PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gambaran umum
Rs ‘Aisyiyah bermula dari Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin yang berdiri
pada tahun 1973 di bawah pimpinan dr. R. Rahardjo S dengan luas lahan yang sangat
terbatas. Atas kerja keras para pengurus persyarikatan dan karyawan pada saat itu ,
akhirnya pada tahun 1988 berhasil ditingkatkan statusnya sebagai RumahSakit Anak
dan Bersalin ‘Aisyiyah dengan direktur dr. H. A. Rizani , hanya saja saat itu ijinnya
hanya sementara, dan pada tahun 1996 mendapatkan ijin tetap dangan Direktur dr. H.
Trijono.
pelayanan tidak hanya sebatas anak dan bersalin saja. Pada pertengahan tahun 2003 Rs
Bojonegoro dengan Direktur dr. H. Soepadjar, M. Si. Dan sejak tahun 2004 para
pengurus Rs ‘Aisyiyah berusaha untuk mendapatkan ijin tetap yang selesai tahun 2007
Usaha tersebut juga di barengi dengan perluasan lahan dan perbaikan fasilitas di
segala bidang. Saat ini RSA Bojonegoro memiliki total luas tanah 6.698 m2. Lahan yang
telah terpakai seluas 4.886 m2 dan sisa lahan digunakan sebagaitempat parkir, taman ,
jemuran, serta IPAL,. Sedangkan lahan seluas 1.812 m2 yang baru dibebaskan pada
1
B. TUJUAN
C. MANFAAT
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
a. Definisi Rumah sakit secara umum : Rumah sakit adalah suatu organisasi yang
kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan
difungsikan menangani masalah medik modern, yang semuanya terkait bersama
– sama dalam maksud yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan
yang baik.
b. Definisi Instalsi Farmasi Rumah Sakit : Instalasi Rumah Sakit (IFRS) dapat
didefinisikan sebagai suatu departemen atau unit atau bagian disuatu rumah sakit
dibawah pimpinan seorng apoteker dibantu oleh beberapa orang apoteker yang
yang memenuhi permusyawaratan peraturan perundang – undangan yang
berlaku dan komitmen secara profesional, tempat atau fasilitas penyelenggaraan
yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian.
B. GAMBARAN UMUM
3
D. MISI RSA BOJONEGORO
kesejahteraannya.
E. TUJUAN IFRS
4
Tujuan khusus:
3. Membangun rasa persaudaraan sesama umat islam dan umat manusia (Ukhuwal
Rawat Jalan
Ω UGD 24 jam
Ω Poli bedah:
Rawat Inap
Total tempat tidur saat ini adalah 104 TT dengan rincian sbb:
5
kmr)
6 Anak (10 kmr) - - - - 11 9 7 27
Neonatus (1
7 ruang) - - - - - - 7 7
8 ICU (1 ruang) 6 - - - - - - 6
TOTAL 6 12 5 14 15 19 33 104
PERSENTASE
(%) 3.09 10.31 5.15 14.44 15.46 20.62 30.93 100
Jml
Kelas TT/Kmr Fasilitas
III 5/7 TT -
II 3/4 TT Kipas angin
I-A 2 TT Tv,AC,Kamar mandi,nurse call,O2 central
I-B 2TT Tv , kipas angin
VIP- A 1TT Tv,AC,Kamar mandi,nurse call,O2 central, sofa, kulkas
VIP- B 1 TT Tv,AC, TT penunggu, Kulkas, kamar mandi
Ω Instalasi Laboratorium
Ω Instalasi Farmasi
Ω Instalasi Radiologi
Ω Instalasi Bedah
Ω Instalasi Gizi
Ω Ruang Persalinan
Ω Ruang ICU
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
pelayanan tersebut, terutama dalam pelayanan farmasi klinik terdapat titik temu
antara pemasok (dalam hal ini IFRS) dan konsumen. Farmasi klinik memiliki
komponen dasar utama, yaitu komunikasi-konseling-konsultasi. Oleh karena itu
pelayanan farmasi klinik mensyaratkan adanya kegiatan komunikasi antara apoteker
dan penderita dan konsultasi mengenai obat oleh apoteker untuk profesional
kesehatan lain pada titik temu tersebut.
D. Inti Prosedur Opersional Baku (POB) minimal Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
Prosedur adalah suatu instruksi kepada personil cara kebijakan dan tujuan
dilakukan dan dicapai. Semua persyartan standar harus dicakup didlam prosedur.
Suatu prosedur tersokumentasi biasanya mencakup :
- Maksud suatu kegiatan
- Lingkup suatu kegiatan
- Tanggung jawab : apa yang harus dilakukan dan oleh siapa
- Prosedur bila, dimana , dan bagaimana harus dilakukan
- Bahan , alat, dan dokumen apa yang harus digunakan
- Dokumentasi : bagaimana itu harus dikendalikan dan direkam
IFRS memerlukan berbagai prosedur yang terdokumentasi. Jika suatu prosedur
didokumentasi, biasanya disebut prosedur tertulis atau prosedur terdokumentasi.
Salah satu golongan prosedur yang diperlukan oleh IFRS adalah prosedur
operasional baku (POB), yang selslu digunakan untuk melakukan kegiatan tertentu
dan rutin di IFRS.
E. Perencanaan
8
a. Perencanaan obat wajib disusun oleh setiap Rumah sakit AISYIYAH untuk
jangka waktu tertentu atas dasar pemakaian obat tahun – tahun sebelumnya,
jumlah episode penyakit dan disesuaikan alokasi dana yang ada.
b. Jenis obat di Rumah Sakit berdasarkan pada DOEN dan Formularium Rumah
Sakit.
c. Jumlah obat untuk Rumah sakit disusun atas dasar :
Data pemakaian waktu lampau atau disebut Pola
Konsumsi yang dihitung dengan rumus :
Jumlah kebutuhan obat = konsumsi obat sesungguhnya selama periode
waktu tertentu periode waktu yang sama + jumlah kebutuhan obat selama
”lead time” – sisa stok.
Data jumlah kasus atau disebut Pola Epidemologi yang
dihitung dengan rumus :
Jumlah kebutuhan obat = Jumlah episode penyakit x standar pengobatan +
jumlah kebutuhan selama ”Lead time” – sisa stok.
Adapun prinsip umum yang perlu ditegakkan sebelum perencanaan adalah :
• Dipilih obat dengan nama Generik saja dari pada beberapa obat Paten (Brand
name).
• Obat untuk penyembuhan penyakit terpenting yang berbasis epidemologi dipilih
semaksimal mungkin.
• Diobuat standar pengobatan untuk meningkatkan konsistensi penggunaan obat
dan menurunkan jumlah obat yang diperlukan setiap situasi.
Berkaitan dengan adanya dana atau anggaran maka perencanaan dapat dilakukan
melalui :
• Sistem VEN, yaitu dimana jenis obat dikelompokkan dalam obat yang sangat
Vital (V), obat Esensial (E), dan obat Non Esensial (N).
• Sistem Pareto atau ABC, yaitu dimana obat dikelompokkan menjadi 3 antara
lain :
Kelompok A = kurang lebih 10 % jenis obat dengan 70 % alokasi dana terserap
Kelompok B = lebih dari 20 % jenis obat dengan 20 % dari total dana
Kelompok C = lebih dari 70 % jenis obat dengan 10 % dari total dana.
9
Pengadaan merupakan suatu proses dari usaha dan kegiatan untuk
mendapatkan apa yang dibutuhkan, dimana dan kapan dibutuhkan dengan cara yang
menguntungkan dalam batas – batas peraturan perundang – undangan. Tujuan dari
pengadaan di Rumah Sakit adalah untuk memperoleh kebutuhan obat – obatan,
alkes, alkes habis pakai, dan alat – alat medis dalam jumlah cukup, mutu dapat
dipertanggung jawabkan, harga serendah mungkin sesuai ketentuan yang berlaku.
Pengadaan perbekalan farmasi dapat menggunakan metode :
a. Swakelola, dengan jumlah anggaran kurang dari 5 juta rupiah
b. Penunjukkan langsung, dengan jumlah anggaran 5 juta s/d 50 juta rupiah
c. Pemilihan langsung, dengan jumlah anggaran 50 juta s/d 100 juta rupiah
d. Pelelangan, dengan jumlah anggaran diatas 100 juta rupiah.
10
Penyimpanan sebagai jantung dari menjemen logistik karena sangat menentukan
kelancaran dari pendistribusian. Oleh karena itu, maka metode pengendalian
persediaan / inventori control diperlukan, dipahami dan diketahui secara baik.
Penyimpanan
• Penuhi persyaratan penyimpanan
• Penyusunan dengan system FIFO
• Barang ditempatkan pada tempatnya
• Catatkan pada kartu barang pada kolom masuk
• Cek fisik barang, bila ada rusak pisahkan
• Cocokan jumlah antara fisik barang dengan kartu
• Lakukan opname minimal 1 x 1 tahun
• Buat laporan opname
• Buat usulan penghapusan barang
• Lakukan bongkaran minimal setiap triwulan
Prinsip Dasar :
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pengolahan
barang persediaan / inventroy ditempat penyimpanan. Pengelolaan tersebut harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga :
• Kualitas barang dapat dipertahankan
• Barang terhindar dari kerusakan fisik
• Pencarian barang mudah dan cepat
• Barang aman dari pencurian
• Mempermudah pengawasan stock barang
11
• Gudang semi terbuka
• Gudang tertutup
Tujuan :
• Kualitas barang dapat dipertahankan
• Barang terhindar dari kerusakan
• Barang aman dari kehilangan dan pencurian
• Pengawasan stock lebih mudah
Lokasi penyimpanan :
• Aksesibilitas
• Utilitas
• Komunikasi
• Bebas banjir
• Mampu menampung barang sesuai kebutuhan
• Infrrastruktur
Desain penyimpanan :
• Kemudahan bergerak
• Sirkulasi udara
12
• Penggunaan palet
• Pengaturan cahaya
• Kemudahan perawatan
• Penyimpanan dingin
• Penyimpanan khusus
• Mudah terbakar
• Narkotika
• Alat pemadam kebakaran
• Pengaturan kelembaban, bentuk gudang, model gudang, pengaturan gudang
13
• Melaksanakan kegiatan penerimaan
• Menetapkan jumlah yang didistribusi
• Menetapkan frekuensi distribusi pengeluaran
• Menetapkan jadwal distribusi
• Melaksanakan kegiatan pengeluaran
• Melakukan stock opname
• Menilai kekayaan
• Usul penghapusan penyimpanan Evaluasi dan Pelaporan
Setelah diperoleh yang dikehendaki maka seluruh barang yang akan disimpan harus
dikelompokan dengan memperhatikan hal berikut :
• Kelompok pelayanan
• Kondisi yang diperlukan untuk menjaga kualitas
• Ukuran volume
• Fast ata slow moving
• Abjad dan FIFO
14
• Kurangnya anggaran yang tersedia menyebabkan instalansi farmasi tidak
mungkin menyediakan segala kebutuhan barang / perbekalan farmasi. Akibatnya
penderitaan harus membeli / mencari sendiri kekurangannya keapotik luar
inipun dapat menimbulkan masalah tersendiri.
• Sering kali pembeli dengan system tender harga belinya justru lebih tinggi dari
pada kalau beli secara langsung.
• Pada penerimaan barang tidak jarang terjadi kekeliruan salah satu penyebabnya
dalaha anggota panitian kurang menguasai baik spesifikasi maupun mutu dari
barang yang diterima. Hampir di seluruh RS di Indonesia yang tidak memiliki
laboratorium kualiti kontrol.
• Barang kadang rusak pada penyimpanan digudang salah sat penyebabnya adalah
kurang memadai sarana dan prasaranan yang dimiliki
• Seharusnya dengan tidak adanya laboratorium kualiti control instalansi farmasi
tidak boleh memproduksi obat.
• Sisa obat pasien.
Pengamanan mutu :
• Tablet terjadi perubahan warna, bau dan rasa, timbul noda bintik – bintik dan
lubang, sumbing, pecah dan terdapat benda asing.
• Wadah rusak
15
• Kapsul terbuka atau melekat isi kapsul berubah warna
• Dagree pecah, basah, lengket
• Cairan menjadi keruh, timbul endapan, kekentalan berubah warna, rasa, berubah
wadah rusak dan bocor
• Salep warna berubah, wadah rusak dan bocor
• Obat suntik terdapat partikel asing, keruh atau terdapat endapan, warna larutan
berubah wadah bocor
Pengendalian inventori :
• Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin tersedianya barang dalam
jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan pada tempat dan waktu yang tepat
secara berdaya guna dan berhasil guna
• Menjaga keseimbangan antara besarnya manfaat (diskon membeli dalam jumlah
banyak, efisiensi biaya transportsi, friuktuasi harga dapat dihindari dan dapat
menghindari kekosongan stock pengaman) yang diperoleh dari inventori dengan
biaya yang dikeluarkan
• Manfaat adanya inventori ketidak pastian suppli dapat dihindari setelah
diperoleh gudang yang dikehendaki maka seluruh barang yang disimpan harus
dikelompokan dengan memperhatikan hal berikut :
• Kelompok / jenis barang
1. Barang mempunyai fungsi sejenis
2. Sifat fisik seperti padat atau cair
3. Kondisi yang diperlukan untuk mejaga kualitas barang yang memerlukan
pendinginan selama penyimpanan atau yang mduah terbakar
4. Suppliyer yang sama
• Tiap kelompok dibedakan menjadi
1. Ukurannya berat atau bervolume besar
2. Tingkat pemakaian baru atau fast moving, moderat atau slow moving
• Kemudian dari msing – masing kelompok baru disimpan berdasarkan abjad
• Lebih ekonomis apabila barang fst moving, berat dan voluminous diletakkan
didekat pintu
• Pengeluaran setiap barang harus memakai konsep first ini first out (FIFO) atau
first expire first out (FEFO)
• Pada dasarnya 2 konsep dimasudkan untuk menjaga sesuatu yang akan
16
disalurkan dengan asumsi :
• Mutu setiap barang akan menurun selama penyimpanan makin lama barang
disimpan makin besar kemungkinana penurunan mutu
• Barang yang masuk terlebih dahulu tentunya makin cepat umur
penyimpanannya.
Pengawasan dan pengamatan :
• Pengawasan dan pengamatan dilakukan baik pada saat penerimaan maupun pada
penyimpanan di gudang pusat atau lainnya
• Setiap barang yang masuk dan kelaur harus segera dicatat dibuku penerima dan
kartu stock
• Bila ada kesalahan pada kartu stock maka kesalahan tersebut tidak boleh dihapus
atau dibuang
• Kartu stock yang salah penuh tidak boleh dibuang
• Stock opname bukan hanya menghitung jumlah barang tetapi juga memisahkan
barang yang hampir dan telah expired serta barang yang rusak
• Selanjutnya barang diastase tersebut diproses untuk penukaran atau
penghapusan
• Biasanya cukup sulit untuk menilai suatu barang masih baik atau sudah rusak.
Beberapa barang bila sudah tidak berfungsi kita kategorikan sudah rusak
misalnya terjadi perubahan warna, rasa dan bau, dll.
17
Pengularan Barang / Pendistribusian
• Dasar
1. Surat permintaan dari user
• Proses
1. Buatkan surat penyerahan barang berdasarkan suat permintaan dan persediaan
2. Ambil barang dari rak
3. Catatkan pada kartu barang kolom keluar
4. Cek fisik barang dan cocokan dengan kartu barang
5. Catakan pada buku keluar
6. Catatkan pada kartu gudang kolom keluar
7. Lakukan searah terima barang
18
Sistem distribusi obat resep individu sentralisasi dan / atau desentralisasi
2. Sistem distribusi obat persediaan lengkap di ruangan
3. Sistem distribusi obat kombinasi resep individu dan persediaan di ruanga
/ sentralisasi / desentralisasi
4. Sistem distribusi obat dosis unit sentralisasi/ desentralisasi.
c. Persyaratan Sistem Distribusi Obat untuk Penderita Rawat inap yaitu :
1. Ketersediaan obat yang tetap terpelihara
2. Mutu dan kondisi obat / sediaan obat tetap dalam seluruh proses
distribusi
3. Kesalahan obat minimal dan memberi keamanan maksimum pada
penderita
4. Obat yang rusak dan kadaluarsa sangat minimal
5. Efisiensi dalam penggunaan sumber terutama personil
6. Pencurian dan atau hilang dapat minimal
7. IFRS mempunyai akses dalam semua tahap proses distribusi untuk
pengendalian pelayanan, pemantauan dan penerapan pelayanan farmasi
klinik.
8. Terjadinya interaksi profesional dokter – apoteker – penderita – perawat
9. Pemborosan dan penyalahgunaan obat minimal
10. Harga terkendali
11. Peningkatan penggunaan obat rasional
Dalam sistem distribusi obat diperuntukkan baik pasien rawat inap, rawat jalan, maupun
gawat darurat yaitu :
a. Sistem distribusi obat untuk pasien rawat inap.
Ada tiga macam sistem distribusi obat untuk pasien rawat inap di Rumah Sakit
antara lain :
19
Kerugian dari sistem ini adalah sering terjadi kesalahan, peracikan oleh perawat.
Adapun prosedur pelayanan obat yang digunakan dalam pasien Rawat Jalan adalah :
a. Penerima resep menggunakan kartu dengan diberi nomor urut untuk mengenali
pasien dan resep yang telah selesai dilayani.
b. Petunjuk dan informasi lain yang berkaitan ditulis pada etiket, sedangkan label
tambahan dimasukkan dalam wadah.
c. Obat yang sesuai dimasukkan dalam wadah.
d. Pemeriksaan kebenaran obat dan jumlah obat
e. Penyerahan obat kepada pasien dengan memberikan informasi yang
berhubungan dengan obat yang diberikan.
20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
tercapainya rumah sakit yang bagus. Di rumah sakit ’Aisyiyah juga terdapat visi,
misi, tujuan dan motto untuk menjalankan rumah sakit tersebut dan di rumah sakit
pelayanannya.
B. Saran
dan AA di kamar obat sebaiknya lebih sabar menghadapi pasien yang cerewet.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
LAMPIRAN
23