NAMA KELOMPOK :
1.IRFANSYAH
2.IRFANSYAH
3.IRFANSYAH
4.IRFANSYAH
Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita haturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru
sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada
terkira besarnya, Tak lupa shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan
kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke
alam yang terang benderang, dari alam jahiliyah menuju ke alam yang penuh berkah ini.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam ketentuan hukum Islam jika seorang muslim meninggal dunia maka
hukumnya fardhu kifayah atas orang-orang muslim yang masih hidup untuk
menyelenggarakan 4 perkara, yaitu memandikan, mengkafani, menshalatkan dan
menguburkan orang yang telah meninggal tersebut. Untuk lebih jelasnya 4
persoalan tersebut, pemakalah akan mencoba menguraikan dalam penjelasan
berikut ini.
Namun, sebelum penyelenggaraan jenazah itu dimulai, maka ada beberapa hal
yang harus dilakukan terhadap jenazah tersebut, yaitu :
1. Memandikan jenazah
2. Mengkafani jenazah
3. Mensalatkan jenazah
4. Menguburkan jenazah
معهن ر جل غيره فأ نهما ييممان و يد و ن فنا هما بمنز لة من لم يجد ا لما ء )رواه ه بو
داود ا و لبيحقى
b. Bukan bayi yang keguguran dan jika lahir dalam keadaan sudah
meninggal tidak dimandikan
2. Air secukupnya.
b. Ambil kain penutup dan gantikan kain basahan sehingga aurat utamanya
tidak kelihatan.
e. Ganti sarung tangan yang baru, lalu bersihkan seluruh badannya dan
tekan perutnya perlahan-lahan.
ها جر نا سع ر سو هلل ا ل صلى هلل ا عليه و سلم كلتمس و جه هلل ا فو قع ا جرنا ع لى
Uhud dan tidak ada buat kain kafannya kecuali selembar kain
burdah. Jika kepalanya ditutup, akan terbukalah kakinya dan jika
kakinya tertutup, maka tersembul kepalanya. Maka Nabi SAW
menyuruh kami untuk menutupi kepalanya dan menaruh rumput
izhir pada kedua kakinya.”
(H.R Bukhari)
Ulama sepakat bahwa shalat jenazah hukumnya fardhu kifayah baik yang
عن أيب ىريرة رضي رضي اهلل عنو قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم صلوا على
صاحبكم
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah
و حدثين: حدثين أيب حدثنا يونس قال ابن شهاب:حدثنا أمحد بن شبيب بن سعيد قال
قال رسول اهلل من شهد اجلنازة حىت:عبد الرمحن األعرج أن أبا ىريرة رضي اهلل عنو قال
مثل: وما القريطان ؟ قال:يصلي عليها ولو قرياط و من شهدىا حىت تدون ولو قرياطان قيل
اجلبلني العظيمني
Artinya: Telah menyampaikan kepada kami Ahmad bin Syabib bin Sa’id, ia
dua qiradh. Apa maksud dua qiradh itu? , Nabi menjawab seperti dua buah
Shalat jenazah memiliki beberapa rukun dimana shalat tersebut tidak sah
kecuali dengan rukun-rukun itu, yang apabila salah satu dari rukun itu
tertinggal, maka shalat jenazah itu batal dan wajib diulang (al-Juzairi 1996,
a. Niat.
Artinya: “Saya berniat shalat atas mayat ini empat takbir fardhu kifayah
اصلى على ىذه ادليتة اربع تكبريات ورض الكفاية هلل تعاىل
Artinya: “Saya berniat shalat atas mayat ini empat takbir fardhu kifayah
حدثنا عبد اهلل بن يوسف أخربنا مالك عن ابن شهاب عن سعيد بن ادلسيب عن أيب
أن رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم نعي النجاشي يف اليوم الذي:ىريرة رضي اهلل عنو
وخرج هبم إىل ادلصلي وصف هبم و كرب عليو أربع تكبريات رواه البخاري، مات ويو
mengabarkan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Sa’id bin Musayyab
meninggal pada hari itu dan Nabi SAW keluar bersama mereka berbaris
Disunnahkan shaf berjumlah tiga atau lima, dan seterusnya. Adapun hadits
و صلى، صليت خلف النيب صلى اهلل عليو وسلم:عن مسرة بن جندب رضي اهلل عنو قال
وقام رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم للصالة عليها و، على أم كعب ماتت وىي نفساء
Artinya: “Dari Samurah bin Jundub, dia berkata, “Aku shalat di belakang
Shalat jenazah memiliki tata cara yang berbeda dengan shalat lain, karena
shalat ini dilaksanakan tanpa ruku’, tanpa sujud, tanpa duduk, dan tanpa
bersabda:
حدثنا أبو كريب أخربنا عبد اهلل بن ادلبارك و يونس بن بكري عن حممد بن إسحاق عن
كان مالك بن ىبرية إذا صلى على:يزيد بن أيب حبيب عن مرثد بن عبد اهلل اليزين قال
قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و:جنازة وتقال الناس عليها جزأىم ثالثة أجزاء مث قال
kepada kami Abdullah bin al-Mubarak dan Yunus bin Bakir dari Muhammad
bin Ishaq dari Yazid bin Abi Hubaib dari Murtsad bin Abdullah al-Yazni, ia
kepada orang yang shalat itu untuk membagi mereka dalam tiga baris
b. Mengangkat kedua tangan dengan niat shalat jenazah laki-laki atau wanita
حدثنا حممد بن كثري أخربنا سفيان عن سعيد بن إبراىيم عن طلحة بن عبد اهلل بن
صليت خلف ابن عباس رضي اهلل عنهما على جنازة وقرأ بفاحتة الكتاب:عوف قال
mengabarkan kepada kami Sufyan dari Sa’id bin Ibrahin dari Thalhah bin
Abdillah bin Auf, ia berkata: “Aku shalat jenazah di belakang Ibnu Abbas
tahu bahwa hal itu sunnah (Hadits Riwayat al-Bukhari) (al-Bukhari 2002,
322).
اللهم صل على حممد وعلى ال حممد كما صليت على ال إبرا ىيم وبارك على حممد و
( على ال حممد كما باركت على ال إبرا ىيم )رواه مسلم و امحد
d. Bertakbir untuk yang ketiga kalinya , diikuti dengan berdoa bagi sang mayat.
صلى رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم على:عن عوف بن مالك رضي اهلل عنو قال
اللهم اغفرلو وارمحو وعاوو واعف عنو وأكرم نزلو: وحفظت من دعائو وىو يقول.جنازة
ووسع مدخلو واغسلو بادالء والثلج و الربد ونقو من اخلطايا كما نقيت الثوب االبيض
من الدنس وأبدلو دارا خريا من داره و اىال خريا من أىلو و زوجا خريا من زوجو و
حىت متنيت أن أكون أنا: قال، أدخلو اجلنة و أعذه من عذاب القرب أو من عذاب النار
Artinya: “Dari Auf bin Malik, dia berkata, “Suatu ketika Rasulullah
menshalatkan jenazah, dan saya hafal doa yang beliau ucapakan, yaitu “Ya
rumahnya (di dunia) dengan rumah yang lebih baik (di akhirat), serta
gantilah keluarganya (di dunia) dengan keluarga yang lebih baik, dan
surgamu dan lindungi ia dari siksa kubur atau siksa api neraka”, sehingga
e. Pada takbir yang keempat adalah berdoa untuk diri sendiri dengan membaca
sampai kepada kami dan jangan pula kami mendapatkan fitnah sesudah
Shalat jenazah memiliki beberapa sunnat yang akan diuraikan berikut ini:
4.Menguburkan Jenazah
fardhu kifayah. Menguburkan jenazah itu boleh dilakukan kapan saja, baik
malam hari itu dimakruhkan. Muslim meriwayatkan, “Pada suatu hari Nabi
SAW berkhutbah dan menyebut salah seorang laki-laki sahabat beliau yang
meninggal dan dikafani dengan kain kafan yang tidak memadai, lalu dikuburkan
di malam hari.Lalu, Nabi SAW melarang pemakaman pada malam hari kecuali
bila kondisi darurat. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari
ال تدونوا موتاكم با:قال رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم قال:عن جابر بن عبد اهلل قال
Artinya: “Janganlah kalian memakamkan jenazah pada malam hari, kecuali jika
adalah pada waktu tepat matahari terbit, tepat di tengah atau tepat terbenam.
a. Menurunkan mayat ke dalam kuburan. Para ahli fiqih memiliki tiga pendapat
dilakukan nabi SAW yaitu jenazah diletakkan di sisi kiblat dari kuburan lalu
24
jenazah menghadap ke kiblat untuk memuliakan kiblat. Hal ini jika tidak
dikhawatirkan bila kuburan akan longsor, sedang jika tidak maka diletakkan
kedua kakinya jika hal tersebut lebih mudah bagi orang lain, lalu diletakkan
ke dalam kubur.
b. Ikatan kain kafan pada kepala dan kedua kaki mayat dilepas, karena bila
tetap diikat maka ditakutkan akan tercemar. Lebih aman bila dikuburkan
c. Mayat dihadapkan ke arah kiblat pada sisi sebelah kanan. Mayat lai-laki
dalam kubur.
orang yang dekat dari liang kubur untuk menebarkan tanah sebanyak tiga
kali.
untuk si mayat.