DISUSUN OLEH :
KEPERAWATAN B KELOMPOK 1
1. IKRIMAH SYAM
3. JUMASING
5. FIFI LESTARI
6. SRI MULIANA
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam karena izin dan
kuasa-Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul, “Kebutuhan
sahabatnya,dan Insyaa Allah sampai kepada kita yang selalu setia terhadap ajaran
belia.
tugas makalah ini, yang Insyaa Allah akan bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………............……...………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
I. Kesimpulan ........................................................................................
status kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat
memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh
tidur tersebut cukup, maka jumlah energi yang diharapkan dapat memulihkan
terpenuhi. Selain itu, orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat
A. Definisi
1. Istirahat
bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang
(Hidayat, 2012).
2. Tidur
dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai. Atau juga dapat
dikatakan sebagai keadaan tidak sadar yang relatif, bukan hanya keadaan
siklus yang berulang. Tidur memiliki ciri, yaitu adanya aktivitas yang
B. Klasifikasi
beta orang yang sedang bangun atau terjaga, sehingga menyebabkan tidur
tanpa bermimpi.
ringan karena terjadi perlambatan gelombang alfa ke jenis teta atau delta
a. Tahap I
Tahap I adalah tahap tidur sangat ringan. Selama tahap ini individu
merasa mengantuk dan relaks, bola mata bergerak dari satu sisi ke sisi
Orang yang tidur dapat dibangunkan dengan cepat dan tahap ini
2010).
b. Tahap I
Tahap II adalah tahap tidur ringan dan selama tahap ini proses
satu sisi ke sisi lain, dan denyut jantung dan frekuensi pernapasan
c. Tahap III
d. Tahap IV
pernapasan selama jam terjaga. Orang yang tidur sangat relaks, jarak
tubuh secara fisik. Selama tahap ini mata biasanya berputar dan
paradoksial. Hal tersebut berarti tidur REM ini sifatnya tidur nyenyak
sekali (Asmadi, 2008). Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan
berlangsung selama 5-30 menit. Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM,
dan sebagian besar mimpi terjadi pada tahap ini. selama tidur REM, otak
1. Penyakit
(Hidayat, 2012).
2. Lingkungan
tidur. Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus yang asing
3. Kelelahan
4. Gaya hidup
aktivitasnya agar bisa tidur pada waktu yang tepat (Hidayat, 2012).
5. Stres emosional
6. Diet
8. Merokok
pada tubuh. Akibatnya, perokok sering kali kesulitan tidur dan mudah
9. Medikasi
D. Patofisiologi
serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak
agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktvitas tidur ini diatur oleh sistem
mesensefalon dan bagian atas pons. Selain itu, reticular activating system
adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan
bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima di pusat otak dan
system limbik. Dengan demikian, system pada batang otak yang mengatur
siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR (Hidayat, 2012).
E. Tanda dan Gejala
1. Tidur NREM
e. Mimpi berkurang
c. Malas bicara
2. Tidur REM
a. Mimpi
b. Otot-otot kendur
a. Cendeung hiperaktif
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik
masalah tidur juga dapat terlihat lemah, latergi, atau lelah akibat
2. Pemeriksaan diagnostik
Dengan alat ini, kita dapat mengkasji aktivitas klien selama tidur.
Aktivitas yang klien lakukan tanpa sadar tersebut bisa jadi merupakan
1. Insomnia
tetap tidur. Bahkan seseorang yang terbangun dari tidur, tetapi merasa
berarti sama sekali seseorang tidak dapat tidur atau kurang tidur karena
orang yang menderita insomnia sering dapat tidur lebih lama dari yang
2. Hipersomnia
(Hidayat, 2012)
3. Parasomnia
4. Enuresis
pada anak-anak dan remaja paling banyak terjadi pada laki-laki. Enuresis
diwaktu tidur dan enuresis diurnal merupakan ngompol pada saat bangun
tidur. Penyebab secara pasti belum jelas, tetapi ada beberapa faktor yang
(Asmadi, 2008)
5. Narkolepsi
6. Night terrors
Night terrors adalah mimpi buruk. Umunya terjadi pada anak usia
6 tahun atau lebih. Setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung
7. Somnambulisme
beberapa menit dan kembali tidur. Upaya yang dapat dilakukan untuk
2008).
8. Mendengkur
Pangkal lidah yang menyumbat saluran nafas pada lansia. Otot-otot yang
H. Prognosis
1. Untuk meningkatkan pola tidur bangun
a. Pertahankan waktu bangun tidur yang teratur, sepeti hilangkan
waktu tidur siang kecuali jika tidur siang merupakan bagian rutin
dari jadwal.
b. Gunakan relaksasi untuk meningkatkan tidur
2. Lingkungan
a. Mengatur temperatur kamar sesuai keinginan, gunakan selimut
dan kaos kaki untuk meningkatkan kehangatan
b. Jaga pola makan yang dapat mempengaruhi waktu istirahat.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan:
a. Kersakan transpor oksigen
b. Gangguan metabolisme
c. Kerusakan eliminasi
d. Pengaruh obat
e. Immobilitas
f. Nyeri pada kaki
g. Takut operasi
h. Lingkungan yang mengganggu
2. Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti napas
saat tidur (sleep apnea), dan ketidakmampuan mengawasi perilaku
(Hidayat, 2012).
C. Intervensi
Diagnosa NOC NIC Rasional
Keperawatan
Kriteria hasil: a. Kaji a. Mengkaji dan
Gangguan pola
a. Perasaan rutinitas mengidentifikasi
tidur
segar tidur yang kebiasaan tidur
Defenisi: sesudah biasa klien
Gangguan pola tidur atau dilakukan b. Meningkatkan
tidur adalah istirahat klien kenyamanan
b. Pola b. Ciptakan tidur serta
Keadaan dimana
tidur, lingkunga dukungan
individu
kualitas n yang fisiologis/psikolo
mengalami atau
dalam nyaman gis
berisiko batas c. Jelaskan c. Istirahat adekuat
mengalami suatu normal pentingny dan tidur dapat
perubahan dalam c. Jumlah a tidur meningkatkan
Batasan
Karakteristik:
a. Suhu
lingkungan
sekitar
b. Perubahan
pejanan
terhadap
cahaya gelap
c. Kurang
kontrol tidur
kesehatan, ya
kecemasan
pola
interaksi,
fungsi peran,
status peran
b. Stres,
ancaman
kematian
c. Konflik
tidak disadari
mengenai
tujuan
penting
hidup
D. Evaluasi
1. Gangguan pola tidur klien efektif dengan kriteria hasil :
I. Kesimpulan
orang. Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda.
Dengn pola istirahat dan tidur yang baik, benar, dan teratur akan memberikan efek
yang baik terhadap kesehatan, yaitu efek fisiologis terhadap sistem syaraf yanng
II. Saran
sesuai kebutuhannya. Dengan kondisi jiwa dan fisik yang sehat maka dapat
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien sesuai dengan dengan prosedur
yang benar sehingga perawat harus mempunyai, kopetensi yang baik terkait
dengan kebutuhan istirahat dan tidur sehingga pelayanan terhadap klien dapat
Kozier, Erb, Berman & Snyder. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan:
Jakarta:EGC
Nuarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan
Action
LAMPIRAN REFERENSI