Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERAPI BERMAIN MEWARNAI


PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN ANAK

DISUSUN OLEH :
Kelompok A13
Lisa Septia Devi (NPM: 2214901110036)
Muhamad Akbar (NPM: 2214901110042)
Muhammad Wafi Firdaus (NPM: 2214901110047)
Musrifah (NPM: 2214901110048)
Tia Apriana (NPM: 2214901110083)

PRESEPTOR AKADEMIK :
Muhsinin, Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Anak

PRESEPTOR KLINIK :
Fitriadi, S.Kep.,Ns

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MMUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga satuan acara
penyuluhan ini dapat tersusun sampai selesai. Kami sangat berharap semoga satuan acara
penyuluhan (SAP) ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan
kami berharap lebih jauh lagi agar satuan acara penyuluhan (SAP) ini bisa pembaca praktikan
dalam kesehariannya.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan satuan
acara penyuluhan (SAP) ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
satuan acara penyuluhan (SAP)

Banjarmasin, 30 November 2022

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak
secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas
bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak.
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat
tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut
merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi
beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan
melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan
rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya
melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah
agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal,
mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress.
Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti
kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat
anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Anak-anak pada usia toddler dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta
senang bermain dengan warna, oleh itu bermain dengan mewarnai gambar
menjadi alernatif untuk mengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan
tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi
salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan
anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan
sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna akan
membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang
motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh
k e m b a n g a n a k d a n u n t u k m e n g u r a n g i k e c e m a s a n a k i b a t hospitalisai, maka
akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler dengan cara mewarnai
gambar.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Terapi bermain ini dilakukan untuk merangsang perkembangan kemampuan
fungsi afektif, kognitif, serta psikomotor anak.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Anak dapat lebih mengenali warna
b. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak
c. Mengembangkan imajinasi pada anak
BAB 2
KONSEP TERAPI BERMAIN

2.1 Konsep Bermain


2.1.1 Definisi Bermain
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang
tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan
membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang
bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan
sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela
untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan
hasil akhir (Suhendi, 2008). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana
anak dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan
ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk
berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi kesimpulannya
bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan agar anak dapat kreatif
dan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

2.1.2 Fungsi Bermain


a. Bermain dan perkembangan moral
Menurut Santrock (2012) dalam (Rohmah, 2016) perkembangan moral
mencakup perkembangan pikiran, perasaan, dan perilaku menurut aturan dan
kebiasaan mengenai hal-hal yang seharusnya dilakukan seseorang ketika
berinteraksi dengan orang lain. Pada anak usia dini, moralitas bagi mereka
merupakan hal abstrak dan sulit untuk didefinisikan, sehingga perlu cara lain
untuk mengenalkan moral pada anak, salah satu cara yaitu melalui kegiatan
bermain.

b. Bermain dan perkembangan motorik

Aspek motorik sarat dengan kegiatan yang dilakukan dengan gerak, baik
gerak kasar atau halus. Pada anak usia dini, aktivitas yang dikerjakan selalu
diwarnai dengan gerak. Gerak dapat menyebabkan anak bermain dan bermain
membuat anak menggerakkan anggota tubuhnya. Anak yang mendapatkan
kesempatan untuk bermain, maka ia akan melatih kemampuan otot-otot yang
menjadikan anak kuat dan bugar. Anak yang sehat adalah anak yang aktif
kesana-kemari dan tidak hanya duduk melamun, berdiam diri tanpa reaksi
karena sifat dasar anak adalah suka bergerak.

c. Bermain dan perkembangan kognitif

Arti dari kognitif merupakan pengetahuan, ingatan, kreativitas, daya pikir,


serta daya nalar. Anak usia dini dapat mengenal konsep hanya dengan
bermain. Dengan bermain anak akan lebih mudah menerima konsep-konsep
tersebut daripada diajarkan seperti orang dewasa yang sedang belajar.
Bermain berguna dalamperkembangan kognitif juga didukung oleh
Montessori yang menyatakan bahwa terdapat empat fakta mendasar bahwa
bermain dapat menstimulasi otak anak: 1) pikiran yang mencercap; 2) periode
kritis; 3) anak adalah makhluk pembelajar; 4) anak belajar dengan bermain.

d. Bermain dan perkembangan bahasa

Sejak lama telah diketahui bahwa bahasa memegang peranan penting dalam
kehidupan. Tanpa adanya bahasa, maka tidak akan pernah terjadi interaksi
antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun
kelompok dengan kelompok. Bahasa juga menjadi pembeda antara manusia
dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Dalam setiap kesempatan bermain
anak selalu berkomunikasi dengan lawan mainnya, baik berkomunikasi secara
verbal maupun non verbal. Awalnya dalam bermain anak hanya menggunakan
bahasa tubuh, namun seiring berjalannya waktu, semakin bertambahnya
perbendaharaan kata maka anak akan menggunakan bahasa verbal dalam
rangka berkomunikasi dengan teman mainnya. Perkembangan bahasa dapat
dikembangkan ketika anak mengutarakan keinginannya, mengeluarkan
pendapat, serta memberi komentar kepada lawan mainnyabahasa tidak hanya
dipengaruhi faktor hereditas (keturunan) namun dapat juga dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Perbedaan kemampuan bahasa anak usia dini, seperti kosa
kata dan tata bahasa, tampaknya sebagian besar karena pengaruh lingkungan,
meskipun efek genetik juga memainkan peran penting.

e. Bermain dan perkembangan sosial

Tidak ada anak yang tidak suka bermain. Sekumpulan anak-anak akan saling
bersosialisasi dalam kegiatan bermain. Dari kegiatan bermain bersama
temanteman, anak akan belajar memahami diri dan orang lain. Anak yang
mulanya egosentris, setelah bermain dengan anak-anak lain bisa
dimungkinkan ia akan mulai sosialis. Egosentris adalah keadaan dimana
semua benda atau sudut pandang diarahkan menurut perspektif dirinya. Selain
itu, bermain juga dapat melatih rasa tanggung jawab anak, kedisiplinan, serta
kejujuran. Dengan bermain bersama teman lainnya, ia akan bersikap untuk
dapat bekerja sama dalam tim. (Rohmah, 2016)

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain


a. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi/ keterbatasan
b. Status kesehatan, anak sakit : perkembangan psikomotor kognitif
terganggu
c. Jenis kelamin
d. Lingkungan : lokasi, negara, kultur
e. Alat permainan : senang dapat menggunakan
f. Intelegensia dan status sosial ekonomi

2.1.4 Tahap Perkembangan Bermain


a. Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
b. Tahap permainan
c. Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
d. Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
e. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan
berikutnya

2.2 Konsep Bermain Yang Diterapkan (Bermain Dengan Mewarnai)


2.2.1 Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai
gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah
bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk
mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.

2.2.2 Manfaat
a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).
b. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan
motorik halus.
c. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena
menggunakan media kertas gambar dan crayon.
d. Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan
pada anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa
e. menggunakan kata.
f. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress kognitifnya tidak akurat
dan negative.
g. Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk
meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman
dari rasa marah dan benci.
h. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan
metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama
dirawat di rumah sakit.
BAB 3
SAP TERAPI BERMAIN

Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit


Sub Pokok Bahasan : Terapi Barmain Anak Usia 3-7 tahun
Tujuan : Mengoptimalkan Tingkat Perkembangan Anak
Hari/Tanggal : Kamis, 1 Desember 2022
Jam/Durasi :
Tempat Bermain : Ruang anak emerald II RSUD Dr.H.Moch.Anshari Saleh Banjarmasin

Peserta : Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien di ruang anak

yang memenuhi kriteria :


- Anak usia 3 - 6 tahun
- Tidak mempunyai keterbatasan fisik
- Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga
- Pasien kooperatif
- Peserta terdiri dari : anak usua prasekolah dan sekolah yang
didampingi oleh keluarga

Target : 5 Orang

A. Sarana dan Media


Sarana
- Ruangan tempat bermain
- Tikar untuk duduk
Media
- Kertas dengan gambar
- Crayon / pensil warna

B. Pengorganisasian
Leader : Muhammad Wafi Firdaus
Co Leader : Muhamad Akbar
Observer : Musrifah dan Tia Apriana
Fasilitator : Lisa Septia Devi
C. Setting Tempat

D. Susunan Kegiatan
No Waktu Terapy Anak Ket
1 5 menit Pembukaan :
Co-Leader membuka dan Menjawab salam
mengucapkan salam Mendengarkan
Memperkenalkan diri terap Mendengarkan
Memperkenalkan pembimbing Mendengarkan dan saling

Memperkenalkan anak satu persatu berkenalan


Mendengarkan
dan anak saling berkenalan dengan
Mendengarkan
temannya
Kontrak waktu dengan anak
Mempersilahkan Leader
2 20 menit Kegiatan bermain :
Leader menjelaskan cara permainan Mendengarkan
Menanyakan pada anak, anak mau Menjawabpertanyaan
bermain atau tidak
Menbagikan permainan Menerima permainan
Leader ,co-leader, dan Fasilitator Bermain
memotivasi anak Bermain
Fasilitator mengobservasi anak Mengungkapkan perasaan
Menanyakan perasaan anak
3 5 menit Penutup :
Leader Menghentikan permainan Selesai bermain
Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan perasaan
Menyampaikan hasil permainan Mendengarkan
Memberikan hadiah pada anak yang Senang
cepat menyelesaikan gambarnya dan Senang
bagus
Membagikan souvenir/kenang- Mengungkapkan perasaan
kenangan pada semua anak yang Mendengarkan
bermain Menjawab salam
Menanyakan perasaan anak
Co-leader menutup acara
Mengucapkan salam

E. Lembar Observasi

NO Nama Motorik Halus Keaktifan Mood


Aktif Kurang Baik Kurang
1. An. E Dapat mewarnai  
namun dibantu
2. An. K Dapat mewarnai  
sendiri
3. An. C Dapat mewarnai  
sendiri
4. An. A Dapat mewarnai  
sendiri
5. An. N Dapat mewarnai  
namun dibantu

F. Evaluasi
1. Evaluasi struktur yang diharapkan

a. Alat-alat yang digunakan lengkap

b. Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana

2. Evaluasi proses yang diharapkan

a. Terapi dapat berjalan dengan lancar

b. Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik

c. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi

d. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya

3. Evaluasi hasil yang diharapkan


a. Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan
menghasilkan satu gambar yang diwarnai, kemudian digantung
b. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik

c. Anak merasa senang

d. Anak tidak takut lagi dengan perawat

e. Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai

f. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktifitas bermain


4.
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan anak untuk memperoleh kesenangan,dan
anak dapat melakukan eksploritas dalam cara bermainnya. Bermain memiliki beberapa
fungsi yaitu dapat mengembangkan moral, motorik, kognitif, bahasa serta sosial. Salah
satu konsep bermain yang dapat di terapkan yaitu bermain dengan mewarna, dimana anak
bebas berekspresi,serta dapat digunakan untuk meningkatkan ekspresi emosional anak.
4.2 Saran
Selain terapi bermain newarnai diharapkan akan ada konsep terapi bermain lainnya yang
daoat diterapkan di rumah sakit terkhususnya di ruang perawatan anak. Diharapkan
penerapan terapi bermain untuk meminimalisir dampak hospitalisasi pada anak ini akan
dapat dilakukan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA

Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Terdapat pada :
http://info . balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 29 November 2022.

L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC :


Jakarta www.Pediatrik.com

Marlina, S., Qolbi, Z. and Putera, R. F. (2020) ‘Efektivitas Kemerdekaan Belajar Melalui
Bermain Terhadap Karakter Anak TK Baiturrida Kabupaten Padang Pariaman’, Jurnal
Imiah Potensia, 5(2), pp. 83–90.

Rohmah, N. (2016) ‘Bermain Dan Pemanfaatannya Dalam Perkembangan Anak Usia


Dini’, Jurnal Tarbawi, 13(2), pp. 27–35.
DOKUMENTASI
Banjarmasin, 1 Desember 2022

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

(Muhsinin, Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Anak) (Fitriadi, S.Kep.,Ns)

Anda mungkin juga menyukai