Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Islam sangat menghormati dan menghargai manusia. Namun, hal tersebut tidak
hanya dilakukan kepada orang yang masih hidup saja. Islam telah mengingatkan kita semua
bhwa setiap insan yang benyawa pasti mengalami kematian. Setiap manusia, khususnya
muslim yang sudah meninggal pun memiliki hak untuk diberlakukan dengan sebaik-baiknya.
Islam sebagai ajaran yang sempurna juga memiliki ketentuan mengenai cara
memberlakukan orang yang sudah meninggal dunia. Senantiasa mengingatkan bahwa pasti
akan mati harus sering dilakukan agar setiap diri manusia menyadari bahwa dirinya tidaklah
hidup kekal selamanya didunia sehingga senantiasa mempersiapkan diri dengan beramal
sholeh dan segera bertobat dari kesalahan yang telah diperbuat. Kita harus mempersiapkan
diri dengan bekal yang baik dan diridhai Allah agar dapat menuju akhirat dengan khusnul
khatimah atau akhir hayat dengan sebaik-baiknya.

B. Tujuan
Dari latar belakang diatas kita dapat mengetahui tujuan dari penulisan makalah ini
sebagai berikut.
1. Kita dapat memahami ketentuan hukum islam tentang pengurusan jenazah.
2. Kita dapat mengetahui tata cara pengurusan jenazah.
3. Kita dapat mengetahui seperti apa pentingnya pengurusan jenazah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dalil Naqli tentang Kematian


Islam telah mengingatkan kita semua bahwa setiap insan yang bernyawa pasti
mengalami kematian. Allah swt. telah berfirman dalam ayat berikut ini.

Artinya : “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati., dan hanya pada hari kiamat sajalah
diberikan dengan sempurna balasanmu…..” (Q.S. Ali Imran/3: 185)

Jika ada salah satu kerabat yang meninggal, keluarga yang ditinggal hendaknya iklas dan rela
melepaskan kepergiannya. Semua yang ada didunia ini hanyalah kepunyaan Allah swt. dan
akan kembali kepada-Nya, sebagaimana firman Allah swt. berikut ini.

Artinya : “Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali”

(Q.S. Al-Baqarah/2: 156)

Hal tersebut juga disabdakan oleh Nabi Muhammad saw, dalam hadist yang artinya :

Dari Abu Hurairah, Nabi saw. bersabda, “banyak-banyaklah kamu mengingat hal yang
memutuskan kesenangan, yaitu kematian.” (H.R. at-Tirmizi: 2229)

B. Kewajiban Mengurusi Jenazah


Setiap muslim memiliki kewajiban terhadap saudaranya muslim yang meninggal
dunia. Kewajiban yang harus segera dilaksanakan adalah mengurus jenazahnya dan
mengurus harta peninggalannya. Kewajiban ini bersifat kolektif karena itu dimasukkan
sebagai suatu jenis ibadah yang hukumnya fardu kifayah, artinya kewajiban bagi seluruh
umat muslim, tetapi apabila sudah dilaksanakan oleh beberapa orang yang
melaksanakannya, maka gugurlah kewajiban itu bagi seluruh umat muslim. Kewajiban-
kewajiban terhadap orang yang meninggal adalah memandikan, mengkafani, menyalatkan,
dan menguburkannya.
C. Shalat Jenazah
Shalat jenazah ialah shalat yang dikerjakan sebanyak empat kali takbir dalam rangka
mendoakan orang muslim yang sudah meninggal. Apabila jenazah sudah dimandikan dan
dikafani. Hendaknya segera dishalati sebagaimana sabda rasulullah saw yang artinya :

“Rasulullah saw, bersabda : shalatkanlah orang orang yang telah meninggal dunia diantara
kalian semua.” (H.R. Ibnu Majjah: 1511)

1. Rukun Shalat Jenazah


 Niat shalat jenazah

Artinya : “Aku berniat shalat atas jenazah ini empat takbir fardu kifayah sebagai
imam/makmum karena allah SWT.”

 Berdiri bagi yang mampu


 Takbir empat kali
 Membaca surah Al-fatihah setelah takbiratul ihram
 Membaca salawat nabi, setelah takbir ke-2
 Mendoakan jenazah pada takbir ke-3 dan ke-4
 Mengucapkan salam

2. Syarat Shalat Jenazah


 semua yang menjadi syarat shalat fardu, menjadi syarat shalat jenazah. Misalnya
menutup aurat, suci badan dan pakaian, serta menghadap kiblat.
 Mayat harus sudah dimandikan dan dikafani.
 Letakkan jenazah disebelah kiblat orang-orang yang menyalatkan, kecuali jika
shalat diatas kubur atau shalat ghaib.

3. Cara Mengerjakan Shalat Jenazah


 sebelum mengerjakan shalat jenazah, kita hendaklah mngembil air wudhu,
sebagaimana mengerjakan shalat fardhu (sunnah).
 Setelah berdiri tegak, dan membaca niat shalat jenazah.
 Kemudian takbiratul ihram yang pertama dan kemudian membaca surah Al-
fatihah.
 Takbir yang kedua membaca shalawat Nabi Muhammad saw.
 Takbir yang ketiga membaca doa jenazah.
 Takbir yang keempat, membaca doa yang berikut.
 Setelah doa kita melakukan salam dengan menengok kekanan dan kekiri dengan
ucapan berikut.

D. Tata Cara Pengurusan Jenazah


1. Memandikan Jenazah
Kewajiban pertama yang harus dilakukan terhadap jenazah adalah memandikannya.
Salah satu petunjuk memandikan jenazah terdapat dalam hadits yang artinya :

“mandikanlah dia dengan air serta daun bidara (atau sesuatu yang dapat
membersihkan seperti sabun). H.R. al-Bukhari: 1186.

Jenazah dimandikan jika ia memenuhi beberapa syarat, yaitu :


 jenazah tersebut beragama islam
 tubuhnya masih ada walaupun hanya sebagian yang ditemukan, misalnya karena
kecelakaan
 tidak mati syahid (mati dalam peperangan membela agama Allah).

Artinya :”saya menjadi saksi atas mereka (yang mati dalam perang uhud) pada hari
kiamat. Lalu rasulullah memerintakan orang-orang yang gugur dalam perang uhud,
supaya dikuburkan dengan darahn mereka, tidak dimandikan, dan tidak disalatkan.
(H.R. al-Bukhari: 3771)

Hal-hal yang perlu disiapkan sebelum memandikan jenazah, sebagai berikut.


 tempat yang layak dan tertutup;
 tempat/alas untuk memandikan mayat;
 sabun, odol, sikat gigi, daun bidara, kapur barus;
 wadah dan air secukupya

Tahap-tahap memandikan jenazah, sebagai berikut.


 Letakkan mayat ditempat yang tinggi, seperti bangku panjang. (tempat yang layak)
 Gunakan tabir untuk melindungi tempat memnadikan jenzah dari pandangan
umum atau orang yang lalu lalang (merupkan tempat yang dapat memberikan
kehormatan bagi jenazah)
 Ganti pakaian jenazah dengan pakaian basahan, seperti sarung agar lebih mudah
memandikannya tetapi auratnya tetap tertutup.
 Sandarkan punggung jenazah dan urutlah perutnya agar kotoran didalamnya
keluar.
 Basuhlah, mulut, jari, kepala, ddan janggutnya;
 Sisirlah rambutnya agar rapi;
 Siramlah seluruh badan lalu bilas dengan sabun;
 Wuduhkanlah jenazah
 Siram dengan air yang dicampur kapur barus, daun bidara, atau daun lain yang
berbau harum.
 Kemudian dikerikan dengan handuk.

Adapun yang berhak memandikan jenazah adalah sebagai berikut.


 Jenazah laki :
 Kaum laki-laki
 Boleh wanita asalkan istri, atau mahramnya
 Orang tua
 Jenazah anak-anak :
 Orang tua
 Kaum wanita ataupun kaum pria

 Jenazah perempuan :
 Orang tua,
 Mahramnya
 Anak.

2. Mengafani Jenazah
Mengkafani jenazah, maksudnya membungkus jenazah dengan kain kafan. Hukum
mengkafani adalah fardhu kifayah bagi orang-orang yang masih hidup.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengafani jenazah adalahsebagai berikut.
 Kain kafan harus dalam keadaan baik, tidak boleh kelebihan, tidak boleh dari
bahan yang mewah dan mahal harganya.
 Kain kafan hendaknya bersih dan kering, serta diberi minyak wangi.
 Laki-laki dikafani dengan tiga lapis kain kafan. Sedangkan perempuan lima lapis
kain kafan.
 Orang yang meninggal dalam ihram, baik ihram haji maupun ihram umroh. Tidak
boleh diberi wangi-wangian dan tutup kepala.

Perlengkapan yang perlu dipersiapkan untuk mengafani jenazah, sebagai berikut.


 Kain kafan 3 helai untuk laki-laki sesuai dengan ukuran panjang badannya. Dan 5
helai untuk perempuan sesuai dengan ukuran panjangnya.
 Minyak wangi
 Kapas secukupnya
 Minyak cendana

Cara mengafani jenazah, sebagai berikut.


 hamparkan kain sehelai demi sehelai;
 taburkan wangi-wangian diatas tiap helai;
 letakkan jenazah diatas kafan dengan pelan-pelan;
 letakkan tangan kanan dan tangan kiri diatas dada;
 ikatlah dengan kuat sebanyak tujuh ikatan.
 Untuk wanita 5 helai kain (kain alas, baju, tutup kepala, cadar, fan kain yang
menutupi seluruh tubuhnya.
 Lubang hidung, telinga, terus kemaluan disumpal dengan kapas.
 Pada bagian tertentu dilapisi dengan kapas.

3. Menyalatkan Jenazah
Sesudah jenazah dimandikan, lalu dikafani kemudian jenazah di shalatkan.

4. Menguburkan jenazah
Langkah-langkah menguburkan jenazah, sebagai berikut
 Menyiapkan lubang kubur sesuai dengan ukuran jenazah.
 Menyiapkan papan penutup mayat secukupnya.
 Menyiapkan batu nisan, atau apa yang digunakan sebagai tanda kuburan.
 Menyiapkan keranda untuk jenazah dewasa, untuk anak kecil cukup dipangku saja
dengan tangan
 Membawa jenazah menuju makam.
 Meletakkan keranda berisi jenazah disebelah kiblat.
 Harus ada dua orang yang menerima jenazah dari dalam liang.
 Menurunkan jenazah dengan mendahulukan anggota badan sebelah kiri.
 Mayat dibaringkan dan dimiringkan kerah kiblat.
 Memberi bantalan pada kepala, dan pipi jenazah hingga wajahnya menghadap
kiblat.
 Membuka tali pengikat kain kafan.
 Membuka kain kafan yang menutupi muka dan kaki sehingga muka dan kakinya
langsung bersentuhan dengan tanah.
 Menutupi liang lahat dengan papan yang telah disiapkan.
 Menimbun lubang kubur dengan tanah, sehingga menjadi rata kembali.
 Memasang batu nisan sebelum tanah selesai di timbun.
 Membaca doa bersama untuk jenazah

Hal-Hal yang Berkaitan dengan Pengurusan Jenazah


1) Takziah (turut berbela sungkawa)
 Memberikan bantuan, baik moral, materil, maupun tenaga kita dengan iklas
untuk mengurangi beban kesulitan dan kesedihannya.
 Jika yang terkena musibah adalah orang terdekat kita hendaknya kita
menghibur dia, agar kesedihannya tidak berlarut-larut.
 Mengikuti shalat jenazah dan mendokannya agar diampuni segala dosanya.
 Ikut mengantar jenazah ketempat pemakaman, untuk menyaksikan
penguburannya.
 Tidak berbicara keras, bercanda, tertawa terbahak-bahak, atau sikap yang tidak
terpuji lainnya

2) Ziarah Kubur
Ziarah kubur bertujuan mengingat kematian, serta hari akhir dimana manusia
akan mendapatkan balasan yang sesuai dengan amal perbuatannya didunia.
 Pada waktu masuk kegerbang pemakaman kita harus memberi slam.
 Tidak boleh bernazar dengan tertentu yang berkaitan dengan takziah karena
nazar hanya ditunjukan kepada Allah.
 Tidak boleh mencium menyapu dengan tangan untuk minta berkah karena hal
itu akan menuju kearah kemusyrikan.
 Membangun taman, atau bangunan disekitar kuburan hukumnya makruh.
 Tidak boleh menduduki kuburan, ataupun menginjak kuburan.
 Hendaknya memohon doa kepada Allah yang berisi permohonan ampun,
rahmad, dan keselamatan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam telah mengingatkan kita semua bahwa setiap insan yang bernyawa pasti
mengalami kematian. Setiap muslim memiliki kewajiban terhadap saudaranya muslim yang
meninggal dunia. Kewajiban yang harus segera dilaksanakan adalah mengurus jenazahnya
dan mengurus harta peninggalannya. Kewajiban ini bersifat kolektif karena itu dimasukkan
sebagai suatu jenis ibadah yang hukumnya fardu kifayah, artinya kewajiban bagi seluruh
umat muslim, tetapi apabila sudah dilaksanakan oleh beberapa orang yang
melaksanakannya, maka gugurlah kewajiban itu bagi seluruh umat muslim. Kewajiban-
kewajiban terhadap orang yang meninggal adalah memandikan, mengkafani, menyalatkan,
dan menguburkannya.

Shalat jenazah ialah shalat yang dikerjakan sebanyak empat kali takbir dalam rangka
mendoakan orang muslim yang sudah meninggal. Apabila jenazah sudah dimandikan dan
dikafani. Hendaknya segera dishalati.

B. Saran
kita sebagai manusia tidak boleh lupa dengan yang namanya kematian. Sebelum ajal
menjemput kita kita harus mempersiapkan bekal kita di akhirat nanti. Diantaranya
perbanyak sholat, amal baik, dan selalu bertawakan kepada Allah swt. kita juga sebagai
manusia terlahir sebagi makhluk sosial jadi kita harus selalu saling menolong terutama
ketika menghadapi kematian seprti membantu mengurusi jenazahnya dan sebagainya,
karena pasti suatu saat nanti kita juga yang akan dibantu oleh orang lain ketika kita sudah
meninggal dunia nanti.

Anda mungkin juga menyukai