Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PRAKTIK

PROFESI KEPERAWATAN ANAK

“SATUAN ACARA PENYULUHAN


TERAPI BERMAIN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH: PUZZLE”

DISUSUN OLEH:
KINANTI RESTI FANY 2311437588
NURVINA ARTA SIRAIT 2311437758

DOSEN PEMBIMBNG:
Ns. Ririn Muthia Zukra, S.Kep. M.Kep., Sp.A

PRESEPTOR KLINIK:
Ns. Novianti, S.Kep

FASILITATOR:
Ns. Nurhayani, S,Kep

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023/2024
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TERAPI BERMAIN: PUZZLE

A. Nama kegiatan
Bermain puzzle pada anak usia pra sekolah (3-6 tahun).
B. Pendahuluan
Bermain merupakan stimulasi yang tepat bagi anak, dapat meningkatkan daya
pikir anak sehingga anak mendayagunakan aspek emosional, sosial, serta
fisiknya. Bermain juga dapat meningkatkan kemampuan fisik, pengalaman
dan pengetahuannya, serta berkembangnya keseimbangan mental anak
(Andriana, 2017).
Terapi bermain dapat disimpulkan merupakan salah satu intervensi yang dapat
diberikan kepada anak ketika dirawat di rumah sakit. Hospitalisasi cenderung
membuat anak mengalami kecemasan yang berlebihan, dengan aadanya terpai
bermain anak dapat mengeluarkan rasa takut, cemas yang mereka alami.
Terpai bermain akan efektif jika dilakukan sesuai dengan kebutuhan tumbuh
kembang anak.
Terapi puzzle adalah sebuah permainan untuk menyatukan pecahan kepingan
untuk membentuk sebuah gambar atau tulisan yang telah ditentukan. Cara
memainkan puzzle adalah memisahkan kepingan-kepingan yang dipisahkan
lalu digabungkan kembali dan terbentuk menjadi sebuah gambar. Puzzle dapat
juga diartikan sebagai alat permainan edukatif yang bisa digunakan oleh anak
untuk belajar. Puzzle merupakan permainan yang dapat melatih konsentrasi
dan meningkatkan daya ingat anak.
C. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum: Setelah dilakukan kegiatan bermain pada anak, diharapkan
anak dapat mencapai perkembangan secara optimal sesuai tahap
perkembangan walaupun dalam kondisi sakit.
2. Tujuan Khusus:
a. Anak dapat melakukan kegiatan bermain puzzle dengan baik
b. Anak dapat menunjukkan ketertarikan dan mampu dalam bermain
puzzle secara tenang
c. Anak menyatakan dapat melakukan permainan tersebut meskipun
hanya dengan ekspresi mereka dalam bermain puzzle.
d. Anak dapat beradaptasi dengan lingkungan
e. Anak dapat mengembangkan kreativitas, konsentrasi, dan daya
pikirnya
D. Jenis Permainan
Bermain puzzle atau menyusun kepingan-kepingan gambar.
E. Sasaran
Anak usia pra sekolah (3-6 tahun).
F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Hari/tanggal: Sabtu, 13 Januari 2024
2. Tempat: Taman bermain ruang rawat inap Anggrek 2 RSUD Arifin Achmad
G. Media/ Alat Permainan
Bermain menyusun gambar sesuai bentuk pada puzzle.
H. Pengorganisasian Petugas
1. Pemimpin/ leader: Kinanti Resti Fany
2. Fasilitator: Nurvina Arta Sirait
I. Rencana Kegiatan
No. Waktu Kegiatan Keterangan
1. 5 menit 1. Pembukaan Leader
2. Perkenalan
3. Mengkomunikasikan tujuan
2. 10 menit 1. Menjelaskan permainan Leader dan
2. Memberi alat permainan Fasilitator
3. Memotivasi anak untuk
bermain
4. Mulai bermain puzzle
5. Meminta respon anak dan
tanggapan anak
6. Memberikan reinforment
positif anak dengan
memberikan stiker jika berhasil
menyusun puzzle
3. 5 menit 1. Evaluasi kegiatan Leader dan
2. Memberikan hadiah Fasilitator
3. Mengakhiri permainan

J. Tahap Perkembangan Bermain Puzzle


Tahap pertama, eksplorasi sensori-motorik yang berhubungan dengan panca
indera. Pada tahap ini anak mengetahui cara menyusun puzzle.
Tahap kedua, anak-anak menggunakan pengalaman dan belajar anak untuk
satu tujuan. Bermain merupakan aktivitas anak-anak dengan perencanaan,
percobaan-percobaan, kegiatan-kegiatan dengan puzzle.
Tahap ketiga, anak-anak menyempurnakan hasil dari tahap-tahap sebelumnya.
Tahap ini pengalaman anak ditujukan dalan keruwetan kegiatan yang
direncanakan sendiri.
K. Keunggulan puzzle
1. Terapi bermain puzzle dapat membantu mengatasi dalam menurunkan
tingkat kecemasan pada anak akibat stres hospitalisasi
2. Terapi puzzle juga mendorong anak untuk berpikir sehingga membantu
meningkatkan kemampuan kognitif anak
3. Dapat mengasah kemampuan motorik halus anak. Dengan melihat

potongan-potongan gambar puzzle, maka anak harus mengambil,

membalikkan, menahan, hingga menyusun potongan puzzle menjadi

gambar yang utuh. Inilah yang bisa akan melatih otot-otot jarinya agar

lebih kuat.

4. Permainan puzzle melatih kemampuan sosial. Permainan puzzle bisa di

mainkan secara berkelompok sehingga akan membantu anak memahami

kerja sama dan mengasah kemampuan bersosialisasi dengan orang lain.

L. Evaluasi
1. Anak telah mampu melakukan kegiatan bermain puzzle dengan baik
2. Anak telah menunjukkan ketertarikan dan telah mampu bermain puzzle
dengan tenang ditandai dengan ekspresi bahagia dari wajah anak
3. Anak telah menunjukkan sikap saling berbagi dengan teman lainnya
4. Anak dapat menyelesaikan tahap permainan sampai akhir hingga stiker
habis dan evaluasi dilakukan
5. Tidak ada anak yang pergi meninggalkan tempat duluan sebelum
permainan berakhir.
DAFTAR PUSTAKA
Emei, Tri Luchfiani. (2019). Penerapan Terapi Bermain Puzzle Untuk
Menurunkan Kecemasan pada Anak Prasekolah Akibat Hospitalisasi
Fitriani et al. (2020). Terapi bermain puzzle terhadap penurunan tingkat
kecemasan pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang menjalani
Kemoterapi. Jurnal Dunia Keperawatan. Vol. 5 No. 2:65-74.
Setyaningsih and Wahyuni (2022). Stimulasi Permainan Puzzle Berpengaruh
terhadap Perkembangan Sosial dan Kemandirian Anak Usia Prasekolah.
Jurnal Keperawatan Silampari. Vol. 1. No. 2, pp. 62–77.
DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai