Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS

DENGAN KASUS KETOASIDOSIS DIABETIK


 

OLEH: RORO NURFATHMA SUTA ANDHINI


DEFINISI
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi
metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis,
terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif.
KAD dan hipoglikemia merupakan komplikasi akut diabetes
melitus yang serius dan membutuhkan pengelolaan gawat darurat.
Akibat diuresis osmotik, KAD biasanya mengalami dehidrasi berat
dan bahkan dapat sampai menyebabkan syok. Ketoasidosis
diabetikum adalah merupakan trias dari hiperglikemia, asidosis, dan
ketosis yang terlihat terutama pada pasien dengan diabetes tipe-1.
ETIOLOGI
Beberapa penyebab terjadinya KAD adalah:
Infeksi : pneumonia, infeksi traktus urinarius, dan sepsis. diketahui bahwa
jumlah sel darah putih mungkin meningkat tanpa indikasi yang mendasari
infeksi.
Ketidakpatuhan: karena ketidakpatuhan dalam dosis
Pengobatan: onset baru diabetes atau dosis insulin tidak adekuat
Kardiovaskuler : infark miokardium
Penyebab lain : hipertiroidisme, pankreatitis, kehamilan, pengobatan
kortikosteroid and adrenergik
TANDA DAN GEJALA
 Poliuria
 Polidipsi
 Dehidrasi
 Kelemahan umum
 Letargi ( mengantuk )
 Nause atau muntah
 Nyeri abdomen
 Takikardi
 Asidodis metabolik yang hebat sebagian akan dikompensasi oleh peningkatan derajad ventilasi (peranfasan
Kussmaul).
 Hipotensi
 Hipotermia
 Perubahan stastus mental dan koma
 Peningkatan peristaltik usus
 Bau napas aseton
 Respirasi kusmaul ( napas cepat dan dangkal )
PATHWAY
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium
 Glukosa.
 Natrium
 Kalium
 Bikarbonat
 Sel darah lengkap (CBC)
 Gas darah arteri (ABG)
 Keton
 β-hidroksibutirat
 Osmolalitas
 Fosfor
 Tingkat BUN meningkat
 Kadar kreatinin
KOMPLIKASI

 Ginjal diabetik ( Nefropati Diabetik )


 Kebutaan ( Retinopati Diabetik )
 Syaraf ( Neuropati Diabetik )
 Kelainan Jantung
 Hipoglikemia
 Hipertensi
PENATALAKSANAAN

 Dehidrasi
Pasien mungkin membutuhkan 6-10 liter cairan IV untuk menggantikan kehilangan cairan yang disebabkan oleh
poliura, hiperventilasi, diare, dan muntah.
Pada awalnya diberikan normal salin 0,9% dengan kecepatan tinggi 0,5-1 L/jam selama 2-3 jam ( normali salin
hipotonik 0,4% mungkin digunakan untuk hipertensi dan hipermatremia atau gagal jantung kongestif).
Normal saline 0,45% adalah cairtan pilihan pertama, setelah beberapa jam pertama pemberian tekanan darah
stabil dan kadar natrium rendah.
Pantau status volume (termasuk pemeriksaan terhadap prerubahan ortostatik tekanan darah dan frekuensi
jantung), pengkajian paru dan masukkan serta haluaran.
Pada awalnya haluaran urine akan tertinggal dibelakang, masukkan cairan IV karena dehidrasi.
Gunakan plasma expander untuk memperbaiki hipotensi berat yang tidak memberikan respon terhadap tanda-
tanda kelebihan cairan pada pasien lansia atau mereka yang berersiko terhadap gagal jantung kongesti.
Kehilangan elektrolit
Kalium merupakan elektrolit utama yang menjadi perhatian dalam mengobati
KAD
Penggantiuan dengan hati-hati kalium adalah vital untuk menghindari distritmia
jantung yang berat yang terjadi dengan hipokalemia.
Amati tanda-tanda hiperkalemia, misalnya gelombang T yang tinggi, memuncak
gambar-gambar EKG, dan dapat mempengaruhi nilai kalium dengan sering
selama 8 jam pertama pengobatan.
Tambah pemberian kalium hanya bila terdapat hiperkalemia dan pasien tidak
berkemih.
 Asidosis
Asidosis pada KAD pulih dengan insulin, yang menghambat pemecahan lemak.
Infuskan insulin dengan kecepatan lambat, kontinue, misal 5 unit per jam.
Pantau nilai gula darah per jam.
Tambahkan dextrosa kedalam cairan IV untuk menghindari penurunan glukosa yang
tepat.
Campuran IV mungkin digunakan hanya dengan insulin reguler.
Insulin IV harus di infuskan secara terus menerus sampai pemberian sub cutan
diberlakukan.
Insulin IV harus dilanjutkan sampai kadar bikarbonat mengalami perbaikan dan pasien
dapat makan; kadar glukosa yang menjadi normal tidak menjadi indikasi bahwa
asidodis telah teratasi

Anda mungkin juga menyukai