DISUSUN OLEH :
Kelompok A13
Lisa Septia Devi (NPM: 2214901110036)
Muhamad Akbar (NPM: 2214901110042)
Muhammad Wafi Firdaus (NPM: 2214901110047)
Musrifah (NPM: 2214901110048)
Tia Apriana (NPM: 2214901110083)
PRESEPTOR AKADEMIK :
Muhsinin, Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Anak
PRESEPTOR KLINIK :
Fitriadi, S.Kep.,Ns
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan satuan
acara penyuluhan (SAP) ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
satuan acara penyuluhan (SAP)
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Terapi bermain ini dilakukan untuk merangsang perkembangan kemampuan
fungsi afektif, kognitif, serta psikomotor anak.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Anak dapat lebih mengenali warna
b. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak
c. Mengembangkan imajinasi pada anak
BAB 2
KONSEP TERAPI BERMAIN
Aspek motorik sarat dengan kegiatan yang dilakukan dengan gerak, baik
gerak kasar atau halus. Pada anak usia dini, aktivitas yang dikerjakan selalu
diwarnai dengan gerak. Gerak dapat menyebabkan anak bermain dan bermain
membuat anak menggerakkan anggota tubuhnya. Anak yang mendapatkan
kesempatan untuk bermain, maka ia akan melatih kemampuan otot-otot yang
menjadikan anak kuat dan bugar. Anak yang sehat adalah anak yang aktif
kesana-kemari dan tidak hanya duduk melamun, berdiam diri tanpa reaksi
karena sifat dasar anak adalah suka bergerak.
Sejak lama telah diketahui bahwa bahasa memegang peranan penting dalam
kehidupan. Tanpa adanya bahasa, maka tidak akan pernah terjadi interaksi
antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun
kelompok dengan kelompok. Bahasa juga menjadi pembeda antara manusia
dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Dalam setiap kesempatan bermain
anak selalu berkomunikasi dengan lawan mainnya, baik berkomunikasi secara
verbal maupun non verbal. Awalnya dalam bermain anak hanya menggunakan
bahasa tubuh, namun seiring berjalannya waktu, semakin bertambahnya
perbendaharaan kata maka anak akan menggunakan bahasa verbal dalam
rangka berkomunikasi dengan teman mainnya. Perkembangan bahasa dapat
dikembangkan ketika anak mengutarakan keinginannya, mengeluarkan
pendapat, serta memberi komentar kepada lawan mainnyabahasa tidak hanya
dipengaruhi faktor hereditas (keturunan) namun dapat juga dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Perbedaan kemampuan bahasa anak usia dini, seperti kosa
kata dan tata bahasa, tampaknya sebagian besar karena pengaruh lingkungan,
meskipun efek genetik juga memainkan peran penting.
Tidak ada anak yang tidak suka bermain. Sekumpulan anak-anak akan saling
bersosialisasi dalam kegiatan bermain. Dari kegiatan bermain bersama
temanteman, anak akan belajar memahami diri dan orang lain. Anak yang
mulanya egosentris, setelah bermain dengan anak-anak lain bisa
dimungkinkan ia akan mulai sosialis. Egosentris adalah keadaan dimana
semua benda atau sudut pandang diarahkan menurut perspektif dirinya. Selain
itu, bermain juga dapat melatih rasa tanggung jawab anak, kedisiplinan, serta
kejujuran. Dengan bermain bersama teman lainnya, ia akan bersikap untuk
dapat bekerja sama dalam tim. (Rohmah, 2016)
2.2.2 Manfaat
a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).
b. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan
motorik halus.
c. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena
menggunakan media kertas gambar dan crayon.
d. Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan
pada anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa
e. menggunakan kata.
f. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress kognitifnya tidak akurat
dan negative.
g. Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk
meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman
dari rasa marah dan benci.
h. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan
metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama
dirawat di rumah sakit.
BAB 3
SAP TERAPI BERMAIN
Peserta : Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien di ruang anak
Target : 5 Orang
B. Pengorganisasian
Leader : Muhammad Wafi Firdaus
Co Leader : Muhamad Akbar
Observer : Musrifah dan Tia Apriana
Fasilitator : Lisa Septia Devi
C. Setting Tempat
D. Susunan Kegiatan
No Waktu Terapy Anak Ket
1 5 menit Pembukaan :
Co-Leader membuka dan Menjawab salam
mengucapkan salam Mendengarkan
Memperkenalkan diri terap Mendengarkan
Memperkenalkan pembimbing Mendengarkan dan saling
E. Lembar Observasi
F. Evaluasi
1. Evaluasi struktur yang diharapkan
d. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya
4.1 Kesimpulan
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan anak untuk memperoleh kesenangan,dan
anak dapat melakukan eksploritas dalam cara bermainnya. Bermain memiliki beberapa
fungsi yaitu dapat mengembangkan moral, motorik, kognitif, bahasa serta sosial. Salah
satu konsep bermain yang dapat di terapkan yaitu bermain dengan mewarna, dimana anak
bebas berekspresi,serta dapat digunakan untuk meningkatkan ekspresi emosional anak.
4.2 Saran
Selain terapi bermain newarnai diharapkan akan ada konsep terapi bermain lainnya yang
daoat diterapkan di rumah sakit terkhususnya di ruang perawatan anak. Diharapkan
penerapan terapi bermain untuk meminimalisir dampak hospitalisasi pada anak ini akan
dapat dilakukan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Terdapat pada :
http://info . balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 29 November 2022.
Marlina, S., Qolbi, Z. and Putera, R. F. (2020) ‘Efektivitas Kemerdekaan Belajar Melalui
Bermain Terhadap Karakter Anak TK Baiturrida Kabupaten Padang Pariaman’, Jurnal
Imiah Potensia, 5(2), pp. 83–90.