Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PRNYULUHAN TERAPI BERMAIN

ANAK MEWARNAI GAMBAR

KELOMPOK II

 Andi Safutra Suraya


 Henny Chaterine S. Tenges
 Nurhayati Kadir
 Pengki Robot
 Pratiwi Octaviani Nalole
 Rahma Hambali

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO

2017-2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan kasih -Nyalah sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan SATUAN
ACARA PENYULUHAN TERAPI BERMAIN ANAK MEWARNAI GAMBAR ini
tepat pada waktu yang telah ditentukan. Proposal terapi bemain ini diajukan guna memenuhi
tugas yang diberikan dosen mata kuliahKeperawatan Anak.

Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari semua
pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan SAP Terapi
Bernain ini baik itu secara langsung maupun tidak langsung.

Kami menyadari isi SAP Terapi Bernain masih jauh dari kategori sempurna, baik dari
segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan.oleh karen itu, kritik dan saran yang membangun
dari dosen mata kuliah yang bersangkutan, sangat kami harapkan demi
kesempurnaanProposal Terapi Bernain ini.

GORONTALO, 14 OKTOBER 2017


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak
secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas
bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada
saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat
tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut
merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa
stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan
anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya
(distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan
bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak,
dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi
mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan
kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit
(Wong, 2009).
Berdasarkan sensus penduduk padatahun 2003 didapatkan jumlah anak
usiatoddler (1-3 tahun) di Indonesia adalah13,50 juta anak. Anak-anak pada usia
toddler dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang bermain dengan
warna, oleh karena itu bermain dengan mewarnai gambar menjadi alernatif untuk
mengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak
selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi salah satu media bagi perawat untuk
mampu mengenali tingkat perkembangan anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain
dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna
akan membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga
merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain
terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisai,
maka akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler dengan cara mewarnai
gambar
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
b. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena
penyakit dan dirawat
c. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
d. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan.
e. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.
f. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak.
BAB II

LAMPIRAN TEORI

A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang
berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi
malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli
psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Erlita,
2006). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi
kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A,
2005). Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan agar
anak dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil
akhir.
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu
intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan
sebelum dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat dipahami bahwa
didalam perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam
melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek
hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya ( Nursalam,
2005).\
Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan,
memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu
aktifitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif dan
afektif (Anonim, 2010).
B. KATEGORI BERMAIN
1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri.
Contoh: bermain sepak bola.
2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan
aktivitas (hanya melihat)
Contoh: Memberikan support.

C. CIRI-CIRI BERMAIN
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu

D. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI


1. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan
dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa
senang, dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya, dengan
bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu
dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.

4. Dramatika play role play


Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.

E. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL


1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang
lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Toddler.
2. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing
mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada
interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre school.
Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama
tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain
sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan
terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia
sekolahAdolesen.

F. FUNGSI BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu, misalnya
meraih pensil.
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3. KREATIFITAS
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. PERKEMBANGAN SOSIAL
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar
dalam kelompok.
5. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku
terhadap orang lain.
6. PERKEMBANGAN MORAL
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman, menyesuaikan
dengan aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran
7. TERAPI
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak,
misalnya : marah, takut, benci.
8. KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.

G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN


1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit perkembangan psikomotor kognitif terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan lokasi, negara, kultur
5. Alat permainan senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

H. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN


1. Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3. Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.\

I. TAHAP TUMBUH KEMBANG dan KARAKTERISTIK BERMAIN ANAK


USIA TOODLER (1-3 TAHUN)
1. Tahap Pertumbuhan
Perhitungan berat badan : Umur (tahun) x 2 – 8 : 2
Perhitungan panjang badan : Umur 1 tahun : 75 cm
: Umur 2 – 3 tahun = Umur (tahun) x 6 – 77
2. Tahap Perkembangan
a. Perkembangan Psikoseksual menurut Sigmeun Freud :
Fase anal (1 – 3 tahun) : daerah anal aktifitas, pengeluaran tinja menjadi
sumber kepuasan libido yang penting. Menunjukkan keakuannya, sikap
narsistik (cinta terhadap diri sendiri), dan egoistik.
Tugas utama anak : latihan kebersiahan, perkembangan bicara dan bahasa
meniru dan mengulang kata sederahana, hubungan interpersonal anak sangat
terbatas, bermain sendiri, belum bisa bermain dengan anak lain.

b. Perkembangan Psikoseksual menurut Erikson :


Tahap ke 2 : Autonomi vs Shame and doubt
Perkembangan ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari dari lingkungan dan
keuntungan yang ia peroleh untuk mandiri, jika orang tua terlalu melindungi,
menuntut harapan terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu.
c. Stimulasi dan perkembangan anak
a) Anak umur 12 – 18 bulan :
 erkembangan anak : berjalan sendiri tidak jatuh, mengambil benda
kecil dengan jari telunjuk, mengungkapkan keinginan secara sedehana,
minum sendiri dari gelas tidak tumpah.
 Stimulasi dini : melatih anak naik turun tangga, bermain dengan anak
melempar dan menangkap bola besar kemudian kecil, melatih anak
menunjuk dan menyebut nama-nama bagian tubuh, memberi
kesempatan anak melepas pakaian sendiri.
b) Anak umur 18-24 bulan:
Perkembangan anak: berjalan mundur 5 langkah, mencoret-coret dengan
alat tulis, menunjukkan bagian tubuh dan menyebut namanya, meniru
melakukan pekerjaan rumah tangga.
Stimulasi dini: melatih anak berdiri dengan satu kaki, mengajari anak
menggambar bulatan, garis segi tiga dan gambar wajah, melatih anak
mengikuti perintah sederhana, melatih anak mau ditinggalkan ibunya
sementara waktu.
Anak usia toddler menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu banyak
bergerak, tidak bias diam dan mulai mengembangkan otonomi dan kemampuannya
untuk mandiri. Oleh karena itu, dalam melakukan permainan, anak lebih bebas,
spontan, dan menunjukkan otonomi baik dalam memilih mainan maupun dalam
aktivitas bermiannya. Anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Oleh karena itu
seringkali mainannya di bongkar-pasang, bahkan dirusaknya. Untuk itu harus
diperhatikan keamanan dan keselamatan anak dengan cara tidak memberikan alat
permainan yang tajam dan menimbulkan perlukaan.

Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler adalah “sollitary
play dan parallel play”. Pada anak usia 1 sampai 2 tahun lebih jelas terlihat anak
melakukan permainan sendiri dengan mainannya sendiri, sedangkan pada usia lebih
dari 2 tahun sampai 3 tahun, anak mulai dapat melakukan permainan secara parallel
karena sudah dapat berkomunikasi dalam kelompoknya walaupun belum begitu jelas
karena kemampuan berbahasa belum begitu lancer. Jenis alat permainan yang tepat
diberikan adalah boneka, pasir, tanah liat dan lilin warna-warni yang dapat dibentuk
benda macam-macam.

J. BERMAIN DI RUMAH SAKIT


1. TUJUAN
a. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
b. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
c. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
2. PRINSIP
a. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
b. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
c. Kelompok umur sama
d. Melibatkan keluarga/orangtua
3. UPAYA PERAWATAN DALAM PELAKSANAAN BERMAIN
1. Lakukan saat tindakan keperawatan
2. Sengaja mencari kesempatan khusus

4. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


a. Alat bermain
b. Tempat bermain

5. PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH


a. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga
b. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain

K. BERMAIN MEWARNAI GAMBAR


1. Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar
diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah bergambar.
Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi
stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.
2. Manfaat
a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).
b. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik
halus.
c. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena
menggunakan media kertas gambar dan crayon.
d. Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu
cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
e. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat
dan negative.
f. Bermain mewarnai gambardapat memberikan peluang untuk meningkatkan
ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan
benci.
g. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode
penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah
sakit
PREPLANING PROGRAM BERMAIN

PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN

DI RUANG SP2KP ANAK RSUD Prof. Dr. H. Aloe Saboe

A. Judul : Terapi bermain “mewarnai gambar”


Alasan : Terapi bermain “mewarnai gambar” judul ini dipilih kelompok untuk
menambah pengetahuan mengenali warna, dan mengembangkan imajinasi pada anak.
B. Karakteristik permainan : Anak dibimbing untuk mewarnai sebuah gambar yang
disediakan dengan warna pilihnnya sendiri.
C. Sasaran :
1. Anak usia toddler ( 3-5 tahun)
2. Anak yang dirawat di ruang Bakung
3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain
4. ooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5. Anak yang dapat memegangcrayon\
6. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar
D. Tujuan :
TUJUAN UMUM
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
TUJUAN KHUSUS
 Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
 Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena
penyakit dan dirawat
 Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
 Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan.
 Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.
 Untuk mengembangkan imajinasi pada anak.
E. Waktu Pelaksanaan :
1. Hari/Tanggal : RABU /
2. Pukul : 10:00 WITA
3. Tempat : Tempat bermain anak diruang Bakung.

Seting tempat

Keterangan

: KLIEN : ORA NG TUA : Leader

: OBSERFER : FASILITATOR :Co-Leader


F. Media
1. Pensil warna
2. Tissue
3. Karpet
4. Kertas bergambar
5. Lembar penilaian
6. Meja
G. Strategi bermain

No. Waktu Kegiatan Peserta

10 menit . Pra kegiatan :

1. Memfasilitasi media terapi bermain

Mempersiapkan anggota terapi


bermain

Mempersiapkan peserta

2 5menit Pembukaan :

Membuka kegiatan dengan Menjawab salam


mengucapkan salam.

Memperkenalkan diri
Mendengarkan
Menjelaskan tujuan dari terapi
Memperhatikan
bermain
Memperhatikan
Kontrak waktu anak dan orang tua

15menit Kegiatan bermain :

2. Menjelaskan tata cara pelaksanaan Memperhatikan


terapi bermainmewarnaikepada anak

Memberikan kesempatan kepada


Antusias saat
anak untuk bertanya jika belum jelas

Membagikankertas bergambar dan


pensil warna. menerima
peralatan
Fasilitator mendampingi anak dan
memberikan motivasi kepada anak

Menanyakan kepada anak apakah Memulai untuk


telah selesai mewarnai gambar mewarnai
gambar
Memberitahu anak bahwa waktu
yang diberikan telah selesai Menjawab
pertanyaan
Memberikan pujian terhadap anak
yang mampumewarnai gambar sampai Mendengarkan
selesai

Memperhatikan

3. 10 menit Kegiatan penutup:

Memotivasi anak untuk Menceritakan


menyebutkanapa yang diwarnai

Mengumumkan nama anak yang


Gembira
dapat
mewarnaidengan baik contoh:Membag
ikan reward kepada seluruh peserta

4. 5 menit Terminasi:

1. Memberikan motivasi dan pujian Memperhatikan


kepada seluruh anak yang telah
mengikuti program terapi bermain
Mendengarkan
2. Mengucapkan terima kasih kepada
anak dan orang tua

3. Mengucapkan salam penutup Menjawab salam


H. Analisa tugas
a. Anak dibimbing memberi warna sesuai gambar yang tersedia sesuai dengan
kemampuan anak masing-masing.
b. Anak dibimbing memilih warna sesuai warna kesukaannya sendiri.
c. Anak dilatih untuk mewarnai gambar sesuai garis pola yang tersedia.
d. Kriteria Penilaian:
 Berhasil bila anak mewarnai dengan 5 warna yang berbeda (nilai 100).
 Anak mewarnai dengan 3 warna yang berbeda (75).
 Anak mewarnai dengan 2 warna (50).
 Anak tidak memberi warna pada gambar yang tersedia (0).
I. Aspek kognitif
1. Pengetahuan atau hafalan anak tentang warna,missal daun berwarna hijau.
2. Pemahaman anak tentang gambar.contoh: mengerti bahwa itu gambar bunga.
3. Penerapan anak member warna hijau pada daun.
J. Aspek psikomotor
1. Motorik halus
Pengetahuan dan pemahaman anak tentang gambar.contoh: mengerti bahwa itu
gambar bunga.
2. Motorik kasar
Anak dibimbing untuk mewarnai gambar berpola.

Hasilnya dapat diukur melalui

1. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku anak selama proses bermain.
2. Anak mampu mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir.
K. Aspek afektif
Anak dapat member respon rangsangan dari pembimbing.
L. Aspek social
Anak dapat berinteraksi dengan ibu,teman sebaya dan pembimbing.
M. Pengorganisasian
1. Pembimbing Pendidikan :
2. Pembimbing Ruangan :
3. Leader :
4. Co-Leaader :
5. Fasilitator 1 :
6. Fasilitator 2 :
7. Observer :
8. Dokumentasi :
9. Peserta : anak berusi 3-5 tahun yang dirawat di ruangan anak
10. Pendamping : orang tua peserta
N. Tugas masing masing
1. Leader : memimpin jalanya program terapi
2. Fasilitator : mendampingi dan mengarahkan saat terapi
3. Obserfer : mencata dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
4. Anak :

O. PERKIRAN HAMBATAN
1. Jadwal terapi bermain yang kurang sesui jadwal
2. Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermaain
P. Antisipasi msalah
1. Jadwal teraapi dbermaindisesuaikan
2. Melakukan kerjaa sama dengan orang tuauntuk mendampingi anak saaagt teraapi
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ( 2010) Bermain melatih konseentrasi anak. [Online]. Tersedia :

Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Terdapat pada

Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC:


Jakarta www.Pediatrik.com Selasa 21 Agustus 2015

Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan Bidan). Jakarta:
Salemba Medika.

Whaley and Wong, 2009, Nursing Care Infanst and Children. Fourth Edition. Mosby Year
Book. Toronto Canada

Anda mungkin juga menyukai