Anda di halaman 1dari 15

MERAWAT JENAZAH

Jika salah seorang dari saudaramu yang muslim meninggal dunia, makan
ucapkanlah:
Innaalillaahiwa innaailaihi raji’un. Alloohumma ajirniifiimusibati wakhlufli
khairan minhaa
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami akan
kembali kepada-Nya. Ya Allah berilah aku pahala dalam musibahku dan
gantikanlah untukku yang lebih baik daripadanya”
Hal-hal yang segera dilakukan terhadap jenazah:
1. Dipejamkan matanya, mendoakan dan meminta ampun atas
dosanya.
2. Dilemaskan tangannya untuk disendekapkan di dada dan kakinya
diluruskan.
3. Dikatupkan mulutnya dengan mengikatkan kain melingkari dagu,
pelipis sampai ubun-ubun, bila jenazah mengag mulutnya
4. Bila kemungkinan jenazah diletakkan membujur kearah utara dan
badannya diselubungi dengan bain.
5. Meyebarluaskan berita kematiannya kepada kerabat- kerabatnya
dan handai tolannya.
6. Diperbolehkan mencium dan menangisi jenazah, sepanjang tidak
sampai menjerit-jerit dan merata-ratap.
7. Menyegerakan pelunasan hutang-hutang jenazah
8. Menyegerakan perawatan jenazah.
Adapun perawatan jenazah terdiri dari:
a. Memandikan jenazah
b. Mengafani jenazah
c. Mesholatkan jenazah
d. Menguburkan jenazah

I. MEMANDIKAN JENAZAH

A. Persiapan

1. Menyediakan air yang suci dan mensucikan, secukupnya dan


mempersiapkan perlengkapan mandi seperti handuk, sabun,
wangi-wangian, kapur barus, dan lain-lain.
2. Mengusahakan tempat untuk memandikan jenazah yang tertutup
sehingga hanya orang yang berkepentingan saja yang ada disitu.
3. Menyediakan kain kafan secukupnya.
4. Usahakanlah orang-orang yang akan memandikan jenazah atau
orang-orang yang dapat menjaga rahasia. Jika jenazahnya lelaki
maka yang memandikan harus lelaki, demikian juga sebaliknya
bila jenazahnya perempuan makan yang memandikan harus
perempuan, kecuali suami kepada istrinya atau istri kepada
suaminya. Dalam hal ini tidak ada kias seorang anak
memandikan orang tuanya yang lain jenis.

B. Cara Memandikan Jenazah

1. Niat karena Allah SWT.


2. Membalut jenazah dengan kain tebal (tidak transparan) untuk
menutup aurat, lalu seluruh pakaian yang sebelumnya melekat
di badannya dilepaskan. Artinya, jenazah dimandikan dalam
keadaan tertutup auratnya. Membersihkannya dengan
merogohnya.
3. Melepaskan perhiasan dan gigi palsunya bila memungkinkan.
4. Membersihkan rongga mulutnya, kuku-kukunya dan seluruh
tubuhnya dari kotoran dan najis.
5. Memulai memandikan dengan membersihkan anggota wudlunya
dengan mendahulukan yang kanan dan menyimnya hingga rata
tiga, lima, tujuh kali atau sesuai dengan kebutuhan.
6. Pada waktu memandikan hendaknya dengan hati-hati, lembut
dan sopan.
7. Pada bagian akhir siraman hendaklah dicampurkan dengan
wangi-wangian, sperti kapur barus atau daun bidara.
8. Mengeringkan badan jenzah dengan handuk dan berilah wangi-
wangian. Bagi jenazah yang berambut panjang hendaklah
dikepang rambutnya bila memungkinkan.
Catatan:
1. Orang yang gugur, syahid dalam peperangan membela agama
Allah, cukup dimakamkan dengan pakaiannya yang melekat di
tubuhnya (tanpa dimandikan, dikafani dan dsholatkan).
2. Orang yang wafat dalam keadaan berihram dirawat seperti biasa
tanpa diberi wewangian.
3. Orang yang syahid selain dalam peperangan membela agama
Allah, seperti melahirkan, tenggelam, terbakar dirawat seperti biasa.
4. Jenazah janin yang telah berusia 4 bulan dirawat seperti biasa.
5. Apabila terdapat halangan untuk menadikan jenazah, maka cukup
diganti dengan tayamum.
6. Bagi orang yang memandikan jenzah disunnahkan untuk mandi.

II. MENGAFANI JENAZAH

A. Perlengkapan dan Persiapan

Perlengkapan yang diperlukan untuk mengafani jenazah adalah


sebagai berikut:
1. Kain untuk mengafani secukupnya diutamakan yang berwarna
putih.
2. Kain kafan untuk jenazah laki-laki terdiri dari 3 (tiga) lembar,
sedangkan kain kafan untuk jenazah perempuan terdiri dari 5
(lima) lembar kain, terdiri dari:
- Kain basahan
- Baju kurung
- Kerudung
- Dua lembar kain penutup
(Lihat gambar pada lampiran)
3. Sebaiknya disediakan perlengkapan sebagai berikut:
a. Tali sejumlah 3, 5, 7 aytau 9, antara lain untuk :
1) Ujung kepala
2) Leher
3) Pinggang / pada lengan tangan
4) Perut
5) Lutut
6) Pergelangan kaki
7) Ujung kaki
b. Kapas secukupnya
c. Kapur barus atau penwangi secukupnya.
4. Meletakkan kain memanjang searah tubuhnya, di atas tali-tali
yang telah disediakan.
5. Untuk jenazah perempuan, aturlah mukena, baju dan kain
basahan sesuai dengan letaknya.
B. Pelaksanaa Mengafani Jenazah

Setelah semua perlengkapan disiapkan, maka dimulailah


mengafani jenzah dengan urutan sebagai berikut:
1. Jenazah diletakkan membujur diatas kain kafn, dalam keadaan
tertutup selubung kain
2. Lepaskan kain selubung dalam keadaan aurat tetap tertutup
3. Bilamana diperlukan, tutuplah dengan kapas lubang-lubang
yang mengeluarkan cairan
4. Bagi jenazah laki-laki ditutup dengan 3 (tiga) lapis kain secara
rapih dan dikat dengan simpul di sebelah kiri.
5. Bagi jenazah yang berambut panjang (perempuan) hendaklah
rambutnya dikepang, bila memungkinkan
6. Bagi jenazah perempuan, kenakan (pakaian) 5 (lima) lapis kain,
yaitu : kerudung untuk kepala, baju kurung, kain basahan
penutup aurat dan 2 (dua) lembar kain penutup secara rapih,
serta diikat dengan simpul disebelah kiri.
7. Bila diperlukan, ruangan disekitar jenazah di beri ewewangian
(diukup)
III. MENSHOLATKAN JENAZAH

A. Kententuan Umum

1. Mensholatkan jenazah merupakan salah satu fardhu kifayah bagi


kaum Muslimin dan Muslimat.
2. Sholat jenazah dapat dilakukan secara sendiri-sendiri atau
berjamaag, dilakukan dengan posisi jenazah di depan orang
yang mensholatkan.
3. Sholat dapat juga dilakukan tanpa hadirnya jenazah yang siebut
dengan sholat ghaib.
4. Jenazah yang boleh disholatkan adalah jenazah orang islam.
5. Jenazah yang tidak boleh disholatkan adalah jenazah orang kafir
(non-Muslim)
6. Adapun jenazah orang bunuh diri dan orang yang berhutang
tanpa ada penjamin pelunasan hutangnya, maka Rasullah saw.
Tidak mensholatkannya, tetapi beliau membiarkan sahabat
mensholatkannya.
7. Jenzah yang terpotong-potong bila ditemukan bagian dada, dan
diyakini sebagai orang islam tetap dirawat sebagaimana biasa.
Bila ditemukan bagian-bagian tubuh yang lainnya cukup disiram,
dibungkus dan dikuburkan.
8. Jenazah yang sudah dikafani secara sempurna hendaklah
segera disholatkan.
9. Bila jenazah lebih dari satu, mak sebaiknya disholatkan
sekaligus kecuali bila tidka memungkinkan.
a. Bila bersamaan antar jenazah laki-laki dan perempuan, maka
dapat diatur dengan jenazah yang terdekat dengan imam
adalah jenazah laki-laki, kemudian di sebelah kiblatnya jenzah
perempuan dengan digeser ke tengah supaya bagian
pinggangnya sejajr arah kiblat dengan imam.
b. Bila terdapat lebih dari satu jenzah, maka yang ditempatkan
terdekat dengan imam adalah laki-laki yang lebih sholih.
10. Imam sholat jenazah diutamakan seseorang yang ada
hubungan kerabat dengan jenazah.
11. Makmum masbuk dalam sholat jenazah hendaklah
menyempurnakan takbir kekurangannya.
12. Sholat jenazah dapat dilakukan dalam masjid, rumah jenazah,
kuburan atau tempat-tempat lain yang memungkinkan.
13. Dilarang sholat jenazah dalam 3 (tiga) waktu sebagai
berikut:
a. Waktu terbit matahari hingga naik
b. Waktu matahari di tengah-tengah
c. Waktu hamper terbenam hinga benar-benar terbenam

B. Ketentuan Khusus

1. Orang yang mensholatkan jenazah harus telah memnuhi syarat


sahnya sholat.
2. Tidak ada ketentuan syara’ yang mengharuskan jenazah
diletakkan membujur ke utara atau ke selatan
3. Berdiri menghadpai kiblat dengan jenazah di seblah arah kiblat,
jenazah di depan imam
4. Sholat jenazah sebaiknya dilakukan secara berjamaah
5. Mengenai ketentuan sejumlah 3 (tiga) shof, bukanlah suatu
keharusan.
6. Imam menempatkan diri pada arah kepala jenazah laki-laki, dan
pada arah tengah badan (pinggang) jenzah perempuan.
7. Shof laki-laki di muka dan shof perempuan di belakang.

C. Tata Cara Sholat Jenazah

Sholat jenazah dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:


1. Mengikhlaskan niat karena Allah
2. Membaca takbir pertama (Allahu Akbar), seraya mengangkat
kedua tangan lalu tangan kanan memegang tangan kiridan
keduanyadiletakkan di dada (bersedekap) dilanjutkan dengan
membaca Al-Fatihah dan shollawat dkepada Nabi Muhhamad
SAW
3. Membaca takbir kedua (Allahu Akbar), dengan menagangkat
kedua tangan, kemudian kembali ke posisi berdsedekap,
diteruskan dengan membaca doa.
4. Membaca takbir ketiga (Allahu Akbar), dengan menagangkat
kedua tangan, kemudian kembali ke posisi berdsedekap,
diteruskan dengan membaca doa.
5. Bacalah takbir keempat (Allahu Akbar), dengan menangkat
kedua tangan, kemudian kembali ke posisi bersedekap,
diteruskan dengan membaca doa ringkas; diakhiri dengan
membaca salam pertama seraya memalingkan muka ke kanan,
lalu bacalah salam kedua seraya memalingkan muka ke kiri.
Sholat jenazah juga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Takbir pertama, dilanjutkan dengan memvbaca al-fatihah
2. Takbir kedua, dilanjutkan dengan membaca shalawat Nabi SAW.
3. Takbir ketiga, dilanjutkan membaca doa dan diakhiri dengan
salam
BACAAN-BACAAN DALAM SHOLAT JENAZAH
1. Bacaan Al-Fatihah
Bismillahirrokhmanirrohim
Alhamdulillahi robbil alamin
Arrohmaanirrokhim
Maaliki yaumiddin
Iyyaka nabudu waiyyaaka nastaiin
Ihdinashirotol mustaqim
Shirotolladzina an’amta alaihim ghoiril maghduubi alaihim
waladhoolin

“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha


Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang
Maha Pemurah lagi Maha penyayang. Yang menguasi hari
pembalsan (qiyamat). Hanya Engkaulah yang akmi sembah dan
hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tujukilah kami
jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau
anugerahkan nikamat kkepada mereka; bulan (jalan) mereka yang
dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”

2. Bacaan Sholawat kepda Nabi Muhammad SAW


Alloohumma sholli ala Muhammad, wa alaa aali muhammad,
kamaa shollaita ‘alaa ibroohim wa aali ibroohim wa baarik alaa
Muhammad, wa aali Muhammad, kamaa barokta ‘alaa ibroohim, wa
aali ibroohim innaka hamiidum majid.

“Ya Allah, limpahkanlah sholawat-Mu kepada Muhammad dan


keluarganya, sebagaimana telah Kau limpahkan kepada Ibrahim
dan keluarganya, sebagaiman telah Kau berkahi Ibrahim dan
keluarganya. Sesungguhnya Engkau Yang Maha Terpuji dan Maha
Mulia”
Atau secara ringkas:
Alloohumma sholli ala Muhammad, wa ala-aali Muhammad

3. Bacaan doa dalam sholat jenazah:


1).
Alloohummaghfir lahu warkhamhu wa’aafihii wa’fu’anhu, wa akrim
nuzuulahu wawassi’ madkholahu waghsilhu bimaain wa tsaljin wa
naqqihi minal khotoya kamaa yunaqqots tsaubul abyadu minad
danas, wa abdilhu daaron khoiron min daarihi wa ahlan khoiron min
ahlihi wa zaujan khoiron min zaujihi wa qihifitnatal qobri wa
adzaabah’:

“Ya Allah, berilah ampunan, rahmat dan ‘afiat kepadanya.


Muliahkanlah tempat turunnya, luaskanlah tempat masuknya,
mandikanlah ia dengan air dan salju, bersikanlah dari segala
kesalahan, sebagaimana pakaian putih di bersihkan dari kotoran.
Gantikanlah baginya rumah yang lebih baik daripada rumahnya,
keluarga yang lebih baik daripada keluarganya dan jodoh lebih baik
daripada jodohnya. Jauhkanlah daripadanya firtnah kubur dab
siksanya” (HR. Muslim dan An-Nasa’i)

Atau secara ringkas:


Alloohummaghfir lahuuwakhamhu wa aafihii wa’fu’anhu.

Atau
2).
Alloohummaghfir lihayyinaa wa mayyitinaa wa syahidinaa wa
ghaibinaa wa shoghiirina wa kabiirinawa dzakarinaa wa untsaana.
Alloohumma man akhyaitahu minna – fa akhyihii ‘alal islaam, wa
man tawaffaitahuu minnaa fa tawaffahuu alaliimaan.

“Ya Allah, berilah ampunan kepada kami, yang hidup dan yang mati,
yang menyaksikan (hadir) dan yang tidak, yang tua dan yang muda,
yang laki-laki dan yang perempuan. Ya Allah, barangsiapa yang
Engkau hidupkan secara Islam; dan barangsiapa yang Engkau
matikan diantara kami, hendaklah Engkau matikan dalam iman”.
(HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi).
3).
Alloohumma inna ………… (sebut namanya) fii dzimmatika wa
hablii jiwaarika, faqihii fitnatal qobriwa adzaabannaar. Wa anta ahlul
wafaai wal haq, faghfirlahuu warkhamhuu, innaka antal ghofuurur
rohiim.

“Ya Allah, sesungguhnya ……….. (sebut namanya) berada di


bawah kekuasaan Mu dan pada tali di sisi Mu, karena itu aku mohon
hindarkanlah ia dari fitnah kubur dan azab neraka. Engkaulah yang
paling berhak Maha Memenuhi janji lagi Maha Benar, maka
ampunilah dia dan anugerahilah rahmat, sesungguhnya Engkau
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (HR. Abu Daud, Ibnu
Majah, Ibnu Hibban, dan Ahmad).

Atau:
4).
Alloohumma abduka wabnu ummatika ikhtaaja ilarokhmatika, wa
anta ghoniyyun ‘an adzaabihi, in kaana mushinan fazed khasanaa
tihi wa in kaana musician fatajawwazanhu.

“Ya Allah, hamba Mu dan putra umat Mu sangat membutuhkan


rahmat Mu dan Engkau mampu untuk mengazabnya. Bila ia
termasuk orang yang baik, maka tambahkanlah kebaikannya dan
bila ia termasuk orang yang bersalah maka maafkanlah dia”.
(kemudian beliau berdoa dengan doa yang dikendakinya)”. (HR. Al-
Baaihaqi)

Atau:
5).
Alloohumma laa takhrimna ajrohu wa laa tudhil lanaba”dahu.

“Ya Allah janganlah Engkau jauhkan kami dari pahalanya dan


janglah Engkau menyesatkan kami sesudahnya”
(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

6). Doa untuk jenazah anak-anak


Alloohummaj’alhu lanaa salafan wa farothon wa ajron”

“Ya Allah jadikanlah ia pendahulu (penjemput) dan tabungan, serta


upah (pahala) bagi kami” (HR. Baihaqi)
7). Bacaan Salam:
Assalaamu ‘alaikum wa rokhmatulloohi wa barokaatuh”

“Semoga kedamaian tercurah untuk kamu sekalian beserta rahmat


dan berkah Allah”

MENGUBUR JENAZAH
Dalam penguburan jenazah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
A. Persiapan

1. Liang kubur hendaknya dibuat yang dalam, pada tanah yang


kuat, sehingga tidak sampai tercium bau jasadnya, aman dari
gangguan hewan pemakan bangkai/binatang buas dan longsor
atau tergusur oleh aliran air.
2. Liang kubur dapat berupa lahad yaitu liang yang dibuat khusus
di dasar kubur pada arah kiblat (pinggir) untuk meletakkan
jenazah, atau syiq yaitu liang yang dibuat khusus di dasar kubur
pada bagian tengahnya.
3. Seyogyanya dikuburkan di kuburan khusus kaum muslim yang
terdekat, kecuali dalam keadaan darurat.
4. Jangan mengubur jenazah pada 3 (tiga) waktu:
a. Ketika terbit matahari hingga naik
b. Ketika matahari di tengah-tengah
c. Ketika matahari hamper terbenam hingga betul-betul
terbenam.
5. Penutup lubang kubur harus kuat dengan menggunakan kayu,
bamboo atau batu sebagai peyangga sehingga tidak mudah
longsor ke bawah.
6. Usungan keranda jenazah hendaklah tertutup rapat dan
sederhana.

B. Membawa (Mengusung) jenazah.

1. Jenazah dibawa (diusung) ke kuburan dengan diiringi oleh sanak


kerabat dan handai tolan.
2. Dalam mengiringi jenazah hendaklah menujukkan sikap
berkabung dan jangan bersenda gurau, tidak bersuara, termasuk
berdzikir maupun membaca Al-Quran.
3. Pengiring jenazah yang berjalan kaki berada di sekitar jenazah,
sedangkan yang berkendaraan berada di belakang.
4. Orang yang melihat iringan jenazah hendaklah menghormati
dengan berdiri tegak, bagi yang berkendaraan atau berjalan
hendaklah berhenti, hingga jenazah lewat.
5. Para pengiring jenazah jangan duduk lebih dahulu sebelum
jenazah diturunkan dari pundak pembawanya.
6. Pengiring jenazah bila memasuki kuburan hendaklah
mengucapkan salam dan melepaskan alas kaki.
Adapun bacaan salam ketika memasuki kuburan adalah:
1)
Assalamualikum daara qoumin mu’miniina wa inna insyaa alloohu
laakhiquun. Allohumma laa takhrimnaa ajrohum wala taftinnn
ba’dahum
“semoga kedamaian tercurah kepadamu, wahai perumahan prang-
orang yang Mukmin. Dan insya Allah, kami akan menyusul kamu
sekalian. Ya Allah, janganlah Engkau menjauhkan kami dari pahala
mereka dan janganlah Engkau timbulkan fitnah kepada kami,
sepeninggal mereka”
Atau:
2)

Assalaamu ‘alaikum ahlad diyari minal mu’miniina wal muslimin, wa


innaa insyaa alloohu bikum laa khiquun. Nasalullooha lanawa
lakumul ‘afiyah
“semoga kedamaian tercurah kepadamu penghuni perumahan dari
orang-orang mukmin dan orang-orang muslim. Dan kami akan
menyusul, insya Allah. Kami memohon kepada Allah ‘afiyah
(kebaikan) bagi kami dan bagi kamu”
Atau:
3)

Assalaamu ‘alaikum daara qoumin mu’miniin, wa ataakum ma tuu


‘aduuna ghodan muajjaluun, wa innaa insyaalloohu bikum laa
khiquun allohummaghfir liahli ……. (sebut namanya)
“semoga kedamaian tercurah kepadamu, wahai penghuni
perumahan orang-orang mukmin. Dan semoga kamu segera
memperoleh apa yang telah dijanjikan kepadamu. Dan insya Allah
kami akan menyusul kamu. Ya Allah, berilah ampunan kepada
penghuni kuburan (makam) …….. (sebut namanya)”
4). Kaum wanita, walau keluarga dekat sebaikknya tidak ikut ke
kuburan dalam proses penguburannya.
C. Cara Mengubur Jenazah

1. Dua atau tiga orang dari keluarga terdekat jenazah dan


diutamakan yang tidak junub pada malam hari sebelumnya,
masuk ke dalam liang kubur dengan berdiri untuk menerima
jenazah.
2. Jenazah dimasukkan dari arah kaki kubur dengan
mendahulukan kepala, sambal membaca:
Bismillaahi wa ‘alaa millati rosulillaah.

“dengan nama Allah dan atas ajaran Rosulullah”

3. Khusus ketika memasukkan jenazah perempuan hendaklah


dibentangkan kain di atas liang kuburnya.
4. Miringkan jenazah ke sisi kanan, menghadap kiblat.
5. Adapun melepas tali-talinya dan membuka kain yang menutupi
pipi dan jar-jari kskiknya sehingga menempel ke tanah, serta
memasang bantalan (gelu; jaw) tidak ada tuntunan dari Nabi
SAW.
6. Menutup dengan papan, bamboo, atau batu lempeng, dengan
memberi rongga secukupmya
7. Menimbun liang kubur itu dengan tanah dan boleh ditinggikan
kurang lebih satu jengkal.
8. Memasang tanda dengan sebuah bat, kayu atau bamboo pad
arah kepala saja tanpa diberi identitas apapun.
9. Bagi pengiring jenazah dan yang menyasikan penguburannya
seyogyanya menaburkan tanah ke atas kuburannya tiga kali.
10. Bagi pengiring jenazah yang tiba di kuburan ketika kubur
belum selesai digali hendaklah duduk menghadap kiblat dan
jangan duduk menghadap kiblat dan jangan duduk di atas
kuburan
11. Memintakan ampunan dan keteguhan dalam jawaban bagi
jenazah dan mendoakannya sambil berdiri.
Tanda-tanda khusnul khotimah.
1. Mengucapkan kalimat syahadat ketika wafat.
2. Ketika wafat dahinya berkeringat.
3. Wafat pada malam Jumat atau hari Jumat.
4. Mati syahid di medan perang.
5. Mati karena keracunan (sakit perut).
6. Mati karena tenggelam dan tertimpa tanah longsor.
7. Perempuan yang meninggal karena melahirkan.
8. Mati karena mempertahankan hartanya dari perampok.
9. Orang yang meninggal pada saat menjalankan amal shaleh.
Catatan:
- Jenazah diperbolehkan untuk dimasukkan ke dalam peti bila
tanahnya berair atau jenazah dalam keadaan rusak.
- Pada prinsipnya satu jenazah dikubur dalam satu liang kubur,
tetapi tidak ada larangan untuk mengubur beberapa jenazah
dalam satu liang kubur dengan posisi berjajar (tidak bersusun)
- Memindahkan kuburan diperbolehkan dengan alasan darurat
atau demi kemaslahatan, dengan hati-hati dan memuliakan
jenazah.
- Autopsy (pembedahan) pada jenazah diperbolehkan atas
dasar keperluan mendesak (kesehatan, penyelidikan, dan
lain-lain) hingga terpenuhinya tujuan pembedahan, kemudian
jenazah diperlakukan sebagaimana mestinya, menurut aturan
Sunnah.
- Penguburan di laut (dari kapal) dilakukan dengan memberi
pemberat dibagian kaki jenazah supaya tenggelam sebagi
penganti jenazah diarawat seperti biasa.

D. Larangan yang Berkaitan dengan Kuburan:

1. Meninggikan timbunan kuburan lebih dari satu jengkal dari atas


permukaan tanah
2. Menembok kuburan sehingga menjadi bangunan
3. Menulisi kuburan dengan berbagai tulisan, seperti nama,
keluarga, dan lain-lain.
4. Duduk diatas kuburan
5. Mendjadikan kuburan sebagai bangunan masjid
6. Berjalan di anatar kubur dengan memakai alas kaki
7. Semua hal, kegiatan, yang menjurus kea rah syirik dan takhayul,
seperti : berwasliah kepada orang yang telah mati meminta restu
kepada orang yang telah mati.
8. Perempuan yang selalu atau sering berziarah kubur.

Mengantar Jenazah
ْ‫صا ِل َحةً َقالَتْ قَ َّد ُم ْوا نِي َو ِإ ْن كَانَت‬ َ ْ‫َلى أ َ ْعنَا ِق ِه ْم َف ِإ ْن كَانَت‬
َ ‫الر ُج ُل ع‬ َّ ‫ازةَ فَحْ تَملَ َها‬ ِ ‫ ِإ َذا ُو ِض َع‬:
َ َ‫ت ا ْل َجن‬
َ َ‫س ِم َع اْ ِإل ْنساَنُ ل‬
.َ‫ص ِعق‬ َ ‫سانَ َولَ ْو‬ َ ‫ش ْي ٍئ إِال َّ اْ ِإل ْن‬
َ ‫ص ْو ت َ َها ُك ُّل‬ ْ َ‫صا ِل َح ٍة قَالَتْ ِأل َ ْه ِل َها أ َ ْينَ ت َ ْذ َهبُ ْونَ بِ َهاي‬
َ ‫س َم َع‬ َ ‫غي َْر‬ َ
)‫(رواه البخاري‬
“ Abi Said al Khudry r.a berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Jika
jenazah telah diangkat ke atas bahu mereka, maka jika si jenazah itu
orang shalih, maka ia berkata: “segerakanlah saya”. Dan jika si mayat itu
tidak shalih, maka ia berkata pada keluarganya: “Alangkah celakanya
saya, kemanakah aku akan kau bawa?” suara itu dapat didengar oleh
segala sesuatu kecuali manusia dan andai kata didengar oleh manusia ia
pasti pingsan” (HR Bukhari).
َ ‫س حَتَّ ت ُ ْو‬
)‫ (متفق عليه‬.‫ض ًع‬ َ َ‫ا َرأ َ ْيت ُ ُم ا ْل َجن‬
ْ ‫ازةَ فَقُ ْو ُم ْوا فَ َم ْن تَبِعَ َها فَالَ يَجْ ِل‬
Dari Abi Said bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: “Apabila
kamu melihat jenazah, hendaklah kamu berdiri, tetapi bagi siapa yang
mengirinya hendaknya janganlah duduk hingga si mayat diletakkan.”
(Muttafaq alaihi)
Menguburkan Jenazah
• Memasukkannya dari arah kaki (kepala masuk dahulu) Sambil
berdo’a, dan menghadapkan jenazah ke kiblat
َ ‫ إِ َذا َو‬: ‫سلَّ َم قَا َل‬
‫ض ْعت ُ ْم َم ْو تَا ُك ْم فِ ْي‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ِ ‫ع َم َر ع َِن النَّبِي‬
ُ ‫ع َِن اب ِْن‬
‫هللا‬ ُ ‫علَى ِملَّ ِة َر‬
ِ ‫س ْو ِل‬ َ ‫هللا‬ ْ ِ‫ ب‬: ‫بر فُقُ ْولُ ْوا‬
ِ ‫س ِم‬ ِ ْْ ْْ َ‫الق‬
)‫( أخرجه أحمد و ابو داود و النساءى وصححه ابن حبان‬
“Dari Ibnu Umar dari Nabi saw. bersabda: “Apabila kamu meletakkan
mayit-mayit kamu di kubur, sebutlah bismillah ‘ala millati rasulillah”.
(Dikeluarkan oleh Ahmad, Abu Dawud, dan an Nas’i dan dishahihkan oleh
Ibnu Hibban).
Doa Masuk Kubur
Mengucapkan salam, Dilarang jika menyebabkan kemusyrikan:
Memohon kepada orang yang mati, mengkultuskan, mengharap
barakahnya dll.
‫سأ َ ُل هللاَ لَنَا َولَ ُك ُم‬
ْ َ‫س ِل ِم ْينَ َواِنَّآ ا ِْن شَآ َء هللاُ ِب ُك ْم الَ ِحقُ ْو نَ ن‬ ِ ‫علَ ْي ُك ْم يَا أ َ ْه َل‬
ْ ‫الد يَ ِار ِمنَ ا ْل ُم ْؤ ُمنُ ْينَ َو ا ْل ُم‬ َ ‫سالَ ُم‬
َّ ‫اَل‬
)‫ا ْل َعا ِف َيةَ (رواه مسلم واحمد واين ماجه‬
“Semoga kesejahteraan senantiasa tetap atas kalian wahai para
ahli kubur dari orang-orang mukmin dan muslim, Insya Allah kami akan
bertemu dengan kalian. Kami mohon pengampunan kepada Allah swt.
untuk kami dan untuk kalian.” (HR. Muslim, Ahmad, dan Ibnu Majah).

Doa Selesai Mengubur


‫الر ِحي ِْم‬
َّ ‫من‬
ِ ْ‫الرح‬
َّ ‫هللا‬
ِ ‫س ِم‬
ْ ِ‫ب‬
‫اربَّ َنا َلكَ ا ْل َح ْم ُد َك َما يَ ْنبَ ِغي ِل َجالَ ِل َوجْ ِهكَ َو‬
َ َ‫ب ا ْلعَا َل ِم ْينَ َح ْمدًا يُ َوافِ ْي نِعَ َمهُ ُويُكَافِي َم ِز ْي َدهُ ي‬ ِ ‫لِل َر‬ِ ِ ‫ا َ ْل َح ْم ُد‬
َ‫س ْل َطانِك‬
ُ ‫ع َِظي ِْم‬, ُ‫س ْله‬ ِ ‫س ْع َم ْد َخلَهُ َوا ْغ‬
ِ ‫ع ْنهُ َوا َ ْك ِر ْم نُز ُ ولَهُ َو َو‬ َ ‫ْف‬ ُ ‫ار َح ْمهُ َوعَافِ ِه َوع‬ ْ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر لَهُ َو‬
‫َارا َخ ْي ًرا ِم ْن د َِار ِه‬ ً ‫ض ِمنَ ال َّدنَ ِس َوا ْب ِد ْلهُ د‬ُ َ‫ب اْأل َ ْبي‬
ُ ‫آء َوالث َّ ْلجِ َوا ْلبَ َر ِد َو نَ ِق ِه ِمنَ ا ْل َخ َطايَا َك َما يُنَقَّى الث َ ْو‬ِ ‫بِا ْل َم‬
َ ‫صلَّى هللاُ ع‬
‫َلى ُم َح َّم ٍد َوصَحْ بِ ِه‬ َ ‫اب النَّ ِار َو‬َ ‫ع َذ‬ َ ‫َوأ َ ْهالً َخي ًْرا ِم ْن أ َ ْه ِل ِه َو أ َ ْد ِخ ْلهُ ا ْل َجنَّةَ َوقِ ِه فِتْنَةَ ا ْلقَب ِْر َو‬
. َ‫ب ا ْلعَالَ ِم ْين‬ ِ ُ ‫سلَّ َم َوا ْل َح ْم ُد‬
ِ ‫ِلِل َر‬ َ ‫َوبَ ِار ْك َو‬

Ziarah Kubur
Perbuatan mulia, dulu dilarang tapi kini dianjurkan
َ َ‫ار ِة ا ْلقُبُ ْو ِر فُ ُز ْو ُر َها فَ ِإنَّ َها ت ُ َز ِه ُد ال ُّد ْني‬
َ‫اوت ُ َذ ِك ُر اْالَ ِخ َرة‬ َ َ‫ُك ْنتُ نَ َه ْيت ُ ُك ْم ع َْن ِزي‬
)‫(رواه ابن ماجه‬
Dahulu saya sudah melarang kalian berziarah kubur, maka
(sekarang) berziarahlah kalian, karena ziarah kubur itu bisa
(menyebabkan) berzuhud terhadap dunia serta bisa mengingatkan
(kehidupan) di alam akhirat (kematian).” (HR. Ibnu Majah)

Anda mungkin juga menyukai