KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan gastroentestinal akut ".Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai“Asuhan Keperawatan
gastroentestinal akut ".Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulandemi
perbaikan di masa yang akan datang.
Penulis,
13 september 2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................
A. Pengkajian.....................................................................................................
B. Diagnosa.......................................................................................................
C. Intervensi.......................................................................................................
D. Evaluasi ........................................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
BAB I
PENDUHULUAN
A. Latar Belakang
Gastroenteritis akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat
dan konsistensi tinja lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya, dan
berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu (Suharyono, 2003). Gastroenteritis
akut didefinisikan sebagai diare yang berlangsung kurang dari 15 hari (Rani AA. dkk
2015)
Diare dapat di sebabkan oleh beberapa factor di antaranya di sebabkan oleh
factor infeksi, factor malabsorbsi, factor makanan, maupun factor psikologis.
Sebagian besar factor diare di sebabkan oleh factor infeksi. Banyak dampak yang
dapat terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain, pengeluaran toksin yang dapat
menenimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit yang
mengakibatkan dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan
keseimbangan asam basa. Dengan demikian, dari beberapa factor di atas akan
menimbulkan tanda dan gejala yang berbeda. Manifestasi atau tanda dan gejala diare
pada orang dewasa biasanya di tandai dengan Konsistensi feces cair (diare) dan
frekuensi defekasi semakin sering, muntah (umumnya tidak lama) , demam (mungkin
ada, mungkin tidak), kram abdomen, membrane mukosa kering, berat badan
menurun. Selama proses terjadi diare tanda dan gejalanya juga lain lagi seperti
kulit sekitar anus biasanya akan mengalami iritasi atau lecet akibat seringnya
defekasi. Maka sangat di butuhkan perhatian dan perawatan yang maksimal pada
pasien dewasa di Rumah Sakit. Salah satu penyakit yang termasuk masalah
kesehatan masyarakat umumnya adalah gastroenteritis.Gastroentritis banyak
ditemukan terutama dinegara Asia, Afrika, dan Amerika menunjukkan bahwa
gastroenteritis merupakan penyebab utama dan rata – rata pada anak dewasa ( Nur
Qolis, 2016).
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Gastreonteritis?
2. Apa penyebab atau etiologi terjadinya Gastreonteritis?
3. Bagaimana manifestasi klinis Gastreonteritis?
4. Bagaimana komplikasi Gastreonteritis?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang yang akan terjadi pada Gastreonteritis?
6. Bagaimana pathway yang dapat dilakukan pada kasus Gastreonteritis?
7. Bagaimana penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada kasus
Gastreonteritis?
8. Bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada kasus
Gastreonteritis?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
3. Dehidrasi berat
Apabila kehilangan cairan 8-10% dari BB atau rata-rata 125 ml/kgBB, pada
dehidrasi berat volume darah berkurang sehingga terjadi renjatan hipovolemik
dengan gejala denyut jantung menjadi cepat, nadi cepat dan kecil, tekanan
darah menurun, pasien sangat lelah, kesadaran menurun.
B. ETIOLOGI
• Factor infeksi
d. Infeksi parasit
• Factor malabsorbsi
b. Faktor kebersihan
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Diare
2. Muntah
3. Demam
4. Nyeri abdomen
6. Fontanel cekung
D. KOMPLIKASI
• Dehidrasi
• Renjatan Hipovolemik
• Kejang
• Bakterimia
• Mal Nutrisi
• Hipoglikemia
• Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan feses
Darah perifer lengkap, analisa gas darah dan elektrolit (terutama Na,
Ca, K dan P serum pada diare yang disertai kejang), anemia (hipokronik,
kadang-kadang nikrosiotik) dan dapat terjadi karena malnutrisi / malabsorbsi
tekanan fungsi sumsum tulang (proses inflamasi kronis) peningkatan sel-sel
darah putih, pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui
faal ginjal.
• Pemeriksaan elektrolit tubuh
• Duodenal intubation
• Pemberian cairan
a. Cairan per oral : pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan
diberikan per oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan
glukosa. Untuk diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan atau
sedang kadar natrium 50-60 meg/l dapat dibuat sendiri (mengandung larutan
garam dan gula) atau air tajin yang diberi gula dengan garam.
b. Cairan parenteral :
• Dehidrasi ringan : 1 jam pertama 25-50 ml/kgBB/hari. Kemudian 125
ml/kgBB/oral.
• Dehidrasi sedang : 1 jam pertama 50-100 ml/kgBB/hari. Kemudian 125
ml/kgBB/oral.
c. Dehidrasi berat :
b) Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3-10 kg, 1
jam pertama 40 ml/kgBB/jam : 10 tetes/kgBB/menit (infuse set 1
ml : 15 tetes atau 13 tetes/kgBB/menit), 7 jam berikutnya 12
ml/kgBB/jam : 3 tetes/kgBB/menit (infuse set 1 ml : 20 tetes), 16
jam berikutnya 125 ml/kgBB oralit per oral, bila anak mau minum,
teruskan dengan 2A intravena 2 tetes/kgBB/menit atau 3
tetes/kgBB/menit.
c) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg, 1 jam
pertama 30 ml/kgBB/jam atau 8 tetes/kgBB/menit (1 ml : 20 tetes), 7
jam kemudian 127 ml/kgBB oralit per oral, bila anak tidak mau
minum dapat diteruskan dengan 2A intravena 2 tetes/kgBB/menit
atau 3 tetes/kgBB/menit.
d) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan 15-25 kg, 1 jam pertama 20
ml/kgBB/menit (infuse set 1 ml : 20 tetes), 16 jam berikutnya 105
ml/kgBB oralit per oral.
Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus pada klien dengan
tujuan meringankan, menyembuhkan serta menjaga kesehatan klien. Hal-hal
yang perlu diperhatikan : memberikan ASI, memberikan bahan makanan yang
mengandung cukup kalori, protein, mineral dan vitamin, makanan harus bersih.
3. Obat-obatan
1) Obat antiseri
3) Obat antibiotic
G. PATHWAY
Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi karena infeksi
saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat menibulkan gangguan sekresi dan
reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan akibat, dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit
dan gangguan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke
lamina propia srta kerusakan mikrovili yang dapat menibulkan keadaan maldigesti dan
malabsorbsi, dan apabila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya
dapat mengalami invasi sistemik.
Beberapa kasus ditemui penyebaran pathogen dikarenakan makanan dan minuman yang
terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic
(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus, isi rongga
usus berlebihan sehingga timbul diare.
Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi
air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan moltilitas usus yang
mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah
kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi yang mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis
metabolic dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia
dengan gangguan sirkulasi darah.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian Primer
a) Airway Pasien dengan gastroenteritis biasanya didapatkan kondisi
dengan karakteristik adanya mual dan muntah dan diare yang
disebabkan oleh infeksi, alergi atau keracunan zat makanan.
Diagnosakeperawatan :ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d
sekresi yang tertahan Emergency treatment : Pastikan kepatenan jalan
nafas
- Kaji adanya penyumbatan jalan nafas seperti air ludah, muntahan,
dan secret
- Pasien dimiringkan kekanan untuk mencegah aspirasi ludah atau
muntahan
- Lidah dijaga agar tidak mengahalangi jalan nafas atau tergigit
b) Breathing Pada pasien gastroenteritis dapat ditemukan abnormalitas
metabolik atau ketidakseimbangan asam basa yang dapat
menimbulkan gangguan pernafasan.
Diagnosa keperawatan : ketidakefektifan pola nafas b/d
abnormalitas metabolic atau ketidakseimbangan asam basa
Emergency treatment :
- Kaji respiratory rate
- Kaji saturasi oksigen
-Auskultasi dada
-Berikan oksigen jika ada hypoksia untuk mempertahankan
saturasi
pengkajian sekunder
c. Pemeriksaan fisik
1) Head to toe
Rambut
Inspeksi : Turgor kulit kurang,kulit kering,tidak terdapat clubbingfinger,
warna kuku merah muda, warna rambut hitam
Kepala
Mata:
Telinga :
Inspeksi : Warna kulit telinga sama dengan warna wajah, telinga kiri
simetris kiri dan kanan
Palpasi : Tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan pada bagian telinga
Hidung :
Mulut :
Leher :
Dada :
Punggung :
Ekstremitas Bawah
Genitalia tampak bersih, letak saluran uretra, tidak ada lesi dan tidak
2. Diagnosa Keperawatan
http://www.kidshealth.org.nz/viral-gastroenteritis-
gastro
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/gastroenteritis.ht
ml
PPNI.2017 Strandar Diagnosa Keperawatan Indonesia
PPNI.2017 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
PPNI.2017 Strandar Luaran Keperawatan Indonesia