi rasa puas kepada keluarga pasien.
c. Persiapan alat:
1. Pakaian khusus (berakshort)
2. Pembalut atau verban
3. Bengkak
4. Pinset
5. Kapas lembab dan kain kasa secukupnya
6. Pralatan yang diperlukan untuk membersihkan jenazah misal baskom
7. Sprey/kain penutup jenazah
8. Tempat pakaian kotor
9. Surat kematian sesuai peraturan yang berlaku
d. Pelaksanaan:
BAB III
Kehilangan yang nyata atau dirasakan dari beberapa konsep nilai untuk
individu
Kehilangan yang terlalu berat (penumpukan rasa berduka dari
kehilangan multiple yang belum terselesaikan)
Menghalangi respon berduka terhadap suatu kehilangan
Mengingkari kehilangan
13
Kemarahan yang berlebihan, diekspresikan secara tidak tepat
Obsesi-obsesi pengalaman-pengalaman masa lampau
Merenungkan perasaan nersalah secara berlebihan dan dibesar-
Regresi perkembangan
E. Sasaran/Tujuan
Rasional
14
2. Kembangkan hubungan saling percaya dengan pasien. Perlihatkan
empati dan perhatian. Jujur dan tepati semua janji
Rasional
Rasional
Rasiona
l
Rasiona
l
Latihan fisik memberikan suatu metode yang aman dan efektif untuk
mengeluarkan kemarahan yang terpendam.
6. Ajarkan tentang tahap-tahap berduka yang normal dan perilaku yang
berhubungan dengan setiap tahap. Bantu pasien untuk mengerti bahwa
perasaan seperti rasa bersalah dan marah terhadap konsep kehilangan
adalah perasaan yang wajar dan dapat diterima selama proses berduka.
Rasional
15
Pengetahuan tentang perasaan-perasaan yang wajar yang berhubungan
dengan berduka yang normal dapat menolong mengurangi beberapa
perasaan bersalah menyebabkan timbulnya respon-respon ini.
7. Dorong pasien untuk meninjau hubungan dengan konsep kehilangan.
Dengan dukungan dan sensitivitas, menunjukkan realita situasi dalam
area-area dimana kesalahan presentasi diekspresikan.
Rasiona
l
Rasiona
l
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami
suatu kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau
pernah dimiliki. Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau
seluruhnya.
Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan.
NANDA merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi
dan berduka disfungsional.
Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman
individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan
seseorang, hubungan/kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional
sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini masih dalam batas normal.
17
DAFTAR PUSTAKA
18