Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGURUSAN JENAZAH DAN HIKMAHNYA

Dibuat Oeh :

1. Ayu Siska
2. Safitri Wulandari
3. Della Febriani
4. Mesrianti

Guru Pembimbing : Hadianas, S.Pd.I

SMK NEGERI 9 SAROLANGUN


Tahun Pelajaran 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillh senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata pelajaran
Agama dengan judul “Pengurusan Jenazah dan Hikmahnya yang diberikan oleh
Bapak Hadianas, S.Pd.I.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Akhir kata, kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh terima kasih
dan semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami meminta maaf apabila terdapat
kesalahan pada penulisan makalah ini dimana tidak ada unsur kesengajaan.
Terimakasih.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... iii
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kewajiban Mengurus Jenazah ........................................................................ 2
B. Mati Syahid ..................................................................................................... 5
C. Hikmah Penyelenggaraan Jenazah .................................................................. 6
D. Hikmah Ta’ziyah Dan Ziarah Kubur ............................................................. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 8
B. Saran................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Allah SWT menciptakan manusia berasal dari sari pati makanan yang tumbuh
dari hamparan tanah yang ada dipermukaan bumi ini. dari tanahlah proses
manusia diciptakan dan ketanah pulalah setiap manusia kebumikan. Setiap
manusia pasti akan mengalami kematian, dan kematian tidak seorangpun mampu
menghindarinya.
Orang yang meninggal dunia juga perlu dihormati karena orang yang
meninggal adalah makhluk Allah SWT yang sangat mulia. Karena manusia
adalah makhluk sebaik-baik ciptaan Allah SWT dan ditempatkan pada derajat
yang tiggi, oleh sebab itu, menjelang menghadap keharbiaan Allah SWT, orang
meninggal perlu endapat perhatian khusus dari yang masih hidup.
Pengurusan kjenazah termasuk ajaran islam yang perlu diketahui oleh seluruh
umat islam. Hal itu dimaksudkan agar dalam penyelenggaraan atau pengurusan
jenazah sesuai dengan ketentuan ajaran Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hukum dalam pengurusan jenazah?
2. Apa saja kewajiban kaum muslim ketik ada orang yang meninggaldunia?
3. Bagaimana hikmah penyelenggaraan jenazah

D. Tujuan
Maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk menyampaikan serta
menjelaska hal-hal mengenai hukum, tatacara, serta hikmah dalam
penyelenggaraan jenazah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEWAJIBAN MENGURUS JENAZAH


Jenazah berasal dari bahasa arab, jenazah dan jinazah yang berarti mayat dan
dapat pula berarti usungan beserta mayatnya. Seorang muslim yang telah
meninggal dunia harus segera diselesaikan pengurusannya, tidak boleh ditunda-
tunda kecuali terdapat hal-hal yang memaksa, seperti menunggu visum dokter,
menunggu keluarga dekatnya dan sebagainya. Rasulullah SAW bersabda : “Tiga
perkara wahai Ali bin Abi Thalib tidak boleh ditunda-tunda yaitu Shalat bila
telah masuk waktunya, jenazah bila telah jelas matinya dan janda bila telah
menemukan jodohnya (HR. Ahmad). Mengurus jenazah hukumnya fardlu
kifayah.
1. Memandikan Jenazah
Memandikan jenazah adalah membersihkan dan mensucikan tubuh mayat
dari kotoran dan najis yang melekat padanya. Jenazah laki-laki dimandikan
oleh laki-laki dan jenazah perempuan dimandikan oleh jenazah perempuan
kecuali suami istri atau muhrimnya. Apabila di lingkungan itu si mayit satu-
satunya laki-laki atau satu-satunya perempuan maka jenazah tidak
dimandikan tapi ditayamumkan. Begitu pula jika di daerah tersebut tidak ada
air.
• Cara Memandikan Jenazah
1. Ambil kain penutup dan gantikan dengan kain basahan sehingga
auratutamanya tidak kelihatan.
2. Mandikan jenazah pada tempat yang tertutup.
3. Pakailah sarung tangan dan bersihkan jenazah dari segala kotoran.
4. Ganti sarung tangan yang baru, lalu bersihkan seluruh badannya dantekan
perutnya perlahan-lahan jika jenazah tidak hamil.
5. Tinggikan kepala jenazah agar air tidak mengalir ke arah kepala.
6. Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain basah ke
mulut jenazah, gosok giginya, dan
bersihkan hidungnya. Kemudian, wudlukanseperti wudlu untuk sholat.
7. Siramkan air ke tubuh yang sebelah kanan dahulu. Kemudian ke
sebelahkirinya.

2
8. Mandikan jenazah dengan air sabun dan air mandinya yang
terakhirdicampur dengan wangi-wangian.
9. Perlakukan jenazah dengan lembut ketika membalik dan menggosokangg
ota tubuhnya.
10. Memandikan jenazah satu kali jika dapat membasuh ke
seluruh tubuhnya,itulah yang wajib. Sunnah mengulanginya beberapa
kali dalam bilanganganjil.
11. Jika keluar najis dari jenazah itu setelah dimandikan dari badannya,
wajibdibuang dan dimandikan kembali. Jika keluar najis setelah di atas
kafan,tidak perlu untuk diulang mandinya, tetapi cukup untuk
membuangnajisnya saja.
12. Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan kain atau handukseh
ingga tidak membasahi kafannya.
13. Selesai mandi, sebelum dikafani berilah wangi-wangian yang
tidakmengandung alkohol. Pemberian wewangian untuk jenazah
sebaiknyamenggunakan kapur barus.
2. Mengafani Jenazah
a. Ketentuan Umum
1. Kain yang digunakan hendaklah berwarna putih dan bisa menutupi
seluruh tubuh
2. Jumlah kain kafan bagi laki-laki hendaklah tiga lapis, sedangkan
perempuan lima lapis.
3. Sebelum digunakan untuk membungkus kain kafan hendaknya
diberi wangi-wangian
4. Tidak berlebihan dalam mengkafani jenazah
5. Kain kafan dihamparkan diatas tikar yang bersih lalu jenazah
ditekkan diatasnya;
6. Kedua tangan jenazah diletakkan diatas dada, dengan tangan kanan
di atas tangan kiri;
7. Sebelum kain penutup dilepaskan, bagian-bagian tubuh seperti
kemaluan, dubur, mulut, hidup, mata, dan telinga ditutup den
8. gan kapas dan seluruh tubuh jenazah ditaburi wangi-wangian,
kemudian kain kafan sehelai demi sehelai dihubungkan dengan
mendahulukan sebelah kiri baru kemudian sebela kanan;

3
9. Setelah terbungkus, diikat dengan sehelai kain tali dari potongan
kain kafan pada ujung kepala, dada, perut, lutut, dan di bawah ujung
kaki.
b. Sunah mengkafani Jenazah
a) Kain kafan adalah kain yang baik, bersih dan berwarna putih.
Sebagaimana HR. Ahmad dan Abu Daud
b) Mengasapi kain kafan dengan dahan kayu yang wangi tiga kali,
Rasulullah SAW. sebagaimana HR. Abu Daud.
c) Kain kafan tidak menggunakan bahan yang terlalu mahal.
Sebagaimana HR. Abu Daud.
d) Mengafani jenazah, tiga helai untuk jenazah laki-laki dan lima helai
untuk jenazah perempuan.

3. Menshalatkan Jenazah
Menyolatkan jenazah adalah mendo’akan, memintakan ampun dan
rahmat bagi jenazah tersebut.
Dasar hukum shalat jenazah adalah sabda Nabi SAW. yang artinya :
Shalatkanlah orang-orang yang meninggal dunia antaramu (HR. Ibnu Majah)
Semua syarat wajib dan syarat sah shalat fardhu menjadi syarat dalam
shalat jenazah kecuali waktu shalat, Shalat jenazah pelaksanaan shalat
jenazah adalah sebagai berikut sebelum shalat jenazah laki-laki, orang yang
menyolatkan berdiri pada posisi searah dengan kepala jenazah perempuan
berdiri pada posisi searah pinggang. Kemudian mulai shalat dengan urutan
takbiratul ihrom dan niat, membaca surat Al-fatihah , takbir kedua, membaca
sholawat atas Nabi, takbir ketiga membaca do’a untuk si mayit, takbir
keempat, membaca do’a kemudian salam.

4. Menguburkan Jenazah
Jenazah diletakkan di atas usungan atau tandu dan dipikul di atas bahu.
Disunnahkan memikul tandu atau usungan itu pada setiap sisi tandu atau
usungan tersebut.
1. Orang yang berjalan kaki hendaklah berada di sekitar jenazah dan orang
yang berkendaraan berada dibelakang orang yang berjalan
2. Orang yang mengantarkan disunatkan diam dan khusu’ tidak
membicarakan keduniaan dan hendaknya lebih banyak mengingat Allah.

4
3. Membawa jenazah ke kubur hendaknya dilakukan segera.
4. Setelah dekat kubur sebaiknya membaca bacaan yang baik (doa-doa)
guna menghindari pembicaraan yang tidak baik (ma’siat)
Adapun peragaan cara mengubur jenazah dengan mengikuti petunjuk berikut:
1. Turunlah tiga orang ke liang lahat guna menerima jenazah. Ada yang
menerima jenazah pada bagian kepala, bagian tengah, dan bagian kaki.
2. Angkatlah jenazah pelan-pelan. Orang yang berada di atas liang lahat
bertugas mengangkat jenazah. Ada yang memegangi kepala, perut dan
kaki. Ketika menurunkan jenazah, disunahkan membaca bismillahi wa’ala
millati rasulillah.
3. Mesukkan jenazah dari kaki kubur atau dari samping kubur (mana yang
mudah)
4. Taruhkan jenazah di liang lahat dan menghadap kiblat.
5. Berilah penyanga dengan tanah secukupnya agar jenazah tetap miring.
penyangga diletakkan pada bagian kepala dan punggung serta paha.
6. Kenakan pipi kanan jenazah dengan tanah. Oleh karena itu, lepaskan tali
pocong. Kain kafan dilonggarkan dibagian kepala agar mudah ditarik
untuk meletakkan pipi mengenai tanah.
7. Tutuplah liang lahat dengan papan kayu atau yang lain. Hal itu
dimaksudkan agar apabila ditimbun, badan jenazah tidak terhimpin
dengan timbunan.
8. Timbunlah pelan-pelanliang lahat sampai selesai. Maksudnya, agar
penutup liang lahat tidak patah. Timbunan ditinggikan dari tanah
sekitarnya agar tidak tergenang air apabila tergenang hujan.
9. Berilah tanda dari kayu atau batu.
10. Doakan si mayit dan keluarga yang ditinggalkannya.

B. MATI SYAHID
Mati Syahid ada tiga macam yaitu :
1. Syahid dunia, yaitu mati di medan perang hanya untuk mempertahankan
tanah air, diri dan harta
2. Syahid akhirat yaitu mati secara mendadak, misalnya mati karena terserah
penyakit jantung, kolera dan lain-lain.
3. Syahid dunia-akhirat yaitu mati di medan perang untuk meninggikan kalimah
Allah.

5
Orang yang masti syahiid dunia atau mati syahid akhirat saja cara mengurusnya
tidak berbeda dengan cara mengurus orang yang meninggal biasa yaitu
memandikan, mengafani, menyolatkan dan menguburkan. Orang mati syahid
dunia akhirat tidak wajib dimandikan maupun disholatkan tetapi langsung
dikafankan dengan pakaian yang melekat di tubuhnya kemudian dikuburkan.

D. HIKMAH PENYELENGGARAAN JENAZAH


1. Hikmah Penyelenggaraan Jenazah
1) Kedudukan manusia walaupun sudah meninggal tetap makhluk Allah
yang paling mulia yang wajib diberikan penghormatan dan tetap
diperlukannya sebagai manusia yang masih hidup bahkan perlakuan itu
tetap berlaku walaupun mayat sudah dikuburkan.
2) Memandikan jenazah berarti mensucikan jenazah dari segala kotoran dan
najis supaya ketika disholatkan jenazah sudah dalam keadaan bersih.
Syari’at islam sangat menekankan kebersihan, bukan hanya sewaktu
masih hidup setelah meninggalpun kebersihan harus tetap ditegakkan.
3) Kesanggupan untuk melindungi atau menutup dari pandangan yang dapat
mendatangkan fitnah dan celaan.
4) Mendo’akan mayat agar mayat mendapat ampunan, kasih sayang, dan
terlepas dari siksa kubur dan siksa akhirat.
5) Mendorong setiap orang untuk mempererat dan senantiasa berusaha
meningkatkan persaudaraan sesama muslim semasa hidup.
2. Ta’ziyah
Ta’ziyah berasal dari kata ‘azza-yu’azzi-ta’ziyyah artinya menghibur atau
mendorong agar sabar .
Ta’ziyah berarti mengunjungi keluarga yang tertimpa musibah kematian, baik
sebelum jenazah dikuburkan maupun sesudahnya. Yang lebih utama
dilakukan sebelum jenazah dikuburkan
Adab berta’ziyah sebagai berikut :
1. Menunjukkan sikap ikut berbela sungkawa atas musibah yang menimpa
baik perilku maupun dalam perkataan.
2. Tidak mengeluarkan kata-kata atau ucapan yang menyinggung dan tidak
menyenangkan keluarga yang sedang tertimpa kesusahan.
3. Memberikan nasihat agar tetap tabah dan bersabar dalam menghadapi
musibah karena miusibah ini datangnya semata-mata dari Allah SWT.

6
4. Disunatkan membawa makanan untukkeluarga yang tertimpa musibah
atau bentuk-bentuk pertolongan lainnya.

Adab Ziarah Kubur


– Mengucapkan salam
– Mendo’akan serta memohon ampunakn untuk ahlo kubur
– Bersikap sopan ketika berada disekitar kuburan
– Ketika dikubran dianjurkan untuk memperbanyak mengingat Allah
– Dilarang duduk dan membuang sampah diatas kuburan
– Dilarang menemhokdan membangun bangunan diatas kuburan.

E. HIKMAH TA’ZIYAH DAN ZIARAH KUBUR


1. Hikmah Ta’ziyah
a. Membantu mengurangi beban mental yang harus mereka pikul akibat itu.
b. Mempertebal keyakinan terhadap kekuasaan Allah menyadarkan bahwa
setiap jiwa akan mati serta mendorong untuk memperbanyak ibadah dan
mengingatkan ketaatan
c. Mempertebal hubungan persaudaraan sesama mukmin, dan meningkatkan
ukhuwah Islamiyah.
2. Hikmah Ziarah kubur
a. Meningkatkan keyakinan atas kekuasaan Allah.
b. Manusia disadarkan kembali bahwa hidup di dunia ini akan berlanjut
terus sampai di akhirat dan amal di dunia sangat menentukan keadaan di
akhirat kelak.
c. Meningkatkan kesadaran akan perlunya mempererat tali silayurahmi dan
persaudaraan sesama muslim.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hukum dalam
mengurus jenazah adalah kifayah, artinya jika sebagian orang sudah mengurus
jenazah maka sebagian warga lainnya sudah gugur kewajibannya, oleh karena
itu, setiap muslim yang telah meninggal aka sebagai kaum muslim harus segera
diselesaikan pengurusannya kecuali ada hal-hal yang memaksa.

B. SARAN
Demikianlah pokok bahasan contoh makalah ini yang dapat kami paparkan,
besar harapan kami makalah ini apat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi . kami menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik di masa yang akan
datang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ulfa Mahfudloh, S.Pd.I,DKK.Fiqih. Penerbit : Master Media


Ahmad Alfan, DKK, Buku Siswa Fikih.Penerbit : Direktorat Pendidikan Madrasah

Anda mungkin juga menyukai