Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami individu, tentang hal-hal
yang menyebabkan stress pada individu, proses mekanisme koping dan effektor
sebagai upaya individu untuk mengatasi stress.
5. Mode interdependenci
Pengkajian pada mode ini memberikan gambaran tentang ketergantungan atau
hubungan klien dengan orang terdekat, siapakah orang yang paling bermakna
dalam kehidupannya, sikap member dan menerima terhadap kebutuhan dan
aktifitas kemasyarakatan. Kepuasan dan kasih sayang untuk mencapai integritas
suatu hubungan serta keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian
dalam menerima sesuatu untuk dirinya. Perlu juga dikaji bagaimana pasien
memenuhi kebutuhan interdependensi dalam keterbatasan dan perubahan status
kesehatan yang dialami.
6. Diagnosa Keperawatan
Menurut Roy (1999), diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang
diperoleh dari suatu perumusan interpretasi data terhadap status adaptasi
seseorang yang dihubungkan antara perilaku dengan beberapa stimulus yang
berkaitan. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien penyakit
ginjal kronik stadium V menurut diagnosa keperawatan dari Nanda (2010) dan
diangkat berdasarkan empat mode adaptasi diantaranya adalah :
a) Mode fisiologis
b) Mode konsep diri :
c) Mode interdependensi
7. Tujuan keperawatan
Definisi dari tujuan keperawatan adalah perilaku yang ingin dicapai oleh
seseorang setelah diberikan pelayanan keperawatan. Pernyataan tujuan terdiri dari
3 kesatuan, yaitu : a) perilaku yang diobservasi, b) perubahan yang diharapkan,
dan c) waktu yang disusun untuk mencapai tujuan. Tujuan keperawatan pada
dikatakan tercapai apabila klien dapat beradaptasi secara efektif terhadap empat
mode keperawatan
8. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan direncanakan dengan tujuan merubah stimulus fokal,
kontekstual dan residual stimuli dan juga memperluas kemampuan koping pasen
pada tatanan yang adaptif, sehingga total stimuli berkurang dan kemampuan
adaptasi meningkat. Intervensi keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan
penyakit ginjal kronik stadium V berpedoman pada Nursing Intervension
Classification (NIC) dan Nursing Outcome Classification (NOC) ( Dochterman &
Bulechek, 2007), dengan menggunakan pendekatan Teori Adaptasi Roy adalah
sebagai berikut:
a) Kelebihan volume cairan
b) Penurunan perfusi jaringan
c) Intoleransi aktivitas
d) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
e) Cemas
f) Perubahan penampilan peran
g) Koping tidak efektif
9. Evaluasi
Sumber:
Rahma Hidayati. 2014. Aplikasi Teori Adaptasi Roy Pada Pasien dengan Penyakit
Ginjal Tahap Akhir di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Universitas Indonesia.
Sumber
Nursalam.(2010) Manajemen Keperawatan:Aplikasi dalam Praktik
Keperwatan Profesional.
Jakarta :EGC
Patricia A. Potter. 2013. fundamental of nursing :Jakarta :EGC
Asumsi dari Teori Model Adaptasi Roy
Asumsi yang tercakup dalam model teori Roy digolongkan menjadi tiga kategori:
asumsi filosofis, asumsi ilmiah, dan asumsi budaya. Asumsi filosofis dari model
teori ini adalah sebagai berikut:
Manusia memiliki hubungan timbal balik dengan dunia dan dengan figure
Tuhan.
Makna manusia berakar pada konvergensi titik omega dari alam semesta.
Tuhan secara intim terungkap dalam keanekaragaman ciptaan dan
merupakan tujuan yang sama dari penciptaan.
Orang menggunakan kemampuan kretifitas manusia yang berupa
kesadaran, pencerahan, dan keyakinan.
Orang bertanggung jawab untuk memasuki proses memperoleh,
mempertahankan, dan mengubah alam semesta (Roy, 2009, hlm. 31).
Sumber:
Kathleen Masters, DNS, RN. 2015. Nursing Theories. Berlington: Jones & Barlet
Learning.
1. Manusia
Manusia merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan karena manusialah yang
menjadi penerima asuhan keperawatan, baik itu individu, keluarga, kelompok
maupun masyarakat, yang dipandang sebagai “Holistic Adaptif System”. Dimana
“Holistic Adaptif System “ ini merupakan perpaduan antara konsep sistem dan
konsep adaptasi. Menurut Callista Roy, 1991, manusia dalam paradigma
keperawatan adalah :
2. Lingkungan
Stimulus yang berasal dari individu dan sekitar individu merupakan
elemen dari lingkungan, menurut Roy. Lingkungan didefinisikan oleh Roy adalah
“Semua kondisi, keadaan dan pengaruh-pengaruh disekitar individu yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu dan kelompok “(Roy and
Adrews, 1991 dalam Nursing Theory : 260) . Dalam hal ini Roy menekankan agar
lingkungan dapat didesign untuk meningkatkan kemampuan adaptasi individu
atau meminimalkan resiko yang akan terjadi pada individu terhadap adanya
perubahan.
3. Sehat
Roy berpandangan bahwa individu dan kelompok merupakan sistem yang adaptif
sehingga dapat berinteraksi dan mempengaruhi lingkungan. Sehat dilihat sebagai
refleksi keselarasan antara individu dengan lingkungan.
Roy mendefinisikan sehat adalah “A State and a process of being and becoming
an integrated and whole person” (Roy and Adrews, 1991 dalam Nursing Theory :
261). Asuhan keperawatan berdasarkan model Roy bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan individu dengan cara meningkatkan respon adaptifnya.
4. Keperawatan
Tujuan keperawatan menurut Roy adalah meningkatkan respon adaptif
individu dan menurunkan respon inefektif individu, dalam kondisi sakit maupun
sehat (dikutip oleh McKenna,1997). Selain meningkatkan kesehatan di semua
proses kehidupan, keperawatan juga bertujuan untuk mengantarkan individu
meninggal dengan damai.
Sumber:
Parker, ME. (2001). Nursing theories and nursing practice. Davis Company.
Philadelphia.
Kesimpulan:
1. Paradigma keperawatan adalah cara pandang yang khas /global dari
keperawatan terhadap suatu kondisi, orang, kelomopok, dan kejadian
2. Paradigma Keperawatan menurut Roy terdiri dari: Person, lingkungan,
kesehatan, dan keperawatan.
3. Terjadi pergeseran paradigma keperawatan dalam teori Roy pada semua
komponen