Dosen Fasilitator :
Nama Mahasiswa :
MOJOKERTO
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmatnya dan
hidayahnya, kami kelompok 5 dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “TEORI ROGER
DAN FLORENCE NINGHTINGALE”. Dengan segala keterbatasan yang ada, kami sekolompok
sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan, dan masih jauh dari kata
sempurna.
Demikian penyampaian dari kami sebagai penyusun makalah ini, semoga Tuhan Yang
Maha Esa selalu meridhoi usaha saya dan kalian semua, khususnya pembaca dalam mencapai
tujuan dan hasil yang saya harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
semua, terutama bagi pembaca sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
BAB II TINJAUAN TEORI
Bagaimana teori proses kehidupan Roger?
Bagaimana teori lingkungan Florence Nightingle?
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
c. Struktur Keluarga
Salah satu pendekatan dalam keluarga adalah pendekatan struktural fungsional.
Struktus keluarga menyatakan bagaimana keluarga disusun atau bagaimana unit-
unit ditata dan saling terkait satu sama lain. 14 Beberapa ahli meletakan strutur
pada bentu/tipe keluarga, namun ada juga yang memandang struktur keluarga
menggambarkan subsistemsubsistemnya sebagai dimensi. Struktur keluaraga
menurut Friedman (2003)
1) Pola dan proses komunikasi
Komunikasi keluarga merupakan suatu proses simbolik, transaksional
untuk menciptakan dan ngungkapkan pengertian dalam keluarga.
Komunikasi yang jelas dan fungsional dalam keluarga merupakan sarana
penting untuk mengembangkan makna diri. Komunikasi dalam keluarga
ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan oleh
beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi, seperti : sender,
channel-media, massage, environment, dan receinver.
Komunikasi didalam keluarga berfungsi adalah:
a) Karakteristik pengirim yang berfungsi : Karakteristik yang
berfungsi ketika menyampaikan pendapat, pendapat yang
disampaikan jelas dan berkualitas, meminta feedback dan mau
menerima feedback
b) Pengirim yang tidak berfungsi adalah :
- Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan
dasar/data yang objektif )
- Ekspresi yang tidak jelas : contoh marah yang tidak diikuti
ekpresi wajahnya.
- Jugmental expression, yaitu ucapan yang
memutuskan/menyatakan susuatu yang tidak didasari
pertimbangan yang matang.
- Tidak mampu mengemukkan kebutuhan
- Komunikasi yang tidak sesuai.
e) Komunikasi fungsional
Komunikasi fungsional dipandang sebagai kunci keberhasilan
keluarga. Komunikasi yang jelas dan fungsional dalam keluarga
merupakan proses dua arah yang dinamis sehingga tercipta
interaksi fungsional.
- Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira.
- Komunikasi terbuka dan jujur
- Hierarki kekuatan dan peraturan keluarga
- Konflik keluarga dan penyelesaian
d. Struktur Kekuatan
Struktur kekuatan keluarga merupakan kemampuan (potensial/aktual) dari
individu untuk mengontrol atau memengaruhi atau mengubah perilaku orang lain
(anggota keluarganya) . Beberapa macam struktur kekuatan :
1) Legitimate power/authorty (hak untuk mengontrol) seperti orang tua
terhadap anak
2) Referent power (seseorang yang ditiru)
3) Resource or oxpert power (pendapat, ahli, dan lain)
4) Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan
diterima)
5) Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
e. Struktur Peran
Peran menunjukkan pada beberapa set perilaku yang bersifat homogen dalam
situasi sosial tertentu. Peran lahir dari hasil interaksi sosial. Peran biasanya
menyangkut posisi dan posisi mengidentifikasi status atau tempat seseorang
dalam suatu sistem sosial tertentu.
1) Peran-peran formal dalam keluarga
Peran formal berkaitan dengan posisi formal keluarga, bersifat homogen.
Peran formal yang standar dalam keluarga, antara lain: pencari nafkah, ibu
rumah tangga, pengasuh anak, supir, tukang renovasi rumah, tukang
masak, dan lain-lain.
2) Peran-peran informal keluarga
Peran-peran informal keluarga (peran tertutup) biasanya bersifat implisit,
tidak tampak permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi
kebutuhan emosional atau untuk menjaga keseimbangan keluarga.
f. Struktur Nilai
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap, dan kenyakinan yang mengikat anggota
keluarga dalam budaya tertentu, sedangkan norma adalah pola perilaku yang
diterima pada lingkungan sosial tertentu. Sistem nilai dikeluarga dia anggap
sangat memengaruhi nilai-nilai masyarakat. Sebuah nilai keluarga akan
membentuk pola tingkah laku dalam menghadapi masalah yang dialami keluarga.
Keyakinan dan nilai ini akan menentukan bagaimana keluarga mengatasi masalah
kesehatan dan stresor-stresor lain.
g. Fungsi Keluarga
Struktur dan fungsi merupakan hubungan yang dekat dan adanya interaksi yang
terus-menerus antara yang satu dengan yang lainnya.
a. Individu/manusia
Memiliki kemampuan besar untuk memperbaiki kondisinya dalam
menghadapi penyakit.
b. Keperawatan
Bertujuan membawa/mengantar individu pada kondisi terbaik untuk
dapat melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi
lingkungan.
c. Sehat/sakit
Fokus perbaikan untuk sehat.
d. Masyarakat/lingkungan
Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan individu, fokus pada ventilasi, suhu, bau, suara dan
cahaya.
Hubungan Florence Nightingale dengan proses keperawatan
a. Pengakjian/pengumpulan data
Data pengkajian Florence Nighitngale lebih menitiberatkan pada kondisi
lingkungan(lingkungan fisik,psikhis,social)
b. Analisa data
Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang
berkaitan pada kondisi klient yang berhubungan dengan lingkungan
keseluruhan.
c. Masalah
Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungannya
d. Diagnosa Keperawatan
Berbagai masalah klient yang berhungan dengan lingkungannya, misalnya
faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan,
penyesuaian terhadap lingkungan.
e. Implementasi
Upaya dasar merubah mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan
terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan
pertumbuhan fisik dan perkembangan individu.
f. Evaluasi
Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan
individu
G. Konsep Mayor
Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai
focus asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses
penyakit model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan
kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih
diorientasikan pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan,
ketenangan dan nutrisi yang adekuate (jumlah vitamin atau mineral yang cukup),
dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan
semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik
keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.
Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik
keperawatan, sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam
tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan adalah kurang
benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengarui proses perawatan pada pasien,
sehingga perlu diperhatikan. Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang
dalam konteks lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik,
lingkungan psiklologis dan lingkungan sosial.
a. Lingkungan fisik (Physical environment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan
ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan
fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia
berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat
tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab,
bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga
memudahkan perawatan baik bagi oranglain maupun dirinya sendiri.
Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan keleluasaan
pasien untuk beraktivitas. Tempat tidur harus mendapatkanpenerangan
yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat
tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
b. Lingkungan psikologi (Psychology environment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang
negatif dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap
emosi pasien. Oleh karena itu, ditekankan kepada pasien menjaga
rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang cukup
dan aktivitas manual dapat merangsang semua faktor untuk dapat
mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam
suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan
dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus.
Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya
sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan
diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh
memberikan harapan yang terlalu muluk muluk, menasehati yang
berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu, membicarakan kondisi-
kondisi lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-hal yang
menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa
nyaman.
c. Lingkungan Sosial (Social environment)
Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama hubungan
spesifik (khusus), kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan
keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan
demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi
(pengamatan) dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih
sekadar data-data yang ditunjukan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komunitas dengan lingkungan sosial
dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungan individu pasien yaitu
lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan
rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas
yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.
H. Penjelasan Skema/Bagan Model Keperawatan Florence Nigtingale
Komponen Lingkungan Menurut Teori Florence Nightingale:
Lima komponen pokok lingkungan sehat menurut Florence Nightingale:
a. Peredaran hawa baik
Maksudnya adalah suatu keadaan dimana suhu berada dalam keadaan
normal.
b. Cahaya yang memadai
Cahaya yang cukup dalam pemenuhan kesehatan pasien.
c. Kehangatan yang cukup
Kehangatan yang diperlukan untuk proses pemulihan.
d. Pengendalian kebisingan
Suatu cara agar pasien merasa nyaman dan tidak terganggu oleh
kebisingan (keributan).
e. Pengendalian effluvia (bau yang berbahaya)
Menjauhkan pasien dari bau yang menyebabkan gangguan dalam
kesehatan.
12 macam komponen umum dalam Teori Florence Nightingale:
1. Kesehatan rumah
Rumah yang sehat adalah rumah yang bersih, sehingga seseorang
merasa nyaman.
2. Ventilasidan pemanasanVentilasi
merupakan perhatian utama dari teori Nightingale. Ventilasi
merupakan indikasi yang berhubungan dengan komponen lingkungan
yang menjadi sumber penyakit dan dapat juga sebagai pemulihan
penyakit.
3. Cahaya
Pengaruh nyata terhadap tubuh manusia. Untuk mendapatkan manfaat
dari pencahayaan konsep ini sangat penting dalam teori Florence, dia
mengidentifikasisecara langsung bahwa sinar matahari merupakan
kebutuhan pasien. Menurutnya pencahayaan mempunyai sinar
matahari, perawat diinstruksikan untuk mengkondisikan agar pasien
terpapar dengan sinar matahari.
4. Kebisingan
Kebisingan ditimbulkan oleh aktivitas fisik di lingkungan atau
ruangan. Hal tersebut perlu dihindarkan karena dapat mengganggu
pasien.
5. Variasi keanekaragaman
Berbagai macam faktor yang menyebabkan penyakit bagi sesesorang,
missalnya makanan.
6. Tempat tidur
Tempat tidur yang kotor akan mempengaruhi kondisi kesehatan
seseorang dan juga pola tidur yang kurang baik akan menyebabkan
gangguan pada kesehatan.
7. Kebersihan kamar dan halaman
Kebersihan kamar dan halaman sangat berpengaruh bagi kesehatan.
Oleh karena itu, pembersihan sangat perlu dilakukan pada kamar dan
halaman.
8. Kebersihan pribadi
Kebersihan pribadi sangat mendukung kesehatan seseorang karena
merupakan bagian dari kebersihan secara fisik.
9. Pengambilan nutrisi dan makanan
Pengambilan nutrisi sangat perlu dalam hal menjaga keseimbangan
tubuh. Adanya nutrisi dan pola makan yang baik sangat berpengaruh
bagi kesehatan.
10. Obrolan, harapan dan nasehat
Dalam hal ini, komponen tersebut menyangkut kesehatan mental
seseorang dalam menyikapi lingkungannya. Komunikasi sangat perlu
dilakukan antara perawat, pasien dan keluarga. Mental yang yang
terganggu akan mempengaruhi kesehatan pasien.
11. Pengamatan orang sakit
Pengamatan sangat perlu dilakukan oleh seorang perawat, dimana
seorang perawat harus tahu sebab dan akibat dari suatu penyakit.
12. Pertimbangan social
Tidak melihat dari suatu aspek, untuk mengambil suatu keputusan
tetapi dari berbagai sisi.
Hubungan Teori Florence Nightingale Dengan Beberapa Konsep:
1. Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan
a. Individu/manusia memiliki kemampuan besar untuk
memperbaikan kondisinya dalam menghadapi penyakit.
b. Keperawatan bertujuan membawa/mengantar individu pada
kondisi terbaik untuk dapat melakukan kegiatan melalui upaya
dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
c. Sehat/sakit fokus pada perbaikan untuk sehat.
d. Masyarakaat/lingkungan melibatkan kondisi Eksternal (lingkungan
luar) yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu,
fokus pada ventilasi, suhu, bau, suara dan cahaya.
2. Hubungan teori Florence Nightingale dengan proses keperawatan
a. Pengkajian/pengumpulan data
Data pengkajian Florence Nightingale lebih menitik beratkan pada
kondisi lingkungan (lingkungan fisik, psikis dan sosial).
b. Analisa data
Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental
yang berkaitan dengan kondisi klien yang berhubungan dengan
lingkungan keseluruhan.
c. Masalah difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan
misalnya:
1. Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan.
2. Ventilasi Merupakan indikasi yang berhubungan dengan
komponen lingkungan yang menjadi sumber penyakit dan
dapat juga sebagai sumber pemulihan penyakit.
3. Pembuangan sampah.
4. Pencemaran lingkungan.
5. Komunikasi sosial, dll.
d. Diagnosa Keperawatan berbagai masalah klien yang berhubungan
dengan lingkungan antara lain:
1. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan
2. Penyesuaian terhadap lingkungan.
3. Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.
e. Implementasi (Pelaksanaan)
Upaya dasar merubah/mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan
terciptanya kondisi lingkungan yang baik yangmempengaruhi
kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan individu.
f. Evaluasi
Mengobservasi (Pengamatan) dampak perubahan lingkungan terhadap
kesehatan individu.
1. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.
2. Penyesuaian terhadap lingkungan.
3. Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.
g. Implementasi (Pelaksanaan)
h. Upaya dasar merubah/mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan
terciptanya kondisi lingkungan yang baik yangmempengaruhi
kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan individu.
I. Hubungan Teori Florence Nightingale Dengan Teori-teori Lain
1. Teori adaptasi menunjukkan penyesuaian diri terhadap kekuatan yang
melawannya. Kekuatan dipandang dalam konteks lingkungan menyeluruh yang
ada pada dirinya sendiri. Berhasil tidaknya respon adaptasi seseorang dapat dilihat
dengan tinjauan lingkungan yang dijelaskan Florence Nightingale.
2. Kemampuan diri sendiri yang alami dapat bertindak sebagai pengaruh dari
lingkungannya berperan penting pada setiap individu dalam
berespon adaptif (baik) ataumal adaptif (tidak baik).
3. Teori kebutuhan Menurut Maslow, pada dasarnya mengakui pada penekanan teori
Florence Ninghtingale, sebagai contoh kebutuhan oksigen dapat dipandang
sebagai udara segar, ventilasi dan kebutuhan lingkungan yang aman berhubungan
dengan saluran yang baik dan air yang bersih. Teori kebutuhan menekankan
bagaimana hubungan kebutuhan yang berhubungan dengan kemampuan manusia
dalam mempertahankan hidupnya.
4. Teori stress
Stress meliputi suatu ancaman atau suatu perubahan dalam lingkungan, yang
harus ditangani. Stress dapat positip atau negatip tergantung pada hasil akhir.
Stress dapat mendorong individu untuk mengambil tindakan positip dalam
mencapai keinginan atau kebutuhan. Stress juga dapat menyebabkan kelelahan
jika stress begitu kuat sehingga individu tidak dapat mengatasi. Florence
Nightingale, menekankan penempatan pasien dalam lingkungan yang optimum
sehingga akan menimumkan efek stressos, misalnya tempat yang gaduh,
membangunkan pasien dengan tiba-tiba, semuanya itu dipandang sebagai
suatu stressor (penyebab stress) yang negatif. Jumlah dan lamanya stressor juga
mempunyai pengaruh kuat pada kemampuan koping(pertahan terhadap stress)
individu.
Melalui observasi (pengamatan) dan pengumpulan data, Nightingale
menghubungkan antara status kesehatan klien dengan faktor lingkungan dan
sebagai hasil, yang menimbulkan perbaikan kondisi hygiene (bersih) dan sanitasi
selama perangCrimean. Kondisi hygene (bersih) penting untuk membantu pasien
tetap bersih dan untuk merawat kulit, mulut, rambut, mata, telinga, kuku.
Di zaman sekarang ketika seseorang sakit, akan sulit memikirkan tentang
mandi atau menyikat gigi atau membersihkan kuku; bernapas atau mengatasi
nyeri tampak lebih penting. Oleh karenanya, perawat perlu melihat apakah pasien
dapat membersihkan diri mereka sendiri dan membantu mereka bila mungkin.
Penting untuk menanyakan pasien apa yang biasanya mereka lakukan dan
bagaimana mereka menginginkan bantuan. Praktik budaya dan agama dapat
membedakan praktik hygiene (bersih). Hygiene adalah sangat pribadi dan
masing-masing individu mempunyai ide yang berbeda tentang apa yang mereka
ingin lakukan.
Jika memungkinkan, perawat harus membantu pasien memenuhi
kebutuhan pribadinya dari pada melakukan standar rutin. Perawat adalah orang
yang membantu proses penyembuhan penyakit tetapi tidak untuk menyembuhkan
penyakit. Ini karena tugas seorang perawat adalah merawat orang yang sakit dan
dokter adalah orang yang berperan penting dan sangat membantu dalam proses
penyembuhan penyakit.
Itulah beda perawat dan dokter. Perawat juga bukan hanya memberikan
obat untuk menyembuhkan penyakit kepada si pasien tetapi mereka juga harus
bisa membuat lingkungan fisik, psikologis, sosial pasien sembuh. Setelah mereka
merasa sehat atau sembuh dari penyakit baik lahir maupun batin (kejiwaan)
mereka tenang dan nyaman.
Pada saat pasien berada di rumah sakit pun perawat di tuntut untuk
memberikan kenyamanan bagi pasien, artinya kita bisa meringankan penderitaan
sakit si pasien itu dan dalam perawatan pasien tidak dibedakan yang kaya dan
miskin.
J. Aplikasi Teori Florence Nightingale Dalam Proses Keperawatan
Florence Nightingale memfokuskan beberapa komponen dalam merawat pasien yang
diterapkan dalam keperawatan saat ini, dalam hal ini ventilasi menjadi pokok utama
dalam menentukan penyembuhan pasien.
a. Udara segar
Florence berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara terus-menerus
merupakan prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu, setiap perawat harus
menjaga udara yang harus dihirup klien tetap bersih, sebersih udara luar tanpa
harus membuatnya kedinginan
b. Air bersih
Ketersediaan air bersih sangat diperlukan dalam pemulihan suatu penyakit pada
pasien. Oleh karena itu, perawat harus berusaha dengan baik agar air tetap terjaga
kebersihannya.
c. Saluran pembuangan yang efesien
Dalam hal perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan
normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran sehingga
terpenuhinya kebutuhan pasien secara efisien.
d. Kebersihan
Kebersihan merupakan hal yang terpenting dalam merawat pasien. Perawat
memerlukan kebersihan yang optimal agar mempercepat proses penyembuhan.
Focus perawatan klien menurut Nightingale adalah pada kebersihan. Ia
berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat dipengaruhi oleh tingkat kebersihan,
baik kebersihan klien, perawat maupun lingkungan.
e. Cahaya
Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatan klien adalah cahaya
matahari. Nightingale yakin sinar matahari dapat memberi rmanfaat yang besar
bagi kesehatan klien. Karenanya, perawat juga perlu membawa klien berjalan-
jalan keluar untuk merasakan sinar matahari selama tidak
terdapat Kontraindikasi (suatu hal yang tidak boleh dilakukan).
f. Aplikasi Teori Keperawatan
Membuat pasien merasa nyaman dan tenang di lingkungan rumah sakit
merupakan hal yang perlu dilakukan. Cara yang dilakukan untuk membuat pasien
merasa nyaman, pada saat memberi makanan di rumah sakit misal dengan
membersihkan meja tempat tidur dan yakinkan ada tempat untuk semua piring.
Makanan harus di hidangkan pada nampan bersih dan harus terlihat menarik.
Yakinkan ada alat makan yang digunakan.
Teori Nightingale memandang Pasien dalam kontek lingkungan keseluruhan:
1. Lingkungan fisik
2. Psikologis
3. Sosial
Oleh karena itu, perawat perlu melihat apakah pasien dapat mebersihkan diri
mereka sendiri dan membantu mereka bila mungkin. Penting untuk menanyakan
pasien apa yang biasanya mereka lakukan dan bagaimana mereka menginginkan
bantuan. Praktek budaya dan agama dapat membedakan praktek higiene. Higiene
adalah sangat pribadi dan masing – masing individu mempunyai ide yang
berbeda-beda tentang apa yang mereka ingin lakukan. Jika memungkinkan,
perawat harus membantu pasien memenuhi kebutuhan pribadinya daripada
melakukan standard rutin.
Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan penyakit, tetapi tidak
untuk menyembuhkan penyakit. Ini karena tugas seorang perawat adalah merawat
orang yang sakit dan dokter adalah orang yang berperan penting dan sangat
membantu dalam proses penyembuhan penyakit. Itulah beda perawat dan dokter.
Perawat juga bukan hanya memberikan obat untuk menyembuhkan penyakit
kepada si pasien, tetapi mereka juga harus bisa membuat lingkungan fisik,
psikologis, sosial pasien sembuh. Setelah mereka merasa sehat atau sembuh dari
penyakit baik lahir maupun batin mereka tenang dan nyaman.
Pada saat pasien berada di rumah sakit pun perawat di tuntut untuk memberikan
kenyamanan bagi pasien, artinya kita bisa meringankan penderitaan sakit si pasien
itu dan dalam perawatan pasien tidak dibedakan yang kaya dan miskin.
Contoh Kasus
Banyak kasus orang dipulangkan dari rumah sakit ke rumah ketika mereka
masih membutuhkan asuhan keperawatan, sehingga perawat sering
memberikan perawatan di rumah yamg hampir sama dengan yang mereka
berikan pada pasien di rumah sakit.
Berdasarkan teori ada beberapa hal yang pelu di lakukan perawat atau
beberapa contoh peran perawat berdasarkan teori :
o Pada saat memberikan nutrisi kepada pasien yang harus dilakukan
perawat adalah :
a. Membuat pasien merasa nyaman
b. Menjelaskan pentingnya nutrisi yang baik
c. Memposisikan pasien untuk makan
d. Membuat lingkungan sekitar nyaman
e. Jika perlu, perawat bisa membantu pasien makan.
o Hal-hal lain yang perlu dilakukan perawat berdasarkan teori :
a. Memberikan kenyamanan dan ketenangan lingkungan kepada
pasien
b. Merawat pasien dengan benar
c. Bekerja sama dengan dokter untuk mengobati pasien
d. Melindungi pasien
e. Menjaga lingkungan pasien dalam kondisi hygiene
f. Menjaga pasien dari infeksi
g. Memberikan udara kepada pasien agar pasien dapat bernapas
dengan, tenang dan nyaman
h. Memberikan rasa aman kepada pasien
i. Mengetahui dan mengontrol kondisi pasien setiap waktu.
K. Kelebihan dan kelemahan
a. Kelebihan teori Florence Nigtingale
1. Salah satu kisah fakta yang mencetuskan teori modern dalam dunia
keperawatan.
2. Pada zaman keperawatan Florence Nightingale memandang pasien dalam
kontek keseluruhan lingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial.
3. Florence Nightingale memandang perawat tidak hanya sibuk dengan masalah
pemberian obat dan pengobatan saja, tetapi lebih berorientasi pada pemberian
udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi
adekuat.
4. Pengkajian atau observasi yang dilakukan Florence Nightingale bukan demi
berbagai informasi atau fakta yang mencurigakan, tetapi demi penyalamatan
hidup dan meningkatkan kesehatan dan keamanan.
5. Semua tindakan yang dilakukan penuh kasih sayang dan bekerja untuk Tuhan
Y.M.E.
6. Asuhan keperawatan yang diberikan penuh dengan semangat semata-mata
untuk kesembuhan pasien.
b. Kelemahan teori Florence Nigtingale
1. Teori Keperawatan Florence Nightingale sempat diragukan kemampuannya.
2. Perawat pada saat itu dianggap pekerjaan remeh dan disepelekan oleh banyak
orang.
3. Kurangnya dukungan dari perawat lain dalam proses pelayanan dan
perkembangannya saat itu.
4. Kurangnya sarana dan pra-sarana yang menunjang.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
https://ahmadjamal09.blogspot.com/2017/12/teori-florence-nightingale.html
http://galih-priambodo.blogspot.com/2013/02/teori-keperawatan-martha-elizabeth-
roger_7058.html?m=1