Anda di halaman 1dari 22

AMINATUS SOLEHA XI PH 2

( 06 )
“ TUGAS POWER POINT ”
Tata Cara Memandikan Jenazah
Lengkap Sesuai Syariat Islam
Memandikan jenazah termasuk dalam syarat mengurusi
jenazah umat Islam. Sesuai dengan hukumnya, yakni fardhu
kifayah, yakni wajib dikerjakan, tetapi bila sudah ada muslim
lain yang menunaikannya, berarti kewajiban menjadi gugur.

Memandikan jenazah termasuk dalam rangkain dan hal


penting sebelum disalatkan, serta dimakamkan ke liang lahat.

Memandikan jenazah menjadi tidak wajib dilakukan bila yang


meninggal dalam jumlah terlalu banyak, seperti korban
peperangan layaknya kisah Nabi terdahulu dan bencana alam.
Jenazah yang wajib dimandikan

• Seorang muslim atau muslimah.


• Ada tubuhnya.
• Kematian bukan karena mati syahid, seperti
peperangan membela Islam di zaman Nabi.
• Bayi, selama bukan bayi yang meninggal
karena keguguran.
Syarat orang memandikan jenazah
• Beragama Islam
• Berakal.
• Sudah baligh.
• Berniat memandikan jenazah.
• Mengetahui hokum dan cara memandikan
jenazah.
• Terpercaya, amanah, dan mampu menutupi
aib dari jenazah.
Kewajiban sebelum memandikan jenazah
1. Memejamkan mata jenazah yang terbuka.
Sesuai dalil hadits dari Ummu Salamah Hindun bintu Abi Umayyah
radhiallahuanha, mengatakan:
Rasulullah SAW saat mendatangi Abu Salamah yang telah meninggal,
ketika itu kedua matanya terbuka. Maka Nabi shalallahu alaihi wa salam
pun memejamkan kedua mata Abu Salamah dan bersabda: Sesungguhnya
bila ruh telah dicabut, maka pandangan matanya mengikutinya (HR.
Muslim no. 920).

2. Mendoakan jenazah
Mendoakan jenazah baik dilakukan sebelum maupun sesudah
dimandikan. Dari Ma'qil bin Yasar ra berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda, "Bacakanlah surat Yaasiin atas orang yang meninggal di antara
kalian. (HR Abu Daud, An-Nasaa'i dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban)
3. Mengikat dagu jenazah

Syaikh Abdullah bin Jibrin rahimahullah mengatakan:


Ketika mayit meninggal (tutuplah mulutnya) yaitu karena dikhawatirkan
mulut terbuka ketika dimandikan dan ketika dipersiapkan. Sehingga
hendaknya ditutup sampai bersatu antara gigi dan mulut (Ad Durar Al
Mubtakirat Syarah Akhsharil Mukhtasharat).

4. Segera mempersiapkan makam

Hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah


Shallallahualaihi Wasallam bersabda:
Percepatlah pengurusan jenazah. Jika ia orang yang shalih di antara kalian,
maka akan jadi kebaikan baginya jika kalian percepat. Jika ia orang yang
bukan demikian, maka keburukan lebih cepat hilang dari pundak-pundak
kalian (HR. Bukhari no. 1315, Muslim no. 944).
Orang yang berhak mengurusi jenazah

• Orang yang diwasiyatkan, dengan syarat,


orang yang diwasiatkan bukan orang fasik atau
ahli bidah.
• Ulama atau pemimpin agama
• Orang tua dari jenazah tersebut
• Anak-anak si jenazah ke bawah
• Keluarga terdekat
• Kaum Muslimin
Urutan Orang yang Berhak Memandikan Jenazah Laki-Laki

• Laki-laki yang masih memiliki hubungan


keluarga, seperti kakak, adik, orangtua, anak
laki-laki atau kakek
• Istri
• Laki-laki lain yang tidak ada hubungan
kekerabatan, seperti tetangga
• Perempuan yang masih mahram, seperti anak
perempuan.
Urutan Orang yang Berhak Memandikan
Jenazah Perempuan

• Suami, karena seorang suami berhak memandikan


istrinya serta diperbolehkan melihat seluruh anggota
tubuh tanpa terkecuali.
• Perempuan yang masih ada hubungan kekerabatan,
seperti kakak, adik, orangtua, anak perempuan atau
nenek
• Perempuan yang tidak memiliki hubungan keluarga,
seperti sepupu perempuan dan tetangga.
• Laki-laki yang masih mahram
Bacaan Niat Memandikan Jenazah
1. Niat Memandikan Jenazah Laki-Laki

"NAWAITUL GUSLA ADAA-AN 'AN HAADZAL MAYYITI LILLAHI TA'AALAA"


Artinya: "Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari
mayit (laki-laki) ini karena Allah Ta'ala."

2. Niat Memandikan Jenazah Perempuan

"NAWAITUL GUSLA ADAA-AN 'AN HAADZIHIL MAYYITATI LILLAAHI


TA'AALAA"
Artinya: "Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari mayit
(perempuan) ini karena Allah Ta'ala."
Perlengkapan memandikan jenazah

• Tempat memandikan jenazah di tempat tertutup, jangan biarkan mudah dilihat


orang lain.

• Air bersih untuk memandikan jenazah.

• Sabun, air yang diberi bubuk kapur barus dan wangi-wangian tanpa alkohol.

• Sarung tangan untuk memandikan jenazah

• Sedikit kapas

• Potongan atau gulungan kain kecil

• Handuk dan kain khusus basahan


Tata Cara Memandikan Jenazah
1. Meletakkan jenazah dengan posisi kepala agak tinggi.

2. Orang yang memandikan jenazah hendaknya memakai sarung tangan.

3. Ambil kain penutup dari jenazah dan ganti dengan kain basahan agar
auratnya tidak terlihat.

4. Setelah itu bersihkan dengan menggosok lembut giginya, lubang hidung,


lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari tangan dan kaki serta rambutnya.

5. Bersihkan kotoran jenazah baik yang keluar dari depan maupun dari
belakang terlebih dahulu. Caranya, tekan perutnya perlahan-lahan supaya
kotoran yang ada di dalamnya keluar.
6. Siram atau basuh seluruh anggota tubuh jenazah dengan
air sabun.

7. Siram atau basuh dari kepala hingga ujung kaki dengan air
bersih. Siram sebelah kanan dahulu, lalu kiri masing-masing
3 kali.

8. Memiringkan jenazah ke kiri, basuh bagian lambung


kanan sebelah belakang.

9. Memiringkan jenazah ke kanan, basuh bagian lambung


kirinya sebelah belakang.

10. Bilas lagi dengan air bersih dari kepala hingga ujung kaki.
7. Pastikan memperlakukan jenazah dengan lembut saat membalik dan
menggosok anggota tubuhnya.

8. Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai badannya,
wajib dibuang dan dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah di atas kafan, tidak
perlu diulangi mandinya, cukup hanya dengan membuang najis tersebut.

9. Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepas dan dibiarkan terurai
ke belakang. Setelah disiram dan dibersihkan, lalu dikeringkan dengan handuk
dan dikepang.

10.Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan handuk sehingga tidak


membasahi kain kafannya.

11. Selesai memandikan jenazah, berilah wangi-wangian yang tidak


mengandung alkohol sebelum dikafani, biasanya menggunakan air kapur barus.
Tata Cara Mengkafani
( Jenazah laki laki )
1. siapkan tali pengikat kafan sebanyak 3 hingga 5 utas tali. Letakkan secara
vertikal tepat di bawah kain kafan yang akan menjadi lapis pertama.

2. Bentangkan kain kafan lapis pertama yang sudah dipotong sesuai ukuran
jenazah.

3. Beri wewangian (non alcohol) pada kain kafan lapis pertama.

4. Bentangkan kain kafan lapis kedua yang sudah dipotong sesuai ukuran
jenazah.

5. Beri wewangian lagi pada kafan lapis kedua.

6. Bentangkan kain kafan lapis ketiga yang sudah dipotong sesuai ukuran
jenazah.

7. Beri wewangian pada kain kafan lapis ketiga.


8. Letakkan jenazah di tengah-tengah kain kafan lapis ketiga.

9. Letakkan kapas pada anggota tubuh tertentu, berupa manfad


atau lubang.

10. Tutup dengan kain lapis ketiga dari sisi kiri ke kanan,
kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.

11. Tutup dengan kain lapis kedua dari sisi kiri ke kanan,
kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.

12. Tutup dengan kain lapis pertama dari sisi kiri ke kanan,
kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.

13. Ikat dengan tali pengikat yang sudah disediakan, di bawah


kain lapisan.
( Jenazah perempuan )
1. Bentangkan 2 lembar kain kafan yang sudah dipotong sesuai ukuran
jenazah. Kemudian letakkan kain sarung tepat pada badan antara pusar
dan kedua lututnya.

2. Persiapkan baju gamis dan kerudung di tempatnya.


Sediakan 3 hingga 5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan.

3. Sediakan kapas yang sudah diberikan wangi-wangian, yang nantinya


diletakkan pada anggota badan tertentu.
Setelah kain kafan siap, lalu angkat dan baringkan jenazah di atas kain
kafan.

4. Letakkan kapas yang sudah diberi wangi-wangian tadi ke tempat


anggota tubuh seperti halnya pada jenazah laki-laki.
5. Selimutkan kain sarung pada badan jenazah, antara
pusar dan kedua lutut. Pasangkan baju gamis berikut
kain kerudung. Untuk yang rambutnya panjang bisa
dikepang menjadi 2/3, dan diletakkan di atas baju gamis
di bagian dada.

6. Selimutkan kedua kain kafan selembar demi


selembar mulai dari yang lapisan atas sampai paling
bawah. Setelah itu ikat dengan beberapa utas tali yang
tadi telah disediakan.
Setelah prosesi pemakaman jenazah

• Setelah orang yang mengurusi jenazah selesai seluruh prosesnya,


disunnahkan untuk mandi dan wudhu, seperti sabda Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam :

• Barangsiapa yang memandikan mayit, maka hendaklah dia mandi. Dan


barangsiapa yang memikul jenazah, maka hendaklah dia wudhu. (HR Abu
Dawud no. 3161 dihasankan Al Albani dalam Ahkamul Janaiz no. 71).

• Itulah tata cara memandikan jenazah lengkap sesuai syariat Islam,


beserta cara mengkafaninya. Semoga kita dapat menjalankan ibadah
mengurusi jenazah dengan baik dan benar, demi mendapat berkah dari
Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai