Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KONSEP DASAR KELUARGA SAKINAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah


Bimbingan Keluarga Muslim

Dosen Pengampu: Dra. Mu’minatul Zanah, M.Ag.

Disusun oleh :
Sari Siti Maesaroh 1174010143
Susi Rahayu 1174010158
Siti Nurasiah Rohmah 1174010152
Yogi Saputra 1174010172
BKI VD

BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah mata kuliah “Bimbingan Keluarga Muslim”. Shalawat
serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan
umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Bimbingan


Keluarga Muslim di program studi Bimbingan Konseling Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu Dra. Mu’minatul Zanah, M. Ag. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Bimbingan Keluarga Muslima dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan


makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung , 25 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 2

A. Latar Belakang ........................................................................ 2

B. Rumusan Masalah................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan .................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................... ..4

A. Pengertian Keluarga Sakinah ............................................... 4

B. Landasan Pembentukan Keluarga Sakinah ........................ 7

C. Fakor-faktor Pembentukan Keluarga Sakinah ................... 9

D. Ciri-ciri Keluarga Sakinah .................................................... 11

E. Cara Mewujudkan Keluarga Sakinah .................................. 13

F. Tahap Pembentukan Keluarga Sakinah .............................. 14

G. Cara Menjaga Keluarga Sakinah .......................................... 18

BAB III PENUTUP ............................................................................... 21

A. Kesimpulan .............................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidup berumah tangga merupakan tuntunan fitrah manusia sebagai
makhluk sosial. Keluarga atau rumah tangga ialah lembaga terpenting
dalam kehidupan kaum muslimin umumnya dan manhaj amal islam
khususnya. Ini semua disebabkan karena peran besar yang dimainkan oleh
keluarga, yaitu mencetak dan menumbuhkan generasi masa depan, pilar
penyangga bangunan umat dan perisai penyelamat bagi Negara.
Setiap adanya sekumpulan atau sekelompok manusia yang terdiri atas
dua individu atau lebih, tidak bisa tidak pasti dibutuhkan keberadaan
seorang pemimpin atau seseorang yang mempunyai wewenang megatur dan
sekaligus membawa individu lainnya (tetapi bukan berarti seperti
keberadaan atasan dan bawahan).
Demikian juga, dengan sebuah keluarga karena yang dinamakan
keluarga adalah minimal terdiri atas seorang suami dan seorang istri yang
selanjutnya timbul adanya anak, anak dari anak dan seterusnya. Maka,
sudah semestinya di dalam sebuah keluarga juga dibutuhkan adanya
seorang pemimpin keluarga yang tugasnya membimbing dan mengarahkan
sekaligus mencukupi kebutuhan, baik itu kebutuhan yang sifatnya dhohir
maupun yang sifatnya batiniyyah di dalam rumah tangga tersebut supaya
terbentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas, sebagai berikut :
1. Apa pengertian keluarga sakinah?
2. Apa landasan pembentukan keluarga sakinah?
3. Apa faktor-faktor pembentukan keluarga sakinah?
4. Apa ciri-ciri keluarga sakinah?
5. Bagaimana cara mewujudka

1
2
6. n keluarga sakinah?
7. Bagaimana tahaan pembentukan keluarga sakinah?
8. Bagaimana cara menjaga keluarga sakinah?

C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang diharapkan dalam
makalah tersebut sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian keluarga sakinah
2. Untuk mengetahui landasan keluarga sakinah
3. Untuk mengetahui faktor-faktor pembentukan keluarga sakinah
4. Untuk mengetahui ciri-ciri keluarga sakinah
5. Untuk mengetahui cara mewujudkan keluarga sakinah
6. Untuk mengetahui tahapan pembentukan keluarga sakinah
7. Untuk mengetahui cara menjaga keluarga sakinah.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keluarga Sakinah
Kehidupan berkeluarga atau menempuh kehidupan dalam
perkawinan adalah harapan dan niat yang wajar dan sehat dari setiap
anak muda dan remaja dalam masa pertumbuhannya. Pengalaman dalam
kehidupan menunjukkan bahwa membangun keluarga sehingga
mencapai taraf kebahagiaan dan kesejahteraan yang selalu didambakan
oleh setiap pasangan suami- istri sangatlah sulit. Keluarga yang bisa
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan inilah yang disebut dengan
keluarga sakinah.
Selain kata sakinah, di masyarakat pada umumnya juga suka
memberikan doa kepada pengantin agar keluarga mereka menjadi
keluarga sakinah mawadah warohmah. Maka dari itu, berikut pengertian
yang membedakan antara sakina mawadah warohmah.
Ali (210:7) mengatakan keluarga adalah dua atau lebih individu
yang begabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam
satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran
dan menciptakan serta mempertahanan suatu budaya. Dalam bahasa
Arab, sakinah berarti ketenangan, ketentraman dalam hati, kedamaian
dalam berkeluarga
Dalam sebuah keluarga sakinah berarti membina rumah tangga
dengan penuh kedamaian, kasih sayang dan lainnya. Mawaddah artinya
cinta kasih sayang atau juga bisa dibilang meng –gebu kasih sayang
pada lawan jenis atau bisa dikatakan cinta yang dikaitkan dengan hawa
nafsu, cinta membara. Oleh karena itu, setiap mahluk Allah mempunyai
sifat ini maupun pada manusia dan sama halnya dengan hewan.
Mawaddah lebih identic dengan cinta yang menuju kecantikan , paras
yang bagus, dan lainnya. Mawaddah itu sinonimnya mahabbah yang

4
artinya kasih sayang atau cinta. Setiap keluarga sakinah pasti akan
mendapatkan mawaddah warahmah.
Warohmah terdiri kata wad an rahmah. Wa berarti “dan”
sedangkan rahmah artinya “rahmat anugrah, dan karunia dari Allah
SWT”. Maksud dari wa yaitu hanya kata sambung dari Sakinah
Mawaddah Warahmah. Didalam keluarga, kasih sayang sangatlah
penting karena dengan itu kita bisa hidup bahagia.
Sebuah keluarga bahagia, sejahtera lahir dan batin, hidup cinta-
mencintai dan kasih- mengasihi, di mana suami bisa membahagiakan
istri, sebaliknya, istri bisa membahagiakan suami, dan keduanya
mampu mendidik anak-anaknya menjadi anak-anak yang shalih dan
shalihah, yaitu anak-anak yang shalih dan shalihah yaitu anak-anak
yang berbakti kepada orang tua, kepada agama, masyarakat dan
bangsanya. Selain itu keluarga sakinah juga mampu menjalin
persaudaraan yang harmonis dengan sanak family dan hidup rukun
dalam bertetangga, bermasyarakat dan benegara.
Itulah suatu wujud keluarga sakinah yang dianatkan oleh Allah
SWT kepada hamba-Nya ,sebagaimana yang difirmankannya di dalam
kitabullah: Q.S Ar-rum ayat 21.
Yang dimaksud dengan rasa kasih dan sayang adalah rasa
tentram dan nyaman bagi jiwa raga dan kemantapan hati menjalani
hidup serta rasa aman dan damai, cinta kasih bagi kedua pasangan.
Suatu rasa aman dan cinta sebagai hikmah yang dalam diri nikmat Allah
kepada mahluk-Nya yang saling membutuhkan.
Disamping itu, ayat tersebut juga dengan jelas mengamanatkan
kepada seluruh manusia, kuhususnya umat islam, bahwa diciptakannya
seorang istri bagi suami adalah bagi kedua pasangan. Suatu rasa aman
dan cinta kasih sayang yang terpendam jauh di dalam lubuk hati
manusia sebagai hikmah yang dalam dari nikmat Allah kepada mahluk-
Nya yang saling membutuhkan.

5
Disamping itu, ayat tersebut juga dengan jelas mengamanatkan
kepada seluruh manusia, khusunya umat Islam, bahwa diciptakannya
seorang istri bagi suami adalah agar suami bisa hidup tentram bersama
membina sebuah keluarga. Ketentramana seseorang suami dalam
membina keluarga bersama istri dapat tercapai apabila di antara
keduanya terdapat kerja sama timbal-balik yang serasi, selaras, dan
seimbang. Masing-masing tak bisa bertepuk sebelah tangan.
Sebagai laki-laki sejati, suami tentu tidak akan merasa tentram
jika istrinya telah berbuat sebaik-baiknya demi kebahagiaan suami,
tetapi suam sendiri tidak mampu memberikan kebahagiaan suami, tetapi
suami sendiri tidak mampu memberikan kebahagiaan terhadap istrinya.
Demikian pula sebaliknya. Kedua belah pihak bisa saling mengasihi dan
menyayangi sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
Menurut ajaran islam mencapai ketenangan hati dan kehidupan
yang aman dami adalah hakekat perkawinan muslim yang disebut
sakinah. Untuk hidup bahagia dan sejahtera manusia membutuhkan
ketenangan hati dan jiwa yang aman damai. Tanpa ketenangan dan
keamanan hati, banyak masalah tak terpecahkan . Apalagi kehidupan
keluarga yang anggotanya adalah manusia-manusia hidup dengan segala
cita dan citranya.
Ada tiga macam kebutuhan manusia yang harus dipenuhi untuk
dapat hidup bahagia dan tenang yaitu
1. .Kebutuhan vital biologis, seperti: makan minum, dan hubungan
suami istri.
2. Kebutuhan sosil kultural, seperti : pergaulan sosial, kebudayaan,
dan pendidikan.
3. Kebutuhan metahpisis atau regilious, seperti : agama, moral, dan
filsafat hidup

6
Dari sini jelas bahwa hubungan suami - istri dalam kehidupan
rumah tangga bukan hanya menyangkut jasmaniah saja, tetapi meliputi
segala macam keperluan hidup insani. Keakraban yang sempurna, saling
membutuhkan diri satu dengan lainnya merupakan bagian dan kesatuan
yang tak terpisahkan. Keduanya harus memikul bersama tanggung
jawab, saling mengisi dan tolong- menolong dalam melayarkan bahtera
kehidupan rumah tangga. Oleh karenanya, ketiga kebutuhan tersebut
saling kait mengait masing-masing saling mempengaruhi dan ketiganya
harus terpenuhi untuk dapat disebut keluarga bahagia, aman dan damai.
Keluaga sakinah adalah keluarga yang selalu diberikan
kedamaian hati, dilapisi dengan kasih sayang dan mendapat rahmat dari
Allah SWT. Keluarga adalah tempat kita berteduh dari masalah-masalah
kehidupan.
Rumah yang diisi dengan keluarga sakinah maka akan menjadi
rumah yang sangat dirindukan karena sebagai penyejuk hati dari segala
permasalan yang ada.
Allah SWT menciptakan perjodohan agar manusia bisa tentram dengan
yang lainnya.
Jadi membentuk keluarga sakinh merupakan sebuah keniscayaan
khususnya bagi keluarga muslim. Sebab berumah tangga merupakan
bagian dari nikmat Allah yang diberikan kepada umat manusia.

B. Landasan Pembentukan Keluarga Sakinah


Rasulullah SAW dalam kapasitas beliau sebagai pemimpin
rumah tangga, tidak luput dari sisi-sisi teladan yang harus kita ikuti
dengan seksama. Bagaimana beliau menunaikan tanggung jawab beliau
pada keluarga beliau ?
Berkenaan dengan itu tertera sebuah riwayat Aswad ra
mengatakan bahwa: Saya telah bertanya kepada Aisyah ra bahwa apa
yang Rasulullah saw biasa lakukan di rumah .

7
Beliau berkata Beliau senantiasa sibuk dalam pengkidmatan
terhadap keluarga beliau, dan apabila tiba waktu shalat maka beliau
pergi untuk melakukan shalat Bukhari kitabul adzan.
Kita semua mafhum bahwa Rasulullah adalah sosok yang paling
sibuk da paling tekun dalam beribadah tetapi lihatlah pula bagaimana
beliau menjalani bahtera rumah tangga, kita akan dibuat berdecak
kagum. Rasulullah saw begitu cekatan dalam membantu istri-istrinya
dalam kehidupan sehari- hari. Rasulullah saw biasa bersabda, Orang
yang terbaik diantara kalian adalah orang yang paling baik pelakunya
terhadap keluarga/istrinya dan beliau bersabda, Saya dari antara kalian
adalah orang yang memperlakukan paling baik terhadap keluarganya.
(Tirmidzi)
Sebagai pecinta Rasulullaah SAW setiap muslllim khususnya
para pemimpin rumah tangga dan begitu juga para ibu rumah tangga
apakah kita mengamalkan contoh yang indah atau suri tauladan baik itu?
Berkaitan dengan kehidupan rumah tangga terdapat kesaksian
dari istri Rasulullaah SAW Siti Aisyah r.a bahwa Rasulullah adalah
orang yang paling berkepribadian dari antara semua orang yang paling
mulia dari semua orang, merupakan sosok yang tinggal di rumah tanpa
basa-basi, tidak pernah mengerutkan muka dan senantiasa tersenyum.
Beliau berkata bahwa dalam sepanjang kehidupan beliau, beliau tidak
pernah memukul istri-istri beliau dan tidak pernah memukul pelayan
beliau.
Betapa indahnya jika keluarga-keluarga muslim lainnya terdapat
didalamnya pemimpin keluarga yang seperti Rasulullaah SAW, dan
istri-istrinya yang saling pengertian dan saling kasih sayang.
Seperti dalam hadits tadi, disinggung bahwa orang yang paling
baik diantara kalian adalah orang yang paling baik perlakuannya kepada
keluarga/istri. Suami-suami yang perilakunya tidak baik terhadap istri
mana mungkin ia dapat berperilaku baik terhadap masyarakat. Orang

8
akan melakukan kebaikan jika terhadap istrinya dan keluarganya saja ia
baik. Bisa pula tampak dari luar ia kelihatan baik namun nyatanya tidak.
Mengenai perselisihan rumah tangga, kendatipun demikian
acapkali di dalam rumah tangga terdapat perselisihan antara suami dan
istri. Nasehat Rasulullaah juga yang begitu mengagumkan adalah
sedapat mungkin kesampingkanlah hal-hal yang tidak disukai dari
pasangan hidup kita dan arahkan pada hal-hal yang baik dan
pengorbanan pasangan hidup kita. Seperti sabda beliau: “Jika diantara
kalian terlihat aib (kekurangan) yang lainnya, atau ada perilakunya yang
kalian tidak sukai, maka banyak hal-hal lainnya yang kalian sukai, yang
bagi kalian itu menarik.”
Dalam kaitannya dengan ini saya pernah mendengar kisah
seorang suami (saya lupa apakah diantara khalifah rasullah.) satu kali
karena sesuatu hal sang istri marah sejadi-jadinya kepada sang suami,
tetapi kendatipun dalam perhitungan normal kemarahan sang istri itu
berlebihan, tetapi sang suami diam saja, dan tidak menunjukan
kemarahan yang serupa, setelah ditanaya mengapa dia seperi itu, sang
suami menjawab, selama kami berumah tangga, beliau telah banyak
berkorban untuk saya, tidak ada alasan untuk saya marah kepadanya.
Jadi, pentingnya bagi kita untuk menekankan emosi kita seminal
mungkin dengan mengingat kepada hal-hal pengorbanan yang begitu
besar, jangan jadikan setitik perselisihan menghanguskan lautan berkah
yang sudah didapat.

C. Factor-Faktor Pembentuk Keluarga Sakinah


1. Faktor Suami Istri
Suami istri merupakan tunjang utama dalam pembentukan sebuah
keluarga bahagia. Ibu bapak aatau ketua keluarga perlu memainkan
peranan terutamanya salinfg hormat menghormati di antara satu sama
lain. Karena anak-anak akan mudah terpengaruh dengan tingkah laku

9
mereka. Suami merupakan ketua keluarga yang memainkan peranan
paling pentin untuk membentuk sebuah keluarga bahagia. Suami yang
bahagia ialah suami yang sanggup berkorban dan berusaha utuk
kepentingan keluarga dan rumah tangga yaitu memmberi makan
makanan yang baik untuk anak-anak dan istri, menjaga hak istri,
memberi pakaian yang sessuai dengan pakaian islam, memdidik anak-
anak dan istri dengan didikan islam yang benar serta memberi tempat
perlindungan.
Istri sholehah ialah istri yang tahu menjaga hak suami,harta suami,
anak-anak, menjaga marwah diri dan juga marwah suami serta
membenatu menjalankan urusan keluarga denga sifat ikhlas, jujur,
amanah, dan bertanggung jawab.
2. Faktor Keilmuan
Ilmu pengetahuan mampu menyelesaikan segala masalah yang
melanda dalam rumah tangga secara rasionalnya. Membina sebuah
keluarga bahagia dengan asas yang kukuh terutamanya dengan
pengetahuan keagamaan dapat menjadikan individu berpikir, dan
bertindak sesuai dengan fitrah insaniah yang di berikan oleh Allah
SWT.
3. Faktor Ahli Kerabat
Asas yang paling utama ialah mengadakan hubungan yang erat dengan
ibu bapak kedua belah pihak.
Al-Imam Al-Nawawi menjelaskan bahwa selain ibu bapak, seorang
anak juga perlu menjaga hubungan kekeluargaan dengan kerabat-
kerabat sebelah ibu dan bapak.
4. Faktor Ekonomi
Suami istri sepatutnya bijak dalam menyusun, mengatur, dan merancang
keuangan keluarga. Oleh karena itu, pasangan perlu merancang setiap
perbelanjaan dan bukannya hanya mengikuti tuntutan nafsu yang ingin
memenuhi kehidupan material.

10
D. Ciri-Ciri Keluarga Sakinah
1. Berdiri di atas pondasi keimanan yang kokoh
Keluarga berdiri di atas pondasi keimanan kepada allah SWT, dengan
keimanan yang kokoh suami istri terjaga dalam kebaikan terjauhkan dari
kejahatan dan keburukan.
2. Menunaikan misi ibadah dalam kehidupan
Menikah adalah ibadah, hidup berumah tangga adalah ibadah,
membersihkan rumah adalah ibadah, semua kegiatan hidup kita
hendaknya selalu berada dalam motifasi ibadah.
3. Mentaati ajaran agama
Ajaran ini meliputi melaksanakan hal-hal yang diwajibkan maupun di
sunnahkan, atau menghindari diri dari hal-hal yang di haramkan atau
dimakruhkan.
4. Saling Mencintai dan Menyayangi
Suami istri menghindarkan diri dari tindakan atau ucapan saling
menyakiti, saling menghianati, saling melukai, saling mendustai, saling
meninggalkan.
5. Saling Menjaga dan Menguatkan dalam Kebaikan
Suami istri selalu berusaha saling menguatkan dalam kebaikan,
sehingga tidak membiarkan terjadinya suasana kekeringan spiritual
dalam kehidupan keluarga.
6. Saling Memberikan yang Terbaik untuk Pasangan
Suami istri selalu memberikan pelayanan yang terbaik, memberikan
perhatian yang terbaik, memberikan sentuhan yang terbaik,
memeberikan motifasi yang terbaik, memberikan inspirasi terbaik,
memberikan waktu terbaik. Dengan kondisi seperti ini, mka suami istri
akan selalu berada dalam kenyamanan hubungan. Mereka tidak
menuntut hak dari pasangannya, namun justru berlomba melaksanakan
kewajiban untuk pasangannya.
7. Mudah Menyelaikan Masalah

11
Keluarga menjadikan permasalahan sebagai pemicu semangat untuk
melakukan perbaikan, dengan hati yang bersih dan pikiran yang jernih
mereka akan mudah keluar dari setiap masalah.
8. Membagi Peran Keadilan
Suami istri sakinah selalu berusaha untuk melakukan pembagian peran
secara berkeadilan, tidak ada salah satu pihak yang terdzolimi atau
terbebani secara berlebihan sementara pihak lainnya tidak peduli.
9. Kompak Mendidik Anak
Suami istri dalam keluarga sakinah sadar dalam sepenuhnya bahwa
mereka harus mencetak generasi yang tangguh, generasi yang unggul,
yang akan meneruskan upaya pembengunan peradaban. Anak-anak
harus terwarnai dalam nilai-nilai kebenaran dan kebaikan, sehingga
menjadi soleh dan solehah.
10. Berkontribusi Untuk Kebaikan Masyarakat
Keluarga sakinah selalu peduli dan bersedia berbagi dengan apa yang
mereka miliki.

Syahrin Harahap (1996 : 164) merumuskan kriteria keluarga sakinah


memiliki ciri-ciri:

1. Saling merhormati dan saling menghargai antara suami istri, sehingga


terbina kehidupan yang rukun dan damai.
2. Setia dan saling mencintai sehingga dapat di capai ketenangan dan
keamanan lahir batin yang menjadi pokok kekalnya hubungan.
3. Mampu menghadapi segala persoalan dan segala kesukaran dengan arif
dan bijaksana, tidak terburu-buru, tidak saling menyalahkan dan
mencari jalan keluar dengan kepala dingin.
4. Saling mempercayai, tidak melakukan hal yang menimbulkan
kecurigaan da kegelisahan.
5. Saling memahami dan kelebihan dan kekurangan.
6. Konsultatif dan musyawarah, tidak segan meminta maaf jika bersalah.

12
7. Tidak menyulitkan dan menyiksa pikiran tetapi secara lapang dada dan
terbuka.
8. Dapat mengudsahakan sumber penghasilan yang layak bagi seluruh
keluarga.
9. Semua anggota keluarga memenuhi kebahagiaannya.
10. Menikmati hiburan yang layak

Menurut Dadang Hawari tahun 1996:117, mengutip pemikiran Nick Stinet


dan John De Prain dari Univeersitas Nebraska, AS, dalam studynya berjudul
The National Study Of Family Strenght. Terdapat 6 kriteria untuk mewujudkan
keluarga sakinah diantaranya:

1) Ciptakan kehidupan religious dalam keluarga sebab dalam agama


terdapat nilai-nilai moral atau etika kehidupan yaitu antara lain kasih
sayang, cinta mencintai dan kasih mengasihi dalam arti yang baik.
2) Tersedianya waktu untuk bersama keluarga.
3) Keluarga harus menciptakan hubungan yang baik antar anggota.
Artinya terjadi segitiga interaksi, komunikasi yang baik, demokratis dan
timbal baik antara ayah ibu dan anak.
4) Saling menghargai dalam interaksi ayah ibu dan anak.
5) Jika mengalami masalah, prioritas utama adalah keutuhan keluarga.

E. Cara Mewujudkan Keluarga Sakinah


Untuk mewujudkan keluarga yang ideal seperti di atas islam
memberikan berbagai tuntunan yang dapat di pegangi mulai dari :
1. Memilih pasangan
Untuk memilih pasangan, Nabi memberikan kriteria yang dapat
dijadikan pertimbangan. Dalam salah satu haditsnya, Nabi SAW.
bersabda, berbeda yang artinya seorang wanita dinikahi berdasarkan
empat pertimbangan tanya, keturunannya, kecantikannya dan
agamanya. Tidak akan terlepas (HR.Bukhori Muslim dan Abu Daud).

13
2. Melakukan pernikahan dengan benar, dengan memenuhi syarat dan
rukunnya dan memperhatikan semua ketentuanpernikahan dalam
islam.
Masing-masing anggota keluarga harus memahami dan menunaikan
hak dan kewajibannya. Diantaranya sbb:
a. Hubungan suami istri
b. Hubungan anak-anak dengan kedua orang tuanya.
c. Hubungan diantara saudara, dan sebagainya.
Kunci utama untuk mendapatkan keluarga yang sakinah mawaddah
arahmah adalah meluruskan niat kita berkeluarga karena ingin mendapat
ridha Allah sesungguhnya hakikat kehidupan yang sakinah adalah suatu
kehidupa yang dilandasi mawaddah warahmah cinta dan kasih sayang dari
Allah SWT pencipta alam semesta alam ini. Yakni sebuah kehidupan yang
di ridhai Allah SWT yang para pelakunya adalah orang yang menjalani
kehidupan dengan senan tiasa berusah dan mencari keridhoan Allah dan
Rasulnya, dengan cara apa yang dilakukan apa yang di perintahkan dan
meninggalkan segala apa yang dilarang oleh Allah dan Rasulnya.
Kehidupan rumah tangga yang sakinah adalah terletak pada realisasi atau
penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan yang berumah tangga yang
bertujuan mencari ridho Allah SWT. Karena memang hakikat ketenangan
jiwa (sakinah) itu adalah ketenangan yang terbimbing dengan agama dan
datang dari Allah SWT. Firman Allah daam surat Al-Fath : 4
‫ت‬ ِ ‫ب ْال ُمؤْ ِمنِينَ ِل َي ْزدَاد ُوا ِإي َمانًا َم َع ِإي َما ِن ِه ْم ۗ َو ِ ه‬
‫ّلِل ُجنُود ُ ال ه‬
ِ ‫س َم َاوا‬ ‫ه َُو ا هلذِي أ َ ْنزَ َل ال ه‬
ِ ‫س ِكينَةَ فِي قُلُو‬
‫ض ۚ َو َكانَ ه‬
‫َّللاُ َع ِلي ًما َح ِكي ًما‬ ِ ‫ َو ْاْل َ ْر‬Artinya: Dialah yang telah menurunkan
ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka
bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan
Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi
MahaBijaksana.

F. Tahap-Tahap Pembentukan Keluarga Sakinah

14
1. Masa Pra Pernikahan
Ada beberapa persiapan yang perlu dihadapi menjelang pernikahan,
yaitu persiapan tentang ilmu pernikahan, persiapan ruhiyyah menjelang
pernikahan serta persiapan fisik sebelum pernikahan.
a. Persiapan Ilmu Pernikahan
Hal yang perlu dipersiapkan adalah memperjelas visi pernikahan.
Untuk apa menikah? Visi yang sama dan jelas antar suami dan
istri akan melanggengkan pernikahan. Banyak orang yang
menikah hanya karena cinta, atau mengikuti tradisi masyarakat.
Bisa juga malu karena sudah cukup umur tetapi masih belum
juga menuju pelaminan.
Sebagai muslim yang memiliki rujukan yang jelas, yaitu bahwa
menikah itu adalah perintah Allah yang merupakan ibadah,
fungsi menikah dalam islam adalah menimba banyak pahala
melalui aktifitas berumah tangga, menjauhkan diri dan keluarga
dari api neraka. Dan akhirnya berusaha meraih kebahagiaan di
dunia dan di akhirat. Bila seseorang memiliki visi seperti ini,
hari-hari yang dilaluinya setelah menikah akan senantiasa
berusaha menjalaninya sesuai dengan hokum-hukum islam.
b. Persiapan mental atau sikologis menghadapi pernikahan
Pernikahan adalah kehidupan baru yang sangat jauh berbeda dari
masa-masa sebelumnya dalam pernikahan bekumpul dua
pribadi yang berbeda yang berasal dari keluarga yang memiliki
kebiasaan yang berrbeda. Di dalamnya terbuka sifat-sifat asli
masing-masing. Mempersiapkan diri untuk berlapang dada
menghadapi segala kekurangan pasangan adalah hal yang mutlak
diperlukan. Begitupun cara-cara mengkomunikasikan pikiran
dan perasaan dengan baik kepada pasangan juga perlu
diperhatikan, agar emosi negative tidak mewarnai rumah tangga.
c. Persiapan ruhiyyah atau spiritual

15
Menikah itu ibadah oleh karena itu, seluruh proses yang dilalui
dalam pernikahan itu harus dengan nuansa ibadah proses
sebelum menikah sampai pernikahan itu sendiri juga setelah
menikah tidak boleh jauh dari nuansa penghambaan diri kepada
Allah.
Sebelum menikah peningkatan kualitas diri dan kualitas ibadah
mutlak dipelukan, berdoa kepada Allah untuk mendapatkan
suami yang soleh dan anak-anak yang akan menjadi penyejuk
mata. Bergaul dengan orang-orang yang soleh akan menjaga
agama juga diperlukan untuk menguatkan niat dalam menikah
d. Pesiapan fisik
Yang terakhir yang tidak kalah penting dalam mempersiapkan
pernikahan adalah menyiapkan fisik untuk memasuki dunia
pernikahan. Sangat penting untuk mengetahui alat-alat
reproduksi wanita dan cara kerjanya, memeriksa alat-alat
reproduksi juga penting agar terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan setelah pernikahan. Selain itu juga harus diketahui
tentang seks yang sehat. Banyak orang yang sudah menikah tapi
tidak tahu bagaimana berhubungan seks dengan sehat dan
menyenangkan bagi masing-masing pasangan. Hal ini penting
karena merupakan kunci kebahagiaan dalam rumah tangga .
2. Pembentukan keluarga
Setelah menikah proses pembentukan keluarga sakina jika telah
menikah atau berkeluarga maka harus diperhatikan beberapa factor
berikut:
a. Faktor utama
1. Memahami hak suami terhadap istri dan kewajiban istri terhadap
suami:
a. Menjadikan seorang suami sebagai imam yang bertanggung
jawab.

16
Suami merupakan pemimpin yang Allah pilihkan. Suami wajib
ditaati dan dipatuhi dalam setiap keadaan kecuali yang
bertentangan dengan syariat islam
b. Menjaga kehormatan diri menjaga akhlak dalam pergaulan
menjaga izzah suami dalam segala hal tidak memasukan orang
lain kedalam rumah tanpa seizin suami
c. Berkhidmat kepada suami menyiapkan melayani kebutuhan lahir
batin suami menyiapkan keberangkatan suara istri tidak melebihi
suara suami istri menghargai dan berterimakasih terhadap
perlakuan terhadap pemberian suami
2. Memahami hak istri terhadap suami dan kewajiban suami terhadap
istri
a. Istri berhak mendapatkan mahar
b. Mendapatkan perhatian dan pemenuhan lahir batin mendapatkan
nafkah: sandang, pangan, papan. Mendapatkan pengganjaran
Diinul islam, suami memberikan watu untuk memberikan
pelajaran, memberi izin atau menyempatkan istrinya untuk
menyempatkan belajar kepada seseorang atau lembaga dan
mengikuti perkembangan istrinya, suami memberikan sarana
untuk istrinya belajar suami mengajak istri untuk menghadiri
majelis ta’lim seminar atau ceramah agama
c. Mendapat perlakuan baik, lembut dan penuh kasih sayang.
berbicara dan memperlakukan istri dengan penuh kelembutan
lebih-lebih ketika haid , hamil dan paska lahir, sekali-kali
bercanda tanpa berlebihan mendapatkan kabar perkiraan waktu
kepulangan, memperhatikan dan kembali ke rumah.
b. Faktor Penunjamg
1. Realistis dalam kehidupan berkeluarga. Realistis dalam memilih
pasangan, realistis dalam menuntut mahar, dan pelaksanaan

17
walimah, realistis dan ridho dengan karakter pasangan, realistis
dalam kebutuhan hak dan kebutuhan.
2. Realistis dalam mendidik anak. Penanganan tarbiyatul aulad
(pendidikan anak). Memerlukan satu kata ayah, sehingga tidak
membingungkan pada anak. Dalam memberikan ridho’ah menyusui
dan hadhonah pengasuhan.
Hendaklah diperhatkan muatan berikut.
a. Tarbiyah Ruhiyyah pendidikan mental
b. Tarbiyah Aqliyah pendidikan intelektual.
c. Tarbiyah Jasadiyyah pendidikan jasmani.
3. Menjaga kondisi nafsiyyah suami itri.
4. Menjaga kebersihan dan kerapihan rumah.
5. Pembina hubungan baik dengan orang-orang terdekat.
a. Keluarga besar suami atau istri
b. Tetangga
c. Tamu
d. Kerabat dan teman dekat
6. Memiliki keterampilan dalam berumah tangga.
7. Memiliki kesadaran kesehatan keluarga.
d. Faktor pemeliharaan
1. Meningkatkan kebersamaan dalam berbagai aktivitas
2. Menghidupkan suasana komunikatif dan dialogis
3. Menghidupkan hal-hal yang dapat menumbuhkan kemesraan
keluarga baik dalam sikap, penampilan maupun perilaku.

G. Cara Menjaga Keluarga Sakinah

Setiap muslim berkeinginan untuk membentuk rumah tangga yang sakinah


mawaddah warahmah. Tidak mudah mewujudkannya, dan itu membutuhkan

18
usaha yang keras. Sebagai umat Islam kita telah memiliki ajaran yang sangat
agung untuk dijadikan landasan kehidupan dalam membentuk keluarga sakinah.

Beberapa cara menjaga keluarga sakinah :

1. Komunikasi

Mungkin sebagian orang mengatakan komunikasi itu bukan sesuatu hal yang
besar, akan tetapi semua persoalan berawal dari komunikasi yang tidak baik.
Terjadinya mis komunikasi dapat menjadi faktor awal munculnya masalah
dalam. Maka membangun komunikasi keluarga yang efektif menjadi tugas
utama setiap anggota keluarga.

2. Minat yang Sama

Tidak semua suami istri memiliki banyak kesamaan, cara terbaik untuk
menjaga agar selalu sayang dan cinta adalah dengan mengetahui kesukaan
atau hobi masing-masing, menghargai kesukaan atau hobi masing-masing
baahkam dapat memfasilitasi terciptanya kesukaan tersebut.

3. Family Time

Family time mengacu pada seluruh keluarga, misalnya seperti makan malam
bersama anak dan istri. Makan malam keluarga selalu menghibur dan selalu
memberikan hal-hal baru untuk dibicarakan nanti di malam hari. Belum lagi
itu akan membantu pada harmonisnya kehidupan berumah tangga serta
hubungan anda dengan suami

4. Me Time

Beri suami atau istri waktu satu atau dua hari dirinya untuk me time, biarkan
dia melakukan apa yang menjadi keinginan atau hobinya.

Setiap orang dalam sebuah keluarga tentunya ingin diberi karunia keluarga
yang selalu diberikan kedamaian hati, dilapisi dengan kasih sayang, dan
mendapatkan rahmat Allaah SWT. Menjadikan keluarga tempat berteduh

19
dari masalah-masalah kehidupan. Rumah yang diisi dengan keluarga sakinah
maka akan menjadi rumah yang sangat dirindukan karena sebagai penyejuk
hati dari segala permasalahan yang ada. Allaah menciptakan perjodohan agar
manusia bisa tenteram dengan yang lain, berbagi kasih sayang, bahagia,
keamanan, perlindungan, dan lainnya.

20
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
1) Keluaga sakinah adalah keluarga yang selalu diberikan kedamaian hati,
dilapisi dengan kasih sayang dan mendapat rahmat dari Allah SWT.
Keluarga adalah tempat kita berteduh dari masalah-masalah kehidupan.
Rumah yang diisi dengan keluarga sakinah maka akan menjadi rumah
yang sangat dirindukan karena sebagai penyejuk hati dari segala
permasalan yang ada.
Allah SWT menciptakan perjodohan agar manusia bisa tentram dengan
yang lainnya.
2) Keluarga Rasulullah Saw beserta para istrinya, QS Arrum 21 & QS. Al
fath 4
3) Adanya suami istri, keilmuan, ahli kerabat ekonomi
4) Berdiri di atas pondasi keimanan yang kokoh, Menunaikan misi ibadah
dalam kehidupan, Mentaati ajaran agama, Saling Mencintai dan
Menyayangi , saling menjaga dalam kebaikan Saling Menjaga dan
Menguatkan dalam Kebaikan,saling memberikan yang terbaik untuk
pasangan,Mudah Menyelaikan Masalah, memberikan peran keadilan,
Kompak Mendidik Anak, Berkontribusi Untuk Kebaikan Masyarakat
5) Memilih pasangan & melakukan pernikahan yang benar
6) masalah pra nikah
 ilmu pernikahan
 Mental / psikologi
 Ruqiyyah / spiritual
 Fisik
Pembentukan keluarga
 Faktor utama ( Hak dan kewajiban suami dan istri)
 Faktor penunjang
7) komunikasi, minat yang sama, family time, me time

21
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Hj. Lilis Satriah, M. (2017). Bimbingan Konseling Keluarga. Bandung: CV.
Mimbar Pustaka.
Hasan, M. (2011). Rumah Tangga mUSLIM. Yogyakarta: Bintang Cermelang.

Sukanita. (2011, September Rabu). Faktor-Faktor Pembentukan Keluarga


Sakinah. pp. http://psikologisukanitha.blogspot.com/2011/09/faktor-
faktor-pembentuk-keluarga.html?m=1.

Yazid. (2012). Pengertian Sakinah Mawadah Warahmah. pp.


https://dunia.pelajar-islam.or.id/dunia.pii/arsip/tujuan-utama-
membangun-keluarga-sakinah.html/. (Diakses pada tanggal 24 September
2019)

22

Anda mungkin juga menyukai