Jika salah seorang dari saudaramu yang muslim meninggal dunia, makan
ucapkanlah:
Innaalillaahiwa innaailaihi raji’un. Alloohumma ajirniifiimusibati wakhlufli
khairan minhaa
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami akan
kembali kepada-Nya. Ya Allah berilah aku pahala dalam musibahku dan
gantikanlah untukku yang lebih baik daripadanya”
Hal-hal yang segera dilakukan terhadap jenazah:
1. Dipejamkan matanya, mendoakan dan meminta ampun atas
dosanya.
2. Dilemaskan tangannya untuk disendekapkan di dada dan kakinya
diluruskan.
3. Dikatupkan mulutnya dengan mengikatkan kain melingkari dagu,
pelipis sampai ubun-ubun, bila jenazah mengag mulutnya
4. Bila kemungkinan jenazah diletakkan membujur kearah utara dan
badannya diselubungi dengan bain.
5. Meyebarluaskan berita kematiannya kepada kerabat- kerabatnya
dan handai tolannya.
6. Diperbolehkan mencium dan menangisi jenazah, sepanjang tidak
sampai menjerit-jerit dan merata-ratap.
7. Menyegerakan pelunasan hutang-hutang jenazah
8. Menyegerakan perawatan jenazah.
Adapun perawatan jenazah terdiri dari:
a. Memandikan jenazah
b. Mengafani jenazah
c. Mesholatkan jenazah
d. Menguburkan jenazah
I. MEMANDIKAN JENAZAH
A. Persiapan
A. Kententuan Umum
B. Ketentuan Khusus
Atau
2).
Alloohummaghfir lihayyinaa wa mayyitinaa wa syahidinaa wa
ghaibinaa wa shoghiirina wa kabiirinawa dzakarinaa wa untsaana.
Alloohumma man akhyaitahu minna – fa akhyihii ‘alal islaam, wa
man tawaffaitahuu minnaa fa tawaffahuu alaliimaan.
“Ya Allah, berilah ampunan kepada kami, yang hidup dan yang mati,
yang menyaksikan (hadir) dan yang tidak, yang tua dan yang muda,
yang laki-laki dan yang perempuan. Ya Allah, barangsiapa yang
Engkau hidupkan secara Islam; dan barangsiapa yang Engkau
matikan diantara kami, hendaklah Engkau matikan dalam iman”.
(HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi).
3).
Alloohumma inna ………… (sebut namanya) fii dzimmatika wa
hablii jiwaarika, faqihii fitnatal qobriwa adzaabannaar. Wa anta ahlul
wafaai wal haq, faghfirlahuu warkhamhuu, innaka antal ghofuurur
rohiim.
Atau:
4).
Alloohumma abduka wabnu ummatika ikhtaaja ilarokhmatika, wa
anta ghoniyyun ‘an adzaabihi, in kaana mushinan fazed khasanaa
tihi wa in kaana musician fatajawwazanhu.
Atau:
5).
Alloohumma laa takhrimna ajrohu wa laa tudhil lanaba”dahu.
MENGUBUR JENAZAH
Dalam penguburan jenazah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
A. Persiapan
Mengantar Jenazah
ْصا ِل َحةً َقالَتْ قَ َّد ُم ْوا نِي َو ِإ ْن كَانَت َ َْلى أ َ ْعنَا ِق ِه ْم َف ِإ ْن كَانَت
َ الر ُج ُل ع َّ ازةَ فَحْ تَملَ َها ِ ِإ َذا ُو ِض َع:
َ َت ا ْل َجن
َ َس ِم َع اْ ِإل ْنساَنُ ل
.َص ِعق َ سانَ َولَ ْو َ ش ْي ٍئ إِال َّ اْ ِإل ْن
َ ص ْو ت َ َها ُك ُّل ْ َصا ِل َح ٍة قَالَتْ ِأل َ ْه ِل َها أ َ ْينَ ت َ ْذ َهبُ ْونَ بِ َهاي
َ س َم َع َ غي َْر َ
)(رواه البخاري
“ Abi Said al Khudry r.a berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Jika
jenazah telah diangkat ke atas bahu mereka, maka jika si jenazah itu
orang shalih, maka ia berkata: “segerakanlah saya”. Dan jika si mayat itu
tidak shalih, maka ia berkata pada keluarganya: “Alangkah celakanya
saya, kemanakah aku akan kau bawa?” suara itu dapat didengar oleh
segala sesuatu kecuali manusia dan andai kata didengar oleh manusia ia
pasti pingsan” (HR Bukhari).
َ س حَتَّ ت ُ ْو
) (متفق عليه.ض ًع َ َا َرأ َ ْيت ُ ُم ا ْل َجن
ْ ازةَ فَقُ ْو ُم ْوا فَ َم ْن تَبِعَ َها فَالَ يَجْ ِل
Dari Abi Said bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: “Apabila
kamu melihat jenazah, hendaklah kamu berdiri, tetapi bagi siapa yang
mengirinya hendaknya janganlah duduk hingga si mayat diletakkan.”
(Muttafaq alaihi)
Menguburkan Jenazah
• Memasukkannya dari arah kaki (kepala masuk dahulu) Sambil
berdo’a, dan menghadapkan jenazah ke kiblat
َ إِ َذا َو: سلَّ َم قَا َل
ض ْعت ُ ْم َم ْو تَا ُك ْم فِ ْي َ علَ ْي ِه َو
َ ُصلَّى هللا
َ ِ ع َم َر ع َِن النَّبِي
ُ ع َِن اب ِْن
هللا ُ علَى ِملَّ ِة َر
ِ س ْو ِل َ هللا ْ ِ ب: بر فُقُ ْولُ ْوا
ِ س ِم ِ ْْ ْْ َالق
)( أخرجه أحمد و ابو داود و النساءى وصححه ابن حبان
“Dari Ibnu Umar dari Nabi saw. bersabda: “Apabila kamu meletakkan
mayit-mayit kamu di kubur, sebutlah bismillah ‘ala millati rasulillah”.
(Dikeluarkan oleh Ahmad, Abu Dawud, dan an Nas’i dan dishahihkan oleh
Ibnu Hibban).
Doa Masuk Kubur
Mengucapkan salam, Dilarang jika menyebabkan kemusyrikan:
Memohon kepada orang yang mati, mengkultuskan, mengharap
barakahnya dll.
سأ َ ُل هللاَ لَنَا َولَ ُك ُم
ْ َس ِل ِم ْينَ َواِنَّآ ا ِْن شَآ َء هللاُ ِب ُك ْم الَ ِحقُ ْو نَ ن ِ علَ ْي ُك ْم يَا أ َ ْه َل
ْ الد يَ ِار ِمنَ ا ْل ُم ْؤ ُمنُ ْينَ َو ا ْل ُم َ سالَ ُم
َّ اَل
)ا ْل َعا ِف َيةَ (رواه مسلم واحمد واين ماجه
“Semoga kesejahteraan senantiasa tetap atas kalian wahai para
ahli kubur dari orang-orang mukmin dan muslim, Insya Allah kami akan
bertemu dengan kalian. Kami mohon pengampunan kepada Allah swt.
untuk kami dan untuk kalian.” (HR. Muslim, Ahmad, dan Ibnu Majah).
Ziarah Kubur
Perbuatan mulia, dulu dilarang tapi kini dianjurkan
َ َار ِة ا ْلقُبُ ْو ِر فُ ُز ْو ُر َها فَ ِإنَّ َها ت ُ َز ِه ُد ال ُّد ْني
َاوت ُ َذ ِك ُر اْالَ ِخ َرة َ َُك ْنتُ نَ َه ْيت ُ ُك ْم ع َْن ِزي
)(رواه ابن ماجه
Dahulu saya sudah melarang kalian berziarah kubur, maka
(sekarang) berziarahlah kalian, karena ziarah kubur itu bisa
(menyebabkan) berzuhud terhadap dunia serta bisa mengingatkan
(kehidupan) di alam akhirat (kematian).” (HR. Ibnu Majah)