Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


RASA AMAN DAN NYAMAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8 B

RESTI ADIDANA ANUGRAH P05120220075

SEPTA WAHYUDI P051200220078

SERLI FEBRIANI SIMAMORA P05120220079

WINDA EVITA RAHMI P05120220085

ULAN DARI P05120220082

SINDITA SEPTIANDA ADRIANSYAH P05120220080

YOPEN MARDIASYAH P05120220086

SELLA PRATIMI P05120220077

NADIA TRI WAHYUNIGSIH P05120220067

RAHAYU ANINDIA P05120220072

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
BENGKULU
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Kepdas II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Kami mengucapakan terimakasih kepada Mam Ns.Husni,S.Kep,M.Pd


yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kami.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................i

Daftar Isi...........................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan............................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2

Bab II Pembahasan...........................................................................................3

A. Pengertian Kenyamanan......................................................................3
B. Pemenuhan Rasa Nyaman...................................................................3
C. Pengertian Gangguan Rasa Nyaman...................................................4
1. Manifestasi Klinis....................................................................4
2. Jenis Gangguan Rasa Nyaman.................................................5
3. Penyebab Gangguan Rasa Nyaman ........................................5
D. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan...................................................7
a) Pengkajian Keperawatan.........................................................7
b) Diagnosa Keperawatan............................................................8
c) Perencanaan/Intervensi Keperawatan......................................9
d) Pelaksanaan/Implementasi Keperawatan.................................11
e) Evaluasi....................................................................................11

Bab III Penutup.................................................................................................12

A. Kesimpulan...........................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................13

Daftar Pustaka...................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep Rasa Aman Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan
psikologis atau bisa juga keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006).
Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk
melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang
dapat dikategorikan sebagai ancaman mekanis,,kimiawi, retmal dan
bakteriologis. Kebutuhan akan keamanan terkait dengan konteks fisiologis dan
hubungan interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang
mengancam tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau
hanya imajinasi (mis, penyakit, nyeri, cemas, dan sebaginya). Konsep Rasa
Nyaman Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami
sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan
yang berbahaya (Carpenito, Linda Jual, 2000).

Dalam meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat lebih


memberikan kekuatan, harapan, dorongan, hiburan, dukungan dan bantuan.
Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah
kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini
disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan kondisi
yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukkan dengan
timbulnya gejala dan tanda pada pasien (Wahyudi & Abd.Wahid, 2016).
Lingkup kebutuhan keamanan atau keselamatan lingkungan klien mencakup
semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat
terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien. Untuk selamat dan aman
secara psikologi, seorang manusia harus memahami apa yang diharapkan dari
orang lain, termasuk anggota keluarga dan profesionl pemberi perawatan
kesehatan. Seseorang harus mengetahui apa yang diharapkan dari prosedur,
pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam lingkungan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kenyaman?
2. Bagaimana cara pemenuhan rasa nyaman?
3. Apa pengertian gangguan rasa nyaman?
4. Apa saja penyebab dan jenis gangguan rasa nyaman?
5. Bagaimana rencana Asuhan Keperawatan

C. Tujuan
1. mahasiswa mampu memahami materi Konsep Gangguan Rasa Aman Dan
Nyaman.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan .
3. Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa keperawatan.
4. Mahasiswa mampu menetapkan rencana keperawatan .
5. Mahasiswa mampu menetapkan implementasi keperawatan .

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kenyaman

Kenyamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya


kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan
yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah
terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah
dan nyeri). Kenyamanan merupakan suatu keadaan seseorang merasa sejahtera
atau nyaman baik secara mental, fisik maupun sosial (Keliat, Windarwati,
Pawirowiyono, & Subu, 2015). Kenyamanan menurut (Keliat dkk., 2015)
dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Kenyamanan fisik merupakan rasa sejahtera atau nyaman secara fisik.


2. Kenyamanan lingkungan merupakan rasa sejahtera atau rasa nyaman yang
dirasakan didalam atau dengan lingkungannya
3. Kenyamanan sosial merupakan keadaan rasa sejahtera atau rasa nyaman
dengan situasi sosialnya.

Konsep Rasa Nyaman Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana


individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons
terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, Linda Jual, 2000).
Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2006) mengungkapkan
kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang
meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi),
dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).

B. Pemenuhan Rasa Nyaman

Menurut Potter & Perry (2006) yang dikutip dalam buku (Iqbal Mubarak,
Indrawati, & Susanto, 2015) rasa nyaman merupakan merupakan keadaan
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan ketentraman
(kepuasan yang dapat meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan

3
(kebutuhan yang telah terpenuhi), dan transenden. Kenyamanan seharusnya
dipandang secara holistic yang mencakup empat aspek yaitu:

1. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh


2. Sosial, berhubungan dengan interpersonal, keluarga, dan sosial
3. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri
seorang yang meliputi harga diri, seksualitas dan makna kehidupan
4. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal
manusia seperti cahaya, bunyi, temperature, warna, dan unsur ilmiah
lainnya. Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman dapat diartikan perawat
telah memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan
bantuan.
C. Pengertian Gangguan Rasa Nyaman

Gangguan rasa nyaman adalah perasaan seseorang merasa kurang nyaman


dan sempurna dalam kondisi fisik, psikospiritual, lingkungan, budaya dan
sosialnya (Keliat dkk., 2015). Menurut (Keliat dkk., 2015) gangguan rasa
nyaman mempunyai batasan karakteristik yaitu: ansietas, berkeluh kesah,
gangguan pola tidur, gatal, gejala distress, gelisah, iritabilitas,
ketidakmampuan untuk relasks, kurang puas dengan keadaan, menangis,
merasa dingin, merasa kurang senang dengan situasi, merasa hangat, merasa
lapar, merasa tidak nyaman, merintih, dam takut. Gangguan rasa nyaman
merupakan suatu gangguan dimana perasaan kurang senang, kurang lega, dan
kurang sempurna dalam dimensi fisik , psikospiritual, lingkungan serta sosial
pada diri yang biasanya mempunyai gejala dan tanda minor mengeluh mual
(PPNI, 2016).

1 Manifestasi Klinis

Gangguan rasa nyaman adalah perasaan kurang senang, lega dan sempurna
dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan dan emosional (SDKI PPNI,
2016).

a) Gejala penyakit
 Kurang pengendalian situasional/lingkungan

4
 Ketidakadekuatan sumber daya
 Kurangnya privasi
 Gangguan stimulus lingkungan
 Efek samping terapi (misal medikasi, radiasi dan kemoterapi)
b) Gejala dan tanda mayor
 Subjektif: Mengeluh tidak nyaman
 Objektif: Gelisah
c) Gejala dan tanda minor
 Subjektif:
1. Mengeluh sulit tidur dan mengeluh lelah
2. Tidak mampu rileks
3. Mengeluh kedinginan/kepanasan
4. Merasa gatal
5. Mengeluh mual
 Objektif:
1. Menunjukkan gejala distres
2. Tampak merintih/menangis
3. Pola eleminasi berubah
4. Postur tubuh berubah
5. Iritabilitas
d) klinis terkait:
1. Penyakit kronis dan Keganasan
2. Distres psikologis, Kehamilan (SDKI PPNI, 2016).

2 Jenis Gangguan rasa nyaman

Menurut (Mardella, Ester, Riskiyah, & Mulyaningrum, 2013) Jenis


Gangguan rasa nyaman dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Nyeri Akut
Nyeri akut merupakan keadaan seseorang mengeluh ketidaknyamanan dan
merasakan sensasi yang tidak nyaman, tidak menyenangkan selama 1 detik
sampai dengan kurang dari enam bulan.

5
2. Nyeri Kronis
Nyeri kronis adalah keadaan individu mengeluh tidak nyaman dengan
adanya sensasi nyeri yang dirasakan dalam kurun waktu yang lebih dari
enam bulan. (NANDA, 2018-2020).
 Keadaan Imunits Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh
kurang sehingga mudah terserang penyakit
 Tingkat Kesadaran Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap
rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.
3. Mual
Mual merupakan keadaan pada saat individu mengalami sensai yang tidak
nyaman pada bagian belakang tenggorokan, area epigastrium atau pada
seluruh bagian perut yang bisa saja menimbulkan muntah atau tidak.

a. Penyebab Gangguan rasa nyaman

Dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2016)


penyebab Gangguan Rasa Nyaman adalah:

 Gejala penyakit.
 Kurang pengendalian situasional atau lingkungan.
 Ketidakadekuatan sumber daya (misalnya dukungan finansial, sosial dan
pengetahuan).
 Kurangnya privasi.
 Gangguan stimulasi lingkungan.
 Efek samping terapi (misalnya, medikasi, radiasi dan kemoterapi).
 Gangguan adaptasi kehamilan.

b. Anatomi dan Fisiologi.

Reseptor nyeri adalah organ yang berfungsi untuk menerima


rangsangan nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri
adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap
sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang

6
berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak.
Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri
(nosireceptor) ada yang bermielien da nada juga yang tidak bermielin
dari syaraf perifer. Berdasarkan letaknya, nosireceptor dapat
dikelompokan dalam beberapa bagian tubuh yaitu pada kulit
(kutaneus), somatic dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral,
karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga
memiliki sensasi yang berbeda. Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit
dan subkutan nyeri berasal dari kulit dan subkutan biasanya mudah
untuk dialokasi da didefinisikan. Reseptor jaringat kulit (Kutaneus) dibagi
menjadi 2 komponen yaitu:

1. Reseptor A delta merupakan serabut komponen cepat (kecepatan


transmisi 6-30m/detik) yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam
yang cepat hilang apabila penyebab nyeri dihilangkan.
2. Serabut C merupakan serabut komponen lamabat (kecepatan
transmisi 0,5m/detik) yang terdapat pada daerah yang lebih dala,
nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi. (SDKI,2016)

Struktur reseptor nyeri sosmatik dalam melipati receptor nyeri


yang terdapat pada tulang pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan
penyangga lainya. Karena struktur reseptornya komplek, nyeri yang
timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi. Reseptor
nyeri jenis ketiga adalah reseptor visceral seperti jantung, hati, usus,
ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya
tidak sensitife terhadap pemotongan organ, tetapi sangat cenitif terhadap
penekanan iskemia dan inflamasi.

D. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


a) Pengkajian
a. Identitas Pasien

Meliputi nama, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku / bangsa, agama,


status perkawinan, tanggal masuk RS, nomor register dan diagnosa medik.

7
b. Keluhan utama

Demam yang tidak turun-turun, nyeri perut, pusing kepala, mual muntah,
anoreksia, diare dan penurunan kesadaran.

c. Riwayat penyakit

Riwayat penyakit sekarang, dahulu, dan keluarga.

d. Pola pola fungsi kesehatan


 pola nutrisi dan metabolism
 klien mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan muntah
 pola aktivitas dan latihan
 pola tidur dan istirahat
 pola persepsi dan konsep diri
 pola sensori dan konsep diri
 pola hubungan dan peran
e. Pemeriksaan fisik
 keadaan umum
 tingkat kesadaran
 system respirasi
 system kardiovaskuler
 system integument
 gastrointestal
 system musculoskeletal
b) Diagnosa Keperawatan
1. Menurut SDKI (2016), diagnosa keperawatan yang muncul
berhubungan dengan gangguan rasa nyaman nyeri adalah :
1. Nyeri dan Kenyamanan: Nyeri Akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik: Trauma Nyeri akut: pengalaman sensorik atau
emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
aktual/fungsional, dengan onset mendadak/lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari
3 bulan.

8
2. Berdasarkan diagnosa NANDA NIC NOC 2016 masalah yang
muncul pada gangguan rasa nyaman nyeri adalah:
a. Gangguan rasa nyaman nyeri: Nyeri akut berhubungan dengan
Agen cedera fisik (trauma pada kepala).
c. Perencanaan/Intervensi Keperawatan

Tujuan dari rencana tindakan untuk mengatasi nyeri antara lain:

1. Meningkatkan perasaan nyaman dan aman individu.


2. Meningkatkan kemampuan individu untuk dapat melakukan
aktivitas fisik yang diperlukan untuk penyembuhan (misal: batuk
dan napas dalam, ambulasi).
3. Mencegah timbulnya gangguan tidur (Wahyudi & Abd.Wahid,
2016).

9
10
d. Pelaksanaan/Implementasi Nyeri

Implementasi keperawatan merupakan komponen dari proses


keperawatan yang merupakan kategori dari perilaku keperawatan di
mana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan.
Pengertian tersebut menekankan bahwa implementasi adalah melakukan
atau menyelesaikan suatu tindakan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Terdapat berbagai tindakan yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa
nyeri. Implementasi lebih ditunjukkan pada:

1. Upaya perawatan dalam meningkatkan kenyamanan,


2. Upaya pemberian informasi yang akurat,
3. Upaya mempertahankan kesejahteraan,
4. Upaya tindakan peredaan nyeri nonfarmakologis, dan
5. Pemberian terapi nyeri farmakologis (Andarmoyo, 2017).

1. Evaluasi Nyeri

Evaluasi keperawatan adalah tahapan terakhir dari proses keperawatan


untuk mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan
kemajuan klien ke arah pencapaian tujuan. Evaluasi keperawatan terhadap
pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan
dalam merespons rangsangan nyeri, diantaranya:

1. Klien menyatakan adanya penurunan rasa nyeri,


2. Mendapatkan pemahaman yang akurat mengenai nyeri,
3. Mampu mempertahankan kesejahteraan dan meningkatkan
kemampuan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki,
4. Mampu menggunakan tindakan-tindakan peredaan nyeri
nonfarmakologis
5. Mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa
nyeri (Andarmoyo, 2017).

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kenyamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya


kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan
yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah
terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah
dan nyeri). kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan
yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah
terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah
dan nyeri). Menurut Potter & Perry (2006) yang dikutip dalam buku (Iqbal
Mubarak, Indrawati, & Susanto, 2015) rasa nyaman merupakan merupakan
keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan ketentraman
(kepuasan yang dapat meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan
(kebutuhan yang telah terpenuhi), dan transenden. Gangguan rasa nyaman
merupakan suatu gangguan dimana perasaan kurang senang, kurang lega, dan
kurang sempurna dalam dimensi fisik , psikospiritual, lingkungan serta sosial
pada diri yang biasanya mempunyai gejala dan tanda minor mengeluh mual
(PPNI, 2016). Gangguan rasa nyaman dapat dibagi menjadi 3 yaitu, Nyeri
Akut, Nyeri Kronis, dan Mual. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor
nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya
terhadap sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit
yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial
merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis reseptor
nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien da nada juga yang tidak
bermielin dari syaraf perifer. Konsep dasar asuhan keperawatan terdiri dari;
Pengkajian Keperawatan, Diagnosa Keperawatan, Intervensi Keperawatan,
Implementasi Keperawatan, dan Evaluasi.

12
B. Saran

Dalam memberikan tindakan keperawatan hendaknya diperhatikan betul


prosedur kerja yang dijalankan, mahasiswa hendaknya memenuhi kebetuhan
dasar manusia yang berhubungan dengan Pemenuhan Rasa Aman Dan
Nyaman, serta menjelaskan atau memberitahukan pada pasien tentang
tindakan yang dilakukan harus selalu diterapkan oleh perawat sebelum
melakukan tindakan keperawatan.

13
DAFTAR PUSTAKA

PPNI(2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi Dan


Indikator Diagnostik, Edisi 2. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI(2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan


Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 2. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI(2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan


Tindakan Keperawatan, Edisi 2. Jakarta: DPP PPNI

http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2857/142500097.pd
f?sequence=1&isAllowed=y

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2284/3/BAB%20II.pdf

14
15
16
17
18

Anda mungkin juga menyukai