OLEH :
I. Latar belakang
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan
anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit,
aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan
kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami
berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut,
cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari
hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang
ada di lingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan
anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena
dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya
pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya
melakukan permainan. (Suryati,dkk. 2021)
Tujuan bermain di rumah pada prinsipnya adalah agar dapat
melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal,
mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif
terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain
tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain
adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala
sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan
cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk
mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang
lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka
yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain
Pada usia 1-3 tahun anak sudah mampu mengembangkan kreatifitas
nya dan sosialisasi sehingga sangat diperlukan permainan yang dapat
mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan,
kemampuan berbahasa, mengembangkan kecerdasan, menumbuhkan
sportifitas, mengembangkan koordinasi motorik, mengembangkan dan
mengontrol emosi, motorik kasar dan halus, memperkenalkan pengertian
yang bersifat ilmu pengetahuan dan memperkenalkan suasana kompetisi
serta gotong royong. Sehingga jenis permainan yang dapat digunakan pada
usia ini seperti benda-benda di sekitar rumah.
Sejak anak usia dini anak sudah dikenalkan menggambar.
Menggambar sebagai pembelajaran relaksasi pada anak tanpa
memperhatikan proses karya anak, kebanyakan pendidik kurang
memperhatikan proses pembelajaran dalam menggambar, pendidik dan
orang tua menganggap menggambar adalah kegiatan yang tidak penting atau
hal yang biasa. Sehingga pendidik dan orang tua membiarkan anak
belajar sendiri tanpa ada bimbingan sehingga anak tidak akan faham
dan tidak tau cara mengembangkannya. Padahal menurut penelitian milik
Lubard Ochse dalam Widyasari, (2011) mengatakan kreatifitas adalah
kemampuan berfikir tentang sesuatu dengan cara baru atau tidak biasa
dan menghasilkan solusi yang unik dalam memecahkan suatu masalah.
Kreatifitas itu sendiri memiliki perspektif yang baru yang bersifat orisinil,
tak diduga, berguna, serta adaptif dalam kendala-kendala tugas.
Hasil wawancara yang dilakukan dengan keluarga pasien dirumah
didapatkan anak aktif melakukan kegiatan namun ada beberapa hal yang
tidak disukai dilakukan sehimgga anak kurang mampu melakukan hal
tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka kelompok tertarik untuk
melaksanakan terapi bermain menggambar untuk mampu mebantu
meningkatkan kemampuan imajinatif anak di rumah.
IV. Perencanaan
1. Jenis Permainan
Drawing atau gambar secara umum adalah suatu karya yang
dibuat dengan menggunakan garis maupun bloking (menutup) atau
kombinasi dari kedua hal tersebut. Sedangkan menggambar adalah
kegiatan membuat karya dengan menggunakan media kering seperti
pensil, bolpoint, pensil warna, dll. Menggambar adalah kegiatan
membentuk imajinasi dengan menggunakan banyak pilihan tehnik dan
alat. Menggambar sejatinya adalah aktivitas kreatif untuk membentuk
imajinasi atau gambar yang menyampaikan gagasan, ide, serta symbol
sebagai salah satu bentuk ekspresi.
2. Karakteristik Bermain
Karakteristik dalam menggambar adalah anak akan
menggambar pada buku gambar yang disediakan.
3. Karakteristik Peserta
1) Anak usia 6 tahun
2) Anak kooperatif
3) Anak dengan komunikasi baik
4) Anak yang tidak ada kontra indikasi untuk bermain
4. Metode
1) Pemandu memperkenalkan diri untuk menarik perhatian anak
Leader
V. Seting Tempat
Anak I Anak II
Co-leader Fasilitator
Observer
Ket :
1. Leader : Gusti Ayu Agung Yasinta F.R
Tugas dari Leader dalam terapi bermain ini antara lain:
1) Membuka acara dan memperkenalkan nama-nama terapis
2) Menjelaskan tujuan pelaksanaan bermain.
3) Menjelaskan peraturan kegiatan sebelum kegiatan dimulai.
4) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok.
5) Mampu Memimpin acara dari awal sampai akhir.
2. Co-Leader: Ni Kadek Ari Santi
Tugas dari Co-leader dapat berupa :
1) Membantu leader
2) Mengidentifikasi strategi yang digunakan leader
3) Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok
3. Fasilitator dan Observer : Ni Made Septyari
Tugas dari fasilitator dapat berupa:
1) Memfasilitasi anak yang kurang aktif.
2) Berperan sebagai role model bagi anak selama kegiatan berlangsung
3) Membantu anak bila anak mengalami kesulitan.
4) Mempersiapkan alat dan tempat permainan.
Tugas dari seorang observer adalah:
1) Mengobservasi jalannya / proses kegiatan.
2) Mencatat perilaku verbal dan nonverbal anak selama kegiatan
berlangsung.
3) Memantau kelancaran acara dan perkembangan serta karakteristik
anak.
4. Anak I : Ni Wayan Parmini
5. Anak II : Ni Nengah Ayu Sudiantari
VIII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dan informasi kepengurusan dipersiapkan dan hari
sebelum kegiatan.
2. Evaluasi Proses
1) Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan
tertib dan teratur
2) Co. leader dapat membantu tugas Leader dengan baik.
3) Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam
permainan.
4) Peserta yang hadir diharapkan 70%
5) Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugasnya.
3. Evaluasi Hasil
1) Anak mampu mengekspresikan kreatifitas nya dan imajinasi.
2) Anak mengikuti permainan dengan baik sampai selesai dan tidak
rewel.
3) Anak bersifat kooperatif.
4) Anak bisa menikmati dan merasa senang.
5) Anak dapat mengenal benda.
6) Anak mampu mengembangkan kemampuan gerak halus.
7) Anak dapat mengekspresikan perasaan.
8) Anak dapat meningkatkan sosialisasi dan kerjasama.
MATERI TERAPI BERMAIN
MENGGAMBAR
1. Tahap Persiapan
Kegiatan terapi bermain ini dimulai dengan mempersiapkan lingkungan
terlebih dahulu dengan menganjurkan peserta mengambil posisi duduk senyaman
mungkin. Kemudian mempersiapkan alat yang akan digunakan pada saat terapi
bermain yaitu berupa kertas gambar, pensil dan penghapus.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada hari Selasa, 11 Januari 2022 telah dilakukan kegiatan terapi bermain.
Kegiatan ini dilakukan di Rumah (Jl. Nangka, Denpasar) pukul 10.00-10.40
WITA. Yang dilakukan terapi bermain hanya dengan 2 orang anak. Kegiatan
dilakukan dengan menggunakan kertas gambar. Mahasiswa berperan dan
bertanggung jawab sesuai dengan tugasnya masing-masing meliputi :
1. Leader : Gusti Ayu Agung Yasinta Febrianti. R
2. Co Leader : Ni Kadek Ari Santi
3. Fasilitator & Observer : Ni Made Septyari
4. Anak : Ni Wayan Parmini & Ayu Sudiantari
3. Susunan Acara
Adapun susunan acara pada kegiatan terapi bermain “menggambar” adalah
sebagai berikut :
1. Acara Pembukaan
Acara dimulai pada pukul 10.00 wita yang diawali dengan pembukaan oleh
moderator. Moderator membuka kegiatan dengan mengucapkan salam dan
memperkenalkan nama-nama anggota yang lain dan menjelaskan tujuan dari
kegiatan dan observer bertugas mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari
awal sampai akhir.
2. Pelaksanaan terapi bermain
Setelah memperkenalkan anggota kelompok yang akan mengadakan terapi
bermain, Co Leader menjelaskan tentang arti penting melakukan terapi
bermain berupa pengertian terapi bermain, tujuan terapi bermain, manfaat
terapi bermain.Co Leader membantu pasien untuk fokus pada materi yang
disampaikan. Kemudian Fasilitator membagikan kertas gambar untuk
menggambar.
3. Penutup
Moderator mengevaluasi perasaan peserta, menutup acara terapi bermain dan
mengucapkan salam penutup. Setelah semua selesai lalu observer menyusun
laporan dan menilai hasil penyuluhan.
4. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Kegiatan terapi bermain dihadiri oleh 2 orang anak, mahasiswa yang hadir
berjumlah 3 orang. Perlengkapan disediakan dengan baik oleh mahasiswa.
b. Evaluasi Proses
Kegiatan dimulai pada pukul 10.00 -10.40 WITA dan dilaksanakan di Rumah
(Jl. Nangka, Denpasar). Materi disampaikan secara langsung oleh Co Leader
lalu fasilitator memberikan anak kertas gambar untuk menggambar. Alat dan
media juga berfungsi dengan baik. Pasien tampak antusias dan
memperhatikan dengan baik.
c. Evaluasi Hasil
1. Anak mau melakukan
terapi bermain menggambar bersama perawat
2. Anak mampu mengikuti
instruksi dengan baik selama proses menggambar
3. Anak cukup kooperatif
selama proses menggambar
4. Anak mampu
menyelesaikan proses menggambar hingga selesai
5. Selama proses terapi
bermain menggambar anak tidak rewel atau menangis
DOKUMENTASI