Anda di halaman 1dari 18

TATA CARA

PENGURUSAN JENAZAH
Oleh:
Muhammad Aminullah, S.Pd.I
Prosesi Mengurus Jenazah
Ketika Sakit

Memakamkan Memandikan
Jenazah Jenazah

Menyalatkan Mengafani
Jenazah Jenazah
Ketentuan Pengurusan Jenazah
O Hukum : Fardhu Kifayah
O Jenazah yang wajib di urus oleh umat Islam:
Jenazah umat Islam, adapun jenazah non muslim
hanya diurus proses pengurusan jenazahnya,
tidak disalatkan.
Jenazah yg tidak wajib diurus
secara sempurna
O Jenazah Umat Islam yang mati syahid dalam
peperangan
O Jenazah bayi yang keguguran dan belum sempurna
bentuknya
O Jenazah Umat Islam yang hilang atau tdk
ditemukan, seperti: tenggelam dan sejenisnya
O Jenazah Umat Islam yang rusak berat karena
kecelakaan atau hangus terbakar, tidak dimandikan
tetapi cukup tayamum atau disesuaikan dengan
kondisinya
Perilaku sosial sebelum
pengurusan jenazah
O Sedang sakit
1. Membesuk dan menghiburnya
2. Mendoakan semoga lekas sembuh
O Ketika sakaratul maut
1. Menghadapkan ke arah kiblat
2. Menganjurkannya untuk berdoa
3. Membaca surah yasin
4. Mentalqin dengan kalimat Tahlil “ la ilaha illallah”
5. Orang yang menunggui tdk boleh berkata jelek,
karena malaikat akan mengamininya.
O Ketika meninggal dunia
1. Meninggikan tempat jenazah dan menghadapkan ke arah
kiblat.
2. Mengucapkan doa musibah, yaitu istirja’ “ Innalillahi wa
inna ilaihi rojiun”
3. Memjamkan mata jenazah
4. Mengikat dagunya dengan kain, jika mulut terbuka
5. Meletakkan sesuatu di atas perut sebagai penindih agar tidak
menggelembung
6. Meletakkan kedua tangan di antara tali pusar dan dada
7. Menutupi tubuh jenazah dengan kain
8. Segera membayar hutang-hutangnya.
Tata cara pelaksanaan Jenazah
O Memandikan
Memandikan jenazah adalah menyucikan dan
membersihkan jenazah dari najis dan kotoran yang
menempel pada tubuh jenazah sehingga jenazah berada
dalam keadaan suci.
 Hukum memandikan jenazah adalah Fadhu kifayah,
dengan syarat sebagai beriku:
1. Balig dan berakal
2. Niat memandikan jenazah
3. Terpercaya, artinya memahami ketentuan memadikan
jenazah dan mampu merahasiakan aib jenazah.
O Tidak semua orang islam disyariatkan untuk memandikan
jenazah, kecuali orang-orang tertentu yaitu:
1. Jika jenazahnya laki-laki, maka yang memandikannya adalah
laki-laki atau boleh saja istrinya
2. Jika jenazahnya perempuan, maka yang utama
memandikannya adalah dari perempuan atau boleh suaminya
3. Jika jenazahnya seorang anak, maka laki-laki atau
perempuan boleh memandikannya. Akan tetapi diutamakan
dari keluarganya
4. Jika jenazahnya perempuan dan tidak ditemukan seorang
perempuan pun selain jenazah maka jenazah tersebut tidak
perlu dimandikan. Cukup ditayamumkan saja.
Proses mengafani jenazah
O biaya membeli kain kafan dimabilkan dari harta di
mayyit, jika si mayyit tdk memiliki harta maka
yang menaggung adalah keluarganya
O Jumlah lapisan kain kafan diusahakan berjumlah
ganjil. Bagi jenazah laki-laki menggunakan 3 lapis
kain, sedangkan jenazah perempuan berjumlah 5
lapis kain kafan
O Menggunakan tali sejumlah lima helai, dengan
perincian: untuk ujung kepala, dada,
perut,paha,dan ujung kaki.
O Cara mengafani Jenazah
1. Membentangkan kain kafan sehelai demi sehelai. Setiap helai
ditaburi dengan wangi-wangian seperti minyak wangi, kapur
barus, dll
2. Mengangkat dan meletakkan jenazah di atas kain kafan
dalam keadaan tertutup dengan kain.
3. Menyelimutkan kain kafan bagian kanan di atas bagian kain
kafan kiri secara urut, begitu juga seterusnya
4. Mengikat jenazah dengan lima tali yang telah dipersiapkan di
bawah kain kafan dan dilepas setelah sampai liang lahad
Menyalatkan Jenazah
O Setiap orang islam berhak menyalati jenazah, tetapi
ada yang paling berhak menyalati jenazah
1. Orang yang diwasiatkan.
2. Ulama atau pemimpin agama
3. Orang tua si mayyit, kakek-nenek dan garis silsilah
keluarga yang masih hidup
4. Anak-anak si mayyit dan garis silsilah keturunannay
ke bawah yang sperti cucu,cicit dll
5. Keluarga terdekat
6. Kaum muslimin
O Salat jenazah dapat dilakukan secara berjamaah dan dapat juga
dilakukan secara munfarid, namun melaksanakan shalat
jenazah secara berjamah sangat dianjurkan oleh Rasulullah.
O Apabila dilakukan secara berjamah, maka posisi Imam dan
ma’mum adalah:
1. Jenazah laki-laki, posisi Imam berada searah kepala jenazah.
Sementara posis makmum berada dibelakang imam dengan
urutan; makmum laki-laki dewasa kemudian perempuan
dewasa. Jumlah saf diupayakn ganjil
2. Jenazah perempuan, posisi imam berada searah tali pusar
jenazah.
O RUKUN SHALAT JENAZAH
1. Niat
2. Melakukan empat takbir
3. Salam, kemudian dilanjutkan membaca doa untuk jenazah.
(Untuk bacaannya, lihat buku paket PAI atau lihat di internet)
Proses pemakaman Jenazah
O Mempersiapkan makam
Makam adalah galian tanah kurang lebih sedalam 2 meter.
Kenapa 2 meter? Tujuannya adalah agar jenazah tidk
mengeluarkan bau serta menghindarkan jenazah dari binatang
buas yang menggali dan memangsanya
O Membuat liang lahad dan liang syaq
Liang lahad adalah liang yang dibuat agak menjorok di sisi kubur
arah kiblat sebagai tempat jenazah.
Liang syaq adalah liang ditengah-tengah kubur untuk tempat
jenazah.
Tata cara memakamkan jenazah
O Jenazah dikeluarkan dari keranda dan mulai
memasukkan jenazah dimulai dari arah kepala secara
perlahan-lahan dengan membaca:
 "Bismillah wa 'alaa millati (sunnati) Rasulullah" Artinya:
Dengan nama Allah, dan menuruti agama (sunnah)
Rasulullah.
O Meletakkan jenazah di lubang liang lahad dalam
keadaan miring ke kanan serta kepalanya dihadapkan
ke kiblat.
O Membuatkan bantalan dari tanah dan diletakkan di pipi
jenazah, di leher bagian belakang, dipunggung , di
pinggul, dan paha. Tujuannya agar jenazah dapat
berposisi miring ke arah kiblat.
O Membuka tali kafan bagian kepala dan menempelkan
pipinya ke tanah
O Menutup liang lahad dengan papan atau bambu agar tidak
terkenan reruntuhan tanah
O Menutup lubang kuburan dengan tanah secara perlahan-
lahan seraya mendoakan jenazah agar mendapat rahmat
dari Allah dan perlindungan dr siksa kubur
O Setelah timbunan tanah sempurna sekitar satu jengkal.
Disunahkan utk menaburkan tiga genggaman tanah
pertama membaca: ‫ ِم ْن َها َخلَ ْقنَا ُك ْم‬  (“Dari bumi atau tanah Kami
menjadikan kamu”).
Pada saat pelemparan genggaman kedua membaca:  ‫يها‬ َ ‫َو ِف‬
‫ ُ ن ِعي ُد ُك ْم‬ (“Dan kepada bumi atau tanah Kami akan
mengembalikanmu”). Dan pada pelemparan genggaman
ketiga membaca: ‫ َو ِم ْن َها ُ ن ْخ ِر ُج ُك ْم َ تا َرةً ُأ ْخ َرى‬ (“Dan dari bumi
Kami akan membangkitkan kamu pada waktu yang lain”)

O Memanjatkan doa utk jenazah sebelum meninggalkan


kuburan , semoga diampuni dosanya.
Hikmah pelaksanaan jenazah
O Mendorong manusia utk meningkatkan kualitas takwa
O Mengingatkan kepada manusia akan kematian
O Mendorong manusia utk memperbanyak amal saleh
O Mendorong manusia utk meningkatkan kualitas sbg
makhluk sosial
O Mendorong manusia utk senantiasa menutupi aib sesama
hamba Allah
O Menunjukkan sikap saling menghargai dan menghormati
pengurusan jenazah

Anda mungkin juga menyukai