Dibuat Oeh :
1. Ayu Siska
2. Safitri Wulandari
3. Della Febriani
4. Mesrianti
i
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Akhir kata, kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh terima kasih
dan semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami meminta maaf apabila terdapat
kesalahan pada penulisan makalah ini dimana tidak ada unsur kesengajaan.
Terimakasih.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah SWT menciptakan manusia berasal dari sari pati makanan yang tumbuh
dari hamparan tanah yang ada dipermukaan bumi ini. dari tanahlah proses
manusia diciptakan dan ketanah pulalah setiap manusia kebumikan. Setiap
manusia pasti akan mengalami kematian, dan kematian tidak seorangpun mampu
menghindarinya.
Orang yang meninggal dunia juga perlu dihormati karena orang yang
meninggal adalah makhluk Allah SWT yang sangat mulia. Karena manusia
adalah makhluk sebaik-baik ciptaan Allah SWT dan ditempatkan pada derajat
yang tiggi, oleh sebab itu, menjelang menghadap keharbiaan Allah SWT, orang
meninggal perlu endapat perhatian khusus dari yang masih hidup.
Pengurusan kjenazah termasuk ajaran islam yang perlu diketahui oleh seluruh
umat islam. Hal itu dimaksudkan agar dalam penyelenggaraan atau pengurusan
jenazah sesuai dengan ketentuan ajaran Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hukum dalam pengurusan jenazah?
2. Apa saja kewajiban kaum muslim ketik ada orang yang meninggaldunia?
3. Bagaimana hikmah penyelenggaraan jenazah
D. Tujuan
Maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk menyampaikan serta
menjelaska hal-hal mengenai hukum, tatacara, serta hikmah dalam
penyelenggaraan jenazah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
8. Mandikan jenazah dengan air sabun dan air mandinya yang
terakhirdicampur dengan wangi-wangian.
9. Perlakukan jenazah dengan lembut ketika membalik dan menggosokangg
ota tubuhnya.
10. Memandikan jenazah satu kali jika dapat membasuh ke
seluruh tubuhnya,itulah yang wajib. Sunnah mengulanginya beberapa
kali dalam bilanganganjil.
11. Jika keluar najis dari jenazah itu setelah dimandikan dari badannya,
wajibdibuang dan dimandikan kembali. Jika keluar najis setelah di atas
kafan,tidak perlu untuk diulang mandinya, tetapi cukup untuk
membuangnajisnya saja.
12. Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan kain atau handukseh
ingga tidak membasahi kafannya.
13. Selesai mandi, sebelum dikafani berilah wangi-wangian yang
tidakmengandung alkohol. Pemberian wewangian untuk jenazah
sebaiknyamenggunakan kapur barus.
2. Mengafani Jenazah
a. Ketentuan Umum
1. Kain yang digunakan hendaklah berwarna putih dan bisa menutupi
seluruh tubuh
2. Jumlah kain kafan bagi laki-laki hendaklah tiga lapis, sedangkan
perempuan lima lapis.
3. Sebelum digunakan untuk membungkus kain kafan hendaknya
diberi wangi-wangian
4. Tidak berlebihan dalam mengkafani jenazah
5. Kain kafan dihamparkan diatas tikar yang bersih lalu jenazah
ditekkan diatasnya;
6. Kedua tangan jenazah diletakkan diatas dada, dengan tangan kanan
di atas tangan kiri;
7. Sebelum kain penutup dilepaskan, bagian-bagian tubuh seperti
kemaluan, dubur, mulut, hidup, mata, dan telinga ditutup den
8. gan kapas dan seluruh tubuh jenazah ditaburi wangi-wangian,
kemudian kain kafan sehelai demi sehelai dihubungkan dengan
mendahulukan sebelah kiri baru kemudian sebela kanan;
3
9. Setelah terbungkus, diikat dengan sehelai kain tali dari potongan
kain kafan pada ujung kepala, dada, perut, lutut, dan di bawah ujung
kaki.
b. Sunah mengkafani Jenazah
a) Kain kafan adalah kain yang baik, bersih dan berwarna putih.
Sebagaimana HR. Ahmad dan Abu Daud
b) Mengasapi kain kafan dengan dahan kayu yang wangi tiga kali,
Rasulullah SAW. sebagaimana HR. Abu Daud.
c) Kain kafan tidak menggunakan bahan yang terlalu mahal.
Sebagaimana HR. Abu Daud.
d) Mengafani jenazah, tiga helai untuk jenazah laki-laki dan lima helai
untuk jenazah perempuan.
3. Menshalatkan Jenazah
Menyolatkan jenazah adalah mendo’akan, memintakan ampun dan
rahmat bagi jenazah tersebut.
Dasar hukum shalat jenazah adalah sabda Nabi SAW. yang artinya :
Shalatkanlah orang-orang yang meninggal dunia antaramu (HR. Ibnu Majah)
Semua syarat wajib dan syarat sah shalat fardhu menjadi syarat dalam
shalat jenazah kecuali waktu shalat, Shalat jenazah pelaksanaan shalat
jenazah adalah sebagai berikut sebelum shalat jenazah laki-laki, orang yang
menyolatkan berdiri pada posisi searah dengan kepala jenazah perempuan
berdiri pada posisi searah pinggang. Kemudian mulai shalat dengan urutan
takbiratul ihrom dan niat, membaca surat Al-fatihah , takbir kedua, membaca
sholawat atas Nabi, takbir ketiga membaca do’a untuk si mayit, takbir
keempat, membaca do’a kemudian salam.
4. Menguburkan Jenazah
Jenazah diletakkan di atas usungan atau tandu dan dipikul di atas bahu.
Disunnahkan memikul tandu atau usungan itu pada setiap sisi tandu atau
usungan tersebut.
1. Orang yang berjalan kaki hendaklah berada di sekitar jenazah dan orang
yang berkendaraan berada dibelakang orang yang berjalan
2. Orang yang mengantarkan disunatkan diam dan khusu’ tidak
membicarakan keduniaan dan hendaknya lebih banyak mengingat Allah.
4
3. Membawa jenazah ke kubur hendaknya dilakukan segera.
4. Setelah dekat kubur sebaiknya membaca bacaan yang baik (doa-doa)
guna menghindari pembicaraan yang tidak baik (ma’siat)
Adapun peragaan cara mengubur jenazah dengan mengikuti petunjuk berikut:
1. Turunlah tiga orang ke liang lahat guna menerima jenazah. Ada yang
menerima jenazah pada bagian kepala, bagian tengah, dan bagian kaki.
2. Angkatlah jenazah pelan-pelan. Orang yang berada di atas liang lahat
bertugas mengangkat jenazah. Ada yang memegangi kepala, perut dan
kaki. Ketika menurunkan jenazah, disunahkan membaca bismillahi wa’ala
millati rasulillah.
3. Mesukkan jenazah dari kaki kubur atau dari samping kubur (mana yang
mudah)
4. Taruhkan jenazah di liang lahat dan menghadap kiblat.
5. Berilah penyanga dengan tanah secukupnya agar jenazah tetap miring.
penyangga diletakkan pada bagian kepala dan punggung serta paha.
6. Kenakan pipi kanan jenazah dengan tanah. Oleh karena itu, lepaskan tali
pocong. Kain kafan dilonggarkan dibagian kepala agar mudah ditarik
untuk meletakkan pipi mengenai tanah.
7. Tutuplah liang lahat dengan papan kayu atau yang lain. Hal itu
dimaksudkan agar apabila ditimbun, badan jenazah tidak terhimpin
dengan timbunan.
8. Timbunlah pelan-pelanliang lahat sampai selesai. Maksudnya, agar
penutup liang lahat tidak patah. Timbunan ditinggikan dari tanah
sekitarnya agar tidak tergenang air apabila tergenang hujan.
9. Berilah tanda dari kayu atau batu.
10. Doakan si mayit dan keluarga yang ditinggalkannya.
B. MATI SYAHID
Mati Syahid ada tiga macam yaitu :
1. Syahid dunia, yaitu mati di medan perang hanya untuk mempertahankan
tanah air, diri dan harta
2. Syahid akhirat yaitu mati secara mendadak, misalnya mati karena terserah
penyakit jantung, kolera dan lain-lain.
3. Syahid dunia-akhirat yaitu mati di medan perang untuk meninggikan kalimah
Allah.
5
Orang yang masti syahiid dunia atau mati syahid akhirat saja cara mengurusnya
tidak berbeda dengan cara mengurus orang yang meninggal biasa yaitu
memandikan, mengafani, menyolatkan dan menguburkan. Orang mati syahid
dunia akhirat tidak wajib dimandikan maupun disholatkan tetapi langsung
dikafankan dengan pakaian yang melekat di tubuhnya kemudian dikuburkan.
6
4. Disunatkan membawa makanan untukkeluarga yang tertimpa musibah
atau bentuk-bentuk pertolongan lainnya.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hukum dalam
mengurus jenazah adalah kifayah, artinya jika sebagian orang sudah mengurus
jenazah maka sebagian warga lainnya sudah gugur kewajibannya, oleh karena
itu, setiap muslim yang telah meninggal aka sebagai kaum muslim harus segera
diselesaikan pengurusannya kecuali ada hal-hal yang memaksa.
B. SARAN
Demikianlah pokok bahasan contoh makalah ini yang dapat kami paparkan,
besar harapan kami makalah ini apat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi . kami menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik di masa yang akan
datang.
8
DAFTAR PUSTAKA